formulasi post test ointment print

19
7/23/2019 Formulasi Post Test Ointment Print http://slidepdf.com/reader/full/formulasi-post-test-ointment-print 1/19 Sulfacetamide natrium ointment (salap) I. Dasar teori Sediaan farmasetik semi solida meliputi satu kelompok produk yang diaplikasikan  pada kulit atau pada membrane mukosa.Produk semisolida ini cenderung meringankan, mengobati kondisi patologis, atau memberikan perlindungan terhadap lingkungan yang merusak. Termasuk sediaan semi solida ini, antara lain salep, krim, pasta, gel, dan suppositoria. Kegunaan terapeutik dari sediaan yang diaplikasikansecara topical ini terkait dengan sifat lengket pada kulit atau lapisan mukosa selama periode waktu yang cukup lama, serta menunjukan efek terapeutiknya melalui perlindungan dan penutupan serta efek local dan transdermal bahan berkhasiat (1) . Basis salep pada umunya hanya mampu memenuhi sebagian persyaratan yang telah ditetapkan. Sifat mikrobiologis salep sebagai sediaan obat topical , sebagai pembawa untuk bahan obat, system ini dapat dimodifikasi dan disesuaikan dengan cara memformulasikan berbagai sediaan sebagai sediaan topical untuk tujuan kosmetika. Sediaan ini diklasifikasikan sebagai system hidrokarbon, emulsi, dan system larut air,  bergantung pada komposisinya. Pasta, gel dan suppositoria masing-masing system ini menunjukkan beberapa keuntungan sebagai pembawa system penghantaran obat sebagai  pelindung (1) . Sifat umum sediaan ini adalah mampu melekat pada permukaan tempat  pemakaian dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan ini dicuci atau dihilangkan.Pelekatan ini disebabkan oleh sifatr heologis plastic sediaan ini, yang memungkinkan sediaan semi padat tersebut tetap bentuknya dan melekat sebagailapisan tipis sampai ada suatu tindakan, yaitu dengan sesuatu kekuatan dari luar, yang mengakibatkan bentuk sediaan semi-padat ini akan rusak bentuknya dan mengalir (2) . Umumnya salep terdiri dari hidrokarbon cair yang dicampur dalam suatu kelompok hidrokarbon padat dengan titik leleh yang lebih tinggi.Selama ini basis salep umumnya adalah minyak mineral dan petrolatum; sebenarnya ada bermacam-macam  jenis basis salep yang dapat dipilih.Polietilen dapat dimasukkan dalam minyak mineral untuk menghasilkan suatu matriks plastic.Campuran polietilenglikol-polietilen glikol dapat menghasilkan produk-produk salep dengan konsistensi yang larut dalam air. Umumnya salep-salep dibuat dengan melelehkan komponen-komponennya secara  bersamaan (2) . Sediaan semipadat digunakan pada kulit, diman aumumnya sediaan tersebut  berfungsi sebagai pembawa pada obat-obat topical, sebagai pelunak kulit, atau sebagai  pembalut pelindung atau pembalut penyumbat. Sejumlah kecil bentuk sediaan semipadat topical ini digunakan pada membrane mukosa, seperti jaringan rektal, jaringan bukal, mukosa vagina, membrane uretra, saluran telinga luar, mukosa hidung dan kornea.

Upload: elisa-cynthia-ardaricka

Post on 18-Feb-2018

257 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Formulasi Post Test Ointment Print

7/23/2019 Formulasi Post Test Ointment Print

http://slidepdf.com/reader/full/formulasi-post-test-ointment-print 1/19

Sulfacetamide natrium ointment (salap)

I.  Dasar teori

Sediaan farmasetik semi solida meliputi satu kelompok produk yang diaplikasikan pada kulit atau pada membrane mukosa.Produk semisolida ini cenderung meringankan,

mengobati kondisi patologis, atau memberikan perlindungan terhadap lingkungan yang

merusak. Termasuk sediaan semi solida ini, antara lain salep, krim, pasta, gel, dan

suppositoria. Kegunaan terapeutik dari sediaan yang diaplikasikansecara topical ini

terkait dengan sifat lengket pada kulit atau lapisan mukosa selama periode waktu yang

cukup lama, serta menunjukan efek terapeutiknya melalui perlindungan dan penutupan

serta efek local dan transdermal bahan berkhasiat(1).

Basis salep pada umunya hanya mampu memenuhi sebagian persyaratan yang telah

ditetapkan. Sifat mikrobiologis salep sebagai sediaan obat topical , sebagai pembawa

untuk bahan obat, system ini dapat dimodifikasi dan disesuaikan dengan cara

memformulasikan berbagai sediaan sebagai sediaan topical untuk tujuan kosmetika.

