kon jung t i vitis vernal is final

Upload: muhammad-amin-af

Post on 19-Oct-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

REFERATJanuari 2014

KONJUNGTIVITIS VERNALIS

Pembimbing:dr. Kuswaya, Sp.MDisusun oleh :Dian MayapadaG1107070

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN MATARSUD RADEN MATTAHER/FKIK UNJA2014

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis menghaturkan puji dan syukur kepada Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan referat dengan judul KONJUNGTIVITIS VERNAL dengan baik dan tepat waktu.Adapun tujuan penulisan referat ini adalah untuk mengetahui secara lebih mendalam mengenai salah satu penyakit mata, yaitu konjungtivitis vernal. Pada referat ini akan dibahas berbagai segi mengenai konjungtivitis vernal mulai dari definisi, etiologi, patogenesis, faktor resiko, epidemiologi, gejala klinis, diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi, prognosis, hingga pencegahan.Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada pembimbing referat dr.Kuswaya, Sp.M atas bimbingan, waktu serta kesempatan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan referat ini.Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terjadi kesalahan dalam penulisan maupun dalam pembahasan materi. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang.Akhir kata, penulis berharap agar referat ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.Jambi, Januari 2014

Penulis

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR 2DAFTAR ISI 3DAFTAR GAMBAR 4BAB I PENDAHULUAN 5I.1 LATAR BELAKANG 5BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6II.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI 6II.2 KONJUNGTIVITIS VERNAL 9II.2.1 PENDAHULUAN 9II.2.2 DEFINISI 10 II.2.3 KLASIFIKASI 12II.2.4 ETIOLOGI 12II.2.5 PATOFISIOLOGI 12II.2.6 GAMBARAN HISTOPATOLOGIK 13II.2.7 GEJALA 14II.2.8 DIAGNOSTIK 17II.2.9 PENGOBATAN 17BAB III KESIMPULAN 20DAFTAR PUSTAKA 21DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Anatomi Konjungtiva 6Gambar 2. Konjungtiva dengan Pelebaran A. Ciliaris 7Gambar 3. Konjungtivitis Vernal Palpebra dengan Tanda cobble stone 11Gambar 4. Konjungtivitis Vernal Limbal dengan Tanda Trantas Dot 12Gambar 5. Histologi Konjungtivitis Vernal Terlihat Banyak Sel Radang Terutama Eosinofil 14

BAB IPENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANGKonjungtiva merupakan bagian dari mata yang berfungsi sebagai proteksi bagi mata terhadap benda-benda asing yang masuk. Dimana konjungtiva adalah mukosa yang melapisi bagian dalam palpebra dan permukaan anterior mata. Konjungtiva melapisi permukaan sebelah dalam kelopak mulai tepi kelopak (margo palpebralis), melekat pada sisi dalam tarsus, menuju ke pangkal kelopak menjadi konjuntiva fornicis yang melekat pada jaringan longgar dan melipat balik melapisi bola mata hingga tepi kornea1.Konjungtivitis merupakan radang pada konjungtiva atau radang selaput lendiryang menutupi belakang kelopak dan bola mata. Konjungtivitis dapat disebabkan olehberbagai macam penyebab seperti, bakteri,virus,klamidia,alergi toksiksepertikonjungtivitis vernal,dan moluscum contangiosum.Sedangkan konjungtivitisvernalisdikenaljugasebagaikonjungtivitismusiman ataukonjungtivits musimkemarau,yang merupakanpenyakitbilateral yang jarang yang disebabkan oleh alergi, biasanya berlangsung dalam tahun-tahun prapubertas dan berlangsung 5-10 tahun. Penyebaran konjungtivitis vernal merata di dunia, terdapat sekitar 0,1% hingga 0,5% pasien dengan masalah tersebut. Penyakit ini lebih sering terjadi pada iklim panas.2

BAB IITINJAUAN PUSTAKAII.1. ANATOMI DAN FISIOLOGI KONJUNGTIVAKonjungtiva adalah mukosa yang melapisi bagian dalam palpebra dan permukaan anterior mata. Konjungtiva melapisi permukaan sebelah dalam kelopak mulai tepi kelopak (margo palpebralis), melekat pada sisi dalam tarsus, menuju ke pangkal kelopak menjadi konjuntiva fornicis yang melekat pada jaringan longgar dan melipat balik melapisi bola mata hingga tepi kornea. 1Konjungtiva dibagi menjadi 3 bagian :1. Konjungtiva palpebra2. Konjungtiva forniks3. Konjungtiva bulbi

