konsumsi makanan tinggi glukosa

13
Konsumsi Makanan Tinggi Glukosa, Susu Dan Es Krim Berhubungan Dengan Acne Vulgaris Pada Orang Malaysia Deasa Muda ! Sebuah Peneli"ian Kasus Kon"rol Abs"rak #a"ar belakang : Peranan fakto r makanan dalam patofis iolog i akne vulgaris masih menjadi kontroversial yang tinggi. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan hubungan antara faktor makanan dan akne vulgaris pada orang malaysia dewasa muda. Me"ode : Penelitian kasus kontrol ini dilakukan pada 44 pasien akne vulgaris dan 44 orang kont rol ya ng berusi a 18 sa mp ai 3 ta hun dari oktober !1 sa mpai ja nuari !11. "omprehensive a#ne severity s#ale $"%&&' digunakan untuk menentukan beratnya akne. (emudi an diberi kan sebuah kuesio ner yang ter dir i dar i sej uml ah per tany aan mengena i riway at keluarg a responden dan bagaima na pola makan. &ubjek penel itian dimi nta untuk men#atat apa yang mereka makan selama ! hari dalam seminggu dan 1 hari pada waktu akhir minggu dalam 3 hari buku agenda makanan. )ilakukan penilaian antropometri* seperti tinggi  badan* berat badan* dan persentase lemak tubuh. +eratnya derajat akne dinilai oleh ahli dermatologi. $asil : (elompok kasus memiliki asupan makanan tinggi glukosa lebih tinggi $1,- 3-' dibandingkan dengan kontrol $1!! !8' $p /.1'. frekuensi konsumsi susu $p/.1' dan es krim $p/.1' juga lebih tinggi pada kelompok kasus. 0a nita pada kelompok kasus memiliki asupan ene rgi har ian yang leb ih tin ggi dibandi ngka n deng an imbangan mer eka dal am kelompok kontrol* dengan nilai masingmasing yaitu 181!331 dan 1-2148 kkal $p/.-'. tidak ada perbedaan yang signifikan yang ditemukan pada asupan gii* indeks masa tubuh* dan  persentase lemak tubuh antara kelompok kasus dan kontrol $p.-' Kesim%ulan : 5akanan tinggi glukosa dan asupan susu dan es krim yang sering berhubungan dengan akne vulgaris. Ka"a kunci : akne vulgaris* makanan* indeks glykemi#*dewasa muda* produk olahan susu.  Journal r eading KKS Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin RSUD BangkinangPage 1

Upload: tutisuzaroh

Post on 22-Feb-2018

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/24/2019 Konsumsi Makanan Tinggi Glukosa

http://slidepdf.com/reader/full/konsumsi-makanan-tinggi-glukosa 1/13

Konsumsi Makanan Tinggi Glukosa, Susu Dan Es Krim Berhubungan Dengan Acne

Vulgaris Pada Orang Malaysia Deasa Muda ! Sebuah Peneli"ian Kasus Kon"rol

Abs"rak

#a"ar belakang  : Peranan faktor makanan dalam patofisiologi akne vulgaris masih menjadi

kontroversial yang tinggi. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan

hubungan antara faktor makanan dan akne vulgaris pada orang malaysia dewasa muda.

Me"ode : Penelitian kasus kontrol ini dilakukan pada 44 pasien akne vulgaris dan 44 orang

kontrol yang berusia 18 sampai 3 tahun dari oktober !1 sampai januari !11.

"omprehensive a#ne severity s#ale $"%&&' digunakan untuk menentukan beratnya akne.

(emudian diberikan sebuah kuesioner yang terdiri dari sejumlah pertanyaan mengenai

riwayat keluarga responden dan bagaimana pola makan. &ubjek penelitian diminta untuk 

men#atat apa yang mereka makan selama ! hari dalam seminggu dan 1 hari pada waktu akhir 

minggu dalam 3 hari buku agenda makanan. )ilakukan penilaian antropometri* seperti tinggi

 badan* berat badan* dan persentase lemak tubuh. +eratnya derajat akne dinilai oleh ahli

dermatologi.

