ek4218 materi tambahan matematika (all class)

Upload: edrianus-gulo

Post on 15-Oct-2015

141 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • Sains Manajemen

    1

    BAB I

    PENGANTAR MATEMATIKA EKONOMI

    1.1 Matematika Ekonomi

    Aktivitas ekonomi merupakan bagian dari kehidupan manusia ribuan tahun yang lalu. Kata

    economics berasal dari kata Yunani klasik yang artinya household management.

    Sebelumnya pedagang Yunani telah memahami phenomena ekonomi, seperti apabila terjadi

    kegagalan panen akan menyebabkan harga jagung meningkat di pasar, tetapi kekurangan emas

    mungkin dapat menurunkan harga jagung. Dalam banyak hal konsep dasar ekonomi hanya

    diekspresikan dalam bentuk matematika sederhana, seperti bilangan bulat atau pecahan diikuti

    dengan operasi sederhana seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Namun

    dengan berkembangnya kehidupan manusia, maka aktivitas ekonomi yang dilakukan semakin

    kompleks dan makin saling terkait dengan aktivitas lainnya, sehingga membutuhkan pemecahan

    yang kompleks juga.

    Secara umum, semakin kompleks suatu masalah, akan semakin kompleks pula alat analisis yang

    digunakan untuk pemecahannya. Salahsatu alat yang dianggap mampu mengekspresikan

    kekompleksan permasalahan tersebut adalah model matematika. Mentransformasi model

    ekonomi kedalam model matematika, memungkinkan terjadinya peralihan tingkat kesulitan

    pemecahan masalah ekonomi ke dalam pemecahan masalah matematika. Untuk itu diperlukan

    pemahaman tentang beberapa konsep matematika sebagai syarat pemecahan masalah

    matematika, sehingga perlu dipelajari oleh ekonom dan pelaku bisnis. Hal ini diperlukan agar

    interpretasi pemecahan matematika dapat dikonversikan kedalam penyelesaian masalah ekonomi

    dan bisnis, seperti pada Gambar 1. Tingkat kesulitan masalah matematika bukan disebabkan

    oleh jenis atau cabang matematika itu sendiri, melainkan disebabkan oleh sulit dan kompleksnya

    gejala yang penyelesaiannya diusahakan dicari atau didekati oleh perumusan model matematik.

    Memahami matematika ekonomi adalah merupakan cara/pola pikir Ilmu ekonomi dan bisnis

    dengan analisis yang bersifat kuantitatip .

    MASALAH EKONOMI & BISNIS

    MODEL

    MATEMATIKA

    MASALAH MATEMATIKA

  • Sains Manajemen

    2

    Gambar 1. Kerangka Model Pemecahan Masalah Ekonomi & Bisnis

    1.2 Teori Ekonomi dan Matematika Ekonomi

    Teori Ekonomi mengungkapkan hubungan antar variabel ekononomi secara kualitatif, misalnya,

    jika harga naik/turun kuantitas permintaan berkurang/naik, jika investasi bertambah maka

    pendapatan nasional meningkat, jika konsumsi meningkat maka pendapatan nasional meningkat

    dan hungan lainnya yang berhubungan dengan aktivitas ekonomi sebuah kelompok masyarakat

    Teori Ekonomi yang terkait dengan phenomena tersebut, tidak memberikan ukuran kekuatan

    hubungan secara tegas antara variabel ekonomi. Matematika Ekonomi dapat membantu

    menyederhanakan hubungan tersebut dalam sebuah model yang disebut dengan model

    matematika, Sebagai contoh secara konsep ekonomi, terdapat gejala bahwa permintaan sebuah

    komoditi sangat bergantung pada harganya, dengan anggapan bahwa faktor lain yang dapat

    mempengaruhi permintaan komoditi tersebut dianggap konstan (ceteris paribus). Gejala tersebut

    dapat diekspresikan sebagai sebuah fungsi matematik Q = f(P). Jika hubungan tersebut

    diasumsikan linear, maka kemudian dapat diperjelas dengan model linear Q = a + bP, dengan Q

    adalah kuantitas permintaan komoditi dan P adalah harga satuannya, dan a dan b adalah

    parameter atau koefisien. Sehingga model teori ekonomi yang kualitatif dapat didekati dengan

    model kuantitatif. Menemukan nilai prameter a dan b dalam persamaan matematika Q = a + bP,

    diperlukan pengetahuan tentang beberapa konsep dalam matematika atau statistika. Dengan

    demikian konsep matematika atau statistika yang mampu mengekspresikan konsep ekonomi dan

    permasalahannya serta menemukan pemecahannya disebut sebagai matematika ekonomi atau

    statistika ekonomi.

    PENYELESAIAN MASALAH

    MATEMATIKA

    PENYELESAIAN MASALAH EKONOMI

  • Sains Manajemen

    3

    Selain model linear sederhana tersebut di atas, masih banyak model matematika lainnya yang

    mampu mengekspresikan phenomena ekonomi maupun bisnis dalam dunia nyata. Sebagai

    contoh, model eksponensial dapat mengekspresikan kasus pertumbuhan penduduk, pertumbuhan

    pendapatan suatu negara, model multivariate dapat mengungkapkan pengaruh berbagai variabel

    terhadap permintaan dan penawaran sebuah komoditi, model linear programming, model

    kalkulus differensial yang banyak diaplikasikan dalam menyelesaikan masalah ekonomi dan

    bisnis yang menyangkut optimalisas. dan model matematika lainnya dengan berbagai

    manfaatnya. Untuk itu, pada bagian pendahuluan ini, diperlukan beberapa pemahaman tentang

    variabel, parameter, dan konstanta sebagai konsep dasar model matematika yang akan digunakan

    dalam penerapan pemecahan masalah nyata.

    1.3 Variabel dan Konstanta

    Model matematika pada umumnya dinyatakan dengan berbagai simbol dan kombinasi antara

    variabel dan konstanta. Variabel merupakan unsur yang sifatnya berubah-ubah dari satu keadaan

    ke keadaan lainnya, dan dalam suatu rumusan fungsi dapat dibedakan menjadi variabel bebas

    dan tidak bebas. Variabel bebas yaitu variabel yang dapat menerangkan variabel lainnya

    (mempengaruhi), Variabel tidak bebas yaitu variabel yang diterangkan oleh variabel bebas

    (dipengaruhi). Koefisien ialah bilangan atau angka yang diletakkan tepat didepan suatu variabel,

    dan terkait dengan variabel yang bersangkutan.

    Konstanta adalah suatu besaran bilangan atau angka yang sifatnya tetap dan tidak berubah untuk

    suatu kasus dan tidak terkait dengan suatu variabel. Konstanta atau koefisien yang sifatnya

    masih umum disebut sebagai parameter, artinya besarannya tetap untuk suatu kasus, tetapi

    berubah pada kasus lainnya.

    Sebagai contoh persamaan:

    Y = 10 + 2 X,

    nilai 10 dan 2 adalah konstanta, X adalah variabel bebas dan Y adalah variabel tidak bebas,

    konstanta 2 dapat disebut sebagai koefisien variabel X. Selanjutnya jika persamaan :

    Y = a + b X,

    Dengan a dan b adalah konstanta, dalam hal ini a dan b dapat disebut juga parameter, karena

    nilainya dapat berbeda untuk mengungkapkan kasus yang sama pada objek yang berbeda.

  • Sains Manajemen

    4

    1.4 Model Matematika

    Model adalah representasi dari objek atau situasi atau kondisi yang sebenarnya. Model dapat

    disajikan dalam berbagai bentuk, yang salahsatunya adalah model matematika. Model matemtika

    merepresentasikan suatu masalah dengan sistem yang mencerminkan hubungan antar simbol atau

    hubungan matematis. Sebagai contoh, permintaan sebuah komoditi P, penerimaan dari hasil

    penjualan produk Q adalah R, biaya total untuk memproduksi Q adalah C, dan laba total dari

    penjualan Q ditentukan dengan mendapatkan selisih antara penerimaan R dengan total biaya C

    dari jumlah Q yang yang terjual, maka model matematika yang dapat dibuat adalah:

    P = a + bQ; a dan b konstanta, (1)

    R = PQ = (a + bQ)Q = aQ +bQ2 (2)

    C = c + dQ; c dan d konstanta, (3)

    = R C, (4)

    Tujuan dari adanya sebuah model matematika adalah, memungkinkan dilakukan proses

    pengambilan keputusan mengenai situasi nyata dengan menganalisis model tersebut. Nilai

    kesimpulan dan keputusan berdasarkan model tergantung pada seberapa baiknya model

    matematika dapat merepresentasikan kondisi nyatanya. Dengan pengertian bahwa model yang

    baik membuat keputusan menjadi tidak bias.

    Model matematika selalu melibatkan simbol untuk menyatakan suatu besaran bilangan dan

    angka, maka pemahaman himpunan dan operasinya, sistem bilangan dan operasinya perlu

    dipahami dengan baik, terutama system bilangan nyata. Penjelasan pada bab selanjutnya akan

    mebantu pembaca untuk memahami himpunan dan sistem bilangan nyata dan operasinya. Selain

    itu model matematika yang membutuhkan pemahaman tentang konsep linear dan kuadratik,

    maupun model-model non linear lainnya dapat dipelajari dalam modul ini. Selain itu modul ini

    akan dilengkapi juga dengan bentuk-bentuk kasus matematika dan kasus ekonomi serta bisnis

    dalam bentuk soal-jawab, dan beberapa tugas dalam bentuk soal latihan untuk pemahaman lebih

    mendalam.

  • Sains Manajemen

    5

    BAB II

    HIMPUNAN DAN SISTEM BILANGAN NYATA

    2.1 Himpunan

    Suatu himpunan diartikan sebagai kelompok dari obyek, atau unsur yang dirumuskan dengan

    tegas dan dapat dibedakan. Unsur atau anggota himpunan dapat berupa orang, benda, angka,

    bilangan, dan lainnya yang sifatnya tangible atau intangible. Notasi atau tanda dari sebuah

    himpunan adalah kurung kurawal { } dan unsur atau elemen ditulis didalamnya dan dipisahkan

    dengan tanda koma ,. Nama suatu himpunan selalu dinyatakan dengan huruf abjad (huruf

    besar).

    Contoh : Himpunan mata dadu:

    D = {1,2,3,4,5,6}

    Bila x merupakan suatu objek atau unsur, sedangkan A merupakan suatu himpunan (set) dimana

    x tesebut menjadi anggota dari A. Misalnya terdapat suatu kelompok yang terdiri dari 3

  • Sains Manajemen

    6

    mahasiswa merokok, maka di peroleh suatu himpunan yang terdiri dari 3 unsur/elemen. Jika di

    ambil hanya satu mahasiswa yang merokok, maka terdapat satu himpunan dengan satu elemen.

    Sedangkan bila di ingin mendapatkan mahasiswa yang tidak merokok darinya, maka di peroleh

    suatu himpunan dengan tanpa elemen atau terdapat suatu himpunan kosong, yang ditulis .

