intan ratna off h
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Intan Ratna Off H
1/16
1 | P a g e
PROPOSAL PEMETAAN
Pemetaan Persebaran Tenaga Medis Kabupaten Blora Tahun 2012
Oleh :
Intan Ratna Sari
130722607361
Off H / 2013
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
November 2014
-
7/23/2019 Intan Ratna Off H
2/16
2 | P a g e
I. BAB I
1.1. Latar Belakang
Dalam perkembangannya, dengan semakin berkembangnya
masyarakat, maka pelayanan kesehatan masyarakatpun dihadapkan pada
masalah yang berkaitan dengan heterogenitas populasi yang menyebabkan
semakin kompleksnya penyakit berikut faktor-faktor penyebabnya. Dengan
semakin kompleksnya masalah mengenai kesehatan ini maka tenaga medis
sangat diperlukan untuk menunjang kesehatan masyarakat.
Untuk menciptakan masyarakat yang sehat maka diperlukan tenaga
medis yang cukup dan berkualitas untuk dapat melayani masyarakat.
Pemberi layanan kesehatan atau petugas kesehatan harus memahami status
kesehatan dan kebutuhan layanan kesehatan masyarakat, karena hakekat
dasar mutu pelayanan kesehatan adalah untuk memenuhi kebutuhan dan
tuntutan para pemakai jasa pelayanan kesehatan. Dalam suatu daerah tenaga
kesehatan sangatlah dibutuhkan oleh masyarakat guna menunjang
kesehatan masyarakat sekitar. Untuk menunjang pelayanan kesehatan
masyarakat maka diperlukan tenaga medis yang memadai. Jumlah tenaga
medis perlu disesuaikan dengan jumlah masyarakat dan luasan wilayah.
Sehingga dalam hal ini diperlukan pemetaan terhadap jumlah tenaga medis
dalam suatu daerah. Pemetaan ini diperlukan untuk mengetahui persebaran
tenaga medis suatu wilayah. Sehingga dengan adanya pemetaan ini, maka
tidak akan terjadi penumpukan tenaga medis pada suatu daerah tertentu.
Sistem Informasi Geografis yang terdiri dari perangkat lunak,
perangkat keras, maupun aplikasi-aplikasinya telah dikenal secara luas
sebagai alat bantu (proses) pengambilan keputusan. Sebagian besar institusi
pemerintah, swasta, akademis, maupun non akademis juga individu yang
memerlukan informasi yang berbasiskan data spasial telah mengenal dan
menggunakan sistem ini. Tidak terkecuali dalam bidang kesehatan. Dalam
dunia kesehatan terdapat permasalahan yang dapat dijadikan sebagi data
untuk pengerjaan sistem informasi geografi yang nantinnya akan
mengahsilkan suatu peta.
Pentingnya pengetahuan pemerintah akan ketenagaan dalam bidang
medis guna peningkatan pelayanan terhadap masyarakat akan kesehatan.
Pemerintah mampu menganalisa bagaimana pemerataan jumlah tenaga
-
7/23/2019 Intan Ratna Off H
3/16
3 | P a g e
medis yang disesuaikan dengan jumlah penduduk sekitar. Apakah jumlah
tenaga medis suatu daerah tersebut mampu memberi pelayanan kesehatan
kepada masyarakat dengan staff yang ada. Untuk memudahkan pemerintah
mengetahui jumlah persebaran tenaga medis diperlukan alat bantu yakni
berupa peta persebaran tenaga medis. Dengan demikian, maka akan dalam
memberi pelayanan kepada masyarakat. Sehingga masyarakat dan daerah
akan lebih sejahtera.
Terkait dengan masalah tenaga medis saat ini di Indonesia banyak
sekali permasalahan yang timbul. Terutama pada daerah yang terpencil
ataupun pada daerah perkotaan. Khususnya pada daerah yang terpencil
jumlah persebaran tenaga medis sangatlah kurang merata. Hanya ada
beberapa tenaga medis saja dan ini tidak mampu melayani kebutuhan
masyarakat akan kesehatan mereka. Hal ini berbeda dengan keadaan yang
ada diperkotaan dimana banyak sekali tenaga medis yang bermunculan.