$asil  : (elompok kasus memiliki asupan makanan tinggi glukosa lebih tinggi $1,- 3-'

dibandingkan dengan kontrol $1!! !8' $p /.1'. frekuensi konsumsi susu $p/.1' dan es

krim $p/.1' juga lebih tinggi pada kelompok kasus. 0anita pada kelompok kasus memiliki

asupan energi harian yang lebih tinggi dibandingkan dengan imbangan mereka dalam

kelompok kontrol* dengan nilai masingmasing yaitu 181!331 dan 1-2148 kkal $p/.-'.

tidak ada perbedaan yang signifikan yang ditemukan pada asupan gii* indeks masa tubuh* dan

 persentase lemak tubuh antara kelompok kasus dan kontrol $p.-'

Kesim%ulan : 5akanan tinggi glukosa dan asupan susu dan es krim yang sering berhubungan

dengan akne vulgaris.

Ka"a kunci : akne vulgaris* makanan* indeks glykemi#*dewasa muda* produk olahan susu.

 Journal readingKKS Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin RSUD BangkinangPage 1

7/24/2019 Konsumsi Makanan Tinggi Glukosa

http://slidepdf.com/reader/full/konsumsi-makanan-tinggi-glukosa 2/13

#a"ar belakang

%kne vulgaris mempengaruhi populasi dewasa muda di 6nited (ingdom hingga 8-7.

)i malaysia* prevalensi akne vulgaris fasial pada remaja sebanyak ,*-7. (ondisi ini lebih

sering terjadi pada lakilaki $,1*17' sedangkan perempuan hanya $4*7'. Penelitian

sebelumnya menilai tentang hubungan yang potensial antara makanan dan akne vulgaris yangmenunjukkan hasil yang kontroversial. 5enurut sejarah* susu diketahui berhubungan dengan

mun#ulnya akne pada tahun 122* sebuah penelitian melaporkan bahwa tidak ada hubungan

antara #oklat dan akne vulgaris. +agaimanapun* penelitian yang bertentangan dengan hal

tersebut yang dilakukan oleh fulton dkk yang #a#at se#ara metodologi membandingkan #oklat

dan batangan minyak sayur manis memiliki indeks glikemik yang sama. &ebagai tambahan*

 plasebo memiliki kandungan lemak sayur hidrogen* yang berkontribusi menyebabkan

 peradangan oleh karena asam lemak trans. 9al ini disebabkan karena adanya produksi

 prostaglandin* kompetisi antara asam lemak trans dengan asam lemak esensial dapat

menyebabkan inflamasi. Pada awal ,an* sebuah penelitian belah lintang melaporkan bahwa

makanan seperti #oklat* susu* ka#ang panggang atau #ola tidak mempengaruhi kondisi akne

vulgaris.

+arubaru ini ada peningkatan jumlah penelitian investigasi tentang peranan makan

merupakan salah satu penyebab yang mendasari terjadinya akne vulgaris. +eberapa penelitian

tentang akibat asupan produk olahan susu tertentu* karbohidrat* gly#emi# indeks $;<' dan

makanan tinggi glukosa menyebabkan eksaserbasi akne vulgaris yang mendukung hipotesis

 bahwa makanan dapat mempengaruhi kulit. +agaimanapun* temuan pada penelitian ini sering

 berubahubah. Penelitian prospektif dan epidemiologi pertama yang dilaporkan oleh

adebamowo dkk di 6nited &tated %merika menunjukkan bahwa ada bukti klinis langsung

tentang adanya hubungan antara konsumsi susu=olahan susu dan akne.

Pengetahuan bagaimana makanan dan akne vulgaris dapat berhubungan

memungkinkan untuk dilakukan identifikasi dan penatalaksanaan akne serta edukasi

komunitas untuk pen#egahan dan pengobatan akne. Penelitian ini dilakukan untuk 

menentukan hubungan antara variabel makanan dan akne vulgaris pada dewasa muda.

+erdasarkan penelitian yang sebelumnya* kami membuat hipotesis bahwa konsumsi makanan

tinggi glukosa* susu dan produk olahan susu* indeks masa tubuh juga persentase lemak tubuh

merupakan faktor resiko terjadinya akne vulgaris.

