green theory over all
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Green Theory Over All
1/6
GREEN THEORY
by: Robyn Eckersley
Permasalahan lingkungan merupakan salah satu permasalahan yang sangat menarik dalam
disiplin Hubungan International, yang secara tradisional berfokus kepada High Politics
seperti keamanan dan konflik antar negara. Peningkatan permasalahan lingkungan yang
melintasi batas negara terjadi pada tahun 1970an, hal ini dilihat oleh hubungan internasional
sebagai permasalahan yang cukup berat menyangkut lingkungan. Perusahaan lingkungan
internasional yang menjadi fokus analisis lingkungan ini, dimana perusahaan ini mengatur
sistem sungai utama ,laut dan atmosfer. Permasalahan lingkungan yang paling sering muncul
seperti perubahan iklim, penipisan lapisan ozon dan erosi keanekaragaman hayati di bumi.
Penelitian pun dilakukan dengan fokus studi rejim lingkungan, dengan menggunakan
kerangka berfikir neoliberalism, yang kemudian menjadi pendekatan dalam studi green
theory ini.
Masalah kompleks dalam pemanasan glonal menyediakan sebuah ilutrasi penjelas dari cara
berbeda dalam masalah lingkungan real world yang di belookkan melalui lensa teori yang
berbeda di dalam disiplin ilmu hubungan internasional. Suara green teori dalam perdebatan
global climate change terlah meluas dalam critic inquiry untuk memasukkan area terabailkan
dari dominasi lingkungan dan marginalisasi, seperti dominasi non human nature, pengabaian
kebutuhan dari generasi masa akan mendatang, dan distribusi yang condong dari resiko
ekologi anatara kelas sosial yang berbeda- beda, negara dan regions.
landasan pertanyaan green theory adalah untuk mengurangi resiko dan untuk mengurangi
ketidak adilan dalam eksternalisasi serta pengambil alihan melalui ruang dan waktu .
akibatnya pengadilan lingkungan menuntut :
1. Pengkuan dalam mengembangkan moral community adalah pengaruh dari resikoekologis.
2. Partisipasi dan perbincangan kritikan oleh masyarakat dan representatif dalamkomunitas yang besar menjadi resiko dalam pembuatan keputusan pada semua lingkungan.
3. Pendekatan pencegahan untuk menjamin kurangnya resiko dalam hubungankomunitas yang besar/larger community.
-
7/22/2019 Green Theory Over All
2/6
4. Distribusi yang adil pada resiko reflektivitas yang diterimamelalui prosesdemokrasimencakupi pendirian point-point mempengaruhi semua partai dan kepentingan publik dalam
group advokasi.
5. Mengkoreksi kesalahan pada masa lalu dan kompensasi kepada semua partai,siapayang menderita akibat masalah ekologis.
Pertanyaan green scholarship pada ekonomi politik menjadi fokus yang lebih global,melalui
pembahasan pada integrasi lingkumgan ekonomi selalu memiliki dimensi global meskipun
sebelum kemunculan secara jelas green theory mengidentifikasi pertumbuhan membahas
produksi terhadap perubahan kbijakan secara radikal untuk mengekang atau menghentikan
pertumbuhan ekonomi untuk ditempatkan pada jeda pembangunan degradasi ekonomi
lingungan.
Dari perspektif hijau, ketika pendekatan Brundtland memperlihatkan kompromi politik yang
licik, didasarkan pada dunia non humanism yang mengabaikan pertanyaan tentang pelestarian
keanekaragaman hayati dalam focus intra dan antar generasi ekuitas. Dalam mempertahankan
konsepsi alternatif berkelanjutan secara ekologis, ahli ekonomi politik hijau telah menolak
kerangka dominan ekonomi neoklasik dalam mendukung kerangka teroi baru ekonomi
ekologi. Yang harus dipertimbangkan adalah skala operasi ekonomi dalam ekologi dapat
didukung dengan daya ekosistem. Segala hal yang berada diluar kapasitas pasar dan harus
ditangani secara politis melalui pendidikan lingkungan, kerjasama masyarakat, kontestasi
social da negosiasi, peraturan Negara da kerjasama internasional.
