Download - makalah rumah sehat

Transcript

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUPMAKALAH KESEHATAN LINGKUNGAN(LIMBAH)Dosen pengampu : Bp. Andi Irwan Benardi

Di susun oleh : Dian Anggun Puji Raharja (8111411069)Ari Sulistiyo (1201412067)Neyla Dalung Estety (5112412058)Aprilia Dwiki H (5112412059)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2013/201BAB IA. Latar BelakangKesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam kesejahteraan penduduk.Di manalingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya angka kematian bayi pada suatu daerah disebabkan karena faktor perilaku (perilaku perawatan pada saat hamil dan perawatan bayi, serta perilaku kesehatan lingkungan ) dan faktor kesehatan lingkungan.

Pada masa yang datang pemerintah lebih fokus pada pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan dan pengembangan wilayah yang berkesadaran lingkungan, sementara pihak pengguna infrastruktur dalam hal ini masyarakat secara keseluruhan harus disiapkan dengan kesadaran lingkungan yang lebih baik (tahu sesuatu atau tahu bersikap yang semestinya) Masa datang kita dihadapkan dengan penggunaan IPTEK yang lebih maju dan lebih kompleks yang memerlukan profesionalisme yang lebih baik dengan jenjang pendidikan yang memadai.

Di samping itu dalamprosespembangunan masa datang, diperlukan adanya teknologi kesehatan lingkungan yang menitik beratkan upayanya pada metodologi mengukur dampak kesehatandaripencemaran yang ditimbulkan oleh adanya pembangunan, Indikator ini harus mudah, murah untuk diukur juga sensitif menunjukkan adanya perubahan kualitas lingkungan.A. Pengertian Kesehatan LingkunganKesehatan lingkungan adalah kesehatan yang sangat penting bagi kelancaran kehidupan dibumi, karena lingkungan adalah tempat dimana pribadi itu tinggal. Lingkungan yang sehat dapat dikatakan sehatbilasudah memenuhi syarat-syarat lingkungan yang sehat.

Kesehatan lingkungnan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam keseimbangan ekologis.Jadi kesehatan lingkungan merupakan bagian dari ilmu kesehatan mayarakatB. Syarat-syarat Lingkungan Yang Sehat1. Keadaan AirAir yang sehat adalah air yang tidak berbau, tidak tercemar dan dapat dilihat kejernihan air tersebut, kalau sudah pasti kebersihannya dimasak dengan suhu 1000C, sehingga bakteri yang di dalam air tersebut mati.

2. Keadaan UdaraUdara yang sehat adalah udara yang didalamnya terdapat yang diperlukan, contohnya oksigen dan di dalamnya tidka tercear oleh zat-zat yang merusak tubuh, contohnya zat CO2 (zat carbondioksida).

3. Keadaan tanahTanah yang sehat adalah tamah yamh baik untuk penanaman suatu tumbuhan, dan tidak tercemar oleh zat-zat logam berat.C. Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan1. Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai2. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor3. Mengolah tanah sebagaimana mestinya4. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosongD. Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan1. Mengurangi Pemanasan GlobalDengan menanam tumbuhan sebanyak-banyaknya pada lahan kosong, maka kita juga ikut serta mengurangi pemanasan global, karbon, zat O2 (okseigen) yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan dan zat tidak langsung zat CO2 (carbon) yang menyebabkanatmosferbumi berlubang ini terhisap oleh tumbuhan dan secara langsung zat O2 yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati oleh manusia tersebut untuk bernafas.

2. Menjaga Kebersihan LingkunganDengan lingkungan yang sehat maka kita harus menjaga kebersihannya, karena lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang bersih dari segala penyakit dan sampah.Sampah adalah mush kebersihan yang paling utama. Sampah dapat dibersihkan dengan cara-cara sebagai berikut ;

a. Membersihkan Sampah OrganikSampah organik adalah sampah yang dapat dimakan oleh zat-zat organik di dalam tanah, maka sampah organik dapat dibersihkan dengan mengubur dalam-dalam sampah organik tersebut, contoh sampah organik :

- Daun-daun tumbuhan- Ranting-ranting tumbuhan- Akar-akar tumbuhan

b. Membersihkan Sampah Non Organik Sampah non organik adalah sampah yang tidak dapat hancur (dimakan oleh zat organik) dengan sendirinya, maka sampah non organik dapat dibersihkan dengan membakar sampah tersebut dan lalu menguburnya.E. Ruang Lingkup Kesehatan LingkunganKontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat.

