jalan raya cecan

Upload: alhufi-suseno

Post on 11-Feb-2018

257 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Jalan Raya Cecan

    1/12

    1

    KLASIFIKASI JALAN

    Klasifikasi jalan atau hirarki jalan adalah pengelompokan jalan

    berdasarkan fungsi jalan, berdasarkan administrasi pemerintahan dan berdasarkan

    muatan sumbu yang menyangkut dimensi dan berat kendaraan. Penentuan

    klasifikasi jalan terkait dengan besarnya volume lalu lintas yang mengggunakan

    jalan tersebut, besarnya kapasitas jalan, keekonomian dari jalan tersebut serta

    pembiayaan pembangunan dan perawatan jalan.

    Klasifikasi berdasarkan fungsi jalan

    Jalan umum menurut fungsinya di Indonesia dikelompokkan ke dalam

    jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan. Klasifikasi

    fungsional seperti ini diangkat dari klasifikasi di Amerika Serikat !" dan #anada

    $" dimana diatas arteri masih ada %reeway dan &ighway.

    Klasifikasi jalan fungsional di Indonesia berdasarkan peraturan

    perundangan'" yang berlaku adalah(

    !. Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

    utama dengan )iri perjalanan jarak jauh, ke)epatan rata*rata tinggi, dan

    jumlah jalan masuk +akses dibatasi se)ara berdaya guna.

    $. Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani

    angkutan pengumpul atau pembagi dengan )iri perjalanan jarak

    sedang, ke)epatan ratarata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.

    %akultas -eknik

    Prodi -eknik Sipil

    niversitas Antakusuma

    / $0!1

  • 7/23/2019 Jalan Raya Cecan

    2/12

    2

    '. Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

    setempat dengan )iri perjalanan jarak dekat, ke)epatan rata*rata

    rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

    1. Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani

    angkutan lingkungan dengan )iri perjalanan jarak dekat, dan ke)epatan

    rata*rata rendah.

    Klasifikasi berdasarkan administrasi pemerintahan

    Pengelompokan jalan dimaksudkan untuk mewujudkan kepastian hukum

    penyelenggaraan jalan sesuai dengan kewenangan Pemerintah dan pemerintah

    daerah. Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam jalan nasional,

    jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa.

    !. Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem

    jaringan jalan primer yang menghubungkan antaribukota provinsi, dan

    jalan strategis nasional, serta jalan tol.

    $. Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan

    primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota

    kabupaten2kota, atau antaribukota kabupaten2kota, dan jalan strategis

    provinsi.

    '. Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer

    yang tidak termasuk jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten

    dengan ibukota ke)amatan, antaribukota ke)amatan, ibukota kabupaten

    dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum

    %akultas -eknik

    Prodi -eknik Sipil

    niversitas Antakusuma

    / $0!1

  • 7/23/2019 Jalan Raya Cecan

    3/12

    3

    dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan

    strategis kabupaten.

    1. Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang

    menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat

    pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta

    menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota.

    3. Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan

    dan2atau antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.

    Klasifikasi berdasarkan muatan sumbu

    ntuk keperluan pengaturan penggunaan dan pemenuhan kebutuhan

    angkutan, jalan dibagi dalam beberapa kelas yang didasarkan pada kebutuhan

    transportasi, pemilihan moda se)ara tepat dengan mempertimbangkan keunggulan

    karakteristik masing*masing moda, perkembangan teknologi kendaraan bermotor,

    muatan sumbu terberat kendaraan bermotor serta konstruksi jalan.

    Pengelompokkan jalan1" menurut muatan sumbu yang disebut juga kelas jalan,

    terdiri dari(

    !. Jalan Kelas I, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor

    termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi $.300 milimeter,

    ukuran panjang tidak melebihi !4.000 milimeter, dan muatan sumbu

    terberat yang dii5inkan lebih besar dari !0 ton, yang saat ini masih

    belum digunakan di Indonesia, namun sudah mulai dikembangkan

    diberbagai negara maju seperti di Pran)is telah men)apai muatan

    sumbu terberat sebesar !' ton6

    $. Jalan Kelas II, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor

    termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi $.300 milimeter,

    ukuran panjang tidak melebihi !4.000 milimeter, dan muatan sumbuterberat yang dii5inkan !0 ton, jalan kelas ini merupakan jalan yang

    sesuai untuk angkutan peti kemas6

    '. Jalan Kelas III A, yaitu jalan arteri atau kolektor yang dapat dilalui

    kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak

    melebihi $.300 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi !4.000

    milimeter, dan muatan sumbu terberat yang dii5inkan 4 ton6

    %akultas -eknik

    Prodi -eknik Sipil

    niversitas Antakusuma

    / $0!1

  • 7/23/2019 Jalan Raya Cecan

    4/12

    4

    1. Jalan Kelas III 7, yaitu jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan

    bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi $.300

    milimeter, ukuran panjang tidak melebihi !$.000 milimeter, dan

    muatan sumbu terberat yang dii5inkan 4 ton6

    3. Jalan Kelas III #, yaitu jalan lokal dan jalan lingkungan yang dapat

    dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar

    tidak melebihi $.!00 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 8.000

    milimeter, dan muatan sumbu terberat yang dii5inkan 4 ton.