Terkait wacana modernisasi ekologi (Hajer 1995), para pendukung moderniasai ekologi
berpndapat bahwa persaingan ekonomi dan inovasi teknologi konstan menghasilkan
pertumbuhan ekonomi yang menggunakan energy dan sumber daya yang sedikit,
menghasilkan limbah yang sedikit kurang dari per unit Gross Domestic Product (GDP).
Selain itu, pendukung modernisasi ekologi mempertahankan peraturan lingkungan domestic
yang lebih kuat fapat bertindak sebagai pendorong inovasi teknis lingkungan lanjutan,
meningkatkan daya saing ekonomi nasional dan memaksa rod berputar atas dasar standar
lingkungan.
Sementara itu, meningkatnya pertumbuhan pendukung yang meremehkan sinergi antara
pembangunan kapitalis dengan environmental protection. Dimana green critics menegaskan
bahwa wacana pembangunan berkelanjutan dan terutama pada wacana yang berorientasipada modernisasi ekologi yang berlebihan. Meningkatnya efisiensi lingkungan dari produksi
-
7/22/2019 Green Theory Over All
3/6
melalui inovasi teknologi tidak mengurangi agregat konsumsi dan produksi libah. Selain itu,
tidak semua tindakan environmental protection selalu kondusif untuk pertumbuhan ekonomi,
seperti kasus sulit political trade off. Pada akhirnya mereka sependapat bahwa strategi
teknologi didorong modernisasi ekologi yang tidak memberikan cara dalam menangani
distribusi resiko ekologis antara kelas social dan negara yang berbeda.
Menurut Ulrich Beck (1992), masalah ekologi dikarenakan oleh lembaga lembaga yang
sangat ekonomi, ilmu pengetahuan dan politik. Paradox pembanguanan berkelanjutan tidak
dapat diselesaikan dikarenakan mengejar yang lebih berarti dibanding untuk mencapai tujuan
tertentu. sebaliknya perlu adanya reflexive modernisasi yang mencerminkan kritik . Christoff
(1996), banyak peteori green theory yang menarik perbedaan antara versi weak dan strong
dari modernisasi ekologi. Pertama merupakan interpretasi dari perbaikan terknis yang disukai
oleh banyak pemerintahan OECD. Dan terakhir lebih kritis dalam green approach of reflexive
modernisasi.
Terdapatnya perpecahan internal dalam lingkaran hijau tentang apakah ekonomi kapitalis,
negara, atau sistem negara yang memang mampu menjadi ekologis refleksif ke tingkat yang
diperlukan untuk mencegah kerusakan lingkungan yang signifikan dan berkelanjutan. Telah
disetujui bahwa intensifikasi globalisasi ekonomi dan pengaruh dari wacana neoliberal di
tingkat nasional dan internasional telah membuat green case secara umum sulit untuk
dipecahkan.Pada struktur anarkis dari sistem kenegaraan cocok untuk menyelesaikan
masalah ekologi transnasional dan global, terutama pemanasan global, yang merupakan salah
satu masalah kolektif dan tindakan yang paling kompleks dan menantang yang dihadapi
masyarakat internasional.Para sarjana IR bekerja dalam tradisi yang luas realisme,
liberalisme, dan Marxisme telah berkembang dengan pandangan tentang prospek kerjasama
lingkungan internasional.Green teori IR sebagian besar mendefinisikan dirinya bertentangan
dengan pendekatan rasionalis mainstream untuk IR (terutama neorealisme dan
neoliberalisme) sementara juga mengambil kritik dari green teori tentang banyak unsur tradisi
Marxis.
The greening of lR theory
Green IR teori banyak menyajikan karakteristik dari teori IR baru yang muncul pada 'third
debate. Dalam pencarian untuk mempromosikan keadilan lingkungan global, green teori
dariIR berusaha untuk mengartikulasikan keprihatinan banyak suara tradisional di pinggiran
-
7/22/2019 Green Theory Over All
4/6
hubungan internasional, mulai dari organisasi non-pemerintah lingkungan, konsumen hijau,
ilmuwan ekologi, ekonomi ekologi, partai politik hijau, adat masyarakat dan secara luas,
semua orang berusaha untuk mengubah pola perdagangan global, bantuan, dan utang untuk
mempromosikan pola yang lebih berkelanjutan pembangunan di Utara dan Selatan.
