humaeroh fitk

80
HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Korelasi di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Legok-Tangerang) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Humaeroh 106018200759 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010

Upload: mutha26

Post on 23-Jan-2017

42 views

Category:

Internet


2 download

TRANSCRIPT

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

(Studi Korelasi di Sekolah Menengah Pertama

Negeri 2 Legok-Tangerang)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Humaeroh

106018200759

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul: “Hubungan antara Kompetensi Profesional Guru dengan

Prestasi Belajar Siswa (Studi Korelasi di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Legok

Tangerang)” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada 12 November

2010 di hadapan dewan penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1

(S.Pd) pada Program Studi Manajemen Pendidikan.

Jakarta, 19 November 2010

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua Panitia(Ketua Jurusan/Program Studi)

Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil

Tanggal Tanda Tangan

NIP.: 19560530 198503 1 002 …………………. ………………….

Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan

Penguji I

Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil

NIP.: 19560530 198503 1 002

Penguji II

Dra. Manerah

NIP.: 19680323 199403 2 002

Mengetahui:

Dekan,

Prof. DR. Dede Rosyada, MA

NIP.:19571005 198703 1 003

………………….

………………….

………………….

………………….

………………….

………………….

Drs. H. Muarif SAM, M.Pd

NIP.: 19650717 199403 1 005

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL

GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

(Studi Korelasi SMP Negeri 2 Legok Tangerang)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh ;

Humaero

106018200759

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H./2010 M.

Dosen Pembimbing

Drs. H. Mujahid Ak, M.Sc

NIP. 194707141965101001

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sangsi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 20 September 2010

Humaeroh

i

ABSTRAK

Humaeroh. 2010. Hubungan antara kompetensi profesional guru dengan prestasi

belajar siswa di SMP Negeri 2 Legok-Tangerang. Skripsi, Jurusan

Kependidikan Islam, Program studi Manajemen Pendidikan, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Dosen Pembimbing. Drs.H. Mudjahid, AK. M.Sc.

Kata Kunci: Kompetensi Profesional Guru, Prestasi Belajar Siswa

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana kompetensi

profesional guru yang ada di SMP Negeri 2 Legok-Tangerang dan bagaimana

prestasi belajar siswa serta adakah hubungan antara kompetensi profesional guru

dengan prestasi belajar siswa SMP Negeri 2 Legok-Tangerang.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi. Populasi target

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 2 Legok-Tangerang,

sedangkan populasi terjangkau adalah siswa kelas VIII yang berjumlah 178 siswa,

sampel yang diambil sebanyak 50% yaitu sebanyak 90 siswa. Pengambilan

sampel sebanyak 50% karena semakin homogen populasinya maka sampel yang

diambil semakin sedikit dan apabila populasinya heterogen maka sampel yang

diambil semakin banyak. Dalam mengumpulkan data digunakan teknik kuisioner

dan dokumentasi. Kuisioner diberikan kepada siswa yang dijadikan responden dan

teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh nilai prestasi belajar siswa.

Analisis data yang digunakan adalah analisis korelasional menggunakan rumus

korelasi ”product moment pearson”, uji signifikansi dan koefesiensi determinan.

Setelah dilakukan analisis data, maka diperoleh rhitung(0,50) > rtabel (0,21) pada

taraf signifikansi 5%, sedangkan pada taraf signifikansi 1% rtabel = 0,28

menunjukkan bahwa rhitung>rtabel (0,50>0,28). Maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan antara kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar

siswa. Dari hasil penelitian ini penulis dapat memberikan saran yaitu kepala

sekolah untuk terus meningkatkan kompetensi profesional guru yang ada agar

prestasi siswa dapat lebih meningkat lagi dari yang sudah dicapai saat ini.

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahiim

Puji syukur kehadirat Illahi rabb atas rahmat dan nikmat-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam terlimpahkan kepada

Nabi besar Muhammad SAW serta pengikutnya sampai akhir zaman.

Alhamdulillah berkat ridho-Nya dan bantuan, bimbingan serta dorongan

dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu,

sebagai ungkapan rasa hormat yang tulus, penulis menyampaikan ucapan terima

kasih kepada:

1. Bapak Prof. DR. Dede Rosyada, M.A sebagai Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan.

2. Bapak Rusydy Zakaria, M.Ed. M.Phill, sebagai Ketua Jurusan

Kependidikan Islam dan Bapak Drs. H. Muarif SAM, M.Pd sebagai

Kaprodi Manajemen Pendidikan sekaligus Dosen Penasehat

Akademik.

3. Bapak Mudjahid, AK, M.Sc sebagai Dosen Pembimbing skripsi yang

telah membimbing dan meluangkan waktu, tenaga dan fikiran di sela-

sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Kepala sekolah, dewan guru SMP Negeri 2 Legok-Tangerang yang

telah menyediakan waktu dan tempat untuk penelitian ini.

iii

5. Ummi dan Abi, dan segenap keluarga yang dengan penuh keikhlasan

memberikan doa, motivasi, dan memberikan bantuan moril maupun

materil yang tak terhingga demi terselesaikannya skripsi ini.

6. Abdul Muiz S. Pd, terima kasih banyak untuk bantuan dan motivasi

yang sudah diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi.

Kaulah segalanya, yang terbaik bagiku.

7. Teman-teman di jurusan KI-Manajemen Pendidikan yang telah

membantu yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu namanya,

terima kasih atas motivasinya untuk penulis.

Akhir kata, besar harapan penulis semoga skripsi ini memberikan manfaat

khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja yang membaca.

Jakarta, 19 September 2010

Penulis

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSEMBAHAN

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK .................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .....................................................................1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................5

C. Pembatasan Masalah ...........................................................................5

D. Rumusan Masalah ...............................................................................6

E. Manfaat Penelitian ..............................................................................6

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PERUMUSAN

HIPOTESIS

A. Prestasi Belajar....................................................................................7

1. Pengertian Prestasi Belajar .............................................................7

2. Factor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar .....................8

3. Jenis dan Indicator Prestasi Belajar .............................................10

B. Kompetensi Profesional Guru ...........................................................12

1. Pengertian Kompetensi Profesional Guru .....................................12

2. Ruang Lingkup Kompetensi Profesional Guru ............................16

3. Perlunya Guru Profesional ............................................................18

v

4. Kriteria Guru Profesional ..............................................................21

5. Aspek-aspek Kompetensi Guru Profesional……………………..22

6. Karakteristik Guru Profesional ……………………………...…..26

C. Kerangka Berpikir .............................................................................27

D. Hipotesis ..........................................................................................28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian ..............................................................................29

B. Waktu dan Tempat Penelitian ...........................................................29

C. Jenis Penelitian..................................................................................29

D. Populasi dan Sampel .........................................................................30

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ........................................30

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ..............................................33

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolah ................................................................37

B. Deskripsi Data dan Analisis Data ....................................................41

C. Pengujian Hipotesis dan Interprestasi Data ......................................63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................66

B. Saran-saran ...................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................68

LAMPIRAN................................................................................................................70

vi

DAFTAR TABEL

1. Kisi-kisi instrument penelitian ................................................................................ 32

2. Nilai “r” Product Moment ....................................................................................... 35

3. Keadaan guru dan tenaga kependidikan.................................................................. 39

4. Keadaan siswa dan siswi SMPN 2 Legok-Tangerang ............................................ 40

5. Keadaan sarana dan prasarana ... ............................................................................ 40

6. Data statistik deskriptif kompetensi profesional guru............................................. 41

7. Katagori data kompetensi profesional guru ............................................................ 42

8.Kompetensi guru dalam memberikan penjelasan tentang tujuan yang akan

dicapai melalui pembelajaran…………................................................................... 43

9.Menyebutkan kompetensi dasar (kemampuan yang akan dicapai melalui

pembelajaran ............................................................................................................ 43

10.Guru Menjelaskan materi pembelajaran dengan jelas sehingga mudah difahami

siswa ......................................................................................................................... 44

11.Guru mampu memberikan contoh yang mudah dimengerti................................. 44

12.Guru mampu menjawab dengan jelas pertanyaan yang diberikan siswa dalam

proses kegiatan pembelajaran ................................................................................. 45

13.Guru memberikan respon (jawaban) terhadap pertanyaan yang diajukan oleh

siswa ....................................................................................................................... 45

14.Guru memotivasi (memberi semangat) siswa dalam melaksanakan tugas

kelompok ................................................................................................................ 46

15.Guru mendorong siswa untuk bekerjasama dalam kelompok kerja siswa ............ 46

16.Guru menggunakan metode yang bervariasi (ceramah, tanya jawab,

demonstrasi dan kerja kelompok) ........................................................................... 47

17.Guru mengkoordinasi/mengatur kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh

siswa misalnya kegiatan diskusi, belajar kelompok, piket kelas dll ....................... 47

vii

18. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru mampu menggunakan alat peraga ......... 48

19. Guru mampu menggunakan alat peraga selain papan tulis dan buku ................... 48

20.Sebelum memulai pembelajaran, guru mengatur kerapihan tata ruang kelas

terlebih dahulu serta kesiapan siswa untuk belajar................................................. 49

21 Dalam hal guru mengalami kesulitan dalam mengatur siswa di dalam kelas ....... 49

22.Guru memberikan teguran kepada siswa yang mengganggu kegiatan belajar

mengajar ................................................................................................................. 50

23.Guru memberikan masukan, perhatian, nasihat, dan sikap tanggap terhadap

masalah yang dihadapi siswa.................................................................................. 50

24.Guru menegur siswa yang bertindak melanggar aturan kelas atau mengganggu

proses belajar mengajar di kelas ............................................................................. 51

25.Guru memberikan acungan jempol/pujian terhadap siswa yang taat pada

peraturan kelas ........................................................................................................ 51

26.Guru memberikan hadiah di depan kelas terhadap siswa yang berprestasi ........... 52

27.Guru memberikan pujian kepada siswa ketika menjawab pertanyaan dengan

tepat ........................................................................................................................ 52

28. Guru memberikan pujian kepada siswa yang melaksanakan tugas tepat waktu ... 53

29.Guru memberi nilai hasil kerja yang diberikan siswa ............................................ 53

30.Guru memberikan penilaian terhadap tugas siswa secara objektif ........................ 54

31.Guru mengulas dan menjelaskan kembali materi yang dianggap sulit bagi

siswa ....................................................................................................................... 54

32.Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperbaiki hasil tes

yang rendah ............................................................................................................ 55

33. Skor angket skala kompetensi profesional guru .................................................. 56

34. Klasifikasi skor angket kompetensi profesional guru ........................................... 57

35. Skor angket skala prestasi belajar siswa ............................................................... 58

viii

36. Klasifikasi skor angket prestasi belajar siswa ....................................................... 59

37. Koefisien antara variabel X dengan variabel Y .................................................... 60

38. Kisi-kisi instrument penelitian .............................................................................. 70

39. Data responden dan nilai rapot kelas VII B .......................................................... 77

40. Data responden dan nilai rapot kelas VII C .......................................................... 78

41. Data responden dan nilai rapot kelas VII D .......................................................... 79

42. Skor hasil angket .................................................................................................. 80

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia pendidikan, dikenal istilah kegiatan belajar mengajar

(KBM). KBM merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian

kegiatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung

dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.1

Seorang guru dikatakan sebagai pemegang peran utama, karena gurulah

yang bertanggung jawab untuk memimpin dan mengorganisasikan lingkungan

yang berhubungan dengan anak didik dan bahan pelajaran. Sehingga

menimbulkan proses belajar pada siswa. Oleh karena itu berhasil tidaknya

pendidikan pada siswa sangat tergantung pada tanggung jawab guru itu.

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa keberadaan seorang guru

memiliki peran yang sangat penting, guru merupakan penggerak dalam KBM

di kelas. Karena pentingnya peran guru, maka ia harus memiliki kompetensi

dalam mengajar. Baik yang bersifat pribadi maupun profesional. Karena

hanya guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakkan kegiatan belajar

sehingga hasil belajar berada pada tingkat optimal.

Selanjutnya sehubungan dengan kemajuan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, terjadi perubahan pandangan terhadap KBM,

1 Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009),

Cet, 23. h. 4

2

yang membawa konsekuensi pada guru untuk meningkatkan kompetensi-

kompetensi yang dimilikinya, disesuaikan dengan teori dan praktek yang

dianggap lebih tepat digunakan pada masa sekarang.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu

makin pesat. Arus globalisasi semakin hebat. Akibat dari fenomena ini, maka

muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang

pendidikan. Untuk menghadapi tantangan berat ini dibutuhkan sumber daya

manusia yang berkualitas, salah satu cara yang ditempuh adalah melalui

peningkatan mutu pendidikan.

Namun pendidikan di Indonesia saat ini tidak lepas dari berbagai

permasalahan, diantaranya masih minimnya sarana-prasarana sekolah,

rendahnya kualitas guru, kesempatan pemerataan pendidikan, relevansi

pendidikan dengan kebutuhan, mahalnya biaya pendidikan hingga

menurunnya mutu pendidikan. Pemerintah telah berusaha melakukan

perbaikan-perbaikan agar mutu pendidikan meningkat, diantaranya dengan

perbaikan kurikulum, penataran bagi guru-guru, penyempurnaan buku-buku

pelajaran dan penambahan alat peraga. Namun demikian mutu yang dicapai

belum seperti apa yang diharapkan. Perbaikan yang telah dilakukan

pemerintah tidak ada artinya jika tanpa dukungan dari guru, orang tua siswa,

siswa dan masyarakat yang turut serta dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Berbicara tentang mutu pendidikan tidak akan lepas dari kegiatan belajar.

Hasil kegiatan belajar yang diharapkan adalah prestasi belajar yang baik.

Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses

kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar dapat ditunjukkan melalui nilai

yang diberikan oleh seorang guru dari jumlah bidang studi yang telah

dipelajari oleh peserta didik.

Setiap orang pasti mendambakan prestasi belajar yang tinggi, baik orang

tua, siswa dan terlebih bagi guru. Untuk mencapai prestasi belajar yang

optimal tidak lepas dari kondisi yang kemungkinan siswa dapat belajar dengan

efektif dan dapat mengembangkan daya eksplorasinya baik fisik maupun

psikis.

3

Memperoleh prestasi belajar yang baik tidaklah mudah, banyak faktor

yang mempengaruhi. Diantara faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

siswa adalah: faktor internal, yaitu faktor yang timbul dari dalam diri anak itu

sendiri, seperti kesehatan, mental, tingkat kecerdasan, minat dan sebagainya.

Serta faktor eksternal, yaitu faktor yang datang dari luar diri anak, seperti

kebersihan rumah, udara, iklim sekolah, keluarga, masyarakat, teman, guru,

media, sarana dan prasarana belajar. Diantara beberapa faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa terdapat faktor utama yang sangat

berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran dan berdampak pada prestasi

belajar siswa yaitu keberadaan guru. Mengingat keberadaan guru dalam proses

kegiatan belajar mengajar sangat berpengaruh, maka sudah semestinya

kompetensi profesional guru harus diperhatikan.

Kebutuhan akan guru profesional yang memiliki kompetensi tinggi

semakin mendesak sejalan dengan tuntutan para guru terhadap kapasitas

mereka untuk menjadi manajer kelas yang profesional. Berarti selain

melakukan tugas pendidikan guru juga melaksanakan tugas manajemen.

Kompetensi guru yang tinggi untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di

dalam kelas menjadi salah satu kemampuan profesional mereka. Apalagi pada

era globalisasi yang semakin maju tanpa didukung oleh manusia yang

berkualitas suatu Negara akan tertinggal jauh, begitu juga dengan lembaga

pendidikan.

Hal tersebut ditunjukkan dengan keseriusan pemerintah berkenaan

dengan guru sebagai profesi yang profesional. Dalam UU No 14 Tahun 2005

dinyatakan bahwa kualifikasi Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang

sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum Diploma

Empat (D-IV) atau Sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata

pelajaran yang diajarkan dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

Yang menjadi permasalahan baru adalah, guru hanya memahami intruksi

tersebut sebagai formalitas untuk memenuhi tuntutan kebutuhan yang sifatnya

administratif. Sehingga kompetensi guru profesional dalam hal inti tidak

4

menjadi prioritas utama. Dengan pemahaman tersebut, kontribusi untuk siswa

menjadi kurang diperhatikan bahkan terabaikan.

Masalah lain yang ditemukan penulis adalah, minimnya tenaga pengajar

dalam suatu lembaga pendidikan juga memberikan celah seorang guru untuk

mengajar yang tidak sesuai dengan keahliannya. Sehingga yang menjadi

imbasnya adalah siswa sebagai anak didik tidak mendapatkan hasil

pembelajaran yang maksimal. Padahal siswa ini adalah sasaran pendidikan

yang dibentuk melalui bimbingan, keteladanan, bantuan, latihan, pengetahuan

yang maksimal, kecakapan, keterampilan, nilai, sikap yang baik dari seorang

guru. Maka hanya dengan seorang guru profesional hal tersebut dapat

terwujud secara utuh, sehingga akan menciptakan kondisi yang menimbulkan

kesadaran dan keseriusan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dengan

demikian, apa yang disampaikan seorang guru akan berpengaruh terhadap

hasil pembelajaran. Sebaliknya, jika hal di atas tidak terealisasi dengan baik,

maka akan berakibat ketidakpuasan siswa dalam proses kegiatan belajar

mengajar.

Kurang kompetennya seorang guru dalam penyampaian bahan ajar

secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap hasil dari pembelajaran.

Karena proses pembelajaran tidak hanya dapat tercapai dengan keberanian,

melainkan faktor utamanya adalah kompetensi yang ada dalam pribadi

seorang guru. Keterbatasan pengetahuan guru dalam penyampaian materi baik

dalam hal metode ataupun penunjang pokok pembelajaran lainnya akan

berpengaruh terhadap pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi awal yang diperoleh penulis, tampak

kompetensi guru yang ada di SMP Negeri 2 Legok Tangerang belum

sepenuhnya memenuhi kriteria sebagaimana yang diinginkan oleh persyaratan

guru profesional. Hal tersebut terlihat dari masih adanya beberapa guru yang

mengajar pada bidang yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan

yang ditempuhnya. Selain itu, masih rendahnya kinerja guru dalam membuat

RPP, kurangnya komunikasi edukatif antara kepala sekolah dan guru serta

5

suasana belajar yang kurang kondusif yang dirasakan oleh sebagian besar

siswa dikarenakan masih belum lengkapnya sarana belajar yang tersedia.

Dari kenyataan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan

penelitian lebih mendalam tentang profesional guru yang dikaitkan dengan

prestasi belajar siswa yang hasilnya akan dituangkan dalam sebuah skripsi

yang berjudul: “HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL

GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Korelasi di SMP

Negeri 2 Legok Tangerang.”

B. Identifikasi Masalah.

Masalah yang muncul berkenaan dengan kompetensi guru SMP Negeri 2

Legok-Tangerang, diidentifikasi sebagai berikut:

1. Belum sesuainya kompetensi yang dibutuhkan dengan kondisi rill

yang ada di sekolah.

2. Belum optimalnya guru dalam menciptakan kondisi belajar yang

kondusif

3. Masih kurangnya guru dalam penguasaan materi pendalaman

4. Kurang tepatnya penempatan guru berdasarkan latar belakang

pendidikannya.

5. Masih kurangnya pelaksanaan evaluasi guru terhadap siswa dalam

belajar

6. Belum terumusnya rencana program yang efektif

7. Kurangnya penggunaan metode bervariasi yang digunakan guru

dalam proses belajar

C. Pembatasan Masalah

Agar masalah dalam penelitian ini lebih fokus dan tidak menyimpang dari

apa yang ingin diteliti, maka penulis membatasi penelitian ini pada

permasalahan sebagai berikut:

1. Secara garis besar, permasalahan yang menyangkut dengan

kompetensi profesional guru sangat kompleks sekali. Adapun pada

skripsi ini, kompetensi profesional guru yang akan diteliti dibatasi ke

dalam empat kategori, yakni; merencanakan program belajar mengajar,

6

menguasai bahan pelajaran, melaksanakan dan memimpin atau

mengelola proses belajar mengajar, serta menilai kemajuan proses

belajar mengajar.

2. Sedangkan prestasi belajar yang dimaksud dalam skripsi ini adalah

kemampuan siswa yang diperoleh dari penilaian aspek kognitif, afektif

dan psikomotorik yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa berupa

nilai raport.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah di atas, maka

permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kompetensi profesional guru di SMP Negeri 2 Legok

Tangerang?

2. Bagaimana prestasi belajar siswa di SMP Negeri 2 Legok Tangerang?

3. Apakah terdapat hubungan antara kompetensi profesional guru dengan

prestasi belajar siswa di SMP Negeri 2 Legok Tangerang

4. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, penulis mengharapkan bermanfaat:

1. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan mendapat informasi baru

mengenai pengetahuan tentang kompetensi profesional yang harus dimiliki

seorang guru.

2. Bagi sekolah terkait, diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam

meningkatkan kompetensi profesional guru di sekolah tersebut.

3. Bagi guru, diharapkan dapat meningkatkan kualitas personal dan

profesional sebagai pendidik.

7

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR

DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Prestasi Belajar.

1. Definisi Prestasi Belajar

Istilah prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan

belajar. Istilah prestasi di dalam Kamus Ilmiah Populer didefinisikan

sebagai “hasil yang telah dicapai.”1 Sedangkan yang dimaksud dengan

belajar yaitu “berusaha, berlatih untuk mendapat pengetahuan.”2

Prestasi belajar menurut Nana Syaodih Sukmadinata yaitu

“hasil/prestasi belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-

kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.”3

Sedangkan Menurut A. Tabrani Rusyan, "prestasi belajar merupakan

hasil yang dicapai oleh seorang siswa setelah ia melakukan kegiatan

belajar mengajar tertentu atau setelah ia menerima pengajaran dari seorang

guru pada suatu saat."4

Winkel mengemukakan bahwa “prestasi belajar merupakan bukti

keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang, dapat diartikan bahwa

1 Burhani MS dan Hasbi Lawrens, Kamus Ilmiah Populer, (Jombang: Lintas Media, t.th),

h. 543 2 Desi Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Amelia, 2002), h. 79

3 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosda Karya, 2007), Cet. IV, h. 102. 4 Tabrani Rusyan, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja

Rosda Karya, 2000), h. 65.

8

prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang

setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.”5

Sunarto berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan “hasil dari

pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif

dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur

dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.”6

Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai dari suatu kegiatan atau

usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur

dengan alat atau tes tertentu.

Dalam dunia pendidikan, bentuk penilaian dari suatu prestasi biasanya

dapat dilihat atau dinyatakan dalam bentuk simbol huruf atau angka-

angka. Jadi, prestasi belajar adalah hasil yang diraih oleh peserta didik dari

aktivitas belajarnya yang ditempuh untuk memperoleh pengetahuan dan

keterampilan yang dapat diwujudkan dengan adanya perubahan sikap dan

tingkah laku dan pada umumnya dinyatakan dalam bentuk simbol huruf

atau angka-angka.

Prestasi belajar yang didapatkan oleh seorang siswa bersifat sementara,

kadang kala dalam suatu tahapan belajar, siswa yang berhasil secara

gemilang dalam belajar, sering pula dijumpai adanya siswa yang gagal.

Seperti angka raport rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir dan

sebagainya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Abu Ahmadi proses dan hasil/prestasi belajar dipengaruhi

oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor ekternal yang dapat

dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut:

a. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal), diantaranya

meliputi:

1) Minat

5 Sunarto, “Pengertian Prestasi Belajar,” artikel diakses pada 24 Februari 2010 dari

http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar. 6 Sunarto, “Pengertian Prestasi Belajar,” dari http://sunartombs.wordpress.com

9

Merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan

dan mengenai beberapa kegiatan.

2) Intelegensi/kecerdasan

Intelegensi merupakan suatu kemampuan belajar disertai

kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang

dihadapinya.

3) Bakat

Merupakan kemampuan tertentu yang telah dimiliki

seseorang sebagai kecakapan pembawaan.

4) Motivasi

Motivasi dalam belajar merupakan faktor penting karena hal

tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa

untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi

belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat

ditingkatkan.

5) Kemampuan-kemanpuan kognitif

Tidak dapat diingkari bahwa sampai sekarang pengukuran

kognitif masih diutamakan untuk menentukan keberhasilan

belajar seseorang. Sedangkan aspek efektif dan psikomotorik

lebih bersifat pelengkap dalam menentukan derajat

keberhasilan belajar anak di sekolah.

b. Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa), terdiri dari faktor

lingkungan dan faktor instrumental sebagai berikut:

1) Faktor-faktor Lingkungan

Faktor lingkungan siswa ini dapat dibagi menjadi dua bagian

yaitu: faktor lingkungan alam/non sosial dan faktor

lingkungan sosial. Adapun yang termasuk faktor lingkungan

non sosial/alami ini ialah seperti: keadaan suhu, kelembaban

udara, waktu (pagi, siang, malam), tempat letak gedung

sekolah, dan sebagainya. Faktor lingkungan sosial baik

10

berwujud manusia dan representasinya termasuk budayanya

akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.

2) Faktor-faktor Instrumental

Faktor instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas,

sarana/alat pengajaran, media pengajaran, guru dan

kurikulum/materi pelajaran serta strategi belajar mengajar

yang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar

siswa.

Dari semua faktor di atas, dalam penelitian kali ini akan

diarahkan pada faktor instrumental yang di dalamnya guru

profesional itu akan ditunjukan. Faktor-faktor di atas saling

mempengaruhi satu sama lain Misalnya: Seorang siswa yang

conserving terhadap ilmu pengetahuan biasanya cenderung

mengambil pendekatan yang sederhana dan tidak mendalam.

Sebaliknya seorang siswa yang memiliki kemampun intelegensi

yang tinggi (faktor internal) dan mendapat dorongan positif dari

orang tua atau gurunya (faktor eksternal) akan lebih memilih

pendekatan belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil belajar.

Akibat pengaruh faktor-faktor tersebut di atas muncul siswa-siswa

yang berprestasi tinggi, rendah atau gagal sama sekali.

Dalam hal ini seorang guru yang memiliki kompetensi yang

baik dan profesional diharapkan mampu mengantisipasi

kemungkinan munculnya siswa yang menunjukkan gejala

kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi faktor-

faktor yang menjadi penghambat proses belajar siswa.