 Journal readingKKS Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin RSUD BangkinangPage 2

7/24/2019 Konsumsi Makanan Tinggi Glukosa

http://slidepdf.com/reader/full/konsumsi-makanan-tinggi-glukosa 3/13

Me"ode

Desain %eneli"ian

Penelitian ini memakai desain penelitian kasus kontrol. +erdasarkan rumus* penelitian

ini dilakukan pada 3- subyek penelitian yang mempunyai kekuatan 87 dengan tingkatsignifikan sebanyak -7. &tandar deviasi dan perbedaan ukuran besarnya penelitian ditentukan

dari penelitian pada pasien akne sebelumnya. &etelah dilakukan perkiraan* sebanyak !7

sampel drop out* 44 orang pasien akne vulgaris dijadikan subyek penelitian sebagai kelompok 

kasus dan 44 partisipan sebagai kelompok kontrol. <in penelitian diberikan oleh (omite >tik 

Penelitian 6niversitas (ebangsaan 5alaysia dan iin untuk penelitian ini dikabulkan oleh

)irektur ?umah &akit (uala @umpur. &emua partisipan diberikan informasi tentang penelitian

ini dan informed consent juga telah didapatkan dari masingmasing partisipan.

Po%ulasi %eneli"ian

)ari oktober !1 sampai januari !11* 44 orang yang yang datang keklinik 

dermatologi rumah sakit tersier di kuala lumpur untuk terapi akne vulgaris terdaftar sebagai

 partisipan dalam kelompok kasus. 44 orang kelompok kontrol merupakan individu yang sehat

tanpa akne vulgaris yang diambil dari mahasiswa dan anggota staf kampus 6niversitas

(ebangsaan 5alaysia (uala @umpur. Pemilihan kelompok kasus dan kontrol dilakukan

dengan metode sampling #onvinien#e* dan dipasangkan sesuai umur* jenis kelamin dan suku.

<ndividu dengan akne vulgaris berusia antara 18 sampai 3 tahun dan dirujuk ke ahli

dermatologi merupakan kriteria inklusi pada penelitian ini. Pasien dengan penyakit kronis

seperti Systemic Lupus Eritematosus  $&@>'* diabetes mellitus dan penyakit jantung telah

dieksklusi. Partisipan dalam kelompok kontrol memiliki beratnya akne berdasarkan skor 

"%&& yaitu $bersih' atau 1 $ hampir bersih ' yang telah diperiksa oleh ahli dermatologi.

Penilaian

)ilakukan penilaian antropometri seperti berat badan* tinggi badan dan persentase

lemak tubuh. +erat badan diukur dengan A%B<A% digital s#ale 9)3 $A%B<A% #orporation*

 jepang'* tinggi badan diukur dengan menggunakan &>"% !8 body meter $&>"%* Cerman'

masingmasing medekati .1 kg dan .1 #m. selama penilaian berat badan* partisipan diminta

untuk memakai pakaian yang minimal dan berdiri ditengah skala. Pengukuran tinggi badan

dilakukan dengan menggunakan metode status rentang. Partisipan diminta untuk berdiri

dengan bersamaan kaki dan tumit* bokong dan bagian atas punggung menyentuh skala dan

 posisi kepala pada plane frankforts. <5A dihitung dengan membagi berat $kg' dengan tinggi

 badan dikuadratkan $m' dan diklasifikasikan berdasarkan kriteria 09O !4. Persentase

 Journal readingKKS Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin RSUD BangkinangPage 3

7/24/2019 Konsumsi Makanan Tinggi Glukosa

http://slidepdf.com/reader/full/konsumsi-makanan-tinggi-glukosa 4/13

lemak tubuh dinilai dengan menggunakan Omron &#an Dat +ody %nalyer &#ale 9+D3-

$Omron* jepang'.

Kuesioner

)ata yang berhubungan dengan riwayat keluarga responden* persepsi dan keper#ayaan

 pada makanan yang berpengaruh terhadap akne vulgaris didapatkan dengan menggunakan

kuesioner yang divalidasi dengan nilai "ronba#hE .84. &ementara* frekuensi masukan susu

dan olahan susu didapatkan melalui wawan#ara. Pola makanan dinilai dengan menggunakan

#atatan makanan selama 3 hari. Partisispan diminta untuk men#atat asupan makanan mereka

selama ! hari dalam seminggu dan 1 hari pada saat akhir minggu. "atatan makanan 3 hari

tersebut dilampirkan bersamaan dengan amplop berstempel yang dikirimkan kepada peneliti

dan partisipan diminta untuk mengembalikan #atatan makanan dalam periode waktu !

minggu. Partisipan dihubungi menggunakan telepon dan email untuk menjelaskan informasi.