Baik itu politik atau ekonomi para penteori lingkingan telah menentang tentang teori teori
normative atau teori teri raionalis yang dominan, disini parapenteori melakukan dalam empat
tingkatan, tingkatan yang pertama yaitu para peneliti lingkungan telah memneliti dan
mengkritisi bagaimana teri teri rasionalis yang berkembang dengan tujuan normatif yang
dilayani oleh pendekatan rasionalis dengan mengekspos asumsi permasalahan lingkungan
dan nilai-nilai etika yang tersirat dalam Neorealis dan analisis neoliberal.
Yang Kedua, penteori hubungan internasional dalam green theory dengan pendekatan
ofrationalist kritik dipelopori oleh teori kritis dan konstruktivis, yang telah terkena
keterbatasan dalam kerangka analltical dan da kekuatan kekuatan yang menjelaskan teory
positivis. Misalnya, neore-aiists memprediksi bahwa kerjasama lingkungan antar negara
dapat diinduksi atau dipaksa oleh keadaan hegemonik, dan bahwa kerja sama tersebut akan
selalu tetap ml-nerable terhadap perubahan dalam distribusi kekuasaan (dipahami sebagai
distribusi kemampuan material
Teori Hijau dalam hubungan internasional secara komprehensif dikembangkan oleh R.
Ekcersley, salah satu sarjana yang concern terhadap teoritisasi pemikiran politik hijau,
menyatakan bahwa Teori Hijau Telah mengalami dua gelombang perubahan. Gelombang
pertama teori hijau memfokuskan kepada irasionalitas dari permasalahan ekologi oleh pusat
institusi-institusi sosial seperti negara dan pasar. Banyak dari para penteori politik hijau
memilih cita-cita demokrasi akar rumput dan komunitas-komunitas keberlansungan ekologi
sebagai alternatif.
Lebih lanjut Politik Hijau merupakan jenis politik sistem ketiga. Ketika sistem ketiga
berkembang (dalam bentuk sistem ekonomi informal, jaringan kerjasama bukan makro
organisme yang dikendalikan oleh negara, melainkan fokus pada komunitas lokal yang
semakin kuat dam semakin otonom), peran negara dalam hal ini (sistem pertama) secara
otomatis akan surut, begitu pula perusahaan besar atau pasar(sistem kedua) yang beroperasi
dalam sistem fungsional bukan sistem teritorial Dari sudut pandang perusahaan raksasa,
revitalisasi kehidupan teritorial berarti kehilangan pasar, sebagaimana halnya kehilanganpajak dari sudut pandang alat negara.
-
7/22/2019 Green Theory Over All
5/6
Pandangan ini didasarkan pada konsepsi desentralisasi yang di dengungkan oleh aliran hijau.
Konsepsi desentralisasi mereka mencerminkan perbedaan mendasar dari persfektif lainnya
dalam memahami sistem negara dan strukturnya. Seperti yang dilontarkan oleh Theodore
Roszak dalam bukunya yang cukup memepengaruhi pandangan hijau.
Menurut pandangan hijau, segala kondisi seperti di atas harus diubah dengan pendekatan
desentralisasi dan masyarakat demokratis, .....yang menempatkan kekuasaan dari institusi
politik, ekonomi dan sosial dalam skala yang paling kecil (closest to home) sehingga menjadi
lebih efisien dan praktis. Hal ini bisa dilihat dari manifesto German Greens yang tertera
dalam basic rules bahwa prinsip dasar dari politik hijau adalah desentralisasi pada unit-unit
basis (komunitas lokal atau distrik) yang harus diberi otonomi lebih luas dan hak atas
pemerintahan sendiri. Artinya dalam hal ini, peran negara akan diminimalisir dengan
sendirinya ketika lokalitas menjadi basis utama dalam membentuk mekanisme sistem dan
struktur sosial, politik dan ekonomi.