I. RUMAH SEHAT

Perumahan merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Rumah atau tempat tinggal, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba manusia bertempat tinggal di gua-gua, kemudian berkembang dengan mendirikan rumah di hutan-hutan dan di bawah pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun rumah bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern.Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk melepas lelah setelah bekerja seharian, namun didalamnya terkandung arti yang penting sebagai tempat untuk membangun kehidupan keluarga sehat dan sejahtera.Keadaan perumahan adalah salah satu faktor yang menentukan keadaan higiene dan sanitasi lingkungan. Seperti yang dikemukakan oleh WHO bahwa perumahan yang tidak cukup dan terlalu sempit mengakibatkan pula tingginya kejadian penyakit dalam masyarakat. Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan besar namun rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat dan layak dihuni. Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal.Masalah perumahan telah diatur dalam Undang-Undang pemerintahan tentang perumahan dan pemukiman No.4/l992 bab III pasal 5 ayat l yang berbunyi Setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati dan atau menikmati dan atau memiliki rumah yang layak dan lingkungan yang sehat, aman , serasi, dan teratur

a. Pengertian Rumah SehatSetiap manusia, di manapun berada, membutuhkan tempat untuk tinggal yang disebut rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepas lelah, tempat bergaul dan membina rasa kekeluargaan di antara anggota keluarga, serta sebagai tempat berlindung dan menyimpan barang berharga. Selain itu, rumah juga merupakan status lambang sosial. (Azwar, 1996; Mukono, 2000).Perumahan merupakan kebutuhan dasar manusia dan juga merupakan determinan kesehatan masyarakat. Karena itu, pengadaan perumahan merupakan tujuan fundamental yang kompleks dan tersedianya standar perumahan adalah isu penting dari kesehatan masyarakat. Perumahan yang layak untuk tempat tinggal harus memenuhi syarat kesehatan, sehingga penghuninya tetap sehat. Perumahan yang sehat tidak lepas dari ketersediaan prasarana dan sarana terkait, seperti penyediaan air bersih, sanitasi pembuangan sampah, transportasi, dan tersedianya pelayanan sosial. (Krieger and Higgins, 2002).Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang digunakan sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga (UU RI No. 4 Tahun 1992). Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik demi kesehatan keluarga dan individu. (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan, 2001).Dengan demikian dapat dikatakan bahwarumah sehatadalah bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. Oleh karena itu, keberadaan perumahan yang sehat, aman, serasi, teratur sangat diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik.Hubungan rumah dengan kesehatan

Perumahan yang memenuhi syarat kesehatan merupakan salah satu usaha untuk memperbaiki kesehatan. Di Indonesia terutama di pedesaan, soal perumahan masih belum memenuhi syarat syarat perumahan sehat. Tetapi di kota kota besar hal ini sudah ada kemajuan yang cukup menggembirakan, walaupun di berbagai tempat masih terdapat pula perumahan yang sama sekali tidak memenuhi syarat yang lazimnya disebut slum (gubug-gubug).

Pada umumnya di kota-kota besar terdapat masalah-masalah perumahan yang sulit dipecahkan yaitu:

1. Kepadatan penghuni (overcrowding)Hal ini disebabkan karena jumlah penduduk berkembang lebih pesat daripada jumlah rumah sehingga kebanyakan orang atau keluarga, sehingga terpaksa harus tinggal bersama-sama dalam satu rumah dengan lain-lain keluarga (3 atau 4 keluarga dalam satu rumah).

2. Perumahan liar (wild occupancy)Terjadinya rumah-rumah liar ini menimbulkan aspek yang sangat merugikan, baik dari segi keindahan kota, maupun dari segi timbulnya penyakit menular, sebab pada umumnya rumah-rumah liar ini dibuat sembarangan saja, tidak mempunyai kakus, dapur khusus, kamar mandi, serta pembuangan air kotor dan pembuangan sampahnya tidak teratur. Hal inilah yang menyebabkan daerah perumahan liar menjadi sumber penyakit. Jelaslah bahwa perumahan ada hubungannya dengan kesehatan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan perumahan

Di dalam program kesehatan lingkungan, suatu pemukiman/perumahan sangat berhubungan dengan kondisi ekonomi, sosial, pendidikan, tradisi/kebiasaan, suku, geografi, dan kondisi lokal. Selain itu lingkungan perumahan/pemukiman dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat menentukan kualitas lingkungan perumahan tersebut, antara lain fasilitas pelayanan, perlengkapan, peralatan yang dapat menunjang terselenggaranya kesehatan fisik, kesehatan mental, kesejahteraan sosial bagi individu dan keluarganya.

Ada perbedaan corak, bentuk atau keadaan perumahan antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya, umumnya dipengaruhi oleh berbagai faktor, yakni:

1. Kebijaksanaan pemerintah tentang perumahan yang menyangkut tata guna tanah, program perumahan yang dimiliki dan lain sebagainya.

2. Status sosial ekonomi masyarakat, ditandai dengan pendapatan masyarakat, tersedianya bahan bangunan yang dapat dimanfaatkan masyarakat dan atau dibeli dan lain sebagainya. Jelaslah bahwa suatu masyarakat yang lebih makmur, secara relative akan mempunyai perumahan yang lebih baik, dibandingkan dengan masyarakat yang miskin.

3. Faktor lingkungan dimana masyarakat itu berada, baik lingkunagn fisik, biologis ataupun sosial.

Suatu daerah dengan lingkungan fisik berupa pegunungan, tentu saja perumahannya berbeda dengan perumahan di daerah pantai, demikian pula perumahan di daerah beriklim panas, berbeda dengan perumahan di daerah beriklim dingin. Selanjutnya masyarakat yang tinggal di daerah lingkungan biologis yang banyak hewan buasnya tentu saja memiliki bentuk rumah yang lebih terlindung, disbanding dengan perumahan yang terletak di lingkungan biologis yang tidak ada hewan buasnya. Demikian pula lingkungan sosial, seperti adat istiadat, kepercayaan dan lain sebagainya banyak memberikan pengaruh pada bentuk rumah yang didirikan.

