kuliah cementing 1

Upload: yudi-santoso

Post on 10-Feb-2018

427 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    1/55

    AGENDA

    SEMEN PEMBORAN

    HIDROLIKA PENYEMENAN

    TEKNIK PENYEMENAN

    EVALUASI HASIL PENYEMENAN

    ALAT-ALAT PENYEMENAN

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    2/55

    Penyemenan merupakan salah satu faktoryang sangat penting dalam operasi well

    completion. Dengan demikian sehingga tahapcompletion, produksi dan workover sangatdipengaruhi olehnya. Baik dari segi komposisi,sifat, fungsi dan juga berbagai additives yangdimasukkan kedalam semen.

    Semen yang digunakan dalam wellcompletion juga dapat digunakan dalamberbagai kondisi baik kedalan , tekanan,temperatur, geometry lubang bor, sifat fisik

    batuan dan fluida kimia dari formasi yangdijumpai.

    Keberhasilan suatu penyemenan itu jugatergantung pada mutu dari semen itu sendiri dan

    penunjanng lainnya yaitu peralatanpenyemenan.

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    3/55

    SEMEN PEMBORAN

    Fungsi Semen Pemboran

    Secara prinsip , fungsi utama semen ada 2 :

    Mencegah bergeraknya fluida di antara 2 formasi.

    Membantu melindungi casing.

    Selain itu, ada beberapa fungsi yang lain yaitu :

    mencegah blow out melalui annulus dengan caramempercepat pengerasan semen.

    Mencegah loss circulation dengan cara menutupdaerah loss.

    Mencegah casing dari beban mengejut pada waktupemboran lebih aman.

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    4/55

    KOMPOSISI SEMEN

    MENURUT API : C3A :

    merupakan fraksi yang memperbesar kecepatan hidrasi dan merupakansuatu unsur yang mengontrol initial set dan thickening time. Tetapi jugamenyebabkan semen mudah terpengaruh oleh gangguan sulfate. Semenyang mempunyai daya tahan tinggi terhadap sulfate, kadarnya ditentukanoleh C3A yaitu maksimum 3 % .

    C4AF:merupakan fraksi hidrasi low heat (heat hydrationnya rendah) di dalamsemen dan akan memberi warna pada semen. Penambahan Fe2O3 yangberlebihan akan memperbesar jumlah C4AF dan memperkecil jumlah C3Adi dalam semen. Spesifikasi API menghendaki bahwa kadar C4AFditambah dua kali kadar C3A tidak melampaui 24 % untuk semen yangdaya tahan tinggi terhadap sulfate .

    C3S : merupakan fraksi yang terbesar di dalam semen dan merupakanmaterial penghasil kekuatan. Fraksi ini bertanggung jawab terhadap earlystrength yaitu strength pada saat-saat pertama penempatan semen(berkisar antara 1-28 hari). Semakin besar persentase C3S maka high earlistrength semen semakin cepat.

    C2S : merupakan fraksi yang mempunyai sifat menghidrasi lambat sekali(kecepatan pengerasan menjadi lambat) tetapi akan memperkuat strength

    pada perpanjangan periode dan bersifat mendinginkan (cool) sementerhadap panas yang dibebaskan (head liberated).

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    5/55

    KLASIFIKASI SEMEN Class : A (WCR = 0,46)

    Digunakan dari permukaan sampai 6000 ft dengan temperatur 170Fbilamana special properties tidak dibutuhkan. Ini sama dengan semenASTM C150, type I.

    Class : B (WCR = 0,46)

    Digunakan dari permukaan sampai 6000 ft dengan temperatur 170F di

    mana moderato sulfate resistance dibutuhkan. Ini sama dengan semenASTM C 150, type II.

    Class : C (WCR = 0,56)

    Digunakan dari permukaan sampai 6000 ft dengan temperatur 170F dimana dibutuhkan untuk kondisi yang high early strength. Tersedia dalamtype-type regular dan high sulfate resistance. Ini sama dengan semenASTM C 150, type III.

    Class : D (WCR = 0,38)

    Digunakan pada kedalaman 6000 10.000 ft dengan temperatur 230F di

    mana dijumpai kondisi yang mempunyai temperatur agak tinggi dantekanan tinggi. Tersedia dalam type regular dan high sulfate resistance.

