intan ratna off h

Upload: intan-ratna

Post on 11-Feb-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Intan Ratna Off H

    1/16

    1 | P a g e

    PROPOSAL PEMETAAN

    Pemetaan Persebaran Tenaga Medis Kabupaten Blora Tahun 2012

    Oleh :

    Intan Ratna Sari

    130722607361

    Off H / 2013

    UNIVERSITAS NEGERI MALANG

    FAKULTAS ILMU SOSIAL

    JURUSAN GEOGRAFI

    November 2014

  • 7/23/2019 Intan Ratna Off H

    2/16

    2 | P a g e

    I. BAB I

    1.1. Latar Belakang

    Dalam perkembangannya, dengan semakin berkembangnya

    masyarakat, maka pelayanan kesehatan masyarakatpun dihadapkan pada

    masalah yang berkaitan dengan heterogenitas populasi yang menyebabkan

    semakin kompleksnya penyakit berikut faktor-faktor penyebabnya. Dengan

    semakin kompleksnya masalah mengenai kesehatan ini maka tenaga medis

    sangat diperlukan untuk menunjang kesehatan masyarakat.

    Untuk menciptakan masyarakat yang sehat maka diperlukan tenaga

    medis yang cukup dan berkualitas untuk dapat melayani masyarakat.

    Pemberi layanan kesehatan atau petugas kesehatan harus memahami status

    kesehatan dan kebutuhan layanan kesehatan masyarakat, karena hakekat

    dasar mutu pelayanan kesehatan adalah untuk memenuhi kebutuhan dan

    tuntutan para pemakai jasa pelayanan kesehatan. Dalam suatu daerah tenaga

    kesehatan sangatlah dibutuhkan oleh masyarakat guna menunjang

    kesehatan masyarakat sekitar. Untuk menunjang pelayanan kesehatan

    masyarakat maka diperlukan tenaga medis yang memadai. Jumlah tenaga

    medis perlu disesuaikan dengan jumlah masyarakat dan luasan wilayah.

    Sehingga dalam hal ini diperlukan pemetaan terhadap jumlah tenaga medis

    dalam suatu daerah. Pemetaan ini diperlukan untuk mengetahui persebaran

    tenaga medis suatu wilayah. Sehingga dengan adanya pemetaan ini, maka

    tidak akan terjadi penumpukan tenaga medis pada suatu daerah tertentu.

    Sistem Informasi Geografis yang terdiri dari perangkat lunak,

    perangkat keras, maupun aplikasi-aplikasinya telah dikenal secara luas

    sebagai alat bantu (proses) pengambilan keputusan. Sebagian besar institusi

    pemerintah, swasta, akademis, maupun non akademis juga individu yang

    memerlukan informasi yang berbasiskan data spasial telah mengenal dan

    menggunakan sistem ini. Tidak terkecuali dalam bidang kesehatan. Dalam

    dunia kesehatan terdapat permasalahan yang dapat dijadikan sebagi data

    untuk pengerjaan sistem informasi geografi yang nantinnya akan

    mengahsilkan suatu peta.

    Pentingnya pengetahuan pemerintah akan ketenagaan dalam bidang

    medis guna peningkatan pelayanan terhadap masyarakat akan kesehatan.

    Pemerintah mampu menganalisa bagaimana pemerataan jumlah tenaga

  • 7/23/2019 Intan Ratna Off H

    3/16

    3 | P a g e

    medis yang disesuaikan dengan jumlah penduduk sekitar. Apakah jumlah

    tenaga medis suatu daerah tersebut mampu memberi pelayanan kesehatan

    kepada masyarakat dengan staff yang ada. Untuk memudahkan pemerintah

    mengetahui jumlah persebaran tenaga medis diperlukan alat bantu yakni

    berupa peta persebaran tenaga medis. Dengan demikian, maka akan dalam

    memberi pelayanan kepada masyarakat. Sehingga masyarakat dan daerah

    akan lebih sejahtera.

