jurnal society edisi maret april 2014

Upload: edmon-kalesaran

Post on 11-Oct-2015

104 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Jurnal Society Edisi Maret April 2014

TRANSCRIPT

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    1

    Kualitas Pelayanan Izin Usaha Jasa Konstruksi

    di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Manado

    Oleh :

    Octavianus Sandy Wurangian1.

    Dr. Very Y. Londa., S.Sos. M.Si2

    Dr. Drs. Markus Kaunang., M.Si3.

    Abstract

    Issuance of licenses confronted with the problem of cost, time and quality

    requirements as a description of the services provided by the city government

    through the Integrated Licensing Service Agency. The purpose of this study gain

    scientific knowledge and understanding of service quality in the construction

    business license Integrated Licensing Service Agency of Manado in the

    development of the science of resource managemen.

    This study used qualitative methods. The conclusion of this study that the

    construction services business license in Integrated Licensing Service Agency

    Manado based on the dimensions of tangibles, empathy reliability, responsiveness,

    and assurance of quality of service has not been fully made. Thus it is suggested

    the need for additional staff, provide technical training services and provide

    incentives to employees based on existing workload , the addition of office

    facilities.

    Keywords : Quality of Service , Permits , Construction Services.

    PENDAHULUAN

    Pembentukan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Manado sebagai

    instansi yang khusus bertugas memberikan pelayanan langsung kepada

    masyarakat, pada dasarnya dapat dikatakan sebagai terobosan baru atau inovasi

    manajemen pemerintahan daerah. Pembentukan instansi ini merupakan

    pengembangan praktik pelayanan publik yang mencirikan praktek good

    governance. Dengan praktek ini diharapkan akan dapat menciptakan sistem

    pelayanan publik yang efisien, berkeadilan, trasparan, akuntable serta partisipatif.

    Sehingga pemerintah akan semakin peduli dengan kebutuhan dan berbagai

    masalah yang dihadapi masyarakat.

    1 Mahasiswa Prog. Studi PSP Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi. 2 Staf Pengajar Pada Prog. Adm Negara Fisip Universitas Sam Ratulangi. 3 Staf Pengajar Pada Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisip Unsrat, Ketua Prodi PSP PPs Unsrat.

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    2

    Dari pandangan diatas terlihat baik menyangkut permasalahan yang

    dihadapi oleh masyarakat dalam penerbitan perizinan yang diperhadapkan dengan

    permasalahan biaya, waktu dan persyaratan sebagai gambaran terhadap kualitas

    pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kota melalui Badan Pelayanan

    Perizinan Terpadu. Kenyataan tersebut diatas memperlihatkan bagaimana Badan

    Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Manado didalam menjalankan tugas dan

    fungsinya tidak berjalan dengan baik. Permasalahan yang berhubungan dengan

    kurangnya pegawai yang melayani dimana dari empat loket yang tersedia namun

    hanya dua pegawai yang melayani, pemeriksaan berkas permohonan izin dan

    analisis dilakukan oleh satu bagian dimana badan ini melayani sembilan belas

    perizinan yang oleh kepala badan diakui bahwa sangat kurang tim analisis

    menunjukkan bahwa pengorganisasian sumber daya yang ada belum berjalan dan

    tertata dengan baik.

    Permasalahan yang berhubungan dengan terjadinya dimana adanya

    pegawai yang seakan-akan tidak mengetahui apa yang harus dilakukan, pelayanan

    yang masih bersifat manual oleh karena tidak dilengkapinya prasarana serta

    kemampuan pegawai yang kurang dalam penguasaan teknologi informasi

    demikian juga halnya dengan adanya pegawai yang berperan sebagai calo atau

    makelar dalam penyelesaian izin menunjukkan bahwa para penyelenggara

    dalam hal ini pegawai yang ada di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu belum

    sepenuhnya mengerti dan memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai

    pelayan masyarakat serta pentingnya badan ini dibentuk untuk melayani

    masyarakat dalam pengurusan perizinan di kota Manado sebagai bentuk belum

    menginterpretasikan tugas dan tanggung jawab serta amanat dari kebijakan

    pembentukan badan tersebut.

    Sementara dilihat dari adanya penarikan biaya yang melebihi ketentuan

    yang ada, penyelesaian yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan

    dimana ada yang selesai hanya dua hari namun ada yang sudah enam puluh hari

    belum selesai, disiplin kerja yang kurang yang terlihat dari kurangnya pegawai

    yang melayani di saat jam kerja, perilaku yang tidak ramah dan menunjukkan

    sikap yang arogansi serta acuh tak acuh, tidak berjalannya sosialisi pentingnya

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    3

    pengurusan izin, terjadinya penyalagunaan perizinan. Kenyataan ini

    memperlihatkan bagaimana aplikasi atau pelaksanaan dari tugas dan fungsi badan

    yang belum berjalan dengan baik.

    Pembentukan unit kerja pelayanan terpadu sebagai institusi yang khusus

    bertugas memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat, pada dasarnya

    dapat dikatakan sebagai terobosan baru atau inovasi pemerintahan di daerah.

    Artinya dalam upaya mendekatkan dan menyederhanakan pelayanan kepada

    masyarakat. Oleh karena itu, inovasi pembentukan unit kerja pelayanan terpadu

    ini perlu dikembangkan lagi dengan penemuan-penemuan baru dalam praktek

    penyelenggaraan pelayanan pada pemerintahan di daerah. Salah satu peluang yang

    dapat dikembangkan dalam hal ini adalah penyediaan jasa-jasa pelayanan kedalam

    beberapa alternatif kualitas.

    Memperhatikan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh Badan

    Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Manado diperlukannya pengelolaan yang tepat

    agar pelayanan yang diberikan dapat memberikan peluang kepada pada

    masyarakat dan dunia usaha dapat berkualitas. Untuk dapat menjawab penyebab

    yang dihadapi oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Manado dalam

    penyelenggaraan pelayanannya diperlukannya suatu kajian yang dapat

    dipertanggungjawabkan keabsahan hasil penelitian. Dan hal itu dapat diperoleh

    melalui suatu kajian ilmiah. Penelitian ini bertujuan mempelajari dan

    menganalisis kualitas pelayanan izin usaha jasa konstruksi di Badan Pelayanan

    Perizinan Terpadu Kota Manado dalam upaya pengembangan ilmu manajemen

    sumberdaya.

    TINJAUAN PUSTAKA

    Tjiptono (1996:51) mengatakan bahwa : Konsep kualitas sering dianggap

    sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk barang atau jasa yang terdiri atas

    kualitas desain dan kualitas kesesuaian. Gaspersz (2002), Lukman (1999:9) yaitu

    kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan

    pelanggan (meeting the needs of consumers). Sementara itu Moenir (1992)

    mengemukakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan yang dilakukan oleh

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    4

    seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor material melalui sistem,

    prosedur dan metode tertentu dalam usaha memenuhi kepentingan orang lain

    sesuai dengan haknya.

    Organisasi pelayanan publik mempunyai ciri public accuntability,

    dimana setiap warga negara mempunyai hak untuk mengevaluasi kualitas

    pelayanan yang mereka terima. Adapun dasar untuk menilai suatu kualitas

    pelayanan selalu berubah dan berbeda. Apa yang dianggap sebagai suatu

    pelayanan yang berkualitas saat ini tidak mustahil dianggap sebagai sesuatu yang

    tidak berkualitas pada saat yang lain. Maka kesepakatan terhadap kualitas sangat

    sulit untuk dicapai.

    Adapun faktor-faktor yang menentukan kualitas pelayanan menurut

    pakar administrasi publik seperti pendapat Denhardt and Denhardt (2003: 61)

    mengatakan terdapat 8 delapan faktor menentukan kualitas pelayanan sektor

    publik yaitu convenience (kemudahan), security (keamanan), reliability

    (kehandalan), personal attention (perhatian pada orang), problem-solving

    (pemecahan masalah), fairness (keadilan), fiscal responsibility (tanggungjawab

    keuangan), citizen influence (pengaruh masyarakat). Menurut Mc Kevit David

    (1998:53) menetapkan empat dimensi yaitu tangibles, reliability, responsiveness,

    assurance, empathy. Sedangkan menurut para pakar yang berlatar belakang bisnis

    seperti Zeithaml.at.al. (1990) membagi kedalam lima dimensi yaitu reliability

    (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), empathy

    (empati) dan tangibles (keberwujudan). Sedangkan Griffin (2004:208) membuat 8

    dimensi yaitu kinerja, fitur. keandalan, konforma, durabilitas, kemudahan service,

    estetika, kualitas yang dirasakan.

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini menggunakan metode kualitatif (Moleong, 1993).

    Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode yang umumnya digunakan

    pendekatan kualitatif, yakni observasi wawancara dan studi dokumen. Adapun

    informan yang diwawancarai merupakan representasi dari unsur pimpinan dan

    unsur di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Manado ditamba dengan yang

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    5

    melakukan pengusuras izin usaha jasa konstruksi. Analisis dilakukan melalui

    pendeskripsian kualitas pelayanan izin usaha jasa konstruksi berdasarkan fakta-

    fakta yang ada, diklasifikasi, dinterpretasikan sehingga memberikan informasi

    atas hasil analisis dari masalah yang diteliti (Creswell, 1994).

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Berdasarkan data yang diperoleh menyangkut jumlah personil pegawai

    yang ditempatkan di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Manado adalah

    berjumlah 30 orang. Keadaan pegawai berdasarkan jumlah menunjukan bahwa

    secara keseluruhan hanya berjumlah 30 orang yang melayani 75 macam perizinan

    dan non perizinan di Kota Manado yang ditempatkan oleh Badan Kepegawaian

    Daerah di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu. Dengan 30 orang pegawai

    termasuk didalamnya Kepala Badan, berdasarkan tingkat pendidikan formal

    dimana sebagaian besar memiliki tingkat pendidikan sarjana 17 orang diikuti oleh

    7 orang Magister SLTA 3 orang dengan 7 orang dan SLTP masing masing

    berjumlah 1 orang. Sementara jika dilihat dari tingkat kepangkatan pegawai yang

    ada, didominasi oleh pegawai yang memiliki tingkat kepangkatan/golongan III

    dengan 25 orang, diikuti oleh pangkat/golongan IV dengan 3 orang,

    pangkat/golongan II dengan 2 orang dan pangkat/golongan I dengan 1 orang.

