gerai info bi oktober 2013

Upload: rohli

Post on 13-Feb-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Gerai Info BI Oktober 2013

    1/16

    Hedging

    Mengelola Risiko

    Nilai Tukar

    Mengapresiasi

    Inspirasi Bersama

    Kick Andy

    Mendudukkan

    Untung Rugi

    di Neraca Hedgin

    Mendorong

    HedgingBUMN

    3

    14

    12

    6

    Nilai tukar menjadi salah satu isu besar di te-

    ngah perekonomian dunia yang sedang gon-

    jang-ganjing dengan beragam sebab. Apalagi

    ketika banyak faktor secara bersamaan punya

    kontribusi menentukan arah laju penentuan

    nilai tukar mata uang.

    Upaya untuk melakukan lindung nilai alias hedging

    terhadap kurs mata uang pun tak sesederhana membalik

    telapak tangan, di tengah situasi yang terlanjur kompleks.

    Upaya pendalaman pasar pun menjadi tantangan.

    Belum lagi masalah pemahaman mengenai akuntansi

    hedgingyang sekian lama belum sama di antara semua

    institusi terkait keuangan, juga merupakan faktor lain

    yang menjadi tantangan penerapan transaksi lindung

    nilai. Persoalan yang menghadang adalah potensi im-

    plikasi hukum berikut konsekuensinya.

    Pada saat yang sama, gonjang-ganjing dunia pun

    harus disikapi dengan memastikan pasar keuangan tak

    kekeringan likudititas. Tak terkecuali di perbankan. Sta-

    bilitas pada akhirnya harus mengemuka di depan segala

    indikator ekonomi.

    Komunikasi, kembali memegang peran kunci. Kebija-

    kan bank sentral dalam menyikapi segala dinamika pere-

    konomian pun perlu memiliki saluran yang dipastikan

    cukup lebar, untuk tersosialisasikan maupun mendapat-

    kan masukan.u

    Menggagas

    Strategi Reposisi

    Bank Indonesia

    8

    EDISI 43nOKTOBER 2013nTAHUN 4nNEWSLETTER BANK INDONESIA

    GERAI

    Lindung NilaiJaminan dan Pendalaman Pasar

    Ada tantangan pendalaman pasar dan kepastian hukum untuk

    memberikan pilihan lebih luas bagi transaksi lindung nilai.

  • 7/23/2019 Gerai Info BI Oktober 2013

    2/16

  • 7/23/2019 Gerai Info BI Oktober 2013

    3/16

    3EDISI 43uOKTOBER 2013uTAHUN 4uNEWSLETTER BANK INDONESIA

    FOKUS

    Di tengah gonjang-ganjing perekonomian global pada

    2013, rupiah terimbas menjadi mata uang yang nilai tu-

    karnya paling fluktuatif di kawasan. Setelah pada 2012

    nilai tukar rupiah melemah 6,9 persen, dari Rp 8.779 men-

    jadi Rp 9.384 per dolar AS, fluktuasi terus berlanjut. Pada

    awal Januari 2013, nilai tukar rupiah berada pada level Rp 9.785 per

    dolar AS, terendah dalam kurun tiga tahun terakhir.

    Namun, pada pertengahan bulan itu, ada jeda ketika pergerakan

    rupiah tiba-tiba sesaat terhenti. Pembicaraan antara Bank Indonesia

    dan Kementerian BUMN disebut sebagai salah satu penyebab, setelah

    menyepakati mencegah PT Pertamina dan PT PLN mencari dolar AS

    langsung ke pasar. Kedua BUMN butuh uang itu untuk membayar im-

    por minyak. Selama ini, kebutuhan dolar kedua

    BUMN dipenuhi perbankan pelat merah.

    Kebutuhan harian dolar AS PT Pertamina

    berkisar antara 150 sampai 200 juta dolar AS,

    sementara PT PLN butuh sekitar 20 juta dolar

    AS per hari. Sebelum ada pertemuan BI dan Ke-

    menterian BUMN, bank-bank pelat merah harus

    berburu ke pasar spotdemi memenuhi kebutuh-

    an dolar AS kedua BUMN. Ini menjadi salah satu

    penyebab nilai tukar rupiah sangat fluktuatif,

    mengingat besarnya proporsi kebutuhan harian

    kedua BUMN di pasar valas domestik.

    Dukungan terhadap hasil pembicaraan

    tersebut datang dari beragam kalangan. Kebi-

    jakan itu dinilai dapat meredam volatilitas nilai

    tukar rupiah karena berkurangnya tekanan kebutuhan di pasar spot,transaksi yang diselesaikan maksimal dalam dua hari kerja.

    Valuta asing paling banyak dicari korporasi untuk keperluan pem-

    bayaran impor, pelunasan utang, dan kegiatan investasi. Nilai transak-

    si harian pasar valuta asing di dalam negeri (on shore) pada Juli sam-

    pai September 2013 rata-rata mencapai 2,2 sampai 2,8 miliar dolar AS.

    Sebagian besar pembelian valuta asing dilayani di pasar spot,

    dengan proporsi 73 persen. Barulah selebihnya merupakan pangsa

    pasar swap(21 persen) dan forward(6 persen).

    Tingginya porsi transaksi spotmembuka kemungkinan muncul-

    nya lonjakan kebutuhan valuta asing, yang dipastikan membuat nilai

    tukar rupiah menjadi fluktuatif. Rupanya masih banyak BUMN meng-

    andalkan pasar spotdalam mencari valuta asing pada saat kalangan

    swasta lebih mengandalkan transaksi forward. Bagi kalangan swasta,

    pilihan transaksi selain spottak sekadar memenuhi kebutuhan valuta

    asing, tetapi juga menjadi sarana lindung nilai (hedging) di tengah

    fluktuasi nilai tukar mata uang.

    Hedging semestinya menjadi salah satu strategi manajemen

    risiko, bagi perusahaan yang punya tanggungan dalam bentuk dolar

    AS. Utang, misalnya. Laiknya manajemen risiko, hedgingjuga adalah

    upaya menjaga korporasi dari risiko kerugian, terkait nilai tukar mata

    uang.

    Nah, masalahnya, bagi perusahaan BUMN dan pelat merah lain-

    nya, ada sisi lain yang juga butuh diantisipasi. Yakni audit keuangan.

    Tidak tertutup kemungkinan, nilai tukar yang disepakati pada waktu

    kesepakatan kontrak hedging ternyata lebih ma-

    hal dibandingkan nilai tukar spotpada masa men-

    datang.

    Bagi BUMN dan perusahaan yang memiliki

    penyertaan modal negara, selisih dalam kasus

    hedging semacam ini bisa disalahtafsirkan seba-

    gai tindakan yang merugikan keuangan negara

    dan berimplikasi hukum. Di sinilah mendesaknya

    keperluan pemahaman tentang prinsip dan akun-

    tansi hedging. Demikian pula kebijakan yang me-

    mayunginya.

    Menyadari persoalan ini, Kementerian Politik,

    Hukum, dan Keamanan pada 12 September 2013

    mempertemukan Badan Pemeriksa Keuangan

    dan Kementerian BUMN. Pertemuan memutus-

    kan Pertamina diminta melakukan transaksi forward valuta asinguntuk kebutuhan pembayaran impor minyak. Kementerian BUMN

    memperluas cakupan keputusan itu, dengan menerbitkan surat edar-

    an tertanggal 25 September 2013, mendorong seluruh BUMN me-

    lakukan transaksi lindung nilai dalam pemenuhan kebutuhan valuta

    asing.

    Gayung bersambut. Bank Indonesia menyambut baik langkah

    Pemerintah. Terbitlah Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/2013 pada

    7 Oktober 2013. Merangkum beragam peraturan yang pernah diter-

    bitkan, peraturan ini menegaskan dukungan dan dorongan Bank

    Indonesia bagi BUMN memanfaatkan fasilitas lindung nilai di pasar

    keuangan untuk pemenuhan kebutuhan valuta asing. Di tengah ge-

    jolak, sinergi pun tercipta.u

    HedgingMengelola RisikoNilai TukarPangsa pasar spotmencapai 73 persen dari total transaksi valutaasing, selebihnya adalah swap(21 persen) dan forward(6 persen).

    Valuta asing paling

    banyak dicari korpo-

    rasi untuk keperluan

    pembayaran impor,

    pelunasan utang, dan

    kegiatan investasi.

  • 7/23/2019 Gerai Info BI Oktober 2013

    4/16

    4 EDISI 43uOKTOBER 2013uTAHUN 4uNEWSLETTER BANK INDONESIA

    FOKUS

    B

    agi para mahasiswa, pelemahan ni-

    lai tukar rupiah terhadap dolar AS

    mungkin berarti harga laptop bakal

    segera naik. Lalu, para keluarga

    muda barangkali punya arti harus

    menyiapkan uang muka kredit lebih banyak

    karena harga mobil idaman ikut terkerek

    naik. Sementara bagi PT Perusahaan Lis-

    trik Negara (PLN) dan perusahaan lain yang

    harus mengimpor bahan baku, pelemahan

    nilai tukar rupiah adalah mimpi buruk.

    Tengok apa yang terjadi pada PLN ketika

    nilai rupiah anjlok pada 2008. Patokan kurs

    yang semula Rp 9.400 per dolar AS pada 2007

    naik menjadi Rp 10.900 per dolar AS pada

    2008. Dari beban utang 6,6 miliar dolar AS,

    PLN menderita rugi kurs sampai Rp 9,3 triliun.

    Sejak April 2009 PLN sebenarnya sudah

    berniat melakukan lindung nilai (hedging)

    terhadap setengah dari beban utangnya. Na-

    mun, sampai tahun ini PLN belum melaku-

    kan hedging karena ada persoalan persepsi

    soal tindakan tersebut dengan implikasi hu-

    kum. Beda persepsi itu terkait dengan audit

    Badan Pemeriksa Keuangan. Penundaan hed-

    ging, menyebabkan PLN kembali mengalami

    kerugian kurs pada September 2012, senilai

    Rp 9,16 triliun.

    Lindung NilaiSetelah pada 1973 sistem Bretton Woods

    yang menjamin nilai tukar tetap mata uang

    kolaps, perekonomian dunia dipenuhi keti-

    dakpastian. Nilai tukar mata uang satu sama

    lain berfluktuasi.

