jurnal society edisi maret april 2014
DESCRIPTION
Jurnal Society Edisi Maret April 2014TRANSCRIPT
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
1
Kualitas Pelayanan Izin Usaha Jasa Konstruksi
di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Manado
Oleh :
Octavianus Sandy Wurangian1.
Dr. Very Y. Londa., S.Sos. M.Si2
Dr. Drs. Markus Kaunang., M.Si3.
Abstract
Issuance of licenses confronted with the problem of cost, time and quality
requirements as a description of the services provided by the city government
through the Integrated Licensing Service Agency. The purpose of this study gain
scientific knowledge and understanding of service quality in the construction
business license Integrated Licensing Service Agency of Manado in the
development of the science of resource managemen.
This study used qualitative methods. The conclusion of this study that the
construction services business license in Integrated Licensing Service Agency
Manado based on the dimensions of tangibles, empathy reliability, responsiveness,
and assurance of quality of service has not been fully made. Thus it is suggested
the need for additional staff, provide technical training services and provide
incentives to employees based on existing workload , the addition of office
facilities.
Keywords : Quality of Service , Permits , Construction Services.
PENDAHULUAN
Pembentukan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Manado sebagai
instansi yang khusus bertugas memberikan pelayanan langsung kepada
masyarakat, pada dasarnya dapat dikatakan sebagai terobosan baru atau inovasi
manajemen pemerintahan daerah. Pembentukan instansi ini merupakan
pengembangan praktik pelayanan publik yang mencirikan praktek good
governance. Dengan praktek ini diharapkan akan dapat menciptakan sistem
pelayanan publik yang efisien, berkeadilan, trasparan, akuntable serta partisipatif.
Sehingga pemerintah akan semakin peduli dengan kebutuhan dan berbagai
masalah yang dihadapi masyarakat.
1 Mahasiswa Prog. Studi PSP Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi. 2 Staf Pengajar Pada Prog. Adm Negara Fisip Universitas Sam Ratulangi. 3 Staf Pengajar Pada Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisip Unsrat, Ketua Prodi PSP PPs Unsrat.
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
2
Dari pandangan diatas terlihat baik menyangkut permasalahan yang
dihadapi oleh masyarakat dalam penerbitan perizinan yang diperhadapkan dengan
permasalahan biaya, waktu dan persyaratan sebagai gambaran terhadap kualitas
pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kota melalui Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu. Kenyataan tersebut diatas memperlihatkan bagaimana Badan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Manado didalam menjalankan tugas dan
fungsinya tidak berjalan dengan baik. Permasalahan yang berhubungan dengan
kurangnya pegawai yang melayani dimana dari empat loket yang tersedia namun
hanya dua pegawai yang melayani, pemeriksaan berkas permohonan izin dan
analisis dilakukan oleh satu bagian dimana badan ini melayani sembilan belas
perizinan yang oleh kepala badan diakui bahwa sangat kurang tim analisis
menunjukkan bahwa pengorganisasian sumber daya yang ada belum berjalan dan
tertata dengan baik.
Permasalahan yang berhubungan dengan terjadinya dimana adanya
pegawai yang seakan-akan tidak mengetahui apa yang harus dilakukan, pelayanan
yang masih bersifat manual oleh karena tidak dilengkapinya prasarana serta
kemampuan pegawai yang kurang dalam penguasaan teknologi informasi
demikian juga halnya dengan adanya pegawai yang berperan sebagai calo atau
makelar dalam penyelesaian izin menunjukkan bahwa para penyelenggara
dalam hal ini pegawai yang ada di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu belum
sepenuhnya mengerti dan memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai
pelayan masyarakat serta pentingnya badan ini dibentuk untuk melayani
masyarakat dalam pengurusan perizinan di kota Manado sebagai bentuk belum
menginterpretasikan tugas dan tanggung jawab serta amanat dari kebijakan
pembentukan badan tersebut.
Sementara dilihat dari adanya penarikan biaya yang melebihi ketentuan
yang ada, penyelesaian yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
dimana ada yang selesai hanya dua hari namun ada yang sudah enam puluh hari
belum selesai, disiplin kerja yang kurang yang terlihat dari kurangnya pegawai
yang melayani di saat jam kerja, perilaku yang tidak ramah dan menunjukkan
sikap yang arogansi serta acuh tak acuh, tidak berjalannya sosialisi pentingnya
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
3
pengurusan izin, terjadinya penyalagunaan perizinan. Kenyataan ini
memperlihatkan bagaimana aplikasi atau pelaksanaan dari tugas dan fungsi badan
yang belum berjalan dengan baik.
Pembentukan unit kerja pelayanan terpadu sebagai institusi yang khusus
bertugas memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat, pada dasarnya
dapat dikatakan sebagai terobosan baru atau inovasi pemerintahan di daerah.
Artinya dalam upaya mendekatkan dan menyederhanakan pelayanan kepada
masyarakat. Oleh karena itu, inovasi pembentukan unit kerja pelayanan terpadu
ini perlu dikembangkan lagi dengan penemuan-penemuan baru dalam praktek
penyelenggaraan pelayanan pada pemerintahan di daerah. Salah satu peluang yang
dapat dikembangkan dalam hal ini adalah penyediaan jasa-jasa pelayanan kedalam
beberapa alternatif kualitas.
Memperhatikan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh Badan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Manado diperlukannya pengelolaan yang tepat
agar pelayanan yang diberikan dapat memberikan peluang kepada pada
masyarakat dan dunia usaha dapat berkualitas. Untuk dapat menjawab penyebab
yang dihadapi oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Manado dalam
penyelenggaraan pelayanannya diperlukannya suatu kajian yang dapat
dipertanggungjawabkan keabsahan hasil penelitian. Dan hal itu dapat diperoleh
melalui suatu kajian ilmiah. Penelitian ini bertujuan mempelajari dan
menganalisis kualitas pelayanan izin usaha jasa konstruksi di Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu Kota Manado dalam upaya pengembangan ilmu manajemen
sumberdaya.
TINJAUAN PUSTAKA
Tjiptono (1996:51) mengatakan bahwa : Konsep kualitas sering dianggap
sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk barang atau jasa yang terdiri atas
kualitas desain dan kualitas kesesuaian. Gaspersz (2002), Lukman (1999:9) yaitu
kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan
pelanggan (meeting the needs of consumers). Sementara itu Moenir (1992)
mengemukakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan yang dilakukan oleh
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
4
seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor material melalui sistem,
prosedur dan metode tertentu dalam usaha memenuhi kepentingan orang lain
sesuai dengan haknya.
Organisasi pelayanan publik mempunyai ciri public accuntability,
dimana setiap warga negara mempunyai hak untuk mengevaluasi kualitas
pelayanan yang mereka terima. Adapun dasar untuk menilai suatu kualitas
pelayanan selalu berubah dan berbeda. Apa yang dianggap sebagai suatu
pelayanan yang berkualitas saat ini tidak mustahil dianggap sebagai sesuatu yang
tidak berkualitas pada saat yang lain. Maka kesepakatan terhadap kualitas sangat
sulit untuk dicapai.
Adapun faktor-faktor yang menentukan kualitas pelayanan menurut
pakar administrasi publik seperti pendapat Denhardt and Denhardt (2003: 61)
mengatakan terdapat 8 delapan faktor menentukan kualitas pelayanan sektor
publik yaitu convenience (kemudahan), security (keamanan), reliability
(kehandalan), personal attention (perhatian pada orang), problem-solving
(pemecahan masalah), fairness (keadilan), fiscal responsibility (tanggungjawab
keuangan), citizen influence (pengaruh masyarakat). Menurut Mc Kevit David
(1998:53) menetapkan empat dimensi yaitu tangibles, reliability, responsiveness,
assurance, empathy. Sedangkan menurut para pakar yang berlatar belakang bisnis
seperti Zeithaml.at.al. (1990) membagi kedalam lima dimensi yaitu reliability
(kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), empathy
(empati) dan tangibles (keberwujudan). Sedangkan Griffin (2004:208) membuat 8
dimensi yaitu kinerja, fitur. keandalan, konforma, durabilitas, kemudahan service,
estetika, kualitas yang dirasakan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif (Moleong, 1993).
Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode yang umumnya digunakan
pendekatan kualitatif, yakni observasi wawancara dan studi dokumen. Adapun
informan yang diwawancarai merupakan representasi dari unsur pimpinan dan
unsur di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Manado ditamba dengan yang
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
5
melakukan pengusuras izin usaha jasa konstruksi. Analisis dilakukan melalui
pendeskripsian kualitas pelayanan izin usaha jasa konstruksi berdasarkan fakta-
fakta yang ada, diklasifikasi, dinterpretasikan sehingga memberikan informasi
atas hasil analisis dari masalah yang diteliti (Creswell, 1994).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang diperoleh menyangkut jumlah personil pegawai
yang ditempatkan di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Manado adalah
berjumlah 30 orang. Keadaan pegawai berdasarkan jumlah menunjukan bahwa
secara keseluruhan hanya berjumlah 30 orang yang melayani 75 macam perizinan
dan non perizinan di Kota Manado yang ditempatkan oleh Badan Kepegawaian
Daerah di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu. Dengan 30 orang pegawai
termasuk didalamnya Kepala Badan, berdasarkan tingkat pendidikan formal
dimana sebagaian besar memiliki tingkat pendidikan sarjana 17 orang diikuti oleh
7 orang Magister SLTA 3 orang dengan 7 orang dan SLTP masing masing
berjumlah 1 orang. Sementara jika dilihat dari tingkat kepangkatan pegawai yang
ada, didominasi oleh pegawai yang memiliki tingkat kepangkatan/golongan III
dengan 25 orang, diikuti oleh pangkat/golongan IV dengan 3 orang,
pangkat/golongan II dengan 2 orang dan pangkat/golongan I dengan 1 orang.
