Download - KARMIL 2012

Transcript
  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    1/68

    1

    UPAYA MENINGKATKAN PROFESIONALISME PRAJURIT TNI AD SEBAGAI

    KOMPONEN UTAMA DALAM SISTEM PERTAHANAN NEGARA

    BAB - I

    PENDAHULUAN

    1. Umum.

    a. Berakhirnya masa pemerintahan orde baru ditandai dengan bergulirnya era

    reformasi telah membawa dampak pada perubahan situasi yang tidak menentu

    dengan sangat cepat dan sulit untuk diprediksi, kondisi ini telah membawa pengaruh

    terhadap perkembangan situasi nasional terutama mengenai isu-isu yang berkaitandengan demokratisasi. Berdasarkan perkembangan tersebut, secara langsung maupun

    tidak langsung berpengaruh pada stabilitas nasional, Sehingga diperlukan perhatian

    khusus dari seluruh komponen bangsa dalam rangka menegakan kedaulatan Negara

    Kesatuan Republik Indonesia.

    b. Disadari atau tidak fenomena penghancuran suatu negara juga melalui front

    non militer seperti politik, ekonomi, sosial budaya maupun psykologi yangsesungguhnya sudah merambah dalam kehidupan bangsa Indonesia, belakangan ini

    berdampak sangat memprihatinkan dan hampir berada pada titik terendah pada diri

    sikap anak bangsa ini. Mencermati pengaruh tersebut maka dapat dipastikan bahwa

    ikatan nilai-nilai kebangsaan yang selama ini terpatri kuat dalam kehidupan berbangsa

    dan bernegara Indonesia yang merupakan pengejawantahan dari rasa cinta tanah air,

    bela negara dan semangat patriotisme terhadap negara Indonesia mulai menurun

    bahkan hampir sirna. Yang pada akhirnya berkembang pula adanya sebuah kesadaran

    etnis yang sempit berupa tuntutan merdeka dari sekelompok masyarakat dibeberapa

    daerah, seperti Aceh, Ambon dan Papua.

    c. Kondisi wawasan kebangsaan yang dimiliki anak-anak bangsa seperti itu,

    apabila dibiarkan dapat dipastikan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat

    kita cintai ini akan terpecah-pecah, dan pada gililirannya akan memudahkan kekuatan

    asing masuk ke wilayah kita seperti terjadi pada jaman penjajahan Belanda dahulu.

    Sebenarnya Wawasan Kebangsaan Indonesia itu sudah dicetuskan oleh seluruh

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    2/68

    2

    Pemuda Indonesia dalam suatu tekad pada tahun 1928 yang dikenal dengan sebutan

    Sumpah Pemudayang intinya bertekad untuk bersatu dan merdeka dalam wadah

    sebuah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    d. Mencermati kondisi yang yang sangat rentan di dalam kehidupan masyarakat,

    berbangsa dan bernegara khususnya prajurit TNI AD sebagai salah satu komponen

    bangsa yang masih tetap konsisten terhadap keutuhan NKRI perlu menjawab

    tantangan tersebut diatas bersama-sama Pemerintah daerah dan komponen lainya

    dalam memantapkan sistem pertahanan negara.

    2. Maksud dan Tujuan.

    a. Maksud. Tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang

    upaya yang harus dilakukan oleh setiap Prajurit TNI AD untuk meningkatkan

    profesionalisme dalam melaksanakan setiap tugas pokok yang diembannya sebagai

    komponen utama sistem pertahanan negara.

    b. Tujuan. Sebagai sumbangan pemikiran bagi komando atas guna

    menentukan kebijaksanaan yang berkaitan tentang profesionalisme prajurit TNI AD

    dalam rangka melaksanakan tugas pokok sebagai komponen utama sistem

    pertahanan negara.

    3. Ruang lingkup dan tata urut. Tulisan ini membahas tentang tentang

    profesionalisme prajurit TNI AD dalam rangka melaksanakan tugas pokok sebagai komponen

    utama sistem pertahanan Negara, yang disusun dengan tata urut sebagai berikut :

    Pendahuluan.

    a.

    Pendahuluan.b. Latar Belakang Pemikiran.

    c. Kondisi Prajurit TNI AD sebagai komponen utama sistem pertahanan negara

    Saat ini.

    d. Faktor yang Mempengaruhi.

    e. Kondisi Prajurit TNI AD sebagai komponen utama sistem pertahanan negara

    yang Diharapkan.

    f. Optimalisasi Prajurit TNI AD sebagai komponen utama sistem pertahanannegara.

    g. Penutup.

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    3/68

    3

    4. Metode dan Pendekatan.

    a. Metode. Pembahasan tulisan ini menggunakan metode deskriptif yaitu

    menguraikan data dan informasi yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis untuk

    merumuskan Optimalisasi Prajurit TNI AD sebagai komponen utama sistem

    pertahanan negara.

    b. Pendekatan. Pembahasan dalam tulisan ini disusun melalui pendekatan

    kualitatif yang dipadukan dengan melakukan studi kepustakaan.

    5. Pengertian.

    a. Sistem Pertahanan Negaraadalah sistem pertahanan yangbersifat semesta

    yang melibatkan seluruh warga negara,wilayah, dan sumber daya nasional lainnya,serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total,

    terpadu, terarah, berkesinambungan, dan berkelanjutan untuk menegakkan

    kedaulatan negara, mempertahankan keutuhanwilayah. Negara Republik Indonesia,

    dan melindungi keselamatan segenap bangsa dari setiap ancaman.

    b. Militansi umum.Komponen utama adalah Tentara Nasional Indonesia yang

    siap digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas pertahanan.

    c. Komponen cadangan adalah sumber daya nasional yang telah disiapkanuntuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat kekuatan

    dan kemampuan komponen utama.

    d. Komponen pendukungadalah sumber daya nasional yang dapat digunakan

    untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan komponen

    cadangan.

    c. Profesionalisme. Definisi profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak

    tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau ciri orang yang profesional.

    Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam

    bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan

    meningkatkan kualitas profesionalnya.

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    4/68

    4

    BAB II

    LATAR BELAKANG PEMIKIRAN

    6. Umum. TNI adalah komponen serta aset Bangsa dan peran TNI ditentukan oleh

    bangsa,TNI tidak berprentensi untuk menyelesaikan semua permasalahan bangsa karena hal

    tersebut dilakukan bersama-sama komponen bangsa, pemerintah, masyarakat lainya secara

    fungsional dalam suatu sistem nasional terpadu. TNI amat tahu peran, fungsinya dan

    misinya sebagai alat negara dan sebagai kekuatan pertahanan negara*.

    7. Landasan Pemikiran.

    a. Landasan idiil. Pancasila sebagai dasar negara yang mutlak, serta dalam

    kehidupan bangsa termasuk dalam jajaran TNI-AD berupa nilai-nilai, keselarasan,keseimbangan, keserasian dan kesatuan, kekeluargaan serta kebersamaan yang

    senantiasa menjadi pedoman dalam penataan kehidupan warga negara termasuk

    prajurit dalam berpikir, bersikap dan bertindak dalam penyelenggaraan negara

    khususnya pertahanan negara. Pancasila yang masing-masing silanya tidak dapat

    dipisahkan bahkan setiap sila yang satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi

    dan merupakan suatu kesatuan yang utuh.

    1) Sila ketiga. Pedoman untuk menjaga, memelihara dan mempereratpersatuan dan kesatuan bangsa, menjadikannya titik perhatian serta

    pertimbangan dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan pemerintah.

    2) Sila keempat.Pedoman dalam menegakan kehidupan yang demokratis

    yang mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan

    pribadi atau golongan serta menjadikan wewenang yang dimiliki sebagai jalan

    untuk menjalankan amanah masyarakat dengan sebaik-baiknya.

    b. Landasan Konstitusional.

    1) Undang-Undang Dasar 1945. Bahwa pertahanan dan keamanan negara

    Republik Indonesia bertitik tolak pada falsafah dan pandangan hidup bangsa

    Indonesia, untuk menjamin tetap tegaknya kedaulatan Negara kesatuan

    Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

    1945, sehingga keberadaan TNI melaksanakan fungsi pertahanan keamanan

    negara Republik Indonesia merupakan upaya mewujudkan satu kesatuan

    Pertahanan dan Keamanan Negara dalam rangka Wawasan Nusantara untuk

    melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    5/68

    5

    memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

    serta melaksanakan ketertiban dunia, guna mencapai tujuan nasional.

    a) Pada amandemen kedua pasal 30 bab XII pertahanan dan

    keamanan negara menyatakan bahwa tiap- tiap warga negara berhak

    dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

    Hak dan kewajiban warga negara dipertegas pada amandemen kedua

    ayat 3 pasal 27 Bab X warga negara yang menyatakan bahwa setiap

    warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan

    negara.

    b) Pada amandemen kedua ayat 2 pasal 30 Bab XII Pertahanan

    negara menyatakan bahwa usaha pertahanan dan keamanan melaluisistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional

    Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai kekuatan

    utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.

    c. Landasan Konsepsional.

    1) Wawasan Nusantara. Wawasan Nusantara merupakan cara pandang

    mendasar dan komprehensif bagi bangsa Indonesia, dalam mengartikan

    wilayah Indonesia beserta segala isinya sebagai satu kesatuan wilayah yangbulat dan utuh, termasuk didalamnya kesatuan pertahanan dan keamanan.

    Perwujudan kesatuan pertahanan dan keamanan mengandung makna bahwa

    ancaman terhadap kedaulatan nasional secara keseluruhan yang harus

    dihadapi dengan mengerahkan segenap daya dan kemampuan.

    2) Ketahanan Nasional. Kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan

    ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuasaan

    nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, baik yang datang

    dari luar maupun dari dalam yang langsung maupun tidak langsung

    membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara R.I. Dengan

    penjelasan diatas sudah jelas bahwa ketahanan merupakan Negara Kesatuan

    Republik Indonesia yang mengandung arti kemampuan, teguh, ulet, tabah,

    sadar dan tangguh dalam menghadapi, menahan dan menanggulangi segala

    macam ancaman.

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    6/68

    6

    d. Landasan Operasional. Doktrin TNI-AD KARTIKA EKA PAKSI. Merupakan

    Piranti lunak sebagai pedoman tertinggi dalam penyelenggaraan penggunaan dan

    pembinaan kekuatan TNI-AD sebagai komponen utama kekuatan pertahanan darat

    negara. Disebutkan bahwa fungsi-fungsi TNI-AD khususnya didalam fungsi organik

    militer mencantumkan fungsi teritorial sebagai salah satu fungsi organik, demikian

    juga Satuan kewilayahan secara formal masih memiliki kekuatan hukum, tetapi secara

    operasional belum memiliki piranti lunak yang sesuai serta masih dihadapkan pada

    berbagai keterbatasan alokasi anggaran dalam penyelenggaraan perwilayahan.

    e. Landasan Sejarah

    1) Cikal bakal TNI. Pada awal kemerdekaan terakumulasi kekuatan

    bersenjata yang berasal dari para tokoh pejuang bersenjata baik dari didikanJepang (PETA), Belanda (KNIL), ataupun mereka yang berasal dari laskar

    rakyat, inilah merupakan cikal bakal lahirnya TNI Yang dalam perkembanganya

    mengkonsolidasikan diri dengan berturut-turut berganti nama menjadi Tentara

    Keamanan Rakyat (TKR), Tentara Nasional Indonesia (TNI), Angkatan

    Bersenjata Republik Indonesia (ABRI merupakan gabungan TNI - POLRI) dan

    berdasarkan Tap MPR No.VI/MPR/2000 kembali menggunakan nama Tentara

    Nasional Indonesia (TNI) setelah dipisahkan peranya dengan Polri sesuaiKetetapan MPR Nomor VII/MPR/2000 tentang Peran TNI dan peran POLRI.

