Transcript
  • KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS 2013BAGI PESERTA DIDIK KESULITAN BELAJAR

    DAN LAMBAN BELAJARSD/MI

    BUKU IISTRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

    DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KHUSUSDAN LAYANAN KHUSUS PENDIDIKAN DASARDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANJAKARTA, 2013

    DAFTAR ISI

  • Halaman Judul ......................................................................................................... iHalaman Kata Pengantar ......................................................................................... iiHalaman Daftar Isi .................................................................................................. iiiBAGIAN SATU : STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM .................... 1A. Kompetensi Inti .................................................................................................. 1B. Mata Pelajaran .................................................................................................... 6C. Beban Belajar ..................................................................................................... 8D. Kompetensi Dasar .............................................................................................. 8

    BAGIAN DUA : IMPLEMENTASI KURIKULUM ........................................ 9A. Prinsip-prinsip Implementasi Kurikulum .......................................................... 9B. Akomodasi dan Modifikasi Kurikulum ............................................................. 10C. Sistem Pembelajaran ..........................................................................................

    1. Identifikasi dan Asesmen ............................................................................2. Perencanaan Pembelajaran ..........................................................................3. Pelaksanaan Pembelajaran ..........................................................................

    23232528

    D. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Scientific................................................... 29E. Sistem Evaluasi .................................................................................................

    1. Asesmen Autentik ....................................................................................2. Penilaian Kinerja ......................................................................................3. Penilaian Proyek .......................................................................................4. Penilaian Portofolio ..................................................................................5. Penilaian Tertulis ......................................................................................

    373843454749

    F. Pelaporan Hasil Penilaian dan Kenaikan Kelas ...............................................1. Laporan Hasil Belajar ............................................................................2. Prinsip Penilaian .....................................................................................3. Skala Penilaian .......................................................................................4. Kenaikan Kelas ......................................................................................

    5050515253

    BAGIAN TIGA : PENUTUP ........................................................................... 54DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 55

  • 1BAGIAN SATUSTRUKTUR DANMUATAN KURIKULUM

    A. Kompetensi IntiSecara filosofis bahwa pendidikan bagi peserta didik dengan kesulitan belajar

    dan lamban belajar, merupakan bagian dari upaya pemenuhan hak dasar pendidikan bagisemua anak untuk mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu tanpa diskriminasi.

    Secara konseptual anak dengan kondisi kesulitan belajar memiliki potensiintelektual rata-rata atau bahkan di atas rata-rata, akan tetapi mereka mengalami defisitdalam salah satu atau lebih dari dimensi-dimensi perkembangan dan akademik yangbukan disebabkan oleh faktot lingkungan, hambatan sensoris, dan hambatan intelektual.Layanan pendidikan bagi mereka tidak mengharuskan dipisahkan dari komunitaskelompok sebaya pada umumnya, maka sistem layanan pendidikan bagi mereka tetapberada dalam seting sekolah reguler, baik pada satuan pendidikan dasar maupunmenengah. Demikian juga peserta didik lamban belajar secara konseptual masihmemungkinkan dapat mengikuti pembelajaran di sekolah reguler, tetapi harus adaprogram bimbingan belajar khusus untuk membanyu mengatasi keterlambatan danhambatannya.

    Secara yuridis anak berkebutuhan khusus termasuk anak dengan kesulitanbelajar danlamban belajar, dijamin haknya untuk mendapatkan akses pendidikan yangbermutu. Karena itu layanan pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan merekauntuk mencapai taraf kehidupan yang optimal sesuai dengan bakat, minat, potensi dankebutuhannya.

    Secara empiris praktik pendidikan di hampir semua negara, tidak ditemukanmodel layanan pendidikan bagi anak berkesulitan belajar dan lamban belajar dalamsetting sekolah segregasi atau sekolah khusus. Mereka pada umumnya terintegrasi secarainklusif di sekolah-sekolah reguler dengan menggunakan kurikulum yang berlaku bagianak-anak sebaya mereka pada umumnya, tetapi dengan penambahan program-programkhusus sesuai dengan kebutuhan mereka. Praktik pendidikan bagi anak berkesulitanbelajar dan lamban belajar di Indonesia dan beberapa negara lain, memperlihatkanbahwa selain mereka mengikuti program pendidikan di sekolah reguler dengan

  • 2kurikulum yang berlaku pada umumnya, mereka diberikan tambahan kegiatan dalambentuk pembinaan perilaku belajar, pengajaran remedial dan layanan teraputik sesuaikebutuhan masing-masing.

    Mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, maka STRUKTUR DANMUATAN KURIKULUM yang digunakan untuk peserta didik kesulitan belajar danlamban belajar pada jenjang pendidikan dasar sama dengan Struktur dan MuatanKurikulum yang berlaku di SD/MI dan SMP/MTs.

    Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik padakelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar padakelas yang berbeda dapat dijaga. Rumusan kompetensi inti pada SD/MI adalah sebagaiberikut :1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap social3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilanUraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang SD/MI dapat dilihat sebagaiberikut.

    Tabel 1. Kompetensi Inti Kelas I, II, III SD/MI

    KOMPETENSI INTIKELAS I

    KOMPETENSI INTIKELAS II

    KOMPETENSIINTI

    KELAS III1. Menerima danmenjalankanajaran agama yangdianutnya

    1. Menerima danmenjalankanajaran agamayang dianutnya

    1. Menerima danmenjalankanajaran agama yangdianutnya

  • 32. Memiliki perilakujujur,

    disiplin, tanggungjawab, santun,peduli, danpercaya diri dalamberinteraksidengan keluarga,teman, dan guru

    2. Menunjukkanperilaku

    jujur, disiplin,tanggung jawab,santun, peduli, danpercaya diri dalamberinteraksi dengankeluarga, teman,dan guru

    2. Menunjukkanperilaku

    jujur, disiplin,tanggung jawab,santun, peduli,dan percaya diridalam berinteraksidengan keluarga,teman, guru dantetangganya

    3.Memahamipengetahuanfaktual dengan caramengamati[mendengar,melihat, membaca]dan menanyaberdasarkan rasaingin tahu tentangdirinya, makhlukciptaan Tuhan dankegiatannya, danbenda-bendayang dijumpainyadi rumah dan disekolah

    3. Memahami pengeta-huan faktualdengan caramengamati[mendengar,melihat, membaca]dan menanyaberdasarkan rasaingin tahu tentangdirinya, makhlukciptaan Tuhan dankegiatannya, danbenda-benda yangdijumpainya dirumah dan disekolah

    3.Memahamipengetahuanfaktual dengancara mengamati[mendengar,melihat, membaca]dan menanyaberdasarkan rasaingin tahu tentangdirinya, makhlukciptaan Tuhan dankegiatannya, danbenda-benda yangdijumpainya dirumah dan disekolah

  • 44. Menyajikanpengetahuanfaktual dalambahasa yang jelasdan logis, dalamkarya yang estetis,dalam gerakanyangmencerminkananak sehat, dandalam tindakanyangmencerminkanperilaku anakberiman danberakhlak mulia

    4. Menyajikanpengetahuan

    faktual dalambahasa yang jelasdan logis, dalamkarya yang estetis,dalam gerakanyangmencerminkananak sehat, dandalam tindakanyangmencerminkanperilaku anakberiman danberakhlak mulia

    4. Menyajikanpengetahuanfaktual dalambahasa yang jelas,sistematis danlogis, dalam karyayang estetis, dalamgerakan yangmencerminkananak sehat, dandalam tindakanyangmencerminkanperilaku anakberiman danberakhlak mulia

    Tabel 2. Kompetensi Inti Kelas IV, V, VI SD/MI

    KOMPETENSI INTIKELAS IV

    KOMPETENSIINTI KELAS V

    KOMPETENSIINTI KELAS VI

    1.Menerima,menjalankan, danmenghargai ajaranagama yangdianutnya

    1. Menerima,menjalankan, danmenghargai ajaranagama yangdianutnya.

    1.Menerima,menjalankan,dan menghargaiajaran agamayang dianutnya.

    2. Menunjukkanperilaku jujur,disiplin, tanggungjawab, santun,peduli, dan percayadiri dalamberinteraksi dengankeluarga, teman,guru, dantetangganya

    2. Menunjukkanperilaku jujur,disiplin, tanggungjawab, santun,peduli, dan percayadiri dalamberinteraksi dengankeluarga, teman,guru, dantetangganya sertacinta tanah air.

    2. Menunjukkanperilaku jujur,disiplin, tanggungjawab, santun,peduli, dan percayadiri dalamberinteraksi dengankeluarga, teman,guru, dantetangganya sertacinta tanah air.