Analisis da"a

%supan makanan tinggi glukosa dinilai dari #atatan makanan 3 hari sebagai F $indeks

glikemik makanan G isi karbohidrat dalam gram $g'=1'. Bilai indeks glikemik diambil dari

<nternational Aable Of ;ly#emi# <ndeG %nd Ahe ;ly#emi# @oad Halues* <nternational Aable Of 

;ly#emi# <ndeG %nd Ahe ;ly#emi# @oad Halues: !8 %nd Aable Of ;ly#emi# <ndeG Halues

Of &ele#ted 5alaysian Doods. <ndeks glikemik dinilai dengan menggunakan makanan yang

memilki nilai yang sama* jika indeks glikemik makanan malaysia tidak diketahui*. %supannutrisi dijumlahkan dengan menggunakan nutrionist proA5 !3 software. Ahe 5alaysian

Dood "ompotition Aable $D"A' digunakan sebagai database nutrien. +agaimanapun* D"A

orang malaysia tidak berisi nilai untuk vitamin > dan selenium* the 6nited &tates )epartement

Of %gri#ulture $6&)%' sebuah database nutrien nasional standar dan database makanan dan

nutrient untuk penelitian makanan digunakan untuk memperkirakan asupan nutrien ini.

Analisis s"a"is"ik 

%nalisis statistik dilakukan dengan menggunakan &P&& versi 12.. tes shapiro0ilk digunakan untuk tes normalitas data. %nalisis deskriptif dilakukan untuk memun#ulkan

 persentase* ratarata dan standar deviasi $&)' untuk data kuantitatif. Aes "i&Iuare digunakan

untuk membandingkan asupan susu dan olahan susu antara dua kelompok. Hariabel

kuantiatatif kontinyu seperti penilaian antropometri* asupan glukosa dibandingkan dengan

menggunakan ttes tidak berpasangan. ?egresi logistik binary digunakan untuk menghitung

 Journal readingKKS Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin RSUD BangkinangPage 4

7/24/2019 Konsumsi Makanan Tinggi Glukosa

http://slidepdf.com/reader/full/konsumsi-makanan-tinggi-glukosa 5/13

dan menyesuaikan odd rasio dengan faktor peran#u inklusi seperti riwayat keluarga* frekuensi

asupan susu dan olahannya.

$asil

Da"a demogra&ik 

&ebanyak 24 subyek penelitian telah menyetujui untuk berpartisipasi dalam penelitian

iniJ walupun subyek dieksklusi karena mereka tidak mengembalikan #atatan makanan 3

harinya. Oleh karena itu* 88 subyek* dibagi menjadi 44 orang kelompok kasus dan 44 orang

kelompok kontrol yang berusia 18 sampai 3 tahun yang akhirnya termasuk kedalam kriteria

inklusi penelitian ini. (elompok kasus terdiri dari !2 wanita $2*-7' dan 1- pria $34*17'

$tabel 1'. &ubyek suku melayu sebanyak ,2*-7 dan nonmelayu !.-7 untuk kedua

kelompok. (elompok kasus dan kontrol paling banyak belum menikah atau ber#erai $8.47'.

&ubyek lebih signifikan pada kelompok kontrol $2-.-7' diperoleh pendidikan mereka pada

tingkat tersier dibandingkan dengan kelompok kasus $8*!7' $p/.-'. pada kelompok 

kasus* -.87 bekerja dan 43*!7 dari mereka merupakan mahasiswa. Pada kelompok kontrol*

mayotitas $3.7' merupakan mahasiswa* dan sedang istirahat dari pekerjaan $3*47'.

'iaya" keluarga mengalami akne (ulgaris

@ebih banyak partisipan kelompok kasus ditemukan memiki riwayat akne vulgaris jika

dibandingkan dengan kelompok kontrol* G! $1* BK88'K!.- $p/.1'. )iantara kelompok 

kasus* 81.87 dilaporkan bahwa mereka telah memiliki keluarga tertutup* seperti orang tua

atau saudara dengan akne vulgaris sedangkan mayoritas partisipan kelompok kontrol tidak 

memiliki riwayat keluarga yang memiliki riwayat penyakit ini $tabel 1'.