    2.1.1 Penulisan Himpunan

    Pada umumnya cara menulis sebarang himpunan dapat dinyatakan dengan 2 cara. Pertama,

    dengan mendaftar (roster method), seluruh anggotanya dalam sebuah daftar. Sebagai contoh,

    himpunan A yang terdiri atas unsur-unsur 1,3,5,7,9 dapat dinyatakan sebagai:

    }9,7,5,3,1{=A Cara kedua, yaitu dengan menuliskan syarat keanggotaan (rule method) yang dimiliki oleh

    seluruh anggota suatu himpunan. Apabila himpunan A di atas dinyatakan dengan cara ini, maka

    dapat ditulis:

    A = {x/0 < x < 10; x bilangan bulat }

    Himpunan A disebut himpunan bagian himpunan B, ditulis BA , jika setiap anggota A merupakan anggota B. Himpunan kosong selalu merupakan himpunan bagian dari sembarang

    himpunan, dapat ditulis, A untuk sebarang himpunan A. Himpunan semesta S adalah himpunan dari seluruh obyek yang diamati dan bersifat tetap. Seluruh himpunan yang

    dibicarakan merupakan humpunan bagian dari himpunan semesta.

    2.1.2 Operasi dalam himpunan

    Beberapa operasi yang lasim digunakan dalam himpunan seperti berikut:

    a. Gabungan (union) disimbol U

    A U B = {x / x A atau x B}

    Contoh 1: jika himpunan A= { 1, 3, 5, 7 } dan himpunan B = { 2, 4, 6, 8 }, maka

    hasil dari A U B = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 }, karena anggota himpunan ini ada pada A

    atau ada pada B, tidak harus ada pada keduanya.

  • Sains Manajemen

    7

    b. Irisan (intersection) disimbol

    A B = {x / x A dan x B}

    Contoh 2: jika himpunan A = {x / 0 x 15; x bilangan bulat positip} dan himpunan B = {y /

    0 < y 19; y kelipatan 2}, hasil A B = {2, 4, 6, 8, 10, 12, 14}, karena anggota

    himpunan ini ada pada kedua himpunan A dan himpunan B.

    c. Selisih (Difference) disimbol -

    A - B = {x / x A tetapi x B} Contoh 3: Pada kasus (b) di atas, maka hasil dari:

    A B = {1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15}, karena anggota himpunan ini hanya ada pada

    himpunan A tidak terdapat pada himpunan B.

    B A = {16,18}, karena anggota himpunan ini hanya ada pada himpunan B dan tidak

    terdapat pada himpunan A.

    d. Pelengkap (complement) disimbol (-)

    = {x / x S tetapi x A} = S A Contoh 4: Himpunan semesta S = {x / x 20; x bilangan asli}; dan himpunan

    A = {y / 0 < y 20; y kelipatan 2}.

    = {1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17, 19} = S A.

    2.1.3 Beberapa Kaidah Operasi Himpunan

    Operasi dalam himpunan memeliki beberapa kaidah seperti padaTabel 2.1 berikut ini:

    Tabel 2.1 Kaidah-Kaidah Operasi dalam Himpunan

    Kaidah Idempoten a. A U A = A b. A A = A

    Kaidah Asosiatif a. ( A U B ) U C = A U ( B U C ) b. ( A B ) C = A ( B C )

    Kaidah Komutatif a. A U B = B U A b. A B = B A

    Kaidah Distributif a. A U (B C) = (A U B) (A U C) b. A (B U C) = (A B) U (A C)

  • Sains Manajemen

    8

    Kaidah Identitas a. A U = A b. A = c. A U S = S d. A S = A

    Kaidah Kelengkapan a. A U = S b. A = __ _ _ c. ( ) = A d. S = = S

    Kaidah De Morgan _____ _ _ _____ _ _ a. (A U B)= A B b. (A B) = A U B

    2.1.4 Diagram Venn

    Cara mudah untuk menyatakan dan melihat daerah jawaban dari beberapa operasi himpunan

    adalah dengan menggunakan diagram atau gambar himpunan yang disebut dengan diagram

    Venn. Berikut ini, daerah yang diarsir merupakan jawaban operasi himpunan yang dimaksud.

    a. Gabungan (union)

    Gambar 2.1 A U B

    b. Irisan (intersection)

    Gambar 2.2 A B

    c. Selisih (Difference)

  • Sains Manajemen

    9

    Gambar 2.3 A B Gambar 2.4 B - A

    d. Pelengkap (complement)

    Gambar 2.5

    2.1.5 Menentukan banyak Anggota Himpunan

    Banyak anggota himpunan A ditulis n(A) dan memiliki nilainya yang unik dan diukur dengan

    bilangan cacah 0, 1, 2, , Beberapa aturan dalam menghitung banyak anggota himpunan,

    sebagai berkut:

    Untuk A, B, C suatu himpunan yang tidak kosong, dan himpunan kosong, berlaku perhitungan

    banyak anggota himpunan sebagai berikut:

    1. n() = 0

    2. n(A U B) = n(A) + n(B) n(AB)

    3. n(A - B) = n(A) - n(A B)

    _ _

  • Sains Manajemen

    10

    4. n(S A) = n(A), n(S A)= n(A) 5. n(AUBUC) = n(A)+n(B)+n(C) n(AB) - n(AC) - n(BC) + n(ABC)

    Contoh 1: Jika A = {0}, maka n(A) = 1

    Jika B = = { }, maka n(B) = 0

    Jika C = { ali }, maka n(C) = 1

    Contoh 2: Jika himpunan A= { 1, 3, 5, 7 } dan himpunan B = { 2, 4, 6, 8 }, maka banyak anggota

    himpunan dari:

    n(A) = 4; n(B) = 4

    n(A U B) = n(A) + n(B) = 8; karena n(AB) = 0

    n(A B) = n(A) = 4

    n(B A) = n(B) = 4

    Contoh 3: Jika himpunan A = {x / 0 x 15; x bilangan bulat positip} dan himpunan

    B = {y / 0 < y 19; y kelipatan 2}, maka hasil AB={2, 4, 6, 8, 10, 12, 14}, dan banyak

    anggota himpunan dari:

    n(A) = 15, n(B) = 9, dan n(AB) = 7

    n(AUB) = n(A) + n(B) - n(AB)

    = 15 + 9 7

    = 17

    n(A B) = n(A) - n(AB) = 15 7 = 8

    n(B A) = n(B) - n(AB) = 9 7 = 2

    Contoh 4: Dari 200 mahasiswa fakultas ekonomi ada yang mengikuti semester pendek, paling

    banyak mengambil 3 mata kuliah, yaitu A, B, dan C. Data yang diperoleh adalah

    sebagai berikut:

    mengikuti mata kuliah A sebanyak 45 mahasiswa

    mengikuti mata kuliah B sebanyak 50 mahasiswa

    mengikuti mata kuliah C sebanyak 75 mahasiswa

    mengikuti mata kuliah A dan B sebanyak 20 MHS

    mengikuti mata kuliah A dan C sebanyak 15 MHS

    mengikuti mata kuliah C dan B sebanyak 20 MHS

  • Sains Manajemen

    11

    mengikuti mata kuliah A,B,dan C sebanyak 10 MHS

    Tentukan : a) Jumlah mahasiswa yang tidak kuliah semester pendek

    b) Jumlah mahasiswa yang hanya mengambil 1 mata kuliah

    c) Jumlah mahasiswa yang hanya mengambil 2 mata kuliah

    Gambar 2.6 Diagram Venn Contoh 4.

    a. Jumlah mahasiswa yang tidak mengikuti semester pendek pada diagram venn adalah

    semua mahasiswa yang tidak mengambil satu matakuliah sekalipun, yaitu 75 mahasiswa.

    b. Jumlah mahasiswa yang mengambil hanya satu matakuliah seperti pada diagram venn

    adalah matakuliah A sebanyak 20 mahasiswa, matakuliah B sebanyak 20 mahasiswa, dan

    matakuliah C sebanyak 50 mahasiswa, jadi total yang mangambil hanya satu matakuliah

    adalah 90 mahasiswa.

    c. Jumlah mahasiswa yang mengambil hanya dua matakuliah pada diagram venn adalah

    sebagai berikut:

    - mahasiswa yang mengambil matakuliah A dan B tetapi bukan C sebanyak 10

    mahasiswa

    - mahasiswa yang mengambil matakuliah A dan C tetapi bukan B sebanyak 5 mahasiswa

    - mahasiswa yang mengambil matakuliah B dan C tetapi bukan A sebanyak 10

    mahasiswa

    Jadi total mahasiswa yang mengambil hanya dua matakuliah adalah sebanyak 25

    mahasiswa

    2.1.4 Himpunan Pasangan Terurut dan Hasil Kali Cartesius

  • Sains Manajemen

    12

    Himpunan pasangan terurut (a,b) adalah suatu himpunan dari dua unsur dalam himpunan yang

    urutan anggotanya tertentu, sehingga a sebagai aggota pertamanya dan b anggota keduanya.

    Seperti himpunan juara suatu turnamen yang ditulis sebagai pasangan terurut (a,b,c), maka a

    sebagai juara pertama, b sebagai juara kedua, dan c sebagai juara ketiga. Pada kondisi ini, maka

    pasanganterurut (a,b) (b,a). Misal ditinjau himpunan A = {1,2}, himpunan B = {a,b,c}, dan

    himpunan C adalh himpunan pasangan terurut dengan anggota himpunan A sebagai nomor

    pasangan pertama dan anggota himpunan B sebagai nomor pasangan kedua, maka diperole

    himpunan C adalah:

    C = {(1,a), (1,b), (1,c), (2,a), (2,b), (2,c)}

    Himpunan C merupakan perkalian Cartesius himpunan A dan himpunan B dan ditulis :

    A x B = C = {(a,b) / a A dan b B}

    Jika dilakukan perkalian Cartesius himpunan B dan himpunan A, maka diperoleh:

    B x A = D = {(b,a) / b B dan a A}

    = {(a,1), (b,1), (c,1), (a,2), (b,2), (c,2)}

    Hasil kedua perkalian Cartesius tersebut di atas menunjukan bahwa:

    A x B B x A.