3. Jenis dan Indikator Prestasi Belajar

Prestasi belajar pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan

dapat dicapai setelah seseorang belajar. Menurut Ahmad Tafsir

hasil/prestasi belajar terbagi menjadi dua standar, yaitu standar absolut dan

standar relatif. Standar absolut digunakan untuk menyatakan tingkat

penguasaan bahan pengajaran atau tujuan pengajaran oleh siswa

11

sedangkan standar relatif menggambarkan kemampuan siswa

dibandingkan dengan siswa lain dalam kelompoknya.7

Sementara Good dan Brophy menyatakan bahwa prestasi belajar siswa

tampak pada penguasaan pola tanggapan baru terhadap lingkungannya

yang berupa keterampilan (skill), kebiasaan (habit), sikap dan pendirian

(attitude), kemampuan (ability), pengetahuan (knowledge), pemahaman

(understanding), emosi (emosional), apresiasi (appreciation), jasmani dan

etika atau budi pekerti, serta hubungan sosial.8

Adapun menurut Benjamin S. Bloom dan Rathwohl, sebagaimana

yang dikutip oleh Yatim Riyanto, bahwa hasil belajar diklasifikasikan ke

dalam tiga ranah yaitu: ranah kognitif (cognitive domain), ranah

psikomotor (psychomotor domain) dan ranah afektif (affective domain).9

Bertolak dari beberapa pendapat tersebut di atas, penulis lebih

cenderung kepada pendapat Benjamin S. Bloom. Kecenderungan ini

didasarkan pada alasan bahwa ketiga ranah yang diajukan lebih terukur,

dalam artian bahwa untuk mengetahui prestasi belajar yang dimaksudkan

mudah dan dapat dilaksanakan, khususnya pada pembelajaran yang

bersifat formal.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis berkesimpulan bahwa jenis

prestasi belajar itu meliputi 3 (tiga) ranah atau aspek, yaitu: 1) ranah

kognitif (cognitive domain), 2) ranah afektif (affective domain), dan 3)

ranah psikomotor (psychomotor domain).

Untuk mengungkap hasil belajar atau prestasi belajar pada ketiga ranah

tersebut di atas diperlukan patokan-patokan atau indikator-indikator

7 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2007), Cet. IX, h. 78-79 8 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. IV, h. 15. 9 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Pendidik

dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet. I,

h. 17-18.

12

sebagai petunjuk bahwa seseorang telah berhasil meraih prestasi pada

tingkat tertentu dari ketiga ranah tersebut. Dalam hal ini Muhibbin Syah

mengemukakan bahwa: “Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data

hasil belajar siswa adalah mengetahui garis-garis besar indikator

(penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang

hendak diungkapkan atau diukur.”10

Pengetahuan dan pemahaman yang mendalam mengenai indikator-

indikator prestasi belajar sangat diperlukan ketika seseorang akan

menggunakan alat dan kiat evaluasi. Menurut Muhibbin Syah, urgensi

pengetahuan dan pemahaman yang mendalam mengenai jenis-jenis

prestasi belajar dan indikator-indikatornya adalah bahwa pemilihan dan

pengunaan alat evaluasi akan menjadi lebih tepat, reliabel, dan valid.11

B. Kompetensi Profesional Guru

1. Pengertian Kompetensi Profesional Guru

Dalam terminologi yang berlaku umum, istilah kompetensi berasal dari

bahasa Inggris competence sama dengan being competent dan competent

sama dengan having ability, power, authority, skill, knowledge, attitude,

ect. 12

Menurut UU Guru dan Dosen no.14 tahun 2005, “kompetensi adalah

seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan prilaku yang harus dimiliki,

dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas

keprofesionalannya.”13

Menurut Hall dan Jones, “Kompetensi adalah pernyataan yang

menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang

10

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. ( Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2006). Cet. XII, h. 150 11

Muhibbin Syah, Psikologi..., 150 12

A. Samana. Profesionalisme Keguruan. (Yogyakarta: Kanisius, 1994), hlm. 44 13

Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, (Jakarta: Gaung Persada

Press, 2006), Cet. I, h. 210

13

merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat

diamati dan diukur”.14

Istilah profesional berasal dari profession. Dalam Kamus Inggris

Indonesia, profession berarti “pekerjaan.”15

Arifin dalam buku Kapita

Selekta Pendidikan mengemukakan bahwa profession mengandung arti

yang sama dengan kata “occupation atau pekerjaan yang memerlukan

keahlian yang diperoleh melalui pendidikan atau latihan khusus.”16

Profesional berasal dari kata “profesi yang artinya suatu bidang

pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang.”17

Profesi juga

diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan

pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan

akademis yang intensif. Jadi, profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan

yang menuntut keahlian tertentu.

Menurut Martinis Yamin, profesi mempunyai pengertian “seseorang

yang menekuni pekerjaan berdasarkan keahlian, kemampuan, teknik, dan

prosedur berlandaskan intelektualitas.”18

Dengan kata lain bahwa profesi

adalah suatu lapangan pekerjaan yang dalam melakukan tugasnya

memerlukan teknik dan prosedur ilmiah, memiliki dedikasi serta cara

menyikapi lapangan pekerjaan yang berorientasi pada pelayanan yang ahli.

Pengertian profesi ini tersirat makna bahwa di dalam suatu pekerjaan

profesional diperlukan teknik serta prosedur yang bertumpu pada landasan

intelektual yang mengacu pada pelayanan yang ahli.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

profesi adalah suatu pekerjaan atau keahlian yang mensyaratkan

kompetensi intelektualitas, sikap dan keterampilan tertentu yang diperoleh

14

Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontektual, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2009). Cet ke 5, h. 15 15

John M. Echols dan Hasan Shadili, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia,

1996), Cet. Ke-23, h. 449. 16

Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),

Cet. Ke- 3, h. 105. 17

Arifin, Kapita Selekta Pendidikan…, h. 105. 18

Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2006) Cet.I, h. 3.

14

melalui proses pendidikan secara akademis. Dengan demikian, profesi

guru adalah keahlian dan kewenangan khusus dalam bidang pendidikan,

pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi mata pencaharian

dalam memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan. Guru sebagai

profesi berarti guru sebagai pekerjaan yang mensyaratkan kompetensi

(keahlian dan kewenangan) dalam pendidikan dan pembelajaran agar

dapat melaksanakan pekerjaan tersebut secara efektif dan efisien serta

berhasil guna.19

Adapun mengenai kata profesional, Usman memberikan suatu

kesimpulan bahwa “suatu pekerjaan yang bersifat profesional memerlukan

beberapa bidang ilmu yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian

diaplikasikan bagi kepentingan umum.”20

Kata profesional itu sendiri

berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda

yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti guru, dokter, hakim,

dan sebagainya. Dengan kata lain, pekerjaan yang bersifat profesional

adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus

dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka

yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain. Dengan bertitik tolak

pada pengertian ini, maka pengertian guru profesional adalah orang yang

memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan

sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan

kemampuan yang maksimal.

Tilaar menjelaskan pula bahwa seorang profesional menjalankan

pekerjaannya sesuai dengan tuntutan profesi atau dengan kata lain

memiliki kemampuan dan sikap sesuai dengan tuntutan profesinya.

Seorang profesional menjalankan kegiatannya berdasarkan

profesional, dan bukan secara amatiran. Seorang profesional akan

terus-menerus meningkatkan mutu karyanya secara sadar, melalui

pendidikan dan pelatihan.21

19

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, h. 46. 20

M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional…, h. 14-15. 21

H.A.R. Tilaar, Membenahi Pendidikan Nasional, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Cet. I,

h. 86.

15

Adapun mengenai pengertian profesional itu sendiri adalah, “suatu

pandangan bahwa keahlian tertentu diperlukan dalam pekerjaan tertentu

yang mana keahlian itu hanya diperoleh melalui pendidikan khusus atau

latihan khusus.”22

Profesional guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan

dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan

pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

pencaharian. Sementara itu, guru yang profesional adalah guru yang

memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas

pendidikan dan pengajaran.

Sedangkan Oemar Hamalik mengemukakan bahwa “guru

profesional merupakan orang yang telah menempuh program pendidikan

guru dan memiliki tingkat master serta telah mendapat ijazah negara dan

telah berpengalaman dalam mengajar pada kelas-kelas besar.”23

Dengan kata lain, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian guru

profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus

dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan

fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. “Guru yang

profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta

memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya.”24

Sedangkan Oemar

Hamalik mengemukakan bahwa guru profesional merupakan “orang yang

telah menempuh program pendidikan guru dan memiliki tingkat master

serta telah mendapat ijazah negara dan telah berpengalaman dalam

mengajar pada kelas-kelas besar.”25

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, profesi adalah

suatu jabatan, profesional adalah kemampuan atau keahlian dalam

memegang suatu jabatan tertantu. Dengan demikian, kompetensi

22

Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),

Cet. Ke- 3, h. 105. 23

Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2006), Cet. Ke-4, h. 27. 24

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, h. 47. 25

Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2006), Cet. Ke-4, h. 27.

16

profesional guru dalam penelitian ini adalah seorang guru yang memiliki

kemampuan dan keahlian khusus serta telah berpengalaman dalam

mengajar sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru

dengan kemampuan yang maksimal serta memiliki kompetensi sesuai

dengan kriteria guru profesional.

2. Ruang Lingkup Kompetensi Profesional Guru.

Adapun ruang lingkup kompetensi profesional guru terbagi menjadi 2

yaitu umum dan khusus. Secara umum profesional guru adalah sebagai

berikut:

a. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik

filosofi, psikologis, sosiologis dan sebagainya.

b. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf

perkembangan peserta didik

c. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang

menjadi tanggung jawabnya

d. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembalajaran yang

bervariasi

e. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat,

media dan sumber belajar yang relevan.

f. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program

pembelajaran

g. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik

h. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.26

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan tentang ruang lingkup

kompetensi guru secara umum, terdiri dari menerapkan landasan

kependidikan baik secara filosofi, psikologi dan sosiologis, menerapan

teori belajar yang disesuaikan dengan taraf perkembangan anak didik,

menerapkan metode pembejaran bervariasi, pengguanaan alat dan media

yang relevan, melaksanakan evaluasi serta menumbuhkan kepribadian

peserta didik.

Sedangkan secara lebih khusus, kompetensi profesional guru dapat

dijabarkan sebagai berikut:

a. Memahami standar Nasional pendidikan, yang meliputi:

1) Standar isi

26

Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2008), Cet. III, h. 135-136

17

2) Standar proses

3) Standar kompetensi lulusan

4) Standar pendidik dan tenaga kependidikan

5) Standar sarana prasarana

6) Standar pengelolaan

7) Standar pembiayaan

8) Standar penilaian pendidikan

b. Mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang

meliputi;

1) Memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar

2) Mengembangkan silabus

3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

4) Melaksanakan pembelajaran dan pembentukan kompetensi

peserta didik

5) Menilai hasil belajar

6) Menialai dan memperbaiki KTSP sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kemajuan

zaman.

c. Menguasai materi standar, yang meliputi;

1) Menguasai bahan pembelajaran

2) Menguasai bahan pendalaman

d. Mengelola program pembelajaran, yang meliputi;

1) Merumuskan tujuan

2) Menjabarkan kompetensi dasar

3) Memilih dan menggunakan metode pembelajaran

4) Memilih dan menyusun prosedur pembelajaran

5) Melaksanakan pembelajaran

e. Mengelola kelas, yang meliputi;

1) Mengatur tata ruang kelas untuk pembelajaran

2) Menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif

f. Menggunakan media dan sumber pembelajaran, yang

meliputi;

1) Memilih dan menggunakan media pembelajaran

2) Menggunakan dan mengelola laboraturium dalam rangka

pembelajaran

3) Mengembangkan laboraturium

4) Menggunakan perpustakaan dalam pembelajaran

5) Menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar

g. Menguasai landasan-landasan kependidikan, yang meliputi;

1) Landasan filosofis

2) Landasan psikologis

3) Landasan sosiologis

h. Memahami dan melaksanakan pengembangan peserta didik,

yang meliputi;

1) Memahami fungsi pengembangan peserta didik

18

2) Menyelenggarakan ekstrakulikuler dalam rangka

pengembangan peserta didik

3) Menyelenggarakan bimbingan dan konseling dalam rangka

pengembangan peserta didik

i. Memahami dan menyelenggarakan administrasi pembelajaran,

yang meliputi;

1) Memahami penyelenggaraan administrasi sekolah

2) Menyelenggarakan administrasi sekolah

j. Memahami penelitian dalam pembelajaran, yang meliputi

1) Mengembangkan rancangan penelitian

2) Melaksanakan penelitian

3) Menggunakan hasil penelitian untuk menngkatkan kualitas

pembelajaran

k. Menampilkan keteladanan dan kepemimpinan dalam

pembelajaran

1) Memberikan contoh perilaku keteladanan

2) Mengembangkan sikap disiplin dalam pembelajaran

l. Mengembangkan teori dan konsep dasar kependidikan

1) Mengembangkan teori-teori kependidikan yang relevan

dengan kebutuhan peserta didik

2) Mengembangkan konsep-konsep dasar kependidikan yang

relevan dengan kebutuhan peserta didik

m. Memahami dan melaksanakan konsep pembalajaran individu,

yang meliputi;

1) Memahami strategi pembelajaran individu

2) Melaksanakan pembelajaran individu.27

Secara khusus, kompetensi profesional guru meliputi: memahami

standar nasional pendidikan, mengembangkan KTSP, menguasai materi,

mengelola program pembelajaran, mengelola kelas , menggunakan media,

mengasai landasan kependidikan, melaksanakan perkembangan peserta

didik, menampilkan keteladanan serta mengembangan teori dan konsep

pembelajaran individu.

3. Perlunya Guru Profesional

Dalam pendidikan, guru adalah seorang pendidik, pembimbing,

pelatih, dan pemimpin yang dapat menciptakan iklim belajar yang

menarik, memberi rasa aman, nyaman dan kondusif dalam kelas.

Keberadaannya di tengah-tengah siswa dapat mencairkan suasana

kebekuan, kekakuan, dan kejenuhan belajar yang terasa berat diterima oleh

27

Mulyasa, Standar…, h. 135-138

19

para siswa. Kondisi seperti itu tentunya memerlukan keterampilan dari

seorang guru, dan tidak semua mampu melakukannya. Menyadari hal itu,

maka penulis menganggap bahwa keberadaan guru profesional sangat

diperlukan.

