laboratorium analisis bahan pangan (fix)

Upload: araa-missred

Post on 10-Feb-2018

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Laboratorium Analisis Bahan Pangan (Fix)

    1/27

    Politeknik Negeri Ujung Pandang

    D3 Teknik Kimia

    KATA PENGANTAR

    Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

    hidayahnya sehingga menolong hamba-Nya menyelesaikan laporan ini dengan

    penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan

    sanggup menyelesaikan dengan baik. Laporan ini memuat hasil percobaan yang

    kami lakukan dalam praktikum analisis bahan pangan. Semoga laporan ini dapat

    memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca dan dapat mengetahuisecara rinci akan materi yang telah kami susun. kami tahu laporan ini memiliki

    banyak kekurangan dalam penyusunan.untuk itu Penyusun mohon untuk saran

    dan kritiknya. Terima kasih.

    Makassar, 17 desember 2013

    Penulis

  • 7/22/2019 Laboratorium Analisis Bahan Pangan (Fix)

    2/27

    Politeknik Negeri Ujung Pandang

    D3 Teknik Kimia

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

    KATA PENGANTAR ........................................................................... ii

    DAFTAR ISI ............................................................................................ iii

    LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iv

    PERCOBAAN I PENENTUAN BILANGAN PEROKSIDA

    A. Tujuan Percobaan .......................................................................... 1B. Alat dan bahan ............................................................................. 1C. Dasar Teori .................................................................................... 2D. Prosedur Percobaan ...................................................................... 4E. Data Pengamatan .......................................................................... 4F. Perhitungan ................................................................................... 5G. Pembahasan .................................................................................. 6H. Kesimpulan dan saran ................................................................... 7

    PERCOBAAN II ASAM SIANIDA (HCN)

    A. Tujuan Percobaan .......................................................................... 8B. Alat dan bahan ............................................................................. 8C. Dasar Teori .................................................................................... 9D. Prosedur Percobaan ..................................................................... 11E. Data Pengamatan ......................................................................... 12F. Perhitungan .................................................................................. 12G. Pembahasan ................................................................................. 14H. Kesimpulan dan saran .................................................................. 15

  • 7/22/2019 Laboratorium Analisis Bahan Pangan (Fix)

    3/27

    Politeknik Negeri Ujung Pandang

    D3 Teknik Kimia

    PERCOBAAN III PENENTUAN GULA PEREDUKSI

    A. Tujuan ......................................................................................... 16B. Alat dan bahan ............................................................................. 16C. Dasar Teori ................................................................................... 16D. Prosedur Percobaan ..................................................................... 17E. Data Pengamatan ......................................................................... 17F. Perhitungan .................................................................................. 17G. Pembahasan ................................................................................. 18H. Kesimpulan dan saran .................................................................. 18

    DAFTAR PUSTAKA

  • 7/22/2019 Laboratorium Analisis Bahan Pangan (Fix)

    4/27

    Politeknik Negeri Ujung Pandang

    D3 Teknik Kimia

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1.1 Data pengamatan analisa peroksida ..................................... 9

    Tabel 1.2. Data pengamatan analisa asam sianida .............................. 17

    Tabel 1 3. Data pengamatan penentuan gula pereduksi ...................... 23

  • 7/22/2019 Laboratorium Analisis Bahan Pangan (Fix)

    5/27

    Politeknik Negeri Ujung Pandang

    D3 Teknik Kimia

    LEMBAR PENGESAHAN

    Mata Kuliah : Laboratorium teknologi bahan pangan

    Penyusun : Alfirah nur hadba / 33111071

    Laporan ini telah diperiksa dan disetujui sebagai hasil laporan praktikum yang

    telah kami lakukan.

    Makassar, 12 Desember 2013

    Menyetujui :

    Pembimbing, Penyusun,

    ( Muhammad Saleh, S.T.,M.Si ) ( Alfirah nur hadba )

    196710081993031001 331 11 071

  • 7/22/2019 Laboratorium Analisis Bahan Pangan (Fix)

    6/27

    Politeknik Negeri Ujung Pandang

    D3 Teknik Kimia

    PERCOBAAN I

    PENENTUAN BILANGAN PEROKSIDA

    A. TUJUAN Untuk mengetahui cara menganalisa bilangan peroksida pada minyak

    goreng.

    Untuk menentukan berapa banyak bilangan peoksida yang terdapat padaminyak goreng baru dan bekas/jelantah.

    Untuk mengetahui psoses terbentuknya bilangan peroksida pada minyak.

