keratitis punctata supefisialis
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Keratitis Punctata Supefisialis
1/3
Keratitis Punctata Supefisialis
Oleh: Lalu W.J. Hardi
KORNEA
1. Fisiologi Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan jendela yang dilalui berkas cahaya
menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan strukturnya yang uniform a!askuler dan
deturgenes. "eturgenes atau keadaan dehidrasi relati!e jaringan kornea dipertahankan oleh
pompa bikarbonat aktif pada endotel dan oleh fungsi sa#ar epitel dan endotel. $ndotel lebih
penting daripada epitel dalam mekanisme dehidrasi dan cidera kimia#i atau fisik pada
endotel jauh lebih berat daripada cedera pada epitel. Kerusakan sel%sel endotel menyebabkan
edema kornea dan hilangnya sifat transparan. Sebaliknya cedera pada epitel hanya
menyebabkan edema lokal sesaat stroma kornea yang akan menghilang bila sel%sel epitel itu
telah beregenerasi. &enguapan air dari film air mata prakornea akan mengkibatkan film air
mata akan menjadi hipertonik' proses itu dan penguapan langsung adalah faktor%faktor yang
yang menarik air dari stroma kornea superfisialis untuk mempertahankan keadaan dehidrasi
()*.
&enetrasi kornea utuh oleh obat bersifat bifasik. Substansi larut lemak dapat melalui
epitel utuh dan substansi larut air dapat melalui stroma yang utuh. Karenanya agar dapat
melalui kornea obat harus larut lemak dan larut air sekaligus()*.
2. Resistensi Kornea Terhadap Infesi
$pitel adalah sa#ar yang efisien terhadap masuknya mikroorganisme ke dalam kornea.
+amun sekali ini cedera stroma yang a!askuler dan membrane bo#man mudah terkena
infeksi oleh berbagai macam mikroorganisme seperti bakteri amuba dan jamur.
Streptococcus pneumonia (pneumokokkus* adalah bakteri pathogen kornea sejati' pathogenlain memerlukan inokulum yang berat atau hospes yang lemah (mis' defisiensi imun* agar
dapat menimbulkan infeksi()*.
,ora-ella liuefacies yang terutama terdapat pada peminum alcohol (sebagai akibat
kehabisan pirido-in* adalah contoh klasik oportunismen bakteri dan dalam tahun%tahun
belakangan ini sejumlah oportunis kornea baru telah ditemukan. "iantaranya adalah serratia
marcens kompleks mycobacterium fortuitum%chelonei streptococcus !iridians
staphylococcus epidermidis dan berbagai organism coliform dan proteus selain !irus dan
jamur()*.
Kortikosteroid local atau sistemik akan mengubah reaksi imun hospes dengan berbagai
cara dan memungkinkan organisme oportunistik masuk dan tumbuh dengan subur()*.
!. Fisiologi "e#ala
Karena kornea memiliki banyak serabut nyeri kebanyakan lesi kornea superfisisalis
maupun dalam (benda asing kornea abrasi kornea phlyctenule keratitis interstisisal*
menimbulkan rasa sakit dan fotofobia. /asa sakit ini diperhebat oleh gesekan palpebra
(terutama palpebra superior* pada kornea dan menetap sampai sembuh. Karena kornea
berfungsi sebagai jendela bagi mata dan membiaskan cahaya lesi kornea umunya agak
mengaburkan penglihatan terutama kalau letaknya di pusat()*.
0otofobia pada penyakit kornea adalah akibat kontraksi iris beradang yang sakit.
"ilatasi pembuluh iris adalah fenomena refle- yang disebabkan iritasi pada ujung saraf
kornea. 0otofobia yang berat pada kebanyakan penyakit kornea minimal pada keratitis
herpes karena hipestasi terjadi pada penyakit ini yang juga merupakan tanda diagnostik
http://cakul-mata-fkunram.blogspot.co.id/2009/02/keratitis-punctata-supefisialis.htmlhttp://cakul-mata-fkunram.blogspot.co.id/2009/02/keratitis-punctata-supefisialis.html -
7/24/2019 Keratitis Punctata Supefisialis
2/3
berharga. ,eskipun berair mata dan fotofobia umunya menyertai penyakit kornea umumnya
tidak ada tahi mata kecuali pada ulkus bakteri purulen()*.
$. In%estigasi Pen&ait Kornea
Gejala dan tanda
"okter memeriksa di ba#ah cahaya yang memadai. &emeriksaan sering lebih mudahdengan meneteskan anestesi lokal. &emulusan flurescein dapat memperjelas lesi epitel
superfisialis yang tidak mungkin tidak telihat bila tidak dipulas. &emakaian biomikroskop
(slitlamp* penting untuk pemeriksaan kornea dengan benar' jika tidak tersedia dapat dipakai
kaca pembesar dan pencahayaan terang. Harus diperhatikan perjalanan pantulan cahaya saat
menggerakkan cahaya di atas kornea. "aerah kasar yang menandakan defek pada epitel
terlihat dengan cara ini()*.