Dari tenaga medis ahli maupun tenaga medis yang tradisional. Namun
dengan banyaknya jumlah tenaga medis ini menyebabkan banyak tenaga
medis yang kurang dibutuhkan atau menganggur. Jika hal ini dibiaran terus
menerus maka akan sangat menyusahkan bagi masyarakat terutama pada
daerah yang terpencil seperti di daerah pedesaan maupun pelosok desa.
Pemetaan tenaga medis di Kabupaten Blora, sangat dibutuhkan guna
mengtahui jumlah persebaran tenaga medis yang ada di daerah ini.
Kabupaten Blora merupakan kabupaten yang bisa dibilang kecil karena
hanya memiliki 16 kecamatan diantaranya kecamatan Jati, kecamatan
Randublatung, kecamatan Kradenan, kecamatan Kedungtuban, kecamatan
Cepu, kecaatan Sambong, kecamatan Jiken, kecamatan Bogorejo,
kecamatan Jepon, kecamatan Blora, kecamatan, Banjarrejo, kecamatan
Tunjungan, kecamatan Japah, kecamatan Ngawen, kecamatan Kunduran,
kecamatan Todanan. Dari setiap kecamatan tersebut tentunya terdapat
jumlah masyarakat yang semakin banyak dan heterogen. Dari paparan
sebelumnya dapat dijadikan suatu alasan mengapa pemetaan tentang medis
ini sangat diperlukan. Informasi tentang tenaga medis yang ada pada setiap
kecamatan ini mampu dijadikan sebagai suatu informasi yang dapat
digunakan untuk analisa pemetaan. Hasil pemetaan tentang tenaga medis ini
nantinya biasa dijadikan kajian untuk pemerintah tentang pemerataan
-
7/23/2019 Intan Ratna Off H
4/16
4 | P a g e
tenaga medis yang ada di kabupaten Blora. Sehingga tidak akan terjadi
penumpukan jumlah tenaga medis pada suatu wilayah Kabupaten Blora.
1.2.
Tujuan
1. Mengetahui tingkat persebaran tenaga medis di Kabupaten Blora.
2. Mengetahui pemerataan tenaga medis di Kabupaten Blora.
3.
Mengetahui tingkat kesehatan masyarakat Kabupaten Blora melalui
tenaga medis yang ada.
1.3. Definisi Operasional
Kartografi adalah studi dan praktik membuat peta atau globe, dapat pula
didefinisikan sebagai gabungan dari ilmu, seni dan teknik dalam pembuatan
(penggambaran) peta. Klasifikasi kartografi salah satunya adalah Kartografi
Tematik yaitu mengkhususkan kepada pembuatan peta-peta tematik, seperti
pemetaan data sumberdaya alam dan mineral, data penduduk dan
sebagainya.
Cloroplet berasal dari bahasa Yunani, choros untuk daerah dan plethos
untuk nilai. Jadi yang dijadikan metode untuk untuk daerah/areal adalah
nilai. Nilai dihitung untuk daerah dan digambarkan sebagai permukaan
bertingkat menunjukkan sederetan nilai-nilai yang tersebar. Karena nilai ini
ditunjukkan melalui simbol daerah, sehingga nilai tersebut hanya bernilai
relatif. Adanya perbedaan skala keabuan (grey value) atau intensitas warna
yang menekankan perbedaan intensitas suatu fenomena seperti perbedaan
kepadatan. Perbedaan nilai abu-abu digunakan suatu hirarki atau tingkatan
antara kelas-kelas yang dibedakan dapat ditangkap kesannya dengan jelas.
Tenaga medis adalah tenaga ahli kedokteran dengan fungsi utamanya
adalah memberikan pelayanan medis kepada pasien dengan mutu sebaik-
baiknya dengan menggunakan tata cara dan teknik berdasarkan ilmu
kedokteran dan etik yang berlaku serta dapat dipertanggungjawabkan
(Anireon,1984).
Menurut Permenkes No.262/1979 yang dimaksud dengan tenaga medis
adalah lulusan Fakultas Kedokteran atau Kedokteran Gigi dan
"Pascasarajna" yang memberikan pelayanan medik dan penunjang medik.
Sedangkan menurut PP No.32 Tahun 1996 Tenaga Medik termasuk tenaga
kesehatan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan tersebut, yang dimaksud dengan
-
7/23/2019 Intan Ratna Off H
5/16
5 | P a g e
tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi. Tenaga medis adalah mereka
yang profesinya dalam bidang medis yaitu dokter, physician (dokter fisit)
maupun dentist ( dokter gigi ).