Aabel 1. Profil &osiodemografi dan riwayat keluarga pada kelompok kasus dan kontrol.

 Journal readingKKS Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin RSUD BangkinangPage 5

7/24/2019 Konsumsi Makanan Tinggi Glukosa

http://slidepdf.com/reader/full/konsumsi-makanan-tinggi-glukosa 6/13

Parameter (asus $nK44'

n $7'

(ontrol $nK44'

n $7'

 Bilai p

)enis kelamin

@akilakiPerempuan

1- $34.1'!2 $-.2'

1- $34.1'!2 $2.-'

1.

Suku5elayu

 Bonmelayu

3- $,2.-'

2 $!.-'

3- $,2.-'

2 $!.-'

1.

S"a"us %ernikahan

&ingle=ber#erai

5enikah

38 $8.4'

$13.'

38 $8.4'

$13.'

1.

Tingka" %endidikan

)iatas sekolah sekunder 

Preuniversitas= intitut perguruantinggi

14 $31.8'

3 $8.!'

! $4.-'

4! $2-.-'

.!LL

Peker*aan

5ahasiswaPekerja

12 $43.!'!- $-.8'

!8 $3.'1 $3.4'

.-4

Penda%a"an +%erbulan, 'M

+-SD

M?5 ! $6&)'

?5 ! $6&)'

3, $84.1'

, $1-.2'

4 $2.2'

4 $2.1'

.334

'iaya" keluarga acne (ulgaris

<aAidak

3 $81.8'8 $18.!'

1- $34.1'!2 $-.2'

/.1LLL

Aes #hi sIuare

Penilaian an"ro%ome"ri

Aidak ada perbedaan yang signifikan $p.-' antara kelompok kasus dan kontrol

untuk berat badan* tinggi badan* dan <5A baik lakilaki maupun perempuan ke#uali pada

 pensentase lemak tubuh pada lakilaki $tabel !'. @akilaki pada kelompok kasus memiliki

 persentase lemak tubuh yang lebih tinggi$18.!-.7' dibandingkan dengan lakilaki

kelompok kontrol $1.-.7' $p/.-'.

 Journal readingKKS Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin RSUD BangkinangPage 6

7/24/2019 Konsumsi Makanan Tinggi Glukosa

http://slidepdf.com/reader/full/konsumsi-makanan-tinggi-glukosa 7/13

Aabel ! perbandingan ratarata $&)' berat badan* tinggi badan* <5A dan persentase lemak 

tubuh antara kelompok kasus dan kontrol menutut jenis kelamin

@akilaki $nK3' Perempuan $nK-8'

(asus

$nK1-'5ean

&)

(ontrol

$nK1-'5ean &)

 Bilai p

(asus

$nK!2'5ean &)

(ontrol

$nK!2'5ean &)

 Bilai p

+erat badan

$kg'

1.,

13.!

4.4 1. .1- 1., 18.3 --.2 11.1 .-3

Ainggi badan

$#m'

12.

8.1

1,3.2 .- .48 1,.2 -.4 1-.2 -. .8

<5A $kg=m!' !1.8 4.- !1.3 3.1 .12 !4.8 ,.! !!., 4.1 .,!@emak tubuh

$7'

18.!

-.L

1. -. .3 31.! .2 !2. 4., .4!

Lperbedaan yang signifikan dengan menggunakan t test independent $p/.-'

Asu%an "inggi glikemik dan asu%an makanan

(elompok kasus memiliki asupan tinggi glukosa lebih tinggi $1,-3-' daripada

kelompok kontrol $1!!!8' $p/.1' $tabel 3'. +edasarkan analisis multivariat jumlah <5A

dan jenis kelamin* asupan glukosa dalam makanan se#ara signifikan berhubungan dengan

akne vulgaris $D$1*8'K-2.41!* p/.1'.