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    6/55

    Class : E (WCR = 0,38)

    Digunakan pada kedalaman 600014.000 ft dengan temperature 290F dimana dijumpai kondisi yang mempunyai temperatur dan tekanan tinggi.Tersedia dalam type regular dan high sulfate resistant.

    Class : F (WCR = 0,38)

    Digunakan pada kedalaman 10.000 16.000 ft dengan temperatur 320Fdi mana dijumpai kondisi yang mempunyai temperatur dan tekanan sangattinggi. Tersedia dalam type regular dan high sulfate resistant.

    Class : G dan H (WCR = 0,44)

    Digunakan sebagai basic semen dari permukaan sampai 8000 ftkedalaman sesuai dengan pembuatannya atau dapat digunakan bersama-sama dengan accelerator dan retarder yang dipakai pada range kedalamandan temperatur yang besar. Tersedia dalam type moderato dan high sulfate

    resistant.

    Class : J

    Digunakan pada kedalaman 12.000 16.000 ft untuk temperatur dantekanan yang luar biasa tinggi sesuai dengan pembuatannya atau dipakai

    pada range kedalaman sumur yang besar dengan retarder. Hanya tersedia

    dalam 1 jenis/macam. Temperatur yang dibutuhkan untuk mensetsemenini harus di atas 230F.

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    7/55

    SIFAT-SIFAT FISIK SEMEN

    A. Viscosity

    Sedapat mungkin rendah agar didapatkan flow properties dan pendesakan lumpuryang baik. Semen adalah fluida non newtonian sehingga viscositas adalah fungsidari shear rate. Untuk menentukan karakteristik viscosity, dipakai Fann Viscometer.

    B. Density (akan berkisar antara 10,822 ppg)

    Density dari bubur semen ini harus cukup besar untuk mempertahankanpengontrolan sumur kecuali pada squeeze job.

    Untuk density yang lebih rendah antara 10,815,6 ppg, material yang digunakanadalah campuran air sedang untuk density yang lebih besar antara 15,622 ppg,digunakan dispersent dan material pemberat seperti hematite.

    C. PermeabilityDiharapkan semen mempunyai permeability yang kecil karena dengan permeabilityyang kecil maka tidak terjadi komunikasi diantara fluida pada saat semen telahmengeras.

    Walaupun begitu factor lingkungan yang mempunyai temperature tinggi (di atas230F) akan menimbulkan strength retrogression (penurunan kekuatan) sehinggaharus ditambahkan silica fluor.

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    8/55

    Karakteristik Semen

    Thickening Time

    Adalah waktu yang dibutuhkan oleh bubur semenuntuk bercampur dan mendesak bubur semen itu kedalam lubang bor dan naik ke annulus di belakang

    pipa

    Beberapa hal yang mempengaruhi thickening time :

    Semakin tinggi temperatur maka semakin cepat

    pengerasan semen. Ini merupakan faktor yang palingberpengaruh.

    Semakin tinggi tekanan maka semakin cepatpengerasan semen.

    Hilangnya air dari bubur semen mempercepatpengerasan semen.

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    9/55

    Karakteristik Semen

    Storage Stability

    Semen yang disimpan dalam keadaan kering akan tetap baikuntuk waktu yang lama. Tetapi perubahan kecil dapat terjadi

    pada kondisi lembab di mana akan mempengaruhi

    thickening time pada situasi penyemenan yang kritis

    Mixing Water

    Fresh water adalah air yang baik untuk campuran semen,

    begitu juga air laut tetapi harus diawasi thickening timenya.Fraksi inorganic akan mempercepat pengerasan semen

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    10/55

    Additive atau zat tambahan

    digunakan untuk memberi variasiyang lebih luas pada sifat-sifat bubur

    semen dan ini penting dalam

    perencanaan penyemenan.

    Additives Cement

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    11/55

    Pengaruh additive terhadap sifat

    semen:1. Menaikkan atau menurunkan density bubur semen.