    Sejak kelahirannya TNI menghadapi berbagai tugas dalam rangka menegakan

    kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI yang

    berdasarkan Pancasila dan UUD 45, serta melindungi segenap bangsa dan

    seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap

    keutuhan bangsa dan negara.

    2) Mempertahankan Kemerdekaan. Setelah Proklamasi Kemerdekaan 17

    Agustus 1945 Bangsa Indonesia menghadapi sekutu/Belanda yang berusaha

    menjajah kembali Bangsa Indonesia. Kedatangan sekutu/Belanda mendapat

    perlawanan kekuatan TNI bersama rakyat antara Lain :

    a) Tahun 1945 : Di Semarang, Ambarawa dan Surabaya.

    b) Tahun 1946 : Bandung Lautan api, Margarana dan Menado.

    c) Tahun 1947 : Medan area, Sanga-sanga dan agresi Belanda I.

    d) Tahun 1948 : Agresi Belanda II .

    e) Tahun 1949 : Serangan umum 11 maret.

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    7/68

    7

    3) Menjaga Keutuhan NKRI. TNI bersama Rakyat melaksanakan operasi

    dalam negeri antara lain :

    a) Tahun 1948 : Penumpasan PKI di Madiun ( Muso ).

    b) Tahn 1965 : Penumpsan G.30 S/PKI.

    c) Pemberontakan DI/TII di Jabar.

    d) Penumpasan PRRI di Sumbar, Permesta di Menado, Kahar

    Muzakar di Sulawesi Selatan, PGRS / Paraku di Kalbar, RMS di Ambon

    GPLHT di Aceh, Dewan gajah di Sumatera Selatan, OPM di Irian serta

    operasi Pengamanan Pemilihan umum, SU/SI MPR, PILKADA dan

    pengamanan terhadap terjadinya konflik komunal/horisontal di daerah.

    8. Hal-Hal Lain.a. UU Nomor 3 Tahun 2002. Pertahanan negara adalah sistem pertahanan

    yang bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan

    Sumdanas lainya, serta disiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggrakan

    secara total terpadu,terarah dan berlanjut untuk menegakan kedaulatan negara

    ,keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman. Komando

    wilayah mempunyai peran besar didalam menyiapkan potensi wilayah menjadi

    kekuatan wilayah sedang mengalami sorotan yang sangat tajam dan dianggap olehpihak-pihak tertentu sebagai ujung tombak TNI dalam peranya dibidang sospol,

    sehingga keberadaan komando wilayah saat ini dianggap tidak diperlukan lagi.

    b. UU RI Nomor 34 Tahun 2004 Tentang TNI( pasal 7 ). TNI mempunyai

    tugas pokok menegakan kedaulatan negara,mempertahankan keutuhan wilayah NKRI

    yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45 serta melindungi segenap bangsa dan

    seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan

    bangsa dan negara. Sesuai UU TNI Pasal 7 ayat (1), Tugas pokok TNI adalah

    menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara

    Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45, serta

    melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan

    gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. (2) Tugas pokok sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan:

    1) Operasi militer untuk perang

    2) Operasi militer selain perang, yaitu untuk:

    a) mengatasi gerakan separatis bersenjata

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    8/68

    8

    b) mengatasi pemberontakan bersenjata

    c) mengatasi aksi terorisme

    d) mengamankan wilayah perbatasan

    e) mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis

    f) melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan

    politik luar negeri

    g) mengamankan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya

    h) memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan

    pendukungnya secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta

    i) membantu tugas pemerintahan di daerah

    j)

    membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangkatugas keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur dalam undang-

    undang

    k) membantu mengamankan tamu negara setingkat kepala negara

    dan perwakilan pemerintah asing yang sedang berada di Indonesia

    l) membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian,

    dan pemberian bantuan kemanusiaan

    m) membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (searchand rescue)

    n) membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan

    penerbangan terhadap pembajakan, perompakan, dan penyelundupan.

    c. Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/45/VI/2010 tanggal 15 Juni

    2010, tentang Buku Saku Doktrin Tni Tridarma Ekakarma (Tridek). Membahas

    tentang peran, fungsi dan tugas pokok TNI.

    d. Pemisahan TNI dan Polri. Sesuai amanat MPR dalam Tap No. VIII/MPR

    /2000 masih belum sepenuhnya dipahami baik oleh diri sendiri, pihak Polri maupun

    oleh masyarakat secara subtansial, bahkan sering ditanggapi secara SEMPIT dimana

    menempatkan TNI hanya bertanggung jawab dibidang Pertahanan dalam arti

    menghadapi musuh dari luar,sehingga harus kembali ke BARAK ,sedangkan POLRI

    yang bertanggung jawab dibidang Keamanan mempunyai kewenangan yang sangat

    luas,termasuk harus menghadapi Separatis bersenjata yang ada dalam Negeri,

    Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap sikap, perilaku semangat, motivasi, kinerja

    aparat komando wilayah pada umumnya.

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    9/68

    9

    e. Ciri-ciri profesionalisme:

    1) Punya ketrampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran

    dalam menggunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan

    tugas yang bersangkutan dengan bidang tadi

    2) Punya ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu

    masalah dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat

    dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan

    3) Punya sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan

    mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya

    4) Punya sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi

    serta terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermatdalam memilih yang terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya

    BAB III

    KONDISI PRAJURIT TNI AD SEBAGAI KOMPONEN UTAMA

    SISTEM PERTAHANAN NEGARA SAAT INI

    9. Umum. Belum tuntasnya penyamaan visi tentang paradigma TNI sebagai mana

    yang diharapkan, hingga saat ini TNI tengah berada pada posisi transisi dimana semula

    sebagai alat negara yang berperan dalam fungsi pertahanan dan menempatkan dirinya

    dalam posisi sebagai bagian dari sistem nasional. Kondisi ini perlu mendapat perhatian,

    karena yang dilakukan tersebut bersifat multidimensional dan bergerak bersamaan dengan

    proses perubahan yang terjadi dilingkungan sekitarnya. Kebiasaan penanganan masalah

    nasional dengan inisiatif dan dinamisator TNI dimasa lalu telah mengakibatkan kurang

    terlatihnya fungsional saat ini dalam melaksanakan peranya secara efektif dan diperlukanwaktu untuk membangun kesiapan dalam memainkan peran dan fungsi masa lalu TNI.

    10. Identitas Prajurit TNI.

    Jati diri Tentara Nasional Indonesia adalah :

    a. Tentara Rakyat, yaitu tentara yang anggotanya berasal dari warga negara

    Indonesia;

    b. Tentara Pejuang, yaitu tentara yang berjuang menegakkan Negara KesatuanRepublik Indonesia dan tidak mengenal menyerah dalam melaksanakan dan

    menyelesaikan tugasnya;

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    10/68

    10

    c. Tentara Nasional, yaitu tentara kebangsaan Indonesia yang bertugas demi

    kepentingan negara di atas kepentingan daerah, suku, ras, dan golongan agama; dan

    d. Tentara Profesional, yaitu tentara yang terlatih, terdidik, diperlengkapi secara

    baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis, dan dijamin kesejahteraannya, serta

    mengikuti kebijakan politik negara yang menganut prinsip demokrasi, supremasi sipil,

    hak asasi manusia, ketentuan hukum nasional, dan hukum internasional yang telah

    diratifikasi.

    11. Peran dan Fungsi Prajurit TNI AD dalam bela negara.

    Dalam kehidupan ketatanegaraan kita, peran TNI dalam bela negara telah jelas yaitu

    sebagai alat pertahanan negara di bidang pertahanan. Dalam peran sebagai alat pertahanan

    negara tersebut, TNI menjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politiknegara. Kebijakan politik negara yang dimaksud adalah kebijakan dan keputusan politik

    pemerintah bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat yang dirumuskan melalui mekanisme

    hubungan kerja antara pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat. Dalam hal ini, TNI

    mengikuti politik negara yang mengutamakan prinsip demokrasi, supremasi sipil, HAM,

    ketentuan hukum nasional, dan juga hukum internasional yang sudah diratifikasi.

    Mengacu UU RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, hakikat pertahanan

    negara itu sendiri adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yangpenyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta

    keyakinan pada kekuatan sendiri (Pasal 4). Hal ini memberikan pemahaman bahwa dalam

    upaya pertahanan negara akan melibatkan seluruh komponen bangsa. Selain itu, harus

    disadari kondisi pertahanan negara adalah suatu hasil yang didasarkan pada upaya dan

    kekuatan sendiri. Kita tidak boleh mengandalkan ketahanan nasional kita dengan bersandar

    pada negara lain. Katakanlah, kita memang membina hubungan bilateral, regional, dan

    bahkan internasional dengan negara-negara lain, tetapi hal itu tidak berarti kita

    menjaminkan keamanan negara kepada negara lain.

    Selanjutnya, pada Pasal 6 disebutkan bahwa (ayat 1) Pertahanan negara diselenggarakan

    oleh pemerintah dan dipersiapkan secara dini dengan sistem pertahanan negara, (ayat 2)

    Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer menempatkan TNI sebagai

    komponen utama dengan didukung komponen cadangan dan komponen pendukung, dan

    (ayat 3) Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman nonmiliter menempatkan

    lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk

    dan sifat ancaman yang dihadapi dengan didukung unsur-unsur lain dari kekuatan bangsa.

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    11/68

    11

    Dari muatan pasal tersebut, sudah jelas bahwa TNI berperan sebagai komponen utama

    dalam menghadapi ancaman militer dan dalam kegiatan itu TNI didukung oleh komponen

    cadangan dan komponen pendukung.

    Dalam peran sebagai alat pertahanan negara, UU No. 34 Tahun 2003 mengamanatkan

    adanya fungsi dan tugas TNI. Fungsi TNI meliputi penangkal terhadap setiap bentuk

    ancaman militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negaeri, penindak terhadap

    setiap bentuk ancaman, dan pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu

    akibat kekacauan keamanan. Kemudian, tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan

    negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD

    1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman

    dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Tugas pokok TNI tersebutselanjutnya dilakukan dengan operasi militer untuk perang (OMP) dan operasi militer selain

    perang (OMSP).

    Sesuai amanat UU, TNI harus dapat mengakutalisasikan peran, fungsi, dan tugasnya itu.

    Bela negara bagi TNI adalah adalah panggilan tugas dan hukumnya wajib yang secara legal

    formal tertuang dalam ketentuan yang diatur oleh negara melalui undang-undang. Dalam

    kerangka itu, TNI selalu berupaya mewujudkan kesiapannya dalam menjaga berbagai

    kemungkinan yang terjadi, termasuk kemungkinan untuk berperang. Bukankah ada adagiumyang menyebutkan, bila ingin damai bersiaplah untuk perang. Untuk itu, dapat dipahami TNI

    kita pada saat damai sekarang ini selalu melaksanakan latihan. Berbagai perangkat

    pendukung disiapkan dan dibina meliputi organisasi, SDM, sarana dan prasarana, persen-

    jataan, dan juga alutsista.

    Dalam era reformasi sekarang ini, TNI menjalankan peran secara penuh sebagai alat

    pertahanan negara. Dalam kaitan itu, kita ingin TNI ideal dengan kemampuan dan kekuatan

    yang ideal pula. Hanya saja, tidak dapat dipungkiri dalam membangun kekuatan dan

    kemampuan yang diidealkan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dihadapkan

    dengan dinamika keterbatasan ekonomi negara terutama dalam memperlengkapi

    alutsistanya, bayangan sebagai kekuatan yang besar, modern, dan profesional masih perlu

    proses.