1namnesis pasien penting pada penyakit kornea. Sering dapat diungkapkan adanya
ri#ayat trauma%%%kenyataannya benda asing dan abrasi merupakan abrasi merupakan dua lesi
yang umum pada kornea. 1danya ri#ayat penyakit kornea juga bermanfaat. Keratitis akibat
infeksi herpes simpleks sering kambuh namun karena erosi kambuh sangat sakit dan keratitis
herpetik tidak penyakit%penyakit ini dapat dibedakan dari gejalanya. Hendaknya puladitanyakan pemakaian obat local oleh pasien karena mungkin telah memakai kortikosteroid
yang dapat merupakan predisposisi bagi penyakit bakteri fungi atau oleh !irus terutama
keratitis herpes simpleks. Juga mungkin terjadi imunosupresi akibat penyakit%penyakit
sistemik seperti diabetes 12"S dan penyakit ganas selain oleh terapi imunosupresi
khusus()*.
KERATITIS
Keratitis adalah infeksi pada kornea yang biasanya diklasifikasikan menurut lapisan
kornea yang terkena' yaitu keratitis superfisialis apabila mengenal lapisan epitel atau
bo#man dan keratitis profunda atau interstisialis (atau disebut juga keratitis parenkimatosa*
yang mengenai lapisan stroma(3*.
Keratitis superfisialis
4entuk%bentuk klinik keratitis superfisialis antara lain adalah:
). Keratitis punctata superfisialis
4erupa bintik%bintik putih pada permukaan kornea yang dapat disebabkan oleh berbagai
penyakit infeksi !irus antara lain !irus herpes simpleks herpes 5oster dan !aksinia(3*.
3. Keratitis flikten
4enjolan putih yang yang bermula di limbus tetapi mempunyai kecenderungan untuk
menyerang kornea(3*.
6. Keratitis sika
Suatu bentuk keratitis yang disebabkan oleh kurangnya sekresi kelenjar lakrimale atausel goblet yang berada di konjungti!a(3*.
7. Keratitis lepra
Suatu bentuk keratitis yang diakibatkan oleh gangguan trofik saraf disebut juga keratitis
neuroparalitik(3*.
8. Keratitis nummularis
4ercak putih berbentuk bulat pada permukaan kornea biasanya multiple dan banyak
didapatkan pada petani(3*.
9. Keratitis profunda
4entuk%bentuk klinik keratitis profunda antara lain:
% Keratitis interstisialis luetik atau keratitis sifilis congenital
% Keratitis sklerotikans.
-
7/24/2019 Keratitis Punctata Supefisialis
3/3
KERATITIS P'N(TATA S'PERFISISA)IS T*+"ESON
Keratitis punctata superfisialis adalah penyakit bilateral recurens menahun yang jarang
ditemukan tanpa pandang jenis kelamin maupun umur. &enyakit ini ditandai kekerutan epitelyang meninggi berbentuk lonjong dan jelas yang menampakkan bintik%bintik pada
pemulasan dengan flurescien terutama di daerah pupil. Kekeruhan ini tidak tampak dengan
mata telanjang namun mudah dilihat dengan slit%lamp atau kaca pembesar. Kekeruhan
subepitelial diba#ah lesi epitel (lesi hantu* sering terlihat semasa penyembuhan penyakit
epitel ini()7*.
Etiologi
4elum ditemukan organisme penyebabnya namun dicurigai !irus. &ada satu kasus
berhasil diisolasi !irus !aricella%5oster dari kerokan kornea ()6*. &enyebab lainnya dapat
terjadi pada moluskulum kontangiosum acne roasea blefaritis neuroparalitik trachoma
trauma radiasi lagoftalmos keracunan obat seperti neomisin tobramisin dan bahan penga#et
lainnya (3*.
,anifestasi linis
2ritasi ringan mata berair penglihatan yang sedikit kabur dan fotofobia adalah gejala
satu%satunya. Konjungti!a tidak terkena ()7*.
Keratitis epithelial sekunder terhadap blefarokonjungti!itis stafilokokus dapat
dibedakan dari keratitis punctata superfisialis karena mengenai sepertiga kornea bagian
ba#ah. Keratitis epithelial pada trachoma dapat disingkirkan karena lokasinya dibagian
sepertiga kornea bagian atas dan ada pannus. 4anyak diantara keratitis yang mengenai kornea
bagian superfisialis bersifat unilateral atau dapat disingkirkan berdasarkan ri#ayatnya()*.
Terapi &asien diberi air mata buatan tobramisin tetes mata dan sikloplegik(3*. &emberian
tetes kortikosteroid untuk jangka pendek sering kali dapat menghilangkan kekeruhan dan
keluhan subjektif namun pada umunya kambuh. &rognosis akhirnya baik karena tidak terjadi
parut atau !askularisasi pada kornea. 4ila tidak diobati penyakit ini berlangsung )%6 tahun.
&emberian kortikosteroid topical untuk #aktu lama memperpanjang perjalanan penyakit
hingga bertahun%tahun dan berakibat timbulnya katarak teriduksi steroid dan glaukoma.
Lensa kontak sebagai terapi telah dipakai untuk mengendalikan gejala khususnya pada kasus
yang mengganggu()*.