kuliah 1. filsafat

Upload: ghani-silahuddin

Post on 22-Feb-2018

259 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    1/227

    Materi Kuliah 1:

    PENGANTAR FILSAFAT ILMU KEDOKTERANOleh: dr. Al Munawir M.Ke!. Ph.D.

    Pendidikan dokter terdiri dari pendidikan akademik dan profesi.

    Pendidikan akademik lebih menekankan pada paradigma (model pikir)

    pengembangan ilmu pengetahuan. Sedang pendidikan profesi/

    profesional lebih menekankan pendidikan untuk handal menggunakan

    atau memanfaatkan ilmu pengetahuan. Mengingat pendidikan Strata I (S

    1) Fakultas Kedokteran adalah pendidikan akademik, maka penekanan

    pendidikan agar dapat memahami pengembangan ilmu pengetahuan

    perlu mendapatkan perhatian. ntuk itu perlu adan!a kuliah tentang

    "lsafat ilmu.

    Se#ak a$al se#arah, tern!ata manusia tidak bisa menahan untuk

    tidak menggunakan akal budi dan "kirann!a untuk men%ari tahu apa

    sebenarn!a !ang ada dibalik segala ken!ataan (realitas) itu. Proses

    men%ari tahu itu menghasilkan kesadaran, !ang disebut pengetahuan.

    &ika proses itu memiliki %iri'%iri metodis, sistematis dan koheren, dan

    %ara mendapatkann!a dapat dipertanggung'#a$abkan, maka lahirlah ilmupengetahuan.

    Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang (1) disusun metodis,

    sistematis dan koheren (bertalian) tentang suatu bidang tertentu dari

    kenyataan (realitas), dan yang (2) dapat digunakan untuk menerangkan

    gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) tersebut.

    Makin ilmu pengetahuan menggali dan menekuni hal'hal !ang khusus

    dari ken!ataan (realitas), makin n!atalah tuntutan untuk men%ari tahutentang seluruh ken!ataan (realitas).

    Filsaat adalah pengetahuan metodis, sistematis dan koheren tentang

    seluruh kenyataan (realitas). Filsafat merupakan re!eksi rasional ("kir)

    atas keseluruhan realitas untuk men%apai hakikat ( kebenaran) dan

    memperoleh hikmat( kebi#aksanaan).Se%ara sederhana ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu !ang

    mempela#ari realitas atau ken!ataan konkret se%ara kritis. eberapa

    aliran dalam bidang ontologi, !akni realisme, naturalisme, empirisme

    *ntologi ini pantas dipela#ari bagi orang !ang ingin memahami se%ara

    1

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Realisme&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Naturalismehttp://id.wikipedia.org/wiki/Empirismehttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Realisme&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Naturalismehttp://id.wikipedia.org/wiki/Empirisme
  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    2/227

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    3/227

    1.&ames +. Mar%um. 0889. +n Introdu%tor! Philosoph! of Medi%ine-

    'umani&ing odern edi#ine. a!lor ni7ersit!. 3e:as, S+.(. Fred ;iolland,

    =etherland.).3he ?iang ;ie, 0882. Filsafat Ilmu, Penerbit ?ibert!, og!akarta

    3

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    4/227

    Materi Kuliah (:

    PARADIGMA *ARU DALAM PENDIDIKAN KEDOKTERAN

    *leh- dr. Ira$an Fa#ar Kusuma, M.S%.

    Saat ini, pendidikan kedokteran mengalami beberapa tantangan

    se#alan dengan perubahan pada mas!arakat !ang meliputi- perubahan

    harapan pasien, perubahan pela!anan kesehatan, pengetahuan

    kedokteran, ketersediaan dokter dan beban tugas dokter serta kebutuhan

    mahasis$a kedokteran.

    Peru+ahan ,ara%an Pa!ien

    Sebagai akibat dari bergesern!a buda!a mas!arakat !ang men#adi

    lebih terbuka dengan adan!a perkembangan teknologi informasi

    (internet) dan berbagai media massa, pasien men#adi lebih ban!ak

    mengetahui tentang kesehatan, berbagai pen!akit dan pilihan terapi

    terhadap suatu pen!akit. an!ak orang sekarang tidak lagi men#adi

    pasien !ang pasif terhadap opini kesehatan. Mereka lebih %enderung

    untuk beker#a sama dengan petugas kesehatan (dokter) serta adan!a

    komunikasi !ang lebih terbuka. Pasien tersebut menginginkan perilaku

    !ang positif dari dokter !ang menanganin!a. 6okter saat ini tidak lagi

    bisa menerapkan prinsip autoritarian !ang berarti dokter lebih dominan

    dalam penanganan pasien. >al ini dikenal sebagai praktik !ang bersifat

    @do#tor #enteredA. 6okter saat ini harus menganut prinsip @patient

    #enteredA berkaitan dengan perubahan mas!arakat tersebut.

    Sementara promosi kesehatan dan pen%egahan pen!akit dianggap

    sebagai sesuatu !ang paling utama, saat ini ada kebutuhan bersama

    mengenai penanganan pen!akit !ang harus mengandalkan terapi !ang

    paling %anggih dan terbaru, terlepas dari bia!a !ang dikeluarkan. *leh

    karena itu, saat ini pasien men#adi kurang mentoleransi kesalahan !ang

    dilakukan pela!an kesehatan. Mas!arakat #uga berharap bah$a terapi

    !ang diberikan harus sudah terbukti efektif dan e"sien. Pengobatan #uga

    diharapkan pasien harus berdasarkan bukti (eiden#e based medi#ine).

    4

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    5/227

    Peru+ahan Si!te& Pela-anan Ke!ehatan

    Saat ini, ga!a praktik kedokteran pada sebagian dokter sudah

    berubah. 6alam sebuah komunitas, praktik kedokteran bersama lebih

    ban!ak daripada praktik dokter indi7idu. 6alam situasi pela!anan

    kesehatan seperti ini, kemampuan dokter untuk dapat beker#a sama di

    dalam sebuah tim men#adi isu !ang sangat penting. >al ini #uga

    meningkatkan kepedulian terhadap pendekatan multiprofesional dimana

    dokter beker#a sama dengan profesi lain. Kepedulian ini akan

    meningkatkan ker#a sama dengan kolega dari bidang disiplin !ang lain.

    *tereotyping (meniru orang !ang dianggap ideal) tidak lagi sesuai

    dengan perkembangan pela!anan kesehatan. atas'batas

    profesionalisme saat ini men#adi tidak begitu kaku. 6i Inggris,

    pembentukan Pela!anan 6iagnostik dan 3erapi er#alan men!ebabkan

    perubahan pada pela!anan kesehatan !ang berbasis komunitas dan tidak

    lagi berbasis rumah sakit.

    Peru+ahan Pen$etahuan Ked#"teran

    6ahulu, pendidikan kedokteran disusun sebagai sebuah proses !ang

    ber#alan dari ilmu kedokteran dasar menu#u ilmu kedokteran klinik dan

    tidak terintegrasi ke%uali sedikit. Pertumbuhan !ang sangat %epat dalam

    dunia kedokteran dan perkembangan konten kedokteran !ang

    sedemikian pesat men!ebabkan pemilihan konten atau kurikulum inti dan

    integrasi antara ilmu kedokteran dasar dan klinik men#adi sangat penting

    dan urgen. an!ak bidang baru dan area kedokteran baru !ang

    ditambahkan dalam konten pendidikan kedokteran. +kan tetapi,

    keengganan untuk menghilangkan konten lama !ang sudah tidak sesuai

    dengan perkembangan akan menghambat perkembangan pendidikan

    kedokteran itu sendiri.

    Selain itu, saat ini telah ter#adi perubahan pola pen!akit !ang

    signi"kan dalam praktik kedokteran dimana #umlah usia manula !ang

    5

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    6/227

    meningkat akan meningkatkan ke#adian pen!akit degeneratif dan

    pen!akit kronik.

    Peru+ahan Keter!ediaan D#"ter dan *e+an Tu$a! D#"terSaat ini, dokter di rumah sakit mengalami beban tugas !ang sangat

    berat, dimana dokter harus melakukan pela!anan medik, melakukan

    penelitian kedokteran sekaligus memberikan bimbingan pada mahasis$a

    kedokteran. >al ini men!ebabkan dokter kehilangan fokusn!a untuk

    menga#ar. Pada $aktu !ang sama, dokter !ang masih !unior harus

    mengikuti program program pelatihan dan penelitian dengan $aktu !ang

    sangat sempit. >al ini akan men!ebakan kesempatan untuk menga#ari

    mahasis$a kedokteran men#adi berkurang. Selain itu, kemampuan

    mereka di bidang klinik masih rendah.

    Re!%#n Terhada% Tantan$an

    an!ak fakultas kedokteran telah merespon tantangan ini melalui

    berbagai #alan-

    1. mengembangkan kurikulum baru dengan strategi pembela#aran

    !ang berbeda

    0. mengenalkan situasi bela#ar !ang berbeda atau menggunakan

    media atau alat pembela#aran !ang baru

    . Mengembangkan metode baru dalam assessment

    2. Mengembangkan sumber da!a manusia

    Keban!akan, kurikulum baru !ang dikenalkan akan mengurangi

    pengetahuan faktual dan lebih menekankan pada %ara bela#ar de$asa

    (adult learning), pemberian kesempatan !ang lebih pada mahasis$a

    kedokteran untuk memilih konten !ang disukai serta pengenalan dini

    terhadap pengalaman klinik.

    Strate$i Pe&+elaaran *aru

    Se#umlah strategi pembela#aran !ang sesuai untuk tipe bela#ar !ang

    de$asa telah dikenalkan seperti- sel-dire#ted learning, problem based

    learning, integrated learning, task based learning dan multiproessional

    6

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    7/227

    learning. +kan tetapi, perubahan ini membutuhkan sumberda!a !ang

    ban!ak.

    Situa!i *elaar *aruSementara perkuliahan dan bedside tea%hing masih ber#alan, situasi

    bela#ar !ang baru telah diperkenalkan. Saat ini, ada peningkatan untuk

    membuat pembela#aran men#adi lebih independen dan berada dalam

    pembela#aran dengan kelompok ke%il (small group dis#ussion).

    Alat dan Media Pe&+elaaran *aru

    Saat ini, penggunaan penggunaan buku pedoman bela#ar !ang bagus

    dan penggunaan program pembela#aran !ang berbasis komputer sangat

    berkembang. Penggunaan teknologi informasi dalam mengakses

    informasi dan lifelong learning sangat meluas. 3erlebih penggunaan

    ideo, sel-ideoning #uga sangat membantu terutama pada saat

    mengeksplorasi perilaku dan pengenalan tanda dan ge#ala suatu pen!akit

    serta dalam pembela#aran klinik. Penggunaan simulator, simulasi dan

    manikin men#adi hal !ang sangat penting terutama dalam aspek

    pemeriksaan "sik dan prosedur tertentu baik pada tingkat sar#ana

    maupun tingkat profesi di rumah sakit.

    Met#de Penilaian /Assessment0 *aru

    Saat ini telah dikenalkan *SBC (+bje#tie *tru#tured lini#al

    "amination) !ang dapat mengukur kompetensi mahasis$a dalam

    berbagai keadaan dan situasi. Penggunaan penilaian formatif sangat

    menun#ang dalam men#aga performa dan pengetahuan mahasis$a se%ara

    berkesinambungan apalagi dengan digunakann!a portofolio.

    Pendidi"an *er+a!i! K#&%eten!i (D#"ter !e%erti a%a -an$

    dihara%"an0

    Salah satu #a$aban dari pertan!aan di atas adalah dokter !ang

    pun!a sedikit pengetahuan tetapi memiliki ban!ak kemampuan. >al ini

    men%akup dokter !ang mempun!ai perilaku positif, !ang mempun!ai

    keterampilan meme%ahkan masalah (problem soling skills) dan

    7

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    8/227

    keterampilan menggunakan teknologi informasi untuk meme%ahkan

    masalah tersebut. 6okter !ang mempun!ai kemampuan untuk memilih

    peme%ahan masalah serta dokter !ang mampu beker#a sama dalam tim

    dengan dokter !ang lain, profesi lain bahkan dengan pasien.

    Men$identi2"a!i Ma!alah dan Ke+utuhan %ada Ma!a Mendatan$

    Pada masa lalu, kadang'kadang ter#adi ketidaksesuaian (mismat#h)

    antara harapan mas!arakat terhadap dokter dengan hasil program

    pendidikan dokter. Saat ini, kebutuhan akan promosi kesehatan dan

    kedokteran pen%egahan (preentie medi#ine) harus lebih ditekankan

    dibanding dengan penekanan pada pen!akit patologis. eberapa aspek

    !ang pada masa lalu kurang mendapat perhatian padahal sangat

    dibutuhkan oleh mas!arakat adalah kemampuan dokter dalam hal-

    1. keterampilan komunikasi

    0. promosi kesehatan dan pen%egahan pen!akit

    . prosedur klinik seperti resusitasi #antung paru

    2. profesionalisme, termasuk perilaku dan etika kedokteran.

