lapkas arief

Upload: arief-al-habsyi

Post on 25-Feb-2018

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Lapkas arief

    1/29

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Efusi pleura merupakan akumulasi cairan abnormal pada rongga

    pleura.Hal ini dapat disebabkan oleh peningkatan produksi cairan ataupun

    berkurangnya absorbsi.Efusi pleura merupakan manifestasi penyakit pada pleura

    yang paling sering dengan etiologi yang bermacam-macam mulai dari

    kardiopulmoner, inflamasi, hingga keganasan yang harus segera dievaluasi dan

    diterapi.(1)Efusi pleura biasa terjadi sebagai komplikasi dari berbagai penyakit

    yang mengindikasikan baha terdapat suatu penyakit yang mendasarinya.(!,")

    Efusi pleura paling sering menyebabkan gangguan pada paru manusia

    melalui kompresi jaringan. #ompresi yang terjadi pada jaringan paru dapat

    menimbulkan gangguan pernapasan akibat kemampuan paru untuk mengembang

    dan mengempis terhambat yang menyebabkan paru menjadi kolaps sehingga

    oksigen sulit untuk masuk ke dalam paru-paru.(",$)

    %ingkat kejadian efusi pleura mencapai "!& per 1&&.&&& penduduk di

    negara-negara industri dan penyebaran etiologi berhubungan dengan prevalensi

    penyakit yang mendasarinya..(') i merika *erikat, 1,' juta kasus efusi pleura

    terjadi tiap tahunnya. *ementara pada populasi umum secara internasional,

    diperkirakan tiap 1 juta orang, "&&& orang terdiagnosa efusi pleura.($)+enelitian

    yang dilakukan di umah *akit +ersahabatan, akarta pada tahun !&&

    melaporkan baha dari !! kasus efusi pleura, efusi pleura keganasan merupakan

    penyebab utama yang diikuti oleh penyakit infeksi tuberkulosis, empiema toraks,

    dan kelainan ekstra pulmoner.(/)Efusi pleura keganasan sering terjadi pada kasus

    kanker dan merupakan salah satu faktor penyulit pada penatalaksanaan kanker

    paru. %ingkat kejadian efusi pleura keganasan didunia mencapai 0' dan secara

    umum di 2ndonesia kasus efusi pleura kebanyakan disebabkan oleh keganasan

    mencapai $!.3 .(0,3)

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    1

  • 7/25/2019 Lapkas arief

    2/29

    2

    2.1 Definisi

    +leura merupakan membran serosa yang melingkupi parenkim paru,

    mediastinum, diafragma serta tulang iga. +leura adalah suatu membran serosa

    yang tersusun dari lapisan sel embriogenik yang berasal dari jaringan selom

    intraembrional dan bersifat memungkinkan organ yang diliputinya mampu

    berkembang, mengalami retraksi atau deformasi sesuai dengan proses

    perkembangan anatomis dan fisiologis suatu organisme. Efusi pleura adalah

    penimbunan cairan pada rongga pleura atau merupakan suatu keadaan terdapatnya

    cairan pleura dalam jumlah yang berlebihan di dalam rongga pleura, yang

    disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran cairan

    pleura. alam konteks ini perlu di ingat baha pada orang normal rongga pleura

    ini juga selalu ada cairannya yang berfungsi untuk mencegah melekatnya pleura

    viseralis dengan pleura parietalis, sehingga dengan demikian gerakan paru

    (mengembang dan mengecil) dapat berjalan dengan mulus. alam keadaan

    normal, jumlah cairan dalam rongga pleura sekitar 1&-!& ml.4airan pleura

    komposisinya sama dengan cairan plasma, kecuali pada cairan pleura mempunyai

    kadar protein lebih rendah yaitu 5 1,' gr6dl.(,1&)