    Terkait dengan masalah tenaga medis saat ini di Indonesia banyak

    sekali permasalahan yang timbul. Terutama pada daerah yang terpencil

    ataupun pada daerah perkotaan. Khususnya pada daerah yang terpencil

    jumlah persebaran tenaga medis sangatlah kurang merata. Hanya ada

    beberapa tenaga medis saja dan ini tidak mampu melayani kebutuhan

    masyarakat akan kesehatan mereka. Hal ini berbeda dengan keadaan yang

    ada diperkotaan dimana banyak sekali tenaga medis yang bermunculan.

    Dari tenaga medis ahli maupun tenaga medis yang tradisional. Namun

    dengan banyaknya jumlah tenaga medis ini menyebabkan banyak tenaga

    medis yang kurang dibutuhkan atau menganggur. Jika hal ini dibiaran terus

    menerus maka akan sangat menyusahkan bagi masyarakat terutama pada

    daerah yang terpencil seperti di daerah pedesaan maupun pelosok desa.

    Pemetaan tenaga medis di Kabupaten Blora, sangat dibutuhkan guna

    mengtahui jumlah persebaran tenaga medis yang ada di daerah ini.

    Kabupaten Blora merupakan kabupaten yang bisa dibilang kecil karena

    hanya memiliki 16 kecamatan diantaranya kecamatan Jati, kecamatan

    Randublatung, kecamatan Kradenan, kecamatan Kedungtuban, kecamatan

    Cepu, kecaatan Sambong, kecamatan Jiken, kecamatan Bogorejo,

    kecamatan Jepon, kecamatan Blora, kecamatan, Banjarrejo, kecamatan

    Tunjungan, kecamatan Japah, kecamatan Ngawen, kecamatan Kunduran,

    kecamatan Todanan. Dari setiap kecamatan tersebut tentunya terdapat

    jumlah masyarakat yang semakin banyak dan heterogen. Dari paparan

    sebelumnya dapat dijadikan suatu alasan mengapa pemetaan tentang medis

    ini sangat diperlukan. Informasi tentang tenaga medis yang ada pada setiap

    kecamatan ini mampu dijadikan sebagai suatu informasi yang dapat

    digunakan untuk analisa pemetaan. Hasil pemetaan tentang tenaga medis ini

    nantinya biasa dijadikan kajian untuk pemerintah tentang pemerataan

  • 7/23/2019 Intan Ratna Off H

    4/16

    4 | P a g e

    tenaga medis yang ada di kabupaten Blora. Sehingga tidak akan terjadi

    penumpukan jumlah tenaga medis pada suatu wilayah Kabupaten Blora.

    1.2.

    Tujuan

    1. Mengetahui tingkat persebaran tenaga medis di Kabupaten Blora.

    2. Mengetahui pemerataan tenaga medis di Kabupaten Blora.

    3.

    Mengetahui tingkat kesehatan masyarakat Kabupaten Blora melalui

    tenaga medis yang ada.

    1.3. Definisi Operasional

    Kartografi adalah studi dan praktik membuat peta atau globe, dapat pula

    didefinisikan sebagai gabungan dari ilmu, seni dan teknik dalam pembuatan

    (penggambaran) peta. Klasifikasi kartografi salah satunya adalah Kartografi

    Tematik yaitu mengkhususkan kepada pembuatan peta-peta tematik, seperti

    pemetaan data sumberdaya alam dan mineral, data penduduk dan

    sebagainya.

    Cloroplet berasal dari bahasa Yunani, choros untuk daerah dan plethos

    untuk nilai. Jadi yang dijadikan metode untuk untuk daerah/areal adalah

    nilai. Nilai dihitung untuk daerah dan digambarkan sebagai permukaan

    bertingkat menunjukkan sederetan nilai-nilai yang tersebar. Karena nilai ini

    ditunjukkan melalui simbol daerah, sehingga nilai tersebut hanya bernilai

    relatif. Adanya perbedaan skala keabuan (grey value) atau intensitas warna

    yang menekankan perbedaan intensitas suatu fenomena seperti perbedaan

    kepadatan. Perbedaan nilai abu-abu digunakan suatu hirarki atau tingkatan

    antara kelas-kelas yang dibedakan dapat ditangkap kesannya dengan jelas.