Aabel 3 perbandingan asupan makanan tinggi glukosa antara kelompok kasus dan

kontrol

(asus $nK44'

mean&)

(ontrol $nK44'

5ean &)

;li#emi# load $;@' 1,-3-LLL 1!!!8

LLLperbedaan signifikan menggunakan ttest independent

Pasien akne vulgaris wanita memiliki ratarata asupan energi lebih tinggi $181!331'

dibandingkan dengan kelompok kontrol $1-2148 kkal' $p/.-' $tabel 4'. 5eskipun begitu

tidak ada perbedaan yang signifikan asupan nutrien antara kelompok kasus dan kontrol

$p.-'

 Journal readingKKS Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin RSUD BangkinangPage

7/24/2019 Konsumsi Makanan Tinggi Glukosa

http://slidepdf.com/reader/full/konsumsi-makanan-tinggi-glukosa 8/13

Aidak ada perbedaan yang signifikan antara partisipan kelompok kasus dan kontrol

dalam asupan energi* karbohidrat* lemak* protein* vitamin %* vitamin >* serat* ink dan

selenium pada persentil !-* -* ,- $tabel -'. &ebaliknya* ada perbedaan yang signifikan

asupan glukosa pada persentil - dan ,-* nilai asupan glukosa lebih dari 1,- meningkatkan

resiko terjadinya akne vulgaris !1 kali lipat. %da peningkatan O? dengan peningkatan

 persentil asupan glukosa makanan $persentil !-* O?K.-Jpersentil -* O?K1-.,-* persentil

,-* O?K!1.'. hal ini menunjukkan bahwa asupan glukosa yang lebih tinggi* meningkatkan

resiko terjadinya akne vulgaris.

 Journal readingKKS Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin RSUD BangkinangPage !

7/24/2019 Konsumsi Makanan Tinggi Glukosa

http://slidepdf.com/reader/full/konsumsi-makanan-tinggi-glukosa 9/13

7/24/2019 Konsumsi Makanan Tinggi Glukosa

http://slidepdf.com/reader/full/konsumsi-makanan-tinggi-glukosa 10/13

Diskusi

Penelitian ini menunjukkan bahwa asupan glukosa memiliki hubungan dengan

terjadinya akne vulgaris setelah mempertimbangkan faktorfaktor seperti <5A dan jenis

kelamin. ?esiko terjadinya akne vulgaris menurun diikuti dengan menurunnya persentil

asupan glukosa* dengan adanya hubungan yang signifikan pada persentil - dan ,-.

9ubungan tersebut signifikan tidak berubah setelah ditambahkan juga faktor peran#u. Pada

 populasi barat* asupan makanan tinggi glukosa dilaporkan berkontribusi pada tingginyakejadian akne vulgaris. 9asil penelitian ini didukung oleh penelitian per#obaan kontrol a#ak 

sebelumnya pada pasien akne lakilaki berusia antara 1- sampai !- tahun yang menunjukkan

 bahwa makanan rendah glukosa efektif memperbaiki gejala akne vulgaris. Penelitian lain

menemukan bahwa perkembangan parameter biokimia yang meneliti hubungan antara akne

vulgaris dengan intervensi makanan tinggi protein* rendah glukosa. &ebuah penelitian yang

lain juga melaporkan bahwa makanan rendah glukosa yang dikenal dengan South Beach Diet 

efektif untuk memperbaiki kondisi akne pada 8.,7 dari !22- responden akne vulgaris dalam

 periode waktu 3 bulan dan mengurangi penggunaan terapi sistemik konvensional dan topikal.

+erbeda dengan penelitian ini* penelitian ini menemukan bahwa pengaruh makanan rendah

glukosa tidak ada ketika data statistik disesuaikan untuk perubahan pada <5A.

5ekanisme yang mendasari pengaruh makanan terhadap terbentuknya akne vulgaris

diduga merupakan peranan dari insulinlike growth fa#tor1 $<;D1' yang memfasilitasi

 proliferasi sel yang terlibat dalam patogenesis akne vulgaris. 9iperinsulinemia akut akibat

konsumsi makanan tinggi glukosa dapat menyebabkan <;D1 mengikat protein3 $<;D+P3'*

sehingga meningkatkan efek <;D1. 9iperinsulinemia disebabkan oleh makanan tinggi

 Journal readingKKS Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin RSUD BangkinangPage 1#

7/24/2019 Konsumsi Makanan Tinggi Glukosa

http://slidepdf.com/reader/full/konsumsi-makanan-tinggi-glukosa 11/13

glukosa juga menyebabkan meningkatnya sirkulasi androgen dan menurunkan ikatan protein

dengan hormon seks* menyebabkan peningkatan sintesis sebum* yang merupakan bagian

terpenting dalam perkembangan akne.