    Memperoleh semua pasangan terurut suatu hasil kali Cartesius, dengan mudah dapat dibuat

    dalam daftar tabel berikut :

    Tabel 2.1 Perkalian Cartesiu AxB

    B

    A 1 2

    a

    b

    c

    (a,1)

    (b,1)

    (c,1)

    (a,2)

    (b,2)

    (c,1)

    Hasil kali Cartesius RxR dinamakan R2 dan angotanya dapat digambarkan sebagai titik-titik

    dalam ruang dimensi dua atau dinamakan ruang Euklides dimensi dua. Bentuk perkalian

    Cartesius dapat dikembangkan untuk perkalian tiga himpunan atau lebih sampai dengan n

    himpunan. Perkalian Cartesius R x R x R akan menghasilkan titik-titik pada ruang R3 atau ruang

    Euclides dimensi tiga, misal:

    Himpunan A = {1,2}, B= {a,b} dan C = {3,5,7}, maka:

  • Sains Manajemen

    13

    A x B x C = {(a,b,c) / a A, b B, dan c C}, yang dapat digambarkan dengan diagram

    pohon berikut, dan anggota himpunan tertulis disebelah kanan diagram:

    Diagram 2.1 Diagram Pohon Perkalian Cartesius AxBxC

    2.2 Bilangan Nyata

    Bertolak dari konsep tentang himpunan yang telah dijelaskan di atas, maka beberapa pengertian

    dasar himpunan yang akan digunakan dalam pembahasan bilangan nyata, seperti berikut:

    Jika a merupakan anggota himpunan A, maka dituliskan Aa dan dibaca a elemen A. Jika a bukan anggota himpunan A, maka dituliskan Aa dan dibaca a bukan elemen A. Himpunan A disebut himpunan bagian himpunan B, ditulis BA , jika setiap anggota A merupakan anggota B. Selalu berlaku bahwa A untuk sebarang himpunan A. Selanjutnya, akan disampaikan beberapa himpunan bilangan yang dipandang cukup penting, yaitu:

    Himpunan semua bilangan asli adalah { }...,3,2,1=N . Himpunan ini tertutup terhadap operasi penjumlahan dan operasi pergandaan, artinya N+ yx dan Nyx. untuk setiap Nyx, . Oleh karena itu, himpunan semua bilangan asli membentuk suatu sistem dan biasa disebut sistem

    1

    2

    a

    b

    a

    b

    3

    5

    5

    3

    3

    5

    3

    5

    (1,a,5)

    (1,b,3)

    (1,b,5)

    (1,a,3)

    (2,a,3)

    (2,a,5)

    (2,b,5)

    (2,b,3)

  • Sains Manajemen

    14

    bilangan asli. Sistem bilangan asli bersama-sama dengan bilangan nol dan bilangan-bilangan

    bulat negatip membentuk Sistem Bilangan Bulat, ditulis dengan notasi B,

    { }...,3,2,1,0,1,2,3..., =B Bilangan rasional adalah bilangan yang merupakan hasil bagi bilangan bulat dan bilangan asli.

    Himpunan semua bilangan rasional ditulis dengan notasi Q,

    = 0 b dan B,Q ba

    ba ,:

    Dalam kehidupan nyata seringkali dijumpai bilangan-bilangan yang tidak rasional. Bilangan

    yang tidak rasional disebut bilangan irasional. Contoh-contoh bilangan irasional antara lain

    adalah 2 dan . Bilangan 2 adalah panjang sisi miring segitiga siku-siku dengan panjang sisi-sisi tegaknya masing-masing adalah 1. Sedangkan bilangan merupakan hasil bagi keliling sebarang lingkaran terhadap diameternya.

    Berikut ini digambarkan diagram yang menggambarkan system bilangan nyata (real) yang telah

    di jelaskan di atas:

    Bilangan Nyata

    Bilangan Rasional

    Bilangan Irasional

  • Sains Manajemen

    15

    Diagram 2.2 Sistem Bilangan Nyata

    2.2.1 Sifat-Sifat Operasi Bilangan Nyata

    Kombinasi dari dua bilangan nyata x dan y. dapat dilakukan dengan operasi penambahan atau

    perkalian, sehingga didapatkan suatu bilangan Nyata yang baru. Operasi penambahan diberi

    lambang + sehingga penambahan y dari x ditulis x + y, sedangkan operasi kali diberi lambang

    atau untuk memudahkan diberi lambang titik ., sehingga perkalian y terhadap x ditulis x.y (atau cukup ditulis xy saja). Sifat-sifat dari operasi tambah dan kali dari bilangan nyata dapat

    dilihat pada tabel 2.2 di bawah ini:

    Tabel 2. 2 Sifat Operasi Bilangan Nyata

    Sifat Contoh Deskripsi

    a. Sifat Komutatif a + b = b + a 5 + 4 = 4 + 5 Urutan pada operasi

    penjumlahan dua bilangan tidak berpengaruh

    ab = ba 7 8 = 8 7 Urutan pada operasi perkalian dua bilangan tidak berpengaruh

    b. Sifat Asosiatif (a + b) + c = a + (b + c ) (2 + 3) + 5 = 2 + (3 + 5) Pada saat menjumlahkan

    tiga bilangan, di dapt menjumlahkan dua bilangan terlebih dahulu

    (ab)c = a(bc) (5 3) 8 = 5 (3 8) Pada saat mengkalikan tiga bilangan, di dapat mengkalikan dua bilangan terlebih dahulu

    c. Sifat Distributif a(b + c) = ab + ac 4(3 + 5) = 4 3 + 4 5 Pada saat di mengkalikan

    Bilangan Bulat

    Bilangan Pecahan

    Bilangan Bulat Negatip

    Bilangan Nol

    Bilangan Bulat Positip

  • Sains Manajemen

    16

    (b + c)a = ab + ac

    (4 + 7)5 = 5 4 + 5 7

    suatu bilangan dengan jumlah dari dua bilangan hasilnya akan sama dengan mengkalikan bilangan itu dengan masing-masing masing-masing bilangan tersebut dan kemudian dijumlahkan

    2.2.2 Pangkat Bilangan Bulat

    Sebuah perkalian dari bilangan yang identik (identical number) sering kali dinyatakan sebagai

    pangkat, sebagai contoh 3 3 3 = 33.

    a. Notasi pangkat

    Jika a suatu bilangan Nyata dan n sebuah bilangan bulat, maka pangkat n dari a adalah:

    44 344 21kalin

    n aaaaa =

    Bilangan a disebut basis dan n disebut eksponen. Perkalian dua perpangkatan yang mempunyai

    basis sama, yaitu dengan menjumlahkan eksponennya:

    Contoh 5: 42 x 4-1 = 4(2-1) = 41 = 4

    atau dapat di nyatakan sebagai

    nmnmnm

    nm aaaaaaaaaaaaaaa ++

    === 44 344 21444 3444 21444 3444 21kalikalikali

    )()(

    Contoh 6: 35 . 32 = (3 . 3 . 3 . 3 . 3).(3 . 3) = (3 . 3 . 3 . 3 . 3 . 3 . 3)

    = 37 = 35 + 2 = 2187

    Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa:

    nmnm aaa += , dimana m dan n bilangan bulat positip. Hal itu akan berlaku untuk m dan n nol dan negatip seperti terlihat di bawah

    Contoh 7: 30 x 33 = 30+3 = 33; dengan 30 = 1, demikian juga untuk:

  • Sains Manajemen

    17

    Contoh 8: 43 x 4-5 = 43 + (- 5) = 4-2 ; dengan 4-2 = 1/42 = 1/16.

    b. Pangkat nol dan negatip

    Jika a 0 suatu bilangan nyata dan n sebuah bilangan bulat, maka:

    10 =a dan nn aa1=

    Contoh 9: 811

    31

    3.3.3.313 4

    4 ===

    c. Bentuk akar

    Umumnya yang telah dijelaskan pada pembahasan di atas, yang pembahasan lebih ditekankan

    pada pangkat dari suatu bilangan dengan nilai bulat. Tetapi pangkat dari suatu bilangan tidak

    selalu bernilai bulat misalkan 22/3. Simbol seperti berikut dibaca dengan akar positip

    dari. Sehingga:

    ba = setara dengan b2 = a dan b 0; karena a = b2 0, simbol a hanya akan berlaku jika a 0. Misalkan: 39 = karena 32 = 9 dan 3 0, selanjutnya

    283 = karena 23 = 8; dan 283 = karena (-2)3 = -8

    d. Akar pangkat n

    Akar ke-n dari bilangan a adalah bilangan yang ditimbulkan dari pangkat ke-n suatu bilangan

    lain, yaitu: Jika n bilangan bulat positip, maka akar pangkat n dari bilangan nyata a didefinisikan

    sebagai:

    n a = b setara dengan bn = a

    e. Pangkat Rasional

    Jika pangkat rasional m/n, dimana m dan n bilangan bulat dan n > 0, maka:

    ( )mnnm aa =/ setara dengan n mnm aa =/ , Jika n genap maka disyaratkan a 0 Berdarkan definisi di atas dapat bibuktikan bahwa hukum perpangkatan juga berlaku untuk

    pangkat rasional.

  • Sains Manajemen

    18

    Contoh 10: Sederhanakan pangkat rasional 641/3

    Jawab: Dengan menggunakan definisi di atas maka:

    4446464 3/33 333/1 ==== Dengan beberapa aturan yang sudah dikemukakan di atas maka di dapat membuat beberapa

    aturan umum untuk menyelesaikan suatu eksponensial, beberapa aturan umum yang dimaksud

    dapat di singkat dalam tabel yang ada di bawah ini:

    Tabel 2.3 Beberapa Aturan Perpangkatan

    Aturan Deskripsi

    nmnm ana += Mengalikan dua pangkat dari bilangan yang sama, yaitu dengan menjumlahkan pangkatnya

    nmn

    m

    aaa = Membagi dua pangkat dari bilangan yang sama, yaitu dengan

    mengurangkan eksponennya

    nmnm aa =)( Pangkat dari suatu pangkat, mengkalikan eksponennya

    nnn baab =)( Pangkat dari perkalian, mengkalikan bilangan berpangkat tersebut

    n

    nn

    ba

    ba =

    Pangkat dari pembagian, timbul dari hasil bari pembagian pembilang dan penyebut dengan pangkat sama

    n

    nn

    ab

    ba =

    Hasil pangkat negatip dari pembagian sama dengan membalik pembagian dengan pangkat sama

    m

    n

    n

    m

    aa

    aa =

    Jika bilangan rasional pembilang dan penyebutnya mempunyai

    pangkat negatip maka di dapat membalik posisinya

    Contoh 11: Sederhanakan persamaan 332233

    2

    4

    )()(

    xyyx

    yx

    !

  • Sains Manajemen

    19

    Jawab: Dengan menggunakan beberapa aturan yang ada pada tabel di atas di dapat

    menyelesaikan, yaitu

    ==

    93

    46

    6

    12

    33

    2233

    2

    4

    .)()(

    yxyx

    yx

    xyyx

    yx

    11

    15

    153

    418

    yx

    yxyx =

    Contoh 12: Sederhanakan penulisan akar menjadi bentuk pangkat dari bilangan berikut!