II. BAB II
2.1. Kajian Pustaka
Kartografi berasal dari bahasa yunani, yaitu karto yang berarti
permukaan dan grafi yang berarti gambaran/bentuk, jadi kartografi adalah
gambaran permukaan. Menurut Aryono Prihandito (1989:1) Kartografi
adalah ilmu yang mempelajari peta, dimulai dari pengumpulan data
dilapangan, pengolahan data, simbolisasi, penggambaran, analisa peta, serta
interpretasi peta. Dapat dikatakan kartografi merupakan ilmu, seni, dan
teknik membuat peta. Kartografi bertujuan untuk menghilangkan berbagai
sumber kesalahan tersebut,diantaranya dengan pemindahan data yang
benar atau dengan pertolongan penyajian secara grafis, sehingga diharapkan
pemakai peta dapat menarik kesimpulan dengan benar.
Pada prinsipnya peta menunjukan tentang situasi dari permukaan bumi,
dengan mengamati suatu peta(proses membaca dan menganalisis peta)
,pemakai atau pembaca dapat membuat khayalan/simulasi permukaan bumi
dalam imajinasinya yang nantinya akan dibandingkan dengan kondisi
sebenarnya di dunia nyata. Karenanya ahli kartografi pada saat melakukan
desain dan visualisasi peta harus sekaligus memikirkan tentang bagaimana
peta tersebut dibaca, diinterpretasi, dan digunakan.
Tujuan dari kartografi adalah mengumpulkan data dan menganalisa
data dari lapangan yang berupa unsur-unsir permukaan bumi dan
menyajikan unsur-unsur tersebut secara grafis dengan skala tertentu,
sehingga usur-unsur tersebut dapat terlihat jelas dan mudah dimengerti dan
dipahami. Oleh karena itu ruang lingkup kartografi meliputi proses sebagai
berikut :
-
7/23/2019 Intan Ratna Off H
6/16
6 | P a g e
Untuk keperluan evaluasi hasil desain peta perlu diperoleh umpan balik
(feedback) agar ahli kartografi dapat melakukan pemeriksaan atas dampak
produksinya, dan dapat menyesuaikan visualisasi petanya (Kraak dan
Ormeling, 1996).
Untuk lebih mudahnya proses komunikasi kartografi dalam dijelaskan
dalam diagram berikut.
Data lapangan Pengambilan data
Penggambaran
Pengolahan data
Simbolisasi
Interpretasi
PETA
Analisis
http://1.bp.blogspot.com/-H3DD9NNm520/VDlHbhTQv0I/AAAAAAAAATU/sM4uaF4RplE/s1600/002.pnghttp://4.bp.blogspot.com/-CdCg7kn3e2I/VDlHbtKKNKI/AAAAAAAAATY/wDk1aQcoXMA/s1600/001.png -
7/23/2019 Intan Ratna Off H
7/16
7 | P a g e
III. BAB III
3.1. Diagram Alur
Diagram Alur Pembuatan Peta Persebaran Tenaga Medis di
Kabupaten Blora tahun 2014
3.2.
Alat dan Bahan
Alat :
1. Laptop
2. Software ArcGIS 10
3.
Microsoft Excel
Bahan :
1. Peta Kabupaten Blora.
2.
Data Tenaga Medis Kabupaten Blora.3. Data administrasi Wilayah Kabupaten Blora.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
NoNama
Kecamamatan
Tenaga Medis Jumlah
Tenaga
MedisDokter Bidan
1 Jati 1 16 17
2 Randublatung 8 23 31
3 Kradenan 1 11 12
4 Kedungtuban 4 21 255 Cepu 16 35 51
Data Kecamatan di
Kabupaten Blora
Analisis data
Peta Kabupaten
Blora
Data Dokter di
Kabupaten Blora
Data Bidan di
Kabupaten Blora
Peta Choroplet
Persebaran Tenaga
Medis Kabupaten
Blora Tahun 2012Penentuan
Kelas Interval
Pembuatan
Laporan
-
7/23/2019 Intan Ratna Off H
8/16
8 | P a g e
6 Sambong 0 7 7
7 Jiken 2 14 16
8 Bogorejo 5 21 26
9 Jepon 6 15 21
10 Blora 1 5 6
11 Banjarejo 0 20 20
12 Tunjungan 4 11 15
13 Japah 3 26 29
14 Ngawen 2 29 31
15 Kunduran 1 13 14
16 Todanan 2 5 7
Pengumpulan data diperoleh dari buku yang diterbitkan oleh
pemerintah kabupaten atau Bapeda dan berjasama dengan Badan PusatStatistika yang berisi data tentang administrasi, literatur, potensi wilayah,
dll. Data yang terdapat dalam buku tersebut diperoleh dari data BPS daerah
yang telah diolah dan dipubikasikan kepada masyarakat guna memberikan
informasi kepada masyarakat tentang data pemerintahan. Metode yang
digunakan dalam pembuatan peta Choroplet Kabupaten Blora dengan
pengumpulan data-data kuantitatif dari data BPS Kabupaten Blora. Selain
itu, dengan menggunakan analisis dari setiap data. Data ini diolah dengan
penggunaan rumus statistika sebagai penetuan kelas interval yang akan
digunakan untuk menentukan prioritas dari data yang akan digunakan
dalam pemetaan.