    Sejak saat itulah mulai muncul jasa lin-

    dung nilai. Jasa ini ditawarkan lembaga ke-

    uangan kepada korporasi yang memerlukan

    kepastian nilai tukar mata uang. Yaitu kepada

    perusahaan yang menggunakan lebih dari

    satu mata uang dalam operasionalnya.

    Skema paling sederhana dari lindung ni-

    lai adalah transaksi forward(berjangka) anta-

    ra korporasi dengan bank. Misalnya, sebuah

    korporasi di Indonesia punya beban utang

    dalam dolar AS yang segera jatuh tempo.

    Untuk melunasi utang, korporasi itu

    bersepakat dengan bank membeli dolar AS

    memakai nilai tukar tertentu dalam

    rupiah pada tanggal tertentu di masa

    depan. Bila transaksi spot dilakukan maksi-

    mal dalam dua hari, maka transaksi forward

    punya batasan minimal waktu transaksi lebih

    dari dua hari sampai maksimal satu tahun.

    Kurs atau nilai tukar forwardbiasanya di-

    tentukan berdasarkan kurs spot dan selisih

    suku bunga kedua mata uang yang dipertu-

    karkan. Dalam hal ini, korporasi memindah-

    kan risiko penurunan nilai tukar rupiah ter-

    hadap dolar AS kepada bank. Namun, bila

    ternyata saat transaksi dieksekusi nilai tukar

    rupiah jusru menguat, korporasi itu menang-

    gung potensi kerugian selisih kurs dibanding

    bila mereka membeli dolar langsung secara

    tunai di pasar spot.

    Transaksi lindung nilai lain yang lazim

    dilakukan adalah swap yang merupakan ga-bungan dari transaksi spot dan forward. Ini

    adalah transaksi pertukaran valuta asingterhadap rupiah melalui pembelian atau

    penjualan tunai di pasar spot, yang diikutipenjualan atau pembelian kembali secara

    berjangka (forward). Transaksi ini dilakukandengan counterparty atau bank yang sama

    pada tingkat harga yang disepakati keduapihak.

    Misalnya, sebuah perusahaan membu-

    tuhkan dana dalam dolar AS untuk keper-

    luan operasional. Perusahaan itu kemudian

    mengikat perjanjian dengan bank untuk

    membeli dolar AS. Dolar yang dibeli perusa-

    haan itu bakal dijual kembali ke bank untukditukar lagi dengan rupiah menggunakan

    kurs yang disepakati pada tanggal tertentu.

    Transaksi swapbiasanya melibatkan da-

    na yang cukup besar. Misalnya untuk meme-

    nuhi kebutuhan mata uang lokal sekaligus

    pembayaran utang dalam mata uang asing.

    Urutan transaksinya, sebuah perusahaan

    bisa saja meminjam dolar AS dari bank yang

    menawarkan bunga rendah. Karena per-

    usahaan sebenarnya lebih banyak membu-

    tuhkan mata uang rupiah, maka pinjaman

    dolar AS itu ditukarkan dengan mata uang

    Bukan Sekadar

    Zero Sum GamePenerbitan PBI 15/8/2013 bertujuan mempermudah para pelaku ekonomi, baik perbankanmaupun korporasi, untuk mendapatkan sandaran ketentuan teknis terkait pelaksanaan hedging.

  • 7/23/2019 Gerai Info BI Oktober 2013

    5/16

    5EDISI 43uOKTOBER 2013uTAHUN 4uNEWSLETTER BANK INDONESIA

    FOKUS

    rupiah. Nah, saat pembayaran utang di masa

    yang akan datang tiba, perusahaan tetap

    membayarnya dengan dolar AS menggu-

    nakan kurs dan suku bunga yang disepakati

    bersama bank.

    Payung HukumBank Indonesia jauh-jauh hari sudah

    mengatur masalah transaksi lindung nilai.

    Antara lain melalui PBI Nomor 7/31 tahun

    2005 dan PBI Nomor 10/38 tahun 2008 ten-

    tang transaksi derivatif, serta PBI 7/36 tahun

    2005 mengenai transaksi swap. Dua peratur-

    an pertama lebih mengatur batasan bagi

    bank dalam melakukan transaksi derivatif.

    Sedangkan PBI transaksi swapterbitan 2005

    bertujuan mempromosikan transaksi pasar

    swapdengan jangka waktu menengah dan

    panjang.

    Pada saat aturan-aturan tersebut diter-

    bitkan, perbankan domestik lebih banyak

    menawarkan transaksi swap berjangkapendek. Pelaku usaha pun cenderung tak

    melakukan lindung nilai. Demi mendorong

    fasilitas lindung nilai berjangka menengah

    atau panjang, bank-bank domestik kemudi-

    an diberi kesempatan meneruskan transaksi

    lindung nilai nasabahnya ke Bank Indonesia.

    Ada lagi PBI Nomor 10/37 tahun 2008

    mengenai transaksi derivatif yang lebih me-

    rupakan reaksi terhadap krisis finansial glo-

    bal. Peraturan itu mencegah bank melayani

    transaksi derivatif valuta asing yang bersifat

    spekulatif. Ditegaskan dalam peraturan ini,

    diwajibkannya underlying untuk transaksi

    derivatif. Maklum, transaksi derivatif ditu-

    ding sebagai penyebab krisis yang bermula

    di Amerika itu.

    PBI terbaru, Nomor 15/8/2013, merang-

    kum semua peraturan yang pernah diterbit-

    kan BI terkait masalah lindung nilai. Bebera-

    pa penyempurnaan dilakukan, tentu saja.

    Tercakup di dalam peraturan terbaru an-

    tara lain penyesuaian jangka waktu untuk

    transaksi swap dan forward. Rujukan waktu

    maksimalnya dapat disesuaikan dengan

    tenggat waktu transaksi yang menjadi un-

    derlying. Peraturan ini memungkinkan pula

    dijalankan transaksi roll over.

    PBI terbaru juga memberi peluang di-

    lakukannya netting atau penyelesaian tran-

    saksi tanpa pemindahan dana pokok secara

    penuh dalam kasus force majeur. Misalnya,

    ketika sebuah perusahaan tertunda me-

    nerima pembayaran valuta asing karena

    pengiriman melalui kapal terkendala.Penerbitan PBI 15/8/2013 ini bertujuan

    mempermudah para pelaku ekonomi, baik

    perbankan maupun korporasi, untuk menda-

    patkan sandaran ketentuan teknis terkait pe-

    laksanaan hedging. Tujuannya, mendorong

    lebih banyak transaksi hedging di pasar

    keuangan domestik.

    Harapan berikutnya, dominasi tran-

    saksi spot dapat ditekan di tengah pasar

    valuta asing yang belum dalam. Dampak

    ikutannya, meredam pelemahan kurs karena

    bertumpuknya permintaan dolar pada satu

    waktu.

    Hedgingbisa jadi adalah zero sum game,

    keuntungan satu pihak adalah kerugian pi-

    hak lain. Ketika kurs hedgingternyata sesuai

    perkiraan, nominal kontrak lebih bagus dari-

    pada kurs spotpada saat jatuh tempo, seolah

    kerugian ditanggung bank. Namun ketika

    volumenya meningkat dan selalu terjadi tim-

    bal balik, titik kesetimbangan pun tercipta.

    Pada periode yang sama, sangat mungkin

    pula ada pihak lain yang sebaliknya mem-

    butuhkan mata uang lokal, pada nilai kotrak

    yang setara juga. Pada situasi itu, bank men-

    dapatkan kurs lebih baik dalam transaksinya.

    Pemahaman yang tepat soal apa itu

    transaksi hedging, semestinya juga mengha-pus kekhawatiran soal potensi kerugian ne-

    gara dari sebuah transaksi yang jamak saja di

    kalangan dunia usaha. Tak ubahnya asuransi,

    belum tentu premi yang dibayarkan pada

    setiap kali berarti mengharapkan akan ada

    klaim pada suatu hari. Prinsipnya tetap sama,

    mengantisipasi risiko di masa mendatang,

    ketika hari esok adalah hal yang tak pasti.

    Hedging, bukan semata soal untung rugi

    kurs dari upaya proteksi, yang dalam hal ini

    terkait nilai tukar mata uang di tengah pusar-

    an perekonomian global.u

    Kurs atau nilai tukar forwardbiasanya

    ditentukan berdasarkan kurs spotdan

    selisih suku bunga kedua mata uang yangdipertukarkan. Dalam hal ini, korporasi

    memindahkan risiko penurunan nilai tukar

    rupiah terhadap dolar AS kepada bank.

  • 7/23/2019 Gerai Info BI Oktober 2013

    6/16

    6 EDISI 43uOKTOBER 2013uTAHUN 4uNEWSLETTER BANK INDONESIA

    Ketika harga dolar AS melambung,

    para importir pening. Harga ba-

    rang impor melangit, omzet teran-

    cam berkurang, harga jual pun takbisa dihitung akurat dengan matauang lokal. Ujungnya, beban bagi konsumen.

    Naluri bisnis menggiring penggunaan

    asumsi harga dolar yang menguntungkan pe-dagang. Margin keuntungan ditetapkan ber-

    lebihan mengatasnamakan ketidakpastianharga dolar AS, menjadi tempat bersemayam

    komponen biaya yang tidak transparan.Pasar sebenarnya mengenal betul ins-

    trumen lindung nilai (hedging) untuk me-

    mitigasi risiko pasar. Jepang, misalnya,

    membudayakan hedging agar produsen

    dapat menjual barang dengan harga wajar

    berdasar prinsip fairness. Perusahaan punlebih fokus pada core bussiness tanpa kha-

    watir tergerus kerugian kurs.

    Sementara otoritas moneter Cina men-

    jaga nilai yuan agar super stabil. Ditunjang

    jumlah cadangan devisa yang luar biasa be-

    sar, senilai 3,5 triliun dolar AS yang mewakili

    sepertiga cadangan devisa dunia, People

    Bank of China (PBoC) menjaga penuh sta-

    bilitas yuan. Fungsi lindung nilai diambil

    sepenuhnya oleh bank sentral.

    Adapun kelaziman pada banyak negara,

    lindung nilai merupakan kegiatan bussiness

    to bussiness sesama pelaku pasar. Otoritas

    lebih berperan memberikan fasilitas agar

    terbentuk pasar yang sehat.

