kasus canal love di amerika serikat

9
 1 KASUS CANAL LOVE DI AMERIKA SERIKAT Mungkin baru sebagian kecil masyarakat Indonesia yang mengetahui tentang cerita pilu dibalik bencana Love Canal, salah satu bencana lingkungan terbesar di Amerika Serikat, atau mungkin di dunia. Dengan dibangunnya pembangkit listrik tenaga air di Niagara Falls pada tahun 1890, maka industri menjadi berkembang pesat di daerah tersebut. William T. Love pada tahun 1892 merencanakan membuat sebuah kanal yang akan dapat menghubungkan bagian hulu dan hilir sungai Niagara, sepanjang sekitar 7 mil. Direncanakan bahwa di sekitar kanal tersebut akan dibangun kawasan industri dan  pemukiman untuk memanfaatkan tenaga listrik yang ada. Pembangunan dimulai tahun 1893. Namun pembangunan kanal tersebut tidak dilanjutkan, dan menyisakan dua bagian yang tidak terhubungkan, masing-masing sepanjang seperempat mil. Kanal ini gagal diluncurkan sebagai salah satu monumen di kota yang direncanakan menjadi model kota sempurna. Konflik pemerintahan ditambah teknologi kelistrikan yang minim pada saat itu membuat kanal ini akhirnya tidak dapat beroperasi dan menjadi seonggok lahan kosong dengan luas 24.000 m2 bekedalaman hingga 40 meter.  Niagara Falls menjadi pusat industri, khususnya industri kimia. Produk kimia yang dihasilkan antara lain adalah natrium hidroksida, yang merupakan  produk elektrolisa natrium khlorida. Elektrolisa ini juga menghasilkan produk samping (by-product) yang tidak diinginkan yaitu khlor, yang terproduksi dalam  jumlah besar. Pengembangan penelitian menghasilkan alternatif pemanfaatan  produk samping ini menjadi bahan organik berkhlor seperti plastik, pestisida dan hasil industri antara lainnya. Pada saat itu fihak pemerintah dan industri belum mengetahui akibat samping dari produk ini. Belum seorangpun yang menyadari  bahwa keuntungan dari pestisida seperti DDT, endrin atau dari bahan organik  berklor lainnya seperti pelarut berkhlor akan mendatangkan masalah bagi lingkungan di kemudian hari. Pada tahun 1930-an, Hooker Chemical and Plastic Corporation yang memproduksi bahan kimia di daerah tersebut mulai mengurug limbahnya pada