Penelitian ini menemukan bahwa asupan susu dan es krim berhubungan dengan

terjadinya akne vulgaris. 9asil ini disepakati oleh penelitian belah lintang yang dilakukan dikorea &elatan yang melaporkan bahwa asupan susu dan produk olahannya berhubungan

dengan perkembangan akne vulgaris. 5ereka melaporkan bahwa asupan susu dan produk 

olahannya lebih tinggi pada subyek akne vulgaris dibandingkan dengan subyek nonakne.

)ata kami juga memastikan bahwa ada penelitian epidemiologi yang dilakukan di 6nited

&tate. 0anita yang mengkonsumsi dua atau lebih hidangan susu skim setiap hari* !!7 lebih

mungkin untuk menderita akne yang berat dan 447 lebih mungkin untuk berkembang

menjadi akne kistik atau nodular daripada yang hanya mengkonsumsi 1 gelas susu skim

 perhari. Daktor endokrin juga terlibat yang diakibatkan oleh konsumsi susu yang merupakan

nutrien insulinotropik dan mempunyai indeks insulinemik yang tinggi yang dapat

meningkatkan insulin serum dan kadar <;D1. &usu dihasilkan oleh sapi hamil yang

mengandung sejumlah steroid dan prekursor androgen* yang memi#u untuk patogenesis jalur 

yang lain dari akne. (elompok yang lain juga mengajukan hipotesis tentang makanan dan

 pengaruh sinyal insulin=<;D1 pada akne* yaitu asupan tinggi glukosa dan protein olahan susu

meningkatkan kadar insulin serum dan <;D1* penting sebagai pemi#u kelenjar sebasea dan

lipogenesis sebasea. +erbeda dengan penelitian ini yang menemukan adanya hubungan yang

kuat antara akne dengan asupan keju. Perbedaan dianggap pada frekuensi asupan keju yang

rendah pada subyek penelitian ini.

Penelitian ini memastikan bahwa pasien akne vulgaris lebih mungkin memiliki riwayat

keluarga dengan akne vulgaris dibandingkan dengan kelompok kontrol. )i Cordan* telah

dilaporkan bahwa 2.37 pasien akne vulgaris memiliki riwayat keluarga akne vulgaris *

sebuah penelitian yang melibatkan 4-8 pasang wanita kembar monoigot dan 122 diigot

ditemukan bahwa faktor genetik terlibat pada 817 varian akne vulgaris dan keterlibatan

faktor lingkungan hanya 127. Prevalensi akne vulgaris yang lebih tinggi juga ditemukan pada

 pelajar dengan orang tua memiliki riwayat akne vulgaris.

Penelitian kami telah menemukan bahwa akne vulgaris tidak ada berhubungan dengan

<5A ataupun persentase lemak tubuh. 9al ini memberikan kesempatan untuk penelitian yang

akan datang untuk mengetahui apakah tidak ada hubungan antara <5A dan kadar leptin yang

disekresi oleh jaringan adiposa dengan akne vulgaris atau beratnya derajat akne. &ebuah

 penelitian kohort retrospektif di Aurkey juga menemukan bahwa tidak ada perbedaan yang

signifikan kadar leptin serum antara kasus dan kontrol. Penelitian yang lainnya pada

 perempuan kembar dan pasien akne perempuan* juga menemukan bahwa tidak ada hubungan

yang signifikan antara <5A dan beratnya akne vulgaris pada pasien akne vulgaris perempuan.