    %akultas -eknik

    Prodi -eknik Sipil

    niversitas Antakusuma

    / $0!1

  • 7/23/2019 Jalan Raya Cecan

    5/12

    5

    STRUKTUR PERKERASAN

    Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan

    perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,sebagai berikut (

    * 9apisan tanah dasar +sub grade

    * 9apisan pondasi bawah +subbase )ourse

    * 9apisan pondasi atas +base )ourse

    * 9apisan permukaan 2 penutup +surfa)e )ourse

    :ambar !. 9apisan perkerasan jalan lentur

    -erdapat beberapa jenis 2 tipe perkerasan terdiri (

    a. %le;ible pavement +perkerasan lentur.

    b.

  • 7/23/2019 Jalan Raya Cecan

    6/12

    6

    * 9apisan tanah dasar, tanah galian.

    * 9apisan tanah dasar, tanah urugan.

    * 9apisan tanah dasar, tanah asli.

    Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung

    dari sifat*sifat dan daya dukung tanah dasar. mumnya persoalan yang

    menyangkut tanah dasar adalah sebagai berikut (

    * Perubahan bentuk tetap +deformasi permanen akibat beban lalu lintas.

    * Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air.

    * ?aya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat*

    sifat tanah pada lokasi yang berdekatan atau akibat kesalahan

    pelaksanaan misalnya kepadatan yang kurang baik.

    9apisan Pondasi 7awah +Subbase #ourse

    9apis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas

    lapisan tanah dasar dan di bawah lapis pondasi atas. 9apis pondasi bawah ini

    berfungsi sebagai (

    * 7agian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke

    tanah dasar.* 9apis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.

    * 9apisan untuk men)egah partikel*partikel halus dari tanah dasar naik

    ke lapis pondasi atas.

    * 9apis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda*roda alat berat

    +akibat lemahnya daya dukung tanah dasar pada awal*awal

    pelaksanaan pekerjaan.

    * 9apis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh )ua)a terutama

    hujan.

    9apisan pondasi atas +base )ourse

    9apisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak di antara

    lapis pondasi bawah dan lapis permukaan. 9apisan pondasi atas ini berfungsi

    sebagai (

    %akultas -eknik

    Prodi -eknik Sipil

    niversitas Antakusuma

    / $0!1

  • 7/23/2019 Jalan Raya Cecan

    7/12

    7

    * 7agian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan

    menyebarkan beban ke lapisan di bawahnya.

    * 7antalan terhadap lapisan permukaan. 7ahan*bahan untuk lapis

    pondasi atas ini harus )ukup kuat dan awet sehingga dapat menahan

    beban*beban roda.

    * ?alam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu dipertimbangkan

    beberapa hal antara lain, ke)ukupan bahan setempat, harga, volume

    pekerjaan dan jarak angkut bahan ke lapangan.

    9apisan Permukaan +Surfa)e #ourse

    9apisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan

    beban roda kendaraan. 9apisan permukaan ini berfungsi sebagai (

    * 9apisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.

    * 9apisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan

    +lapisaus.

    * 9apisan yang men)egah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap

    ke lapisan bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.

    * 9apisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat

    dipikul oleh lapisan di bawahnya.

    Apabila dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup 2 lapis aus

    +wearing )ourse di atas lapis permukaan tersebut. %ungsi lapis aus ini adalah

    sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan untuk men)egah masuknya

    air dan untuk memberikankekesatan +skid resistan)e permukaan jalan. Apis

    aus tidak diperhitungkan ikut memikul beban lalu lintas.

    7. P=

  • 7/23/2019 Jalan Raya Cecan

    8/12

    8

    masih adanya lapisan aspal beton di atasnya yang berfungsi sebagai lapis

    permukaan.

    Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi,

    akan mendistribusikan beban ke bidang tanah dasra yang )ukup luas sehingga

    bagian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton

    sendiri. &al ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan

    perkerasan diperoleh dari tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis

    permukaan.

    Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang

    menanggung beban, maka faktor yang paling diperhatikan dalam peren)anaan

    tebal perkerasan beton semen adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya

    beragam kekuatan dari tanah dasar dan atau pondasi hanya berpengaruh ke)il

    terhadap kapasitas struktural perkerasannya. 9apis pondasi bawah jika

    digunakan di bawah plat beton karena beberapa pertimbangan, yaitu antara

    lain untuk menghindari terjadinya pumping, kendali terhadap sistem drainasi,

    kendali terhadap kembang*susut yang terjadi pada tanah dasar dan untuk

    menyediakan lantai kerja +working platform untuk pekerjaan konstruksi.