    Jawab:

    a. xxx = 2/12/12/32/12/12/12/12/12/1 ))(())(()))((( xxxxxxxx ==

    = 8/72/14/72/14/3 )()( xxxx ==

    b. 4/34/12/14/12/14 1212)4)(3()4)(3( xxxxxx === +

    2.3 Persamaan dan Pertidaksamaan

    Sebuah pernyataan persamaan adalah kesamaan dari dua ekspresi aljabar, dapat dinyatakan

    dalam satu atau lebih variabel:

    Persamaan 3x 10 = 22 5x (satu variabel derajat satu)

    Persamaan w2 5w = -16 (satu variabel derajat dua)

    Persamaan (tiga variabel derajat satu)

    Jawaban dari sebuah persamaan terdiri atas angka atau bilangan, yang ketika disubstitusi untuk

    nilai variabel dalam persamaan akan menjadi benar. Bilangan atau nilai dari variabel yang

    membuat persamaan tersebut menjadi benar disebut dengan akar persamaan.

    a. Identifikasi Sebuah Persamaan:

    i. Persamaan yang benar untuk setiap nilai untuk variabel dalam persamaan, seperti :

    5(x+y) = 5x + 5y

    ii. Persamaan yang hanya mempunyai nilai tunggal untuk variabel, seperti

    x + 3 = 5

    1003

    852 =+ tsr

  • Sains Manajemen

    20

    iii. Persamaan yang merupakan pernyataan yang salah, tidak terdapat satu nilaipun yang

    memenuhi

    x = x + 5

    b. Aturan Manipulasi Persamaan

    i. Nilai jawaban persamaan tidak berubah jika kedua sisi persamaan ditambah dengan

    bilangan yang sama

    ii. Nilai jawaban persamaan tidak berubah jika kedua sisi persamaan dikalikan atau dibagi

    dengan bilangan konstan yang sama 0

    iii. Kedua sisi persamaan dikuadratkan atau diakarkan atau dilakukan operasi yang sama

    (logaritma)

    2.3.1 Persamaan Linear Sederhana

    Kebanyakan phenomena nyata dapat direpresentasikan secara matematik, salah satunya adalah

    hubungan linear, atau paling tidak dapat didekati secara linear. Hal itu dapat terjadi karena

    beberapa alasan diantaranya: 1) aplikasi konsep linear cukup luas penerapannya terutama dalam

    bidang ekonomi dan bisnis, 2) hubungan pengaruh dalam model linear lebih mudah

    diinterpretasikan dibanding non linear

    Bentuk umum persamaan linear dengan dua variabel dapat ditulis sebagai berikut:

    ax + by = c; x,y adalah variabel

    a,b dan c konstanta

    Disebut linear, karena pangkat variabel dalam persamaan adalah pangkat satu dan tidak terdapat

    bentuk perkalian antar variabel dalam persamaan. Suatu persamaan linear ax+by=c mempunyai

    himpunan jawaban pasangan terurut (x,y) yang memenuhi persamaan tersebut.

    Jika S adalah himpunan jawaban dari persamaaqn ax + by = c, maka S dapat ditulis sebagai

    berikut:

    S = {(x,y)/ax + by = c}

  • Sains Manajemen

    21

    Untuk mendapatkan nilai pasangan terurut (x,y) asumsikan salah satu nilai secara konstan, dan

    substitusikan ke persamaan untuk mendapatkan pasangan nilai lainnya, sehingga persaamaan

    memiliki nilai benar.

    Contoh 13. persamaan 2x + 4y = 16; untuk x = -2; y = 5

    untuk y = 0; x = 8

    terlihat bahwa hanya satu variabel yang dapat bebas ditentukan nilainya, sehingga

    persamaan ini disebut memiliki satu derajat kebebasan.

    Contoh 14: Aplikasi pada bidang produksi: Sebuah perusahaan mempunyai dua jenis produk a

    dan b, minggu depan perusahaan alokasikan 120 jam kerja untuk menghasilkan

    dua produk tersebut. Dalam mengejar target, perusahaan mengalokasikan waktu 3

    jam untuk produk a dan 2.5 jam untuk produk b. Bagaimana model persamaannya?

    Jawaban : Jika didefinisikan variabel y = banyak unit produk A yang diproduksi, sedangkan x =

    banyak unit produk B yang diproduksi, maka alokasi jam produksi untuk dua jenis

    produk tersebut adalah:

    2.5 x + 3 y = 120, Jika produksi produk B sebanyak x = 30 unit, maka produk A akan

    diproduksi, y = 15 unit

    2.3.2 Persamaan Linear Dengan n Variabel

    a. Bentuk umum

    Persamaan linear dengan n variabel meliputi x1, x2, x3, .., xn, mempunyai bentuk umum :

    a1x1+ a2x2+ a3x3+ ..+ anxn = b, dengan a1 , a2 , a3, ,an dan b adalah bilangan

    konstan dan a1 , a2 , a3, ,an tidak semuanya nol.

    Misalnya:

    Persamaan (1).3x1- 2x2+ 5x3 = 0; a1=3 , a2=-2 , a3=5; b=0

    Persamaan (2). 2x1+ 5x3+ 2x4+ 4x5 = 10; a1=2 , a2=0 , a3=5, a4=2, a5=4, b=10

    b. Jawaban persamaan linear dengan n variabel

    Jawaban Persamaan linear dengan n variabel adalah mentukan himpunan

  • Sains Manajemen

    22

    S = {(x1,x2,x3, .., xn)| a1x1+ a2x2+ a3x3+ ..+ anxn = b}

    Contoh 15: Diberikan persamaan linear 2x1+ 3x2 - x3+ x4 = 16,

    a. Berapakah derajat kebebasan persamaan ini ?

    b. Tentukan himpunan jawaban untuk setiap kombinasi nilai tiga variabel yang sama

    dengan nol.

    c. Karakteristik grafik persamaan

    Suatu persamaan yang mengandung dua variabel digambarkan sebagai grafik garis lurus dalam

    dua dimensi. Garis lurus dapat digambarkan melalui dua pasangan titik (x,y) yang memenuhi

    persamaan linear. Pasangan titik (x,y) yang terletak pada garis akan merupakan kombinasi x dan

    y yang memenuhi persamaan, artinya tidak ada jawaban tunggal.

    Contoh 16: Gambarkan grafik dari persamaan 2x + 4y = 16

    Gambar 2.3 Grafik persamaan 2x+4y=16

    Contoh 17. Gambarkan grafik dari persamaan 4x-7y = 0

  • Sains Manajemen

    23

    Gambar 2.4 Grafik persamaan 4x-7y=0

    d. Slope garis lurus

    Sebuah garis lurus kecuali garis vertikal , dapat dikarakterisasi berdasarkan slope garisnya.

    Dengan slope garis dapat diketahui garis bergerak naik atau turun dari kiri ke kanan sepanjang

    sumbu x. Slope garis lurus dapat positip, nol, negatip, atau tidak terdefenisikan.

    y

    x

    (tidak didefinisikan)

    x

    y

    (-)x

    y(+)

    x

    y(0)

    Gambar 2.5 Bentuk Slope Garis Lurus

    2.3.3 Persamaan Kuadrat

    a. Bentuk umum

    Bentuk umum dari persamaan kuadrat dengan satu variabel x sebagai berikut:

    ax2 + bx + c = 0, a 0

  • Sains Manajemen

    24

    Untuk persamaan 6x2 - 2x + 1 = 0; maka nilai a = 6, b= -2 dan c = 1, untuk persamaan 3x2 - 12

    = 0; nilai a = 3, nilai b = 0, dan nilai c = -12, dan untuk persamaan 2x2 - 1 = 5x+9 perlu dibuat

    dalam bentuk umum 2x2 5x 10 = 0, sehingga nilai a = 2, b = -5 dan c = -10.

    Jika b = 0, maka persamaan kuadrat menjadi ax2 + c = 0, a 0, dan disebut sebagai persamaan

    kuadrat sempurna.

    b. Jawaban persamaan kuadrat

    Jawaban persamaan atau akar persamaan kuadrat dapat diperoleh dengan memanipulasi bentuk

    persamaan kuadrat yang dinyatakan dalam bentuk umum di atas dibagi dengan a, maka dapat

    diperoleh persamaan kuadrat yang identik sebagai berikut:

    x2 + (b/a) x + c/a = 0, a 0; dan jika dimanipulasi menjadi menjadi bentuk

    kuadrat sempurna, maka diperoleh persamaan berikut:

    (x +

    )2 -

    +

    = 0

    (x +

    )2 =

    (x +

    )2

    =

    Sehingga akar-akar persamaan kuadratnya adalah:

  • Sains Manajemen

    25

    x1,2 =

    , yang dikenal dengan rumus abc.

    Nilai b2 4ac biasa disebut dengan D atau diskriminan, artinya nilai D dapat menjadi pembeda

    jawaban atau akar persamaan kuadrat. Dengan demikian sebuah persamaan kuadrat dapat

    mempunyai kondisi jawaban atau akar persamaan, sebagai berikut:

    1. Tidak mempunyai jawaban nyata, jika D < 0

    2. Mempunyai satu jawaban nyata, jika D = 0

    3. Mempunyai dua jawaban nyata, jika D > 0

    Selain dengan menggunakan rumus abc, penyelesaian persamaan kuadrat satu variabel dapat

    menggunakan prosedur yang sangat umum digunakan, yaitu metode faktorisasi. Metode

    faktorisasi mencoba membuat persamaan kuadrat menjadi perkalian dari dua faktor sama dengan

    nol, sehingga hasil perkalian tersebut dapat terjadi karena paling sedikit salahsatu faktor sama

    dengan nol.

    Contoh 18: Akar persamaan x2 4x = 0, difaktor x(x-4) = 0; sehingga x = 0 atau x-4=0, atau x=4.

    Untuk membedakan kedua akar persamaan disebut x1 = 0, dan x2 = 4

    Contoh 19: Akar persamaan x2 10x + 24 = 0, difaktorkan (x-4)(x-6)=0; sehingga, (x-4)=0 ; x1

    = 4; atau (x-6)=0 ; x2= 6.

    2.3.2 Persamaan Eksponensial

    i. Persamaan eksponensial dengan bentuk umum af(x) = ap

    Untuk menyelesaikan persamaan yang berbentuk af(x) = ap, a>0 dan a 1, dapat

    digunakan sifat berikut:

    af(x) = ap f(x) = p

    Contoh 20: 210-2x = 42

    Jawab: 210-2x = 42 ; jadi 10 -2x = 4

    2x = 6

  • Sains Manajemen

    26

    x = 3

    ii. Persamaan eksponen bentuk umum af(x) = ag(x)

    Persamaan berbentuk af(x) = ag(x) dan a 1 dapat diselesaikan dengan menggunakan sifat:

    af(x) = ag(x) f(x) = g(x)

    Contoh 21: tentukan nilai x yang memenuhi persamaan 23x-1 = 4x+5

    Jawab : 23x-1 = (22)x+5

    23x-1 = 22x+10

    3x-1 = 2x+10

    3x 2x = 10 +1

    x = 11.

    iii. Persamaan Eksponen dengan bentuk umum

    a p2f(x) + b pf(x) + c = 0

    Terdapat suatu bentuk persamaan eksponen yang dapat dinyatakan dengan persamaan

    kuadarat, yaitu dengan mengambil pf(x) = y, maka persamaan dapat ditulis sebagai

    berikut:

    ay2 + by + c = 0; a 0.