    A!u&!i Salah dala& Pendidi"an Ked#"teran dan Strate$i

    Pe&e3ahann-a.

    Salah satu asumsi !ang salah dalam pendidikan kedokteran masa

    lalu adalah bah$a mahasis$a kedokteran pertama kali harus mengetahui

    pengetahuan dasar termasuk anatomi, "siologi dan biokimia baru setelah

    itu, mahasis$a dikenalkan pada ilmu terapan seperti mikrobiologi,

    patologi dan epidemiologi. Kritik !ang paling pedas adalah bah$a

    mahasis$a kedokteran adan!a irele7ansi antara apa !ang akan ia hadapi

    pada masa mendatang setelah dia lulus dengan apa !ang dia#arkan pada

    saat pendidikan kedokteran. Segera setelah mahasis$a kedokteran

    men#alani u#ian ilmu dasar tersebut, mahasis$a %enderung melupakan

    apa !ang telah ia pela#ari.

    Pada saat ini sangat dian#urkan agar kurikulum diubah sehingga

    membuat mahasis$a mempersepsikan dirin!a bah$a ia adalah seorang

    8

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    9/227

    dokter se#ak hari pertama mereka masuk fakultas kedokteran. &ika

    kurikulum dilihat se%ara 7ertikal, mahasis$a kedokteran harus dipaparkan

    dengan kedokteran klinik bersamaan dengan pela#aran ilmu kedokteran

    dasar pada tahun'tahun a$al saat masuk fakultas. Mahasis$a akanmelihat ilmu kedokteran dasar !ang diterapkan saat masa mendatang

    menerapkan ilmu kedokteran klinik.

    +n#uran !ang sering dipakai dalam kurikulum adalah model spiral

    dengan beberapa kategori-

    1. ada proses pengulangan pada setiap topik

    0. proses pengungalan tersebut dari !ang sederhana men#adi

    kompleks, dari !ang mudah men#adi semakin sulit

    . Proses pembela#aran !ang baru tetap berpi#ak pada pembela#aran

    sebelumn!a

    2. Kompetensi mahasis$a semakin meningkat seiring dengan topik'

    topik !ang berkelan#utan

    Menentu"an Strate$i Pe&+elaaran

    an!ak diskusi dan kontro7ersi berkisar permasalahan tentang

    strategi pembela#aran (edu#ational strategy). +pakah kurikulum itu harus

    terintegrasi ataukah berdasar departemen +pa peran dari pembela#aran

    berdasar masalah (roblem /ased 0earning) Model SPIBCs berguna

    untuk mengatasi kontro7ersi tersebut. Model tersebut-

    1. menun#ukkan adan!a kontinuum dan bukan polarisasi pada salah

    satu kubu

    0. mempertimbangkan bah$a setiap fakultas mempun!ai berma%am'

    ma%am strategi

    . berguna untuk membuat kurikulum baru dan menge7aluasi

    kurikulum !ang ada.

    SPI4E!5Student 4entered

    Pada student %entered learning, !ang terpenting adalah apa !ang

    mahasis$a pela#ari dan bukan apa !ang dia#arkan. Mahasis$a diberikan

    kesempatan untuk pembela#aran mereka.

    SPI4ES 5 Pr#+le& *a!ed Learnin$

    9

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    10/227

    P? adalah pendekatan !ang membuat mahasis$a tertarik untuk

    mempela#ari suatu masalah.

    SPI4ES 6 Inte$rati#n

    Integrasi didapatkan dengan membuat topik'topik mata pela#aran salingterkait dan tidak terpisah'pisah berdasarkan departemen/bagian.

    SPI4ES 6 4#&&unit- *a!ed /Early Exposure in Clinical Science0

    Kurikulum seharusn!a lebih menekankan pada komunitas daripada rumah

    sakit karena mas!arakat adalah pengguna langsung dari luaran

    pendidikan kedokteran.

    SPI4ES 6 Ele3ti7e!

    Kurikulum seharusn!a memberi ruang kepada mahasis$a untuk

    mendalami bidang khusus tertentu di luar kompetensi minimal sesuai

    dengan tingkat ketertarikan mahasis$a tersebut.

    Deferensi-

    1. =or%ini, 0880. +B 3ea%hing and ?earning in Medi%ine- Problem'ased ?earning. M&

    0. 6ent, &.+., >arden, D. M. (088E). ra#ti#al uide or edi#al3ea#hers. ?ondon- Clse7ier.

    . 6unph!, .B., 4illiamson, S.?. (0882). In pursuit of e:pertise.dan#es in 'ealth *#ien#e du#ation, 7ol. G, pp.18H '10H.

    2. ;agne, D. M. (1GH8). 3he ondition o 0earning. (0ndCd). =e$ ork->olt, Dinehart, and 4inston.

    . Kember, 6. (1GG1). Instru%tional design for meaningful learning.Instru#tional *#ien#e, 08, 09G J 18.

    E. *rmrod, &.C. (088H) 'uman 0earning, (th ed). pper Saddle Di7er,=e$ &erse!- Pearson Cdu%ation.

    10

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    11/227

    Materi Kuliah ):

    Peranan Te"n#l#$i In'#r&a!i Dala& Ked#"teran

    Oleh: dr. Irawan Faar Ku!u&a M.S3.

    Perkembangan dunia informasi dan teknologi de$asa ini sangat

    pesat, di mana segala sesuatu !ang berhubungan dengan akti7itas

    manusia pasti berkaitan dengan penggunaan tehnologi dan informasi. >al

    ini ditandai dengan pesatn!a perkembangan internet sebagai sumber

    informasi dan teknologi dunia ke arah !ang lebih ma#u dan baik. Sehingga

    ban!ak kalangan mengatakan bah$a !ang menguasai informasi dan

    teknologi adalah !ang 5menguasai dunia5. egitupun haln!a dalam dunia

    kesehatan, informasi adalah hal !ang penting dan sangat mendasar

    karena semua hal mengenai pasien adalah informasi, !ang harus dikelola

    dengan baik dan aman, sehingga dibutuhkan suatu sistem agar seluruh

    informasi itu dapat digunakan untuk kepentingan pengobatan pasien.

    Sedangkan penggunaan peralatan teknologi adalah hal !ang sangat

    penting untuk meningkatkan kualitas pela!anan diagnosa dan terapi

    sehingga tu#uan pengobatan dapat ter%apai dengan sempurna.

    3eknologi Informasi sangat penting artin!a dalam dunia kedokteran.

    Se%ara praktis, peran tersebut antara lain-

    1. S!stem informasi digunakan untuk men%atat rekaman medis pasien

    se%ara elektronis.

    0. ntuk men%ari informasi tentang seseorang pasien, pengun#ung dapat

    berinteraksi se%ara langsung dengan terminal !ang disediakan untuk

    keperluan itu. 6engan

    . mengetikkan sepenggal nama, s!stem informasi akan segera

    men!a#ikan informasi tentang pasien !ang memenuhi %riteria

    pen%arian.

    2. 3eknologi informasi diterapkan pada peralatan medis missal B3 S%an

    (Bomputer 3omograph!). B3 S%an adalah peralatan !ang mampu

    memotret bagian dalam tubuh seseorang tanpa harus dilakukan

    pembedahan.

    . M!%in merupakan %ontoh s!stem pakar !ang digunakan untuk

    membantu #uru medis mendiagnosis pen!akit darah !ang %epat

    11

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    12/227

    menular dan kemudian dapat memberikan saran berupa penggunaan

    antibioti% !ang sesuai. (s!stem pakar adalah perangkat lunak !ang

    ditu#ukan untuk meniru keahlian seseorang dalam bidang tertentu)

    E. Sistem berbasis kartu %erdas (smart %ard) dapat digunakan #uru medisuntuk mengetahui ri$a!at pen!akit pasien !ang datang ke rumah

    sakit karena dalam kartu tersebut para #uru medis dapat mengetahui

    ri$a!at pen!akit pasien.

    H. Penggunaan komputer hasil pen%itraan tiga dimensi untuk

    menun#ukkan letak tumor dalam tubuh pasien.

    9. 6alam bidang #asa pela!anan kesehatan teknologi informasi berguna

    untuk memberikan pela!anan se%ara terpadu dari pendaftaran pasien

    sampai kepada s!stem penagihan !ang bisa dilihat melalui internet.

    G. Penggunaan alat'alat kedokteran !ang mempergunakan aplikasi

    komputer, salah satun!a adalah S; (ltra sonogra"). S; adalah

    suatu alat dalam dunia kedokteran !ang memanfaatkan gelombang

    ultrasonik, !aitu gelombang suara !ang memiliki frekuensi !ang tinggi

    (08 k> J 0888 k>) !ang kemudian hasiln!a ditampilkan dalam

    la!ar monitor.

    18. 3eknologi nirkabel

    Pemanfaatan #aringan %omputer dalam dunia medis sebenarn!a sudah

    dirintis se#ak hampir 28 tahun !ang lalu. Pada tahun 1GHE/1GHH,

    ni7ersit! of Lermon >ospital dan 4alter Deed +rm! >ospital

    mengembangkan lo%al area net$ork (?+=) !ang memungkinkan

    pengguna dapat log on ke berbagai komputer dari satu terminal di

    nursing station. Saat ini, #aringan nir kabel men#adi primadona karena

    pengguna tetap tersambung ke dalam #aringan tanpa terhambat

    mobilitasn!a oleh kabel. Melalui #aringan nir kabel, dokter dapat selalu

    terkoneksi ke dalam database pasien tanpa harus terganggun

    mobilitasn!a.

    11. Pen%arian dan Peletakan dan Informasi *bat'obatan.

    10.Penggunaan iosensor. iosensor merupakan suatu alat Instrumen

    elektronik !ang beker#a untuk mendektesi sample biokimia. Bontoh

    paling sederhana adalah alat u#i diabetes.

    12

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    13/227

    =amun demikian, tidak dipungkiri bah$a masih ban!ak kendala dalam

    penerapan teknologi informasi untuk mana#emen kesehatan di rumah

    sakit. &ika masih dalam taraf pengembangan sistem informasi transaksi

    (misaln!a data administratif, keuangan dan demogra"s) problemsosiokltural tidak terlalu kentara. =amun demikian, #ika sudah sampai

    aspek klinis, tantangan akan semakin besar. 6i sisi lain, persoalan

    kesiapan S6M seringkali men#adi penggan#al. Pemahaman tenaga

    kesehatan di rumah sakit terhadap potensi 3I kadang men#adi lemah

    karena pemahaman !ang keliru. *leh karena itu penguatan pada aspek

    pengetahuan dan ketrampilan merupakan salah satu kun%in!a. 6isamping

    itu, tentu sa#a adalah masalah "nansial. 3anpa disertai dengan bantuan

    tenaga ahli !ang baik, terkadang in7estasi 3I han!a akan memberikan

    pemborosan tanpa ada nilai lebihn!a. ang terakhir adalah ke%urigaan

    terhadap lemahn!a aspek se%urit!, kon"densialitas dan pri7a%! data

    medis.

    Melihat pada pengalaman di atas, kita harus mengembalikan kepada

    komitmen, 7isi dan leadership dari organisasi. +pakah ini han!a karena

    ikut'ikutan atau memang sudah tertuang dalam ren%ana strate#ik rumah

    sakit Selain itu, bagaimana implikasi bia!a dan sumber da!a manusia

    agaimana men#alin ker#asama antar berbagai komponen di rumah sakit,

    baik tenaga medis maupun non medis

    &ika pertan!aan tersebut sudah di#a$ab, kita dapat memilih aplikasi !ang

    sesuai dengan kemampuan organisasi. ?angkah !ang paling penting

    adalah pengembangan sistem informasi transaksional (data administratif

    dan klinis sederhana). Selan#utn!a, pengembangan le7el kedua, !aitu

    sistem informasi mana#emen dan sistem sistem informasi

    eksekutif(sistem pendukung keputusan) dapat dilakukan kemudian.

    +plikasi SMS sebagai reminder bagi ibu hamil untuk memeriksakan se%ara

    tepat $aktu #uga meruapakan salah satu model SPK bagi pasien.

