jump 7 for keke

Upload: reza-satria-nugraha

Post on 22-Feb-2018

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 jump 7 for keke

    1/21

    Pemeriksaan fisik pada anak dengan keluhan pernafasan

    1. Pendekatan klinis

    Periksa tangan dan wajah anak. Nilai warna, perfusi, dan tanda-tanda distres

    2. Inpeksi dinding dada

    Amati frekuensi nafas, peningkatan kerja nafas, bunyi tambahan, bentuk dada

    3. Perkusi dinding dada

    Ketuk dinding dada dan nilai adakah perubahan suara. Suara redup di daerah jantung berarti

    normal

    4. Auskultasi dinding dada

    Nilai adanya bunyi tambahan, baik stridor, mengi, ronkhi atau krepitasi (eadow, !""#$

    DD

    1. Common cold (influenza

    erupakan infeksi primer di nasofaring dan hidung yang sering dijumpai

    pada bayi dan anak. %ibedakan istilah nasofaringitis akut untuk anak dan &ommon

    &old untuk orang dewasa karena manifestasi klinis penyakit ini pada anak dan

    dewasa berlainan. Pada anak infeksi lebih luas, men&akup daerah sinus

    paranasalis, telinga tengah di samping nasofaring, disertai demam yang tinggi.

    Pada orang dewasa infeksi men&akup daerah terbatas dan biasanya tidak disertai

    demam yang tinggi.

    'tiologi

    Penyebab penyakit ini ialah irus, dengan masa penularan beberapa jam

    sebelum gejala timbul sampai )-! hari sesudah hilangnya gejala. Komplikasi

    ini timbul akibat inasi bakteri patogen biasanya Pneumo&o&&us, Strepto&o&&us

    dan pada anak ke&il *. +nfluinae dan Staphylo&o&&us.

  • 7/24/2019 jump 7 for keke

    2/21

    aktor predisposisi

    Kelelahan, gii buruk, anemia, kedinginan. alaupun umur bukan faktor

    ynag menentukan daya rentan, namun infeksi sekunder purulen lebih banyak

    dijumpai anak ke&il. Penyakit ini sering diderita pada waktu pergantian musim.

    /ejala klinis

    0erupa gejala nasofaringitis dengan pilek, batuk sedikit dan kadang-

    kadang bersin. %ari hidung keluar sekret &air dan jernih yang dapat kental dan

    pururlen bila terjadi infeksi sekunder oleh kokus. Sekret ini sangat merangsang

    anak ke&il. Kongesti hidung menyebabkan anak bernafas melalui mulut dan

    anak menjadi gelisah. Pada anak yang lebih besar kadang-kadang didapatkan

    nyeri pada otot, pusing, dan anoreksia. Kongesti hidung disertai selaput lendir

    tenggorok yang kering menambah rasa nyeri.

    Komplikasi

    Sinusitis paranasal

    /ejal umum lebih berat, nyeri kepala bertambah, rasa nyeri dan nyeri

    tekan biasanya di daerah sinus frontalis dan maksilaris. %iagnosis dapat

    ditegakkan dengan pemeriksaan foto rontgen dan transiluminasi pada

    anak besar. Proses sinusitis sering menjadi kronis dan gejala malise, &epat

    lelah dan sukar berkonsentrasi pada anak besar. Kadang-kadang disertai

    sumbatan hidung dan nyeri kepala yang hilang timbul, bersin yang terus

    menerus disertai sekret purulen dapat unilateral maupunn bilateral.

    Komplikasi sinusitis harus dipikirkan apabila didapat pernafasan melalui

    mulut ynag menetap dan rangsang faring yang menetap tanpa sebab yang

    jelas.

  • 7/24/2019 jump 7 for keke

    3/21

    %apat terjadi penutupan 1uba 'usta&hii dengan gejala tuli atau infeksi

    menembus langsung daerah telinga tengah dan menyebabkan otitis media

    akut (2A$. Komplikasi ke arah 2A ini disebabkan karena struktur

    anatomis dari tuba anak masih datar dan &endering melebar sehingga

    bakteri dengan mudah menyebar ke daerah tersebut.

    /ejala 2A pada anak ke&il dan bayi dapat disertai suhu badan yang

    mendadak tinggi, kadang-kadang menyebabkan kejang demam. Anak

    sangat gelisah, terlihat nyeri bila kepala digoyangkan atau memegang

    telinganya yang nyeri. Kadang-kadang hanya ditemukan gejala demam,

    gelisah dan kadang-kadang disertai gejala muntah dan diare.

    Penyebaran infeksi nasofaring ke bawah dapat menyebabkan radang saluran

    nafas bagian bawah seperti laringitis, trakeitis, bronkitis, dan

    bronkopneumonia.

