Transcript
Page 1: Lapkas Bedah ERISA RIDHO

7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 1/32

BAB I

PENDAHULUAN

Trauma maksilofasial terjadi sekitar 6% dari seluruh trauma. Penyebab

traumamaksilofasial bervariasi, seperti kecelakaan lalu lintas, kekerasan fisik, terjatuh, olahraga

dan trauma akibat senjata api. Kecelakaan lalu lintas adalah penyebab utama trauma

maksilofasial yang dapat membawa kematian dan kecacatan pada orang dewasa secara umum

dibawah usia ! tahun dan angka terbesar biasanya terjadi pada pria dengan batas usia "#$!

tahun.

&agi pasien dengan kecelakaan lalu lintas yang fatal menjadi masalah karena harus

dirawat di rumah sakit dengan cacat permanen yang dapat mengenai ribuan orang per tahunnya.

&erdasarkan studi yang dilakukan,'"% kematian oleh trauma maksilofasial paling banyak 

disebabkan oleh kecelakaanlalu lintas. Penyebab yang paling sering pada orang dewasa adalah

kecelakaan lalulintas ()!$)%*, sedangkan yang lainnya adalah penganiayaan atau berkelahi (#!$

#%*,olahraga ($#!%*, jatuh (%* dan lain$lain ($#!%*. Pada anak$anak penyebab paling

sering adalah olahraga seperti naik sepeda (!$6%*, sedangkan yang lainnya adalah kecelakaan

lalu lintas (#!$#%*, penganiayaan atau berkelahi ($#!%* dan jatuh ( $#! %*.

+raktur muka dibagi menjadi beberapa, yaitu fraktur tulang hidung, fraktur tulang

igoma dan arkus igoma, fraktur tulang maksila, fraktur tulang orbita dan fraktur tulang

mandibula. Kejadian fraktur mandibula dan maksila terbanyak ketimbang tulang lainnya, yaitu

masing$masing sebesar "-,%, disusul fraktur igoma "',6)% dan fraktur nasal #",66%.

Trauma muka dapat menyebabkan beberapa komplikasi, antaranya adalah obstruksi

saluran napas, perdarahan,gangguan pada vertebra servikalis atau terdapatnya gangguan fungsi

saraf otak. Penanganan khusus pada trauma muka, harus dilakukan segera (immediate* atau pada

waktu berikutnya (delayed*. Penanggulangan ini tergantung kepada kondisi jaringan yangterkena trauma. Pada periode akut setelah terjadi kecelakaan, tidak ada tindakan khusus untuk 

fraktur muka kecuali mempertahankan jalan napas, mengatasi perdarahan dan memperbaiki

sirkulasi darah serta cairan tubuh. Tindakan reposisi dan fiksasi definitif bukan tindakan life$

saving.

1

Page 2: Lapkas Bedah ERISA RIDHO

7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 2/32

BAB II

ANATOMI WAJAH

Kerangka wajah berfungsi untuk melindungi otak, melindungi organ penghidu,

 penglihatan, dan rasa, dan menyediakan kerangka di mana jaringan lunak wajah dapat bertindak 

untuk memfasilitasi makan, ekspresi wajah, bernapas, dan berbicara. Tulang$tulang wajah utama

adalah rahang, rahang bawah, tulang frontal,tulang hidung, dan igoma.

  /ambar ".# tulang wajah

Tulang 0andibula

0andibula adalah tulang berbentuk 1. 2ni adalah satu$satunya tulang yang mobile dan

dikarenakan tempat gigi bawah, gerakannya sangat penting untuk pengunyahan. 3al ini

dibentuk oleh osifikasi intramembranous. 4i permukaan lateral,daerah garis tengah anterior 

inferior dari tubuh hemimandibula adalah segitiga penebalan tulang disebut protuberansia

2

Page 3: Lapkas Bedah ERISA RIDHO

7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 3/32

mental. Tepi inferior menebal dari tonjolanmental memanjang lateral dari garis tengah dan

 bentuk " tonjolan bulat disebuttuberkel mental. Terletak lateral garis tengah pada permukaan

eksternal foraminamental yang mengirimkan mental dan pembuluh saraf. 0ereka biasanya

terletak di bawah puncak gigi seri kedua 6$#! mm dan variasi dalam dimensi

anteroposterior.Tepi tulang lateral posterior meluas tuberkulum mental dan naik miring sebagai

garismiring untuk bergabung dengan tepi anterior dari proses koronoideus. Tepi inferior tubuh

 posterior dan lateral di mana melekat otot masseter.

/ambar "." tulang mandibula

Tulang maksila

5ahang atas memiliki beberapa peran. Tulang ini tempat gigi atas,membentuk atap

rongga mulut, membentuk lantai dan memberikan kontribusi kedinding lateral dan atap rongga

hidung, membentuk sinus maksilaris, danmemberikan kontribusi ke dinding inferior dan dasar 

dari orbital. 4ua tulangmaksilaris yang bergabung di garis tengah membentuk sepertiga tengah

wajah.

3

Page 4: Lapkas Bedah ERISA RIDHO

7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 4/32

/ambar ". tulang maksila

Tulang igoma

Tulang igoma dibentuk oleh bagian$bagian yang berasal dari tulangtemporal, tulang

frontal, tulang sphenoid dan tulang maksila. &agian$bagian tulangyang membentuk igoma ini

membentuk tonjolan pada pipi di bawah mata sedikit ke arah lateral. Tulang igoma membentuk 

 bagian lateral dinding inferior orbital, sertadinding lateral orbital.