Sediaan ini diklasifikasikan sebagai system hidrokarbon, emulsi, dan system larut air,

 bergantung pada komposisinya. Pasta, gel dan suppositoria masing-masing system ini

menunjukkan beberapa keuntungan sebagai pembawa system penghantaran obat sebagai

 pelindung(1)

.

Sifat umum sediaan ini adalah mampu melekat pada permukaan tempat

 pemakaian dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan ini dicuci atau

dihilangkan.Pelekatan ini disebabkan oleh sifatr heologis plastic sediaan ini, yang

memungkinkan sediaan semi padat tersebut tetap bentuknya dan melekat sebagailapisantipis sampai ada suatu tindakan, yaitu dengan sesuatu kekuatan dari luar, yang

mengakibatkan bentuk sediaan semi-padat ini akan rusak bentuknya dan mengalir (2).

Umumnya salep terdiri dari hidrokarbon cair yang dicampur dalam suatu

kelompok hidrokarbon padat dengan titik leleh yang lebih tinggi.Selama ini basis salep

umumnya adalah minyak mineral dan petrolatum; sebenarnya ada bermacam-macam

 jenis basis salep yang dapat dipilih.Polietilen dapat dimasukkan dalam minyak mineral

untuk menghasilkan suatu matriks plastic.Campuran polietilenglikol-polietilen glikol

dapat menghasilkan produk-produk salep dengan konsistensi yang larut dalam air.

Umumnya salep-salep dibuat dengan melelehkan komponen-komponennya secara

 bersamaan(2).

Sediaan semipadat digunakan pada kulit, diman aumumnya sediaan tersebut

 berfungsi sebagai pembawa pada obat-obat topical, sebagai pelunak kulit, atau sebagai

 pembalut pelindung atau pembalut penyumbat. Sejumlah kecil bentuk sediaan semipadat

topical ini digunakan pada membrane mukosa, seperti jaringan rektal, jaringan bukal,

mukosa vagina, membrane uretra, saluran telinga luar, mukosa hidung dan kornea.

Page 2: Formulasi Post Test Ointment Print

7/23/2019 Formulasi Post Test Ointment Print

http://slidepdf.com/reader/full/formulasi-post-test-ointment-print 2/19

Membrane mukosa memungkinkan penyerapan yang lebih baik kesirkulasi sistemik,

karenakulit normal bersifat relative tidak dapat ditembus(2).

Tujuan umum penggunaan obat pada terapi dermatologi adalah untuk

menghasilkan efek terapeutik pada tempat-tempatspesifik di jaringan epidermis.Daerah

yang terkena umumnya epidermis dan dermis, sedangkan obat-obat topical tertentu

seperti emoliens, antimikroba, dan deodorant terutama bekerja pada permukaan kulitsaja.

Hal ini memerlukan penetrasi difusi dari kulit atau absorbs perkutan(2)

.

Salep unguenta adalah gel dengan perubahan bentuk plastis, yang digunakan pada

kulit sehat, sakit atau terluka atau pada selaput mukosa. Bahan obat atau bahan-bahan

obat dapat berada dalam keadaan terlarut atau tersuspensi didalam basisnya.Peracikan air,

cairan obat atau larutan bahan obat kedalam basis mengandung emulgator menyebabkan

terbentuknya salap emulsi. Salap dengan jumlah bahan padat tinggi dinyatakan sebagai

 pasta.Krim adalah salap yang mengandung air (3).

Salap terdiridari basis salap, yang dapat berupa system sederhana

(misalnyavaselin) ataudarikomposisi yang lebih kompleks (misalnya system yangmengandung emulgator), bersama dengan bahan aktif atau kombinasi bahan aktif. Jika

dibandingkan dengan seluruh bahan dasar dan bahan pembantu lainnya dalam pembuatan

sediaan obat, dasar salap memiliki kerja sendiri. Oleh karena itu sifatnya tidak netral ,

dan turut mengambil bagian yang sangat menentukan terhadap keberhasilan atau

kegagalan terapi salap. Bahkan sering kali basis memainkan peran yang paling

dominan(3)

.

Basis salep yang universal tidak terdapat.Pada pemilihan medium penyangga,

 pertama kali diperhatikan sifat-sifat fisika dan kimia-fisika bahan aktif (misalnya

kelarutan, pola distribusinya), yang lainnya adalah aspek dermatologis, seperti jenis lokas

ipemakaian (kulit luka atau sakit atau kulit sehat), stadium penyakit (proses akut ataukronis), jenis kulit (seboroiker atau sebostatiker) dan sifat-sifat alami dari daerah kulit

(selaputmukosa, kulit berambut)(3)

.

