jurnal online pdf

21
i PENGARUH AFILIASI, TENUR AUDIT, SPESIALISASI INDUSTRI, PROFE SSIONAL FE E  , DAN  SI ZE  KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP KUALITAS AUDIT Jurnal Online  Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S2 Program Magister Akuntansi Diajukan oleh : Dika Karlinda Sari 12/340864/PEK/17258 Kepada: PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2013

Upload: luckyrandyaw

Post on 14-Oct-2015

100 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    PENGARUH AFILIASI, TENUR AUDIT, SPESIALISASI INDUSTRI,

    PROFESSIONAL FEE, DAN SIZE KANTOR AKUNTAN PUBLIK

    TERHADAP KUALITAS AUDIT

    Jurnal Online

    Untuk memenuhi sebagian persyaratan

    Mencapai derajat Sarjana S2

    Program Magister Akuntansi

    Diajukan oleh :

    Dika Karlinda Sari

    12/340864/PEK/17258

    Kepada:

    PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

    UNIVERSITAS GADJAH MADA

    YOGYAKARTA

    2013

  • ii

    LEMBAR PENGESAHAN

    Jurnal Online

    PENGARUH AFILIASI, TENUR AUDIT, SPESIALISASI INDUSTRI,

    PROFESSIONAL FEE, DAN SIZE KANTOR AKUNTAN PUBLIK

    Diajukan Oleh:

    Dika Karlinda Sari

    (12/340864/PEK/17258)

    Telah disetujui /disahkan oleh dosen pembimbing:

    Yogyakarta, 16 September 2013

    Dosen Pembimbing

    Dr. Eko Suwardi, M.Sc.,CMA

  • iii

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul............................................................................................ i

    Lembar Pengesahan .................................................................................. ii

    Daftar Isi ..................................................................................................... iii

    Abstract ........................................................................................................ iv

    Pendahuluan ............................................................................................... 1

    Tinjauan Literatur dan pengembangan hipotesis .................................... 3

    Metodelogi Penelitian ................................................................................. 6

    Hasil, Analisis dan Pembahasan................................................................. 8

    Penutup ....................................................................................................... 14

    Daftar Pustaka ............................................................................................ 16

  • iv

    ABSTRACT

    Dika Karlinda Sari. The Effect of Audit Firms Affiliation, Audit Tenure,

    Industry Specialization, Professional Fee, and Audit Firms Size On Audit Quality. Under The Guidance of Dr. Eko Suwardi M.Sc., CMA.

    This study aims to examine the factors that affect the quality of audit. Based on

    literature review, this study hypothesized that Audit Firms Affiliation, Audit

    Tenure, Industry Specialization, Professional Fee, and Audit Firms Size testing

    have positive effect On Audit Quality. Different from the previous studies, this

    study use Earning Surprise Benchmark as a proxy for actual audit quality.

    Empirical test results showed that in the model, Audit Firms Affiliation and Audit

    Tenure has do not provide effect on audit quality. Empirical test the other results

    show that industry specialization, professional fees, and Audit firms size has

    provide positive effect on audit quality. The meaning of those results show that

    Audit firms affiliation has no effect on audit quality and the restriction during the

    audit engagement (audit tenure) has no effect on audit quality.

    Keywords : Audit Firms Affiliation, Audit Tenure, Industry

    Specialization, Audit Firms Professional Fee, Audit

    Firms Size, and Audit Quality.

  • 1

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kualitas audit sangat penting

    bagi pengguna laporan keuangan untuk

    mendapatkan informasi yang sesuai

    dengan gambaran keadaan perusahaan.

    Namun dengan berbagai kasus

    akuntansi dan kegagalan audit yang

    terjadi memberikan perhatian

    bagaimana meningkatkan independensi

    agar transparansi dan akuntabilitas

    terhadap stakeholder semakin

    membaik. Kasus Enron memberikan

    dampak terhadap perubahan tatanan

    kondisi dan regulasi praktik bisnis

    Amerika Serikat antara lain

    diterbitkannya Sarbanes Oxley Act

    yang bertujuan untuk melindungi para

    investor dengan cara meningkatkan

    akurasi dan reliabilitas pengungkapan

    perusahaan publik. Di Indonesia,

    dampak dari terjadinya kasus akuntansi

    yang dilakukan oleh Akuntan Publik

    (AP) dan auditee-nya adalah

    diterbitkannya Keputusan Menteri

    Keuangan (KMK) nomor

    423/KMK.06/2002 yang kemudian

    disempurnakan menjadi PMK nomor

    17/PMK.01/2008 dan saat ini peraturan

    tersebut telah disahkan dalam Undang

    Undang RI Nomor 5 tahun 2011

    dengan pembatasan masa penugasan

    audit yaitu untuk Kantor Akuntan

    Publik (KAP) selama enam tahun masa

    perikatan dan untuk Akuntan Publik

    (AP) selama tiga tahun masa perikatan.

    Namun dengan adanya regulasi masa

    penugasan audit di Indonesia tidak

    serta merta mengurangi pelanggaran

    yang dilakukan oleh AP. Suprapto

    (2013) menggunakan data PPAJP

    (pusat pembinaan Akuntan dan jasa

    penilai) menyimpulkan bahwa masih

    terjadi pelanggaran berupa

    ketidaktaatan AP terhadap Standar

    Audit-Standar Profesional Akuntan

    Publik (SA-SPAP).

    Transparansi, independensi,

    dan akuntabilitas untuk stakeholder

    dapat tercermin dalam laporan

    keuangan yang diaudit. AP diharapkan

    dapat memberikan laporan keuangan

    auditan yang berkualitas. Kualitas

    audit yang baik dapat memberikan

    input dalam pengambilan keputusan.