/ambar ".) tulang igoma (dari anterior* dan tulang igoma (dari lateral*

Tulang +rontal

4

Page 5: Lapkas Bedah ERISA RIDHO

7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 5/32

Tulang frontal membentuk bagian anterior tempurung kepala, membentuk sinus frontal,

dan membentuk atap sinus etmoid, hidung, dan orbital. 7elain itu, ia juga membentuk 

lengkungan igomatic anterior, dimana otot masseter dipegang. 8tot masseter bertindak untuk 

menutup rahang bawah untuk pengunyahan dan berbicara. 4i permukaan lateral, tulang

igomatic memiliki prosesus. 4i bagianinferior kearah medial untuk berartikulasi dengan

 prosesus ygomatic maksila,membentuk bagian lateral tepi infraorbital. &agian ini mencekung

kearah superior untuk membentuk prosesus frontalis yang berartikulasi dengan tulang frontal. 4i

 bagian posterior, prosesus temporalis berartikulasi dengan prosesus igoma tulangtemporal untuk 

membentuk arkus igomatik. Pada permukaan medial igoma adalah plat orbital halus yang

membentuk dinding lateral orbit.

/ambar ".6 tulang frontal dari bagian posterior 

7inus +rontal

7inus frontal yang terletak di os frontal mulai terbentuk sejak bulan keempatfetus.

7esudah lahir sinus frontal mulai berkembang pada usia $#! tahun dan akanmencapai ukuran

maksimal sebelum usia "! tahun. 1kuran sinus frontal adalah ",cm tingginya, lebarnya ",) cm

dan dalamnya " cm. 7inus frontal biasanya dibagisecara sagital oleh septum eksentrik.

5

Page 6: Lapkas Bedah ERISA RIDHO

7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 6/32

Tulang 3idung

Tulang$tulang hidung yang berpasangan membentuk tulang atapanterosuperior dari

rongga hidung. Tulang ini berartikulasi dengan prosesus nasalsuperior tulang frontal, prosesus

depan tulang maksilaris lateral, dan dengan satusama lain di bagian medial. Permukaan eksternal

cembung kecuali bagian palingsuperior, di mana bentuk cekung berubah untuk berartikulasi

dengan tulang frontal.Pada permukaan internal merupakan alur vertikal untuk arteri nasal

eksterna.

6

Page 7: Lapkas Bedah ERISA RIDHO

7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 7/32

BAB III

TIMJAUAN PUSTAKA

9. 4efinisi

Trauma maksilofasial adalah suatu ruda paksa yang mengenai wajah dan jaringan

sekitarnya. Trauma pada jaringan maksilofasial dapat mengenai jaringanlunak dan

 jaringan keras. :ang dimaksud dengan jaringan lunak wajah adalah jaringan lunak yang

menutupi jaringan keras wajah. 7edangkan yang dimaksuddengan jaringan keras wajah

adalah tulang wajah yang terdiri dari tulang hidung,tulang arkus igomatikus, tulang

mandibula, tulang maksila, tulang rongga mata, gigi dan tulang alveolus.

&. ;tiologi

Penyebab trauma maksilofasial bervariasi, mencakup kecelakaan lalu lintas, kekerasan

fisik, terjatuh, olah raga dan trauma akibat senjata api. Kecelakaan lalulintas adalah

 penyebab utama trauma maksilofasial yang dapat membawa kematiandan kecacatan pada

orang dewasa secara umum dibawah usia ! tahun dan angka terbesar biasanya terjadi

 pada pria dengan batas usia "#$! tahun. &agi pasien dengan kecelakaan lalu lintas yang

fatal menjadi masalah karena harus rawat inap di rumahsakit dengan cacat permanen

yang dapat mengenai ribuan orang per tahunnya. &erdasarkan studi yang dilakukan, '" %

kematian oleh trauma maksilofasial paling banyak disebabkan kecelakaan lalu lintas.

<. Klasifikasi

Trauma maksilofasial dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu trauma jaringan

keras wajah dan trauma jaringan lunak wajah. Trauma jaringan lunak biasanya

disebabkan trauma benda tajam, akibat pecahan kaca pada kecelakaan lalulintas atau

 pisau dan golok pada perkelahian.

#. Trauma jaringan lunak

=uka wajah adalah kerusakan anatomi, diskontinuitas suatu jaringan oleh karena

trauma dari luar.

7

Page 8: Lapkas Bedah ERISA RIDHO

7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 8/32

Trauma pada jaringan lunak wajah dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis luka dan

 penyebab seperti ekskoriasi, luka sayat, luka robek, luka bacok,luka bakar dan luka

tembak . 2a juga dapat diklasifikasikan berdasarkan ada atau tidaknya kehilangan

 jaringan serta dikaitkan juga dengan estetik.

". Trauma jaringan keras wajah

Klasifikasi trauma pada jaringan keras wajah di lihat dari fraktur tulang yangterjadi

dan dalam hal ini tidak ada klasifikasi yang definitif. 7ecara umum dilihat

dariterminologinya yaitu tipe fraktur, perluasan tulang yang terlibat, konfigurasi

(garisfraktur* dan hubungan antara fragmen. &erdasarkan tipe fraktur, ia kemudian

dibagikepada empat yaitu fraktur sederhana, fraktur compound, fraktur comminuted

danfraktur patologis. +raktur sederhana, linear yang tertutup misalnya pada

kondilus,koronoideus, korpus dan mandibula yang tidak bergigi. +raktur ini juga

tidak mencapai bagian luar tulang atau rongga mulut. /reenstick termasuk dalam

fraktur ini yaitu keadaan retak tulang, terutama pada anak dan jarang terjadi.

+raktur compound adalah fraktur yang lebih luas dan terbuka atau berhubungan

dengan jaringan lunak dan lingkungan. &iasanya pada fraktur korpus mandibula yang

menyokong gigi, dan hampir selalu tipe fraktur compound meluas dari membran

 periodontal ke rongga mulut, bahkan beberapa luka yang parah dapatmeluas dengan

sobekan pada kulit. +raktur comminuted adalah fraktur akibat benturan langsung

yang sangat keras seperti peluru yang mengakibatkan tulangmenjadi berkeping yang

kecil atau remuk. +raktur ini bisa terbatas atau meluas, jadisifatnya juga seperti

fraktur compound dengan kerusakan tulang dan jaringan lunak. +raktur patologis

disebabkan oleh keadaan tulang yang lemah oleh karena adanya penyakit$ penyakit

tulang, seperti osteomielitis, tumor ganas, kista yang besar dan penyakit tulang

sistemis sehingga dapat menyebabkan fraktur spontan.