    6emikian #uga model serupa agar #ad$al imunisasi bagi balita tidak

    terlambat. In7estasi !ang diperlukan %ukup dengan komputer !ang telah

    diisi dengan database klinik pasien, nomer >P serta rule mengenai

    pen#ad$alan imunisasi. Penerapan #aringan $ireless saat ini #uga bukan

    13

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    14/227

    in7estasi !ang mahal. 6an masih seabreg ino7asi lain !ang dapat

    dikembangkan.

    6ari konteks teknologi informasi dan komunikasi, dapat dikatakan bah$a

    pelbagai aplikasi sangat potensial sekali diterapkan di dunia medis. +kantetapi kita harus memperhatikan bah$a hingga saat ini se%ara kultural,

    dunia medis, termasuk !ang sudah menerapkan infrastruktur elektronik

    se%ara %anggih sebagian besar transaksi informasi klinis masih ber#alan

    se%ara fa%e to fa%e. Sehingga tidak salah bila ada !ang mengatakan

    bah$a keberhasilan sistem informasi di rumah sakit G8 merupakan

    masalah sosial kultural dan han!a 18 sa#a !ang merupakan masalah

    informatika.

    Mengingat pesatn!a perkembangan teknologi informasi dan komunikasi

    !ang %ukup pesat, komunitas rekam medis perlu memahami berbagai

    konsep serta aplikasi medi%al informati%s (informatika kedokteran).

    Informatika kedokteran (kadang disebut #uga informatika kesehatan)

    adalah disiplin !ang terlibat erat dengan komputer dan komunikasi serta

    pemanfaatann!a di lingkungan kedokteran dikenal sebagai informatika

    kedokteran (medi%al informati%s). 6alam pengertian !ang lebih rin%i,

    Shortli

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    15/227

    Se%ara terapan, aplikasi informatika kedokteran meliputi rekam medik

    elektronik, sistem pendukung keputusan medik, sistem penarikan

    informasi kedokteran, hingga pemanfaatan internet dan intranet untuk

    sektor kesehatan, termasuk merangkaikan sistem informasi klinik denganpenelusuran bibliogra" berbasis internet. 6engan demikian, komunitas

    rekam medis akan memiliki $a$asan !ang luas mengenai prospek

    teknologi informasi serta mampu men#embatani klinisi (pengguna dan

    pen!edia utama informasi kesehatan) dengan para ahli komputer

    (informatika) !ang bertu#uan meran%ang desain aplikasi dan sistem agar

    dapat menghasilkan produk aplikasi mana#emen informasi kesehatan di

    rumah sakit !ang lebih efektif dan e"sien.

    Deferensi-

    1. ul!anti. (0818). Peran 3eknologi Informasi dalam idangKesehatan. &akarta

    0. +rif, M. + (0811). Peran 3eknologi Informasi bagi 6unia Kesehatan.og!akarta- +MIK*M

    . Fuad, +. (088). Peran teknologi Informasi untuk MendukungMana#emen Informasi Dumah Sakit.http-//anisfuad.blog.ugm.a%.id/088/8G/1/peran'teknologi'informasi'untuk'mendukung'mana#emen'informasi'kesehatan'di'rumah'sakit/

    15

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    16/227

    Materi Kuliah 8:

    PENGANTAR EPIDEMIOLOGI /MASALA, KESE,ATAN0

    Oleh: dr. Irawan Faar Ku!u&a M.S3.

    Meneta%"an Ma!alah Ke!ehatan

    ntuk menetapkan berbagai masalah kesehatan dibutuhkan

    penilaian tentang pentingn!a suatu masalah kesehatan dilihat dari

    ukuran mortalitas, ukuran disabilitas, dan frekuensi ke#adian pen!akit.

    Masalah'masalah lain !ang terkait dengan masalah pokok dila%ak melalui

    ketiga penilaian ini.

    Tin$"at rtalita!diukur dari-

    a. #ase atality rate

    b. proportional mortality rate

    #. #aused spe#i4# mortality rate

    Tin$"at di!a+ilita! 9

    ntuk pen!akit tertentu !ang sebagian besar penderitan!a

    mengalami ketidakmampuan maka angka pre7alesi sebagai pendekatan

    ukuran ketidakmampuan

    Fre"uen!i "eadian %en-a"it:

    a. +ngka insidensi

    b. +ngka pre7alensi

    Seorang dokter harus mengambil tiga prinsip ini untuk menentukan

    masalah kesehatan. >arus dilihat bagaimana tingkat mortalitas

    (kematian) !ang diakibatkan oleh suatu pen!akit tertentu. &ika tingkat

    mortalitasn!a tinggi maka itulah masalah kesehatan !ang sebenarn!a,

    demikian pula sebalikn!a. Kemudian dilihat lagi tingkat disabilitas dari

    pen!akit tertentu dan terakhir dilihat frekuensi ke#adian pen!akit dalam

    kurun $aktu tersebut. &ika dalam periode $aktu tersebut #umlah

    ke#adiann!a #arang maka itu bukan masalah besar !ang memerlukan

    perhatian lebih. >asil dari pengukuran ketiga prinsip ini dapat digunakan

    untuk menentukan prioritas masalah seperti pada pertan!aan

    selan#utn!a. 3entu sa#a untuk menghitung ukuran'ukuran tersebut

    16

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    17/227

    diperlukan data !ang lengkap. 3anpa data !ang %ukup maka masalah'

    masalah kesehatan tidak akan teridenti"kasi se%ara baik.

    Meneta%"an Pri#rita! Ma!alah Ke!ehatan

    ntuk menetapkan prioritas masalah pada dasarn!a sesuai dengan

    penilaian kepentingan pen!akit sa#a. +kan tetapi, prioritas masalah ini

    terkait dengan prioritas peme%ahan masalah. 6alam peme%ahan masalah

    tentu sa#a berhubungan dan berbagai pihak di dalam struktur organisasi

    pela!anan kesehatan maupun di luar struktur organisasi seperti

    pemerintah sebagai regulator dan mas!arakat sebagai sub!ek. *leh

    karena itu prioritas masalah ditentukan sebagai berikut-

    1. Penilaian pentingn!a pen!akit (seperti diterangkan di atas)

    0. Kemungkinan keberhasilan tindakan-

    K#&it&en %e&erintah

    - dukungan dana

    - alokasi tenaga

    - dokumen tertulis

    Fa"t#r te"n#l#$i

    - tersedian!a teknologi

    - efek samping

    - frekuensi aplikasi

    - teknologi pendukung

    - hambatan "sik dan geogra"

    - sasaran

    Fa"t#r &anae&en

    - mana#er

    - ker#a sama lintas sektoral

    - peren%anaan

    - sistem pen%atatan dan pelaporan

    - intensif

    - tenaga terlatih

    17

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    18/227

    - moral tenaga

    - deskripsi tugas

    Tan$$a%an &a!-ara"at

    - penilaian mas!arakat terhadap masalah- pen!ebaran informasi

    - pengalaman di masa lalu

    4#nt#h "a!u!:

    Setelah dilakukan penilaian terhadap tingkat mortalitas, morbiditas

    dan frekuensi ke#adian pen!akit di dapatkan bah$a demam 5engue

    mempun!ai angka !ang paling tinggi. ntuk itu akan dilakukan

    pen%egahan dengan melakukan pengasapan (ogging). ntuk

    men#alankan program ini seorang dokter PKM harus memikirkan apakah

    pemerintah mendukung +lokasi dana pen!ediaan alat dan pemba!aran

    pega$ai ada +pakah tenaga !ang dibutuhkan memenuhi +pakah

    tindakan itu disetu#ui pemerintah setempat +pakah teknologi untuk

    ogging sudah ada +pakah ada efek samping !ang ditimbulkan

    6emikian seterusn!a terhadap point'point !ang lainn!a. &ika setelah

    diperhitungkan tingkat keberhasilann!a kurang, maka data

    dipertimbangkan masalah kesehatan !ang di ba$ahn!a dan seterusn!a

    sesuai kemampuan S6+ dan S6M !ang ada.

    ntuk lebih mudahn!a saudara dapat melihat tabel di ba$ah ini-

    Kriteria6

    66I+DC ISP+

    3

    paru3IF*I6

    esarn!a masalah

    1. Mortalitas

    0. Morbiditas

    . 6isabilitasKemungkinan keberhasilan

    1. Komitmen pemerintah

    0. 3eknologi

    . Mana#emen

    2. 3anggapan

    mas!arakat3otal skorrutan proritas

    18

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    19/227

    Ped#&an Pen-u!unan Pri#rita! Ma!alah

    Pedoman untuk men!usun prioritas masalah kesehatan !ang perlu

    segera memerlukan penanganan !aitu sebagai berikut -1. Pemberian bobot harus sesuai dengan prioritas !ang ditetapkan

    mas!arakat

    0. Persoalan'persoalan umum harus diberikan prioritas tinggi

    dibandingkan dengan !ang lebih #arang

    . Prioritas tinggi harus diberikan pada persoalan serius

    2. Persoalan kesehatan !ang mudah di%egah harus disediakan

    prioritas tinggi !ang lebih sulit

    . Persoalan kesehatan !ang #umlah/frekuensin!a %enderung

    meningkat dalam periode $aktu sekarang diberikan prioritas

    lebih tinggi daripada !ang statis atau turun.

    Per$e!eran P#la Pen-a"it Di Ind#ne!ia

    Saat ini Indonesia mengalami pergeseran pola pen!akit !ang

    disebabkan perubahan berbagai fa%tor !ang mempengaruhi kesehatan

    seperti !ang telah di#elaskan di atas (Konsep lum). Pola pen!akit

    mengikuti perubahan fa%tor'faktor !ang menentukan sehat sakit

    seseorang. 6ari faktor'faktor tersebut hampir semua mengalami

    perubahan baik faktor indi7idu, faktor lingkungan maupun faktor perilaku

    sehat dan faktor pela!anan kesehatan.

    6i negara'negara ma#u, pen!akit'pen!akit infeksi #umlahn!a sudah

    mengalami penurunan seiring dengan kema#uan teknologi kesehatan

    (peningkatan pela!anan kesehatan) dan peningkatan kualitas lingkungan.

    Mutu kehidupan (Nualit! of life) di negara ma#u saat ini #auh berada di

    atas negara'negara sedang berkembang seperti Indonesia. 6i lain pihak,

    saat ini =egara'negara ma#u menghadapi peningkatan #umlah pen!akit

    degeneratif !ang sebagian besar disebakan oleh perubahan perilaku

    (lifest!le) mas!arakatn!a dan an%aman merebakn!a pen!akit +I6S

    seiring dengan perubahan perilaku seks ($alaupun saat ini terdapat

    ke%enderungan tidak lagi dikaitkan dengan perilaku seks tetapi

    pen!alahgunaan narkoba #enis in#eksi).

    19

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    20/227

    Indonesia saat ini mengalami ketiga an%aman ini. Pen!akit infeksi

    seperti 3, malaria, demam berdarah masih men#adi momok disamping

    pen!akit'pen!akit degeneratif seperti Pen!akit &antung Koroner, kanker

    (leher rahim, pa!udara, paru'paru dan lain'lain) serta meningkatn!a#umlah penderita +I6S. Fenomena ini dikenal sebagai triple burden

    disease.

    eberapa $aktu lalu sekitar 2 ' tahun sebelumn!a, Indonesia baru

    mengalami double burden disease !aitu pen!akit infeksi dan pen!akit

    degeneratif tidak menutup kemungkinan beberapa tahun mendatang

    Indonesia akan mengalami Nuadruple burden disease dan angka'angka

    selan#utn!a, #ika tidak dimulai dari sekarang membangun s!stem

    kesehatan !ang baik se%ara bersama'sama, dan berkesinambungan. &Ika

    hal ini terlaksana maka tidak mungkin pula Indonesia mengalami &ero

    burden disease.

    Deferensi-

    1. +brahamson &.>. 1G92. Metode Sur7ei dalam KedokteranKomunitas.edisi ketiga. og!akarta- ;ad#ah Mada ni7ersit! Press.

    0. Soekid#o, =. 0880. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cdisi 0 , DinekaBipta , &akarta.

    . +$ar, +rul. 1GGH. Pengantar Cpidemiologi. &akarta inarupa+ksara.

    2. udiarto, Cko. 0880. Metodologi Penelitian Kedokteran. &akarta-C;B.

    . Cnt#ang, Indan. 0882. Ilmu Kesehatan Mas!arakat. &akarta- Bitra+dit!a.

    E. 6ainur. 0882. Materi Pokok Ilmu Kesehatan Mas!arakat. &akarta-

    C;B.H. =otoatmod#o, S. 0882. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. &akarta-Dineka Bipta.