    Hanya saja pengukuran kualitas audit

    sendiri cukup beragam dan belum

    benar-benar mewakili ukuran

    sebenarnya pada kualitas audit

    (Febrianto, 2010). Carcello & Nagy

    (2004) menjelaskan bahwa kegagalan

    audit justru banyak terjadi pada tiga

    tahun pertama perikatan audit, dan

    tingkat kegagalan akan berkurang

    dengan semakin panjangnya masa

    penugasan audit. Pada kasus Enron,

  • 2

    Size KAP tidak menjadi patokan

    sebagai dasar untuk menghasilkan

    kualitas audit yang baik. De angelo

    (1981) berpendapat bahwa orang yang

    kompeten dan independen hanya

    dimiliki oleh KAP yang berukuran

    besar. Dalam rangka dorongan KAP

    untuk mencapai kualitas audit yang

    baik, beberapa analisis

    mengindikasikan bahwa KAP yang

    berukuran besar kemungkinan akan

    menyediakan jasa dengan kualitas

    audit yang tinggi karena

    ketergantungan ekonomi KAP pada

    klien dapat diabaikan untuk KAP yang

    berukuran besar dan juga akan

    menjaga reputasi yang disebabkan oleh

    kegagalan audit dibandingkan KAP

    yang berukuran kecil. Afiliasi

    organisasi asing pada KAP dapat

    dijadikan variabel untuk mengukur

    kualitas audit. Afiliasi organisasi asing

    yang tercantum dalam UU No.5 tahun

    2012 memiliki standar pengendalian

    mutu dan sistem yang baik sehingga

    dapat memberikan hasil audit yang

    berkualitas.

    Beberapa faktor lain yang

    kemungkinan berpengaruh terhadap

    kualitas audit adalah professional fee.

    Pada umumnya professional fee terdiri

    dari fee litigasi dan fee audit. Semakin

    besar fee litigasi yang dibayarkan oleh

    klien diharapkan klien akan

    mendapatkan penasihat hukum yang

    semakin professional, dengan

    demikian seorang penasihat hukum

    akan lebih mampu menggunakan

    keahliannya dalam menilai kepastian

    (probable) suatu kasus hukum

    sehingga akan memudahkan auditor

    dalam menilai provisi, asset kontijensi

    dan liabilitas kontijensi dan mampu

    mengungkapkan kejadian setelah

    tanggal neraca, terkait SA-SPAP seksi

    337.

    Spesialiasi industri juga dapat

    digunakan sebagai variabel yang dapat

    mempengaruhi kualitas audit. Dengan

    adanya spesialisasi industri pada KAP

    diyakini bahwa KAP memiliki

    keahlian dan pengalaman mengaudit

    yang lebih baik. Carcello (1992)

    menjelaskan bahwa pengalaman,

    keahlian industri dapat mempengaruhi

    kualitas audit. Berbagai cara dilakukan

    untuk meningkatkan independensi,

    transparansi dan akuntabilitas untuk

    stakeholder yaitu dengan

    meningkatkan kualitas audit sebagai

    alat yang digunakan stakeholder untuk

    mengambil keputusan. Kualitas audit

    dapat dinilai dengan aktual dan

    persepsian. Namun, terdapat

    keterbatasan dalam menilai kualitas

    audit secara aktual karena penilaian

  • 3

    kualitas audit hanya dapat dilakukan

    berdasarkan proses audit sebenarnya

    (Febrianto, 2010).

    Berdasarkan fenomena yang

    terjadi diatas dan perkembangan dari

    audit yang ada, penelitian ini bertujuan

    untuk menguji faktor-faktor yang

    berpengaruh terhadap kualitas audit,

    yaitu (1) Afiliasi KAP, (2) Tenur

    Audit, (3) Spesialisasi Industri, (4)

    Professional Fee, dan (5) Size KAP

    dengan menggunakan Earning

    Surprise Benchmark sebagai proksi

    dari kualitas audit.

    II. TINJAUAN LITERATUR DAN

    PENGEMBANGAN HIPOTESIS

    A. Teori Keagenan

    Teori keagenan dibangun

    sebagai upaya dalam memahami dan

    memecahkan masalah yang muncul

    manakala ada ketidaklengkapan

    informasi pada saat melakukan kontrak

    (perikatan). Kontrak yang dimaksud

    disini adalah kontrak antara prinsipal

    (pemberi kerja) dengan agen (penerima

    perintah) (Gudono,2012). Teori

    keagenan menjelaskan bahwa terdapat

    ketimpangan informasi antara prinsipal

    dan agen karena agen sebagai pihak

    yang menjalankan bisnis dirasa

    mempunyai informasi yang lebih

    banyak daripada prinsipal sebagai

    pemegang saham. Hal tersebut akan

    menimbulkan principal-agent problem

    dimana agen akan melakukan tindakan

    yang menguntungkan pihaknya semata

    dan merugikan pihak prinsipal dan

    beban yang dimunculkan akibat

    tindakan manajemen menjadi agency

    costs. Informasi laporan keuangan

    yang tepat waktu dan transparan akan

    meminimalkan asimetri informasi

    sehingga manajemen dapat mengambil

    kebijakan yang dapat menguntungkan

    pemegang saham. Laporan keuangan

    digunakan berbagai pihak, utamanya

    adalah pihak eksternal yaitu

    stakeholder atau pemegang saham.

    Sehingga pihak stakeholder benar-

    benar mendapatkan informasi yang

    sebenarnya mengenai keadaan

    perusahaan.

    B. Kualitas Audit

    Kualitas audit menurut

    Government Accountability Office

    (GAO, 2003) adalah audit quality as

    used in the report refers to the auditor

    conducting the audit in accordance

    with generally accepted auditing

    standards (GAAS) to provide

    reasonable assurance that the audited

    financial statements and related

    disclosures are 1.) presented in

    conformity with GAAP and 2.) are not

    materially misstated whether due to

  • 4

    errors of fraud. Auditor harus

    melakukan audit sesuai dengan standar

    audit yang berlaku umum dan

    memberikan keyakinan yang memadai

    bahwa laporan keuangan telah diaudit

    sesuai dengan standar yang berlaku

    umum dan tidak ada salah saji material

    didalamnya. Sedangkan kualitas audit

    menurut De angelo (1981) the

    market-assessed joint probability that

    a given auditor will both (a) discover a

    breach in the client's accounting

    system, and (b) report the breach.

    Definisi tersebut menyatakan bahwa

    laporan keuangan memiliki

    probabilitas kekeliruan material dan

    auditor sebagai pemeriksa akan

    menemukan kekeliruan pada sistem

    akuntansi dan melaporkan kekeliruan

    material tersebut.

    Terkait pengukuran kualitas

    audit, Teoh & Wong (1993)

    menggunakan Earning Response

    Coefficient sebagai proksi untuk

    mengukur kualitas audit. Suprapto

    (2013) menggunakan ketaatan AP

    terhadap SPAP sebagai proksi untuk

    kualitas audit. Becker et al. (1998)

    menggunakan akrual diskresioner

    sebagai proksi kualitas audit dan

    menemukan hasil bahwa kualitas audit

    berhubungan negatif dengan akrual

    diskresioner yang positif.