    B. ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang digunakan

    1. Erlenmeyer 250 ml2. Gelas ukur 100 ml3. Buret

    Bahan yang digunakan1. Minyak goreng bekas/jelantah2. Minyak goreng baru (merek yang sama dengan minyak jelantah)3. Asam asetat glasial4. Kloroform5. KI6. Aquades7. Natrium tiosulfat 0,1 N8. Indikator pati

  • 7/22/2019 Laboratorium Analisis Bahan Pangan (Fix)

    7/27

    Politeknik Negeri Ujung Pandang

    D3 Teknik Kimia

    C. LANDASAN TEORI1. Pengertian

    Mutu dari suatu minyak dapat diketahui dari rasa dan aromanya. Salah

    satunya adalah ketengikan atau adanya peroksida. Peroksida merupakan

    suatu tanda adanya pemecahan atau kerusakan pada minyak karena terjadi

    oksidasi. Bilangan peroksida adalah indeks jumlah lemak atau minyak

    yang telah mengalami oksidasi Angka peroksida sangat penting untuk

    identifikasi tingkat oksidasi minyak. Minyak yang mengandung asam-

    asam lemak tidak jenuh dapat teroksidasi oleh oksigen yang menghasilkan

    suatu senyawa peroksida. Cara yang sering digunakan untuk

    menentukan angka peroksida adalah dengan metoda titrasi iodometri.

    Penentuan besarnya angka peroksida dilakukan dengan titrasi iodometri.

    Salah satu parameter penurunan mutu minyak goreng adalah bilangan

    peroksida. Pengukuran angka peroksida pada dasarnya adalah mengukur

    kadar peroksida dan hidroperoksida yang terbentuk pada tahap awal reaksi

    oksidasi lemak. Bilangan peroksida yang tinggi mengindikasikan lemak

    atau minyak sudah mengalami oksidasi, namun pada angka yang lebih

    rendah bukan selalu berarti menunjukkan kondisi oksidasi yang masih

    dini. Angka peroksida rendah bisa disebabkan laju pembentukan peroksida

    baru lebih kecil dibandingkan dengan laju degradasinya menjadi senyawa

    lain, mengingat kadar peroksida cepat mengalami degradasi dan bereaksi

    dengan zat lain Oksidasi lemak oleh oksigen terjadi secara spontan jika

    bahan berlemak dibiarkan kontak dengan udara, sedangkan kecepatan

    proses oksidasinya tergantung pada tipe lemak dan kondisi penyimpanan.

    Minyak curah terdistribusi tanpa kemasan, paparan oksigen dan cahaya

    pada minyak curah lebih besar dibanding dengan minyak kemasan.

    Paparan oksigen, cahaya, dan suhu tinggi merupakan beberapa faktor yang

    mempengaruhi oksidasi. Penggunaan suhu tinggi selama penggorengan

    memacu terjadinya oksidasi minyak. Kecepatan oksidasi lemak akan

  • 7/22/2019 Laboratorium Analisis Bahan Pangan (Fix)

    8/27

    Politeknik Negeri Ujung Pandang

    D3 Teknik Kimia

    bertambah dengan kenaikan suhu dan berkurang pada suhu

    rendah.Peroksida terbentuk pada tahap inisiasi oksidasi, pada tahap ini

    hidrogen diambil dari senyawa oleofin menghasikan radikal bebas.

    Keberadaan cahaya dan logam berperan dalam proses pengambilan

    hidrogen tersebut. Radikal bebas yang terbentuk bereaksi dengan oksigen

    membentuk radikal peroksi, selanjutnya dapat mengambil hidrogen dari

    molekul tak jenuh lain menghasilkan peroksida dan radikal bebas yang

    baru. Peroksida dapat mempercepat proses timbulnya bau tengik dan

    flavor yang tidak dikehendaki dalam bahan pangan. Jika jumlah peroksida

    lebih dari 100 meq peroksid/kg minyak akan bersifat sangat beracun dan

    mempunyai bau yang tidak enak. Kenaikan bilangan peroksida merupakan

    indikator bahwa minyak akan berbau tengik.

    2. Penyebab Ketengikan MinyakPenyebab ketengikan dari lemak ada dua. yaitu proses hidrolitik dan

    oksidatif. Ketengikan hidrolitik biasanva disebabkan oleh bekerjanya

    mikroorganisme terhadap lemak/minvak yang menimbulkan hidrolisis

    sederhana dari lemak menjadi asam lemak digliserida. monogliseride dan

    gliserol. Lemak yang mengalami ketengikan hidrolitik tidak akan

    terganggu nilai gizinya. Sedangkan ketengikan oksidatif adalah karena

    asam lemak mengalami pengurangan hidrogen sehingga membentuk

    radikal bebas . Dengan adanya oksigen radikal bebas menjadi asam lemak

    peroksida bebas radikal dan kemudian menjadi asam lemak hidro

    peroksida . Bila hidroperoksida dibiarkan terbentuk. maka zat tersebut

    akan meneruskan penguraiannya dengan cara memecah menjadi berbagai

    macam aldehida dan keton yang besarnya tergantung jumlah dan posisi

    dari ikatan rangkap yang telah mengalami peroksidasi . Perubahan

    hidrolitik dan oksidatif inilah vang bertanggung jawab terhadap timbulnva

    ketengikan minvak nabati (Winarno. 1989).

  • 7/22/2019 Laboratorium Analisis Bahan Pangan (Fix)

    9/27

    Politeknik Negeri Ujung Pandang

    D3 Teknik Kimia

    D. CARA KERJA 5 gram sampel minyak bekas dan baru di timbang di neraca analitik Sampel yang telah di timbang di masukan ke dalam erlenmeyer dilarutkan dalam 30 ml campuran larutan dari asam asetat glasial dan

    kloroform (2 : 3).