>ika berdasarkan perluasan tulang yang terlibat, fraktur ini dibagi menjadilengkap dan

tidak lengkap. +raktur ini disebut lengkap apabila fraktur mencakups eluruh tulang.

+raktur ini juga dibagi menjadi tidak lengkap, seperti pada greenstick. >ika

diklasifikasi berdasarkan konfigurasi garis fraktur dibagi menjadi tranversal, bias

8

Page 9: Lapkas Bedah ERISA RIDHO

7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 9/32

horiontal atau vertikal, obli?ue (miring*, spiral (berputar* dan comminuted (remuk*.

>ika berdasarkan hubungan antar fragmen dibagi menjadi perpindahan tempat dan

tidak ada perpindahan tempat, bisa terjadi berupa angulasi @ bersudut

,distraksi,kontraksi, rotasi atau berputar dan impaksi atau mendesak.Pada mandibula,

 berdasarkan lokasi anatomi fraktur dapat mengenai daerah dentoalveolar, prosesus

kondiloideus, prosesus koronoideus, angulus mandibula, ramusmandibula, korpus

mandibula, garis tengah mental dan lateral ke garis tengah dalamregio incisivus.

+raktur khusus pada maksila dapat dibedakan menjadi fraktur blow$out (fraktur 

tulang dasar orbita*, fraktur =e +ort 2, =e +ort 22, dan =e +ort 222 dan fraktur 

segmental mandibula.

Klasifikasi dari fraktur maksilofasial itu sendiri terdiri atas beberapa fraktur yakni A

#. +raktur kompleks nasal,

9

Page 10: Lapkas Bedah ERISA RIDHO

7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 10/32

 httpA@@www.srt$psc.com@cw#s.jpg

". +raktur kompleks igomatikus $ arkus igomatikus

. +raktur dento$alveolar,

10

Page 11: Lapkas Bedah ERISA RIDHO

7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 11/32

). +raktur mandibula

11

Page 12: Lapkas Bedah ERISA RIDHO

7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 12/32

. +raktur maksila yang terdiri atas fraktur le fort 2, 22, dan 222.

4. 0anifestasi klinis

Pada penderita trauma muka dapat timbul beberapa kelainan seperti kerusakan jaringan

lunak (edema, kontusio, ekskoriasi, laserasi dan avulsi*, emfisema subkutis, rasa nyeri,

terdapat deformitas yang dapat dilihat atau diperiksa dengan cara perabaan, epistaksis,

obstruksi hidung yang disebabkan timbulnya hematom pada septum nasi, fraktur septum

atau dislokasi septum, gangguan pada mata, misalnya gangguan penglihatan, diplopia,

ekimosis pada konjungtiva, abrasi kornea, gangguan saraf sensoris berupa anestesia atau

hipestesia dari ketiga cabang nervus cranialis kelima, gangguan saraf motorik, trismus,

12

Page 13: Lapkas Bedah ERISA RIDHO

7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 13/32

maloklusi, kebocoran cairan cerebrospinalis, krepitasi tulang hidung, maksila dan

mandibula.

a. +raktur tulang hidung

Pada trauma muka paling sering terjadi fraktur hidung. 4iagnosis fraktur hidung dapat

dilakukan dengan inspeksi, palpasi dan pemeriksaan hidung bagiandalam dilakukan

dengan rinoskopi anterior, biasanya ditandai oleh adanya pembengkakan mukosa hidung,

terdapatnya bekuan dan kemungkinan ada robekan pada mukosa septum, hematoma

septum, dislokasi atau deviasi septum. >ika hanya fraktur tulang hidung sederhana dapat

dilakukan reposisi fraktur tersebut dalam analgesia lokal. +raktur tulang hidung terbuka

menyebabkan perubahan tempat dari tulang hidung tersebut yang juga disertai laserasi

 pada kulitatau mukoperiosteum rongga hidung. Kerusakan atau kelainan pada kulit dari

hidung diusahakan untuk diperbaiki atau direkonstruksi.

 b. +raktur tulang igoma dan arkus igoma

Tulang igoma ini dibentuk oleh bagian yang berasal dari tulang temporal, tulang frontal,

tulang sfenoid dan tulang maksila. /ejala fraktur igoma antara lain adalah pipi menjadi

lebih rata, diplopia, edema periorbita, perdarahan subkonjungtiva, hipestesia atau

anestesia, emfisema subkutis dan epistaksis Karena terjadi pada antrum. +raktur arkus

igoma tidak sulit untuk dikenal sebab pada tempat ini timbul rasa nyeri pada waktu

 bicara atau mengunyah. Kadang$kadang timbul trismus. /ejalaini timbul karena

terdapatnya perubahan letak dari arkus igoma terhadap prosesuskoronoid dan otot

temporal. +raktur arkus igoma yang tertekan atau terdepresi dapatdengan mudah dikenal

dengan palpasi.

c. +raktur tulang maksila

>ika terjadi fraktur maksila maka harus segera dilakukan tindakan untuk mendapatkan

fungsi normal dan efek kosmetik yang baik. Tujuan tindakan penanggulangan ini adalah

untuk memperoleh fungsi normal pada waktu menutup mulut atau oklusi gigi dan

memperoleh kontur muka yang baik. 3arus diperhatikan juga jalan napas serta profilaksis

13

Page 14: Lapkas Bedah ERISA RIDHO

7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 14/32

kemungkinan terjadinya infeksi. ;dema faring dapatmenimbulkan gangguan pada jalan

napas sehingga mungkin dilakukan tindakantrakeostomi. Perdarahan hebat yang berasal

dari arteri maksilaris interna atau arteriethmoidalis anterior sering terdapat fraktur 

maksila dan harus segera diatasi. >ika tidak berhasil dilakukan pengikatan arteri

maksilaris interna atau arteri karotis eksterna atau arteri etmoidalis anterior. >ika kondisi

 pasien cukup baik sesudahtrauma tersebut, reduksi fraktur maksila biasanya tidak sulit

dikerjakan kecualikerusakan pada tulang sangat hebat atau terdapatnya infeksi. 5eduksi

fraktur maksilamengalami kesulitan jika pasien datang terlambat atau kerusakan sangat

hebat yangdisertai dengan fraktur servikal atau terdapatnya kelainan pada kepala yang

tidak terdeteksi. /aris fraktur yang timbul harus diperiksa dan dilakukan fiksasi.