    Dan untuk dukungan fasilitas atau sarana dan prasarana kantor untuk

    penunjang kerja, 30 orang pegawai yang berada di Badan Pelayanan Perizinan

    terpadu Kota Manado dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang kerja

    setiap hari seperti computer, mesin ketik, meja dan kursi kerja, meja pelayanan,

    ruangan customer service serta mobil operasional yang hanya di khususkan

    kepada kepala badan. Sementara dana yang diberikan oleh Pemerintah Kota

    Manado untuk pembiayaan operasional Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

    diterima melalui dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota

    Manado.

    Adapun pelayanan izin usaha jasa konstruksi berada pada Bidang

    Pelayanan II bersama dengan Izin Mendirikan Bangunan, Izin Peruntukan

    Pembangunan Tanah, Izin lingkungan, Izin pembuangan air limbah ke medan

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    6

    lingkungan, Izin tempat penyimpanan sementara limbah B3, Advice planning,

    Rekomendasi kanopi, Rekomendasi spanduk/reklame, Rekomendasi trotoar/jalan

    masuk, Rekomendasi antenna monopole, Rekomendasi pemanfaatan ruang/galian

    kabel dan Rekomendasi analisis dampak lalu lintas (Andallalin). Pengurusan izin

    usaha jasa konstruksi tidak dipungut biaya apapun. Berdasarkan data yang ada

    bahwa untuk tahun 2013 ada 211 izin usaha jasa konstruksi yang telah diterbitkan

    oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Mnaado.

    Tugas pokok Badan Pelayanan Perizinan Terpadu adalah

    menyelenggarakan sebagian urusan pemerintah di bidang pelayanan perizinan

    secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi,

    keamanan dan kepastian. Tingkat bukti langsung dalam melaksanakan peran

    menuju kualitas pelayanan izin usaha jasa konstruksi sekalipun relative baik jalan

    pelayanannya akan tetapi kecepatan pelayanan merupakan hal yang paling

    diharapkan oleh para pelaku usaha.

    Sarana dan prasarana kantor yang masih kurang menyebabkan pekerjaan

    untuk pemberian izin sering terlambat. Pada lingkungan Badan Pelayanan

    Perizinan Terpadu yang mengedepankan asas dinamis dalam memberikan

    pelayanan perizinan menjadi runinitas, terutama bila melihat kerapihan ruangan

    kerja, walaupun terkadang sebagian mengalami ketidakpastian dalam memberikan

    pelayanan yang lebih disebabkan adanya pergeseran kepentingan dan gesekan

    dalam menentukan pelaksanaan kebijakan dalam penyelenggaraan pelayanan.

    Upaya perbaikan harus diakui terlihat dari yang dilakukan oleh Pemeritah

    Kota Manado dalam pemberbaharui kebijakan yang mengatur penyelenggaraan

    peleyanan di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu akan tetapi yang sangat

    disayangkan bahwa hal itu tidak diikuti dengan perbaikan sumber daya penunjang

    baik manusia/pegawai maupun peralatan. Tidak berjalan mulus pelayanan pada

    Badan Pelayanan Perizinan Terpadu sehingga untuk mengeliminasinya maka

    dilakukan upaya untuk lebih diarahkan pada konsolidasi program pelayanan

    perizinan.

    Semakin tinggi tingkat kesungguhan dalam usaha memenuhi kepuasan

    dan kepentingan ataupun kebutuhan masyarakat yang dilaksanakan oleh Badan

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    7

    Pelayanan Perizinan Terpadu. Maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan

    masyarakat terhadap pelayanan perijinan di bidang uaha jasa konstruksi pada

    Badan Pelayanan Perizinan Terpadu yang implikasinya adalah legitimasi

    masyarakat terhadap pemerintah tercapai. Pelayanan publik yang prima, secara

    umum diartikan sebagai sikap dan kemampuan pegawai dalam melayani

    masyarakat secara maksimal.

    Walaupun terkadang sering terjadi tumpang tindih dalam menjalankan

    tugas pokok dan fungsi untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan pengawasan

    guna tercapainya tujuan pelayanan perizinan secara transparan dan akuntabel,

    melalui: pengembangan program; penguatan kedinasan; peningkatan manajemen

    sumber daya manusia yang profesional; pengembangan sumber daya dan

    peningkatan pembiayaan dan penganggaran berbasis pengembangan; dan

    pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga pegawai yang

    menjalankan fungsi pelayanan kepada warga masyarakat dapat dirasakan

    manfaatnya, walaupun belum mencapai tarap yang lebih baik, mengingat perilaku

    individu, tidak semuanya berada pada level pemahaman yang sama dalam

    melaksanakan pelayanan.

    Dalam rangka pelaksanaan kebijakan, dibutuhkan pegawai yang jujur

    dalam melaksanakan tugas dengan kualifikasi beraneka ragam sesuai dengan area

    bidang layanan yang menjadi lapangan kiprahnya. Suatu pelayanan yang

    dihasilkan dapat dikatakan berkualitas manakala di desain sesuai dengan

    keinginan masyarakat dan didistribusikan melalui pelayanan baik, dan

    dimanfaatkan dengan baik dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat. Maka

    dimungkinkan terdapat hubungan antara kualitas pelayanan dengan kepuasan

    masyarakat yang terfokus pada kesesuaian antara harapan dengan keinginan

    masyarakat Kota Manado pada izin usaha jasa konstruksi.

    Disinilah dibutuhkan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu sebagai

    pelayanan perizinan yang mudah untuk dihubungi dan memiliki empati pada

    kepentingan masyarakat. Kepuasan masyarakat sebagai penerima layanan,

    merupakan perbandingan antara layanan yang diterima (perceived service) dengan

    layanan yang diharapkan (expected service). Seperti kemudahan untuk dihubungi,

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    8

    yang terkadang terjadi keterlambatan lebih diakibatkan adanya kesibukan kegiatan

    lain.

    PENUTUP

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka penelitian ini

    menyimpulkan bahwa pelayanan izin usaha jasa konstruksi di Badan Pelayanan

    Perizinan Terpadu Kota Manado berdasarkan dimensi tangibles (keberwujudan),

    empathy (empati), reliability (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), dan

    assurance (jaminan) belum sepenuhnya menjadikan pelayanan berkualitas.

    Berkaitan dengan ke lima dimensi tersebut diatas, adapun yang

    menyebabkan pelayanan belum sepenuhnya berkualitas karena Badan

    Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Manado diperhadapkan pada keterbatasan

    sumber daya manusi pengelolah perizinan, belum sepenuhnya berjalan mekanisme

    pelayanan perizinan yang sebenarnya tertuang dalam Peraturan Walikota Nomor 6

    Tahun 2011, koordinasi dengan instansi terkait belum efektif serta sarana dan

    prasarana kantor yang masih kurang. Keterbatasan sumberdaya manusia yang

    hanya 30 orang pegawai dirasakan tidak seimbang dengan 75 jenis pelayanan

    yang harus di kerjakan sehingga keberadaan jumlah pegawai ini dianggap masih

    kurang dan menjadikan pelayanan menjadi terganggu.

    Sementara itu delum berjalannya Peraturan Walikota Nomor 6 Tahun

    2011 dibuktikan dengan masih banyak surat keterangan retribusi yang masih

    ditandatangani oleh instansi teknis sehingga mengakibatkan banyak izin yang

    sebenarnya belum memenuhi syarat telah ditetapkan surat keterangan retribusi dan

    telah dibayarkan retribusi. Dalam hal koordinasi kerja dengan instansi teknis

    terutama instansi teknis yang lokasi kantornya jauh dari kantor Badan Pelayanan

    Perizinan Terpadu Kota Manado. Keterbatasan sarana dan prasarana yang masih

    kurang menyebabkan perbitan izin sering terhambat juga ruang kantor masih

    belum memadai baik dalam penyelesaiaan pekerjaan maupun dalam menampung

    masyarakat yang akan di layani. Lambannya proses perizinan dipengaruhi oleh

    bertambahnya jenis pelayanan sejak tahun 2013 menjadi 75 jenis pelayanan (49

    jenis layanan perizinan dan 26 jenis layanan non perizinan).

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    9

    Berdasarkan kesimpulan yang ada, maka penelitian ini menyarankan

    beberapa hal yang dapat dijadikan rekomendasi perbaikan untuk peningkatan

    kualitas pelayanan public di bidang izin usaha jasa konstruksi maka perlunya

    penambahan pegawai yang selain kemampuan dan keahlian dalam hal kompetensi

    teknis pelayanan, memberikan pelatihan teknis pelayanan dan memberikan

    insentif kepada pegawai berdasarkan beban kerja yang ada, perlunya

    menempatkan tim teknis yang secara struktur dan status kepegawaian ada di

    Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Manado, perlunya penambahan sarana

    dan prasarana kantor baik ruang kantor yang representative, peralatan kerja seperti

    computer dan printer, serta fasilitas kantor lainnya serta perlunya penerapan

    Peraturan Walikota Nomor 6 Tahun 2011 dengan tepat dan benar pada

    penyelenggaraan pelayanan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Creswell, John W. 1994. Qualitative Inquiry and Reasearch Disign. Sage.

    California.

    Denhardt, J. V. dan Robert B. Denhardt, 2002, The New Public Service, New York

    : London, England : M.E. Share Armon. K.

    Gaspersz, Vincent. 2002. Manajemen Kualitas Dalam Industn Jasa. Jakarta :

    Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.

    I

    Lukman, Sampara, 1998, Widyapraja No.13, Reformasi Pelayanan Publik Dalam

    Menghadapi Era Globalisasi. Jakarta : IIP Depdagri.

    Mc. Kevin David. 1998. Management Core Public Service. Massachuselts :

    Blackwell Publishers.

    Moenir, H.A.S., 1992, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Jakarta : Bumi

    Aksara.

    Moleong, Lexy J. 1993. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja

    Rosda Karya.

    Tjiptono, Fandi, 1996, Manajemen Jasa. Yogyakarta : ANDI.