    9. Bandra, udiman. 0888. Pengantar Statistik Kesehatan. &akarta-C;B.

    20

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    21/227

    Materi Kuliah :

    INDIKATOR KESE,ATAN KESE,ATAN MAS;ARAKAT

    Oleh: dr. Irawan Faar Ku!u&a M.S3.

    Indikator kesehatan menun#ukkan tinggi rendahn!a dera#at

    kesehatan mas!arakat menurut >endrik ?. lum-

    1. 0ie span

    2. 5isease in4rmty

    Keadaan sakit/ %a%at se%ara "siologis dan anatomis.

    6. 5is#omort or illness

    Keluhan sakit dari mas!arakat mengenai kondisi #asmani, rohanidan sosial.

    7. 5isability or in#apa#ity

    Ketidakmampuan seseorang dalam mas!arakat untuk

    melakukan peker#aann!a dan men!elesaikan permasalahan

    sosialn!a karena sakit.

    8. arti#ipation in health #are

    Kemampuan dan kemauan untuk berpartisipasi dalam men#amindirin!a agar selalu sehat.

    9. 'ealth behaiour

    Perilaku n!ata dari anggota mas!arakat se%ara langsung

    berhubungan dengan kesehatan.

    :. #ologi# behaior

    Perilaku mas!arakat terhadap lingkungan hidupn!a, sumber

    da!a alam dan ekosistem.;. *o#ial behaior

    Perilaku mas!arakat terhadap sesaman!a, keluarga, komunitas,

    dan bangsa.

    esere or positie health

    21

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    22/227

    6a!a tahan anggota mas!arakat terhadap pen!akit, kapasitas

    anggota mas!arakat dalam menghadapi tekanan'tekanan

    #asmani, rohani, dan sosial.

    11. "ternal satisa#tionKepuasan anggota mas!arakat terhadap lingkungan sosialn!a

    meliputi rumah, sekolah, peker#aan, rekreasi, sarana pela!anan

    kesehatan !ang ada.

    12. Internal satisa#tion

    Kepuasan anggota mas!arakat terhadap seluruh aspek

    kehidupann!a sendiri.

    Indikator merupakan ukuran !ang dapat digunakan untuk

    mendeskripsikan suatu keadaan / situasi dan untuk mengamati adan!a

    perubahan atau trend selama periode $aktu tertentu. >ampir semua

    indikator kesehatan merupakan indikator kuantitatif, namun ada #uga

    !ang merupakan indikator kualitatif.

    Indi"at#r "e!ehatan di%erlu"an dan da%at di$una"an untu" :

    a. Menganalisis situasi masalah kesehatan !ang ada pada saat ini

    b. Memantau perkembangan implementasi program kesehatan dengan

    melakukan perbandingan indikator kesehatan !ang diukur pada $aktu

    berbeda, ataupun pada tempat !ang berbeda.

    %. Menge7aluasi dampak (impa#t) program kesehatan terhadap status

    kesehatan dalam populasi, !ang dilakukan dengan mengamati adan!a

    perubahan atau trend selama periode $aktu tertentu.

    Indikator kesehatan tersebut dapat dikelompokkan men#adi beberapa

    kelompok -

    a. Indikator kebi#akan kesehatan

    Indikator ini meliputi kebi#akan'kebi#akan kesehatan pada tingkat

    kabupaten seperti komitmen politik dari sektor !ang terkait dengan

    Puskesmas, ketersediaan kebi#akan publik dan ren%ana

    pembangunan kesehatan !ang terdokumentasi dengan baik,

    ketersediaan sumberda!a manusia !ang memadai, ketersediaan

    alokasi dana kesehatan dari anggaran kabupaten, dera#at e?uity

    distribusi sumberda!a dan fasilitas se%ara merata di keseluruhan

    kabupaten, ketersediaan organisasi !ang terdesentralisasi untuk

    22

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    23/227

    peren%anaan dan mana#emen kesehatan, terdapatn!a mekanisme

    partisipasi komunitas, terdapatn!a koordinasi intersektoral, dan

    ter#alinn!a ker#asama antar lembaga kesehatan pemerintah dan

    nonpemerintah.b. Indikator sosial ekonomi

    Indikator sosial ekonomi berguna untuk menganalisis faktor !ang

    mendasari kegiatan'kegiatan !ang mempengaruhi status kesehatan.

    ang termasuk indikator sosial ekonomi meliputi tingkatan dan

    distribusi kese#ahteraan ekonomis, tingkat pen!erapan tenaga ker#a,

    angka bebas buta huruf, tingkat pendidikan, ketersediaan perumahan

    dan kepadatan dalam rumah !ang memenuhi s!arat, dan

    ketersediaan serta distribusi suplai makanan !ang merata ditingkat

    rumah tangga.

    %. Indikator demogra"

    Indikator demogra" meliputi struktur umur dan #enis kelamin,

    kepadatan penduduk, distribusi penduduk, angka migrasi, serta

    berbagai statistik 7ital seperti angka kelahiran, angka kematian,

    angka fertilitas, dll.

    d. Indikator pen!ediaan pela!anan kesehatan

    Indikator ini terutama menilai aksesibilitas (a##essibility)mas!arakat

    terhadap fasilitas, program kesehatan, terutama Puskesmas dan

    rumah sakit ru#ukan tingkat pertama serta ketersediaan (aailability)

    fasilitas dan sumber bia!a pela!anan kesehatan di Puskesmas.

    Indikator ini #uga mengukur %akupan kegiatan dasar Puskesmas,

    seperti - pendidikan kesehatan, pen!ediaan makanan dan at gii

    !ang tepat, pen!ediaan air bersih dan sanitasi, kesehatan ibu dan

    anak termasuk keluarga beren%ana, imunisasi, pen%egahan dan

    pengendalian pen!akit menular, dan pen!ediaan obat'obat esensial.

    e. Indikator status kesehatan

    Indikator status kesehatan meliputi tiga kelompok besar, !aitu -

    1) Indikator status gii/nutrisi

    Penilaian status gii dapat dilakukan dengan melakukan

    pengukuran antropometris, seperti - rasio berat badan'umur, rasio

    tinggi badan'umur, rasio berat'tinggi badan, dan lingkar lengan

    23

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    24/227

    atas. Indikator lainn!a !ang sering digunakan adalah presentasi

    ba!i !ang dilahirkan dengan berat badan lahir rendah, presentasi

    anak'anak !ang menderita malnutrisi ringan, sedang, dan berat.

    0) Indikator kesakitan (morbiditas)Indikator kesakitan meliputi insidensi dan pre7alensi ter#adin!a

    kasus pen!akit, terutama pen!akit !ang umum di#umpai seperti

    malaria, tuberkulosis, lepra, dll. Penilaian indikator kesehatan dapat

    dilakukan dengan mengamati pola morbiditas pada kelompok umur

    !ang berbeda.

    ) Indikator kematian (mortalitas)

    Indikator kematian meliputi angka kematian kasar untuk semua

    kelompok umur, angka kematian ba!i, angka kematian balita,

    angka kematian maternal, usia harapan hidup pada saat lahir, dan

    angka kematian spesi"k pen!akit (disease-spesi4# mortality rates).

    4ara Menda%at"an Indi"at#r Ke!ehatan

    6ata atau indikator kesehatan dapat diperoleh melalui kegiatan

    sur7eilens. Sur7eilens menurut de"nisi 4>* merupakan suatu kegiatan

    pengumpulan dan analisis data se%ara sistematik dan terus menerus,

    !ang kemudian diikuti dengan kegiatan diseminasi informasi kepada

    pihak !ang membutuhkan informasi tersebut sehingga dapat diambil

    tindakan kesehatan !ang sesuai.

    Sur7eilens pen!akit dan kematian bertu#uan untuk -

    a) Mengidenti"kasi, men!elidiki dan mengendalikan ke#adian

    $abah atau epidemik

    b) Mengidenti"kasi kelompok populasi tertentu !ang memiliki risiko

    tinggi untuk menderita pen!akit tertentu

    %) Memastikan ketepatan prioritas pengendalian pen!akit !ang

    telah ada

    d) Menge7aluasi dampak suatu tindakan pre7entif dan kuratif, !ang

    dapat dinilai dengan mengamati insidensi dan pre7alensi suatu

    pen!akit

    24

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    25/227

    e) Memantau ke%enderungan (trend)pen!akit sehingga kebutuhan

    pre7entif pada tiga tingkat pen%egahan (three-leels o preention)

    dapat disesuaikan

    3erdapat beberapa metode sur7eilens !ang dapat dilakukan -1) Sistem informasi kesehatan !ang rutin seperti kegiatan

    registrasi/pen%atatan kelahiran, kematian, dan pen!akit

    Degistrasi ke#adian 7ital dapat diperoleh melalui kun#ungan rumah

    maupun %atatan rutin pada pusat ataupun petugas kesehatan seperti

    di Puskesmas, rumah sakit, dokter, paramedik, bidan, dll. Informasi

    tentang pen!akit tertentu !ang harus dilaporkan dalam suatu $ila!ah

    dikumpulkan petugas kesehatan dari penderita maupun keluarga

    penderita.

    Keuntungan - Karena pengumpulan data dilakukan melalui sistem !ang

    sudah ada, bia!a !ang diperlukan lebih sedikit. Pen%atatan dan

    pelaporan data dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen !ang

    telah terstandarisasi, sehingga dapat dilakukan perbandingan.

    Kerugian - Penggunaan %atatan dari pela!anan kesehatan sering tidak

    menggambarkan keadaan pen!akit !ang sebenarn!a dalam

    mas!arakat, terutama di dalam mas!arakat dengan perbedaan strata

    sosial ekonomi !ang %ukup men!olok dalam hal kemampuan untuk

    menggunakan pela!anan kesehatan (a@ordability), kesadaran untuk

    menggunakan pela!anan kesehatan (aAareness) !ang dipengaruhi

    oleh tingkat pendidikan, maupun keter#angkauan pela!anan kesehatan

    ditin#au dari sisi geogra"s. 6ari sisi pemberi pela!anan kesehatan,

    pen%atatan dan pelaporan sering dilakukan tidak sesuai dengan

    standar !ang ada sehingga kualitas data !ang ada tidak dapat

    dipertanggung#a$abkan (?uality assuran#e)

    0) Sistem pelaporan sentinel

    Pada sistem pelaporan sentinel, se#umlah Puskesmas dalam

    $ila!ah tertentu dipilih untuk melaporkan kasus'kasus pen!akit dan

    kematian !ang teramati dalam lingkup ker#a mereka. Petugas

    kesehatan diberikan pelatihan khusus mengenai teknik pen%atatan

    dan pelaporan !ang baik dan akurat serta metode super7isi di

    lapangan. Pemilihan $ila!ah sentinel tidak harus merupakan $ila!ah

    25

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    26/227

    !ang representatif, melainkan dilakukan se%ara purposif untuk

    mengamati pen!akit tertentu !ang memang %ukup spesi"k di daerah

    tersebut. 6isamping itu beberapa hal !ang #uga harus

    dipertimbangkan antara lain - ketersediaan sumberda!a manusia,keterandalan (realibilitas) pengumpulan data, ketepatan pelaporan,

    kesanggupan untuk berpartisipasi, dan ketersediaan alat diagnostik

    !ang mendukung.

    Keuntungan - 6apat memberikan gambaran pen!akit !ang lebih

    konsisten dibandingkan dengan pelaporan rutin. 6ata !ang

    dikumpulkan dapat #uga digunakan untuk melihat keakuratan data

    !ang diperoleh se%ara rutin.

    Kerugian - Karena pemilihan dilakukan se%ara purposif, $ila!ah

    sentinel tidak merupakan representatif keseluruhan populasi !ang

    berisiko.

    ) Sensus penduduk

    Sensus penduduk dapat memberikan gambaran ke#adian 7ital

    dalam mas!arakat se%ara periodik. 4alaupun indikator kesehatan

    !ang diperoleh dari suatu sensus penduduk tidak men%akup

    keseluruhan indikator kesehatan !ang diperlukan, penggunaan data

    dari sensus penduduk memungkinkan pengamatan terhadap pola

    ke%enderungan (trend) indikator kesehatan tersebut pada periode

    $aktu !ang berbeda'beda.