4. Kemajuan teknologi yang dimiliki, terutama teknologi pembangunan.

Untuk ini telah sama bahwa masyarakat yang telah maju teknologinya, mampu membangun perumahan yang lebih komplek dibandingkan dengan masyakat yang masih sederhana.

5. Kebudayaan, di Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan beraneka ragam kebudayaan, sehingga corak model rumah dari tiap daerah berbeda sesuai dengan adat-istiadatnya.

b. Kriteria Rumah Sehat1. Menurut Winslow dan APHAPermukiman sehat dirumuskan sebagai suatu tempat untuk tinggal secara permanen. Berfungsi sebagai tempat untuk bermukim, beristirahat, berekreasi (bersantai) dan sebagai tempat berlindung dari pengaruh lingkungan yang memenuhi persyaratan fisiologis, psikologis, dan bebas dari penularan penyakit.Rumusan yang dikeluarkan oleh American Public Health Association (APHA), syarat rumah sehat harus memenuhi kriteria sebagai berikut1. Memenuhikebutuhan fisiologis. Antara lain, pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.2. Memenuhikebutuhan psikologis. Antara lain, privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.3. Memenuhipersyaratan pencegahan penularan penyakitantarpenghuni rumah, yaitu dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan air limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup.4. Memenuhipersyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan, baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.2. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 829/Menkes/SK/VII/1999Ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal adalah sebagai berikut:a.Bahan bahan bangunanTidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat yang dapat membahayakan kesehatan, antara lain: Debu total kurang dari 150 mg per meter persegi; Asbestos kurang dari 0,5 serat per kubik, per 24 jam; Timbal (Pb) kurang dari 300 mg per kg bahan; Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme patogen.b.Komponen dan penataan ruangan Lantai kedap air dan mudah dibersihkan; Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap air dan mudah dibersihkan; Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan; Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir; Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya; Dapur harus memiliki sarana pembuangan asapc.PencahayaanPencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata.d.Kualitas udara Suhu udara nyaman, antara 18 30 oC; Kelembaban udara, antara 40 70 %; Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm per 24 jam; Pertukaran udara 5 kali 3 per menit untuk setiap penghuni; Gas CO kurang dari 100 ppm per 8 jam; Gas formaldehid kurang dari 120 mg per meter kubik.e.VentilasiLuas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.f.Vektor penyakitTidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.g.Penyediaan air Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter per orang setiap hari; Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum menurut Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.h.Pembuangan Limbah Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah; Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak mencemari permukaan tanah dan air tanah.i.Kepadatan hunianLuas kamar tidur minimal 8 meter persegi, dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang tidur.3. Menurut Ditjen Cipta Karya, 1997Komponen yang harus dimiliki rumah sehat adalah:1. Pondasi yang kuatguna meneruskan beban bangunan ke tanah dasar, memberi kestabilan bangunan, dan merupakan konstruksi penghubung antara bagunan dengan tanah;2. Lantai kedap air dan tidak lembab, tinggi minimum 10 cm dari pekarangan dan 25 cm dari badan jalan, bahan kedap air, untuk rumah panggung dapat terbuat dari papan atau anyaman bambu;3. Memiliki jendela dan pintuyang berfungsi sebagai ventilasi dan masuknya sinar matahari dengan luas minimum 10% luas lantai;4. Dinding rumah kedap airyang berfungsi untuk mendukung atau menyangga atap, menahan angin dan air hujan, melindungi dari panas dan debu dari luar, serta menjaga kerahasiaan (privacy) penghuninya;5. Langit-langituntuk menahan dan menyerap panas terik matahari, minimum 2,4 m dari lantai, bisa dari bahan papan, anyaman bambu, tripleks atau gipsum;Atap rumahyang berfungsi sebagai penahan panas sinar matahari serta melindungi masuknya debu, angin dan air hujan.

c. Perlunya Pencahayaan dan Pertukaran Udara Dalam Rumah1. Pencahayaana.Pencahayaan AlamiPencahayaan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan melalui jendela, celah-celah dan bagian-bagian bangunan yang terbuka. Cahaya matahari berguna untuk penerangan dan juga dapat mengurangi kelembaban ruang, mengusir nyamuk, membunuh kuman penyakit tertentu seperti TBC, influenza, penyakit mata dan lain-lain.Kebutuhan standar minimum cahaya alam yang memenuhi syarat kesehatan untuk berbagai keperluan menurut WHO dimana salah satunya adalah untuk kamar keluarga dan tidur dalam rumah adalah 60 120 Lux.Guna memperoleh jumlah cahaya matahari pada pagi hari secara optimal sebaiknya jendela kamar tidur menghadap ke timur dan luas jendela yang baik minimal mempunyai luas 10-20% dari luas lantai.

