e book .pdf

Upload: hikari-ilmi

Post on 27-Feb-2018

447 views

Category:

Documents


28 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 e book .pdf

    1/54

    i |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    E-BOOK

    RANCANGAN PERCOBAAN

    Dosen Pengampu:

    Ir. Endah Sri Redjeki, M.Phill

    Oleh:Nurul Ilmi Santoso (13112004)

    PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

    2016

  • 7/25/2019 e book .pdf

    2/54

    ii |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan

    kemudahan bagi kami sebagai penyusun untuk dapat menyelesaikan tugas ini

    tepat pada waktunya. E Book ini merupakan tugas dari mata kuliah Rancangan

    Percobaan. Dengan tugas ini kami sebagai mahasiswa dapat mengetahui lebih

    jauh tentang topik-topik materi yang sudah diberikan oleh dosen pengampu kami.

    Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ir. Endah Sri Redjeki., M.P., M.Phill

    sebagai dosen pengampu mata kuliah Rancangan Percobaan.

    E Book ini disusun dengan materi berupa macam-macam rancangan

    percobaan, macam-macam uji lanjut, missing data, korelasi, regresi dan lain-lain.

    Mengenai penjelasan lebih lanjut kami memaparkannya dalam bagian

    pembahasan per sub bab pada E Book, dengan harapan E Book ini semoga dapat

    bermanfaat bagi mahasiswa. Kami menyadari bahwa ini jauh dari kesempurnaan,tentunya banyak ditemukan kesalahan dalam makalah ini, oleh karena itu kami

    mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Akhir kata kami ucapkan terima

    kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian laporan

    ini.

    Gresik, 20 Januari 2016

    Penyusun

  • 7/25/2019 e book .pdf

    3/54

    iii |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul i

    Kata Pengantar ii

    Daftar Isi iii

    BAB 1 DASAR TEORI 1

    1.1Pengertian Rancangan Percobaan 1

    1.2Klasifikasi Rancangan Percobaan 1

    BAB 2 PERCOBAAN SATU FAKTOR 2

    2.1 Completely Random Design (RAL) 2

    2.2 Randomized Complete Block Design (RAK) 4

    2.3 Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) 7

    2.4 Efisiensi RAK terhadap RAL 10

    BAB 3 PERCOBAAN FAKTOR 12

    3.1 Rancangan Faktorial 12

    3.2 Rancangan Petak Terpisah (Split Plot Design) 15

    BAB 4 UJI LANJUT 16

    4.1 Teori dan Analisis Secara Manual 16

    4.1.1 Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) 16

    4.1.2 Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) 19

    4.1.3 Uji DMRT 21

    4.1.4 Uji Polonomial Ortogonal 24

    4.1.5 Uji Kontras Ortogonal 28

    4.1.6 Regresi Linier Sederhana 32

    4.1.7 Regresi Linier Berganda 33

    4.1.8 Korelasi 40

    BAB 5 MISSING DATA 44

    5.1 Pendahuluan 44

    5.2 Satu Nilai Pengamatan Hilang 44

    5.3 Dua Nilai Pengamatan Hilang 45

    PENUTUP 50

    BIOGRAFI PENULIS 51

  • 7/25/2019 e book .pdf

    4/54

    1 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    BAB 1

    DASAR TEOTI

    1.1

    Pengertian Rancangan Percobaan

    RANCANGAN : Bentuk, model, pola

    PERCOBAAN :

    - Rangkaian kegiatan untuk mencari jawaban terhadap permasalahan dengan

    menguji hipotesis.

    - Tindakan uji coba yang dirancang untuk menguji keabsahannya hipotesis

    yang diajukan.

    Nilai pengamatan obyek penelitian dibedakan menjadi:

    X : Dependent variable(faktor sebab)

    Nilainya tidak tergantung hasil pengamatan tetapi tergantung kepadapeneliti.

    Y : Independent variable(faktor akibat)

    Nilainya tergantung hasil pengamatan sebagai akibat diterapkannya

    faktor X.

    TUJUAN ANALISIS : Mengetahui apakah pengaruh X atau x

    tersebut ada

    artinya (significant) atau tidak terhadap nilai Y.

    MENGUJI HIPOTESIS : Mencari nilai untuk menentukan tingkat signifikansi

    pengaruh perlakuan X terhadap ragam nilai Y.BEDA NYATA : Bila pengaruh perlakuan lebih besar dari pengaruh

    non-perlakuan (timbul bila pengaruh perlakuan X

    diulang hingga n kali ulangan (replikasi).

    GALAT : Ragam data akibat pengaruh non-perlakuan.

    Unsur dasar percobaan :

    1. Perlakuan (treatment)

    2. Ulangan (replication)

    3. Pengaturan atau pembatasan lokal (local control)

    1.2 KLASIFIKASI RANCANGAN PERCOBAAN

    Berdasarkan jumlah faktor yang diteliti dibedakan beberapa Rancangan

    Percobaan menjadi:

    a. Rancangan non factorial ; hanya satu faktor yang diteliti. Meliputi

    RAL, RAK dan RAKL.

    b. Rancangan factorial ; beberapa faktor penelitian: Meliputi:

    split plot design, strip plot design,

    split block design

  • 7/25/2019 e book .pdf

    5/54

    2 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    BAB 2

    PERCOBAAN SATU FAKTOR

    2.1 COMPLETELY RANDOMIZED DESIGN (RAL)

    Rancangan acak lengkap atau completely randomized design

    merupakan salah satu model rancangan dalam rancangan percobaan.

    Rancangan acak lengkap ini digunakan bila unit percobaan homogen.

    Rancangan ini disebut rancangan acak lengkap, karena pengacakan perlakuan

    dilakukan pada seluruh unit percobaan. Rancangan ini dapat digunakan untuk

    melakukan percobaan di di laboratorium atau di rumah kaca atau lapangan .

    Kelebihan :

    - Bagan rancangan percobaan lebih mudah

    - Analisis statistika terhadap subyek percobaan sederhana- Fleksibel dalam penggunaan jumlah perlakuan dan jumlah ulangan

    - Kehilangan informasi relatif sedikit dalam hal data hilang dibandingkan

    rancangan lain

    Kelemahan :

    Rancangan ini baik hanya untuk perlakuan yang tidak besar jumlahnya karena

    akan sukar menyrdiakan tempat percobaan yang homogen

    Contoh Soal :Untuk membandingkan 5 metode pengemasan benih padi (A= Tanpa

    kemasan, B= Karung Goni, C= Kantong Kertas , D= Kantong plastic, E=

    Alumunium foil). Suatu percobaan dilakukan dengan menyemaikan benih

    yang telah disimpan selama 8 bulan dari masing-masing metode kemasan

    tersebut pada cawan petri sebanyak 100 benih/cawan pada lingkungan yang

    relative seragam. Dalam percobaan ini terdpat 5 kali ulangan untuk masing-

    masing perlakuan. Pada hari ke 7 dilakukan presentase daya kecambah

    diperoleh hasil sebagai berikut :

    KultivarUlangan

    1 2 3 4 5

  • 7/25/2019 e book .pdf

    6/54

    3 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    Perhitungan Sidik Ragam

    FK =

    JK Total = (29)2+ (34)2+ (27)2+ . + (39)2 - FK = 1227,44

    JK Perlakuan =

    JK Galat = JK TotalJK Perlakuan = 1227,44973,84 = 253,6

    TABEL ANOVA

    SK DB JK KT F Hit F 5% F 1%

    Perlakuan 4 973,84 243,46 19,20 2,87 4,43

    Galat 20 253,6 12,68

    TOTAL 24 1227,44

    Kesimpulan :

    F hit > F table

    H0 ditolak artinya metode pengemasan benih padi berpengaruh nyata

    terhadap presentase daya kecambah padi. Sehingga dilakukan Uji Lanjut.

    Uji BNT 5%

    BNT 5% = t 5% .

    = 2,09 . = 2,09 . = 2,09 . 2,252 = 4,70

    Urutkan hasil dari terkecilterbesar

    A 24

    B 35,4

    C 30

    D 36,6

    E 42,4

    A 24 a 28,7

    C 30 b 34,7

    B 35,4 c 40,1

    D 36,6 c

    E 42,4 d

  • 7/25/2019 e book .pdf

    7/54

    4 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    Kesimpulan : jumlah presentase daya kecambah padi tertinggi (42,4)

    diperoleh dengan metode pengemasan benih padi menggunakan

    alumunium foil.

    2.2

    Randomized Complete Block Design (RAK)Rancangan acak kelompok adalah analisis yang dilakukan dengan

    mengelompokkan satuan percobaan ke dalam grup-grup yang homogen

    yang dinamakan kelompok dan kemudian menentukan perlakukan secara

    acak ke dalam masing-masing kelompok. Kondisi di lapangan tidak

    homogen, selalu mengalami perubahan seperti kondisi temperatur, air,

    kesuburan tanah, dll. Kontrol lokal merupakan pengelompokan perlakuan

    secara lengkap, sebagai kelompok atau blok tertentu seperti areal tanah,

    laut, yang kondisinya berbeda untuk tujuan percobaan.