    Tenaga medis adalah tenaga ahli kedokteran dengan fungsi utamanya

    adalah memberikan pelayanan medis kepada pasien dengan mutu sebaik-

    baiknya dengan menggunakan tata cara dan teknik berdasarkan ilmu

    kedokteran dan etik yang berlaku serta dapat dipertanggungjawabkan

    (Anireon,1984).

    Menurut Permenkes No.262/1979 yang dimaksud dengan tenaga medis

    adalah lulusan Fakultas Kedokteran atau Kedokteran Gigi dan

    "Pascasarajna" yang memberikan pelayanan medik dan penunjang medik.

    Sedangkan menurut PP No.32 Tahun 1996 Tenaga Medik termasuk tenaga

    kesehatan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

    32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan tersebut, yang dimaksud dengan

  • 7/23/2019 Intan Ratna Off H

    5/16

    5 | P a g e

    tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi. Tenaga medis adalah mereka

    yang profesinya dalam bidang medis yaitu dokter, physician (dokter fisit)

    maupun dentist ( dokter gigi ).

    II. BAB II

    2.1. Kajian Pustaka

    Kartografi berasal dari bahasa yunani, yaitu karto yang berarti

    permukaan dan grafi yang berarti gambaran/bentuk, jadi kartografi adalah

    gambaran permukaan. Menurut Aryono Prihandito (1989:1) Kartografi

    adalah ilmu yang mempelajari peta, dimulai dari pengumpulan data

    dilapangan, pengolahan data, simbolisasi, penggambaran, analisa peta, serta

    interpretasi peta. Dapat dikatakan kartografi merupakan ilmu, seni, dan

    teknik membuat peta. Kartografi bertujuan untuk menghilangkan berbagai

    sumber kesalahan tersebut,diantaranya dengan pemindahan data yang

    benar atau dengan pertolongan penyajian secara grafis, sehingga diharapkan

    pemakai peta dapat menarik kesimpulan dengan benar.

    Pada prinsipnya peta menunjukan tentang situasi dari permukaan bumi,

    dengan mengamati suatu peta(proses membaca dan menganalisis peta)

    ,pemakai atau pembaca dapat membuat khayalan/simulasi permukaan bumi

    dalam imajinasinya yang nantinya akan dibandingkan dengan kondisi

    sebenarnya di dunia nyata. Karenanya ahli kartografi pada saat melakukan

    desain dan visualisasi peta harus sekaligus memikirkan tentang bagaimana

    peta tersebut dibaca, diinterpretasi, dan digunakan.

    Tujuan dari kartografi adalah mengumpulkan data dan menganalisa

    data dari lapangan yang berupa unsur-unsir permukaan bumi dan

    menyajikan unsur-unsur tersebut secara grafis dengan skala tertentu,

    sehingga usur-unsur tersebut dapat terlihat jelas dan mudah dimengerti dan

    dipahami. Oleh karena itu ruang lingkup kartografi meliputi proses sebagai

    berikut :

  • 7/23/2019 Intan Ratna Off H

    6/16

    6 | P a g e

    Untuk keperluan evaluasi hasil desain peta perlu diperoleh umpan balik

    (feedback) agar ahli kartografi dapat melakukan pemeriksaan atas dampak

    produksinya, dan dapat menyesuaikan visualisasi petanya (Kraak dan

    Ormeling, 1996).

    Untuk lebih mudahnya proses komunikasi kartografi dalam dijelaskan

    dalam diagram berikut.

