kom sk 3 blok 11

Upload: gumelar-enggar

Post on 04-Feb-2018

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    1/102

    RESUME KOMPILASI BLOK 11

    SKENARIO 3

    OEDEMA

    Oleh: KELOMPOK E

    1. Bambang Prabawiguna !"111"". A#h$%a Suli#&'a#mara !"111(

    3. Erwin Maulana ).P. !"111*

    +. El#a ,i$na !"111-

    (. B.. Kri#na A#&a'$gi !"1111

    /. A0e hurie 2ana'a !"1111/

    *. 'n&hia Para#e&ia'u !"1111!

    -. 4arma# Suhen0i !"111"3

    !. Lili# Rahmawa&i !"11133

    1. Dian 4a0i Purnama#ari !"111(+

    11. Mu5h. )ai#$l Ri6e%i !"111(-

    1". Meilani 7. Deb$ra P. !"111(!13. Ri6#a Aulia Dane#&' !"111/1

    1+. 8ah'u Dwirima !"111*+

    1(. S&e9ie Pramu0i&a 8. !"111*(

    )AKUL2AS KEDOK2ERAN

    UNI,ERSI2AS EMBER

    "11

    SKENARIO 3Bobby, usia 27 tahun ke klinik swasta karena bengkak di seluruh tubuhnya sejak 2 hari

    yang lalu, awalnya bengkak hanya pada matanya. Selain itu Bobby juga mengalami diare, nyeri

    perut, nafsu makan turun dan beberapa jam yang lalu mengalami sesak nafas. Kerika dibawa

    kerumah sakit didapatkan kondisi umum yang lemah, TD !"#$", %%& ''(#menit, )epat dan

    dangkal. *ada pemeriksaan fisik didapatkan pitting oedema, a)ites dan ron)hi basah pada kedua

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    2/102

    paru. +asil pemeriksaan laboratorium diperoleh ureum $",7 mg#d. Kreatinin ,- mg#dl, dan

    pada urinalisis didapatkan protein urine ///.

    Anali#i# ma#alah

    E0ema

    Pr$&einuria

    Ke#eimbangan ele%&r$li& 0an a#am ba#a #er&a gangguann'a

    2ran#;lan&a#i ginal

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    3/102

    4em$0iali#i#

    Sin0r$ma ne

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    4/102

    yang mengontrol perpindahan )airan tubuh, antara lain gangguan hemodinamik

    sistem kapiler yang menyebabkan retensi natrium dan air, penyakit ginjal serta

    berpindahnya air dari intraaskuler ke interstisium.

    3 E2IOLOI

    . *enurunan tekanan osmotik&

    1 sindrom nefrotik

    1 sirosis hepati)

    1 malnutrisi

    2. *eningkatan permeabilitas as)ular terhadap protein&

    1 angioneurotik edema

    . *eningkatan tekanan hidrostatik

    1 gagal jantung kongesti

    1 Sirosis hepatis

    '. 4bstruksi aliran limfe

    1 gagal jantung kongesti

    5. %etensi air dan natrium

    1 gagal ginjal

    1 sindrom nefrotik

    KLASI)IKASI

    Edema intraseluler

    etiologi &

    6 depresi system metaboli)

    26 tidak adanya nutrisi sel yang adekuat

    Bila aliran darah ke jaringan turunpengiriman oksigen nutrien berkurang tidak

    ada nutisi sel yang adekuat edema

    Bila aliran darah sangat rendah untuk mempertahankan metabolisme jaringan normal

    pompa ion membrane sel menjadi tertekan8a/yang biasanya masuk ke dalam sel,

    tidak bisa dipompa keluar sel kelebihan 8a/dalam sel osmosis air ke dalam sel

    meningkatkan olume )airan intraseluler jaringan edema

    0dema intraseluler juga dapat terjadi pada jaringan yang meradang.

    *eradangan mempunyai efek langsung pada membrane sel yaitu meningkatkan permeabilitas

    8a/ ion1ion lain berdifusi ke dalam sel diikuti osmosis air kedalam sel

    Edema ektraseluler

    etiologi &

    6 kebo)oran abnormal )airan dari plasma ke ruang interstisisal melalui kapiler

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    5/102

    26 kegagalan limfatik mengembalikan )airan dari interstisium ke dalam darah

    6 *enyebab klinis akumulasi )airan intertisial yang paling sering adalah filtrasi )airan

    kapiler yang berlebihan.

    Berbagai kondisi yang menyebabkan edema ekstraseluler &9. *eningkatan tekanan kapiler

    :. %etensi garam air berlebihan di ginjalB. Tekanan enosa yang tinggi

    ;. *enurunan resistensi arteriol

    99. *enurunan protein plasma

    :. *roteinuria

    B. Kehilangan protein dari kulit yang terkelupas

    ;. . +ambatan aliran limfe

    :. KankerB. 9nfeksi ?misal & nematoda jenis filariasis6

    ;. *embedahan

    D. Kelainan # tidak adanya pembuluh limfatik se)ara )ongenital

    Pa&$olume Darah :rteri

    0fektif ?>D:06 yang akan mempengaruhi retensi na dan air. >D:0 normal terjadi

    ketika rasio )urah jantung dengan retensi pembuluh darah perifer seimbang. >D:0

    berkurang pada keadaan pengurangan olume darah arteri ?perdarahan, dehidrasi6,

    penurunan )urah jantung ?gagal jantung6 atau peningkatan )apasitan)e pembuluh

    darah ?sirosis hepatis, sepsis6.

    @ika >D:0 berkurang maka ginjal akan memi)u retensi natrium dan air sebagai

    berikut &

    1. Me%ani#me 0ari ginal

    *enurunan >D:0 akan mengaktifasi reseptor olume pada pembuluh darah

    besar, termasuk low1pressure barrore)eptors atau intrarenal re)eptor sehingga terjadi

    peningkatan tonus simpatis yang menurunkan aliran darah pada ginjal. +al ini dapat

    terjadi melalui &

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    6/102

    1 *eningkatan %earbsorbsi natrium dan air di tubulus proksimal

    *enurunan aliran darah dipersepsikan sebagai penurunan tekanan darah oleh

    ginjal, sehingga terjadi kompensasi peningkatan sekresi renin oleh aparatus

    jukstaglomerular. %enin akan meningkatkan pembentukan angiotensin 99, yang

    menyebabkan kontrikse arteriol eferen sehingga

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    7/102

    Darah yang beredar akan berkurang ?underfilling6 yang selanjutnya akan

    merangsang sistem %:: yang meretensi natrium dan air pada tubulus distalis.

    2. Aekanisme 4erfilling

    *ada keadaan tertentu penderita sindrom nefrotik mengalami kelainan yang

    bersifat primer yang mengganggu ekskresi natrium pada tubulus distalis, yang

    mengakibatkan kenaikan olume darah yang disertai dengan rendahnya tekananosmosis plasma sehingga terjadi transudasi )airan.

    *embentukan edema pada gagal jantung kongestif

    D:0 yang akan direspon

    oleh reseptor barometer sehingga meningkatkan tonus simpatis yang

    mengkontriksikan pembuluh darah. Termasuk pembuluh darah ginjal, sehingga

    aliran darah ke ginjal akan berkurang. +al ini akan mengangtifkan sistem aparatus

    jugstaglomerular yang mengakibatkan retensi natrium dan air.

    *ada kondisi gagal jantung yang sangat berat, ginjal akan meretensi air

    lebih banyak daripada natrium, hal ini akan menyebabkan hiponatremia, yang

    menyebabkan peningkatan aktifitas :D+ yang akan meretensi air, selain itu :D+

    akan merangsang pusat rasa haus sehingga terjadi peningkatan asupan air.

    *embentukan edema pada sirosis hepatis

    *ada sirosis hepatis, terjadi peningkatan tahanan sistem porta diikuti

    dengan terbentekya portosistemik baik intra maupun ekstra hepatis. :pabila

    perubahan struktur parenkim semakin berlanjut, asodilatasi akan semakin berat

    sehingga tahanan perifer juga semakin turun. Tubuh akan menafsirkan kondisi

    >D:0. Sebagai kompensasinya adalah dengan peningkatan tonus saraf simpatis

    adrenegik, yang mengaktifkan sistem %::, simpatis dan :D+. Sistem %:: akan

    mengakibatkan peningkatan retensi natrium. :D+ akan menyebabkan retensi air.

    Dan tonus simpatis akan menyebabkan penurunan

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    8/102

    '. +indari faktor yang memperburuk penyakit dasar& diuresis yang berlebihan

    menyebabkan kekurangan olume plasma, hipotensi, perfusi yang adeCuat,

    sehingga pemberian diuretik diberikan se)ara hati1hati.

    B. PRO2EINURIA

    *roteinuria adalah adanya protein di dalam urin manusia yang melebihi nilai normalnya

    yaitu lebih dari 5" mg#hari atau pada anak1anak lebih dari '" mg#m2. *roteinuria biasanya

    bersifat sementara, tidak penting atau merupakan penyakit ginjal yang tidak progresif. Biasanya

    proteinuria baru dikatakan patologis bila kadarnya diatas 2""mg#hari pada beberapa kali

    pemeriksaan dalam waktu yang berbeda. :da yang mengatakan proteinuria persisten jika protein

    urin telah menetap selama bulan atau lebih dan jumlahnya biasanya hanya sedikit diatas nilai

    normal. dikatakan protein masif bila terdapat protein di urin melebihi 5"" mg#hari dan biasanya

    mayoritas terdiri dari albumin.

    Pa&$

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    9/102

    Pr$&einuria )i#i$l$gi#

    *ada keadaan fisiologis sering ditemukan proteinuria ringan yang jumlahnya

    kurang dari 2""mg#hari dan bersifat sementara, misalnya pada keadaan demam tinggi,

    gagal jantung, latihan fisik yang kuat, dan pasien dalam keadaan transfusi darah.