    Kelebihan :

    - Lebih efisien dan akurat jika dibandingkan dengan rancangan acak

    lengkap

    - Lebih fleksibel bisa disesuaikan banyaknya perlakukan, banyaknya

    kelompok, dan tidak semua kelompok memerlukan satuan percobaan

    yang sama.

    - Penarikan kesimpulan lebih luas karena bisa dilihat perbedaan di antara

    masing-masing kelompok.

    Kekurangan :

    - Memerlukan asumsi tambahan untuk uji hipotesis

    - Interaksi antara kelompok dan perlakukan sulit dianalisis

    - Peningkatan ketepatan pengelompokan akan menurun dengan semakin

    meningkatnya jumlah satuan percobaan dalam kelompok.

    - Derajat bebas kelompok akan menurunkan derajat bebas erorr sehingga

    sensitifitasnya akan menurun terutama apabila jumlah perlakuannya

    sedikit atau keragamannya dalam satuan percobaan kecil (homogen)

    - Memerlukan pemahaman tambahan tentang keragaman satuan

    percobaan untuk suksesnya pengelompokan.

  • 7/25/2019 e book .pdf

    8/54

    5 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    Contoh soal :

    Tabel analisis data jumlah bobot dari 1000 gabah kering

    FK =

    JKK =

    JKP = 46,371

    JKT = (22,9)2+ (25,2)2 + (24,1)2+ . . . FK = 74,823

    JKG = JKTJKKJKP = 74,823 -15,266 -46,371 = 13,186

  • 7/25/2019 e book .pdf

    9/54

    6 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    TABEL ANOVA

    Kesimpulan :

    F hit > F table

    H0 ditolak artinya metode pengemasan benih padi berpengaruh nyataterhadap jumlah bobot 1000 butir. Sehingga dilakukan Uji Lanjut.

    Uji BNT 5%

    BNT 5% = t 5% .

    = 2,120 . = 2,120 . 0,412 = 0,873

    Kesimpulan : Jumlah bobot 1000 gabah dengan metode lanjutan UJI BNT dapat

    dilihat nilai tertinggi pada varietas inpari 15 (25,52) dan ciherang (25,43).

    Urutkan hasil dari terkecilterbesar

    Inpari 19 21,73 a 22,603

    Inpari 14 22,37 ab

    Inpari sidenuk 22,57 ab

    Inpari 20 22,69 b

    Inpari 11 23,67 c 24,543

    Inpari 7 24,08 cd

    Inpari 8 24,73 d 23,857

    Ciherang 25,43 e

    Inpari 15 25,52 e

  • 7/25/2019 e book .pdf

    10/54

    7 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    2.3RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN (RBSL)

    Penerapan perlakuan terhadap unit percobaan dilakukan secara acak,

    dengan memperhatikan batasan bahwa setiap perlakuan hanya muncul sekali pada

    arah baris dan hanya muncul sekali pada arah lajur. Rancangangan ini merupakan

    pengembangan dari RAK dan RAL. Istilah baris dan kolom digunakan untuk

    menyatakan bahwa kontrol lokal ditentukan oleh dua kondisi berbeda yang dapat

    mempengaruhi hasil percobaan,perlu dilakukan secara kuadrat.

    Berbeda dengan RAK yang hanya mengelompokan berdasarkan satu

    kriteria, dalam RBSL hanya satu dalam setiap baris dan koom, tidak boleh ada

    perlakuan yang sama pada baris dan kolom yang sama. tidak boleh ada interaksi

    antar perlakuan dengan baris dan kolom, karena akan menyebabkan adanya

    sumber keragaman data dari luar perlakuan yang merupakan dua hal yang tidakditeliti (msl, dua arah silang metode kerja, dua arah silang kondisi kesuburan

    tanah, dsb). Banyaknya baris, kolom dan perlakuan harus sama, sehingga apabila

    jumlah perlakuan besar, maka rancangan ini menjadi tidak praktis karena

    memerlukan jumlah ulangan yang banyak serta menyebabkan biaya terlalu besar.

    Jika jumlah percobaan terlalu sedikit, maka ulangannya menjadi sangat kurang

    sehingga DB yang berhubungan dengan galat percobaan terlalu kecil sebagai

    penduga yang layak.

    Sebagai contoh analisis, diambil data dari sebuah percobaan untuk

    meneliti pengaruh lima macam pupuk terhadap hasil kentang yang dilakukandengan menggunakan Rancangan Bujur Sangkar Latin (5x5). Bobot kentang

    perbuah (g) pada bebagai jenis pupuk.

  • 7/25/2019 e book .pdf

    11/54

    8 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    Perhitungan :

    TABEL ANOVA

    SK DB JK KT F.HITF.TABEL

    5% 1%

    Kelompok 4 7115,00 1778,75 7,56 ** 3,25 5,41

    Baris 4 471,8 177,95 0,50 tn 3,25 5,41

    Perlakuan 4 67259,00 16814,75 71,50 ** 3,25 5,41

    Galat 12 2822,21 235,18

    Total 24 77668,01

  • 7/25/2019 e book .pdf

    12/54

    9 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    Kesimpulan :

    F hit > F table 5% > F tabel 1% (Berpengaruh sangat nyata)

    H0 ditolak artinya metode pengemasan benih padi berpengaruh sangat

    nyata terhadap bobot kentang. Sehingga dilakukan Uji Lanjut.

    DB GALAT = 12 Taraf 5%

    Nilai Tabel t = 2,179

    LSD = t.dbg.

    = 2,179 .

    = 2,179 . 9,70 =21,13

    TABEL UJI BNT 5%

    perlakkuan rerata

    E 202,80 A

    D 238,60 B

    C 289,20 C

    A 327,80

    DB 338,40 D

    Kesimpulan : Jika diasumsikan nilai perlakuan A menggunakan pupuk dengan

    dosis 100kg/ha, dan nilai perlakuan B menggunakan pupuk dengan dosis

    200kg/ha

    Saran : Maka direkomendasikan menggunakan perlakuan A, karena dengan pupuk

    100kg/ha menghasilkan kentang 327,8 g/buah.(perlakuan A dan B tidak berbeda

    nyata)

  • 7/25/2019 e book .pdf

    13/54

    10 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    2.4EFISIENSI RAK TERHADAP RAL

    Efisiensi RAK terhadap RAL dinyatakan dalam persen. Nilai ini

    berfungsi sebagai informasi kepada peneliti apakah penggunaan RAK lebih

    efisien daripada RAL. Apabila nilai efisiensi sangat kurang dari 100% maka

    percobaan tersebut lebih efisien menggunakan RAL. Apabila nilai mendekati

    100% berarti percobaan dengan RAK atau RAL memiliki nilai efisien yang

    sama. Sedangkan apabila nilai efisiensi didaapatkan lebih besar jauh dari

    100% maka RAK adalah percobaan yang lebih efisien dibandingkan RAL.

    Untuk dapat menentukan Efisiensi RAK terhadap RAL maka berikut

    adalah contoh penerapannya:

    Berikut ini adalah data percobaan tentang respons enam varietas rumput

    makanan ternak (Varietas A, B, C, D, E, dan F) terhadap hasil panen hijauan

    (kuintal/ha). Percobaan dilakukan dengan rancangan acak Kelompok (RAK)

    dengan ulangan 5 kali. Data hasil pengamatan hasil panen hijauan :

    PerlakuanUlangan

    Total Rata-RataI II III IV V

    A 56 45 43 44 42 230 46,00

    B 60 60 45 46 50 251 50,20

    C 65 61 60 62 64 312 62,40

    D 65 63 61 66 62 317 63,40

    E 46 47 55 54 45 247 49,40

    F 35 37 32 30 31 165 33,00

    Total 327 303 296 302 294 1522 50,73Dari data yang telah didapatkan maka dilakukan perhitungan Sidik Ragam

    dengan RAK dan RAL.

    Tabel ANOVA RAK

    SK DB KT JK F.HitF.tabel

    0,5% 0,1%

    Kelompok 4 116,20 29,05 1,86 tn 2,87 4,43

    Varietas 5 3177,47 635,49 40,71 ** 2,71 4,10

    Galat 20 312,2 15,61Total 29

    Tabel ANOVA RAL

    SK DB JK KT F HITF TABEL

    0.05 0.01

    arietas 5 80376.44 16075.29 40.71 ** 2.71 4.1

    Galat 24 359.76 14.99

    tal 29 80736.20

  • 7/25/2019 e book .pdf

    14/54

    11 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    Menghitung Efisiensi :

    x 100% = x 100% = 96,03%

    Kesimpulan :

    Karena hasil dari efisiensi didapatkan nilai 96,03% maka percobaan

    menggunakan RAK atau RAL memiliki efisiensi yang sama. Sehingga

    peneliti dapat bebas memilih metode RAK atau RAL dalam percobaan

    selanjutnya.