    Contoh 22: Diketahui x1 dan x2 adalah akar akar dari persamaan eksponen 32x+1 =

    28.3x 9, maka nilai dari x1 + x2 =

    Jawab : 32x+1 = 28. 3x 9

    3. 32x -28 . 3x + 9 =0

    3 .(3x)2 28 . 3x + 9 = 0

    misal : 3x = y, maka 3 y2 28y +9=0

  • Sains Manajemen

    27

    (3y 1)(y 9) = 0

    y = 1/3 atau y = 9

    3x = 3-1 atau 3x = 32

    x1 = -1 atau x2 = 2

    x1 + x2 = 1

    Cara lain dengan menggunakan konsep perkalian akar persamaan kuadrat:

    3y2-28y+9=0 misalkan akarnya y1 dan y2 dengan y1 = 3x1 dan y2 = 3x2, maka : y1.y2 = c/a

    3x1.3x2 = 9/3

    213 xx + = 3

    x1 + x2 = 1

    iv. Persamaan eksponen dengan bentuk umum

    h(x)f(x) = h(x)g(x)

    Pada persamaan eksponen yang berbentuk h(x)f(x) = h(x)g(x), f(x), g(x) dan h(x) masing-

    masing adalah suatu fungsi. Persamaan eksponen h(x)f(x) = h(x)g(x) mempunyai arti

    (terdefinsi) jika dan hanya jika memenuhi empat syarat berikut :

    1. f(x) = g(x)

    2. h(x) = 1

    3. h(x) = 0 f(x) > 0 dan g(x) > 0

    4. h(x) = -1 (-1)f(x) = (-1)g(x)

    Contoh 23: Tentukan penyelesaian dari ( ) ( ) 64 1212 2 = xxx xx Jawab : Kemungkinan kemungkinan penyelesaian:

    1. 2x-1 = 1, maka x =1

    2. 2x-1 = -1, maka x = 0, menyebabkan x2 4x = 0 dan x-6 = -6 , 0 dan -6

    adalah bilangan sama-sama genap, jadi x = 0 adalah penyelesaian.

  • Sains Manajemen

    28

    3. 2x 1 =0 , maka x = , menyebabkan x2 4x = - 2 = -1 dan x 6 = -

    5 . karena nilai x2 4x atau x 6 untuk x = negatip, maka x = bukan

    penyelesaian.

    4. x2 4x = x-6

    x2-5x+6 = 0

    (x-3)(x-2) = 0

    x =3 atau x = 2

    Jadi HP = { 0, 1 , 2, 3 }

    v. Persamaan eksponen dengan bentuk umum

    ( ) ( ) )()( )()( xgxg xhxf =

    Jawaban persamaan

    dapat dilakukuan

    dengan 2 alternatif, yaitu:

    1. g(x) = 0

    2. f(x) = h(x)

    Contoh 24:Tentukan nilai x yang memenuhii

    ( ) ( ) xx xxx +=+ 662 723

    Jawab: 1. 6 x = 0, maka x = 6

    2. x2 3x + 2 = x + 7

    x2 -4x 5 =0

    (x-5)(x+1) = 0

    x = 5 atau x = -1

    Jadi himpunan jawabannya adalah {-1, 5 , 6 }

  • Sains Manajemen

    29

    vi. Persamaan eksponen dengan bentuk umum

    )()( xgxf ba = Penyelesaian persamaan

    )()( xgxf ba = , dilakukan dengan cara

    Melakukan operasi logaritma pada kedua sisi, akibatnya f(x) dan g(x) diturunkan dengan

    menggunakan sifat logaritma.

    Contoh 25: Tentukan nilai x yang memenuhi persamaan : 3x = 4x+1

    Jawab: 3x = 4x+1

    log(3x) = log(4x+1)

    x log3 = (x+1) log4

    x log3 = x log4 + log4

    (log3 log4)x = log4

    4log)log(

    4log4log3log

    4log43

    43===x

    2.3.3 Persamaan Logaritma

    Persamaan logaritma adalah persamaan yang didalamnya terdapat bentuk logaritma dimana

    numerous ataupun bilangan pokoknya berbentuk suatu fungsi dalam x. Bentuk : alogb disebut

    bentuk logaritma dengan a disebut basis dan b disebut numerous. alogb mempunyai nilai, jika a

    > 0, a 1, dan b > 0. Untuk suatu a > 0, a1, dan b > 0: alogb = c mempunyai arti ac = b,

    sehingga

    . ba b

    a =log

  • Sains Manajemen

    30

    a. Sifat sifat logaritma

    1. ).log(loglog cbcbaaa =+

    contoh 26:

    a. 664log)16.4log(16log4log 2222 ===+

    b. 236log9log4log 666 ==+ contoh 27:

    a. 24log

    936log9log36log 2222 ==

    =

    b. 29log2log5log90log3333 ==

    2.

    bab a

    d

    d

    logloglog =

    contoh 28:

    a. 24log

    2log4log 2

    3

    3

    ==

    b. 212log

    4log2log 4

    5

    5

    ==

  • Sains Manajemen

    31

    3. bb an

    mman loglog =

    contoh 29:

    a. 522

    522232 2log2log4log

    5 ===

    b. 1213log

    1213log3log 32/1381

    6 ===

    4. bbc aca loglog.log = Contoh 30:

    a. 38log8log.3log 232 ==

    b. 215log

    215log.2log

    215log.2log25log.2log 525225165

    4 ====

    5. 01log =a

    Penerapan sifat-sifat logaritma yang telah dijelaskan di atas pada persamaan yang mengandung

    fungsi f(x) atau g(x), dapat dijelaskan untuk beberapa bentukk berikut:

    1. alog f(x) = alog g(x)

    f(x) = g(x)

    2. alog f(x) = b

    f(x) = ab

  • Sains Manajemen

    32

    3. f(x)log a = b

    (f(x))b = a

    Dengan syarat x yang didapat dari persamaan tersebut harus terdefinisi. (bilangan pokok > 0 1

    dan numerus > 0 )

    Contoh 31: tentukan nilai x yang memenuhi persamaan berikut !

    1. xlog

    = -1/2

    x-1/2 = 2-1

    (x -1/2) -2 = (2-1)-2

    x = 22 = 4

    2. xlog 81 - 2 xlog 27 + xlog 9 + 1/2 xlog 729 = 6 xlog 34 - 2 xlog33 + xlog + 1/2 xlog 36 = 6

    4 xlog3 - 6 xlog3 + 2 xlog3 + 3 xlog 3 = 6

    3 xlog 3 = 6 xlog 3 = 2

    x = 3

    x = 3 ; (x>0)

    3. xlog (x+12) - 3 xlog4 + 1 = 0 xlog(x+12) - xlog 4 = -1 xlog ((x+12)/4) = -1

    (x+12)/4 = 1/x

    x + 12x - 64 = 0

    (x + 16)(x - 4) = 0

    x = -16 (tidak memenuhi); x = 4

  • Sains Manajemen

    33

    4. logx - 4 logx + 3 = 0

    misal : log x = p

    p - 4p + 3 = 0

    (p-3)(p-1) = 0

    p1 = 3

    log x = 3

    x1 = 2 = 8

    p2 = 1

    log x =

    1

    x2 = 2

    2.3.2 Pertidaksamaan

    a. Pengertian pertidaksamaan

    Pertidaksamaan adalah kalimat terbuka dimana ruas kiri dan kanannya dihubungkan dengan

    tanda pertidaksamaan > (lebih dari), 100 Nilai x lebih besar dari 100

    0

  • Sains Manajemen

    34

    1. a < b b > a

    2. Jika a >b maka:

    i. a b > b c

    ii. ac > bc apabila c >0

    iii. ac < bc apabila c < 0

    iv. a 3 > b 3

    3. Jika a > b dan b > c a > c

    4. Jika a > b dan c > d a + c > b + d

    5. Jika a > b > 0 dan c > d > 0 ac > bd

    6. Jika a>b>0 maka :

    i. a 2 > b 2

    ii. <

    7.

    < 0 ab 0 ab>0: b 0

    c. Notasi interval terbuka dan tertutup

    1) Notasi interval terbuka; (a,b) = {x / a < x < b}

    2) Notasi interval tertutup kiri; [a,b) = {x/ a x

  • Sains Manajemen

    35

    0)1)(3(

    )2( +

    xxx

    ,

    ) = { x/ x R}

    d. Penyelesaian pertidaksamaan

    Menemukan jawaban pertidaksamaan adalah menentukan daerah yang memenuhi hubungan

    pertidaksamaan yang dinyatakan. Penulisan himpunan jawaban pertidaksamaan dapat dalam

    bentuk interval yang telah didefenisikan di atas.

    Contoh 20: tentukan himpunan jawaban pertidaksamaan 2x + 3 -5

    Jawab: 2x + 3 -5

    2x -5 -3

    x -4; jadi himpunan jawaban [-

    4,

    )

    Contoh 21: tentukan himpunan jawaban pertidaksamaan -3 < x-2 < 2,

    Jawab: -3 < x-2 < 2

    -3 + 2 < x < 2 + 2

    -1 < x < 4, jadi himpunan jawaban (-1,4)

    Contoh 22: tentukan himpunan jawaban pertidaksamaan (x-2)(x-3) 0,

    Jawab: (x-2)(x-3) 0; memiliki titik nol; x-2 = 0, x=2 atau x-3 = 0, x = 3

    Daerah yang memenuhi adalah daerah negatip -, jadi himpunan jawabannya

    adalah [2,3]

    Contoh 23: tentukan himpunan jawaban pertidaksamaan

    Jawab: ; dalam kasus ini walaupun pertidaksamaan

    0)1)(3(

    )2( +

    xxx

    2 3+ + -

  • Sains Manajemen

    36

    Mengandung tanda = namun hanya dipenuhi oleh suku pembilang, sedangakan

    penyebut harus 0, jadi x -1, dan x 3.

    Perhatikan garis bilangan dengan titik-titik nol dari suku pertidaksamaan berikut:

    Daerah negatip (-) pada garis bilangan merupakan daerah jawabannya, sehinggga

    himpunan jawabannya adalah: (-

    , -1) [ 2, 3)

    c. Nilai absolut (mutlak)

    Nilai absolut adalah sebuah bilangan sebagai jarak, yang harus lebih besar atau sama dengan nol,

    atau dari nol ke sebuah bilangan nyata pada garis bilangan. Nilai absolut dari bilangan a ditulis

    |a|, dan didefinisikan sebagai berikut:

    jika a > 0

    |a| = jika a = 0

    jika a < 0

    i. Sifat nilai absolut

    1. | a | 0

    2. | -a | = | a |

    3. | a-b | = | b-a |

    4. | ab | = | a || b |

    5.

    ii. Persamaan dengan nilai absolut

    Menyelesaikan persamaan dalam bentuk nilai absolut perlu kehati-hatian karena harus

    memperhatikan definisi dan sifat dari nilai absolut. Jika persamaan |x| = a, a 0 (sifat 1);

    artinya jika x > 0, maka x = a, namun jika x < 0, maka x = a, atau x = -a. Biasanya untuk

    a

    a0

    ba

    ba =

    -1 2 3

    + -+ -

  • Sains Manajemen

    37

    menghindari kedua kondisi tersebut maka persamaan ini dapat dikuadratkan sehingga pengaruh

    nilai absolut menjadi hilang, karena bilangan kuadrat selalu positip.