b.Pencahayaan BuatanPencahayaan buatan yang baik dan memenuhi standar dapat dipengaruhi oleh: Cara pemasangan sumber cahaya pada dinding atau langit- langit Konstruksi sumber cahaya dalam ornamen yang dipergunakan Luas dan bentuk ruangan Penyebaran sinar dari sumber cahaya2. Ventilasi (Pertukaran Udara)Ventilasi digunakan untuk pergantian udara. Udara perlu diganti agar mendapat kesegaran badan. Selain itu agar kuman-kuman penyakit dalam udara, seperti bakteri dan virus, dapat keluar dari ruangan, sehingga tidak menjadi penyakit. Orang-orang yang batuk dan bersin-bersin mengeluarkan udara yang penuh dengan kuman-kuman penyakit, yang dapat menginfeksi udara di sekelilingnya. Penyakit-penyakit menular yang penularannya dengan perantara udara, antara lain TBC, bronchitis, pneumonia, dan lain-lain.Hawa segar diperlukan dalam rumah guna mengganti udara ruangan yang sudah terpakai. Udara segar diperlukan untuk menjaga temperatur dan kelembaban udara dalam ruangan. Umumnya temperatur kamar 220C 300C sudah cukup segar. Guna memperoleh kenyamanan udara seperti dimaksud di atas diperlukan adanya ventilasi yang baik.Membuat sistem ventilasi harus dipikirkan masak-masak, jangan sampai orang-orang yang ada di dalam rumah menjadi kedinginan dan sakit. Pembuatan lubang-lubang ventilasi dan jendela harus serasi dengan luas kamar dan sesuai dengan iklim di tempat itu. Di daerah yang berhawa dingin dan banyak angin. Jangan membuat lubang-lubang ventilasi yang lebar. Cukup yang kecil-kecil saja.Tetapi di daerah yang berhawa panas dan tidak banyak angin, lubang ventilasi dapat dibuat agak lebih besar.Ventilasi yang baik dalam ruangan harus mempunyai syarat lainnya, di antaranya:1. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan. Sedangkan luas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5%. Jumlah keduanya menjadi 10% dikali luas lantai ruangan. Ukuran luas ini diatur sedemikian rupa sehingga udara yang masuk tidak terlalu deras dan tidak terlalu sedikit.2. Udara yang masuk harus udara bersih, tidak dicemari oleh asap dari sampah atau dari pabrik, dari knalpot kendaraan, debu dan lain-lain.3. Aliran udara diusahakanventilasi silangdengan menempatkan lubang hawa berhadapan antara 2 dinding ruangan. Aliran udara ini jangan sampai terhalang oleh barang-barang besar misalnya almari, dinding sekat dan lain-lain.

d. Bagaimana Tingkat Kelembaban Dapat Mempengaruhi Kesehatan Kita?1. Pengertian KelembabanKelembaban mengacu padajumlah partikel air(dengan kata lain,uap air)yang ada di udara. Udara memiliki kapasitas tertentu untuk menahan partikel-partikel air yang sering bervariasi dengan suhu sekitarnya. Saat cuaca berawan, musim panas atau hujan, akan ada kelembaban yang tinggi di udara. Anda juga mungkin merasa berkeringat dan lebih panas daripada biasanya, sebagai uap air di udara telah mencapai tingkat kejenuhan. Demikian pula, ketika suhu turun selama musim dingin, udara menjadi kering. Tingkat kelembaban rendah juga dapat terjadi di tempat-tempat yang sangat panas dimana tidak ada hujan selama berbulan-bulan.2.a. Pengaruh Tingkat Kelembaban Tinggi Jika tingkat kelembaban relatif yang tinggi baik karena kondisi eksternal, seperti suhu udara terbuka atau faktor manusia, udara akan membawa lebih banyak uap air yang dapat mengakibatkan kondisi seperti embun pada permukaan yang dingin, menyebabkan kelembaban di sekitar kita. Sebagai kumpulan air yang terbentuk pada dinding, jendela dan pintu, permukaan ini mengundang berkembang-biaknya jamur dan lumut yang menjadi sumber berbagai masalah kesehatan kita. Jamur, bersama dengan tungau dan debu sering menyebabkan masalah pernapasan sepertiasma, alergi dan batuk. Mikroorganisme tersebut juga dapat tumbuh di pakaian dalam kondisi basah. Seperti udara sekitarnya yang kaya dengan uap air, tubuh anda mungkin keringat mengucur deras dan anda mungkin mengalami kegerahan bahkan selama cuaca berawan. Kelembaban juga dapat menyebabkan dinding kertas atau lukisan menjadi lepek, atau bahkan menyebabkan dinding plester yang baru dikerjakan mengalami retak. Tingkat kelembaban tinggi di rumah kita dapat menyebabkan pintu kayu atau jendela memuai atau melebar sehingga tidak sesuai dengan ukuran kusen.2.b. Pengaruh Tingkat Kelembaban RendahKetika kelembaban turun di bawah tingkat kenyamanan, anda mungkin akan mengalami udara kering dan juga mungkin merasakan dingin yang tidak menyenangkan selama musim dingin. Seperti udara lembab yang sangat tinggi, udara kering juga dapat menyebabkan masalah kesehatan yang terkait sepertikulit kering, bibir pecah-pecah, dan lain-lain. Ketika Anda bernafas dalam udara dingin dan sangat kering, anda juga mungkin mengalamikesulitan bernafas atau mendapatkan sakit tenggorokanselama pagi dan malam hari di saat musim angin.Tidak seperti tingkat kelembaban tinggi, udara kering tidak berpengaruh begitu banyak pada alat-alat rumah tangga. Akan tetapi furnitur seperti pintu, jendela biasanya menciut akibat kekeringan ekstrim udara di sekitarnya.