Dan untuk dukungan fasilitas atau sarana dan prasarana kantor untuk
penunjang kerja, 30 orang pegawai yang berada di Badan Pelayanan Perizinan
terpadu Kota Manado dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang kerja
setiap hari seperti computer, mesin ketik, meja dan kursi kerja, meja pelayanan,
ruangan customer service serta mobil operasional yang hanya di khususkan
kepada kepala badan. Sementara dana yang diberikan oleh Pemerintah Kota
Manado untuk pembiayaan operasional Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
diterima melalui dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota
Manado.
Adapun pelayanan izin usaha jasa konstruksi berada pada Bidang
Pelayanan II bersama dengan Izin Mendirikan Bangunan, Izin Peruntukan
Pembangunan Tanah, Izin lingkungan, Izin pembuangan air limbah ke medan
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
6
lingkungan, Izin tempat penyimpanan sementara limbah B3, Advice planning,
Rekomendasi kanopi, Rekomendasi spanduk/reklame, Rekomendasi trotoar/jalan
masuk, Rekomendasi antenna monopole, Rekomendasi pemanfaatan ruang/galian
kabel dan Rekomendasi analisis dampak lalu lintas (Andallalin). Pengurusan izin
usaha jasa konstruksi tidak dipungut biaya apapun. Berdasarkan data yang ada
bahwa untuk tahun 2013 ada 211 izin usaha jasa konstruksi yang telah diterbitkan
oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Mnaado.
Tugas pokok Badan Pelayanan Perizinan Terpadu adalah
menyelenggarakan sebagian urusan pemerintah di bidang pelayanan perizinan
secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi,
keamanan dan kepastian. Tingkat bukti langsung dalam melaksanakan peran
menuju kualitas pelayanan izin usaha jasa konstruksi sekalipun relative baik jalan
pelayanannya akan tetapi kecepatan pelayanan merupakan hal yang paling
diharapkan oleh para pelaku usaha.
Sarana dan prasarana kantor yang masih kurang menyebabkan pekerjaan
untuk pemberian izin sering terlambat. Pada lingkungan Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu yang mengedepankan asas dinamis dalam memberikan
pelayanan perizinan menjadi runinitas, terutama bila melihat kerapihan ruangan
kerja, walaupun terkadang sebagian mengalami ketidakpastian dalam memberikan
pelayanan yang lebih disebabkan adanya pergeseran kepentingan dan gesekan
dalam menentukan pelaksanaan kebijakan dalam penyelenggaraan pelayanan.
Upaya perbaikan harus diakui terlihat dari yang dilakukan oleh Pemeritah
Kota Manado dalam pemberbaharui kebijakan yang mengatur penyelenggaraan
peleyanan di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu akan tetapi yang sangat
disayangkan bahwa hal itu tidak diikuti dengan perbaikan sumber daya penunjang
baik manusia/pegawai maupun peralatan. Tidak berjalan mulus pelayanan pada
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu sehingga untuk mengeliminasinya maka
dilakukan upaya untuk lebih diarahkan pada konsolidasi program pelayanan
perizinan.
Semakin tinggi tingkat kesungguhan dalam usaha memenuhi kepuasan
dan kepentingan ataupun kebutuhan masyarakat yang dilaksanakan oleh Badan
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
7
Pelayanan Perizinan Terpadu. Maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan perijinan di bidang uaha jasa konstruksi pada
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu yang implikasinya adalah legitimasi
masyarakat terhadap pemerintah tercapai. Pelayanan publik yang prima, secara
umum diartikan sebagai sikap dan kemampuan pegawai dalam melayani
masyarakat secara maksimal.
Walaupun terkadang sering terjadi tumpang tindih dalam menjalankan
tugas pokok dan fungsi untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan pengawasan
guna tercapainya tujuan pelayanan perizinan secara transparan dan akuntabel,
melalui: pengembangan program; penguatan kedinasan; peningkatan manajemen
sumber daya manusia yang profesional; pengembangan sumber daya dan
peningkatan pembiayaan dan penganggaran berbasis pengembangan; dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga pegawai yang
menjalankan fungsi pelayanan kepada warga masyarakat dapat dirasakan
manfaatnya, walaupun belum mencapai tarap yang lebih baik, mengingat perilaku
individu, tidak semuanya berada pada level pemahaman yang sama dalam
melaksanakan pelayanan.
Dalam rangka pelaksanaan kebijakan, dibutuhkan pegawai yang jujur
dalam melaksanakan tugas dengan kualifikasi beraneka ragam sesuai dengan area
bidang layanan yang menjadi lapangan kiprahnya. Suatu pelayanan yang
dihasilkan dapat dikatakan berkualitas manakala di desain sesuai dengan
keinginan masyarakat dan didistribusikan melalui pelayanan baik, dan
dimanfaatkan dengan baik dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat. Maka
dimungkinkan terdapat hubungan antara kualitas pelayanan dengan kepuasan
masyarakat yang terfokus pada kesesuaian antara harapan dengan keinginan
masyarakat Kota Manado pada izin usaha jasa konstruksi.
Disinilah dibutuhkan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu sebagai
pelayanan perizinan yang mudah untuk dihubungi dan memiliki empati pada
kepentingan masyarakat. Kepuasan masyarakat sebagai penerima layanan,
merupakan perbandingan antara layanan yang diterima (perceived service) dengan
layanan yang diharapkan (expected service). Seperti kemudahan untuk dihubungi,
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
8
yang terkadang terjadi keterlambatan lebih diakibatkan adanya kesibukan kegiatan
lain.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka penelitian ini
menyimpulkan bahwa pelayanan izin usaha jasa konstruksi di Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu Kota Manado berdasarkan dimensi tangibles (keberwujudan),
empathy (empati), reliability (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), dan
assurance (jaminan) belum sepenuhnya menjadikan pelayanan berkualitas.
Berkaitan dengan ke lima dimensi tersebut diatas, adapun yang
menyebabkan pelayanan belum sepenuhnya berkualitas karena Badan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Manado diperhadapkan pada keterbatasan
sumber daya manusi pengelolah perizinan, belum sepenuhnya berjalan mekanisme
pelayanan perizinan yang sebenarnya tertuang dalam Peraturan Walikota Nomor 6
Tahun 2011, koordinasi dengan instansi terkait belum efektif serta sarana dan
prasarana kantor yang masih kurang. Keterbatasan sumberdaya manusia yang
hanya 30 orang pegawai dirasakan tidak seimbang dengan 75 jenis pelayanan
yang harus di kerjakan sehingga keberadaan jumlah pegawai ini dianggap masih
kurang dan menjadikan pelayanan menjadi terganggu.
Sementara itu delum berjalannya Peraturan Walikota Nomor 6 Tahun
2011 dibuktikan dengan masih banyak surat keterangan retribusi yang masih
ditandatangani oleh instansi teknis sehingga mengakibatkan banyak izin yang
sebenarnya belum memenuhi syarat telah ditetapkan surat keterangan retribusi dan
telah dibayarkan retribusi. Dalam hal koordinasi kerja dengan instansi teknis
terutama instansi teknis yang lokasi kantornya jauh dari kantor Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu Kota Manado. Keterbatasan sarana dan prasarana yang masih
kurang menyebabkan perbitan izin sering terhambat juga ruang kantor masih
belum memadai baik dalam penyelesaiaan pekerjaan maupun dalam menampung
masyarakat yang akan di layani. Lambannya proses perizinan dipengaruhi oleh
bertambahnya jenis pelayanan sejak tahun 2013 menjadi 75 jenis pelayanan (49
jenis layanan perizinan dan 26 jenis layanan non perizinan).
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
9
Berdasarkan kesimpulan yang ada, maka penelitian ini menyarankan
beberapa hal yang dapat dijadikan rekomendasi perbaikan untuk peningkatan
kualitas pelayanan public di bidang izin usaha jasa konstruksi maka perlunya
penambahan pegawai yang selain kemampuan dan keahlian dalam hal kompetensi
teknis pelayanan, memberikan pelatihan teknis pelayanan dan memberikan
insentif kepada pegawai berdasarkan beban kerja yang ada, perlunya
menempatkan tim teknis yang secara struktur dan status kepegawaian ada di
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Manado, perlunya penambahan sarana
dan prasarana kantor baik ruang kantor yang representative, peralatan kerja seperti
computer dan printer, serta fasilitas kantor lainnya serta perlunya penerapan
Peraturan Walikota Nomor 6 Tahun 2011 dengan tepat dan benar pada
penyelenggaraan pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA
Creswell, John W. 1994. Qualitative Inquiry and Reasearch Disign. Sage.
California.
Denhardt, J. V. dan Robert B. Denhardt, 2002, The New Public Service, New York
: London, England : M.E. Share Armon. K.
Gaspersz, Vincent. 2002. Manajemen Kualitas Dalam Industn Jasa. Jakarta :
Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
I
Lukman, Sampara, 1998, Widyapraja No.13, Reformasi Pelayanan Publik Dalam
Menghadapi Era Globalisasi. Jakarta : IIP Depdagri.
Mc. Kevin David. 1998. Management Core Public Service. Massachuselts :
Blackwell Publishers.
Moenir, H.A.S., 1992, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Jakarta : Bumi
Aksara.
Moleong, Lexy J. 1993. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosda Karya.
Tjiptono, Fandi, 1996, Manajemen Jasa. Yogyakarta : ANDI.
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
10
Etika Birokrasi Pada Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan di Kantor
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Kotamobagu.
Oleh :
Surianto Monoarfa4
Dr. Drs. Markus Kaunang., M.Si5.
Dr. Very Y. Londa., S.Sos. M.Si6.