  • 53.Memahamipengetahuanfaktual dengan caramengamati danmenanyaberdasarkan rasaingin tahu tentangdirinya, makhlukciptaan Tuhan dankegiatannya, danbenda-benda yangdijumpainya dirumah, di sekolahdan tempatbermain

    3. Memahamipengetahuan faktualdan konseptualdengan caramengamati,menanya danmencobaberdasarkan rasaingin tentangdirinya, makhlukciptaan Tuhan dankegiatannya, danbenda- benda yangdijumpainya dirumah, di sekolahdan tempat bermain

    3.Memahamipengetahuan faktualdan konseptualdengan caramengamati,menanya danmencobaberdasarkan rasaingin tahu tentangdirinya, makhlukciptaan Tuhan dankegiatannya, danbenda-benda yangdijumpainya dirumah, di sekolahdan tempat bermain

    4. Menyajikanpengetahuanfaktual dalambahasa yang jelas,sistematis dan logis,dalam karya yangestetis, dalamgerakan yangmencerminkananak sehat, dandalam tindakanyangmencerminkanperilaku anakberiman danberakhlak mulia

    4. Menyajikanpengetahuan faktualdan konseptualdalam bahasa yangjelas, sistematis,logis dan kritis,dalam karya yangestetis, dalamgerakan yangmencerminkan anaksehat, dan dalamtindakan yangmencerminkanperilaku anakberiman danberakhlak mulia

    4. Menyajikanpengetahuan faktualdan konseptualdalam bahasa yangjelas, sistematis,logis dan kritis,dalam karya yangestetis, dalamgerakan yangmencerminkan anaksehat, dan dalamtindakan yangmencerminkanperilaku anakberiman danberakhlak mulia

    KOMPETENSI INTI PROGRAM KHUSUS/ KOMPENSATORISKompetensi Inti Program Kekhususan/Kompensatoris bagi peserta didik

    kesulitan belajar dan Lamban Belajar, lebih diarahkan pada upaya membantu mengatasihambatan belajar perkembangan dan akademik, yang di dalamnya memuat dimensi-dimensi sebagai berikut :

  • 61. Pengembangan Persepsi visual, auditorik dan motorik2. Pengembangan perhatian3. Pengembangan memori4. Pengembangan motivasi belajar5. Pengembangan bahasa6. Pengembangan keterampilan akademik membaca7. Pengembangan keterampilan akademik menulis8. Pengembangan keterampilan akademik berhitung

    Penjabaran dan dekripsi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ProgramKhusus/Kompensatoris Kesulitan Belajar dan Lamban Belajar dapat dilihat padalampiran.

    B. MATAPELAJARAN

    Tabel 3.1. Matapelajaran dan Alokasi Waktu Perminggu SD/MINo MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU

    PERMINGGUI II III IV V VI

    KELOMPOK A1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 42 Pendidikan Pancasila dan

    Kewarganegaraan5 5 5 6 5 5

    3 Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 74 Matematika 5 6 6 6 6 65 Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 36 Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3KELOMPOK B1 Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 5 5 52 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

    Kesehatan4 4 4 4 4 4

    KELOMPOK C1 Program Khusus Bina Perilaku Belajar 2 2 2 2 2 2JUMLAH ALOKASI WAKTU PERMINGGU 32 34 36 38 38 38

    Keterangan:1. Matapelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah2. Selain kegiatan intra kurikuler seperti yang tercantum dalam struktur

    kurikulum, terdapat kegiatan ekstra kurikuler SD/MI antara lain Pramuka

  • 7(wajib), Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja, dan kegiatanlainnya sesuai dengan kebijakan sekolah.

    3. Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata apelajaran yangkontennya dikembangkan oleh pusat. Kelompok B adalah kelompokmatapelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapidengan konten local yang dikembangkan oleh Pemerintah Daerah.

    4. Matapelajaran Kelompok C bukan suatu mata pelajaran tersendiri akan tetapiberupa program khusus/kompensatoris yang hanya diperuntukkan bagi pesertadidik tertentu yang berdasarkan hasil asesmen professional dikategorikansebagai peserta didik kesulitan belajar atau lamban belajar.

    5. Program khusus/kompensatoris ini kontennya dikembangkan oleh pusat dandilengkapi dengan konten yang diperlukan sesuai kebutuhan satuan pendidikandikembangkan oleh satuan pendidikan, disediakan waktu 2 jam per minggu,yang dalam pelaksanaan pembelajarannya dapat diselenggarakan secarafleksibel terintegrasi ke dalam semua matapelajaran yang ada, dan/ataukegiatan ekstrakurikuler, dan/atau terpisah di luar jam matapelajaran denganbantuan guru pembimbing khusus atau tenaga lain yang kompeten dibidangnya. Program khusus/kompensatoris peserta didik kesulitan belajar danlamban belajar berupa seperangkat aktivitas yang harus dikuasi oleh pesertadidik dirumuskan dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar sesuai dengantingkat kelas atau level kemampuan perkembangan anak.

    6. Bahasa Daerah dapat diajarkan secara terintegrasi dengan mata pelajaran senibudaya dan prakarya atau diajarkan secara terpisah apabila daerah merasa perluuntuk memisahkannya. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaranperminggu sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan tersebut.

    7. Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam perminggu untuktiap pelajaran adalah relative. Guru dapat menyesuaikannya sesuai kebutuhanpeserta didik dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan.

    8. Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan jumlahminimal yang dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

    9. Khusus untuk mata pelajaran pendidikan agama di madrasah ibtidaiyah dapat

  • 8dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh KementerianAgam

    C. Beban BelajarBeban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik

    dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran. Beban belajar diSekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dinyatakan dalam jam pembelajaran perminggu.

    1. Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 30 jam pembelajaran ditambah2 jam pembelajaran program khusus/kompensatoris, sehingga menjadi 32jam.

    2. Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 32 jam pembelajaranditambah 2 jam pembelajaran program khusus/kompensatoris, sehinggamenjadi 34 jam.

    3. Beban belajar satu mingguKelas III adalah 34 jam pembelajaranditambah program khusus/kompensatoris 2 jam sehingga menjadi 36 jam.

    4. Beban belajar satu minggu Kelas IV, V,dan VI adalah 36 jampembelajaran ditambah program khusus/kompensatoris 2 jam sehinggamenjadi 38 jam.

    5. Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 35 menit.a. Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester

    paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu.b. Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18

    minggu dan paling banyak 20 minggu.c. Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14

    minggu dan paling banyak16 minggu.d. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu

    dan paling banyak 40 minggu.

    D. Kompetensi DasarRumusan Kompetensi Dasar setiap matapelajaran dan program kekhususan dapatdilihat pada lampiran.

  • 9BAGIAN DUAIMPLEMENTASI KURIKULUM

    A. Prinsip-Prinsip Implementasi KurikulumBeberapa prinsip implementasi kurikulum 2013 pada Sekolah Dasar/ MadrasahIbtidaiyah digariskan sebagai berikut:

    a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan, dan kondisipeserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya

    b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: 1)belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, 2) belajar untukmemahami dan menghayati, 3) belajar untuk mampu melaksanakan danberbuat secara efektif, 4) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagioranglain, 5) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melaluiproses pembelajaran yang akif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

    c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat layanan yangbersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi,tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikanketerpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.

    d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik yang salingmenerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip ingngarso sung tulodo, ing madio mangun karso, tut wuri handayani.

    e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi danmultimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkanlingkungan sekitar sebagai sumber belajar.

    f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial, danbudaya, serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan denganmuatan seluruh bahan kajian secara optimal.

    g. Pelaksanaan kurikulum 2013 ditandai dengan pengembangan kompetensiInti yang berisi 4 (empat) komponen yang urutannya dimulai dari Sikapreligious, sikap social, keterampilan dan pengetahuan.

  • 10

    h. Pelaksanaan kurikulum dilakukan atas prinsip bahwa peserta didik beradapada posisi sentral dan aktif dalam belajar.

    i. Pelaksanaan kurikulum 2013 perlu mempertimbangkan perbedaankemampuan individual dan minat peserta didik, serta memberikankesempatan kepada peserta didik untuk memiliki tingkat penguasaan di atasstandar yang telah ditentukan jika memungkinkan

    j. Pelaksanaan kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan dandihubungkan dengan kehidupan social yang kongkrit.

    k. Kurikulum dilaksanakan dengan memperhatikan kepentingan nasional yangmengarah pada penguatan Negara Kesatuan Republik Indonesia

    l. Karena adanya keterbatasan peserta didik kesulitan belajar dan lambanbelajar maka dalam implementasi kurikulum 2013 pada peserta didikkesulitan belajar dan lamban belajar membutuhkan 3(tiga) prinsip yangharus ada yaitu: prinsip akomodasi, prinsip modifikasi, dan prinsippengajarana remedial.

    B. Prinsip-prinsip Akomodasi dan Modifikasi KurikulumPrinsip akomodasi dan modifikasi kurikulum bagi peserta didik kesulitan belajardan lamban belajar, dilakukan guru reguler melalui penyelarasan kurikulumreguler dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut.1. Dapatkan siswa mengikuti kurikulum seperti anak-anak lain? Jika tidak,

    (a) Dapatkan siswa mengikuti kurikulum seperti anak-anak lain jika lingkugandiadaptasi?(b) Dapatkan siswa mengikuti kurikulum seperti anak-anak lain jika strategipembelajaran diadaptasi?(c) Dapatkan siswa mengikuti kurikulum seperti anak-anak lain dengan tujuanpembelajaran yang berbeda?

    2. Modifikasi apa yang diperlukan untuk meningkatkan partisipasi siswa danpembelajaran di kelas?

  • 11

    Pertanyaan-pertanyaan di atas dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru untukmenentukan modifikasi maupun akomodasi pembelajaran yang diperlukan.Pertanyaan no 1 dapat diketahui dengan melihat hasil asesmen berbasis kurikulumyang memberikan informasi tentang penguasaan materi anak (sesuai kelas atautidak). Apabila, penguasaan materi anak tidak setara kelas saat ini atau levelpenguasaan materi berada di bawah level kelas, anak memerlukan modifikasikurikulum. Misal: anak menguasai materi setara kelas 2 semester 1 sementara iaberada di kelas 3 maka perlu dilakukan modifikasi pembelajaran denganmenyesuaikan materi pelajaran sesuai dengan kemampuan anak. Pemberianadaptasi kurikulum di atas mengacu prinsip (British Columbia ministry ofeducation, 2009), antara lain:

    1. Pembelajaran memerlukan partisipasi aktif semua siswaKeberadaan siswa dengan kemampuan yang beragam di kelas menjadipertimbangan guru untuk menggunakan modifikasi dan atau akomodasipembelajaran yang mampu mengikutsertakan partisipasi semua siswa dalamaktivitas belajar mengajar di kelas.