    Mencermati fenomena berbagai keterbatasan yang ada, TNI harus tetap berkonsentrasi pada

    amanat menjalankan bela negara. Dalam kondisi seperti itu, TNI mengoptimalkan sumber

    daya yang ada demi pelaksanaan tugas sebagai alat pertahanan negara. Betapapun,

    keutuhan NKRI adalah harga mati bagi TNI. Artinya TNI menyadari tanggung jawab besar

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    12/68

    12

    pelaksanaan tugasnya dalam menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan

    wilayah NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, serta melindungi segenap bangsa

    dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan

    bangsa dan negara.

    Dalam pelaksanaan tugasnya, TNI tentu tidak semata terpusat pada masalah pembinaan

    kesiapan operasional kekuatan dan kemampuan alutsista. TNI menyadari kompleksitas

    masalah yang dihadapi bangsanya dan dalam rangka mengatasinya semua komponen

    bangsa harus terlibat di dalamnya. Semua komponen bangsa harus secara bersama-sama

    melakukan upaya dalam konteks melakukan kegiatan bela negara. Menyadari pentingnya

    kebersamaan, TNI melalui para personelnya melakukan pendekatan sosial secara

    proporsional. Hal ini sejalan dengan konsep reformasi internal yang dilaksanakan TNIkhususnya di bidang reformasi kultur.

    Dalam kaitan itu, setiap prajurit mestinya menyadari perannya itu untuk dapat menampilkan

    profil yang dapat mencerminkan jatidiri sebagai prajurit sejati yakni sebagai Tentara Rakyat,

    Tentara Pejuang, Tentara Nasional, dan Tentara Profesional. Dalam implementasinya, peran

    yang dilakukan prajurit tercermin dari tutur kata, sikap, dan perilakunya sehari-hari. Secara

    jelas prajurit bagian dari masyarakat juga yang kehidupannya tidak lepas dari masyarakat.

    Prajurit semestinya dapat menempatkan diri secara bijak dan dapat diteladani oleh anggotamasyarakat lainnya

    11. Mentalitas Prajurit TNI AD.

    a. Sikap Prajurit TNI AD. Kondisi saat ini sesuai perkembangan dinamika

    nasional yang sedang bergejolak dinegara kita, banyak permasalahan-permasalahan

    yang dihadapi melaksanakan tugas-tugasnya. Dari beberapa temuan dilapangan

    berdasarkan fakta-fakta yang ada bahwa permasalahan yang timbul tidak terlepas

    dari keadaan sikap mental yang kurang memenuhi harapan masyarakat

    dilingkungannya diantaranya sebagai berikut :

    1) Kurangnya memahami sikap sebagai prajurit. Sebagian besar prajurit

    merasa bahwa tugasnya hanya apel pagi, latihan, apel siang, tugas dinas

    dalam tanpa menyadari dirinya sebagai prajurit dimanapun berada merupakan

    insan sapta margais. Hal ini terbukti dengan masih adanya pelanggaran antara

    lain : Curanmor, penyalahgunaan Narkoba, Desersi, susila, penipuan dan

    kejahatan lainnya yang dilakukan oleh oknum prajurit TNI yang melanggar

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    13/68

    13

    disiplin prajurit maupun tindak kriminal lainnya yang tidak urung berkurang

    kuantitasnya dari waktu ke waktu.

    2) Sikap yang merugikan prajurit. Dari beberapa temuan dilapangan

    dengan berdasarkan fakta-fakta yang ada bahwa setiap permasalahan yang

    timbul tidak terlepas dari keadaan sikap prajurit yang belum memenuhi

    tuntutan dihadapkan oleh lingkungan tempat tugasnya, masih adanya aparat

    Komando wilayah yang main hakim sendiri, membacking terhadap sekelompok

    masyarakat, menjadi penadah barang-barang curian, perkelahian antar

    sesama anggota TNI yang disebabkan jiwa korsa yang berlebihan terhadap

    satuan dan antara prajurit dengan masyarakat sehingga masyarakat kurang

    simpati terhadap TNI atas tindakan-tindakan tersebut diatas.3) Melemahnya Sikap Rela Berkorban. Sikap ketauladanan aparat Komando

    wilayah terlihat dari kegiatan sehari-hari masih tampak cenderung menyimpang

    dari norma-norma yang berlaku, karena sikap ketauladanan perlu pengorbanan

    dimana saat ini pengorbanan tidak dapat dilaksanakan tanpa balas jasa. Sikap

    masa bodoh prajurit terhadap permasalahan-permasalahan atau kejadian-

    kejadian yang timbul di masyarakat lingkungannya, sehingga sering muncul

    keresahan dalam masyarakat.b. Pengamalan prajurit terhadap Binter.

    Mengenai aplikasi pengamalan Binter yaitu bagaimana mengaplikasikan atau

    mempraktekkan dalam kehidupan sehari- hari yang senantiasa harus berhubungan

    dengan masyarakat, pengamalan Binter dilapangan seharusnya mulai ditanamkan

    sejak seorang prajurit mengalami pendidikan pembentukan, namun hal tersebut

    belum tersentuh pada pendidikan-pendidikan terutama pendidikan tingkat Bintara

    kebawah, padahal ini terasa sangat penting. Adapun wujud nyata dari kurangnya

    pengamalan Binter dapat terlihat melalui :

    1) Kurangnya mengenali lingkungan masyarakat. Dalam rangka merebut

    simpati masyarakat dilingkungan perlu mengenal keadaan

    daerah, khususnya ciri-ciri umum lingkungan masyarakat didekat pangkalan,

    oleh sebab itu menjadi keharusan untuk mengenal adat istiadat, sopan santun

    masyarakat setempat, sehingga hubungan Aparat Komando wilayah dan

    masyarakat relatip masih kurang.

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    14/68

    14

    a) Bahasa senyum. Masih kurangnya senyum didalam bergaul

    dengan lingkungan masyarakat, karena senyuman merupakan bahasa

    yang mengisyaratkan rasa senang, rasa simpati dan mempunyai daya

    tarik tersendiri yang mendalam.

    b) Tegur sapa. Masih kurang bertegur sapa dimasyarakat

    dilingkungannya disaat berjumpa baik kepada yang sudah dikenal

    maupun bagi yang belum dikenal dengan mengucapkan salam,

    menanyakan keadaan dan sebagainya, sehingga diharapkan melalui

    tegur sapa dengan terlaksana Binter akan baik.

    c) Sikap menyesuaikan dengan kebiasaan masyarakat setempat.

    Aparat Komando wilayah dalam melaksanakan tugasnya masih tampakkurang dalam menunjukkan penampilan sikap dan kebiasaan

    masyarakat setempat dalam cara bertutur kata, berpakaian, bersopan

    santun dan bertata krama mereka merasa dihargai apabila prajurit

    tersebut dapat menggunakan bahasa daerah setempat meskipun

    logatnya lucu namun disini letak simpati masyarakat kepada prajurit

    masih kurang menimbulkan sikap positif didalam tata susila maupun

    sikap yang tidak mengarah.2) Kurang mengenali tokoh-tokoh yang berpengaruh. Pada umumnya

    disetiap daerah atau tempat didalam masyarakat baik di desa/kota atau

    dipedalaman yang terpencil sekalipun didalamnya pasti ada orang tertentu

    yang berpengaruh dilingkungan masyarakat tersebut. Tokoh-tokoh masyarakat

    yang berpengaruh ini dapat dikatakan sebagai pusat perhatian oleh masyarakat

    tempat meminta restu, petunjuk, mengadu, memecahkan masalah-masalah

    yang terjadi.

    3) Kurang memanfaatkan pendekatan melalui agama. Aparat Komando

    wilayah terutama yang masih remaja masih belum maksimal dalam

    melaksanakan/ibadah menurut agama dan kepercayaan meskipun Perintah

    harian Kasad sudah jelas yang pertama adalah Tumbuh Suburkan Keimanan

    dan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam pelaksanaan masih belum

    sesuai atas yang diharapkan. Padahal melalui ibadah agama sebagai

    keyakinan/kepercayaan bersama-sama masarakat akan menimbulkan hal-hal

    yang sangat positif.

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    15/68

    15

    c. Pengetahuan Bela Negara.

    Bela negara dengan segala pengertiannya dihadapkan telah menjadi bagian

    kehidupan setiap prajurit yang sudah mendarah daging namun kenyataannya tidaklah

    demikian, hingga saat ini aparat Komando wilayah belum memahami betul tentang

    pengetahuan bela negara. Keterbatasan pengetahuan bela negara akan berakibat

    apathis terhadap satuanya, sejak TNI lahir rasanya senantiasa berhadapan dengan

    dengan keterbatasan, pengalaman mengatasi keterbatasan merupakan prestasi dan

    kebanggaan tersendiri. Selanjutnya apabila dapat mengatasi kesulitan tersebut

    prajurit merasa berprestasi dan bangga terlebih-lebih apabila prestasi itu diterima

    dengan gembira oleh masyarakat.Menurut KBBI (2007: 123), kata bela berarti memihak untuk melindungi dan

    mempertahankan. Dengan demikian, bela negara berarti memihak untuk melindungi

    dan mempertahankan negara. Lalu dengan pengertian lebih formal, pembelaan

    terhadap negara (bela negara) pada dasarnya merupakan tekad, sikap, dan tindakan

    warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu, dan berlanjut yang dilandasi oleh

    kecintaan pada tanah air serta kesadaran hidup bermasya-rakat, berbangsa, dan

    bernegara. Bagi warga negara Indonesia, usaha bela negara dilandasi oleh kecintaanterhadap tanah air (wilayah Nusantara) dengan kesadaran bermasyarakat, berbangsa,

    dan bernegara Indonesia dengan keyakinan pada Pancasila sebagai dasar negara

    serta UUD 1945 sebagai konstitusi negara. Wujud dari usaha bela negara adalah

    kesiapan dan kerelaan setiap warga negara untuk rela berkorban demi

    mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan,

    keutuhan wilayah nusantara, serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.

    Sebenarnya apakah yang melatar belakangi pentingnya loyalitas warga terhadap

    negara. Mengapa diperlukan kesadaran warga negara melakukan pembelaan

    terhadap negara? Jawabnya jelas yaitu untuk melindungi dan mempertahankan

    negara NKRI. NKRI tidak boleh bubar. Bendera Merah Putih harus tetap berkibar. Kita

    ketahui, fakta sejarah memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga

    keutuhan negara. Untuk sekedar menyebutkan contoh, pada awal tahun 90-an,

    negara adidaya Uni Soviet runtuh dan terpecah menjadi belasan negara baru.

    Kasus bubarnya negara Uni Soviet ini menyempurnakan tesis Frederich Ratzel pada

    abad ke-19 tentang penganalogian pertumbuhan negara dengan pertumbuhan

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    16/68

    16

    organisme. Ratzel menyebutkan, dalam hal-hal tertentu pertumbuhan negara dapat

    dianalogikan dengan pertumbuhan organisme yang memerlukan ruang lingkup,

    melalui proses lahir, tumbuh, berkembang, mempertahankan hidup, menyusut, dan

    mati (Sumarsono dkk., 2002: 59).

    Mengutip postulat Ratzel dengan konsep lebensraum-nya, negara Uni Soviet lahir,

    tumbuh berkembang, dan sampai sekitar hampir 70 tahun usianya kemudian mati.

    Jika negara sekaliber adidaya seperti Uni Soviet saja bisa bubar meski dengan

    keheningan (baca: bukan atas invasi atau konflik bersenjata dengan negara lain),

    bagaimana pula dengan negara lainnya. Jangan-jangan hanya menunggu giliran.

    Selain itu, kasus negara Kuwait juga patut diberi catatan. Negeri yang kaya sumber

    energi itu sempat dicaplok Irak, negara jirannya. Lalu Irak sendiri yang kemudianmelepaskan Kuwait setelah mendapat tekanan dari kekuatan multinasional, dalam

    drama berikutnya malah gantian dikuasai Amerika. Sampai berita terkini, Kuwait dan

    Irak masih berdiri sebagai negara. Namun hampir mustahil kedua negara itu dapat

    sepenuhnya melepaskan diri dari bayang-bayang Amerika yang telah mengembalikan

    eksistensi keduanya sebagai negara.