    2. Memperbesar compressive strength dari 200 ke 20.000 psi .

    3. Mempercepat dan memperlambat pengerasan semen (settingtime).

    4. Mengatur filtrasi semen, dalam hal ini memperkecil filtrasisemen sampai 25 cc/30 menit, pada kondisi filter pressure1.000 psi, 325 mesh.

    5. Sifat-sifat aliran (flow properties) akan mempunyai rangevariasi yang luas.

    6. Memperbesar tahanan (resistance) terhadap cairan korosif.

    7. Mencegah hilangnya bubur semen ke dalam formasi.8. Memperkecil kekentalan (slurry viscosity).

    9. Mengontrol permeability.

    10. Mengontrol heat of hydration.

    11. Memperkecil biaya.

    12. Menaikkan atau menambah durability (sifat tahan lama).

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    12/55

    Additive semen dapat digolongkan

    sebagai berikut : Accelerator:

    Ditambahkan untuk mempercepat tickening time dari semen

    RetarderPemakaian retarder dipengaruhi oleh temperatur sumur, karenatemperatur mempercepat reaksi kimia antara semen dan air.Retarder digunakan untuk memperpanjang waktu pemompaan(thickening time) di mana naiknya temperatur lebihmempengaruhi thickening time daripada naiknya kedalaman atautekanan.

    Light Weight AdditivePenambahan additive ini akan mempertinggi kolom cairan tanpamenyebabkan formation breakdown dan memperkecil biaya(cost).

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    13/55

    Heavy weight additive ( bahan pemberat )

    Bahan pemberat ini harus mempunyai

    karakteristik :

    Membutuhkan sedikit air.

    Tidak mengurangi kekuatan semen.

    Tidak merubah waktu pemompaan.

    Mempunyai ukuran partikel yang sama.

    Sedikit saja menambah bubur semen.

    Chemically inert. Mempunyai SG antara 4.55.0 .

    Tidak mengganggu terhadap well logging.

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    14/55

    HIDROLIKA PENYEMENAN

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    15/55

    Aliran pada semen terdiri dari 3

    type, yaitu : Plug flow

    adalah aliran yang laminer dan lambat sekali sehinggagesekan antara partikel hanya terjadi dibagian pinggirsedang ditengahtengah tidak terjadi gesekan antarapartikelpartikel.

    Laminer flow

    adalah aliran dimana arah gerakannya sejajar danmempunyai Reynold number lebih kecil dari 2000.

    Turbulent flow

    adalah aliran yang cepat dan bergolak dimanamempunyai Reynold number lebih besar dari 2000.

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    16/55

    EVALUASI HASIL PENYEMENAN

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    17/55

    EVALUASI HASIL PENYEMENAN

    CBL (Cement Bond Log)

    untuk mengetahui sifat ikatan cement,

    apakah semen tersebut mampu

    mengisolasi atau mencegah aliran dari

    fluida didaerah penyemenan dan mampu

    secara mekanik membantu casing di

    dalam lubang bor.

    Sif t ik t d i d t

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    18/55

    Sifat ikatan daripada semen atau

    bonding dapat dibedakan menjadi

    dua Shear bondadalah sifat ikatan daripada semen yang secaramekanik membantu pipa casing didalam lubangbor. Shear bond ini ditentukan dengan ukuran

    tekanan yang menyebabkan casing bergerakdidalam sarung semen (sheath of cement ) yangmengikatnya.

    Hydraulic BondAdalah sifat atau kemampuan ikatan semenuntuk menghalangi / mencegah aliran dari fluidadidaerah penyemenan

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    19/55

    ALATALAT PENYEMENAN

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    20/55

    Peralatan Diatas Permukaan

    ( Surface Equipment ) Cementing unit

    a. Mixer :yang umum dipakai adalah jet mixer, sedangkan yang lainadalah recirculating system. Pada jet mixer ini dipertemukan dua

    aliran yaitu bubur semen dan air.b. Pompa semen :

    dipakai untuk mengontrol rate dan tekanan. Jenis pompa yangdipakai dapat duplex double acting piston pump atau single actingtriplex plunger pump.

    c. Engine ( motor penggerak ):

    mempunyai fungsi untuk menggerakkan pompa.d. Hopper :

    mempunyai fungsi utama untuk mengatur aliran dari semen keringagar merata.

    e. Water tank :

    berfungsi untuk tempat menampung atau menyimpan air yangdiperlukan untuk proses penyemenan.