Basis dan bahan pembantu salap harus memenuhi persyaratan umum. Mereka

harus memiliki stabilitas yang memuaskan dan tidak tak tersatukan dengan bahan

 pembantu lainnya dan juga dengan bahanobat yang digunakan dalam terapi salap. Basis

salap sebaiknya memiliki daya sebar yang baik dan menjamin pelepasan bahan obat yang

memuaskan. Daya menyerap air yang memuaskan dan sedikit atau tidak menghambat

fungsi-fungsi fisiologis kulit harus juga terjamin. Hal lain yang penting adalah

tersatukannya secarafisiologis. Hal in idapat dideteksi dengan tesakantose dan epikutan

(teskain)(3)

.

Page 3: Formulasi Post Test Ointment Print

7/23/2019 Formulasi Post Test Ointment Print

http://slidepdf.com/reader/full/formulasi-post-test-ointment-print 3/19

II.  Formula acuanSulfacetamid ointment

(4).

Bill of material

Scale (g / 100 g ) Item Material name Quantity / kg (g)

10.00 1 Sulfacetamidsodium 100.00

30.00 2 Mineral oil 300.00

1.00 3 White phetrolatum 10.00

59.00 4 Lanolin alcohol and phetrolatum

590.00

III.  Formula modifikasi

a.  Formula 1.

 Nama % Teoritis Dalam 150 gram % Terpakai

Sulfacetamide natrium 10 % 15 gram 10%Parafin Cair 0.1-95% 22.5 gram 15 %

Adaps lanae - 30 gram 20 %

TEA 2 – 4 % Qs Qs

White petrolatum Sampai 100% Ad 150 gram Ad 100%

IV.  Fungsi bahan

a.  Sulfacetamid natrium

Rumus Molekul C8H10 N2O3S).

Rumus Struktur

(8) 

Sinonim

Fungsi Anti bakteri).

Pemerian Bahan Hablur atau serbuk hablur renik, putih atau putih kekuningan, tidak

 berbau dan rasa pahit

(6)

 .Data Kelarutan Larut dalam 1,3 bagian air, agak sukar larut dalam etanol (95%) dandalam aseton p (7).

 pH 8,0 – 9,5 ).

Stabilitas terhadap pH Keasam – basaan pH larutan 5,0% b/v 8,0 sampai 9,5).

Stabilitas terhadap Air 1.25E+004 mg/L (at 37 °C)).

Titik leleh/lebur 183 °C).

Penyimpanan Wadah tertutup baik , terlindung dari cahaya ).

Page 4: Formulasi Post Test Ointment Print

7/23/2019 Formulasi Post Test Ointment Print

http://slidepdf.com/reader/full/formulasi-post-test-ointment-print 4/19

 

 b.  White phetrolatum

Rumus Molekul CnH2n+2)

SinonimMerkur; mineral jelly; petroleum jelly; Silkolene; Snow White; Soft

White; vaselinum flavum; yellow petrolatum; yellow petroleum

 jelly(6)

.

Fungsi Emollient, basis ointment .

Pemerian BahanPetrolatum berwarna kuning pucat ke kuning, transparan, tidak

 berbau, hambar, tidak berflourosensi bahkan ketika meleleh(6)

.

Data Kelarutan

Praktis tidak larut dalam aseton, etanol, panas atau dinginetanol

(95%), gliserin, dan air, larut dalam benzena, karbondisulfida,

kloroform, eter, heksana, dan paling tetap dan stabilminyak (6)

.

Stabilitas terhadap cahaya Hindari sinar matahari secara langsung) 

Stabilitas terhadap air Tidak larut dalam air  ) 

Titik Leleh/Lebur 38–60!

C ) 

InkompabilitasPetrolatum merupakan bahan inert dengan beberapa

inkompatibilitas(6)

.

ADI/safety

Penelitian pada hewan, pada tikus, menunjukkan petrolatum

menjadi beracundan berikut Nonkarsinogenik dari subkutan

tunggal100 mg dosis. Tidak ada efek samping yang diamati

dalam2-tahun makan penelitian dengan tikus yang diberi diet yang

mengandung 5% daripetrolatum campuran(6).

PenyimpananPetrolatum harus disimpan dalam wadah tertutup baik,

dilindungidari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering(6).

Page 5: Formulasi Post Test Ointment Print

7/23/2019 Formulasi Post Test Ointment Print

http://slidepdf.com/reader/full/formulasi-post-test-ointment-print 5/19

c.  Adeps Lanae (Lanolin)

Rumus Molekul Persatuan antara petrolatum and lanolin alcohol). 