    2) Pen!idikan kasus dan pen!idikan ke#adian luar biasa

    Pen!idikan kasus dan ke#adian luar biasa dilakukan se%ara

    sistematis dengan menggunakan protokol tertentu dan logika rantai

    pen!ebab dan efek untuk menentukan pen!ebab. Pen!idikan pada

    kasus pen!akit dan ke#adian luar biasa biasan!a dilakukan untuk -

    a. memastikan diagnosis dan menentukan pen!ebab (baik pen!ebab

    utama B underlying #auses maupun pen!ebab !ang berkaitan B

    asso#iated #auses)

    b. memastikan ke#adian luar biasa (de"nisi ke#adian luar biasa adalah

    adan!a peningkatan #umlah kasus/kematian !ang diharapkan)

    %. mengidenti"kasi tindakan pengendalian !ang paling tepat

    26

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    27/227

    d. mengidenti"kasi sasaran tempat dan orang, suatu tindakan

    pengendalian !ang akan diberlakukan

    e. menentukan pen!ebab ter#adin!a ke#adian luar biasa

    f. menentukan upa!a pre7entif !ang dapat dilakukan untukmen%egah ke#adian !ang sama

    ) Kegiatan sur7ei pada sampel

    Suatu pen!akit !ang penting dalam mas!arakat mungkin sa#a tidak

    terpantau melalui sistem informasi kesehatan !ang rutin. Sebagai

    %ontoh - pen!akit dengan angka ke#adian !ang rendah (baik insidensi

    maupun pre7alensi) sehingga #umlah kasus pen!akit !ang ada sedikit,

    seperti pen!akit lepra ataupun pen!akit dengan ge#ala dan tanda !ang

    tidak #elas sehingga tidak terdeteksi oleh penderita maupun petugas

    kesehatan, seperti s%histosomiasis, "lariasis, dan malnutrisi. *leh karena

    itu, untuk pen!akit subklinis dan kronis seperti infeksi malaria, "lariasis,

    lepra, s%histosomiasis, tetanus neonatorum, poliom!elitis, gangguan "sik

    dan mental, serta pen!akit mata sering diperlukan studi maupun sur7ei

    khusus pada kelompok sampel.

    Su&+er In'#r&a!i Untu" Identi2"a!i Ma!alah Ke!ehatan

    6alam meningkatkan taraf hidup dan dera#at kesehatan mas!arakat,

    berbagai upa!a kesehatan telah dilakukan oleh pemerintah. Peren%anaan

    tindakan inter7ensi kesehatan dalam mas!arakat Supa!a masalah

    keseharan dapat teridenti"kasi se%ara tepat informasi'informasi !ang

    berkaitan dengan kesehatan harus dikumpulkan. Pemahaman terhadap

    konsep dasar epidemiologi mutlak diperlukan untuk dapat menggunakan

    informasi kesehatan dalam peren%anaan mana#emen, dan e7aluasi

    program kesehatan.

    eberapa informasi demogra" dan informasi kesehatan !ang penting

    dalam rangka mengidenti"kasi masalah kesehatan antara lain-

    a. Karakteristik daerah ker#a (baik karakteristik sosial, buda!a maupun

    "sik), organisasi dalam populasi, perkembangan ekonomi, dan

    organisasi pemerintahan setempat.

    b. 6istribusi geogra"s dan administrasi.

    27

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    28/227

    %. &umlah populasi dalam lingkup ker#a organisasi (baik tingkat dinas

    keehatan, rumah sakit, maupun Puskesmas). Indikator demogra" ini

    dapat meliputi struktur umum dalam populasi, kelompok #enis

    kelamin, distribusi penduduk dalam $ila!ah geogra"s !ang berbeda'beda, pola migrasi, dan angka pertumbuhan penduduk.

    d. Indikator status kesehatan !ang men%akup angka kelahiran (birth

    rates), angka fertilitas (ertility rates), angka kematian kasar (#rude

    birth rates), angka kematian maternal (maternal mortality rates),

    angka kematian ba!i (inant mortality rates), dan angka kematian

    balita (under-4e mortality rates).

    e. Pola kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas).

    f. Indikator lainn!a !ang berkaitan dengan masalah kesehatan seperti

    ketersediaan makanan, perumahan, suplai air, dan pembuangan

    limbah.

    g. Fasilitas pela!anan kesehatan, meliputi #umlah dan distribusi fasilitas

    pela!anan kesehatan milik pemerintah maupun s$asta, sumberda!a

    manusia !ang tersedia dan program pela!anan kesehatan !ang

    di#alankan.

    h. Program kesehatan !ang dilakukan oleh kabupaten, misaln!a -

    1) Kehamilan - pemeriksaan antenatal dan postnatal, persalinan

    !ang aman

    0) =utrisi - pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak

    serta pemantauan ke#adian malnutrisi

    ) Imunisasi - pelaksanaan CPI (e"panded programmed on

    immuni&ation)

    2) Kesehatan lingkungan - pen!ediaan air bersih, pembuangan

    limbah, serta pemeliharaan higiene dan sanitasi lingkungan

    ) Pengendalian pen!akit menular - deteksi kasus dan tindakan

    pengendalian pen!akit

    U"uran M#r+idita! Dan M#rtalita! Ra!i# Pr#%#r!i Dan An$"a

    6ata dari suatu kegiatan pengumpulan data biasan!a masih

    merupakan data kasar !ang perlu diolah untuk dianalisis dan ditarik

    kesimpulan. >asil pengolahan berupa nilai absolut dengan %iri'%iri berkut-

    28

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    29/227

    1. erapa #umlah

    0. 6iperoleh dengan %epat

    . 3idak dapat digunakan untuk membandingkan

    +gar data morbiditas dan mortalitas dapat digunakan untukmembandingkan maka data absolut diubah men#adi data relatif. 6alam

    epidemiologi, ukuran !ang ban!ak digunakan dalam menentukan

    morbiditas dan mortalitas adalah angka, rasio dan proporsi

    Ra!i#

    Dasio merupakan nilai relatif !ang dihasilkan dari perbandingan dua

    nilai kuantitatif !ang pembilangn!a tidak merupakan bagian dari

    pen!ebut. Misaln!a, sebuah nilai kuantitatif + dan nilai kuantitatif maka

    rasio kedua nilai tersebut adalah +/

    Bontoh- Pada suatu ke#adian luar biasa kera%unan makanan terdapat

    0 orang penderita dan 10 diantaran!a adalah anak'anak maka rasio

    anak terhadap orang de$asa adalah 10/08 8,E

    Pr#%#r!i

    Proporsi merupakan perbandingan dua nilai kuantitatif !ang

    pembilangn!a merupakan bagian dari pen!ebut. Pada proporsi,

    perbandingan men#adi +/(+O). Pada %ontoh di atas, proporsi men#adi 10/

    (10O08)8.H

    ila proporsi dikalikan 188 disebut persen () sehingga persentase

    pada %ontoh di atas men#adi H,

    An$"a

    +ngka merupakan proporsi dalam bentuk khusus'perbandingan

    antara pembilang dan pen!ebut din!atakan dalam batas $aktu tertentu.

    Insidensi merupakan kasus baru suatu pen!akit !ang ter#adi dalam

    kurun $aktu tertentu. Ini merupakan %ara terbaik untuk menentukan

    risiko timbuln!a pen!akit.

    An$"a In!iden!i

    +ngka insidensi adalah proporsi kelompok indi7idu !ang terdapat

    dalam penduduk suatu $ila!ah atau negara !ang semula tidak sakit

    men#adi sakit dalam kurun $aktu tertentu dan pembilang pada proporsi

    tersebut adalah kasus baru.

    d

    29

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    30/227

    p k

    n

    p estimasi angka insidensid #umlah kasus baru

    n #umlah indi7idu !ang a$aln!a tidak sakit

    k konstanta

    atau #umlah ke#adian dalam kurun $aktu tertentu dibagi penduduk !ang

    mempun!ai risiko (population at risk) terhadap ke#adian tersebut dala

    kurun $aktu tertentu dikalikan konstanta @kA

    1@@.@@@

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    31/227

    ntuk menghitung angka insidensi hendakn!a mempertimbangkan

    beberapa hal berikut.

    1. Pengetahuan tentang status kesehatan populasi studi

    Kelompok indi7idu dalam populasi harus ditentukan statuskesehatann!a dan diklasi"kasikan men#adi @sakitA atau @ tidak sakitA.

    Penentuan ini dapat dilakukan melalui %atatan !ang ada atau melalui

    pen!aringan atau pemeriksaan lain.

    >al ini penting untuk menentukan keadaan a$al bah$a pen!akit

    !ang akan diteliti pada kelompok indi7idu belum ter#adi. Selain itu,

    penentuan keadaan a$al tersebut #uga penting bila hasiln!a akan

    dibandingkan dengan kelompok lain karena kedua kelompok !ang akan

    dibandingkan angka insidensin!a harus komparabel dengan 7ariabel'

    7ariabel penting !ang sama antara kedua kelompok.

    0. Menentukan $aktu a$al pen!akit

    Menentukan kriteria diagnostik saat mulai timbuln!a pen!akit bagi

    kelompok penduduk !ang akan di%ari insidensin!a merupakan hal !ang

    sangat penting.

    6alam beberapa hal, penentuan ini relatif mudah ditentukan dengan

    timbuln!a ge#ala, misaln!a -

    1. inQuena,

    0. gastroenteritis,

    . infark miokard akut, atau

    2. serebral haemoragi

    4alaupun demikian, kadang'kadang kita mengalami kesulitan untuk

    menentukan a$al dari pen!akit terutama pen!akit'pen!akit kronis !ang

    a$aln!a tidak menun#ukkan ge#ala !ang khas. 6alam hal demikian

    hendakn!a digunakan tanda'tanda sedini mungkin !ang dapat ditentukan

    se%ara ob!ektif. Misaln!a, pen!akit kanker ditentukan saat terdiagnosis

    se%ara pasti sebagai a$al ter#adin!a pen!akit dan bukann!a ditentukan

    berdasarkan keluhan !ang dirasakan oleh penderita atau adan!a

    ke%urigaan dokter !ang memeriksan!a.

    . Spesi"kasi pen!ebut

    ila penelitian epidemiologis untuk men%ari insidensi pen!akit

    dilakukan dalam #angka $aktu lama, tidak semua ob!ek studi dapat

    31

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    32/227

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    33/227

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    34/227

    Peri#de %re7alen3e = !ela&a !atu

    %eri#de

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    35/227

    1. ukuran insidensi ban!ak digunakan dalam penelitian epidemiologi

    untuk men%ari adan!a asosiasi sebab'akibat

    0. ukuran insidensi dapat pula digunakan untuk mengadakan

    perbandingan antara berbagai populasi dengan pemaparan !angberbeda

    . ukuran insidensi dapat digunakan untuk mengukur besarn!a risiko

    !ang ditimbulkan oleh determinan tertentu

    kuran pre7alensi suatu pen!akit dapat digunakan untuk -

    1. menggambarkan tingkat keberhasilan program pemberantasan

    pen!akit

    0. men!usun peren%anaan pela!anan kesehatan, misaln!a pen!ediaan

    sarana obat'obatan, tenaga dan ruangan

    . men!atakan ban!akn!a kasus !ang dapat didiagnosis

    Inde"! "e!ehatan -an$ !erin$ di$una"an

    6eskripsi

    ukuran

    =umerator (:) 6enominator (!) 6in!atakan

    dalam per

    #umlah risiko

    (k)=atalitas

    35

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    36/227

    +ngka

    kelahiran

    Kasar, menurut

    kelompok umuribu tertentu,

    menurut #enis

    kelamin ba!i,

    menurut status

    sosial ekonomi,

    dan lain'lain

    &umlah ba!i lahir

    hidup !ang

    dilaporkan selamaperiode $aktu

    tertentu

    Perkiraan #umlah

    penduduk pada

    pertengahan $aktu(umumn!a tahun)

    1.888

    1. ntuk tu#uan

    teoritis

    0. ntuk

    penggunaan

    umum

    (+K kasar,

    +K menurut

    umur ibu)

    &umlah ba!i lahir

    hidup !ang

    dilaporkan ibu

    !ang berusia 1 J

    22 tahun selama

    periode $aktu

    tertentu

    &umlah kelahiran

    hidup !ang

    dilaporkan selama

    periode $aktu

    !ang tertentu

    Perkiraan #umlah

    $anita !ang

    berusia 1'22

    tahun pada

    pertengahan

    inter7al $aktu

    Perkiraan #umlah

    $anita !ang

    berusia 1'22

    tahun pada

    pertengahan

    inter7al $aktu

    1.888

    1.888

    Datio a!i

    erat adanDendah (Datio

    ?D)

    Datio ?D

    Kasar spesi"k

    menurut umur

    ibu, suku,

    status sosek,dsb.