+raktur maksila =e +ort 2

Pada fraktur =e +ort 2 (fraktur /uerin* meliputi fraktur horiontal bagian bawah antara

maksila dan palatum. /aris fraktur berjalan ke belakang melalui lamina pterigoid. +raktur 

ini bisa unilateral atau bilateral. Kerusakan pada fraktur =e +ortakibat arah trauma dari

anteroposterior bawah dapat mengenai nasomaksila, bagian bawah lamina pterigoid,

anterolateral maksila, palatum durum, dasar hidung, septum,apertura piriformis. /erakan

tidak normal akibat fraktur ini dapat dirasakan dengan jari pada saat pemeriksaan palpasi.

/aris fraktur yang mengarah ke vertikal, yang biasanya terdapat pada garis tengah,

membagi muka menjadi dua bagian.

/ambar .# fraktur maksila =e +ort 2

+raktur maksila =e +ort 22

14

Page 15: Lapkas Bedah ERISA RIDHO

7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 15/32

Pada fraktur maksila =e +ort 22 (fraktur piramid* berjalan melalui tulanghidung dan

diteruskan ke tulang lakrimalis, dasar orbita, pinggir infraorbita danmenyebrang ke

 bagian atas dari sinus maksila juga ke arah lamina pterigoid sampaike fossa

 pterigopalatina. +raktur pada lamina kribriformis dan atap sel etmoid dapatmerusak 

sistem lakrimalis.

/ambar ." fraktur maksila =e +ort 22

+raktur maksila =e +ort 222

Pada fraktur maksila =e +ort 222 (craniofacial dysjunction* garis fraktur berjalan melalui

sutura nasofrontal diteruskan sepanjang taut etmoid melalui fisuraorbitalis superior 

melintang ke arah dinding lateral ke orbita, sutura igomatikofrontal dan sutura temporo$

igomatik. +raktur =e +ort 222 ini biasanya bersifat kominutif yang disebut kelainan

dishface. +raktur maksila =e +ort 222 ini sering menimbulkan komplikasi intrakranial

seperti timbulnya pengeluaran cairan otak melalui atap sel etmoid dan lamina

kribriformis.

15

Page 16: Lapkas Bedah ERISA RIDHO

7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 16/32

/ambar . fraktur maksila =e +ort 222

d. +raktur tulang orbita

+raktur maksila sangat erat hubungannya dengan timbulnya fraktur orbitaterutama pada

 penderita yang menaiki kendaraan bermotor. +raktur ini memberikangejala$gejala seperti

enoftalmus, eBoftalmus, diplopia, asimetri pada muka dangangguan saraf sensoris.

+raktur tulang mandibula+raktur tulang mandibula adalah kedua terbanyak dari fraktur 

wajah. Penderitamengeluh maloklusi dan nyeri pada pergerakkan rahang. 7elain itu

terdapat jugagejala pembengkakan atau pun laserasi pada kulit yang meliputi mandibula,

anestesiadapat terjadi pada satu sisi bibir bawah, pada gusi atau pada gigi dimana nervus

alveolaris inferior menjadi rusak serta gangguan jalan napas disebabkan kerusakan hebat

 pada mandibula seperti terjadinya perubahan posisi, trismus, hematoma danedema

 jaringan lunak.

;. 4iagnosis

#* 9danya riwayat trauma pada muka, sebuah riwayat trauma yang lengkap dibutuhkan,

mulai dari kapan kejadian, penyebab trauma, bagaimana mekanisme kejadiannya,

 pertolongan pertama yang sudah dilakukan dan jumlah perdarahan. 7ebuah riwayat

trauma yang lengkap akan berpengaruh terhadap jenis dan waktu perawatan terjadi

serta hasil akhirnya

"* Tampak deformitas muka, bisa berupa A$ &engkak asimetri, miring disertai lecet kulit sampai luka jaringan lunak 

$ 3ematoma atau perdaraan di luka atau dari lubang hidung dan mulut sebagai jalan

keluar perdarahan dari sinus maBilla@fraktur.

* Pemeriksaan fisik 0aBillofacial

16

Page 17: Lapkas Bedah ERISA RIDHO

7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 17/32

Pemeriksaan fisik dilakukan secara menyeluruh dan terfokus pada area

trauma,dengan tetap mewaspadai luka$luka atau trauma lain yang berhubungan. >ika

 perludikonsultasikan ke spesialis lain seperti T3T, mata dan bedah saraf. Cilai lokasi,

 panjang dan kedalaman dari robekan dari wajah. 5obekan, memar,terbakar 

 berdampak merusak struktur yang lebih dalam. &ila ada hal tersebut,lakukan

 pemeriksaan teliti terhadap regio di sekitarnya. 7elalu diasumsikan terdapatfraktur di

 bawah luka robekan atau memar sampai pemeriksaan klinis dan hasilradiologis

membuktikannya.