Sinonim

Amerchol CAB; Forlan 500; petrolatum and wool alcohols;

Vilvanolin CAB; white soft paraffin and lanolin alcohols; yellowsoft paraffin and lanolin alcohols

(6).

Fungsi Emolien, basis salep; plasticizer  ).

Pemerian Bahan Berwarna pucat gading , lembut dengan sterol, samar berbau.

Data Kelarutan

1 larut dalam 20 bagian kloroform, dan 1 dalam 100 bagian dari

minyak mineral, endapan pada konsentrasi yang lebih tinggi.

Pengendapan terjadi dalam etanol (95%), heksana, dan air.

Mungkin tersebar di palmitat isopropil. Membentuk gel dalam

minyak jarak dan minyak jagung(6).

Titik Leleh/Lebur46–53C Forlan 500;

40–46C Vilvanolin CAB(6).

InkompabilitasLanolin alkohol tidak kompatibel dengan tar batubara, ichtamol,

fenol,dan resorsinol(6).

ADI/safety

Alkohol petrolatum dan lanolin pada dasarnya dianggap sebagai zat

tidak beracun dan bahan nonirritant. Namun, lanolin alkohol

mungkin iritasi pada kulit dan menyebabkan hipersensitivitas di

 beberapa individu(6).

PenyimpananAlkohol petrolatum dan lanolin stabil dan harus disimpan dalam

tempat yang tertutup di tempat yang sejuk dan kering(6).

d.  Mineral oil

Rumus Molekul 

Minyak mineral adalah campuran alifatik jenuh halus cair (C14-C18) dan hidrokarbon siklik yang diperoleh dari minyak bumi

(5) 

Page 6: Formulasi Post Test Ointment Print

7/23/2019 Formulasi Post Test Ointment Print

http://slidepdf.com/reader/full/formulasi-post-test-ointment-print 6/19

Sinonim  Avatech; Drakeol; heavy mineral oil; heavy liquid petrolatum;

liquid petrolatum; paraffin oil; paraffinum liquidum; Sirius; whitemineral oil

(5).

Fungsi 

Pelembab, pelumas, minyak kendaraan, pelarut, bahan pembantu

vaksin(5).

Pemerian Bahan 

Mineral oil adalah transparan, tidak berwarna, cairan kental

 berminyak, tanpafluoresensi di siang hari. Hal ini praktis hambar dan tidak berbau

ketikadingin, dan memiliki bau samar minyak saat dipanaskan

(5).

Data Kelarutan 

Praktis tidak larut dalam etanol (95%), gliserin, danair, larut dalam aseton, benzena, kloroform, karbon disulfida,

eter, dan petroleum eter. Larut dengan minyak atsiri dan minyaktetap, dengan pengecualian dari minyak jarak 

(5).

Stabilitas Terhadap Suhu  Minyak mineral mengalami oksidasi bila terkena panas ).

StabilitasTerhadapCahaya  Minyak mineral mengalami oksidasi bila terkena cahaya ).

Inkompatibilitas Inkompatibel dengan oksidator kuat).

Penyimpanan 

Mineral oil harus disimpan dalam wadah kedap udara, dilindungidari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering(5).

e. 

Paraffin

Rumus Molekul C4H12 NO3).

Rumus Struktur

(8) 

Sinonim Hard wax; paraffinum durum; paraffinum solidum; paraffin wax(6)

.

Fungsi Basis salep, agen pengeras ).

Pemerian Bahan Paraffin tidak berbau dan berasa , sedijit berminyak saat disentuhdan sedikit rapuh, campuran mikroskopis dari ikatan mikrokristal

,paraffin mudah meleleh dengan cahaya disiang hari, mudahterbakar degan api, sedikit berbau ketika meleleh

(6).

Data Kelarutan Kelarutan Larut dalam kloroform, eter, minyak atsiri, dan sebagianhangat minyak tetap, sedikit larut dalam etanol, praktis tidak larut

Page 7: Formulasi Post Test Ointment Print

7/23/2019 Formulasi Post Test Ointment Print

http://slidepdf.com/reader/full/formulasi-post-test-ointment-print 7/19

obat berlisensi di Inggris ).

Titik leleh/lebur 96-105oC ).

Penyimpanan Parafin harus disimpan disuhu tidak melebihi 40oC dalam wadah

tertutup baik (6).

f. 

TEA (Triethanolamine) 

Rumus Molekul C6H15 NO3) 

RumusStruktur

(6) 

Sinonim TEA; Tealan; triethylolamine; trihydroxytriethylamine; tris

(hydroxyethyl)amine; trolaminum(6)

.

Fungsi  Alkalizing agent ; bahan pengemulsi).