    Fakta sejarah bubarnya negara dan pencaplokan oleh negara lain merupakan alasan

    terkuat pentingnya upaya mempertahankan eksistensi negara. Namun fakta sekelumitsejarah itu bukan satu-satunya alasan. Dinamika perikehidupan dan perjalanan

    negara juga menjadi realitas tersendiri. Negara-negara di muka bumi ini masing-

    masing mempunyai catatan tersendiri. Tidak terkecuali NKRI. Sejak menegara melalui

    Proklamasi Kemerdekaan pada tahun 1945, negeri ini mengalami berbagai ujian yang

    patut pula dijadikan pelajaran untuk semakin memahami pentingnya melakukan

    pembelaan terhadap negara.

    Di awal kemerdekaan, kita dihadapkan dengan berbagai pemberontakan yang

    bertujuan merongrong negara. Dari catatan sejarah perjuangan bangsa, diketahui

    adanya gerakan separatis seperti PRRI/Permesta dan RMS. Dalam perkembangannya

    sampai di era sekarang, masih patut diwaspadai adanya pihak-pihak yang ingin

    memisahkan diri dari NKRI. Selain itu ada pula pihak-pihak yang ingin mengganti

    Pancasila dengan paham ideologi lain seperti DI/TII dan PKI. Meskipun sebagian

    sejarah ada yang menyebutkan perongrongan seperti itu melibatkan campur tangan

    pihak luar, gangguan seperti itu lebih merupakan kejadian yang bersumber dari dalam

    sendiri.

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    17/68

    17

    Dalam kenyataannya, gangguan yang bersumber dari luar dan melibatkan negara luar

    juga ada. Sebut saja, masalah perbatasan dengan negara jiran sampai sekarang

    masih belum tuntas. Sebagai contoh, kita masih berurusan dengan negara Malaysia

    dalam kasus blok Ambalat. Dalam keterangan terakhir Panglima TNI di depan peserta

    seminar nasional Mengawal NKRI di Perbatasan, terdapat dua belas pulau terluar

    kita yang potensial diganggu gugat negara lain karena belum tuntasnya perundingan

    penetapan batas wilayah tiap negara (Kompas, 13 Januari 2010: 5). Hal seperti itu

    tentu mengetuk kesadaran kolektif kita tentang pentingnya mempertahankan tiap

    jengkal wilayah teritorial kita. Kita tidak ingin terulang lagi kasus lepasnya pulau yang

    kita pahami sebagai bagian dari wilayah nusantara, seperti yang terjadi pada Pulau

    Sipadan dan Ligitan.

    12. Kemampuan prajurit TNI AD dalam Mendengar Pendapat dan Aspirasi

    Rakyat.

    Aparat Komando wilayah dalam mendengar pendapat dan aspirasi rakyat baik dalam

    bidang ekonomi, sosial, agama maupun Hankam, kesenjangan-kesenjangan yang ada

    seringkali dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok tertentu yang merasa tidak puas terhadapkebijakan pemerintah untuk melakukan manuver politiknya dengan menggunakan atau

    memanfaatkan kesenjangan yang terjadi. Dampak lain dari adanya terjadinya kekacauan dan

    kerusuhan sosial yang akan mengakibatkan stabilitas keamanan dan disintegrasi sosial,

    kondisi yang terjadi di daerah ini menyebabkan fungsi pembinaan teritorial di daerah tidak

    dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan dan aparat komando wilayah sebagai

    pembina wilayah di daerah harus selalu mewaspadai dampak-dampak yang terjadi di daerah

    dengan terus berupaya mengadakan pendekatan-pendekatan terhadap masyarakat dan

    kelompok-kelompok dalam masyarakat agar pembinaan teritorial dapat terwujud dalam

    memantapkan militansi masyarakat di daerahnya.

    13. Permasalahan.

    a. Sebagai dampak dari perkembangan teknologi dan komunikasi dimana

    masyarakat dapat menerima informasi tanpa disaring terlebih dahulu. Kondisi ini,

    menyebabkan semakin tipisnya simpati dan kepercayaan masyarakat terhadap

    pimpinan Komando Wilayah di daerahnya dikarenakan kurang dapat berinteraksi

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    18/68

    18

    bersama masyarakat apalagi adanya niat negatip untuk kepentingan pribadi dengan

    memanfaatkan jabatanya/ aji mumpung. Dalam setiap kesempatan yang pada

    akhirnya akan membawa pengaruh terhadap stabilitas keamanan khususnya yang

    memiliki komunitas pendukung pihak-pihak yang terlibat konflik. Apabila hal ini

    berlangsung terus tanpa ada upaya untuk merubah maka akan berpengaruh pada

    upaya pembelaan negara yang pada akhirnya akan berimplikasi pada kelangsungan

    Negara Kesatuan Republik Indoensia.

    b. Dengan bergulirnya reformasi kemudian diberlakukannya UU Nomor 34 Tahun

    2004 tentang TNI, membawa konsekuensi logis pada perubahan peran Prajurit TNI

    AD dalam menyelenggarakan pembinaan wilayah dalam membantu Pemerintah

    daerah dalam bentuk operasi militer selain perang, hal ini disebabkan seluruh lapisanmasyarakat masih belum seluruhnya dapat memahami Undang-Undang tersebut serta

    belum adanya kesamaan persepsi mengenai Tugas pokok TNI dan Pemerintah daerah

    setempat dalam memberdayakan potensi wilayah dalam bidang pertahanan negara.

    BAB-IV

    FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

    14. Umum.

    Pasang surut perkembangan bangsa Indonesia sangat diwarnai oleh perkembangan

    dunia baik yang bersifat regional maupun nasional. Isu-isu ini menjadi sorotan dunia adalah

    isu mengenai penegakan dan penghormatan Hukum dan HAM, pelestarian Lingkungan Hidup

    maupun Demokratisasi yang menuntut pemerintah untuk dapat memposisikan bangsa

    Indonesia secara tepat baik dalam kepentingan berbangsa dan bernegara maupun hubungan

    dengan masyarakat. Karena perkembangan tersebut telah memberikan pengaruh yang

    sangat berarti terhadap proses kehidupan prajurit dan masyarakat serta berbangsa dan

    bernegara, maka hal itu telah merubah kebijaksanaan bangsa Indonesia dalam

    menyelenggarakan kehidupan yang lebih demokratis.

    15. Eksternal

    a. Peluang.

    1) Wilayah Indonesia sebagai negara besar dianugerahi dengan

    berbagai potensi nasional baik dari aspek geografi, demografi dan

    sumber kekayaan alamnya namun belum seluruhnya terjangkau, demikian

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    19/68

    19

    juga TNI khususnya Prajurit TNI AD di daerah yang mempunyai daerah

    tanggung jawab yang begitu besar, sedangkan jumlah personel sangat

    terbatas bahkan tidak memadai dengan luas wilayah yang menjadi

    tanggung jawabnya, apalagi didukung dengan terbatasnya kemampuan

    personel sehingga akan menjadi kendala dalam melaksanakan tugasnya.

    Kondisi demikian akan memberi peluang terhadap pengaruh negatip yang

    mengarah kepada perkembangan pemisahan dengan dalih perbedaan

    etnik, agama maupun adanya kecemburuan daerah terhadap daerah lain

    yang dianggap lebih mendapatkan perhatian dari pemerintahan pusat.

    Dihadapkan pada penataan pertahanan wilayah darat dan wilayah pantai

    yang belum dilaksanakan dengan baik akan mengakibatkan kesiapanwilayah pertahanan masih belum terwujud. Daerah yang akan disiapkan

    sebagai daerah pangkal perlawanan yang kondisinya masih belum

    memenuhi harapan sebab Pemda lebih mengutamakan pembangunan

    daerah industri dan perkotaan yang sepenuhnya yang berorentasi pada

    sektor kesejahteraan masyarakat semata.

    2) Kebutuhan rasa aman masyarakat.

    Tingkat kehidupan masyarakat adil makmur sejahtera lahir danbathin merupakan idaman bagi seluruh masyarakat. Kebutuhan rasa aman

    terhadap segala bentuk ancaman dari luar merupakan salah satu

    kebutuhan dasar bagi manusia disamping kebutuhan akan kesejahteraan

    materi. Pada era transisi saat ini bangsa Indonesia dihadapkan pada

    berbagai macam permasalahan keamanan mulai dari pertikaian, paksaan,

    serangan fisik, tindakan anarkhis dan lain-lain. Keberadaan Komando

    wilayah diharapkan dapat memberikan kontribusi positip dalam

    menciptakan rasa aman bagi masyarakat sekitarnya. Mengingat

    pentingnya kebutuhan rasa aman dari berbagai ancaman dan gangguan

    dalam kehidupan akan mendorong warga masyarakat untuk ikut

    berpartisipasi aktif bersama dengan Komando wilayah dalam

    penyelenggaraan usaha memantapkan Militansi masyarakat di daerahnya.

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    20/68

    20

    b. Kendala.

    1) Belum adanya singkronisasi peraturan perundang-undangan yang

    mengatur tentang tugas pokok TNI dengan tugas POLRI dalam beberapa

    hal tertentu. TNI pada masa sebelum reformasi dinilai sebagai salah satu

    komponen penyokong tegaknya pemerintahan Orde Baru sehingga

    sebagian masyarakat Indonesia menuntut TNI untuk ikut bertanggung

    jawab terhadap keterpurukan bangsa Indonesia saat ini . Hal tersebut

    berdampak penyusunan peraturan tentang ketahanan nasional terkendala.

    Pada era reformasi saat ini wajar-wajar saja ada pihak yang mempunyai

    pandangan dan gagasan berbeda atau bahkan tidak proporsional tentang

    pemisahan tugas antara TNI dan POLRI sebagai akibat traumatisme masalalu. Berbagai pendapat tersebut merupakan bahan masukan yang perlu

    dikaji secara komprehensif. Namun demikian isue tersebut tidak menutup

    kemungkinan sengaja disebarkan oleh kelompok-kelompok tertentu guna

    memisahkan TNI dengan rakyat dalam rangka mendukung perjuangan

    politiknya. Kondisi ini hendaknya disikapi dengan hati-hati oleh semua

    komponen bangsa agar tidak ikut masuk dalam skenario mereka.

    2) Ada beberapa alasan yang menjadikan begitu penting dalam upayameningkatkan profesionalisme alasan tersebut antara lain terwujudnya

    kemerdekaan Republik Indonesia,bangsa Jepang, Jerman, Vietnam yang

    semua itu adalah wujud dari kekuatan militansi bangsa. Arus reformasi

    yang melanda bangsa Indonesia berdampak pada berbagai aspek

    kehidupan masyarakat salah satu tuntutannya adalah keinginan untuk

    bebas sehingga segala sesuatu yang sifatnya mengekang kebebasan ada

    kecenderungan untuk dihindari. Bahkan dampak reformasi berpengaruh

    terhadap integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia karena

    kebebasan yang diinginkan mendorong adanya niat masyarakat di

    sebagian wilayah Indonesia untuk merdeka dan melepaskan diri dari

    Negara Kesatuan Republik Indonesia. Salah satu penyebab timbulnya

    benih-benih disintegrasi adalah lemahnya rasa nasionalisme dan bela

    negara sebagian masyarakat Indonesia.

    3) Tingkat perekonomian rakyat. Krisis ekonomi yang berkepanjangan

    belum mampu membawa kehidupan bangsa Indonesia yang lebih baik

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    21/68

    21

    dan belum dapat menjadi tulang punggung untuk menciptakan

    kesejahteraan masyarakat. Bangsa Indonesia sebagai negara berkembang

    dengan tingkat perekonomian yang relatif rendah berakibat pada

    rendahnya tingkat kehidupan ekonomi masyarakat Indonesia, kebutuhan

    ekonomi masyarakat pada umumnya baru pada tahap kebutuhan dasar

    yaitu bagaimana memenuhi kebutuhan pangan dalam kehidupan sehari-

    hari. Hal ini akan berpengaruh terhadap penyiapan Ratih dalam

    pertahanan negara karena apabila rakyat terpanggil untuk mengikuti

    pendidikan dan pelatihan Ratih maka mereka akan berpikir bagaimana

    memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.