    Data lapangan Pengambilan data

    Penggambaran

    Pengolahan data

    Simbolisasi

    Interpretasi

    PETA

    Analisis

    http://1.bp.blogspot.com/-H3DD9NNm520/VDlHbhTQv0I/AAAAAAAAATU/sM4uaF4RplE/s1600/002.pnghttp://4.bp.blogspot.com/-CdCg7kn3e2I/VDlHbtKKNKI/AAAAAAAAATY/wDk1aQcoXMA/s1600/001.png
  • 7/23/2019 Intan Ratna Off H

    7/16

    7 | P a g e

    III. BAB III

    3.1. Diagram Alur

    Diagram Alur Pembuatan Peta Persebaran Tenaga Medis di

    Kabupaten Blora tahun 2014

    3.2.

    Alat dan Bahan

    Alat :

    1. Laptop

    2. Software ArcGIS 10

    3.

    Microsoft Excel

    Bahan :

    1. Peta Kabupaten Blora.

    2.

    Data Tenaga Medis Kabupaten Blora.3. Data administrasi Wilayah Kabupaten Blora.

    3.3. Teknik Pengumpulan Data

    NoNama

    Kecamamatan

    Tenaga Medis Jumlah

    Tenaga

    MedisDokter Bidan

    1 Jati 1 16 17

    2 Randublatung 8 23 31

    3 Kradenan 1 11 12

    4 Kedungtuban 4 21 255 Cepu 16 35 51

    Data Kecamatan di

    Kabupaten Blora

    Analisis data

    Peta Kabupaten

    Blora

    Data Dokter di

    Kabupaten Blora

    Data Bidan di

    Kabupaten Blora

    Peta Choroplet

    Persebaran Tenaga

    Medis Kabupaten

    Blora Tahun 2012Penentuan

    Kelas Interval

    Pembuatan

    Laporan

  • 7/23/2019 Intan Ratna Off H

    8/16

    8 | P a g e

    6 Sambong 0 7 7

    7 Jiken 2 14 16

    8 Bogorejo 5 21 26

    9 Jepon 6 15 21

    10 Blora 1 5 6

    11 Banjarejo 0 20 20

    12 Tunjungan 4 11 15

    13 Japah 3 26 29

    14 Ngawen 2 29 31

    15 Kunduran 1 13 14

    16 Todanan 2 5 7

    Pengumpulan data diperoleh dari buku yang diterbitkan oleh

    pemerintah kabupaten atau Bapeda dan berjasama dengan Badan PusatStatistika yang berisi data tentang administrasi, literatur, potensi wilayah,

    dll. Data yang terdapat dalam buku tersebut diperoleh dari data BPS daerah

    yang telah diolah dan dipubikasikan kepada masyarakat guna memberikan

    informasi kepada masyarakat tentang data pemerintahan. Metode yang

    digunakan dalam pembuatan peta Choroplet Kabupaten Blora dengan

    pengumpulan data-data kuantitatif dari data BPS Kabupaten Blora. Selain

    itu, dengan menggunakan analisis dari setiap data. Data ini diolah dengan

    penggunaan rumus statistika sebagai penetuan kelas interval yang akan

    digunakan untuk menentukan prioritas dari data yang akan digunakan

    dalam pemetaan.

    3.4. Analisis

    Pemetaan tenaga medis di kabupaten Blora tahun 2012 ini, diperlukan

    data yang menunjang seperti data tentang administrasi kabupaten, data

    jumlah dokter per kecamatan, data jumlah bidan per kecamatan. Data yang

    diperoleh didapatkan dari buku yang diterbitkan oleh kabupaten Kabupaten

    Blora yang berjudul Blora dalam angka 2013. Buku tersebut memuat

    tentang data-data kepemerintahan yang ditujukan kepada masyarakat

    umum. Data yang diperoleh tersebut kemudian akan dianalisa dengan

    menggunakan statistika untuk dapat menentukan interval kelas. Selain itu

    juga diperlukan data peta kabupaten Blora yang akan digunakan sebagai

    dasar pembuatan peta. Dari data yang diperoleh tersebut nantinya akan

  • 7/23/2019 Intan Ratna Off H

    9/16

    9 | P a g e

    diolah dan dijadikan acuan untuk menghasilkan peta choropleth tentang

    jumlah persebaran tenaga medis.