    Sayangnya, hedging masih sangat ter-

    batas di Indonesia. Pembelian dolar AS

    didominasi transaksi today dengan penye-

    lesaian pada hari yang sama. Ini menggam-

    barkan pengelolaan keuangan yang masih

    sederhana, perencanaan arus kas terbatas,

    pembelian dolar AS pun tergantung keter-

    sediaan rupiah yang ada.

    Hanya tersisa ruang sempit bagi bank

    untuk menyediakan likuiditas dolar AS, ber-

    akibat bank harus membeli berapa pun har-

    ga dolar yang diminta eksportir pemasok

    valas. Ujungnya, harga dolar AS mudah

    tereskalasi.Selama ini, transaksi hedging relatif ja-

    rang dilakukan korporasi. Dari total pembe-

    lian valas pada 2012, hanya sebagian kecil

    yang dilakukan dengan hedging. Secara ke-

    seluruhan industri, porsi transaksi derivatif

    domestik sebesar 34 persen, tertinggal jauh

    dibanding peer countries sekitar 55 persen

    (BIS Triennial Survey, 2013).

    Dukungan OtoritasAkumulasi tekanan rupiah meneguhkan

    pemerintah dan BI mendorong korporasi

    BUMN memitigasi risiko. Melalui Peraturan

    Menteri PER-9/MBU/2013, Menteri BUMN

    mewajibkan BUMN memantau risiko dan

    memitigasinya, termasuk melalui hedging.

    Diutamakan hedging dilakukan dengan

    counterpartyBUMN di sektor keuangan. Bila

    BUMN di sektor keuangan itu tidak mampu

    memenuhi, transaksi bisa dilakukan dengan

    pihak lain yang mampu.Di sisi perbankan, BI juga mendukung

    BUMN memitigasi risiko melalui hedging

    dengan peraturan 15/8/PBI/2013. BI menya-

    takan bank dapat menyediakan kebutuhan

    lindung nilai nasabah BUMN, misalnya un-

    tuk pembayaran impor dan utang luar ne-

    geri sebagai underlying transaksi. Lindung

    nilai tersebut perlu didukung dokumentasi

    formal dan diharapkan efektif sebagai ins-

    trumen lindung nilai.

    Selain mendukung stabilitas nilai tukar

    dan mengembangkan pasar keuangan do-

    mestik, langkah lintas otoritas mendorong

    BUMN melakukan hedging juga memberimanfaat mikro dan makro. Di sisi mikro, miti-

    gasi risiko ini mengarahkan korporasi BUMN

    fokus pada core bussiness tanpa terganggu

    risiko pasar dan meningkatkan kualitas tata

    kelola BUMN.

    Di ranah makro, penggunaan lindung

    nilai mengurangi dominasi pembelian dolar

    AS secara today. Melalui forward, misalnya,

    bank domestik mempunyai kelonggaran

    waktu memenuhi kebutuhan dolar nasabah

    korporasi, semisal dalam waktu satu bulan.

    Transaksi forwardjuga memecah konsentra-

    si pembelian todaymenjadi transaksi yang

    lebih kecil dengan waktu yang tersebar.

    Tekanan terhadap rupiah lebih terkendali,

    sekaligus menekan biaya korporasi BUMNyang umumnya dalam bentuk dolar AS.

    Untuk mendorong keberhasilan imple-

    mentasi hedging oleh BUMN, setidaknya

    ada lima langkah dapat dilakukan. Pertama,

    penegasan pada auditor dan auditee bahwa

    untung atau rugi transaksi hedging diper-

    lakukan sebagai pendapatan atau biaya.

    Hedgingdipandang sebagai transaksi deri-

    vatif dengan underlyingtransaksi. Misalnya,

    pembelian dolar forwarduntuk pembayaran

    utang luar negeri. Kerugian transaksi for-

    ward dipandang sebagai biaya, sebaliknya

    keuntungannya dipersepsikan penerimaan.

    Kedua, perlunya hukum ditegakkan ber-dasar kesepakatan kontrak. Praktik yang

    acap muncul adalah perusahaan membatal-

    kan kontrak secara sepihak bila transaksi

    hedgingdinilai merugikan. Sebagai contoh,

    importir membeli dolar AS secara forward1

    bulan dengan harga Rp 11.600 per dolar AS.

    Ternyata satu bulan ke depan saat transaksi

    jatuh waktu, harga dolar AS justru turun ke

    Rp 11.000 per dolar AS.

    Dalam situasi itu, nasabah kerap memi-

    lih ngemplang membatalkan kesepakatan

    kontrak pembelian forward. Celakanya,

    pengadilan sering memenangkan gugatan

    perusahaan nakal dengan dalih perlindung-

    an konsumen. Kepercayaan pada lembaga

    peradilan sangat dibutuhkan untuk menga-

    wal prinsip fairnesssesuai kontrak perikatan

    yang disepakati.

    Ketiga, perlunya perbaikan tata kelola

    arus kas. Keempat, perbankan perlu mening-

    katkan limit transaksi kepada nasabah kor-

    porasi. Selama ini, limit cenderung terbatas

    karena bank khawatir nasabah tidak menye-

    lesaikan transaksi sesuai kontrak. Kelima,

    perlu dukungan bank sentral khususnya

    saat bank domestik tidak mampu menye-

    diakan kebutuhan hedgingnasabah.

    Terkait dukungan bank sentral, BI telah

    menyiapkan lelang FX Swap secara reguler.Instrumen ini memberikan kesempatan pa-

    da bank untuk meneruskan sebagian tran-

    saksi hedgingnasabah ke bank sentral. Bila

    pasar telah berkembang, transaksi hedging

    cukup dipenuhi sesama pelaku pasar dan

    bank sentral hanya memantau transaksi

    tersebut bukan spekulasi.

    Harapannya, kinerja BUMN pun semakin

    mengkilap lewat cara yang sehat, termasuk

    menggunakan fasilitas lindung nilai. Se-

    tidaknya sakit kepala saat pembayaran im-

    por jatuh tempo bisa sedikit berkurang.u

    FOKUS

    GATOT MIFTAHUL MANANDepartemen Pengelolaan Moneter

    Mendorong HedgingBUMN

  • 7/23/2019 Gerai Info BI Oktober 2013

    7/16

    7EDISI 43uOKTOBER 2013uTAHUN 4uNEWSLETTER BANK INDONESIA

    FOKUS

    Pada Juli 2013, The Fed mengumumkan

    akan segera mengurangi kucuran quanti-

    tative easing. Pasar keuangan langsung

    bereaksi. Para pedagang valuta asing di

    Singapura melihat peningkatan besar

    transaksi hedging, terutama dari para importir. Pada

    saat yang sama, hampir semua mata uang di Asia

    serentak melemah terhadap dolar AS.

    Peningkatan permintaan lindung nilai ternya-

    ta tak hanya datang dari kawasan Asia yang juga

    mengkhawatirkan pelemahan ekonomi Cina. Se-

    jak awal tahun hingga Oktober 2013, perbankan

    Amerika pun melaporkan peningkatan hedging

    sebesar 35 persen. Permintaan hedgingdi Amerika

    rata-rata untuk mata uang emerging market.

    Sebuah firma penjual valuta asing di Singapura

    menyebutkan perusahaan Asia lebih banyak me-

    milih hedging jangka panjang terhadap dolar AS.

    Di Amerika, yang terjadi adalah kebalikannya, me-

    milih tenggat tiga hingga enam bulan saja. Banyak

    pelaku hedgingdi Amerika dinilai tak tak yakin de-

    ngan arah pergerakan nilai tukar sekarang. Dalam

    bahasa lain, prospek ekonomi ke depan tak teraba.Di Asia, yang mata uangnya tak banyak diper-

    dagangkan, pilihan hedgingpaling populer masih

    non-deliverable forward (NDF) dan cross currency

    swap. Masalahnya, pihak yang mau melepas dolar

    AS secara forward semakin sulit didapat saat ba-

    nyak orang memburu mata uang itu. Kecuali, ada

    premi menggiurkan, dan jelas mahal.

    Muncullah kemudian synthetic forwardalias for-

    ward jadi-jadian, untuk mengakali fenomena itu.

    Langkah pertama, beli dolar AS sekarang untuk

    disimpan jangka panjang, meski suku bunga yang

    didapat sangat rendah. Bersamaan, pinjam mata

    uang asing yang diprediksi melemah.

    Adapun cross currency swap dilakukan ketika

    ada dua pihak saling menukar dua mata uang ber-

    beda, dengan suku bunga yang disepakati ber-

    sama. Praktik ini biasanya berjangka panjang. Saat

    jatuh tempo, kedua mata uang dipertukarkan kem-

    bali berdasarkan kurs dalam kontrak swap.

    Mekanisme cross currency swap ini pernah di-

    jalani PT Indorama Synthetics Tbk, perusahaan teks-

    til untuk tujuan ekspor dengan bahan baku impor.

    Transaksi Indorama ini merupakan contoh buah

    manis hedging.

    Pada Maret 2001, Indorama meraup dana Rp 1

    triliun dari penerbitan obligasi berjangka lima tahundengan kupon setara SBI tiga bulan. Dana itu kemu-

    dian menjadi modal kontrak swapyang disepakati

    bersama International Finance Corporation.

    IFC menukar dana Rp 1 triliun itu dengan 115

    juta dolar AS, menggunakan bunga LIBOR sebagai

    acuan. Kurs yang disepakati saat kontrak dibuat

    adalah Rp 8.695 per dolar AS.

    Setiap kuartal selama lima tahun, Indorama

    membayar cicilan beserta bunga dalam dolar AS

    ke IFC. Sebaliknya, IFC membayar cicilan dan bunga

    dalam rupiah kepada Indorama. Transaksi ini telah

    membantu Indorama terbebas dari imbas fluktuasi

    kurs dalam lima tahun. Saat jatuh tempo, kurs yang

    berlaku adalah Rp 9.000 per dolar AS.

    Memang tak semua hedging berakhir manis.

    Misalnya seperti yagn dialami salah satu perusa-

    haan operator telekomunikasi Indonesia. Peru-

    sahaan itu melakukan transaksi interest rate swap

    bersamaan dengan cross currency swap, senilai

    Rp 2,5 triliun. Selama jangka waktu yang disepa-

    kati, perusahaan tersebut membayar bunga kupon

    mengambang, sembari menerima pembayaran

    bunga kupon tetap.