    Pr$&einuria Pa&$

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    10/102

    :dalah sejumlah protein yang ditemukan dalam urin tanpa gejala pada pasien

    yang sehat yang tidak mengalami gangguan ginjal#sistemik. Biasanya total

    ekskresi kurang dari 2gr#hari. Dibagi dalam 2 kategori 6jinak dan 26persisten.

    Proteinuria isolasi jinak

    6 *roteinuria fungsionalBentuk umum *roteinuria yang sering terlihat pada pasien yang A%S

    karena berbagai penyakit, seperti

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    11/102

    Keseimbangan )airan dalam tubuh mengarah kepada interaksi )airan ekstra selular

    dengan lingkungan di luar tubuh tanpa melihat adanya pengaruh elektrolit. *erpindahan )airan

    tersebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini

    Ke#eimbangan Air

    Sumber In;u& 4arian >ml?

    :ir dalam bentuk makanan """

    :ir dalam bentuk liCuid 2""

    :ir hasil dari metabolisme ""

    2$&al "(

    Me&$0e Elimina#i Ou&;u& 4arian >ml?

    rination 2""

    0aporasi lewat kulit 75"

    0aporasi lewat paru '""

    =eses 5"

    2$&al "(

    Kehilangan airse)ara rutin se)ara kasar sekitar 25"" ml setiap harinnya melalui urin,

    feses dan penguapan se)ara tidak sengaja. *enguapan se)ara sengaja melalui aktifitas

    dapat mengakibatkan defisit air se)ara signifikan karena dapat men)apai sekitar ' liter air

    yang hilang.

    Kenai%an &em;era&ur melalui 0emam. Demam dapat meningkatkan kehilangan air

    sekitar 2"" ml di atas normal.

    In&a%e Air. 9ntake se)ara kasar sekitar 25"" ml per hari atau sekitar '"ml#kgBB. Salah

    satu sumber untuk memenuhi hal tersebut adalah pembentukan air lewat metabolisme.

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    12/102

    Dalam metabolisme air didapat melalui reaksi fosforilasasi oksidatif dalam mitokondria.

    Saat sel meme)ah gram lipid sekitar ,7 ml air dibuat ?".'ml#g untuk protein dan

    ".55ml#g untuk karbohidrat6. Aelalui )ara ini sekitar 2 G kebutuhan tubuh terpenuhi.

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    13/102

    Kelebihan air 0an Ke%urangan Air

    :ir dalam tubuh tidak gampang dimonitor dari luar. Tetapi konsentrasi 8a/dalam plasma

    merupakan indikator yang sangat berguna. Ketika air meningkat dan )ukupkuat untuk membuat

    konsentrasi 8a/ dibawah " m0C#l maka mun)ul kondisi hi;$na&remia. Ketika konsentrasi

    melebihi 5" m0C#l maka mun)ul kondisi hi;erna&remia.

    +yponatremia merupakan tanda dari oerhidrasi atau kelebihan air. *enyebab dari

    oerhidrasi adalah&

    1. 9ngesti olume yang besar lewatfresh wateratau infusion

    2. Ketidakmampuan membuang air karena gagal ginjal kronis, gagal jantung, dan

    )irrhosis.. *enyakit endokrin yang menyebabkan oer produksi :D+

    Kadar natrium yang rendah menyebabkan air berpindah menuju 9;= yang berefek utama

    ke sistem saraf pusat. 9ntoksikasi air merupakan hal yang jarang tetapi sangat berbahaya.

    *roses yang )epat halusinasi, kejang, koma kemudian kematian dapat terjadi.

    *enatalaksanaan dapat dilakukan dengan diuretik dan pemberian natrium

    +ypernatremia merupakan tanda dari dehydrasi karena kekurangan air. Kehilangan air

    menyebabkan rasa haus, kulit berkerut dan kering, penurunan olume plasma dan tekanan

    darah yang dapat menyebabka sho)k pada sistem sirkulasi. *enatalaksanaan yang

    dilakukan adalah dengan pemberian )arian hypotoni) se)ara enteral maupun parentral.

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    14/102

    Ke#eimbangan Ele%&r$li&

    Keadaan tubuh berada dalam keseimbangan asam dan basa. +al tersebut menjadi penting karena

    Konsentrasi elektrolit total berpengaruh kepada keseimbangan )airan

    Konsentrai elektrolit dapat mempengaruhi fungsi sel.

    Dua kation yang patut diperhatikan adalah 8a/ dan K/karena

    . Kontribusi mereka yang besar dalam )airan ekstraseluler dan intraseluler

    2. Aereka mempunyai efek langsung dalam fungsi sel

    Ke#eimbangan Na&riumdi pengaruhi 2 faktor yaitu&

    . ptake ion natrium lewat saluran pen)ernaan. 9on natrium melewati epitel saluran

    pen)ernaan melalui difusi dan )arrier mediated transport2. 0kskresi 9on 8atrium pada ginjal dan tempat lain. Kehilangan natrium se)ara primer di

    ekskresi melalui urin dan melalui penguapan.

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    15/102

    Ke#eimbangan Kalium

    Se)ara kasar $-G kalium pada tubuh manusia berada dalam 9;=. Sel men)urahkan

    energinya untuk melindungi ion kalium agar tetap berada di dalam karena mereka berdifusi

    keluar sitoplasma ke 0;=. Sama seperti natrum, kadar konsentrasi ion kalium di 0;= berada

    dalam keseimbangan karena keseimbangan antara penyerapan pada epitel saluran )erna dan

    pembungan pada ginjal. *embuangan kalium dalam urine diatur oleh pompa ion pada tubulus

    distal dan kolektius.

    9on K/yang terbuang lewat urin biasanya dibatasi oleh jumlah yang diarbsorpsi pada

    epitel pen)ernaan yaitu sekitar 5"15" m0C#hari. %atio sekresi K/merupakan respon dari tiga

    faktor berikut

    . *erubahan konsentrasi K/pada 0;=. Se)ara umum semakin besar konsentrasi kalium

    pada )airan ekstraseluler semakin besar rasio sekresinya.

    2. *erubahan *+. Saat *+ turun maka *+ pada )airan tubular juga turun maka kation yang

    disekresikan )enderung ke +/daripada K/untuk mengganti ion natrium yang hilang.

    . Kadar aldosteron. @umlah ion kalium yang terbuang melalui urin sangat dipengaruhi oleh

    aldosteron, karena pompa ion yang sensitif oleh hormon ini mengrearbsorpsi 8a / dan

    ditukar oleh K/dari )airan peritubular.

    :ldosteron dipengaruhi oleh angitensin 99 sebagai bagian dari pengontrol olume darah,

    tetapi kadar K/yang tinggi juga berpenogaruh langsung terhadap sekresi aldosteron.

    4';$%alemi

    Saat konsentrasi potasium turun dibawah 2m0C#l maka suatu kelemahan otot yang parahakan mun)ul yang kemudian diikuti oleh paralisis. *enyebab dari hipokalemi meliputi&

    . 9ntake inadekuat K/yang tidak dapat mengimbangi output dari urin

    2. *emberian diuretik. Beberapa diuretik menyebabkan hipokalemi walaupun kadar kalium

    dalam urine tetap sedikit. +al tersebut dikarenakan olume yang banyak dari urin juga

    menyebabkan kalium yang terbuang juga bertambah banyak

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    16/102

    . Sekresi aldosteron yang berlebihan. Sekresi aldosteron akan meningkatkan retensi

    natrium yang berakibat pada peningkatan sekresi kalium'. *eningkatan *+ dalam 0;=. *enurunan ion hidrogen dalam 0;= akan menyebabkan

    pelepasan ion hidrogen dalam sel, sebagai kompensasinya ion kalium dalam 0;= akan

    berpindah ke dalam sel untuk mempertahankan *+ )airan intra seluler. +al tersebut tentu

    saja membuat kadar kalium plasma akan turun.

    4i;er%alemi

    Saat konsentrasi K/ melebihi -m0C#l maka aritmia yang parah akan timbul. =aktor1faktor

    yang mempengaruhinya adalah

    .

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    17/102

    Ke#eimbangan A#am Ba#a

    :sam adalah donor proton ?ion hidrogen6. Basa adalah akseptor proton ?ion hidrogen6. Keadaan

    keasaman dalam tubuh dijaga tetap stabil diantara nilai 7.5I7.'5

    Setiap pergeseran p+ akan berakibat sangat berbahaya karena +/berpengaruh terhadap stabilitas

    membran sel, struktur protein dan kerja enFim. Aekanisme kontrol p+ dipengaruhi oleh tiga

    buffer mayor dalam tubuh yaitu&

    1. Pr$&ein bu

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    18/102

    ANUAN KESEIMBANAN ASAM BASA

    :sidosis

    J :lkalosis

    J *erubahan primer +;41Aetabolik

    J *erubahan primer p;42 darah %espiratorik

    Berikut ini adalah gambaran skematik mengenai ph normal, asidosis dan alkalosis&

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    19/102

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    20/102

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    21/102

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    22/102

    Re#;$n inal 2erha0a; A#i0$#i# 0an Al%al$#i#

    :)idosis terjadi saat buffer plasma normal tertekan oleh kelebihan ion hidrogen. Saat p+

    turun akibat produksi asam organik dan olatile maka respon ginjal terbatas pada

    . Sekresi +/

    2. :ktifitas buffer pada )airan tubular

    . *elepasan ;42'. Dan rearbsorpsi 8a+;4

    Ketika terjadi alkalosis maka

    . @umlah sekresi +/turun

    2. Sel tubulu tidak menggunakan ion bikarbonat dalam )airan tubuler. Transport +;4

    1ke dalam )airan tubulus saat pelepasan +;l kedalam )airan peritubular.