    Jadi persamaan | x | = a, dikuadratkan menjadi :

    x2 = a2, selanjutnya difaktorkan menjadi:

    x2 - a2 = 0

    (x a)(x + a) = 0

    x1 = a, atau x2 = -a Contoh 24: tentukan jawaban persamaan | x 2 | = 1.

    Jawab: Jika persamaan ini dikuadratkan di peroleh:

    (x-2)2 = 1, atau (x-2)2 1 = 0, kemudian difaktorkan menjadi:

    ((x-2) + 1)((x-2) 1) = 0

    (x 1)(x 3) = 0, jadi x1 = 1 atau x2 = 3.

    Himpunan Jawabannya {1,3}

    iii. Pertidaksamaan dengan nilai absolut

    Penyelesaian pertidaksamaan dengan nilai absolut tidak bebeda jauh dengan bentuk persamaan,

    namun himpunan jawaban dari pertidaksamaan adalah derah interval seperti yang telah

    dijelaskan sebelumnya. Untuk itu diperlukan penentuan daerah penyelesaian yang memenuhi

    pertidaksamaan, biasana dibantu dengan garis bilangan.

    Contoh 25: tentukan himpunan penyelesaian

    Jawab:

    ; jika dikuadratkan, menghasilkan: (x 2)2 < 42 (x 2)2 - 42 < 0 ((x 2) + 4)((x 2) - 4) < 0 (x+2)(x-6) = 0; titik nol x1 = -2 atau x2 = 6, daerah yang memenuhi pada garis

    bilangan berikut adalah:

    -2 6

    + + -

  • Sains Manajemen

    38

    Karena daerah negatip merupakan daerah jawabannya, maka himpunan jawabannya adalah (-2,6)

    Contoh 26: tentukan himpunan penyelesaian

    Jawab:

    , jika dikuadratkan, menghasilkan: (3x 1)2 (x 2)2 (3x 1)2 - (x 2)2 0 ((3x 1) - (x 2))((3x 1) + (x 2)) 0 (2x + 1)(4x 3) 0

    titik nol dari pertidaksamaan ini adalah x = -1/2, atau x = 3/4,

    daerah yang memenuhi pada garis bilangan berikut adalah daerah negatip (-)

    Karena daerah negatip merupakan daerah jawabannya, maka himpunan

    jawabannya adalah [ -1/2, 3/4]

    2.4 Soal-Soal Latihan

    I. Himpunan

    1. Jika himpunan semesta S = { s / 1 s 15, s bilangan nyata }, himpunan A = { 1, 2, 3,

    4,5}, himpunan B = { 1, 3, 5, 7,9}, dan dan himpunan C = { 2, 4, 6, 8,10,12 }, maka tentukan

    himpunan:

    a) Komplomen A

    b) A - B

    c) B A

    d) C A

    e) A (BUC)

    -1/2 3/4

    + + -

  • Sains Manajemen

    39

    f) C - (AUB)

    2. Jika diketahui A = {x/ x 27; x Bilangan Asli}

    B = {y/ 0 y 18; y Bilangan Kelipatan tiga}

    C = {z/ z < 19; z Bilangan Prima}

    a) Tentukan himpunan A B, A C b) Tentukan himpunan A

    B, dan B

    C c) Tentukan himpunan

    A

    (B C)danA( B

    C) d) Tentkan himpunan A-B dan B-A 3. Gambarlah diagram Venn untuk tiga himpunan A, B, dan C yang tidak saling lepas yang menyatakan:

    a) (A-B)

    C, Apakah A

    C ? b) Apakah (A B)

    C ? c) (B-A) C dan bukan himpunan kosong d) Rumuskan Himpunan A, B, dan C sebagai himpunan dari Bilangan Nyata yang

    memenuhi a, b, dan C dengan anggota yang terbatas

    4. Dari 50 mahasiswa angkatan 2011 jurusan manajemen program manajemen perhotelan akan mengambil 3 matakuliah semester pendek, 20 mahasiswa mengambil matakuliah statistik, 25 matematik, 23 pancasila. 4 mahasiswa mengambil 3 matakuliah tersebut, 4 mengambil statistik dan matematik. 9 mahasiswa hanya mengambil statistik. 10 mahasiswa hanya mengambil matematik. Gambar diagram Venn untuk data ini dan jawablah pertanyaan berikut:

    a) Berapa jumlah mahasiswa yang tidak mengambil semester pendek ? b) Berapa jumlah mahasiswa mengambil matakuliah matematik dan pancasila? c) berapa jumlah mhasiswa yang mengambil hanya 2 matakuliah

    5. Buktikan dengan diagram Venn hokum De Morgen

  • Sains Manajemen

    40

    _____ _ _ a) (A U B) = A B

    _____ _ _ b) (A B) = A U B

    II. Sistem Biangan Nyata

    1. Sederhanakan bentuk pangkat berikut:

    a. 45 aa b. )5)(3( 2343 yxyx

    c. 3)3( a d. 1

    52

    21

    qprqrp

    e. 2/53/2 )(a f. 2/3

    3

    4

    yyx

    g. 7653

    baba

    h. 2

    2

    2323 2)2(

    cbacab

    2. Gunakan manipulasi aljabar untuk menghilangkan tanda kurung dari soal di bawah ini

    a. 4 6(8 9) 13

    b. )82(23 c. )162(42 333 + d. 23165 )(

    + 3. Sederhanakan penulisan berikut:

    a.

    35

    15

    342

    3 2

    ++

    xx

    xxxx

    b. 3

    643

    182 +++ xxxx

    c. 4283

    xx

  • Sains Manajemen

    41

    d. 2)32( x e. (2x + 3)(5x+1)

    4. Buktikan pertidaksamaan bahwa:

    a < b 2

    baa +< < b

    III. Persamaan

    1. x2 + 3x + 1 = 0

    2. 3x2 - 2x + 5 = 0

    3. x2 + 10x + 25 = 0

    Pertidaksamaan dengan harga mutlak

    i.

    ii.

    iii.

    iv.

    v.

    BAB III

  • Sains Manajemen

    42

    RELASI DAN FUNGSI

    3.1 Konsep Ralasi

    Sebelum memahami konsep fungsi, terlebih dahulu memahami pengertian relasi. Suatu bentuk

    relasi dapat disajikan dengan diagram panah, diagram Cartesius atau dengan himpunan terurut,

    seperti yang telah dijelaskan pada Bab II.

    Contoh 1: Relasi orang tua dengan anak dapat disajikan dengan diagram panah maupun diagram

    Cartesius

    Sulis Puji Suryo Agus

    Ahmad Romi Gunawan

    Gambar 3.1a Relasi diagram panah Gambar 3.1b Relasi diagram Cartesius a. Pengertian Relasi

    Relasi dari dua himpunan adalah hubungan atara dua himpunan dengan cara memasangkan

    setiap angota himpunan asal dengan anggota himpunan tujuan yang lain. Relasi dari himpunan A

    ke himpunan B adalah hubungan atau pasangan antara setiap anggota himpunan A dengan

    anggota himpunan B.

    b. Sifat-sifat relasi

    1. Reflektif; relasi R pada himpunan A dikatakan bersifat reflektif, jika a A maka (a,a)

    R atau a R a.

    2. Simetris; relasi R dikatakan bersifat simetris,jika (a,b) R maka (b,a) R atau jika a R b

    maka b R a.

    3. Transitif; relasi R dikatakan bersifat transitif ,jika (a,b) R maka (b,c) R maka(a,c) R

    atau jika a R b dan b R c maka c R c.

    Ahmad

    Romi

    Gunawan

    Agus

    Surya

    Puji

    Sulis

  • Sains Manajemen

    43

    4. Ekiuvalen; relasi ekuivalen adalah relasi yang mempunyai sifat reflektif,simetrik,dan

    transitif.

    Contoh 2: Diketahui himpunan A = {1,2,3} dan himpunan B = {1,4,9}, relasi dari himpunan A

    ke himpunan B, yaitu menghubungkan setiap anggota himpunan A ke kuadratnya

    sebagai anggota himpunan B, sehingga mendapatkan himpunan {(1,1),(2,4),(3,9)},

    sebagai pasangan terurut.

    Gambar 3.2a Diagram Panah Relasi A ke B

    3.2 Fungsi

    a. Definisi Fungsi

    Suatu fungsi dapat ditunjukan sebagai suatu proses input menjadi output.

    Gambar 3.3 Fungsi Sebagai Proses Input Menjadi Output

    Jika y = x2 + 3x + 1, maka akan ditemukan hubungan input dan output sebagai berikut:

    Input Hubungan Output

    Jika x =1 y = (1)2 + 3(1) + 1 = 5

    Jika x = -1 y = (-1)2 + 3(-1) + 1 = -1

    Jika x = 2 y = (2)2 + 3(2) + 1 = 11

    1

    2

    3

    1

    4

    9

    INPUT

    FUNGSI

    OUTPUT

  • Sains Manajemen

    44

    Persamaan di atas menunjukan suatu aturan yang mentransformasikan satu nilai dari x kepada

    satu nilai y. Sehingga fungsi merupakan suatu aturan yang menghubungkan setiap nilai input

    kepada satu dan hanya satu nilai output, atau suatu pemetaan dari himpunan A ke himpunan B

    yang merupakan suatu relasi khusus sedemikian rupa sehingga, setiap anggota A dipasangkan

    dengan tepat satu dan hanya satu anggota B, dan dapat ditulis:

    f : A

    B

    1. Himpunan A disebut domain fungsi, dan himpunan B disebut codomain fungsi.

    2. Bila a

    A, maka b

    B yang menyatakan pasangan dari A, disebut image (peta) dari A. ditulis f(a) = b

    3. Kumpulan dari image-image a

    A di B, membentuk range fungsi.

    range = f(a)

    b. Notasi fungsi

    Dalam menulis notasi fungsi, perlu diperhatikan kedudukan antar variabel dalam fungsi tersebut.

    Pada umumnya kedudukan variabel bebas dinotasikan dengan x dan notasi variabel tidak

    bebas dengan y. Penulisan fungsi yang menyatakan hubungan antar dua variabel tersebut di

    atas adalah :

    y = f (x), dibaca y adalah fungsi dari x

    Walaupun penulisan fungsi pada umumnya seperti yang dinyatakan di atas, namun penggantian

    notasi variabel (x,y) dan fungsi (f) masih dapat diganti dengan analogi yang tidak berbeda,

    seperti:

  • Sains Manajemen

    45

    u = g(v) atau s = h(t)

    Fungsi merupakan hubungan matematis antara suatu variabel dengan variabel lainnya. Unsur-

    unsur pembentuk fungsi adalah; variabel, koefisien, dan konstante atau parameter. Seperti telah

    disinggung pada Bab I; Variabel merupakan unsur yang sifatnya berubah-ubah dari satu keadaan

    ke keadaan lainnya, dan dalam suatu rumusan fungsi dapat dibedakan menjadi variabel bebas

    dan tidak bebas. Variabel bebas yaitu variabel yang dapat menerangkan variabel lainnya

    (mempengaruhi) Variabel tidak bebas yaitu variabel yang diterangkan oleh variabel bebas

    (dipengaruhi)

    Koefisien ialah bilangan atau angka yang diletakkan tepat didepan suatu variabel, dan terkait

    dengan variabel yang bersangkutan. Konstanta adalah suatu besaran bilangan atau angka yang

    sifatnya tetap dan tidak terkait dengan suatu variabel. Konstanta dan koefisien yang sifatnya

    umum disebut sebagai parameter, artinya besarannya tetap untuk suatu kasus, tetapi berubah

    pada kasus lainnya

    Penulisan Fungsi dapat dilakukan secara implisit maupun eksplisit, penulisan fungsi y = f(x),

    atau x = g(y) merupakan bentuk penulisan fungsi secara eksplisit, karena kedudukan variabel

    dalam persamaan fungsi sebagai variabel bebas (independent variable) dan variabel tidak bebas

    (dependent variable) telah jelas. Sedangkan penulisan fungsi f(x,y) = c, merupakan penulisan

    fungsi secara implisit, yaitu kedudukan variabel sebagai variabel bebas dan tidak bebas dalam

    persamaan fungsi belum jelas.