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    21/55

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    22/55

    Alatalat di Bawah Permukaan

    ( Subsurface Equipment )a) Casing Shoe ( sepatu casing )

    Dipasang pada ujung bawah casing dimanamempunyai fungsi umum sebagai guide.

    Ada beberapa macam shoe yaitu :

    Plain guide shoe

    Digunakan untuk mengarahkan casing kedalam lubangbor terutama untuk formasi yang mudah runtuh

    Float shoe

    disamping berfungsi sebagai guide juga dapatmencegah aliran balik dari luar casing karena floatshoe dilengkapi dengan klep penahan tekanan balik.

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    23/55

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    24/55

    Pemakaian float shoe mempunyai

    keuntungan - keuntungan :

    Merupakan klep yang efisien, mencegah

    tekanan aliran balik, mencegah blow-out

    melalui casing pada saat diturunkan.

    Pada waktu masuk casing, terjadi aliran

    lumpur diannulus, seolaholah

    merupakan suatu sirkulasi, sedangkan

    sirkulasi adalah penting sebelumpenyemenan.

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    25/55

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    26/55

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    27/55

    Alatalat di Bawah Permukaan

    ( Subsurface Equipment )b) Collar

    Collar adalah suatu sok penahan yangdipasang beberapa meter diatas shoe. Fungsiumumnya adalah menahan bottom plug dan

    top plug.Collar mempunyai beberapa macam, yaitu :

    Float collar :mempunyai fungsi yang pada umunya sama dengan

    float shoe.Baffle collar with hole :

    akan membantu sebagai pemberhentiancementing plug dan akan mengurangi

    kontaminasi semen disekitar casing dan shoe.

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    28/55

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    29/55

    Alatalat di Bawah Permukaan

    ( Subsurface Equipment )

    c) Centralizer

    Mempunyai fungsi untuk menempatkan casingtepat ditengahtengah lubang bor agardisekeliling dinding casing mempunyai jarakyang sama kedinding lubang bor.

    d) Scratcher

    Mempunyai fungsi untuk membersihkan

    mudcake sehingga akan memperbaiki ikatansemen baik pada casing maupun padaformasi.

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    30/55Centralizer

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    31/55

    SCRATCHER

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    32/55

    Stage Cementing Tools

    ( Peralatan penyemenan bertingkat )

    ECP ( External casing

    packer )

    Adalah packer yang

    mengembang diluarcasing menutup

    annulus casing dan

    lubang bor.

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    33/55

    Stage Cementing Tools

    ( Peralatan penyemenan bertingkat )

    a) Flexible flug, berfungsisebagai bottom plug.

    Fungsi bottom flugadalah mencegah

    kontaminasi antarabubur semen denganlumpur yang ada didalam sumur sertamembuat mud film

    didalam casing.b) Trip plug, Berfungsi

    untuk membuka stagesementing collar.

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    34/55

    Stage Cementing Tools

    ( Peralatan penyemenan bertingkat )

    c) Shut off plug/Top plug

    Fungsi shut off plugadalah sebagaipemisah bubur semendengan lumpurpendorongmembersihkan sisa-sisasemen yang tertinggaldidalam casing.

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    35/55

    Squeeze Cementing Packer

    Ada beberapa macam type packer yang

    digunakan pada squeeze cementing,

    diantaranya adalah drillable packer dan

    retrievable packer.Fungsi kedua packer tadi adalah menahan

    tekanan pada satu atau dua arah dan

    mengarahkan tekanan tadi ke formasi sehingga

    aliran bubur semen akan mengarah keformasiakibat dorongan tekanan tadi.

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    36/55

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    37/55

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    38/55

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    39/55

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    40/55

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    41/55

    PERHITUNGAN CEMENT PADA PRIMARY CEMENTING

    Diketahui : Casing 7, 23 ppf di set sampai kedlman 8000 ftDiameter hole = 9 in. Casing disemen dari dasar = 2000 ft.