    Efusi pleura ganas didefinisikan sebagai efusi yang terjadi berhubungan

    dengan keganasan yang dibuktikan dengan penemuan sel ganas pada pemeriksaan

    sitologi cairan pleura atau biopsi pleura. ari sejumlah pasien kanker yang

    disertai efusi pleura, meskipun telahdiduga kuat baha efusi yang muncul

    disebabkan oleh proses keganasan namun belum dapat ditemukan sel ganas

    pada cairan pleura atau pada jaringan pleura tersebut maka efusi pleura disebut

    sebagai efusi yang berhubungan dengan kanker atau disebut sebagai efusi pleura

    paramalignan, dimana tidak terdapat keterlibatan langsung pleura dengan

    tumor, sementara penyebab terjadinya efusi pleura tersebut belum dapat

    diketahui. #enyataannya sel ganas tidak dapat ditemukan pada sekitar !' kasus

    efusi pleura yang berhubungan dengan penyakit keganasan. epartemen

    +ulmonologi dan 2lmu #edokteran espirasi 7#82 dan +erhimpunan okter +aru

    2ndonesia (++2) memasukkannya sebagai E+9. +ada beberapa kasus, diagnosis

    E+9 didasarkan pada sifat keganasan secara klinis, yaitu cairan eksudat yang

  • 7/25/2019 Lapkas arief

    3/29

    3

    serohemoragik6 hemoragik, berulang, masif, tidak respons terhadap antiinfeksi

    atau sangat produktif meskipun telah dilakukan torakosentesis untuk mengurangi

    volume cairan intrapleura(11,1!)

    2.2 Epidemiologi

    i merika *erikat, 1,' juta kasus efusi pleura terjadi tiap tahunnya.

    *ementara pada populasi umum secara internasional, diperkirakan tiap 1 juta

    orang, "&&& orang terdiagnosa efusi pleura.1

    *ecara keseluruhan, insidensi efusi

    pleura sama antara pria dan anita. :amun terdapat perbedaan pada kasus-kasus

    tertentu dimana penyakit dasarnya dipengaruhi oleh jenis kelamin. ;isalnya,

    hampir dua pertiga kasus efusi pleura maligna terjadi pada anita. alam hal ini

    efusi pleura maligna paling sering disebabkan oleh kanker payudara dan

    keganasan ginekologi. *ama halnya dengan efusi pleura yang berhubungan

    dengan sistemic lupus erytematosus, dimana hal ini lebih sering dijumpai pada

    anita. i merika *erikat, efusi pleura yang berhubungan dengan mesotelioma

    maligna lebih tinggi pada pria. Hal ini mungkin disebabkan oleh tingginya

    paparan terhadap asbestos.(1") ;eskipun belum ada penelitian epidemilogi untuk

    E+9 tetapi insidensinya dapat diestimasi berdasarkan data-data yang ada yaitu

    sekitar 1' dari seluruh penyakit keganasan. Efusi pleura ganas dapat disebabkan

    oleh hampir semua jenis keganasan, hampir sepertiga kasus E+9 disebabkan oleh

    kanker paru.(1$) +engamatan selama " tahun terhadap kasus efusi pleura di *

    persahabatan pada tahun 1$-10 didapatkan E+9 1!& dari !! ('!,$) kasus

    efusi pleura.(1')

    2.3 Paofisiologi dan Paogenesis

    ongga pleura dalam keadaan normal mengandung cairan dengan kadar

    protein rendah (51,'g6dl) yang dibentuk oleh pleura viseral dan parietal. 4airan

    kemudian diserap oleh pleura parietal melalui pembuluh limfe dan pleura viseral

    melalui pembuluh darah mikro. +roduksinya sekitar &,&1 ml6kg

  • 7/25/2019 Lapkas arief

    4/29

    4

    jumlah pembentukan dan pengeluaran seimbang sehingga volume dalam rongga

    pleura tetap. 4airan pleura berfungsi sebagai pelicin agar paru dapat bergerak

    dengan leluasa saat bernapas. +atofisiologi E+; belum jelas benar tetapi

    berkembang beberapa hipotesis untuk menjelaskan mekanisme E+; itu.

    kumulasi efusi di rongga pleura terjadi akibat peningkatan permeabilitas

    pembuluh darah karena reaksi inflamasi yang ditimbulkan oleh infiltrasi sel

    kanker pada pleura parietal dan6 atau viseral. ;ekanisme lain yang mungkin

    adalah invasi langsung tumor yang berdekatan dengan pleura, obstruksi pada

    kelenjar limfe, penyebaran hematogen atau tumor primer pleura (mesotelioma).

    9angguan penyerapan cairan oleh pembuluh limfe pada pleura parietal akibat

    deposit sel kanker itu menjadi penyebab akumulasi cairan di rongga pleura. %eori

    lain menyebutkan terjadi peningkatan permeabilitas yang disebabkan oleh

    gangguan fungsi beberapa sitokin antara lain tumor necrosing factor- (TNF-),

    tumor growth factor- (TGF-) dan vascular enothelial growth factor (!"GF).