    NoNama

    Kecamatan

    Tenaga Medis Jumlah

    Tenaga

    MedisDokter Bidan1 Jati 1 16 17

    2 Randublatung 8 23 31

    3 Kradenan 1 11 12

    4 Kedungtuban 4 21 25

    5 Cepu 16 35 51

    6 Sambong 0 7 7

    7 Jiken 2 14 16

    8 Bogorejo 5 21 26

    9 Jepon 6 15 21

    10 Blora 1 5 6

    11 Banjarejo 0 20 20

    12 Tunjungan 4 11 15

    13 Japah 3 26 29

    14 Ngawen 2 29 31

    15 Kunduran 1 13 14

    16 Todanan 2 5 7

    Jumlah 328

    Tabel 2. Tabel Jumlah Tenaga Medis Kabupaten Blora

    Penentuan banyaknya kelas interval :

    K = 1 + 3,3 log n

    K = 1 + 3,3 log (16)

    K = 1 + 3,3 (1,204)

    K = 1 + 3,974

    K = 4,974 = 5

    Nilai maksimal = 51

    Nilai minimal = 6

    K = 5

    1. Sistem kelas interval Teratur

    Rumus Sturges i = Range/ K

    I = (Nilai maksimal

    nilai minimal) /KI = (51-6) /5

    I = 9

    No Kelas IntervalNilai

    Tengah

    Penyebaran

    Data

    1 615 10,5 6

    2 16 - 25 20,5 5

    3 26 - 35 30,5 4

    4 36 - 45 40,5 0

    5 46 - 55 50,5 1

    Tabel 3. Tabel Sistem Kelas Interval Teratur

  • 7/23/2019 Intan Ratna Off H

    10/16

    10 | P a g e

    2. Sistem kelas interval Aritmatik

    A +X + 2X +3X+4X+5X = B

    6 + 15X = 51

    15 X = 51-6

    X = 45 / 15 = 3

    No Kelas Interval Hasil GenalisirNilai

    TengahPenyebaran

    Data

    1 6 - (6 + 3) = 9 69 7,5 6

    2 92 (6 +3) = 15 1015 12,5 5

    3 152 (6 +3) =24 1624 20 4

    4 254 (6 + 3) = 36 2536 30,5 0

    5 365 (6 +3) = 51 3751 44 1

    Tabel 4. Tabel Sistem Kelas Interval Aritmatika3. Sistem kelas interval Geometrik

    Log x = (log Blog A) / 16

    log x = log 51log 6 / 16

    log x = 0,185884

    x = 10 0,185884= 1,534206 = 2

    No Kelas Interval Hasil GenalisirNilai

    TengahPenyebaran

    Data

    1 6(6 x2)=12 612 9 4

    2 13(6 x 22) = 24 1324 18,5 6

    3 25(6 x 23) = 48 2548 36,5 5

    4 49(6 x 24) = 96 4996 72,5 1

    5

    97(6 x 2 ) =

    192 97 - 192

    144,5

    0

    Tabel 5. Tabel Sistem Kelas interval Geometrik

    4. Sistem kelas interval Quantil

    Q = jumlah data / n

    Q = 16 / 5 =3,2 = 3

    No Kelas IntervalNilai

    Tengah

    Penyebaran

    Data

    1 612 9 4

    2 13 - 15 15 3

    3 1620 19 3

    4 2128 27 3

    5 29 - 51 41 3

    Tabel 6. Tabel sistem kelas interval Quantil

    5. Sistem kelas Grafik Dispersal

  • 7/23/2019 Intan Ratna Off H

    11/16

    11 | P a g e

    Data diurutkan sebagai berikut :

    1 Blora 6

    2 Sambong 7

    3 Todanan 7

    4 Kradenan 125 Kunduran 14

    6 Tunjungan 15

    7 Jiken 16

    8 Jati 17

    9 Banjarejo 20

    10 Jepon 21

    11 Kedungtuban 25

    12 Bogorejo 2613 Japah 29

    14 Randublatung 31

    15 Ngawen 31

    16 Cepu 51

    Buat grafik :

