konservasi sda hayati

32
Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya Wahyu Yun Santoso

Upload: wahyu-yuns

Post on 07-Jan-2017

984 views

Category:

Environment


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konservasi SDA Hayati

Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan

Ekosistemnya

Wahyu Yun Santoso

Page 2: Konservasi SDA Hayati

KONSERVASI KONSERVASI LINGKUNGANLINGKUNGAN

KONSERVASI KONSERVASI SUMBER DAYA SUMBER DAYA

ALAMALAM

Page 3: Konservasi SDA Hayati

Kondisi SDA di Indonesia• Ekosistem SDA:

Tipe zonal yg dipengaruhi utama o iklim --tergntg atas curah hujan (hutan hujan tropis, savana)

Tipe azonal yg dipengaruhi utama o habitat aslinya (mangrove, pantai, gambut, terumbu karang)

• Krn karakteristik yg spesifik, diperlukan framework konservasi yg komprehensif

Page 4: Konservasi SDA Hayati

Sumber Daya Alam

Page 5: Konservasi SDA Hayati
Page 6: Konservasi SDA Hayati

Oxford Dictionaryconservation1 preservation or restoration of the natural environment

and wildlife. Ø preservation and repair of archaeological, historical, and cultural sites and artefacts.

2 careful use of a resource.3 Physics the principle by which the total value of a

quantity remains constant in a system which is not subject to external influence.

– ORIGIN ME: from L. conservatio(n-), from conservare (see conserve).

1 protect from harm or destruction. 2 prevent the wasteful overuse of.

Page 7: Konservasi SDA Hayati

• Konservasi atau conservation dapat diartikan sebagai suatu usaha pengelolaan yang dilakukan oleh manusia dalam memanfaatkan biosfir sehingga dapat menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya secara berkelanjutan untuk generasi manusia saat ini, serta tetap memelihara potensinya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi-aspirasi generasi yang akan datang.

• Konservasi mencakup berbagai aspek positif, yaitu perlindungan, pemeliharaan, pemanfaatan secara berkelanjutan, restorasi, dan penguatan lingkungan alam

Page 8: Konservasi SDA Hayati

Tujuan utama konservasi, menurut 'Strategi Konservasi Sedunia' (World Conservation Strategy) ada tiga, yaitu:

Memelihara proses ekologi yang esensial dan sistem pendukung kehidupan,

Mempertahankan keanekaan genetis, dan Menjamin pemanfaatan jenis (spesies)

dan ekosistem secara berkelanjutan.

Page 9: Konservasi SDA Hayati

Aspek-aspek Konservasi• Kwsn pyangga khdpn, yg perlu dilindungi

agar terpelihara proses ekologis yg mnunjang klangsungan khdpn u mningkatkn ksjhtrn masy

• Pngawetn keanekaragaman jenis tumbuhan&satwa liar yg dilaksanakan d dlm&luar kawasan suaka alam

• Pmanfaatan scr lestari SDA Hayati&ekos• Spending money earning money

(pengelolaan bisnis konservasi)

Page 10: Konservasi SDA Hayati

Pmanfaatn scr lestari SDA Hayati• Pmanfaatn jenis&pmbudidayaan jenis

(domestifikasi) yg ada dlm kwsn suaka alam genetic improvement

• Pmanfaatn kwsn pelestarian alam u kpntg pariwisata alam, iptek, & dikbud

• Mnjaga&mncari bntuk kwsn budidaya (hutan produksi) & kwsn lain’ u disesuaikn dg karakteristik ekosistem ybs

• Ptimbangn knservasi tanah&air sll digunakn dlm ksatuan eko binaan

• Budidaya jenis d dlm suatu eko ttt dilakukan dg ptimbngn satwa liar yg migran

Page 11: Konservasi SDA Hayati

Regulasi Konservasi

Page 12: Konservasi SDA Hayati

Dasar Hukum UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya

Beberapa pengertian dasar (Pasal 1):• Sumber daya alam hayati adalah unsur-unsur hayati di

alam yang terdiri dari sumber daya alam nabati (tumbuhan) dan sumber daya alam hewani (satwa) yang bersama dengan unsur nonhayati di sekitarnya secara keseluruhan membentuk ekosistem

• Konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya

Page 13: Konservasi SDA Hayati

Kritisi thd Nomenklatur

Beberapa contoh usulan revisi dlm RUU:• Sumberdaya alam hayati adalah komponen-komponen

keanekaragaman hayati termasuk sumberdaya genetik, organisme atau bagian-bagiannya, atau komponen biotik lainnya dari ekosistem yang bernilai aktual maupun potensial bagi kemanusiaan

• Konservasi keanekaragaman hayati adalah tindakan pelindungan termasuk pengelolaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati yang dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan keberadaan dan manfaatnya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.