    COMMON COLD 3S +N45'N6A

    !a"el 1. Perbandingan Common Colddengan +nfluena

    /ejala Common Cold +nfluena

    %eman 1idak ada atau ringan Sering dan tinggi (7-8 hari$

    Nyeri kepala 1idak ada atau ringan Selalu

    Nyeri badan dan pegal 9ingan 0erat

    4esu, lemah, lelah 9ingan 0erat (!-7 minggu$

    ampet Selalu Kadang-kadang

    0ersin Sangat sering Kadang-kadang

    Nyeri tenggorokan Sering Kadang-kadang

    %ada tidak nyaman dan batuk 9ingan-sedang 0erat

    0ayi dan anak dapat tertular irus penyebab common cold melalui:

    ). Penularan melalui udara. 0ila seseorang sakit batuk-pilek, saat dia batuk, bersin atau

    berbi&ara bisa menularkan irus pada bayi dan anak.

    !. Kontak langsung. 3irus dapat menular ketika orang yang sedang sakit menyentuh

    hidung;mulutnya, lalu menyentuh tangan bayi;anak, selanjutnya bayi;anak menyentuh

    hidung;mulutnya dengan tangannya yang sudah terkontaminasi irus.

  • 7/24/2019 jump 7 for keke

    4/21

    7. enyentuh benda yang terkontaminasi irus. 3irus dari orang yang sedang sakit dapat

    melekat di permukaan benda dalam waktu ! jam atau lebih. Anak;bayi bisa tertular bila

    menyentuh benda yang terkontaminasi irus lalu menyentuh mulut;hidungnya.

    0eberapa yang harus diperhatikan dalam memberikan pengobatan untuk bayi dan anak-

    anak yaitu :

    ). 0erikan minum lebih banyak untuk mengen&erkan lendir di tenggorokanya.

    !. 0erikan obat sesuai dengan gejalanya. *indari obat yang berkhasiat menyembuhkan

    banyak gejala (0atuk, pilek,hidung tersumbat, demam$ dalam kemasan, ke&uali semua

    gejala itu memang ada sama si ke&il.

    7. 0erikan obat batuk yang bersifat mengen&erkan dahak. *indari obat batuk yang

    bersifat menekan batuk karena akan menghambat lender yang akan keluar.

    8. *indari member obat batuk bebas untuk anak di bawah usia ! tahun.

    Kenapa < karena sebagian besar obat batuk bebas di yang dijual mengandung

    klorfeniramin maleat (#=,=>$, parasetamol (#?,#>$, gliceryl guaicolate (#",?>$,

    pseudoefedrin (!=,!>$, de@tromethorphan (!!,8>$ dan bromhe@ine (,8>$.

    Klorfeniramin maleat dan dyphenhydramine adalah antihistamin generasi satu.

    Penggunaan terhadap orang dewasa, antihistamin terbukti dapat mengurangi gejala bersin

    dan memperbaiki aliran

    mukosiliar, namun hal tersebut belum terbukti penggunaannya pada anak. Suatu studi

    yang menilai efektiitas kombinasi antihistamin dan dekongestan, menunjukkan tidak ada

    perbaikan gejala batuk dibandingkan dengan plasebo. Salah satu efek samping dari

    kombinasi tersebut adalah memperkental sekresi mukus, sehingga merugikan terutama

    pada pasien bronkitis. 'kspektoran berguna untuk meningkatkan produksi mukus.

    Gliceryl guaicolate adalah salah satu jenis ekspektoran yang paling banyak digunakan.

  • 7/24/2019 jump 7 for keke

    5/21

    Pada orang dewasa, penggunaan ekspektoran dapat mengurangi frekuensi batuk, tetapi

    belum terbukti efektiitasnya pada anak. Pseudoefedrin, phenylpropanolamine, dan

    phenylefrin berfungsi sebagai dekongestan;asokonstriktor, bekerja melalui reseptor

    adrenergik. Pada suatu studi, kombinasi dekongestan dan antihistamin tidak terbukti

    memperbaiki gejala kongesti nasal, rhinorrhea, dan batuk dibandingkan dengan plasebo

    #. Bika dalam waktu ! hari setelah mengkonsumsi obat bebas tidak tampak kesembuhan

    maka segera hubungi dokter (%anarti, !")": !-8$.

    2. Pneumonia

    a. %efinisiPneumonia adalah inflamasi pada parenkim paru

    b. /ejala0atuk, sesak napas, demam, ronki basah halus, ditemukan infiltrat pada foto polos dada

    &. 'tiologi

  • 7/24/2019 jump 7 for keke

    6/21

    d. aktor 9isiko0eberapa gangguan seperti malnutrisi, usia muda, kepadatan hunian, kelengkapan

    imunisasi, defisiensi itamin A, defisiensi 6n, serta paparan asap rokok.e. Patofisiologi

    Pada keadaan normal, saluran respirasi bagian bawah adalah steril. 0anyak mekanisme

    perlindungan yang membuatnya demikian, di antaranya, filtrasi partikel di hidung, refleksbatuk, gerakan silia di saluran pernapasan, serta pertahanan tubuh oleh sel-sel imun.