  • 7/25/2019 e book .pdf

    15/54

    12 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    BAB 3

    PERCOBAAN FAKTOR

    3.1 RANCANGAN FAKTORIAL

    Percobaan yang dilakukan menggunakan lebih dari satu factor. Faktorial

    merupakam susunan perlakuan bukan rancangan. Percobaan dengan

    menggunakanf buah factor dengan t taraf untuk setiap faktornya disimbolkan

    dengan factorialft. Contoh:

    Keuntungan :

    - Lebih efisien dalam menggunakan sumber yang ada

    - Informasi yang diperoleh lebih komprehensif

    - Hasil percobaan dapat diterapkan dalam suatu kondisi yang lebih luas

    Kekurangan :

    - Analsis statistika menjadi lebih kompleks

    - Terdapat kesulitan dalam menyediakan satuan percobaan yang homogen

    - Pengaruh dari kombinasi perlakuan tertentu mungkin- Tidak berarti apa-apa sehingga terjadi pemborosan sumberdaya yang ada

    Contoh Soal :

  • 7/25/2019 e book .pdf

    16/54

    13 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    Nilai interaksi antara tanah dan pupuk:

    = (r-1) = 3-1 = 2

    DB Perlakuan = perlakuan dan interaksi = 2+3+6 =11DB tanah = 3-1 = 2

    DB pupuk = 4-1 = 3

    DB tanah x pupuk = DB tanah x DB pupuk = 2 x 3 = 6

    JK Interaksi = JK PerlakuanJK TanahJK PupukJK Galat = JK TotalJK PerlakuanJK KelompokKT Kelompok = JK kelompok : DB Kelompok

    KT Tanah = JK Tanah : DB Tanah

    KT Pupuk = JK Pupuk : DB Pupuk

    KT Tanahxpupuk = JK tanahxpupuk : DB tanah x pupuk

    KT Galat = JK Galat : DB

    F.Hit Kelompok = JK Kelompok : JK Galat

    F.Hit Tanah = JK tanah : JK galat

    F.Hit Pupuk = JK Pupuk : JK Galat

    F.Hit tanahxpupuk= JK tanahxpupuk : JK Galat

  • 7/25/2019 e book .pdf

    17/54

    14 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    TABEL ANOVA

    Karena tidak ada interaksi yang terjadi antara perlakuan tanah dan pupuk maka

    tidak dilanjutkan dengan uji lanjut. Sedangkan apabila hasilnya terdapat

    perbedaan nyata interaksi antara perlakuan tanah dengan pupuk maka dilakukan

    uji lanjut.

  • 7/25/2019 e book .pdf

    18/54

    15 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    3.2 Rancangan Petak Terpisah (Spli t Plot Design)

    Rancangan petak terpisah merupakan bentuk khusus dari rancangan

    factorial. Kombinasi perlakuan tidak diacak secara sempurna terhadap unit-unit

    percobaan. Rancangan ini diterapkan karena berbagai alasan di antaranya:

    - Adanya tingkatan kepentingan dari factor-faktor yang dilibatkan dalam

    percobaan. Sebagai contoh dalam percobaan dua factor (lokasi dan

    varietas), peneliti lebih mementingkan varietas dibandingkan dengan

    lokasi sehingga dalam aplikasinya lokasi diperlakukan sebagai petak

    pertama (main plots) dan varietas sebagai anak petak (sub plots).

    - Pengembangan dari percobaan yang telah berjalan. Missal pada awal

    percobaan si peneliti hanya ingin melihat produktivitas dari berbagai jenis

    varietas, tetapi setelah berjalan peneliti tersebut ingin mengembangkan

    penelitiannya yaitu dengan menambahkan efektivitas pemupukan. Hal ini

    bias dilakukan dengan membuat anak-anak petak dari masing-masing

    petak varietas sebelumnya.

    - Kendala pengacakan di lapangan. Sebagai contoh, salah satu faktor yang

    dicobakan tidak bias atau tidak efisien jika dilakukan pengacakan seecara

    sempurna karena taraf-taraf dari faktor tersebut membutuhkan unit yang

    lebih besar dibandingkan dengan taraf-taraf faktor yang lain. Contoh

    kasus yaitu percobaan yang melibatkan cara pengolahan lahan (cangkul,

    bajak, traktor) dengan berbagai jenis varietas.

    Dari berbagai alasan yang dikemukakan di atas tentunya dibutuhkan model

    rancangan lain yang mampu menangani teknik penerapan perlakuan tersebut yang

    tentunya merupakan penyimpangan dari model factorial biasa. Model tersebut

    dikenal dengan istilah rancangan petak terpisah. Rancangan ini dapat

    diaplikasikan pada berbagai rancangan lingkungan (RAL, RAK dan RBSL).

  • 7/25/2019 e book .pdf

    19/54

    16 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    BAB 4

    UJI LANJUT

    4.1 Teori dan Analisis Secara Manual

    Analisis data yang telah dilakukan akan menghasilkan kesimpulan apakah

    Ho atau H1 yang diterima setelah dilakukan uji F, untuk mengetahui apakah

    terdapat perbedaan perlakuan yang dicobakan.

    H0: 1= 2= 3 = 4.= n

    H1: 1 2 3 4 . n

    Atau sekurang-kurangnya ada sepasang yang tidak sama

    Jika Ho diterima berarti semua perlakuan yang dicobakan memberikan

    pengaruh yang sama, tetapi jika H1yang diterima berarti paling sedikit terdapat

    sepasang nilai tengah perlakuan yang berbeda. Untuk mengetahui pasanganperlakuan mana yang mempunyai nilai tengah yang berbeda tersebut, maka perlu

    dilakukan pengujian lanjutan untuk mengetahui perbedaan diantara nilai tengah

    perlakuan tersebut. Pengujian tersebut diistilahkan dengan uji lanjutan atau biasa

    juga disebut uji pembanding berganda atau

    Untuk melakukan uji lanjutan, digunakan beberapa jenis uji lanjutan.

    Setiap jenis uji lanjutan memerlukan kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi

    sehingga pengunaannya tidak boleh sembarang. Beberapa jenis uji lanjutan yang

    dapat digunakan antara lain: uji Beda Nyata Terkecil (BNT), uji Beda Nyata

    Jujur (BNJ), uji Student Neumans Keuls (SNK), uji Duncans Multiple RangeTest (DMRT), uji Dunnets, uji Scheffe, dan lain-lain.

    Penggunaan uji lanjutan digunakan untuk mengetahui pasangan perlakuan

    mana yang mempunyai nilai tengah yang berbeda. Untuk menentukan jenis uji

    lanjutan yang sesuai maka harus diperhatikan apakah uji yang akan digunakan

    adalah untuk perbandingan yang bersifat terencana atau tidak. Perbandingan

    terencana adalah perbandingan yang memang direncanakan sebelum data suatu

    percobaan diperoleh atau sebelum percobaan dilakukan, sedangkan perbandingan

    tidak terencana adalah perbandingan yang dilakukan setelah data diperoleh.

    Beberapa uji lanjutan yang sering digunakan adalah sebagai berikut:

    4.1.1 Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)

    Salah satu prosedur uji yang paling sederhana untuk menjawab

    pertanyaan tentang nilai tengah perlakuan mana yang berbeda apabila H1

    diterima adalah uji beda nyata terkecil (Least Significant Different = LSD).

    Uji ini sangat cocok digunakan apabila pengujian nilai tengah perlakuan yang

    akan dibandingkan sebelumnya telah direncanakan. Tingkat ketepatan uji

    BNT akan berkurang jika digunakan untuk menguji semua kemungkinan

  • 7/25/2019 e book .pdf

    20/54

    17 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    pasangan nilai tengah perlakuan (melakukan pembanding yang tidak

    terencana). Beberapa aturan dasar yang perlu diperhatikan agar uji ini dapat

    digunakan secara efektif antara lain: gunakan uji BNT hanya apabila F.

    Hitung > F. Tabel, tidak menggunakan uji BNT untuk membandingkan

    semua kombinasi pasangan nilai tengah perlakuan karena hanya cocok untuk

    membandingkan dengan kontrol atau tidak lebih dari lima perlakuan.

    Nilai tdilihat pada tabel t dengan menggunakan derajat bebas galat dan

    yang digunakan. Untuk menilai apakah dua nilai tengah perlakuan berbeda

    secara statistika, maka bandingkan dengan selisih (beda) dua nilai tengah

    perlakuan tersebut dengan nilai BNT. Jika beda dua nilai tengah > nilai

    BNT , maka dua nilai tengah dikatakan berbeda secara nyata pada taraf ,sebaliknya jika beda dua nilai tengah nilai NP BNT, maka dua nilai tengah

    dikatakan tidak berbeda nyata.

    Contoh :

    Ulangan 1 2 3 JUMLAH RATA-RATA

    G1 80.45 82.12 81.20 243.77 81.26

    G2 60.15 62.15 61.45 183.75 61.25

    G3 55.20 54.50 55.10 164.80 54.93

    G4 68.25 66.50 67.30 202.05 67.35

    G5 80.15 80.20 79.60 239.95 79.98

    G6 95.15 90.20 96.50 281.85 93.95

    G7 50.25 68.20 59.50 177.95 59.32

    G8 40.20 44.15 42.10 126.45 42.15

    G9 25.22 24.35 23.80 73.37 24.46

    G10 40.80 41.25 40.75 122.80 40.93

    JUMLAH ULANGAN 595.82 613.62 607.30

    TOTAL 1816.74

    RATA-RATA 60.56

    FK = 110018,14

  • 7/25/2019 e book .pdf

    21/54

    18 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    TABEL ANOVA

    SK DB JK KT F HITF TAB

    0.05 0.01

    ULANGAN 2 16.29 8.14 0.81 3.55 TN 6.01 TN

    Galur 9 12083.64 1342.63 133.26 2.46 ** 3.60 **

    GALAT 18 181.36 10.08

    JK TOTAL 29 12281.28

    NP BNT = t .