    Contoh 3: Penulisan fungsi Y = 20 3X adalah bentuk eksplisit, sedangkan Y+3X = 20 adalah

    bentuk implisit

    c. Sifat-sifat fungsi

    1. Fungsi injektif /fungsi satu-satu/fungsi into

    Fungsi f: A

    B disebut fungsi injektif,apabila setiap anggota B yang mempunyai pasangan pada

    A hanya tepat satu saja.Dalam hal ini ,tidak perlu semua anggota B mempunyai

    pasangan anggota di A.

  • Sains Manajemen

    46

    Contoh 4: Himpunan A = {1, 2, 3} dan himpunan B = {a, b, c, d}, aturan yang menghasilkan

    pasangan terurut {(1,c), (2,a), (3,d)} seperti yang digambarkan pada gambar 3.4

    merupakan fungsi injektif.

    f: A B

    Gambar 3.4 Fungsi Injektif 2. Fungsi surjektif /fungsi onto/fungsi pada

    Fungsi f: A

    B disebut fungsi onto,apabila setiap anggota B mempunyai pasangan anggota A.

    Contoh 5: Himpunan A = {1, 2, 3} dan himpunan B = {a, b}, aturan yang menghasilkan

    pasangan terurut {(1,b), (2,a), (3,b)} seperti yang digambarkan pada gambar 3.5

    merupakan fungsi surjektif.

    f: A B

    Gambar 3.5 Fungsi Surjektif

    3. Fungsi bijektif/fungsi kerespondensi satu-satu

    Suatu fungsi f: A

    B disebut fungsi bijektif jika fungsi tersebut merupakan fungsi surjektif dan fungsi

    injektif. Dengan kata lain, fungsi bijektif adalah fungsi dalam korespondensi satu-

    satu, yaitu setiap anggota himpunan A dipasangkan dengan tepat satu dan hanya

    1

    2

    3

    a

    b

    c

    d

    1

    2

    3

    a

    b

  • Sains Manajemen

    47

    satu anggota himpunan B, dan setiap anggota himpunan B juga dipasangkan dengan

    tepat satu dan hanya satu dalam himpunan A, sehingga hubungan dari B ke A juga

    sebagai sebuah fungsi.

    Contoh 6: Himpunan A = {1, 2, 3} dan himpunan B = {a, b, c}, aturan yang menghasilkan

    pasangan terurut {(1,c), (2,a), (3,b)} seperti yang digambarkan pada gambar 3.6

    merupakan fungsi bijektif.

    f: A B

    Gambar 3.5 Fungsi Bijektif

    d. Fungsi Invers

    Misalkan aturan fungsi f: A B adalah fungsi bijektif, maka invers fungsi f adalah fungsi yang

    mengawankan setiap elemen pada B dengan tepat satu dan hanya satu elemen pada himpunan A.

    Fungsi yang mempunyai invers disebut invertible. Invers dari fungsi f dinyatakan dengan f -1

    dengan penulisan:

    f -1 : B A, sehingga dapat disimpulkan bahwa, jika f adalah fungsi bijektif yang

    dapat ditulis: y = f(x) maka selalu dapat ditemukan x = f -1 (y).

    1

    2

    3

    a

    b

    c

  • Sains Manajemen

    48

    Gambar 3.6 Hubungan Fungsi dengan Inversnya

    Contoh 7: Misalkan f fungsi dari {a, b, c} ke {1, 2, 3} dengan aturan f(a) = 2, f(b) = 3 dan f(c) =

    1. Apakah f invertibel. Jika ya, tentukan inversnya.

    Jawab: fungsi f bijeksi karena setiap anggota himpunan A memiliki pasangan 1-1 dengan

    anggota himpunan B, dan sebaliknya setiap anggota himpunan B memiliki

    pasangan 1-1 dengan anggota himpunan A, sehingga fungsi dikatakan

    invertible, dengan f -1(1)=c, f -1(3)=b dan f -1(2)=a.

    Contoh 8: Misalkan f fungsi dari Z ke Z dengan f(x) = x2. Apakah f invertibel.

    Jawab: Karena fungsi tidak injektif maupun bijektif maka fungsi dikatakan tidak

    invertible, sehingga fungsi tidak memiliki invers.

    e. Fungsi komposisi

    Misalkan g: A B dan f: B C. Komposisi fungsi f dan g, dinotasikan f g adalah fungsi f g: A C dengan (f g)(x):= f(g(x)).

    Gambar 3.7 Fungsi Komposisi

    SOAL

    1. Jelaskan apa yang disebut dengan relasi !

    2. Nyatakan relasi berikut dalam pasangan berurut .

    a. Relasi kelipatan dari dari himpunan A={1,2,3,4} ke himpunan

    B={1,2,4,6,8,9,10,14,16}

  • Sains Manajemen

    49

    b. Relasi kurang dari dari himpunan A = {1,2,3} ke himpunan B = {1,2,3,4,5}

    3. Manakah dari diagram panah berikut ini yang merupakan pemetaan ?

    a. b.

    C d.

    4. Diketahui f(x)=8x+4.Tentukan

    a. f(-3) c.f(x) jika x=6

    b. f(4) d.x jika f(x)=26

    5. tentukan notasi fungsi dari diagram panah berikut ini.

    a. b

    BAB IV

    FUNGSI MATEMATIKA

    4.1 Fungsi Aljabar

    Terdapat beberapa jenis fungsi yang umumnya digunakan dalam penerapan dunia nyata. Fungsi

    yang dimaksud digolongkan dalam fungsi aljabar, dan fungsi non aljabar (transenden). Fungsi

    tersebut juga digunakan pada kasus nyata bidang ekonomi dan bisnis. Penggolongan fungsi

    matematik dapat disajikan pada Diagram 4.1 berikut.

    a

    b

    c

    6

    1

    2

    3

    a

    b

    c

    1

    2

    3

    a

    b

    c

    1

    2

    a

    b

    c

    1

    2

    3

    4

    -2

    -1

    0

    1

    0

    1

    2

    3

    1

    3

    5

    7

  • Sains Manajemen

    50

    Diagram 4.1 Penggolongan Fungsi Matematik

    Tidak semua jenis fungsi pada Diagram 4.1 di atas akan dibahas dalam modul ini. Beberapa jenis

    fungsi yang akan berguna dalam pemodelan dan pemecahan masalah ekonomi dan bisnis akan

    dibahas lebih lanjut.

    4.1.1 Fungsi Linear

    Fungsi linear atau fungsi garis lurus merupakan sebuah hubungan fungsional antar variabel tidak

    bebas y dengan variabel bebas x yang berpangkat satu. Fungsi linear dengan hanya

    menggunakan satu variabel x disebut sebagai fungsi linear sederhana. Jika menggunakan

    berbagai variabel bebas x (lebih dari satu variabel), maka disebut fungsi linear berganda.

    a. Fungsi linear sederhana

    Seperti telah dijelaskan di atas fungsi linear sederhana menggunakan satu variabel bebas x di

    dalam model. Grafik dari fungsi ini berbentuk garis lurus, yang dapat digambarkan pada ruang

    dua dimensi.

    Model umum fungsi linear sederhana:

    Y = a + b X;

    a, b, konstanta (parameter)

    X adalah variabel bebas; Y adalah variabel tidak bebas

    Untuk menemukan nilai a dan b pada persamaan linear di atas dapat dilakukan dengan beberapa

    cara, namun dalam modul ini diberikan dua cara.

  • Sains Manajemen

    51

    1. Eliminasi dan substitusi

    Cara ini membutuhkan dua persamaan yang mengandung dua nilai yang tidak diketahui, yaitu a

    dan b, untuk itu dibutuhkan dua pasangan nilai (xi,yj), yang akan disubstitusi nilainya kedalam

    persamaan Y = a + bX, sehingga terbentuk sistem persamaan dengan dua persamaan dalam a

    dan b. Nilai a dan b yang diperoleh dari sistem persamaan ini akan menghasilkan persamaan

    linear sederhana yang dicari.

    Contoh 1; terdapat hubungan fungsional antara x dan y dengan kondisi x = 4, y = 12, dan x =

    8, y = 20, jika hubungan antara x dan y linear, tentukan persamaan Y = a + b X

    Jawab:

    Untuk X = 4 ; Y = 12; menghasilkan persamaan 12 = a + 4b (1) Untuk X = 8 ; Y = 20; menghasilkan persamaan 20 = a + 8b - (2)

    -8 = -4b b = 2

    substitusi b = 2 pada persamaan (1) diperoleh ; a = 12 8 = 4

    persamaan fungsi linear tersebut adalah : Y = 4 + 2X

    2. Geometri garis lurus

    Seperti telah dijelaskan di atas bahwa grafik dari fungsi linear swderhana adalah garis lurus,

    sehingga pendekatan persamaan fungsi dapat dilakukan dengan geometri garis lurus tersebut.

    Perhatikan Gambar 4.1 di bawah ini:

    )2.........(11

    )1.......(1212

    xxyytg

    jugaxxyy

    xytg

    =

    =

    =

    Y

    X

    y = a + bx

    x1

    y1

    x2

    y2

    x =x2-x1

    y= y2y1

    x

    y

    y-y1

    x-x1

  • Sains Manajemen

    52

    484

    122012

    = xy

    Gambar 4.1 Bentuk Geometris Garis Lurus

    Terlihat bahwa garis lurus y = a + bx melalui pasangan titik (x1,y1) dan (x2,y2), jika perubahan

    y1 ke y2 ditulis sebagai y = y2-y1, dan perubahan x1 ke x2 ditulis sebagai x = x2x1, maka

    terlihat bahwa tg = y/x =

    ; sebagai persamaan (1), dan selanjutnya perhatikan juga tg =

    ; sebagai persamaan (2), dan tg merupakan slope dari garis lurus Y = a + bx.. Dari persamaan

    (1) dan persamaan (2), dapat ditemukan formula persamaan garis lurus Y = a + bX, sebagai

    berikut:

    Contoh 2; tentukan persamaan garis lurus yang melalui titik (4,12) dan (8,20).

