international standard for tuberculosis care 3rd edition 2014

Upload: bicom-sri-badjuka

Post on 14-Feb-2018

314 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    1/39

    Edisi 3 2014

    NURJANNAH LIHAWA

    DEPARTEMEN RESPIROLOGI

    DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI

    NEW ISTC IN DAILY PRACTICE

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    2/39

    Kasus baru 327.103 pada tahun 2013

    Kematian 25/100.000 pendudukGlobal TB Report 2014 hal 149

    1. India2. China

    3. Nigeria

    4. Pakistan

    5. Indonesia

    6. Afrika Selatan

    Global TB Report 2014 hal 24

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    3/39

    Mengapa ISTC ? Penanganan masalah TB yang terstandar dan implementasinya

    terhadap masyarakat sebagian besar dilaksanakan oleh Puskesmasdan jejaringnya serta beberapa RS

    Foto Rontgen secara luas digunakan sebagai alat diagnostik di RSdan praktek swasta

    Pemeriksaan mikroskopik sputum belum digunakan secara luas di

    RS dan praktek swasta; masih jarang dilakukan kultur sputum Banyak dokter yang masih menggunakan pemeriksaan lain (seperti

    tes serologi) selain pemeriksaan sputum

    Rejimen pengobatan sangat bervariasi pada praktek swastaBurhan E, ISTC the Indonesian Experience,2008

    Oleh Karena itu dibutuhkan hal yang dapat menjembatani antara Program

    Perkumpulan ProfesionalPihak Swasta dan RS

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    4/39

    Apa itu ISTC

    International Standard for Tuberculosis Care

    (ISTC)adalah sebuah pedoman yang ditujukan

    untuk memfasilitasi keterlibatan efektif dari

    seluruh pemberi pelayanan kesehatan

    sehingga memberikan pelayanan yang

    berkualitas tinggi dengan menggunakan

    sarana yang terbaik untuk seluruh pasien dariberbagai usia dengan beragam bentuk TB.

    ISTC 3 2014

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    5/39

    International Standards for

    Tuberculosis Care (ISTC)

    Tujuan Memberi gambaran penanganan TB yang

    diterima luas di setiap tingkat pelayanan. semua praktisi (pemerintah dan swasta) harus menggunakannya dalam menangani

    pasien yang diduga atau menderita TB

    Penanganan TB harus sesuai standar agar

    dapat dipertanggungjawabkanISTC 3 2014

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    6/39

    EVOLUSI ISTC

    ISTC 1 : tahun 2006 (17 Standar)

    ISTC 2 : tahun 2009 (21 Standar)

    ISTC 3 : tahun 2013 (21 Standar)

    6

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    7/39

    1 Standar untuk diagnosis Stand 1 - 6

    2 Standar untuk Pengobatan Stand 7 - 13

    3 Standar untuk Penanganan TB

    dengan infeksi HIV dan Kondisi

    Komorbid lain

    Stand 14 - 17

    4 Standar untuk Pelayanan Kesehatan

    Masyarakat

    Stand 18 - 21

    INTERNATIONAL STANDARDS for TUBERCULOSIS CARE

    ISTC)

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    8/39

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    9/39

    Standar 1

    Untuk memastikan diagnosis dini, pemberi

    pelayanan kesehatan harus mengetahui faktor

    risiko tuberkulosis untuk individu dan

    kelompok serta melakukan evaluasi klinis

    cepat dan uji diagnostik yang tepat untuk

    orang dengan gejala dan temuan yang

    mendukung tuberkulosis

    9

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    10/39

    Standar 2

    Semua pasien, termasuk anak-anak, dengan

    batuk yang tidak diketahui penyebabnya yang

    berlangsung dua minggu atau lebih ataudengan temuan-temuan lain pada foto toraks

    yang tidak diketahui penyebabnya yang

    mendukung ke arah tuberkulosis harusdievaluasi untuk tuberkulosis.

    10

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    11/39

    Batuk> 2 minggu

    Batuk darah Tidak napsu makan

    Penurunan BB

    ?

    Demam

    Sesak napas

    Nyeri dada

    Lesu

    11

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    12/39

    Standar 3

    Semua pasien, termasuk anak-anak, yang dicurigaimemiliki TB paru dan mampu mengeluarkan dahak,harus memberikan sedikitnya dua spesimen dahakuntuk pemeriksaan mikroskopis atau satu spesimendahak untuk pemeriksaan Xpert MTB/RIF*dilaboratorium yang sudah teruji kualitasnya.