    No Kelas IntervalNilai

    Tengah

    Penyebaran

    Data

    1 67 6,5 3

    2 1217 14,5 5

    3 2026 23 4

    4 2931 30 3

    5 5151 51 1

    Tabel 7. Tabel kelas interval grafik dispersal

    6 7 712 14

    15 16 1720 21

    25 2629 31 31

    51

    Jumlah Tenaga Medis Kabupaten Blora 2012

  • 7/23/2019 Intan Ratna Off H

    12/16

    12 | P a g e

    Penentuan skala prioritas sebagai berikut :

    IV. BAB IV

    4.1. Pembahasan

    Sarana Kesehatan sangat diperlukan sebagai upaya dalam

    peningkatan pelayanan masyarakat agar tetap sehat. Rumah sakit di

    Kabupaten Blora berjumlah 4 buah terdiri dari 2 rumah sakit milik

    pemerintah dan 2 buah yang dikelola oleh swasta, tersebar di dua

    kecamatan. Sedangkan sarana kesehatan yang lain yaitu

    puskesmas/puskesmas pembantu (pustu) berjumlah 81 buah yang tersebar

    di semua kecamatan. Jumlah dokter lebih sedikit dibanding dengan jumlah

    puskesmas dan rumah sakit, yaitu 14 orang dokter spesialis dan 26 orang

    dokter umum serta 10 dokter gigi. Jumlah tenaga kerja yang minim inimenyebabkan persebaran tenaga medis yang ada di kabupaten Blora kurang

  • 7/23/2019 Intan Ratna Off H

    13/16

    13 | P a g e

    merata. Hal ini dapat dilihat dari peta persebaran tenaga medis kabupaten

    Blora, bahwa tenaga medis yang terbanyak terletak di daerah kecamatan

    Cepu dan tenaga medis yang paling sedikit adalah kecamatan Blora.

    Persebaran tenaga medis ini didasari oleh jumlah penduduk yang ada

    sehingga mampu melayani kebutuhan masyarakat akan kesehatan. Jumlah

    penduduk yang banyak maka akan membutuhkan tenaga medis yang

    banyak begitu sebaliknya. Selain itu juga disesuaikan dengan luasan

    wilayah atau keterjangkauan wilayah. Dalam keadaan yang nyata luas

    wilayah yang sempit dan aksesibilitas yang memadai maka tenaga medis

    yang ada akan mecukupi.

    Di kabupaten Blora jumlah tenaga kesehatan sangatlah minim. Hal ini

    dikarenakan kurangnya tenaga-tenaga ahli yang direkrut masih belum ada.

    Dengan minimnya tenaga kesehatan ini maka pelayanan terhadap

    masyarakat juga kurang, sehingga kesejahteraan masyarakat menurun.

    Banyaknya tenaga kesehatan dibeberapa tempat di Kabupaten Blora seperti

    di Kecamatan Cepu dikarenakan daerah tersebut merupakan pusat karena

    daerah Cepu sudah mulai berkembang dengan baik.

    Kabupaten Blora membutuhkan tenaga medis yang cukup terutama

    pada daerah dekat perbatasan seperti daerah Menden atau Keradenan.

    Karena pada daerah perbatasan hanya terdapat sedikit tenaga medis seperti

    Bidan. Namun tenaga medis seperti Bidan ini di daerah Kradenan sulit

    untuk ditemui. Dan Bidan tersebut hanyalah tenaga medis sementara

    ataupun magang. Kebanyakan masyarakat di daerah ini lebih memilih pergi

    ke daerah lintas perbatasan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

    Kebutuhan masyarakat akan kesehatan semakin lama semakin

    meningkat hal ini dapat dilihat dari jumlah pengguna atau pasien rumah

    sakit yang meningkat tajam. Apalagi saat ini banyak dimunculkan kartu

    kesehatan bagi masyarakat oleh pemerintah untuk memudahkan pelayanan

    kesehatan bagi masyarakat.