3.4. Analisis
Pemetaan tenaga medis di kabupaten Blora tahun 2012 ini, diperlukan
data yang menunjang seperti data tentang administrasi kabupaten, data
jumlah dokter per kecamatan, data jumlah bidan per kecamatan. Data yang
diperoleh didapatkan dari buku yang diterbitkan oleh kabupaten Kabupaten
Blora yang berjudul Blora dalam angka 2013. Buku tersebut memuat
tentang data-data kepemerintahan yang ditujukan kepada masyarakat
umum. Data yang diperoleh tersebut kemudian akan dianalisa dengan
menggunakan statistika untuk dapat menentukan interval kelas. Selain itu
juga diperlukan data peta kabupaten Blora yang akan digunakan sebagai
dasar pembuatan peta. Dari data yang diperoleh tersebut nantinya akan
-
7/23/2019 Intan Ratna Off H
9/16
9 | P a g e
diolah dan dijadikan acuan untuk menghasilkan peta choropleth tentang
jumlah persebaran tenaga medis.
NoNama
Kecamatan
Tenaga Medis Jumlah
Tenaga
MedisDokter Bidan1 Jati 1 16 17
2 Randublatung 8 23 31
3 Kradenan 1 11 12
4 Kedungtuban 4 21 25
5 Cepu 16 35 51
6 Sambong 0 7 7
7 Jiken 2 14 16
8 Bogorejo 5 21 26
9 Jepon 6 15 21
10 Blora 1 5 6
11 Banjarejo 0 20 20
12 Tunjungan 4 11 15
13 Japah 3 26 29
14 Ngawen 2 29 31
15 Kunduran 1 13 14
16 Todanan 2 5 7
Jumlah 328
Tabel 2. Tabel Jumlah Tenaga Medis Kabupaten Blora
Penentuan banyaknya kelas interval :
K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + 3,3 log (16)
K = 1 + 3,3 (1,204)
K = 1 + 3,974
K = 4,974 = 5
Nilai maksimal = 51
Nilai minimal = 6
K = 5
1. Sistem kelas interval Teratur
Rumus Sturges i = Range/ K
I = (Nilai maksimal
nilai minimal) /KI = (51-6) /5
I = 9
No Kelas IntervalNilai
Tengah
Penyebaran
Data
1 615 10,5 6
2 16 - 25 20,5 5
3 26 - 35 30,5 4
4 36 - 45 40,5 0
5 46 - 55 50,5 1
Tabel 3. Tabel Sistem Kelas Interval Teratur
-
7/23/2019 Intan Ratna Off H
10/16
10 | P a g e
2. Sistem kelas interval Aritmatik
A +X + 2X +3X+4X+5X = B
6 + 15X = 51
15 X = 51-6
X = 45 / 15 = 3
No Kelas Interval Hasil GenalisirNilai
TengahPenyebaran
Data
1 6 - (6 + 3) = 9 69 7,5 6
2 92 (6 +3) = 15 1015 12,5 5
3 152 (6 +3) =24 1624 20 4
4 254 (6 + 3) = 36 2536 30,5 0
5 365 (6 +3) = 51 3751 44 1
Tabel 4. Tabel Sistem Kelas Interval Aritmatika3. Sistem kelas interval Geometrik
Log x = (log Blog A) / 16
log x = log 51log 6 / 16
log x = 0,185884
x = 10 0,185884= 1,534206 = 2
No Kelas Interval Hasil GenalisirNilai
TengahPenyebaran
Data
1 6(6 x2)=12 612 9 4
2 13(6 x 22) = 24 1324 18,5 6
3 25(6 x 23) = 48 2548 36,5 5
4 49(6 x 24) = 96 4996 72,5 1
5
97(6 x 2 ) =
192 97 - 192
144,5
0
Tabel 5. Tabel Sistem Kelas interval Geometrik
4. Sistem kelas interval Quantil
Q = jumlah data / n
Q = 16 / 5 =3,2 = 3
No Kelas IntervalNilai
Tengah
Penyebaran
Data
1 612 9 4
2 13 - 15 15 3
3 1620 19 3