    16. Internal.

    a. Kekuatan.

    1) Komando wilayah mulai dari tingkat Kodim sampai dengan

    tingkat Babinsa merupakan wujud gelar kekuatan TNI-AD di

    daerah, hal ini sesuai dengan Keputusan Kasad Nomor 2/I/1985

    tanggal 10 Januari 1985 tentang Organisasi dan Tugas Komando

    wilayah tingkat Kodim. Keberadaan Babinsa di seluruh pelosoktanah air merupakan ujung tombak bagi Komando wilayah dalam

    melaksanakan tugas pokoknya menyiapkan dan membina potensi

    wilayah menjadi kekuatan untuk menjaga keutuhan wilayah dan

    menegakkan kedaulatan negara serta melindungi segenap

    bangsa Indonesia.

    2) Masih adanya personil komando wilayah dalam melaksanakan

    Pendidikan maupun latihan cukup antusias sehingga diharapkan dapat

    menghasilkan pejabat-pejabat /aparat Komando wilayah yang memiliki

    motivasi juang dan dedikasi yang tinggi, peka, trampil serta profesional dalam

    melaksanakan tugas yang diembannya.

    b. Kelemahan.

    1) Sumber Daya Manusia. Sumber daya manusia Komando wilayah

    adalah faktor yang menentukan dalam pencapaian suatu tujuan

    organisasi sebagaimana pepatah mengatakan bagaimanapun canggihnya

    alat peralatan yang ada tanpa diawaki oleh personel yang memadai maka

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    22/68

    22

    pencapaian tujuan organisasi tersebut tidak akan maksimal. Demikian

    juga dalam penyiapan perlawanan rakyat terlatih sangat tergantung pada

    Aparat Teritorial , keberhasilan penyelenggaraan pembinaan teritorial oleh

    Komando wilayah sangat tergantung pada kinerja aparat Teitorial sebagai

    pelaksana utama pembinaan teritorial. Dalam rangka membangun

    komunikasi dua arah atau komunikasi sosial maka Aparat teritorial

    dituntut untuk menguasai secara mendalam tentang aspek teritorial.

    Kenyataannya hal tersebut sulit untuk dilaksanakan karena kualitas

    sumber daya aparat Kowil belum sesuai yang diharapkan.

    2) Fungsi Pembinaan Wilayah. Reformasi membawa dampak

    munculnya berbagai wacana dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsadan bernegara, salah satu wacana yang muncul adalah keberadaan

    Komando Teritorial yang sering diangkat sebagai pokok bahasan baik di

    lingkungan TNI maupun di luar TNI. Fungsi teritorial yang selama ini

    dilaksanakan oleh TNI dipertentangkan oleh sebagian kelompok

    masyarakat, mereka mengatakan bahwa penyelenggaraan fungsi teritorial

    adalah fungsi pemerintah. Namun hingga saat ini pengalihan

    penyelenggaraan fungsi teritorial kepada pemerintah masih dalam bataswacana dan belum ada kepastian yang didasari oleh peraturan

    perundang-undangan.

    3) Piranti Lunak. Arus reformasi yang bergulir menuntut TNI untuk

    segera menyesuaikan diri dengan tuntutan reformasi, jika tidak TNI

    akan ketinggalan perannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

    Salah satu tuntutan yang harus segera dilaksanakan adalah penyiapan

    peraturan perundangan yang berlaku di lingkungan TNI yang seirama

    dengan arus reformasi. Peraturan dan perundangan sangat diperlukan

    sebagai acuan dan pedoman bagi TNI dalam memerankan fungsinya

    dalam bidang pertahanan. Untuk dapat menghasilkan perlawanan rakyat

    terlatih yang siap mobilisasi diperlukan suatu perangkat perundang-

    undangan yang dapat mengatur proses penyiapan Ratih dalam sistim

    pertahanan negara.

    BAB-V

    KONDISI PRAJURIT TNI AD SEBAGAI KOMPONEN UTAMA SISTEM

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    23/68

    23

    PERTAHANAN NEGARA YANG DIHARAPKAN.

    17. Umum. Keyakinan terhadap keberadapan Komando wilayah sudah final (Skep

    Kasad No. 330/x/2003 tanggal 9 Oktober 2003, tentang penghapusan istilah Koter dan

    mensosialisasikan Balahanwil sebagai Komando wilayah TNI- AD) sehingga tidak perlu

    adanya kegamangan dalam menyingkapi berbagai tantangan wacana pihak lain dalam

    menganggapi keberadaan komando wilayah. Pada hakekatnya TNI bukan menjadi pelaku

    tunggal dalam melakukan pembinaan wilayah tetapi Pemda yang lebih mempunyai

    kewenangan dan kemampuan untuk melakukan pembinaan wilayah, dari lingkup tanggung

    jawabnya maka pemerintah beserta jajaranya akan melakukan pembinaan yang diarahkan

    pada kesejahteraan masyarakat, sedangkan TNI berorentasi pada kepentingan pertahanan.Kedua sasaran tersebut secara simultan sehingga perlu adanya keselarasan terhadap

    sasaran yang saling terkait dan dapat ditangani dengan baik. Bahwa manfaat keberaadaan

    Komando wilayah adalah memberikan rasa aman kepada masyarakat secara teritorial,selain

    itu juga untuk melindungi masyrakat dan menjaga keutuhan wilayah dari kemungkinan

    ancaman yang datang dari dalam maupun dari dalam negeri*.

    18. Peranan Pimpinan Komando Wilayah ( Dandim )

    a. Kualitas Kepemimpinan dan Komunikasi Sosial.Gaya dan pola kepemimpinan dan komunikasi yang selama ini diterapkan dan

    dipraktekkan oleh para Dansat, Akibat dari gaya dan pola kepemimpinan dan

    komunikasi yang keliru dimasa lalu tersebut, telah menimbulkan suatu loyalitas dan

    respek yang bersyarat. Disamping itu, cara-cara otoriter yang diterapkan tersebut,

    berakibat pula hilangnya inisiatif, sikap inovatif, yang diperlukan oleh satuan yang

    dipimpinnya.

    Oleh karena itu, di masa mendatang gaya dan pola kepemimpinan dan

    komunikasi sosial TNI yang diterapkan, haruslah dapat mendukung, mengamankan,

    mempromosikan serta mendorong seluruh lapisan masyarakat, untuk

    memperjuangkan kepentingan nasional serta mencegah pihak-pihak lain yang

    merugikan kepentingan nasional. Sebagai perwujudan rasa tanggung jawab

    berbangsa dan bernegara, dengan tetap mengedepankan sikap persuasif, demokratis

    dan ketauladanan, Para Dansat dituntut semakin mewaspadai dan melakukan upaya

    konsepsional terhadap kemungkinan timbulnya sikap, cara berfikir dan cara bertindak,

    yang memaksakan tolak ukur nilai-nilai universal, semangat dan nilai-nilai liberalisme,

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    24/68

    24

    yang membahayakan nilai-nilai dan jati diri serta sistem bermasyarakat, berbangsa

    dan bernegara. Dalam melakukan komunikasi dengan komponen bangsa lainnya, para

    Dansat harus meningkatkan kemampuan untuk mendengar dan menghargai pendapat

    orang lain, tidak kaku dan menghindarkan pemaksaan kehendak, dengan

    membenarkan pendapat sendiri. Selain itu, sebagai pemimpin, para Dansat harus

    responsif, adaptif, aspiratif dan komunikatif. Pola-pola kepemimpinan yang berprinsip

    pokoknya, sudah harus ditinggalkan. Sebaliknya harus mampu mempengaruhi dan

    membangun opini, dengan cara-cara persuasif dan akomodatif, melalui dialog-dialog

    dan diskusi-diskusi yang kondusif.

    Para Dansat harus mampu tampil prima dalam kegiatan wawancara, talk show

    melalui media masa. Kalau selama ini pribahasa mengatakan diam itu emas, makapada era informasi dan transparansi sekarang ini, peribahasa tersebut, dirasakan

    sudah tidak tepat lagi untuk dianut, karena para pemimpin dan komunikator, dituntut

    untuk dapat menjual ide melalui komunikasi yang meyakinkan dan menarik, sehingga

    dapat membentuk opini dan menanamkan kepercayaan kepada masyarakat.

    b. Motivasi Tugas.

    Seorang pemimpin sejati, tidak dapat dipengaruhi oleh tawaran, ancaman,

    uang, cinta ketenaran, situasi seperti ini, turut mendorong para Dansat untukmenempuh cara apapun, agar misi yang diembannya sukses, asalkan tidak mendapat

    teguran dari atasannya. Perbuatan-perbuatan yang mengalalkan segala, jelas sangat

    bertentangan dengan hukum dan hak asasi manusia dan bahkan menyebabkan

    semakin merosotnya kepercayaan dan cintra (image), sehingga menurunkan simpati

    rakyat kepada TNI secara keseluruhan. Tekad TNI untuk menampilkan apa yang

    terbaik bagi rakyat, terbaik pula bagi TNItidak dilaksanakan secara konsisten, hanya

    menjadi slogan dan retorika belaka.

    Perilaku para Dansat, yang melakukan penyimpangan di masa lalu, tidak

    populer lagi untuk dilakukan, karena masyarakat semakin berani menuntut haknya

    dan semakin memahami ketentuan hukum yang berlaku. Tuntutan yang berkembang

    di Era Reformasi saat ini, adalah tuntutan figur pimpinan yang mengedepankan

    ketauladan dalam sikap dan perbuatan, menegakkan hukum dan hak azasi manusia

    serta kepemimpinan yang berfika pada aspirasi rakyat. Oleh karena itu kedepan, para

    Dansat dituntut menegakkan etika keprajuritan, memiliki moral, mental dan spirit

    yang kuat, memiliki kepekaan jiwa kebangsaan dan pantang menyerah, yang

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    25/68

    25

    dilandasi oleh Sapta Marga dan Sumpah Prajurit serta 8 Wajib TNI. Selain itu, untuk

    mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan dan bergesernya orientasi para

    Dansat dalam penugasan, peningkatan pengawasan yang intens menjadi sesuatu

    yang dominan, agar motivasi tugas para Dansat, berfihak pada kepentingan rakyat,

    tetap menjadi prioritas utama, karena Motivasi merupakan penentu tujuan dari

    kegiatan yang dilakukan.

    19. Mentalitas Prajurit TNI AD.

    a. Mantapnya sikap Prajurit TNI AD.