    Tambahkan larutan KI jenuh sebanyak 0,5 ml sambil dikocok dan 30 mlaquades.

    Selanjutnya titrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat 0,1 N denganlarutan kanji/pati sebagai indikator hingga warna kuning hilang.

    Blanko dibuat dengan cara yang sama.

    E. DATA PENGAMATANTable.1.data pengamatan bilangan peroksida

    SAMPEL BERAT (gram) VOLUME TITRASI (ml)

    Minyak murni 1 5,0154 0,6

    Minyak murni 2 5,3320 0,4

    Minyak jelantah 1 5,0119 0,8

    Minyak jelantah 2 5,0243 0,9

    Blanko 5,0335 0

    F. PERHITUNGANBilangan peroksida 100%

    m

    0.008xNx)V(V 01

    Keterangan : V1 = Volume titran untuk minyak (ml)

    V0 = Volume titran untuk blanko (ml)

    N = Normalitas larutan standar natrium tiosulfat

  • 7/22/2019 Laboratorium Analisis Bahan Pangan (Fix)

    10/27

    Politeknik Negeri Ujung Pandang

    D3 Teknik Kimia

    m = Berat minyak (g)

    0.008 = mg Bst

    bobot bilangan peroksida minyak murni 1100%

    5,0184

    0.008xN0,1x0)(0,6

    = x 100 %

    = 0,00956480153 ( 0,0095 %)

    Bobot bilangan peroksida minyak murni 2100%

    5,3320

    0.008xN0,1x0)(0,4

    = x 100 %

    = 0,006001500375( 0,0060 % )

    Bobot bilangan peroksida minyak jelanta 1100%

    5,0119

    0.008xN0,1x0)(0,8

    = x 100 %

    =0,012770398 ( 0,012 % )

    Bobot bilangan peroksida minyak jelanta 2100%

    5,0243

    0.008xN0,1x0)(0,9

  • 7/22/2019 Laboratorium Analisis Bahan Pangan (Fix)

    11/27

    Politeknik Negeri Ujung Pandang

    D3 Teknik Kimia

    = x 100 %

    =0,014330354 ( 0,014 % )

    G. PEMBAHASANSalah satu parameter penurunan mutu minyak goreng adalah bilangan

    peroksida. Penentuan besarnya angka peroksida dilakukan dengan titrasi

    iodometri. Kenaikan bilangan peroksida merupakan indikator bahwa minyak

    akan berbau tengik. Penyebab ketengikan dari lemak ada dua. yaitu proses

    hidrolitik dan oksidatif. Pada percobaan kami menganalisa bilangan peroksida

    pada minyak murni dan minyak jelanta, percobaan kami lakukan masing-

    masing dua kali untuk mengurangi tingkat kesalahan pada percobaan. Pada

    minyak murni 1 di dapatkan ( 0,0095 ), minyak murni 2 di dapatkan (0,0060 )

    Minyak jelanta 1 ( 0,012 ) dan minyak jelanta 2 (0,014). Sehingga di dapatkan

    pada minyak jelanta memiliki bilangan peroksida yang tinggi di bandingkan

    dengan minyak murni. Ini di sebabkan karena minyak jelanta sudah di pakai

    berulang ulang dan teroksidasi dengan udara sehingga menyebabkan bau yang

    sedikit tengik. Semakin tinggi bilangan peroksida suatu minyak akan

    menyebabkan ketengikan dan kerusakan pada minyak. Metode analisa yang

    dipakai menggunkan titrasi iodometri. Di titrasi menggakan natrium tiosulfat

    0,1 N dengan indikator kanji, lalu dititrasi.

  • 7/22/2019 Laboratorium Analisis Bahan Pangan (Fix)

    12/27

    Politeknik Negeri Ujung Pandang

    D3 Teknik Kimia

    H. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan :a. Semakin tinggi bilangan peroksida suatu minyak menyebabkan minyak

    semakin tengik dan rusak

    b. Bilangan peroksida pada minyak jelanta yaitu 0,012 dan 0,014 berartiminyak masih belum terlalu tengik

    Saran :Minyak yang sudah mulai tengik atau rusak karena pemakaian berulang

    ulang sebaiknya tidak usah di gunkan kembali karena dapat menimbulkan

    berbagai macam penyakit yang berbahaya bagi tu. Sebaiknya hanya 2 kali

    pemakaian.

  • 7/22/2019 Laboratorium Analisis Bahan Pangan (Fix)

    13/27

    Politeknik Negeri Ujung Pandang

    D3 Teknik Kimia

    PERCOBAAN II

    PENENTUAN ASAM SIANIDA DALAM

    BAHAN PANGAN

    A. TUJUAN : Untuk mengetahui cara analisa asam sianida dalam bahan pangan. Untuk mengetahui berapa banyak asam sianida yang ada pada umbi dan

    daun singkong.