Gambar 1. Anatomi KonjungtivaYang melapisi bagian palpebra disebut konjungtiva palpebra, di forniks disebut konjuntiva fornicis dan yang di bola mata disebut konjuntiva bulbi. Secara histologis lapisan konjuntiva dimulai dari epitel konjuntiva yang terdiri atas epitel superficial mengandung sel goblet yang memproduksi mucin dan epitel basal, di dekat limbus dan epitel ini mengandung pigmen. Dibawah epitel terdapat stroma konjuntiva yang terdiri atas lapisan adenoid yang mengandung jaringan limfoid dan lapisan fibrosa yang mengandung jaringan ikat.Kelenjar yang ada di konjuntiva terdiri dari kelenjar Krause (ditepi atas tarsus) yang menyerupai kelenjar air mata. Arteri- arteri konjungtiva berasal dari a.ciliaris anterior dan a. palpebralis yang keduanya beranastomosis. Yang berasal dari a. ciliaris anterior berjalan ke depan mengikuti m. rectus menembus sclera dekat limbus untuk mencapai bagian dalam mata dan cabang- cabang yang mengelilingi kornea.

Gambar 2. Konjungtiva dengan Pelebaran A. CiliarisKonjungtiva menerima persyarafan dari percabangan pertama n. trigeminus yang berakhir sebagai ujung- ujung yang lepas terutama di bagian palpebra. Konjuntiva mengandung sangat banyak pembuluh limfe.Konjungtiva dibasahi oleh air mata yang saluran sekresinya bermuara di forniks atas. Air mata mengalir dipermukaan belakang kelopak mata dan tertahan pada bangunan lekukan di belakang kelopak mata tertahan di belakang tepi kelopak. Air mata yang mengalir ke bawah menuju forniks dan mengalir ke tepi nasal menuju punctum lakrimalis. Dengan demikian konjuntiva dan kornea selalu basah. Kedudukan konjungtiva mempunyai resiko mudah terkena mikroorganisme atau benda lain. Air mata akan melarutkan materi infektius atau mendorong debu keluar. Alat pertahanan ini menyebabkan peradangan menjadi self-limited disease. Selain air mata, alat pertahanan berupa elemen limfoid, mekanisme eksfoliasi epitel dan gerakan memompa kantong air mata. Hal ini dapat dilihat pada kehidupan mikroorganisme patogen untuk saluran genitourinaria yang dapat tumbuh di daerah hidung tetapi tidak berkembang di daerah mata. (1,2,3)