PemerianBahan Triethanolamine jernih tak berwarna ; cairan kental berwarna kuning

 pucat , memiliki bau amonia sedikit(6)

.

Data Kelarutan Larut dalam aseton , larut dalam 24 bagian benzene , larut dalam 63

 bagian etil eter , larut dalam karbon tetra klorida, larut dalam air dan

methanol(6).

 pH pH = 10.5 (larutan 0.1 N)) 

Stabilitas terhadap Suhu Stabil pada suhu ruang). 

Stabilitas terhadap Cahaya Warna berubah menjadi kecoklatan ketika terpapar cahaya dan

udara(6).

Stabilitas terhadap Air Sangat higroskopik) 

Kerapatan / BJ 1,075 gram / cm  )

 

Titik leleh/lebur 20–21oC

ADI 0,5 %(6)

 

Page 8: Formulasi Post Test Ointment Print

7/23/2019 Formulasi Post Test Ointment Print

http://slidepdf.com/reader/full/formulasi-post-test-ointment-print 8/19

Inkompatibilitas TEA akan bereaksi dengan asam mineral membentuk Kristal garam

dan ester. Dengan asam lemak yang tinggi, TEA membentuk garam

yang larut dalam air dan memiliki karakteristik sabun. TEA juga

akan bereaksi dengan tembaga untuk membentuk kompleks garam.

Perubahan warna dan curah hujan dapat terjadi dengan adanya

logam berat. TEA dapat bereaksi dengan reagen seperti klorida

tionil untuk menggantikan gugus hidroksi dengan halogen. Reaksi

 produk ini sangant beracun, menyerupai mustard nitrogen

lainnya(6)

.

Penyimpanan Triethanolamine harus disimpan dalam wadah kedap udara

terlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering(6)

.

V. 

Jumlah bahan dan penimbangan

a.  Formula 1.

 Nama % Teoritis Dalam 150 gram % Terpakai

Sulfacetamide natrium 10 % 15 gram 10%

Parafin Cair 0.1-95 % 22.5 gram 15 %

Adaps lanae - 30 gram 20 %

TEA 2 – 4 % q.s q.s

White petrolatum Sampai 100% 82.5 gram Ad 100%

VI.  Alat dan Bahan

A.  Alat

1.  Batang Pengaduk

2.  Cawan Porselein

3.  Gelas beaker

4.  Gelas Ukur

5. 

Homogenizer6.  Mixer

7.  Pemanas / Heater

8.  Pipet tetes

9.  Spatula

10. Timbangan analitik

11. Viskometer

B. Bahan

1. Sulfacetamide natrium

2. Adeps Lanae

3. Parafin Cair

4. TEA

5. White Petrolatum 

Page 9: Formulasi Post Test Ointment Print

7/23/2019 Formulasi Post Test Ointment Print

http://slidepdf.com/reader/full/formulasi-post-test-ointment-print 9/19

Dipanaskan dan dilelehkanadeps lanae, parafin cair, dan white petrolatum.

Di campur ketiga bahan tersebut dan ditambahkan sulfacetamid natrium sampai

membentuk fase minyak dengan menggunakan homogenizer. 

Didinginkan sambil diaduk dengan menggunakan mixer.

Ditambahkan TEA secukupnya, kemudian diaduk hingga homogen. 

VII.  Cara Kerja

.

Page 10: Formulasi Post Test Ointment Print

7/23/2019 Formulasi Post Test Ointment Print

http://slidepdf.com/reader/full/formulasi-post-test-ointment-print 10/19

VIII.  Uji evaluasi

a.  Uji Pemerian Produk

 b.  Uji Penyebaran

Diamati secara langsung warna, bau dan bentuk gel.

Dicatat hasilnya.

Dibuat dokumentasi.

Diamati dan dihitung luaspenyebaran yang terjadi. 

Ditimbang kaca polos (kaca penutup) di catat beratnya.

Diambil Salep Sampel 0.5 gram dan diletakkan diatas dua lempengan kaca

Di tutup dengan kaca polos, didiamkan selama 1 menit tanpa beban diatas

kaca.

Page 11: Formulasi Post Test Ointment Print

7/23/2019 Formulasi Post Test Ointment Print

http://slidepdf.com/reader/full/formulasi-post-test-ointment-print 11/19

 

c.  Uji Viskositas

Salep dimasukkan ke dalam wadah yang berada pada viskometer atau

ditempatkan di gelas beaker.

Diatur spindel dan kecepatan putarannya (rpm) dan didiamkan

 beberapa saat untuk proses.

Viskometer dinyalakan. 

"#$%&%& '%(#)*+%,

Ditambah beban 50 gram, 100 gram, 200 gram, 300 gram, 500 gram di atas

kaca, didiamkan selama 1 menit.