    = 1,782 .

    = 4,62

    Tabel t Student 1,782 BNT 5% 4,62

    Tentukan dengan Tabel Uji BNT

    G9 24.46 a 29,08

    G10 40.93 b 45,55

    G8 42.15 b

    G3 54.93 c 50,31 59,55

    G7 59.32 cd 63,94

    G2 61.25 d 56,63G4 67.35 e 62,73 71,97

    G5 79.98 f 75,36 84,6

    G1 81.26 f

    G6 93.95 g 89,33

    Kesimpulan : Dari uji BNT yang diujikan didapatkan bahwa Galur 6

    memiliki hasil yang paling tinggi dibandingkan galur lainnya.

  • 7/25/2019 e book .pdf

    22/54

    19 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    4.1.2 Uji Beda Nyata Jujur (BNJ)

    Uji beda nyata jujur (BNJ) sering juga disebut uji Turkey (Honestly

    Significant Difference = HSD). Tidak seperti penggunaan uji BNT, uji BNJ

    dapat digunakan untuk membandingkan semua pasangan perlakuan yangada. Penggunaan uji ini sangat sederhana karena hanya menggunakan satu

    nilai untuk menguji semua kombinasi perlakuan yang akan dibandingkan

    seperti halnya pada uji BNT. Kriterium uji BNJ sama dengan uji BNT.

    Apabila setiap perlakuan mempunyai ulangan yang sama yaitu r, maka

    formula untuk perhitungan nilai BNJ pada taraf nyata adalah:

    NP BNJ = q (p, fe).

    Nilai q dilihat pada tabel BNJ dimana p adalah jumlah perlakuan dan

    feadalah derajat bebas galat.

    Contoh :

    Ulangan 1 2 3 JUMLAH RATA-RATA

    G1 80.45 82.12 81.20 243.77 81.26

    G2 60.15 62.15 61.45 183.75 61.25

    G3 55.20 54.50 55.10 164.80 54.93

    G4 68.25 66.50 67.30 202.05 67.35

    G5 80.15 80.20 79.60 239.95 79.98

    G6 95.15 90.20 96.50 281.85 93.95

    G7 50.25 68.20 59.50 177.95 59.32

    G8 40.20 44.15 42.10 126.45 42.15

    G9 25.22 24.35 23.80 73.37 24.46

    G10 40.80 41.25 40.75 122.80 40.93

    JUMLAH ULANGAN 595.82 613.62 607.30

    TOTAL 1816.74

    RATA-RATA 60.56

    FK = 110018,14

  • 7/25/2019 e book .pdf

    23/54

    20 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    TABEL ANOVA

    SK DB JK KT F HITF TAB

    0.05 0.01

    ULANGAN 2 16.29 8.14 0.81 3.55 TN 6.01 TN

    Galur 9 12083.64 1342.63 133.26 2.46 ** 3.60 **

    GALAT 18 181.36 10.08

    JK TOTAL 29 12281.28

    BNJ = q (p, fe).

    = 3,421 . = 6,28

    Tabel q Student 3.421 BNJ 5% 6,28

    Tentukan dengan Tabel Uji BNT

    G9 24.46 a 30,74

    G10 40.93 b 47,21

    G8 42.15 b

    G3 54.93 c 48,65 61,21

    G7 59.32 cd 65,6

    G2 61.25 de 54,97 67,53

    G4 67.35 e 61,07

    G5 79.98 f 73,7 86,26

    G1 81.26 f

    G6 93.95 g 87,67

    Kesimpulan : Dari uji BNJ yang diujikan didapatkan bahwa Galur 6 memiliki

    hasil yang paling tinggi dibandingkan galur lainnya.

  • 7/25/2019 e book .pdf

    24/54

    21 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    4.1.3 Uji DMRT

    Uji jarak ganda Duncan atau Uji DMRT ( Duncan Multiple Range Test)

    untuk mengetahui jenis terbaik berdasarkan rankingnya. Uji ini dilakukan

    kareana adanya perbedaan nyata pada hasil analisis varians. Uji ini jugadilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan dari pemberian perlakuan yang

    dilakukan uji F.

    Uji Duncan juga digunakan untuk melihat adanya pengaruh antar

    perlakuan yang diuji Uji Duncan atau juga dikenal dengan istilah Duncan

    Multiple Range Test (DMRT) memiliki nilai kritis yang tidak tunggak tetapi

    mengikuti urutan rata rata yang dibandingkan. Nilai kritis uji Duncandinyatakan dalam nilai least significant range:

    Dimana :

    Rp : wilayah nyata terkecil Duncan

    q : sebaran wilayah di student kan untuk uij Duncan pada , p dan dbfp : nomor urutan ratarata dari nilai terkecil (p= 2,3,4...,t)

    Contoh :

    Data percobaan tentang respons enam varietas rumput makanan ternak (VarietasA, B, C, D, E, dan F) terhadap hasil panen hijauan (kuintal/ha), sebagai berikut :

    PerlakuanUlangan

    Rata-RataI II III IV V VI

    A 56 45 43 44 42 230 46,00

    B 60 50 45 46 50 251 50,20

    C 65 61 60 62 64 312 62,40

    D 65 63 61 66 62 317 63,40

    E 46 47 55 54 45 247 49,40

    F 35 37 32 30 31 165 33,00Total 327 303 296 302 294 1522 50,73

  • 7/25/2019 e book .pdf

    25/54

    22 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    TABEL ANOVA

    SK DB JK KT F.HITF.TABEL

    5% 1%

    Kelompok 4 116,20 29,05 1,86 tn 2,87 4,43varietas 5 3177,47 635,49 40,71 ** 2,71 4,10

    Galat 20 312,20 15,61

    Total 29

    Langkah pertama :

    Tentukan n ), dengan melihat pada tabel nilai kritis uji

    perbandingan berganda Duncan. Nilai p diperoleh dari jumlah perlakuan

    dikurangi 1 (sebanyak p1). Nilai v merupakan derajat bebas galat (db galat)akan taraf nyata yang digunakan (misalkan 5% atau 0,05).

    Pada teladan ini R ditulis R(5, 20, 0.05), dengan nilai seperti berikut :

    Langkah keduaHitung nilai kritis atau nilai baku dari DMRT untuk masing-masing nilai

    P dengan rumus berikut :

  • 7/25/2019 e book .pdf

    26/54

    23 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    Untuk P = 2 dimana KT galat = 15,61 dan r (kelompok) = 6, maka nilai DMRT

    adalah :

    DMRT0.05= R(2,20,0.05) x 15,61/6

    = 2,95 x 1,613 = 4,758

    Dengan cara yang sama dapat dihitung nilai kritis DMRT untuk P = 3, P = 4, dan

    P = 5. Hasilnya pada tabel berikut:

    Langkah ketiga

    Menentukan perbedaan pengaruh antar perlakuan dan memberi notasi. Susun nilai

    rata-rata perlakuan dari yang terkecil hingga yang terbesar seperti berikut :

    Perlakuan Rerata Notasi

    F

    A

    E

    B

    C

    D

    33,00

    46,00

    49,40

    50,20

    62,40

    63,40

    a

    b

    b

    b

    c

    c

    Kesimpulan : dari data dan perhitungan yang diperoleh maka varietas C dan D

    memiliki respon terbaik dalam jumlah hijauan (kuintal/ha).

    p 2 3 4 5

    R(p, v, 0.05) 2,950 3,097 3,190 3,255

    DMRT(0.05) 4,758 4,995 5,145 5.250

  • 7/25/2019 e book .pdf

    27/54

    24 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    4.1.4Uji Polonomial Ortogonal

    Polinomial orthogonal merupakan salah satu pendekatan yang digunakan

    untuk mencari persamaan regresi yang paling sesuai untuk menggambar

    pola respon (trend) suatu pengamatan terhadap perlakuan kuantitatifdengan interval sama (misal, 0, 10, 20, 30, dst).

    Persamaan polinomial : Y = c1Y1 + c2Y2 + c3Y3 + . . . + cpYp

    Variabel bebas : kepangkatan dari perlakuan =Y1,Y2,Y3 , ..., Yp

    Koefisien : ditentukan berdasarkan tabel koefisien polinomial

    Pangkat variabel bebas dalam polinomial orthogonal juga

    menggambarkan jenis kurva respon yang dapat dibentuk oleh

    perlakuan.

    Gambar : Pangkat yang dapat dimasukkan dalam persamaan regresi maksimum

    adalah p-1 (p=banyaknya perlakuan).

  • 7/25/2019 e book .pdf

    28/54

    25 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    Contoh:

    Jika jumlah perlakuannya = 2 maka persamaan regresi hanya memiliki

    pangkat 1 (linier), karena kurva yang dapat dibentuk dari dua perlakuan hanya

    garis lurus. Jika jumlah perlakuannya = 3 maka persamaan regresi dapat memilikipangkat 1 (linier) atau pangkat 2 (kuadratik), karena kurva yang dapat dibentuk

    dari 3 perlakuan dapat berupa garis lurus atau garis lengkung (parabolik atau

    hiperbolik).