    Pneumonia terjadi akibat gangguan pada salah satu mekanisme pertahanan di atas.

  • 7/24/2019 jump 7 for keke

    7/21

    Patogen masuk ke dalam saluran pernapasan bawah sehingga memun&ulkan respon

    inflamasi. Adanya parenkim paru yang mengalami inflamasi menyebabkan olume tidal

    paru-paru berkurang. 2ksigen yang masuk berkurang sedangkan kebutuhan oksigen olehtubuh tetap. Akibatnya, penderita pneumonia akan memper&epat frekuensi napasnya

    sebagai kompensasi untuk men&ukupi kebutuhan oksigen tubuhnya.

    Ptofisiologi

    Se&ara patologis, terdapat 8 stadium pneumonia (0radley et.al., !"))$, yaitu :

    ). Stadium + (8-)! jam pertama atau stadium kongesti$

    %isebut hiperemia, menga&u pada respon peradangan permulaan yang berlangsung

    pada daerah baru yang terinfeksi. *al ini ditandai dengan peningkatan aliran darah dan

    permeabilitas kapiler di tempat infeksi. *iperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator-

    mediator peradangan dari sel-sel mast setelah pengaktifan sel imun dan &edera jaringan.

    ediator-mediator tersebut men&akup histamin dan prostaglandin. %egranulasi sel mast jugamengaktifkan jalur komplemen. Komplemen bekerja sama dengan histamin dan

    prostaglandin untuk melemaskan otot polos askuler paru dan peningkatan permeabilitas

    kapiler paru. *al ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang interstisium

    sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan aleolus. Penimbunan &airan di

    antara kapiler dan aleolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan

    karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh dan sering

    mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin.

    !. Stadium ++ (8= jam berikutnya$

    %isebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu aleolus terisi oleh sel darah merah,

    eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu ( host $ sebagai bagian dari reaksi

    peradangan. 4obus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit,

    eritrosit dan &airan, sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar,

    pada stadium ini udara aleoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah

    sesak, stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu selama 8= jam.

    7. Stadium +++ (7-= hari berikutnya$

    %isebut hepatisasi kelabu, yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi

    daerah paru yang terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang

    &edera dan terjadi fagositosis sisa-sisa sel. Pada stadium ini eritrosit di aleoli mulai

  • 7/24/2019 jump 7 for keke

    8/21

    diresorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit, warna merah menjadi

    pu&at kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti.

    8. Stadium +3 (C-)) hari berikutnya$

    %isebut juga stadium resolusi, yang terjadi sewaktu respon imun dan peradangan

    mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh makrofag sehingga jaringan

    kembali ke strukturnya semula.

    ). anifestasi Klinis

    Se&ara umum daat dibagi menjadi:a. anifestasi non spesifik dan toksositas berupa demam, sakit kepala, iritabel, gelisah,

    malaise, nafsu makan kurang, keluhan gastrointestinal.

    b. /ejala umum saluran pernapasan bawah berupa batuk, takipneu, ekspektorasi sputum,

    napas &uping hidung, sesak napas, air hunger, merintih, dan sianosis. Anak yang lebih

    besar dengan pneumonia akan lebih suka berbaring dengan sisi yang sakit dengan

    lutut tertekuk karena nyeri dada.

    &. 1anda pneumonia berua retraksi (penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat

    bernapas bersama dengan peningkatan frekuensi napas$, perkusi pekak, fremitus

    melemah, suara napas lemah, dan ronki.

    d. 1anda efusi pleura atau empiema berupa gerak ekskursi dada tertinggal di daerah

    efusi, perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas melemah, suara napas tubuler

    tepat di atas batas &airan, fri&tion rub, nyeri dada karena iritasi pleura lobus atas, nyeri

    abdomen (kadang terjadi bila mengenai diafragma pada pneumonia lobus kanan

    bawah$. Pada neonates dan bayi ke&il tanda pneumonia tidak selalu jelas. 'fusi pleura

    pada bayi akan menimbulkan pekak perkusi.

    e. 1anda infeksi ekstrapulmonal.