    &umlah ba!i lahirhidup dengan

    berat lahir

    0.88 gr selama

    periode $aktu

    !ang tertentu

    &umlah kelahiran

    hidup !ang

    dilaporkan selama

    periode $aktu

    !ang sama

    188

    36

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    37/227

    6eskripsi

    ukuran

    =umerator (:) 6enominator (!) 6in!atakan

    dalam per

    #umlah risiko(k)

    Morbiditas

    +ngka Insidensi

    (+I)

    +I Kasar

    menurut

    sebab spesi"k

    menurut umur,

    suku, status

    sosek dsb

    &umlah kasus baru

    pen!akit tertentu,

    !ang dilaporkan

    pada periode

    $aktu !ang

    tertentu

    Perkiraan #umlah

    penduduk pada

    pertengahan

    periode !ang sama

    Lariabel 18:

    dimana T

    02Uk

    tta#k >ate

    (+D)

    +D Kasar

    menurut

    sebab spesi"kmenurut umur,

    suku, status

    sosek dsb

    &umlah kasus baru

    pen!akit tertentu,

    !ang dilaporkan

    pada periode$aktu ter#adin!a

    epidemik,

    biasan!a pendek

    &umlah penduduk

    berisiko pada

    periode $aktu

    !ang sama

    Lariabel 18:

    dimana T

    02Uk

    +ngka

    Pre7alensi

    Sesaat (+PS)

    (ratio)

    +PS Kasar

    menurut

    sebab spesi"k

    menurut umur,

    suku, se:,

    status sosek

    dsb

    &umlah kasus

    pen!akit tertentu

    baik baru maupun

    lama !ang

    ditemukan pada

    suatu saat (point

    in time)

    &umlah penduduk

    berisiko pada suatu

    saat $aktu !ang

    sama

    Lariabel 18:

    dimana T

    02Uk

    +ngka

    Pre7alensi

    37

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    38/227

    Periode, +PP

    (ase-0oad),

    Datio

    +PP Kasarmenurut

    pen!ebab

    spesi"k

    menurut umur,

    se: status

    sosek tahapan

    pen!akit

    &umlah kasus

    pen!akit tertentu

    baik baru maupunlama !ang

    ditemukan pada

    suatu periode

    $aktu !ang

    tertentu

    Perkiraan #umlah

    penduduk berisiko

    pada pertengahanperiode $aktu

    !ang sama

    Lariabel 18:

    dimana T

    02Uk

    6eskripsi

    ukuran

    =umerator (:) 6enominator (!) 6in!atakan dalam

    per #umlah risiko

    (k)Mortalitas

    +ngka

    Kematian Kasar

    (+ Kem. K)

    + Kem. Kasar

    spesi"k

    menurut umur,

    se:, status

    sosek dsb

    &umlah kematian

    !ang dilaporkan

    selama periode

    $aktu !ang

    tertentu

    Perkiraan #umlah

    penduduk pada

    pertengahan

    periode $aktu

    !ang sama

    1.888 dipengaruhi

    distribusi

    penduduk

    menurut umur

    +ngka

    Kematian oleh

    Pen!ebab

    Spesi"k (+KPS)

    atau +ngka

    Pen!ebab

    Kematian

    +KPS Kasar

    spesi"k

    menurut umur,

    &umlah kematian

    !ang disebabkan

    oleh karena

    pen!ebab

    tertentu selama

    periode $aktu

    tertentu

    Perkiraan #umlah

    penduduk pada

    pertengahan

    periode $aktu

    188.888

    38

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    39/227

    suku, se:,

    status sosek

    dsbDatio Kematian

    karena

    Pen!ebab

    3ertentu (+KP3)

    atau +ngka

    Kematian

    Proporsional

    +KP3 Kasar

    spesi"k

    menurut umur,

    ras, #enis

    kelamin, status

    sosek dsb

    &umlah kematian

    !ang disebabkan

    oleh karena

    pen!ebab

    tertentu selama

    periode $aktu

    tertentu

    &umlah kematian

    oleh semua

    sebab !ang

    dilaporkan pada

    periode $aktu

    !ang sama

    Men%erminkan arti

    penting se%ara

    relatif pen!ebab

    pen!akit tertentu

    presentasi

    kematian karena

    pen!ebab

    tertentu

    membandingkan

    ukuran ini antar

    komunitas tidak

    bisa digunakan

    188 atau 1.888

    +ngka Fatalitas

    Kasus, Datio

    atau 5eath to

    ase >atio

    +FK Kasar

    spesi"k

    menurut umur,ras, #enis

    kelamin, status

    sosek dsb

    &umlah kematian

    !ang disebabkan

    oleh karena

    pen!ebabtertentu selama

    periode $aktu

    tertentu

    &umlah kasus

    baru pen!akit

    tertentu !ang

    dilaporkanselama periode

    $aktu !ang sama

    188

    kuran kekuatan

    mematikan dari

    pen!akit ataurisiko mati selama

    per#alanan klinis

    pen!akit pada

    penderita

    pen!akit tertentu

    ,U*UNGAN ANTARFAKTOR DALAM PROSES TER

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    40/227

    3imbuln!a pen!akit pada manusia tidak dapat ter#adi karena peran

    faktor tunggal. Pers!aratan bah$a lebih dari satu faktor !ang berperanan

    dalam proses ter#adin!a suatu $abah pen!akit dikenal sebagai multiple

    #ausation atau multia#torial etiology. Sebagai %ontoh adalah ter#adin!asuatu $abah pen!akit infeksi di mas!arakat tentu tidak %ukup han!a

    karena keberadaan suatu organisme pen!ebab di mas!arakat (herd

    immunity). Faktor'faktor lingkungan satu sama lainn!a saling berinteraksi,

    mereka mempengaruhi agent (pen!ebab) dan host (pe#amu), bahkan

    antar mereka sendiri. ntuk men#elaskan hubungan antarfaktor dalam

    proses ter#adin!a pen!akit, ada tiga model (model ekologi) !ang dapat

    digunakan-

    1. Model Segitiga Cpidemiologi

    Model ini men%oba men#elaskan proses ter#adin!a pen!akit atas

    dasar hubungan antar aksi antara faktor pe#amu (host), pen!ebab

    (agent), dan lingkungan. Pada model ini agentdipisahkan dari lingkungan.

    Proses ter#adin!a pen!akit ditentukan oleh hubungan !ang dinamis antar

    ketiga faktor tersebut.

    'ost

    gent nironment

    Skema 1 - Model Segitiga Cpidemiologi

    >ubungan se%ara dinamis antara ketiga faktor tersebut se%ara skematis

    dapat digambarkan sebagai berikut. Pada keadaan ini, titik berat dari

    keseimbangan terletak pada agentpen!akit. Keadaan seperti ini ter#adi

    pada pen!akit infeksi !aitu mun%uln!a strain baru dari organisme

    pen!ebab (;b. 1)

    Keadaan dimana titik keseimbangan terletak pada pe#amu. >al ini

    ter#adi, misaln!a, oleh karena adan!a peningkatan da!a tahan (imunitas)

    penduduk atau disebut herd immunity atau oleh karena perubahan

    40

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    41/227

    komposisi penduduk menurut #enis kelamin dan umur atau makin

    bertambah tuan!a penduduk (;b.0)

    Suatu keadaan lain, titik berat keseimbangan terletak pada pe#amu,

    akibat bergesern!a faktor lingkungan. >al ini untuk men#elaskanperubahan lingkungan !ang berdampak pada peningkatan da!a tahan

    indi7idu (host)terhadap pen!akit, misaln!a perbaikan lingkungan tempat

    tinggal. (;b. )

    Keadaan lain, misaln!a titik berat keseimbangan terletak pada

    agent akibat bergesern!a lingkungan. >al ini men#elaskan keadaan

    dimana kerentanan hostmeningkat sebagai akibat adan!a pen%emaran

    lingkungan. (;b. 2)

    41

    HE

    H

    H

    E

    H

    E

    E

    Gb. 1

    Gb. 4

    Gb. 3

    Gb. 2

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    42/227

    &elas model segitiga epidemiologi ini han!alah %o%ok untuk

    men#elaskan proses interaksi antara faktor'faktor !ang berperanan pada

    pen!akit infeksi. 6engan menggunakan model ini kita harus melakukan

    analisis dan pendalaman untuk memahami dan menduga pola suatu

    pen!akit. Perubahan pada salah satu komponen akan mengubah

    kesetimbangan !ang ada, sehingga frekuensi ke#adian pen!akit akan

    meningkat atau sebalikn!a menurun. *leh karena itu untuk men#elaskan

    proses pen!akit lain diperlukan model lain.

    0. Model &aringan Pen!ebab

    Model ini biasan!a digunakan untuk men#elaskan pen!akit'pen!akit

    kronis atau pen!akit non'infeksi lainn!a !ang hingga saat ini tidak

    diketahui dengan #elas pen!ebabn!a. Pen!akit ini merupakan hasil ker#a

    dari beberapa faktor risiko misaln!a hepatitis , semua proses

    keganasan. Faktor'faktor risiko ini membentuk rantai pen!ebab. Se#umlah

    faktor membentuk suatu keadaan !ang se%ara konseptual dilukiskan

    seperti #aring'#aring untuk menggambarkan keadaan !ang kompleks dan

    bera$al dari suatu titik diluar kemampuan pemahaman kita.

    . Model Doda

    Model ini digunakan untuk men#elaskan hubungan antara manusia

    dan lingkungann!a. >al ini memberikan manfaat untuk analisis

    epidemiologi. 6igunakan untuk mengidenti"kasi ban!ak faktor risiko

    tanpa menekankan pen!ebab dari suatu pen!akit. Model se%ara tegas

    memisahkan pe#amu dengan faktor lingkungann!a. Doda ini lingkaran

    dalamn!a menggambarkan letak pe#amu (manusia), dimana sifat

    genetikn!a sebagai inti. Pe#amu dikelilingi oleh lingkungann!a, !ang

    se%ara skematis dibagi men#adi tiga, !aitu - biologik, sosial, dan "sik.

    kuran relatif dari tiap komponen tergantung pada pen!akit !ang

    ingin dipahami. ntuk pen!akit herediter, inti genetik relatif besar. ntuk

    42

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    43/227

    pen!akit lain, misaln!a %ampak, inti genetik mena#di kurang berarti.

    Status imunitas dan lingkungan biologis berperan lebih besar. Model ini

    #uga menun#ukkan kebutuhan untuk mengidenti"kasi faktor etiologi

    ganda dari pen!akit tanpa menekankan agent dari pen!akit. +rtin!amodel ini tidak akan meletakkan peran 7irus rabies lebih besar daripada

    binatang !ang berperan sebagai reser7oir pen!akit rabies.

    Skema 0 - Model Doda

    PENDEKATAN FAKTOR RISIKO

    Disiko menun#ukkan adan!a peningkatan se%ara abnormal

    probabilitas (kemungkinan) ter#adin!a suatu keadaan !ang tidak

    dikehendaki (pen!akit, ke%elakaan, kematian) oleh karena dimilikin!a

    satu atau lebih karakteristik atau faktor'faktor indi7idu atau kelompok

    mas!arakat. &adi risiko adalah kemungkinan statistik atau probabilitas

    ke#adian di masa !ang akan datang. Probabilitas tentu dapat dikurangi

    atau dihilangkan sama sekali, bila dilakukan tindakan antisipasi. 3indakan

    ini biasan!a disebut tindakan pendekatan risiko, dilakukan pada tingkat

    indi7idu. 6engan sendirin!a ke%emasan kita akan besarn!a kemungkinan

    ter#adin!a keadaan !ang tidak diinginkan di masa depan tentu akan

    berkurang bila kita tahu %ara untuk menghindar.

    Meskipun se%ara teoritis kita dapat menghitung besarn!a risiko ini,

    hasiln!a tentu tidak tepat benar. Sebagai %ontoh adalah kematian

    perinatal diantara mereka !ang diidenti"kasikan sebagai risiko tinggi,

    43

    Lingkungan fisik

    Lingkungan sosial ekonomi Lingkungan biologis

    Manusia Inti

    genetis

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    44/227

    tentulah masih ada !ang selamat. egitu pula diantara mereka !ang

    din!atakan mempun!ai kemungkinan besar untuk hidup tentu ada !ang

    meninggal. Meski ilmu pengetahuan telah meningkat pesat sehingga

    ban!ak hal bisa diramalkan, akan tetapi hingga saat ini tidak semuakeadaan bisa di#elaskan, sehingga faktor kebetulan masih menentukan.

    6ilain pihak kita dapat meramalkan se%ara kasar beberapa orang !ang

    akan #atuh sakit di populasi dan periode $aktu tertentu, akan tetapi kita

    tidak dapat membuat dugaan se%ara tepat siapa !ang akan men#adi

    sakit.

    Faktor risiko dide"nisikan sebagai karakteristik atau keadaan !ang

    diamati pada indi7idu atau kelompok indi7idu !ang diketahui mempun!ai

    hubungan dengan risiko besar untuk menderita kesakitan, ke%elakaan,

    atau kematian.