    Pada penelitian ini, proksi yang

    digunakan adalah Earnings Surprise

    Benchmark (ESB). Asumsinya adalah

    terkait dengan tujuan manajemen, nilai

    laba dapat digunakan untuk tujuan

    opportunistic dan efficient.

    Opportunistic dari earnings

    manajement dapat memberikan

    fleksibilitas kepada manajemen untuk

    memilih kebijakan akuntansi yang

    berguna untuk memaksimalkan utilitas

    manajemen seperti dengan

    meningkatkan laba guna memperoleh

    bonus window dressing dan taking

    a bath. Sedangkan untuk efficient

    dalam earnings manajement dapat

    memberikan kemudahan kepada

    manajemen untuk memilih kebijakan

    akuntansi yang berguna untuk

    pemegang saham karena memberikan

    gambaran potensi ekonomis

    perusahaan dimasa depan. Kualitas

    audit sering dihubungkan dengan

    kualitas laba yang dilaporkan, terkait

    dengan opportunistic motives, Chen et

    al (2004) menjelaskan bahwa jika

    kualitas audit yang dihasilkan rendah,

    dapat dijelaskan bahwa laba yang

    disajikan dalam laporan keuangan

    cenderung mengandung akun-akun

    yang tidak tepat dalam

    menggambarkan hasil operasi dan

    kondisi keuangan perusahaan.

    Sehingga peran AP adalah menemukan

  • 5

    akun-akun yang tidak tepat pada hasil

    operasi dan melaporkan pelanggaran

    dalam sistem akuntansi klien dan

    pelanggaran yang ditemukan oleh AP

    dapat mengukur kualitas audit

    berkaitan dengan pengetahuan dan

    kemampuan AP untuk mengungkap

    pelanggaran tersebut.

    C. Pengembangan Hipotesis

    KAP yang mempunyai afiliasi

    internasional diharapkan mampu

    mendeteksi lebih dini kesalahan

    akuntansi dan melaporkannya. Pada

    kenyataannya, auditor yang berafiliasi

    dengan KAP asing terutama big 4 tidak

    hanya besar dari segi ukuran dan

    pendapatan, namun juga mempunyai

    reputasi brand name yang mendorong

    auditor untuk menyediakan audit yang

    berkualitas (Gemala,2012). KAP yang

    berafiliasi asing mempunyai standar

    mutu dan pengendalian bertaraf

    internasional, sehingga dengan adanya

    system yang baik diharapkan akan

    menghasilkan AP yang berkualitas

    sehingga akan memepengaruhi hasil

    audit yang diberikan.

    H1= KAP yang berafiliasi asing

    berpengaruh positif terhadap kualitas

    audit.

    Berbagai penelitian dengan

    argumen yang berbeda mengenai masa

    penugasan audit terhadap kualitas

    audit. Giri (2010) menjelaskan bahwa

    terdapat suatu sudut pandang mengenai

    tenur audit yang panjang yaitu dengan

    lamanya tenur audit akan mendorong

    terciptanya pengetahuan bisnis yang

    lebih banyak bagi AP. Pengetahuan ini

    dapat digunakan untuk merancang

    prosedur audit yang lebih baik dan

    efektif sehingga berdampak pada hasil

    laporan keuangan yang berkualitas.

    Namun di lain pihak, tenur audit akan

    membuat ketergantungan ekonomi AP

    terhadap klien, dan tugas yang

    berulang-ulang membuat familiar AP

    terhadap tugas tersebut sehingga

    kapabilitas AP untuk bersikap lebih

    kritis akan berkurang karena tugas

    yang familiar. Tenur audit dapat

    mempengaruhi AP dalam memberikan

    opini terhadap laporan keuangan,

    karena dengan adanya masa penugasan

    yang lama membuat AP mengalami

    ketergantungan secara ekonomi dan

    keterikatan kerja yang membuat

    hubungan mereka semakin dekat

    sehingga berdampak pada

    independensi AP itu sendiri.

    H2 = tenur audit yang panjang

    berpengaruh positif terhadap kualitas

    audit.

    KAP dengan spesialisasi

    industri memiliki pengetahuan,

  • 6

    pengalaman, dan keahlian pada suatu

    industri tertentu yang dapat

    meningkatkan kualitas audit. Banyak

    penelitian (Balsam, 2003 dan Hogan &

    Jeter, 1999) yang membuktikan

    keunggulan AP spesialisasi industri

    dibandingkan dengan AP non spesalis.

    H3 = Spesialisasi industri

    berpengaruh positif terhadap kualitas

    audit.

    Semakin besar profesional fee

    yang ditunjukan dengan semakin besar

    fee audit maka AP bisa memperluas

    prosedur

    audit dan memperbanyak

    jumlah sampel serta semakin besar fee

    penasihat hukum (legal fee) maka akan

    mempermudah AP untuk mendapatkan

    informasi mengenai kepastian

    pencatatan kejadian yang bersifat

    kontijensi dan status hukum klien,

    sehingga AP dapat memperoleh

    informasi yang andal dan dapat

    melakukan penilaian asersi manajemen

    mengenai pengakuan kejadian,

    peristiwa, transaksi yang bersifat

    kontinjensi atau provisi serta

    keharusan pengungkapan secara full

    disclosure.

    H4 = Profesional fee berpengaruh

    positif terhadap kualitas audit.

    De angelo (1981) dan Wats &

    Zimmerman (1986) dalam Wibowo &

    Rosieta (2009) menyatakan bahwa

    ukuran auditor akan berpengaruh

    positif terhadap kualitas audit.

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa

    KAP besar mempunyai kemampuan

    yang lebih baik dalam melakukan audit

    sehingga menghasilkan hasil audit

    yang lebih berkualitas dibandingkan

    dengan KAP kecil.

    H5 = Size KAP berpengaruh positif

    terhadap kualitas audit

    III. METODE PENELITIAN

    A. Pemilihan Sampel dan Pengumpulan

    Data

    Populasi penelitian ini adalah

    seluruh perusahaan sektor manufaktur

    yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

    (BEI). Periode pengamatan penelitian

    dilakukan dari tahun 2005-2011.