    !. Pedoman %iagnosis enurut *2a. Pneumonia sangat berat

    Apabila terdapat sianosis sentral dan tidak sanggup minum, harus dirawat di rumah

    sakit dan harus diberi antibiotik.

    b. Pneumonia berat

  • 7/24/2019 jump 7 for keke

    9/21

    Apabila ada retraksi, tanpa sianosis, dan masih sanggup minum, harus dirawat di

    rumah sakit dan diberi antibiotik.&. Pneumonia

    Apabila tidak ada retraksi namun napas &epat. 1ermasuk kategori napas &epat apabila

    99 D?"@;menit pada bayi E! bulan, D#"@;menit pada anak ! bulan F ) tahun,D8"@;menit pada anak ) F # tahun. Pada tahap ini anak tidak perlu dirawat, &ukup

    diberi antibiotik oral.d. 0ukan pneumonia

    *anya batuk ringan tanpa gejala seperti di atas, tidak perlu dirawat dan tidak perlu

    diberi antibiotik

    7. a&am-ma&am Pneumonia

    a. Pneumonitis, merupakan istilah umum untuk proses inflamasi paru, dapat berkaitan

    atau tidak dengan kondisi parub. Pneumonia lobaris, pneumonia terlokalisir pada satu atau lebih lobus paru

    &. Pneumonia atipikal, apabila pola selain dari lobarisd. 0ronkopneumonia, apabila fokus pada area bronkiolus dan memi&u produksi eksudat

    mukopurulen yang dapat menyebabkan obstruksi saluran respiratori berkaliber ke&il

    dan berakibat konsolidasi merata ke bronkus sekitarnya

    e. Pneumonia interstisial, yaitu inflamasi pada dinding aleolus, kantung, dan duktus

    aleolar serta bronkus, khas pada infeksi irus akut namun bisa juga akibat infeksi

    kronis.

    P''9+KSAAN P'N5NBAN/ PN'52N+A

    - oto polos dada antero-posterior (AP$ dan 4ateral (4$%iperlukan untuk menentukan luasnya lokasi anatomik dalam paru, luasnya kelainan dan

    kemungkinan adanya komplikasi seperti pneumothora@, pneumomediastinum,

    pneumotakel abses paru dan efusi pleura.

    Pembesaran kelenjar hilus sering terjadi karena pneumonia oleh Hemophillus influenza

    dan Staphylococcus aureus. Ke&urigaan ke arah infeksi Staphylococcus aureus apabila

    pada foto polos dada dijumpai adanya gambaran pneumotakel, abses paru, dan empiema.

    Pneumonia irus umumnya menunjukkan gambaran infiltrate interstitial difus,

    hiperinflasi atau atelektasis.

    - 4aboratorium

    %ilakukan untuk mengetahui mikroorganisme penyebab. 4eukositosis D )#.""";54

    dengan dominasi neutrofil pada hitung jenis atau adanya pergeseran ke kiri menunjukkan

  • 7/24/2019 jump 7 for keke

    10/21

    bakteri sebagai penyebab. 4eukosit D 7".""";54 dengan dominasi neutrofil mengarah ke

    pneumonia Streptococcus dan Staphylococcus. C-reactie protein akan terlihat tinggi

    pada infeksi akibat Streptococcus pneumonia. Pada penanganan kasus pneumonia dengan

    dugaan penyebab Staphylococcus dan !neumococcus yang tidak menunjukkan respon

    baik terhadap penanganan awal dibutuhkan pemeriksaan kultur darah.!olymerase Chain

    "eaction (PG9$ bermanfaat untuk diagnosis Streptococcus pneumonia dan infeksi

    Mycoplasma. (9etno, 4andia, akmuri, !""?$

    3.#ronkopneumonia

    0ronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu peradangan pada parenkim

    paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkiolus dan juga mengenai aleolus

    disekitarnya, yang sering menimpa anak-anak dan balita, yang disebabkan oleh berma&am-

    ma&am etiologi seperti bakteri, irus, jamur dan benda asing. Kebanyakan kasus pneumonia

    disebabkan oleh mikroorganisme, tetapi ada juga sejumlah penyebab non infeksi yang perlu

    dipertimbangkan. 0ronkopneumonia lebih sering merupakan infeksi sekunder terhadap berbagai

    keadaan yang melemahkan daya tahan tubuh tetapi bisa juga sebagai infeksi primer yang

    biasanya kita jumpai pada anak-anak dan orang dewasa.

    a. 'pidemiologi

    +nsiden penyakit ini pada negara berkembang hampir 7"> pada anak-

    anak di bawah umur # tahun dengan resiko kematian yang tinggi, sedangkan di

    Amerika pneumonia menunjukkan angka )7> dari seluruh penyakit infeksi

    pada anak di bawah umur ! tahun (0radley et.al., !"))$.

    b. 'tiologi

    Penyebab bronkopneumonia yang biasa dijumpai adalah(0radley et.al.,

    !"))$ :

    ). aktor +nfeksia. Pada neonatus: Streptokokus group 0, 9espiratory Sin&ytial

    3irus (9S3$.

    b. Pada anak-anak dan bayi :)$ 3irus : Parainfluensa, +nfluensa 3irus, Adenoirus, 9S3

  • 7/24/2019 jump 7 for keke

    11/21

    !$ 2rganisme atipikal : y&oplasma pneumonia, Ghlamidia

    tra&homatis, Pneumo&ytis7$ 0akteri: Pneumokokus, y&obakterium tuber&ulosis,

    Streptokokus pneumoni, *aemofilus influena, y&oba&terium

    tuber&ulosa, 0ordetellapertusis&. Pada anak besar F dewasa muda :

    )$ 2rganisme atipikal: y&oplasma pneumonia, G. tra&homatis

    !$ 0akteri: Pneumokokus, 0ordetella pertusis, . tuber&ulosis!. aktor Non +nfeksi.