2nspeksi A

$ ;longasi fasial

4erajat tinggi fraktur =e+ort$ 9simetri

4eformitas dan injuri nercus cranial

Palpasi A

$ Tenderness

$ 7tep offs$ +acial stability

$ <repitus

$ 7ubacutraneous air $ <utaneous anesthesia

Periorbital and 8rbital ;Bam

o Perform early

$ Periorbital and 8rbital ;Bam

o =ihat eBophthalmos or enophthalmos

o Pupil shape

o 3yphema

o Disual acuity

o ;ntrapment signso 5accoon sign

$ &imanual Palpation Test

17

Page 18: Lapkas Bedah ERISA RIDHO

7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 18/32

► Penetrating 2njuries

8ccult globe penetration

;yelid lacerations

►  Cose

7eptal hematoma

<7+ 5hinorrhea

► ;ars

7ubperichondral hematoma

3emotympanum

&attle sign

► 8ral and 0andibular ;Bam

0andible deviation

Teeth malocclusion

18

Page 19: Lapkas Bedah ERISA RIDHO

7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 19/32

Paresthesia

Tongue &lade Test

► -% 7ensitive

► 6% 7pecific

Pada pemeriksaan intraoral lakukan palpasi regio maksila dan mandibula,kemudian

waspadai ada tidaknya pecahan gigi atau kehilangan gigi. 5ahang dinilaidari

gerakannya ke lateral atau ke depan belakang. 5asa lunak yang terlokalisasi atau

 pergerakan yang abnormal mengindikasikan adanya fraktur. 7ensasi di daerah wajah

dinilai.Pemeriksaan intranasal mengidentifikasi robekan, hematoma dan area

obstruksidari dalam hidung. 0engalirnya cairan jernih dari hidung menunjukan

rhinorrhea daricairan cerebrospinal dan penting untuk kemungkinan fraktur di fossa

anterior craniumdan dapat juga mengenai daerah cribiformis.

Pemeriksaan klinis untuk masing$masing fraktur, sebagai berikutA

a. +raktur Komplek Casal

Pemeriksaan klinis pada fraktur kompleks nasal dilakukan dalam dua

 pemeriksaan yakni secara ekstra oral dan intra oral. Pada pemeriksaan ekstra oral,

 pemeriksaan dilakukan visualisasi dan palpasi. 7ecara visualisasi dapat terlihat

adanya deformitas pada tulang hidung, laserasi, epistaksis, bentuk garis hidung

yang tidak normal. 7edangkan secara palpasi dapat terlihat adanya luka robek 

 pada daerah frontal hidung, edema, hematom, dan tulang hidung yang bergerak 

dan remuk. Pada pemeriksaan intra oral, pemeriksaan dilakukan secara visualisasi

dan palpasi. 7ecara visualisasi dapat terlihat adanya deformitas yang berlanjut,

deviasi pada tulang hidung, ekhimosis dan laserasi. 7edangkan secara palpasi

terdapat bunyi yang khas pada tulang hidung.

7elanjutnya pemeriksaan fraktur nasal kompleks dilakukan dengan foto rontgen

dengan proyeksi Eater, <T 7can, 3elical <T dan pemeriksaan foto roentgen

dengan proyeksi dari atas hidung.

 b. +raktur Komplek igoma19

Page 20: Lapkas Bedah ERISA RIDHO

7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 20/32

Pemeriksaan klinis pada fraktur kompleks igoma dilakukan dalam dua

 pemeriksaan yakni secara ekstra oral dan intra oral. Pada pemeriksaan ekstra oral,

 pemeriksaan dilakukan dengan visualisasi dan palpasi. 7ecara visualisasi dapat

terlihat adanya kehitaman pada sekeliling mata, mata juling, ekhimosis, proptosis,

 pembengkakan kelopak mata, perdarahan subkonjungtiva, asimetris pupil,

hilangnya tonjolan prominen pada daerah igomatikus. 7edangkan secara palpasi

terdapat edema dan kelunakan pada tulang pipi. Pada pemeriksaan intra oral,

 pemeriksaan dilakukan secara visualisasi dan palpasi. 7ecara visualisasi dapat

terlihat adanya ekimosis pada sulkus bukal atas di daerah penyangga igomatik,

kemungkinan penyumbatan oklusi didaerah molar pada sisi yang terkena injuri.

7edangkan secara palpasi terdapat kelunakan pada sulkus bukal atas di daerah

 penyangga igomatik, anestesia gusi atas.

Pemeriksaan fraktur komplek igomatikus dilakukan dengan foto rontgen

submentoverteks, proyeksi waters dan <T scan.

c. +raktur 4entoalveolar 

Pemeriksaan klinis pada fraktur dentoalveolar dilakukan dalam dua pemeriksaan

yakni secara ekstra oral dan intra oral. Pada pemeriksaan ekstra oral, pemeriksaan

dilakukan dengan visualisasi dan palpasi. 7ecara visualisasi dapat terlihat adanya

laserasi, edema dan ekimosisi pada daerah bibir. 7edangkan secara palpasi

terdapat pecahan gigi pada jaringan bibir. Pada pemeriksaan intra oral,

 pemeriksaan dilakukan secara visualisasi dan palpasi. 7ecara visualisasi dapat

terlihat adanya laserasi pada permukaan lidah dan sulkus labial, avulsi dan

subluksasi. 7edangkan secara palpasi terdapat deformitas tulang, krepitus.

Pemeriksaan fraktur dentoalveolar dilakukan dengan radiograf intra$oral dan

 panoramik.

d. +raktur 0aksila

+raktur maksila terbagi atas fraktur =e +ort 2, =e +ort 22 dan =e +ort 222, dimana

 pemeriksaan klinis pada masing$masing fraktur =e +ort tersebut berbeda.