Guru yang profesional merupakan faktor penentu proses pendidikan

yang bermutu. Untuk dapat menjadi profesional, mereka harus

mampu menemukan jati diri dan mengaktualkan diri. Pemberian

prioritas yang sangat rendah pada pembangunan pendidikan selama

beberapa puluh tahun terakhir telah berdampak buruk yang sangat

luas bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.28

Mengomentari mengenai adanya keterpurukan dalam pendidikan

saat ini, penulis sangat menganggap penting akan perlunya keberadaan

guru profesional. Untuk itu, guru diharapkan tidak hanya sebatas

menjalankan profesinya, tetapi guru harus memiliki keterpanggilan untuk

melaksanakan tugasnya dengan melakukan perbaikan kualitas pelayanan

terhadap anak didik baik dari segi intelektual maupun kompetensi lainnya

yang akan menunjang perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar serta mampu mendatangkan prestasi belajar yang baik.

Menyadari akan peran guru dalam pendidikan, Muhibbin Syah

mengemukakan bahwa guru dalam pendidikan modern seperti sekarang

bukan hanya sekedar pengajar melainkan harus menjadi direktur belajar.

Artinya, setiap guru diharapkan untuk pandai-pandai mengarahkan

kegiatan belajar siswa agar mencapai keberhasilan belajar (kinerja

akademik) sebagaimana telah ditetapkan dalam sasaran kegiatan

pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai konsekuensinya tugas dan

tanggung jawabnya menjadi lebih kompleks. Perluasan tugas dan

tanggung jawab tersebut membawa konsekuensi timbulnya fungsi-fungsi

khusus yang menjdi bagian integral dalam kompetensi profesional para

guru. Menanggapi kondisi tersebut, Muhibbin Syah mengutip pendapat

Gagne bahwa setiap guru berfungsi sebagai:

28

Asrorun Niam Sholeh, Membangun Profesionalitas Guru, (Jakarta: Elsas, 2006), Cet. I,

h. 9.

20

a) Designer of intruction (perancang pengajaran)

b) Manager of intruction (pengelola pengajaran)

c) Evaluator of student learning (penilai prestasi belajar siswa).29

Dalam sebuah situs yang membahas mengenai profesional dunia

pendidikan, Suciptoardi memaparkan bahwa guru diharapkan

melaksanakan tugas kependidikan yang tidak semua orang dapat

melakukannya, artinya hanya mereka yang memang khusus telah

bersekolah untuk menjadi guru, yang dapat menjadi guru profesional.

Tidak dapat dipungkiri bahwa memang tidak mudah merumuskan

dan menggambarkan profil seorang guru profesional. Suciptoardi

menegaskan bahwa guru itu adalah sebuah profesi.

Sebagai profesi, memang diperlukan berbagai syarat, dan syarat itu

tidak sebegitu sukar dipahami, dan dipenuhi, kalau saja setiap orang

guru memahami dengan benar apa yang harus dilakukan, mengapa ia

harus melakukannya dan menyadari bagaimama ia dapat

melakukannya dengan sebaik-baiknya, kemudian ia melakukannya

sesuai dengan pertimbangan yang terbaik. Dengan berbuat demikian,

ia telah berada di dalam arus proses untuk menjadi seorang

profesional, yang menjadi semakin profesional.30

Menanggapi kembali mengenai perlunya seorang guru yang

profesional, penulis berpendapat bahwa guru profesional dalam suatu

lembaga pendidikan diharapkan akan memberikan perbaikan kualitas

pendidikan yang akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Dengan perbaikan kualitas pendidikan dan peningkatan prestasi belajar,

maka diharapkan tujuan pendidikan nasional akan terwujud dengan baik.

Dengan demikian, keberadaan guru profesional selain untuk

mempengaruhi proses belajar mengajar, guru profesional juga diharapkan

mampu memberikan mutu pendidikan yang baik sehingga mampu

menghasilkan siswa yang berprestasi. Untuk mewujudkan itu, perlu

29

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2007), Cet. Ke-13, h.250. 30

Suciptoardi, Profesionalisme dunia pendidikan, artikel diakses pada 13 Juli 2010 dari

http://Suciptoardi.wordpress.com/2007/12/29/profesionalisme-duniapendidikan.

21

dipersiapkan sedini mungkin melalui lembaga atau sistem pendidikan guru

yang memang juga bersifat profesional dan memiliki kualitas pendidikan

dan cara pandang yang maju.

4. Kriteria Guru Profesional

Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang gampang, seperti

yang dibayangkan sebagian orang, dengan bermodal penguasaan materi

dan menyampaikannya kepada siswa sudah cukup, hal ini belumlah dapat

dikategori sebagai guru yang memiliki pekerjaan profesional, karena guru

yang profesional, mereka harus memiliki berbagai keterampilan,

kemampuan khusus, mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik guru, dan

lain sebagainya.

Menurut Martinis Yamin, guru profesional harus memiliki

persyaratan yang meliputi;

a) Memiliki bakat sebagai guru.

b) Memiliki keahlian sebagai guru.

c) Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi.

d) Memiliki mental yang sehat.

e) Berbadan sehat.

f) Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas.

g) Guru adalah manusia berjiwa pancasila.

h) Guru adalah seorang warga negara yang baik.31

Menurut Surya dalam buku yang ditulis oleh Kunandar, guru yang

profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas

yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun dalam metode.

Selain itu, juga ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam

melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru yang profesional hendaknya

mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada

peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara, dan agamanya.

“Guru profesional mempunyai tanggung jawab pribadi, sosial, intelektual,

moral, dan spiritual.”32

31 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP…, h. 5-7.

32 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, h. 47.

22

5. Aspek-aspek Kompetensi Guru Profesional

Dalam pembahasan profesional guru ini, selain membahas mengenai

pengertian profesional guru, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan

mengenai kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yang

profesional. Karena seorang guru yang profesional tentunya harus

memiliki kompetensi profesional. Dalam buku yang ditulis oleh E.

Mulyasa, Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru itu mencakup

empat aspek sebagai berikut:

a. Kompetensi Pedagogik.

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir

a dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemapuan mengelola

pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta

didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,

dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya.33

b. Kompetensi Kepribadian.

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir

b, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian

adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.34

c. Kompetensi Profesioanal.

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir

c dikemukakan bahwa yang dimaksud kompetensi profesional adalah

kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam

yang memungkinkan membimbing pesrta didik memenuhi standar

kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.35

d. Kompetensi Sosial.

33

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Remaja Rosda Karya:

Bandung, 2008), Cet. III, h.75. 34

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru,... h. 117. 35

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru,... h. 135.

23

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir

d dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah

kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi

dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.36

Guru merupakan makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari

kebutuhan dan pantauan dari masyrakat dan lingkungannya, oleh

karenanya guru dituntut untuk dapat memiliki kompetensi sosial. Terlebih

dalam hubungannya dengan pendidikan yang berkaitan dengan

pembelajaran di sekolah serta pendidikan yang berlangsung di masyarakat.

Berkaitan dengan tanggung jawab, guru harus mengetahui serta

memahami nilai, norma moral dan sosial, serta berusaha berprilaku dan

berbuat sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyrakat. Guru

juga harus bertanggung jawab terhadap segala tindakannya dalam

pembelajaran di sekolah dan dalam kehidupan bermasyarakat. Pasalnya

guru di sekolah diamati langsung oleh peserta didik dan teman sejawatnya

serta atasannya, pada kesempatan tertentu peserta didik membicarakan

kebaikan gurunya tapi pada kesempatan lain membicarakan

kekurangannya, demikian halnya dengan masyarakat.

Menurut Mulyasa, sedikitnya terdapat tujuh kompetensi yang harus

dimiliki guru agar dapat berkomunikasi dan bergaul secara efektif, baik

disekolah maupun di masyarakat. Ketujuh kompetensi tersebut yaitu;

a) Memiliki pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun

agama

b) Memiliki pengetahuan tentang budaya dan tradisi

c) Memiliki pengetahuan tentang inti demokrasi

d) Memiliki pengetahuan tentang estetika

e) Memiliki apresiasi dan kesadaran sosial

f) Memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan

g) Setia terhadap harkat dan martabat manusia 37

36

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru,... h. 173. 37

Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

2008), Cet. III, h. 176

24

Perangkat kompetensi yang dijabarkan diatas merupakan kompetensi

sosial yang harus dimiki seorang guru agar dapat menjalankan hubungan

sosialnya di sekolah maupun di masyarakat dengan baik. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa guru dalam mengembangkan kemampuan sosialnya

dengan cara mengetahui adat istiadat, budaya, demokratisasi, estetika,

kesadaran sosial serta martabat manusia dengan cara diskusi, menghadapi

masalah sosial, bermain peran, dan kunjungan langsung ke masyarakat

sosial.

Kemudian dalam buku yang ditulis oleh Martinis Yamin, secara

konseptual, unjuk kerja guru menurut Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan dan Johnson mencakup tiga aspek, yaitu; (a) kemampuan

profesional, (b) kemampuan sosial, dan (c) kemampuan personal (pribadi).

Kemudian ketiga aspek ini dijabarkan menjadi:

a. Kemampuan profesional mencakup:

1) Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan

yang harus diajarkan, dan konsep-konsep dasar keilmuan dari

bahan yang diajarkannya itu.

2) Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan

kependidikan dan keguruan.

3) Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan dan

pembelajaran siswa.

b. Kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri

kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawa

tugasnya sebagai guru.

c. Kemampuan personal (pribadi) mencakup:

1) Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya

sebagai guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta

unsur-unsurnya.

2) Pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai seyogianya

dianut oleh seseorang guru.

3) Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan

teladan bagi para siswanya.38

Uzer Utsman, mengemukakan bahwa untuk mampu melaksanakan

tugas mengajar dengan baik, guru harus memiliki kemampuan profesional,

yaitu terpenuhinya 5 kemampuan profesional, yang meliputi:

38

Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, h. 4-5.

25

a) Menguasai landasan pendidikan:

1) Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan

pendidikan nasional

2) Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat

3) Mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat

dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar

b) Mengelola program pengajaran, meliputi :

1) Menetapkan tujuan pembelajaran

2) Memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran

3) Memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar

4) Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang

sesuai.

5) Memilih dan memanfaatkan sumber belajar.

c) Menguasai bahan pengajaran, meliputi:

1) Menguasai bahan pengajaran kurikulum

2) Menguasai bahan pengayaan

d) Melaksanakan program pengajaran, meliputi:

1) Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat

2) Mengatur ruangan belajar

3) Mengelolan intraksi belajar mengajar

4) Menggunakan micro teaching untuk unit program

pengenalan lapangan;

e) Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah

dilaksanakan.

1) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pembelajaran

2) Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.39

Dalam lokakarya kurikulum pendidikan guru yang diselenggarakan

oleh Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G), telah dirumuskan

sejumlah kemampuan dasar seorang calon guru lulusan sistem multistrata

sebagai berikut:

a. Menguasai bahan yakni menguasai bahan bidang studi dalam

kurikulum-kurikulum sekolah, menguasai bahan

pengayaan/penunjang bidang studi.

b. Mengelola program belajar mengajar yakni merumuskan

tujuan instruksional, mengenal dan bisa memakai metode

mengajar, memilih materi dan prosedur instruksional yang

tepat, melaksanakan program belajar dan mengajar, mengenal

kemampuan anak didik, menyesuaikan rencana dengan situasi

kelas, melaksanakan dan merencanakan pengajaran remedial,

serta mengevaluasi hasil belajar.

39

Moh. Uzer Utsman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

2009), Cet. XXIII, h. 17-19

26

c. Mengelola kelas yakni mengatur tata ruang kelas dalam rangka

CBSA dan menciptakan iklim belajar yang efektif.

d. Menggunakan media yakni memilih dan menggunakan media,

membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana, menggunakan

dan mengelola laboratorium, mengembangkan laboratorium,

serta menggunakan perpustakaan dalam proses belajar

mengajar.

e. Menguasai landasan-landasan kependidikan.

f. Merencanakan program pengajaran.

g. Mengelola interaksi belajar mengajar.

h. Menguasai macam-macam metode mengajar.

i. Menilai kemampuan prestasi siswa untuk kepentingan

pengajaran.

j. Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan

penyuluhan di sekolah.

k. Mengenal penyelenggaraan administrasi sekolah.

l. Mampu memahami dan menafsirkan hasil-hasil penelitian

pendidikan yang sederhana guna kemajuan pengajaran.40

6. Karakteristik Guru Profesional

Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang gampang seperti yang

dibayangkan sebagian orang. Dengan bermodal penguasaan materi dan

menyampaikannya kepada siswa sudah cukup, hal ini belumlah dapat

dikategori sebagai guru yang memiliki pekerjaan profesional, karena guru

yang profesional, mereka harus memiliki berbagai keterampilan,

kemampuan khusus, mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik guru, dan

lain sebagainya.

Oemar Hamalik mengemukakan bahwa guru yang berkompetensi

secara profesional, apabila:

a. Guru mampu mengembangkan tanggung jawab sebaik-baiknya.

b. Guru mampu melaksanakan peranan-peranannya secara berhasil

c. Guru mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan

sekolah

d. Guru mampu melaksanakan peranannya dalam proses mengajar dan

belajar dalam kelas.41

40 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi, (Jakarta; Bumi Aksara,

2010), Cet. VII , h. 44-45. 41

Oemar Hamalik, Pendidikan Guru..., h. 38-39.