Abstract
Less friendly attitude, levies outside the provisions, abuse of office
facilities and imprecision of service delivery providers bitokrasi ethic shows in
tepadu Services Office of the City Gate Kotamobagu problematic. The purpose of
this study gain scientific knowledge and understanding of the application of ethics
bureaucracy in the service of building permit Licensing Services Office One Stop
Kotamobagu City as a study of the development of science in resource
management.
This study used qualitative methods. The conclusion of this study that the
ethics bureaucracy building permit services in the Office of City One Stop
Kotamobagu based on the principle of effectiveness has met the targets or goals
that have been seen on the achievement of specified revenue through the sectors
dealing with construction permits. While the principles of efficiency, quality of
service, responsiveness and accountability has not been fully demonstrated the
application of ethics bureaucracy is good and righ .
Keywords : Bureaucratic Ethics, Licensing Services, Building.
PENDAHULUAN
Pemerintah Kota Kotamobagu melalui kebijakan pembentukan organisasi
perangkat daerah telah membentuk Kantor Pelayanan Perizinan Tarpadu Satu
Pintu yang memiliki tangungjawab melayani masyarakat Kota Kotamobagu dalam
pemebuhan pelayanan perizinan. Dari sekian banyak perizinan yang
diselenggarakan, menarik untuk di telaah menyangkut pemberian izin mendirikan
bangunan (IMB). Izin mendirikan bangunan merupakan izin yang diberikan oleh
pemerintah daerah kepada orang/badan untuk mendirikan suatu bangunan yang
dimaksudkan agar di desain dan dilaksanakan sesuai dengan rencana tata ruang
yang berlaku, sesuai dengan garis sempadan bangunan, garis sempadan sungai,
4 Mahasiswa Prog. Studi PSP Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi. 5 Staf Pengajar Pada Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisip Unsrat, Ketua Prodi PSP PPs Unsrat
6 Staf Pengajar Pada Prog. Adm Negara Fisip Universitas Sam Ratulangi.
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
11
garis sempadan pantai dan koefisien dasar bangunan yang ditetapkan dan sesuai
dengan syarat syarat keselamatan bagi yang menempati bangunan tersebut.
Dalam kaitannya dengan penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
diharapkan praktik perizinan tersebut dapat memenuhi tujuan yang telah
ditetapkan terutama dalam hal penyederhanaan prosedur dan ketentuan kelayakan
pemberian izin. Masalah tersebut muncul karena ketiadaan sertifikat Izin
Mendirikan Bangunan (IMB) karena sebagian masyarakat merasa prosedur
perizinan cukup berbelit-belit. Keresahan itu sebenarnya berujung pada ketiadaan
informasi padahal sertifikat Izin Mendirikan Bangunan berfungsi sebagai jaminan
kepastian hukum dari negara sehingga dengan adanya pelayanan terpadu
pemerintah daerah dapat memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat
yang ingin mengurus Izin Mendirikan Bangunan.
Pelayanan merupakan tugas utama yang hakiki dari sosok
aparatur/birokrat sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Etika birokrasi
berkaitan dengan baik dan buruk, benar dan salah. Oleh karenanya penerapan
etika birokrasi pada pelayanan perizinan mengharuskan para birokrat mewujudkan
apa yang diinginkan oleh rakyat. Penerapan etika dan moral para birokrat seperti
dalam bertingka laku dalam menjalankan pekejaan melalui efisiensi pelayanan,
efektivitaskerja, perwujudan kualitas pelayanan, responsivitas dan akuntabilitas
dalam melayani masyarakat.
Etika birokrasi sebagai panduan norma bagi aparat birokrat dalam
menjalankan tugas dan pelayanannya kepada masyarakat. Memahami etika
birokrasi memberikan pemahaman kepada para aparat birokrat untuk
menempatkan kepentingan masyarakat umum diatas kepentingan peribadi,
kelompok maupun golongan. Dalam penerapannya pada penyelenggaraan
pemerintahan, etika birokrasi merupakan bagian dari aturan yang mengatur
institusi pemerintah yang secara structural harus tunduk dan taat pada kebijakan
yang mengatur pola dan tata kerja.
Pelayanan izin mendirikan bangunan dilakukan oleh para birokrat
pemerintah Kota Kotamobagu yang diatur berdasarkan tata kerja yang ada. Akan
tetapi berbagai keluhan yang sampai saat ini nampak terlihat pada
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
12
penyelenggaraan pelayanan berkaitan dengan sikap birokrat dalam menjalankan
pelayanan. Sikap dan perilaku yang ditunjukkan mencerminkan nilai dan norma
yang dianut oleh para birokrat. Kenyataan tersebut diatas memperlihatkan
bagaimana Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kota Kotamobagu
didalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam menerapkan etika birokrasi pada
penyelenggaraan pelayanan. Dari pertanyaan dan kenyataan tersebut diatas inilah
mendasari penulis untuk mengkajinya lebih mendalam melalui penelitian ilmiah
untuk mengetahui penerapan etika birokrasi pada pelayanan izin mendirikan
bangunan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kota Kotamobagu
sebagai upaya pengembangan ilmu dalam kajian manajemen sumberdaya.
TINJAUAN PUSTAKA
Istilah etika secara etimologis berasal dari kata ethos (bahasa Yunani)
yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat kebiasaan, yang dibatasi dengan
dasar nilal moral menyangkut apa yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan,
yang baik atau tidak baik, yang pantas atau tidak pantas pada perilaku manusia.
Poedjawijatna (1972) mengungkapkan bahwa etika merupakan cabang dari
filsafat. Etika mencari kebenaran dan sebagai filsafat ia mencari keterangan/benar
yang sedalam-dalamnya.
Sementara Bertens dalam Keban (2004) menggambarkan etika dengan
beberapa arti seperti kebiasaan, adat atau ahlak dan watak. Sala, Burhanudin
(1991) mengartikan etika sebagai refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan
norma moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola perilaku
manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Dengan demikian etika adalah
refleksi dari apa yang disebut dengan self control, karena segala sesuatunya
dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu
sendiri.
Dalam hubungan pemerintahan terkandung makna adanya organisasi
yang memerintah dan masyarakat yang diperintah. Organisasi yang menjalankan
profesi dalam memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang
memerlukannya adalah birokrasi. Konsep birokrasi yang banyak diterima sampai
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
13
sekarang adalah teori yang dikembangkan oleh Max Weber yang mendefinisikan
karakteristik suatu organisasi yang memaksimumkan stabilitas dan untuk
mengendalikan anggota organisasi dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Menurut Albrow (1996), birokrasi diartikan sebagai: Organisasi rasional
(rational organization), Ketidakefisienan organisasi (organizational inefficiency),
Pemerintahan oleh para pejabat (rule by officials), Administrasi negara (public
administration), Administrasi oleh para pejabat (administration by official),
Bentuk organisasi dengan ciri dan kualitas tertentu seperti hirarki serta peraturan-
peraturan (type of organization with specific characteristic and quality as
hierarchies and rules), Salah satu ciri masyarakat modern yang mutlak (an
essential quality of modern society).
Dalam perkembangannya untuk menciptakan dan menerapkan suatu
sistem pemerintahan modern yang didukung oleh birokrasi pemerintahan sebagai
kekuatan utama tersebut, organisasi ditata atas dasar berbagai peraturan-peraturan,
sebagaimana dikemukakan oleh Tjokrowinoto (2001) bahwa : Kualitas birokrasi
yang modern ingin dicapai melalui pengaturan struktur seperti hirarki
kewenangan, pembagian kerja, profesionalisme, tata kerja dan sistem pengupahan
yang kesemuanya berlandaskan peraturan-peraturan.
Olehnya, dalam implementasi nilai nilai etika bagi para birokrat dalam
penyelenggaraan pelayanan public Pasolong (2008) mengemukakan nilai-nilai
standart pelayanan dalam memahami etika birokrasi yaitu : Efisiensi, Efektivitas,
Kualitas pelayanan, Responsivitas, Akuntabilitas,
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif (Creswell, 1994).
Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode yang umumnya digunakan
pendekatan kualitatif, yakni observasi wawancara dan studi dokumen. Adapun
informan yang diwawancarai merupakan representasi dari unsur pimpinan dan
unsur di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kota Kotamobagu
ditamba dengan yang melakukan pengusuras izin mendirikan bangunan. Analisis
dilakukan melalui pendeskripsian etika birokrasi berdasarkan fakta-fakta yang
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
14
ada, diklasifikasi, dinterpretasikan sehingga memberikan informasi atas hasil
analisis dari masalah yang diteliti.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Kotamobagu yang dibentuk
berdasarkan Peraturan Meneteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang
pedoman penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu dan di tetapkan melalui
Peraturan Daerah Kota Kotamobagu Nomor 06 Tahun 2007 tentang struktur
organisasi dan tata kerja Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang merupakan
kantor kantor pelayanan perizinan kepada masyarakat pelaku usaha dan dipimpin
oleh seorang kepala kantor.
Dengan pegawai yang berjumlah 13 orang, Kantor Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Kota Kotamobagu telah menyelesaikan 81 permohonan izin
mendirikan bangunan yang dimassukkan oleh masyarakat. Proses pelayanan yang
diberikan didukung dengan ketersediaan sarana dan prasarana kantor 28 jenis
peralatan kantor yang kesemuanya difungsikan untuk menunjang kelancaran kerja
dalam pemberian pelayanan termasuk didalamnya pelayanan izin mendirikan
bangunan.