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    23/102

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    24/102

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    25/102

    otomatisasi heterotopik pada jantung yang dapat men)etuskan fibrilisasi atrium. :kibat yang lain

    dari kekurangan kalium adalah alkalosis yang disebabkan retensi +/didalam sel dan sekresinya

    di tubulus ginjal.

    Sebaliknya yang terjadi pada hiperkalemia berbeda pada hipokalemia. Dimana pada

    hiperkalemia dapat menyebabkan meningkatnya eksitabilitas sel saraf, otot rangka, dan otot

    polos. Selain itu hiperkalemia akan meningkatkan meningkatkan konduktansi kanal K/ sehingga

    terjadi pemendekkan potensial aksi dan sejalan dengan itu terjadi pemendekkan segmen ST pada

    gambaran 0K

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    26/102

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    27/102

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    28/102

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    29/102

    sejumlah enFim. Selain itu kasium juga mengaktiasi kanal kalium yang ada di jantung.

    Sedangkan fugsi kalisu ekstrasel antara lain menstabilakn kanal natrium, mengurangi

    permeabilitas membrana basalis dan tigh juntion serta memainkan peranan penting dalam

    pembekuan darah.

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    30/102

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    31/102

    Terapi

    Non Farmakologi :

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    32/102

    Prinsip Terapi Edema:

    5. Penanganan terhadap penyakit yang mendasari6. Mengurangi asupan natrium dan air, baik dari diet maupun

    intraena.

    !. Meningkatkan pengeluaran natrium dan aira. "iuretik : hanya sebagai terapi paliati# bukan kurati#b. Tirah baring : dengan mengangkat kaki di atas leel atrium kiri.

    $. %indari #aktor yang memperburuk penyakit dasar: diuresis yang

    berlebihan menyebabkan kekurangan olume plasma, hipotensi,

    per#usi yang ade&uat, sehingga pemberian diuretik diberikan se'ara

    hati(hati.

    T%:8S*:8T:S9

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    33/102

    Diabetes

    *roteinuria

    %iwayat batu ginjal

    =< abnormal ?TKK M -"#ml#menit6N

    +ematuria mikroskopik

    Kelainan urologi) ginjal donor 4besitas

    %iwayat tromboemboli

    Dll

    Diharapkan donor dapat hidup normal setelah malakukan donasi. Dimaksud hidup

    normal adalah dapat bekerja seperti sebelum donasi, tidak memerlukan diet

    khusus, atau obat, tidak ada perubahan dalan kehidupan seksjika dalam usia subur

    ia tetap subur seperti semula.

    b. Donor jenaFah

    Transplantasi donor jenaFah bertujuan memanfaatkan organ tubuh pasien yang

    akan meninggal.ginjal donor dalam waktu yang relatie singkat harus segeradipindahkan ke resipien. *ada umumnya donor jenaFah adalah korban trauma

    kepala atau penyakit pembuluh darah otak. Sedang kontraindikasinya adalahO

    1 mur E 7" tahun

    1 *enyakit ginjal kronik1 Keganasan denga metastasi

    1 +ipertensi berat

    1 Sepsis bakteri1 *e)andu obat intra ena

    1 +Bs :g, anti +;>, +9> positif

    1

    rinalisis, kultur urin, hemostasis, tissue typing, hemostasis, antibody

    sitotoksik

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    34/102

    1 0lektrokardiagrafi, ekokardigrafi

    1 =oto thoraP, arteriografi

    1 *emerksaan T+T, gigi1mulut1

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    35/102

    *anjang waktu penyimpanan ginjal bergantung pada proses pendinginana yang

    dilakukan untuk mengrangi proses metaboli) dan kebutuhan oksigen, serta jenis

    )airan yang digunakan untuk memepertahankan lingkungan intraseluler dalan

    keadaan tanpa adanya pompa natrium#kalium. *erfusi dilakukan dengan )airan

    pembilas yang bersuhu 2 I 'o; melalui arteri renalis karena proses pendinginan

    yang kurang atau berlebihan dapat menyebabkan kerusakan yang irreersible.). *enatalaksanaan perioperatif

    Karena obat imunosupresif sudah diberikan sebelum atau pada saat operasi,

    tindakan operasi harus sangat )ermat.hematoma dan kebo)oran ureter akan

    meningkatkan insidns infeksi luka pas)a operatif. :ntibiotika berspektrum luas

    dosis tunggal yang diberikan pada saat induksi anestesi dapat mengurangi

    insidens infeksi luka pas)a operatif. @ika pada periode pre1operatif dijumpai

    keadaan dehidrasi, selama operasi dapat diberikan )airan yang agak berlebih.

    >olume )airan intraas)ular perlu dipertahankan dengan )ara memonitor tekanan

    ena sentralis. 9ni akan membantu ginjal transplant berfungsi optimal. :lbumin

    juga diberikan untuk menarik )airan interstisial yang berlebihan ke rongga

    intraas)ular. Aanitol juga diberikan waktu reaskularisasi karena dapat

    mengurangi insidens nekrosis tubular akut.

    *ada umumnya ginjal trasplan akan memproduksi urin setelah reaskularisasi.

    rin yang dihasilkan sampai dengan """ ml#jam. *ada beberapa jam pertama

    pas)atransplantasi diberikan larutan kristaloid per infuse untuk menggantikan

    jumlah urin yang keluar dengan tetesan paling sedikit "" ml#jam. Setelah itu,

    jumlah urin yang keluar diganti dengan infuse larutan dekstrosa dalam garam ?#2

    norma6 dengan menghitung keseimbangan )airan dari jam ke jam dan

    memeperhatikan nilai tekanan ena sentralis. Dieresis biasanya akan kembalinormal dalam watu 2'172 jam. %esipien yang mengalami oliguria harus menjalani

    dialissis sampai ginjal transplant berfungsi.

    5. =a)tor pas)a operatif

    4leh karena sel limfosit T berperan sangat penting dalam proses rejeksi berbagai obat

    imunosupresif yang dipergunakan pada transplantasi ginjal ditujukan pada sel ini

    beberapa obat imunosupresif juga mempunyai efek tamabahan terhadap sel imun

    yang lain seperti sel limfosit B dan sel fagosit mononuklir. 4bat imunosupresif yang

    dipakai pada transplantasi ginjal adalah&

    a. Kortikosteroidb. *enghambat sintesis purin

    ). *enghambat kalsineurin

    d. *enghambat tager rapamisine. Dan antibody terhadap reseptor pada permukaan sel T.

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    36/102

    4EMODIALISIS

    *ada

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    37/102

    dengan mudah berdifusi ke dalam darah pasien selama dialysis. Karena itu kandungan solute

    )airan dialisat harus dalam batas1batas yang dapat ditoleransi oleh tubuh.

    ;airan dialisat perlu dimurnikan agar tidak terlalu banyak mengandung Fat yang dapat

    membahayakan tubuh. Terdapat dua jenis )airan dialisat yang sering digunakan yaitu )airan

    asetat dan bikarbonat.

    Dengan tehnik reerse osmosis air akan melewati membran semi permeable yang

    memiliki pori1pori ke)il sehingga dapat menahan molekul dengan berat molekul ke)il seperti

    urea, natrium, dan klorida. ;airan dialisat tidak perlu steril karena membran dialysis dapat

    berperan sebagai penyaring kuman dan endotoksin. Tetapi kuman harus dijaga agar kurang dari

    2"" koloni#m dengan melakukan desinfektan )airan dialisat. Kadar natrium dalam )airan

    dialisat berkisar 51'5 meC#. bila kadar natrium lebih rendah maka resiko untuk terjadinya

    gangguan hemodinamik selama hemodialisis akan bertambah. Sedangkan bila kadar natrium

    lebih tinggi gangguan hemodinamik akan berkurang tetapi akan meningkatkan kadar natrium

    darah pas)adialisis. Keadaan ini akan menimbulkan rasa haus dan pasien akan )enderung untuk

    minum lebih banyak. *ada pasien dengan komplikasi hipotensi selam hemodialisisyang sulit

    ditanggulangi maka untuk mengatasinya kadar natrium dalam )airan dialisat dibuat lebih tinggi.

    Dialiser dapat didaur ulang ?reuse6 untuk tujuan mengurangi biaya hemodialisis.

    9ndikasi dialysis pada

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    38/102

    dianjurkan dikonsumsi. @umlah asupan )airan dibatasi sesuai dengan jumlah air ken)ing yang

    ada ditambah insensible water loss. :supan natrium dibatasi '"12" meC#hari guna

    mengendalikan tekanan darah dan edema. :supan tinggi natrium akan menimbulkan rasa haus

    yang selanjutnya mendorong pasien untuk minum. Bila asupan )airan berlebihan maka selama

    periode di antara dialysis akan terjadi kenaikan berat badan yang besar.

    *enggunaan hemodialisis prognosis kualitas hidup yang diperoleh )ukup baik dan panjang umur

    yang tertinggi sampai sekarang ' tahun. Kendala yang ada adalah biaya yang mahal.

    SINDROM NE)RO2IK

    Definisi

    Sindroma 8efrotik adalah suatu sindroma?kumpulan gejala1gejala6 yang terjadi akibat

    berbagai penyakit yang menyerang ginjal dan menyebabkan&( proteinuria?protein di dalam air kemih6( menurunnya kadar albumindalam darah( penimbunan garam dan air yang berlebihan( meningkatnya kadar lemak dalam darah.

    Sindroma ini bisa terjadi pada segala usia. *ada anak1anak, paling sering timbul pada usia

    - bulan sampai ' tahun, dan lebih banyak menyerang anak laki1laki.