Disamping itu pemikiran hijau dalam proyek-proyeknya juga menolak bentuk integrasi dalam
level dunia. Menurut Rudolf Bahro, pemimpin kharismatik Partai Hijau Jerman tidak ada
keselamatan tanpa pembokaran kompleksitas. Jadi mereka menekankan pembangunan
teritorial dengan fokus lokal, yang kurang lebih sehaluan dengan tradisi pembangunan civil
society dan gerakan sejenis lainya. Dan hal ini tentu sesuai dengan slogan yang didengung-
dengungkan oleh gerakan politik hijau sendiri, yaitu Think Globally, Act Locally! dalam
persefektif ini mereka cukup independen secara artificial dari batasan-batasan nasional.
Mereka menamakan hal ini dengan anti-statist. Akan tetapi menjadi anti-statistbukan berarti
sama halnya dengan menjadi internationalist, seperti yang terjadi pada konferensi
Stockholm yang menginginkan adanya organisasi internasional yang kuat untuk bisa
melindungi dan mengatasi permasalahan lingkungan global.
Sebaliknya, pemikiran hijau lebih fokus pada bagaimana merekonstruksi world order tanpa
harus membuat Negara-bangsa yang lebih besar dan lebih kuat. Karakter pemikiran Hijau
yang anti-statisme didasarkan pada usulan yang tidak menginginkan adanya institusi politik
suprastate yang kuat tetapi lebih menginginkan untuk meminimalisir kekuasaan negara
dengan menyerahkan kekuasaan pada unit yang lebih kecil, yang diroganisir oleh bioregions
atau sejenisnya. Oleh karena itu, pandangan ini yang menjadikan pemikiran hijau memiliki
slogan think globally, act locally.
-
7/22/2019 Green Theory Over All
6/6
Gelombang kedua dari teori politik hijau menjadi lebih transnasional dan cosmopolit dalam
orientasinya. Teori ini lebih menarik perhatian dengan pemikiran ulang yang kritis, dan
dalam beberapa hal bersfiat transnationalizing dalam skop institusi dan konsep politik
dengan tidak meninggalkan kerangka berpikir permasalahan lingkungan itu sendiri. Pada
gelombang kedua ini pemikiran politik hijau telah menghasilkan sesuatu yang baru, antara
lain; transnasional, deteritorialisasi atau konseptualisasi global dari keadilan lingkungan (e.g
Low amd Gleeson 1998), hak-hak lingkungan (e.g. Hayward 2005), environmental
democracy (Doherty and de Geus, 1996), aktivisme lingkungan (Wapner 1998),
environmental citizenship (Barry 1999;Dobson 2003) dan Negara hijau (e.g. Eckersley 2004;
Barry and Eckersley 2005). Disamping itu, juga ada peningkatan hubungan dari teori politik
hijau dengan beberapa perdebatan utama dengan teori hubungan internasional normatif,
sebagian konsen pada hak azazi manusia, kosmopolitan demokrasi, transnational civil
society, dan transnational public spheres.
Lebih lanjut, Teori Hijau dalam Hubungan internasional disebut dengan Teori Hijau
Hubungan Internasional (Green IR Theory)--memiliki karakteristik yang kurang lebih sama
dengan teori-teori HI yang baru muncul dikenal dengan third debateparagdim (juga kadang-
kadang disebut sebagai fourth debate, lihat bab sebelumnya). Yang mana mereka secara
umum kritis, orientasi pada permasalahan, interdisiplin, dan secara keseluruhan unapologeticterhadap orientasi normatif mereka secara eksplisit.
Menurut pandangan Eckersley, Teori hijau HI dibedakan menjadi dua kategori,
pertama sayap International Political Economy (IPE), yang menawarkan sebuah analisa
alternatif bagi permasalahan-permasalahan ekologi global pada rejim teori, dan kedua sayap
Kosmopolitan Hijau yang mengartikulasikan norma baru bagi keadilan lingkungan dan
demokrasi hijau pada semua level pemerintahan. Kedua kategori ini berhubungan dengan
kritikal teori, sebagian pada neo-Gramscian diisnpirasikan oleh kritikal ekonomi politik
Robert Cox dan diskursus etika kosmompolitan seperti yang dikembangkan oleh Jurgen
Habermas. Oleh karena itu bisa ditempatkan secara jelas disamping kritikal/konstruktivis
rasionalisme versus konsruktivisme dalam perdebatan teori hubungan internasional (lihat
perdebatan teori HI dalam bab sebelumnya).