27

C. Kerangka Berfikir

Guru termasuk suatu profesi yang memerlukan keahlian tertentu dan

memiliki tanggung jawab yang harus dikerjakan secara profesional. Karena

guru adalah individu yang memiliki tanggung jawab moral terhadap

kesuksesan anak didik yang berada pada pengawasannya, maka keberhasilan

siswa akan sangat dipengaruhi oleh kinerja yang dimiliki seorang guru. Oleh

karena itu, guru profesional diharapkan akan memberikan sesuatu yang positif

berkenaan dengan keberhasilan prestasi belajar siswa.

Dalam pelaksanaannya, tanggung jawab guru tidak hanya terbatas kepada

proses dalam transfer ilmu pengetahuan. Banyak hal yang menjadi tanggung

jawab guru, yang salah satunya adalah memiliki kompetensi idealnya

sebagaimana guru profesional. Kompetensi di sini meliputi pengetahuan,

sikap, dan keterampilan profesional, baik yang bersifat pribadi, sosial, maupun

akademis. Dengan kata lain, guru yang profesional ini memiliki keahlian

khusus dalam bidang keguruan sehingga dia mampu melaksanakan tugasnya

secara maksimal dan terarah. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar, seorang

guru profesional harus terlebih dahulu mampu merencanakan program

pengajaran. Kemudian melaksanakan program pengajaran dengan baik dan

mengevaluasi hasil pembelajaran sehingga mampu mencapai tujuan

pembelajaran. Selain itu, seorang guru profesional akan menghasilkan anak

didik yang mampu menguasai pengetahuan baik dalam aspek kognitif, afektif

serta psikomotorik.

Dengan demikian, seorang guru dikatakan profesional apabila mampu

menciptakan proses belajar mengajar yang berkualitas dan mendatangkan

prestasi belajar yang baik. Demikian pula dengan siswa, mereka baru

dikatakan memiliki prestasi belajar yang maksimal apabila telah menguasai

materi pelajaran dengan baik dan mampu mengaktualisasikannya. Prestasi itu

akan terlihat berupa pengetahuan, sikap dan perbuatan. Kehadiran guru

profesional tentunya akan berakibat positif terhadap perkembangan siswa, baik

dalam pengetahuan maupun keterampilan.

28

Oleh sebab itu, siswa akan antusias dengan apa yang disampaikan oleh

guru yang bertindak sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar. Bila hal

itu terlaksana dengan baik, maka apa yang disampaikan oleh guru akan

berpengaruh terhadap kemampuan atau prestasi belajar anak. Karena, disadari

ataupun tidak, bahwa guru adalah faktor eksternal dalam kegiatan

pembelajaran yang sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan proses

pembelajaran itu. Untuk itu, kualitas guru akan memberikan pengaruh yang

sangat berarti terhadap proses pembentukan prestasi anak didik. Oleh karena

itu, dengan keberadaan seorang guru profesional diharapkan akan mampu

memberikan pengaruh positif terhadap kelancaran dan keberhasilan proses

belajar mengajar serta mampu memaksimalkan hasil prestasi belajar siswa

dengan sebaik-baiknya.

D. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir di atas, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi

profesional guru dengan prestasi belajar siswa

Ho : Tidak Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar siswa

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui kompetensi profesional guru di SMP Negeri 2

Legok Tangerang

2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa setelah mengikuti

pembelajaran di SMP Negeri 2 Legok Tangerang.

3. Untuk mengetahui hubungan antara kompetensi profesional dengan

prestasi belajar siswa.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2010 dan

mengambil tempat di SMP Negeri 2 Legok Tangerang yang terletak di Jalan

SMP No.2 Bojong Kamal Kec. Legok-Tangerang.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian deskriptif yaitu

metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan

objek sesuai dengan apa adanya1. Untuk memperoleh data, maka digunakan

penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian untuk memperoleh data

lapangan.

1 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2009), Cet. VII, h. 157

30

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa/siswi SMP

Negeri 2 Legok Tangerang kelas VIII, tahun pelajaran 2010/2011 yang

berjumlah 178 orang. Adapun sampelnya diambil secara sampling

purposive (teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu).

Melalui penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak 50% dari

populasi yaitu 90 siswa/i.

Sampel diambil berdasarkan pada populasi yang semakin homogen

maka sampel yang diambil boleh kecil dan bila populasinya semakin

heterogen maka sampel yang diambil harus semakin tinggi atau banyak.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian, maka

penulis menggunakan teknik penelitian yaitu:

a. Kuesioner (Angket).

Angket disebarkan kepada siswa kelas VIII yang menjadi

responden dalam penelitian guna memperoleh data tentang kompetensi

profesional guru.

b. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil data nilai raport

siswa/i yang diambil dari ujian akhir semester genap tahun pelajaran

2009-2010

2. Instrumen Pengumpulan Data

Penelitian ini secara pokok melibatkan dua variabel data, yaitu data

yang berkenaan dengan Kompetensi Profesional Guru (variabel X) dan

berkenaan dengan Prestasi Belajar Siswa (variabel Y).

Data penelitian untuk variabel kompetensi profesional guru diperoleh

melalui kuesioner atau angket yang disebarkan kepada respoden

penelitian. Angket tersebut terdiri dari 25 pertanyaan mengenai

kompetensi profesional guru yang meliputi kemampuan merencanakan

program belajar-mengajar, menguasai bahan pelajaran, mengelola proses

31

belajar mengajar, menilai kemajuan proses belajar mengajar. Sedangkan

data penelitian mengenai prestasi belajar diperoleh melalui dokumentasi

data nilai ujian akhir semester (UAS) genap diambil dari tahun pelajaran

2009-2010.

Untuk menentukan skor hasil penelitian, penulis memberikan empat

alternatif jawaban dengan menggunakan skala frekuensi. Alternatif

jawaban yang dipergunakan adalah sebagai berikut:2

Selalu : mempunyai bobot nilai 4

Sering : mempunyai bobot nilai 3

Kadang-kadang : mempunyai bobot nilai 2

Tidak pernah : mempunyai bobot nilai 1

2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&B,

(Bandung: Alpabeta, 2009), h. 135.

32

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Teknik Dimensi Indikator Item

Kompetensi

Profesional

Guru

(X)

Angket

Kemampuan

merencanakan program

belajar-mengajar

Menguasai bahan

pelajaran

1. Mampu merumuskan

tujuan pembelajaran

1-2

1. Mampu menjelaskan

materi pelajaran

dengan baik

3-4

Melaksanakan/mengelola

proses belajar mengajar

2. Mampu menjawab

soal/pertanyaan dari

siswa

5-6

1. Mampu

membangkitkan

motivasi belajar

siswa

2. Mampu

menggunakan metode

belajar yang

bervariasi

3. Mampu

menggunakan alat

pembelajaran

4. Mampu mengatur dan

mengubah suasana

kelas

5. Mampu memberikan

teguran kepada siswa

6. Mampu memberi

reward dan

funishment kepada

siswa

7. Memberi pujian

kepada siswa

7-8

9-10

11-12

13-14

15-17

18-19

20-21

Menilai kemajuan proses

belajar mengajar

1. Mampu memberikan

hasil penilaian

2. Mampu melakukan

remedial

22-23

24-25

Prestasi

belajar

siswa

(Y)

Dokumentasi Rapot siswa

Data nilai semester

genap kelas VIII

semester genap tahun

pelajaran 2009-2010

33

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data.

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya yaitu pengolahan dan analisis

data. Adapun teknik pengolahan data, sebagai berikut:

1. Skoring: mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari responden ke dalam

kategori-kategori, klasifikasi dilakukan dengan cara memberi tanda atau

skor berbentuk angka pada masing-masing jawaban.

2. Tabulating: Membuat tabel-tabel untuk memasukkan jawaban-jawaban

responden yang kemudian dicari prosentasinya untuk dianalisa.3

Setelah data-data diolah langkah selanjutnya adalah menganalisis data.

Teknik analisis data yang dimaksud penulis yaitu berusaha untuk memberikan

uraian mengenai hasil penelitian tentang ada atau tidaknya hubungan antara

kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar siswa. Penulis dalam hal

ini menggunakan teknik analisis data sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya prosentase jawaban

angket dari responden. Rumus yang digunakan ialah:

P = X 100 %

Keterangan:

P = Prosentase

F = Frekuensi

N = Jumlah Responden

2. Analisis Korelasi

Untuk menganalisis kedua variable digunakan teknik analisis korelasi

dengan rumus product moment dari Karl Pearson, uji signifikansi dan

koefesiensi determinan. Untuk mengetahui tingkat korelasi antara

kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar siswa, digunakan

3 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2009), Cet. VII, h. 84-85.

34

rumus korelasi Product Moment, yaitu salah satu teknik mencari

korelasi antara dua variabel dengan rumus sebagai berikut:4

rxy

Keterangan:

rxy = Angka indeks korelasi “r” product moment

N = Number of cases

∑xy = Jumlah hasil perkalian antara sektor x dan sektor y

∑x = Jumlah seluruh sektor x

∑y = Jumlah seluruh sektor y

Analisis Product Moment dimaksudkan untuk mencari indek

korelasi antara variable X dan Y serta untuk mengetahui apakah

hubungannya erat, cukup atau lemah.

3. Interpretasi Data

Interpretasi data terhadap angka indeks korelasi “r” Product

Moment yang telah diperoleh dari hasil perhitungan dilakukan dengan

dua cara, sebagaimana Anas Sudijono dalam bukunya yang berjudul

“Pengantar Statistik Pendidikan,” yaitu:

a. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi

product moment secara kasar (sederhana). Pada umumnya

dipergunakan pedoman sebagai berikut: 5

4 Sugiyono, Metode…, h. 255

5 Anas Sudiono, Pengantar Statistic Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009)

Edisi. I, h. 193

35

Tabel 3.2

Nilai “r” Product Moment

Besarnya “r” Product

Moment Interpretasi

0,00 – 0,20

Antara Variabel X dan Variabel Y memang

terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat

lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu

diabaikan (dianggap tidak ada korelasi)

0,20 – 0,40

Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi

yang lemah atau rendah

0,40 – 0,70

Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi

yang sedang atau cukup

0,70 – 0,90

Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi

yang kuat dan tinggi

0,90 – 1,00 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi

sangat kuat atau sangat tinggi

b. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi

product moment, dengan cara berkorelasi pada tabel nilai “r”

product moment. Dengan cara ini langkah secara berurut adalah

sebagai berikut:

1) Merumuskan atau membuat hipotesis alternatif (Ha) dan

hipotesis nihil (Ho)

Ha : Terdapat korelasi positif dan signifikan antara

variable X dan Y

Ho : Tidak terdapat korelasi positif dan signifikan

antara variable X dan Y

2) Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis yang telah

diajukan di atas tadi (maksudnya yang diterima Ha atau

Ho?) dengan jalan membandingkan besarnya “r” yang

telah diperoleh dalam proses perhitungan atau “r”

observasi (ro) dengan besarnya “r” yang tercantum dalam

tabel nilai “r” product moment (rt), dengan terlebih dahulu

36

mencari derajat bebasnya (db) atau degree of freedom-nya

(df) menggunakan rumus sebagai berikut:

df = N – nr

df : degree of freedom

N : number of cases

nr : banyaknya variabel yang dikorelasikan

3) Untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel X terhadap

variabel Y dilakukan dengan cara menentukan koefisien

determinasi dengan rumus:6

KD = rxy2 x 100%

Keterangan:

KD = Kontribusi Variabel X terhadap Variabel Y

r2 = Koefisien Korelasi antara variabel X terhadap

Variabel Y

6 Sugiyono, Statistik…, h. 231

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP Negeri 2 Legok Tangerang

1. Profil SMP Negeri 2 Legok Tangerang

Nama sekolah : SMP Negeri 2 Legok

Alamat

Jalan : Jln. SMP no.2

Desa/kecamatan : Bojongkamal/ Legok

Kebupaten : Tangerang

No telepon : (021)5978257

NSS : 201280306004

Jenjang akreditasi : B

Tahun didirikan :19 Juni 2007

(Berdasarkan SK Bupati Tangerang no.421/kep.314-Huk/2007

tentang pembukaan dan penegrian sekolah tahun 2007)

Tahun beroperasi :19 Juni thn pelajaran 2006-2007

(Menumpang di SD Cirarab 2 dengan jumlah rombel 2 kelas/ 71

siswa PYMT Drs.Untung Laksana, M.Pd-berdasarkan SK Dinas P &

K kabupaten Tangerang no.800/388/Dis P & K/2007-tgl 26 Juni

2007)

Kepemilikan tanah

Status tanah : SHM Pemda Kab.Tangerang

38

Luas tanah : 5259 m2

(Berdasarkan SK Bupati Tangerang no.529.2/kep. 421-HUK/2006 tgl

22/11/2006 tentang penetapan lokasi tanah untuk pembangunan

SMPN 2 Legok, dan surat keterangan Dinas Tata Ruang dan

Pertanahan no.590/351-DTRP tgl 2 Mei 2007 tentang status tanah

untuk pembangunan SMPN 2 Legok)

Status bangunan

Surat izin bangunan :

Luas seluruh bangunan : 886 m2

(USB SMPN 2 Legok dibangun September 2008 dengan biaya Rp

1.249.322.000 dan selesai 28 Februari 2009. Diresmikan oleh Bupati

Tangerang 18 April 2009. Walau sejatinya telah digunakan untuk

PBM sejak 23 Februari 2009)

Adapun visi dan misi SMP Negeri 2 Legok Tangerang yaitu:

Visi

“Sekolah Pengembang Kearifan Lokal Berwawasan Global”

Misi

Sedangkan misi SMP Negeri 2 Legok Tangerang terdiri dari:

a. Mengembangkan potensi siswa, pendidik dan tenaga kependidikan,

dengan mempertimbangkan budaya dan kearifan local serta mengacu

pada standar nasional pendidikan guna menghadap dan memenangi

persaingan global.

b. Memberikan pelayanan pendidikan prima kepada seluruh pihak terkait

sekolah (stekholder) dengan dukungan ssarana memadai. Pelayanan

disampaikan dengan motto: segera, rapi dan simpatik (serasi).

c. Meningkatkan kesejahteraan warga sekolah melalui hubungan

kemitraan dan kewirausahaan (entrepreneurship) dengan seluruh pihak

terkait (stekholder) secara islami.