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    10

    Etika Birokrasi Pada Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan di Kantor

    Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Kotamobagu.

    Oleh :

    Surianto Monoarfa4

    Dr. Drs. Markus Kaunang., M.Si5.

    Dr. Very Y. Londa., S.Sos. M.Si6.

    Abstract

    Less friendly attitude, levies outside the provisions, abuse of office

    facilities and imprecision of service delivery providers bitokrasi ethic shows in

    tepadu Services Office of the City Gate Kotamobagu problematic. The purpose of

    this study gain scientific knowledge and understanding of the application of ethics

    bureaucracy in the service of building permit Licensing Services Office One Stop

    Kotamobagu City as a study of the development of science in resource

    management.

    This study used qualitative methods. The conclusion of this study that the

    ethics bureaucracy building permit services in the Office of City One Stop

    Kotamobagu based on the principle of effectiveness has met the targets or goals

    that have been seen on the achievement of specified revenue through the sectors

    dealing with construction permits. While the principles of efficiency, quality of

    service, responsiveness and accountability has not been fully demonstrated the

    application of ethics bureaucracy is good and righ .

    Keywords : Bureaucratic Ethics, Licensing Services, Building.

    PENDAHULUAN

    Pemerintah Kota Kotamobagu melalui kebijakan pembentukan organisasi

    perangkat daerah telah membentuk Kantor Pelayanan Perizinan Tarpadu Satu

    Pintu yang memiliki tangungjawab melayani masyarakat Kota Kotamobagu dalam

    pemebuhan pelayanan perizinan. Dari sekian banyak perizinan yang

    diselenggarakan, menarik untuk di telaah menyangkut pemberian izin mendirikan

    bangunan (IMB). Izin mendirikan bangunan merupakan izin yang diberikan oleh

    pemerintah daerah kepada orang/badan untuk mendirikan suatu bangunan yang

    dimaksudkan agar di desain dan dilaksanakan sesuai dengan rencana tata ruang

    yang berlaku, sesuai dengan garis sempadan bangunan, garis sempadan sungai,

    4 Mahasiswa Prog. Studi PSP Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi. 5 Staf Pengajar Pada Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisip Unsrat, Ketua Prodi PSP PPs Unsrat

    6 Staf Pengajar Pada Prog. Adm Negara Fisip Universitas Sam Ratulangi.

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    11

    garis sempadan pantai dan koefisien dasar bangunan yang ditetapkan dan sesuai

    dengan syarat syarat keselamatan bagi yang menempati bangunan tersebut.

    Dalam kaitannya dengan penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

    diharapkan praktik perizinan tersebut dapat memenuhi tujuan yang telah

    ditetapkan terutama dalam hal penyederhanaan prosedur dan ketentuan kelayakan

    pemberian izin. Masalah tersebut muncul karena ketiadaan sertifikat Izin

    Mendirikan Bangunan (IMB) karena sebagian masyarakat merasa prosedur

    perizinan cukup berbelit-belit. Keresahan itu sebenarnya berujung pada ketiadaan

    informasi padahal sertifikat Izin Mendirikan Bangunan berfungsi sebagai jaminan

    kepastian hukum dari negara sehingga dengan adanya pelayanan terpadu

    pemerintah daerah dapat memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat

    yang ingin mengurus Izin Mendirikan Bangunan.

    Pelayanan merupakan tugas utama yang hakiki dari sosok

    aparatur/birokrat sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Etika birokrasi

    berkaitan dengan baik dan buruk, benar dan salah. Oleh karenanya penerapan

    etika birokrasi pada pelayanan perizinan mengharuskan para birokrat mewujudkan

    apa yang diinginkan oleh rakyat. Penerapan etika dan moral para birokrat seperti

    dalam bertingka laku dalam menjalankan pekejaan melalui efisiensi pelayanan,

    efektivitaskerja, perwujudan kualitas pelayanan, responsivitas dan akuntabilitas

    dalam melayani masyarakat.

    Etika birokrasi sebagai panduan norma bagi aparat birokrat dalam

    menjalankan tugas dan pelayanannya kepada masyarakat. Memahami etika

    birokrasi memberikan pemahaman kepada para aparat birokrat untuk

    menempatkan kepentingan masyarakat umum diatas kepentingan peribadi,

    kelompok maupun golongan. Dalam penerapannya pada penyelenggaraan

    pemerintahan, etika birokrasi merupakan bagian dari aturan yang mengatur

    institusi pemerintah yang secara structural harus tunduk dan taat pada kebijakan

    yang mengatur pola dan tata kerja.

    Pelayanan izin mendirikan bangunan dilakukan oleh para birokrat

    pemerintah Kota Kotamobagu yang diatur berdasarkan tata kerja yang ada. Akan

    tetapi berbagai keluhan yang sampai saat ini nampak terlihat pada

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    12

    penyelenggaraan pelayanan berkaitan dengan sikap birokrat dalam menjalankan

    pelayanan. Sikap dan perilaku yang ditunjukkan mencerminkan nilai dan norma

    yang dianut oleh para birokrat. Kenyataan tersebut diatas memperlihatkan

    bagaimana Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kota Kotamobagu

    didalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam menerapkan etika birokrasi pada

    penyelenggaraan pelayanan. Dari pertanyaan dan kenyataan tersebut diatas inilah

    mendasari penulis untuk mengkajinya lebih mendalam melalui penelitian ilmiah

    untuk mengetahui penerapan etika birokrasi pada pelayanan izin mendirikan

    bangunan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kota Kotamobagu

    sebagai upaya pengembangan ilmu dalam kajian manajemen sumberdaya.

    TINJAUAN PUSTAKA

    Istilah etika secara etimologis berasal dari kata ethos (bahasa Yunani)

    yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat kebiasaan, yang dibatasi dengan

    dasar nilal moral menyangkut apa yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan,

    yang baik atau tidak baik, yang pantas atau tidak pantas pada perilaku manusia.

    Poedjawijatna (1972) mengungkapkan bahwa etika merupakan cabang dari

    filsafat. Etika mencari kebenaran dan sebagai filsafat ia mencari keterangan/benar

    yang sedalam-dalamnya.

    Sementara Bertens dalam Keban (2004) menggambarkan etika dengan

    beberapa arti seperti kebiasaan, adat atau ahlak dan watak. Sala, Burhanudin

    (1991) mengartikan etika sebagai refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan

    norma moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola perilaku

    manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Dengan demikian etika adalah

    refleksi dari apa yang disebut dengan self control, karena segala sesuatunya

    dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu

    sendiri.

    Dalam hubungan pemerintahan terkandung makna adanya organisasi

    yang memerintah dan masyarakat yang diperintah. Organisasi yang menjalankan

    profesi dalam memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang

    memerlukannya adalah birokrasi. Konsep birokrasi yang banyak diterima sampai

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    13

    sekarang adalah teori yang dikembangkan oleh Max Weber yang mendefinisikan

    karakteristik suatu organisasi yang memaksimumkan stabilitas dan untuk

    mengendalikan anggota organisasi dalam rangka mencapai tujuan bersama.

    Menurut Albrow (1996), birokrasi diartikan sebagai: Organisasi rasional

    (rational organization), Ketidakefisienan organisasi (organizational inefficiency),

    Pemerintahan oleh para pejabat (rule by officials), Administrasi negara (public

    administration), Administrasi oleh para pejabat (administration by official),

    Bentuk organisasi dengan ciri dan kualitas tertentu seperti hirarki serta peraturan-

    peraturan (type of organization with specific characteristic and quality as

    hierarchies and rules), Salah satu ciri masyarakat modern yang mutlak (an

    essential quality of modern society).

    Dalam perkembangannya untuk menciptakan dan menerapkan suatu

    sistem pemerintahan modern yang didukung oleh birokrasi pemerintahan sebagai

    kekuatan utama tersebut, organisasi ditata atas dasar berbagai peraturan-peraturan,

    sebagaimana dikemukakan oleh Tjokrowinoto (2001) bahwa : Kualitas birokrasi

    yang modern ingin dicapai melalui pengaturan struktur seperti hirarki

    kewenangan, pembagian kerja, profesionalisme, tata kerja dan sistem pengupahan

    yang kesemuanya berlandaskan peraturan-peraturan.

    Olehnya, dalam implementasi nilai nilai etika bagi para birokrat dalam

    penyelenggaraan pelayanan public Pasolong (2008) mengemukakan nilai-nilai

    standart pelayanan dalam memahami etika birokrasi yaitu : Efisiensi, Efektivitas,

    Kualitas pelayanan, Responsivitas, Akuntabilitas,

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini menggunakan metode kualitatif (Creswell, 1994).

    Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode yang umumnya digunakan

    pendekatan kualitatif, yakni observasi wawancara dan studi dokumen. Adapun

    informan yang diwawancarai merupakan representasi dari unsur pimpinan dan

    unsur di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kota Kotamobagu

    ditamba dengan yang melakukan pengusuras izin mendirikan bangunan. Analisis

    dilakukan melalui pendeskripsian etika birokrasi berdasarkan fakta-fakta yang

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    14

    ada, diklasifikasi, dinterpretasikan sehingga memberikan informasi atas hasil

    analisis dari masalah yang diteliti.

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Kotamobagu yang dibentuk

    berdasarkan Peraturan Meneteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang

    pedoman penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu dan di tetapkan melalui

    Peraturan Daerah Kota Kotamobagu Nomor 06 Tahun 2007 tentang struktur

    organisasi dan tata kerja Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang merupakan

    kantor kantor pelayanan perizinan kepada masyarakat pelaku usaha dan dipimpin

    oleh seorang kepala kantor.

    Dengan pegawai yang berjumlah 13 orang, Kantor Pelayanan Terpadu

    Satu Pintu Kota Kotamobagu telah menyelesaikan 81 permohonan izin

    mendirikan bangunan yang dimassukkan oleh masyarakat. Proses pelayanan yang

    diberikan didukung dengan ketersediaan sarana dan prasarana kantor 28 jenis

    peralatan kantor yang kesemuanya difungsikan untuk menunjang kelancaran kerja

    dalam pemberian pelayanan termasuk didalamnya pelayanan izin mendirikan

    bangunan.