    1erjadi akibat disfungsi menelan atau refluks esophagus.

    &. Patogenesis

    Normalnya, saluran pernafasan steril dari daerah sublaring sampai

    parenkim paru. Paru-paru dilindungi dari infeksi bakteri melalui mekanisme

    pertahanan anatomis dan mekanis, dan faktor imun lokal dan sistemik.

    ekanisme pertahanan awal berupa filtrasi bulu hidung, refleks batuk dan

    mukosilier aparatus. ekanisme pertahanan lanjut berupa sekresi +g A lokal dan

    respon inflamasi yang diperantarai leukosit, komplemen, sitokin, imunoglobulin,

    makrofag aleolar, dan imunitas yang diperantarai sel.

    +nfeksi paru terjadi bila satu atau lebih mekanisme di atas terganggu, atau

    bila irulensi organisme bertambah. Agen infeksius masuk ke saluran nafas

    bagian bawah melalui inhalasi atau aspirasi flora komensal dari saluran nafas

    bagian atas, dan jarang melalui hematogen. 3irus dapat meningkatkan

    kemungkinan terjangkitnya infeksi saluran nafas bagian bawah dengan

    mempengaruhi mekanisme pembersihan dan respon imun. %iperkirakan sekitar

    !#-C# > anak dengan pneumonia bakteri didahului dengan infeksi irus.

    +nasi bakteri ke parenkim paru menimbulkan konsolidasi eksudatif

    jaringan ikat paru yang bisa lobular (bronkhopneumoni$, lobar, atau intersisial.

    Pneumonia bakteri dimulai dengan terjadinya hiperemi akibat pelebaran

    pembuluh darah, eksudasi &airan intra-aleolar, penumpukan fibrin, dan infiltrasi

    neutrofil, yang dikenal dengan stadium hepatisasi merah. Konsolidasi jaringan

    menyebabkan penurunan&omplian&e paru dan kapasitas ital. Peningkatan aliran

    darah yamg melewati paru yang terinfeksi menyebabkan terjadinya pergeseran

  • 7/24/2019 jump 7 for keke

    12/21

    fisiologis (entilation-perfusion missmat&hing$ yang kemudian menyebabkan

    terjadinya hipoksemia. Selanjutnya desaturasi oksigen menyebabkan peningkatan

    kerja jantung.

    4.Tuberkulosis Anak

    1. !u"erculosis anak

    Penyakit tuberkulosis (10$ pada anak walaupun dikatakan merupakan

    HSelf limited diseaseI atau HStable diseaseI sampai saat ini masih merupakan

    masalah kesehatan masyarakat terutama di negara-negara berkembang. +ndonesia

    merupakan negara dengan proporsi 10 tertinggi nomer 7 (tiga$ setelah +ndia

    (7">$ dan Gina ()#>$ yaitu sebesar )".

    Angka kesakitan tuberkulosis anak merupakan parameter berhasil

    tidaknya pemberantasan tuberkulosis di suatu daerah. %an perlu diingat pula

    bahwa tuberkulosis anak merupakan penyakit sistemik.

    a. Klasifikasi tb anak

    ). 10 Primer

    - Komplek Primer

    - Komplikasi paru dan alat lain (sistemik$

    !. 10 Post Primer

    - 9e infeksi endogen (karena daya tahan tubuh turun, kuman yang

    indolen aktif kembali$

    - 9e infeksi eksogen

    #omple$ !rimer:

    %i paru basil yang berkembang biak menimbulkan suatu daerah

    radang yang disebut afek;fokus primer dari /ohn. 0asil akan menjalar

    melalui saluran limfe dan terjadi limfangitis dan akan terjadi limfadenitis

    regional. Pada lobus atas paru akan terjadi pada kelenjar limfe pada

    trakheal, sedangkan pada lobus bawah akan terjadi pada kelenjar limfe

    hiler.