    +enulis lain mengaitkan E+; dengan gangguan metabolisme, menyebabkan

    hipoproteinemia dan penurunan tekanan osmotik yang memudahkan perembesan

    cairan ke rongga pleura.(1',1/)

    Efusi pleura maligna (E+;) dipastikan dengan adanya sel-sel kanker pada

    ruang pleura. E+; metastatik berasal dari penyebaran langsung sel-sel ganas dari

    tempat sekitar (seperti pada keganasan paru, payudara, dan dinding dada), invasi

    dari vaskularisasi paru dengan embolisasi dari sel-sel tumor ke pleura viseralis,

    atau metastasis jauh hematogen dari tumor ke pleura parietalis.

  • 7/25/2019 Lapkas arief

    5/29

    5

    +asien dengan kanker juga dapat menyebabkan terjadinya efusi pleura

    sebagai efek tidak langsung dari kanker, alaupun tanpa ditemukannya sel-sel

    kanker pada ruangan pleura. Efusi jenis ini dikenal dengan nama efusi

    paraneoplastik atau paramaligna, yang dapat terjadi dari infiltrasi tumor kelenjar

    getah bening mediastinum, emboli paru, sindrom vena cava superior, atau

    penurunan tekanan onkotik.(!&)

    2.! Diagnosis

    iagnosis E+; dengan mudah dan cepat dapat ditegakkan hanya dengan

    prosedur diagnosa dan alat bantu diagnostik yang sederhana, misalnya

    berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, foto toraks dan torakosentesis saja.

    +erhimpunan okter +aru 2ndonesia dalam alur diagnosa dan penatalaksanaannya

    menuliskan langkah aal yang paling penting untuk diagnosis E+; adalah

    memastikan apakah cairan bersifat eksudat dan6atau menemukan tumor primer di

    paru atau organ lain. *elain itu disingkirkan juga penyebab lain misalnyapleuritis

    akibat infeksi bakteri atau penyakit nonkeganasan lain. (!&,!1)

    +asien dengan E+; memberikan riayat keluhan dan pemeriksaan yang

    tidak spesifik dan memerlukan analisis sitopatologi cairan pleura atau jaringan

    pleura untuk menegakkan diagnosis. #eluhan pasien dengan E+; biasanya

    dengan sesak nafas, batuk, dan penurunan toleransi fisik terhadap latihan, atau

    dapat juga asimtomatik, yang diketahui berdasarkan pemeriksaan imaging.

  • 7/25/2019 Lapkas arief

    6/29

    6

    +emeriksaan radiologis dengan foto dada standar dapat mendeteksi efusi

    pleura dengan volume minimal '& cc pada pandangan lateral, tetapi pemeriksaan

    ini hanya bersifat sugestif untuk diagnosis E+;. Efusi pleura yang massif

    meningkatkan kemungkinan terbentuknya meniscus sign dengan cairan yang

    terlihat memanjat pada dinding dada lateral, pergeseran mediastinum ke sisi

    kontralateral, dan inverse dari diafragma. %anda radiografi dari suatu E+;

    termasuk penebalan pleura terlobulasi yang sirkumferensial, penuhnya iga

    (crowe ri$s), dan peninggian hemidiafragma atau pergeseran mediastinu

    ipsilateral konsisten dengan atelektasis karena obstruksi oleh tumor.(!1)

    +emeriksaan ultrasonografi dada belakangan ini makin luas penggunaannya

    untuk mengevaluasi pasien - pasien dengan efusi pleura karena kemampuannya

    untuk mendeteksi cairan dengan volume yang sedikit (' cc), mengidentifikasi

    gambaran sugestif dari E+;, dan menuntun thoracentesis dan pemasangan kateter

    thoraks. %emuan sugestif E+; antara lain densitas pleural solid, penebalan pleura

    yang hypoechoic dengan batas yang ireguler atau tidak jelas, invasi massa

    pleural-$aseke jaringan sekitar, serta pola melingkar dalam cairan pleura yang

    menunjukkan debris seluler.(!1,!!)