    Perusahaan manufaktur yang menjadi

    sampel dalam penelitian ini dipilih

    berdasarkan kriteria-kriteria tertentu

    (Purposive Sampling), yaitu:

    1. Perusahaan tergolong dalam jenis

    perusahaan manufaktur yang

    terdaftar pada Bursa Efek

    Indonesia (BEI).

  • 7

    2. Laporan keuangan perusahaan

    yang telah diaudit dan annual

    report tahun 2005-2011

    3. Tersedianya semua data yang

    dibutuhkan diantaranya nama KAP

    yang mengaudit, afiliasi organisasi

    asing dari KAP, professional fee

    dalam catatan atas laporan

    keuangan dan jumlah AP atau

    partner yang terdapat dalam KAP.

    Metode pengumpulan data pada

    penelitian ini menggunakan data

    sekunder yang diambil dari laporan

    tahunan perusahaan manufaktur yang

    listing di BEI pada tahun 2005-2011.

    Data sekunder yang dikumpulkan

    diperoleh situs www.idx.co.id dan dari

    situs masing-masing perusahaan sampel.

    B. Definisi Operasional dan

    Pengukuran Variabel

    1. Variabel Dependen

    Variabel dependen dalam

    penelitian ini adalah kualitas audit.

    Dalam penelitian ini, pengukuran yang

    digunakan sebagai proksi kualitas audit

    adalah earnings surprise benchmark

    yang dikembangkan dari Wibowo &

    Rosieta (2009), formula yang dapat

    dipakai untuk penghindaran pelaporan

    kerugian tersebut adalah earnings/total

    assets. Oleh karena itu, earnings/total

    assets atau yang lebih sering dikenal

    dengan ROA (Return on Assets) dipilih

    menjadi tolok ukur penentu kualitas

    audit. Kualitas audit dalam penelitian

    ini dibagi menjadi dua kategori yaitu

    (1) MEET_BE=1 ketika memenuhi

    kriteria -< < +, sebagai proksi

    dari kualitas audit yang tinggi dan (2)

    MEET_BE=0 dikatakan memiliki

    kualitas audit yang rendah, dimana

    manajemen melakukan praktek

    window dressing( > +) ataupun

    taking a bath( < +).

    2. Variabel Independen

    Variabel Independen dalam

    penelitian ini yaitu (1) Afiliasi-non

    afiliasi dengan menggunakan data

    dummy dimana untuk KAP yang

    berafiliasi asing yang terdaftar dalam

    KAP dan OAA diberikan angka 1 dan

    yang tidak berafiliasi dengan asing

    diberikan angka 0. (2) Tenur audit

    pada KAP menggunakan jumlah tahun

    ketika KAP yang sama telah

    melakukan perikatan dengan klien

    yang sama. Tahun pertama perikatan

    dimulai dengan angka 1 dan ditambah

    dengan satu untuk tahun-tahun

    berikutnya. (3) spesialisasi industri

    menggunakan total terbanyak KAP

    yang mengaudit suatu industri tertentu.

    (4) Professional fee menggunakan

    proksi logaritma natural (Ln)

    professional fee yang tercantum dalam

  • 8

    laporan keuangan atau annual report

    auditee. (5) Size KAP dalam

    penelitian ini menggunakan jumlah

    rekan AP dalam suatu KAP sebagai

    proksinya.

    C. PENGUJIAN HIPOTESIS

    Pengujian hipotesis pada model

    penelitian ini menggunakan model

    regresi yaitu tentang keterkaitan antara

    variabel dependen yaitu kualitas audit

    dengan variable independen yaitu

    afiliasi KAP, tenur audit, spesialisasi

    industri, professional fee, dan size

    KAP.

    Persamaan regresi pada model

    penelitian ini adalah:

    Logit {KUALITAS_AUDIT = 1 vs 0}

    = o+ (1*Afil) + (2*TenKAP) +

    (3*SpecInd) + (4*Proffee) +

    (5*SizeKAP)+ e .

    Keterangan:

    KA = Menggunakan

    data dummy, 1

    untuk kualitas audit

    yang baik dan 0

    untuk kualitas audit

    yang buruk

    Afil = AP yang

    berafiliasi dengan

    asing, menggunakan

    dummy dimana

    angka 1 untuk KAP

    yang berafiliasi

    dengan

    KAPA/OAA, dan

    angka 0 untuk KAP

    yang tidak

    berafiliasi dengan

    KAPA/OAA.

    TenKAP = Lamanya masa

    penugasan atau

    perikatan KAP

    terhadap klien.

    SpecInd = KAP yang

    memiliki jumlah

    klien paling banyak

    dalam suatu sub

    sektor industri

    manufaktur.

    Proffee = fee yang

    tercantum pada

    laporan keuangan,

    yang mencakup

    keseluruhan fee

    untuk pihak ketiga.

    SizeKAP = Jumlah AP yang

    terdaftar dalam

    KAP.

    1 5 = Koefisien regresi

    e = Error

    IV. HASIL, ANALISIS DAN

    PEMBAHASAN

    A. Data

    Populasi di eliminasi sesuai

    dengan kriteria yang telah ditetapkan

  • 9

    maka terdapat 40 perusahaan yang

    dijadikan sampel untuk model

    penelitian. Sehingga sampel yang

    memenuhi kualifikasi dalam penelitian

    ini berjumlah 280 data pengamatan

    dari tahun 2005 sampai 2011.

    B. Statistik Deskriptif

    Tabel berikut menjelaskan

    gambaran statistik deskriptif pada

    model penelitian ini.

    Var. Mean Std.dev Min Max

    KA 0,88 0,331 0,00 1,00

    Afil 0,9464 0,22557 0,00 1,00

    Ten 2,2107 1,21308 1,00 6,00

    SpecInd 0,4464 0,49801 0,00 1,00

    Proffee 20,9940 2,21556 14,29 27,89

    Size 13,9964 6,84781 1,00 23,00

    Berdasarkan tabel diatas

    sebanyak 280 observasi menunjukkan

    bahwa sebagian besar perusahaan telah

    memiliki kualitas audit yang baik

    dengan rata-rata sebesar 0,88 dan

    standar deviasi sebesar 0,331. Hal ini

    berarti bahwa rata-rata 88 %

    perusahaan manufaktur telah memiliki

    kualitas audit yang baik. Hasil

    deskriptif pada variabel afiliasi KAP

    menunjukkan nilai rata-rata 0,9464

    minimum 0 dan maksimum 1 dengan

    standar deviasi sebesar 0,22557. Hasil

    ini menunjukkan bahwa KAP yang

    berafiliasi asing pada penelitian ini

    sebanyak 95%. Hasil deskriptif pada

    variabel tenur audit menunjukkan nilai

    rata-rata sebesar 2,2107, minimum

    sebesar 1, maksimum sebesar 6 dan

    standar deviasi sebesar 1,21308. Hal

    ini dapat diartikan bahwa lamanya

    masa penugasan KAP terhadap

    kliennya rata-rata adalah 2,2 tahun.