Singkatnya, faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi kelembaban di rumah Anda adalah sebagai berikut: Kondisi cuaca dan tingkat suhu di luar rumah Anda. Bagaimana bangunan tersebut dilindungi dari kelembaban, dan lain-lain, serta kebocoran. Anda sehari-hari aktivitas seperti mandi, pengukusan, pengeringan pakaian basah dan lain-lain

e. Hubungan rumah yang terlalu sempit dan kejadian penyakit

a) Kebersihan udara

Karena rumah terlalu sempit, maka ruangan-ruangan akan kekurangan oksigen sehingga menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit.

b) Fasilitas dalam rumah untuk tiap orang akan berkurang

Fasilitas dalam rumah untuk tiap orang akan berkurang karena harus dibagi dalam jumlah yang banyak. Misalnya air. Walaupun kualitasnya baik, tapi karena pemakaian yang banyak maka kuantitasnya menjadi kurang, sehingga penghuni rumah tidak tiap hari mandi atau tiap hari tidak mandi.

c) Memudahkan terjadinya penularan penyakit

d) Privasi dari tiap anggota keluarga terganggu

Karena rumah yang terlalu sempit, maka tidak semua anggota keluarga mempunyai kamar sendiri, sehingga privasinya akan terganggu. Hal ini akan menyebabkan tiap anggota keluarga, terutama anak-anak muda tidak suka tinggal di rumah, yang akan memudahkan timbulnya kejahatan dan kenakalan remaja, serta kehidupan rumah tangga yang tidak harmonis.

2. MCK2.1. Pengertian MCK Komunal

MCK singkatan dari Mandi, Cuci, Kakus adalah salah satu sarana fasilitas umum yang digunakan bersama oleh beberapa keluarga untuk keperluan mandi, mencuci, dan buang air di lokasi permukiman tertentu yang dinilai berpenduduk cukup padat dan tingkat kemampuan ekonomi rendah (Pengembangan Prasarana Perdesaan (P2D), 2002). MCK komunal/umum adalah sarana umum yang digunakan bersama oleh beberapa keluarga untuk mandi, mencuci dan buang air di lokasi pemukiman yang berpenduduk dengan kepadatan sedang sampai tinggi (300-500 orang/Ha) (Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, 2001).

2.1.1. Jenis MCK Komunal/Umum

Jenis MCK Komunal dibagi menjadi 2 (dua) terkait dengan fungsinya pelayanannya yaitu: (Proyek REKOMPAK JRF, 2008)

1. MCK lapangan evakuasi/penampungan pengungsi. MCK ini berfungsi untuk melayani para pengungsi yang mengungsi akibat terjadi bencana, sehingga lokasinya harus berada tidak jauh dari lokasi pengungsian (dalam radius +/- 50 m dari lapangan evakuasi). Bangunan MCK dibuat Typical untuk kebutuhan 50 orang, dengan pertimbangan disediakan lahan untuk portable MCK. 2. MCK untuk penyehatan lingkungan pemukiman. MCK ini berfungsi untuk melayani masyarakat kurang mampu yang tidak memiliki tempat mandi, cuci dan kakus pribadi, sehingga memiliki kebiasaan yang dianggap kurang sehat dalam melakukan kebutuhan mandi, cuci dan buang airnya. Lokasi MCK jenis ini idealnya harus ditengah para penggunanya/ pemanfaatnya dengan radius 50 100m dari rumah penduduk dan luas daerah pelayanan maksimum untuk 1 MCK adalah 3 ha. Disain MCK sangat tekait dengan kebiasaan atau budaya masyarakat setempat

sehingga disain tersebut perlu dimusyawarahkan dengan masyarakat pengguna dengan tetap menjaga kaidah kaidah MCK yang sehat.

Tujuan dibangun MCK dengan sistem komunal di pemukiman padat adalah, sebagai berikut : (Soenarto, 1992)

1. Untuk mengkomunalkan sarana mandi, cuci, dan kakus agar limbahnya mudah dikendalikan dan pencemaran lingkungan dapat dibatasi, 2. Serta memudahkan pengadaan air bersih. 3. Di samping itu juga untuk melestarikan budaya mandi bersama, seperti di daerah asal mereka. 4. Kawasan yang padat penduduknya, umumnya luas rumah di bawah luas hunian baku per jiwa. Hal ini mengakibatkan sulitnya mencari ruang untuk lokasi sumur maupun kakus. Kawasan tersebut terutama dihuni oleh warga masyarakat yang berpenghasilan rendah, yang cenderung tidak dapat menyisihkan sebagian pendapatannya untuk membangun kakus atau kamar mandi sendiri. Apalagi jika mereka belum mendapatkan penyuluhan tentang sanitasi lingkungan, yang mempunyai kaitan erat dengan kualitas air tanah.