    Memahami etika birokrasi pada pelayanan izin pendirikan bangunan di

    Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Kotamobagu diarahkan pada

    terungkapnya makna atas fenomena permasalahan menyangkut para birokrat yang

    dalam pelayanannya tidak boros dalam melaksanakan tugas-tugas pelayanan

    kepada masyarakat. Dalam artian bahwa para birokrat secara berhati-hati

    memberikan hasil yang sebesar-besarnya kepada public. Dengan demikian nilai

    efisiensi lebih mengarah pada penggunaan sumber daya yang dimiliki secara cepat

    dan tepat, tidak boros dan dapat dipertangungjawabkan kepada public. Jadi

    birokrat dikatakan etis/baik ketika mampu menjalankan tugas dan kewenangannya

    secara efisien.

    Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada sejumlah infotman

    ditemukan bahwa belum sepenuhnya penerapan etika birokrasi yang baik dan

    benar pada pelayanan izin mendirikan bangunan di Kantor Pelayanan Terpadu

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    15

    Satu Pintu Kota Kotamobagu dalam hal pemanfaat dan penggunaan sarana dan

    prasarana kantor untuk menjadikan pelayanan izin mendirikan bangunan secara

    cepat dan tepat, tidak boros dan dapat dipertangungjawabkan. Situasi ini belum

    menunjang kelancaran kerja seperti masih ditemukannya penggunaan computer

    dan laptop untuk kepentingan pribadi, digunakan untuk mermain game pada saat

    jam kerja.

    Penggunaan kendaraan bermotor lebih banyak digunakan untuk

    kepentingan pribadi. Kualitas pelayanan yang diberikan belum memberi rasa pusa

    kepada masyarakat yang dilayani dengan adanya keluhan masyarakat yaitu waktu

    penyelesesaian permohonan yang lama, prosedur pelayanan yang kurang jelas,

    kurangnya informasi menyangkut persyaratan yang harus dipenuhi oleh

    masyarakat serta transparansi biaya pengurusan untuk sebuah izin mendirikan

    bangunan.

    Pelayanan yang cepat, murah dan tidak menyulitkan sebagai perwujudan

    dari responsifvitas menjadi kendala pelayanan karena penempatan pegawai

    banyak yang belum sesuai dengan pendidikan dan keahlian. Akuntabilitas

    berkaitan dengan etika birokrasi dapat dipahami dengan yang namanya

    akintabilitas moral. Akunatabilitas pada etika birokrasi berkaitan dengan tata nilai

    yang berlaku di masyarakat Mongondow yang menunjung tinggi kebersamaan dan

    saling membantu sebagai kerabat masih belum nyata pada penyelenggaraan

    pelayanan izin mendirikan bangunan di Kantor Pelayanan Terpadu satu Pintu

    Kota Kotamobagu.

    Pelayanan masih ada yang dilakukan di luar prosedur kerja,

    memfungsikan sarana kantor untuk kepentingan pribadi seperti penggunaan

    kendaraan operasional kantor. Adanya keluhan dari masyarakat yang dimana

    pegawai sering berada di luar kantor/tidak ada di dalam kantor saat jam

    pelayanan. Kalapun ada di kantor banyak waktu yang juga digunakan untuk

    bercerita maupun baca Koran, sementara dalam waktu yang bersamaan ada

    banyak masyarakat yang memerlukan pelayanan mereka.

    Etika birokrasi berfungsi untuk dijadikan sebagai control langsung atas

    sikap dan perilaku pegawai dalam bekerja. Oleh karenanya Sedarmayanti (2001)

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    16

    mengemukakan bahwa sumber utama efisiensi kerja adalah manusia. Karena akal,

    pikiran, dan pengetahuan yang ada, manusia mampu menciptakan cara kerja yang

    efisien. Melalui hal ini, maka pernaikan atas efisensi yang melekat pada manusia

    untuk menjadikan pelayanan izin mendirikan bangunan yang dilakukan oleh para

    pegawai di Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Kotamobagu memiliki

    etika birokrasi yang baik dilakukan melalui kesadaran, keahlian dan disiplin.

    Kesadaran manusia akan sesuatu merupakan modal utama bagi

    keberhasilannya. Dalam hal efisiensi ini, kesadaran akan arti dan makna efisiensi

    akan banyak membantu usaha pencapaian efisiensi itu sendiri. Efisiensi

    sesungguhnya berkaitan erat dengan tingkah laku dan sikap hidup seseorang.

    Artinya bahwa tingkah laku dan sikap hidup dapat mengarah pada perbuatan yang

    efisien atau sebaliknya. Dengan adanya kesadaran, seseorang akan terdorong

    untuk membangkitkan semangat atau kehendak untuk melakukan sesuatu yang

    sesuai dengan apa yang disadarinya dalam hal ini yang diamksudakan adalah

    efisiensi.

    Sesuatu pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang yang ahli dibidangnya

    hasilnya akan lebih baik dan cendenrung lebih cepat daripada dikerjakan oleh

    yang bukan ahlinya. Hal ini berarti unsur keahlian yang juga melekat pada

    manusia merupakan bagian yang menjadi sumber efisiensi. Keahlian manusia

    dicapai bila ada pelatihan yang mendukung pekerjaan tersebut. Sehingga apabila

    suatu pekerjaan difasilitasi dengan suatu peralatan, maka peralatan tersebut

    menunjang pencapaian efisiensi kerja. Peralatan disediakan dengan maksud agar

    pekerjaan lebih mudah dikerjakan dan lebih cepat penyelesaiannya. Penyediaan

    peralatan atau fasilitas kerja yang tidak disertai dengan keahlian penggunanya

    malah akan menjadikan sumber biaya yang tidak bermanfaat.

    Kesadaran dan keahlian tidak akan menjamin hasil kerja yang baik dan

    efisien jika tidak disertai dengan unsur disiplin. Oleh karena itu dalam efisiensi

    diperlukan standar yang akan menjadi penunjuk arah sesuai dengan tujuan yang

    ingin dicapai. Sehingga keseluruhan sumber daya berada dalam satu aturan yang

    jelas, tidak menyimpang dari apa yang diharapkan.

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    17

    Menjadikan pelayanan izin mendirikan bangunan mampu mencapai

    efektivitas kerja tidak dapat dipisahkan juga dari yang namanya karakteristik

    organisasi, karakteristik lingkungan, karakteristik pekerja maupu kebijakan dan

    praktek manajemen yang dijakankan oleh Kantor Pelayanan Terpadu satu Pintu

    Kota Kotamobagu. Untuk mencapai tujuan ataupun sasaran organisasi pelayanan,

    yang dalam hal ini sebagai tingkat efektivitas, diperlukan adanya kerjasama dan

    kondisi yang solid di dalam organisasi. Untuk itu hubungan antara pimpinan

    organisasi dan bawahan berada pada kondisi yang kondusif dan harmonis

    sehingga pelaksanaan tugas-tugas secara proporsional dapat terlaksana dengan

    baik.

    Olehnya perbaikan akan etika birokrasi sangat diperlukan oleh Kantor

    Pelayanan Terpadu satu Pintu Kota Kotamobagu untuk menjadikan pelayanan izin

    mendirikan bangunan dalam penerapannya memiliki etika birokrasi yang baik dan

    benar. Hal ini dapat dilakukan dengan penyesuaian pada struktur organisasi baik

    dalam susunan sumber daya manusia, yang meliputi faktor-faktor seperi luasnya

    desentralisasi pengendalian, jumlah spesialisasi pekerjaan, cakupan rumusan

    interaksi antar-pribadi dan cara bagaimana orang-orang akan dikelompokkan

    untuk menyelesaikan pekerjaan. Dalam penggunaan teknologi untuk membantu

    pencapaian kerja.

    Dukungan lingkungan social masyarakat yang sebagian besar berlata

    belakang budaya Mongondow yang dapat membantu pegawai menjalankan

    pekerjaan yang ada serta peran pegawai itu sendiri baik dalam hal pemenuhan

    kebutuhan, kepentingan kepentingan yang mengikuti proses pelayanan yang

    perlu diarahkan pada efektivitas kerja yang menuju pada rasa keterkaitan terhadap

    organisasi dan prestasi kerja individu. Kesemua hal ini perlu didukung oleh

    kebijakan dan praktek manajemen Kantor Pelayanan Terpadu satu Pintu Kota

    Kotamobagu untuk memperhatikan pegawai dalam upaya pencapaian tujuan.

    PENUTUP

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan bahwa Etika birokrasi

    pelayanan izin mendirikan bangunan di Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    18

    Kota Kotamobagu berdasarkan prinsip efektivitas telah memenuhi target atau

    tujuan yang telah ditentukan dilihat pada tercapainya PAD melalui sector

    pengurusan izin mendirikan bangunan. Sementara dari prinsip efisiensi, kualitas

    pelayanan, responsivitas dan akuntabilitas belum sepenuhnya menunjukkan

    penerapan etika birokrasi yang baik dan benar.

    Berdasarkan kesimpulan yang ada maka disarankan beberapa hal sebagai

    rekomendasi perbaikan etika birokrasi pelayanan izin mendirikan bangunan di

    Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Kota Kotamibagu adalah dengan

    melakukan penataan pada jumlah pegawai, penggunaan sarana kantor seperti

    computer, laptop dan kendaraan operasional untuk difungsikan pada

    penyelenggaraan pelayanan. Selain itu sikap dan perilaku pegawai dalam bekerja

    melakukan pekerjaan dengan sadar dan benar sesuai dengan wewenang dan

    tangung jawab pada jabatan yang diemban, menata prosedur pelayanan,

    menyediakan informasi menyangkut persyaratan permohonan serta transparansi

    biaya pengurusan sebagai langkah awal menjadikan pelayanan yang berkualitas.

    Merespon kebutuhan masyarakat dengan sikap professional dan kompetensi yang

    baik melalui pelayanan yang cepat, murah dan tidak menyulitkan serta perlunya

    menumbuhkan tata nilai yang berlangung umum di kalangan masyarakat

    Mongondow yang menunjung tinggi kebersamaan dan saling membantu sebagai

    kerabat mulai dari pimpinan sampai pada staf dalam melakukan pelayanan kepada

    masyarakat.