    Banyak

    PerlakuanTingkat dari Polinom

    Perlakuan

    T1 T2 T3 T4 T5

    2 Linier -1 0 1

    3 Linier

    Kuadratik

    -1

    1

    0

    -2

    1

    1

    4 Linier

    Kuadratik

    Kubik

    -3

    1

    -1

    -1

    -1

    3

    1

    -1

    -3

    3

    1

    1

    5 Linier

    kuadratik

    kubik

    kuartik

    -2

    2

    -1

    1

    -1

    -1

    2

    -4

    0

    -2

    0

    6

    1

    -1

    -2

    -4

    2

    2

    1

    1

    6 Linier

    kuadratik

    kubik

    kuartik

    kuinik

    Langkahlangkah Penggunaan Polinomial Orthogonal:

    1. Memastikan F perlakuan > F tabel (pada anova, Ho = 0 ditolak).

    2. Melihat tabel koef. PO untuk menentukan pangkat sesuai dengan jumlah

    perlakuan.

    3. Menyusun tabel.

    4. Menyusun hipotesis: dari pangkat tertinggi berturut ke pangkat terendah.

    5. Menghitung JK pada tabel sebagaimana JK kontras.

    6.

    Menggabungkan anova dan menghitung JK masingmasing pangkat.7. Pengujian F untuk menentukan pangkat yang sesuai.

    8. Pengujian dilakukan dari pangkat tertinggi.

    9. Menentukan kesimpulan tentang pangkat yang paling sesuai.

  • 7/25/2019 e book .pdf

    29/54

    26 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    Kekuatan Kertas

    Konsentrasi(Kadar bahan kayu) (%)

    Pengamatan Total1 2 3 4 5

    5

    10

    15

    20

    25

    7 7 15 11 9

    12 17 12 18 18

    14 18 18 19 19

    19 25 22 19 23

    7 10 11 15 11

    49

    77

    88

    108

    54

    T o t a l 376

    Sidik Ragam uji Kekuatan Kertas

    S.K. d.b. J.K. K.T. Fhitung Ftabel

    0,05 0,01

    Perlakuan

    G a l a t

    4

    20

    475,76

    161,20

    118,94

    8,06

    14,76** 2,87 4,43

    T o t a l 24 636,96

    Uji BNJ

    Perlakuan

    (Kons.b.k)

    Rerata perl. B e d a

    (5%) (25%) (10%) (15%)BNJ

    (5%)

    20%

    15%

    10%

    25%5%

    21,6 a

    17,6 ab

    15,4 bc

    10,8 cd9,8 d

    11,8* 10,8* 6,2* 4,0

    7,8* 6,8* 2,

    5,6* 4,6

    1,0

    5,4

  • 7/25/2019 e book .pdf

    30/54

    27 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    Koefisien Ortogonal Polinomial untuk 5 perlakuan

    R e s p o n

    (derajat polinomial)

    Koefisien Ortogonal polinomial Jumlah

    Kuadrat

    KoefisienPerlakuan & Total

    (5%) (10%) (15%) (20%) (25%)

    49 77 88 108 54

    Linier

    Kuadratik

    Kubik

    Kuartik

    -2 -1 0 1 2

    2 -1 -2 -1 2

    -1 2 0 -2 1

    1 -4 6 -4 1

    10

    14

    10

    70

    JK linier =

    JK kuadratik =

    JK kubik = 64,98

    JK kuartik = 33,95

    Uji Respon Melalui Sidik Ragam

    S.K. d.b. J.K. K.T. Fhitung Ftabel0,05 0,01

    Perlakuan

    - Linier

    -

    Kuadratik

    - Kubik

    - Kuartik

    G a l a t

    4

    1

    1

    1

    1

    20

    475,76

    33,62

    343,21

    64,98

    33,95

    161,20

    118,94

    33,62

    343,21

    64,98

    33,95

    8,06

    4,17

    42,58**

    8,06*

    4,21

    4,25 8,10

    T o t a l 24 636,96

    Jadi respon perlakuan terhadap kekuatan kertas merupakan bentuk regresi kubik.

  • 7/25/2019 e book .pdf

    31/54

    28 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    4.1.5 Uji Kontras Ortogonal

    Metode analisis ragam berguna dan merupakan alat yang handal untuk

    membandingkan rata-rata perlakuan. Dalam membandingkan t perlakuan,

    hipotesis null menyatakan bahwa semua rata-rata perlakuan tidak berbeda (H0: 2= 2 = . . . = 2). Apabila uji F nyata, maka HA diterima, yang menyatakan

    bahwa tidak semua rata-rata perlakuan sama atau adalah salah satu rata-rata

    perlakuan yang berbeda dengan yang lainnya. Selanjutnya dilakukan

    perbandingan untuk menentukan perlakuan mana yang berbeda dengan

    mengurangi jumlah kuadrat perlakuan untuk pengujian F tambahan untuk

    menjawab beberapa pertanyaan yang sudah direncanakan. Metode kontras

    atau orthogonal untuk memisahkan rata-rata memerlukan tingkat

    pengetahuan tertentu yang bersifat a priori, baik berdasarkan pertimbangan

    keilmuan tertentu atau berdasarkan hasil penelitian sebelumnya.

    Hal inilah yang menyebabkan metode ini disebut juga dengan uji F

    yang terencana. Jika peneliti punya pertanyaan spesifik yang perlu dijawab,

    perlakuan dirancang untuk menyediakan informasi dan uji statistic yang akan

    menjawab pertanyaan tersebut. Peneliti yang berpengalaman akan memilih

    perlakuan sehingga Jumlah Kuadrat Perlakuan bias diurai untuk menjawab

    beberapa pertnyaan bebas sesuai nilai derajat bebas perlakuan yang terdapat

    pada analisis ragam. Konsekuensinya, nama lain dari uji ini adalah uji derajat

    bebas tunggal. Apabila berbandingan saling bebas, maka dikatakan

    orthogonal.

    Contoh :

    Misalkan kita ingin menguji tiga perlakuan T1, T2 dan T3 (control) sehingga

    terdapat 2 derajad bebas dari perlakuan. Perlakuan tersebut kita nyatakan dengan

    1, 2dan 3. Hipotesisnya H0 : 1= 2= 3.Karena derajad bebasnya 2, maka

    terdapat dua jenis perbandingan yang mungkin dibuat. Misa lnya untuk menguji

    hipotesos apakah T1dan T2 tidak berbeda nyata dengan control (T3):1 = 3dan

    2 = 3.

    Untuk 1= 3 (11 + 02 - 1 3= 0) koefisiennya adalah : c1 = 1, c2 = 0, c3 = -1

    Untuk 2= 3 (11 + 02 - 1 3 = 0) koefisiennya adalah : d1 = 0, d2 = 1, c3 = -1

    Kombinasi linier rata-ratanya merupakan kontras jika semua dari c sama dengan nol.

  • 7/25/2019 e book .pdf

    32/54

    29 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    Perbandingan Grup

    Penerapan pertama dari kontras orthogonal adalah untuk pembandingan dalam grup.

    Ini adalah analisis ragam pada grup rata-rata. Untuk memudahkan pemahaman

    penggunaan kontras orthogonal dalam perbandingan grup, maka berikut contoh

    analisis ragam:

    Tabel Hasil (mg berat tanaman bagian atas, shoot) percobaan RAL untuk menentukan

    pengaruh perlakuan benih oleh berbagai jenis asam pada tahap pembenihan.

    perlakuan Ulangan Jumlah Rataan

    1 2 3 4 5

    Control 4,23 4,38 4,1 3,99 4,25 20,95 4,19

    HCl *) 3,85 3,78 3,91 3,94 3,86 19,34 3,87

    Propionic **) 3,75 3,65 3,82 3,69 3,73 18,64 3,73

    Butyric**) 3,66 3,67 3,62 3,54 3,71 18,2 3,64

    *=organic, **= an organic Y = 77,13 = 3,86Tabel Analisis Ragam

    Sumber ragam DB JK KT F.Hit

    Total 19 1,0113

    Ulangan 3 0,8738 0,2912 33,87

    Galat 16 0,1376 0,0086

    Untuk percobaan tersebut, peneliti mungkin mempunyai beberapa pertanyaan yang

    sudah dirancang untuk menjawab :

    1.

    Apakah perlakuan asam menurunkan pertumbuhan benih?2. Apakah asam organic berbeda dibandingkan asam anorganik?

    3. Apakah terdapat perbedaan pengaruh diantara kedua asam organic?

    Untuk menjawab pertanyaan tersebut, tabel koefisien perbandingan linier antara

    perlakuan disajikan pada tabel berikut:

    Tabel koefisien orthogonal untuk memisahkan jumlah kuadrat perlakuan pada tabel

    analisis ragam k dalam tiga uji yang saling bebas

    Contro HCl Propionoc Butyri

    PerbandinganJumlahRata-rata

    20,954,19

    19,343,87

    18,643,73

    18,23,64

    Control vs acid +3 -1 -1 -1

    Organic vs anorganik 0 -2 +1 +1

    Antara organic 0 0 +1 +1

    Koefisien bias digunakan untuk membagi jumlah kuadrat perlakuan (JKP) ke dalam

    tiga komponen masing-masung dengan satu derjad bebas yang akan digunakan pada

    uji F untuk setiap perbandingan. Nilai F berdasarkan pada 1 derajad bebas untuk

    pembilang dan db galat untuk pembagi (Uji F dengan db tunggal)

  • 7/25/2019 e book .pdf

    33/54

    30 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    Aturan untuk menentukan nilai koefisien pada perbandingan grup (Little & Hills p

    66).

