fisiologi mata

Upload: normanprabowo

Post on 05-Oct-2015

57 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ooo

TRANSCRIPT

FISIOLOGI MATA

Mata adalah suatu struktur sferis berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan[footnoteRef:1]. [1: Sherwood, L. Fisiologi Manusia : dari Sel ke Sistem. Hal. 161. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC, 2001.]

1. Lapisan fibrosa (sklera, kornea)2. Lapisan vaskulosa (khoroid, badan siliar, iris)3. Lapisan nervosa (retina)Sklera merupakan jaringan ikat protektif yang kuat disebelah luar, yang membentuk bagian putih mata.Kornea, lapisan luar anterior yang transparan tempat lewatnya berkas-berkas cahaya ke interior mata.Koroid merupakan lapisan tengah di bawah sklera yang sangat berpigmen dan mengandung banyak pembuluh darahuntuk memberi makan retina, lapisan koroid di sebelah anterior mengalami spesialisasi menjadi badan siliaris dan iris.Retina, lapisan paling dalam dibawah koroid, yang terdiri dari sebuah lapisan berpigmen di sebelah luar dan sebuah lapisan jaringan saraf di bagian dalam. Retina memiliki fotoreseptor yang mengubah energi cahaya menjadi impuls listrik, yaitu sel batang dan sel kerucut.Bagian dalam mata terdiri dari dua ruang yang dipisahkan oleh lensa, ruang anterior berisi aqueous humor (dihasilkan sekitar 5 ml/hari oleh jaringan kapiler di dalam badan siliaris) dan ruang posterior berisi vitreous humor.

Iris, suatu otot polos tipis berpigmen yang membentuk struktur seperti cincin (otot sirkuler untuk miosis dan otot radialis untuk midriasi) yang berfungsi untuk mengatur banyak jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara mengatur ukuran pupil (lubang bundar di bagian tengah iris tempat masuknya cahaya) dan berfungsi menentukan warna mata.REFRAKSIDefinisi : penyimpangan cahaya yang lewat secara miring dari satu medium ke medium lain yang berbeda densitasnya.[footnoteRef:2] [2: Dorland, W.A. Newman. Kamus kedokteran DORLAND. Ed. 29. Hal. 1880. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2002.]

Pembelokan suatu berkas cahaya yang terjadi ketika berkas berpindah dari satu medium dengan kepadatan (densitas) tertentu ke medium dengan kepadatan yang berbeda.[footnoteRef:3] [3: Sherwood, L. Fisiologi Manusia : dari Sel ke Sistem. Hal. 162. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC, 2001.]

Cahaya bergerak lebih cepat melalui udara daripada melalui media transparan lain. Makin tinggi densitas suatu medium, semakin lambat gerakan cahaya (begitu juga sebaliknya).Dua faktor yang berperan dalam derajat refraksi : densitas komparatif antara dua media (semakin besar perbedaan densitas, semakin besar derajat pembelokan) dan sudut jatuhnya berkas cahaya di medium kedua (semakin besar sudut, semakin besar pembiasan).Lensa konveks (cembung) menyebabkan konvergensi, atau penyatuan, berkas-berkas cahaya, yaitu persyaratan untuk membawa suatu bayangan ke titik fokus. Lensa konkaf (cekung) menyebabkan divergensi (penyebaran) berkas-berkas cahaya.Bagian mata yang penting dalam refraktif mata adalah kornea dan lensa. Struktur-struktur refraksi pada mata harus membawa bayangan cahaya terfokus di retina agar penglihatan jelas. Apabila suatu bayangan sudah terfokus sebelum mencapai retina atau belum terfokus sewaktu mencapai retina, bayangan tersebut tampak kabur.Berkas cahaya yang berasal dari benda dekat lebih divergen sewaktu mencapai mata daripada berkas-berkas dari sumber jauh. Jadi, untuk melihat benda dekat lensa akan melakukan penyesuaian agar dapat terfokus di retina, yang disebut proses akomodasi.

AKOMODASIDefinisi : kemampuan penyesuaian kekuatan lensa sehingga baik sumber cahaya dekat maupun jauh dapat di fokuskan di retina.[footnoteRef:4] [4: Sherwood, L. Fisiologi Manusia : dari Sel ke Sistem. Hal. 165. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC, 2001.]

Kekuatan lensa bergantung pada bentuknya, yang diatur oleh otot siliaris.Otot siliaris adalah bagian dari korpus siliaris, suatu spesialisasi lapisan koroid di sebelah anterior. Korpus siliaris memiliki dua komponen utama : otot siliaris dan jaringan kapiler yang menghasilkan aqueous humor. Otot siliaris merupakan otot polos melingkari yang melekat lensa melalui ligamentum suspensorium. Otot siliaris dikontrol oleh sistem saraf otonomKetika otot siliaris relaksasi (diatur oleh saraf simpatis), ligamentum suspensorium tegang dan menarik lensa, sehingga lensa berbentuk lebih gepeng dengan kekuatan refraksi minimal.Ketika otot siliaris berkontraksi (diatur oleh saraf parasimpatis), ligamentum suspensorium akan mengendur, sehingga lensa berbentuk lebih sferis.Semakin besar kelengkungan lensa (karena semakin bulat), semakin besar kekuatannya, sehingga berkas-berkas cahaya lebih dibelokkan.