    2. Siswa belajar dengan beragam cara dengan kecepatan yang berbedaKeberagaman kecepatan belajar pada siswa menjadikan target untuk anakdengan kesulitan belajar disesuaikan dengan kemampuan mereka.Keberagaman cara siswa dalam belajar akan terbantu oleh cara pengajaranguru yang mengoptimalkan berbagai modalitas belajar (visual, auditori,kinestetik maupun spatial) yang ada pada siswa.

    3. Pembelajaran terjadi secara individual maupun berkelompok.Anak dengan kesulitan belajar pada bidang tertentu memerlukan pembelajaranindividual tergantung dari kesulitan belajar spesifik mereka dan di pelajaranlainnya mereka dapat belajar secara berkelompok dengan teman lain.

  • 12

    1. Pengertian akomodasi dan modifikasi pembelajaranAkomodasi adalah adaptasi pembelajaran dan tes yang memungkinkan

    peserta didik menampilkan apa yang mereka ketahui tanpa merubah isi maupunkriteria capaian hasil belajar tujuan pembelajaran. Secara khusus, guru maupunsekolah dapat merubah cara penyajian atau situasi penyampaian materi tertentuyang diajarkan sehingga peserta didik dapat merespon, namun perubahan tersebuttidak mencakup target pembelajaran atau bentuk tes.

    Modifikasi kurikulum ditujukan untuk peserta didik yang tidak mampumengikuti kurikulum maupun pembelajaran yang berlaku di sekolah reguler karenakebutuhan khusus yang mereka miliki. Modifikasi kurikulum dilakukan dengantujuan memberikan akses yang lebih luas kepada peserta didik untuk berpartisipasidi kelas. Modifikasi kurikulum diartikan sebagai modifikasi isi, pembelajaran dantarget pembelajaran dari peserta didik (King-Sears, 2001). Modifikasi kurikulumdibuat untuk menjembatani kebutuhan khusus dari peserta didik dengan kurikulumyang berlaku di kelas.

    2. Prinsip umum penerapan akomodasi dan modifikasi kurikuluma. Peserta didik dengan kesulitan belajar spesifik memerlukan akomodasi untuk

    mengakses kurikulum sekolah umum dan menampilkan kemampuan belajarmereka.

    b. Keberhasilan dalam identifikasi dan penerapan akomodasi didasarkan padakebutuhan peserta didik dan tergantung pada kolaborasi berbagai pihak.

    c. Kebutuhan akomodasi dapat berubah seiring waktu dan harus didasarkan padakebutuhan peserta didik.

    d. Tujuan dari akomodasi adalah untuk mengoptimalkan hasil belajar anak bukanmendorong ketergantungan.

    e. Semua peserta didik dengan kesulitan belajar spesifik mempunyai hak untukmengakses akomodasi yang paling efektif untuk semua materi pelajaran disemua kelas dan semua jenjang pendidikan (pra sekolah, sekolah dasar,sekolah menengah pertama, sekolah menengah umum) termasuk persyaratandalam jenjang yang lebih tinggi.

  • 13

    f. Partisipasi aktif dari siswa dalam proses belajar perlu didorong dan difasilitasig. Semua orang tua dari peserta didik dengan kesulitan belajar perlu didorong

    untuk secara aktif terlibat dalam pendidikan putra/i mereka.

    3. Cakupan Akomodasi PembelajaranAkomodasi dibuat dalam rangka memberikan kesempatan belajar yang sama dan

    kesempatan yang sama untuk dapat menampilkan apa yang diketahui dan dapatdilakukan oleh peserta didik. Oleh beberapa ahli, akomodasi dapat mencakupperubahan yang mencakup: (a) Pemaparan/penyajian materi; (b) Setting pengajaran (c)Prosedur respon siswa; (d) Waktu/jadwal; dan (e) Evaluasi belajar.

    a. Pemaparan dan Penyajian MateriAkomodasi pembelajaran dalam ruang lingkup pemaparan atau penyajian materidapat dilakukan antara lain melalui:1) Menyediakan perekam2) Mengurangi jumlah tampilan materi dalam 1 halaman3) Menyediakan petunjuk bacaan4) Penjelasan materi secara lisan5) Meningkatkan keterbacaan. Sebagian anak mungkin memerlukan ukuran

    huruf yang agak besar, jarak antar kata yang diperlebar maupun spasi ganda.6) Menggarisbawahi hal-hal penting.7) Menggunakan penjelasan yang simpel, tidak mendetail8) Menambahkan penjelasan secara visual (gambar, diagram, peta konsep)9) Menambahkan kata kunci dan pengulangan

    10) Mengurangi materi pelajaran yang terlalu banyak.11) Menggunakan bahasa yang simpel (kalimat pendek, kosakata sederhana)12) Memfasilitasi materi pilihan (disesuaikan minat anak)13) Menggunakan beberapa alternatif materi ajar (CD, tidak hanya texbook)14) pemberian bantuan saat pembelajarn (tutor sebaya, orang tua, volunteer)15) menggunakan asistif teknologi (komputer)

  • 14

    b. Seting PengajaranAkomodasi pembelajaran dalam ruang lingkup seting pengajaran antara lainmelalui:1) Menyediakan tempat duduk dengan gangguan yang minim2) Menyediakan tes dalam kelompok kecil3) Menempatkan tempat duduk yang mudah diakses guru (dapat di depan, maupun

    di tengah)4) Menyelenggarakan tes di ruang khusus atau tempat tes khusus

    c. Prosedur Respon SiswaAkomodasi pembelajaran dalam ruang lingkup prosedur respon siswa antara lainmelalui:1) Memperbolehkan jawaban lisan2) Memperbolehkan jawaban yang direkam3) Memperbolehkan jawaban menggunakan komputer4) Memperbolehkan jawaban ditulis langsung di soal (tanpa harus dipindah di

    lembar jawab)

    d. Waktu atau Jadwal PembelajaranAkomodasi pembelajaran dalam ruang lingkup waktu atau jadwal pembelajaranantara lain melalui:1) Memperbolehkan istirahat dengan frekuensi lebih banyak (tertulis di RPP,

    misal: setiap 20 menit istirahat selama 5 menit)2) Memperpanjang waktu tes (tertulis di RPP, misal: waktu 2 x 45 menit)

    e. Waktu atau Jadwal PembelajaranAkomodasi pembelajaran dalam ruang lingkup waktu atau jadwal pembelajaranantara lain melalui:1) Menyelenggarakan tes dalam lebih beberapa sesi atau beberapa hari2) Menyediakan sub tes dalam urutan yang berbeda3) Menyelenggarakan tes dalam waktu khusus dalam sehari

  • 15

    4) Memperbolehkan penggunaan kalkulator kecuali untuk soal matematikakomputasi sederhana

    5) Membacakan soal kepada peserta didik kecuali untuk tes membaca. Pada saatmembacakan soal, kecepatan membaca dapat diperlambat dan diulang 3 kali.Pada saat membacakan, pembaca dilarang memberikan kata kunci danmembantu peserta didik menjawab soal.

    Sebagai contoh pelaksanaan akomodasi pembelajaran adalah siswa yangmengalami kesulitan dalam membaca intruksi maupun materi soal akan terhambatdalam menampilkan kemampuan membaca pemahaman sehingga guru dapatmembacakan soal dan materi bacaan untuk mereka. Untuk evaluasi belajar, anaktersebut dapat menjawab secara lisan sementara teman lain secara tertulis.Akomodasi tidak sama dengan modifikasi. Akomodasi dimaksudkan untukmengurangi dampak dari kesulitan belajar pada proses maupun hasil belajar pesertadidik, namun tidak ditujukan untuk mengurangi target belajar. Sementara itu,pengurangan harapan capaian hasil belajar siswa merupakan modifikasi atauperubahan. Tidak seperti akomodasi, modifikasi secara konsisten dapatmeningkatkan kesenjangan antara kemampuan peserta didik dengan kesulitan belajardengan KKM kelas. Hal ini dapat mengarah pada hal negatif terkait kelanjutan studipeserta didik di jenjang yang lebih tinggi.

    4. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada penerapan akomodasi pembelajarana. Penerapkan tutor sebaya perlu memperhatikan beberapa hal-hal berikut ini:

    1) Menentukan materi-materi pelajaran untuk tutorial yang sudah dirancangsebelumnya. Mathes (1994) merekomendasikan untuk menerapkan tutorsebaya di kelas besar dengan materi beragam yang beragam (buku teks,buku cerita bergambar, novel) untuk pembaca pemula maupun pembacayang sudah lancar;

    2) Membuat suatu pemilihan tutor yang hati-hari (dapat dimulai dari yangdekat dengan tutee atau memiliki penguasaan akademik yang lebih

  • 16

    memadai). Mathes (1994) merekomendasikan sesi tutoring terjadwal 3 hariper minggu, 35 menit per hari selama 15 minggu;

    3) Melatih tutor tentang cara memberikan umpan balik dan memberikanpendampingan belajar. Mathes (1994) menyarankan guru memberikanpelatihan tutor selama 45 menit untuk melatihkan tatacara peer tutoring;

    4) Mengubah pasangan tutor secara periodik berdasarkan pertimbangan matapelajaran atau topik;

    5) Membuat sistem penghargaan pasangan tutor-pembelajar yang baik;6) Mendukung tutee supaya mempunyai kesempatan menjadi tutor pada

    pelajaran lain, misal: seni;7) Memonitor dan mengevaluasi peer tutor secara sistematis.

    b Penggunaan kalkulator diperkenankan untuk mengerjakan soal matematikaselain computasi atau penghitungan sederhana (menjumlahkan, mengurangi,membagi, mengalikan), misal: penyelesaian soal cerita.

    c Pemberian akomodasi lebih banyak bukan berarti lebih baik. Beberapapenelitian menyarankan bahwa pemberian akomodasi yang berlebih cenderungtidak membantu namun lebih menahan aktualisasi kemampuan mereka.

    d Praktik merupakan kunci dari penguasaan materi, sementara akomodasi hanyamembantu bila siswa nyaman menggunakannya. Contoh: pemberian waktu yanglebih banyak akan percuma bila siswa tidak mengetahui caramempergunakannya secara efektif. Akomodasi sebaiknya terintregasi dalampembelajaran di kelas sebelum diterapkan dalam evaluasi pembelajaran.

    e Untuk tujuan evaluasi pengajaran, pastikan bahwa akomodasi tidak menjadikanperoleh nilai menjadi tidak valid. Maksud dari penggunaan akomodasi adalahmemfasilitasi siswa untuk mengetahui kemampuan mereka, bukan untukmerubah ketrampilan yang diukur dalam tes tersebut.

    Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan akomodasikurikulum merujuk pada Washington States Accommodation Guidelines for Studentswith Disabilities, adalah sebagaia berikut.

  • 17

    a. Apa kekuatan dan hal yang perlu ditingkatkan dari peserta didik? Bagaimanaguru dapat memberdayakan kekuatan peserta didik untuk mengakses asesmen?Contoh: jika peserta didik mempunyai kesulitan dalam membaca namunmempunyai kemampuan mendengar yang bagus, membacakan soal pada tesmatematika dapat menjadi akomodasi yang sesuai.

    b. Bagaimana kebutuhan belajar peserta didik berdampak pada kemampuanpenguasaan materi pelajaran umum? Contoh, bila peserta didik tergantung daripenggunaan kalkulator, abacus atau alat lain untuk menyelesaikan soal,menyediakan alat-alat tersebut selama tes dapat menjadi akomodasi yang sesuai.

    c. Apa kebutuhan belajar (strategi belajar, ketrampilan membaca, kemampuanmengorganisasi) yang diperlukan peserta didik untuk mencapai KKM kelas?Contoh: bila peserta didik menggunakan peta konsep untuk mengerjakan soalmatematika, dorong siswa untuk menggunakan strategi yang sama saatmengerjakan soal di tes akan menjadi akomodasi yang sesuai.

    d. Akomodasi apa yang dapat meningkatkan akses peserta didik untukmeningkatkan peluang mencapai KKM dan sekaligus mengurangi dampakkesulitan belajar? Misal: bila anak mempunyai kemampuan pengembangan ideyang bagus namun kesulitan dalam menuliskannya, maka tes lisan atau menuliskarangan dapat menjadi akomodasi yang sesuai. Contoh: bila peserta didikmudah terganggu di kelas besar dan dapat bekerja lebih fokus di ruang yanglebih sunyi, maka penempatan ruang khusus untuk pengerjaan tes dapatmembantu anak untuk menampilkan kemampuan terbaik.

    e. Akomodasi apa yang sudah diterapkan secara rutin oleh peserta didik selamapembelajaran dan asesmen?

    f. Bagaimana hasil belajar peserta didik ketika menggunakan akomodasi dan tidakmenggunakan akomodasi? Bila guru menjumpai kemampuan peserta didikmeningkat ketika mendapat akomodasi tertentu tapi menurun saat akomodasidihilangkan, maka kemungkinan akomodasi tersebut sesuai untuk peserta didik.

    g. Apa persepsi peserta didik tentang seberapa bermanfaat akomodasi yang iaterima? Bila, peserta didik merasa aneh dan kesulitan saat menggunakan

  • 18

    perekam suara sebagai pengganti mencatat maka dimungkinkan akomodasitersebut kurang sesuai.

    h. Apakah dijumpai kombinasi dari berbagai akomodasi yang efektif? Contoh: bilapeserta didik dengan gangguan perhatian mempunyai kesulitan membaca,diperlukan pemecahan materi ke beberapa tahap dan dibacakan oleh guru atauteman lain.

    i. Apa hambatan yang dialami oleh peserta didik saat menggunakan akomodasi?j. Bagaimana persepsi orang tua, guru terkait penerapan akomodasi?k. Apakah akomodasi perlu dilanjutkan atau diperlukan perubahan atau dihentikan?

    Contoh: bila peserta didik mengalami peningkatan kemampuan membaca, makasuatu saat ia tidak memerlukan bantuan dibacakan pada saat pembelajaranmaupun tes oleh guru maupun teman.

    Berdasarkan pertanyaan informasi yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan diatas maka tim dapat menyimpulkan dua hal. Pertama melanjutkan atau menghentikanpemberian akomodasi, kedua, mengawali pemberian akomodasi baru. Saat memilihakomodasi yang sesuai dengan kebutuhan siswa, perlu juga diperhatikan:

    a) Kemauan peserta didik untuk menggunakan akomodasib) Kesempatan untuk belajar atau menerapkan akomodasi di setting kelas.c) Kesesuaian antara akomodasi yang diberlakukan di kelas dengan akomodasi

    yang diberikan pada saat ujian karena beberapa akomodasi yang diberlakukan dikelas tidak sesuai diberlakukan untuk ujian, misal: penggunaan kalkulator dalamsoal kuantitatif berhitung penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian,membacakan bacaan untuk soal membaca pemahaman.

    Evaluasi penerapan akomodasi pembelajaran dilakukan setiap tahun. Dalam evaluasi initim dapat mereviu beberapa hal antara lain:

    a) Masing-masing akomodasi dan hasil dari tes saat akomodasi digunakanb) Persepsi peserta didik mengenai seberapa bermakna penerapan akomodasi

    bagi mereka

  • 19

    c) Efektifitas penggunaan kombinasi akomodasi dengan melihat peningkatanprestasi belajar anak

    d) Persepsi guru, guru khusus dan ahli lain yang terlibat dalam layanan anak.

    5. Indikator Pemilihan Modifikasi maupun Akomodasi:a. Direkomendasikan oleh orang-orang yang mengetahui kekuatan serta kelemahan

    anak, termasuk orang tua.b. Konsisten dengan akomodasi yang sebelumnya sudah diterapkan sebelumnya di

    kelasc. Antar siswa mempunyai keragaman bentuk akomodasi berdasarkan kebutuhan

    belajar masing-masingd. Tidak hanya didasarkan pada klasifikasi anak sematae. Secara rutin diterapkan di kelasf. Tidak diberlakukan pada awal pelaksanaan evaluasi tahap akhir tingkat propinsig. Secara sistematis menggunakan panduan pertanyaan untuk memilih akomodasih. Didokumentasikan dalam PPI,i. Setiap tahun direviu ulang oleh tim.

    6. Alur Penerapan Akomodasi dan Modifikasi PembelajaranPada bagan di bawah ini dijabarkan bahwa pemberian akomodasi dapat

    diberikan di awal penanganan anak dengan kesulitan belajar, namun apabila tidakdijumpai peningkatan maka modifikasi dapat diberikan ketika anak memenuhikelayakan berdasarkan asesmen yang dilakukan oleh tim untuk memperoleh ProgramPembelajaran Individual (PPI). Pemberian modifikasi maupun akomodasi sepenuhnyatidak bersifat mutlak sepanjang jenjang pendidikan anak, namun dapat fleksibel sesuaihasil tinjauan tim. Apabila anak menunjukkan peningkatan kemampuan belajar setelahmendapat program khusus, maka dimungkinkan ia dapat mengakses kurikulum regulerdengan akomodasi pembelajaran dan berhak mengikuti evaluasi belajar setara denganteman lainnya.

  • 20

    Apakah siswa terhambat dalamsatu atau lebih bidang studi?

    Mencoba strategi yang berbedadan monitor

    Dilanjutkan dengan adaptasipembelajaran

    ya

    Tidak

    Apakah siswa menunjukkankemajuan?

    Tidak

    ya

    Konsultasikan dengan guru lain,lakukan asesmen ulang, atau rujukke ahli lain, terapkan adaptasi lain

    Apakah anak menunjukkanpeningkatan

    ya

    TidakRefer ke asesmen lanjutApakah siswa membutuhkanprogram individual ?

    Modifikasi pembelajaran

  • 21

    Contoh keterkaitan antara akomodasi dan modifikasi pembelaran dalam aktivitasevaluasi pembelajaran dapat dilihat dalam visualisasi berikut ini:

    Hal yang perlu dilakukan dan tidak perlu dilakukan saat memilih Akomodasi

    Lakukan Tidak perlu dilakukanKeputusan pemilihan akomodasididasarkan pada kebutuhan peserta didik

    Keputusan akomodasi yang digunakanberdasarkan hal yang termudah (misal:penempatan tempat duduk di depan)

    Pilih akomodasi yang dapat mengurangiefek dari kesulitan mengaksespembelajaran dan menampilkan

    Memilih akomodasi yang tidak sesuaidengan kebutuhan peserta didik ataubermaksud memberikan hal yang tidak

    TERTIEREvaluasi alternatif dengan standarkesulitan yang disesuaikan dengankemampuan anak. Evaluasi ini

    digunakan untuk anak yang tidakmampu mengikuti evaluasi yang

    sudah ditetapkan meskipun denganakomodasi tertentu.

    SEKUNDEREvaluasi sesuai dengan standar

    namun disertai akomodasi tertentu.Evaluasi ini disesuaikan dengan

    kebutuhan spesifik anak.