    1. Pada perbandingan rata-rata dar dua grup masing-masing grup yang

    mempunyai perlakuan yang sama diberi koefisien yang sama +! Untuk salah

    satu grup dan -1 untuk grup lainnya. Kasus serupa bisa diterapkan untuk

    perbandingan yang lebih kompleks yaitu lebih dari dua grup.

    2. Dalam membandingkan grup yang jumlah perlakuannya berbeda, pada grup

    pertama nilai koefisien yang sama dengan banyaknya grup kedua dan pada

    grup kedua berikan koefisien yang bernilai seragam sampai jumlahnya sama

    dengan jumlah grup pertama. Contohnya, apabila ada 5 perlakuan yang akan

    dibandingkan, grup pertama ada 2 buah perlakuan dan gruo kedua ada 3 buah

    perlakuan, nilai koefisien untuk grup yang pertama harus bernilai 3 (sama

    dengan banyakanya grup kedua, 3 buah perlakuan) dan nilai koefisien untuk

    masing-masing perlakuan pada grup kedua harus bernilai -2 (jumlah koefisienketiga perlakuan harus sama dengan jumlah grup pertama, 3+3 = 6, hanaya

    tandanya saja harus -), sehingga koefisien untuk masing-masing perlakuan

    seharusnya : +3, +3, -2, -2, -2.

    3. Koefisien untuk setiap perbandingan sebisa mungkin bilangan bulat terkecil

    untuk setiap perhitungan. Misalnya koefisien : +4, +4, -2, -2, -2 seharusnya

    disederhanakan menjadi bilangan bulat terkecil: +2,+2,-1,-1,-1,-1

    4. Unsur-unsur perbandingan mungkin terdapat interaksi dari dua atau lebih

    perbandingan. Nilai koefisien untuk perbandingan interaksi tersebut

    ditentukan dengan cara multiplikasi dari koefisien-koefisien yang bersesuaiandari kedua perbandingan (tabel 4)

    Tabel pemupukan dengan 4 perlakuan, 2 taraf untuk N dan 2 taraf untuk P

    N0P0 N0P1 N1P0 N1P1

    Diantara N -1 -1 1 1

    Diantara P -1 1 -1 1

    Interaksi NP 1 -1 -1 1

    Koefisien untuk 2 perbandingan pertama diperoleh dari aturan pertama.

    Koefisien interaksi merupakan jumlah perkalian anatar nilai koefisien dari

    kedua baris tersebut.Catatan, jumlah koefisien pada masing-masing perbandingan harus bernilai

    nol dan jumlah hasil kalinya juga harus bernilai nol. Apabila kedua

    persyaratan tersebut dipenuhi, maka perbandingan tersebut dikatakan

    orthogonal, sehingga kesimpulan yang diambil pada salah satu perbandingan

    tidak tergantung pada perbandingan grup lainnya.

    Perhitungan jumlah kuadrat untuk Uji F dengan derajat bebas tunggal untuk

    kombinasi linier rata-rata perlakuan adalah sebagai berikut :

  • 7/25/2019 e book .pdf

    34/54

    31 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    JK1 (Kontrol VS ACID) = [3(4.19)3.643.733.87]2 / [(12)/5] = 0,74

    JK 1 (Inorg vs org) = [3.64 +3.732 (3.87)]2/ [(6)/5] = 0.11

    JK1 (Antara org) = [-3.64 + 3.73]2 / [(2)/5] = 0.02

    Tabel penguraian jumlah kuadrat perlakuan pada perbandingan orthogonal

    SK DB JK KT F HIT F 0,05 F 0,01

    Perlakuan 3 0.8738 0.2912 33.87 ** 3.239 5.292

    Control vs acid 1 0.7415 0.7415 86.22 ** 4.494 8.531

    Inorg vs org 1 0.1129 0.1129 13.13** 4.494 8.531

    Anatar org 1 0.0194 0.0194 2.26 tn 4.494 8.531

    Galat 16 0.1376 0.0086

    Total 10 1.0113

    Dari analisis di atas kita bias menyimpulkan bahwa ketiga perlakuan asam sangat

    nyata mengurangi pertumbuhan benih, asam organic menyebabkan penurunan

    pertumbuhan benih yang lebih besar dibandingkan dengan asam anorganik dan

    tidak dapat perbedaan diantara perlakuan asam organic.

    Jumlah derajad bebas tunggal perbandingan grup sama dengan db perlakuan. Hal

    tersebut akan terjadi apabila masing-masing perbandingannya bersifat orthogonal.

    Banyaknya perbandingan grup ortoonal ama dengan derajad bebas perlakuannya.Apabila perbandingan tidak bersifat orthogonal, jumlah kuadrat untuk

    perbandingan grup tertentu mungkin mewakili atau idwakili oleh bagian jumlah

    kuadrat perbandingan grup yang lainnya. Oleh karena itu, kesimpulan yang

    diperoleh dari salah satu uji mungkin dipengaruhi oleh uji perbandingan lainnya

    dan jumlah kadrat dari masing-masing perbandingan tidak akan sama dengan

    jumlah kuadrat perlakuan.

  • 7/25/2019 e book .pdf

    35/54

    32 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    Penyajian tabel rata-rata perlakuan

    Selain cara yang sudah disebutkan di atas, ada beberapa cara dalam penyajian

    perbedaan diantara rata-rata perlakuan, yaitu dalam bentuk crosstabulasi selisih

    rat-rata atau peluang, pemberian garis yang sama untuk rata-rata perlakuan yangtidak berbeda dan dalam bentuk grafik.

    4.1.6 Regresi Linier Sederhana

    Regresi linier sederhana adalah persamaan regresi yang menggambarkan

    hubungan antara suatu peubah bebas (X) dan satu peubah tak bebas (Y).

    Hubungan keduanya dapat digambarkan sebagai suatu garis lurus sehingga

    hubungan kedua peubah tersebut dapat dituliskan dalam bentuk

    persamaan:

    i = + Xi .(1)

    Keterangan =

    Y = peubah tak bebas

    X = peubah bebas

    = perpotongan dengan sumbu tegak = kemiringan

    Struktur Regresi Linier Sederhana

    Dalam kenyataan seringkali kita tidak dapat mengamati seluruh anggota

    populasi sehingga hanya mengamati n buah contoh acak dan diperolehpengamatan contoh acak berukuran n dan dapat dilambangkan sebagai

    (xi,yi), I = 1,2,..n). Persamaan yang diperoleh adalah dugaan daripersamaan (1) dan dapat dituliskan sebagai berikut:

    i = + Xi atau i = a + bXi

    untuk peubah bebas xi, nilai pengamatan yi tidak akan selalu tepat berada

    pada persamaan i = + Xi (garis regresi populasi) atau i = a + bXi(garis regresi contoh). Dalam hal ini, terdapat simpangan sebesar iuntuk

    populasi atau ei untuk contoh sehingga diperoleh

    Yi = i + i dan Yi = i + ei

    Regresi liner

    sederhana

  • 7/25/2019 e book .pdf

    36/54

    33 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    Gambar penduga hubungan antara peubah X dan Y

    Untuk melihat pola hubungan antara X dan Y, pertama-tama kita plotkan

    nilai pengamatan (xi,yi) pada bidang kuadran dua. Bila hasil plot

    menunjukkan kecenderungan hubungan X dan Y membentuk persamaan

    linier maka penggambaran hubungan X dan Y dalam persamaan regresi

    linier sudah tepat.

    4.1.7 Regresi Berganda

    Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear

    antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,.Xn) dengan variabeldependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara

    variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masingvariabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk

    memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel

    independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan

    biasanya berskala interval atau rasio.

    Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

    Y = a + b1X1+ b2X2+..+ bnXn

    Keterangan:

    Y = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)X1dan X2 = Variabel independen

    a = Konstanta (nilai Y apabila X1, X2..Xn= 0)b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)

    Contoh kasus:

    Kita mengambil contoh kasus pada uji normalitas, yaitu sebagai berikut:Seorang mahasiswa bernama Bambang melakukan penelitian tentang

    faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham pada perusahaan di BEJ.

    Bambang dalam penelitiannya ingin mengetahui hubungan antara rasio

    keuangan PER dan ROI terhadap harga saham. Dengan ini Bambang

    menganalisis dengan bantuan program SPSS dengan alat analisis regresi

    linear berganda. Dari uraian di atas maka didapat variabel dependen (Y)

    adalah harga saham, sedangkan variabel independen (X1 dan X2) adalah

    PER dan ROI.