    Persebaran tenaga medis yang ada di Kabupaten belum tersebar secara

    merata. Dapat dilihat dari peta persebaran tenaga medis kabupaten Blora

    menunjukkan bahwa masih ada beberapa kecamatan yang memiliki tenaga

    medis yang kurang. Dengan demikian pemerintah belum mampu

    meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakatnya. Persebaran

  • 7/23/2019 Intan Ratna Off H

    14/16

    14 | P a g e

    tenaga medis yang tidak merata dikarenakan tidak semua kecamatan di

    kabupaten Blora ini mampu berkembang dengan baik. Serta mereka jarang

    menggunakan tenaga medis yang ada pada daerahnya sendiri karena

    dianggap pelayanannya kurang bagus. Dari peta dapat dilihat persebaran

    tenaga medis yang paling banyak terdapat di kecamatan Cepu. Hal ini

    dikarenakan daerah Cepu merupakan kecamatan yang maju. Perkembangan

    kecamatan ini memicu banyak masayrakat yang tinggal di derah tersebut

    dan penduduk pendatang. Sehingga di daerah tersebut membutuhkan

    pelayanan kesehatan yang cukup dan banyak.

    Pemetaan persebaran tenaga medis akan sangat berguna sebagai data

    untuk menganalisa penempatan tenaga medis tersebut sudah tepat ataupun

    belum. Sehingga tidak akan terjadi penumpukan tenaga medis. Dengan

    demikian pelayanan tenaga kesehatan yang ada akan merata dan tingkat

    kesejahteraan masyarakat menjadi lebih baik.

    V. BAB V

    5.1. Kesimpulan

    1. Peta choropleth persebaran tenaga medis Kabupaten Blora mampu

    menunjukkan pemerataan tenaga medis yang ada di kabupaten Blora.

    2.

    Peta Choropleth dapat digunakan sebagai kajian pemerintah dalam

    analisa pealayanan terhadap masyarakat.

    3.

    Persebaran tenaga medis yang ada di Kabupaten Blora kurang merata

    karena dari setiap wilayah yang ada kurang maju dan hanya ada 1

    tempat yang mampu melayani masyarakat dalam hal kesehatan yakni

    kecamatan Cepu.

    5.2. Daftar Pustaka

    _____.2013.Kabupaten Blora Dalam Angka 2013. Blora :Badan Pusat

    Statistika Kabupaten Blora bekerjasama dengan Bapeda.

    Purwanto.2013.Kartografi Tematik. Malang : Fakultas Ilmu Sosial UM.

    Anonim.2012.Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012

    Anonim.2014. Tenaga Medis Blora Minim. (online)

    http://www.patiekspres.co/2014/10/rs-blora-minim-peralatan/ diakses pada

    2 Desember 2014 pukul 19.25

    http://www.patiekspres.co/2014/10/rs-blora-minim-peralatan/http://www.patiekspres.co/2014/10/rs-blora-minim-peralatan/http://www.patiekspres.co/2014/10/rs-blora-minim-peralatan/
  • 7/23/2019 Intan Ratna Off H

    15/16

    15 | P a g e

    Anonim.2010.Kabupaten Blora. (online)

    http://taurisia.blogspot.com/2010/06/kabupaten-blora.html diakses pada 2

    Desember 2014 pukul 19.45

    http://taurisia.blogspot.com/2010/06/kabupaten-blora.htmlhttp://taurisia.blogspot.com/2010/06/kabupaten-blora.htmlhttp://taurisia.blogspot.com/2010/06/kabupaten-blora.html
  • 7/23/2019 Intan Ratna Off H

    16/16

    16 | P a g e

    Lampir an 1.

    Peta Choropleth Persebaran Tenaga Medis Kabupaten Blora tahun 2012

    Lampiran Peta 3 Dimensi Kabupaten Blora