    PRIMEREvaluasi sesuai dengan standar dandengan cara yang sama dengan siswa

    lain

    1) Penyampaian soal, guru menyampaikan soal denganmengulang instruksi, membacakan.

    2) Cara menjawab soal, misal: siswa tidak harusmenuliskan jawaban namun ia dapat menandaijawaban yang sesuai di buku.

    3) Tempat, misal untuk siswa dengan perhatian terbatas,dapat mengikuti ulangan di ruang terpisah yang agaksepi.

    4) Waktu: pemberian waktu yang lebih banyak denganjeda untuk istirahat.

    1) Pertanyaan soal yang disederhanakan2) Penggunaan kalkulator untuk soal penghitungan3) Penggunaan software pengecekan ejaan maupun

    struktur kalimat pada kemampuan menulis

  • 22

    kemampuan belajar menguntungkanPastikan modifikasi terdokumen di PPI Menggunakan modifikasi yang tidak

    terdokumen di PPIMenjadi familiar dengan tipe dariakomodasi yang dapat digunakan dipembelajaran maupun tes. Tidak semuaakomodasi dapat diterapkan di berbagaijenjang tes.

    Mengasumsikan bahwa semua akomodasidapat diterapkan di kelas, ujian daerahmaupun ujian nasional

    Spesifik mencantumkan (dimana, kapan,siapa dan bagaimana menyediakanakomodasi)

    Secara sederhana menyatakan akomodasidisediakan bila diperlukan

    Evaluasi penerapan akomodasi Menggunakan akomodasi yang sama daritahun ke tahun

    Memutuskan penggunaan akomodasiberdasarkan tim (guru, orang tua, danpeserta didik)

    Guru memutuskan sendiri pemilihanakomodasi

    Berikan akomodasi untuk tes yang jugadigunakan secara rutin saat pembelajaran

    Memberikan akomodasi pada hari pertamasaat tes

    Memilih akomodasi didasarkan padakebutuhan khusus peserta didik

    Mengasumsikan akomodasi tertentu misal:tambahan waktu sesuai untuk semua anakdi semua mata pelajaran

    Hasil penelitian tentang penerapan akomodasi dan modifikasi pembelajaran:a. Akomodasi yang paling sering diberikan adalah pemberian perpanjangan waktu,

    penempatan tes di ruang khusus dan membacakan naskah untuk peserta didik( Bolt & Thurlow, 2004)

    b. Akomodasi berdampak pada pengurangan skor pada kasus tertentu danpeningkatan skor pada hal lainnya (Pujaningsih, 2007; Chiu & Pearson, 1999;Elliott et al., 1999; Elliott, Kratochwill, & McKevitt, 2001; Kettler et al., 2005;McKevitt, 2000; Koenig & Bachman, 2004; Schulte, Elliott, & Kratochwill,2001; Tindal, Heath, Hollenbeck, Almond, & Harniss, 1998). Penguranan skor

  • 23

    dijumpai pada pemberian akomodasi yang tidak sesuai dengan kebutuhanpeserta didik atau saat peserta didik tidak mendapat kesempatan yang cukupuntuk mendapatkan akomodasi dalam pembelajaran maupun saat tes.

    c. Penggunaan akomodasi membacakan naskah pada pesert didik dengankemampuan membaca rendah ditemukan efektik dalam studi metaanalisis olehTindal & Fuchs (1999).

    C. Sistem Pembelajaran1. Asesmen Pembelajaran

    Di sekolah, guru menjadi lebih mudah melakukan asesmen dengan mengetahuikemampuan anak berdasarkan kurikulum atau lebih dikenal dengan asesmen berbasiskurikulum.Fuchs dan Deno (dalam John, dkk., 2006) mengorganisasikan pendekatan CBA kedalam dua kategori, yaitu:a) pengukuran penguasaan materi khusus, danb) pengukuran penguasaan kurikulum secara umum.

    Pengukuran materi khusus dibagi menjadi tiga, yaitu pengukuran yang difokuskanpada satu desain pembelajaran, pengukuran yang didasarkan pada evaluasi, danpengukuran yang didasarkan pada kriteria. Sementara itu, pengukuran penguasaankurikulum secara umum memberikan informasi kesulitan secara umum pada semuabidang dalam kurikulum. Oleh karena itu dimungkinkan anak mengalami kemudahandalam mengerjakan beberapa soal namun mengalami kesulitan pada soal lainnya.

  • 24

    Model penerapan asesmen berbasis kurikulum adalah sebagai berikut.

    Keterangan;

    Langkah 1: analisis kurikulum untuk mengidentifikasi ketrampilan dansubketrampilan yang diharapkan dikuasai anak

    a. tandai sub ketrampilan yang akan di tes pada masing-masing kompetensi dasarb. pindahkan sub ketrampilan dan buatlah daftar soalc. buat tabel untuk mengurutkan ketrampilan yang akan di tes diawali dari level

    kesulitan tes yang paling mudah

    Langkah 2. Asesmen tidak langsung dapat dilakukan dengan: a) mengumpulkandata dari interviu guru, kuesioner, rating scale, data pekerjaan siswa (PR, ulangandan LKS), b) menganalisa dan menginterpretasi data yang terkumpul, c)mengidentifikasi pola keberhasilan dan kesalahan dalam mengerjakan soal, dan d)membuat hipotesis (kecenderungan permasalahan yang tampak). Asesmenlangsung dilakukan untuk menindaklanjuti hasil asesmen tidak langsung.

    Analisis kurikulum

    2. Asess ketrampilan (langsungdan tidak langsung)

    4.pe

    ngula

    ngan

    3. asesmen kebutuhanprogram pengajaran

    Ketrampilan yangbelum dikuasai

    Sebelumnya diajarkanBelum diajarkanStrategi korektifStrategi akuisisi

    Ketrampilan yang dikuasai

    Strategi kelancaran

  • 25

    Asesmen langsung mencakup: a) mengembangkan rancangan asesmen langsungberdasarkan hipotesis diagnosis, b) mengamati siswa pada area tertentu (sesuaihipotesis), c) mengembangkan item tes, d) mengadministrasikan hasil tes, d)menganalisa respon siswa, e) melakukan sintesis data hasil asesmen langsung dantidak langsung, dan f) mendokumentasikan hasil data.

    Langkah 3. Pembuatan program pengajaran. Berdasarkan hasil asesmen padalangkah 2, kembangkan tujuan program pembelajaran secara tentatif yangmencakup metode, materi dan kondisi yang ditargetkan untuk dicapai. Pilih areaketrampilan atau materi yang terdekat dengan kemampuan anak saat ini.Utamakan penggunaan metode dan materi yang didasarkan pada kekuatan siswa.Kemudian dilanjutkan dengan membuat perencanaan program dengan 3 tingkatan,yaitu: strategi pengembangan untuk target belajar yang belum dikuasai, strategikorektif untuk target belajar yang sudah diajarkan namun belum dikuasai danmaintanance untuk target pembelajaran yang belum sepenuhnya dikuasai.Langkah 4. Pengulangan siklus, Reviu langkah 2 dan langkah 3 dilakukan untukmenentukan target belajar yang mana yang akan ditambahkan atau dimaintainatau dirubah sesuai kebutuhan siswa. Untuk keperluan tersebut, dalam rangkamendesain dan mengajarkan pengajaran khusus bagi siswa yang diharapkansesuai dengan kebutuhan belajar mereka yang senantiasa berubah, maka prosesasesmen secara terus menerus dilakukan.

    2. Perencanaan Program PembelajaranHasil asesmen berbasis kurikulum memberikan informasi mengenai level

    kemampuan anak saat ini serta permasalahan atau kebutuhan belajar spesifik yangdialami anak dengan kesulitan belajar. Apabila ditemukan level kemampuan anak dibawah level kelas saat ini maka perlu adaptasi pembelajaran dari sisi targetpembelajaran yang disesuaikan dengan level kemampuan anak . Penyesuaian targetpembelajaran tersebut dapat dituangkan dalam program pembelajaran individual.Program Pembelajaran Individual (PPI) memuat hal-hal berikut ini:

  • 26

    kemampuan saat ini

    Identifikasi tujuan prioritas

    tentukan tujuan tahunan

    untuk setiap satu tujuan tahunan tentukan tujuan jangka pendek (3bulan)

    Buat task analisis danimplementasikan

    Evaluasi

    menulis laporan akhir danrekomendasi

    Kegitan belajar mengajar untuk peserta didik berkesulitan belajar hendaknyadirancang sesuai dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik berdasarkan hasilasesmen yang tepat yang mengacu pada kurikulum yang telah dikembangkan dandimodifikasi.

    Hal-hal yang perlu dikembangkan dalam merencanakan pembelajaran untuk pesertadidik berkesulitan belajar antara lain :

    a. Merencanakan kegiatan belajar mengajar1)merencakan pengelolaan kelas2)merencakan pengorganisasian bahan/materi pembelajaran3)merencanakan penggunaan sumber belajar4)merencanakan strategi pembelajaran yang tepat5)merencanakan penilaian yang tepat6)membina hubungan antar peribadi.

  • 27

    b. Alternatif Penempatan Pembelajaran peserta didik kesulitan belajar :1)kelas regular

    peserta didik kesulitan belajar , belajar bersama-sama dengan peserta didikpada umumnya, sepanjang hari kelas yang sama.

    2)kelas reguler dengan clusterpeserta didik kesulitan belajar, belajar bersama dengan peserta didik padaumumnya di kelas reguler dalam kelompok khusus.