2.1.2. Komponen MCK (Mandi, Cuci, Kakus) Komunal/Umum

2.1.2.1 Bilik/Ruangan MCK

Disain bilik/ruang MCK dilaksanakan dengan mempertimbangkan kebiasaan dan budaya masyarakat penggunanya sehingga perlu dimusyawarahkan. Hal hal tersebut biasanya terkait dengan antara lain tata letak, pemisahan pengguna laki laki dan perempuan, jenis jamban dan lain lain. Perlu dipertimbangkan disain untuk pengguna yang menggunakan kursi roda (defabel). Untuk kapasitas pelayanan, semua ruangan dalam satu kesatuan dapat menampung pelayanan pada waktu (jam-jam) paling sibuk dan banyaknya ruangan pada setiap satu kesatuan MCK untuk jumlah pemakai tertentu

1. Kamar Mandi

Meliputi lantai luasnya minimal 1,2 m2 (1,0 m x 1,2 m) dan dibuat tidak licindengan kemiringan kearah lubang tempat pembuangan kurang lebih 1 %. Pintu,ukuran: lebar 0,6 - 0,8 m dan tinggi minimal 1,8 m, untuk pengguna kursi roda(defabel) digunakan lebar pintu yang sesuai dengan lebar kursi roda. Bak mandi / bakpenampung air untuk mandi dilengkapi gayung. Bilik harus diberi atap dan plafondyang bebas dari material asbes. (Proyek REKOMPAK JRF, 2008)

2. Sarana Tempat Cuci

Luas lantai minimal 2,40 m2 (1,20 m x 2,0 m) dan dibuat tidak licin dengankemiringan kearah lubang tempat pembuangan kurang lebih 1 %. Tempat menggilaspakaian dilakukan dengan jongkok atau berdiri, tinggi tempat menggilas pakaiandengan cara berdiri 0,75 m di atas lantai dengan ukuran sekurang-kurangnya 0,60 m x0,80 m (Proyek REKOMPAK JRF, 2008).

3. Kakus/Jamban

a. Pengertian Jamban

Jamban keluarga didefinisikan suatu bangunan yang dipergunakan untukmembuang tinja/kotoran manusia bagi keluarga, lazimnya disebut kakus. Penyediaansarana pembuangan kotoran manusia atau tinja (kakus/jamban) adalah bagian dariusaha sanitasi yang cukup penting peranannya, khususnya dalam usaha pencegahanpenularan penyakit saluran pencernaan. Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan,maka pembuangan kotoran yang tidak saniter akan dapat mencemari lingkungan,terutama dalam mencemari tanah dan sumber air (Soeparman dan Suparmin, 2002).

Untuk blok fasilitas sanitasi toilet dengan sistem komunal/umum, disarankanbahwa 1 toilet digunakan 25-50 orang dengan pembagian bilik terpisah antara laki-laki dan permpuan. Namun untuk daerah dengan kepadatan tinggi (>1000 jiwa/hektar) jumlah penduduk yang dapat dilayani oleh 1 blok toilet adalah 200-500 jiwa.Tipe ideal taoilet untuk fasilitas sanitasi sistem komunal adalah toilet tuang siram(jamban leher angsa), dengan jumlah air yang digunakan 15-20 liter/orang/ hari(G.J.W de Kruijff, 1987).

Jamban dapat dibedakan atas beberapa macam, yaitu : (Azwar, 1990)

1. Jamban cubluk (pit privy) adalah jamban yang tempat penampungan tinjanyadibangun dibawah tempat pijakan atau dibawah bangunan jamban. Jenisjamban ini, kotoran langsung masuk ke jamban dan tidak terlalu dalam karenaakan mengotori air tanah, kedalamannya sekitar 1,5-3 meter (Mashuri, 1994).2. Jamban empang (overhung Latrine) adalah jamban yang dibangun diatasempang, sungai ataupun rawa. Jamban model ini ada yang kotorannya tersebarbegitu saja, yang biasanya dipakai untuk makanan ikan, ayam.3. Jamban kimia (chemical toilet) adalah model jamban yang dibangun ditempat-tempat rekreasi, pada transportasi seperti kereta api dan pesawat terbang danlain-lain. Pada model ini, tinja disenfeksi dengan zat-zat kimia seperti causticsoda dan pembersihnya dipakai kertas tisue (toilet paper). Jamban kimia adadua macam, yaitu :a) Tipe lemari (commode type)Pada tipe ini terbagi lagi menjadi ruang-ruang kecil, seperti pada lemari.b) Tipe tangki (tank type)

Pada tipe ini tidak terdapat pembagian ruangan atau dengan kata lain hanyaterdiri dari satu ruang.

4. Jamban leher angsa (angsa trine) adalah jamban leher lubang closet berbentuklengkungan, dengan demikian air akan terisi gunanya sebagai sumbat

sehingga dapat mencegah bau busuk serta masuknya binatang-binatang kecil.Jamban model ini adalah model terbaik yang dianjurkan dalam kesehatanlingkungan (Warsito, 1996).

b. Syarat-Syarat Jamban

Jamban keluarga sehat adalah jamban yang memenuhi syarat-syarat sebagaiberikut : (Depkes RI, 2004)

1. Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 10-15meter dari sumber air bersih,2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus,3. Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga tidakmencemari tanah sekitarnya,4. Mudah dibersihkan dan aman penggunaannya,5. Dilengkapi dinding dan atap pelindungm dinding kedap air dan berwarna,6. Cukup penerangan,7. Lantai kedap air,8. Ventilasi cukup baik,9. Tersedia air dan alat pembersih.