    Etiologi

    Sindroma nefrotik bisa terjadi akibat berbagai glomerulopatiatau penyakit menahun yang

    luas. Sejumlah obat1obatan yang merupakan ra)un bagi ginjal juga bisa menyebabkan sindroma

    nefrotik, demikian juga halnya dengan pemakaian heroin intraena. Sindroma nefrotik

    berkembang menjadi gagal ginjal total dalam waktu 1' bulan.*enyebab sindroma nefrotik&

    . *enyakit

    , mieloma multipel, lupus

    eritematosus sistemik.

    2. 4bat1obatan

    4bat pereda nyeri yang menyerupai aspirin, senyawa emas, heroin intraena, penisilamin.

    . :lergi

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    39/102

    Patofisiologi

    Manifestasi Klinis

    ( 0dema, dimana pada wajah ?terutama preorbital6 di pagi hari saat baru bangun tidur dan

    pada tungkai di siang sampai malam hari ?pengaruh graitasi saat beraktiitas terutama

    pada posisi berdiri tekanan lebih besar pada daerah tungkai6, edema yang terjadi

    adalah pitting edema dan bilateral ?tidak di satu lokasi saja6.( 0dema juga dapat terjadi pada genitalia, thoraks ?edema pulmo sesak napas6, dan

    abdomen ?as)ites6.( Terkadang mun)ul sakit perut yang hebat, mual dan muntah, serta dinding perut terasa

    tegangdisebabkan oleh as)ites.

    ( *ada yang hipoalbuminemia berat ?albumin serum M 2 gramG6 terjadi edema anasarka sesak napas, kaki terasa berat dan dingin, dan kadang terjadi diare ?karena edema mukosa

    saluran )erna6.( Terjadi muscle wasting yang tampak nyata setelah edema menghilang. @adi penderita

    akan terlihat gemuk karena edemanya padahal untuk ototnya sendiri ?terutama otot

    skelet6 mengalami atrofi.

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    40/102

    ( Tanda1tanda malnutrisiperubahan rambut dan kulit, pembesaran kelenjar parotis, dan

    garis Auer)ke pada kuku ?garis putih6.( Terjadi hipertensi karena pengaktian sistem %:: oleh

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    41/102

    Per%u#i

    *ada perkusi toraks redup karena aleolus dibanjiri )airan ?edema pulmo6.

    Au#%ul&a#i

    Bising usus dapat meningkat ?diare motilitas meningkat6

    *ada thoraks terdengar ron)hi basahkarena edema pulmo

    Dilakukan juga pemeriksaan fisik khusus un&u% a#5i&e#&

    2e# un0ula#i minta pasian menekan pertengahan abdomen dengan sisi ulnar, lalu

    pemeriksa menepuk dengan perlahan salah satu sisi dan merasakan transmisi gelombang ke

    sisi yang lain.

    Pu00le &e#&meminta pasien tidur miring ke sisi berlawanan dengan pemeriksa dan

    perkusi lagijika suara menjadi timpani maka hasil test /

    2e# ;e%a% beralih pasien tidur telentang lalu lakukan perkusi abdomen dari medial

    kearah lateral sampai terjadi perubahan timpani ke suara redup atau pekak.

    Pemeri%#aan ru&in

    ( *emeriksaan urinproteinuria massif ?E,5 gr#2' jam6 dan lipiduria

    ( *emeriksaan albumin serumhipoalbumin ?M gr#dl6

    ( *emeriksaan kolesterol dan trigliseridhiperlipidemia

    Pemeri%#aan ;enunang

    Biopsy ginjal untuk mengetahui

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    42/102

    penanganan yaitu bisa diberikan obat antikoagulan jangka panjang. alaupun pemberian obat

    antikoagulan ini masih kontraersial tetapi pada study terbukti memberikan keuntungan dalam

    mengontrol tromboemboli. Dislipidemia pada S8 bisa diberikan obat penurun lemak golongan

    statin seperti simastatin, praastatin, dan loastatin dapat menurunkan kolesterol D,

    trigliserid dan meningkatkan kolesterol +D

    Prognosis

    ( *rognosisnya berariasi, tergantung kepada penyebab, usia penderita dan jenis kerusakan

    ginjal yang bisa diketahui dari pemeriksaan mikroskopik pada biopsi.

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    43/102

    *enyakit peradangan bilateral pada glomerulus ginjal yang terjadi akibat suatu

    mekanisme imunologis. Biasanya kasus ini terjadi setelah infeksi streptokokus pada

    tenggorokan atau kadang1kadang pada kulit sesudah masa laten sampai 2 minggu

    Klasifikasi

    Berdasarkan penyebabnya &

    1. K$ngeni&al a&au here0i&er

    Sindrom :lport

    Sindrom nefrotik kongenital ?tipe =indlandia6

    +ematuria familial

    Sindrom nail patella

    ". Di0a;a&

    *rimer # idiopatik

    *enyakit kelainan minimal

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    44/102

    Dari etiologi diatas yang paling banyak menyebabkan terjadinya glomerulonefritis

    akut ?

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    45/102

    Gambaran histopatologis

    Klasifikasi

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    46/102

    Manifestasi klinis

    :*S

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    47/102

    Terapi

    *engobatan terpenting adalah pengobatan suportif +ipertensi dapat diatasi se)ara efektif dengan asodilator perifer ?hidralaFine,

    nifedipen6.

    Diuretik diperlukan untuk mengatasi retensi )airan dan hipertensi. Dimana

    sebagian besar pasien memrlukan terapi antihipertensi jangka pendek ?beberapa

    hari sampai beberapa minggu6

    ;airan, natrium dan kalium harus diabatasi sampai keadaan hipertensi, overload

    )airan dn hiperkalemia hilang

    *ada biakan tenggorok dan kulit yang mengandung Streptokokus hemolitikus

    grup : harus diberikan antimikroba yang sesuai, penisilin atau eritromisin untuk

    men)egah penyebaran penyakit

    Prognosis

    Diperkirakan lebih dari $"G yang menderita penyakit ini dapat sembuh sempurna

    *ada orang dewasa prognosisnya menjadi kurang baik ?"G 1 5"G6

    2G 15G dari semua kasus akut mengalami kematian

    Sedangkan sisa pasien lainnya dapat berkembang menjadi glomerulonefritis

    progresif )epat ?%*

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    48/102

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    49/102

    ginjal menunjukkan adanya penimbunan limbah metabolik yang bersifat ra)un.

    *ada S< atau rontgen, pada awalnya ginjal tampak membesar tetapi kemudian

    akan mengkisut. ntuk memperkuat diagnosis seringkali

    dilakukan biopsi ?pengambilan )ontoh jaringan ginjal untuk diperiksa dengan

    mikroskop6. @uga dilakukan pemeriksaan darah untuk antibodi dan infeksi.

    Terapi dan Penatalaksanaan

    @ika hasil biopsi menunjukkan bahwa penyakitnya berat, maka segera dimulai

    pemberian obat Kortikosteroid dosis tinggi biasanya diberikan

    se)ara intraena selama minggu dan selanjutnya diberikan per1oral?ditelan6.Bisa

    juga diberikansiklofosfamidatauaFathioprine?obat untuk menekan aktiitas

    sistem kekebalan6.

    Selain itu, bisa dilakukan tindakan plasmaferesis, yaitu suatu prosedur untukmembuang antibodi dari darah penderita. @ika penyakit berkembang lebih lanjut,

    maka satu1satunya pengobatan yang efektif adalah dialisa. *ilihan lainnya adalah

    pen)angkokan ginjal, meskipun penyakit ini juga bisa menyerang ginjal yang

    di)angkokkan.

    Prognosis

    *rognosis tergantung kepada beratnya gejala. @ika tidak menjalani dialisa,

    penderita yang mengalami gagal ginjal akan meninggal dalam waktu beberapa

    minggu. *rognosis juga tergantung kepada penyebab dan usia penderita. @ika

    penyebabnya adalah penyakit autoimun ?tubuh membentuk antibodi untuk

    menyerang sel1selnya sendiri6, maka biasanya pengobatan akan mampu

    memperbaiki keadaan penderita. @ika penyebabnya tidak diketahui atau usia

    penderita telah lanjut maka prognosisnya lebih buruk. Sebagian besar penderita

    yang tidak menjalani pengobatan akan menderita gagal ginjal dalam waktu 2

    tahun

    LOMERULONE)RI2IS KRONIS

    Definisi

    Sindroma 8efrotik Kronik ?

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    50/102

    Etiologi

    0tiologi tidak diketahui. *ada 5"G penderita ditemukan glomerulopati sebagai

    penyebabnya, meskipun tidak pernah timbul gejala1gejalanya.

    Gejala Klinis

    Selama bertahun1tahun, sindroma ini tidak menimbulkan gejala. Sindroma ini

    berkembang se)ara bertahap, sehingga tidak dapat ditentukan kapan tepatnya

    penyakit ini mulai timbul. Seseorang yang merasa sehat, memiliki fungsi ginjal

    yang normal dan tidak menunjukkan tanda1tanda sindroma nefrotik kronik,

    diketahui menderita penyakit ini ketika menjalani pemeriksaan kesehatan rutin,

    yang menunjukkan adanya protein dan kemungkinan sel darah di dalam air

    kemihnya. *enderita lainnya bisa mengalami gagal ginjal yang menyebabkan,

    Aual, muntah, sesak napas, gatal1gatal, kelelahan.

    Bisa terjadi penimbunan )airan ?edema6 dan sering ditemukan tekanan darah

    tinggi.

    Pemeriksaan

    . rinalisis menunjukkan adanya protein, darah atau beberapa kelainan lainnya.

    2. %ontgen dada bisa menunjukkan adanya )airan yang berlebihan.

    . S< ginjal, ;T s)an ginjal atau 9>* menunjukkan pengkisutan ginjal.

    '. Biopsi ginjal bisa menunjukkan salah satu bentuk glomerulonefritis kronis atau

    pembentukan jaringan parut yang tidak spesifik pada glomeruli.

    Penatalaksanaan

    *engobatan tergantung kepada penyebab penyakit serta jenis dan beratnya gejala.