    Pada variabel spesialisasi industri

    menunjukkan nilai rata-rata sebesar

    0,4464, minimun sebesar 0, maksimum

    sebesar 1 dan standar deviasi sebesar

    0,49801. Hal ini dapat diartikan bahwa

    hanya sebagian sampel yaitu sebesar

    44,64% perusahaan diaudit oleh KAP

    yang memiliki keahlian dalam suatu

    industri tertentu (spesialisasi industri).

    Hasil deskriptif terhadap professional

    fee dengan nilai rata-rata adalah

    sebesar 20,9940, nilai minimum

    sebesar 14,29, maksimum sebesar

    27,89 dan standar deviasi sebesar

    2,21556. Hal ini dapat diartikan bahwa

    besarnya fee audit yang diterima KAP

    rata-rata sebesar 20,9940 (ln) atau

    sebesar Rp.15.681.733.342,1. Pada

    variabel size KAP menunjukkan nilai

    rata-rata sebesar 13,9964, minimun

    sebesar 1, maksimum sebesar 23 dan

    standar deviasi sebesar 6,84781. Hasil

    ini berarti rata-rata perusahaan

  • 10

    menggunakan KAP dengan partner

    berjumlah 14 orang.

    C. Uji Model

    Pada uji multikolinearitas,

    koefisien korelasi antar variabel

    independen, menunjukkan bahwa tidak

    terdapat korelasi pada model penelitian

    ini karena semua hubungan antar

    variabel independen menunjukkan

    angka dibawah 0,90 sehingga dapat

    dikatakan bahwa model tersebut tidak

    terdapat multikolinearitas. Uji overall

    of fit menunjukkan bahwa model

    memiliki nilai signifikansi atas selisih

    nilai -2 Log Likelihood dibawah 0,05

    maka dapat disimpulkan bahwa dengan

    memasukkan variabel independen ke

    dalam model penelitian akan mampu

    menambah prediksi model regresi

    logistik. Uji goodness of fit

    menunjukkan nilai signifikansi lebih

    besar dari 0,05 sehingga model dapat

    dikatakan fit atau dapat diterima oleh

    data empiris.

    D. Uji Koefisien Determinasi

    Hasil koefisien determinasi

    pada regresi logistik dapat dilihat nilai

    Nagelkerkes R2 adalah 0,228 yang

    berarti bahwa kualitas audit sebagai

    variabel dependen mampu dijelaskan

    sebesar 22,8% oleh variabel

    independen yaitu afiliasi KAP, tenur

    audit, spesialisasi industri, professional

    fee, dan size KAP. sedangkan sisanya

    sebesar 77,2% pada kualitas audit

    dapat dijelaskan oleh variabel lainnya

    yang tidak dimasukan dalam model

    penelitian.

    E. Hasil Pengujian Hipotesis

    Hasil uji hipotesis pada regresi

    logistik dapat dilihat dari tingkat

    signifikansi (p < 0,05) hubungan antara

    variabel independen dengan kualitas

    audit sehingga akan diketahui apakah

    hipotesis diterima atau tidak diterima.

    Suatu variabel dikatakan berpengaruh

    apabila nilai probabilitas signifikansi

    lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis

    alternatif diterima atau sebaliknya.

    Pengujian hipotesis dalam penelitian

    ini bertujuan untuk mengetahui

    pengaruh afiiasi KAP, tenur audit,

    spesialisasi industri, professional fee,

    dan size KAP terhadap kualitas audit

    sebagai variabel dependen. Berikut

    adalah hasil pengujian hipotesis

    dengan regresi logistik pada tabel

    berikut:

  • 11

    F. Analisis dan Pembahasan

    Hipotesis

    Hipotesis pertama menyatakan

    bahwa KAP yang berafiiasi asing

    berpengaruh positif terhadap kualitas

    audit. Pengujian koefisien determinasi

    pada KAP yang berafiliasi asing

    menghasilkan nilai estimate -20,301,

    wald 0,000, rasio odds 0,000 dan

    signifikansi 0,998. sehingga dapat

    disimpulkan bahwa hipotesis pertama

    tidak diterima. Koefisien pada afiliasi

    KAP adalah negatif. Hal ini dapat

    diartikan apabila variabel independen

    lainnya konstan, maka log of odds

    kualitas audit akan menurun sebesar

    20,301 untuk KAP yang berafiliasi

    asing dibandingkan dengan KAP yang

    tidak berafiliasi asing. Namun, untuk

    tingkat signifikansi yaitu 0,998 > 0,05

    maka tidak terdapat pengaruh antara

    KAP yang berafiliasi asing dengan

    kualitas audit. Hasil ini berbeda

    dengan penelitian yang dilakukan oleh

    Krishnan (2003) yang menyimpulkan

    bahwa KAP yang berafiiasi asing (big

    four/ non big four) menawarkan

    kualitas audit yang tinggi dari pada

    yang bukan afiliasi asing. Perbedaan

    hasil penelitian ini kemungkinan

    karena terdapat perbedaan penetapan

    afiliasi asing dimana peneliti

    menetapkan afiliasi internasional yang

    terdaftar di KAPA dan OAA sebagai

    proksi dari afiliasi asing.