4 2128 27 3
5 29 - 51 41 3
Tabel 6. Tabel sistem kelas interval Quantil
5. Sistem kelas Grafik Dispersal
-
7/23/2019 Intan Ratna Off H
11/16
11 | P a g e
Data diurutkan sebagai berikut :
1 Blora 6
2 Sambong 7
3 Todanan 7
4 Kradenan 125 Kunduran 14
6 Tunjungan 15
7 Jiken 16
8 Jati 17
9 Banjarejo 20
10 Jepon 21
11 Kedungtuban 25
12 Bogorejo 2613 Japah 29
14 Randublatung 31
15 Ngawen 31
16 Cepu 51
Buat grafik :
No Kelas IntervalNilai
Tengah
Penyebaran
Data
1 67 6,5 3
2 1217 14,5 5
3 2026 23 4
4 2931 30 3
5 5151 51 1
Tabel 7. Tabel kelas interval grafik dispersal
6 7 712 14
15 16 1720 21
25 2629 31 31
51
Jumlah Tenaga Medis Kabupaten Blora 2012
-
7/23/2019 Intan Ratna Off H
12/16
12 | P a g e
Penentuan skala prioritas sebagai berikut :
IV. BAB IV
4.1. Pembahasan
Sarana Kesehatan sangat diperlukan sebagai upaya dalam
peningkatan pelayanan masyarakat agar tetap sehat. Rumah sakit di
Kabupaten Blora berjumlah 4 buah terdiri dari 2 rumah sakit milik
pemerintah dan 2 buah yang dikelola oleh swasta, tersebar di dua
kecamatan. Sedangkan sarana kesehatan yang lain yaitu
puskesmas/puskesmas pembantu (pustu) berjumlah 81 buah yang tersebar
di semua kecamatan. Jumlah dokter lebih sedikit dibanding dengan jumlah
puskesmas dan rumah sakit, yaitu 14 orang dokter spesialis dan 26 orang
dokter umum serta 10 dokter gigi. Jumlah tenaga kerja yang minim inimenyebabkan persebaran tenaga medis yang ada di kabupaten Blora kurang
-
7/23/2019 Intan Ratna Off H
13/16
13 | P a g e
merata. Hal ini dapat dilihat dari peta persebaran tenaga medis kabupaten
Blora, bahwa tenaga medis yang terbanyak terletak di daerah kecamatan
Cepu dan tenaga medis yang paling sedikit adalah kecamatan Blora.
Persebaran tenaga medis ini didasari oleh jumlah penduduk yang ada
sehingga mampu melayani kebutuhan masyarakat akan kesehatan. Jumlah
penduduk yang banyak maka akan membutuhkan tenaga medis yang
banyak begitu sebaliknya. Selain itu juga disesuaikan dengan luasan
wilayah atau keterjangkauan wilayah. Dalam keadaan yang nyata luas
wilayah yang sempit dan aksesibilitas yang memadai maka tenaga medis
yang ada akan mecukupi.
Di kabupaten Blora jumlah tenaga kesehatan sangatlah minim. Hal ini
dikarenakan kurangnya tenaga-tenaga ahli yang direkrut masih belum ada.
Dengan minimnya tenaga kesehatan ini maka pelayanan terhadap
masyarakat juga kurang, sehingga kesejahteraan masyarakat menurun.
Banyaknya tenaga kesehatan dibeberapa tempat di Kabupaten Blora seperti
di Kecamatan Cepu dikarenakan daerah tersebut merupakan pusat karena
daerah Cepu sudah mulai berkembang dengan baik.
Kabupaten Blora membutuhkan tenaga medis yang cukup terutama
pada daerah dekat perbatasan seperti daerah Menden atau Keradenan.