II.2. KONJUNGTIVITIS VERNALIS2.1. PENDAHULUANKonjungtivitis merupakan radang pada konjungtiva atau radang selaput lendiryang menutupi belakang kelopak dan bola mata. Konjungtivitis dapat disebabkan olehbakteri,virus,klamidia,alergi toksiksepertikonjungtivitis vernal,dan moluscum contangiosum.Konjungtivitisvernalisdikenaljugasebagaikonjungtivitismusimanataukonjungtivits musimkemarau,yang merupakanpenyakitbilateral yang jarang yang disebabkan oleh alergi, biasanya berlangsung dalam tahun-tahun prapubertas dan berlangsung 5-10 tahun. Penyakit ini lebih banyak terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Penyakit ini perlu mendapatkan penekanan khusus. Hal ini karena penyakit ini sering kambuh dan menyerang anak-anak, dengan demikian memerlukan pengobatan jangka panjang dengan obatyang aman.Penyebaran konjungtivitis vernal merata di dunia, terdapat sekitar 0,1% hingga 0,5% pasien dengan masalah tersebut. Penyakit ini lebih sering terjadi pada iklim panas (misalnya di Italia, Yunani, Israel, dan sebagian Amerika Selatan) daripada iklim dingin (seperti Amerika Serikat, Swedia, Rusia dan Jerman). Penyakit ini tergolong penyakit pada anak, jarang terjadi pada pasien usia di bawah 3 tahun atau di atas 25 tahun. Dari 1000 kasus yang tercatat di literatur, 750 kasus terjadi pada pasien dengan usia 5 hingga 20 tahun. Umumnya terdapat riwayat keluarga yang bersifat alergi atopik (turunan). Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa 65% penderita konjungtivitis vernal memiliki satu atau lebih sanak keluarga yang memiliki penyakit turunan (misalnya asma, demam rumput, iritasi kulit turunan atau alergi selaput lendir hidung permanen). Penyakit-penyakit turunan ini umumnya ditemukan pada pasien itu sendiri. Kurun waktu konjungtivitis vernal rata-rata berkisar 4 sampai 10 tahun. Semua penelitian tentang penyakit ini melaporkan bahwa biasanya kondisi akan memburuk pada musim semi dan musim panas di belahan bumi utara, itulah mengapa dinamakan konjungtivitis vernal (atau musim semi). Di belahan bumi selatan penyakit ini lebih menyerang pada musim gugur dan musim dingin. Akan tetapi, banyak pasien mengalami gejala sepanjang tahun, mungkin disebabkan berbagai sumber alergi yang silih berganti sepanjang tahun. (1,2)Allergensulitdilacak, namun pasien konjungtivitis vernaliskadang-kadang menampakkan manifestasi alergi lainnya yang berhubungan dengan sensitivitas tepung sarirumput. 42.2. DEFINISIKonjungtivitis vernalis adalah konjungtivitis akibat reaksi hipersensitivitas (tipeI) yang mengenai kedua mata dan bersifat rekuren. 52.3. KLASIFIKASITerdapat dua bentuk utama konjungtivitis vernalis (yang dapat berjalan bersamaan), yaitu:1. Bentuk palpebra terutama mengenai konjungtiva tarsal superior. Terdapatpertumbuhanpapilyangbesar(CobbleStone)yangdiliputisekretyang mukoid. Konjungtiva tarsal bawah hiperemi dan edem, dengan kelainan kornea lebihberatdaritipelimbal.Secaraklinik,papilbesar initampak sebagai tonjolan bersegi banyak dengan permukaan yang rata dan dengan kapiler ditengahnya.

Gambar 3. Konjungtivitis Vernal Palpebra dengan Tanda cobble stone

2. Bentuk Limbal hipertrofi papil pada limbus superior yang dapat membentukjaringan hiperplastik gelatin, dengan Trantas dot yang merupakan degenarasi epitel korneaataueosinofildibagianepitel limbuskornea, terbentuknyapannus, dengan sedikit eosinofil. (2,4)