Memahami etika birokrasi pada pelayanan izin pendirikan bangunan di
Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Kotamobagu diarahkan pada
terungkapnya makna atas fenomena permasalahan menyangkut para birokrat yang
dalam pelayanannya tidak boros dalam melaksanakan tugas-tugas pelayanan
kepada masyarakat. Dalam artian bahwa para birokrat secara berhati-hati
memberikan hasil yang sebesar-besarnya kepada public. Dengan demikian nilai
efisiensi lebih mengarah pada penggunaan sumber daya yang dimiliki secara cepat
dan tepat, tidak boros dan dapat dipertangungjawabkan kepada public. Jadi
birokrat dikatakan etis/baik ketika mampu menjalankan tugas dan kewenangannya
secara efisien.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada sejumlah infotman
ditemukan bahwa belum sepenuhnya penerapan etika birokrasi yang baik dan
benar pada pelayanan izin mendirikan bangunan di Kantor Pelayanan Terpadu
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
15
Satu Pintu Kota Kotamobagu dalam hal pemanfaat dan penggunaan sarana dan
prasarana kantor untuk menjadikan pelayanan izin mendirikan bangunan secara
cepat dan tepat, tidak boros dan dapat dipertangungjawabkan. Situasi ini belum
menunjang kelancaran kerja seperti masih ditemukannya penggunaan computer
dan laptop untuk kepentingan pribadi, digunakan untuk mermain game pada saat
jam kerja.
Penggunaan kendaraan bermotor lebih banyak digunakan untuk
kepentingan pribadi. Kualitas pelayanan yang diberikan belum memberi rasa pusa
kepada masyarakat yang dilayani dengan adanya keluhan masyarakat yaitu waktu
penyelesesaian permohonan yang lama, prosedur pelayanan yang kurang jelas,
kurangnya informasi menyangkut persyaratan yang harus dipenuhi oleh
masyarakat serta transparansi biaya pengurusan untuk sebuah izin mendirikan
bangunan.
Pelayanan yang cepat, murah dan tidak menyulitkan sebagai perwujudan
dari responsifvitas menjadi kendala pelayanan karena penempatan pegawai
banyak yang belum sesuai dengan pendidikan dan keahlian. Akuntabilitas
berkaitan dengan etika birokrasi dapat dipahami dengan yang namanya
akintabilitas moral. Akunatabilitas pada etika birokrasi berkaitan dengan tata nilai
yang berlaku di masyarakat Mongondow yang menunjung tinggi kebersamaan dan
saling membantu sebagai kerabat masih belum nyata pada penyelenggaraan
pelayanan izin mendirikan bangunan di Kantor Pelayanan Terpadu satu Pintu
Kota Kotamobagu.
Pelayanan masih ada yang dilakukan di luar prosedur kerja,
memfungsikan sarana kantor untuk kepentingan pribadi seperti penggunaan
kendaraan operasional kantor. Adanya keluhan dari masyarakat yang dimana
pegawai sering berada di luar kantor/tidak ada di dalam kantor saat jam
pelayanan. Kalapun ada di kantor banyak waktu yang juga digunakan untuk
bercerita maupun baca Koran, sementara dalam waktu yang bersamaan ada
banyak masyarakat yang memerlukan pelayanan mereka.
Etika birokrasi berfungsi untuk dijadikan sebagai control langsung atas
sikap dan perilaku pegawai dalam bekerja. Oleh karenanya Sedarmayanti (2001)
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
16
mengemukakan bahwa sumber utama efisiensi kerja adalah manusia. Karena akal,
pikiran, dan pengetahuan yang ada, manusia mampu menciptakan cara kerja yang
efisien. Melalui hal ini, maka pernaikan atas efisensi yang melekat pada manusia
untuk menjadikan pelayanan izin mendirikan bangunan yang dilakukan oleh para
pegawai di Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Kotamobagu memiliki
etika birokrasi yang baik dilakukan melalui kesadaran, keahlian dan disiplin.
Kesadaran manusia akan sesuatu merupakan modal utama bagi
keberhasilannya. Dalam hal efisiensi ini, kesadaran akan arti dan makna efisiensi
akan banyak membantu usaha pencapaian efisiensi itu sendiri. Efisiensi
sesungguhnya berkaitan erat dengan tingkah laku dan sikap hidup seseorang.
Artinya bahwa tingkah laku dan sikap hidup dapat mengarah pada perbuatan yang
efisien atau sebaliknya. Dengan adanya kesadaran, seseorang akan terdorong
untuk membangkitkan semangat atau kehendak untuk melakukan sesuatu yang
sesuai dengan apa yang disadarinya dalam hal ini yang diamksudakan adalah
efisiensi.
Sesuatu pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang yang ahli dibidangnya
hasilnya akan lebih baik dan cendenrung lebih cepat daripada dikerjakan oleh
yang bukan ahlinya. Hal ini berarti unsur keahlian yang juga melekat pada
manusia merupakan bagian yang menjadi sumber efisiensi. Keahlian manusia
dicapai bila ada pelatihan yang mendukung pekerjaan tersebut. Sehingga apabila
suatu pekerjaan difasilitasi dengan suatu peralatan, maka peralatan tersebut
menunjang pencapaian efisiensi kerja. Peralatan disediakan dengan maksud agar
pekerjaan lebih mudah dikerjakan dan lebih cepat penyelesaiannya. Penyediaan
peralatan atau fasilitas kerja yang tidak disertai dengan keahlian penggunanya
malah akan menjadikan sumber biaya yang tidak bermanfaat.
Kesadaran dan keahlian tidak akan menjamin hasil kerja yang baik dan
efisien jika tidak disertai dengan unsur disiplin. Oleh karena itu dalam efisiensi
diperlukan standar yang akan menjadi penunjuk arah sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai. Sehingga keseluruhan sumber daya berada dalam satu aturan yang
jelas, tidak menyimpang dari apa yang diharapkan.
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
17
Menjadikan pelayanan izin mendirikan bangunan mampu mencapai
efektivitas kerja tidak dapat dipisahkan juga dari yang namanya karakteristik
organisasi, karakteristik lingkungan, karakteristik pekerja maupu kebijakan dan
praktek manajemen yang dijakankan oleh Kantor Pelayanan Terpadu satu Pintu
Kota Kotamobagu. Untuk mencapai tujuan ataupun sasaran organisasi pelayanan,
yang dalam hal ini sebagai tingkat efektivitas, diperlukan adanya kerjasama dan
kondisi yang solid di dalam organisasi. Untuk itu hubungan antara pimpinan
organisasi dan bawahan berada pada kondisi yang kondusif dan harmonis
sehingga pelaksanaan tugas-tugas secara proporsional dapat terlaksana dengan
baik.
Olehnya perbaikan akan etika birokrasi sangat diperlukan oleh Kantor
Pelayanan Terpadu satu Pintu Kota Kotamobagu untuk menjadikan pelayanan izin
mendirikan bangunan dalam penerapannya memiliki etika birokrasi yang baik dan
benar. Hal ini dapat dilakukan dengan penyesuaian pada struktur organisasi baik
dalam susunan sumber daya manusia, yang meliputi faktor-faktor seperi luasnya
desentralisasi pengendalian, jumlah spesialisasi pekerjaan, cakupan rumusan
interaksi antar-pribadi dan cara bagaimana orang-orang akan dikelompokkan
untuk menyelesaikan pekerjaan. Dalam penggunaan teknologi untuk membantu
pencapaian kerja.
Dukungan lingkungan social masyarakat yang sebagian besar berlata
belakang budaya Mongondow yang dapat membantu pegawai menjalankan
pekerjaan yang ada serta peran pegawai itu sendiri baik dalam hal pemenuhan
kebutuhan, kepentingan kepentingan yang mengikuti proses pelayanan yang
perlu diarahkan pada efektivitas kerja yang menuju pada rasa keterkaitan terhadap
organisasi dan prestasi kerja individu. Kesemua hal ini perlu didukung oleh
kebijakan dan praktek manajemen Kantor Pelayanan Terpadu satu Pintu Kota
Kotamobagu untuk memperhatikan pegawai dalam upaya pencapaian tujuan.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan bahwa Etika birokrasi
pelayanan izin mendirikan bangunan di Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
18
Kota Kotamobagu berdasarkan prinsip efektivitas telah memenuhi target atau
tujuan yang telah ditentukan dilihat pada tercapainya PAD melalui sector
pengurusan izin mendirikan bangunan. Sementara dari prinsip efisiensi, kualitas
pelayanan, responsivitas dan akuntabilitas belum sepenuhnya menunjukkan
penerapan etika birokrasi yang baik dan benar.
Berdasarkan kesimpulan yang ada maka disarankan beberapa hal sebagai
rekomendasi perbaikan etika birokrasi pelayanan izin mendirikan bangunan di
Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Kota Kotamibagu adalah dengan
melakukan penataan pada jumlah pegawai, penggunaan sarana kantor seperti
computer, laptop dan kendaraan operasional untuk difungsikan pada
penyelenggaraan pelayanan. Selain itu sikap dan perilaku pegawai dalam bekerja
melakukan pekerjaan dengan sadar dan benar sesuai dengan wewenang dan
tangung jawab pada jabatan yang diemban, menata prosedur pelayanan,
menyediakan informasi menyangkut persyaratan permohonan serta transparansi
biaya pengurusan sebagai langkah awal menjadikan pelayanan yang berkualitas.
Merespon kebutuhan masyarakat dengan sikap professional dan kompetensi yang
baik melalui pelayanan yang cepat, murah dan tidak menyulitkan serta perlunya
menumbuhkan tata nilai yang berlangung umum di kalangan masyarakat
Mongondow yang menunjung tinggi kebersamaan dan saling membantu sebagai
kerabat mulai dari pimpinan sampai pada staf dalam melakukan pelayanan kepada
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Albrow, Martin, 1996, Birokrasi, Alih Bahasa: M. Rusli Karim dan Totok
Daryanto. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana.