20

Page 21: Lapkas Bedah ERISA RIDHO

7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 21/32

Le Fort I

Pemeriksaan klinis pada fraktur =e +ort 2 dilakukan dalam dua pemeriksaan yakni

secara ekstra oral dan intra oral. Pada pemeriksaan ekstra oral, pemeriksaan

dilakukan dengan visualisasi dan palpasi. 7ecara visualisasi dapat terlihat adanya

edema pada bibir atas dan ekimosis. 7edangkan secara palpasi terdapat

 bergeraknya lengkung rahang atas. Pada pemeriksaan intra oral, pemeriksaan

dilakukan secara visualisasi dan palpasi. 7ecara visualisasi dapat terlihat adanya

open bite anterior. 7edangkan secara palpasi terdapat rasa nyeri.

7elanjutnya pemeriksaan fraktur =e +ort 2 dilakukan dengan foto rontgen dengan

 proyeksi wajah anterolateral.

Le Fort II

Pemeriksaan klinis pada fraktur =e +ort 22 dilakukan dalam dua pemeriksaan

yakni secara ekstra oral dan intra oral. Pada pemeriksaan ekstra oral, pemeriksaan

dilakukan dengan visualisasi dan palpasi. 7ecara visualisasi dapat terlihat pupil

cenderung sama tinggi, ekimosis, dan edema periorbital. 7edangkan secara

 palpasi terdapat tulang hidung bergerak bersama dengan wajah tengah, mati rasa

 pada daerah kulit yang dipersarafi oleh nervus infraorbitalis. Pada pemeriksaan

intra oral, pemeriksaan dilakukan secara visualisasi dan palpasi. 7ecara visualisasi

dapat terlihat adanya gangguan oklusi tetapi tidak separah jika dibandingkan

dengan fraktur =e +ort 2. 7edangkan secara palpasi terdapat bergeraknya lengkung

rahang atas.

Pemeriksaan selanjutnya dilakukan dengan pemeriksaan dengan foto rontgen

 proyeksi wajah anterolateral, foto wajah polos dan <T scan.

Le Fort III

Pemeriksaan klinis pada fraktur =e +ort 222 dilakukan secara ekstra oral. Pada

 pemeriksaan ekstra oral, pemeriksaan dilakukan dengan visualisasi. 7ecara

visualisasi dapat terlihat pembengkakan pada daerah kelopak mata, ekimosis

21

Page 22: Lapkas Bedah ERISA RIDHO

7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 22/32

 periorbital bilateral. 1saha untuk melakukan tes mobilitas pada maksila akan

mengakibatkan pergeseran seluruh bagian atas wajah.

Pemeriksaan selanjutnya dilakukan dengan pemeriksaan dengan foto rontgen

 proyeksi wajah anterolateral, foto wajah polos dan <T scan.

e. +raktur 0andibula

Pemeriksaan klinis pada fraktur mandibula dilakukan dalam dua pemeriksaan

yakni secara ekstra oral dan intra oral. Pada pemeriksaan ekstra oral, pemeriksaan

dilakukan dengan visualisasi dan palpasi. 7ecara visualisasi terlihat adanya

hematoma, pembengkakan pada bagian yang mengalami fraktur, perdarahan pada

rongga mulut. 7edangkan secara palpasi terdapat step deformity. Pada

 pemeriksaan intra oral, pemeriksaan dilakukan secara visualisasi dan palpasi.

7ecara visualisasi terlihat adanya gigi yang satu sama lain, gangguan oklusi yang

ringan hingga berat, terputusnya kontinuitas dataran oklusal pada bagian yang

mengalami fraktur. 7edangkan secara palpasi terdapat nyeri tekan, rasa tidak enak 

 pada garis fraktur serta pergeseran.

Pada fraktur mandibula dilakukan pemeriksaan foto roentgen proyeksi oklusal

dan periapikal, panoramik tomografi ( panoreB * dan helical <T.

)* 5adiologis A

$ +oto 9PA Ealaupun garis patah kadang tidak jelas, dengan membandingkan sisi

kontralateral, bias ditemui diskontinuitas tulang secara radiologis. Perhatikan

 pengisian sinus oleh darah yang menyebabkan pengaburan gambar sinus.

$ <T 7can bisa melihat garis patah yang tidak nampak dalam foto radiologis biasa.

<T 7can $dimensi akan menggambarkan bentk tulang muka keseluruhan fan

lubang tulang yang patah atau melesak dapat dikenali dengan lebih jelas,

dikerjakan atas indikasi khusus. <T scan pada potongan aBial maupun coronal

merupakan gold standard pada pasien dengankecurigaan fraktur igoma, untuk 

mendapatkan pola fraktur, derajat pergeseran, dan evaluasi jaringan lunak orbital.

22

Page 23: Lapkas Bedah ERISA RIDHO

7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 23/32

7ecara spesifik <T scan dapat memperlihatkan keadaan dari midfasial, seperti

nasomaBillary, ygomaticomaBillary, infraorbital, ygomaticofrontal,

ygomaticosphenoid, dan ygomaticotemporal.

$ Penilaian radiologis dari foto polos dapat menggunakan foto waters, caldwel,

submentovertek dan lateral. 4ari foto waters dapat dilihat pergeseran pada tepi

orbita inferior, maksila, dan igoma. +oto caldwel dapat menunjukkan region

frontoigomatikus danarkus igomatikus. +oto submentovertek menunjukkan

arkus igomatikus.

BAB IV

LAPORAN KASUS

3.1 Identit! P!ien

 Cama A 0aruki

>enis Kelamin A =aki$laki1mur A 6 Tahun

9lamat A 4esa 0oncrang, 9ceh 1tara

9gama A 2slam Co <0 A #$!'$$)-

Tanggal 0asuk A " 4esember "!#

Tanggal Pemeriksaan A >anuari "!#

3." An#ne!i!