    Unutk mengetahui dampak/bahaya yang ditimbulkan asam sianida bagitubuh

    B. ALAT DAN BAHAN Alat yang di gunakan :

    1. Erlenmeyer 250 ml2. Neraca analitik3. Lumpang4. Labu destilasi5. Klem dan burret6. Gelas ukur 100 ml

    Bahan yang di gunakan :1. Daun ubi kayu2. Ubi kayu3. Aquadest4. Kalium tiosianat5. Asam nitrat (HNO3)6. AgNO3(0,02 N)7. Indikator ferri

  • 7/22/2019 Laboratorium Analisis Bahan Pangan (Fix)

    14/27

    Politeknik Negeri Ujung Pandang

    D3 Teknik Kimia

    C. LANDASAN TEORI1. Mekanisme Toksisitas Asam Sianida

    Asam sianida (HCN) yang dilepaskan merupakan senyawa toksik

    berspektrum luas pada setiap organisme. Hal ini disebabkan oleh

    kemampuannya mengikat mineral-mineral seperti Fe2+, Mn2+ dan Cu2+

    yang amat penting peranannya sebagai kofaktor untuk memgoptimalkan

    kerja enzim, menghambat proses reduksi Oksigen rantai pernafasan

    tingkat sel oleh sitokrom oksidase, transport electron pada proses

    fotosintesis, dan aktivitas beberapa enzim semisal katalase, oksidase, dll.

    Salah satu mekanisme toksisitas HCN yang paling umum adalah berikatan

    dengan Ion besi. HCN setelah dilepas dengan cepat diabsorpsi dari saluran

    gastrointestinal masuk ke dalam darah. Ion Cianida (CN- ) selanjutnya

    berikatan dengan Fe heme dan bereaksi dengan ferric (oxidasi) dalam

    mitokondria membentuk cytochrome oxidase di dalam mitokondria,

    membentuk kompleks stabil dan menahan jalur respirasi. Akibatnya

    hemoglobin tidak bisa melepas oxygen dalam sistem transport electron

    dan terjadi kematian akibat hipoksia selular (sel-sel kekurangan oksigen).

    2. Tanaman Yang Mengandung Asam Sianidaa. Umbi dan daun singkong

    Di dalam singkong, terutama varietas Sao Pedro Petro, baik pada

    umbi maupun daunnya mengandung glikosida cayanogenik. Zat ini

    dapat menghasilkan asam sianida (HCN) atau senyawa asam biru yang

    bersifat sangat toksik (beracun).Umbi dan daun singkong yang

    mengandung racun biasanya ditandai dengan rasa pahit dan baunya

    langu. Bagian yang dimakan dari tumbuhan singkong atau cassava

    ialah umbi akarnya dan daunnya. Baik daun maupun umbinya,

    mengandung suatu glikosida cyanogenik, artinya suatu ikatan organik

    yang dapat menghasilkan racun biru atau HCN (cyanida) yang bersifat

    sangat toksik. Zat glikosida ini diberi nama Linamarin. Penyebab

  • 7/22/2019 Laboratorium Analisis Bahan Pangan (Fix)

    15/27

    Politeknik Negeri Ujung Pandang

    D3 Teknik Kimia

    keracunan singkong adalah asam cyanida yang terkandung

    didalamnya. Bergantung pada jenis singkong kadar asam cyanida

    berbeda-beda. Namun tidak semua orang yang makan singkong

    menderita keracunan. Hal ini disebabkan selain kadar asam cyanida

    yang terdapat dalam singkong itu sendiri, juga dipengaruhi oleh cara

    pengolahannya sampai di makan.

    b. Pucuk bambu (rebung)Racun alami pada pucuk bambu termasuk dalam golongan

    glikosida sianogenik pula sehingga gejala keracunannya mirip dengan

    gejala keracunan singkong, antara lain meliputi penyempitan

    kerongkongan, mual, muntah, dan sakit kepala. Untuk mencegah

    keracunan akibat mengkonsumsi pucuk bambu, maka sebaiknya pucuk

    bambu yang akan dimasak terlebih dahulu kemudian dibuang daun

    terluarnya, diiris tipis, lalu direbus dalam air mendidih dengan

    penambahan sedikit garam. Glikosida sianogenik yang terkandung

    pada bambu segar dapat terdekomposisi dengan cepat pada proses

    perebusan hingga suhu didih. Telah diketahui bahwa perebusan pucuk

    bambu pada suhu 98C selama 20 menit dapat menghilangkan hampir

    70% sianida yang terkandung, sedangkan perebusan pada suhu yang

    lebih tinggi serta jangka waktu yang lebih lama dapat menghilangkan

    sianida lebih dari 96%. Kadar sianida yang tinggi dapat dihilangkan

    dengan proses pemasakan selama 2 jam. Semakin banyak sianida yang

    hilang akan semakin baikDampak/ bahaya asam sianida bagi tubuh

    HCN adalah suatu racun kuat yang menyebabkan asfiksia. Asam

    ini akan mengganggu oksidasi (pengakutan O2) ke jaringan dengan

    jalan mengikat enzym sitokrom oksidasi. Oleh karena adanya ikatan

    ini, O2 tidak dapat digunakan oleh jaringan sehingga organ yang

    sensitif terhadap kekurangan O2 akan sangat menderita terutama

  • 7/22/2019 Laboratorium Analisis Bahan Pangan (Fix)

    16/27

    Politeknik Negeri Ujung Pandang

    D3 Teknik Kimia

    jaringan otak. Akibatnya akan terlihat pada permukaan suatu tingkat

    stimulasi daripada susunan saraf pusat yang disusul oleh tingkat

    depresi dan akhirnya timbul kejang oleh hypoxia dan kematian oleh

    kegagalan pernafasan. Kadang-kadang dapat timbul detak jantung

    yang ireguler. Gejala Biasanya gejala akan timbul beberapa jam

    setelah makan singkong.