    &adi faktor risiko adalah satu mata rantai proses ter#adin!a pen!akit.

    Faktor risiko dapat diamati dan diidenti"kasi sebelum keadaan sakit atau

    mati ter#adi. Faktor risiko mungkin merupakan %iri'%iri atau karakteristik

    indi7idu, kelompok, komunitas, atau lingkungan. Bontoh - kehamilan

    pertama, paritas !ang tinggi, kehamilan pada usia muda dan tua,

    kehamilan !ang terlalu dekat #arakn!a, ri$a!at kematian ba!i, dan status

    gii !ang buruk adalah faktor risiko !ang uni7ersal dari hasil akhir proses

    kehamilan !ang #elek.

    Kombinasi dari faktor'faktor risiko dan !ang lainn!a pada satu

    indi7idu pasti akan menaikkan kemungkinan hasil akhir kehamilan !ang

    #elek. Meningkatn!a kemungkinan ini #uga disebabkan oleh karena

    interaksi antara faktor risiko biologis dan faktor risiko lingkungan serta

    sosial.

    Makna faktor risiko pada kedokteran pen%egahan tidak sa#a

    ditentukan oleh kekuatan hubungan dengan keadaan sakit, akan tetapi

    #uga oleh frekuensi faktor risiko tersebut di komunitas. ila suatu faktor

    risiko tertentu menentukan kemungkinan !ang besar untuk ter#adin!a

    kematian #anin, faktor ini tentu amat penting bagi ibu !ang memilliki

    faktor tersebut, tetapi bila faktor tersebut amat #arang di mas!arakat,

    maka dampakn!a terhadap penurunan kematian #anin total di mas!arakat

    44

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    45/227

    tentu amat ke%il. Ini harus men#adi pertimbangan ketika peren%anaan

    pengendalian faktor risiko disusun.

    ah$a suatu ke#adian !ang mendahului ke#adian lain dan

    mempun!ai hubungan (3emporal sso#iation) tidaklah selalu disebutsebagai pen!ebab. >ubungan din!atakan kausal bila hubungann!a ter#adi

    se%ara langsung kepada proses patologis, meski alur hubungan tersebut

    tidak sepenuhn!a diketahui. Misaln!a ibu malnutrisi dan berat lahir

    rendah, plasenta pre7ia, dan kematian #anin karena anoksia.

    Kriteria !ang menun#ukkan kuatn!a dugaan suatu hubungan kausal

    antara faktor risiko dan pen!akit adalah sebagai berikut -

    1. Kuatn!a hubungan kausal tersebut dalam arti statistik

    0. +dan!a dose-response relationship

    . Spesi"sitas, keunikan dari hubungan

    2. Pen!ebab mendahului pen!akit atau sekuensial $aktu

    . Konsistensi

    E. *bser7asi dapat diulang

    H. +da dasar'dasar biologisn!a.

    6engan dapat diketahuin!a/diidenti"kasikann!a faktor risiko

    sebagai bagian dari mata rantai proses ter#adin!a pen!akit atau

    kematian, maka tindakan inter7ensi dapat diker#akan dengan

    memperke%il faktor risiko tersebut. 3etapi untuk faktor risiko tertentu,

    bila inter7ensi untuk mengubah proses patologis tidak diketahui atau

    tidak mungkin maka berbagai tindakan dapat dilakukan, salah satun!a

    berupa tindakan kesiagaan dan kesiapan !ang diperlukan dari fasilitas

    pela!anan kesehatan sesuai dengan faktor risiko !ang ada. Misaln!a

    kehamilan pada usia tua atau dengan ri$a!at kematian #anin.

    eberapa faktor risiko lain mempun!ai kekuatan prediktif !ang

    kuat, misaln!a kemiskinan. Meskipun kemiskinan tidak mempun!ai

    hubungan !ang tidak langsung dalam hubungan kausal dengan pen!akit.

    Faktor risiko !ang #auh dari proses patologis tetapi penting sebagai

    indikator adalah kelompok mas!arakat !ang tinggal di luar #angkauan

    pela!anan kesehatan. 6imasukkann!a faktor risiko dalam kelompok

    pen!ebab tentu amat diperlukan sebagai alat bantu untuk menentukan

    tindakan !ang harus diambil. &adi faktor risiko adalah indikator !ang

    45

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    46/227

    dapat dipastikan tentang interaksi !ang sedang berlangsung antara

    faktor'faktor biologis dan sosial dari suatu proses pen!akit. Bontohn!a

    adalah kemiskinan dan diare pada ba!i, termasuk dalam kemiskinan

    adalah sumbangan risiko dari #umlah keluarga besar, oer #roAding,pen!apihan a$al, pemberian makanan !ang #elek, infeksi pada ba!i, dan

    rehidrasi !ang lambat. &adi tanpa tin#auan pada alur sebab akibat, #elas

    kemiskinan adalah faktor risiko diare pada ba!i, bahkan kematian ba!i

    karena diare.

    Pela!anan kesehatan tentun!a harus berhadapan dengan masalah

    ini !ang mana seharusn!a berada diluar bidangn!a. *leh karena itu

    upa!a pen%egahan memerlukan ker#asama lintas sektoral.

    Pendekatan faktor risiko menghendaki penetapan prioritas sasaran

    atau permasalahan kesehatan !ang ada, mengukur hubungan antara

    faktor risiko dan pen!akit serta tindakan atau ren%ana tindakan

    sedemikian rupa sehingga bisa digunakan dalam konteks situasi dan

    kondisi setempat. Perlu diingat bah$a pendekatan ini bukanlah obat

    man#ur !ang dapat men!embuhkan segala'galan!a dan seketika karena

    persoalan'persoalan baru akan selalu mun%ul !ang tentu menghendaki

    %ara pen!elesaian !ang baru.

    Deferensi-

    1. Soekid#o, =. 0880. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cdisi 0 , DinekaBipta , &akarta.

    0. +$ar, +rul. 1GGH. Pengantar Cpidemiologi. &akarta inarupa+ksara.

    46

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    47/227

    Materi Kuliah :

    ECIDEN4E *ASED MEDI4INE /E*MOleh: dr. En- Su!wati M Ke!

    1. Pen$ertian Evidence Base Medicine/E*M0

    Pada tahun 0888 Sa%kett et al. (0888) mende"nisikan CM: the

    inte$rati#n #' +e!t re!ear3h e7iden3e with 3lini3al e>%erti!e and

    %atient 7alue! J E*M adalah inte$ra!i +u"ti5+u"ti ri!et ter+ai"

    den$an "etera&%ilan "lini! dan nilai5nilai %a!ien. Ketiga elemen itu

    disebut triad CM (ukti klinis terbaik !ang tersedia, Keterampilan klinis,

    =ilai'nilai dan ekspektasi pasien) !ang mempengaruhi keadaan klinis

    pasien !ang lebih baik.

    (. Tuuan E*M

    CM bertu#uan membantu klinisi memberikan pela!anan medis !ang lebih

    baik agar diperoleh hasil klinis (%lini%al out%ome) !ang optimal bagi

    pasien, dengan %ara memadukan bukti terbaik !ang ada, keterampilan

    klinis, dan nilai'nilai pasien. Penggunaan bukti ilmiah terbaik

    memungkinkan pengambilan keputusan klinis !ang lebih efektif, aman,

    bisa diandalkan (reliable), e"sien, dan %ost'e

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    48/227

    sehingga klinisi memiliki pandangan !ang independen dalam membuat

    keputusan klinis, dan bersikap kritis terhadap klaim dan kontro7ersi di

    bidang kedokteran (Sa%kett dan Dosenberg, 1GG ;ra!, 0881 ;u!att et

    al., 0882). CM memberikan pendekatan baru dalam praktik kedokteranklinis !ang tidak dilakukan sebelumn!a. Bontoh, CM menga#arkan bah$a

    pengambilan keputusan !ang lebih baik tentang terapi bukan berbasis

    opini (opinion'based de%ision making, *6M), atau kebi#aksanan

    kon7ensional (%on7entional $isdom) !ang tidak berbasis bukti, melainkan

    berbasis bukti (e7iden%e'based de%ision making, C6M), !aitu bukti

    efekti7itas inter7ensi medis dari ka#ian sistematis (s!stemati% re7ie$),

    atau randomied %ontrolled trial (DB3), dengan double'blinding dan

    %on%ealment, dengan ukuran sampel besar.

    Perubahan paradigma pengambilan keputusan klinis dari berbasis opini

    ke bukti CM menggunakan bukti terbaik dalam praktik klinis. 3etapi

    apakah bukti terbaik sa#a %ukup untuk pengambilan keputusan klinis

    dokter 3idak. Penggunaan bukti ilmiah terbaik sa#a tidak %ukup bagi

    dokter untuk memberikan pela!anan medik !ang lebih baik. Sebab bukti'

    bukti terbaik belum tentu dapat atau tepat untuk diterapkan pada pasien

    di tempat praktik klinis. ukti ilmiah terbaik !ang ada perlu dipadukan

    dengan keterampilan/ keahlian klinis dokter. Keterampilan klinis diperoleh

    se%ara akumulatif seorang klinisi melalui pendidikan, pengalaman klinis,

    dan praktik klinis. Keterampilan klinisi !ang tinggi di$u#udkan dalam

    berbagai bentuk, khususn!a penentuan diagnosis !ang lebih akurat dan

    e"sien, pemilihan terapi !ang lebih bi#ak, !ang memperhatikan preferensi

    pasien. Pengalaman dan keterampilan klinis dokter merupakan

    komplemen penting bagi bukti'bukti, !ang diperlukan untuk

    menghasilkan pela!anan medis !ang efektif. 3etapi penggunaan

    pengalaman dan keterampilan klinis sa#a tidak men#amin pela!anan

    medis !ang dapat diandalkan. Paradigma baru CM menga#arkan,

    pembuatan keputusan klinis !ang baik tidak %ukup #ika han!a didasarkan

    pada pengalaman klinis !ang tidak sistematis, intuisi, maupun alasan

    pato"siologi, khususn!a #ika masalah klinis pasien !ang dihadapi

    kompleks (C7iden%e'ased Medi%ine 4orking ;roup, 1GG0).

    48

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    49/227

    Kedua, CM mengembalikan fokus perhatian dokter dari pela!anan medis

    berorientasi pen!akit ke pela!anan medis berorientasi pasien (patient'

    %entered medi%al %are). Implikasi dari re'orientasi praktik kedokteran

    tersebut, bukti'bukti !ang di%ari dalam CM bukan bukti'bukti !angberorientasi pen!akit 6isease'*riented C7iden%e, 6*C), melainkan bukti

    !ang berorientasi pasien (Patient'*riented C7iden%e that Matters, P*CM)

    (Shaugness! dan Sla$son, 1GGH).

    ;u!attt et al. (0882) mengingatkan dalam editorial M&, V... e%ause

    %lini%iansW 7alues often di

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    50/227

    memilah dan memilih bukti'bukti terbaik !ang bisa memberikan informasi

    !ang rele7an dan terper%a!a, dengan %ara !ang efektif, produktif, dan

    e"sien (%epat).

    3eknologi informasi memberikan kontribusi besar bagi perkembanganCM (Blaridge dan Fabian, 088). Komputer dan perangkat lunak

    database memungkinkan kompilasi se#umlah besar data. Internet

    memungkinkan akses data dan informasi se%ara masif dalam $aktu

    singkat. 6alam dua dekade terakhir telah dilakukan upa!a untuk

    mengembangkan, mensintesis, menata bukti'bukti pada berbagai

    database hasil riset, !ang bisa digunakan se%ara online untuk membantu

    membuat keputusan klinis. Med?ine (PubMed), dan Cmbase, merupakan

    %ontoh database hasil riset primer kedokteran !ang telah dipublikasikan.

    Bo%hrane ?ibrar! merupakan %ontoh database hasil riset sekunder

    (s!stemati%'re7ie$/ meta'anal!sis) !ang mensintesis hasil riset primer

    dengan topik sama.

    Pada saat !ang sama para ahli epidemiologi mengembangkan strategi

    untuk menemukan, menge7aluasi, dan menilai kritis tes diagnostik,

    terapi, dan aplikasi lainn!a, untuk mendukung praktik CM. Metode CM

    memudahkan para dokter untuk mendapatkan informasi kedokteran !ang

    dapat diper%a!a dari database primer dan sekunder. Kegiatan CM

    meliputi proses men%ari dan men!eleksi bukti dari artikel hasil riset,

    menganalisis dan menilai bukti, dan menerapkan bukti kepada pasien.