    Jawab:

    4 (y 12) = 8(x-4)

    y = 2x + 4

    Jika tg atau slope garis lurus y = a + bx diketahui, maka tg = b, dan persamaan garis lurus

    melalui (x1,y1) di atas dapat ditulis sebagai berikut:

    y y1 = b(x x1)

    12

    1

    12

    1xx

    xxyy

    yy

    =

    12

    1

    12

    1xx

    xxyy

    yy

    =

  • Sains Manajemen

    53

    Contoh 3: persamaan linear sederhana y = a + bx, mempunyai sifat sebagai berikut: apabila x

    berubah satu satuan x maka y akan berubah 1/2 satuan y, dan untuk x = 2, y = 5. tentukan

    persamaan linear tersebut.

    Jawab: Dalam persamaan linear sederhana y = a + bx, mempunyai sifat, apabila x berubah

    satu satuan x, maka y akan berubah b satuan y. Sehingga pada kasus ini nilai x = 1, y = ,

    jadi b = y/x = , sehingga persamaanya menjadi:

    y - 5 = (x - 2)

    y = x -1 + 5

    y = x + 4

    Jika terdapat dua garis lurus: y1 = a1 + b1X dan y2 = a2 + b2X maka dapat terjadi: y1 sejajar y2

    pada saat b1 = b2, y1 berpotongan y2 jika b1 b2, dan khusus berpotongan tegak lurus b1 = -1/b2.

    Gambar 4.2 Grafik Dua Garis Lurus Sejajar

    X

    Y

    Y1 = a1 + b1X

    Y2 = a2 + b2X

    Y1 // Y2

    b1= b2 atau tg 1 = tg 2

    a1

    a2 2

    1

  • Sains Manajemen

    54

    Gambar 4.3 Grafik Dua Garis Lurus Berpotongan Tegak Lurus

    Menentukan titik potong dua garis lurus y1 dan y2 pada gambar di atas, tidak lain adalah mencari

    pasangan titik (x,y) yang memenuhi persamaan kedua persamaan y1 dan y2, yaitu (x,y) yang

    memenuhi persamaan y1 = y2.

    Contoh 4: tentukan titik potong antara garis lurus y1 = 2x - 10, dan y2 = 2 x dan gambar grafik

    fungsinya.

    Jawab: titik potong sb-x dan sb-y persamaan garis lurus y1 = 2x 10, titik potong sb-x;

    pada saat y = 0, jadi 2x 10 = 0, x = 5, atau (5,0)

    Titik potong sb-y; pada saat x = 0, y = -10 atau (0,-10).

    Titik potong sb-x dan sb-y persamaan garis lurus y2 = 2 - x, titik potong sb-x;

    pada saat y = 0, jadi 2 - x = 0, x = 2, atau (2,0), titik potong sb-y; pada saat x

    = 0, y = 2 atau (0,2).

    Titik potong kedua garis tersebut adalah: y1 = y2 ;

    2x - 10 = 2 - x

    3x = 12

    x = 4

    y = 2 4 = -2

    Jadi titik potong (4,-2)

    X

    Y

    Y1 = a1 + b1X

    Y2 = a2 + b2X

    Y1 Y2

    b1 = -1/ b2 a2

    a1

  • Sains Manajemen

    55

    Gambar 4.4 Garafik Perpotongan Garis Lurus y1 = 2x - 10, dan y2 = 2 x

    4.1.2 Fungsi Kuadrat

    Fungsi f yang didefinisikan sebagai f(x)= ax2 + bx2 + c di mana a, b, c R dan a 0

    didefinisikan sebagai fungsi kuadrat

    Bentuk umumnya untuk y = f(x) adalah :

    Y = aX2 + bX + c ; a, b. dan c adalah konstanta dan a0

    Grafik dari fungsi kuadrat adalah parabola, dengan sumbu simetri sejajar sumbu-Y

    Y

    X

    Y = 2x - 10

    Y = 2 - x

    5

    -10

    2

    0 2 4

    -2

  • Sains Manajemen

    56

    Fungsi Kuadrat mempunyai nilai ekstrem tunggal (mutlak), atau hanya satu-satunya

    Nilai Ekstrem fungsi Kuadrat akan sangat bergantung pada nilai koefisien X2, yaitu nilai

    a0 pada persamaan y = ax2 + bx + c.

    jika a > 0, maka ekstrem Minimum

    jika a < 0, maka ekstrem Maksimum

  • Sains Manajemen

    57

    Menggambar nilai fungsi ekstrem dengan menggunakan konsep kuadrat sempurna y = ax2 + c,

    pada gambar di bawah terlihat bahwa nilai ekstrem fungsi tidak berubah selalu sama dengan c,

    jika yang terjadi perubahan bentuk kuadrat sempurna dengan nilai a dan c tidak berubah.

    Perubahan yang terjadi adalah pergeseran sumbu simetri, sedangkan bentuk dan luas parabola

    tidak berubah.

    MENENTUKAN NILAI EKSTREM DENGAN FORMULA KUADRAT SEMPURNA

    Perhatikan persamaan kuadra sempurna Y = ax2 + c; nilai x2>0, untuk setiap nilai x Jika a > 0,

    maka aX2 > 0, sehingga untuk : c > 0, ax2 + c > c dan untuk c < 0, ax2 + c > c

  • Sains Manajemen

    58

    dan pada saat x = 0, Y = ax2 + c adalah Y = 0 + c atau Y = c, merupakan nilai terkecil,

    sehingga nilai Y(minimum) = c untuk nilai x = 0.

    Jika Jika a < 0, maka aX2 < 0, sehingga untuk :nilai c > 0, aX2 + c < c , sedangkan untuk nilai c

    < 0, aX2 + c < c, dan pada saat nilai x = 0, Y = ax2+ c = 0 + c atau Y = c, merupakan nilai

    terbesar . Sehingga nilai Y(maksimum) = c untuk nilai x = 0.

    Analogi dengan bentuk kuadrat sempurna di atas, dapat dilihat bahwa; jika Y = au2+c, akan

    memberikan kesimpulan yang sama, yaitu, jika a>0, maka y(minimum) = c untuk u= 0, dan jika

    a0, atau Ymax = c untuk x = -b; jika a< 0. Seperti ditunjukan pada gambar ( ) dan gambar ( )

    2. Pendekatan Penggunaan Rumus Diskriminan (D)

  • Sains Manajemen

    59

    Perhatikan model fungsi kuadrat: Y = aX2 + bX + c, a0; Model ini dapat dimanipulasi

    menjadi :

    Jadi untuk model fungsi kuadrat: Y = aX2+bX+c, a0; atau

    nilai ekstremnya adalah: y = -D/4a dengan D = b2-4ac, disebut Diskriminan

    Jika a > 0, Y(minimum)=- D/4a untuk X=-b/2a

    Jika a < 0, Y(maksimum)=- D/4a untuk X=-b/2a

    Tentukan Ekstrem fungsi dan Gambar grafiknya

    1. Y = 4 2x + x2 2. Y = 10 + 6x -3x2 3. Y = x2 + x + 2

    Penyelesayan . Y = x2 -2x + 4

    Y = (x-1)2+3

    Y(min) = 3 untuk x = 1

    Titik potong sumbu-y di titik (0,4)

    aD

    ab

    aacb

    ab

    ab

    ab

    ab

    ab

    ab

    XaYmakaacbD

    XaY

    cXaY

    cXaY

    cXXaY

    42

    2

    24

    422

    42

    2

    42

    2

    2

    )(:,4

    )()(

    )()(

    )(

    )(

    2

    2

    2

    +==

    +=+=++=

    ++=

    aD

    abXaY 4

    22 )( +=

  • Sains Manajemen

    60

    Jawab . Y = 10 + 6x -3x2

    Y = -3(x-2)2+13

    Y(max) = 13 untuk x = 2

    Titik potong sumbu-y di titik (0,10)

  • Sains Manajemen

    61

    1. Y = x2 + x + 2

    Y = (x2+2x) +2

    Y = (x+1)2 +3/2

    Y = (x+1)2 +3/2

    Y(min) = 3/2 untuk x = -1

    Titik potong terhadap sb y; di titik (0, =2)

  • Sains Manajemen

    62

    Jika parobola y1=ax2 + bx +c, a>0, dan garis lurus y2= px + q, p

  • Sains Manajemen

    63

    Jika parabola y1=ax2+bx+c, a>0 dan parabola y2 = px2 + qx + r, p

  • Sains Manajemen

    64

    Fungsi eksponen mempunyai hubungan yang erat, karena merupakan kebalikan satu

    sama lainnya

    Fungsi eksponen berbeda dengan fungsi pangkat

    Fungsi pangkat adalah fungsi yang variabelnya dipangkatkan dengan bilangan konstan

    Fungsi eksponen adalah konstannya yang dipangkatkan dengan variabel

    Y = x1/2 adalah fungsi pangkat

    Y = 2x adalah fungsi eksponen

    Fungsi eksponen mempunyai dua basis eksponen, yaitu (1) basis konstante a dengan

    01, akan mempunyai perilaku sebagai berikut :

    Nilai Y akan mendekati tak berhingga jika x menuju tak berhingga positip, akan

    mendekati nol apabila x menuju tak berhingga negatip

    Nilai Y = 1 untuk x = 0 untuk setiap a

    GRAFIK FUNGSI EKSPONEN

    Grafik dari fungsi Y = 2x

  • Sains Manajemen

    65

    KARAKTERISTIK FUNGSI EKSPONENSIAL

    Jika terdapat a>0 dan b> 0 dan m dan n bilangan nyata, maka berlaku :

    1. bmbn = bm+n

    2. bm/bn = bm-n

    3. (bm)n = bmn

    4. ambm = (ab)m

    5. bm/n = (bm)1/n

    6. am = an , maka m = n

    FUNGSI LOGARITMA

  • Sains Manajemen

    66

    Logaritma dapat diartikan sebagai pangkat dari sebuah bilangan pokok untuk

    menghasilkan bilangan tertentu yang diinginkan.

    Bilangan dasar atau basis dari logaritma adalah bilangan bulat positip kecuali bilangan 1

    Dalam kasusus umum bilangan pokok yang digunakan adalah 10 atau e

    Bilangan pokok atau basis 10 biasanya tidak ditulis, sehingga log 10 = 1, karena 101= 10

    Bilangan pokok e juga tidak ditulis, tetapi penulisan ln e = 1, artinya elog e = 1

    GRAFIK FUNGSI LOGARITMA

    Grafik fungsi logaritma merupakan kebalikan dari fungsi eksponensial, namun grafik

    fungsi logaritma Y = log X hanya berada pada nilai Domain: x > 0, dan nilai Range

    ~

  • Sains Manajemen

    67

    Untuk a dan b bilangan positip

    log ab = log a + log b

    log a/b = log a log b

    log ab = b log a

    log 1 = 0 log 10 = 1

    log a = log b maka a = b

    Sifat yang sama berlaku untuk logaritma dengan basis e atau (ln), misal ln e = 1