    Class cement yg dipakai ; H dg density 15.6 ppg

    Cement yg ada di casing sepanjang 80 ft diantara Float

    Collar dan Float Shoe

    Mixing water ; 5.2 gal / sack

    Ditanyakan :

    1. Volume cement yang dibutuhkan

    2. Volume mixing water

    3. Volume displacement mud

    Jawaban :

    Yield cement utk class H adl 1.18 cuft/sx ( cari di tabel Halliburton atau yg lain )

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    42/55

    1. Penentuan vol. Cement :

    - Cap anulus : 0.1745 cuft/ft ( cari di tabel Halliburton )

    - Vol. Anulus = 0.1745 cuft/ft x 2000 ft = 349 cuft- Capacity casing : 0.2210 cuft/ft ( cari di tabel Halliburton )

    - Vol. Casing = 0.2210 cuft/ft x 80 ft = 17.68 cuft

    Jumlah vol. Cement = 349 cuft + 17.68 ft = 368.68 cuft

    2. Penentuan sack semen = 366.68 cuft / ( 1.18 cuft/sx )= 310.75 sacks

    3. Penentuan mixing water :

    310.75 sacks x 5.2 gals/sack = laman1615.88 gals

    = 1615.88 gals / ( 42 gals/bbls )

    = 38.47 bbls

    4. Penentuan mud displacement :

    - cap casing : 0.0396 bbl/ft ( cari di tabel Halliburton )

    - Kedalaman sampai F.C = 800080 = 7920 ft

    - Vol. Mud displacement = 0.0396 bbl/ft x 7920 ft = 313.63 bbls

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    43/55

    MENGHITUNG PENYEMENAN

    2 TAHAP (Stage Cementing )DENGAN MEMAKAI DSCC

    1. Tahap pertama dilakukan pada

    kedalaman 669 m sampai 1751 m

    dengan jenis semen Tail Slurry, dimanadata penyemenan tahap pertama

    adalah :

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    44/55

    Cas : 20 ;

    Depth : 37 m

    Cas : 13 3/8 ;

    Depth : 300 m

    Cas : 13 3/8 ; Depth

    : 300 m

    DSCC @ 669 m@ 669 m

    Collar @ 1725 m

    Collar @ 1725 m

    Cas : 9 5/8 ;

    Shoe @ 1750 m

    Cas : 9 5/8 ;

    Shoe @ 1750 m

    Vol 3 (Vol Annulus)

    Vol 3 (Vol Annulus)

    Vol 1 (Vol

    shoe track)

    shoe track)

    ol 1 (VVoVo

    Vol 2 (Vol Pocket)TTD @ 1751 m

    D @ 1751 m

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    45/55

    Open Hole : 12 1/4"

    Intermediate Casing (OD) : 9 5/8

    Intermediate Casing (ID) : 8.835

    Tambahan Volume : 50%

    Tail Slurry

    Tail slurry merupakan bubur semen yang memiliki

    compressive strength kualitas baik dikarenakan additive

    yang dipakai pada saat pembuatan slurry semen

    memiliki kadar yang tinggi, dan thickening time yang

    dibutuhkan oleh slurry semen tersebut lebih singkat

    dibandingkan dengan lead slurry, serta fluid loss yang

    dapat masuk kedalam formasi lebih sedikit

    dibandingkan lead slurry.

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    46/55

    Diketahui untuk tail slurry, slurry yield yang dimiliki adalah 1.203 cuft/sax

    Pertama menghitung volume semen pada shoe track dengan kedalaman

    25 m (82 ft)Volume semen (cuft) = (ID2) x 0.005454 x Depth

    = (8.8352) x 0.005454 x 82

    = 34.909 cuft

    Kedua menghitung volume semen yang dibutuhkan untuk mengisi pocketdengan kedalaman = 1m (3.281 ft)

    Volume semen (cuft) = (OD2) x 0.005454 x Depth

    = (12.252) x 0.005454 x 3.281

    = 2.69 cuft

    Ketiga menghitung volume semen pada annulus dengan kedalaman =1081m (3546.761 ft)

    Volume semen (cuft) = (OD2ID2) x 0.005454 x Depth

    = ((12.25)2(9.625)2) x 0.005454 x

    3546.761

    = 1110.77 cuft

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    47/55

    Kedua menghitung volume excess semen

    pada annulusExcess semen dibutuhkan dikarenakan

    dinding lubang bor yang diameternya

    mengalami pelebaran akibat dari formasiyang tidak kompak.