    DAFTAR PUSTAKA

    Albrow, Martin, 1996, Birokrasi, Alih Bahasa: M. Rusli Karim dan Totok

    Daryanto. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana.

    Burhanudin. M.Salam. 1996. Etika Sosial, Asas Moral Dalam Kehidupan

    Manusia. Jakarta : Rineka Cipta.

    Creswell, John W. 1994. Qualitative Inquiry and Reasearch Disign. Sage.

    California

    Keban. Yeremias. T. 2004. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik : Konsep,

    Teori dan Isu. Jakarta : Gava Media.

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    19

    Pasolong. Harbani. 2008. Teori Administrasi Publik. Bandung : Alvabeta.

    Poedjawijatna. 1996. Etika Filsafat Tingkah laku. Jakarta : Rineka Cipta.

    Tjokrowinoto, Moeljarto, 2001, Birokrasi dalam Polemik, Malang: Pustaka

    Pelajar Amitai .

    Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 24 Tahun 2006 tentang Pedoman

    Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

    Peraturan Daerah Kota Kotamobagu Nomor 06 Tahun 2007 tentang Struktur

    Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    20

    Kajian Sosial Ekonomi Nasabah Bank Sulut Cabang Pembantu Ratahan.

    Oleh :

    Galivio Kaawoan7

    Dr. Very Y. Londa., S.Sos. M.Si8

    Prof. Dr. Drs. John Hein Goni9

    Abstract

    Banking services is expected to improve the economic and social

    development through the intermediation function of banks by providing optimum

    service. Customers collected through mobility and disbursement of public funds

    (credit) has not touched a large part of Southeast Minahasa Regency society,

    especially in the productive sector. The purpose of this study was to determine the

    socio-economic conditions of the Customer's Bank of North Sulawesi Branch

    Ratahan useful for the development of scientific management of development

    resources.

    This study used qualitative methods. The conclusion of this study that the

    social and economic potential held by customers of the Bank of North Sulawesi

    Ratahan Branch can not be separated from the development area the better.

    Strengthening the social economy sector of society is done through program

    savings and time deposits with competitive interest rates, as well as the provision

    of credit / consumer lending, venture capital and the productive sector and micro

    credit done through the precautionary principle. By him diperlukanpemanfaatan

    potential social climate that is safe, productive population, area, availability of

    land and sea potential for more market various products and business strategies

    set by the Bank of North Sulawesi management.

    Keywords : Social, Economic, Customers, Banks.

    PENDAHULUAN

    Kabupaten Minahasa Tenggara dengan luas wilayah 730,62Km2 yang

    terdiri dari 12 kecamatan yang pertumbuhan ekonominya terus meningkat

    tentunya akan dimanfaatkan sebagai target perluasan usaha dan pengembangan

    pelayanan perbankan. Hal ini tampak dengan telah hadirnya beberapa kantor bank

    yang antara lain Bank Sulut KCP Ratahan, BRI Unit Ratahan dan Bank Mandiri.

    Dalam kapasitasnya sebagai bank mitra pembangunan pemerintah, Bank Sulut

    adalah agen pembangunan yang tentunya harus berperan aktif didalam membantu

    7 Pegawai Bank Sulut, Mahasiswa Prog. Studi PSP Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi. 8 Staf Pengajar Pada Prog. Adm Negara Fisip Universitas Sam Ratulangi. 9 Staf Pengajar Pada Prog. Stusi PSP Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi.

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    21

    program pemerintah dalam rangka mensejahtrakan masyarakat melalui

    pengembangan sosial dan ekonomi masyarakat.

    Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan dari pembangunan

    ekonomi. Dalam rangka mencapai masyarakat yang sejahtera dibutuhkan strategi

    pembangunan yang berkelanjutan yang pada hakekatnya berorientasi kepada

    peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan manusia dengan mengikutsertakan

    segala lapisan masyarakat dalam proses pembangunan, disampingi itu

    pembangunan yang bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat

    merupakan suatu proses yang muncul dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk

    dinikmati oleh masyarakat secara berkesinambungan.

    Bank Sulut merupakan institusi keuangan yang bergerak dalam bidang

    jasa perbankan yang saat ini menunjukkan kinerja yang semakin meningkat dari

    tahun ketahun memberikan warna yang positif dalam pengembangan sosial

    ekonomi masyarakat. Dalam kondisi demikian Bank Sulut dituntut untuk sedapat

    mungkin membantu pemerintah dan masyarakat di Kabupaten Minahasa

    Tenggara. Bila dilihat dari potensi sosial ekonomi, masyarakat Kabupaten

    Minahasa Tenggara memiliki potensi sumber daya alam dan tata guna lahan yang

    didominasi oleh sektor pertanian, perkebunan, perikanan, perdayangan yang

    ditunjang oleh sektor pertambangan dan penggalian yang saat ini semakin

    berkembang.

    Berdasarkan data yang dimiliki pada Bank Sulut Kantor Cabang

    Pembantu Ratahan didominasi oleh nasabah dengan status Pegawai Negeri Sipil

    yang dalam posisi 41% diikuti oleh nasabah wiraswasta 28%, petani 17%, nelaian

    10% dan non perorangan 4%. Pada posisi nasabah yang demikian memperlihatkan

    bagaimana peran dunia perbankan khususnya Bank Sulut yang masih didominasi

    oleh nasabah dengan status Pegawai Negeri Sipil. Hal ini menjadi tantangan Bank

    Sulut mengingat keberadaan Kantor Cabang Pembantu Ratahan diharapkan dapat

    meningkatkan pembangunan ekonomi dan sosial masyarakat khususnya

    masyarakat Kabupaten Minahasa Tenggara melalui fungsi intermediasi perbankan

    dengan memberikan pelayanan yang optimal, memperbesar market share baik

    dalam hal mobilitas dana masyarakat maupun dalam bentuk penyaluran dana

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    22

    (kredit) terutama pada sektor produktif baik dalam bentuk kredit mikro, kecil dan

    menengah serta tentunya kredit konsumtif yang merupakan captive market Bank

    Sulut.

    Penelitian ini berupaya untuk mengkajia kondisi sosial ekonomi nasabah

    Bank Sulut Cabang Pembantu Ratahan. Pentingnya memahami kondisi sosial

    ekonomi masyarakat khususnya nasabah Bank Sulut Cabang Pembantu Ratahan

    sebagai upaya mendapatkan gambaran yang nyata tentang peran Bank Sulut

    Cabang Pembantu Ratahan sendiri dalam upaya mendukung Pemerintah dan

    Masyarakat Kabupaten Minahasa Tenggara untuk peningkatan pembangunan

    melalui pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan fasilitas fasilitas perbankan.

    TINJAUAN PUSTAKA

    Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu

    dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Penggunaan pikiran,

    naluri, perasaan, keinginan manusia memberi reaksi dan interaksi dengan

    lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang

    berkesinambungan dalam suatu masyarakat. Menurut Shadily dalam Dewi

    Kurniasi (2011), masyarakat adalah suatu kesatuan yang selalu berubah, yang

    hidup karena proses masyarakat yang menyebabkan perubahan itu.

    Dalam kaitan dengan perbankan, kelompok masyarakat yang

    mengikatkan diri melalui aktivitas perbankan disebut dengan istilah nasabah.

    Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1998 tentang

    Perubahan Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, yang dimaksud

    dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

    bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

    dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

    banyak. Lebih lanjut Stuart mengatakan bahwa bank adalah suatu badan yang

    bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayaran

    sendiri, dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan

    mengedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral (Simorangkir; 2000).

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    23

    Dalam kiatan ini pendapatan masyarakat menurut Rosyidi (2006 : 100-

    101) adalah arus uang yang mengalir dari pihak dunia usaha kepada masyarakat

    dalam bentuk upah dan gaji, bunga, sewa dan laba. Untuk memenuhi kebutuhan

    hidupnya, manusia terkadang harus meminta bantuan kepada individu-individu

    lain yang sama-sama hidup dalam satu kelompok. Dalam hubungan ini, Haviland

    (1988:56) menyatakan bahwa adanya ketergantungan pada hidup berkelompok ini

    adalah agar manusia dapat bertahan hidup sekaligus merupakan karakteristik dasar

    manusia sebagai makhluk sosial yaitu senantiasa ingin hidup berkelompok dan

    membentuk masyarakatnya sendiri.

    Menurut Rosyidi (2006 : 111) pendapatan perseorangan (personal

    income) terdiri atas sewa upah dan gaji, bunga, laba perusahaan bukan perseroan,

    dividen dan pembayaran transfer. Kondisi social ekonomi masyarkat banyak

    berkaitan dengan Status sosial masyarakat itu sendiri. Pola dan perilaku ekonomi

    maupun tingkat pergaulan dan peradapan masyarakat menjadi cerminan

    keberadaan sosial ekonomi masyarakat dewasa ini. Dalam perekonomian

    sederhana dimana hanya terdapat dua orang dan dua jenis barang yakni barang

    mewah dan barang kebutuhan pokok. Seperti diketahui bahwa individu dan

    keluarga yang berpendapatan rendah akan membelanjakan bagian terbesar dari

    penghasilannya untuk kebutuhan pokok seperti kebutuhan pangan, kebutuhan

    sandang, kebutuhan papan sederhana. Dilain pihak individu atau keluarga yang

    relatif kaya akan membelanjakan sebagian kecil saja dari pendapatannya untuk

    barang kebutuhan pokok dan sebagian besarnya digunakan untuk barang barang

    mewah.

    Warman dalam Jurnal Kinerja Volume 9 No 2 Nopember 2012 bahwa

    problem sosial ekonomi masyarakar banyak berkaitan dengan rendahnya tingkat

    pendidikan, tingginya jumlah tanggungan keluarga, keterlibatan masyarakat dalam

    kelompok social dan proses capacity building. Parameter perekonomian lokal

    dan regional meliputi kesempatan kerja dan berusaha, jenis dan jumlah aktivitas

    ekonomi non formal, fasilitas umum dan fasilitas sosial serta aksesbilitas wilayah.

    sementara itu dengan didasarkan pada konsep teori yang dikemukakan oleh John

    Maynard Keynes atau yang lebih dikenal dengan sebutan Keynes yang

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    24

    mengemukakan teori tentang konsumsi yang lebih dikenal dengan Keynesian

    Consumption Model Backrawi Sanusi (2004) mengemukakan tingkat ekonomi

    masyarakat banyak berkaitan dengan kondisi ekonomi rumah tangga yang dapat

    dilihat dari factor pendapatan, kekayaan dan tangungan anggota keluarga.