23

Page 24: Lapkas Bedah ERISA RIDHO

7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 24/32

Ke$%&n Ut#   A Cyeri di wajah

Ri'(t Pen()it Se)rn*  A

Pasien merupakan rujukan dari 9ceh 1tara datang ke 2/4 57149 dengan keluhan nyeri

di bagian wajahnya. Keluhan ini telah dirasakan oleh pasien sejak hari sebelum masuk 5umah

7akit. Cyeri mulai dirasakan sesat setelah pasien mengalami kecelakaan lalu lintas. Pasien

mengendarai sepeda motor dan menabrak sepeda motor dari arah yang berlawanan. 5iwayat

 penurunan kesadaran setelah kecelakan tidak ada, pasien juga tidak mengeluhkan mual dan

muntah sesaat setelah kecelakaan. 7etelah kecelakaan pasien langsung dibawa ke 57 terdekat

dan setelah beberapa hari dirawat disana pasien dirujuk ke 57149. Tanggal 6 januari "!#6

 pasien direncanakan untuk dilakukan 8perasi 5eposisi +iksasi.

Ri'(t Pen()it D&%$%

Pasien sebelumnya belum pernah mengalami hal seperti ini.

Ri'(t Pen()it Ke$%r*

Tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit yang sama dengan pasien.

Ri'(t Pen**%nn O+t

Pasien sudah pernah di rawat di 571 9ceh 1tara sebelum dibawa ke 57149 dan

mendapatkan pengobatan disana namun pasien tidak tahu obat apapa saja yang diberikan ketika

dirawat disana.

3.3 Pe#eri)!n Fi!i) 

Stt%! ,ener$i!

24

Page 25: Lapkas Bedah ERISA RIDHO

7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 25/32

Keadaan 1mum A &aik

Kesadaran A <ompos mentis

Tekanan darah A #"!@'! mm3g

+rekuensi Cadi A ! kali@menit

+rekuensi Pernapasan A "" kali@menit

Temperatur A 6,F<

Stt%! Intern%!

a. Kulit

Earna A 7awo matang

Turgor A &aik  

7ianosis A Tidak ada

2kterus A Tidak ada

8edema A Tidak ada

9nemia A Tidak ada

 b. Kepala

5ambut A 4istribusi merata

Eajah A 7imetris, edema ($@$*, deformitas (G@G*

0ata A Konjungtiva pucat ($@$*, sklera ikterik ($@$*, perdarahan pada 7kelra

($@G*

5efleks cahaya langsung (G@G*,

5efleks cahaya tidak langsung (G@G*,

Pupil isokor mm @ mm, diplopia ($*

Telinga A Cormotia, serumen ($@$*

3idung A Capas cuping hidung ($*, sekret ($@$*

0ulut A &ibir pucat ($*, mukosa basah (G*, sianosis ($*

=idah A Tremor ($*, hiperemis ($*

25

Page 26: Lapkas Bedah ERISA RIDHO

7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 26/32

c. =eher 

2nspeksi A 7imetris

Palpasi A Pembesaran kelenjar getah bening ($*

d. Thoraks

2nspeksi A /erakan dinding dada simetris baik statios maupun dinamis

Palpasi

7tem +remitus Paru Kanan Paru Kiri

=apangan Paru 9tas 7tem +remitus Cormal 7tem +remitus Cormal

=apangan Paru Tengah 7tem +remitus Cormal 7tem +remitus Cormal=apangan Paru &awah 7tem +remitus Cormal 7tem +remitus Cormal

PerkusiParu Kanan Paru Kiri

=apangan Paru 9tas 7onor 7onor  

=apangan Paru Tengah 7onor 7onor  =apangan Paru &awah 7onor 7onor  

9uskultasi

7uara Cafas Pokok Paru Kanan Paru Kiri

=apangan Paru 9tas Desikuler Desikuler  =apangan Paru Tengah Desikuler Desikuler  

=apangan Paru &awah Desikuler Desikuler  

7uara Cafas Tambahan Paru Kanan Paru Kiri

=apangan Paru 9tas5honki ($*,

Wheezing  ($*

5honki ($*,

Wheezing ($*

=apangan Paru Tengah5honki ($*,

Wheezing  ($*

5honki ($*,

Wheezing  ($*

=apangan Paru &awah5honki ($*,

Wheezing  ($*

5honki ($*,

Wheezing ($*

Thoraks Posterior 

2nspeksi A /erakan dinding dada simetris baik statis maupun dinamis

Palpasi

26

Page 27: Lapkas Bedah ERISA RIDHO

7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 27/32

7tem +remitus Paru Kanan Paru Kiri

=apangan Paru 9tas 7tem +remitus Cormal 7tem +remitus Cormal

=apangan Paru Tengah 7tem +remitus Cormal 7tem +remitus Cormal

=apangan Paru &awah 7tem +remitus Cormal 7tem +remitus Cormal

Perkusi

Paru Kanan Paru Kiri

=apangan Paru 9tas 7onor 7onor  =apangan Paru Tengah 7onor 7onor  

=apangan Paru &awah 7onor 7onor  

9uskultasi

7uara Cafas Pokok Paru Kanan Paru Kiri

=apangan Paru 9tas Desikuler Desikuler  =apangan Paru Tengah Desikuler Desikuler  

=apangan Paru &awah Desikuler Desikuler  

7uara Cafas Tambahan Paru Kanan Paru Kiri

=apangan Paru 9tas5honki ($*,

Wheezing  ($*

5honki ($*,

Wheezing ($*

=apangan Paru Tengah5honki ($*,

Wheezing  ($*

5honki ($*,

Wheezing  ($*

=apangan Paru&awah 5honki ($*,

Wheezing  ($*

5honki ($*,

Wheezing ($*

>antung

2nspeksi A Tidak dijumpai adanya kelainan

Palpasi A 2ctus cordis teraba di 2<7 D linea midklavikularis sinistra " jari ke lateral