Diamati dan dihitung luaspenyebaran yang terjadi setelah penambahan

 beban.Penyebaran permukaan yang dihasilkan merupakan karakteristik

da a sebarn a.

Page 12: Formulasi Post Test Ointment Print

7/23/2019 Formulasi Post Test Ointment Print

http://slidepdf.com/reader/full/formulasi-post-test-ointment-print 12/19

d.  Uji Homogenitas

IX. Spesifikasi Produk

A.   Nama Produk : Basis Salap

B.  Bentuk Sediaan : Salap

C.  Kemasan : Pot

X. Organoleptis

1.  Wujud : Semisolid (Salap/ointment)

2.  Warna : Kuning

3.  Aroma : Bau khas basis

XI. Data

A.  Uji Viskositas

Replikasi No. Spindel Viskositas

1 1 182 1 19

3 1 20

Rata – Rata - 19

Sampel salep dimasukkan dalam wadah yang tertutup (kedap

udara).

Salepdi ambil dan ditempatkan pada suhu yang berbeda – beda

secara kontinu dan waktu yang sudah ditentukan (misalnya 20 jam

 pada 37oC dan 4 jam padasuhu 10

oC).

Diamati sampel salep tersebut, selama tidak terjadi penurunan

kualitas seperti kerusakan konsistensi danhomogenitas.

Page 13: Formulasi Post Test Ointment Print

7/23/2019 Formulasi Post Test Ointment Print

http://slidepdf.com/reader/full/formulasi-post-test-ointment-print 13/19

SD = 

(x1-x)2+(x2-x)

2+(x3-x)

2

n-1 

SD= 

(18-19)2+(19-19)

2+(20-19)

2

3-1 

1+0+1

2

=  1 

= 1 

CV = 

SD

x

!100% 

CV = 

1

19!100% 

= 0,053 % 

Page 14: Formulasi Post Test Ointment Print

7/23/2019 Formulasi Post Test Ointment Print

http://slidepdf.com/reader/full/formulasi-post-test-ointment-print 14/19

B. Uji pH

Replikasi pH

1 6

2 73 7

Rata – Rata 6,67

SD =(x1-x)

2+(x2-x)

2+(x3-x)

2

n-1 

SD=(6

-6,67)

2

+(7-6,67)

2

+(7-6,67)

2

3-1 

=

0,45+0,11+0,11

=

0,67

2

 

= 0,335 

= 0,58 

CV =SD

x

!100% 

CV =0,58

6,67!100% 

= 8,69% 

Page 15: Formulasi Post Test Ointment Print

7/23/2019 Formulasi Post Test Ointment Print

http://slidepdf.com/reader/full/formulasi-post-test-ointment-print 15/19

 

C. Uji Daya Sebar

!" 

#$%&'() ! +,-(./)0. !

Beban d1 d2 d3 d4daya

sebar1

daya

sebar2

daya

sebar3

daya

sebar4

rata-rata

daya

sebar

Tanpa beban 4.10 4.00 4.00 4.20 13.20 12.56 12.56 13.85 13.04

50 g 4.10 4.10 4.00 4.30 13.20 13.20 12.56 14.51 13.37

100 g 4.20 4.20 4.10 4.40 13.85 13.85 13.20 15.20 14.02

200 g 4.40 4.30 4.20 4.60 15.20 14.51 13.85 16.61 15.04

300 g 4.50 4.40 4.30 4.80 15.90 15.20 14.51 18.09 15.92

500 g 4.70 4.60 4.50 4.90 17.34 16.61 15.90 18.85 17.17

* Bobot Kaca = 161 g

1" 