Lensa adalah suatu struktur elastis yang terdiri dari serat-serat transparan. Seumur hidup, hanya sel-sel ditepi luar lensa yang diganti sedangkan bagian tengah mengalami kesulitan ganda, karena hal tersebut dan letaknya yang jauh dari aqueous humor, lama-kelamaan bagian tengah tersebut akan mati dan kaku, akhirnya kelenturan lensa berkurang dan mengganggu proses akomodasi dan mengganggu penglihatan dekat yang disebut presbiopia.Emetropia (berpenglihatan normal) terjadi bila cahaya dari objek jauh difokuskan di retina pada keadaan otot siliaris relaksasi total dan berakomodasi untuk melihat benda dekat.Miopia (berpengliahatan dekat) karena bola mata terlalu panjang atau lensa terlalu kuat, sehingga sumber cahaya dekat difokuskan ke retina tanpa akomodasi. Dengan demikian orang miopia memiliki penglihatan dekat lebih baik daripada penglihatan jauh, dan dapat dikoreksi dengan lensa konkaf.Hiperopia (berpenglihatan jauh)karena bola mata terlalu pendek atau lensa terlalu lemah, sehingga sumber cahaya jauh difokuskan ke retina dengan akomodasi. Dengan demikian orang miopia memiliki penglihatan jauh lebih baik daripada penglihatan dekat, dan dapat dikoreksi dengan lensa konveks.

Astigmatisme adalah kelengkungan kornea yang tidak rata/sama, sehingga berkas-berkas cahaya mengalami refraksi yang tidak sama. Dapat diperbaiki dengan lensa silindris.RESEPTOR DAN FUNGSI NEURAL RETINALapisan retina dari luar kedalam :1. Lapisan paling luar mengandung sel batang dan sel kerucut, yang ujung-ujung peka cahayanya menghadap koroid.2. Lapisan tengah, neuron bipolar3. Lapisan bagian dalam, sel ganglion.

Akson sel ganglion menyatu membentuk saraf optikus. Titik di retina tempat keluarnya nervus optikus dan pembuluh darah adalah diskus optikus (bintik buta), karena sel ini tidak mengandung sel batang dan sel kerucut.Cahaya harus melewati lapisan ganglion dan bipolar sebelum mencapai fotoreseptor di semua daerah retina kecuali fovea (cekungan sebesar pangkal jarum pentul yang terletak tepat di tengah retina, lapisan bipolar dan ganglion tertarik kesamping, sehingga cahaya secara langsung mengenai fotoreseptor (sel kerucut). Daerah disekitar fovea disebut makula lutea.Fotoreseptor terdiri dari tiga bagian :1. Segmen luar, mendeteksi rangsangan cahaya.2. Segmen dalam, mengandung perangkat metabolik.3. Terminal sinaps, menyalurkan sinyal yang dihasilkan di fotoreseptor ke sel-sel berikutnya (neuron bipolar).Segmen luar fotoreseptor terdiri dari tumpukan lempeng-lempeng membranosa pipih yang banyak mengandung fotopigmen, yang akan mengalami perubahan kimiawi apabila diaktifkan oleh cahaya.

Suatu fotopigmen terdiri dari protein enzimatik yang disebut opsin yang berikatan dengan retinen (suatu turunan vit. A). Fotopigmen pada sel batang disebut rodopsin dan pada sel kerucut disebut pigmen kerucut.Rodopsin tidak dapat membedakan berbagai panjang gelombang spektrum cahaya tampak; pigmen ini menyerap semua panjang gelombang cahaya tampak sehingga sel batang hanya memberi gambaran bayangan abu-abu. Sedangakan fotopigmen sel kerucut terdiri dari tiga jenis : sel kerucut merah, hijau, dan biru- berespon secara selektif terhadap panjang gelombang warna, sehingga penglihatan warna dapat terjadi.Ketika terpajan cahaya, rodopsin akan akan berdisosiasi menjadi retinen dan opsin , melalui serangkaian reaksi, perubahan biokimiawi pada fotopigmen yang di induksi oleh cahaya ini menimbulkan hiperpolarisasi potensial reseptor yang mempengaruhi pengeluaran zat perantara dari terminal sinaps fotoreseptor yang menyebabkan penurunan pengeluaran transmiter (transmiter bersifat inhibisi terhadap sebagian besar sel bipolar).Sifat-sifat penglihatan sel batang dan sel kerucutSEL BATANGSEL KERUCUT

100 juta per retina3 juta per retina

Pengliahtaan dalam rona abu-abuPenglihatan warna

Kepekaan tinggiKepekaan rendah

Ketajaman rendahKetajaman tinggi

Banyak konvergensi di jalur retinaSedikit konvergensi di jalur retina

Lebih banyak di periferTerkonsentrasi di fovea

Adaptasi gelap keadaan tidak dapat melihat apa-apa (setelah terpajan sinar yg terang ke ruangan gelap), lalu perlahan dapat membedakan benda-benda. Karena proses pembentukan kembali rodopsin yg telah terurai oleh cahaya.Adaptasi terangPenglihatan warna terjadi karena terdapatnya sel-sel kerucut merah, hijau, dan biru dan bergantung pada rasio stimulasi tiga jenis sel tersebut. JARAS PENGLIAHATANCahaya masuk melalui kornea-pupil-lensa-retina perangsangan fotoreseptor menyebabkan penguraian fotopigmen hambatan pelepasan transmiter inhibin perambatan potensial aksi dari sinaps fotoreseptor - neuron bipolar ganglion saraf optikus nukleus genikulatus lateralis di talamus memisahkan informasi diolah dan di integrasikan oleh korteks visual di oksipital.