Jarak aman antara lubang kakus dengan sumber air minum dipengaruhi olehberbagai faktor antara lain : (Chandra, 2007)

1. Topografi tanah : Topografi tanah dipengaruhi oleh kondisi permukaan tanahdan sudut kemiringan tanah.2. Faktor hidrologi : yang termasuk dalam faktor hidrologi antara lainKedalaman air tanah, Arah dan kecepatan aliran tanah, Lapisan tanah yangberbatu dan berpasir. Pada lapisan jenis ini diperlukan jarak yang lebih jauhdibandingkan dengan jarak yang diperlukan untuk daerah yang lapisantanahnya terbentuk dari tanah liat.3. Faktor Meteorologi : di daerah yang curah hujannya tinggi, jarak sumur haruslebih jauh dari kakus.4. Jenis mikroorganisme : Karakteristik beberapa mikroarganisme ini antra laindapat disebutkan bahwa bakteri patogen lebih tahan pada tanah basah danlembab. Cacing dapat bertahan pada tanah yang lembab dan basah selama 5bulan, sedangkan pada tanah yang kering dapat bertahan selam 1 bulan.5. Faktor Kebudayaan : Terdapat kebiasaan masyarakat yang membuat sumurtanpa dilengkapi dengan dinding sumur.6. Frekuensi Pemompaan : Akibat makin banyaknya air sumur yang diambiluntuk keperluan orang banyak, laju aliran tanah menjadi lebih cepat untukmengisi kekosongan (Chandra, 2007).

c. Manfaat dan Fungsi Jamban

Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan. Jamban yang baikdan memenuhi syarat kesehatan akan menjamin beberapa hal, yaitu :1. Melindungi kesehatan masyarakat dari penyakit,2. Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan sarana yang aman,3. Bukan tempat berkembangbiakan serangga sebagai vektor penyakit,4. Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan lingkungan.5. Pemeliharaan Jamban

Jamban hendaknya selalu dijaga dan dipelihara dengan baik. Adapun carapemeliharaan yang baik menurut Depkes RI, 2004 adalah sebagai berikut :

1. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan kering,2. Di sekeliling jamban tidak ada genangan air,3. Tidak ada sampah berserakan,4. Rumah jamban dalam keadaan baik,5. Lantai selalu bersih dan tidak ada kotoran yang terlihat,6. Lalat, tikus dan kecoa tidak ada,7. Tersedia alat pembersih,8. Bila ada yang rusak segera diperbaiki.9. Selain itu ditambahkan juga pemeliharaan jamban dapat dilakukan dengan :10. Air selalu tersedia dalam bak atau dalam ember,11. Sehabis digunakan, lantai dan lubang jongkok harus disiram bersih agar tidakbau dan mengundang lalat,12. Lantai jamban diusahakan selalu bersih dan tidak licin, sehingga tidakmembahayakan pemakai,13. Tidak memasukkan bahan kima dan detergen pada lubang jamban,14. Tidak ada aliran masuk kedalam jamban selain untuk membilas tinja.

2.1.2.2.Pengolahan Limbah (Tangki Septik)

Septic tank (tangki septik) adalah suatu bak berbentuk empat persegi panjang yang biasanya terletak di bawah muka tanah dan menerima atau menampung kotoran dan air penggelontor yang berasal dari toilet glontor, termasuk juga segala buangan limbah rumah tangga. Periode tinggal (detention time) di dalam tangki adalah 1-3 hari. Zat padat akan diendapkan pada bagian tangki dan akan dicernakan secara anaerobik (digested anaerobically) dan suatu lapisan busa tebal akan terbentuk dipermukaan.

Walaupun proses pencernaan zat padat yang terendap berlangsung secara efektif, namun pengambilan lumpur yang terakumumlasi perlu dilakukan secara periodik antara 1-5 tahun sekali. Dan bila ditinjau dari kesehatan, efluen yang berasal dari tangki septik masih berbahaya sehingga perlu di alirkan ke tangki peresapan (soakaways) atau bidang peresapan (leaching/ drain fields).

Efluen tersebut tidak boleh langsung disalurkan pada saluran drainase ataupun badan-badan air tanpa mengolah efluen tersebut terlebih dahulu. Walaupun pada umumnya tangki septik digunakan untuk mengolah air limbah rumah tangga secara individual, namun tangki septik juga dapat digunakan sebagai fasilitas sanitasi komunal/umum untuk suatu lingkungan dengan penduduk sampai 300 jiwa (G.J.W de Kruijff, 1987).

Jarak antara resapan dan sumber air untuk keamanannya disyaratkan minimal 10 m (tergantung aliran air tanah dan kondisi porositas tanah). 2.1.2.3 Penyediaan Air Bersih

Tujuan penyediaan air bersih adalah membantu penyediaan yang memenuhi syarat kesehatan dan pengawasan kualitas air bagi seluruh masyarakat baik yang tinggal diperkotaan maupun dipedesaan serta meningkatkan kemampuan masyarakat

untuk penyediaan dan pemanfaatan air bersih. Air bersih yang digunakan selain harus mencukupi dalam arti kuantitas untuk kehidupan sehari-hari juga harus memenuhi persyaratan kualitas fisik, kimia, mikrobiologi dan radioaktif. Persyaratan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.416 Tahun 1990 dan Keputusan Menteri Kesehatan No.907 Tahun 2002.