Page 14: Konservasi SDA Hayati

• KSDAHE b’asaskn pelestarian kemampuan dan pemanfaatan sumber daya alam hayati dalam ekosistemnya secara serasi dan seimbang (Pasal 2)

• KSDAHE b’tujuan mengusahakan terwujudnya kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia (Pasal 3)

Page 15: Konservasi SDA Hayati

• Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya merupakan tanggung jawab dan kewajiban Pemerintah serta masyarakat (Pasal 4)

• Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dilakukan melalui kegiatan :a. perlindungan sistem penyangga kehidupan;b. pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya;c. pemanfaatan secara lestari sumber daya alami hayati dan ekosistemnya. (Pasal 5)

Page 16: Konservasi SDA Hayati

Perlindungan Sistem Penyangga Kehidupan

Pemerintah menetapkan:a. wilayah tertentu sebagai wilayah perlindungan

sistem penyangga kehidupan;b. pola dasar pembinaan wilayah perlindungan

sistem penyangga kehidupan;c. pengaturan cara pemanfaatan wilayah

perlindungan sistem penyangga kehidupan.

Page 17: Konservasi SDA Hayati

Pengawetan keanekaragaman

Pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya, dilaksanakan melalui kegiatan :

a. pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya;

b. pengawetan jenis tumbuhan dan satwa.

dilaksanakan dengan menjaga keutuhan kawasan suaka alam agar tetap dalam keadaan asli (Psl 12)

Page 18: Konservasi SDA Hayati

• Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dilakukan melalui kegiatan:a. pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam;b. pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar.

Page 19: Konservasi SDA Hayati

Pola Umum KonservasiPola Umum Konservasi

Page 20: Konservasi SDA Hayati

Bentuk konservasi dapat dibedakan atas dua golongan besar, yaitu

• konservasi konservasi in-situin-situ melakukan konservasi jenis-jenis di habitat aslinya

• konservasi konservasi ex-situex-situ konservasi di luar habitat aslinya

Page 21: Konservasi SDA Hayati

Konservasi Konservasi in-situin-situ• Konservasi in-situ dimaksudkan untuk konservasi

keanekaragaman jenis dan genetik di daerah yang dilindungi

• Mencakup cagar alam (daerah yang khusus dilindungi), hutan lindung (hutan memiliki fungsi utama pengatur tata air di alam/sistem hidrologi), suaka margasatwa (daerah untuk konservasi satwa), hutan wisata (hutan yang dikonservasi untuk fungsi pariwisata), taman wisata laut (laut yang dikonservasi untuk pariwisata), hutan buru (diperuntukan untuk perburuan satwa liar), dan taman nasional

• Di dalamnya ada bagian yang dapat dimanfaatkan untuk pariwisata, selama tidak bertentangan dengan tujuan konservasi)

Page 22: Konservasi SDA Hayati

Plus:• keanekaragaman genetik/varietas atau jenis di

alamdiharapkan kehidupannya lebih baik, • habitat yang asli dapat terjaga “keliarannya”.• Berbagai varietas dan jenis hidup di alam bebas, maka tidak

dibutuhkan peralatan yang canggih untuk memeliharanya agar varietas2 atau jenis2 tidak rusak.

Minus• 'persaingan‘ dan konflik kepentingan antara kebutuhan lahan

untuk berbagai kepentingan sarana penduduk tadi dengan lahan untuk konservasi.

• Konsep konservasi yang dikembangkan seringkali keliru, seperti terlalu 'over-protective' terhadap flora dan fauna, lebih mementingkan kepentingan aspirasi sepihak dari pengambil kebijakan di pusat, dan sangat bias terhadap pola pengelolaan sistem masyarakat modern yang lebih mapan.

Page 23: Konservasi SDA Hayati

Konservasi Konservasi ex-situex-situ• Konservasi ex-situ dimaksudkan untuk konservasi

keanekaragaman jenis dan genetik yang dilakukan di kebun raya, laboratorium, kebun binatang, taman safari, dan tempat khusus penyimpanan benih dan sperma satwa.Plus:

• Secara umum tidak terlalu membutuhkan kawasan yang terlalu luas, kecuali kebun raya dan kebun binatang

• Pada umumnya tidak menimbulkan konflik dengan masyarakat lokal. Minus

• Ketergantungan yang amat tinggi pada tersedianya dana dan resources lain.

• hasil penangkaran konservasi ex-situ tidak bisa mempertahankan keaslian genetis dan keliaran spesies, terutama fauna.