    1. Gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah dan diare.

    2. Sesak nafas dan cyanosis.

    3. Perasaan pusing, lemah, kesadaran menurun dari apatis sampai

    koma.

    4. Renjatan.

    Diagnosa keracunan singkong ditegakkan berdasarkan gejala-

    gejala klinik dan anamnese makanan, ditopang oleh data laboratorik

    hasil pemeriksaan contoh muntahan dan bahan makanan yang tersisa.

    3. Cara Mengurangi Asam Sianida Pada Bahan PanganDiketahui bahwa dengan merendam singkong terlebih dahulu di dalam

    air dalam jangka waktu tertentu, kadar asam cyanida (HCN) dalam

    singkong akan berkurang oleh karena HCN akan larut dalam air. namun

    untuk menghindarkan diri dari keracunan setidaknya perebusan dilakukan

    minimal selama 8-10 menit

    D. PROSEDUR KERJA Daun ubi kayu dan umbi kayu di cincang kecil-kecil kemudian di gerus di

    lumpang.

    kemudian di timbang di neraca analitik 10-15 gram di simpan diErlenmeyer menambahkan 100 ml air lalu di tutup.

    melakukan maserasi (perendaman) selama waktu 2 jam namun di lakukanpengcokan selama 8 kali.

    di bilas dengan aquadest sebanyak 100 ml.

  • 7/22/2019 Laboratorium Analisis Bahan Pangan (Fix)

    17/27

    Politeknik Negeri Ujung Pandang

    D3 Teknik Kimia

    memindahkan ke labu destilasi (500 ml), melakukan destilasi. mengisi penampung dengan 20 ml AgNO3 0,02 N di tambah dengan

    Asam Nitrat (HNO3) pekat 1 ml .

    setelah isi yang ada di labu destilasi habis di hentikan proses destilasihasil dari penampung di titrasi dengan kalium tiosianat dengan indikator

    ferri.

    E. DATA PENGAMATANtabel 1.2 data pengamatan analisa asam sianida

    SAMPEL BERAT (GRAM) VOLUME TITRASI(ML)

    Daging umbi 1 15,0581 1,2

    Daging umbi 2 15,2228 1,3

    Daun singkong 1 10,0429 2,25

    Daun singkong 2 10,0467 2,15

    F. PERHITUNGAN1 ml AgNO3= 0,54 mg HCN.

    ()

    1. Daging umbi (1)Berat HCN =

    ( )

    = 0, 1584 mg

  • 7/22/2019 Laboratorium Analisis Bahan Pangan (Fix)

    18/27

    Politeknik Negeri Ujung Pandang

    D3 Teknik Kimia

    2. Daging umbi (2)Berat HCN =

    ( )

    =

    = 0,1536 mg

    Berat rata- rata HCN pada daging umbi singkong :

    = 0.156 mg

    3. Daun singkong 1 ()

    = 0.108 mg

    4. Daun singkong 2 ()

    = 0.1128 mg

    Berat rata- rata HCN pada daun singkong

    = 0.1104 mg

  • 7/22/2019 Laboratorium Analisis Bahan Pangan (Fix)

    19/27

    Politeknik Negeri Ujung Pandang

    D3 Teknik Kimia

    G. PEMBAHASANDalam percobaan ini kami menggunakan daun umbi kayu dan umbi

    singkong untuk dianalisa berapa banyak asam sianida (HCN) yang terkandung

    didalamnya. Pada percobaan di lakukan maserasi ( perendaman ) agar sianida

    mudah dianalisa dan dilakukan destilasi sederhana. Jika terdapat endapan

    maka penampugan harus di saring . Di gunakan penampung dengan AgNO3

    dan HNO3. Sampel yang telah ada dipenampungan dititrasi dengan

    menggunakan kalium tiosianat dengan indicator ferri. Banyaknya volume

    peniter yang keluar saat titrasi dihitung dengan rumus untuk mencari berat

    asam sianida.

    Asam sianida biasanya secara alami terdapat pada sayur-sayuran dan

    buah buahan, namu dalam jumlah yang banyak bisa membahayakan bagi

    manusia. Pada percobaan kami di dapatkan rata-rata asam sianida pada umbi

    singkong 0,156 mg dan daun singkong di dapatkan 0,1104 mg. dapat di lihat

    dari jumlah asam sianida yang terdapat di dalam umbi singkong ternyata

    menganidung sinida yang sedikit di bandingkan dengan asam sianida yang

    terdapat pada daun singkong. Karena banyakanya asam sianida pada daun

    singkong perlunya kita mengurangi HCN tersebut dengan cara mencuci

    terlebih dahulu daun singkong jika ingin di konsumsi atau merebusnya sampai

    asam sianida keluar, hal ini dapat mengurangi asam sianida yang terdapat pada

    daun. Dan juga perlunya untuk tidak sering mengkonsumsi bahan makanan

    yang mengandung banyak asam sianida

  • 7/22/2019 Laboratorium Analisis Bahan Pangan (Fix)