Gambar 4. Konjungtivitis Vernal Limbal dengan Tanda Trantas Dot

2.4. ETIOLOGIKonjungtivitis vernal terjadi akibat alergi dan cenderung kambuh pada musimpanas. Konjungtivitis vernal sering terjadi pada anak-anak, biasanya dimulai sebelum masa pubertas dan berhenti sebelum usia 20. 22.5. PATOFISIOLOGIPerubahanstrukturkonjungtiva erat kaitannya dengan timbulnya radang insterstitial yang banyak didominasi oleh reaksi hipersensitivitas tipe I dan IV. Pada konjungtiva akan dijumpai hiperemia dan vasodilatasi difus, yang dengan cepat akan diikutidenganhiperplasiaakibat proliferasi jaringan yang menghasilkan pembentukan jaringanikatyangtidakterkendali.Kondisiini akan diikuti olehhyalinisasidan menimbulkan deposit pada konjungtiva sehingga terbentuklah gambaran cobblestone. Jaringan ikat yang berlebihan ini akan memberikan warna putih susu kebiruan sehingga konjungtiva tampakburamdantidakberkilau.Proliferasiyangspesifikpadakonjungtiva tarsal, oleh von Graefe disebutpavement likegranulations. Hipertrofipapil pada konjungtiva tarsal tidak jarang mengakibatkan ptosis mekanik dan dalam kasus yang berat akan disertai keratitis serta erosi epitel kornea. Limbuskonjungtivajuga memperlihatkanperubahan akibatvasodilatasidan hipertropi yangmenghasilkanlesi fokal.Pada tingkat yangberat, kekeruhanpada limbusseringmenimbulkangambarandistrofidanmenimbulkangangguan dalam kualitasmaupunkuantitasstemcells limbus.Kondisiyangterakhirinimungkin berkaitandengankonjungtivalisasipadapenderitakeratokonjungtivitisdandikemudian hari berisiko timbulnya pterigium pada usia muda.Di samping itu, jugaterdapat kista-kista kecil yang dengan cepat akan mengalami degenerasi. 1,2,42.6. GAMBARAN HISTOPATOLOGIKTahapawalkonjungtivitisvernalisditandaiolehfaseprehipertrofi.Dalam kaitan ini, akan tampak pembentukan neovaskularisasi dan pembentukan papil yang ditutup oleh satu lapis sel epitel dengan degenerasi mukoid dalam kripta di antara papil sertapseudomembranmilkywhite.Pembentukanpapil iniberhubungan dengan infiltrasi stroma oleh sel-sel PMN, eosinofil, basofil, dan sel mast.Hasil penelitian histopatologik terhadap 675 konjungtivitis vernalis mata yang dilakukan oleh Wang dan Yang menunjukkan infiltrasi limfosit dan sel plasma pada konjungtiva. Prolifertasi limfosit akan membentuk beberapa nodul limfoid. Sementara itu, beberapa granula eosinofilik dilepaskan dari sel eosinofil, menghasilkan bahan sitotoksik yang berperan dalam kekambuhan konjungtivitis.Dalam penelitian tersebutjuga ditemukan adanya reaksi hipersensitivitas. Tidak hanya di konjungtiva bulbi dan tarsal, tetapi juga di fornix, serta pada beberapa kasus melibatkan reaksi radang pada iris dan badan siliar. Fase vaskular dan selular dini akan segera diikuti dengan deposisi kolagen, hialuronidase, peningkatan vaskularisasi yang lebih mencolok, serta reduksi sel radang secara keseluruhan. Deposisikolagendan substansidasar maupunselulermengakibatkan terbentuknya deposit stone yang terlihat secara nyata pada pemeriksaanklinis. Hiperplasia jaringan ikat meluas ke atas membentukgiant papilbertangkai dengan dasar perlekatan yang luas. Kolagen maupun pembuluh darah akan mengalami hialinisasi. Epiteliumnya berproliferasi menjadi 510 lapis sel epitel yang edematous dan tidak beraturan. Seiring dengan bertambah besarnya papil, lapisan epitel akan mengalami atrofi di apeks sampai hanya tinggal satu lapis sel yang kemudian akan mengalami keratinisasi. 6,7Pada limbus juga terjadi transformasi patologik yang sama berupa pertumbuhan epitel yang hebat meluas, bahkan dapat terbentuk 30-40 lapis sel (acanthosis). Horner-Trantas dots yang terdapat di daerah ini sebagian besar terdiri atas eosinofil, debris selular yang terdeskuamasi, namun masih ada sel PMN dan limfosit. 6,7

Gambar 5. Histologi Konjungtivitis Vernal Terlihat Banyak Sel Radang Terutama Eosinofil