Burhanudin. M.Salam. 1996. Etika Sosial, Asas Moral Dalam Kehidupan
Manusia. Jakarta : Rineka Cipta.
Creswell, John W. 1994. Qualitative Inquiry and Reasearch Disign. Sage.
California
Keban. Yeremias. T. 2004. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik : Konsep,
Teori dan Isu. Jakarta : Gava Media.
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
19
Pasolong. Harbani. 2008. Teori Administrasi Publik. Bandung : Alvabeta.
Poedjawijatna. 1996. Etika Filsafat Tingkah laku. Jakarta : Rineka Cipta.
Tjokrowinoto, Moeljarto, 2001, Birokrasi dalam Polemik, Malang: Pustaka
Pelajar Amitai .
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 24 Tahun 2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Peraturan Daerah Kota Kotamobagu Nomor 06 Tahun 2007 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
20
Kajian Sosial Ekonomi Nasabah Bank Sulut Cabang Pembantu Ratahan.
Oleh :
Galivio Kaawoan7
Dr. Very Y. Londa., S.Sos. M.Si8
Prof. Dr. Drs. John Hein Goni9
Abstract
Banking services is expected to improve the economic and social
development through the intermediation function of banks by providing optimum
service. Customers collected through mobility and disbursement of public funds
(credit) has not touched a large part of Southeast Minahasa Regency society,
especially in the productive sector. The purpose of this study was to determine the
socio-economic conditions of the Customer's Bank of North Sulawesi Branch
Ratahan useful for the development of scientific management of development
resources.
This study used qualitative methods. The conclusion of this study that the
social and economic potential held by customers of the Bank of North Sulawesi
Ratahan Branch can not be separated from the development area the better.
Strengthening the social economy sector of society is done through program
savings and time deposits with competitive interest rates, as well as the provision
of credit / consumer lending, venture capital and the productive sector and micro
credit done through the precautionary principle. By him diperlukanpemanfaatan
potential social climate that is safe, productive population, area, availability of
land and sea potential for more market various products and business strategies
set by the Bank of North Sulawesi management.
Keywords : Social, Economic, Customers, Banks.
PENDAHULUAN
Kabupaten Minahasa Tenggara dengan luas wilayah 730,62Km2 yang
terdiri dari 12 kecamatan yang pertumbuhan ekonominya terus meningkat
tentunya akan dimanfaatkan sebagai target perluasan usaha dan pengembangan
pelayanan perbankan. Hal ini tampak dengan telah hadirnya beberapa kantor bank
yang antara lain Bank Sulut KCP Ratahan, BRI Unit Ratahan dan Bank Mandiri.
Dalam kapasitasnya sebagai bank mitra pembangunan pemerintah, Bank Sulut
adalah agen pembangunan yang tentunya harus berperan aktif didalam membantu
7 Pegawai Bank Sulut, Mahasiswa Prog. Studi PSP Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi. 8 Staf Pengajar Pada Prog. Adm Negara Fisip Universitas Sam Ratulangi. 9 Staf Pengajar Pada Prog. Stusi PSP Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi.
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
21
program pemerintah dalam rangka mensejahtrakan masyarakat melalui
pengembangan sosial dan ekonomi masyarakat.
Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan dari pembangunan
ekonomi. Dalam rangka mencapai masyarakat yang sejahtera dibutuhkan strategi
pembangunan yang berkelanjutan yang pada hakekatnya berorientasi kepada
peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan manusia dengan mengikutsertakan
segala lapisan masyarakat dalam proses pembangunan, disampingi itu
pembangunan yang bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat
merupakan suatu proses yang muncul dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk
dinikmati oleh masyarakat secara berkesinambungan.
Bank Sulut merupakan institusi keuangan yang bergerak dalam bidang
jasa perbankan yang saat ini menunjukkan kinerja yang semakin meningkat dari
tahun ketahun memberikan warna yang positif dalam pengembangan sosial
ekonomi masyarakat. Dalam kondisi demikian Bank Sulut dituntut untuk sedapat
mungkin membantu pemerintah dan masyarakat di Kabupaten Minahasa
Tenggara. Bila dilihat dari potensi sosial ekonomi, masyarakat Kabupaten
Minahasa Tenggara memiliki potensi sumber daya alam dan tata guna lahan yang
didominasi oleh sektor pertanian, perkebunan, perikanan, perdayangan yang
ditunjang oleh sektor pertambangan dan penggalian yang saat ini semakin
berkembang.
Berdasarkan data yang dimiliki pada Bank Sulut Kantor Cabang
Pembantu Ratahan didominasi oleh nasabah dengan status Pegawai Negeri Sipil
yang dalam posisi 41% diikuti oleh nasabah wiraswasta 28%, petani 17%, nelaian
10% dan non perorangan 4%. Pada posisi nasabah yang demikian memperlihatkan
bagaimana peran dunia perbankan khususnya Bank Sulut yang masih didominasi
oleh nasabah dengan status Pegawai Negeri Sipil. Hal ini menjadi tantangan Bank
Sulut mengingat keberadaan Kantor Cabang Pembantu Ratahan diharapkan dapat
meningkatkan pembangunan ekonomi dan sosial masyarakat khususnya
masyarakat Kabupaten Minahasa Tenggara melalui fungsi intermediasi perbankan
dengan memberikan pelayanan yang optimal, memperbesar market share baik
dalam hal mobilitas dana masyarakat maupun dalam bentuk penyaluran dana
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
22
(kredit) terutama pada sektor produktif baik dalam bentuk kredit mikro, kecil dan
menengah serta tentunya kredit konsumtif yang merupakan captive market Bank
Sulut.
Penelitian ini berupaya untuk mengkajia kondisi sosial ekonomi nasabah
Bank Sulut Cabang Pembantu Ratahan. Pentingnya memahami kondisi sosial
ekonomi masyarakat khususnya nasabah Bank Sulut Cabang Pembantu Ratahan
sebagai upaya mendapatkan gambaran yang nyata tentang peran Bank Sulut
Cabang Pembantu Ratahan sendiri dalam upaya mendukung Pemerintah dan
Masyarakat Kabupaten Minahasa Tenggara untuk peningkatan pembangunan
melalui pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan fasilitas fasilitas perbankan.
TINJAUAN PUSTAKA
Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu
dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Penggunaan pikiran,
naluri, perasaan, keinginan manusia memberi reaksi dan interaksi dengan
lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang
berkesinambungan dalam suatu masyarakat. Menurut Shadily dalam Dewi
Kurniasi (2011), masyarakat adalah suatu kesatuan yang selalu berubah, yang
hidup karena proses masyarakat yang menyebabkan perubahan itu.
Dalam kaitan dengan perbankan, kelompok masyarakat yang
mengikatkan diri melalui aktivitas perbankan disebut dengan istilah nasabah.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1998 tentang
Perubahan Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, yang dimaksud
dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak. Lebih lanjut Stuart mengatakan bahwa bank adalah suatu badan yang
bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayaran
sendiri, dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan
mengedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral (Simorangkir; 2000).
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
23
Dalam kiatan ini pendapatan masyarakat menurut Rosyidi (2006 : 100-
101) adalah arus uang yang mengalir dari pihak dunia usaha kepada masyarakat
dalam bentuk upah dan gaji, bunga, sewa dan laba. Untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, manusia terkadang harus meminta bantuan kepada individu-individu
lain yang sama-sama hidup dalam satu kelompok. Dalam hubungan ini, Haviland
(1988:56) menyatakan bahwa adanya ketergantungan pada hidup berkelompok ini
adalah agar manusia dapat bertahan hidup sekaligus merupakan karakteristik dasar
manusia sebagai makhluk sosial yaitu senantiasa ingin hidup berkelompok dan
membentuk masyarakatnya sendiri.
Menurut Rosyidi (2006 : 111) pendapatan perseorangan (personal
income) terdiri atas sewa upah dan gaji, bunga, laba perusahaan bukan perseroan,
dividen dan pembayaran transfer. Kondisi social ekonomi masyarkat banyak
berkaitan dengan Status sosial masyarakat itu sendiri. Pola dan perilaku ekonomi
maupun tingkat pergaulan dan peradapan masyarakat menjadi cerminan
keberadaan sosial ekonomi masyarakat dewasa ini. Dalam perekonomian
sederhana dimana hanya terdapat dua orang dan dua jenis barang yakni barang
mewah dan barang kebutuhan pokok. Seperti diketahui bahwa individu dan
keluarga yang berpendapatan rendah akan membelanjakan bagian terbesar dari
penghasilannya untuk kebutuhan pokok seperti kebutuhan pangan, kebutuhan
sandang, kebutuhan papan sederhana. Dilain pihak individu atau keluarga yang
relatif kaya akan membelanjakan sebagian kecil saja dari pendapatannya untuk
barang kebutuhan pokok dan sebagian besarnya digunakan untuk barang barang
mewah.
Warman dalam Jurnal Kinerja Volume 9 No 2 Nopember 2012 bahwa
problem sosial ekonomi masyarakar banyak berkaitan dengan rendahnya tingkat
pendidikan, tingginya jumlah tanggungan keluarga, keterlibatan masyarakat dalam
kelompok social dan proses capacity building. Parameter perekonomian lokal
dan regional meliputi kesempatan kerja dan berusaha, jenis dan jumlah aktivitas
ekonomi non formal, fasilitas umum dan fasilitas sosial serta aksesbilitas wilayah.
sementara itu dengan didasarkan pada konsep teori yang dikemukakan oleh John
Maynard Keynes atau yang lebih dikenal dengan sebutan Keynes yang
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
24
mengemukakan teori tentang konsumsi yang lebih dikenal dengan Keynesian
Consumption Model Backrawi Sanusi (2004) mengemukakan tingkat ekonomi
masyarakat banyak berkaitan dengan kondisi ekonomi rumah tangga yang dapat
dilihat dari factor pendapatan, kekayaan dan tangungan anggota keluarga.
