kelompok 6

Upload: tirolyn

Post on 19-Oct-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asuhan sistem kardiovaskuler

TRANSCRIPT

  • ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIADISUSUN OLEH : KELOMPOK 6

    1. Emma Veronika Hutagaol5. Suandi2. Lewi Sembiring6. Suryansyah3. Metizaro Waruwu7. Tria Indrawati4. Rujiansah8. Vesty A Daeli

  • PENGERTIAN Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.

  • KLASIFIKASI Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:1.Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh defek produksi sel darah merah, meliputi:a.Anemia aplastik b. Anemia pada penyakit ginjalc..Anemia pada penyakit kronis d. Anemia defisiensi besie. Anemia megaloblastik 2. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh destruksi sel darah merah

  • ETIOLOGI Anemia terjadi sebagai akibat gangguan, atau rusaknya mekanisme produksi sel darah merah. Penyebab anemia adalah menurunnya produksi sel-sel darah merah karena kegagalan dari sumsum tulang, meningkatnya penghancuran sel-sel darah merah, perdarahan, dan rendahnya kadar ertropoetin, misalnya pada gagal ginjal yang parah. Gejala yang timbul adalah kelelahan, berat badan menurun, letargi, dan membran mukosa menjadi pucat. Apabila timbulnya anemia perlahan (kronis), mungkin hanya timbul sedikit gejala, sedangkan pada anemia akut yang terjadi adalah sebaliknya. Pasien yang menderita anemia kronis lebih dapat mentolerir tindakan bedah dibandingkan dengan penderita anemia akut. Faktor penatalaksanaan yang patut dipertimbangkan untuk penderita anemia terpusat pada penurunan kemampuan darah untuk mengangkut oksigen, dan pada beberapa kasus, mengenai kecenderungan rusaknya mekanisme pertahanan selular.( Pedersen, G. W 1996, Hal : 114 ).

  • PATOFISIOLOGI

  • Gambar : siklus sel anemia

  • Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya.Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).

  • MANIFESTASI KLINIS a. Tanda-tanda umum anemia: i. pucat, ii takicardi, - bising sistolik anorganik, - bising karotis, - pembesaran jantung. b. Manifestasi khusus pada anemia: a. Anemia aplastik: ptekie, ekimosis, epistaksis, ulserasi oral, infeksi bakteri, demam, anemis, pucat, lelah, takikardi.

  • b. Anemia defisiensi: konjungtiva pucat (Hb 6-10 gr/dl), telapak tangan pucat (Hb < 8 gr/dl), iritabilitas, anoreksia, takikardi, murmur sistolik, letargi, tidur meningkat, kehilangan minat bermain atau aktivitas bermain. Anak tampak lemas, sering berdebar-debar, lekas lelah, pucat, sakit kepala, anak tak tampak sakit, tampak pucat pada mukosa bibir, farink,telapak tangan dan dasar kuku. Jantung agak membesar dan terdengar bising sistolik yang fungsional.c. Anemia aplastik : ikterus, hepatosplenomegali. (Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI, 1985)

  • KOMPLIKASIa. Cardiomegalyb. Congestive heart failurec. Gastritisd. Paralysise. Paranoiaf. Hallucination and delusiong. Infeksi genoturia

  • PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Kadar Hb. Kadar Hb
  • PENATALAKSANAAN MEDISTindakan umum :Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang.1. Transpalasi sel darah merah.2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

  • ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIAA. Pengkajian 1. Aktifitas / Istirahat Keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktifitas, penurunan semangat untuk bekerja Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk istirahat dan tidur lebih banyak2. Sirkulasi Riwayat kehilangan darah kronis, Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpitasi.

  • 3. Integritas ego Keyakinan agama atau budaya mempengaruhi pemilihan pengobatan, misalnya: penolakan tranfusi darah.4. Eliminasi Riwayat pielonenepritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsobsi. Hematemesi, melana. Diare atau konstipasi5. Makanan / cairan Nafsu makan menurun Mual/ muntah Berat badan menurun6. Nyeri / kenyamanan Lokasi nyeri terutama di daerah abdomen dan kepala.7.Pernapasan Napas pendek pada saat istirahat maupun aktifitas8.Seksualitas Perubahan menstruasi misalnya menoragia, amenore Menurunnya fungsi seksual Impotent

  • B. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan (Boedihartono, 1994). Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :1. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan)).2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.