Perkusi

9tas A 2<7 222 sinistra

Kiri A =inea midklavikularis sinistra " jari ke lateral

Kanan A =inea parasternal deBtra # jari ke arah lateral

9uskultasi A &> 2 H &> 22, bunyi tunggal, regular, murmur ($*, gallop ($*

e. 9ksila A Pembesaran K/& ($*

27

Page 28: Lapkas Bedah ERISA RIDHO

7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 28/32

f. 9bdomen

2nspeksi A 7imetris, distensi ($*, tumor ($*, vena collateral ($*

Palpasi A Cyeri tekan ($*, defans muscular ($*

3epar A Tidak teraba

=ien A Tidak teraba

/injal A &allotement ($@$*, Cyeri ketok costovertebrae ($@$*

Perkusi A Timpani, shifting dullness ($*

9uskultasi A Peristaltik usus normal

f. /enitalia A Tidak dilakukan pemeriksaan

g. 9nus A Tidak dilakukan pemeriksaan

h. 7tatus lokalis

5egio +acalis

=ookA 4eformitas (G*, 7welling (G*, Derban ($*, luka ($*, tampak perdarahan pada 7klera ($@G*

+eelA nyeri (G*

28

Page 29: Lapkas Bedah ERISA RIDHO

7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 29/32

3.- Pe#eri)!n Pen%nn*

 =aboratorium

Jeni! Pe#eri)!n "3/1"/10 "/1/12

3emoglobin ##.) #","

3ematokrit "6 ;ritrosit .! .

=eukosit 6,- 6,!

Trombosit "- ""!

Eaktu Perdarahan $

Eaktu Pembekuan - $

 Catrium #)! $

Kalium ),) $

Klorida #!) $

/47 #!- $

1reum # $

Kreatinin !,6 $

3.0. Di*no! K$ini!

+raktur 0aBillo +acialis

3.2 Tt$)!n

29

Page 30: Lapkas Bedah ERISA RIDHO

7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 30/32

#. 2D+4 Ca<l "! gtt@menit

". 2nj. <efriaBone # gr@#" jam

. 2nj. 5anitidin # amp@#" jam

). 2nj. Ketorolac % # amp@#"jam

3. Pro*no!i!

Iuo ad vitam A 4ubia ad bonam

Iuo ad functionam A 4ubia ad malam

Iuo ad sanactionam A 4ubia ad malam

3.4 Re!%#e

Pasien laki$laki, usia 6 tahun merupakan rujukan dari aceh utara datang ke 2/4

57149 dengan keluhan nyeri di bagian wajahnya. Keluhan ini telah dirasakan oleh pasien

sejak hari sebelum masuk 5umah 7akit. Cyeri mulai dirasakan sesat setelah pasien mengalami

kecelakaan lalu lintas. Pasien mengendarai sepeda motor dan menabrak sepeda motor dari arah

yang berlawanan. 5iwayat penurunan kesadaran setelah kecelakan tidak ada, pasien juga tidak 

mengeluhkan mual dan muntah sesaat setelah kecelakaan. 7etelah kecelakaan pasien langsung

dibawa ke 57 terdekat dan setelah beberapa hari dirawat disana pasien dirujuk ke 57149.

Tanggal 6 januari "!#6 pasien direncanakan untuk dilakukan operasi reposisi fiksasi.

 4ari pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. 7tatus lokalis di regio facialis tampak 

wajah yang asimetris dan deformitas (G*, swelling (G* dan tampak perdarahan pada slkera mata

kiri.

30

Page 31: Lapkas Bedah ERISA RIDHO

7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 31/32

DAFTAR PUSTAKA

9nthony /. 3illier, 4.8. "!!. 0aBillofacial Trauma. 7t. >ohn Eest 7hore ;mergency 0edicine

5esident

&ailey >7, /oldwasser 07. 0anagement of ygomatic <ompleB +ractures.4alam A 0iloro 0 et

al. "!!). PetersonJs principles of 8ral and 0aBillofacial7urgery "nd. 3amilton, =ondon A &<

4ecker 2nc.

&eaty C&, =e TT. 0andibular thickness measurements in young dentateadults. 9rch 8tolaryngol

3ead Ceck 7urg. 7ep "!!-#(-*A-"!$.

&erkovit &K, 0oBham &>. #-. 9 TeBtbook of 3ead L Ceck 9natomy.#st ed. 0osby$:ear 

&ook 

&ron 9>, Tripathi 5<, Tripathi &>. EolffMs. #--'. 9natomy of the ;ye and 8rbit. thed.

PhiladelphiaA =ippincott Eilliams L Eilkins

4utton >>. #--). 9tlas of <linical and 7urgical 8rbital 9natomy. PhiladelphiaA E&7aunders <o.

/entur 7udjatmiko. "!!'. Petunjuk praktis ilmu bedah plastic rekonstruksi. :ayasan Khasanah

kebajikan

=ang >. #--. <linical 9natomy of the Cose, Casal <avity, and Paranasal7inuses. C:A Thieme

0edical Publishers

31

Page 32: Lapkas Bedah ERISA RIDHO

7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 32/32

0iller P>, 7mith 7, 7hah 9. The subygomatic fossaA a practical landmark inidentifying the

ygomaticus major muscle. 9rchives of +acial Plastic7urgery. >ul$9ug "!!'-()*A"'#$).

 Cetter +3. #--. 9tlas of 3uman 9natomy. C:A Covartis 0edical ;ducation

Prabhu =D, 5anade 9D, 5ai 5, Pai 00, Kumar 9, 7inha P. The nasalseptumA an osteometric

study of #6 cadaver specimens. ;ar Cose Throat > . 9ug "!!-(*A#!"$6.

Prasetiyono 9. Penanganan fraktur arkus dan kompleks igomatikus. 2ndonesian journal of oral

and maBillofacial surgeons. +eb "!! no #tahun 2N hal )#$!.

5ohen >E, :okochi <. #-. <olor 9tlas of 9natomy. PhiladelphiaA =ippincott Eilliams L

Eilkins.

Tucker 05, 8chs 0E. "!!. 0anagement of facial fractures. 4alam A Petersonlj et al.

contemporary oral and maBillofacial surgery. 7t louisA mosbyco.


Top Related