    3)kelas reguler dengan pull out.Peserta didik berkesulitan belajar, belajar bersama dengan peserta didik padaumumnya di kelas yang sama namun pada waktu tertentu dan pada matapelajaran tertentu ditarik dari kelas reguler, belajar diruang sumber denganguru pembimbing khusus.

    4) kelas regular dengan cluster dan pull out.Peserta didik berkesulitan belajar, belajar bersama dengan peserta didik padaumumnya di kelas yang sama dalam kelompok khusus, namum pada waktutertentu dan mata pelajaran tertentu ditarik keruang sumber belajar bersamadengan guru pem,bimbing khusus.

    5)Kelompok KecilKelompok kecil ini terdiri dari 3 sampai 5 peserta didik, kelompok inimempunyai kemampuan yang berbeda dengan peserta didik padaumumnya,dan bisa juga mempunyai kemampuan yang sama, pada kelompokini guru dapat memberikan pelajaran secara individual sehingga kebutuhanpeserta didik dapat terpenuhi dan terlayani.Bagi peserta didik yang memilikikemampuan lebih, dapat dilibatkan dan dijadikan tutor sebaya untuk membantupeserta didik yang mengalami hambatan dan kesulitan. Pengelolaan kelas iniguru juga bisa menggunakan bentuk meja tapal kuda, dan membuat kelompokbelajar berpasangan supaya dengan mudah memantau peserta didik

    6)Belajar Mandiri.Peserta didik berlatih dan belajar sendiri terhadap materi yang sudah diberikan,belajar mandiri ini diharapkan peserta didik dalam menyelesaikan tugasnyahanya mendapatkan sedikit bantuan dari guru.

  • 28

    7)Kelompok BesarKelompok ini terdiri dari 6 atau lebih peserta didik. Guru dan peserta didikdapat berdiskusi dan berbagi informasi, pada kelompok ini juga peserta didikmendapatkan kesempatan untuk melakukan umpan balik dan koreksi sesamateman.Pada kelompok besar ini juga peserta didik yang mengalami kesulitanakan mendapatkan keuntungan dan kesempatan dengan peserta didik padaumumnya.Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan guru pada kelompok ini adalah ; Guru memberikan pertanyaan dan peserta didik diminta untuk

    mendiskusikan, merepleksikan, dan menanggapi. Peserta didik diminta menuliskan jawaban pertanyaan di papan tulis

    3. Pelaksanaan PembelajaranKegiatan pembelajaran dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan

    secara efektif dan efisien, guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran, jugaharus mengimplementasikan sesuai dengan kelainan dan kebutuhan peserta didikdiantaranya:a. Motivasi.

    Guru memberikan motivasi pada peseta didik untuk tetap memiliki semangat tinggiuntuk mengikuti pembelajaran.

    b. Latar dan konteksGuru mengenal peserta didik secara mendalam baik kelemahan maupun kelebihanagar dapat menentukan materi dan strategi yang tepat untuk anak tersebut sehinggakelemahan dapat diminimalkan dan kelebihan dapat dimaksimalkan.

    c. Keterarahan.Guru dalam merencanakan pembelajaran harus merumuskan tujuan yang jelas,menyiapkan alat media pembebelajaran yang sesuai dan menentukan strategi yangtepat.

    d. Individualisasi.Guru mengenal kemampuan awal dan karakteristik peserta didik, baik kelebihanmaupun kelemahan yang di dapat dari hasil asesmen agar guru dapat memberikan

  • 29

    program layanan yang tepat baik stategi, metode, materi, alat dan mediapembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

    D. Pendekatan Pembelajaran Berbasis ScientificPendekatan dan model pembelajaran yang digunakan dalam implementasipembelajaran untuk anak kesulitan belajar dan lamban belajar pada dasarnya samadengan anak pada umumnya.Pembelajaran berbasis scientific menuntu materi pembelajaran berbasis pada faktaatau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukansebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.Penjelasan guru, responsiswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta,pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.Tugas guru mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dantepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, danmengaplikasikan materi pembelajaran. Selain itu guru mampu mendorong danmenginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan,dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran, menginspirasi siswa mampumemahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional danobjektif dalam merespon materi pembelajaran.Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menariksistem penyajiannya. Ada tiga model pembelajaran yang digunakan dalam metodependekatan scientific, yaitu: a) Model Discovery Learning; b) Model Project BasedLearning; c) Model Problem Based Learning

    1) Kreteriaa) Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat

    dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira,khayalan, legenda, atau dongeng semata.

  • 30

    b) Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebasdari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaranyang menyimpang dari alur berpikir logis.

    c) Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dantepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, danmengaplikasikan materi pembelajaran.

    d) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalammelihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materipembelajaran.

    e) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan,dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalammerespon materi pembelajaran.

    f) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapatdipertanggungjawabkan.

    g) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namunmenarik sistem penyajiannya.

    2) Langkah-langkaha) Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar

    peserta didik tahu mengapa.b) Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar

    agar peserta didik tahu bagaimana.c) Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar

    agar peserta didik tahu apa.d) Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan

    untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yangmemiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hardskills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap,pengetahuan, dan keterampilan.

    e) Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalampembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.

  • 31

    f) Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimanadimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba,membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.Adapun langkahnya dapat disajikan seperti gambar di bawah ini:

    Observing(mengamati)

    Questioning(menanya)

    Associating(menalar)

    Experimen-ting

    (mencoba)

    Networking(membentukJejaring)

    3) Model yang dapat diterapkana) Model Discovery Learning

    (1) Konsep(a) Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang

    didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bilapelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya,tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.

    (b) Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsipyang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidakada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, padaDiscovery Learning lebih menekankan pada ditemukannyakonsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui.Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discoverymasalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalahyang direkayasa oleh guru

  • 32

    (c) Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guruberperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatankepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapatguru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatanbelajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini inginmerubah kegiatan belajar mengajar yang teacher orientedmenjadi student oriented.

    (d) Dalam Discovery Learning, hendaknya guru harus memberikankesempatan muridnya untuk menjadi seorang problem solver,seorang scientis, historin, atau ahli matematika. Bahan ajar tidakdisajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa dituntut untukmelakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi,membandingkan, mengkategorikan, menganalisis,mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuatkesimpulan-kesimpulan.

    (1) Langkah-langkah(a) Persiapan Menentukan tujuan pembelajaran Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat,

    gaya belajar, dan sebagainya) Memilih materi pelajaran. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif

    (dari contoh-contoh generalisasi) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh- contoh,

    ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks,

    dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampaike simbolik

    Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa

  • 33

    (b) PelaksanaanStimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)

    Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yangmenimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidakmemberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidikisendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM denganmengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajarlainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasipada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajaryang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalammengeksplorasi bahan.

    Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberikesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkinagenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran,kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentukhipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah)

    Data collection (Pengumpulan Data).Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepadapara siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yangrelevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah,2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan ataumembuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan demikian anak didikdiberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagaiinformasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek,wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dansebagainya.

    Data Processing (Pengolahan Data)Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatanmengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik

  • 34

    melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan.Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya,semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bilaperlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkatkepercayaan tertentu

    Verification (Pembuktian)Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untukmembuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadidengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing(Syah, 2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar prosesbelajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikankesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori,aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalamkehidupannya.

    Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menariksebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlakuuntuk semua kejadian atau masalah yang sama, denganmemperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasilverifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasarigeneralisasi

    (b) Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL)Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah metodapembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didikmelakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untukmenghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran Berbasis Proyekmerupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awaldalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkanpengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyekdirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta

  • 35

    didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui PjBL, prosesinquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question)dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yangmengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saatpertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagaielemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedangdikajinya. PjBL merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunianyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.

    Langkah-langkah

    1PENENTUAN

    PERTANYAAN MENDASAR

    2MENYUSUN PERECANAAN

    PROYEK

    3MENYUSUN JADUAL

    4MONITORING

    5MENGUJI HASIL

    6EVALUASI PENGALAMAN

    (c) Pembelajaran berbasis masalahPembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaranyang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didikuntuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah,peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (realworld)

  • 36

    Langkah-langkah Konsep Dasar (Basic Concept)

    Fasilitator memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skillyang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar pesertadidik lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan mendapatkan petayang akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran

    Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan danpeserta didik melakukan berbagai kegiatan brainstorming dan semua anggotakelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenariosecara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatifpendapat

    Pembelajaran Mandiri (Self Learning)Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedangdiinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yangtersimpan di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yangrelevan.Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar peserta didikmencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan denganpermasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkandengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslahrelevan dan dapat dipahami.

    Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi dalamlangkah pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya pesertadidik berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya danmerumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan inidapat dilakukan dengan cara peserrta didik berkumpul sesuai kelompok danfasilitatornya.

  • 37

    E. Sistem Penilaian (Assessment)Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge),kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaanpengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukandengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR,dokumen, dan laporan.

    Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantupembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan danpengujian.Penilaian

    Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan(knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadappenguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaranyang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengahsemester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.

    Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantupembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuanperancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikapdititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasidalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalampembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukanoleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.

    Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment.Penilaian dapat dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yangsistematis pekerjaan-pekerjaan peserta didik yang dianalisis untuk melihatkemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuanpembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasidiri (self-assessment) dan peer-assessment.

    Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiriterhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada

  • 38

    tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalambelajar.

    Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untukmemberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugasyang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya

    1. Asesmen autentikAsesmen autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiahdalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013, karena,asesmen semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajarpeserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba,membangun jejaring, dan lain-lain. Asesmen autentik cenderungmemfokuskan pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkanpeserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturanyang lebih autentik. Karenanya, asesmen autentik sangat relevan denganpendekatan tematik terpadu dalam pembejajaran, khususnya jenjang sekolahdasar atau untuk mata pelajaran yang sesuai.