39

2. Keadaan Guru dan Siswa

SMP Negeri 2 Legok Tangerang memiliki guru dan tenaga

kependidikan yang bervariatif dilihat dari jenis kelamin, jabatan

maupun pendidikan seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Keadaan Guru dan Tenaga Kependidikan

dilihat dari Jenjang Pendidikan, Jabatan dan Bidang Studi

No Nama Pendidikan Jurusan Jabatan Bidang Studi

1. Tata Y. Sutaryadi,S.Pd.,M.Pd S.2/A.IV Megister Kepala Sekolah -

2. Suherman, S.Pd S.1/A.IV PLS Wakil kepala sekolah Penjas

3. Jubaedah, S.HI S.1/A.IV Hukum Islam Bendahara Tata Busana

4. Rohaeti, S.Ag S.1/A.IV PAI Humas PAI

5. Ida Farida, S.Sos S.1/A.IV Jurnalistik Pustakawati IPS

6. Badrudin, A.Md. Pd D.III/A.III, B. Inggris Kurikulum B. Inggris

7. Sumarna, A.Md. Pd D.III/A.III Sejarah Sarana & prasarana IPS Terpadu

8. Setiawansyah, S.Ag S.1/A.IV PAI - MTK

9. Sukamta, S.Pd S.1/A.IV B. Indonesia - B. Indonesia

10. Aulia Azhar Mutaqin, SS S.1/A.IV Sastra Arab Kesiswaan B. Indonesia

11. Achmad Rodjidin, SE S.1/A.IV Akuntansi - IPS

B. Indonesia

12. Wawan Gunawan, S.Pd S.1/A.IV Penjas - Penjaskes

13. Muhammad Rojali, S.Pd S.1/A.IV IPA - IPA

14. Cindy Agnesthia, S.Pd S.1/A.IV Biologi - IPA

15. Hj. Fathiyah, S.Ag S.1/A.IV PAI - PKn

16. Taufik budiana, S.Pd S.1/A.IV PPKN - Kesenian

17. Suratman, S.Pd S.1/A.IV B.Indonesia - B. Indonesia

18. Haerudin SMA IPA - MTK

19. Yadi Noor Hidayat D.III/A.III - - TIK

20. Yudhie Indra G, S.Pd S.1/A.IV - - B. Inggris

21. Juhji, S.Pd S.1/A.IV - - IPA

22. Adang, S.Ag S.1/A.IV - - Kesenian

23. Fazrin Lestari, S.Pd S.1/A.IV Matematika - MTK

24. Anisa Oktaviani, S.Pd S.1/A.IV B, Inggris - B. Inggris

Keadaan siswa-siswi yang ada di SMP Negeri 2 Legok Tangerang sangat

bervariatif, artinya sekolah tersebut memiliki beberapa kelas yang cukup dari

kelas VII, VIII dan IX. Seperti terlihat pada tabel berikut:

40

Tabel 4.2

Keadaan siswa-siswi SMP Negeri 2 Legok Tangerang

3. Keadaan Sarana dan Prasarana

Sekolah SMP Negeri 2 Legok Tangerang memiliki sarana dan prasarana

yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar mulai dari ruang sekolah

yang memadai maupun sarana yang lain seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3

Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Negeri 2 Legok Tangerang

No Sarana/Prasarana Jumlah Kondisi

1 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik

2 Ruang Guru 1 Baik

3 Ruang TU 1 Baik

4 Ruang Belajar 6 Baik

5 Ruang Kamar Kecil/WC

siswa & guru

10 Baik

6 Ruang Komputer 1 Baik

7 Ruang Perpustakaan 1 Baik

8 Ruang BP 1 Baik

9 Kantin 2 Baik

10 Ruang Lab IPA 1 Baik

11 Lapangan Upacara 1 Baik

4. Struktur Organisasi

Dalam setiap organisasi diperlukan adanya suatu struktur yang

menggambarkan suatu kejelasan garis intruksi dan koordinsi antar pemimpin

dan anggota. Begitu pula dengan SMP Negeri 2 Legok Tangerang, dibawah

ini adalah struktur organisasi SMP Negeri 2 Legok Tangerang:

No Kelas A B C D E Jumlah

Rombel L P L P L P L P L P L P

1 VII 16 22 16 22 16 22 15 25 16 24 79 115 5

2 VIII 22 14 23 13 24 12 7 29 22 12 98 80 5

3 IX 22 20 22 20 14 26 - - - - 58 66 3

Jumlah 235 261 13

41

Bagan 4.4

Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Legok Tangerang

B. Deskripsi Data dan Analisis Data

1. Deskripsi Data

Hasil penelitian ini adalah dari angket tentang kompetensi profesional

guru di SMP Negeri 2 Legok, untuk mengetahui kompetensi profesional

mereka, angket diberikan kepada siswa kelas VIII yang menjadi responden.

Tabel 4.5

Data statistik deskriptif kompetensi profesional guru

Jumlah 6461

Minimal 55

Maksimal 86

Mean 71,78

Median 72

Modus 71

Standar deviasi 7,213

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat diperoleh jumlah skor

kompetensi profesional guru dari hasil angket yang mencapai 6461 dengan

nilai tertinggi 86 yang menunjukan bahwa siswa berpendapat guru yang ada

disekolah tersebut sudah kompeten, terendah 55 pada yang menunjukan

Komite Sekolah Kepala Sekolah

Wakil Kepala Sekolah

Bidang Kom & Inf

Wakil Kepala Sekolah

Bidang Sarana Prasarana

Wakil Kepala Sekolah

Bidang Kesiswaan

Wakil Kepala Sekolah

Bidang Kurikulum

Konselor

Pelatih/Instruktur

Staf

Adminstrasi

Laboratorium

Teknisi Media

Kerumahtanggaan

Pustakawan wali

kelas/guru piket Guru

mata pelajaran

Siswa / Siswi

42

bahwa guru yang ada disekolah belum sepenuhnya memiliki kompetensi

prefesional, dan rata-rata 71,78 untuk indikator yang lainnya seperti

merumuskan tujuan pembelajaran, mampu menjawab soal, memberikan pujian

dan sebagainya dalam katagori cukup. Hasil perhitungan lengkap analisis

deskriptif persentase kompetensi profesional guru dapat dilihat dalam

lampiran.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif persentase diketahui kategori nilai

kompetensi profesional guru dan frekuensi masing-masing kategori seperti

yang ditunjukkan dalam tabel 4.5 sebagai berikut.

Tabel 4.6

Kategori data kompetensi profesional guru

No Interval kelas Interval

persentase

Frekuensi Kategori

1 79-86 80% – 100% 18 Sangat baik

2 71-78 60% – 79% 35 Baik

3 63-70 40% – 59% 27 Sedang

4 55-62 10% – 39% 10 Kurang

Berdasarkan tabel 4.1 berikut dapat diketahui bahwa interval kelas antara

79-86 dalam kategori sangat baik, 71-78 kategori baik, 63-70 kategori sedang

sedangkan 55-62 dalam kategori kurang.

Dimensi kompetensi profesional guru yang pertama adalah kemampuan

merencanakan program belajar-mengajar. Terdapat 1 indikator yaitu: mampu

merumuskan tujuan pembelajaran.

43

Tabel 4.7

Mampu memberikan penjelasan tentang tujuan yang akan dicapai melalui

pembelajaran sebelum menjelaskan materi

No Jawaban F %

1 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

20

41

29

0

22

46

32

0

Jumlah 90 100

Dari tabel berikut, dapat diketahui bahwa 46% siswa menjawab sering,

32% siswa menyatakan kadang-kadang dan 22% siswa menyatakan selalu

sedangkan yang menyatakan tidak pernah sebanyak 0%. Hal ini dapat diambil

kesimpulan bahwa guru sering memberikan penjelasan tentang tujuan yang

akan dicapai melalui pembelajaran. Berdasarkan hasil perhitungan statistik

diperoleh skor 261 dan dalam katagori baik.

Tabel 4.8

Guru menyebutkan kompetensi dasar (kemampuan yang akan dicapai

melalui pembelajaran)

No Jawaban F %

2

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

15

33

39

3

17

37

43

3,3

Jumlah 90 100

Dilihat dari jawaban responden (no.2) tentang guru menyebutkan

kompetensi dasar (kemampuan yang akan dicapai melalui pembelajaran, 43%

responden menjawab bahwa guru kadang-kadang menyebutkan kompetensi

dasar yang akan dicapai, 37% responden menjawab sering, 17% responden

menjawab selalu sedangkan yang menjawab tidak pernah sebanyak 3,3%

siswa. Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh skor 240 dalam item

penyebutan kompetensi dasar kepada siswa dan dalam kategori sedang.

44

Tabel 4.9

Guru mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan jelas sehingga

mudah difahami siswa

No Jawaban F %

3 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

28

55

6

1

31

61

6.7

1.1

Jumlah 90 100

Dilihat dari jawaban responden (no. 3), 61% responden menjawab bahwa

guru sering menjelaskan materi dengan jelas, 31% menjawab selalu, 6.7%

responden menjawab kadang-kadang sedangkan yang memilih jawaban tidak

tidak pernah sebanyak 1.1%. Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh

skor 290 dalam item guru menjelaskan materi pembelajaran dengan jelas

hingga mudah dipahami siswa dan dalam kategori sangat baik.

Tabel 4.10

Guru dalam menyampaikan bahan pembelajaran mampu memberikan

contoh yang mudah dimengerti

No Jawaban F %

4 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

35

49

6

0

39

54

6.7

0

Jumlah 90 100

Dari tabel berikut (no.4) dapat diketahui bahwa, 54% responden menjawab

bahwa guru sering memberi contoh dalam menyampaikan materi

pembelajaran sehingga mudah dipahami, 39% menjawab selalu, 6.7%

responden menjawab kadang-kadang sedangkan yang memilih jawaban tidak

pernah 0%. Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh skor 299 dalam

kategori sangat baik.

45

Tabel 4.11

Guru mampu menjawab dengan jelas pertanyaan yang diberikan siswa

dalam proses kegiatan pembelajaran

No Jawaban F %

5 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

50

29

10

1

56

32

11

1.1

Jumlah 90 100

Dilihat dari jawaban responden (no 5), 56% responden menjawab bahwa

guru selalu menjawab pernyaan yang diberikan siswa dengan baik, 32%

menjawab sering, 11% responden menjawab kadang-kadang sedangkan yang

memilih jawaban tidak pernah sebanyak 1.1%. Berdasarkan hasil perhitungan

statistik diperoleh skor 308 dalam hal guru menjawab pernyaan yang

diberikan siswa dengan baik dan dalam kategori sangat baik.

Tabel 4.12

Guru memberikan respon (jawaban) terhadap pertanyaan yang diajukan

siswa tanpa mengabaikan siswa yang lain

No Jawaban F %

6 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

22

30

32

6

24

33

36

6.7

Jumlah 90 100

Dilihat jawaban responden (no.6), 36% responden menjawab bahwa guru

kadang-kadang memberikan respon (jawaban) terhadap pertanyaan yang

diajukan siswa tanpa mengabaikan siswa yang lain, 33% responden menjawab

sering, 24% responden menjawab selalu sedangkan yang menjawab tidak

pernah sebanyak 6.7%. Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh skor

248 dalam kategori baik.

46

Tabel 4.13

Guru memotivasi (memberi semangat) siswa dalam melaksanakan tugas

kelompok

No Jawaban F %

7 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

26

42

18

4

29

47

20

4.4

Jumlah 90 100

Dilihat dari jawaban responden (no. 7), 47% responden menjawab bahwa

guru selalu memotivasi (memberi semangat) siswa dalam melaksanakan tugas

kelompok, 29% menjawab selalu, 20% responden menjawab kadang-kadang

sedangkan yang memilih jawaban tidak pernah sebanyak 4.4%. Berdasarkan

hasil perhitungan statistik diperoleh skor 270 dan dalam kategori baik.

Tabel 4.14

Guru mendorong siswa untuk bekerjasama dalam kelompok kerja siswa

No Jawaban F %

8 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

26

32

27

5

29

36

30

5.6

Jumlah 90 100

Dilihat dari jawaban responden (no. 8), 38% responden menjawab bahwa

guru selalu mendorong siswa untuk bekerjasama dalam kelompok kerja siswa,

30% menjawab kadang-kadang, 29% responden menjawab selalu sedangkan

yang memilih jawaban tidak pernag sebanyak 5.6%. Berdasarkan hasil

perhitungan statistik diperoleh skor 259 dan dalam kategori baik.

47

Tabel 4.15

Guru menggunakan metode yang bervariasi (ceramah, tanya jawab,

demonstrasi dan kerja kelompok)

No Jawaban F %

9 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

14

31

41

4

16

34

46

4.4

Jumlah 90 100

Dilihat dari jawaban responden (no. 9) dalam hal guru menggunakan

metode yang bervariasi (ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan kerja

kelompok), 46% menjawab kadang-kadang, 34% responden menjawab

sering, 16% responden menjawab selalu sedangkan yang memilih jawaban

sebagian kecil sebanyak 4.4%. Berdasarkan hasil perhitungan statistik

diperoleh skor 235 dan dalam kategori sedang.