    Se)ara lebih spesifik, fungsi dari lapis pondasi bawah adalah (

    * @enyediakan lapisan yang seragam, stabil dan permanen.* @enaikkan harga modulus reaksi tanah dasar +modulus of sub*grade

    rea)tion k, menjadi modulus reaksi gabungan +modulus of

    )omposite rea)tion.

    * @engurangi kemungkinan terjadinya retak*retak pada plat beton.

    * @enyediakan lantai kerja bagi alat*alat berat selama masa konstruksi.

    @enghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya butir*butiran halus tanah

    bersama air pada daerah sambungan, retakan atau pada bagian pinggir

    perkerasan, akibat lendutan atau gerakan vertikal plat beton karena beban lalu

    lintas, setelah adanya air bebas terakumulasi di bawah pelat. Pemilihan

    penggunaan jenis perkerasan kaku dibandingkan dengan perkerasan lentur

    yang sudah lama dikenal dan lebih sering digunakan, dilakukan berdasarkan

    keuntungan dan kerugian masing*masing jenis perkerasan tersebut seperti

    dapat dilihat pada -abel !.'.

    %akultas -eknik

    Prodi -eknik Sipil

    niversitas Antakusuma

    / $0!1

  • 7/23/2019 Jalan Raya Cecan

    9/12

    9

    Perkembangan perkerasan kaku

    Pada awal mula rekayasa jalan raya, plat perkerasan kaku dibangun

    langsung di atas tanah dasar tanpa memperhatikan sama sekali jenis tanahdasar dan kondisi drainasenya. Pada umumnya dibangun plat beton setebal B

    C D in)h. ?engan bertambahnya beban lalu*lintas, khususnya setelah Perang

    ?unia ke II, mulai disadari bahwa jenis tanah dasar berperan penting terhadap

    unjuk kerja perkerasan, terutama sangat pengaruh terhadap terjadinya

    pumping pada perkerasan. Eleh karena itu, untuk selanjutnya usaha*usaha

    untuk mengatasi pumping sangat penting untuk diperhitungkan dalam

    peren)anaan.

    Pada periode sebelumnya, tidak biasa membuat pelat beton dengan

    penebalan di bagian ujung 2 pinggir untuk mengatasi kondisi tegangan

    struktural yang sangat tinggi akibat beban truk yang sering lewat di bagian

    pinggir perkerasan. Kemudian setelah efek pumping sering terjadi pada

    kebanyakan jalan raya dan jalan bebas hambatan, banyak dibangun konstruksi

    pekerasan kaku yang lebih tebal yaitu antara 8 C !0 in)h. :una mempelajari

    hubungan antara beban lalu*lintas dan perkerasan kaku, pada tahun !818 di

    @aryland SA telah dibangun -est

  • 7/23/2019 Jalan Raya Cecan

    10/12

    10

    dan '$.000 serta 11.000 pounds pada sumbu ganda. &asil yang paling penting

    dari program uji ini adalah bahwa perkembangan retak pada pelat beton

    adalah karena terjadinya gejala pumping. -egangan dan lendutan yang diukur

    pada jalan uji adalah akibat adanya pumping.

    Selain itu dikenal juga AAS&E

  • 7/23/2019 Jalan Raya Cecan

    11/12

    11

    Perkerasan komposit merupakan gabungan konstruksi perkerasan

    kaku +rigid pavement dan lapisan perkerasan lentur +fle;ible pavement di

    atasnya, dimana kedua jenis perkerasan ini bekerja sama dalam memilkul

    beban lalu lintas. ntuk ini maka perlua ada persyaratan ketebalan

    perkerasan aspal agar mempunyai kekakuan yang )ukup serta dapat

    men)egah retak refleksi dari perkerasan beton di bawahnya.

    &al ini akan dibahas lebih lanjut di bagian lain. Konstruksi ini

    umumnya mempunyai tingkat kenyamanan yang lebih baik bagi

    pengendara dibandingkan dengan konstruksi perkerasan beton semen

    sebagai lapis permukaan tanpa aspal.

    -abel !.'. ( Perbedaan antara Perkerasan Kaku dengan Perkerasan

    9entur.

    %akultas -eknik

    Prodi -eknik Sipil

    niversitas Antakusuma

    / $0!1

  • 7/23/2019 Jalan Raya Cecan

    12/12

    12

    %akultas -eknik

    Prodi -eknik Sipil

    niversitas Antakusuma

    / $0!1