    Asesmen autentik merupakan penilaian kinerja, portofolio, dan penilaianproyek. Asesmen autentik kadang-kadang juga disebut penilaian responsif,suatu metode yang sangat populer untuk menilai proses dan hasil belajarpeserta didik yang miliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yangmengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yangjenius, maupun anak tunanetra. Asesmen autentik dapat juga diterapkandalam bidang ilmu tertentu seperti seni atau ilmu pengetahuan padaumumnya, dengan orientasi utamanya pada proses atau hasil pembelajaran.

    Asesmen autentik berbeda dengan penilaian yang menggunakan standartes berbasis norma, pilihan ganda, benarsalah, menjodohkan, ataumembuat jawaban singkat. Tentu saja, pola penilaian seperti ini tidakdiartikan dalam proses pembelajaran, karena memang lzim digunakan danmemperoleh legitimasi secara akademik. Asesmen autentik dapat dibuatoleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru bekerja sama dengan peserta

  • 39

    didik. Dalam asesmen autentik, seringkali pelibatan siswa sangat penting.Hal ini diasumsikan bahwa peserta didik dapat melakukan aktivitas belajarlebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai.

    Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerjamereka sendiri (self assessment) dalam rangka meningkatkan pemahamanyang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran serta mendorong kemampuanbelajar yang lebih tinggi. Pada asesmen autentik guru menerapkan kriteriayang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, danpengalaman yang diperoleh dari luar sekolah.

    Asesmen autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar,kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, sertaketerampilan belajar. Karena penilaian itu merupakan bagian dari prosespembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman tentang kriteriakinerja. Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untukmendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan.

    Asesmen autentik sering digambarkan sebagai penilaian atasperkembangan peserta didik, karena berfokus pada kemampuan merekaberkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subyek. Asesmenautentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, danpengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik,bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa merekasudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya.Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layakdilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remidial harus dilakukan.

    Asesmen Autentik dan Belajar AutentikAsesmen Autentik menggambarkan proses belajar yang autentik pula.Menurut Ormiston belajar autentik mencerminkan pelaksanaan tugas danpemecahan masalah yang dilakukan oleh peserta didik (tunanaetra)dikaitkan dengan realitas di luar sekolah atau kehidupan pada umumnya.Asesmen semacam ini cenderung berfokus pada tugas-tugas kompleks atau

  • 40

    kontekstual bagi peserta didik, yang memungkinkan mereka secara nyatamenunjukkan kompetensi atau keterampilan yang dimilikinya. Contohasesmen autentik antara lain keterampilan kerja, kemampuanmengaplikasikan atau menunjukkan perolehan pengetahuan tertentu,simulasi dan bermain peran, portofolio, memilih kegiatan yang strategis,serta medemonstrasikan dan menampilkan sesuatu.Asesmen autentik mengharuskan pembelajaran yang autentik pula. MenurutOrmiston belajar autentik mencerminkan pelaksanaan tugas dan pemecahanmasalah yang diperlukan dalam kenyataannya di luar sekolah. AsesmenAutentik terdiri dari berbagai teknik penilaian. Pertama, pengukuranlangsung keterampilan peserta didik yang berhubungan dengan hasil jangkapanjang pendidikan seperti kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaianatas tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja yangkompleks. Ketiga, analisis proses yang digunakan untuk menghasilkanrespon peserta didik atas perolehan sikap, keteampilan, dan pengetahuanyang ada. Dengan demikian, asesmen autentik akan bermakna bagi guruuntuk menentukan cara-cara terbaik agar semua siswa dapat mencapai hasilakhir, meski dengan satuan waktu yang berbeda. Konstruksi sikap,keterampilan, dan pengetahuan dicapai melalui penyelesaian tugas di manapeserta didik telah memainkan peran aktif dan kreatif. Keterlibatan pesertadidik dalam melaksanakan tugas sangat bermakna bagi perkembanganpribadi mereka.Dalam pembelajaran autentik, peserta didik diminta mengumpulkaninformasi dengan pendekatan scientific, memahahi aneka fenomena ataugejala dan hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta mengaitkanapa yang dipelajari dengan dunia nyata yang luar sekolah. Dengan demikianguru dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa yang terjadi.Peserta didik pun tahu apa yang mereka ingin pelajari, memiliki parameterwaktu yang fleksibel, dan bertanggungjawab untuk tetap pada tugas.Asesmen autentik -pun mendorong peserta didik mengkonstruksi,mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis, menafsirkan, menjelaskan,

  • 41

    dan mengevaluasi informasi untuk kemudian mengubahnya menjadipengetahuan baru.Sejalan dengan uraian di atas, pada pembelajaran autentik, guru harusmenjadi guru autentik. Peran guru bukan hanya pada proses pembelajaran,melainkan juga pada penilaian. Untuk bisa melaksanakan pembelajaranautentik, guru harus memenuhi kriteria tertentu seperti disajikan berikut ini.

    1) Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan pesertadidik serta desain pembelajaran.

    2) Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untukmengembangkan pengetahuan mereka sebelumnya dengan caramengajukan pertanyaan dan menyediakan sumberdaya memadai bagipeserta didik untuk melakukan akuisisi pengetahuan.

    3) Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru, danmengasimilasikan pemahaman peserta didik.

    4) Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik dapatdiperluas dengan menimba pengalaman dari dunia di luar temboksekolah.Asesmen autentik merupakan komponen penting dari reformasi

    pendidikan sejak tahun 1990an. Wiggins (1993) menegaskan bahwametode penilaian tradisional untuk mengukur prestasi, seperti tes pilihanganda, benar/salah, menjodohkan, dan lain-lain telah gagal mengetahuikinerja peserta didik yang sesungguhnya. Tes semacam ini telah gagalmemperoleh gambaran yang utuh mengenai sikap, keterampilan, danpengetahuan peserta didik dikaitkan dengan kehidupan nyata mereka diluar sekolah atau masyarakat.Asesmen hasil belajar yang tradisional bahkan cenderung mereduksi

    makna kurikulum, karena tidak menyentuh esensi nyata dari proses danhasil belajar peserta didik. Ketika asesmen tradisional cenderungmereduksi makna kurikulum, tidak mampu menggambarkan kompetensidasar, dan rendah daya prediksinya terhadap derajat sikap, keterampilan,dan kemampuan berpikir yang diartikulasikan dalam banyak mata

  • 42

    pelajaran atau disiplin ilmu; ketika itu pula asesmen autentikmemperoleh traksi yang cukup kuat. Memang, pendekatan apa pun yangdipakai dalam penilaian tetap tidak luput dari kelemahan dan kelebihan.Namun demikian, sudah saatnya guru profesional pada semua satuanpendidikan memandu gerakan memadukan potensi peserta didik, sekolah,dan lingkungannya melalui asesmen proses dan hasil belajar yangautentik.

    Data asesmen autentik digunakan untuk berbagai tujuan sepertimenentukan kelayakan akuntabilitas implementasi kurikulum danpembelajaran di kelas tertentu. Data asesmen autentik dapat dianalisisdengan metode kualitatif, kuanitatif, maupun kuantitatif. Analisiskualitatif dari asesmen otentif berupa narasi atau deskripsi atas capaianhasil belajar peserta didik, misalnya, mengenai keunggulan dankelemahan, motivasi, keberanian berpendapat, dan sebagainya. Analisiskuantitatif dari data asesmen autentik menerapkan rubrik skor atau daftarcek (checklist) untuk menilai tanggapan relatif peserta didik relatifterhadap kriteria dalam kisaran terbatas dari empat atau lebih tingkatkemahiran (misalnya: sangat mahir, mahir, sebagian mahir, dan tidakmahir). Rubrik penilaian dapat berupa analitik atau holistik. Analisisholistik memberikan skor keseluruhan kinerja peserta didik, sepertimenilai kompetisi Olimpiade Sains Nasional.

    Jenis-jenis Asesmen/penilaian AutentikDalam rangka melaksanakan asesmen autentik yang baik, guru

    harus memahami secara jelas tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, guruharus bertanya pada diri sendiri, khususnya berkaitan dengan: (1) sikap,keterampilan, dan pengetahuan apa yang akan dinilai; (2) fokus penilaianakan dilakukan, misalnya, berkaitan dengan sikap, keterampilan, danpengetahuan; dan (3) tingkat pengetahuan apa yang akan dinilai, sepertipenalaran, memori, atau proses. Beberapa jenis asesmen autentikdisajikan berikut ini.

  • 43

    2. Penilaian KinerjaPenilaian kinerja merupakan penilaian dengan mengamati

    kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian inidigunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntutpeserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktek dilaboratorium, praktek sholat, praktek olahraga, bermain peran,memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi dll.

    Penilaian unjuk kerja mempertimbangkan hal-hal berikut:a. Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan

    peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatukompetensi.

    b. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalamkinerja tersebut.

    c. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untukmenyelesai -kan tugas.

    4) Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak,sehingga semua dapat diamati.

    5) Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutanpengamatan.Penilaian kinerja sebisa mungkin melibatkan parsisipasi peserta

    didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yangg akan dinilai.Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta didikmenyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka gunakanuntuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Dengan menggunakaninformasi ini, guru dapat memberikan umpan balik terhadap kinerjapeserta didik baik dalam bentuk laporan naratif mauun laporan kelas.Ada beberapa cara berbeda untuk merekam hasil penilaian berbasiskinerja:1) Daftar cek (checklist). Digunakan untuk mengetahui muncul atau

    tidaknya unsur-unsur tertentu dari indikator atau subindikatoryang harus muncul dalam sebuah peristiwa atau tindakan.