    Kedua, melunturn!a @trustA (keper%a!aan) mas!arakat terhadap

    integritas pela!anan kedokteran dan praktisi !ang memberikan

    pela!anan medis. Mun%ul keprihatinan para stakeholders tentang mutu

    pela!anan kesehatan. Sistem pela!anan kesehatan !ang Yfragmented5

    memba$a akibat !ang tidak diinginkan- ine"siensi, ketidakefektifan,

    ketidakadilan, komoditisasi, komersialisasi, deprofesionalisasi,

    depersonalisasi, dan ketidakpuasan terhadap pela!anan kesehatan

    (Stange, 088G).

    erbagai masalah tersebut men%akup penggunaan prosedur diagnostik

    !ang tidak memiliki nilai informasi, terapi !ang tidak efektif, bia!a

    pela!anan kesehatan !ang tinggi, pela!anan berkualitas rendah,

    kesalahan dalam praktik medis (medi%al error), pela!anan medis !ang

    50

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    51/227

    tidak manusia$i, pengambilan keputusan klinis tanpa dasar bukti ilmiah

    riset !ang kuat.

    erbagai masalah tersebut sebagian besar bisa diatasi #ika dokter

    menerapkan prinsip CM. Per de"nisi CM merupakan pendekatan barudalam memberikan pela!anan kesehatan, terdiri atas trilogi- (1)

    penggunaan bukti'bukti ilmiah terbaik, (0) keterampilan klinis, dan ()

    pemenuhan nilai dan ekspektasi pasien. >asil penelitian menun#ukkan,

    pendekatan CM dapat meningkatkan kualitas pela!anan kesehatan dan

    men%egah kesalahan medis (Pri%e, 0888 ?eape et al., 0880 Pro#e%t

    >*PC, 088).

    Deferensi-

    Friedman. >arold.>.. 1G9. 6iagnosis Medis erorientasikan Masalah.oston, Massa%hussets- ?ittle, ro$n and Bompan!.

    51

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    52/227

    Materi Kuliah :

    SISTEM PELA;ANAN KESE,ATAN DI INDONESIA

    Oleh: dr. Irawan Faar Ku!u&a M.S3.

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    53/227

    0) Men!elenggarakan lebih dari satu ma%am pela!anan kedokteran,

    misaln!a praktik dokter bersama ahli kebidanan dan ahli kesehatan

    anak. Dumah sakit, rumah sakit bersalin, rumah bersalin dan lain

    sebagain!a !ang seperti ini, pada dasarn!a termasuk dalampela!anan kedokteran !ang men!elenggarakan lebih dari satu

    ma%am pela!anan.

    0. 6itin#au dari %ara pela!anan !ang diselenggarakan

    a. Pela!anan ra$at #alan

    Bontoh pela!anan ra$at #alan (ambulatory) adalah pela!anan

    kedokteran !ang diselenggarakan oleh poliklinik, balai pengobatan,

    PSKCSM+S dan atau praktik dokter perorangan.

    b. Pela!anan ra$at #alan dan ra$at inap

    Bontoh pela!anan ra$at #alan dan ra$at inap (hospitali&ation)

    adalah pela!anan !ang diselenggarakan oleh rumah sakit,

    rumah sakit bersalin, ataupun rumah bersalin.

    . 6itin#au dari ma%am pela!anan !ang diselenggarakan

    a. Men!ediakan satu ma%am pela!anan sa#a

    %ontohn!a praktik dokter umum atau dokter spesialis

    b. Men!ediakan lebih dari satu ma%am pela!anan,

    %ontohn!a alai Kesehatan Ibu dan +nak (sebagian), Dumah sakit

    (men!eluruh)

    2. 6itin#au dari penggunaan kema#uan lmu dan teknologi kedokteran

    a. Pela!anan kedokteran tradisional

    Bontoh pela!anan kedokteran tradisional (traditional medi%ine)

    adalah praktik dukun, tabib, sinse.

    b. Pela!anan kedokteran modern

    Bontoh pela!anan kedokteran modern adalah berbagai pela!anan

    kedokteran saat ini.

    . 6itin#au dari pendidikan dan keahlian tenaga pelaksana

    a. Pela!anan diselenggarakan oleh tenaga kesehatan !ang tidak

    mendapatkan pendidikan misaln!a tabib, sinse

    b. Pela!anan diselenggarakan oleh paramedik

    %. Pela!anan diselenggarakan oleh dokter umum

    d. Pela!anan diselenggarakan oleh dokter spesialis

    53

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    54/227

    E. 6itin#au dari perann!a dalam pen!embuhan penderita

    a. erhubungan langsung dengan pen!embuhan pen!akit

    Bontoh pela!anan kedokteran !ang berhubungan langsung dengan

    pen!embuhan pen!akit (#lini#al seri#e) adalah berbagaipela!anan kedokteran !ang diselenggarakan oleh praktik dokter

    dan rumah sakit.

    b. 3idak berhubungan langsung dengan pen!embuhan pen!akit

    Bontoh pela!anan ini (non #lini#al seri#es) adalah pela!anan

    laboratorium, pela!anan radiologist, dan pela!anan apotik.

    Strati2"a!i Pela-anan Ke!ehatan

    Strata pela!anan kesehatan !ang dianut oleh tiap negara tidaklah sama,

    namun se%ara umum berbagai strata ini dapat dikelompokkan man#adi

    ma%am !aitu-

    1. Pela!anan kesehatan tingkat pertama (%ri&er)

    ang dimaksud pela!anan kesehatan tingkat pertama (primary

    health seri#e) adalah pela!anan kesehatan !ang bersifat pokok (basi#

    health seri#e), !ang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar mas!arakat

    serta mempun!ai nilai strategis untuk meningkatkan dera#at kesehatan

    mas!arakat. Pada umumn!a pela!anan kesehatan tingkat pertama ini

    sifatn!a pela!anan ra$at #alan (ambulatory B out patient seri#es)

    0. Pela!anan kesehatan tingkat kedua (!e"under)

    ang dimaksud dengan pela!anan kesehatan tingkat kedua adalah

    pela!anan kesehatan !ang lebih lan#ut, telah bersifat ra$at inap (in

    patient seri#e) dan untuk men!elenggarakann!a telah dibutuhkan

    tersedian!a tenaga'tenaga spesialis.

    . Pela!anan kesehatan tingkat ketiga /ter!ier)

    ang dimaksud dengan pela!anan kesehatan tingkat kedua adalah

    pela!anan kesehatan !ang bersifat lebih kompleks dan umumn!a

    diselenggarakan oleh tenaga'tenaga subspesialis.

    Pela-anan Ke!ehatan di Ru&ah Sa"it

    Pen$ertian

    54

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    55/227

    Dumah sakit adalah suatu organisasi !ang melalui tenaga medis

    professional !ang terorganisir serta sarana kedokteran !ang permanent

    men!elenggarakan pela!anan kedkteran, asuhan kepera$atan, !ang

    berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan pen!akit !ang dideritapasien. (meri#an 'ospital sso#iation, 1GH2)

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    56/227

    ru#ukan tertinggi (top reerral hospital) atau disebut pula Dumah Sakit

    Pusat.

    (. Ru&ah Sa"it Kela! *

    Dumah Sakit kelas adalah rumah sakit !ang mampu memberikanpela!anan kedokteran spesialis luas dan subspesialis terbatas.

    6iren%anakan rumah sakit kelas didirikan di setiap ibu kota propinsi

    (pro7in%ial hospital) !ang menampung pela!anan ru#ukan dari rumah

    sakit kabupaten. Dumah sakit pendidikan !ang tidak termasuk kelas +

    #uga diklasi"kasikan sebagai Dumah sakit kelas .

    ). Ru&ah Sa"it Kela! 4

    Dumah sakit kelas B adalah rumah sakit !ang mampu memberikan

    pela!anan kedokteran spesialis terbatas. Pada saat ini ada empat ma%am

    pela!anan spesialis !ang disediakan !aitu pela!anan pen!akit dalam,

    pela!anan bedah, pela!anan kesehatan anak, serta pela!anan kebidanan

    dan kendungan. 6iren%anakan rumah sakit kelas B ini akan didirikan

    disetiap ibukota kabupaten (regen#y hospital) !ang menampung

    pela!anan ru#ukan dari Puskesmas.

    8. Ru&ah Sa"it Kela! D

    Dumah sakit keals 6 adalah rumah sakit !ang bersifat transisi karena

    pada satu saat akan ditingkatkan men#adi rumah sakit kelas B. Pada saat

    ini kemampuan rumah sakit kelas 6 han!alah memberikan pela!anan

    kedokteran umum dan kedokteran gigi. Sama haln!a dengan rumah sakit

    kelas B, rumah sakit kelas 6 ini #uga menampung pela!anan ru#ukan !ang

    berasal dari Puskesmas.

    . Ru&ah Sa"it Kela! E

    Dumah sakit kelas C adalah rumah sakit khusus (spe#ial hospital) !ang

    men!elenggarakan han!a satu ma%am pela!anan kedokteran sa#a. Pada

    saat ini ban!ak rumah sakit kelas C !ang telah ditemukan, misaln!a

    rumah sakit #i$a, rumah sakit kusta, rumah sakit paru, rumah sakit

    kanker, rumah sakit #antung, rumah sakit ibu dan anak, dan lain

    sebagain!a !ang se#enis.

    Ru&ah Sa"it Swa!ta

    Sesuai dengan ndang'undang Kesehatan =8. 0 tahun 1GG0, beberapa

    rumah sakit !ang ada di Indonesia #uga dikelola oleh pihak s$asta.

    56

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    57/227

    ndang'undang Pokok Kesehatan dan #uga Sistem Kesehatan =asional

    memang mengakui adan!a peranan pihak s$asta. &ika ditin#au dari

    perkembangan !ang dialami kini, rumah sakit s$asta di Indonesia tampak

    telah berkembang dengan pesat.Sebagai akibat dari telah dibenarkann!a pemilik modal bergerak dalam

    perumahsakitan, men!ebabkan mulai ban!ak ditemukan rumah sakit

    s$asta !ang telah dikelola se%ara komersial serta !ang berorientasi

    men%ari keuntungan (pro4t hospital). 4alaupun untuk !ang terakhir ini

    kehendak untuk mempertahankan fungsi sosial rumah sakit tetap

    ditemukan, !aitu dengan me$a#ibkan rumah sakit s$asta tersebut

    men!ediakan sekurang'kurangn!a 08 dari tempat tidurn!a untuk

    mas!arakat golongan tidak mampu.

    Pela-anan Ke!ehatan di Pu!"e!&a!

    1. Pu!at Pen$$era" Pe&+an$unan *erwawa!an Ke!ehatan

    Puskesmas selalu berupa!a menggerakkan dan memantau

    pen!elenggaraan pembangunan lintas sektoral termasuk oleh

    mas!arakat dan dunia usaha di $ila!ah ker#an!a, sehingga

    ber$a$asan serta mendukung pembangunan kesehatan. 6i samping

    itu Puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan

    dari pen!elenggaraan setiap program pembangunan di $ila!ah

    ker#an!a. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upa!a !ang

    dilakukan Puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan

    dan pen%egahan pen!akit tanpa mengabaikan pen!embuhan pen!akit

    dan pemulihan kesehatan.

    (. Pu!at Pe&+erda-aan Ma!-ara"at

    Puskesmas selalu berupa!a agar perorangan terutama pemuka

    mas!arakat, keluarga, dan mas!arakat termasuk dunia usaha memiliki

    kesadaran, kemauan, dan kemampuan mela!ani diri sendiri dan

    mas!arakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memper#uangkan

    kepentingan kesehatan termasuk sumber pembia!aann!a, serta ikut

    57

  • 7/24/2019 Kuliah 1. Filsafat

    58/227

    menetapkan, men!elenggarakan, dan mamantau pelaksanaan

    program kesehatan. Pemberda!aan perorangan, keluarga, dan

    mas!arakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan

    situasi, khususn!a sosial buda!a mas!arakat setempat.). Pu!at Pela-anan Ke!ehatan Strata Perta&a

    Puskesmas bertanggung#a$ab men!elenggarakan pela!anan

    kesehatan tingkat pertama se%ara men!eluruh, terpadu, dan

    berkesinambungan. Pela!anan kesehatan tingkat pertama !ang

    men#adi tanggung #a$ab Puskesmas meliputi -

    a. Pela!anan Kesehatan Perorangan

    Pela!anan kesehatan perorangan adalah pela!anan !ang bersifat

    pribadi (priate goods) dengan tu#uan utama men!embuhkan

    pen!akit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa

    mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pen%egahan pen!akit.

    Pela!anan perorangan tersebut adalah ra$at #alan dan untuk

    Puskesmas tertentu ditambah dengan ra$at inap.

    b. Pela!anan Kesehatan Mas!arakat