  • 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.4. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.5. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan neurologist.6. Konstipasi atau Diare berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan proses pencernaan; efek samping terapi obat.7. Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ; salah interpretasi informasi ; tidak mengenal sumber informasi.

  • C. Intervensi dan Implementasi Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan (Boedihartono, 1994) Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Effendi, 1995). Intervensi dan implementasi keperawatan pasien dengan anemia (Doenges, 1999) adalah :

  • ``1) Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan)).

    Tujuan : Infeksi tidak terjadi.Kriteria hasil : - mengidentifikasi perilaku untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi.- meningkatkan penyembuhan luka, bebas drainase purulen atau eritema, dan demam.Intervensi & implementasi : Tingkatkan cuci tangan yang baik ; oleh pemberi perawatan dan pasien.Rasional : mencegah kontaminasi silang/kolonisasi bacterial. Catatan : pasien dengan anemia berat/aplastik dapat berisiko akibat flora normal kulit. Pertahankan teknik aseptic ketat pada prosedur/perawatan luka.Rasional : menurunkan risiko kolonisasi/infeksi bakteri.

  • Berikan perawatan kulit, perianal dan oral dengan cermat.Rasional : menurunkan risiko kerusakan kulit/jaringan dan infeksi. Motivasi perubahan posisi/ambulasi yang sering, latihan batuk dan napas dalam.Rasional : meningkatkan ventilasi semua segmen paru dan membantu memobilisasi sekresi untuk mencegah pneumonia. Tingkatkan masukkan cairan adekuat.Rasional : membantu dalam pengenceran secret pernapasan untuk mempermudah pengeluaran dan mencegah stasis cairan tubuh misalnya pernapasan dan ginjal. Pantau/batasi pengunjung. Berikan isolasi bila memungkinkan.Rasional : membatasi pemajanan pada bakteri/infeksi. Perlindungan isolasi dibutuhkan pada anemia aplastik, bila respons imun sangat terganggu. Pantau suhu tubuh. Catat adanya menggigil dan takikardia dengan atau tanpa demam.Rasional : adanya proses inflamasi/infeksi membutuhkan evaluasi/pengobatan.

  • Amati eritema/cairan luka.Rasional : indikator infeksi lokal. Catatan : pembentukan pus mungkin tidak ada bila granulosit tertekan. Ambil specimen untuk kultur/sensitivitas sesuai indikasi (kolaborasi)Rasional : membedakan adanya infeksi, mengidentifikasi pathogen khusus dan mempengaruhi pilihan pengobatan. Berikan antiseptic topical ; antibiotic sistemik (kolaborasi).Rasional : mungkin digunakan secara propilaktik untuk menurunkan kolonisasi atau untuk pengobatan proses infeksi local.2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi

  • Kriteria hasil :- menunujukkan peningkatan/mempertahankan berat badan dengan nilai laboratorium normal.- tidak mengalami tanda mal nutrisi.- Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan atau mempertahankan berat badan yang sesuai.Intervensi & implementasi Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan yang disukai.Rasional : mengidentifikasi defisiensi, memudahkan intervensi. Observasi dan catat masukkan makanan pasien.Rasional : mengawasi masukkan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan. Timbang berat badan setiap hari.Rasional : mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi. Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering dan atau makan diantara waktu makan.Rasional : menurunkan kelemahan, meningkatkan pemasukkan dan mencegah distensi gaster. Observasi dan catat kejadian mual/muntah, flatus dan dan gejala lain yang berhubungan.Rasional : gejala GI dapat menunjukkan efek anemia (hipoksia) pada organ. Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik ; sebelum dan sesudah makan, gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut. Berikan pencuci mulut yang di encerkan bila mukosa oral luka.

  • Rasional : meningkatkan nafsu makan dan pemasukkan oral. Menurunkan pertumbuhan bakteri, meminimalkan kemungkinan infeksi. Teknik perawatan mulut khusus mungkin diperlukan bila jaringan rapuh/luka/perdarahan dan nyeri berat. Kolaborasi pada ahli gizi untuk rencana diet.Rasional : membantu dalam rencana diet untuk memenuhi kebutuhan individual. Kolaborasi ; pantau hasil pemeriksaan laboraturium.Rasional : meningkatakan efektivitas program pengobatan, termasuk sumber diet nutrisi yang dibutuhkan. Kolaborasi ; berikan obat sesuai indikasi.Rasional : kebutuhan penggantian tergantung pada tipe anemia dan atau adanyan masukkan oral yang buruk dan defisiensi yang diidentifikasi.