2.7. GEJALAPasienumumnyamengeluhtentanggatalyangsangatdanbertahimataberserat, terutama bilaberada dilapangan terbuka yang panas terik.Biasanya terdapatriwayatkeluargaalergi. Konjungtiva tampak putih seperti susu, dan terdapat banyak papilla halus di konjungtiva tarsalis inferior. Konjungtivapalpebra superior sering memiliki papilla raksasa mirip batu kali. Setiap papil raksasaberbentuk poligonal, dengan atap rata,dan mengandung berkas kapiler. Mungkin terdapat tahi mata berserabut dan pseudomembran fibrinosa (tanda Maxwell-Lyons). Pada beberapa kasus, terutama pada orang negro turunan Afrika, lesipaling mencolok terdapat di limbus, yaitu pembengkakan gelatinosa (papillae). Sebuahpseudogerontoxon (arcus) sering terlihat pada kornea dekat papilla limbus. Bintik-bintik Tranta adalah bintik-bintik putih yang terlihat di limbus pada beberapa pasien dengan konjungtivitis vernalis selama fase aktif dari penyakit ini. Sering tampak mikropannus pada konjungtivitis vernal palpebra dan limbus, namun pannus besar jarang dijumpai. Biasanya tidak timbul parut pada konjungtiva kecualijikapasientelahmenjalani krioterapi,pengangkatanpapilla,iradiasi,atauprosedur lain yang dapat merusak konjungtiva. (1,2)Gambaran klinis konjungtivitis vernal: Keluhan utama: gatalPasien pada umumnya mengeluh tentang gatal yang sangat. Keluhan gatal ini menurun pada musim dingin. PtosisTerjadi ptosis bilateral, kadang-kadang yang satu lebih ringan dibandingkan yang lain. Ptosis terjadi karena infiltrasi cairan ke dalam sel-sel konjungtivapalpebradaninfiltrasisel-sellimfositplasma, eosinofil, jugaadanyadegenarasi hyalin pada stroma konjungtiva. Getah mataKeluhan gatal umumnya disertai dengan bertahi matayang berserat-serat.Konsistensi getah mata/tahi mata elastis ( bila ditarik molor). Kelainan pada palpebraTerutama mengenai konjungtiva palpebra superior. Konjungtiva tarsalis pucat,putih keabu-abuan disertai papil-papil yang besar (papil raksasa). Inilah yang disebut cobble stoneappearance. Susunan papil ini rapat dari samping tampakmenonjol.Seringkali dikacaukandengan trakoma. Dipermukaannya kadang-kadang seperti ada lapisan susu, terdiri dari sekret yang mukoid. Papil inipermukaannyaratadengan kapilerditengahnya.Kadang-kadang konjungtiva palpebra menjadi hiperemi, bila terkena infeksi sekunder. Horner Trantas dotsGambaransepertirendapadalimbus,dimanakonjungtivabulbimenebal,berwarna putih susu, kemerah-merahan, seperti lilin. Merupakan penumpukan eosinofil dan merupakan hal yang patognomosis pada konjungtivitis vernal yang berlangsung selama fase aktif. Kelainan di korneaDapat berupa pungtat epithelial keratopati. Keratitis epithelial difus khas ini seringdijumpai.Kadang-kadang didapatkan ulkuskornea yangberbentukbulat lonjong vertikal pada superfisial sentral atau para sentral, yang dapat diikutidenganpembentukanjaringan sikatrikyang ringan.Kadangjuga didapatkan panus, yang tidak menutupi seluruh permukaan kornea, seringberupamikropanus,namun panusbesarjarangdijumpai.Penyakitini mungkinjugadisertai keratokonus. Kelainan dikorneainitidakmembutuhkan pengobatan khusus, karena tidak tidak satu pun lesi kornea iniberespon baik terhadap terapi standar.

2.8. DIAGNOSISDiagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan berupa kerokan konjungtiva untukmempelajari gambaran sitologi. Hasil pemeriksaan menunjukkan banyak eosinofil dan granula-granulabebaseosinofilik. Disampingitu,terdapat basofildangranulabasofilik bebas. 62.9. PENGOBATANKarenakonjungtivitisvernalisadalahpenyakityangsembuhsendiri,perlu diingat bahwa medikasi yang dipakai terhadap gejala hanya memberi hasil jangkapendek, berbahaya jika dipakai jangka panjang. 1,2Pilihan perawatankonjungtivitisvernalisberdasarkanluasnyagejalayang muncul dan durasinya, yaitu:1. TindakanUmumDalamhalinimencakuptindakan-tindakankonsultatifyangmembantu mengurangi keluhan pasien berdasarkan informasi hasil anamnesis. Beberapatindakan tersebut antara lain: Menghindaritindakanmenggosok-gosokmata dengantangan ataujari tangan, karena telah terbukti dapat merangsang pembebasan mekanis dari mediator-mediatorselmast.Disampingitu,jugauntukmencegah super infeksiyangpadaakhirnya berpotensiikutmenunjangterjadinya glaukoma sekunder dan katarak. Pemakaian mesin pendingin ruangan berfilter; Menghindaridaerahberanginkencangyangbiasanyajuga membawa serbuk sari; Menggunakan kaca mata berpenutup total untuk mengurangi kontak dengan alergendiudara terbuka. Pemakaianlensa kontak justru harusdihindari karena lensa kontak akan membantu retensi allergen; Kompres dingin di daerah mata; Penggantiairmata(artifisial).Selainbermanfaatuntukcucimata jugaberfungsi protektif karena membantu menghalau allergen; Memindahkanpasien kedaerahberiklimdingin yangsering jugadisebutsebagai climato-therapy.2. Terapi topikal Untuk menghilangkan sekresi mucus, dapat digunakan irigasi saline steril danmukolitiksepertiasetilsistein10%-20%tetesmata. Dosisnya tergantung pada kuantitas eksudatsertaberatnyagejala.Dalamhalini,larutan 10% lebih dapat ditoleransi daripada larutan 20%. Larutan alkalinseperti 1-2% sodium karbonat monohidrat dapat membantu melarutkan atau mengencerkan musin, sekalipun tidak efektifsepenuhnya. Antihistamin NSAID (Non-Steroid Anti-Inflamasi Drugs) Untukkonjungtivitisvernalisyangberat,bisadiberikansteroid topikal prednisolone fosfat 1%, 6-8kalisehari selamasatuminggu.Kemudian dilanjutkan dengan reduksi dosis sampai ke dosis terendah yang dibutuhkan oleh pasien tersebut. Bila sudah terdapat ulkus kornea maka kombinasi antibiotik steroid terbukti sangat efektif. Antibiotik broad-spectrum.3. TerapiSistemik Pada kasus yang lebih parah, bisa juga digunakan steroid sistemik sepertiprednisoloneasetat, prednisolonefosfat,atau deksamethason fosfat23 tablet 4 kali sehari selama 12 minggu. Satu hal yang perlu diingat dalam kaitandenganpemakaianpreparatsteroidadalah gunakandosisserendah mungkin dan sesingkat mungkin. Antihistamin, baik lokal maupun sistemik, dapat dipertimbangkan sebagaipilihanlain,karenakemampuannyauntukmengurangirasagatalyang dialamipasien.Apabiladikombinasidengan vasokonstriktor,dapat memberikan kontrolyangmemadai padakasusyangringanatau memungkinkan reduksi dosis.4. Tindakan BedahBerbagaiterapipembedahan,krioterapi,dandiatermipadapapilraksasa konjungtiva tarsal kinisudahditinggalkan mengingatbanyaknya efek samping dan terbukti tidak efektif, karena dalam waktu dekat akan tumbuh lagi.