    #ompli$asi !aru dan alat lain

  • 7/24/2019 jump 7 for keke

    13/21

    %apat terjadi penyebaran se&ara limfogen hematogen akan terjadi

    10 milier, meningitis 10, bronkogenik, pleuritis, peritonitis, perikarditis,

    10 tulang dan sendi.

    b. %iagnosis tb anak

    %est %u&er$ulin

    Ada ! ma&am tuberkulin yang dipakai yaitu 2ld tuberkulin dan

    Purified protein deriate dengan &ara antou@. Jaitu dengan

    menyuntikkan ",) ml tuberkulin PP% intrakutan di olar lengan

    bawah.9eaksi dilihat 8= F C! jam setelah penyuntikan. 5ji 1uberkulin

    positif menunjukkan adanya infeksi 10. 9eaksi ini akan bertahan

    &ukup lama walaupun pasien sudah sembuh sehingga uji 1uberkulin

    tidak dapat digunakan untuk memantau pengobatan.

    #eadaan umum ana$

    Guriga adanya 10 anak bila :

    - Sering panas

    - Sering batuk pilek (batuk kronis berulang$

    - Nafsu makan menurun

    - 0erat badan tidak naik

    La&oratorium hematologi

    1idak banyak membantu. 4aju endap darah meninggi pada keadaan

    aktif dan kronik. Pada stadium akut bisa terjadi lekositosis dengan sel

    polimorfonuklear yang meningkat selanjutnya limfositosis. /ambaran

    hematologik dapat membantu mengamati perjalanan penyakitnya.

    /ambaran darah yang normal tidak ; belum dapat menyingkirkan

    diagnosis tuberkulosis. 'oto "ontgen

    oto thoraks yang khas adalah :

    - okus primer

    - 4imfadenitis pada trakhea

    - 4imfangitis

  • 7/24/2019 jump 7 for keke

    14/21

    oto thoraks yang jelas :

    - 10 milier

    - 0ronkhogeni& Spread

    oto 9ontgen thoraks tidak dapat digunakan sebagai alat diagnostik

    tunggal

    !emeri$saan &a$teriologis

    erupakan diagnosis pasti bila ditemukan kuman basil tahan asam,

    tetapi sulit pada bayi dan anak. 0ahan pemeriksaan dapat diambil dari

    sputum (pada anak besar$, bilasan lambung pagi hari atau dari &airan

    lain : 4GS, Gairan pleura, &airan peri&ard.

    Pemeriksaan dapat dilakukan &ara langsung, biakan dengan metode

    lama, radiometrik (0a&te&$, PG9

    !emeri$saan histopatologi

    Barang dilakukan pada anak, dilakukan dengan biopsi misalnya dari

    kelenjar limfe

    !emeri$saan fungsi paru

    Pada umumnya fungsi paru tak terganggu ke&uali pada bronkhiektasis

    hebat. Pemeriksaan ini perlu dilakukan pada 10 anak yang

    memerlukan tindakan operatif.

    !emeri$saan terhadap sum&er penularan

    %i&ari sumber infeksi baik dari keluarga maupun orang lain, dilakukan

    pemeriksaan sputum, foto paru, pemeriksaan darah. 0ila positif

    sebaiknya diisolasi untuk mengurangi kontak dan dilakukan

    pengobatan.

    Serologi ( hasil $urang memuas$an dan masih $ontroersi) hasil

    tergantung dari (

    - 5mur

    - Status imunisasi

    - y&oba&terium atypi&

    - 1idak dapat membedakan infeksi dan sakit

  • 7/24/2019 jump 7 for keke

    15/21

    *nterfedon +

    Problem utama dan penatalaksanaan 10 anak adalah :

    a. %iagnosis :

    - /ejala klinik tidak spe&ifik sehingga sering terjadi oer ; under

    diagnosis dan oer;under treatment

    - 0elum ada alat diagnostik yang pasti

    - +nfeksi 10 atau sakit 10 tidak ada alat diagnostik yang dapat

    membedakan

    b. Kepatuhan berobat

    - 0anyak terjadi putus obat yang berakibat kegagalan

    pengobatan

    $I$!%& $')I*+ !# A*A' IDAI

    +%,A-A 1 2 3 $')

    Kontak 1idak jelas - 01A (-$ 01A ($

    1es 1uberkulin - - - Positif

    00 0bm

    00

    /ii buruk -

    Panas Penyebab

    tdk jelas

    - -

    0atuk E 7 mg L 7 mg

    Pembesaran kelenjar D ) kel

    L ) &m

    tdksakit

    1ulang ; Sendi 0engkak

    oto thora@ Normal Sugestif 121A4

    !a"el 2.2 sistem skoring !# anak IDAI

    &. Pengobatan tb anak

  • 7/24/2019 jump 7 for keke

    16/21

    %u,uan pengo&atan % ana$ adalah:

    - enurunkan ; membunuh kuman dengan &epat

    - Sterilisasi kuman untuk men&egah relaps dengan jalan pengobatan

    ase intensif (! bulan$ : mengeradikasi kuman dengan 7

    ma&am obat : +N*, 9ifampisim dan P6A

    ase pemeliharaan (8 bulan$ : akan memberikan efek

    sterilisasi untuk men&egah terjadinya relap : menggunakan !

    ma&am obat : +N* M 9+

    - en&egah terjadinya resistensi kuman 10

    P9+NS+P P'N/20A1AN 10 ANAK

    - Kombinasi lebih dari satu ma&am obat. *al ini untuk men&egah

    terjadinya resistensi terhadap obat

    - Bangka panjang, teratur, dan tidak terputus. *al ini merupakan

    masalah kadar kepatuhan pasien.