#$%&'() ! +,-(./)0. 1

Beban d1 d2 d3 d4daya

sebar1

daya

sebar2

daya

sebar3

daya

sebar4

rata-ratadaya

sebar

Tanpa beban 4.10 4.00 3.90 4.00 13.20 12.56 11.94 12.56 12.56

50 g 4.20 4.10 4.00 4.20 13.85 13.20 12.56 13.85 13.36

100 g 4.30 4.20 4.10 4.30 14.51 13.85 13.20 14.51 14.02

200 g 4.40 4.30 4.20 4.50 15.20 14.51 13.85 15.90 14.86

300 g 4.50 4.40 4.30 4.60 15.90 15.20 14.51 16.61 15.55

500 g 4.60 4.50 4.40 4.70 16.61 15.90 15.20 17.34 16.26

* Bobot Kaca = 161 g

2"  #$%&'() ! +,-(./)0. 2

Beban d1 d2 d3 d4daya

sebar1

daya

sebar2

daya

sebar3

daya

sebar4

rata-rata

dayasebar

Tanpa beban 4.20 4.00 4.00 4.10 13.85 12.56 12.56 13.20 13.04

50 g 4.30 4.10 4.10 4.30 14.51 13.20 13.20 14.51 13.86

100 g 4.40 4.20 4.20 4.40 15.20 13.85 13.85 15.20 14.52

200 g 4.50 4.30 4.30 4.50 15.90 14.51 14.51 15.90 15.21

300 g 4.70 4.40 4.50 4.60 17.34 15.20 15.90 16.61 16.26

500 g 4.80 4.60 4.70 4.70 18.09 16.61 17.34 17.34 17.34

* Bobot Kaca = 161 g

Page 16: Formulasi Post Test Ointment Print

7/23/2019 Formulasi Post Test Ointment Print

http://slidepdf.com/reader/full/formulasi-post-test-ointment-print 16/19

XII. Pemeriksaan Penandaan

1. Nama Produk : Sufamida®

2. Volume : 150 mg

3. Komposisi : Sulfacetamide natrium, Adeps Lanae, Parafin Cair, TEA,

White Petrolatum

4. Cara Penyimpanan : Terhindar dari cahaya matahari langsung, simpan di

tempat yang terjaga kelembapannya.

5. No. Registrasi : DBL 131235566 22A1

6. No. Batch : 998799

7. Tanggal Kadaluarsa : 04-09-2016

8. Nama Pabrik : A4

9. Alamat Pabrik : Jalan Kaliurang Km 15 Jogjakarta

XIII.  Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan Sulfasetamid berbasis salep. Praktikum ini

 bertujuan agar dapat membuat kajian literatur sediaan sulfasetamid berbasis salap dan mampu

melakukan percobaan pembuatan sulfasetamid basis salap beserta evaluasinya. Salep (unguenta,

unguentum, ointment) adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan

sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi secara homogen dalam dasar salep yang

cocok (7). Sulfacetamide adalah antibiotik sulfonamide. Sulfonamida adalah antibiotik

 bakteriostatik sintetik dengan spektrum yang luas terhadap sebagian besar gram positif dan

 banyak organisme gram negatif. Sulfasetamid ini berfungsi untuk pengobatan vaginitis bakteri,

keratitis, konjungtivitis akut, dan blepharitis(8)

.

Page 17: Formulasi Post Test Ointment Print

7/23/2019 Formulasi Post Test Ointment Print

http://slidepdf.com/reader/full/formulasi-post-test-ointment-print 17/19

Persyaratan salep adalah pemeriannya tidak boleh berbau tengik . Kadar kecuali

dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras atau narkotik, kadar bahan obat

adalah 10%. Dasar salep, kualitas dasar salep yang baik, yaitu stabil, tidak terpengaruh oleh suhu

dan kelembapan, dan harus bebas dari inkompatibilitas selama pemakaian; lunak, harus halus,

dan homogeny; mudah dipakai; dasar salep yang cocok; serta dapat terditribusi secara merata.

Homogenitas nya jika salep dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang

cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen. Kemudian penandaan pada etiket harus

tertera “obat luar”(7)

.

Formula acuan yang digunakan merupakan basis absorpsi, dimana zat aktif larut sedikit

terabsorpsi ke dalam basis. Formulasi yang digunakan dalam pembuatan ointment ini yaitu yang

 pertama Adeps lanae, White petrolatum, paraffin cair, TEA, dan zat aktif itu sendiri yaitu

Sulfasetamid Natrium. Sulfasetamid dibuat dalam bentuk salep karena zat aktif ini larut dalam

1,3 bagian air yang berarti sisanya masih dapat larut dalam minyak karena sediaan salep yang

dibuat berbasis minyak. Adeps lanae dan white petrolatum berfungsi sebagai basis dari minyak,

 paraffin cair sebagai pelarut dalam sediaan. Triethanolamin berperan sebagai senyawa pengental

dan pembasa atau agen alkali.

Perlakuan masing-masing bahan dilarutkan terlebih dahulu karena bahan-bahan berwujud

semipadat kecuali paraffin cair berwujud liquid. Pertama basis diletakkan diatas penangas, ini

 bertujuan untuk memepercepat perubahan wujud dari semipadat ke cair. Setelah cair, keduanya

dicampurkan sambil diaduk diatas mortar yang telah dipanaskan untuk mencegah penurunan

suhu secara tiba-tiba. Dimasukkan sulfasetamid dan paraffin cair, dihomogenkan dengan

 pengadukan dan dilanjutkan dengan homogenizer yang bertujuan supaya sediaan lebih homogen.