    20/27

    Politeknik Negeri Ujung Pandang

    D3 Teknik Kimia

    H. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan :

    a. Gejala yang timbul akibat mengkonsumsi singkong yaitu gangguansaluran pencernaan seperti mual, muntah dan diare, sesak nafas dan

    cyanosis, perasaan pusing, lemah, kesadaran menurun dari apatis

    sampai koma, renjatan.

    b. Asam sianida banyak terdapat pada daun singkong sebanyak 0,1104 Saran :

    Sebaiknya jangan sering mengkonsumsi bahan makanan yang

    mengandung banyak asam sianida karena bersifat racun dan

    menimbulkan berbagai macam penyakit. Jika ingin mengkonsumsi bahan

    makanan yang mengandung asam sianida sebaiknya di cuci bersih, atau di

    masak sehingga dapat mengurangi asam sianida .

  • 7/22/2019 Laboratorium Analisis Bahan Pangan (Fix)

    21/27

    Politeknik Negeri Ujung Pandang

    D3 Teknik Kimia

    PERCOBAAN III

    PENENTUAN GULA PEREDUKSI

    A. TUJUAN Untuk mengetahui cara kerja dalam menentukan gula pereduksi Untuk menentukan banyaknya gula pereduksi yng terdapat pada sampel

    minuman

    B. ALAT DAN BAHAN Alat alat yang digunakan

    1. Pipet volume2. Pipet ukur3. Labu takar4. Erlenmeyer5. Refluks6. buret

    Bahan yang digunakan1. Teh gelas2. Coca cola3. Susu ultra4. Susu kaleng5. Aquadest

    C. DASAR TEORI1. Pengertian

    Gula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat

    mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya adalahglukosa

    dan fruktosa.[1] Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang

    mengandung gugus aldehida atau keto bebas. Semua monosakarida

    (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa,maltosa), kecuali

    http://id.wikipedia.org/wiki/Karbohidrathttp://id.wikipedia.org/wiki/Glukosahttp://id.wikipedia.org/wiki/Fruktosahttp://d/KUMPULAN%20TUGAS/semester%205/landasan%20teori%20gula%20pereduksi/gula%20pereduksi%203.htm%23cite_note-Lehninger-1http://d/KUMPULAN%20TUGAS/semester%205/landasan%20teori%20gula%20pereduksi/gula%20pereduksi%203.htm%23cite_note-Lehninger-1http://d/KUMPULAN%20TUGAS/semester%205/landasan%20teori%20gula%20pereduksi/gula%20pereduksi%203.htm%23cite_note-Lehninger-1http://id.wikipedia.org/wiki/Aldehidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ketonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Monosakaridahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Galaktosa&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Disakarida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Laktosahttp://id.wikipedia.org/wiki/Maltosahttp://id.wikipedia.org/wiki/Maltosahttp://id.wikipedia.org/wiki/Laktosahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Disakarida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Galaktosa&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Monosakaridahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ketonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Aldehidahttp://d/KUMPULAN%20TUGAS/semester%205/landasan%20teori%20gula%20pereduksi/gula%20pereduksi%203.htm%23cite_note-Lehninger-1http://id.wikipedia.org/wiki/Fruktosahttp://id.wikipedia.org/wiki/Glukosahttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbohidrat
  • 7/22/2019 Laboratorium Analisis Bahan Pangan (Fix)

    22/27

    Politeknik Negeri Ujung Pandang

    D3 Teknik Kimia

    sukrosa dan pati (polisakarida), termasuk sebagai gula pereduksi.[1]

    Umumnya gula pereduksi yang dihasilkan berhubungan erat dengan

    aktivitasenzim,yaitu semakin tinggi aktivitas enzim maka semakin tinggi

    pula gula pereduksi yang dihasilkan.[1] Jumlah gula pereduksi yang

    dihasilkan selama reaksi diukur dengan menggunakan pereaksi asam

    dinitro salisilat/dinitrosalycilic acid (DNS) pada panjang gelombang 540

    nm.[1] Semakin tinggi nilai absorbansi yang dihasilkan, semakin banyak

    pula gula pereduksi yang terkandung.

    Struktur glukosa

    Struktur fruktosa

    Fruktosa merupakan gula ketoheksosa yang rasanya paling manis apabila

    dibandingkan dengan jenis gula lainnya. Glukosa merupakan gula yangtidak terlalu manis dibandingkan dengan fruktosa maupun sukrosa namun