Sementara dari factor social berkaitan dengan kebiasaan adat social budaya dan
gaya hidup.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif
Moleong (2006). Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ialah data
primer dan data sekunder. Data dikumpulkan melalui wawancara kepada informan
pegawai Bank Sulut Cabang Pembantu Ratahan ditambah dan nasabah aktif baik
yang berprofesi sebagai pegawai negeri, pedagang/wiraswasra, petani dan nelayan
maupun nasabah non perorangan serta melakukan pengamatan dan dokumen
terkait. Data yang dikumpulkan dianalisis berdasarkan tahapan reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan / verifikasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bank Sulut Cabang Pembantu Ratahan dengan nasabah yang didominasi
oleh Pegawai Negeri Sipil berjumlah 41%, Wiraswasta 28%, Petani 17%, Nelaian
10% dan badan usaha / non perorangan 4% berupaya untuk membantu Pemerintah
dan Masyarakat di Kabupaten Minahasa Tenggara pada peningkatan ekonomi dan
social masyarakat. Memperhatikan kondisi social ekonomi Kabupaten Minahasa
Tenggara sebagaimana data diatas, Bank Sulut Cabang Pembantu Ratahan sampai
dengan tahun 2013 berdasarkan rencana anggaran bisnis mengoperasionalkan
asset dengan total Rp. 354.525.459.619,33,- dengan besaran pinjaman outstanding
Rp. 531.029.661.812,08,-. Dengan besaran dana yang ada ini, Bank Sulut Cabang
Pembantu Ratahan melalui mekanisme yang sudah ada mempergunakan dana
yang terhimpun melalui pengelolaan dan disalurkan ke dalam aktiva produktif
yang menghasilkan seperti kredit modal usaha (KMU) baik mikro maupun kecil
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
25
serta kredit investasi serta kredit konsumtif yang merupakan captive market Bank
Sulut.
Penguatan sector social ekonomi masyarakat Kabupaten Minahasa
Tenggara melalui program Bank Sulut Cabang Pembantu Ratahan didukung oleh
adanya produk tabungan maupun deposito berjangka dengan tingkat bunga yang
kompetitif dengan sasaran utama adalah pengusaha pemilik toko, pedagang kecil
di pasar, para Pegawai Negeri Sipil yang berada di pusat kota Ratahan serta
kalangan pelajar SLTP dan SLTA dengan mengsinkronkan program beasiswa
bagi pelajar yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara.
Program lainnya yang dilakukan oleh Bank Sulut berkaitan dengan
Pegawai Negeri Sipil adalah melalui produk Tabunganku yang merupakan
tabungan Pegawai Negeri Sipil dimana penarikannya dapat menggunakan Kartu
Pegawai Elektronik (KPE) yang merupakan hasil kerja sama Ban Sulut dengan
Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia).
Sementara itu untuk core bisnis Bank Sulut yakni kredit / pinjaman
konsumtif (KPPT) kredit modal usaha (KMU) untuk Pegawai Negeri Sipil serta
sector kredit produktif bagi para pengusaha kecil, menengah mauoun mikro
dilakukan melalui prinsip kehati-hatian (prudent) dalam upaya meminimalisir
resiko kemacetan yang tetlah banyak menerpa dunia perbankan dewasa ini.
Nasabah Bank Sulut Cabang Pembantu Ratahan adalah juga penduduk
Kabupaten Minahasa Tenggara yang didominasi oleh penduduk yang beretnis
Minahasa dengan sub suku Tonsawang. Akan tetapi pola perilaku kehidupan
masyarakat tidak jauh berbeda dengan masyarakat Minahasa pada umumnya.
Sementara untuk masyarakat yang bermukim di sekitar wilayah Kecamatan
Belang telah bercampur dengan etnis Jawa, Makasar, Gorontalo dan Ternate.
Berkaitan dengan kebiasaan menyelenggarakan acara, music bambu
kolintang dan clarinet masih menjadi media social masyarakat dalam setiap
perayaan acara desa ataupun gereja. Sementara itu dalam hal gaya hidup nasabah
juga turut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kondisi social masyarakat.
Dimana perkembangan Kabupaten Ratahan dari aspek Pemerintahan dan
Pembangunan juga menjadikan berkembangnya gaya hidup masyarakat. Upaya
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
26
pemenuhan akan kebutuhan bukan hanya pada kebutuhan primer saja akan tetapi
juga pada kebutuhan tersier dengan menyesuaikan pada perkembangan seperti
pemenuhan kebutuhan rumah tangga seperti sofa yang mahal, alat alat
elektronik (TV, HP, AC) maupun kebutuhan rumah tanggal lainnya dan bahwa
gaya dan cara berpakaian dan berpenampilan merupakan aspek yang juga
diperhatikan oleh nasabah dewasa ini.
Menjadi suatu modal yang positif dari nasabah dimana sekalipun diakui
apalagi pada saat kondisi terjadi peningkatan pola konsumsi akan tetapi dalam
kaitannya dengan terjadinya pengeluaran apalagi bila tidak didukung dengan
keuangan yang cukup tindak membuat mereka berperilaku konsumtif. Pemehuhan
kebutuhan akibat dari perkembangan atau penyesuaian gaya hidup tidak menjadi
bagian dalam kaitannya dengan tingkat konsumsi masyarakat.
Penguatan dalam memahami pola dan gaya hidup nasabah tidak terlepas
dari keberadaan masyarakat Minahasa Pada umumnya. Kebreadaan ini dapat
ditelurusi dari struktur social masyarakat. Masyarakat yang dalam struktur social
semisal orang terpandang, pegawai negeri dengan sendirinya pola dan gaya
hidupnya juga tersesuaikan dengan keberadaan pegawai negeri pada umumnya.
Memahami struktur sosial dapat dilakukan dengan cara memahami melalui sistem
kekerabatan dan stratifikasi sosial dari masyarakat itu seperti halnya dalam
pembentukan kelompok rukun, arisan dan lainnya.
Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia terkadang harus
meminta bantuan kepada individu-individu lain yang sama-sama hidup dalam satu
kelompok. Keberadaan kelompok sosial pada hakekatnya tidak terletak pada jarak
fisik semata, melainkan pada kesadaran untuk berinteraksi. Ini berarti, keberadaan
suatu kelompok sosial tidak ditentukan oleh jarak fisik anggota kelompok
melainkan kumpulan orang-orang tersebut saling berinteraksi, memiliki kesadaran
bersama akan keanggotaan dan adanya pihak lain yang mendefinisikan mereka
sebagai anggota kelompok.
Dalam masyarakat Minahasa, termasuk masyarakat di Kabupaten
Minahasa Tenggara yang didalamnya para nasabah Bank Sulut Cabang Pembantu
Ratahan berada status sosial bukanlah sesuatu yang harus di hormati atau
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
27
dijunjung tinggi. Artinya cara orang Minahasa menggangap status seseorang
tinggi apabila orang tersebut mampu beradaptasi secara langsung dengan semua
lapisan masyarakat dan memiliki jiwa sosial. Dan mereka mengimplementasikan
rasa hormat sebagai contoh memilih/menjadikan orang yang di anggap ini
menjadi tokoh masyarakat, aparat desa atau ketua organisasi agama, partai politik,
organisasi sosial dan sebagainya.
Sementara itu kondisi ekonomi nasabah Bank Sulut Cabang Pembantu
Ratahan berdasarkan data yang diperoleh didominasi oleh nasabah yang berstarus
sebagai pegawai negeri sipil daerah Kabupaten Minahasa Tenggara. Hal ini sesuai
dengan keberadaan Bank Sulut sebagai bank pembangunan daerah yang
kepemilikan sahamnya di dominasi oleh pemerintah daerah. Sehingga melalui
program dan strategi bisnisnya diarahkan pada pemerintah dan pegawai, sekalipun
harus diakui bahwa untuk masyarakat usahawan juga merupakan bidikan sasaran
pengembangan bisnis.
Memahami kondisi ekonomi nasabah selain dari penghasilan dan
kepemilikan juga berkaitan erat dengan tanggungan keluarga dan besaran biaya
yang dikeluarkan oleh keluarga setiap bulan. Berbicara tanggungan maka akan
berkaitan dengan jumlah anggota keluarga, keberadaan anggota keluarga, aktivitas
suami/istri, aktivitas anak menyangkut tungkatan pendidikan.
Sebuah keadaan yang menjadikan kondisi ekonomi nasabah baik dan
perkembang oleh karena aktivitas perekonomian dalam mendapatkan sumber
penghasilan dan pendapat tidak berasal dari satu sumber saja. Keberadaan wilayah
Kabupaten Minahasa Tenggara merupakan satu potensi yang mendikan nasabah
memiliki banyak sumber penghasilan guna menunjang keberlangsungan
kehidupan dan pembiayaan kebutuhan hidup.
Potensi ekonomi Kabupaten Minahasa Tenggara didominasi oleh sector
pertanian, perikanan dan perkebunan yang juga ditopang oleh sector jasa.
Pengembangan sector yang membentuk potensi perekonomian daerah juga
dilakukan oleh para nasabah yang ada di Bank Sulut Cabang Pembantu Ratahan.