    - 2bat diberikan se&ara teratur tiap hari

    #A! /A*+ $%)I*+ DI+0*A'A* PADA !# A*A'

    #A! $%DIAA* D$I$

    (mgkg ##

    D$I$ &A'$ %$

    +N* 1ablet )"" mg

    1ablet 7"" mg

    Sirup )" mg;ml

    # F )# mg 7"" mg *epatitis, neuritis

    perifer

    hipersensitif

    9ifampi&im Kapsul; kaplet

    )#",7"",8#",?""

    Sirup !" mg;ml

    )" - )# ?"" mg 5rine;sekret

    merah hepatitis,

    mual flulikereaktion

    Pirainamid 1ablet #"" mg !# F 7# ! g *epatitis

    hipersensitif

    'tambuol 1ablet #"" mg )# F !" !,# g Neurilis optika

    ggn isus ;warna

  • 7/24/2019 jump 7 for keke

    17/21

    ggn saluran &erna

    Streptomisin +njeksi )# - 8" ) gram 2totoksis

    nefrotokis

    #A! #A!0'

    enurut 0eers (!""7$ batuk memiliki peran utama dalam mengeluarkan dahak dan

    membersihkan saluran pernafasan, maka batuk yang menghasilkan dahak umumnya tidak

    disupresikan. Jang diutamakan adalah pengobatan kausa seperti infeksi, &airan di dalam paru,

    atau asma. isalnya, antibiotik akan diberikan untuk infeksi atau inhaler bisa diberi kepada

    penderita asma. 0ergantung pada tingkat keparahan batuk dan penyebabnya, berbagai ariasi

    jenis obat mungkin diperlukan untuk pengobatan. 0anyak yang memerlukan batuknya

    disupresikan pada waktu malam untuk mengelakkan dari gangguan tidur. enurut KK (!""C$

    sangat penting untuk mengobati batuk dengan jenis obat batuk yang benar. enurut 0eers (!""7$

    pengobatan batuk se&ara umumnya dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis batuknya berdahak

    atau tidak. Benis obat batuk ada mukolitik, ekspektoran, dan antitusif.

    a. ukolitik

    ukolitik merupakan obat yang bekerja dengan &ara mengen&erkan sekret saluranpernafasan dengan jalan meme&ah benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida

    dari sputum. Agen mukolitik berfungsi dengan &ara mengubah iskositas sputum melalui

    aksi kimia langsung pada ikatan komponen mukoprotein. Agen mukolitik yang terdapat

    di pasaran adalah bromheksin, ambroksol, dan asetilsistein ('stuningtyas, !""=$.

    b. 'kspektoran'kspektoran umumnya diberikan untuk mempermudah pengeluaran dahak pada batuk

    kering (non produktif$ agar menjadi lebih produktif. 'kspektoran bekerja dengan &ara

    membasahi saluran napas sehingga mukus (dahak$ menjadi lebih &air dan mudah

    dikeluarkan (dibatukkan$. Penggunaan ekspektoran ini didasarkan pengalaman empiris.

    1idak ada data yang membuktikan efektiitas ekspektoran dengan dosis yang umum

    digunakan. ekanisme kerjanya diduga berdasarkan stimulasi mukosa lambung dan

    selanjutnya se&ara refleks merangsang sekresi kelenjar saluran pernafasan lewat nerus

    agus, sehingga menurunkan iskositas dan mempermudah pengeluaran dahak. 2bat

  • 7/24/2019 jump 7 for keke

    18/21

    yang termasuk golongan ini ialah ammonium klorida dan gliseril guaiakoiat

    ('stuningtyas, !""=$.&. Antitusif

    enurut artin (!""C$ antitusif atau cough suppressant merupakan obat batuk yang

    menekan batuk, dengan menurunkan aktiitas pusat batuk di otak dan menekan respirasi.isalnya dekstrometorfan dan folkodin yang merupakan opioid lemah. 1erdapat juga

    analgesik opioid seperti kodein, diamorfin dan metadon yang mempunyai aktiitas

    antitusif. Antitusif yang selalu digunakan merupakan opioid dan deriatnya termasuk

    morfin, kodein, dekstrometorfan, dan fokodin. Kebanyakannya berpotensi untuk

    menghasilkan efek samping termasuk depresi serebral dan pernafasan. Buga terdapat

    penyalahgunaan.