    Pada Desember 2004, utang hedging perusa-

    haan itu tercatat 400 juta dolar AS. Masalahnya,

    pada kurun 2005 sampai 2006, dolar AS melemah

    terhadap rupiah. Tak pelak pada 2007, pilihan hed-

    ging tersebut mencatatkan kerugian kurs hingga

    mencapai Rp 653 miliar pada 2007.Mengutip kata Ross Niland, kepala penjualan

    valuta asing JP Morgan, Tak melakukan hedging

    sejak awal sebelum pergerakan pasar, sama saja de-

    ngan ketinggalan kereta. Saat terbaik melakukan

    hedgingadalah ketika huru-hara nilai tukar belum

    muncul, saat pasar masih kalem-kalemnya.

    Sayangnya, banyak perusahaan baru melaku-

    kan hedgingsaat pasar uang mulai bergejolak, se-

    hingga biaya lindung nilai jadi lebih mahal. Namun

    barangkali, kalaupun sudah ada kereta yang terlan-

    jur lewat maka setidaknya jangan sampai tertinggal

    kereta berikutnya. Tabik.u

    Hedging

    Jangan Ketinggalan Kereta

    Kalaupun sudahada kereta terlewat,

    jangan ketinggalankereta berikutnya.

  • 7/23/2019 Gerai Info BI Oktober 2013

    8/16

    8 EDISI 43uOKTOBER 2013uTAHUN 4uNEWSLETTER BANK INDONESIA

    LIPUTAN

    Pagi 9 Oktober 2013, jadi pijakan ba-

    ru bagi Mirza Adityaswara. Mulai

    hari itu, Mirza menempati jabatan

    sebagai Deputi Gubernur Senior

    Bank Indonesia. Pagi 9 Oktober

    2103, lelaki kelahiran 6 April 1965 ini meng-

    ucapkan sumpah jabatan di depan Ketua

    Mahkamah Agung.

    Sebelum mengantongi Keputusan Presi-

    den Nomor 113/P tahun 2013 tertanggal 30

    September 2013, payung hukum pengang-

    katannya, sederet strategi terkait kebankse-

    tralan dia paparkan di parlemen. Dalam uji

    kelayakan dan kepatutan, Mirza membawa-

    kan makalah Reposisi Peran Bank Indonesia:

    Nilai Rupiah, Pertumbuhan, dan Stabilitas.

    Di depan para anggota Komisi XI DPR

    yang mengujinya, Mirza menegaskan bahwa

    stabilitas nilai tukar rupiah punya posisi vital

    untuk membangun kepercayaan pelaku bis-

    nis dan pasar keuangan. Tanpa kestabilan

    (nilai tukar rupiah), banyak kesempatan bis-

    nis menjadi tak feasible, kata dia.

    Bila bisnis tak lagi feasible, lanjut Mirza,

    output ekonomi yang dihasilkannya pun tak

    bakal optimal bahkan rendah. Karenanya,

    kata dia, peran Bank Sentral sebagai otoritas

    moneter, menjadi punya peran sentral dalam

    mendukung pertumbuhan ekonomi.

    Mirza pun berkeyakinan perlu ada repo-

    sisi Bank Indonesia, terkait perannya dalam

    perekonomian. Terutama, berkaitan dengan

    keseimbangan kinerja perekonomian yang

    rumit, mencakup nilai tukar rupiah, pertum-

    buhan ekonomi, dan stabilitas.

    Pemegang Sarjana Ekonomi dari Univer-

    sitas Indonesia dan Master of Applied Finan-

    ce Macquarie University, Sydney, Australia ini

    berpendapat pula bahwa stabilitas rupiah

    harus menjadi prioritas. Termasuk saat ke-

    bijakan bank sentral diarahkan untuk lebih

    mendukung pertumbuhan dan stabilitas

    perekonomian.

    StrategiBerdasarkan paparan pemikiran terse-

    but, Mirza pun menyampaikan sederet stra-

    tegi untuk mewujudkannya. Penerapan

    strategi itu pun, ujar dia, harus berlandaskan

    analisis data, pendekatan sistematis, komit-

    men, kerja sama, dan pemikiran yang kreatif.

    Ada empat strategi utama yang ditawar-kan Mirza dalam kesempatan itu. Yaitu, kebi-

    jakan moneter yang ramah pertumbuhan,

    menempatkan Bank Indonesia sebagai garda

    terdepan stabilitas keuangan, mendorong

    kebijakan yang menuju terwujudnya sistem

    keuangan modern, serta optimalisasi koordi-

    nasi dan kerja sama.

    Kebijakan moneter yang ramah pertum-

    buhan alias growth friendly, menurut Mirza

    akan dapat diwujudkan dengan tiga cara.

    Pertama, memposisikan ulang peran Kantor

    Perwakilan Bank Indonesia di daerah sebagai

    instrumen koordinasi operasi pasar. Kedua,

    memastikan kredibilitas. Ketiga, meningkat-

    kan peran perbankan dalam kebijakan mo-

    neter.

    Sedangkan untuk menjadi garda terde-

    pan bagi stabilitas sistem keuangan, kata

    Mirza, Bank Indonesia harus melakukan

    monitoring terhadap kondisi perekonomian.

    Dari pemantauan itu, Bank Indonesia pun

    harus segera melakukan tindakan jika terjadi

    gejolak.

    Adapun sebagai upaya mendorong ter-

    wujudnya sistem keuangan yang modern,

    ujar Mirza, pengembangan pasar keuanganmerupakan peran strategis lain yang dimiliki

    Bank Indonesia. Sektor keuangan, kata dia,

    punya peran penting sebagai tulang pung-

    gung perekonomian.

    Industri keuangan yang dewasa dan se-

    hat memungkinkan terlaksananya aktivitas

    intermediasi yang efisien. Indikatornya, ku-

    curan kredit yang melimpah tetapi berbiaya

    murah.

    Bagaimanapun, aktivitas konsumsi dan

    investasi domestik yang tinggi akan ber-

    ujung pada pertumbuhan ekonomi dan pe-

    Menggagas

    STRATEGI REPOSISIBANK INDONESIA

    Reposisi diperlukan Bank Indonesiauntuk dapat berperan mewujudkankeseimbangan perekonomian, men-cakup masalah nilai tukar, pertumbuhan

    ekonomi, dan stabilitas perekonomian.

    ERIK MULIAWANDepartemen Komunikasi

  • 7/23/2019 Gerai Info BI Oktober 2013

    9/16

    9EDISI 43uOKTOBER 2013uTAHUN 4uNEWSLETTER BANK INDONESIA

    MONETARIA

    MONETARIA

    K

    ontrak swapmerupakan transaksi di antara

    dua pihak yang sepakat saling menukar-

    kan arus kas di masa mendatang berdasar-

    kan kesepakatan tertentu saat kontrak dibuat.

    Dua bentuk kontrak swapyang jamak dilakukan

    adalah interest rate swap(IRS) dan currency swap.

    IRS adalah penukaran pembayaran suku

    bunga pada periode tertentu, menggunakan

    pembayaran suku bunga tetap untuk pemba-

    yaran suku bunga mengambang. Misalkan se-

    orang pengusaha punya utang ke sebuah bank,

    dengan suku bunga mengambang LIBOR+1

    persen per tahun. Kemudian, pengusaha dan

    bank itu mengikat kesepakatan IRS dengan bu-

    nga tetap 10 persen.

    Bila suku bunga LIBOR pada masa men-

    datang adalah 10 persen, maka bunga utang

    pengusaha itu 11 persen. Namun, kontrak IRS

    membuat pengusaha itu membayar bunga

    utang 10 persen saja ke bank. Jika LIBOR pada

    masa mendatang adalah 8 persen sehingga

    bunga utangnya adalah 9 persen, pengusaha itu

    tetap harus membayar bunga 10 persen karena

    ada kontrak IRS.

    Sedangkan currency swap adalah kesepa-

    katan untuk membeli atau menjual valuta asing

    kepada pihak lain untuk waktu tertentu di masa

    mendatang, bersamaan dengan kesepakatan

    untuk menjual atau membeli mata uang dari pi-

    hak yang diajak membuat kesepakatan. Kesepa-

    katan ini dibuat bersamaan di antara dua pihak

    yang sama. Nilai kedua mata uang di masa men-

    datang disepakati pada saat kontrak dibuat.u

    Swap

    ningkatan kesejahteraan. Tingkat penetrasi keuang-

    an yang lebih tinggi juga diperlukan agar kebijakan

    moneter dapat berjalan lebih efektif.

    Soal koordinasi dan kerja sama, alumni Leaders

    in Developmentdari Harvard, Kennedy School of Go-

    vernment dan Executive Programdi Darden School of

    Business, University of Virginia ini mengatakan bah-

    wa krisis global mengajarkan pentingnya koordinasi

    dan kerja sama diantara regulator.

    Selain dengan regulator, Bank Indonesia pun

    menurut Mirza perlu pula meningkatkan koordinasi

    dengan pihak lain. Di antaranya, sebut dia, otoritas

    moneter asing dari negara-negara ASEAN+3 dan G3,

    dalam rangka koordinasi negara-negara yang ber-

    batasan. Juga, lanjut dia, dengan instansi di dalam

    negeri, baik di tingkat lembaga seperti Bulog, mau-

    pun kementerian, pemerintah daerah, dan BUMN.

    Strategi kerja sama dengan otoritas moneter ne-

    gara lain, papar Mirza, juga punya korelasi dengan

    upaya memperkuat cadangan devisa. Membuka

    jalur swap, sebut dia, dapat dilakukan baik dalam

    kerangka bilateral maupun multilateral terkait hal ini.

    Jalur tersebut memungkinkan Indonesia meme-

    nuhi kebutuhan likuiditas valuta asing di saat sulit,

    misalnya ketika terjadi turbulensi ekonomi, sehingga

    tekanan terhadap nilai tukar rupiah dapat dikurangi.