    Data-data yang di dapat berupa data rasio dan ditabulasikan sebagai

    berikut:

  • 7/25/2019 e book .pdf

    37/54

    34 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    Tabel. Tabulasi Data (Data Fiktif)

    Tahun Harga Saham (Rp) PER (%) ROI (%)

    1990 8300 4.90 6.471991 7500 3.28 3.14

    1992 8950 5.05 5.00

    1993 8250 4.00 4.75

    1994 9000 5.97 6.23

    1995 8750 4.24 6.03

    1996 10000 8.00 8.75

    1997 8200 7.45 7.72

    1998 8300 7.47 8.00

    1999 10900 12.68 10.40

    2000 12800 14.45 12.422001 9450 10.50 8.62

    2002 13000 17.24 12.07

    2003 8000 15.56 5.83

    2004 6500 10.85 5.20

    2005 9000 16.56 8.53

    2006 7600 13.24 7.37

    2007 10200 16.98 9.38

    Tabel. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

    http://3.bp.blogspot.com/-0iIjAIVmEZU/TtJeXV4NHzI/AAAAAAAAAD0/q-NiIcboIIk/s1600/tbl1.JPG
  • 7/25/2019 e book .pdf

    38/54

    35 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    Persamaan regresinya sebagai berikut:

    Y = a + b1X1+ b2X2Y = 4662,491 + (-74,482)X1+ 692,107X2

    Y = 4662,491 - 74,482X1+ 692,107X2

    Keterangan:

    Y = Harga saham yang diprediksi (Rp)a = konstanta

    b1,b2 = koefisien regresi

    X1 = PER (%)

    X2 = ROI (%)

    Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

    - Konstanta sebesar 4662,491; artinya jika PER (X1) dan ROI (X2)

    nilainya adalah 0, maka harga saham (Y) nilainya adalah Rp.4662,491.- Koefisien regresi variabel PER (X1) sebesar -74,482; artinya jika

    variabel independen lain nilainya tetap dan PER mengalami kenaikan

    1%, maka harga saham (Y) akan mengalami penurunan sebesarRp.74,482. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif

    antara PER dengan harga saham, semakin naik PER maka semakin

    turun harga saham.

    - Koefisien regresi variabel ROI (X2) sebesar 692,107; artinya jika

    variabel independen lain nilainya tetap dan ROI mengalami kenaikan

    1%, maka harga saham (Y) akan mengalami peningkatan sebesarRp.692,107. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif

    antara ROI dengan harga saham, semakin naik ROI maka semakin

    meningkat harga saham.

    Nilai harga saham yang diprediksi (Y) dapat dilihat pada tabelCasewise Diagnostics (kolom Predicted Value). Sedangkan Residual

    (unstandardized residual) adalah selisih antara harga saham dengan

    Predicted Value, dan Std. Residual (standardized residual) adalah nilai

    residual yang telah terstandarisasi (nilai semakin mendekati 0 maka

    model regresi semakin baik dalam melakukan prediksi, sebaliknya

    semakin menjauhi 0 atau lebih dari 1 atau -1 maka semakin tidak baik

    model regresi dalam melakukan prediksi).

    A. Analisis Korelasi Ganda (R)

    Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih

    variabel independen (X1, X2,Xn) terhadap variabel dependen (Y) secaraserentak. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi

    antara variabel independen (X1, X2,Xn) secara serentak terhadapvariabel dependen (Y). nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin

    mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai

    semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah.

  • 7/25/2019 e book .pdf

    39/54

    36 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi

    koefisien korelasi sebagai berikut:

    0,00 - 0,199 = sangat rendah

    0,20 - 0,399 = rendah0,40 - 0,599 = sedang

    0,60 - 0,799 = kuat

    0,80 - 1,000 = sangat kuat

    Dari hasil analisis regresi, lihat pada output moddel summary dan disajikan

    sebagai berikut:

    Tabel. Hasil analisis korelasi ganda

    Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka R sebesar 0,879. Hal ini menunjukkan

    bahwa terjadi hubungan yang sangat kuat antara PER dan ROI terhadap harga

    saham.

    B. Analisis Determinasi (R2)

    Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk mengetahuiprosentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1, X2,Xn) secaraserentak terhadap variabel dependen (Y). Koefisien ini menunjukkan seberapa

    besar prosentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model

    mampu menjelaskan variasi variabel dependen. R2sama dengan 0, maka tidak ada

    sedikitpun prosentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen

    terhadap variabel dependen, atau variasi variabel independen yang digunakan

    dalam model tidak menjelaskan sedikitpun variasi variabel dependen. Sebaliknya

    R2sama dengan 1, maka prosentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel

    independen terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau variasi variabel

    independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel

    dependen. Dari hasil analisis regresi, lihat pada output moddel summary dandisajikan sebagai berikut:

    Tabel. Hasil analisis determinasi

    http://2.bp.blogspot.com/-BBMA5uqbH5U/TtJet3sNZyI/AAAAAAAAAD8/ItajXK4YEOQ/s1600/tbl1.JPGhttp://2.bp.blogspot.com/-BBMA5uqbH5U/TtJet3sNZyI/AAAAAAAAAD8/ItajXK4YEOQ/s1600/tbl1.JPG
  • 7/25/2019 e book .pdf

    40/54

    37 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka R2 (R Square) sebesar 0,772 atau

    (77,2%). Hal ini menunjukkan bahwa prosentase sumbangan pengaruh variabel

    independen (PER dan ROI) terhadap variabel dependen (harga saham) sebesar

    77,2%. Atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model (PER dan

    ROI) mampu menjelaskan sebesar 77,2% variasi variabel dependen (hargasaham). Sedangkan sisanya sebesar 22,8% dipengaruhi atau dijelaskan oleh

    variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Adjusted R

    Square adalah nilai R Square yang telah disesuaikan, nilai ini selalu lebih kecil

    dari R Square dan angka ini bisa memiliki harga negatif. Menurut Santoso (2001)

    bahwa untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas digunakan Adjusted R2

    sebagai koefisien determinasi.

    Standard Error of the Estimate adalah suatu ukuran banyaknya kesalahan model

    regresi dalam memprediksikan nilai Y. Dari hasil regresi di dapat nilai 870,80

    atau Rp.870,80 (satuan harga saham), hal ini berarti banyaknya kesalahan dalam

    prediksi harga saham sebesar Rp.870,80. Sebagai pedoman jika Standard error of

    the estimate kurang dari standar deviasi Y, maka model regresi semakin baikdalam memprediksi nilai Y.

    C. Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1,X2.Xn)secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen

    (Y). Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk

    memprediksi variabel dependen atau tidak. Signifikan berarti hubungan yang

    terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan), misalnya dari kasus

    di atas populasinya adalah 50 perusahaan dan sampel yang diambil dari kasus di

    atas 18 perusahaan, jadi apakah pengaruh yang terjadi atau kesimpulan yangdidapat berlaku untuk populasi yang berjumlah 50 perusahaan. Dari hasil output

    analisis regresi dapat diketahui nilai F seperti pada tabel 2 berikut ini.

    Tabel. Hasil Uji F

    Tahap-tahap untuk melakukan uji F adalah sebagai berikut:

    1. Merumuskan Hipotesis

    Ho : Tidak ada pengaruh secara signifikan antara PER dan ROI secara

    bersama-sama terhadap harga saham.

    Ha : Ada pengaruh secara signifikan antara PER dan ROI secara

    bersama-sama terhadap harga saham.

    http://3.bp.blogspot.com/-vTVW5owBvhU/TtJfdLtw05I/AAAAAAAAAEE/Zl2iInh8dSo/s1600/tbl1.JPG
  • 7/25/2019 e book .pdf

    41/54

    38 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    2. Menentukan tingkat signifikansi

    Tingkat signifikansi menggunakan = 5% (signifikansi 5% atau 0,05adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian)

    3. Menentukan F hitung

    Berdasarkan tabel diperoleh F hitung sebesar 25,4654. Menentukan F tabel

    Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, = 5%, df 1 (jumlah

    variabel1) = 2, dan df 2 (n-k-1) atau 18-2-1 = 15 (n adalah jumlahkasus dan k adalah jumlah variabel independen), hasil diperoleh untuk F

    tabel sebesar 3,683 (Lihat pada lampiran) atau dapat dicari di Ms Excel

    dengan cara pada cell kosong ketik =finv(0.05,2,15) lalu enter.

    5. Kriteria pengujian

    - Ho diterima bila F hitung < F tabel

    - Ho ditolak bila F hitung > F tabel

    6. Membandingkan F hitung dengan F tabel.

    Nilai F hitung > F tabel (25,465 > 3,683), maka Ho ditolak.6 Kesimpulan

    Karena F hitung > F tabel (25,465 > 3,683), maka Ho ditolak, artinya

    ada pengaruh secara signifikan antara price earning ratio (PER) dan

    return on investmen (ROI) secara bersama-sama terhadap terhadap harga

    saham. Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa PER dan ROI secara

    bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan di

    BEJ.

    D. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel

    independen (X1, X2,..Xn) secara parsial berpengaruh signifikan terhadapvariabel dependen (Y).