    Hipotesis kedua menyatakan

    bahwa tenur audit berpengaruh positif

    terhadap kualitas audit. Hasil

    pengujian tenur audit pada uji

    koefisien menghasilkan nilai estimate -

    0,244, wald 2,175, rasio odds 0,784

    dan tingkat signifikansi 0,140 sehingga

    dapat disimpulkan bahwa hipotesis

    kedua tidak diterima. Pada uji

    koefisien untuk tenur audit

    menunjukan hasil yang negatif

    sehingga dapat diartikan bahwa

    kualitas audit akan semakin rendah

    dengan semakin lamanya masa

    penugasan KAP dan dapat dijabarkan

    jika variabel independen lainnya

    konstan, maka semakin lama KAP

    melakukan perikatan akan

    menurunkan log of odss pada kualitas

    B Wald Sig. Exp

    (B)

    Afilasi

    -

    20,301 0,000 0,998 0,000

    Tenur -0,244 2,175 0,140 0,784

    SpecInd 1,125 5,118 0,024 3,079

    Proffee 0,219 5,583 0,018 1,245

    SizeKAP 0,097 7,970 0,005 1,102

    Constant 16,647 0,000 0,999 2E+007

  • 12

    audit sebesar 0,244. terkait hubungan

    antara variabel independen dan odds

    dapat dijabarkan bahwa jika variabel

    lain konstan maka odds kualitas audit

    akan menurun sebesar 0,784 dengan

    probabilitas signifikansi 0,140 > 0.05

    sehingga tidak ada pengaruh antara

    tenur audit dengan kualitas audit. Hasil

    penelitian ini sama dengan hasil

    penelitian suprapto (2013) yang

    menyatakan bahwa masa penugasan

    audit tidak berpengaruh terhadap

    kualitas audit. Penelitian Wibowo &

    Rosieta (2009) juga menyatakan hal

    yang sama bahwa masa penugasan

    audit tidak berpengaruh terhadap

    kualitas audit. Asumsinya adalah masa

    penugasan audit yang lama akan

    membuat suatu KAP menjadi tidak

    independen dan tidak ada peer riview

    antar KAP didalamnya. Argumen lain

    dari carey & simnett (2006)

    menyatakan bahwa kualitas audit akan

    menurun dengan semakin panjangnya

    masa penugasan audit. Namun, hasil

    penelitian yang dilakukan oleh Giri

    (2010) dengan menggunakan akrual

    diskresioneri menyatakan bahwa

    adanya pengaruh negatif dan signifikan

    antara masa penugasan audit dan

    kualitas audit.

    Hipotesis ke tiga menyatakan

    bahwa spesialisasi industri

    berpengaruh positif terhadap kualitas

    audit. Hasil pengujian spesialisasi

    industri pada uji koefisien

    menghasilkan nilai estimate 1,125,

    wald 5,118, rasio odds 3,079 dan

    tingkat signifikansi 0,024 sehingga

    dapat disimpulkan bahwa hipotesis ke

    tiga diterima. Pada uji koefisien

    menunjukan hasil yang positif

    sehingga dapat diartikan bahwa

    kualitas audit akan semakin meningkat

    dengan adanya spesialisasi industri,

    dan dapat dijabarkan jika variabel

    independen lain konstan, maka setiap

    kenaikan spesialisasi industri akan

    meningkatkan log of odss pada kualitas

    audit sebesar 1,125. terkait hubungan

    antara variabel independen dan odds

    dapat dijabarkan bahwa jika variabel

    lain konstan maka odds kualitas audit

    akan meningkat sebesar 3,079 dengan

    probabilitas signifikansi 0,024 > 0,05

    sehingga terdapat pengaruh antara

    spesialisasi industri dengan kualitas

    audit. Hasil penelitian ini konsisten

    dengan penelitian Balsam et al (2003)

    dengan menggunakan proksi Earning

    Response Coefficient (ERC) dan

    Discretional acruals Coefficient

    (DAC) untuk kualitas laba pada klien

    yang diaudit oleh spesialisasi industri

    dan yang tidak diaudit oleh spesialisasi

    industri. Kesimpulannya adalah ERC

    lebih tinggi dan nilai DAC lebih

  • 13

    rendah pada klien yang diaudit oleh

    auditor spesialis industri. Artinya

    bahwa kualitas laba yang dimiliki oleh

    klien yang menggunakan spesialisasi

    industri dapat dikatakan tinggi

    daripada yang tidak menggunakan

    spesialisasi industri. KAP yang

    termasuk dalam spesialisasi industri

    dengan AP yang mempunyai

    pemahaman, keahlian, dan

    pengetahuan lebih mendalam

    mengenai proses bisnis industri

    tertentu dapat memberikan kualitas

    audit yang lebih baik dalam menilai

    setiap transaksi yang terjadi dan proses

    bisnis industri tertentu.

    Hipotesis ke empat menyatakan

    bahwa professional fee berpengaruh

    positif terhadap kualitas audit. Hasil

    pengujian pada uji koefisien

    menghasilkan nilai estimate 0,219,

    wald 5,583, rasio odds 1,245 dan

    tingkat signifikansi 0,018 sehingga

    dapat disimpulkan bahwa hipotesis ke

    empat diterima. Pada hasil uji

    koefisien menunjukan hasil yang

    positif sehingga dapat diartikan bahwa

    kualitas audit akan semakin meningkat

    dengan semakin tingginya fee yang

    diperoleh (professional fee), sehingga

    dapat dijabarkan jika variabel

    independen lainnya konstan, maka

    setiap kenaikan professional fee akan

    meningkatkan log of odss pada kualitas

    audit sebesar 0,219. terkait hubungan

    antara variabel independen dan odds

    dapat dijabarkan bahwa jika variabel

    lain konstan maka odds kualitas audit

    akan meningkat sebesar 1,245 dengan

    probabilitas signifikansi 0,018 > 0,05

    sehingga terdapat pengaruh antara

    professional fee dengan kualitas audit.

    Sepanjang pengetahuan peneliti, belum

    ada penelitian yang menggunakan

    variabel professional fee sebagai

    variabel untuk mengukur kualitas audit

    dan pengaruhnya. Professional fee

    yang digunakan adalah jumlah fee

    yang tercantum dalam laporan

    keuangan.

    Hipotesis ke lima menyatakan

    bahwa Size KAP berpengaruh positif

    terhadap kualitas audit. Hasil

    pengujian koefisien size KAP

    menghasilkan nilai estimate 0,097,

    wald 7,970, rasio odds 1,102 dan

    tingkat signifikansi 0,005 sehingga

    dapat disimpulkan bahwa hipotesis ke

    lima diterima. Pada hasil uji koefisien

    size KAP menunjukan hasil yang

    positif sehingga dapat diartikan bahwa

    kualitas audit akan semakin meningkat

    dengan semakin banyaknya jumlah

    partner atau AP yang dimiliki oleh

    KAP, sehingga dapat dijabarkan jika

    variabel independen lain konstan,

  • 14

    maka setiap kenaikan size KAP akan

    meningkatkan log of odss pada kualitas

    audit sebesar 0,097. terkait hubungan

    antara variabel independen dan odds

    dapat dijabarkan bahwa jika variabel

    lain konstan maka odds kualitas audit

    akan meningkat sebesar 1,102 dengan

    probabilitas signifikansi 0,005 > 0,05

    sehingga terdapat pengaruh antara size

    KAP dengan kualitas audit.