    Tujuan utama dari pengobatan adalah untuk mengendalikan gejala1gejalanya.

    ntuk mengendalikan tekanan darah tinggi diberikan obat anti1hipertensi dan

    pembatasan asupan garam, )airan serta protein.

    ntuk mengatasi gagal ginjal dan memperpanjang harapan hidup penderita,

    dilakukan dialisa atau pen)angkokan ginjal.

    LOMERULONE)RI2IS LESI PRIMER

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    51/102

    LESI PRIMER dibagi menjadi&

    1. Perubahan minimal

    Disebut juga nefrosis lipoid atau penyakit podositO glomeruli tampak normal atau

    hampir normal pada mikroskop )ahaya, sedangkan pada mikroskop elektron terlihat adanya

    penyatuan podositO hanya bentuk

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    52/102

    rendah, hematuria, dan sindrom nefrotik. Berespon buruk terhadap terapi dan umunya

    perlahan1lahan berkembang menjadi gagal ginjal.

    #. Glomerulonefritis fokal

    esi proliferatif atau sklerosis yang terjadi se)ara a)ak di seluruh ginjal dan seringkali

    hanya mengenai sebagian dari rumbai glomerulus. Terjadi pada sebagian perjalanan penyakit

    SB0, S0, poliarteritis nodosa, sondrom

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    53/102

    dalam membran basalis. Selanjutnya %$m;lemen a%an &erBM?.Sebagai respon terhadap lesi yang terjadi , timbul poliferasi sel-sel endotel

    yang di ikuti sel-sel mesangium dan selanjutnya sel-sel epitel. Semakin meningkatnya kebo)oran

    kapiler glomerulus menyebabkan protein dan sel darah merah dapat keluar ke dalam urin yang

    sedang di bentuk oleh ginjal, mengakibatkan proteinuria dan hematuria. :gaknya, %$m;le%#

    %$m;lemen an&igen=an&ib$0iinilah yang&erliha& #ebagai n$0ul=n$0ul #ube;i&el?atau sebagai

    bungkusan epimembanosa6pada mikroskop elektron dan sebagai bentuk granular dan

    berbungkah1bungkah pada mikroskop imunofluoresensi,pada pemeriksaan mikroskop )ahaya

    glomerulus tampak membengkak dan hiperselular di sertai inasi *A8

    AAL INAL AKU2

    Definisi

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    54/102

    1. AAL INAL AKU2 = PRERENAL

    Disebut juga A6$&emia Prarenal, berhubungan dengan ;enurunan ;erasodilatasi perifer& #e;#i#, anafilaksis, obat antihipertensi, anestesi, nitrat

    +ipoalbuminemia& sindrom nefrotik, gagal hati ?sirosis6

    . *erubahan hemodinamik ginjal primer

    *enghambat sintesis prostaglandin& aspirin dan obat 8S:9D

    >asodilatasi arteriol eferen& :;0 inhibitor ?kaptopril6

    4bat asokonstriktor & obat alfa1adrenergik, angiotensin 99

    Sindrom hepatorenal

    '. 4bstruksi askular ginjal bilateral

    Stenosis arteri ginjal, emboli, thrombosis

    Trombosis ena renalis bilateral

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    55/102

    :Fotemia prarenal merupakan satu1satunya penyebab tersering aFotemia akut ?E5"G

    kasus6, yang dapat menyebabkan terjadinya gagal ginjal akut tipe :T8, apabila tidak terdiagnosis

    dengan baik dan tepat. Beberapa keadaan prarenal yang paling sering dengan peningkatan resiko

    gagal ginjal akut adalah pembedahan aorta abdominalis, operasi jantung1terbuka, syok

    kardiogenik, luka bakar berat, dan syok septik. Sebagian besar %ea0aan ini ber%ai&an 0engan

    hi;$&en#i #i#&emi% 0engan a%&i9a#i %$m;en#a&$ri% #i#&em #ara< #im;a&i# 0an #i#&em RAA.

    :ngiotensin menyebabkan asokonstriktor ginjal, kulit, dan jaringan askular

    splanknikus, dan aldosteron menyebabkan retensi air dan garam. %espon ini didesain

    untuk mempertahankan tekanan arteri rata1rata sistemik dan perfusi ke organ1organ yang

    penting. *ada waktu yang sama, mekanisme autoregulasi ginjal diaktifkan untuk

    mempertahankan

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    56/102

    Banyak penyebab gagal ginjal akut renal yang di sebabkan langsung atau di

    eksaserbasi oleh berkurangnya aliran darah ginjal ke seluruh bagian atau sebagian ginjal.

    *enyebab kerusakan iskemik ini di sebabkan keadaan prarenal yang tidak teratasi. *enyebab

    lain adalah penyempitan atau stenosis arteri renalis sehingga mengurangi aliran darah ke

    seluruh ginjal.

    *enyakit lain yang lebih komplek seperti eklamsia, rejeksi alograf, sepsis, sindrom

    hepatorenal juga merupakan penyakit iskemia ginjal.

    Ne%r$#i# 2ubular A%u&

    Kebanyakan pasien dengan 8T: tidak di biopsi, dan diagnosis di tegakkan atas dasar

    gejala dan perjalanan klinis saja. *ada 8T: ini ternyata di dapatkan kontribusi perubuhan sel

    yang subletal seperti kehilangan lapisan brush border, membran plasma, polaritas membran,

    dan terlepasnya sel dari membran basalis, sehingga menyebabkan perubahan fungsional.

    Ne%r$#i# 2ubular A%u& A%iba& 2$%#in

    mumnya kerusakan terjadi akibat kerusakan tubulus, akan tetapi dapat juga di sertai

    dengan gangguan hemodinamik sistemik maupun mekanisme autoregulasi ginjal.

    2$%#in En0$gen& Aioglobulinuria, +emoglobulinuria, *rotein Aieloma

    Aioglobulin adalah protein yang mengandung hemo ?7kDa6, di filtrasi glomerulus.

    *ada rabdomiolisis tubulus proksimal tak mampu meresorpsi protein ini sehingga mioglobulin

    menyumbat tubulus yang lebih distal ?obstru)ting tubular )asts6. Selain itu mioglobulin

    memprookasi terjadinya asokontriksi oleh karena dapat mengikat nitrik oksida dan oleh

    karena rabdomiolisis luas yang menyebabkan penggumpalan )airan ?kompartemen ke16,

    sehingga terjadi hipoolemia.

    +emoglobulinuria

    +emoglobulin tak setoksik mioglobulin, dan jarang menyebabkan

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    57/102

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    58/102

    badan pasien. *erlu di perhatikan kemungkinan kehilangan )airan ke ekstraaskular

    ?redistribusi6 seperti pada peritonitis, asetis, ileus paralitik, edema anasarka, trauma luas

    ?kerusakan otot atau )rush syndrome6. %iwayat penyakit jantung, gangguan hemodinamik,

    adanya penyakit sirosis hati, hipoalbuminemia, alergi yang mengakibatkan penurunan olume

    efektif perlu selaludi tanyakan.

    *emeriksaan =isis

    :da hal penting yang harus di dapatkan pada pemeriksaan fisis pasien dengan

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    59/102

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    60/102

    Pemeri%#aan Pen5i&raan

    *ada

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    61/102

    9ndikasi yang memerlukan biopsi adalah apabila penyebab

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    62/102

    T0%:*9 D:8 *%4

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    63/102

    menurukan kalium tidak begitu di anjurkan oleh karena menambah jumlah natrium, dapat

    menimbulkan iritasi, menurunkan kadar kalsium sehingga dapat memi)u kejang. Tetapi

    bermanfaat apabila ada asidosis atau hipotensi.

    *emberian diuretik

    *ada

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    64/102

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    65/102

    Sindrom klinis, penurunan fungsi ginjal )epat dan progresif / oliguria

    @ika oliguria tidak diterapi kematian akibat gagal ginjal dalam beberapa minggu sampai

    bulan

    :danya bulan sabit di sebagaian besar glomerulus ?

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    66/102

    8efropati 9g: ? penyakit Berger 6

    +ematuria makroskopis, 12 hari setelah 9S*:, nyeri di daerah lipatan paha.

    Aerupakan penyebab hematuria mi)ros#ma)ros berulang

    *engendapan 9g: di mesangium, kelainan pembentukan dan pembersihan 9g:,

    peningkatan produksi 9g: dalam sumsum tulang dan kompleks imun di darah

    mengandung 9g:. *enurunan pembersihan 9g: plasama karena glikosilasi

    immunoglobulin :. Terjadi pengaktifan jalur komplemen alternatie pi)u )edera

    glomerulus

    Terjadi pelebaran mesangium, radang segmental terbatas di sebagian glomerulus ?

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    67/102

    Aerupakan penyebab tersering gagal ginjal akut.

    Pen'ebab

    Aerupakan suatu lesi ginjal reersibel yang timbul pada berbagai situasi

    klinis. *enyebab mayor dari a)ute tubular ne)rosis adalah iskemia dan toPin.

    Kerusakan tubular iskemia karena perfusi yang rendah dan sering didahului oleh

    aFotemia prerenal. Karakteristik gagal ginjal akut iskemi tidak hanya

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    68/102

    yang sinergis dari toksisitas sel epitel tubular renal se)ara langsung dan iskemi)

    medullar renal.

    1 ;y)losporine

    1 :ntineoplasti)

    1 :setaminofenparasetamol

    1 4bat1obatan anastesi

    1 organik ?misal, karbon tetraklorida6

    1 logam berat ?misal, merkuri, )admium, dan arseni)6

    26 0ndogen

    %habdomyolysis, hemolysis, asam urat, oksalat, plasma sel dys)rasia ?)ontoh, myeloma6.

    Pa&$gene#i#

    . ;edera Tubulus

    Sel epitel tubulus peka terhadap anoksia dan rentan terhadap toksin.