Upload: faisal-razak-asahan

Post on 15-Oct-2015

131 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

mbnbjb

TRANSCRIPT

KASUS CANAL LOVE DI AMERIKA SERIKAT

Mungkin baru sebagian kecil masyarakat Indonesia yang mengetahui tentang cerita pilu dibalik bencana Love Canal, salah satu bencana lingkungan terbesar di Amerika Serikat, atau mungkin di dunia. Dengan dibangunnya pembangkit listrik tenaga air di Niagara Falls pada tahun 1890, maka industri menjadi berkembang pesat di daerah tersebut. William T. Love pada tahun 1892 merencanakan membuat sebuah kanal yang akan dapat menghubungkan bagian hulu dan hilir sungai Niagara, sepanjang sekitar 7 mil. Direncanakan bahwa di sekitar kanal tersebut akan dibangun kawasan industri dan pemukiman untuk memanfaatkan tenaga listrik yang ada. Pembangunan dimulai tahun 1893. Namun pembangunan kanal tersebut tidak dilanjutkan, dan menyisakan dua bagian yang tidak terhubungkan, masing-masing sepanjang seperempat mil. Kanal ini gagal diluncurkan sebagai salah satu monumen di kota yang direncanakan menjadi model kota sempurna. Konflik pemerintahan ditambah teknologi kelistrikan yang minim pada saat itu membuat kanal ini akhirnya tidak dapat beroperasi dan menjadi seonggok lahan kosong dengan luas 24.000 m2 bekedalaman hingga 40 meter.Niagara Falls menjadi pusat industri, khususnya industri kimia. Produk kimia yang dihasilkan antara lain adalah natrium hidroksida, yang merupakan produk elektrolisa natrium khlorida. Elektrolisa ini juga menghasilkan produk samping (by-product) yang tidak diinginkan yaitu khlor, yang terproduksi dalam jumlah besar. Pengembangan penelitian menghasilkan alternatif pemanfaatan produk samping ini menjadi bahan organik berkhlor seperti plastik, pestisida dan hasil industri antara lainnya. Pada saat itu fihak pemerintah dan industri belum mengetahui akibat samping dari produk ini. Belum seorangpun yang menyadari bahwa keuntungan dari pestisida seperti DDT, endrin atau dari bahan organik berklor lainnya seperti pelarut berkhlor akan mendatangkan masalah bagi lingkungan di kemudian hari.Pada tahun 1930-an, Hooker Chemical and Plastic Corporation yang memproduksi bahan kimia di daerah tersebut mulai mengurug limbahnya pada bagian utara Love Canal yang belum terselesaikan. Sampai tahun 1947 dapat dikatakan daerah tersebut menjadi lahan pengurugan beragam jenis limbah terutama dari industri, termasuk pula abu sisa pembakaran dari kota. Bahkan Angkatan Darat Amerika Serikat juga mengurug sejumlah besar residu senjata biologis walaupun secara resmi fihak Pentagon menolak tuduhan tersebut. Tahun 1952 kanal tersebut ditutup oleh Hooker Chemical. Tahun 1953 pihak kotamadya meminta Hooker Chemical untuk menjual sebagian lahan kanal tersebut untuk pembangunan sekolah baru. Pihak Hooker menjual sebagian kanal tersebut ke pengelola kota hanya seharga US $ 1.Sekolah kemudian dibangun berdampingan dengan daerah yang sebelumnya adalah pengaruh limbah industri. Sebagian dari lahan tersebut dijadikan taman bermain. Sering dijumpai anak-anak bergembira menemukan residu fosfor yang dapat menimbulkan bunga api bila dilemparkan ke permukaan yang berbatu. Pada tahun 1958 tiga anakanak mengalami luka bakar akibat terpapar dengan residu yang muncul ke permukaan.Seorang keluarga di dekat Love Canal melahirkan anak dengan cacat fisik dan mental, tetapi hal ini dianggap alamiah. Pada suatu pagi di tahun 1974, satu keluarga mendapatkan kolam renang mereka menjadi lebih tinggi sekitar 60 cm. Ketika kolam ini dibongkar, maka galiannya langsung terisi air tanah berwarna kuning, biru dan ungu, dengan sifat yang sangat tajam, yang dapat menghanguskan akar pohon sekitarnya. Tahun 1959 sebuah keluarga lain mendapat masalah di lantai bawahnya (basement) dengan adanya lumpur hitam yang masuk ke dalamnya. Segala upaya dicoba untuk menghentikannya. Akhirnya mereka membuat lobang untuk mengetahui apa yang terdapat di balik tembok. Sejumlah besar cairan hitam masuk memenuhi ruangan. Sejak saat itu, masalah Love Canal mulai diketahui dan diperhatikan.Delapan bulan setelah kejadian kolam renang di atas, dilakukan pengambilan sampel udara di beberapa basement rumah di daerah tersebut. Hasilnya adalah bahwa udara di daerah tersebut mengandung bahan-bahan toksik yang berada di atas ambang threshold-limit value (TLV). Survai kesehatan juga dimulai dan dijumpai bahwa keguguran spontan ternyata 250 kali lebih tinggi dibandingkan kondisi normal. Sampel darah yang diambil juga menunjukkan indikasi adanya kerusakan hati yang meningkat. Kelahiran cacat fisik dan mental juga sering dijumpai. Disamping itu, senyawa-senyawa toksik berhalogen terdeteksi pada sistem penyaluran air buangan kota. Analisa lebih lanjut menemukan bahwa cemaran kimia dalam konsentrasi tinggi telah mencemari airtanah, termasuk diantaranya 11 jenis cemaran penyebab kanker seperti benzene, chloform dan trichloroethylene. Hooker Chemical akhirnya mengeluarkan pernyataan bahwa sekitar 22.000 ton limbah kimia, diantaranya 200 ton trichlorophenol, telah diurug di lahan-urug tersebut.Mulai tahun 1976, sejumlah limbah kimia mulai muncul di halaman beberapa rumah. Keluhan mereka pada fihak pemerintah kota tidak ditanggapi, agaknya mereka tidak ingin mengganggu kegiatan Hooker yang telah mempekerjakan sekitar 3000 penduduk setempat, dan yang sedang merencanakan membangun pusat kegiatan senilai US $ 17 juta. Akhirnya pada tahun 1977 fihak pemerintah kota mengakui adanya masalah ini, namun tetap tidak ingin menentukan yang bertanggungjawab. Mereka menganggap bahwa masalah ini bukanlah suatu krisis yang besar. Pendapat ini tetap berlangsung sampai pemerintah negara bagian mulai ikut campur.Pemerintah negara bagian memerintahkan komisi kesehatan melakukan penelitian, dan memerintahkan memagari sekeliling lahan serta memberikan ventilasi pada basement yang tercemar. Berdasarkan pertemuan dengan penduduk setempat, maka diputuskan penutupan sekolah dan pengungsian anak-anak dan wanita yang sedang hamil yang tinggal berdekatan dengan kanal. Namun dibutuhkan dana untuk melaksanakan kegiatan ini. Dengan bantuan USEPA, 237 keluarga akhirnya diungsikan. Sebagian besar dari anggota keluarga ini secara rutin mengalami gangguan fisik seperti iritasi, sakit kepala, cepat lelah, susah tidur dan diantaranya juga cacat mental. Peraturan pertama yang dikeluarkan oleh pemerintah negara bagian adalah menghentikan sama sekali pelindian yang tidak terkendali, mencegah kemungkinan pelindian di masa datang dan menutup kanal. Suatu recana perbaikan dan penyembuhan (remedial) mulai dirancang, diantaranya pembuatan drainase untuk mengalirkan lindi dan memompanya ke suatu tangki pengumpul untuk kemudian diolah sebelum dialirkan kembali pada sistem penyaluran air buangan kota. Kanal tersebut juga ditutup setebal 2,5 meter tanah kedap untuk menghindari masuknya air dari luar.Kegiatan remediasi tersebut dianggap terlalu lambat oleh penduduk sekitarnya, walaupun pemerintah negara bagian mengajukan tuntutan denda pada Hooker Chemical sebesar US$ 635 juta. Mereka menginginkan kompensasi yang lebih dari itu. Studi pada tahun 1980 mengemukakan adanya bukti kerusakan khromosom pada penduduk, sehingga Pemerintahan Carter pada saat itu memerintahkan evakuasi sekitar 700 keluarga lagi, tetapi pemerintah negara bagian menolak sampai adanya kejelasan kompensasi bagi penduduk. Dari sudut teknik, Hooker mengemukakan bahwa teknologi yang mereka gunakan adalah sesuai dengan peraturan yang berlaku, yang tetap digunakan oleh Pemerintahan Carter. Namun akhirnya dicapai kesepakatan di pengadilan antara 1345 penduduk dengan Occidental Petroleum, induk perusahaan Hooker Chemical.Kasus Love Canal menyebabkan adanya perbaikan dan pengetatan peraturan-peraturan yang berlaku di Amerika Serikat dalam menangani limbah B3, karena ternyata bukan hanya lahan ini saja yang secara peraturan sebetulnya telah sesuai dengan yang berlaku. Kegiatan remediasi lahan yang terkontaminasi akhirnya menjadi salah satu program yang digalakkan di Amerika Serikat bagi lahan yang tercemar.