    Tak hanya mementingkan jumlah nominal maupun

    jalurnya, imbuh Mirza, kerja sama ini juga harus

    mempertimbangkan kualitas seperti kemudahan

    akses.u

  • 7/23/2019 Gerai Info BI Oktober 2013

    10/16

    10 EDISI 43uOKTOBER 2013uTAHUN 4uNEWSLETTER BANK INDONESIA

    Sebagai lembaga publik, Bank Indo-

    nesia punya kewajiban menyediakaninformasi sesuai ketentuan dalam

    Undang-undang Nomor 14 Tahun

    2008 tentang Keterbukaan InformasiPublik. Untuk mengoptimalkan layanan infor-

    masi, Senin (28/10/2013), Bank Indonesia me-luncurkan layanan contact centerbaru.

    Bank Indonesia menyematkan nama BI-

    CARA, untuk layanan tersebut. Nama itu me-

    rupakan kependekan dari BI Call and Inter-

    action. Peresmian (soft launching) layanan ini

    dilakukan oleh Deputi Gubernur Senior BankIndonesia Mirza Adityaswara.

    Sebelum peluncuran BICARA, selama ini

    permintaan layanan informasi dilayani mela-

    lui jalur telepon dan surat elektronik (e-mail).

    Kehadiran BICARA diharapkan mendorong

    pengelolaan informasi publik yang lebih baik

    dan efisien.

    BICARA merupakan solusi strategis un-

    tuk pengendalian dan pengelolaan arus

    permintaan informasi publik. Fasilitas ini

    berlokasi di lantai dua Menara Sjafruddin

    Prawiranegara, Jakarta. Dengan hadirnya

    BICARA, semua layanan call centerdi satuan

    kerja akan diintegrasikan.

    Direktur Eksekutif Departemen Komuni-

    kasi Bank Indonesia, Difi Ahmad Johansyah,

    mengatakan peluncuran di lingkungan inter-

    nal bertujuan menumbuhkan rasa memiliki

    (sense of belonging) atas BICARA. Soft launch-

    ing ini juga sekaligus menandai dimulainya

    sosialisasi dan edukasi layanan informasi

    publik melalui layanan contact center yang

    terpadu, untuk kalangan lebih luas di internal

    Bank Indonesia.

    Mirza dalam sambutan peresmiannya

    menyatakan kehadiran BICARA menunjuk-

    kan Bank Indonesia peduli soal transparansi,

    efektivitas dan efisiensi, akuntabilitas, serta

    tanggung jawab. "Menunjukkan bahwa kami

    menyadari pentingnya keterbukaan informa-

    si sebagai bagian dari good governance," kata

    dia.

    FasilitasBICARA menyediakan dua fasilitas layan-

    an. Pertama, Visitor CenterGerai Info di lobi

    Menara Sjafrudin Prawiranegara. Fasilitas ini

    menangani layanan informasi secara lang-

    sung kepada masyarakat.

    Fasilitas di lobi menara tersebut sudah

    beroperasi sejak 2008. Kehadiran BICARA

    mengintegrasikannya ke dalam fungsi layan-

    an informasi publik. Dalam 'struktur' BICARA,

    layanan ini ditandai sebagai 'visitor center'.

    Fasilitas layanan kedua adalah call cen-

    ter di nomor 500-131. Layanan inilah yang

    menempati lantai dua Menara Sjafruddin

    Prawiranegara. Inilah layanan yang bisa dibi-

    lang sebagai fasilitas teranyar dan baru ber-

    operasi per Oktober 2013.

    "Kami semua berharap agar call center

    ini tidak hanya sekadar menjadi check listpe-

    menuhan (ketentuan) undang-undang," kata

    Mirza. Kehadiran call center, ujar dia, harus

    dapat memberikan manfaat berupa pening-

    katan layanan informasi publik sekaligus me-

    nyerap masukan yang dapat menajamkan

    kebijakan Bank Indonesia.

    Ke depan, pengembangan BICARA akan

    dilakukan bertahap. Tahun ini, program BI-

    CARA adalah mengintegrasikan layanan in-

    formasi Departemen Komunikasi dengan

    dua satuan kerja lain di Bank Indonesia, yakni

    DPSP dan DKSP. Integrasi ini dilakukan bersa-

    maan dengan penggunaan perangkat lunak

    standar pencatatan call center.

    Pada 2014, integrasi akan diperluaske satuan kerja lain. Targetnya, dalam satu

    hingga dua tahun sejak diluncurkan, semua

    layanan informasi publik di Bank Indonesia

    sudah menyatu dalam wadah BICARA.

    Selain visitor centerdan call center, BICA-

    RA juga ditunjang aplikasi layanan informasi

    publik lain. Seperti, website, akun Twitter, e-

    mail, surat, fax, dan kunjungan masyarakat.

    "Saya percaya contact centerini akan sema kin

    berkembang, sekaligus mengembangkan

    efektivitas dan efisiensi layanan informasi

    publik Bank Indonesia," kata Mirza.u

    RUANGBACA

    BICARA

    =BI Call andInteraction

    Kehadiran BICARA menunjukkan Bank Indonesia peduli soaltransparansi, efektivitas dan efisiensi, akuntabilitas, serta tanggung jawab.

    WAHYU INDRA SUKMA

    Departemen Komunikasi

  • 7/23/2019 Gerai Info BI Oktober 2013

    11/16

    11EDISI 43uOKTOBER 2013uTAHUN 4uNEWSLETTER BANK INDONESIA

    GERAICANDA

    KUIS

    Jawab pertanyaan berikut dan rebuthadiah menarik dari Gerai Info BankIndonesia:

    Mengapahedging

    oleh BUMN sempatberpotensi punya implikasi hukum?

    Apa skema hedgingyang paling seder-

    hana?

    Jawaban dapat dikirimkan ke e-mail:

    [email protected] lam-

    bat 10 Januari 2014. Di dalam subyek

    e-mail, cantumkan Kuis Gerai Info Edisi

    Oktober 2013, dan di dalam e-mail

    sertakan pula nama lengkap, alamat,

    profesi, dan nomor telepon yang dapat

    dihubungi.

    Pemenang akan diumumkan dalam

    Gerai Info Bank Indonesia

    edisi Januari 2014.

    1

    2

    Budi bercerita kepada seorang teman soal kesulitannya

    tidur pada malam hari. Beragam obat sudah dijajal, le-

    lap tetap tak menyambangi.

    Mungkin kamu tak perlu obat. Coba saja cara tradi-

    sional, kata Parjo, teman Budi. Apa itu? tanya Budi. Coba

    kau menghitung dan niatkan sungguh-sungguh untuk

    tidur. Itu latihan untuk fokus dan melupakan urusan seha -

    rian, papar Parjo dengan mantap.

    Pulanglah Budi. Hari berganti, sepekan kemudian

    mereka bertemu lagi. Bagaimana? Sudah bisa tidur seka-

    rang? tanya Parjo. Tips-mu itu nyaris berhasil, kawan. Tapi,

    nyaris saja, jawab Budi.Kenapa? tanya Parjo. Kamu lupa kawan, kalau aku ini

    petinju, kata Budi. Apa hubungannya? tanya Parjo.

    Budi pun menjawab, Setiap hitungan kelima, aku mu-

    lai mengantuk. Hitungan ketujuh, mataku sudah terpejam.

    Tapi setiap kali hitungan kedelapan aku pasti bangun lagi,

    seperti perintah pelatihku setiap kali aku dipukul jatuh la-

    wan tanding.u

    Petinju Susah Tidur

    Nama Pemenang Kuis Gerai Info BankIndonesia Edisi Agustus 2013.

    1. SuryonoAlamat : Jl. Sutisna Senjaya 19

    Tasikmalaya

    2. Indra Gunawan SAlamat : Jl. Kelapa Hijau IX Blok Q2/12,

    Komp Billymoon, Kalimalang,Jaktim

    3. Rahmat HidayatAlamat : Regensi Melati Mas F10/26

    Tangerang

    Djalu13

    Djalu13

  • 7/23/2019 Gerai Info BI Oktober 2013

    12/16

    12 EDISI 43uOKTOBER 2013uTAHUN 4uNEWSLETTER BANK INDONESIA

    E

    konomi dunia hari ini tidak bisa lagi

    diselesaikan dalam satu wilayah

    dengan satu mata uang saja. Mun-

    cullah variabel bernama nilai tukar

    alias kurs, di antara beberapa mata

    uang yang dipertukarkan. Masalahnya, kurs

    bukan lagi barang mati yang bisa dipasti-

    kan nilainya setiap saat.

    Kebijakan moneter Bank Sentral Ameri-

    ka dan imbasnya pada perekonomian glo-

    bal dapat menjadi contoh kasus dinamika

    fluktuasi kurs. Ketika ekonomi Amerika

    terpuruk dan harus ditopang stimulus The

    Fed, dolar AS pun turun harga. Sebalik-

    nya, ketika wacana pengurangan stimulus

    diumumkan, para pelaku ekonomi melihat

    akan ada pengetatan fiskal di Amerika, ter-

    jadi penguatan kurs dolar AS.

    Pada situasi tersebut, hedgingatau lin-

    dung nilai bak asuransi yang meminimal-

    kan ancaman kerugian dari transaksi bisnis.

    Tantangannya, lindung nilai tetap bukan

    tanpa risiko, karena tetap melibatkan pra-

    kiraan terkait kurs pada masa mendatang.

    Ada kalanya hedgingmemberikan nilai

    tukar yang lebih murah daripada harga

    pada masa mendatang. Namun tidak tertu-

    tup kemungkinan sebaliknya, kurs hedging

    melebihi nilai tukar pada masa mendatang

    dan muncul kerugian.

    Kerugian dalam transaksi hedging bisa

    menjadi temuan audit ketika pemahaman

    soal lindung nilai belum utuh. Implikasi hu-kum pun dapat menyertai ketidakutuhan

    pemahaman tersebut, terutama bila meli-

    batkan perusahaan milik negara atau per-

    usahaan dengan penyertaan modal negara.

    Padahal, kerugian maupun keuntung-

    an dalam hedging semestinya adalah bia-

    ya atau pendapatan sebagai bagian dari

    manajemen risiko. Pemahaman soal hed-

    ging dan akuntansi hedging merupakan

    jembatan yang menghubungkan kepen-

    tingan lindung nilai untuk transaksi bisnis

    dengan prinsip pencatatan akuntansi dan

    perhitungan laba rugi.

    Untung-Rugi HedgingMisal, seorang importir harus memba-

    yar barang yang dibelinya seharga 100 ribu

    dolar AS, dengan tenggat waktu tiga bulan.