    Beberapa faktor memudahkan tubulus mengalami )edera toksik, termasuk permukaan

    bermuatan listrik yang luas untuk reabsorbsi tubulus, sistem transpor aktif untuk ion

    dan asam organik, dan kemampuan melakukan pemekatan se)ara efektif.

    9skemik perubahan struktur di sel epitel hilangnya polaritas sel merupakan

    kejadian awal yang penting se)ara fungsional ?reersibel6 redistribusi protein

    membran ?misal, 8a/, K/1:T*ase6 dari permukaan basolateral ke permukaan

    luminal sel tubulus penyaluran natrium ke tubulus distal meningkat

    Sistem umpan balik tubuloglomerulus asokontriksiO Kerusakan lebih lanjut di

    tubulus dan terbentuknya debris tubulus menghambat aliran keluar urin dan

    meningkatkan tekanan intratubulus

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    69/102

    Sel tubulus yang iskemik juga mengekspresikan kemokin, sitokin, dan molekul

    perekat, misalnya *1sele)tin yang berfungsi merekrut dan mengimobilisasi leukosit

    yang dapat ikut serta menimbulkan )edera.

    2.

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    70/102

    M$r

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    71/102

    . Stadium :wal

    Berlangsung sekitar ! jam, pada :T8 bentuk iskemik biasanya didominasi oleh

    proses medis, bedah, atau obstetrik pemi)u. Satu1satunya petunjuk kelainan ginjal

    adalah penurunan ringan keluaran urin disertai peningkatan nitrogen urea darah. *ada

    tahap ini, oliguria dapat dijelaskan berdasarkan penurunan transien aliran darah ke

    ginjal

    2. Stadium *emeliharaan

    Dimulai setiap saat antara hari kedua sampai keenam. Keluaran urin menurun

    drastis, biasanya menjadi antara 5" sampai '"" m#hari. Kadang1kadang keluaran

    menurun hingga hanya beberapa mililiter perhari, tetapi anuria total jarang terjadi.

    4liguria mungkin berlangsung hanya beberapa hari atau mungkin menetap sampai

    minggu. olume urin

    kembali normalO namun, gangguan ringan fungsi ginjal, terutama tubulusnya, mungkin

    menetap berbulan1bulan. Dengan metode perawatan modern, pasien yang tidak

    meninggal akibat penyakit pemi)u memiliki kemungkinan $"G hingga $5G pulih dari

    :T8.

    Pena&ala%#anaan

    *enatalaksanaan ditujukan untuk memper)epat re)oery dan menghindari

    komplikasi. Sebaiknya, dilakukan pen)egahan untuk menghindari olume oerload dan

    hiperkalemia.

    oop blo)king diureti) digunakan dalam dosis yang besar ?misalnya, furosemid

    dengan dosis dari 2" mg sampai !" mg per oral atau intraena 2 kali sehari6 untuk

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    72/102

    memberikan efek diuresis se)ara adekuat dan membantu mengubah dari gagal ginjal

    oliguri menjadi nonoliguri

    NE)ROPA2I DIABE2IKUM

    Definisi

    8efropati Diabetik adalah penyakit ginjal yang disebabkan karena diabetes yang

    merupakan penyebab terbesar dari gagal ginjal. Tak kurang dari sepertiga penderita diabetes akan

    menjadi nefropati diabetik. 4rang dengan diabetes dan penyakit ginjal akan lebih buruk

    dibanding hanya menderita sakit ginjal saja. +al ini disebabkan orang dengan diabetes )enderung

    untuk memiliki penyakit lain yang menahun seperti tekanan darah tinggi, kolesterol dan penyakit

    pembuluh darah ?atheros)lerosis6. 4rang dengan diabetes juga )enderung memiliki penyakit

    yang berhubungan dengan ginjal seperti infeksi saluran kemih dan rusaknya syaraf yang

    berhubungan dengan saluran kemih.

    :da 5 fase 8efropati Diabetika &

    =ase 9, adalah hiperfiltrasi dengan peningkatan

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    73/102

    dijumpai.Dibandingkan DA tipe 99 maka 8efropati Diabetika pada DA tipe 9 jauh lebih

    progresif dan dramatis. Dengan meremehkan penyakit DA maka bisa berkomplikasi ke

    8efropati diabetika. Berdasar studi *realensi mikroalbuminuria ?A:*S6, hampir !"G dari

    penderita hipertensi dan diabetes di :sia menderita 8efropati diabetik. *resentasi tersebut terdiri

    atas -,- G dengan Aakroalbuminuria dan $,- G dengan mikroalbuminuria.

    Etiologi

    +ipertensi atau tekanan darah yang tinggi merupakan komplikasi dari penyakit DA

    diper)aya paling banyak menyebabkan se)ara langsung terjadinya 8efropati Diabetika.

    +ipertensi yang tak terkontrol dapat meningkatkan progresifitas untuk men)apai fase 8efropati

    Diabetika yang lebih tinggi ?=ase > 8efropati Diabetika6.

    Patofisiologi

    Kelebihan gula darah memasuki sel glomerulus melalui fasilitasi glu)ose transporter

    ?

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    74/102

    seperti angiotensin 99 ?: 996 dan endotelin.

    Manifestasi klinis

    ?*vert )ephroathy 'tage6

    Stadium ini ditandai dengan&

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    75/102

    *roteinuria menetap?E",5gr#2'j6.

    +ipertensi

    *enurunan laju filtrasi glomerulus.

    5. Stadium > ?+nd 'tage #enal "ailure6

    *ada stadium ini laju filtrasi glomerulus sudah mendekati nol dan dijumpai fibrosis

    ginjal.%ata1rata dibutuhkan waktu517 tahun untuk sampai pada stadium 9> dan517tahun

    kemudian akan sampai stadium>.

    :da perbedaan gambaran klinik dan patofisiologi 8efropati Diabetika antara diabetes mellitus

    tipe 9 ?9DDA6 dan tipe 99 ?89DDA6. Aikroalbuminuria seringkali dijumpai pada 89DDA saat

    diagnosis ditegakkan dan keadaan ini serigkali reersibel dengan perbaikan status metaboliknya.

    :danya mikroalbuminuria pada DA tipe 99 merupakan prognosis yang buruk.

    Diagnosis

    :tas dasar penelitian kasus1kasus di Surabaya, maka berdasarkan isibilitas, diagnosis,

    manifestasi klinik, dan prognosis, telah dibuat kriteria diagnosis klasifikasi 8efropati Diabetika

    tahun $- yang praktis dan sederhana. Diagnosis 8efropati Diabetika dapat dibuat apabila

    dipenuhi persyaratan seperti di bawah ini&

    a. DA

    b. %etinopati Diabetika). *roteinuri yang presisten selama 2P pemeriksaan interal 2 minggu tanpa penyebab

    proteinuria yang lain, atau proteinuria P pemeriksaan plus kadar kreatinin serum

    E2,5mg#dl.

    Data yang didapatkan pada pasien antara lain pada&

    . :namnesis

    Dari anamnesis kita dapatkan gejala1gejala khas maupun keluhan tidak khas dari gejala

    penyakit diabetes. Keluhan khas berupa poliuri, polidipsi, polipagi, penurunan berat badan.

    Keluhan tidak khas berupa& kesemutan, luka sukar sembuh, gatal1gatal pada kulit,

    ginekomastia, impotens

    2. *emeriksaan =isik

    a. *emeriksaan Aata

    *ada 8efropati Diabetika didapatkan kelainan pada retina yang merupakan tanda

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    76/102

    retinopati yang spesifik dengan pemeriksaan =unduskopi, berupa &

    i. 4bstruksi kapiler, yang menyebabkan berkurangnya aliran darah dalam kapiler

    retina.

    ii. Aikroaneusisma, berupa tonjolan dinding kapiler, terutama daerah kapiler

    ena.

    iii. 0ksudat berupa &a6 +ard ePudate. Berwarna kuning, karena eksudasi plasma yang lama.

    b6 ;otton wool pat)hes.Berwarna putih, tak berbatas tegas, dihubungkan

    dengan iskhemia retina.i. Shunt artesi1ena, akibat pengurangan aliran darah arteri karena obstruksi

    kapiler.. *erdarahan bintik atau perdarahan ber)ak, akibat gangguan permeabilitas

    mikroaneurisma atau pe)ahnya kapiler.

    i. 8eoaskularisasi

    Bila penderita jatuh pada stadium end stage ?stadium 9>1>6 atau ;%= end

    stage, didapatkan perubahan pada &

    ;or, )ardiomegali

    *ulmo, oedem pulmo

    . *emeriksaan aboratorium

    *roteinuria yang persisten selama 2 kali pemeriksaan dengan interal 2 minggu tanpa

    ditemukan penyebab proteinuria yang lain atau proteinuria satu kali pemeriksaan plus

    kadar kreatinin serum E 2,5 mg#dl.

    Penatalaksanaan

    A. Ne(n$ipatien diabeti$ nephropath)?

    1. Pengen0alian hi;ergli%emia

    *engendalian hiperglikemia merupakan langkah penting untuk men)egah#mengurangi

    semua komplikasi makroangiopati dan mikroangiopati.

    a. Diet

    Diet harus sesuai dengan rekomendasi dari Sub nit 0ndokrinologi Aetabolisme,

    misalnya reducing diet khusus untuk pasien dengan obesitas. >ariasi diet dengan

    pembatasan protein hewani bersifat indiidual tergantung dari penyakit penyerta &

    +iperkolesterolemia

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    77/102

    rolitiasis ?misal batu kalsium6

    +iperurikemia dan artritis

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    78/102

    B. Ne

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    79/102

    b6 :ntagonis kalsium

    aporan studi meta-analysis memperlihatkan antagonis kalsium golongan

    nifedipine kurang efektif sebagai antiproteinuric agentpada nefropati diabetik

    dan nefropati non1diabetik.