  • 44

    2) Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records). Digunakandengan cara guru menulis laporan narasi tentang apa yangdilakukan oleh masing-masing peserta didik selama melakukantindakan. Dari laporan tersebut, guru dapat menentukan seberapabaik peserta didik memenuhi standar yang ditetapkan.

    3) Skala penilaian (rating scale). Biasanya digunakan denganmenggunakan skala numerik berikut predikatnya. Misalnya: 5 =baik sekali, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, 1 = kurang sekali.

    4) Memori atau ingatan (memory approach). Digunakan oleh gurudengan cara mengamati peserta didik ketika melakukan sesuatu,dengan tanpa membuat catatan. Guru menggunakan informasidari memorinya untuk menentukan apakah peserta didik sudahberhasil atau belum. Cara seperti tetap ada manfaatnya, namuntidak cukup dianjurkan.Penilaian kinerja memerlukan pertimbangan-pertimbangan

    khusus. Pertama, langkah-langkah kinerja harus dilakukan pesertadidik untuk menunjukkan kinerja yang nyata untuk suatu ataubeberapa jenis kompetensi tertentu. Kedua, ketepatan dankelengkapan aspek kinerja yang dinilai. Ketiga, kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan oleh peserta didik untukmenyelesaikan tugas-tugas pembelajaran. Keempat, fokus utama darikinerja yang akan dinilai, khususnya indikator esensial yang akandiamati. Kelima, urutan dari kemampuan atau keterampilan pesertadidik yang akan diamati.

    Pengamatan atas kinerja peserta didik perlu dilakukan dalamberbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuantertentu. Untuk menilai keterampilan berbahasa peserta didik, dariaspek keterampilan berbicara, misalnya, guru dapatmengobservasinya pada konteks yang, seperti berpidato, berdiskusi,bercerita, dan wawancara. Dari sini akan diperoleh keutuhanmengenai keterampilan berbicara dimaksud. Untuk mengamati

  • 45

    kinerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen, sepertipenilaian sikap, observasi perilaku, pertanyaan langsung, ataupertanyaan pribadi.

    Penilaian-diri (self assessment) termasuk dalam rumpunpenilaian kinerja. Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian dimana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitandengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yangdipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diridapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif danpsikomotor.1) Penilaian ranah sikap. Misalnya, peserta didik diminta

    mengungkapkan curahan perasaannya terhadap suatu objektertentu berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.

    2) Penilaian ranah keterampilan. Misalnya, peserta didik dimintauntuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telahdikuasainya oleh dirinya berdasarkan kriteria atau acuan yangtelah disiapkan.

    3) Penilaian ranah pengetahuan. Misalnya, peserta didik dimintauntuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikirsebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentuberdasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan.Teknik penilaian-diri bermanfaat memiliki beberapa manfaat

    positif. Pertama, menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik.Kedua, peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya.Ketiga, mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didikberperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan semangat untuk majusecara personal.

    3. Penilaian ProyekPenilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan

    penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik

  • 46

    menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupainvestigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan,pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, danpenyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhandengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain.

    Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didikmemperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan,dan pengetahuannya. Karena itu, pada setiap penilaian proyek,setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru.a. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan

    mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberimakna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.

    b. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran denganpengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yangdibutuhkan oleh peserta didik.

    c. Orijinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yangdikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan

    produk proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukanoleh guru meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian,pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan. Penilaianproyek dapat menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian,atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk posteratau tertulis.

    Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukanpenilaian khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkanuntuk menilai kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dananalitik. Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian ataskemampuan peserta didik menghasilkan produk, seperti makanan,pakaian, hasil karya seni (gambar, lukisan, patung, dan lain-lain),

  • 47

    barang-barang terbuat dari kayu, kertas, kulit, keramik, karet, plastik,dan karya logam. Penilaian secara analitik merujuk pada semuakriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu.Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secarakeseluruhan atas produk yang dihasilkan.

    8) Penilaian PortofolioPenilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang

    didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkanperkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu.Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari prosespembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik.

    Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswasecara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhirsuatu priode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh gurudan peserta didik. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut,guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangankemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengandemikian, portofolio dapat memperlihat kan perkembangan danatau kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya, antara lain:karangan, puisi, surat, komposisi, musik.

    Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefakyang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja daridunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerjapeserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok,memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkanbeberapa dimensi.

    Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yangdidasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkanperkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu.Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses

  • 48

    pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atauinformasi lain yang releban dengan sikap, keterampilan, danpengetahuan yang dituntut oleh topik atau mata pelajarantertentu.Fokus penilaian portofolio adalah kumpulan karya pesertadidik secara individu atau kelompok pada satu periode pembelajarantertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski dapat jugaoleh peserta didik sendiri.Melalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan

    dan atau kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karyamereka dalam menyusun atau membuat karangan, puisi, surat,komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur,laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu,guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuaidengan tuntutan pembelajaran.Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-

    langkah seperti berikut ini.1) Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.2) Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio

    yang akan dibuat.3) Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di

    bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.4) Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada

    tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.5) Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.6) Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas

    bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.7) Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil

    penilaian portofolio.

  • 49

    5. Penilaian TertulisMeski konsepsi asesmen autentik muncul dari ketidakpuasan

    terhadap tes tertulis yang lazim dilaksanakan pada era sebelumnya,penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. Testertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian.Memilih jawaban dan mensuplai jawaban. Memilih jawaban terdiridari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dansebab-akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian ataumelengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian.

    Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didikmampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan,menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atasmateri yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisamungkin bersifat komprehentif, sehingga mampu menggambarkanranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.

    Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatanmemberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama.Misalnya, peserta didik tertentu melihat fenomena kemiskinan darisisi pandang kebiasaan malas bekerja, rendahnya keterampilan, ataukelangkaan sumberdaya alam. Masing-masing sisi pandang ini akanmelahirkan jawaban berbeda, namun tetap terbuka memilikikebenarann yang sama, asalkan analisisnya benar. Tes tersulisberbentuk esai biasanya menuntut dua jenis pola jawaban, yaitujawaban terbuka (extended-response) atau jawaban terbatas(restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada bobot soalyang diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatanpada guru untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik padatingkatan yang lebih tinggi atau kompleks.

    Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. TesTertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan

  • 50

    kepada peserta didik dalam bentuk tulisan (tulisan Braille atautulisan cetak/awas yang diperbesar). Dalam menjawab soal pesertadidik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapidapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda dan lainsebagainya.Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu:a) Soal dengan memilih jawaban

    (1) pilihan ganda(2) dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)(3) menjodohkan

    b) Soal dengan mensuplai-jawaban.(1) isian singkat atau melengkapi(2) uraian terbatas(3) uraian obyektif / non obyektif(4) uraian terstruktur / nonterstruktur

    .F. Pelaporan hasil belajar dan kenaikan kelas1. Laporan Hasil Belajar (LHB)

    a) LHB disampaikan kepada peserta didik dan orang tua/wali pesertadidik setiap akhir semester.

    b) Pengisian LHB dapat dilakukan secara manual atau komputerisasi.c) Bentuk LHB dapat berupa buku atau lembaran, dengan catatan harus

    memenuhi seluruh komponen LHB, yang mencakup (1) identitaspeserta didik, 2) format nilai hasil belajar peserta didik, 3) formatketercapaian kompetensi peserta didik, 4) program pengembangan diri(kegiatan ekstrakurikuler), ketidakhadiran, kepribadian dan catatanwali kelas, 5) keterangan pindah sekolah, dan 6) catatan prestasipeserta didik.

    d) Penulisan buku induk dapat dilakukan secara manual ataukomputerisasi (disesuaikan dengan pelaksanaan penulisan LHB).

  • 51

    2. Prinsip Penilaiana) Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,

    menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajarpeserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan,sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilankeputusan.

    b) Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukanberdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tesdan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja,pengukuran sikap, penilaian hasilkarya berupa tugas, proyek dan atauproduk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

    c) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian:(1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.(2) Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa

    yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti prosespembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi/ rankingseseorang terhadap kelompoknya.

    (3) Sistem penilaian yang direncanakan adalah sistem penilaian yangberkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih,kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensidasar yang telah dimiliki dan belum, serta mengetahui kesulitanpeserta didik.

    (4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut, berupaperbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagipeserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteriaketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telahmemenuhi kriteria ketuntasan.

    (5) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajaryang ditempuh dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh: jikapembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan,maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan

  • 52

    proses) misalnya : teknik wawancara, maupun produk/hasilmelakukan observasi lapangan berupa informasi yang dibutuhkan.

    3. Skala Penilaiana) Nilai ketuntasan belajar untuk aspek pengetahuan dan praktik

    dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat, dengan rentang 0 -100.b) Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu

    kompetensi dasar berkisar antara 0 100 %. Kriteria ideal ketuntasanuntuk masing-masing indikator 75 %.Satuan pendidikan dapatmenentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) dibawah nilaiketuntasan belajar ideal. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkankriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteriaketuntasan ideal.

    c) KKM ditetapkan untuk setiap mata pelajaran oleh forum guru pada awaltahun pelajaran.

    d) KKM tersebut dicantumkan dalam LHB dan harus diinformasikankepada seluruh warga sekolah dan orang tua siswa.

    e) Penetapan KKM dilakukan melalui analisis kriteria ketuntasan belajarminimum pada setiap KD. Setiap KD dimungkinkan adanya perbedaannilai KKM, dan penetapannya harus memp


Top Related