Sekitar 50 tahun kemudian, Hooker Chemical, sebuah perusahaan kimia, membeli kanal tersebut untuk membuang limbah yang mereka hasilkan sebagai hasil samping produksi parfum, pelarut, pewarna, dan lainnya. Izin didapatkan dari pemerintah dan Kanal love tersebut berubah fungsi sebagai penimbunan limbah yang kemudian diketahui mengandung (sebagian besar) dioksin dan benzena, dua zat yang karsinogenik dan amat beracun bagi makhluk hidup. Penimbunan ini pun penuh dan ditutup dengan pasir, tanah liat, serta vegetasi rerumputan pada tahun 1953.Bencana mulai terjadi ketika pemerintah mendukung pembelian Love Canal oleh salah satu pihak sekolah, 99th Street School, yang putus asa mencari lahan pendidikan mereka karena mau tidak mau mereka harus memperluas lahan untuk mengimbangi penduduk yang mulai berdatangan. Satu dollar adalah harga yang akhirnya diberikan oleh Hooker Chemical untuk seluruh lahan pembuangan setelah sebelumnya mereka mewanti-wanti pihak pembeli akan bahaya yang akan dihadapi. Akhirnya perusahaan kimia tersebut mengibarkan bendera putih atas argumennya dengan satu syarat: ia bebas dari segala tuduhan bila ada kejadian buruk kedepannya.Penggalian fondasi bangunan, penggunaan tanah liat pelapis limbah untuk pembangunan bangunan sekolah, dan berbagai hal lain yang dikenakan pada Love Canal membuat lahan yang harusnya tersegel itu terekspos pada alam. Air hujan mulai membanjiri kanal yang kemudian membawa aliran zat kimia berbahaya menuju sekolah dan perumahan di sekitarnya. Di beberapa tempat limbah bahkan terekspos sebagai genangan dan mirisnya dipakai bermain oleh anak-anak tak berdosa.Salah satu contoh dampak yang terjadi adalah:

Kucing bermata satu, ditemukan di sekitar Love Canal (source: fiendishcuriosities.com)Bom WaktuLeukimia, epilepsi, keguguran, mutasi genetik adalah hal yang biasa ditemui di Love Canal kemudian hari. Miris, sebuah kota dengan populasi yang terus meningkat harus menghadapi masa depan tersuram dalam sejarah kesehatan Amerika Serikat. Penelitian beberapa reporter yang dimulai pada 1976 memberikan fakta menakutkan tentang kualitas lingkungan yang amat buruk. Kucing bermata satu hingga bayi dengan sebaris gigi tambahan adalah fakta menakutkan yang membayangi semua orang di sekitar Love Canal. Pemerintah bergeming sesaat, kalap, menyangkal bahwa bencana tersebut datang dari limbah Hooker Chemical. Sementara itu, fakta lapangan terus berkata lain: 58% bayi mengalami kelainan saat dilahirkan, 33% tingkat kerusakan kromosom, dan angka-angka mengejutkan lain membuat pemerintah akhirnya menyegerakan evakuasi yang diutamakan untuk anak di bawah usia dua tahun serta ibu hamil. Kota tersebut perlahan mati, ditutup, dan sebagian properti yang ada dihancurkan.

Kitaran Love Canal kini hanyalah kota mati. Seperti dilansir pada sebuah media yang ditulis Dr. Elizabeth Whelan, a public health time bomb telah benar-benar meledak dan menimbulkan bencana yang mengerikan. Bencana kesehatan yang bermuara pada satu hal: musnahnya sebuah ekosistem kota.Kanal berbahaya tersebut saat ini telah dikubur dengan plastik tebal, tanah liat, dan pasir. Lahan tersebut disegel dan dibatasi oleh pagar kawat untuk keamanan lebih lanjut. Bencana Love Canal menjadi kisah pilu yang seharusnya bisa menjadi pelajaran bagi banyak pihak; sebuah contoh nyata bahwa bumi memiliki kapasitas untuk menampung limbah yang dihasilkan manusia.Berkaca untuk BangsaLove Canal mungkin sudah ditutup, namun kanal-kanal kecil rupanya tumbuh berkembang di Indonesia tanpa diketahui oleh masyarakat sekitar. Beberapa kasus terkuak ketika kondisi sudah memburuk: bau busuk, keracunan air tanah, dan kerusakan lainnya. Oknum-oknum penimbunan limbah berbahaya di negeri ini rupanya tak dapat di hitung jari. Tak hanya pihak industri, pihak ketiga dengan slogan penyedia jasa pengolahan limbah pun bermain belakang dengan diam-diam menimbun umpan mereka sendiri. Sebuah potret menyedihkan yang amat tidak bijak. Ribuan peraturan yang dibuat tentang perlimbahan rupanya tak mampu mengukung para pihak terkait untuk mematuhi, bahkan dengan ganjaran yang telah dilipat gandakan.Mungkin tragedi Love Canal mampu menjadi cermin bagi bangsa ini; atau bagi siapapun yang merasa memiliki andil dalam produksi limbah. Bumi memiliki kapasitas yang bukan berbentuk asimtot. Ada batasan tertentu dimana ia mampu dengan sukarela menampung apapun yang kita sia-siakan. Setelah itu? Bumi hanyalah lahan untuk dipijak yang harus dirawat. Butuh waktu yang panjang bagi planet biru ini untuk mengembalikan kapasitasnya dan kitalah yang bertanggungjawab untuk menyediakan waktu tersebut. Bukanlah fakta yang menyenangkan bila tragedi Love Canal kedua terjadi di negeri ini. Melirik tragedi Bandung Lautan Sampah dan penuhnya TPST-TPST di Indonesia (bonus beberapa ledakan), bukan tidak mungkin hal itu terjadi. Harus ada upaya untuk mengembalikan bumi pada kapasitasnya semula.

Sungai Citarum yang melewati Jakarta salah satu dari sungai yang sangat tercemar

Teknologi semakin berkembang dan dunia mulai sadar akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Cleaner production, waste treatment, hingga carbon footprint sudah dimulai bagi kalangan menengan ke atas dan pihak industri. Memilah sampah, recycle, reuse, dan efektivitasi dengan mudah bisa dilakukan semua pihak. Mereka ada untuk diikuti, bukan untuk diketahui tanpa diaplikasikan. Banyak cara untuk mulai menghargai lingkungan dan membuat bumi kembali meregenerasi kapasitasnya sebagai penjaga keseimbangan alam, masihkah pantas kita beralasan untuk lalai.

Mari budayakan sikap peduli terhadap lingkungan, Save Our Planet!....

Gambar lokasi canal saat ini:

The Love Canal site in 2012Abandoned streets on the west side of Love Canal

Looking down 99th Street in Love Canal

7