Keberadaan nasabah yang bukan hanya berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil
akan tetapi juga memiliki kepemilikian lahan, usaha maupun ditopang oleh
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
28
pasangan hidup mereka apakah suami ataupun istri. Dukungan yang potensial ini
membuat struktur ekonomi masyarakat cepat berkembang.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian ini
menyimpulkan bahwa kondisi sosial nasabah Bank Sulut Cabang Pembantu
Ratahan dari aspek kebiasaan yang dijalankan oleh masyarakat etnis Minahasa
pada umumnya dalam hal hubungan kekerabatan, tolong menolong, membuat
acara syukuran maupun dalam pengelolaan usaha dan aspek gaya hidup menjadi
berkembang seiring dengan perkembangan yang terjadi di masyarakat dalam
penggunaan barang barang baru seperti barang elektronik, kebutuhan rumah
tangga sampai dengan cara berpakaian.
Sementara itu kondisi ekonomi nasabah Bank Sulut Cabang Pembantu
Ratahan dari aspek pendapatan didominasi oleh nasabah yang berprofesi sebagai
Pegawai Negeri Sipil melalui gaji. Akan tetapi ada juga yang berprofesi petani,
wiraswasta maupun nelayan. Usaha yang dikelolah menghasilkan pendapatan
yang sebanding dengan modal dan kepemilikian. Adapun besaran pengeluaran
tergandung kebutuhan dan jumlah anggota keluarga yang ada.
Berkaitan dengan potensi social ekonomi yang dimiliki nasabah maka
disanakan agar kebiasaan kehidupan sosial masyarakat dalam hal melaksanakan
acara syukuran perlu disesuaikan dengan pendapatan dan kepemilikian.
Pemenuhan gaya hidup masyarakat perlu menyesuaiakan dengan adat dan tradisi
yang selama ini dijalani oleh masyarakat.
Potensi ekonomi nasabah petani perlu dikembangkan mengingat bahwa
sebagain besar masyarakat di Kabupaten Minahasa Tenggara berprofesi sebagai
petani. Perlunya dikembangkan sector pertanian, pekebunan, perikanan dengan
ditopang oleh sector jasa dalam peningkatan sector ekonomi nasabah melalui
pengembangan program dan produk perbankan. Bank Sulut Cabang Pembantu
Ratahan perlu memanfaatkan potensi iklim social masyarakat yang aman untuk
lebih memasarkan berbagai produk dan strategi bisnis yang ditetapkan oleh
manajemen Bank Sulut. Kondisi penduduk, luas wilayah, ketersediaan lahan dan
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
29
laut dan kehidupan social kemasyarakatan yang kondusif menajdi peluang pasar
yang baik bagi perbankan untuk memasarkan produk-produknya di Kabupaten
Minahasa Tenggara.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi K.. 2011. Adaptasi Masyarakat Kota Cimaho Dalam Implementasi
Kebijakan E-Government. (Studi Pada Pengajuan Izin
Mendirikan Bangunan). Bandung. PPs Unpad.
Haviland, W.A. 1993. Antropologi Jilid 1 & 2. Jakarta: Erlangga.
Moleong, Lexi J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif, Rosdakarya, Jakarta
Rosyidi, S, 2006. Pengantar Teori Ekonomi : Pendekatan Kepada Teori Ekonomi
Mikro dan Makro. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Sanusi B., 2004, Pengantar Ekonomi Pembangunan, Jakarta, Rineka Cipta.
Simorangkir, O.P, 2000, Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Nonbank,
Ghalia Indonesia, Jakarta.
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
30
Kajian Produktivitas Kerja Kelompok Tani Bunga Potong
Di Kelurahan Kakaskasen I dan Kakaskases II Kecamatan Tomohon Utara
Kota Tomohon
Oleh :
Meitty Wongkar10
Prof. Dr. Ir. Lucia C. Mandey, M.S11
.
Dr. Drs. Riane Y. Pioh, M.Si12
.
Abstract
Cut flower farming is already a commercial venture though it is not
managed efficiently and intensively, especially the still small scale. Production
that can be generated by a cut flower farmer groups in the provision of stock or
the sale of many related to crop yields and market demand. This study was to
reveal and analyze the productivity of labor in the cut flower farmer groups
Kakaskasen Village I and II Kakaskasen North Tomohon Tomohon sub district as
an effort to develop the science of human resource management resource
management in particular.
By using qualitative research methods , this mpenelitian results show the
effectiveness of the productivity of the farmer groups through group work cut
flower farm in understanding clearly the goals and objectives in a flexible manner
to establish procedures for the achievement of common goals is not followed by
the establishment of a program to incorporate the results in the production of a
place for sale to both the buyer and the entrepreneurial community. The efficiency
of a cut flower farmer groups showed that the use of resources, finance,
equipment in production is good but in terms of marketing are still lacking.
Keywords : Labor Productivity, Efficiency, Effectiveness, farmer groups.
PENDAHULUAN
Bunga potong merupakan salah satu kegiatan pertanian yang diusahakan
petani dalam sektor pertanian. Usaha- usaha produksi bunga potong sekarang ini
masih kurang mendapat perhatian dari berbagai pihak, mengingat konsumen
bunga potong masih terbatas. Hal ini disebabkan sifat bunga potong yang
mudah rusak dan tidak dapat bertahan lama dan dapat mengurangi nilai ekonomis
bunga tersebut.
10 Mahasiswa Prog. Studi PSP Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi. 11 Staf Pengajar Pada Prog. Stusi PSP Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi. 12 Staf Pengajar Pada Prog. Stusi PSP Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi.
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
31
Usaha tani bunga potong sudah merupakan usaha komersial walaupun
belum dikelola secara efisien dan intensif, terutama yang masih berskala kecil.
Bunga potong diusahakan baik dengan sistem naungan dengan teknologi yang
agak maju, maupun tanpa naungan dengan teknologi tradisional terutama untuk
memenuhi pasar lokal. Masing-masing sistem mempunyai kelebihan dan
kekurangan, tetapi keduanya menghadapi permasalahan efisiensi, terutama
tingginya biaya pestisida (sistem naungan), rendahnya kualitas bunga (tanpa
naungan), tingginya biaya tenaga kerja perawatan (dengan dan tanpa naungan),
dan tingginya biaya pemasaran untuk hasil panen.
Tomohon yang dulunya dikenal dengan sebutan kota sayur kini telah
menjadi kota bunga seiring dengan banyaknya aktivitas usaha pertanian tanaman
bunga dan dengan dilaksanakannya even akbar yang berskala international
dengan hajatan yang diberi nama Tomohon International Flower Festival (TIFF)
adalah mimpi besar Tomohon untuk menunjukkan kekayaan bunga daerah
mereka. Tahun 2012 adalah kali ketiga pemerintah dan masyarakat Kota
Tomohon menggelar acara ini. Bukan cuma menarik perhatian warga sekitar,
hajatan pesta bunga ini juga menggandeng negara-negara sahabat.
Keberadaan bunga potong di Kota Tomohon sangat berkaitan erat dengan
kondisi cuaca dan letak geografis daerah. Bunga potong atau florikultura
merupakan tanaman khas daerah tropis atau daerah dataran tinggi. Ada beberapa
jenis bunga potong yang di produksi dan di pasarkan di Indonesia termasuk di
Kota Tomohon yang dapat dilihat pada kelompok kelompok tani yang ada di
pinggiran jalan Kota Tomohon yang antara lain : mawar, anyelir, gladiol, krisan,
antherium, aster, hebras, sedap malam, anggrek, lily, alstromeria, dan molucella.
Bunga potong pada umumnya dibudidayakan di daerah dataran tinggi yang
berudara sejuk tapi dapat di pasarkan di daerah dataran rendah yang berudara
panas.
Dari 25 jenis produksi bunga di Kota Tomohon, produksi tanaman hias
bunga potong mengalami penurunan yang terlihat di mana pada tahun 2010
mencapai 3.249.405 tangkai, sedangkan di tahun 2011 hanya 1.245.177 (
Database Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian tahun 2012 Dinas Pertanian
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
32
dan Peternakan Sula wesi Utara ). Adapun kelompok tani Bunga Potong yang ada
di Kelurahan Kakaskasen I dan Kakaskasen II sebanyak 14 kelompok tani bunga
potong.
Produksi yang dapat dihasilkan oleh kelompok tani bunga potong dalam
hal penyediaan stok maupun penjualan banyak berkaitan dengan hasil tanam dan
permintaan pasaran. Permasalahan kondisi alam yang berada di sekitaran Gunung
Lokon menjadi kendala yang dihadapi oleh kelompok tani dalam hal produksi.
Sementara proses pemasaran berkaitan dengan permintaan pasaran erat kaitannya
dengan berbagai kegiatan ataupun peristiwa. Bunga potong yang biasanya di jual
Rp. 3.000,- per tangkai untuk kondiri saat ini menjadi ramai penjualan jika ada
iven iven tertentu maupun pada hari sabtu dan minggu. Pembeli pun yang
datang membeli bunga potong lebih di dominasi oleh masyarakat sekitar Kota
Tomohan dan Kota Manado.
Fenomena permasalahan yang dalam kaitannya dengan produktivitas
kerja kelompok tani bunga potong sebagaimana pengamatan awal menunjukkan
pada empat hal besar yaitu permasalahan modal usaha, kondisi lingkungan,
pelatihan dan pengembangan kemampuan kelompok tani baik dalam produksi
maupun pemasaran serta manajemen pengelolaan keuangan. Mencermati kondisi
permasalahan diatas, maka untuk terarahnya penelitian ini, maka topik penelitian
dibatasi pada kajian produktivitas kerja kelompok tani bunga potong di Kelurahan
Kakaskasen I dan Kakaskasen II Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon.
TINJAUAN PUSTAKA
Bernardin and Russell, 1993:518) mengungkapkan sebagai berikut:
Generally, productivity refers to a ratio of output to input. Inputs may include
labor hours or costs, production cost, and equipment costs. Output may consists
of sales earnings, and market share. Dalam kaitannya dengan efisiensi dan
efektivitas, Putti (1986:10), menyimpulkan bahwa produktivitas adalah seberapa
baik berbagai sumber daya itu kita olah bersama dan kita gunakan untuk mencapai
suatu tingkat hasil ataupun sasaran yang spesifik.