Penyediaan air bersih harus memenuhi syarat kesehatan, diantaranya :

1. Parameter Fisik 2. Parameter Kimia 3. Parameter Biologi 4. Parameter Radiologi

Air bersih untuk MCK komunal bisa berasal dari:

1. Sambungan air bersih PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) 2. Air tanah : sumber air bersih yang berasal dan air tanah, lokasinya minimal 11 m dari sumber pengotoran sumber air bersih dan pengambilan air tanah dapat berupa: 3. Sumur bor : sekeliling sumur harus terbuat dan bahan kedap air selebar minimal 1,20 m dan pipa selubung sumur harus terbuat dari lantai kedap air sampai kedalaman minimal 2,00 m dari permukaan lantai. 4. Sumur gali : sekeliling sumur harus terbuat dari lantai rapat air selebar minimal 1,20 m dan dindingnya harus terbuat dari konstruksi yang aman, kuat dan kedap air sampai ketinggian ke atas 0,75 m dan ke bawah minimal 3,00 m dari permukaan lantai . 5. Air hujan : bagi daerah yang curah hujannya di atas 1300 mm/tahun dapat dibuat bak penampung air hujan. 6. Mata air : dilengkapi dengan bangunan penangkap air.

Besarnya kebutuhan air untuk MCK adalah:

1. Minimal 20 Liter/orang/hari untuk mandi 2. Minimal 15 Liter/orang/hari untuk cuci 3. Minimal 10 Liter/orang/hari untuk kakus

2.1.2.4. Fasilitas Pelengkap

1. Penyaluran Air Bekas

Air bekas cuci dan mandi bisa dibuang langsung ke saluran drainase namun jika tidak terdapat saluran drainase yang relatif dekat maka air bekas dialirkan ke tangki septik atau dibuat peresapan tersendiri.

2. Penyediaan Tenaga Listrik

Listrik untuk penggerak pompa air dan penerangan harus diadakan tersendiri bukan tergabung dengan sambungan milik pihak lain untuk menghindarkan kerancuan perhitungan biayanya (tergantung kondisi dan didiskusikan dengan warga). Listrik harus berasal dari sumber PLN dan dari golongan tarif sosial agar tidak membebani pengguna yang rata rata kurang mampu dengan biaya yang dianggap terlalu tinggi.

2.2. Pemukiman Padat

Rumah adalah tempat untuk tumbuh dan berkembang, baik secara jasmani, rohani dan sosial. Definisi ini membawa banyak konsekuensi yakni bahwa selain kualitas rumah yang harus baik, diperlukan pula segala fasilitas yang dibutuhkan untuk tumbuh dan berkembang. Fasilitas itu misalnya fasilitas pendidikan, pasar/toko, tempat kerja, fasilitas air bersih dan sanitasi (Juli Soemirat, 1994).

Berdasarkan Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, disebutkan bahwa permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan hutan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Berdasarkan PP No. 80 tahun 1999 tentang kawasan siap bangun dan lingkungan siap bangun berdiri sendiri,

rumah layak huni adalah rumah yang memenuhi persyaratan kesehatan, keselamatan dan kenyamanan. Pemukiman padat adalah pemukiman yang berpenduduk dengan kepadatan tinggi yaitu 300-500 orang/Ha.

Menurut Silas (2008), rumah disebut layak bila memenuhi aspek sehat, aman, terjamin, dapat dicapai dan mampu dibayar, termasuk kebutuhan dasar, bebas dikriminasi dan kepastian kepemilikannya.

Pemukiman sering disebut perumahan dan atau sebaliknya. Pemukiman berasal dari kata housing dalam bahasa inggris yang artinya adalah perumahan dan kata human settlement yang artinya pemukiman. Perumahan memberikan kesan tentang rumah atau kumpulan rumah beserta prasarana dan sarana lingkungannya. Perumahan menitikberatkan pada fisik atau benda mati, yaitu houses dan land settlement. Sedangkan pemukiman memberikan kesan tentang pemukiman atau kumpulan pemukim beserta sikap dan perilakunya di dalam lingkungan, sehingga pemukiman menitik beratkan pada sesuatu yang bukan bersifat fisik atau benda mati yaitu manusia (human). Dengan demikian perumahan dan pemukiman merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan sangat erat hubungannya, pada hakekatnya saling melengkapi.

Adapun masalah yang dihadapi oleh masyarakat berpenghasilan rendah di pemukiman padat adalah (Depkimpraswil, 2003) :

1. Kelangkaan air bersih dimana air dibeli dengan harga yang mahal untuk mendapatkannya. 2. Air buangan yang langsung dibuang kelingkungan tanpa pengolahan yang memadai sehingga dapat mengakibatkan timbulnya vektor penyakit dan tempat bersarangnya nyamuk.

BAB IIPENUTUP

A. SimpulanKesehatan lingkungnan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam keseimbangan ekologis.

Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan

- Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai- Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor- Mengolah tanah sebagaimana mestinya- Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong

Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor keturuna


Top Related