    Pilihannya, dia membayar dengan membeli

    dolar AS pada saat jatuh tempo waktu pem-

    bayaran, atau melakukan transaksi hedging

    untuk mendapatkan dolar menggunakan

    transaksi forwardtiga bulan.

    Tak pernah ada yang dapat memasti-

    kan berapa nilai tukar dolar AS pada tiga

    bulan mendatang. Bila memilih membeli

    dolar AS pada saat jatuh tempo, maka im-

    portir ini akan mengikuti kurs saat itu. Se-

    mentara harga melalui transaksi forward,

    ditentukan pada saat kesepakatan dibuat.

    Katakanlah, kurs saat dia membeli

    barang adalah Rp 11.000, lalu tiga bulan

    kemudian kurs yang berlaku adalah Rp

    11.500. Sementara kurs forward pada saat

    kontrak dibuat tiga bulan sebelum jatuh

    tempo adalah Rp 11.100.

    Bila importir memilih membeli dolar

    AS untuk membayar barangnya tepat pada

    saat jatuh tempo, maka rupiah yang harus

    dia bayarkan sesuai kurs mencapai Rp 115juta. Sementara bila memakai forward, ru-

    piah yang dibutuhkan sesuai harga kontrak

    adalah Rp 111 juta. Ada Rp 4 juta dapat di-

    hemat dan menjadi keuntungan hedging

    untuk kebutuhan mendapatkan sejumlah

    dolar AS yang sama.

    Ketepatan membuat prakiraan nilai tu-

    kar pada masa mendatang, menjadi salah

    satu faktor kunci hedging. Prakiraan ini pun

    menjadi tolok ukur keefektifan manajemen

    risiko, untuk menjadikan hedging sahih

    dipakai dalam akuntansi hedging dan me-

    nempatkan kerugian sebagai biaya tran-saksi dan keuntungan sebagai penerimaan.

    Tak Asal HedgingDi Indonesia, penerapan akuntansi hed-

    ging merujuk pada ketentuan Pernyataan

    Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 55, de-ngan revisi terakhir dirilis pada 2006. Ada

    beberapa syarat harus dipenuhi dalam pe-nerapan akuntansi hedging. Di antara aturan

    yang ditetapkan adalah soal rentang efek-

    tivitas hedgingpada kisaran 80-125 persen.Rentang efektivitas itu memberi batas

    terendah dan tertinggi kemungkinan se-

    lisih, baik lebih maupun kurang, dari hedg-

    ing. Inilah fungsi dari persyaratan keharus-

    an keberadaan underlying sebagai dasar

    transaksi hedging.

    Dalam kasus utang importir di atas, saat

    kurs spot di masa mendatang adalah Rp

    11.500 per dolar AS, ada keuntungan Rp 4

    juta dibandingkan bila membeli spotpada

    saat jatuh tempo. Sementara selisih harga

    spot dengan harga barang yang menjadi

    jaminan transaksi, adalah Rp 5 juta. Propor-

    si yang terjadi adalah Rp 4 juta berbanding

    Rp 5 juta, setara 80 persen.

    Sedangkan ketika kurs di masa menda-

    tang ternyata Rp 10.500 per dolar AS, maka

    nominal yang harus dibayarkan adalah Rp

    105.000 bila membeli di pasar spot. Ada

    kerugian hedgingRp 5 juta di sana. Semen-

    tara selisih antara nominal dengan hedging

    atau tanpa hedging adalah Rp 6 juta, se-

    hingga proporsinya adalah 120 persen.

    Proporsi itu sekaligus menjadi prasyarat

    netralitas atau off setdari transaksi hedging

    dibandingkan transaksi tanpa hedging, baik

    saat untung maupun rugi. Dalam hedg-

    ing, dimungkinkan terjadi offsetting profit/

    lossinstrumen lindung nilai dengan hedged

    item pada periode yang sama, sehingga

    berdampak netral.

    Dalam konteks terjadi pelemahan nilaitukar mata uang lokal, kerugian dari utang

    berbentuk valuta asing tertutupi keun-

    tungan dari transaksi forward. Bila seluruh

    prasyarat hedging berbasis underlying ini

    terpenuhi, maka diksi untung dan rugi

    dalam hedging dapat dinyatakan sebagai

    penerimaan dan biaya dalam pencatatan

    akuntansi hedging. Kekhawatiran implikasi

    hukum dari kerugian negara di perusahaan

    BUMN atau dengan modal penyertaan ne-

    gara yang melakukan hedgingpun semes-

    tinya tertepis.u

    PERSPEKTIF

    WIDYA OCTAVIA DIAN APDepartemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan

    Bila seluruh prasyarat hedgingber-basis underlyingini terpenuhi, makadiksi untung dan rugi dalam hedgingdapat dinyatakan sebagai peneri-maan dan biaya dalam pencatatanakuntansi hedging.

    Mendudukkan Untung Rugidi Neraca Hedging

    12 EDISI 43uOKTOBER 2013uTAHUN 4uNEWSLETTER BANK INDONESIA

  • 7/23/2019 Gerai Info BI Oktober 2013

    13/16

    13EDISI 43uOKTOBER 2013uTAHUN 4uNEWSLETTER BANK INDONESIA

    PERSPEKTIF

    Dulu, para orang tua menabung dalam bentuk emas, ter-

    masuk untuk mengumpulkan biaya pergi haji. Mereka

    menyimpan emas dalam bentuk perhiasan, saat logam

    batangan belum populer. Hari ini, langkah mereka bisa

    disebut sebagai 'lindung nilai' alias hedgingdalam ben-

    tuk aset.

    Menyimpan emas, memberi lindung nilai untuk biaya haji dari

    gerusan inflasi. Pada 2000, ongkos naik haji (ONH) per orang ditetap-

    kan Rp 25 juta yang setara 333 gram emas dan pada 2013 menjadi

    Rp 35 juta yang setara 70 gram emas. Artinya, hedginguntuk biaya

    haji dengan menyimpan emas itu berhasil.

    Biaya haji terpenuhi, bahkan ada 'keuntung-

    an' didapat.Ada beragam aktivitas hedgingterjadi di

    pasar keuangan. Pelakunya terutama ada-

    lah mereka yang berisiko dengan nilai tukar

    mata uang, misalnya importir dan pemilik

    utang luar negeri. Aktivitas ini pun punya

    manfaat lebih luas untuk pasar keuangan.

    Salah satu ciri pasar keuangan yang

    dalam adalah ketika pelaku pasar punya

    banyak pilihan instrumen untuk melakukan

    hedging, termasuk berupa aset. Memakai

    contoh ONH, para calon jamaah haji seka-

    rang punya pilihan lebih luas untuk hedging,

    seperti sukuk ritel atau reksadana syariah.

    Pasar keuangan yang dalam juga akanmeminimalkan kejadian dan biaya krisis,

    sekaligus meningkatkan kapasitas pengelo-

    laan arus modal masuk. Pada era keterbuka-

    an pasar finansial, arus modal dapat dengan

    mudah keluar dan masuk suatu negara.

    Bagi pasar keuangan yang dangkal,

    mudah dan cepatnya modal keluar masuk

    berpotensi memberikan guncangan terha-

    dap mata uang domestik. Pilihan instrumen

    yang terbatas akan mendorong para inves-

    tor berlaku homogen, bertumpu pada jenis investasi tertentu saja.

    Bagi pasar keuangan yang dalam, luasnya pilihan instrumen akan

    menjadi basis bagi investor, sehingga guncangan di satu sektor ter-

    tentu belum tentu berkorelasi dengan sektor lain.

    Realita dan TerobosanPasar keuangan yang tak efisien, terutama sebagai akibat dari

    asimetri ekonomi, menimbulkan biaya tinggi yang menjadikan

    perekonomian tak kompetitif di tingkat global. Sayangnya, berdasar

    beragam penilaian termasuk dari Bank Indonesia, pasar keuangan

    Indonesia saat ini relatif tidak efisien, kurang likuid, dan dangkal.

    Ketika pasar keuangan masih dangkal, dengan 30 persen surat

    berharga negara (SBN) dimiliki non-residen, harga SBN akan serta-

    merta jatuh saat terjadi pembalikan arus modal. Kecenderungannya,

    investor domestik akan mengikuti aksi jual investor non-domestik.

    Pasar SBN yang hanya bergerak di satu sisi memperberat tekanan

    jual, pada akhirnya menekan nilai tukar rupiah.

    Baik saat rupiah menguat maupun melemah, pelaku pasar cen-

    derung tetap membeli dolar AS, sangat terbatas pelaku mengambil

    posisi jual. Padahal, pasar keuangan merupakan sarana utama yang

    menjembatani kebijakan moneter dan sektor riil, sekaligus sarana al-

    ternatif pembiayaan bagi perekonomian selain dari perbankan.

    Berkaca pada situasi itu, Bank Indonesia menginiasi akselerasi

    pendalaman pasar sejak 2012. Tiga sasaran jangka pendek dipa-

    tok. Yaitu, membuat transaksi valuta asing lebih efisien dan murah,

    memberi pilihan instrumen yang beragam, serta memperbanyak

    jumlah pelaku pasar untuk meningkatkan daya serap pasar meng-

    hadapi penawaran dan permintaan.

    Lima pilar pengembangan pasar pun ditegakkan secara paralel

    dan terintegrasi. Yakni, aspek regulasi dan standardisasi, market dan

    instrumen, infrastruktur, peningkatan dukungan kelembagaan, ser-

    ta edukasi dan sosialisasi.

    Koordinasi di antara otoritas pasar

    keuangan pun diperkuat, dengan memper-

    timbangkan pula aspek makroprudensial ditengah kondisi perekonomian global yang tak

    menentu. Hedgingmerupakan salah satu pro-

    gram pendalaman pasar keuangan.

    Mengacu pada lima pilar di atas, dilaku-

    kanlah pelonggaran ketentuan transaksi de-

    rivatif untuk keperluan lindung nilai, dengan

    mengedepankan prinsip kehati-hatian. Dari

    sisi operasional, dilakukan pula penyempur-

    naan administrasi dokumen transaksi lindung

    nilai untuk mengurangi beban bank.