    Hasil penelitian ini konsisten

    dengan penelitian yang dilakukan

    wibowo & rosieta (2009) yang

    menyatakan bahwa size KAP

    berpengaruh positif terhadap kualitas

    audit.Watts & Zimmerman (1986)

    dalam Wibowo & Rosieta (2009)

    menyatakan bahwa semakin besar size

    KAP maka akan semakin baik kualitas

    audit yang akan dihasilkan. Febrianto

    (2010) menyatakan bahwa jika AP dan

    klien sama-sama memiliki ukuran

    perusahaan yang kecil, maka ada

    kemungkinan probabilitas yang besar

    bahwa penghasilan AP tersebut

    bergantung pada fee audit yang

    dibayarkan klien.

    V. PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Penelitian ini menghasilkan

    kesimpulan bahwa Afiliasi organisasi

    asing dan lamanya masa perikatan

    audit (tenur audit) tidak berpengaruh

    terhadap kualitas audit. Namun, untuk

    variabel independen lainnya yaitu

    Spesialisasi industri, professional fee,

    dan size KAP berpengaruh positif

    terhadap kualitas audit.

    B. Keterbatasan

    Terdapat beberapa keterbatasan dalam

    penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:

    1. Pengukuran kuallitas audit dalam

    penelitian ini menggunakan

    earnings surprise benchmark yang

    menggunakan ROA pada laporan

    keuangan. masih banyak

    pengukuran-pengukuran lain yang

    dapat digunakan untuk menilai

    kualitas audit.

    2. Penggunaan variabel dalam

    penelitian ini hanya terdiri dari

    KAP yang berafiliasi asing, tenur

    audit, spesialisasi industri,

    professional fee, dan size KAP.

    Masih banyak variabel yang

    kemungkinan belum pernah diteliti

    menyangkut faktor-faktor yang

    mempengaruhi kualitas audit.

  • 15

    3. Spesialisasi industri pada penelitian

    ini tidak dihitung berdasarkan

    market share 20% dikarenakan

    keterbatasan data yang diperoleh

    sehingga spesialisasi dihitung

    berdasarkan total tiap KAP

    mengaudit sub industri tertentu.

    C. Saran

    Berdasarkan keterbatasan

    dalam penelitian ini, maka peneliti

    membuat beberapa saran dan

    perbaikan untuk penelitian selanjutnya,

    yaitu sebagai berikut:

    1. Variabel-variabel yang telah diteliti

    dalam model regresi penelitian ini

    belum keseluruhan dari faktor-

    faktor yang dapat mempengaruhi

    kualitas audit, sehingga dapat

    dilakukan penelitian selanjutnya

    dengan menggunakan variabel baru

    yang belum pernah diteliti terhadap

    pengaruh kualitas audit.

    2. Jumlah data yang baik dalam suatu

    model regresi logistik dalam

    hosmer and lemeshow setidaknya

    minimal 400 jumlah sampel

    sehingga dapat memperoleh model

    fitness dengan baik (gudono,

    2011). Semakin banyak data pada

    suatu penelitian akan menghasilkan

    output yang representative.

    Daftar Pustaka

    Agoes Sukrisno, 2004, Auditing

    (Pemeriksaan Akuntan), Cetakan

    ketiga, Lembaga penerbit FEUI,

    Jakarta.

    Badan Pusat Statistik, 2012, Produk

    Domestik Bruto, Jakarta.

    Balsam, S., J. Krishnan, dan J.S. Yang.

    2003. Auditor Industry

    Specialization and Earnings Quality.

    Auditing: A Journal of Practice &

    Theory 22 (2): 7197.

    Bapepam, 2002 - 2003, Siaran Pers Badan

    Pengawas Pasar Modal, Jakarta.

    Boynton, W.C., & Johnson, R.N., 2006,

    Modern Auditing: Assurance

    Services and the Integrity of

    Financial Reporting, Eight Edition,

    John Wiley & Sons. Inc., NJ.

    Becker, C.L., Defond, M.L., Jiambalvo, J.,

    & Subramanyam, K.R., 1998, The Effect of Audit Quality on Earnings

    Management. Contemporary Accounting Research, Spring 1998,

    Vol. 15 (1). Pp. 1-24.

    Carcello, J.V., & Nagy A.L., 2004, Audit Firm Tenure and Fraudulent

    Financial Reporting.Auditing: A Journal of Practice and

    Theory.Vol.23 (2): Pp. 55-69.

    Carcello, J.V., R. Hermanson, dan N.

    McGrath. 1992. Audit Quality

    Attributes: The Perceptions of Audit

    Partners, Prepares, and Financial

    Statement Users. Auditing: A

    Journal of Practice & Theory 11 (1):

    115.

    Carey, P. & Simnett, R., 2006, Audit Partner Tenure and Audit

    Quality.The Accounting Review, Vol. 81 (3). Pp. 653-676.

  • 16

    Cunningham, M., 2006. Enron and Arthur

    Andersen : The Case of the crooked

    E and the Fallen A. Global

    Perspectives on Accounting

    Education Volume 3, 27-48.

    Craswell, A.T., J.R. Francis and S.L.

    Taylor. 1995. Auditor Brand Name

    Reputations and Industry

    Specializations. Journal of

    Accounting and Economics 20: 297-

    322.

    Chen, C. Y., C. J. Lin. & Y. C. Lin.

    (2004). Audit partner tenure, audit

    firm tenure and discretionary

    accruals; does long auditor tenure

    impair earning quality? Working

    paper, Hong Kong University of

    Science and Technology.

    Chung, H., 2004, Selective Mandatory Auditor Rotation and Audit Quality:

    An Empirical Investigation of

    Auditor Designation Policy in

    Korea. Krannert Graduate School of Management Purdue University,

    West Lafayette.

    DeAngelo, L.E. 1981. Auditor

    Independence, Low Balling, and Disclosure Regulation.Journal of

    Accounting and Economics 3 (2):

    113127.

    DeAngelo, L.E. 1981. Auditor Size and Audit Quality.Journal of Accounting and

    Economics.December.pp. 183199.