Tabel 4.16

Guru mengkoordinasi/mengatur kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh

siswa misalnya kegiatan diskusi, belajar kelompok, piket kelas dll

No Jawaban F %

10 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

31

28

26

5

34

31

29

5.6

Jumlah 90 100

Dilihat dari jawaban responden (no.10), 34% responden menjawab bahwa

guru selalu melakukan hal tersebut, 31% menjawab sering, 29% responden

menjawab kadang-kadang sedangkan yang memilih jawaban tidak pernah

sebanyak 5.6%. Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh skor 265

dan dalam kategori baik.

48

Tabel 4.17

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru mampu menggunakan alat peraga

No Jawaban F %

11 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

13

25

49

3

14

28

54

3.3

Jumlah 90 100

Dilihat dari jawaban responden (no. 11), 54% responden menjawab bahwa

guru kadang-kadang menggunakan alat peraga, 28% responden menjawab

sering, 14% responden menjawab selalu sedangkan yang menjawab tidak

pernah sebanyak 3.3%. Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh skor

228 dalam hal guru menggunakan alat peraga dan dalam kategori sedang.

Tabel 4.18

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru mampu menggunakan alat peraga

No Jawaban F %

12 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

6

28

54

2

6.7

31

60

2.2

Jumlah 90 100

Dilihat dari jawaban responden (no 12) dalam hal guru menggunakan alat

bantu belajar yang lain seperti karton, peta dan sarana prasarana lainnya. 60%

responden menjawab kadang-kadang, 31% menjawab sering, 6.7% responden

menjawab selalu sedangkan yang memilih jawaban tidak pernah sebanyak

2.2%. Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh skor 218 dalam hal

guru menggunakan alat bantu belajar yang lain seperti karton, peta dan sarana

prasarana lainnya dan dalam kategori sedang.

49

Tabel 4.19

Guru mengatur kerapihan tata ruang kelas terlebih dahulu

serta kesiapan siswa untuk belajar

No Jawaban F %

13 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

25

31

32

2

28

34

36

2.2

Jumlah 90 100

Dilihat dari jawaban responden (no. 13) tentang guru mengatur kerapihan

tata ruang kelas terlebih dahulu serta kesiapan siswa untuk belajar. 36%

responden menjawab kadang-kadang, 34% menjawab sering, 28% responden

menjawab selalu sedangkan yang memilih jawaban tidak pernah sebanyak

2.2%. Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh skor 259 dan dalam

kategori baik.

Tabel 4.20

Dalam hal guru mengalami kesulitan dalam mengatur siswa di dalam kelas

No Jawaban F %

14 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

4

14

50

22

4.4

16

54

24

Jumlah 90 100

Dilihat dari jawaban responden (no 14) dalam hal guru mengalami

kesulitan dalam mengatur siswa di dalam kelas. 54% responden menjawab

kadang-kadang, 24% menjawab tidak pernah, 16% responden menjawab

selalu sedangkan yang memilih jawaban tidak pernah sebanyak 4.4%.

Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh skor 180 dan dalam kategori

kurang.

50

Tabel 4.21

Guru memberikan teguran kepada siswa yang mengganggu kegiatan

belajar mengajar

No Jawaban F %

15 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

49

29

12

0

54

32

13

0

Jumlah 90 100

Dilihat dari jawaban responden (no. 15) dalam hal guru memberikan

teguran kepada siswa yang mengganggu kegiatan belajar mengajar. 54%

responden menjawab bahwa guru selalu memberikan teguran kepada siswa

yang mengganggu kegiatan belajar mengajar, 32% menjawab sering, 13%

responden menjawab kadang-kadang. Berdasarkan hasil perhitungan statistik

diperoleh skor 307 dan dalam kategori sangat baik.

Tabel 4.22

Guru memberikan masukan, perhatian, nasihat, dan sikap tanggap

terhadap masalah yang dihadapi siswa

No Jawaban F %

16 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

31

33

22

4

34

37

24

4.4

Jumlah 90 100

Dilihat dari jawaban responden (no 16) dalam hal guru memberikan

masukan, perhatian, nasihat, dan sikap tanggap terhadap masalah yang

dihadapi siswa, 37% responden menjawab bahwa guru sering memberikan

masukan, perhatian, nasihat, dan sikap tanggap terhadap masalah yang

dihadapi siswa, 34% menjawab selalu, 24% responden menjawab kadang-

kadang sedangkan yang memilih jawaban tidak pernah sebanyak 4.4%.

Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh skor 271 dan dalam kategori

baik.

51

Tabel 4.23

Guru menegur siswa yang bertindak melanggar aturan kelas atau

mengganggu proses belajar mengajar di kelas

No Jawaban F %

17 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

56

25

7

2

62

28

7.8

2.2

Jumlah 90 100

Dilihat dari jawaban responden (no. 17) dalam hal guru menegur siswa

yang bertindak melanggar aturan kelas atau mengganggu proses belajar

mengajar di kelas, 62% menjawab selalu, 28% responden menjawab sering,

7.8% menjawab kadang-kadang, sedangkan yang memilih jawaban tidak

pernah sebanyak 2.2% orang. Berdasarkan hasil perhitungan statistik

diperoleh skor 315 dan dalam kategori sangat baik.

Tabel 4.24

Guru memberikan acungan jempol/pujian terhadap siswa yang taat pada

peraturan kelas

No Jawaban F %

18 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

29

39

21

1

32

43

23

1.1

Jumlah 90 100

Dilihat dari jawaban responden (no 18) tentang guru memberikan acungan

jempol/pujian terhadap siswa yang taat pada peraturan kelas, 43% responden

menjawab sering, 32% responden menjawab selalu, 23% responden menjawab

kadang-kadang, sedangkan yang menjawab selalu sebanyak 1.1%.

Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh skor 276 dan dalam kategori

baik.

52

Tabel 4.25

Guru memberikan hadiah didepan kelas terhadap siswa yang berprestasi

No Jawaban F %

19 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

10

19

31

30

12

21

33

34

Jumlah 90 100

Dilihat jawaban responden (no 19) tentang guru memberikan hadiah

didepan kelas terhadap siswa yang berprestasi. 34% responden menjawab

tidak pernah, 33% responden menjawab kadang-kadang, 21% responden

menjawab sering sedangkan yang menjawab selalu sebanyak 12%.

Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh skor 189 dan dalam kategori

kurang.

Tabel 4.26

Guru memberikan pujian kepada siswa ketika menjawab pertanyaan

dengan tepat

No Jawaban F %

20 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

18

43

25

4

20

48

28

4.4

Jumlah 90 100

Dilihat dari jawaban responden (no. 20) dalam hal guru memberikan

pujian kepada siswa ketika menjawab pertanyaan dengan tepat, 48%

responden menjawab sering, 28% menjawab kadang-kadang, 20% responden

menjawab selalu sedangkan yang memilih jawaban tidak pernah sebanyak

4.4%. Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh skor 255 dan dalam

kategori baik.

53

Tabel 4.27

Guru memberikan pujian kepada siswa yang melaksanakan tugas tepat

waktu

No Jawaban F %

21 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

17

45

24

4

19

50

27

4.4

Jumlah 90 100

Dilihat dari jawaban responden (no 21) tentang guru memberikan pujian

kepada siswa yang melaksanakan tugas tepat waktu. 50% responden

menjawab sering, 27% menjawab kadang-kadang, 19% responden menjawab

selalu sedangkan yang memilih jawaban tidak pernah sebanyak 4.4%.

Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh skor 255 dan dalam kategori

baik.

Berdasarkan perhitungan statistik diatas pada dimensi pelaksanaan

pengelolaan proses belajar mengajar, yang terdapat pada item no 7 sampai 21,

diperoleh jumlah skor 3782 dengan rata-rata 252,13, dari perhitungan statistik

ini diketahui bahwa rata-rata kompetensi profesional guru pada dimensi

pelaksanaan pengelolaan proses belajar mengajar dalam kategori baik.

Dimensi kompetensi profesional guru selanjutnya adalah menilai

kemajuan proses belajar mengajar. Terdapat 2 indikator diantaranya: mampu

memberikan hasil penilaian dan mampu melakukan remedial.

Tabel 4.28

Guru memberi nilai hasil kerja yang diberikan siswa

No Jawaban F %

22 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

10

44

34

2

11

49

38

2.2

Jumlah 90 100

54

Dilihat jawaban responden (no. 22) tentang guru memberi nilai hasil

kerja yang diberikan siswa. 49% responden menjawab bahwa sering, 38%

responden menjawab kadang-kadang, 11% responden menjawab selalu

sedangkan yang menjawab tidak pernah sebanyak 2.2%. Berdasarkan hasil

perhitungan statistik diperoleh skor 242 dan dalam kategori sedang.

Tabel 4.29

Guru memberikan penilaian terhadap tugas siswa secara objektif

No Jawaban F %

23 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

16

41

28

5

18

46

31

5.6

Jumlah 90 100

Dilihat dari jawaban responden (no. 23) dalam hal guru memberikan

penilaian terhadap tugas siswa secara objektif, 46% responden menjawab

bahwa sering, 31% menjawab kadang-kadang, 18% responden menjawab

selalu sedangkan yang memilih jawaban tidak pernah sebanyak 5.6%.

Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh skor 248 dan dalam kategori

baik.

Tabel 4.30

Guru mengulas dan menjelaskan kembali materi yang dianggap sulit bagi

siswa

No Jawaban F %

24 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

32

46

12

0

36

51

13

0

Jumlah 90 100

Dilihat dari jawaban responden (no 24) dalam hal guru mengulas dan

menjelaskan kembali materi yang dianggap sulit bagi siswa. 51% responden

menjawab sering, 36% menjawab selalu, 13% responden menjawab kadang-

kadang sedangkan yang menjawab tidak pernah 0%. Berdasarkan hasil

perhitungan statistik diperoleh skor 290 dan dalam kategori sangat baik.

55

Tabel 4.31

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperbaiki hasil tes

yang rendah

No Jawaban F %

25 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

19

38

30

3

21

42

33

4.4

Jumlah 90 100

Dilihat dari jawaban responden (no. 25) dalam hal guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk memperbaiki hasil tes yang rendah, 42%

responden menjawab bahwa sering, 33% menjawab kadang-kadang dan 21%

menjawab selalu sedangkan yang memilih jawaban tidak pernah sebanyak

4.4%. Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh skor 253 dan dalam

kategori baik.

Berdasarkan perhitungan statistik diatas pada dimensi menilai kemajuan

proses belajar mengajar, yang terdapat pada item no 22 sampai 25, diperoleh

jumlah skor 1033 dengan rata-rata 258,25, dari perhitungan statistik ini

diketahui bahwa rata-rata kompetensi profesional guru pada dimensi menilai

kemajuan proses belajar mengajar dalam kategori baik.

2. Analisis Data

Dari penelitian yang telah dilakukan, penulis melakukan analisis data

yang merupakan bagian penting dalam metode ilmiah untuk menjawab

masalah penelitian. Dalam menganalisis data penulis mengkorelasikan

mengenai persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru.

Untuk mengetahui kompetensi profesional guru yang terdapat pada

SMP Negeri 2 Legok dapat dilihat pada tabel berikut:

56

Tabel 4.32

Skor Angket Skala Kompetensi Profesional Guru

No Responden Skor No Responden Skor

1 86 46 71

2 78 47 64

3 81 48 79

4 76 49 75

5 82 50 69

6 77 51 72

7 62 52 71

8 71 53 81

9 60 54 79

10 80 55 55

11 84 56 77

12 84 57 65

13 58 58 66

14 66 59 70

15 66 60 68

16 77 61 65

17 56 62 70

18 71 63 80

19 73 64 85

20 71 65 78

21 64 66 66

22 60 67 68

23 73 68 75

24 80 69 81

25 64 70 73

26 70 71 71

27 67 72 78

28 69 73 75

29 72 74 61

30 75 75 82

31 72 76 77

32 68 77 69

33 75 78 66

34 71 79 61

35 75 80 79

36 78 81 74

37 63 82 64

38 73 83 75

39 64 84 66

40 74 85 66

41 79 86 81

57

42 67 87 60

43 78 88 76

44 80 89 70

45 78 90 59

Untuk mengetahui nilai rata-rata kompetensi profesional guru yang terdapat

pada SMP Negeri 2 Legok menggunakan rumus:

M = = = 71,78

SD = =

= =

= = 7,22

Kriteria penilaian:

Batas kelompok atas sedang: Mean + SD = 71,78 +7,22 = 79

Batas kelompok bawah sedang: Mean – SD = 71,78 – 7,22 = 64,56

Kemudian data tersebut disusun menjadi data interval. Untuk lebih jelasnya,

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.33

Klasifikasi Skor Angket

No Klasifikasi Frekuensi Kualifikasi

1 >79 14 Baik

2 64,56-79,00 60 Sedang

3 <64,56 16 Kurang

Setelah merujuk pada tabel di atas, maka dengan nilai rata-rata sebesar 71,78

yang berada klasifikasi 64,56-79,00, sehingga dapat diketahui bahwa kompetensi

profesional guru yang terdapat di SMP Negeri 2 Legok termasuk kategori sedang.