    )6 Kombinasi penghambat 0:; dan antagonis kalsium non dihydropyridine.

    *enelitian initro dan inio pada nefropati diabetik ?DAT6 kombinasi

    penghambar 0:; dan antagonis kalsium non dihydropyridine mempunyai

    efek.

    '6 4ptimalisasi terapi hiperglikemia

    Keadaan hiperglikemi harus segera dikendalikan menjadi normoglikemia dengan

    parameter +b:) dengan insulin atau obat antidiabetik oral ?4:D46.

    ". Manaemen Sub#&i&u#i

    *rogram managemen substitusi tergantung dari kompliaksi kronis lainnya yang

    berhubungan dengan penyakit makroangiopati dan mikroangiopati lainnya.

    a6 %etinopati diabetik

    Terapi fotokoagulasi

    b6 *enyakit sistem kardioaskuler

    *enyakit jantung kongestif

    *enyakit jantung iskemik#infark

    )6 Ben)ana serebroaskuler

    Stroke emboli#hemoragik

    d6 *engendalian hiperlipidemia

    Dianjurkan golongan sinastatin karena dapat mengurangi konsentrasi kolesterol1

    D.

    . NeEnd -tage Diabeti$ ,ephropath)?

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    80/102

    )ARMAKOLOI

    DIURE2IK

    9. T98@::8 AA

    Diureti) adalah Diuretik adalah obat yang bekerja pada ginjal untuk meningkatkan ekskresi

    air dan natrium klorida ?meningkatkan aliran urin6. 4bat ini merupakan penghambat transport

    ion yang menurunkan reabsorbsi 8a/ pada bagian1bagian nefron yang berbeda. :kibatnya, 8a/

    dan ion lain seperti ;l1 memasuki urin dalam jumlah lebih banyak dibandingkan bila keadaan

    normal bersama1sama air, yang mengangkut se)ara pasif untuk mempertahankan keseimbanagan

    osmoti). @adi, diureti) meningkatkan olume urin dan sering menubah p+1nya serta komposisi

    ion didalam urin dan darah. 0fektifitas berbagai kelas diureti) yang berbeda sangat berariasi,

    dengan peningkatan sekresi 8a/ berfariasi dari kurang 2G untuk diureti) hemat kalium yang

    lemah, sampai lebih dari 2"G untuk Uloop diureti)V yang poten. *enggunaan klinis utamanya

    ialah dalam menangani kelaian yang meningkatkan retensi )airan ?edem6atau dalam menobati

    hipertensi dengan efek diuretiknya menyebabkan penurunan tekanan darah.

    99. %0

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    81/102

    :. Tubulus renalis kontortus proksimal

    Dalam tubulus kontortus proksimal yang berada dalam korteks ginjal , hampir semua

    glukosa, bikarbonat , asam amino, dan metabolit lain di ansorbsi. Sekitar 2# jumlah 8a/ juga

    direabsorbsi di tubulus proksimal, klorida dan air mengikuti dengan pasif untuk mempertahankan

    keseimbangan elektrolit dan osmolaritas. Bila tidak untuk reabsorsi ekstensif air dan Fat1Fat yang

    terlarut di dalamnya pada tubulus proksimal, maka mamalia akan segera mengalami dehidrasi

    dan kehilangan osmolaritas normalnya.

    Si#&em #e%re#i a#am& tubulus proksimal merupakan tempat sekresi asam asam basa

    organi). System sekresi asam organi) mensekresikan berbagai asam organi) ?seperti& asam urat,

    beberapa antibioti), diureti)6 dari aliran darah kelumen tubulus proksimal. Kebanyakan obat

    diureti) sampai ke )airan tubulus melalui system ini. System sekresi asam organi) dapat menjadi

    jenuh, dan obat1obat diureti) di aliran darah bersaing untuk disekresikan dengan asam organi)

    endogen, seperti asam urat. +al ini menjelaskan terjadinya +iperurisemia karena obat1obat

    diureti), sepertifurosemid atauklorotia.id

    B. :nsa +enle *ars Desenden

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    82/102

    Sisa filtrate yang isotonis, memasuki ansa henle pars de)enden dan terus kedalam medulla

    ginjal. 4smolaritas meningkat sepanjang bagian de)enden dari ansa henle karena mekanisme

    arus balik. +al ini menyebabkan peningkatan konsentrasi garam tiga kali lipat dalam )airan

    tubulus.

    ;. :nsa +enle *ars :senden

    Sel1sel tubulus asenden unik karena impermeable untuk air. %eabsorbsi aktif untuk ion1ion

    8a/,K/ dan ;1 dibantu oleh suatu kotransport 8a/#K/#2;l1. Ag// dan ;a// memasuki

    )airan interstisial melalui )airan paraselular. @adi, *ars asenden merupakan bagian pengen)er dari

    nefron. Kira1kira 251"G 8a;l ditubulus kembali ke )airan interstisial, dengan demikian

    membantu mempertahankan osmolaritas tinggi dari )airan. Karena ansa henle merupakan bagian

    terbesar untuk reabsorbsi garam, maka obat1obat yang bekerja ditempat ini, seperti Xloop1

    diuretikV merupakankelompok diureti) yang paling efektif.

    D. Tubulus renalis kontortus distall

    Sel1sel tubulus distal juga impermeable terhadap air. Sekitar "G dari 8atrium ;lorida yang

    disaring direabsorbsi melalui suatu transporter 8a/#;l1, yang sensitie terhadap diureti) TiaFid.

    Selain itu, eksresi ;a// diatur olrh hormone paratiroid pada bagian tubulus ini.

    0. Tubulus duktus renalis rektus

    Sel1sel utama dan sel1sel interkalasi dari tubulus renalis rektus bertanggung jawab untuk

    pertukaran 8a/ K/ dan untuk sekresi +/ dan reabsorbsi K/. stimulasi reseptor aldosteron pada

    sel1sel utama menyebabkan reabsorbsi 8a/ dan sekresi K/. %eseptor hormone antidiuretik

    ?:D+,>asopresin6 meningkatkan reabsorbsi air dari tibulus dan duktus renlis rektus. :ktifitas ini

    dibantu ;:A*.

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    83/102

    999. =8

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    84/102

    koloidal yang menyebabkan edema. >olume plasma yang rendah merangsang sekresi aldosteron

    melalui system rennin1angiotensin1aldosteron. +al ini menyebabkan retensi 8a/ dan )airan,

    yang meningkatkan edema lebih lanjut.D. 0dema *ramenstruasi

    0dema yang menyertai menstruasi merupakan akibat ketidakseimbangan hormonal seperti

    kelebihan esterogen, yang mempermudah )airan kerongga ekstraselular. Diureti) dapatmengirangi edema ini.

    9>. *08

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    85/102

    Bumetanid,furosemid,torsemid,asam ektakrinat merupakan empat diureti) yang efek

    utamanya pada pars asenden ansa henle. 4bat1obat ini memiliki efektiitas tertinggi dalam

    memobilisasi 8a/ dan ;l1 dari tubuh.

    Bume&ani0

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    86/102

    TiaFid merupakan obat diuerik yang paling banyak digunakan. Semua tiaFid mempengaruhi

    tubulus distal, dan semuanya memiliki efek diureti) maksimum yang sama, berbeda hanya dalam

    potensi,dinyatakan dalam permiligram basa.

    A. Kl$r$&ia6i0

    Aerupakan protipe diureti) golongan tiaFid, merupakan diureti) modern yang aktif per oraldan mampu mempengaruhi edema berat yang disebabkan oleh sirosis hati dan gagal jantung

    kongestif dengan efek samping yang minimum.

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    87/102

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    88/102

    a. Kehilangan kalium

    +ipokalemi merupakan persoalan yang paling sering dijumpai dengan diureti) golongan

    tiaFid dan dapat menyebabkan aritmia entri)ular pada pasien yang menggunakan

    digitalis. :ktiasi %enin1angiotensin1aldosterondengan penurunan olume intraaskuler

    menyebabkan kehilangan K/ yang bermakna melalui urin. Defisiensi K/ dapat diatasidengan spironolakton, yang menggangu efek aldosteron, atau dengan memberikan

    triamteren yang bekerja untuk memperthankan K/. diet yang rendah garam mengaburkan

    kehilangan kalium yang disebabkan oleh diureti) tiaFid.

    b. +iperurisemia

    TiaFid meningkatkan asam urat serum dengan menurunkan jumlah asa yang disekresi

    oleh system sekresi asam organi). Karena tidak larut asam urat terkumpul didalam

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    89/102

    persendian, dan sernagan pirai yang lengkap dapat terjadi pada indiidu dengan

    predisposisi pirai. Karena itu adalah penting melakukan pemeriksaan darah berkala untuk

    mengetahui kadar asam urat.). *engurangan olume

    +al ini dapat menyebabkan hipertensi ortostatik atau merasa ringan kepala.

    d. +iperkalsemiaTiaFid menghambat sekresi ;a// kadang1kadang menyebabkan peningkatan ;a// dalam

    darahe. +iperglikemia

    *asien Diabetes mellitus yang menffunakan tiaFid untuk hipertensinya dapat mengalami

    hiperglikemia dan mengalami kesulitan dalam mempertahankan kadar gula darah yang

    tepat.f. +ipersensitiitas

    *enekanan sumsum tulang, dermatitis, askulitis nekrotikans dan nefritis interstisial

    sangat jarang terjadi

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    90/102

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    91/102

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    92/102

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    93/102

    KOR2IKOS2EROID

    Me%ani#me %era

    Steroid terikat pada ;B< ?)orti)osteroid binding globulin6, kemudian saat masuk ke

    dalam sel, ikatan tersebut terlepas. %eseptor intraselular terikat dengan stabilisasiprotein, yaitu 2 molekul heat sho)k protein $" ?+sp $"6. Komplek reseptor ini tidak

    dapat mengaktifasi transkripsi. Saat komplek ini terikat dengan molekul kortisol. +sp

    $" terlepas. Komplek reseptor1steroid dapat memasuki nu)leus dan terikat pada

    glukokortikoid response element ?