    Pasien dengan risiko resistensi obat, dengan HIV, atauyang sangat sakit, harus diperiksa dengan XpertMTB/RIF sebagai pemeriksaan diagnostik awal.

    Uji serologi darah dan interferon-gamma release

    assays tidak boleh digunakan untuk diagnosistuberkulosis aktif.

    12

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    13/39

    Standar 4

    Untuk semua pasien, termasuk anak-anak,yang diduga memiliki TB ekstra paru,spesimen yang tepat dari bagian tubuh yang

    sakit harus diambil untuk pemeriksaanmikrobiologi dan histologi.

    Mengingat pentingnya diagnosis cepat padaterduga TB meningitis maka pemeriksaanXpert MTB/RIF direkomendasikan sebagai ujimikrobiologi yang diduga TB Meningitis

    13

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    14/39

    TB EkstraParu

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    15/39

    Standar 5

    Pada pasien yang diduga memiliki TB parudengan BTA negatif, perlu dilakukan pemeriksaan

    Xpert MTB/RIF dan/atau kultur dahak.

    Pada pasien dengan BTA negatif dan XpertMTB/RIF negatif tetapi bukti-bukti klinis

    mendukung kuat kearah TB, maka pengobatan

    dengan obat anti tuberkulosis harus dimulai

    setelah dilakukan pengumpulan spesimen untuk

    pemeriksaan kultur.

    15

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    16/39

    Standar 6

    Untuk semua anak-anak yang diduga

    menderita tuberkulosis intratoraks (misalnya

    paru, pleura, dan kelenjar getah bening

    mediastinum atau hilus), konfirmasibakteriologis perlu dilakukan melalui

    pemeriksaan sekresi saluran pernapasan

    (dahak ekspektorasi, dahak hasil induksi, bilaslambung) untuk pemeriksaan mikroskopik,

    Xpert MTB/RIF, dan/atau kultur.

    16

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    17/39

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    18/39

    Standar 7

    Agar tanggung jawab kesehatan masyarakat terpenuhidan juga tanggung jawab kepada pasien secara individumaka penyedia layanan kesehatan harus menyediakanrejimen yang tepat, memonitor kepatuhan

    pengobatan, dan jika diperlukan dapat mengatasifaktor-faktor yang dapat menyebabkan pengobatanberhenti atau terputus.

    Untuk memenuhi kewajiban ini maka diperlukan

    koordinasi antara pemberi pelayanan kesehatanmasyarakat daerah setempat dan atau agen pelayanankesehatan lainnya.

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    19/39

    Standar 8

    Semua pasien yang belum pernah mendapat terapisebelumnya dan tidak memiliki risiko resistensi obatdapat diobati dengan rejimen terapi standar WHOyaitu menggunakan obat yang telah teruji kwalitasnya.

    Fase awal selama dua bulan diberikan isoniazid,rifampisin, pirazinamid dan etambutol. Fase lanjutandiberikan isoniazid dan rifamisin selama 4 bulan.

    Dosis obat anti tuberkulosis mengikuti rekomendasi

    WHO. Pemberian dalam bentuk kombinasi dosis tetapakan memberikan kemudahan dalam pemberian obat.

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    20/39

    Standar 9

    Pendekatan pengobatan dengan prinsipkeutamaan pasien sebaiknya diterapkan untukseluruh pasien agar terjadi kepatuhan

    berobat, meningkatkan kualitas hidup, danmengurangi penderitaan.

    Pendekatan ini sebaiknya berdasarkan kepadaapa yang dibutuhkan pasien dan juga atasdasar saling menghormati antara pasien danpemberi layanan kesehatan.

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    21/39

    Standar 10

    Respons pengobatan pada pasien TB paru (termasuk pasienyang didiagnosis dengan menggunakan tes molekularcepat) harus dimonitor pada saat menyelesaikan tahapawal pengobatan (dua bulan) dengan menggunakanpemeriksaan mikroskopi sputum. Jika hasilnya positif pada

    akhir fase awal pengobatan maka dilakukan pemeriksaansputum ulangan pada akhir bulan ketiga, dan jika masihpositif, maka pemeriksaan sensitifitas obat secaramolekuler cepat (line probe assay atau Xpert MTb/RIF)harus dilakukan.

    Pada pasien dengan TB ekstrapulmonal dan pada anak-anak, respons terapi terbaik adalah berdasarkan klinispasien.