 Journal readingKKS Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin RSUD BangkinangPage 11

7/24/2019 Konsumsi Makanan Tinggi Glukosa

http://slidepdf.com/reader/full/konsumsi-makanan-tinggi-glukosa 12/13

Penelitian kami menemukan bahwa konsumsi yogurt tidak berhubungan dengan

terjadinya akne vulgaris dan sesuai dengan penelitianpenelitian yang lainnya. (etika

ditambahkan susu selama proses fermentasi* bakteri probiotik $terutama laktobasilus'

memakai <;D1 dan menyebabkan kadar <;D1 rendah dalam susu permentasi 4 kali lipat

dibandingkan dengan susu skim. 9al ini membuat 9ipotesis bahwa peningkatan permeabilitas

intestinal terjadi pada pasien akne vulgaris* yang meningkatkan absorpsi <;D1 diusus.

&elanjutnya* konsumsi susu dapat menyebabkan peningkatan absorpsi <;D1 dibandingkan

dengan produk susu fermentasi yang menyebabkan kadar <;D1 lebih rendah pada susu

fermentasi . 9al ini menjelaskan bahwa hubungan susu skim dengan terjadinya akne vulgaris

 berbeda pada produk susu fermentasi seperti yogurt. +agaimanapun * hal tersebut terjadi

karena mekanisme signaling regulasi oleh susu untuk mensekresi insulin postprandial dan

terjadi peningkatan kadar <;D1 serum. +arubaru ini* fermentasi susu yang diperkaya dengan

laktoferin telah ditemukan mempunyai efek untuk menurunkan trigliserida pada lipid

 permukaan kulit* menyebabkan penyembuhan gejala akne vulgaris dan mengurangi produksi

sebum.

+erbeda dengan keper#ayaan makanan yang umum* penelitian tidak menemukan

hubungan yang signifikan se#ara statistik antara #oklat dan ka#ang dengan terjadinya akne

vulgaris. "oklat dan ka#ang paling sering diper#ayai menyebabkan atau memperburuk kondisi

akne* tetapi penelitian sebelumnya menganggap pengaruh #oklat dan ka#ang terhadap akne

vulgaris tidak jelas. &ebuah eksperimen tentang pengaruh konsumsi susu #oklat batangan pada

subyek dengan akne vulgaris* dan tidak ditemukan adanya eksaserbasi kondisi akne.

(eterbatasan penelitian ini adalah* menggunakan desain studi alami* penelitian ini

hanya dapat menentukan hubungan* tetapi tidak menentukan penyebab dan pengaruh makanan

terhadap akne vulgaris* beratnya kondisi akne vulgaris seharusnya juga dibagi berdasarkan

 jumlah lesi akne pasien* dikaitkan dengan makanan yang spesifik dan frekuensi konsumsi

makanan tersebut. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan kuesioner tentang frekuensi

makanan retrospektif untuk menentukan hubungan antara asupan makanan seperti produk 

susu olahan dan perkembangan akne. "atatan makan 3 hari ulangan akan menjadi metode

yang lebih baik untuk digunakan pada penelitian ini untuk menilai asupan glukosa* karena

 penelitian memilki keterbatasan waktu* maka metode tersebut tidak dapat dilakukan.

Penelitian ini juga tidak menilai jumlah konsumsi protein harian* yang merupakan faktor 

 penentu pemi#u akne yang disebabkan oleh susu. Daktor peran#u lain seperti stres* kurang

tidur* merokok* konsumsi alkohol dan perawatan kebersihan wajah seharusnya juga dapatdilakukan untuk penelitian selanjutnya. 5eskipun adanya keterbatasan ini* temuan penelitian

kami memberikan informasi adanya bukti peranan diet=makanan terhadap terjadinya akne

vulgaris.

 Journal readingKKS Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin RSUD BangkinangPage 12

7/24/2019 Konsumsi Makanan Tinggi Glukosa

http://slidepdf.com/reader/full/konsumsi-makanan-tinggi-glukosa 13/13

Kesim%ulan

)alam kesimpulan* faktorfaktor makanan terutama yang mengandung glukosa tinggi

dan asupan susu dan es krim yang sering berhubungan dengan terjadinya akne vulgaris.

Aemuan penelitian ini memberikan informasi bahwa faktor makanan berperan penting dalam

akne vulgaris. &ebuah penelitian klinis a#ak untuk penelitian yang selanjutnya diperlukanuntuk memastikan peranan masingmasing makanan seperti ka#ang* #oklat dan makanan

 berlemak terhadap terjadinya akne vulgaris.

S$%& 'R(I%)$

 Journal readingKKS Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin RSUD BangkinangPage 13