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    94/102

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    95/102

    *ada keadaan normal, $"G kortisol terikat pada 2 jenis protein plasma&

    globulin pengikat kortikosteroid dan albumin. :finitas globulin tinggi tapi kapasitas

    ikatnya rendah, sebaliknya afinitas albumin rendah tetapi kapasitas iktanya relatif

    tinggi. Karena itu pada kadar rendah atau normal, sebagaian besar kortikosteroid

    terikat globulin. Bila kadar kortikosteroid meningkat jumlah hormon yang terikat

    albumin dan yang bebas juga meningkat., sedangkan yang terikat globulin sedikit

    mengalami perubahan. Kortikosteroid berkompetisi dengan sesamanya untuk

    berikatan dengan globulin pengikat kortikosteroid, kortisol memiliki afinitas yang

    tinggi sedangkan metabolit yang terkonyugasi dengan asam glukoronat dan

    aldosteron afinitasnya rendah.

    Biotranformasi steroid terjadi di dalam dan di luar hati. Aetabolitnya

    merupakan senyawa inaktif atau berpotensi rendah. Semua kortikosteroid yang aktif

    memilki ikatan rangkap pada atom ;',5 dan gugus keton pada atom ;. reduksi

    iktan rangkap ;',5 terjadi di dalam hati dan jaringan ekstrahepatik serta

    menghasilkan senyawa inaktif. *erubahan gugus keton menjadi gugus hidroksil

    hanya terjadi di hati. Sebagian hasil reduksi gugus keton pada atom ; melalui gugus

    hidroksilnya se)ara enFimatik bergabung dengan asam sulfat atau asam glukoronat

    membentuk ester yang mudah larut dan kemudian diekskresi. %eaksi ini terutama

    terjadi di hepar dan sebagian ke)il di ginjal.

    9ndikasi klinis&

    . Digunakan untuk diagnosis dan terapi gangguan fungsi adrenal

    a. 9nsufisiensi adrenokortikal

    i. Kronis ?penyakit addison6

    ii. 9nsufisiensi adrenokortikal akut

    b. +iperplasia adrenokortikal kongenital

    ). Sindrom ;husing

    d. :ldosteronisme

    2. Digunakan untuk terapi gangguan non adrenal

    2able 3!". S$me 2hera;eu&i5 In0i5a&i$n#

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    96/102

    Di#$r0er Eam;le#

    :llergi) rea)tions :ngioneuroti) edema, asthma, bee stings, )onta)t dermatitis, drug

    rea)tions, allergi) rhinitis, serum si)kness, urti)aria

    ;ollagen1as)ular

    disorders

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    97/102

    :gen1agen ini harus digunakan dengan sangat hati1hati pada pasien dengan ulkus

    peptikum, penyakit jantung atau hipertensi dengan gagal jantung, penyakit infeksi

    tertentu seperti ari)ella dan tuber)ulosis, psikosis, diabetes, osteoporosis, atau

    glaukoma.

    E

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    98/102

    )airan normotonik seperti )airan saline normal atau laktat %inger harus diberikan dengan

    suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah. Status hidrasi harus dimonitor dengan

    baik dengan memperhatikan tanda1tanda ital, pernapasan, dan urin, dan penyesuaian infus jika

    diperlukan. *emberian harus diubah ke )airan rehidrasi oral sesegera mungkin. @umlah )airan

    yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah )airan yang keluar dari badan. Kehilangan )airan

    dari badan dapat dihitung dengan memakai )ara &

    BD plasma, dengan memakai rumus &

    Kebutuhan )airan Z BD *lasma I ,"25 ( Berat badan ?Kg6 ( ' ml

    ",""

    AetodePierceberdasarkan keadaan klinis &

    1 Dehidrasi ringan, kebutuhan )airan 5G ( KgBB

    1 Dehidrasi sedang, kebutuhan )airan -G ( KgBB

    1 Dehidrasi berat, kebutuhan )airan "G ( KgBB

    Aetode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaian#skor ?tabel 6

    Tabel . Skor Daldiyono

    1 rasa haus#muntah

    1 Tekanan darah sistolik !"1$" mm+g

    1 Tekanan darah sistolik M !" mm+g 2

    1 =rekwensi 8adi E 2" P#menit

    1 kesadaran apatis

    1 Kesadaran somnolen, sopor atau koma 2

    1 =rekwensi nafas E " P#menit

    1 =a)ies )holeri)a 2

    1 >oP )holeri)a 2

    1 Turgor kulit menurun

    1 asherHs womanHs hand

    1 0kstremitas dingin

    1 Sianosis 2

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    99/102

    1 mur 5"1!" tahun 1

    1 mur E !" tahun 12

    Kebutuhan )airan Z Skor ( "G ( KgBB ( liter

    5

    !oldbeger ?$-"6 mengemukakan beberapa )ara menghitung kebutuhan )airan &

    ;ara 9 &

    1 @ika ada rasa haus dan tidak ada tanda1tanda klinis dehidrasi lainnya,

    " maka kehilangan )airan kira1kira 2G dari berat badan pada waktu itu.

    1 Bila disertai mulut kering, oliguri, maka defisit )airan sekitar !G dari

    2 berat badan saat itu.

    " 1 Bila ada tanda1tanda diatas disertai kelemahan fisik yang jelas,

    " perubahan mental seperti bingung atau delirium, maka defisit )airan

    " sekitar 7 1'G atau sekitar ,5 I 7 liter pada orang dewasa dengan

    berat badan 5" Kg.

    ;ara 99 &

    @ika penderita dapat ditimbang tiap hari, maka kehilangan berat badan '

    Kg pada fase akut sama dengan defisit air sebanyak ' liter.

    ;ara 999 &

    Dengan menggunakan rumus &

    8a2 ( B2 Z 8a ( B, dimana &

    8a Z Kadar 8atrium plasma normalO B Z >olume air badan normal,

    biasanya !"G dari berat badan untuk pria dan 5"G untuk wanita O 8a2 Z

    Kadar natrium plasma sekarang O B2 Z olume air badan sekarang.

    Ke#eimbangan A#am Ba#a

    A#i0$#i# me&ab$li5

    :sidosis metaboli) ditandai dengan turunnya kadar ion +;4 diikuti dengan

    penurunan tekanan parsil ;42 didalam arteri. Kadar ion +;4 normal sebesar 2'meC#

    dan kadar normal *;42 adalah '"mm+g dengan kadar ion + sebesar '" nanomol#

    *enurunan kadar ion +;4 sebesar meC# akan diikuti penurunan *;42 sebesar ,2

    mm+g.*enyebab asidosis metaboli) dibagi menjadi kelompok&

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    100/102

    9. *embentukan asam yang berlebihn didlam tubuh

    99. Berkurangnya kadar ion +;4 dalam tubuh

    999. :danya retensi ion + dalam tubuh

    Kompensasi peru dengan hiperentilasi menurukan tekanan parsil ;42,dapat bersift

    lengkap,sebagian, atau berlebihan .Berdasarkan kompensasi ini asidosis metaboli) dibagimenjadi kelompok&

    i. :sidosis metaboli) sederhana&*enurunan kadar ion +;4 sebesar meC# diikuti penurunan *;42 sebesar

    ,2 mm+g

    ii. :sidosis metaboli) ber)ampur dengan asidosis respiratorik*enurunan kadar ion +;4 sebesar meC# diikuti penurunan *;42 sebesar

    kurang dari ,2mm+g

    iii. :sidosis metaboli) ber)ampur dengan alkalosis respiratorik

    *enurunan kadar ion +;4 sebesar meC# diikuti penurunan *;42 sebesarlebih dari ,2mm+g

    *eran

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    101/102

    diabeti),asam laktat pada asidosis laktat,asam salisilat pada intoksikasi salisilat atau

    asam organi) pada intoksikasi etanol.

    :sidosis metaboli) denagn anion gap yang normal selalu disertai dengan

    peningkatan ion ;l dalam plasma sehingga disebut sebagai asidosis metaboli)

    hiperkloremi

    :nion gap dalam urin

    *ada keadaan asidosis metaboli) dengan anion gap normal ?hiperkloremik6ion ;l

    yang berlebih akan segera diekskresikan oleh sel interklated duktus kolingentes

    bersama dengan sekresi ion +. 0kskresi ion ;l dilakukan bersama dengan ion

    8+dalam bentuk 8+';l,ion 8+' dibentuk dari ikatan ion 8+ dalam tubulus

    denagn ion +yang diekskresikan denagn tubulus distal anion gap dalam urin dihitung

    denan rumus&

    ?8a1urin/K urin61;l urin

    Bila positif terjadi gangguan ekskresi ion 8+ sehingga 8+';l tidak terbentuk

    akibat adanya gangguan ekskresi ion +ditubulus distal

    Bila negatie menunjukan adanya asidosis metaboli) anion gap normal,dimana

    ekskresi ion ;l dalam bentuk 8+';l sebanding denagn ekskresi ion + ditubulus

    distal

    Tampilan klinik asidosis metaboli)

    p+ lebih dari 7,&

    . %asa lelah ?fatigue6

    2. Sesak nafas ?kusmau6. 8yeri perut

    '. 8yeri tulang

    5. Aual#muntah

    p+ kurang dari atau sama dengan 7,&

    .

  • 7/21/2019 KOM SK 3 BLOK 11

    102/102

    angkah pertama &menetapkan berat ringan gangguan asidosis,ganngauan tersebut

    letal bila p+ M 7 atau kadar ion lebih dari "" nmol# .