    Sesuai dengan jati dirinya TNI sebagai prajurit Rakyat, Prajurit Pejuang,

    Prajurit Nasional dan Prajuruit Profesional harus mampu berkiprah bersamamasyarakat dalam situasi apapun,dengan sikap dan perilaku yang simpati serta

    semangat juang dan tidak mengenal menyerah dalam menyelesaikan permasalahan

    yang timbul diwilayahnya bersama aparat terkait dengan penuh kearipan dan tidak

    menonjolkan keangkuhanya,namun harus dapat bekerja secara profesional,terampil

    dan memahami dalam bidang tugasnya,memahami terhadap prosedur yang benar

    dan harus tabah serta tidak terpancing terhadap godaan yang akan berdampak

    negatip bagi nama baik dan Citra TNI sendiri.Kemampuan untuk tampil dan dapat mengendalikan diri mempunyai efek

    tangkal yang tangguh untuk menyegah masuknya pengaruh dari oknum- oknum yang

    sengaja menimbulkan instabilitas. Hal ini perlu disikapi dalam menghadapi masyarakat

    yang bersikap tanpa batas misalnya menyampaikan aspirasi melalui demonstrasi

    yang tidak mengenal tata krama maupun sopan santun, baik tindakan maupun tutur

    kata, hal ini perlu dihadapi dengan sikap yang profesional, maka diharapkan prajurit

    komando wilayah dapat mengenali masyarakat dilingkungannya, murah senyum,

    bertegur sapa bila berjumpa dengan masyarakkat, serta selalu memantapkan jati

    dirinya sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia dengan tidak

    terprovokasi,terpancing dan tergiur oleh pengaruh kesenangan yang bersifat sesaat

    yang dapat merugikan dirinya maupun citra satuan.

    b. Pengamalan Binter. Aplikasi Binter adalah bagaimana mempratekkan

    sikapnya sebagai warga negara yang sama dengan negara-negara lainnya, namun

    prajurit memiliki tanggung jawab dalam tugasnya menjaga kedaulatan bangsa dan

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    26/68

    26

    negara. Untuk dapat didukung dan dibantu oleh masyarakat maka prajurit komando

    wilayah dapat merebut simpati masyarakat dilingkungan melalui :

    1) Mengenali lingkungan masyarakatnya. Untuk dapat mengenal

    masyarakat maka prajurit harus dapat beradaptasi dengan lingkungan serta

    dapat menjadi pelopor maupun motivator kepada hal-hal yang bersifat positif

    dan dapat mempengaruhi lingkungan yang mungkin kurang baik sehingga

    dapat menjadi baik melalui tindakan, perbuatan, contoh maupun suri tauladan.

    2) Mengenali tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh. Didalam hidup

    masyarakat sudah pasti ada orang yang berpengaruh didalam masyarakat

    tersebut mungkin karena pendidikan, kharisma, status sosial, kekayaan dll.

    Sebagai insan teritorial kita harus mengenal dan dekat dengan tokoh tersebut.Diharapkan dalam melaksanakan tugas

    pokoknya aparat komando wilayah dapat dibantu oleh masyarakat, dan

    sebaliknya masyarakat dapat saling bantu dengan prajurit melalui para tokoh

    masyarakat.

    3) Memanfaatkan pendekat melalui Agama. Untuk dapat menjalin

    hubungan yang lebih baik antara prajurit dan lingkungan adalah melalui

    pendekatan agama dengan melaksanakan ibadah agama menurut kepercayaanmasing-masing maka kesan masyarakat terhadap prajurit akan baik, karena

    masyarakat dapat memperkirakan bahwa orang yang beribadah kepada

    Tuhan Yang Maha Esa akan lebih banyak mengenal hal-hal bersifat positif.

    c. Pengetahuan Bela Negara.

    Seringnya pembekalan dalam berbagai wawasan kebangsaan akan sangat

    berpengaruh terhadap sikap rela berkorban prajurit, mementingkan kepentingan

    umum diatas kepentingan pribadimerupakan wujud dari sikap bela negara yang baik

    guna terbentuknya ketaatan dan kepatuhan dalam melaksanakan tugas dengan

    menjunjung tinggi dan berpedoman kepada Sapta Marga, sumpah prajurit, 8 wajib

    TNI wajib, adanya ikatan yang kuat lahir dan bathin antara prajurit dan masyarakat

    dilingkungannya. Peka terhadap lingkungan terutama perubahan-perubahan yang

    menjurus menurunnya tingkat keamanan dilingkungan yang pada akhirnya setiap

    prajurit dapat melakukan tugasnya dengan tanpa pamrih. Sikap bela negara,

    berdasarkan pengetahuan yang didapat dimulai dari pendidikan pembentukan dan

    pembekalan terhadap prajurit dimana pengetahuan yang membentuk watak, moral,

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    27/68

    27

    moril prajurit yang menampilkan seorang prajurit yang ahli dalam profesinya serta

    sadar dan yakin akan kebenaran.

    20. Kemampuan Aparat Komando Wilayah dalam Mendengar Pendapat dan

    aspirasi rakyat.

    Setiap prajurit komando wilayah dituntut untuk dapat menyelami,menghubungi,

    mempengaruhi dan mengajak masyarakat untuk berperan dalam membina potensi wilayah,

    peran tersebut dilakukan melalui komunikasi sosial sebagai salah satu dalam dalam

    meningkatkan kemanunggalan TNI-Rakyat melalui kemampuan pengenalan daerah serta

    mengetahui setiap dinamika sosial serta dapat berinteraksi dengan masyarakat dengan penuh

    keakrapan. Kondisi yang terjadi di daerah menyebabkan fungsi pembinaan teritorial di daerah

    dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan dan aparat teritorial sebagai pembinateritorial di daerah tetap selalu mewaspadai dampak-dampak yang terjadi di daerah dengan

    terus berupaya mengadakan pendekatan-pendekatan terhadap masyarakat dan kelompok-

    kelompok dalam masyarakat, memang kenyataanya belum tentu pendapat yang mereka

    (masyarakat) kemukakan semuanya benar,tetapi dengan mendengar pendapat setidak-

    tidaknya aparat komando wilayah dapat mengetahui pandangan orang lain/ masyrakat

    sehingga dapat membantu mencarikan jalan keluar yang lebih baik.

    BAB-VI

    OPTIMALISASI PRAJURIT TNI AD SEBAGAI KOMPONEN UTAMA

    SISTEM PERTAHANAN NEGARA.

    21. Umum. Aparat komando wilayah harus sadar dan dapat mengikuti apa yang

    diharapkan oleh masyarakat berarti prajurit komando wilayah tanpa ditawar-tawar lagi

    harus meningkatkan sikap aparat komando wilayah, pengamalan dan meningkatkan

    pengetahuan bela negara agar prajurit tetap berada dihati rakyat karena antara TNI dan

    rakyat tetap bersama dan sejalan dalam mengisi kelangsungan hidupnya.

    Kita berharap pemerintah dan masyarakat memberikan dukungan terhadap reformasi TNI

    agar TNI mampu untuk mengembalikan Citra dirinya sebagai Bhayangkari Negara dan kita

    berharap pula elemen masyarakat yang memang mempunyai motivasi negatip dan tidak

    jernih berpikir yang tujuan satu-satunya hanya ingin menghancurkan TNI dapat merubah

    sikapnya demi harmonisnya kehidupan berbangsa,bermasyarakat dan bernegara dimasa

    depan.

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    28/68

    28

    22. Tujuan. Terwujudnya kemampuan Aparat Kowil sebagai satuan terdepan

    sehingga mampu melaksanakan pembinaan teritorial guna memantapkan kesadaran bela

    negara serta semangat militansi bangsa di wilayahnya.

    23. Sasaran. Agar tujuan dapat tercapai maka ditetapkan sasaran sebagai berikut :

    a. Kualitas peranan pimpinan Komando Wilayah yang cakap.

    b Terwujudnya Kondisi Mental Aparat Komando Wilayah yang baik.

    c. Terciptanya Kemampuan Aparat Komando Wilayah dalam Mendengar

    Pendapat dan aspirasi rakyat.

    24. Subyek. Guna mewujudkan upaya mengoptimalkan peran aparat komando wilayah

    akan sangat ditentukan oleh tindakan nyata dari aparat komando wilayah serta komando

    atas yang bertanggung jawab dalam pembinaan personil.Untuk mendiskripsikan tanggung jawab pembinaan pada tataran penentu kebijaksaan

    dan kewenangan pembinaan yang diharapkan, dirumuskan:

    a. KASAD. Sebagai penentu kebijaksanaan dalam pembinaan postur TNI-AD

    dalam upaya meningkatkan kualitas para Dansat di satuan Komando Wilayah dalam

    rangka memperdayakan potensi wilayah guna terciptanya ketahanan nasional di

    daerah.

    b. PUSTERAD. Merupakan suatu lembaga dalam rangka membantu KASAD dalamupaya merumuskan kembali operasional pengawasan dan pembinaan bidang

    teritorial dihadapkan pada kebutuhan peningkatan kualitas Dansat komando wilayah.

    25. Obyek. Seluruh aparat KODIM

    26. Metode. Metode yang diterapkan didalam mengoptimalkan peran Aparat Komando

    wilayah dalam memantapkan militansi bangsa di wilayahnya sebagai berikut :

    a. Edukasi. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan Pembekalan,

    pengetahuan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia

    Aparat komando wilayah guna terselenggaranya bela Negara di daerah.

    b. Penugasan. Melatih, membina dan mengembangkan wawasan aparat

    komando wilayahmelalui pemberian pengalaman dengan mempertimbangkan tour of

    duty dan tour of area dalam mewujudkan karya nyatanya di wilayahnya didalam

    meyelenggarakan kegiatan Pembinaan Teritorial dalam memantapkan militansi

    masyarakat di daerahnya.

    c. Induksi. Berupa penularan keteladanan dalam sikap dan perilaku dalam

    kehidupan sehari-hari terhadap lingkunganya.

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    29/68

    29

    27. Upaya yang dilaksanakan.

    a. Peranan Pimpinan Komando Wilayah( Dandim )

    1). Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan dan Komunikasi Sosial.

    Upaya yang dilakukan untuk mewujudkan gaya dan pola kepemimpinan

    dan komunikasi sosial TNI yang adaptif terhadap tuntutan perubahan yang

    berkembang dalam kehidupan ditanah air sejalan dengan meningkatnya

    kualitas sumber daya manusia Indonesia dewasa ini, dipandang bahwa buku

    petunjuk tentang Kepemimpinan dan Komunikasi Sosial TNI yang sudah ada,

    masih cukup relevan, hanya selama ini tidak diimplementasikan secara

    konsisten dan konsekuen (accountable). Namun demikian untuk lebih

    mengoptimalkan penampilan (performance) para Dansat dalam melaksanakantugas dan personalisasi dengan komponen bangsa lainnya. Berikut ini diuraikan

    suatu konsep pemikiran yang pragmatis, feasible dan diharapkan lebih

    applicableuntuk diterapkan sebagai upaya untuk menjabarkan Kepemimpinan

    dan Komunikasi Sosial yang diharapkan. Guna memudahkan pemahaman

    terhadap gagasan yang dikemukakan, maka perumusan penuangannya

    meliputi tujuan, sasaran yang ingin dicapai dan upaya yang dilakukan melalui 3

    (tiga) jalur pembinaan, yaitu jalur pendidikan dan latihan serta penugasan.(a) Tujuan. Untuk membentuk para Perwira yang mampu bersikap

    dan bertindak sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa, sebagai

    aktualisasi kepemimpinan dan komunikasi sosial TNII yang mengacu

    pada visi, misi, strategi dan paradigma baru peran TNI abad XXI, guna

    menciptakan Ketahanan Nasional dalam rangka mewujudkan tujuan

    nasional.

    (b). Sasaran Yang Ingin Dicapai. Sasaran yang diharapkan dapat

    dicapai adalah terbentuknya Dansat Komando Wilayah yang mampu

    menjadi pemimpin-pemimpin Komando wilayah yang bericirikan

    ketauladanan, adaptif, responsif, persuasif sekaligus mampu menjadi

    komunikator yang impressif dan atraktif, dalam menyampaikan pesan

    dan gagasan, sebagai katalisator pembangunan bangsa. Adapun sasaran

    yang ingin mewujudkan untuk mendukung Perwira sebagai komunikator

    yang baik impressif dan atraktif adalah peningkatan kemampuan dasar

    mendengar dan menghargai pendapat orang lain, mampu

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    30/68

    30

    mempengaruhi dan membangun opini serta mempengaruhi orang lain

    engan cara-cara akademis, mampu tampil mengesankan dalam

    kegiatan wawancara dan talk show, melalui media massa atau pada

    forum kegiatan umum.