    rasanya lebih manis apabila dibandingkan dengan maltose. Glukosa

    merupakan gula aldoheksosa yang memiliki nama umum sebagai gula

    anggur dan banyak terdapat dalam darah sehingga sering disebut juga

    dengan gula darah. Glukosa dapat dimanfaatkan sebagai pemanis bagi

    orang yang sedang melakukan program diet.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Sukrosahttp://id.wikipedia.org/wiki/Patihttp://id.wikipedia.org/wiki/Polisakaridahttp://d/KUMPULAN%20TUGAS/semester%205/landasan%20teori%20gula%20pereduksi/gula%20pereduksi%203.htm%23cite_note-Lehninger-1http://d/KUMPULAN%20TUGAS/semester%205/landasan%20teori%20gula%20pereduksi/gula%20pereduksi%203.htm%23cite_note-Lehninger-1http://d/KUMPULAN%20TUGAS/semester%205/landasan%20teori%20gula%20pereduksi/gula%20pereduksi%203.htm%23cite_note-Lehninger-1http://id.wikipedia.org/wiki/Enzimhttp://d/KUMPULAN%20TUGAS/semester%205/landasan%20teori%20gula%20pereduksi/gula%20pereduksi%203.htm%23cite_note-Lehninger-1http://d/KUMPULAN%20TUGAS/semester%205/landasan%20teori%20gula%20pereduksi/gula%20pereduksi%203.htm%23cite_note-Lehninger-1http://d/KUMPULAN%20TUGAS/semester%205/landasan%20teori%20gula%20pereduksi/gula%20pereduksi%203.htm%23cite_note-Lehninger-1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asam_dinitro_salisilat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asam_dinitro_salisilat&action=edit&redlink=1http://d/KUMPULAN%20TUGAS/semester%205/landasan%20teori%20gula%20pereduksi/gula%20pereduksi%203.htm%23cite_note-Lehninger-1http://d/KUMPULAN%20TUGAS/semester%205/landasan%20teori%20gula%20pereduksi/gula%20pereduksi%203.htm%23cite_note-Lehninger-1http://d/KUMPULAN%20TUGAS/semester%205/landasan%20teori%20gula%20pereduksi/gula%20pereduksi%203.htm%23cite_note-Lehninger-1http://d/KUMPULAN%20TUGAS/semester%205/landasan%20teori%20gula%20pereduksi/gula%20pereduksi%203.htm%23cite_note-Lehninger-1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asam_dinitro_salisilat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asam_dinitro_salisilat&action=edit&redlink=1http://d/KUMPULAN%20TUGAS/semester%205/landasan%20teori%20gula%20pereduksi/gula%20pereduksi%203.htm%23cite_note-Lehninger-1http://id.wikipedia.org/wiki/Enzimhttp://d/KUMPULAN%20TUGAS/semester%205/landasan%20teori%20gula%20pereduksi/gula%20pereduksi%203.htm%23cite_note-Lehninger-1http://id.wikipedia.org/wiki/Polisakaridahttp://id.wikipedia.org/wiki/Patihttp://id.wikipedia.org/wiki/Sukrosa
  • 7/22/2019 Laboratorium Analisis Bahan Pangan (Fix)

    23/27

    Politeknik Negeri Ujung Pandang

    D3 Teknik Kimia

    D. CARA KERJA Memipet 25 mL sampel kedalam gelas ukur 100 mL. Memipet 25 mL sampel, 25 mL lufff School, dan 25 mL aquadest kedalam

    Erlenmeyer

    Refluks selama 10 menit kemudian dinginkan dengan cepat Menambahkan 25 mL H2SO4 25%, 15 mL KI 20%, dan indicator kanji. -

    Menitar dengan larutan Na2S2O3 0.1 N hingga berubah warna putih susu.

    Lakukan titrasi blanko

    E. DATA PENGAMATANTabel 1.3 data pengamatan penentuan gula pereduksi

    SAMPEL VOLUME TITAR (ML)

    The poci 44,1

    Coca-cola 35,4

    Susu ultra 34,7

    Susu kaleng 33,7

    Blanko 49,8

    F. PERHITUNGANvolume N2S2O3

    ( )

    Teh :volume ( )

    =( )

    = 5,529 ml

    bobot glukosa = 12,2 mg + (0,529x2,5)mg

    =12,2mg + 1,3225mg

  • 7/22/2019 Laboratorium Analisis Bahan Pangan (Fix)

    24/27

    Politeknik Negeri Ujung Pandang

    D3 Teknik Kimia

    =13,5225 mg

    %glukosa=

    %

    =0.217316 %

    Coca-colaVolume N2S2O3 =

    ( )

    =( )

    = 13.968 ml

    bobot glukosa = 33.0 mg + (0,968x2,7)mg

    =33.0mg + 2.6136

    =35.6136 mg

    % glukosa =

    %=0.5698176 %

    Susu ultraVolume N2S2O3 =

    ( )

    =( )

    = 14.647 ml

    bobot glukosa = 35.7 mg + (0,647x2,8)mg

    =35.7 mg + 1,8116mg

    =37.5166 mg

    %glukosa =

    %

  • 7/22/2019 Laboratorium Analisis Bahan Pangan (Fix)

    25/27

    Politeknik Negeri Ujung Pandang

    D3 Teknik Kimia

    =0.6001856 %

    Susu kaleng (kental manis)Volume N2S2O3 =

    ( )

    =( )