    Sementara dari factor social berkaitan dengan kebiasaan adat social budaya dan

    gaya hidup.

    METODE PENELITIAN

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif

    Moleong (2006). Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ialah data

    primer dan data sekunder. Data dikumpulkan melalui wawancara kepada informan

    pegawai Bank Sulut Cabang Pembantu Ratahan ditambah dan nasabah aktif baik

    yang berprofesi sebagai pegawai negeri, pedagang/wiraswasra, petani dan nelayan

    maupun nasabah non perorangan serta melakukan pengamatan dan dokumen

    terkait. Data yang dikumpulkan dianalisis berdasarkan tahapan reduksi data,

    penyajian data, dan penarikan kesimpulan / verifikasi.

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Bank Sulut Cabang Pembantu Ratahan dengan nasabah yang didominasi

    oleh Pegawai Negeri Sipil berjumlah 41%, Wiraswasta 28%, Petani 17%, Nelaian

    10% dan badan usaha / non perorangan 4% berupaya untuk membantu Pemerintah

    dan Masyarakat di Kabupaten Minahasa Tenggara pada peningkatan ekonomi dan

    social masyarakat. Memperhatikan kondisi social ekonomi Kabupaten Minahasa

    Tenggara sebagaimana data diatas, Bank Sulut Cabang Pembantu Ratahan sampai

    dengan tahun 2013 berdasarkan rencana anggaran bisnis mengoperasionalkan

    asset dengan total Rp. 354.525.459.619,33,- dengan besaran pinjaman outstanding

    Rp. 531.029.661.812,08,-. Dengan besaran dana yang ada ini, Bank Sulut Cabang

    Pembantu Ratahan melalui mekanisme yang sudah ada mempergunakan dana

    yang terhimpun melalui pengelolaan dan disalurkan ke dalam aktiva produktif

    yang menghasilkan seperti kredit modal usaha (KMU) baik mikro maupun kecil

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    25

    serta kredit investasi serta kredit konsumtif yang merupakan captive market Bank

    Sulut.

    Penguatan sector social ekonomi masyarakat Kabupaten Minahasa

    Tenggara melalui program Bank Sulut Cabang Pembantu Ratahan didukung oleh

    adanya produk tabungan maupun deposito berjangka dengan tingkat bunga yang

    kompetitif dengan sasaran utama adalah pengusaha pemilik toko, pedagang kecil

    di pasar, para Pegawai Negeri Sipil yang berada di pusat kota Ratahan serta

    kalangan pelajar SLTP dan SLTA dengan mengsinkronkan program beasiswa

    bagi pelajar yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara.

    Program lainnya yang dilakukan oleh Bank Sulut berkaitan dengan

    Pegawai Negeri Sipil adalah melalui produk Tabunganku yang merupakan

    tabungan Pegawai Negeri Sipil dimana penarikannya dapat menggunakan Kartu

    Pegawai Elektronik (KPE) yang merupakan hasil kerja sama Ban Sulut dengan

    Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia).

    Sementara itu untuk core bisnis Bank Sulut yakni kredit / pinjaman

    konsumtif (KPPT) kredit modal usaha (KMU) untuk Pegawai Negeri Sipil serta

    sector kredit produktif bagi para pengusaha kecil, menengah mauoun mikro

    dilakukan melalui prinsip kehati-hatian (prudent) dalam upaya meminimalisir

    resiko kemacetan yang tetlah banyak menerpa dunia perbankan dewasa ini.

    Nasabah Bank Sulut Cabang Pembantu Ratahan adalah juga penduduk

    Kabupaten Minahasa Tenggara yang didominasi oleh penduduk yang beretnis

    Minahasa dengan sub suku Tonsawang. Akan tetapi pola perilaku kehidupan

    masyarakat tidak jauh berbeda dengan masyarakat Minahasa pada umumnya.

    Sementara untuk masyarakat yang bermukim di sekitar wilayah Kecamatan

    Belang telah bercampur dengan etnis Jawa, Makasar, Gorontalo dan Ternate.

    Berkaitan dengan kebiasaan menyelenggarakan acara, music bambu

    kolintang dan clarinet masih menjadi media social masyarakat dalam setiap

    perayaan acara desa ataupun gereja. Sementara itu dalam hal gaya hidup nasabah

    juga turut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kondisi social masyarakat.

    Dimana perkembangan Kabupaten Ratahan dari aspek Pemerintahan dan

    Pembangunan juga menjadikan berkembangnya gaya hidup masyarakat. Upaya

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    26

    pemenuhan akan kebutuhan bukan hanya pada kebutuhan primer saja akan tetapi

    juga pada kebutuhan tersier dengan menyesuaikan pada perkembangan seperti

    pemenuhan kebutuhan rumah tangga seperti sofa yang mahal, alat alat

    elektronik (TV, HP, AC) maupun kebutuhan rumah tanggal lainnya dan bahwa

    gaya dan cara berpakaian dan berpenampilan merupakan aspek yang juga

    diperhatikan oleh nasabah dewasa ini.

    Menjadi suatu modal yang positif dari nasabah dimana sekalipun diakui

    apalagi pada saat kondisi terjadi peningkatan pola konsumsi akan tetapi dalam

    kaitannya dengan terjadinya pengeluaran apalagi bila tidak didukung dengan

    keuangan yang cukup tindak membuat mereka berperilaku konsumtif. Pemehuhan

    kebutuhan akibat dari perkembangan atau penyesuaian gaya hidup tidak menjadi

    bagian dalam kaitannya dengan tingkat konsumsi masyarakat.

    Penguatan dalam memahami pola dan gaya hidup nasabah tidak terlepas

    dari keberadaan masyarakat Minahasa Pada umumnya. Kebreadaan ini dapat

    ditelurusi dari struktur social masyarakat. Masyarakat yang dalam struktur social

    semisal orang terpandang, pegawai negeri dengan sendirinya pola dan gaya

    hidupnya juga tersesuaikan dengan keberadaan pegawai negeri pada umumnya.

    Memahami struktur sosial dapat dilakukan dengan cara memahami melalui sistem

    kekerabatan dan stratifikasi sosial dari masyarakat itu seperti halnya dalam

    pembentukan kelompok rukun, arisan dan lainnya.

    Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia terkadang harus

    meminta bantuan kepada individu-individu lain yang sama-sama hidup dalam satu

    kelompok. Keberadaan kelompok sosial pada hakekatnya tidak terletak pada jarak

    fisik semata, melainkan pada kesadaran untuk berinteraksi. Ini berarti, keberadaan

    suatu kelompok sosial tidak ditentukan oleh jarak fisik anggota kelompok

    melainkan kumpulan orang-orang tersebut saling berinteraksi, memiliki kesadaran

    bersama akan keanggotaan dan adanya pihak lain yang mendefinisikan mereka

    sebagai anggota kelompok.

    Dalam masyarakat Minahasa, termasuk masyarakat di Kabupaten

    Minahasa Tenggara yang didalamnya para nasabah Bank Sulut Cabang Pembantu

    Ratahan berada status sosial bukanlah sesuatu yang harus di hormati atau

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    27

    dijunjung tinggi. Artinya cara orang Minahasa menggangap status seseorang

    tinggi apabila orang tersebut mampu beradaptasi secara langsung dengan semua

    lapisan masyarakat dan memiliki jiwa sosial. Dan mereka mengimplementasikan

    rasa hormat sebagai contoh memilih/menjadikan orang yang di anggap ini

    menjadi tokoh masyarakat, aparat desa atau ketua organisasi agama, partai politik,

    organisasi sosial dan sebagainya.

    Sementara itu kondisi ekonomi nasabah Bank Sulut Cabang Pembantu

    Ratahan berdasarkan data yang diperoleh didominasi oleh nasabah yang berstarus

    sebagai pegawai negeri sipil daerah Kabupaten Minahasa Tenggara. Hal ini sesuai

    dengan keberadaan Bank Sulut sebagai bank pembangunan daerah yang

    kepemilikan sahamnya di dominasi oleh pemerintah daerah. Sehingga melalui

    program dan strategi bisnisnya diarahkan pada pemerintah dan pegawai, sekalipun

    harus diakui bahwa untuk masyarakat usahawan juga merupakan bidikan sasaran

    pengembangan bisnis.

    Memahami kondisi ekonomi nasabah selain dari penghasilan dan

    kepemilikan juga berkaitan erat dengan tanggungan keluarga dan besaran biaya

    yang dikeluarkan oleh keluarga setiap bulan. Berbicara tanggungan maka akan

    berkaitan dengan jumlah anggota keluarga, keberadaan anggota keluarga, aktivitas

    suami/istri, aktivitas anak menyangkut tungkatan pendidikan.

    Sebuah keadaan yang menjadikan kondisi ekonomi nasabah baik dan

    perkembang oleh karena aktivitas perekonomian dalam mendapatkan sumber

    penghasilan dan pendapat tidak berasal dari satu sumber saja. Keberadaan wilayah

    Kabupaten Minahasa Tenggara merupakan satu potensi yang mendikan nasabah

    memiliki banyak sumber penghasilan guna menunjang keberlangsungan

    kehidupan dan pembiayaan kebutuhan hidup.

    Potensi ekonomi Kabupaten Minahasa Tenggara didominasi oleh sector

    pertanian, perikanan dan perkebunan yang juga ditopang oleh sector jasa.

    Pengembangan sector yang membentuk potensi perekonomian daerah juga

    dilakukan oleh para nasabah yang ada di Bank Sulut Cabang Pembantu Ratahan.

    Keberadaan nasabah yang bukan hanya berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil

    akan tetapi juga memiliki kepemilikian lahan, usaha maupun ditopang oleh

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    28

    pasangan hidup mereka apakah suami ataupun istri. Dukungan yang potensial ini

    membuat struktur ekonomi masyarakat cepat berkembang.