Hasil bentuk dari sediaan setelah dihomogenkan tidak terlarut secara sempurna, masih

terdapat partikel-partikel yang tidak larut. Hal ini disebabkan karena zat aktif yang dimasukkan

dalam sediaan berbentuk garam natrium sehingga ia hanya akan larut sempurna dalam air, tetapikarena ia larut dalam 1,3 bagian air sulfasetamid natrium masih dapat larut sebagian dalam fase

minyak. Pada prosedur kerja yang telah dilakukan, sulfasetamid tidak dilarutkan lebih dahulu

 pada paraffin cair, sehingga menyebabkan kurang larutnya zat aktif pada sediaan yang dibuat.

Penambahan TEA tidak diperlukan untuk sediaan apabila hanya bertujuan untuk menurunkan pH

sediaan. Sebagai pengental pun tidak terlalu diperlukan karena basis dari ointment yang dibuat

Page 18: Formulasi Post Test Ointment Print

7/23/2019 Formulasi Post Test Ointment Print

http://slidepdf.com/reader/full/formulasi-post-test-ointment-print 18/19

sudah cukup bagus. Pada formulasi sediaan yang dibuat tidak diberikan pengawet karena

sulfasetamid atau zat aktifnya sudah merupakan zat antibakteri atau antibiotic dan pada sediaan

tidak menggunakan air yang dapat dijadikan sebagai tempat tumbuhnya mikroba atau bakteri.

Dilakukan tiga evaluasi uji, yaitu evaluasi pH, evaluasi viskositas, dan evaluasi daya

sebar. Evaluasi uji pH menggunakan kertas universal. Hasil SD pada uji pH adalah 0,58. Hasil

tersebut baik karena SD yang baik adalah mendekati 0(9).Kemudian CV yang diperoleh adalah

8,69%. Hasil CV percobaan tersebut kurang baik , karena CV yang baik adalah kurang dari

2%(9)

.

Evaluasi yang dilakukan lainnya adalah evaluasi viskositas. Uji ini dilakukan dengan

menggunakan viskosimeter rion. Hasil SD pada uji viskositas adalah 1. Berarti hasil tersebut

cukup baik karena SD yang baik adalah mendekati 0(9).Kemudian CV yang diperoleh adalah

0,053%. Hasil CV percobaan tersebut baik, karena CV yang bagus adalah kurang dari 2%(9)

.

Evaluasi selanjutnya adalah uji daya sebar. Uji daya sebar dilakukan dengan mengambil

sedikit sediaan ointment, kemudian ditutup dengan kaca, kemudian dihitung daya sebarnya.

Setelah itu diberi beban 50 g, 100 g, 200 g, 300 g, dan 500 g. Hasil paling kecil rata-rata daya

sebar adalah 12.56 dan hasil paling besar rata-rata daya sebar adalah 17.34.

XIV. 

Kesimpulan

Hasil dari percobaan pembuatan Sulfasetamid berbasis absorpsi ini bentuk sediaannya

 baik, namun masih terdapat zat aktif yang belum terdispersi kedalam basis secara merata. Bila

dilihat dari uji pH, hasil sediaan ini baik karena berada di rentang ph 6 – 7 sesuai dengan pH

yang diharapkan yaitu antara 4,5 – 6,5.

XV. Daftar pustaka

-,  Agoes, G., 2008, Pengembangan Sediaan Farmasi, Penerbit ITB, Bandung,171.

., 

Lachman, L., Lieberman, H.A., Kanig, J.L., 1994 , Teori dan Praktek Farmasi Industri,UI-Press, Jakarta, 1091,1095.

/,  Voight, R., 1995,  Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta, 311-313.

0,   Niazi,S.K., 2009, Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations Second

 Edition Vol 4,Informa Healthcare, USA, 238.

Page 19: Formulasi Post Test Ointment Print

7/23/2019 Formulasi Post Test Ointment Print

http://slidepdf.com/reader/full/formulasi-post-test-ointment-print 19/19

1,  Sheng, JJ., 2009, Mineral Oil In Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn, M.E.,  Handbook

 Pharmaceutical of excipients sixth edition, Phamarceutical Press, America, 445-446.

2,  Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn, M.E., 2009,  Handbook Pharmaceutical of excipients

 sixth edition, Phamarceutical Press, Amerika,110, 111, 112, 442, 443, 474,475, 506, 507,

508, 517, 520, 754, 755, 766, 768

3, 

Anonim, 1979,  Farmakope Indonesia, edisi III, Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta, 33 , 577.

4,  http://www.drugbank.ca/drugs/DB03754 (diakses tanggal 10 April 2013)

5,  Gandjar, I.G., 2012, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 466.