BAB III KESIMPULAN

Konjungtivitis vernalis adalah konjungtivitis akibat reaksi hipersensitivitas (tipeI) yang mengenai kedua mata dan bersifat rekuren. Konjungtivitis vernal terjadi akibatalergi dan cenderung kambuh pada musim panas. Konjungtivitis vernal sering terjadipada anak-anak, biasanya dimulai sebelum masa pubertas dan berhenti sebelum usia20.Gejala yang spesifik berupa rasa gatal yang hebat, sekret mukus yang kentaldan lengket, serta hipertropi papil konjungtiva. Tanda yang spesifik adalah Trantas dots dan coble stone. Terdapat dua bentuk dari konjungtivitis vernalis yaitu bentuk palbebradan bentuk limbal. Konjungtivitis vernalis pada umumnya tidak mengancam penglihatan, namun dapatmenimbulkanrasatidakenak.Penyakitinibiasanyasembuhsendiritanpadiobati.Namuntetapdibutuhkanperawatanagartidakterjadikomplikasidan menurunkan tingkat ketidaknyamanan dari pasien. Perawatan yang dapat diberikanmenghindarimenggosok-gosokmata,kompresdingindidaerahmata, memakaipengganti air mata, memakai obat tetes seperti asetil sistein, antihistamin, NSAID, steroid, stabilisator selmast, dll;obatoral(sepertiantihistamindansteroid),danpembedahan. 1,2,6

DAFTAR PUSTAKA

1. Vaughan & Asbury. Oftalmologi Umum, Edisi 14, Jakarta: Widya Medika,2000.Hal268, 274-287.2. Ilyas Sidharta, Ilmu Penyakit Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Edisi ke tiga, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2006. Hal 179-188.3. A.K. Khurana. Comprehenship Opthalmology 4th Edition dalam Chapter 12-New Age International 2007. P 288-96.4. Wijana Nana S,D, Ilmu Penyakit Mata, Cetakan ke 6, Abdi Tegal.Jakarta 1993.Hall 332-342.5. Dorland, W.A Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta : EGC6. Medicastore.KonjungtivitisVernalis.Diunduh dari http://www.medicastore.com/penyakit/865/Keratokonjungtivitis_Vernalis.html. (Diakses 25 JANUARI 2014)7. PubMedCentralJournallist. Vernal Keratoconjunctivitis.Diunduh dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1705659/.(Diakses25JANUARI 2014)

20