Hal ini juga dapat dibuktikan bahwa kebanyakan siswa memiliki jawaban skor

58

hasil angket sebanyak 60 orang. Sedangkan untuk prestasi belajar siswa dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.34

Prestasi Belajar (variable Y)

No Responden Nilai No Responden Nilai

1 80 46 75

2 72 47 67

3 78 48 81

4 70 49 72

5 78 50 65

6 72 51 69

7 75 52 64

8 75 53 78

9 65 54 64

10 78 55 60

11 79 56 68

12 81 57 68

13 60 58 65

14 70 59 63

15 76 60 67

16 76 61 68

17 76 62 71

18 72 63 76

19 75 64 72

20 73 65 65

21 69 66 66

22 75 67 65

23 72 68 66

24 77 69 76

25 74 70 71

26 75 71 70

27 79 72 75

28 78 73 64

29 75 74 68

30 71 75 80

31 73 76 73

32 72 77 72

33 74 78 73

34 75 79 68

35 75 80 76

36 76 81 74

37 70 82 78

38 73 83 71

59

39 68 84 78

40 75 85 75

41 72 86 79

42 65 87 67

43 71 88 73

44 78 89 71

45 72 90 62

Data mengenai Prestasi belajar dapat dilihat pada nilai tertinggi dan terendah

rata-ratanya dengan menggunakan rumus:

M = = = 72,04

SD = =

= =

= = 4,97

Kriteria penilaian:

Batas kelompok atas sedang: mean + SD = 72.04 +4,97 = 77,01

Batas kelompok bawah sedang: Mean – SD = 72,04 – 4,97 = 67,07

Kemudian data tersebut disusun menjadi data interval. Untuk lebih jelasnya,

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.35

Klasifikasi Skor Prestasi Belajar

No Klasifikasi Frekuensi Kualifikasi

1 >77,01 15 Baik

2 67,07-77,01 57 Sedang

3 < 67,07 18 Kurang

Setelah merujuk pada tabel di atas, maka dengan nilai rata-rata prestasi

belajar sebesar 72,04 yang berada pada klasifikasi 67,07-77,01 sehingga dapat

60

diketahui bahwa prestasi belajar termasuk kategori sedang. Hal ini juga dapat

dibuktikan bahwa kebanyakan prestasi belajar yang dicapai siswa sebanyak 57

orang.

Koefesiensi korelasi antara kompetensi profesional guru dengan prestasi

belajar siswa, maka digunakan analisa kuantitatif melalui teknik analisis

korelasional dengan rumus product moment.

Tabel 4.36

Mencari koefesiensi antara variabel X dengan variabel Y

Responden X Y XY X2 Y

2

1 86 80 6880 7396 6400

2 78 72 5616 6084 5184

3 81 78 6318 6561 6084

4 76 70 5320 5776 4900

5 82 78 6396 6724 6084

6 77 72 5544 5929 5184

7 62 75 4650 3844 5625

8 71 75 5325 5041 5625

9 60 65 3900 3600 4225

10 80 78 6240 6400 6084

11 84 79 6636 7056 6241

12 84 81 6804 7056 6561

13 58 60 3480 3364 3600

14 66 70 4620 4356 4900

15 66 76 5016 4356 5776

16 77 76 5852 5929 5776

17 56 76 4256 3136 5776

18 71 72 5112 5041 5184

19 73 75 5475 5329 5625

20 71 73 5183 5041 5329

21 64 69 4416 4096 4761

22 60 75 4500 3600 5625

23 73 72 5256 5329 5184

24 80 77 6160 6400 5929

25 64 74 4736 4096 5476

26 70 75 5250 4900 5625

27 67 79 5293 4489 6241

28 69 78 5382 4761 6084

29 72 75 5400 5184 5625

30 75 71 5325 5625 5041

61

31 72 73 5256 5184 5329

32 68 72 4896 4624 5184

33 75 74 5550 5625 5476

34 71 75 5325 5041 5625

35 75 75 5625 5625 5625

36 78 76 5928 6084 5776

37 63 70 4410 3969 4900

38 73 73 5329 5329 5329

39 64 68 4352 4096 4624

40 74 75 5550 5476 5625

41 79 72 5688 6241 5184

42 67 65 4355 4489 4225

43 78 71 5538 6084 5041

44 80 78 6240 6400 6084

45 78 72 5616 6084 5184

46 71 75 5325 5041 5625

47 64 67 4288 4096 4489

48 79 81 6399 6241 6561

49 75 72 5400 5625 5184

50 69 65 4485 4761 4225

51 72 69 4968 5184 4761

52 71 64 4544 5041 4096

53 81 78 6318 6561 6084

54 79 64 5056 6241 4096

55 55 60 3300 3025 3600

56 77 68 5236 5929 4624

57 65 68 4420 4225 4624

58 66 65 4290 4356 4225

59 70 63 4410 4900 3969

60 68 67 4556 4624 4489

61 65 68 4420 4225 4624

62 70 71 4970 4900 5041

63 80 76 6080 6400 5776

64 85 72 6120 7225 5184

65 78 65 5070 6084 4225

66 66 66 4356 4356 4356

67 68 65 4420 4624 4225

68 75 66 4950 5625 4356

69 81 76 6156 6561 5776

70 73 71 5183 5329 5041

71 71 70 4970 5041 4900

72 78 75 5850 6084 5625

73 75 64 4800 5625 4096

74 61 68 4148 3721 4624

62

75 82 80 6560 6724 6400

76 77 73 5621 5929 5329

77 69 72 4968 4761 5184

78 66 73 4818 4356 5329

79 61 68 4148 3721 4624

80 79 76 6004 6241 5776

81 74 74 5476 5476 5476

82 64 78 4992 4096 6084

83 75 71 5325 5625 5041

84 66 78 5148 4356 6084

85 66 75 4950 4356 5625

86 81 79 6399 6561 6241

87 60 67 4020 3600 4489

88 76 73 5548 5776 5329

89 70 71 4970 4900 5041

90 59 62 3658 3481 3844

Jumlah 6461 6484 467092 468459 469362

Dari data tersebut, maka dapat dicari koefesiensi korelasi:

rxy

Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa hubungan (korelasi) antara

kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar siswa sebesar 0,50

63

C. Pengujian Hipotesis dan Interpretasi Data

Dari perhitungan di atas, ternyata angka korelasi antara variabel x dan y

bertanda positif, memperhatikan besarnya rxy yang diperoleh yaitu 0,50. Ini

berarti ada korelasi antara dua variabel (variabel x dan y) memiliki korelasi

yang sedang. Interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product moment

(0,50), selanjutnya dilakukan dengan jalan berkonsultasi pada tabel “r”

product moment. Cara ini ditempuh dengan prosedur merumuskan Ha dan Ho.

Ha : terdapat korelasi antara kompetensi profesional guru dengan prestasi

belajar siswa

Ho : tidak terdapat korelasi antara kompetensi profesional guru dengan

prestasi belajar siswa

Pengujian kebenaran dari hipotesis yang telah diajukan di atas dilakukan

dengan cara dikonsultasikan besarnya “r” yang telah diperoleh dalam proses

perhitungan atau dikenal dengan “r” observasi (ro) dengan besar “r” yang

tercantum dalam tabel nilai “r” product moment (rt). Untuk mengetahui (rt)

perlu diketahui terlebih dahulu derajat bebasnya (db) atau (df), yang rumusnya

sebagai berikut:

df = N – nr

= 90 – 2

= 88

Dengan df sebesar 88, jika dikonsultasikan dengan “r”, masing-masing

untuk r = 5% sebesar 0,21 dan untuk r = 1 % sebesar 0,28 jika dilihat dari

harga rtabel, ternyata rxy lebih besar dari pada rtabel (0,50 > 0,21), maka pada

taraf signifikansi 5% hipotesis altenatif (Ha) diterima, sedangkan hipotesis

nihil (Ho) ditolak, berarti bahwa pada taraf signifikansi 5% itu memang

terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara variabel x dan variabel y.

selanjutnya karena pada taraf signifikansi 1% rxy atau ro adalah lebih besar dari

tabel (0,50 > 0,28), maka pada taraf signifikansi 1% itu hipotesis alternatif

64

diterima dan hipotesis nihil ditolak, berarti bahwa pada taraf signifikansi 1%

itu terdapat korelasi yang signifikan antara variabel x dan variabel y.

Selanjutnya untuk mengetahui besarnya kontribusi yang memberikan

variabel x dalam menunjang keberhasilan variabel y, maka harus diketahui

terlebih dahulu suatu koefesiensi yang disebut koefesiensi determinan dengan

rumus sebagai berikut:

KD = rxy2

x 100

= 0,502 x 100

= 0,25 x 100

= 25%

Dari perhitungan di atas diperoleh hasil koefesiensi determinan sebesar

25%, maka dapat diketahui bahwa kompetensi profesional dapat

mempengaruhi prestasi belajar siswanya sebesar 25% dan ini berarti 75% lagi

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Dengan demikian kompetensi profesional

guru dengan baik maka akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang baik

pula. Walaupun kompetensi profesional guru bukanlah satu-satunya faktor

dalam menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar yang diraih siswa. Faktor

tersebut dapat berupa faktor eksternal lainnya seperti kualitas pengajaran,

lingkungan belajar, sarana pengajaran dan kurikulum. Kemungkinan juga

faktor internal diantaranya tingkat kecerdasan, bakat, minat, motivasi, dan

sebagainya.

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari jawaban siswa mengenai kompetensi profesional guru, sebagian

besar siswa berpendapat bahwa guru SMP Negeri 2 Legok-Tangerang

berada pada kualifikasi sedang atau cukup. Dilihat pada empat

indikator dari kompetensi guru (merencanakan program pembelajaran,

menguasai materi pembelajaran, melaksanakan kegiatan belajar dan

menilai kemajuan belajar) bahwa kompetensi guru belum ssepenuhnya

memadai terhadap peningkatan prestasi belajar siswa.

2. Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri 2 Legok-Tangerang tergolong

sedang atau cukup. Hal ini terbukti dengan variasi prestasi belajar

siswa antara nilai tertinggi 81 dan nilai terendah 60, menghasilkan

rata-rata prestasi belajar siswa sebesar 72,04 dari jumlah 90 siswa.

3. Terdapat korelasi positif dan signifikan antara kompetensi profesional

guru dengan Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri 2 Legok.

67

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mengajukan

beberapa saran/masukan kepada sekolah SMP Negeri 2 Legok antara lain:

1. Meskipun prestasi belajar siswa dapat dikualifikasikan sedang, akan

tetapi siswa diharapkan lebih meningkatkan prestasi belajarnya baik

secara konseptual maupun praktis.

2. Bagi kepala sekolah atau wakabid kurikulum, setelah penelitian ini

dilakukan, diharapkan pembinaan serta pengawasan terhadap

kompetensi profesional hendaknya terus ditingkatkan. Karena tanpa

adanya pengawasan yang intens tidak menutup kemungkinan kinerja

guru akan menurun.

3. Khusus tenaga pengajar, penulis berharap dapat lebih meningkatkan

kualitasnya dalam hal kompetensi profesional guru, terutama pada

indikator: memberikan hadiah didepan kelas terhadap siswa yang

berprestasi. Dengan demikian, diharapkan akan memberikan semangat

dan motivasi kepada siswa dalam belajar.

4. Meskipun dalam penelitian yang dilakukan penulis tidak memberikan

kesimpulan yang negatif, untuk peningkatan kualitas sekolah yang

bersangkutan, penulis berpendapat perlu diadakan penelitian lebih

lanjut untuk mengetahui faktor lain yang berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa.

68

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka

Setia, Cet. II, 2005

Anwar, Desi, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Amelia, 2002.

Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), Jakarta: Bumi Aksara, Cet.

III, 1995.

Burhani MS dan Hasbi Lawrens, Kamus Ilmiah Populer, Jombang, Lintas Media,

t.th.

Tilaar, H.A.R., Membenahi Pendidikan Nasional, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. Ke-

I, 2002.

Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Jakarta:

Bumi Aksara, Cet IV, 2006.

Kemendiknas, “Statistika Hasil Ujian Nasional,” artikel online diakses pada

tanggal 25 Juni 2010 dari http://edukasi.kompas.com.

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru.

Echols, John. M dan Hasan Shadili, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: PT.

Gramedia, Cet. XXIII, 1996.

Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: Remaja

Rosdakarya, Cet. III, 2008.

Muslich, Masnur. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontektual,

Jakarta: Bumi Aksara, Cet.V, 2009.

Namsa, M.Yunus. Kiprah Baru Profesi Guru Indonesia Wawasan Metodologi

Pengajaran Agama Islam.

Sholeh, Asrorun Niam. Membangun Profesionalitas Guru, Jakarta: Elsas, Cet. I,

2006.

Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Pendidik

dalam Implementasi Pembelajaran yang efektif dan Berkualitas, Jakarta:

Kencana, Cet. I, 2009.

Rusyan, Tabrani. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya, 2000.

69

Sabri, Alisuf. Mimbar Agama dan Budaya, Jakarta: Pusat Penelitian dan

Pengabdian Pada Masyarakat IAIN, Cet. Ke-1, 1992.

Samana, A. Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius, 1994.

Suciptoardi, Profesionalisme dunia pendidikan, artikel diakses pada 13 Juli 2010

dari:http://Suciptoardi.wordpress.com/2007/12/29/profesionalismeduniape

ndidika

Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta; PT Raja Grafindo

Persada, Cet XV, 2005.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&B, Bandung: Alpabeta, 2009.

Sugiyono, Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta, Cet XIII, 2008

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta:

Bumi Aksara, Cet. VII, 2009

Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung:

Remaja Rosda Karya, Cet. IV, 2007.

Sunarto, “Pengertian Prestasi Belajar,” artikel diakses pada 24 Februari 2010 dari

http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2008.

Tafsir, Ahmad. Strategi Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam di Sekolah.

Bandung: Maestro, 2008.

Uno, Hamzah B, Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang

Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. IV, 2008.

Usman, Moh. Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosda

Karya, Cet ke XXIII, Edisi keempat belas, 2007.

Yamin, Martinis. Profesionalisasi Guru dan Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada Press, Cet I, 2006

Yamin,Martinis. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Jakarta: Gaung

Persada Press, 2006