    (c). Upaya. Pada dasarnya apa yang sudah dibahas dalam upaya

    meningkatkan kualitas akademis sebelumnya merupakan media

    pendukung keberhasilan kepemimpinan dan komunikasi sosial para

    Perwira. Oleh karena itu penekanan dalam bagian ini dititik beratkan

    pada aspek kepemimpinannya.

    (1) Jalur Pendidikan Formal dan Informal

    Memberikan ilmu kepemimpinan umum yang telahdipadukan dengan ilmu-ilmu manajemen, selain tetap harus

    mengajarkan kepemimpinan militer. Penekanan atau titik

    beratnya, disesuaikan dengan tingkat pendidikannya, dengan

    mempedomani level jabatan yang akan diemban oleh para

    Perwira. Sebagai contoh, untuk pendidikan pembentukan,

    ditekankan pada kepemimpinan militer, untuk tingkat Suslapa dan

    Sesko porsinya ditingkatkan secara proporsional, mengingatorientasi tugasnya yang semakin luas. Penyimpangan yang

    selama ini terjadi dalam penerapan kepemimpinan Dansat

    terhadap kalangan sipil, dipicu oleh penekanan kepemimpinan

    militer yang terlalu menonjol, sehingga secara naluriah telah

    membentuk pemahaman, bahwa kepemimpinan militer selalu

    cocok untuk berbagai situasi. Sebagai contoh adalah tindakan

    Bupati / Gubernur yang berasal dari karyawan TNI datang ke

    kantor mendahului stafnya, mewajibkan karyawannya, apel pagi,

    maksudnya untuk menunjukkan keteladanan dan disiplin. Apakah

    hal ini suatu kepemimpinan yang baik, menurut ukuran-ukuran

    lingkungannya ? Tentu hal ini patut dipertanyakan, padahal ini

    kasus semacam ini, dapat diatasi dengan menerapkan kendali

    sistem kartu kontrol dan menerapkan rewards and punishment,

    bila ditemukan karyawan yang melanggar.

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    31/68

    31

    Untuk memberikan pemahaman Perwira dalam rangka

    membandingkan gaya dan pola kepemimpinan militer dan sipil,

    dalam penyajian pelajaran di lembaga pendidikan, diberikan studi

    kasus pemecahan masalah, selanjutnya didiskusikan, seperti yang

    sudah dilakukan selama ini dalam kepemimpinan militer.

    Guna mendukung penampilannya berkomunikasi dan

    melakukan wawancara dengan media elektronika dan media

    cetak. Sebaiknya teknik-teknik dasar yang aplikatif, sudah

    diberikan mulai tingkat pendidikan pembentukan,

    mengkombinasikannya dengan praktek-praktek riil dan

    mengundang pewawancara atau wartawan. Sedangkan bagiPerwira yang sedang berdinas di kesatuan, yang tidak terjangkau

    oleh pendidikan formal militer, karena kepentingan tugas dapat

    diwadahi dalam bentuk penataran-penataran. Pembekalan ini

    dimaksudkan untuk membekali para Dansat, agar mampu

    menyikapi fenomena-fenomena era globalisasi, yang ditandai

    dengan pemanfaatan media cetak dan elektronika, sebagai media

    pembentukan opini (information warfare).(2)Jalur Latihan

    Melatih Dansat di kesatuan untuk mampu berbicara efektif

    dalam menyampaikan pendapat / gagasan dan beragumentasi

    melalui metoda diskusi. Seperti yang telah diungkapkan

    sebelumnya, diharapkan akan membekali Perwira memiliki

    kemampuan meyakinkan orang lain mampu menjadi pendengar

    yang baik serta menghargai pendapat orang lain. Agar

    kemampuan semacam ini meningkat, dikembangkan dengan

    penyelenggaraan diskusi agar kesatuan pada tingkat Kodam dan

    ditingkatkan dengan mengundang mahasiswa yang setingkat

    dengan para Dansat yang melaksanakan diskusi, melalui

    kerjasama dengan pihak perguruan tinggi. Latihan dengan media

    seperti ini, akan meningkatkan kemampuan Perwira

    menyampaikan pendapat secara sistematis (berbicara aktif) dan

    akan mendukung kemampuannya sebagai seorang komunikator,

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    32/68

    32

    bila saatnya diperlukan. Seperti bila berdialog dengan para

    mahasiswa, yang selama ini merupakan suatu beban yang

    traumatik , bagi Dansat.

    Mengadakan acara-acara dialog dengan para pakar dari berbagai

    disiplin ilmu secara informal, untuk membahas berbagai

    permasalahan aktual yang berkembang, untuk saling menukar

    pandangan melalui metoda brainstorming, dalam mengidentifikasi

    permasalahan dan menemukan solusinya.

    Hal ini dimaksudkan, tidak saja untuk menumbuhkan

    saling pengertian dan keakraban, tetapi juga tanpa disadari akan

    menambah khasanah pengetahuan Perwira. Agar tercipta suatusituasi yang saling menguntungkan dan kondusif.

    (3) Jalur penugasan. Kematangan terhadap suatu kemampuan

    dan keterampilan antara lain, ditentukan dan dipengaruhi oleh

    pengalaman. Sedangkan pengalaman dapat diperoleh antara lain,

    melalui penugasan. Memberikan peluang kepada Perwira, bila

    mereka diminta untuk memimpin suatu organisasi masyarakat,

    pada skala yang sesuai dengan tingkat kemampuan dankepangkatannya, selama hal tersebut tidak mempengaruhi tugas

    pokoknya disatuan. Hal ini dimaksudkan untuk membekali diri

    Perwira dengan pengalaman langsung berhadapan dengan

    lingkungan yang berbeda.

    Memberikan penugasan-penugasan yang bervariasi kepada para

    Perwira, sesuai prinsip-prinsip pembinaan personil tour of duty

    dan tour of area, seperti penugasan di Komando Teritorial,

    kesatuan tempur, secara bervariasi.

    Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, diharapkan dapat

    dijadikan wahana praktek dan membentuk kepribadian Perwira

    yang flexible dalam penugasan, asalkan dalam penugasannya

    tetap dibimbing dan dikendalikan secara intense, agar tidak

    terjadi disorientasi motivasi tugas.

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    33/68

    33

    2). Meningkatkan Motivasi. Oleh karena itu, pembahasan diarahkan

    pada, bagaimana upaya yang ditempuh untuk meningkatkan motivasi tugas

    para Dansat di masa yang akan datang, dalam mengemban misi dan visi TNI-

    AD, untuk mengabdikan dirinya mewujudkan Ketahanan Nasional dalam rangka

    mendukung tercapainya Tujuan Nasional, yang diamanatkan oleh Pancasila

    dan UUD 1945. Uraian meliputi, tujuan peningkatan, sasaran yang ingin dicapai

    dan upaya yang dilakukan sebagai alternatif solusi, untuk mencegah

    terulangnya hal serupa, dimasa yang akan datang.

    (a) Tujuan. Terwujudnya ketahanan mental prajurit Sapta

    Margais, yang tercermin dalam sikap dan tindakan para Dansat.

    (b). Sasaran. Guna mewujudkan tujuan tersebut di atas, makasasaran yang ingin dicapai dalam upaya peningkatan motivasi para

    Dansat adalah meningkatkan ketahanan mental kerokhanian, mental

    ideologi dan mental kejuangan yang seimbang dalam pengabdiannya

    kepada bangsa dan negara .

    (c). Upaya. Guna memelihara image, keikutsertaan TNI dalam

    pembangunan bangsa yang diwujudkan dalam integrated role nya

    harus tetap dilandasi oleh semangat pengabdian juang sesuai dengannilai-nilai yang terkandung di dalam Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8

    (delapan) Wajib TNI.

    Oleh karena itu, upaya yang ditempuh diarahkan melalui jalur

    pendidikan dan penugasan, yang wujud pembahasannya menggunakan

    pendekatan kerokhanian, Ideologi dan kejuangan sebagai implementasi

    pembinaan mental serta pengawasan dan pengendalian sebagai

    implementasi kepemimpinan.

    (1). Jalur Pendidikan

    -. Menumbuhkembangkan keimanan dan ketakwaan

    kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan

    kepercayaannya masing-masing, selalu menjalankan

    ibadah yang dituntut oleh agama, sehingga menghasilkan

    refleksi dalam sikap dan perilaku sehari-hari.

    Manifestasinya adalah merupakan keteladanan para unsur

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    34/68

    34

    pendidik yang tercermin dalam pelaksanaan pendidikan

    seperti selalu hadir dalam kegiatan-kegiatan keagamaan.

    -. Meningkatkan kecintaan dan kesetiaan kepada

    bangsa dan negara Republik Indonesia yang berdasarkan

    Pancasila dan UUD 1945, dengan cara mengaktualisasikan

    nilai-nilai kepemimpinan TNI yang berlandaskan 11 azas

    kepemimpinan, KSS TNI, Sapta Marga, Sumpah Prajurit

    dan 8 Wajib ABRI secara konsisten dan konsekwen.

    Pada prinsipnya, apabila mental kerokhanian para

    Perwira sudah baik, akan menciptakan suatu iklim yang

    kondusif bagi terlaksananya pengamalan Pancasila SaptaMarga. Sumpah Prajurit dan 8 (delapan) Wajib TNII.

    Namun demikian, untuk memperoleh pemahaman yang

    mendalam tentang nilai-nilai yang terkandung di dalam

    Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8 (delapan) Wajib TNI,

    perlu dimanifestasikan secara aplikatif dan mudah

    dimengerti, dikaitkan dengan tuntutan nilai yang berlaku

    dalam kehidupan sehari-hari, di lingkungan TNII danlingkungan masyarakat. Sebagai contoh menghormati

    bendera tujuannya adalah untuk mewujudkan kecintaan

    kepada tanah air, sesuai yang diamanatkan Sapta Marga,

    sikap peduli pengamatan 8 (delapan Wajib TNI) dan

    mematuhi hukum adalah wujud ketaatan kepada hukum.

    (2). Jalur Penugasan

    - Menumbuh kembangkan keimanan dan ketakwaan

    kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan

    kepercayaannya masing-masing, selalu menjalankan

    ibadah yang dituntut oleh agama, sehingga menghasilkan

    refleksi dalam sikap dan perilaku sehari-hari.

    Manifestasinya dilakukan dengan menyelenggarakan

    pengajian, secara terjadwal di kesatuan-kesatuan, untuk

    setiap saat menumbuhkan kesadaran para Dansat akan

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    35/68

    35

    kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Disadari bahwa

    pembinaan mental adalah fungsi komando, artinya baik

    buruknya sikap mental para prajurit di kesatuan tersebut,

    adalah beban tanggung jawab komandan / pimpinannya.

    Tetapi, sentuhan dan pendekatan keagamaan

    dirasakan lebih efektif dan lebih mudah dipahami oleh

    prajurit termasuk para Perwiranya, karena pesan, petunjuk

    dan peringatan yang tercantum di dalam Kitab Suci agama

    manapun, berisikan nilai-nilai kebenaran yang hakiki dan

    tidak diragukan kebenarannya. Agar sentuhan keagamaan

    tersebut melekat dalam diri para Perwira, maka sebaiknyapengajian, kebhaktian, sesuai dengan agama dan

    kepercayaan prajurit, dilakukan semacam ini dapat

    dilaksanakan secara berkesinambungan, diharapkan

    terbentuk sikap mental kerokhanian yang tangguh dan

    akan melahirkan pengawasan melekat dalam diri setiap

    prajurit, termasuk para Perwira, sehingga sikap-sikap

    positif akan muncul dalam sikap dan tindakannya sehari-hari, yang pada gilirannya akan menjadi teladan bagi

    komponen bangsa lainnya.