  • 3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.Tujuan : dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.Kriteria hasil : - melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas sehari-hari)- menunjukkan penurunan tanda intolerasi fisiologis, misalnya nadi, pernapasan, dan tekanan darah masih dalam rentang normal.Intervensi & implementasi Kaji kemampuan ADL pasien.Rasional : mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan. Kaji kehilangan atau gangguan keseimbangan, gaya jalan dan kelemahan otot.Rasional : menunjukkan perubahan neurology karena defisiensi vitamin B12 mempengaruhi keamanan pasien/risiko cedera. Observasi tanda-tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas.

  • Rasional : manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan. Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung, dan kurangi suara bising, pertahankan tirah baring bila di indikasikan.Rasional : meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru. Gunakan teknik menghemat energi, anjurkan pasien istirahat bila terjadi kelelahan dan kelemahan, anjurkan pasien melakukan aktivitas semampunya (tanpa memaksakan diri).Rasional : meningkatkan aktivitas secara bertahap sampai normal dan memperbaiki tonus otot/stamina tanpa kelemahan. Meingkatkan harga diri dan rasa terkontrol.

  • D. EvaluasiEvaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. (Lynda Juall Capenito, 1999:28)Evaluasi pada pasien dengan anemia adalah :1) Infeksi tidak terjadi.2) Kebutuhan nutrisi terpenuhi.3) Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.

  • KESIMPULAN Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hb dan/atau hitunGeritrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 % pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht
  • SARAN Untuk lebih mengetahui lagi mengenai Asuhan keperawatan Pada Klien Dengan Anemia, pembaca bisa mencari bahan Keperawatan Medikal Bedah yang membahas mengenai Anemia disitus-situs internet dan buku-buku Keperawatan Medikal Bedah yang membahas mengenai Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Anemia.

  • KASUS ANEMIA Pasien wanita 50 tahun datang menemui dokter dan mengeluhkan lelah, sesak nafas, kaki dan pergelangan kakinya bengkak dan membran mukosanya pucat. Dari hasil pemeriksaan fisik terlihat bahwa kuku pasien berbentuk sendok. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium diperoleh hasil sbb: WBC 4x109 /L RBC 3 x 109/L Hb 7 g/dL MVC 70 fL Berdasarkan hasil pemeriksaan labor ini, dokter mendiagnosa pasien ini mengalami anemia difisiensi besi. Karena nilai MVC dan Hb nya yang rendah. Pertanyaan: 1. Apakah yang dimaksud dengan anemia defisiensi besi 2. Apakah penyebab anemia defisiensi besi? 3. Apakah gejala anemia defisiensi besi? 4. Bagaimana penataksanaan pasien ini 5. Apa yang harus diinformasikan kepada pasien atau keluarga pasien?

  • Jawaban : 1. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh berkurang sel darah merah karena komponen pembentuknya (besi ) juga berkurang. 2. Penyebabnya adalah: kehilangan darah dari saluran cerna atau urogenital, kebutuhan besi yang meningkat pada saat kehamilan juga bisa menyebabkan anemia ini, perempuan premenepouse, malabsorbsi akibat penyakit seliaka. Malbasorbsi karena kurangnya asupan, di daerah barat jarang terjadi. 3. Gejala: lelah, sesak nafas, kaki dan pergelangan kaki bengkak, membran mukosa pucat stomatitis angularis, glostisis, dan yang jarang terjadi koilonikia, kuku berbentuk sendok. 4. Berikan besi per oral untuk menggantikan dan memulihkan simpanan besi tubuh. Sebaiknya diberikan sampai MCV dan Hb mencapai nilai normal, kemudian dilanjutkan selama 3 bulan lagi untuk mencapai simpanan besi yang memadai. Untuk dosis pengobatan yang digunakan adalah 2-4 x 300 mg per hari dan untuk pencegahan 300 mg/hari. 5. Informasi kepada pasien: hindari pemakaian bersama obat gastritis, antibiotik tetrasiklin. Pada saat menggunakan obat hindari bersama makanan berikut ; Sereal, serat makanan, teh, kopi, telur dan susu akan menurunkan absorpsi

  • SEMOGA BERMANFAAT

    TERIMA KASIH

    *