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
33
Pemikiran tentang produktivitas lebih menekankan kepada aspek
manusiawi dalam sistem produksi. Penjabaran dari pemikiran ini dapat dilakukan
melalui pendekatan koordinasi di dalam bentuk kultur kerja produktif dengan
motto "bekerjasama" dan "sama-sama bekerja" berdasarkan hukum yang sesuai
dengan pola budaya yang berlaku. Bertolak dari pemikiran itu, kemudian muncul
falsafah dari produktivitas dengan pendekatan perilaku sumber daya manusia yang
mengacu kepada motivasi terhadap mutu kehidupan masa depan yang lebih baik.
Pandangan ini kemudian berkembang menjadi konsep produktivitas yang
berdasarkan pada pendekatan ekonomi dan bisnis, pendekatan teknologi industri,
dan pendekatan sumber daya manusia (Mauled, 1993:11).
Produktivitas kerja dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Secara umum
produktivitas organisasi dipengaruhi oleh manusia, modal, metode (proses),
produksi, umpan balik, lingkungan internal organisasi,dan lingkungan eksternal (
baik lokal, regional, nasional, maupun internasional). Sedangkan Bernardin and
Russell (1993:518) menyebutkan pengetahuan, keterampilan, abilitas, sikap dan
perilaku seseorang sebagai faktor yang berpengaruh signifikan terhadap
produktivitas kerja.
Sementara itu pada dasarnya pengertian kelompok tani tidak bisa
dilepaskan dari pengertian kelompok itu sendiri. Menurut Sherif dan Sherif
(Catrwright dan Zander, 1968) kelompok adalah suatu unit sosial yang terdiri dari
sejumlah individu yang satu dengan individu lainnya, mempunyai hubungan
saling tergantung sesuai dengan status dan perannya, mempunyai norma yang
mengatur tingkah laku anggota kelompok itu.
Kelompok tani sebagai wadah organisasi dan bekerja sama antar anggota
mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat tani, sebab
segala kegiatan dan permasalahan dalam berusaha tani dilaksanakan oleh
kelompok secara bersamaan. Melihat potensi tersebut, maka kelompok tani perlu
dibina dan diberdayakan lebih lanjut agar dapat berkembang secara optimal
(Mardikanto, 1996). Kelompok tani secara tidak langsung dapat dipergunakan
sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan produktivitas usaha tani melalui
pengelolaan usaha tani secara bersamaan.Kelompok tani juga digunakan sebagai
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
34
media belajar organisasi dan kerjasama antar petani. Dengan adanya kelompok
tani, para petani dapat bersama - sama memecahkan permasalahan yang antara
lain berupa pemenuhan sarana produksi pertanian, teknis produksi dan pemasaran
hasil.
METODE PENELITIAN
Adapun yang merupakan objek dalam penelitian ini produktivitas kerja
kelompok tani bunga potong di Kelurahan Kakaskasen I dan Kakaskasen II
Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon. Didalam penelitian ini peneliti
menggunakan desain penelitian kualitatif (Moleong, 2003:103). Informan yang
diwawancarai adalah merupakan personil yang ada di empat belas kelompok tani
bunga potong di Kelurahan Kakaskasen I dan Kakaskasen II ditambah dengan
unsure pemerintah kelurahan dan Dinas Pertanian. Data yang diperoleh dari
lapangan dilakukan analisis dengan berpedoman pada konsep dari Miles &
Huberman (1992) : 16) melalui tahap-tahap berikut kategorisasi dan mereduksi
data, Data yang dikelompokkan selanjutnya disusun dalam bentuk narasi-narasi,
sehingga data berbentuk rangkaian informasi yang bermakna sesuai dengan
masalah penelitian, melakukan interpretasi pada data, Pengambilan kesimpulan
berdasarkan susunan narasi yang telah disusun pada tahap ketiga, sehingga dapat
memberi jawaban atas masalah penelitian. Dan melakukan verifikasi hasil analisis
data dengan informan, yang didasarkan pada kesimpulan tahap keempat.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kelompok tani bunga potong yang ada di Kelurahan Kakaskasen I dan
Kakaskasen II berjumlah 14 kelompok tani akan tetapi yang dinyatakan masih
aktif berjumlah 12 kelompok. Kelompok tani yang berada di Kelurahan
Kakaskasen I yaitu kelompok tani Berkat Taniku, Manimpayo, Mawar (tidak
aktif). Sementatra yang berada di Kelurahan Kakaskasen II yaitu Gladiol,
Sangkor, Maesaan (tidak aktif), Taingkere, Amarilis, Leli Paris, Aster, Phayus,
Sahabat Tani, Krekreli. Kelompok tani yang berada di kedua kelurahan ini
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
35
didirikan oleh masyarakat antara 2 sampai dengan 12 tahun dengan rata rata 8
sampai dengan 12 orang anggota.
Penelitian ini, menjadikan efisiensi dan efektivitas sebagai dimensi
produktivitas yang dikemukakan oleh Washinis dalam Saksano (1995:112)
menyatakan bahwa Produktifitas mengandung dua konsep utama, yaitu efisiensi
dan efektivitas. Efisiensi mengukur tingkat sumber daya, baik manusia, keuangan,
maupun alam sedangkan efektivitas mengukur hasil dan mutu pelayanan yang
dicapai. Pembahasan atas produktivitas kelompok tani bungan potong di
Kelurahan Kakaskasen I dan Kakaskasen II dikaji melalui dua dimensi yaitu
dimensi efisiensi dan dimensi efektivitas sebagaimana pemikiran yang
dikemukakan oleh Sedarmayanti (2001 : 58) bahwa penertian produktivitas
memiliki dua dimensi yaitu dimensi efektivitas dan dimensi efisiensi. Dimensi
efektivitas berkaitan dengan pencapaian hasil kerja yang maksimal yang dalam
artian pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu.
Sedangkan dimensi efisiensi berkaitan dengan upaya membandingkan masukan
yang diperoleh dengan realisasi penggunaan atau penyelesaian pekerjaan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara yang dilakukan bahwa
ada dua alasan utama yang menjadikan kelompok masyarakat yang tergabung
dalam 12 kelompot tani mendirikan kelompok tani bungah potong yaitu
termotivasi dengan visi dan misi kota Tomohon untuk menjadi kota bunga dan
memudahkan dalam informasi bagi pengembangan usaha bunga potong. Dua
alasan ini menjadi dasar pagi masyarakat sehingga mau bergabung membantuk
kelompok tani. Sekalipun harus diakui dari wawancara yang dilakukan terlihat
jelas bahwa masyarakat anggota kelompok tani memiliki pengetahuan yang
sangat baik dalam hal pengelolaan bunga potong mulai dari penanaman,
pemeliharaan sampai pada panen dan menjualan.
Wawancara yang dilakukan kepada sejumlah informan baik dari unsure
ketua kelompok tani maupun dari unsure anggota diperoleh data bahwa
pembagian kerja dalam kelompok tani didasarkan pada pembagian kerja sesuai
dengan rencana kerja yang sudah di sepakati ( ada bagian yang dikerjakan oleh
kelompok ada yang memakai jasa pekerja, ada yang bertugas di bagian
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
36
pengolahan, ada yang bertugas dibagian perawatan, ada yang bertugas di bagian
Produksi dan pasca panen ada yang bertugas distribusi dan membersihkan
lahan.
Pembagian kerja yang jelas menjadikan kelompok tani lebih mudah
mencapai target yang ditentukan sebelumnya. Oleh karenanya sebagaimana
yang dikemuakkan oleh Soewartoyo dan Lumbantoruan, (1992) dapat dikatakan
bahwa sebuah kelompok tani dinilai efektif, bila kelompok itu memiliki
karakteristik berikut yang antara lain : memahami dengan jelas tujuan sasarannya;
mampu menetapkan prosedur secara luwes demi tercapainya sasaran bersama;
komunikasi lancar serta adanya pengertian di antara anggotanya; Tegas dalam
pengambilan keputusan dengan melibatkan seluruh anggota dan keseimbangan
produktivitas kelompok dan kepuasan individu terjaga.
Menyikapi karakteristik keefektifan kelompok tani diatas, dapat
dijelaskan bahwa kelompok tani bungah potong baik yang ada di Kelurahan
Kakaskasen I dan Kelurahan Kakaskasen II telah memahami dengan jelas tujuan
sasarannya dari kelompok tani yang mereka bentuk yaitu termotivasi dengan visi
dan misi kota Tomohon untuk menjadi kota bunga dan memudahkan para
anggota kelompokm dalam mendapatkan informasi guna pengembangan usaha
bunga potong. Sebab semua anggota yang tergabung dalam kelompok tani
tersebut memiliki lahan yang mereka kelolah yang ditanami bunga potong.
Termotivasinya para masyarakat yang ada di Kelurahan Kakaskasen I
dan Kelurahan Kakaskasen II untuk menggabungkan diri dalam kelompok tani
bungah potong juga berkaitan dengan permintaan pasar akan bungah potong yang
sangat tinggi dan menjanjikan. Dengan banyaknya bunga potong yang
dihasilkan maka dengan sendirinya juga menjadikan penghasilan anggota
kelompok tani menjadi bertabah.
Data menunjukkan bahwa informan yang diwawancarai baik unsure
pimpinan kelompok tani maupun anggota telah menjalankan aktivitas sebagai
petani bungah potong dari 2 tahun sampai dengan 20 tahun. Data ini menunjukkan
bahwa masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani bunga potong telah
cukup lama mengguluti usaha bunga potong. Akan tetapi dari berjalannya waktu
-
Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Un