Page 24: Konservasi SDA Hayati

• Beberapa contoh konservasi ex-situ di kawasan/ ekosistem esensial:

• Perlindungan Habitat Peneluran Penyu (Nesting Site) dari jenis Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Lekang (Lepidochelys olivaceae), Penyu Belimbing (Dermochelys coriaceae), dan Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), di Pantai Kuta, Kab.Badung, di Pantai Lepang, Kab.Klungkung, di Pantai Perancak, Kab.Jembrana, dan di Pantai Pemuteran, Kab.Buleleng.

• Perlindungan Habitat Burung Kokokan (Egretta sp) di Desa Petulu, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar dan di Tegal Besar, Desa Takmung, Kecamatan Takmung, Kabupaten Klungkung.

• Perlindungan Habitat Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di beberapa tempat seperti di Wanara Wana di Ubud, Alas Kedaton di Tabanan, Pura Pulaki di Gerokgak, dan di beberapa tempat hampir diseluruh Kabupaten di Propinsi Bali. (Sumber: BKSDA Bali)

Page 25: Konservasi SDA Hayati

Konklusi terhadap Regulasi KSDAHE: Masih sangat parsial, hanya berbicara “sedikit”

ttg SDA Hayati, apalagi utk bisa integral Terdapat beberapa usulan revisi, tapi belum

terealisir, maupun karena adanya beberapa usulan yang sifatnya sektoral (tdk ada integrasi)

Permasalahan pada kategorisasi kawasan yang berbeda

Lingkup tanggung jawab yang tidak terpadu di level kementerian

Hubungan antara Pemerintah dengan Pemda pun masih sering mengalami kendala.

Page 26: Konservasi SDA Hayati

Kronik Permasalahan Kronik Permasalahan KonservasiKonservasi

Page 27: Konservasi SDA Hayati

Konflik kepentingan thdp konservasi selalu menjadi momok utama:•Penciutan lahan dan kekurangan SDA (dengan dalih alih fungsi)•Peningkatan jmlh penduduk peningkatan permintaan akan SDA•Ekstrasi SDA berlebihan (over-exploitation)•Konflik terkait batas-batas politik•Konflik dalam ego-sektoral/primordialism•Semrawutnya penataan ruang•Pencemaran beraras kepentingan ekonomi•Drama of the Commons•Permasalahan moral dan etika (persepsi)

Page 28: Konservasi SDA Hayati

Makna Pelestarian SDA hayatiPasal 19(1) Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang dapat

mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan kawasan suaka alam.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1) tidak termasuk kegiatan pembinaan Habitat untuk kepentingan satwa di dalam suaka marga satwa.

(3) Perubahan terhadap keutuhan kawasan suaka alam sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi mengurangi, menghilangkan fungsi dan luas kawasan suaka alam, serta menambah jenis tumbuhan dan satwa lain yang tidak asli.

Page 29: Konservasi SDA Hayati

Pasal 21

1)Setiap orang dilarang untuk :a. mengambil, menebang, memiliki, merusak, memusnahkan, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan tumbuhan yang dilindungi atau bagian-bagiannya dalam keadaan hidup atau mati;b. mengeluarkan tumbuhan yang dilindungi atau bagian-bagiannya dalam keadaan hidup atau mati dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia.

Page 30: Konservasi SDA Hayati

2) Setiap orang dilarang untuk:a. menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki,

memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup;

b. menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mati

c. mengeluarkan satwa yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia;

d. memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian satwa tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia;

e. mengambil, merusak, memusnahkan, memperniagakan, menyimpan atau memiliki telur dan/atau sarang satwa yang dilindungi.

Page 31: Konservasi SDA Hayati

Pasal 22

(1) Pengecualian dari larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 hanya dapat dilakukan untuk keperluan penelitian, ilmu pengetahuan, dan/atau penyelamatan jenis tumbuhan dan satwa yang bersangkutan.

(2) Termasuk dalam penyelamatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pemberian atau penukaran jenis tumbuhan dan satwa kepada pihak lain di luar negeri dengan izin Pemerintah.

(3) Pengecualian dari larangan menangkap, melukai, dan membunuh satwa yang dilindungi dapat pula dilakukan dalam hal oleh karena suatu sebab satwa yang dilindungi membahayakan kehidupan manusia

Page 32: Konservasi SDA Hayati

Kewenangan Penyidikana. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau

keterangan berkenaan dengan tindak pidana di bidang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya;

b. melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan tindak pidana di bidang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya;

c. memeriksa tanda pengenal seseorang yang berada dalam kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam;

d. melakukan penggeledahan dan penyitaan barang bukti tindak pidana di bidang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya;

e. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya;

f. membuat dan menandatangani berita acara;g. menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukup

bukti tentang adanya tindak pidana di bidang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.