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    22/39

    Standar 11 Penilaian kemungkinan adanya resistensi obat, berdasarkan anamnesis riwayat

    pengobatan, kasus terpajan dengan sumber yang kemungkinan memiliki

    resistensi obat, dan prevalensi komunitas resisten obat (bila diketahui), harus

    dilakukan pada seluruh pasien.

    Tes kepekaan obat harus dilakukan pada awal pengobatan terhadap seluruh

    pasien dengan risiko resistensi obat.

    Pasien dengan sputum masih tetap positif pada akhir bulan ketiga

    pengobatan, pasien dengan gagal pengobatan, pasien yang tidak terlacak

    (putus pengobatan), atau kambuh harus selalu dicurigai sebagai resisten obat.

    Pada pasien yang seperti ini, maka Xpert MTB/RIF merupakan tes diagnostik

    awal

    Jika terdeteksi resisten Rifampisin, maka kultur dan tes kepekaan harus segeradilakukan untuk isoniazid, florokuinolon, dan obat-obat injeksi lini kedua.

    Konseling dan edukasi pasien serta pemberian terapi empiris lini kedua harus

    diberikan sesegera mungkin untuk meminimalisir kemungkinan penyebaran.

    Langkah-langkah pengendalian infeksi yang tepat harus diterapkan

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    23/39

    Standar 12 Pasien dengan atau kemungkinan besar mengidap tuberculosis yang

    disebabkan oleh organisme yang resisten obat (terutama MDR/XDR) harus

    diterapi dengan menggunakan rejimen obat anti tuberculosis lini kedua yang

    terjamin efektifitasnya

    Dosis obat anti tuberculosis ini sesuai dengan rekomendasi WHO. Pemilihan

    rejimen dapat yang telah terstandar baku atau berdasarkan kecurigaan atau

    berdasarkan pola kepekaan obat.

    Sekurang-kurangnya lima obatpirazinamid dan empat obat lainnya yang

    diketahui atau diperkirakan masih peka termasuk obat injeksi- harus

    digunakan dalam 6-8 bulan fase intensif dan sekurang-kurangnya tiga obat

    yang diketahui atau diperkirakan masih peka harus digunakan dalam fase

    lanjutan. Pengobatan diberikan dalam 18-24 bulan setelah terjadi konversi kultur.

    Penilaian berfokus pada pasien, termasuk observasi pengobatan, dibutuhkan

    agar patuh berobat.

    Konsultasi kepada spesialis yang berpengalaman menangani pasien TB

    MDR/XDR harus dilakukan

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    24/39

    Standar 13

    Suatu sistem pencatatan yang sistematis dan

    mudah diakses meliputi obat-obatan yang

    diberikan, respons bakteriologis, hasil akhir

    pengobatan, dan adanya efek samping obat,harus dilaksanakan untuk setiap pasien.

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    25/39

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    26/39

    Standar 14

    Konseling dan tes HIV dilakukan pada seluruh pasien TBatau tersangka TB kecuali jika terdapat konfimasi hasil tesyang negatif dalam dua bulan terakhir

    Oleh karena adanya hubungan yang kuat antara TB daninfeksi HIV maka pendekatan yang terintegrasi untukpencegahan, diagnosis dan pengobatan terhadap keduapenyakit ini direkomendasikan pada daerah denganprevalensi HIV yang tinggi.

    Tes HIV ini penting sebagai bagian dari manajemen seluruhpasien di daerah dengan prevalensi HIV yang tinggi padapopulasi umum, pada pasien dengan gejala dan tanda yangberhubungan dengan kondisi HIV, dan pada pasien denganriwayat terpapar infeksi HIV.

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    27/39

    Standar 15

    Pada orang dengan infeksi HIV dan TB denganimmunosupresi yang berat (hitung CD4 kurangdari 50 sel/mm3) maka ART diberikan dalam

    jangka waktu 2 minggu setelah terapi OAT dimulai

    kecuali apabila terdapat meningitis TB. Untuk semua pasien dengan HIV dan TB, tanpa

    memandang hitung CD4, ART diberikan dalamwaktu 8 minggu setelah terapi OAT diberikan.

    Pasien dengan TB dan HIV juga diberikankotrimoksasol sebagai profilaksis untuk infeksilainnya.

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    28/39

    Standar 16

    Pasien dengan infeksi HIV yang, setelah

    dievaluasi dengan hati-hati, tidak terdapat

    infeksi TB aktif maka sebaiknya diberikan

    terapi isoniazid selama 6 bulan untukkecurigan terdapatnya infeksi TB laten.