    Pengembangan instrumen pasar valas

    dilakukan dengan mendorong penggunaan

    instrumen lindung nilai jangka panjang. Mi-

    salnya, interest rate swap (IRS) dan cross cur-rency swap (CCS), dan interbank swap. BI juga

    mendorong berkembangnya pasar keuangan

    syariah, termasuk instrumen hedgingsyariah.

    Dari sisi kelembagaan, BI menggandeng

    Badan Pemeriksa Keuangan sebagai auditor

    negara serta Kementerian Keuangan dan Ke-

    menterian BUMN untuk mendorong hedging

    oleh BUMN. Dibangun bersama persepsi yang

    sama mengenai hedging, termasuk berbagi

    pemahaman bahwa 'kerugian' dalam hedging

    merupakan biaya transaksi. Bersama Kementerian Keuangan diba-

    has pula masalah lindung nilai SBN dengan IRS.

    Terobosan lain yang dapat dipertimbangkan untuk mening-

    katkan instrumen hedging adalah mewajibkan seluruh instansipemerintah melakukan hedgingnilai tukar. Pewajiban hedgingakan

    memitigasi risiko nilai tukar instansi pemerintah yang dalam opera-

    sionalnya berurusan dengan valas.

    PLN, misalnya, bisa menerapkan hedginguntuk pembayaran im-

    por listrik dan peralatan terkait kegiatan usahanya. Demikian pula PT

    KAI, dalam pengadaan kereta dan peralatan teknis.

    Bahkan urusan penyelenggaran haji, semestinya tak mustahil

    menerapkan hedginguntuk ONH yang rentan terekspos nilai tukar.

    Bila saja dilakukan hedging, adalah niscaya ONH dapat di-fixedsejak

    awal. Tak akan ada lagi cerita calon jamaah haji harus menambah bi-

    aya menjelang keberangkatan karena terjadi pelemahan nilai tukar

    rupiah.u

    Memperdalam Pasar dengan Hedging

    SHELLY KRISMIRINDA KOSASIHDepartemen Kebijakan Makroprudensial

    Bagi pasar yang dalam, guncangan di satu sektortertentu belum tentu berkorelasi dengan sektor lain.

  • 7/23/2019 Gerai Info BI Oktober 2013

    14/16

    14 EDISI 43uOKTOBER 2013uTAHUN 4uNEWSLETTER BANK INDONESIA

    PER

    ISTIWA&HUMANIORA

    Pendidikan adalah senjata paling mematikan, karena dengan itu

    Anda dapat mengubah dunia - Nelson Mandela.

    Ini adalah kutipan Nelson Mandela yang menginspirasi Bank Indo-

    nesia untuk berbagi pengetahuan tentang bank sentral kepada

    publik. Tanpa terkecuali, dalam praktik kehidupan sehari-hari.

    Salah satu langkah konkret yang ditempuh, memasukkan kuriku-

    lum bank sentral di Perguruan Tinggi.

    Kamis, 24 Oktober 2013, Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry

    Warjiyo menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Zulkiefli-

    mansyah yang mewakili Universitas Teknologi Sumbawa (UTS). Dua insti-

    tusi ini sepakat bekerja sama mengembangkan ilmu tentang bank sen-

    tral dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.

    Tidak hanya nota kesepahaman. Bank Indonesia juga menyepa-

    kati kerja sama pengembangan mata kuliah kebanksentralan di per-

    guruan tinggi dan bantuan dana penelitian. Kerja sama disahkan

    dengan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) antara Iskandar Simorangkir,

    Kepala Departemen Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral, dan Wied

    Yunianto, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UTS.

    SPK adalah penjabaran MoU yang berisi butir-butir kesepaham-

    an. Beberapa hal yang diatur meliputi tiga kegiatan utama. Yakni,

    pengembangan mata kuliah kebanksentralan di UTS, pemberian ban-

    tuan dana penelitian, dan membuka kesempatan bagi mahasiswa

    UTS magang di BI.

    Jumlah perguruan tinggi yang bekerja sama dengan Bank Indo-

    nesia terus bertambah. Saat ini sudah 48 perguruan tinggi. BI akan

    terus meningkatkan peran dalam mendorong pengembangan ke-

    giatan edukasi kebanksentralan di dunia akademisi, jelas Iskandar

    dalam sambutannya.

    Bank Indonesia berharap kerja sama pengembangan mata kuliah

    kebanksentralan dengan UTS dapat berjalan baik. Tak hanya itu, kerja-

    sama ini akan memberi warna berbeda serta lebih bagi pengem-

    bangan mata kuliah kebanksentralan.u

    Kolaborasi Pendidikan Kebanksentralan

    Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VIII Provinsi Sumatra

    Barat dan Departemen Komunikasi Bank Indonesia bekerja

    sama dengan Kick Andy Foundationmemberikan bantuan ke-

    pada dua pejuang inspiratif yang berjasa di bidang lingkungan dan

    pendidikan. Kolaborasi ini dikemas dalam bingkai program Kick

    Andy on Location.

    Pejuang inspiratif pertama adalah petani bernama Kasmir Gindo

    Sutan. Pada 2004 ia menjadi kader hutan dan pelestari lingkungan.

    Sebelumnya, pada 2000, banjir bandang memporak-porandakan

    kampung Kasmir di Padang Laweh Malalo, Tanah Datar, Sumatera

    Barat. Kasmir terpanggil menjaga, merawat, dan melindungi hutan

    yang ada di sepanjang Danau Singkarak, Sumatra Barat.

    Hutan botak dan padang ilalang bekas banjir bandang, Kasmir

    tanami dengan beragam pohon seperti kemiri dan mahoni. Hasil-

    nya, sumber air yang dulu hilang, kini muncul kembali. Seribu hek-

    tare lahan hutan pun bersemi di Bukit Patah Gigi yang dijaga dan

    dirawat Kasmir setiap hari.

    Pada 2009 Kasmir mendapat penghargaan Kalpataru, untuk

    kategori perintis yang melindungi hutan dan menjaga delapan

    belas mata air. Namun, Kasmir masih ingin menanam paling tidak5.000 pohon lagi. Jumlah yang gagal atau rusak setelah penanam-

    an dulu, sekarang masih belum ditanam ulang karena kami perlu

    ongkos untuk menanamnya, ujar Kasmir.

    Pejuang inspiratif kedua adalah Nancy Eradona, seorang guru

    SMP. Tak sekadar guru, karena dia pun merintis sekolah gratis un-

    tuk para siswa dari keluarga tak mampu, anak terlantar, dan putus

    sekolah. Yayasan Humaira Minangkabau, nama sekolah gratis di

    Batang Kabung, Padang, itu.

    Awalnya, sekolah Nancy menampung anak-anak usia PAUD, TK,

    SD, SMP, hingga SMA. Keterbatasan dana dan pengajar memaksa-

    nya menutup PAUD dan TK. Maklum, sekolah Nancy tak memungut

    satu sen pun dari para siswa. Para guru yang mengajar di sekolah

    Nancy juga adalah para relawan, berlatar mahasiswa dan komuni-

    tas. Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung menjadi ham-batan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah ini.

    Kepada kedua pejuang inspiratif ini, Bank Indonesia menyerah-

    kan bantuan senilai total Rp 150 juta melalui Kick Andy Founda-

    tion. Kasmir mendapatkan pohon-pohon dan perlengkapan yang

    dibutuhkannya, senilai Rp 50 juta. Sekolah Nancy mendapatkan

    beragam sarana belajar dan perbaikan fasilitas senilai Rp 100 juta.

    Bantuan diserahkan langsung oleh Kepala Perwakilan Bank

    Indonesia Wilayah VIII Provinsi Sumatera Barat, Mahdi Mahmudy.

    Pengampu acara Kick Andy, yakni Andy F Noya, hadir pula di lokasi,

    sekaligus merekam bahan siaran untuk program Kick Andy on Loca-

    tion yang disiarkan Metro TV.u

    Mengapresiasi Inspirasi Bersama Kick Andy

  • 7/23/2019 Gerai Info BI Oktober 2013

    15/16

    15EDISI 43uOKTOBER 2013uTAHUN 4uNEWSLETTER BANK INDONESIA

    PER

    ISTIWA&HUMANIORA

    Central Banking Course

    Bank Indonesia menjadi tuan rumah pelatihan internasional Bank

    Indonesia Central Banking Course (BI-CBC) bagi pegawai bank

    sentral se-Asia Pasifik pada 21-25 Oktober 2013. Mengang-

    kat tema Applied Econometrics for Central Bankers se-Asia Pasifik,

    pelatihan dibuka oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia, Ronald Waas.

    Tujuan utama pelatihan adalah meningkatkan kapasitas analisa

    para pejabat bank sentral di kawasan Asia Pasifik. Yaitu, melalui pe-

    ningkatan keterampilan teknis yang berkaitan dengan perumusan

    kebijakan bank sentral. Juga, memfasilitasi knowledge sharing di

    antara bank sentral dalam merumuskan kebijakan ekonomi makro.

    Pelatihan pun bertujuan memperkuat kerja sama antar-bank sentral

    se-Asia Pasifik, sehingga stabilitas kondisi ekonomi makro regional

    dapat dicapai.

    Pelatihan diikuti 32 peserta, terdiri atas 17 peserta internasional

    dan dari 14 negara, dan 15 pegawai Bank Indonesia. Narasumber pe-

    latihan adalah Ben Gardiner dari Cambridge Econometrics London

    dan Pawel Zabcyk dari CCBS Bank of England, Prof Dr Ari Kuncoro

    dari Universitas Indonesia, Prof Dr Insukindro dari Universitas Gadjah

    Mada, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Hartadi A Sarwono,

    Direktur LPPI, serta narasumber internal dari Bank Indonesia yakni

    Harmanta dan Rizki E Wimanda.Selama lima hari, para peserta mendapatkan bekal berupa ra-

    gam teori penggunaan model makroekekonomi dalam formulasi

    pengambilan kebijakan ekonomi, paradigma ekonometri dan me-

    tode estimasi, ekonometrik dan time series modellinguntuk kebijakan

    moneter, teori VAR dan forecastingkebijakan moneter, serta aplikasi

    ekonometri dalam rangka pengambilan kebijakan moneter.