    - Meningkatkan kecintaan dan kesetiaan kepada

    bangsa dan negara Republik Indonesia yang berdasarkan

    Pancasila dan UUD 1945, diwujudkan dengan aplikasi

    nyata di lapangan, dengan mengamalkan Sapta Marga,

    Sumpah Prajurit dan 8 (delapan) wajib TNI, taat

    menjalankan ibadah agama, bersikap kesatria menegakkan

    kebenaran, tidak menyakiti dan merugikan rakyat,

    membela kepentingan rakyat, membantu kesulitan rakyat

    melalui kegiatan bhakti TNII, tidak berlaku sewenang-

    wenang sebagai aplikasi ketaatan kepada hukum. Agar kiat

    ini dapat terwujud, dilakukan fungsi pengawasan dan

    pengendalian serta menerapkan sangsi yang dilakukan dan

    memberikan penghargaan bagi mereka yang berprestasi

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    36/68

    36

    (rewards and punishment). Dengan demikian diharapkan,

    akan terwujud ketahanan mental yang integratif, yang

    meliputi kerokhanian, ideologi dan kejuangan, sehingga

    para Perwira akan memiliki moral untuk menegakkan

    kebenaran dan keadilan dalam tugasnya.

    - Meningkatkan kesejahteraan hidup. Menghadapi

    perubahan-perubahan tata nilai yang berkembang dari

    waktu-waktu sebagai dampak dari pembangunan, kiranya

    pemenuhan kebutuhan hidup yang layak, tidak dapat

    dikesampingkan begitu saja, karena bagaimanapun juga

    hal ini akan berpengaruh besar terhadap motivasi dandedikasi tugas. Tidak dapat dipungkiri bahwa TNI adalah

    pejuang prajurit dan prajurit pejuang, namun beratnya

    tantangan kehidupan, rasanya dedikasi tugas, sulit

    dipisahkan dari pemenuhan kebutuhan hidup yang

    standard . Oleh karena itu, peningkatan kesejahteraan

    sebagai kebutuhan yang mendasar bagi siapapun harus

    mendapat perhatian dan diperjuangkan dari waktu kewaktu.

    b. Meningkatkan Mentalitas Aparat Komando wilayah.

    1). Meningkatkan Sikap Aparat Komando wilayah.

    Sikap mental aparat didalam meningkatkan peran aparat Komando

    wilayah diperlukan adanya kepercayaan masyrakat terhadap TNI, upaya ini

    tidak akan berhasil dengan baik sejauh sikap dan perilaku prajurit tidak

    diterima baik oleh masyarakat oleh sebab itu upaya mengoptimalkan peran

    komando wilayah agar mengambil langkah- langkah pemulihan citra TNI

    sehingga keberadaan prajurit dilapangan dapat diterima dengan baik oleh

    masyarakat. Pemulihan Citra TNI tidak cukup dengan slogan,dan retorika

    kosong saja tetapi harus melalui peningkatan kepribadian prajurit serta

    bersikap sesuai dengan 8 wajib TNI sehingga masyrakat dapat melihat dan

    menilai kondisi nyata dilapangan bahwa prajurit-prajurit TNI memang sudah

    berubah dan tidak lagi menunjukan sikap arogansi dan sok kuasa seperti

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    37/68

    37

    halnya bagi oknum prajurit TNI yang melakukan tindakan indisipliner maupun

    melakukan perbuatan mencari tambahan/penghasilan dengan cara-cara yang

    melanggar rambu- rambu seperti backing,terlibat narkoba dan lain-lain akan

    berdampak pada citra TNI yang tidak segera pulih kembali maka diperlukan

    sebagai berikut :

    a) Menghilangkan kesan bahwa prajurit yang bertugas disatuan

    kewilayahan adalah prajurit kelas 2 (dua) yang tinggal menunggu

    pensiun hal ini dapat dijelaskan melalui jam Komandan maupun pada

    setiap apel.

    b) Meningkatkan kualitas keimaman dan ketagwaan kepada Tuhan

    YME baik dilaksanakan di dalam maupun diluar kesatrian.c) Keteladanan Aparat Koter. Dalam upayanya meningkatkan

    pembinaan teritorial perlu memberikan keteladanan baik sikap maupun

    perilaku terhadap masyarakat setempat agar masyarakat disekitarnya

    ikut mensukseskan pembinaan teritorial dalam rangka menciptakan

    kondisi keamanan di daerah yang stabil dan dinamis dengan

    melaksanakan siskamling.

    2). Meningkatkan pengamalan sikap Aparat Komando wilayah. Untukdapat diterima oleh masyarakat harus betul-betul dapat mengamalkan Binter

    dalam wujud nyata antara lain :

    a) Dilingkungan pemukiman anggota hendaknya menjadi pelopor

    dalam hal-hal yang baik dan dapat memotivator kepada hal-hal yang

    positif, tidak menyakiti maupun merugikan masyarakat setempat bahkan

    sebaliknya dapat membantu masyarakat bila mendapat musibah dengan

    tanpa pamrih serta dapat membantu masyarakat bila menggunakan

    fasilitas untuk kepentingan masyarakat yang membutuhkan dengan

    kerja sama dalam mewujudkan stabilitas keamanan di wilayahnya.

    b) Apabila anggota mempunyai ilmu pengetahuan misalnya dibidang

    agama maka dapat membantu masyarakat untuk melaksanakan

    kegiatan-kegiatan agama adalah sangat terpuji untuk mengamalkan

    pengetahuannya dengan cara memimpin doa, peribadatan atau

    bantuan-bantuan lain kepada masyarakat sejauh mungkin

    diperkenankan oleh ajaran agama tersebut.

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    38/68

    38

    c) Apabila prajurit memiliki ketrampilan maka tidak salah

    masyarakat dilingkungannya diberikan ketrampilan tersebut.

    d) Adanya sosialisasi kepada aparat Komando wilayah, aparat

    Pemda dan Masyarakat tentang pembinaan teritorial dalam rangka

    menyamakan visi dan misi guna menyelenggaraan pembinaan di

    wilayahnya sehingga tercipta suatu pemahaman dan keterpaduan di

    lapangan.

    g) Membantu masyarakat kelompok pemuda setempat dalam bidang

    olahraga misalnya memimpin pertandingan, membina cabang olahraga

    tertentu dan lain sebagainya dengan cara benar dan terhormat.

    3). Meningkatkan pengetahuan bela negara. Untuk dapat mengambil

    keputusan yang tepat, bertindak dan berkomunikasi yang tepat terhadap

    masyarakat dilingkungan maka perlu anggota untuk meningkatkan

    pengetahuannya terutama pengatahuan bela negara melalui :

    a) Sosialisasi pemahaman substansi pengaruh global. Pengetahuan

    pengaruh non militer merupakan hasil pengetahuan baru, mengingat

    baru dikenal oleh sekelompok orang saja. Dilingkungan aparatur negarabelum semuanya memahami tentang ancaman tersebut. Pemahaman

    tersebut sebaiknya benar-benar dipahami oleh semua aparat komando

    wilayah sampai tingkat Babinsa. Para Babinsa yang menjadi ujung

    tombak dalam pelaksanaan pembinaan wilayah dilapangan, mereka

    yang berhubungan dan berinteraksi secara langsung dengan masyarakat

    diharapkan paham benar tentang dampak pengaruh yang semakin

    menglobal dan mampu menjelaskan kepada masyarakat luas tentang

    dampak yang terjadi, sampai pada kondisi saat ini dan bagaimana cara

    mengatasinya. Sosiali pemahaman subtansi perang modern kepada

    seluruh aparat komando wilayah sampai tingkat bawah masih harus

    ditingkatkan, pelaksanaanya dapat melalui ceramah,komunikasi sosial,

    diskusi agar tingkat pemahaman aparat komando wilayah dapat terukur

    dan bermanfaat dalam pelaksanaan tugasnya dilapangan.

    b) Memberdayakan setiap prajurit kewilayahan untuk memiliki 5

    (lima) kemampuan teritorial yang merupakan persyaratan utama bagi

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    39/68

    39

    setiap prajurit kowil untuk dapat dilaksanakan penugasan dilapangan

    dengan meningkatkan pembekalan dan penawasan secara terus

    menerus.

    c) Melaksanakan dikdalsat dan program latihan agar personil

    maupun satuan/Komando wilayah memiliki kemahiran, keterampilan,

    sikap profesional serta perilaku yang tepat selaras dengan perannya di

    lapangan selaku pembina teritorial di daerah dengan penyelenggaraan

    pendidikan dan latihan harus realistis dan senantiasa diorientasikan

    kepada keberhasilan tugas Komando wilayah satuan yang bersangkutan

    sehingga diharapkan dapat menghasilkan aparat teritorial yang memiliki

    motivasi juang dan dedikasi yang tinggi, peka, trampil serta profesionalyang mengacu pada kepentingan tugas yang dengan sistim evaluasi

    secara kontinyu dengan ditindak lanjuti pelaporan dengan benar dan

    obyektip.

    d) Mengoptimalkan pencapaian sasaran minggu militer dengan

    memberikan pembekalan baik pengetahuan maupun

    ketrampilan,penekanan yang terus menerus kepada setiap para prajurit

    tentang norma dasar keprajuritan.e) Meningkatkan pemberian santi aji dan santi karma oleh unsur

    pimpinan.

    f) Menambah/memberi kesempatan pendidikan bagi anggota

    g) Meningkatkan pembinaan mental prajurit melalui rohani.

    h) Meningkatkan pelestarian nilai-nilai budaya bangsa

    i) Melaksanakan penataran teritorial guna memberikan

    pengetahuan dan pembekalan bagi prajurit yang dirasakan masih

    kurang, sehingga perlu adanya pembekalan teritorial

    J) Pemberdayaan perpustakaan. Pemberdayaan perpustakaan serta

    adanya revisi buku petunjuk Binter tentang : Bujuklak, Bujuknik dan

    Bujuklap agar dalam penyelenggaraan dan pengembangan dan

    pengkajian serta penyempurnaan piranti lunak dapat digunakan

    sebagai pedoman pelaksanaan tugas dan kewajiban di lapangan yang

    lebih terarah, dan aplikatif serta sesuai dengan perkembangan situasi

  • 5/28/2018 KARMIL 2012

    40/68

    40

    saat ini sehingga dapat memudahkan para pelaksana di lapangan di

    dalam melaksanakan tugasnya.

    k) Sosialisasi kepada aparat Komando wilayah, aparat Pemda dan

    Masyarakat serta Toga-Toma tentang pembinaan teritorial dalam rangka

    menyamakan visi dan misi guna memantapkan bela negara masyarakat

    di daerahnya.

    c. Meningkatkan Kemampuan Aparat Komando Wilayah dalam

    mendengar pendapat dan aspirasi rakyat.

    1). Melaksanakan Pembinaan komunikasi sosial ( Binkomsos ) untuk

    mengoptimalkan hubungan timbal balik antara TNI (sebagai subyek), Apter

    dan masyarakat.a) Dalam komunikasi perlu dikembangkan tentang teknik- teknik

    berkomunikasi sehingga masyarakat tidak merasa ditempatkan sebagai

    unsur yang dibina namun sebaliknya masyarakat harus merasa

    ditempatkan sejajar dengan aparat komando wilayah, pengalaman

    menunjukan bahwa jika kita menempatkan diri sebagai pembina

    sedangkan masyarakat merasa sebagai yang dibina, maka komunikasi

    akan mengalami kesukaran untuk dilaksanakan lebih-lebih jikamenghadapi masyarakat yang sudah mulai mengenal kehidupan

    modern, misalnya yang berada di kota-kota.

    b) Membaur dalam kegiatan berolah raga,kegiatan olah raga

    merupakan suatu sarana yang sangat dominan dalam melakukan

    interaksi bersama masyarakat dimanapun juga,sehingga dalam kegiatan

    tersebut dapat saling menyampaikan ide,gagasan mauoun informasi

    yang aktual.

    c) Didalam komunikasi yang dilakukan oleh Apter terhadap

    kekuataan sosial diharapkan tidak memaksakan diri secara totaliter,tidak

    menjurus mengarah kesu


Top Related