    Tambahan volume = 1110.77 x 50%

    = 555.385 cuft

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    48/55

    Ketiga menghitung total sax semen yang akan kita

    gunakan untuk operasi penyemenan.

    Total Vol. semen = Volume shoe track + Volumepocket + Volume Annulus +

    volume excess

    = 34.909 + 2.69 + 1110.77 + 555.385

    = 1703.754 cuft

    = 1703.754 x 0.1781 bbls

    = 303.438 bbls

    = ( 303.438 bbls/5.015 BBL/CFT)/ 1.203 cft/sax

    = 1416.254 sax

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    49/55

    2. Tahap kedua dilakukan pada kedalaman 669 m sampai permukaan

    atau surface dengan jenis semen Lead Slurry, dimana data

    penyemenan tahap pertama adalah :

    Open Hole : 12 1/4"

    Intermediate Casing (OD) : 9 5/8

    Intermediate Casing (ID) : 8.835

    Tambahan Volume : 50%

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    50/55

    Lead Slurry

    Lead slurry merupakan bubur semen yang memiliki

    compressive strength kualitas sedang dikarenakan additive

    yang dipakai pada saat pembuatan slurry semen memiliki

    kadar yang tidak terlalu tinggi, dan thickening time yang

    dibutuhkan oleh slurry semen tersebut lebih lama

    dibandingkan dengan tail slurry, serta fluid loss yang dapat

    masuk kedalam formasi lebih banyak dibandingkan tail

    slurry.

    Dik h i k l d l l i ld di iliki d l h 3 296

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    51/55

    Diketahui untuk lead slurry, slurry yield yang dimiliki adalah 3.296

    cuft/sax

    Pertama menghitung volume semen pada annulus dengan kedalaman

    = 669m (2194.989 ft)

    Volume semen (cuft)

    = (OD2ID2) x 0.005454 x Depth

    = ((12.25)2(9.625)2) x 0.005454 x 2194.989

    = 687.4 cuft

    Kedua menghitung excess semen

    Excess semen dibutuhkan dikarenakan dinding lubang bor yang

    diameternya mengalami pelebaran akibat dari formasi yang tidak

    kompak.

    Tambahan volume = 687.4 x 50%

    = 343.7 cuft

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    52/55

    Ketiga menghitung total sax semen yang akan digunakan

    untuk operasi penyemenan.

    Total Volume semen = Volume semen +

    Tambahan volume

    = 687.4 + 343.7

    = 1031.1 cuft

    = 1031.1 x .1781 bbls

    = 183.64 bbls

    = (183.64 bbls/5.615 cft/bbl) / 3.296 cft/sax

    = 312.83 sax

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    53/55

    Perhitungan Volume Displacement Pada

    Casing 9 5/8

    Proses penyemenan dengan metode DSCC (Dual

    Stage Cementing Collar) merupakan proses

    penyemenan dengan dua tahap penyemenan

    sehingga volume lumpur untuk displacement juga

    dibutuhkan dua tahap perhitungan.

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    54/55

    Volume Displacement Tahap Pertama

    Diketahui kedalaman didalam casing yang akan diisi

    lumpur adalah 1725 m (5660 ft) dengan diameter

    dalam casing 8.835 in.

    Maka :

    Volume semen (cuft) = (ID2) x 0.005454 x Depth= (8.8352) x 0.005454 x 5660

    = 2409.598 cuft

    = 2409.598 x 0.1781 bbls= 429 bbls

  • 7/22/2019 Kuliah Cementing 1

    55/55

    Volume Displacement Tahap Kedua

    Diketahui kedalaman didalam casing yang akan diisi lumpur

    adalah 669 m (2195 ft) dengan diameter dalam casing

    8.835 in.

    Maka :

    Volume semen (cuft)= (ID2) x 0.005454 x Depth

    = (8.8352) x 0.005454 x 2195

    = 934.46 cuft

    = 934.46 x 0.1781 bbls= 166 bbls