    0aku emas (gold standard$ antitusif adalah kodein. Kodein bekerja se&ara sentral dengan

    menekan pusat batuk di bagian medulla batang otak. Bika digunakan dengan dosis

    antitusif, kodein tidak memperlihatkan efek adiktif (1iete, !""?$.

    #A! -0

    a. Analgesik dan antipiretikParasetamol adalah analgesik-antipiretik yang terdapat dalam komposisi produk obat

    flu untuk mengatasi nyeri dan demam, dan umumnya dapat ditoleransi dengan baik.

    Selain itu ibuprofen dan aspirin jug digunakan sebagai analgesik untuk mengatasi

    gejala demam atau sakit kepala pada flu. Kongesti parah pada saluran hidung

    menyebabkan inflamasi dan nyeri yang dapat diringankan oleh analgesik, meskipun

    analgesik (parasetamol$ tidak terbukti bermanfaat untuk mengurangi gejala flu

    lainnya (seperti sakit tenggorokan, malaise, bersin dan batuk$. Sakit kepala, nyeri otot

    dapat dikurangi oleh parasetamol, aspirin atau ibuprofen. Aspirin dikontra-

    indikasikan untuk anak di bawah )? tahun karena dilaporkan menyebabkan sindrom

    "eye yang menyerang otak (encephalopathy$ dan hati, jika digunakan oleh anak usia

    kurang dari )? tahun. Aspirin juga harus digunakan se&ara berhati-hati pada

    kehamilan, pasien dengan asma alergik, pasien dengan penyakit hati atau ginjal.

    +buprofen dan aspirin dapat menyebabkan iritasi lambung, terutama pada pasien

  • 7/24/2019 jump 7 for keke

    19/21

    dengan ulkus. +buprofen dan aspirin tidak terdapat dalam komposisi produk flu

    kombinasi tetap yang beredar di pasaran di +ndonesia (4i, !")7 arrer, !")"$b. Antihistamin

    Sebagai salah satu komponen yang umum terdapat dalam obat-obat flu, antihistamin

    digunakan karena adanya efek antikolinergik, yang antara lain dapat mengurangisekresi mukus. 2bat ini digunakan untuk mengatasi gejala bersin, rhinorrhoea, dan

    mata berair. Antihistamin generasi pertama yang banyak digunakan antara lain adalah

    G1, difenhidramin, feniramin. *asil uji klinik a&ak terkontrol (9G1, ramdomized

    clinical trial$ antihistamin generasi pertama menunjukkan hasil yang positif untuk

    mengatasi gejala flu, namun tidak terbukti men&egah, mengobati atau mempersingkat

    serangan flu. Selain itu, kesimpulan meta analisis Go&hran menunjukkan monoterapi

    antihistamin tidak mengurangi gejala bersin dan rhinorrhoeapada flu yang signifikan

    se&ara klinis, serta tidak menunjukkan perbaikan subyektif pada anak maupun subyek

    dewasa. 'fek samping yang paling mengganggu dari antihistamin generasi pertama

    ini adalah sedasi, yang dapat membahayakan jika mengemudikan kendaraan atau

    mengoperasikan mesin. 'fek samping sedasi ini semakin diperparah jika pasien

    mengonsumsi alkohol. 'fek samping antihistamin lainnya adalah mata dan mulut

    kering, pusing dan penglihatan kabur. eskipun kini telah ada antihistamin generasi

    kedua yang kurang menimbulkan sedasi, namun antihistamin ini tidak memiliki efek

    antikolinergik, sehingga tidak efektif untuk mengurangi gejalagejala salesma atau flu

    yang disertai produksi mukus yang berlebihan (%e Sutter, !""$.

    &. 6in&

    6in& (6n$ memperlihatkan efek penghambatan terhadap pertumbuhan irus. Suatu uji

    klinik a&ak terkontrol mengungkapkan 6n dapat mempersingkat durasi gejala flu,

    namun tidak terbukti dalam uji klinik 9G1 lainnya. Se&ara spesifik, empat dari

    delapan uji klinik selanjutnya menunjukkan tidak ada manfaat 6n, dan empatstudi

    lainnya kemungkinan terjadi bias disebabkan subyek mampu mengenali efek samping

    6n. 2leh karena hasil studi yang tidak konsisten ini maka dibutuhkan studi klinik

    dengan subyek yang lebih besar untuk membuktikan manfaat 6n serta

    mempertimbangkan manfaat-risikonya sebelum direkomendasikan untuk pengobatan

    dan pen&egahan gejala flu (S&ien&e, !")!$.

  • 7/24/2019 jump 7 for keke

    20/21

    6

  • 7/24/2019 jump 7 for keke

    21/21