    Paket pelatihan teori tersebut diakhiri dengan workshopaplikasi

    ekonometrika dengan contoh data dari lima negara terpilih. Dengan

    pola pelatihan yang memadukan teori dan praktik, peserta diharap-

    kan akan lebih mudah memahami materi pelatihan, menerapkan-

    nya dalam penyusunan kebijakan bank sentral masing-masing, dan

    mengembangkannya.u

    K

    antor Perwakilan Bank Indone-

    sia Daerah Istimewa Yogyakarta

    bekerja sama dengan Komunitas

    Tangan Di Atas Kampus Jogja,

    Sabtu (19/10/2013), menyeleng-

    garakan Diskusi Entrepreneurship 2013.

    Pembicara utama diskusi asalah Menteri

    BUMN Dahlan Iskan.

    Ratusan anak muda yang

    haus ilmu kewirausahaan mema-

    dati acara. Tak kurang 500 ma-

    hasiswa menyesaki Ruang Bang-

    sal Mataram Kantor Perwakilan

    BI DI Yogyakarta. Sebagian besar

    berasal dari Yogyakarta. Seba-

    gian yang lain datang dari Jawa

    Tengah, Jawa Timur, bahkan dari

    Maluku dan Papua.

    Hadir di tengah para maha-siswa, Kepala Perwakilan Bank

    Indonesia DI Yogyakarta, Arief

    Budi Santoso dan jajarannya.

    Tema diskusi adalah Bisnis ala

    Sepatu Kets. Pengusaha muda

    Yogyakarta turut urun suara di dalamnya,

    antara lain Hanafi Rais dari Lembaga Pen-

    didikan Budi Mulia dan Nanang Syaifurozi

    dari Rumah Warna.

    Bersepatu kets, yang sudah menjadi

    cirinya, Dahlan berbagi tips yang mengan-

    tarkannya sukses berbisnis sebelum men-

    jadi menteri. Selalu optimistis, fokus, dan

    harus mempunyai target, sebut dia. Ke

    depan, tambah Dahlan, bisnis yang ber-

    kembang adalah yang mengedepankan

    kreativitas.

    Dahlan pun menantang para peserta

    memaparkan ide kreatif yang layak menja-

    di bisnis. Sontak beberapa peserta menja-

    wab tantangan itu. Beragam ide terkait

    pendidikan, kuliner, dan kerajinan, satu

    per satu disebutkan di panggung acara.

    Ternyata banyak peserta yang sudah me-

    rintis usaha.

    Lalu, Dahlan bertutur pula tentang

    perjalanan masa mudanya saat berjuang

    membangun bisnis. Dia mengatakan in-

    tuisi bisnisnya banyak tertempa justru ke-

    tika menjadi wartawan, yang setiap hari

    dikejar deadline. Semakin sering kepepet,

    semakin baik, ujar dia, separuh berbagi

    tips, separuh bercanda.

    Pengalaman terbiasa kepe-

    pet, kata Dahlan, membuat dia

    selalu optimistis dalam kondisi

    paling sulit sekalipun. Misal, saat

    usahanya kekurangan dana.

    Pada saat bersamaan dia harus

    menjaga kepercayaan bank

    maupun mitra bisnis, yang me-

    nurut dia merupakan salah satu

    syarat penting bila bisnis ingin

    berkembang dan membesar.

    Diskusi menjadi semakinsemarak saat seorang peser-

    ta nekat meminta sepatu kets

    Dahlan untuk kenang-kenang-

    an. Tak dinyana, Dahlan spontan

    melepas sepatunya, dan tetap

    mengikuti acara dengan nyeker alias tak

    bersepatu.

    Selesai diskusi, satu lagi rahasia sepatu

    kets Dahlan ungkap. Kali ini kepada warta-

    wan yang meliput kegiatan. (Pakai sepatu

    kets) supaya bisa lari kencang. Kanpeng-

    usaha harus gerak cepat.u

    Tips Bisnis alaSepatu Kets Dahlan Iskan

  • 7/23/2019 Gerai Info BI Oktober 2013

    16/16

    16

    EKSPOSE

    Lagi-lagi Amerika menjadi pemicu

    gonjang-ganjing perekonomian

    dunia, meskipun bukan lagi fak-

    tor tunggal. Mengawali krisis ke-

    uangan global pada 2008 dengan

    skandal subprime mortgage, Amerika pun

    kembali menggoyang ekonomi dunia de-

    ngan wacana pengurangan stimulus yang

    dulu dikucurkan untuk selamat dari krisis

    itu.

    Pengurangan stimulus (tapering)

    berarti pengetatan likuiditas di Amerika.

    Namun dampaknya meluas. Arus modal

    akan berbalik ketika harga instrumen ke-

    uangan di negara maju kembali mening-

    kat karenanya. Harga dolar AS pun bakal

    menguat lagi.

    Bagi negara berkembang, apalagi

    yang punya porsi utang besar dalam va-

    luta asing dan neraca perdagangannya

    dipenuhi angka impor, mahalnya dolar AS

    berarti defisit terancam membesar. Sudah

    begitu, nilai tukar mata uang lokal mele-

    mah, inflasi karena kenaikan barang pun

    tak terhindarkan. Likuiditas bakal kembali

    menjadi isu.

    Stabilitas, mau tak mau harus menjadi

    prioritas. Perlu ada upaya agar stabilitas

    sektor keuangan tetap terjaga. Termasuk

    di perbankan. Jangan sampai likuiditas di

    perbankan kering sementara kredit yang

    mengucur pun masih lebih kencang un-

    tuk kebutuhan konsumsi.

    Karenanya, Bank Indonesia merevisi

    kebijakan terkait giro wajib minimum

    (GWM) sekunder dan GWM berbasis

    proporsi pinjaman terhadap simpanan

    masyarakat di perbankan (loan to deposit

    ratioatau LDR). Kebijakan diterbitkan pa-da 26 September 2013 dan mulai berlaku

    secara bertahap pada 1 Oktober 2013.

    Kebijakan ini untuk memperkuat li-

    kuiditas perbankan, ujar Deputi Gubernur

    BI Perry Warjiyo. Tujuan lainnya, menjaga

    stabilitas harga, mengendalikan inflasi,

    dan akhirnya memperkuat stabilitas pe-

    ngendalian keuangan. Ketiga tujuan ini

    bisa tercapai (dengan kebijakan) dalam

    instrumen penguatan likuiditas, sebut

    Perry.

    Rincian PerubahanAda tiga jenis GWM yang sekarang

    berlaku di Indonesia. Pertama, GWM pri-

    mer, yakni simpanan minimum yang wa-

    jib dipenuhi bank berupa rekening giro di

    Bank Indonesia.

    Kedua, GWM sekunder, yakni cadang-

    an minimum yang wajib dipenuhi bank

    dalam rupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI),

    Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI),

    dan Surat Berharga Negara (SBN). SDBI

    adalah instrumen yang baru diperhitung-

    kan untuk GWM per 1 Oktober 2013.

    Ketiga, GWM-LDR simpanan minimum

    perbankan dalam rupa saldo rekening

    giro di Bank Indonesia, dengan perhitung-

    an yang mengaitkannya ke selisih antara

    LDR bank dan rentang target LDR yang

    ditentukan.Saat ini GWM primer ditentukan se-

    besar 8 persen, baik untuk simpanan

    masyarakat di bank (DPK) berupa rupiah

    maupun valuta asing. Perubahan peratur-

    an tak mengusik aturan soal GWM primer

    yang ditetapkan pada 2010.

    Adapun GWM sekunder yang pada

    2010 ditetapkan sebesar 2,5 persen, seca-

    ra bertahap dinaikkan menjadi 4 persen

    dalam aturan baru. Tahapannya, per 1

    Oktober sampai 31 Oktober 2013, GWM

    sekunder naik menjadi 3 persen. Lalu per

    1 November sampai 30 November 2013,

    naik lagi menjadi 3,5 persen. Terakhir, per

    2 Desember 2013, GWM sekunder dipatok

    minimal 4 persen.

    Penyesuaian GWM berbasis LDR dila-

    kukan per 2 Desember 2013. Besaran

    GWM-LDR yang pada 2010 ditetapkan di

    kisaran 78-100 persen, dipersempit men-

    jadi 78-92 persen.

    Bila LDR kurang dari 78 persen, ma-

    ka bank akan dikenakan tambahan

    GWM sebesar 10 persen (0,1) dari selisih

    persentase kekurangan LDR (78-x per-

    sen) dikalikan dengan nominal simpanan

    masyarakat di perbankan. Bila bank me-

    menuhi kisaran GWM-LDR, maka bank

    hanya dikenakan aturan GWM sesuai ke-

    tentuan yang baru.

    Lalu, ketika LDR bank melampaui 92

    persen tetapi memiliki rasio kecukupan

    modal (CAR) minimal 14 persen, tidak ada

    tambahan kewajiban GWM yang dikena-

    kan. Namun, bila LDR bank melampaui

    92 persen dan CAR kurang dari 14 persen,

    bank dikenakan tambahan GWM sebesar

    20 persen (0,2) selisih kelebihan LDR (x-

    92 persen) dikalikan nominal simpanan

    masyarakat di bank itu.

    Deputi Gubernur BI Halim Alam-

    syah mengatakan, sejauh ini LDR masih

    aman. Uji ketahanan perbankan menda-

    patkan pada 2013 likuiditas perbankan

    masih akan mampu memenuhi penarik-

    an hingga 18,2 persen. Sementara per

    Mei 2013 angka kucuran kredit tercatat

    Rp 2.887 triliun dan simpanan tabungan

    masyarakat Rp 3.349 triliun, dengan Rp

    2.843 triliun dalam bentuk rupiah.Direktur Eksekutif Departemen Komu-

    nikasi BI Difi Ahmad Johansyah menga-

    takan, ketentuan baru soal GWM ini erat

    kaitannya dengan kondisi perekonomian

    Indonesia yang bergejolak akibat faktor

    dari dalam dan luar negeri. Untuk meng-

    antisipasi berbagai risiko dari dinamika

    perekonomian saat ini, dibutuhkan kondi-

    si likuiditas perbankan yang kuat dan me-

    madai guna mendukung stabilitas mone-

    ter dan sektor keuangan, kata Difi.u

    Aturan Baru GWM

    Menjaga Likuiditas PerbankanDibutuhkan kondisi likuiditas perbankan yang kuat dan memadai guna mendukung stabilitas moneter dan sektor keuangan.

    16