    PENUTUP

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian ini

    menyimpulkan bahwa kondisi sosial nasabah Bank Sulut Cabang Pembantu

    Ratahan dari aspek kebiasaan yang dijalankan oleh masyarakat etnis Minahasa

    pada umumnya dalam hal hubungan kekerabatan, tolong menolong, membuat

    acara syukuran maupun dalam pengelolaan usaha dan aspek gaya hidup menjadi

    berkembang seiring dengan perkembangan yang terjadi di masyarakat dalam

    penggunaan barang barang baru seperti barang elektronik, kebutuhan rumah

    tangga sampai dengan cara berpakaian.

    Sementara itu kondisi ekonomi nasabah Bank Sulut Cabang Pembantu

    Ratahan dari aspek pendapatan didominasi oleh nasabah yang berprofesi sebagai

    Pegawai Negeri Sipil melalui gaji. Akan tetapi ada juga yang berprofesi petani,

    wiraswasta maupun nelayan. Usaha yang dikelolah menghasilkan pendapatan

    yang sebanding dengan modal dan kepemilikian. Adapun besaran pengeluaran

    tergandung kebutuhan dan jumlah anggota keluarga yang ada.

    Berkaitan dengan potensi social ekonomi yang dimiliki nasabah maka

    disanakan agar kebiasaan kehidupan sosial masyarakat dalam hal melaksanakan

    acara syukuran perlu disesuaikan dengan pendapatan dan kepemilikian.

    Pemenuhan gaya hidup masyarakat perlu menyesuaiakan dengan adat dan tradisi

    yang selama ini dijalani oleh masyarakat.

    Potensi ekonomi nasabah petani perlu dikembangkan mengingat bahwa

    sebagain besar masyarakat di Kabupaten Minahasa Tenggara berprofesi sebagai

    petani. Perlunya dikembangkan sector pertanian, pekebunan, perikanan dengan

    ditopang oleh sector jasa dalam peningkatan sector ekonomi nasabah melalui

    pengembangan program dan produk perbankan. Bank Sulut Cabang Pembantu

    Ratahan perlu memanfaatkan potensi iklim social masyarakat yang aman untuk

    lebih memasarkan berbagai produk dan strategi bisnis yang ditetapkan oleh

    manajemen Bank Sulut. Kondisi penduduk, luas wilayah, ketersediaan lahan dan

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    29

    laut dan kehidupan social kemasyarakatan yang kondusif menajdi peluang pasar

    yang baik bagi perbankan untuk memasarkan produk-produknya di Kabupaten

    Minahasa Tenggara.

    DAFTAR PUSTAKA

    Dewi K.. 2011. Adaptasi Masyarakat Kota Cimaho Dalam Implementasi

    Kebijakan E-Government. (Studi Pada Pengajuan Izin

    Mendirikan Bangunan). Bandung. PPs Unpad.

    Haviland, W.A. 1993. Antropologi Jilid 1 & 2. Jakarta: Erlangga.

    Moleong, Lexi J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif, Rosdakarya, Jakarta

    Rosyidi, S, 2006. Pengantar Teori Ekonomi : Pendekatan Kepada Teori Ekonomi

    Mikro dan Makro. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

    Sanusi B., 2004, Pengantar Ekonomi Pembangunan, Jakarta, Rineka Cipta.

    Simorangkir, O.P, 2000, Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Nonbank,

    Ghalia Indonesia, Jakarta.

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    30

    Kajian Produktivitas Kerja Kelompok Tani Bunga Potong

    Di Kelurahan Kakaskasen I dan Kakaskases II Kecamatan Tomohon Utara

    Kota Tomohon

    Oleh :

    Meitty Wongkar10

    Prof. Dr. Ir. Lucia C. Mandey, M.S11

    .

    Dr. Drs. Riane Y. Pioh, M.Si12

    .

    Abstract

    Cut flower farming is already a commercial venture though it is not

    managed efficiently and intensively, especially the still small scale. Production

    that can be generated by a cut flower farmer groups in the provision of stock or

    the sale of many related to crop yields and market demand. This study was to

    reveal and analyze the productivity of labor in the cut flower farmer groups

    Kakaskasen Village I and II Kakaskasen North Tomohon Tomohon sub district as

    an effort to develop the science of human resource management resource

    management in particular.

    By using qualitative research methods , this mpenelitian results show the

    effectiveness of the productivity of the farmer groups through group work cut

    flower farm in understanding clearly the goals and objectives in a flexible manner

    to establish procedures for the achievement of common goals is not followed by

    the establishment of a program to incorporate the results in the production of a

    place for sale to both the buyer and the entrepreneurial community. The efficiency

    of a cut flower farmer groups showed that the use of resources, finance,

    equipment in production is good but in terms of marketing are still lacking.

    Keywords : Labor Productivity, Efficiency, Effectiveness, farmer groups.

    PENDAHULUAN

    Bunga potong merupakan salah satu kegiatan pertanian yang diusahakan

    petani dalam sektor pertanian. Usaha- usaha produksi bunga potong sekarang ini

    masih kurang mendapat perhatian dari berbagai pihak, mengingat konsumen

    bunga potong masih terbatas. Hal ini disebabkan sifat bunga potong yang

    mudah rusak dan tidak dapat bertahan lama dan dapat mengurangi nilai ekonomis

    bunga tersebut.

    10 Mahasiswa Prog. Studi PSP Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi. 11 Staf Pengajar Pada Prog. Stusi PSP Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi. 12 Staf Pengajar Pada Prog. Stusi PSP Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi.

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    31

    Usaha tani bunga potong sudah merupakan usaha komersial walaupun

    belum dikelola secara efisien dan intensif, terutama yang masih berskala kecil.

    Bunga potong diusahakan baik dengan sistem naungan dengan teknologi yang

    agak maju, maupun tanpa naungan dengan teknologi tradisional terutama untuk

    memenuhi pasar lokal. Masing-masing sistem mempunyai kelebihan dan

    kekurangan, tetapi keduanya menghadapi permasalahan efisiensi, terutama

    tingginya biaya pestisida (sistem naungan), rendahnya kualitas bunga (tanpa

    naungan), tingginya biaya tenaga kerja perawatan (dengan dan tanpa naungan),

    dan tingginya biaya pemasaran untuk hasil panen.

    Tomohon yang dulunya dikenal dengan sebutan kota sayur kini telah

    menjadi kota bunga seiring dengan banyaknya aktivitas usaha pertanian tanaman

    bunga dan dengan dilaksanakannya even akbar yang berskala international

    dengan hajatan yang diberi nama Tomohon International Flower Festival (TIFF)

    adalah mimpi besar Tomohon untuk menunjukkan kekayaan bunga daerah

    mereka. Tahun 2012 adalah kali ketiga pemerintah dan masyarakat Kota

    Tomohon menggelar acara ini. Bukan cuma menarik perhatian warga sekitar,

    hajatan pesta bunga ini juga menggandeng negara-negara sahabat.

    Keberadaan bunga potong di Kota Tomohon sangat berkaitan erat dengan

    kondisi cuaca dan letak geografis daerah. Bunga potong atau florikultura

    merupakan tanaman khas daerah tropis atau daerah dataran tinggi. Ada beberapa

    jenis bunga potong yang di produksi dan di pasarkan di Indonesia termasuk di

    Kota Tomohon yang dapat dilihat pada kelompok kelompok tani yang ada di

    pinggiran jalan Kota Tomohon yang antara lain : mawar, anyelir, gladiol, krisan,

    antherium, aster, hebras, sedap malam, anggrek, lily, alstromeria, dan molucella.

    Bunga potong pada umumnya dibudidayakan di daerah dataran tinggi yang

    berudara sejuk tapi dapat di pasarkan di daerah dataran rendah yang berudara

    panas.

    Dari 25 jenis produksi bunga di Kota Tomohon, produksi tanaman hias

    bunga potong mengalami penurunan yang terlihat di mana pada tahun 2010

    mencapai 3.249.405 tangkai, sedangkan di tahun 2011 hanya 1.245.177 (

    Database Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian tahun 2012 Dinas Pertanian

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    32

    dan Peternakan Sula wesi Utara ). Adapun kelompok tani Bunga Potong yang ada

    di Kelurahan Kakaskasen I dan Kakaskasen II sebanyak 14 kelompok tani bunga

    potong.

    Produksi yang dapat dihasilkan oleh kelompok tani bunga potong dalam

    hal penyediaan stok maupun penjualan banyak berkaitan dengan hasil tanam dan

    permintaan pasaran. Permasalahan kondisi alam yang berada di sekitaran Gunung

    Lokon menjadi kendala yang dihadapi oleh kelompok tani dalam hal produksi.

    Sementara proses pemasaran berkaitan dengan permintaan pasaran erat kaitannya

    dengan berbagai kegiatan ataupun peristiwa. Bunga potong yang biasanya di jual

    Rp. 3.000,- per tangkai untuk kondiri saat ini menjadi ramai penjualan jika ada

    iven iven tertentu maupun pada hari sabtu dan minggu. Pembeli pun yang

    datang membeli bunga potong lebih di dominasi oleh masyarakat sekitar Kota

    Tomohan dan Kota Manado.

    Fenomena permasalahan yang dalam kaitannya dengan produktivitas

    kerja kelompok tani bunga potong sebagaimana pengamatan awal menunjukkan

    pada empat hal besar yaitu permasalahan modal usaha, kondisi lingkungan,

    pelatihan dan pengembangan kemampuan kelompok tani baik dalam produksi

    maupun pemasaran serta manajemen pengelolaan keuangan. Mencermati kondisi

    permasalahan diatas, maka untuk terarahnya penelitian ini, maka topik penelitian

    dibatasi pada kajian produktivitas kerja kelompok tani bunga potong di Kelurahan

    Kakaskasen I dan Kakaskasen II Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon.

    TINJAUAN PUSTAKA

    Bernardin and Russell, 1993:518) mengungkapkan sebagai berikut:

    Generally, productivity refers to a ratio of output to input. Inputs may include

    labor hours or costs, production cost, and equipment costs. Output may consists

    of sales earnings, and market share. Dalam kaitannya dengan efisiensi dan

    efektivitas, Putti (1986:10), menyimpulkan bahwa produktivitas adalah seberapa

    baik berbagai sumber daya itu kita olah bersama dan kita gunakan untuk mencapai

    suatu tingkat hasil ataupun sasaran yang spesifik.