    = 15,617 ml

    bobot glukosa = 38.5 mg + (0,617x2,8)mg

    =38.5 mg + 1,7276mg

    =40.2276 mg

    %glukosa =

    %=0.6436416%

    G. PEMBAHASANPada praktikum kali ini, dilakukan penentuan kadar gula pereduksi dan

    gula total pada suatu bahan pangan dengan menggunakan metode Luff

    Schoorl. Metode Luff Schrool merupakan salah satu metode yang dapat

    digunakan untuk menentukan kadar karbohidrat secara kimiawi. Pada proses

    ini, akan terjadi reduksi terhadap kupri oksida menjadi kupro oksida

    dikarenakan adanya gula reduksi berupa glukosa ( aldosa ) dan fruktosa (

    keton). Gula pereduksi memiliki gugus aldehid dan OH laktol dimana OH

    laktol adalah OH yang terikat pada atom C pertama. Atom C tersebutlah yang

    menentukan bahwa karbohidrat tersebut merupakan gula pereduksi atau

    bukan. Pada uji benedict, gula yang termasuk kedalam gula pereduksi akan

    menghasilkan endapan berwarna merah bata ( Cu2O). pada percobaan yang

    kami lakukan menggunkan sampel teh, coca-cola, susu ultra, dan susu

    kaleng(susu kental manis). Sampel yang di pipet masing-masing 25 ml

    dengan pengenceran satu kali (pengenceran 100/25 = 4). Persen glukosa di

    dapatkan dengan mencari volume N2S2O3 lalu mencari bobot glukosa dari

  • 7/22/2019 Laboratorium Analisis Bahan Pangan (Fix)

    26/27

    Politeknik Negeri Ujung Pandang

    D3 Teknik Kimia

    tabrel invers glukosa. Jika telah di dapatkan di masukan ke dalam rumus untuk

    di tentukan % glukosanya. Di daptkan dari perhitungan yaitu teh 0.217316

    %,coca-cola 0.5698176 %,susu ultra 0.6001856 %,susu kaleng 0.6436416

    .dapat di lihat dari persen glukosa di dapatkan bahwa susu kaleng kental manis

    memiliki kandungan glukosa yang tinggi, di bandingkan dengan sampel yang

    lain. Lalu susu ultra. Di lihat dari hasil bahwa susu memiliki kandungan

    glukosa yang tinggi

    H. KESIMPULAN DAN SARAN kesimpulan :

    1. Susu kaleng memiliki persen glukosa yang tinggi yaitu 0,64 %dibandingkan dengan sampel yang lain.

    2. Gula pereduksi dapat di tentukan dengan menggunakan metodeluffschrool dengan tabel glukosa,.

    Saran :Sebaiknya jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau minuman

    yang banyak mengandung glukosa karena berdampak buruk bagi

    kesehatan

  • 7/22/2019 Laboratorium Analisis Bahan Pangan (Fix)

    27/27

    Politeknik Negeri Ujung Pandang

    D3 Teknik Kimia

    DAFTAR PUSTAKA

    File praktikum lab.analisis bahan pangan 2012. Penetuan bilangan

    peroksida.jurusan teknik kimia politeknik negeri ujung pandang.

    http://see-around-theworld.blogspot.com/2011/11/laporan-praktikum-penentuan-

    kadar-gula.html

    http://id.wikipedia.org/wiki/Gula_pereduksi

    http://hifdziua.wordpress.com/tag/hcn/

    Selashelvia.2012.gulareduksimetodeluffscroorl.Online(http://shelashelvia.blogspo

    t.com/2012/09/gula-reduksi-metode-luff-schoorl.html

    Sistin,2013.PenentuanAngkaPeroksidaPadaMinyak Goreng.online(http//blog

    chemistry_penentuan_angka_peroksida).di akses 10 desember 2013.

    suryanieti,2010.laporanpraktikumbiokimia.online(http://suryanieti.blogspot.com/2

    010/11/laporan-praktikum-biokimia.html.di akses 16 desember 2013.

    http://see-around-theworld.blogspot.com/2011/11/laporan-praktikum-penentuan-kadar-gula.htmlhttp://see-around-theworld.blogspot.com/2011/11/laporan-praktikum-penentuan-kadar-gula.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gula_pereduksihttp://hifdziua.wordpress.com/tag/hcn/http://shelashelvia.blogspot.com/2012/09/gula-reduksi-metode-luff-schoorl.htmlhttp://shelashelvia.blogspot.com/2012/09/gula-reduksi-metode-luff-schoorl.htmlhttp://suryanieti.blogspot.com/2010/11/laporan-praktikum-biokimia.htmlhttp://suryanieti.blogspot.com/2010/11/laporan-praktikum-biokimia.htmlhttp://suryanieti.blogspot.com/2010/11/laporan-praktikum-biokimia.htmlhttp://suryanieti.blogspot.com/2010/11/laporan-praktikum-biokimia.htmlhttp://shelashelvia.blogspot.com/2012/09/gula-reduksi-metode-luff-schoorl.htmlhttp://shelashelvia.blogspot.com/2012/09/gula-reduksi-metode-luff-schoorl.htmlhttp://hifdziua.wordpress.com/tag/hcn/http://id.wikipedia.org/wiki/Gula_pereduksihttp://see-around-theworld.blogspot.com/2011/11/laporan-praktikum-penentuan-kadar-gula.htmlhttp://see-around-theworld.blogspot.com/2011/11/laporan-praktikum-penentuan-kadar-gula.html