    DeFond, M.L., Raghunandan, K.,

    &Subramanyam, K.R., 2002, Do Non-Audit Service Fees Impair

    Auditor Independence? Evidence

    from Going Concern Audit

    Opinions.Journal of Accounting Research, Vol. 40 (4), Pp. 1247-

    1274.

    Febrianto, R., 2010, Pengukuran Kualitas

    Audit: Sebuah Esai. Jurnal Publikasi.

    Francis, J.R., 2011,A Farmework for

    Understanding and Researching

    Audity Quality. Auditing: A Journal

    of Practice & Theory Vol. 30, No. 2

    May 2011 pp. 125-152

    General Accounting Office (GAO). 2003.

    Public Accounting Firms Required

    Study on the Potential Effects of

    Mandatory Audit Firm Rotation.

    Washington, D.C.

    Giri, E.F., 2010, Pengaruh Tenur Kantor

    Akuntan Publik (KAP) dan Reputasi

    KAP terhadap Kualitas Audit :

    Kasus Rotasi Wajib Auditor di

    Indonesia. Simposium Nasional

    Akuntansi 13.

    Gemala, Boria., 2012. Pengaruh Afiliasi Big 4, KAP yang terdaftar di

    PCAOB, Kepemilikan Manajemen,

    dan Jumlah Komite Audit terhadap

    Discretionary Accrual.Tesis.

    Gudono, 2011, Analisis Data Multivariat,

    Cetakan Pertama, BPFE,

    Yogyakarta.

    Gudono, 2012, Teori Akuntansi, Cetakan

    Kedua, BPFE, Yogyakarta.

    Ghozali Imam, dan Chariri Anis, 2007,

    Teori Akuntansi, Cetakan ketiga,

    Badan Penerbit Universitas

    Diponegoro, Bandung.

    Ghozali, I., 2011, Analisis Multivariate

    Lanjutan Dengan Program SPSS,

    Semarang: Badan Penerbit

    Universitas Diponegoro.

    Hogan, C., and Jeter, D. 1999. Industry

    Specialization by Auditors.

    Auditing: A Journal of Practice

    and Theory (Spring): 1-17.

    Hoitash, R., Markelevich, A.,& Barragato,

    C.A., 2007, Auditor Fees and Audit Quality.Managerial Auditing Journal, Vol. 22 (8), Pp. 761-786.

  • 17

    Ikatan Akuntan Indonesia, 2001, Standar

    Profesional Akuntan Publik.

    Salemba Empat, Jakarta.

    Indonesia Premium Database, CIEC

    data, 2012.

    Keputusan Ketua BAPEPAM, Nomor :

    Kep- 20 /PM/2002

    Krishnan, Gopal V. 2003.Audit Quality and the Pricing of Discretionary

    Accruals. Hong Kong: Associate Professor of Accounting

    Departement of Accountancy City

    University of Hong Kong.

    Li Dang, 2004, Assessing Actual Audit

    Quality. Thesis in Drexel University.

    Menteri Keuangan R.I.,2003 ,Keputusan

    Menteri Keuangan Nomor

    423/KMK.06/2002 jo

    359/KMK.06/2003 tentang Jasa

    Akuntan Publik, Jakarta.

    Menteri Keuangan R.I., 2008, Peraturan

    Menteri Keuangan Republik

    Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008,

    tentang Jasa Akuntan Publik.

    Jakarta.

    Neal T., and Riley R. 2004. Auditor

    Industry Specialist Research Design.

    Auditing: A Journal of Practice and

    Theory Vol.23 No. 2 :166-177.

    Nuratama, Putu I,. 2011. Pengaruh Tenur dan Reputasi Kantor Akuntan Publik

    pada Kualitas Audit dengan Komite

    Audit sebagai variabel moderasi. Tesis.

    O,Reilly D., and John T. 2002. Industry

    specialization by audit firms: What

    does academic research tell us?.Ohio

    CPA Journal pg. 42.

    Rusmin. 2010. Auditor Quality and Earnings Management: Singaporean

    Evidence. Managerial Auditing Journal, Vol. 25, No. 7, pp. 618-638.

    Sari, Kumala., 2012, Analisis Pengaruh Audit Tenur, Reputasi KAP,

    Disclosure, Ukuran Perusahaan dan

    Likuiditas terhadap Penerimaan

    Opini Audit Going Concern. Skripsi.

    Sugiri, S.,& Febrianto, R., 2011, Does

    Mandatory Auditor Rotation

    Increase Audit Quality? A Test of

    Indonesian Ministry of Finances Decree Effectiveness. Simposium

    Nasional Akuntansi 14, Banda Aceh.

    Suprapto, E., 2013, Pengaruh regulasi rotasi audit, lamanya masa

    penugasan AP, dan annual fee KAP

    terhadap kualitas audit, Tesis.

    Teoh, S.H., & Wong, T.J., 1993,

    Perceived AuditorQuality and TheEarnings Response Coefficient. The Accounting Review, Vol. 68 (2).

    Pp.346-366.

    Undang-Undang R.I Nomor 5 tahun 2011

    tentang Akuntan Publik. Jakarta.

    Watkins, A.L., Hillison, W., & Morecroft,

    S.E., 2004, Audit Quality: A Synthesis of Theory and Empirical

    Evidence. Journal of Accounting Literature; Vo. 23.Pp.153-193.

    Wibowo, A. & Rossieta, H., 2009.Faktor-

    Faktor Determinasi Kualitas AuditSuatu Studi dengan Pendekatan

    Earnings Surprise

    Benchmark.Simposium Nasional

    Akuntansi 12.

    HALAMAN JUDULLEMBAR PENGESAHANDAFTAR ISIABSTRACTI. PENDAHULUANA. Latar Belakang

    II. TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISA. Teori KeagenanB. Kualitas AuditC. Pengembangan Hipotesis

    III. METODE PENELITIANA. Pemilihan Sampel dan Pengumpulan DataB. Definisi Operasional danPengukuran Variabel1. Variabel Dependen2. Variabel Independen

    C. PENGUJIAN HIPOTESIS

    IV. HASIL, ANALISIS DAN PEMBAHASANA. DataB. Statistik DeskriptifC. Uji ModelD. Uji Koefisien DeterminasiE. Hasil Pengujian HipotesisF. Analisis dan PembahasanHipotesis

    V. PENUTUPA. KesimpulanB. KeterbatasanC. Saran

    Daftar Pustaka