Karena pada daerah perbatasan hanya terdapat sedikit tenaga medis seperti
Bidan. Namun tenaga medis seperti Bidan ini di daerah Kradenan sulit
untuk ditemui. Dan Bidan tersebut hanyalah tenaga medis sementara
ataupun magang. Kebanyakan masyarakat di daerah ini lebih memilih pergi
ke daerah lintas perbatasan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Kebutuhan masyarakat akan kesehatan semakin lama semakin
meningkat hal ini dapat dilihat dari jumlah pengguna atau pasien rumah
sakit yang meningkat tajam. Apalagi saat ini banyak dimunculkan kartu
kesehatan bagi masyarakat oleh pemerintah untuk memudahkan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat.
Persebaran tenaga medis yang ada di Kabupaten belum tersebar secara
merata. Dapat dilihat dari peta persebaran tenaga medis kabupaten Blora
menunjukkan bahwa masih ada beberapa kecamatan yang memiliki tenaga
medis yang kurang. Dengan demikian pemerintah belum mampu
meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakatnya. Persebaran
-
7/23/2019 Intan Ratna Off H
14/16
14 | P a g e
tenaga medis yang tidak merata dikarenakan tidak semua kecamatan di
kabupaten Blora ini mampu berkembang dengan baik. Serta mereka jarang
menggunakan tenaga medis yang ada pada daerahnya sendiri karena
dianggap pelayanannya kurang bagus. Dari peta dapat dilihat persebaran
tenaga medis yang paling banyak terdapat di kecamatan Cepu. Hal ini
dikarenakan daerah Cepu merupakan kecamatan yang maju. Perkembangan
kecamatan ini memicu banyak masayrakat yang tinggal di derah tersebut
dan penduduk pendatang. Sehingga di daerah tersebut membutuhkan
pelayanan kesehatan yang cukup dan banyak.
Pemetaan persebaran tenaga medis akan sangat berguna sebagai data
untuk menganalisa penempatan tenaga medis tersebut sudah tepat ataupun
belum. Sehingga tidak akan terjadi penumpukan tenaga medis. Dengan
demikian pelayanan tenaga kesehatan yang ada akan merata dan tingkat
kesejahteraan masyarakat menjadi lebih baik.
V. BAB V
5.1. Kesimpulan
1. Peta choropleth persebaran tenaga medis Kabupaten Blora mampu
menunjukkan pemerataan tenaga medis yang ada di kabupaten Blora.
2.
Peta Choropleth dapat digunakan sebagai kajian pemerintah dalam
analisa pealayanan terhadap masyarakat.
3.
Persebaran tenaga medis yang ada di Kabupaten Blora kurang merata
karena dari setiap wilayah yang ada kurang maju dan hanya ada 1
tempat yang mampu melayani masyarakat dalam hal kesehatan yakni
kecamatan Cepu.
5.2. Daftar Pustaka
_____.2013.Kabupaten Blora Dalam Angka 2013. Blora :Badan Pusat
Statistika Kabupaten Blora bekerjasama dengan Bapeda.
Purwanto.2013.Kartografi Tematik. Malang : Fakultas Ilmu Sosial UM.
Anonim.2012.Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012
Anonim.2014. Tenaga Medis Blora Minim. (online)
http://www.patiekspres.co/2014/10/rs-blora-minim-peralatan/ diakses pada
2 Desember 2014 pukul 19.25
http://www.patiekspres.co/2014/10/rs-blora-minim-peralatan/http://www.patiekspres.co/2014/10/rs-blora-minim-peralatan/http://www.patiekspres.co/2014/10/rs-blora-minim-peralatan/ -
7/23/2019 Intan Ratna Off H
15/16
15 | P a g e
Anonim.2010.Kabupaten Blora. (online)
http://taurisia.blogspot.com/2010/06/kabupaten-blora.html diakses pada 2
Desember 2014 pukul 19.45
http://taurisia.blogspot.com/2010/06/kabupaten-blora.htmlhttp://taurisia.blogspot.com/2010/06/kabupaten-blora.htmlhttp://taurisia.blogspot.com/2010/06/kabupaten-blora.html -
7/23/2019 Intan Ratna Off H
16/16
16 | P a g e
Lampir an 1.
Peta Choropleth Persebaran Tenaga Medis Kabupaten Blora tahun 2012
Lampiran Peta 3 Dimensi Kabupaten Blora