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    29/39

    Standar 17

    Setiap pemberi layanan kesehatan sebaiknya melaksanakanpenilaian yang menyeluruh terahdap kondisi ko-morbid dan

    faktor lain yang dapat berdampak pada responns pengobatan TB

    atau hasil akhir pengobatan dan mengidentifikasi layanan

    tambahan yang akan mendukung hasil yang optimal bagi setiap

    pasien. Layanan ini harus dimasukkan ke dalam rencana

    perawatan individual yang meliputi penilaian dan rujukan untuk

    pengobatan penyakit lain.

    Harus diperhatikan kondisi atau penyakit yang dapat berefek

    terhadap hasil akhir pengobatan,contohnya DM,penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan, kurang gizi, dan

    merokok.

    Rujukan ke layanan pendukung psikososial atau ke layanan

    semacam antenatal atau perawatan bayi juga sebaiknya tersedia.

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    30/39

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    31/39

    Standar 18

    Semua pemberi pelayanan kesehatan harusmemastikan bahwa kontak erat dari pasien dengantuberkulosis yang menular harus dievaluasi danditatalaksana sesuai dengan rekomendasi

    internasional. Prioritas tertinggi evaluasi kontak adalah:

    Orang dengan gejala yang mendukung kearah tuberkulosis

    Anak usia dibawah 5 tahun

    Kontak dengan kondisi atau diduga memiliki kondisiimunokompromais, khususnya infeksi HIV

    Kontak dengan pasien TB MDR/XDR

    31

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    32/39

    Standar 19

    Anak usia dibawah 5 tahun dan semua orang

    berapapun umurnya yang terinfeksi HIV dan

    merupakan kontak erat pasien dengan

    tuberkulosis yang menular dan setelahpemeriksaan secara cermat tidak memiliki

    tuberkulosis aktif harus diobati sebagai

    terduga infeksi tuberkulosis laten denganisoniazid selama sekurangnya enam bulan.

    32

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    33/39

    Standar 20

    Setiap fasilitas pelayanan kesehatan yang

    merawat pasien dengan TB atau tersangka TB

    harus menerapkan rencana pengendalian

    infeksi TB yang sesuai untuk meminimalisirpenularan M.tb ke pasien lain dan petugas

    kesehatan

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    34/39

    Standar 21

    Semua penyelenggara pelayanan kesehatan

    harus melaporkan kasus tuberkulosis baik

    baru maupun kasus pengobatan ulang serta

    hasil akhir pengobatannya ke Dinas Kesehatansetempat sesuai dengan peraturan hukum dan

    kebijakan yang berlaku

    34

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    35/39

    Terdapat beberapa perubahan standar pada

    ISTC 3 2014, yaitu:

    Standar Diagnostik (1-6)

    Standar Pengobatan (10-12 dan 15)

    Standar untuk HIV & Kondisi Ko-Morbid Lain (15)

    Standar Kesehatan Masyarakat & Pencegahan

    (tidak ada perubahan)

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    36/39

    Kesimpulan

    PENANGANAN TBBERORIENTASI PADA

    KESEHATAN PERORANGAN DAN KESEHATAN

    MASYARAKAT

    SETIAP PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN

    MELAKSANAKAN ISTC

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    37/39

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    38/39

    Contoh Kasus Baru

    Pasien laki-laki 34 tahun datang ketempat

    praktek dengan keluhan batuk sejak sebulan

    yang lalu, demam hilang timbul. Pasien sudah

    pernah berobat untuk batuknya ke dokterpraktek lain sebelumnya tetapi tidak ada

    perubahan.

    Bagaimana dan apa tindakan yang harusdilakukan selanjutnya (sesuai DOTS dan ISTC)

  • 7/23/2019 International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition 2014

    39/39

    Contoh Kasus Pengobatan ulang

    Pasien perempuan 27 tahun datang ke tempat prakteksaudara di RS Grestelina, Makassar dengan keluhan batuksejak 6 bulan yang lalu, dan BB menurun. Pasien sudahpernah berobat untuk batuknya ke dokter praktek lainsebelumnya tetapi tidak ada perubahan. Pasien membawa

    hasil foto toraks dan hasil dahak dari RS pemerintah yangdisimpan sejak 2 bulan yang lalu Foto toraks terdapat cavitas dan fibrotik luas

    Hasil dahak: BTA 3+ dan , resisten INH

    3 tahun yang lalu pasien berobat di Puskesmas mendapat

    obat paket, harus berobat 6 bulan, hanya berobat 3 bulan,stop sendiri, karena merasa sudah sembuh.

    Pasien tidak ingin berobat ke RS pemerintah