    Dari hasil analisis regresi output dapat disajikan sebagai berikut:

    Tabel. Uji T

    http://4.bp.blogspot.com/-Q56DeWSYP7A/TtJgUdh9CZI/AAAAAAAAAEM/C547raHV9Pw/s1600/tbl1.JPG
  • 7/25/2019 e book .pdf

    42/54

    39 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

    Pengujian koefisien regresi variabel PER1. Menentukan Hipotesis

    Ho : Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara PER dengan

    harga saham.Ha : Secara parsial ada pengaruh signifikan antara PER dengan harga

    saham

    2. Menentukan tingkat signifikansi

    Tingkat signifikansi menggunakan = 5%

    3. Menentukan t hitung

    Berdasarkan tabel diperoleh t hitung sebesar -1,259

    4. Menentukan t tabel

    Tabel distribusi t dicari pada = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan

    derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 18-2-1 = 15 (n adalah jumlah kasus

    dan k adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi

    (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,131(Lihat pada lampiran) atau dapat dicari di Ms Excel dengan cara pada

    cell kosong ketik =tinv(0.05,15) lalu enter.

    5. Kriteria Pengujian

    Ho diterima jika -t tabel < t hitung < t tabel

    Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel

    6. Membandingkan thitung dengan t tabel

    Nilai -t hitung > -t tabel (-1,259 > -2,131) maka Ho diterima

    7. Kesimpulan

    Oleh karena nilai -t hitung > -t tabel (-1,259 > -2,131) maka Ho

    diterima, artinya secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara

    PER dengan harga saham. Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa

    secara parsial PER tidak berpengaruh terhadap harga saham pada

    perusahaan di BEJ.

    Pengujian koefisien regresi variabel ROI1. Menentukan Hipotesis

    Ho : Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara ROI dengan

    harga saham

    Ha : Secara parsial ada pengaruh signifikan antara ROI dengan harga

    saham

    2. Menentukan tingkat signifikansiTingkat signifikansi menggunakan = 5%.

    3. Menentukan t hitung

    Berdasarkan tabel diperoleh t hitung sebesar 5,964

    4. Menentukan t tabel

    Tabel distribusi t dicari pada = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan

    derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 18-2-1 = 15 (n adalah jumlah kasus

    dan k adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi

    (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,131.

    5. Kriteria Pengujian

    Ho diterima jika -t tabel t hitung t tabel

  • 7/25/2019 e book .pdf

    43/54

    40 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel

    6. Membandingkan thitung dengan t tabel

    Nilai t hitung > t tabel (5,964 > 2,131) maka Ho ditolak

    7. Kesimpulan

    Oleh karena nilai t hitung > t tabel (5,964 > 2,131) maka Ho ditolak,artinya secara parsial ada pengaruh signifikan antara ROI dengan harga

    saham. Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa secara parsial ROI

    berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan di BEJ.

    4.1.8 Korelasi

    Analisis Korelasi merupakan studi yang membahas tentang derajat

    keeratan hubungan antar peubah, yang dinyatakan dengan Koefisien

    Korelasi. Hubungan antara peubah X dan Y dapat bersifat :

    a. Positif, artinya jika X naik (turun) maka Y naik (turun).

    b. Negatif, artinya jika X naik (turun) maka Y turun (naik).

    c. Bebas, artinya naik turunnya Y tidak dipengaruhi oleh X.

    Gambar hubungan antara peubah X dan Y

  • 7/25/2019 e book .pdf

    44/54

    41 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    Misal data Tinggi Tanaman Kacang Bogor 15 HST (X) dan Bobot Kering

    Polong per Petak (Y) :

    Maka korelasi X dan Y:

    No X Y X Y XY

    1 21,3 4,69 453,66 21,1 97,98

    2 26,0 5,80 676,04 33,6 150,80

    : : : : : :

    9 19,9 3,31 396,09 10,8 65,67

    10 18,3 2,69 334,8 6,76 47,58

    : : : : : :

    18 26,2 7,24 686,44 51,5 188,64

    19 24,2 5,64 585,66 31,3 135,52

    : : : : : :

    27 21,9 5,11 479,61 26,0 111,69

    jumlah 603,60 128,60 13680,24 639,54 2935,02

  • 7/25/2019 e book .pdf

    45/54

    42 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    r =

    r = 0, 7169 = 71,69 %

    Nilai r = 71,69 % artinya sebesar 71,69 % variasi nilai bobot kering polong

    per petak. Nilai (Y) dipengaruhi oleh variasi nilai tinggi tanaman kacang

    bogor (nilai X).

    Pengujian Koefisiensi Korelasi Pearson:

    1. H0= r = 0 lawan H1= r 02. Taraf nyata = 5% = 0,053. Uji statistik = ujit4. Wilayah kritik (daerah penolakan H0)

    t < -t/2(n-2) atau t > t/2 (n-2)

    t < -t0,025(25)atau t > t0,025 (25)

    t < -2,060 atau t > 2,060

    nilai ( t0,025(25) dapat dilihat tabel berikut:

  • 7/25/2019 e book .pdf

    46/54

    43 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    t =

    t = 0,8467

    t = 0,8467

    t = 7,956

    Kesimpulan :

    Karena nilai (t = 7,956) > (t 0,025 (25) = 2,060) maka disimpulkan untuk menolak

    h0, artinya terdapat hubungan yang signifikan anatar tinggi tanaman kacang bogor

    (x) dengan bobot Kering polong per petak (Y). Analisis korelasi antara X dan Y

    tentang derajat keeratan hubungan antar peubah, yang dinyatakan dengan

    koefisien korelasi. Hubungan antara peubah X dan Y bersifat : Positif artinya jika

    X naik (turun) maka Y naik (turun). Nilai (t = 7,956) dan (t0,025 (25) = 2,060)

    Gambar grafik antara peubah X dan Y

  • 7/25/2019 e book .pdf

    47/54

    44 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    BAB 5

    MISSING DATA

    5.1 Pendahuluan

    Missing data adalah suatu informasi yang tidak tersedia pada sebuah objekatau kasus. Hal tersebut dapat terjadi karena materi percobaan sakit/mati, ada

    petak/lahan yang dirusak, salah pencatatan dn lain-lain. Untuk RAL data

    hilang tidak perlu dicari karena dapat diolah menggunakan RAL dengan n

    (ulangan) tak sama. Sedangkan untuk RAK data hilang perlu dicari dengan

    cara menaksir kembali berdasarkan perhitungan missing dati dari Yates.

    5.2 Satu Nilai Pengamatan Hilang

    Perhitungan data hilang:

    =

    =

    = = 17,27

    Maka diperoleh nilai

    B = 80 + 17,27= 97,27, T = 34 + 17,27= 51,27 dan G = 265 + 17,27= 295,27

    Perlakuan

    Kelompok (n)

    TotalI II III IV

    1 9 6 13 4 32

    2 8 7 17,27 5 51,27

    (T)

    3 11 9 15 6 41

    4 14 11 16 8 49

    5 17 13 17 10 57

    6 20 15 18 12 65

    Total82 61 97,27

    (B)

    45 295,27

    (G)

    n = kelompokt = perlakuanB = data dari kelompok

    yang mengandung

    data hilang

    T = data dari perlakuanyang mengandung

    data hilang

  • 7/25/2019 e book .pdf

    48/54

    45 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

  • 7/25/2019 e book .pdf

    49/54

    46 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    5.3 Dua Nilai Pengamatan Hilang

  • 7/25/2019 e book .pdf

    50/54

    47 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

  • 7/25/2019 e book .pdf

    51/54

    48 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

  • 7/25/2019 e book .pdf

    52/54

    49 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

  • 7/25/2019 e book .pdf

    53/54

    50 |E-Book Rancangan Percobaan by Nurul Ilmi S

    PENUTUP

    E Book ini dibuat atas dasar tugas yang diwajibkan bagi mahasiswa

    semester 5. Tulisan ini secara khusus dibuat dari kompilasi presentasi masing-

    masing mahasiswa dalam mata kuliah RANCANGAN PERCOBAAN. Ringkasansingkat tentang materi Rancangan Percobaan ini semoga dapat berguna bagi

    pembaca khususnya adik-adik tingkat Mahasiswa Universitas Muhammadiyah

    Gresik.

  • 7/25/2019 e book .pdf

    54/54

    BIOGRAFI PENULIS

    Nurul Ilmi Santoso (calon S.P). Mahasiswa Agroteknologi

    Fakultas Pertanian ini lahir di Gresik, 05 April 1994. Anak

    tunggal dari Bapak Edy Santoso yang bertempat tinggal di

    Ds. Karang Semanding, Balongpanggang, Gresik. Karir di

    dunia pertanian wanita muda ini sudah berlangsung selama 3

    tahun di Universitas Muhammadiyah Gresik. Dalam

    prosesnya ada banyak pelajaran berharga dan berkesan untuk

    diterapkan di dunia nyata setelah jenjang pendidikan S1

    selesai ditempuh. Teori, teknik dan tips yang diajarkan Bapak/Ibu dosen

    membuatnya berhasil menulis E-Book sederhana. Dia hanya berkeinginan untuk

    memajukan pertanian di daerah sekitarnya dengan ilmu terapan yang sudah

    diajarkan. Sehingga hasil panen keluarga dan tetangga sekitar menjadi lebih baikdari sebelumnya. Rancangan Percobaan adalah salah satu kunci untuk mencari

    hasil percobaan terbaik sebelum kemudian disebar dan dikomersilkan untuk

    khalayak umum. (Learn from mistakes rise to be success!!)