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    33

    Pemikiran tentang produktivitas lebih menekankan kepada aspek

    manusiawi dalam sistem produksi. Penjabaran dari pemikiran ini dapat dilakukan

    melalui pendekatan koordinasi di dalam bentuk kultur kerja produktif dengan

    motto "bekerjasama" dan "sama-sama bekerja" berdasarkan hukum yang sesuai

    dengan pola budaya yang berlaku. Bertolak dari pemikiran itu, kemudian muncul

    falsafah dari produktivitas dengan pendekatan perilaku sumber daya manusia yang

    mengacu kepada motivasi terhadap mutu kehidupan masa depan yang lebih baik.

    Pandangan ini kemudian berkembang menjadi konsep produktivitas yang

    berdasarkan pada pendekatan ekonomi dan bisnis, pendekatan teknologi industri,

    dan pendekatan sumber daya manusia (Mauled, 1993:11).

    Produktivitas kerja dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Secara umum

    produktivitas organisasi dipengaruhi oleh manusia, modal, metode (proses),

    produksi, umpan balik, lingkungan internal organisasi,dan lingkungan eksternal (

    baik lokal, regional, nasional, maupun internasional). Sedangkan Bernardin and

    Russell (1993:518) menyebutkan pengetahuan, keterampilan, abilitas, sikap dan

    perilaku seseorang sebagai faktor yang berpengaruh signifikan terhadap

    produktivitas kerja.

    Sementara itu pada dasarnya pengertian kelompok tani tidak bisa

    dilepaskan dari pengertian kelompok itu sendiri. Menurut Sherif dan Sherif

    (Catrwright dan Zander, 1968) kelompok adalah suatu unit sosial yang terdiri dari

    sejumlah individu yang satu dengan individu lainnya, mempunyai hubungan

    saling tergantung sesuai dengan status dan perannya, mempunyai norma yang

    mengatur tingkah laku anggota kelompok itu.

    Kelompok tani sebagai wadah organisasi dan bekerja sama antar anggota

    mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat tani, sebab

    segala kegiatan dan permasalahan dalam berusaha tani dilaksanakan oleh

    kelompok secara bersamaan. Melihat potensi tersebut, maka kelompok tani perlu

    dibina dan diberdayakan lebih lanjut agar dapat berkembang secara optimal

    (Mardikanto, 1996). Kelompok tani secara tidak langsung dapat dipergunakan

    sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan produktivitas usaha tani melalui

    pengelolaan usaha tani secara bersamaan.Kelompok tani juga digunakan sebagai

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    34

    media belajar organisasi dan kerjasama antar petani. Dengan adanya kelompok

    tani, para petani dapat bersama - sama memecahkan permasalahan yang antara

    lain berupa pemenuhan sarana produksi pertanian, teknis produksi dan pemasaran

    hasil.

    METODE PENELITIAN

    Adapun yang merupakan objek dalam penelitian ini produktivitas kerja

    kelompok tani bunga potong di Kelurahan Kakaskasen I dan Kakaskasen II

    Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon. Didalam penelitian ini peneliti

    menggunakan desain penelitian kualitatif (Moleong, 2003:103). Informan yang

    diwawancarai adalah merupakan personil yang ada di empat belas kelompok tani

    bunga potong di Kelurahan Kakaskasen I dan Kakaskasen II ditambah dengan

    unsure pemerintah kelurahan dan Dinas Pertanian. Data yang diperoleh dari

    lapangan dilakukan analisis dengan berpedoman pada konsep dari Miles &

    Huberman (1992) : 16) melalui tahap-tahap berikut kategorisasi dan mereduksi

    data, Data yang dikelompokkan selanjutnya disusun dalam bentuk narasi-narasi,

    sehingga data berbentuk rangkaian informasi yang bermakna sesuai dengan

    masalah penelitian, melakukan interpretasi pada data, Pengambilan kesimpulan

    berdasarkan susunan narasi yang telah disusun pada tahap ketiga, sehingga dapat

    memberi jawaban atas masalah penelitian. Dan melakukan verifikasi hasil analisis

    data dengan informan, yang didasarkan pada kesimpulan tahap keempat.

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Kelompok tani bunga potong yang ada di Kelurahan Kakaskasen I dan

    Kakaskasen II berjumlah 14 kelompok tani akan tetapi yang dinyatakan masih

    aktif berjumlah 12 kelompok. Kelompok tani yang berada di Kelurahan

    Kakaskasen I yaitu kelompok tani Berkat Taniku, Manimpayo, Mawar (tidak

    aktif). Sementatra yang berada di Kelurahan Kakaskasen II yaitu Gladiol,

    Sangkor, Maesaan (tidak aktif), Taingkere, Amarilis, Leli Paris, Aster, Phayus,

    Sahabat Tani, Krekreli. Kelompok tani yang berada di kedua kelurahan ini

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    35

    didirikan oleh masyarakat antara 2 sampai dengan 12 tahun dengan rata rata 8

    sampai dengan 12 orang anggota.

    Penelitian ini, menjadikan efisiensi dan efektivitas sebagai dimensi

    produktivitas yang dikemukakan oleh Washinis dalam Saksano (1995:112)

    menyatakan bahwa Produktifitas mengandung dua konsep utama, yaitu efisiensi

    dan efektivitas. Efisiensi mengukur tingkat sumber daya, baik manusia, keuangan,

    maupun alam sedangkan efektivitas mengukur hasil dan mutu pelayanan yang

    dicapai. Pembahasan atas produktivitas kelompok tani bungan potong di

    Kelurahan Kakaskasen I dan Kakaskasen II dikaji melalui dua dimensi yaitu

    dimensi efisiensi dan dimensi efektivitas sebagaimana pemikiran yang

    dikemukakan oleh Sedarmayanti (2001 : 58) bahwa penertian produktivitas

    memiliki dua dimensi yaitu dimensi efektivitas dan dimensi efisiensi. Dimensi

    efektivitas berkaitan dengan pencapaian hasil kerja yang maksimal yang dalam

    artian pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu.

    Sedangkan dimensi efisiensi berkaitan dengan upaya membandingkan masukan

    yang diperoleh dengan realisasi penggunaan atau penyelesaian pekerjaan.

    Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara yang dilakukan bahwa

    ada dua alasan utama yang menjadikan kelompok masyarakat yang tergabung

    dalam 12 kelompot tani mendirikan kelompok tani bungah potong yaitu

    termotivasi dengan visi dan misi kota Tomohon untuk menjadi kota bunga dan

    memudahkan dalam informasi bagi pengembangan usaha bunga potong. Dua

    alasan ini menjadi dasar pagi masyarakat sehingga mau bergabung membantuk

    kelompok tani. Sekalipun harus diakui dari wawancara yang dilakukan terlihat

    jelas bahwa masyarakat anggota kelompok tani memiliki pengetahuan yang

    sangat baik dalam hal pengelolaan bunga potong mulai dari penanaman,

    pemeliharaan sampai pada panen dan menjualan.

    Wawancara yang dilakukan kepada sejumlah informan baik dari unsure

    ketua kelompok tani maupun dari unsure anggota diperoleh data bahwa

    pembagian kerja dalam kelompok tani didasarkan pada pembagian kerja sesuai

    dengan rencana kerja yang sudah di sepakati ( ada bagian yang dikerjakan oleh

    kelompok ada yang memakai jasa pekerja, ada yang bertugas di bagian

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

    36

    pengolahan, ada yang bertugas dibagian perawatan, ada yang bertugas di bagian

    Produksi dan pasca panen ada yang bertugas distribusi dan membersihkan

    lahan.

    Pembagian kerja yang jelas menjadikan kelompok tani lebih mudah

    mencapai target yang ditentukan sebelumnya. Oleh karenanya sebagaimana

    yang dikemuakkan oleh Soewartoyo dan Lumbantoruan, (1992) dapat dikatakan

    bahwa sebuah kelompok tani dinilai efektif, bila kelompok itu memiliki

    karakteristik berikut yang antara lain : memahami dengan jelas tujuan sasarannya;

    mampu menetapkan prosedur secara luwes demi tercapainya sasaran bersama;

    komunikasi lancar serta adanya pengertian di antara anggotanya; Tegas dalam

    pengambilan keputusan dengan melibatkan seluruh anggota dan keseimbangan

    produktivitas kelompok dan kepuasan individu terjaga.

    Menyikapi karakteristik keefektifan kelompok tani diatas, dapat

    dijelaskan bahwa kelompok tani bungah potong baik yang ada di Kelurahan

    Kakaskasen I dan Kelurahan Kakaskasen II telah memahami dengan jelas tujuan

    sasarannya dari kelompok tani yang mereka bentuk yaitu termotivasi dengan visi

    dan misi kota Tomohon untuk menjadi kota bunga dan memudahkan para

    anggota kelompokm dalam mendapatkan informasi guna pengembangan usaha

    bunga potong. Sebab semua anggota yang tergabung dalam kelompok tani

    tersebut memiliki lahan yang mereka kelolah yang ditanami bunga potong.

    Termotivasinya para masyarakat yang ada di Kelurahan Kakaskasen I

    dan Kelurahan Kakaskasen II untuk menggabungkan diri dalam kelompok tani

    bungah potong juga berkaitan dengan permintaan pasar akan bungah potong yang

    sangat tinggi dan menjanjikan. Dengan banyaknya bunga potong yang

    dihasilkan maka dengan sendirinya juga menjadikan penghasilan anggota

    kelompok tani menjadi bertabah.

    Data menunjukkan bahwa informan yang diwawancarai baik unsure

    pimpinan kelompok tani maupun anggota telah menjalankan aktivitas sebagai

    petani bungah potong dari 2 tahun sampai dengan 20 tahun. Data ini menunjukkan

    bahwa masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani bunga potong telah

    cukup lama mengguluti usaha bunga potong. Akan tetapi dari berjalannya waktu

  • Society ISSN : 2337 - 4004 Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi VIII (Maret April 2014) Program Pascasarjana Un