    %ontrast-enhance chest compute tomography6 4% dada dengan kontras

    memberikan informasi imaging yang paling bermanfaat untuk mengevaluasi

    pasien dengan kecurigaan E+;. Hasil pencitraan di sini akan dapat melihat

    sampai ke abdomen atas (untuk metastasis adrenal dan hepar). *elain itu, tumor

    primer yang tersembunyi dapat diidentifikasi seperti pada kanker payudara,

    kanker paru, thymoma (tumor mediatinum), atau konsolidasi pada rongga

    (limfoma). %emuan 4% dada yang mengarah pada diagnosis E+; antara lain

    penebalan pleura sirkumferensial, penebalan pleura nodular, penebalan pleura

    parietal yang lebih dari 1 cm, dan keterlibatan pleura mediastinal atau bukti

    adanya tumor primer. *emua temuan sugestif tersebut memiliki sensitivitas antara

    33 sampai 1&& dengan spesifisitas !! hingga '/.(!")

    +emeriksaan penunjang lain yang tidak kalah pentingnya dalam

    menegakkan diagnosis E+; adalah analisis cairan pleura serta pemeriksaan

    sitologi dan biopsi jaringan.

  • 7/25/2019 Lapkas arief

    7/29

    7

    memberikan petunjuk untuk diagnosis E+; dan penting untuk menentukan jenis

    pemeriksaan diagnostik selanjutnya. *eperti misalnya, efusi eksudatif memiliki

    kemungkinan yang lebih tinggi mengalami keganasan daripada transudat, tetapi

    temuan ini sifatnya nonspesifik karena banyaknya penyebab inflamasi dari efusi

    pleura eksudatif. *elain itu sekitar " - 1& E+; dikatakan merupakan efusi

    pleura yang bersifat transudat. Hal ini terjadi karena beberapa sebab, seperti tidak

    baiknya prosedur pemeriksaan cairan efusi atau karena kondisi komorbid yang

    berhubungan dengan transudat, seperti hipoalbuminamia, sirosis dengan ascites,

    atau gagal jantung kongestif. Efusi pleura secara umum dikategorikan sebagai

    transudat dan eksudat dengan kriteria &ight. ;enurut kriteria ini, cairan efusi

    pleura dikategorikan eksudat apabila ditemukan satu dari tiga kriteria (rasio >H

    cairan pleura6serum ? &,/@ rasio protein cairan pleura6 serum ? &,'@ atau >H

    cairan pleura ? dua per tiga batas atas normal >H serum).

  • 7/25/2019 Lapkas arief

    8/29

    8

    melihat tanda keganasan (mukosa infiltratif atau tumor primer) pada lumen

    bronkus atau penekanan dinding bronkus oleh massa sentral di rongga toraks. (!&)

    2." Penaala#sanaan

    +enatalaksanaan efusi pleura ganas harus segera dilakukan sebagai terapi

    paliatif setelah diagnosis dapat ditegakkan. %ujuan utama penatalaksanaan segera

    ini adalah untuk mengatasi keluhan akibat volume cairan dan meningkatkan

    kualitas hidup pasien. %orakosentesis terapeutik, pleurodesis, drainase yang

    dengan kateter inwelling jangka panjang, serta pembuatan shunt

    pleuroperitoneal. (!!)

  • 7/25/2019 Lapkas arief

    9/29

    9

    9ambar 1. +enatalaksanaan Efusi +leura ;aligna (!1)

    1. To$a#osenesis e$ape%i#

    al manajemen untuk E+; yang simtomatik adalah torakosentesis

    terapeutik. engan pendekatan ini akan dapat dinilai respon sesak nafas terhadap

    pengeluaran cairan. Aalaupun keluhan dapat membaik setelah torakosentesis,

    sekitar 3 - 1&& pasien dengan E+; akan mengalami reakumulasi cairan dan

    sesak nafas yang berulang dalam "& hari. pabila setelah dilakukan torakosentesis

    volume besar sesak nafas tidak membaik, maka diperlukan evaluasi untuk mencari

    penyebab lain seperti emboli mikrotumor, kanker limfangitik, atau efek dari

    kemoterapi atau radioterapi. (!&,!1)

    %orakosentesis berulang dengan anestesi topikal dapat dilakukan pada

    pasien E+;. ;etode ini juga akan meningkatkan resiko pneumothoraks, efusi

    terlokulasi, dan empyema. %ehnik torakosentesis dengan guiing ultrasoun

    dikatakan lebih aman dan mengurangi resiko pneumothoraks. Bolume cairan yang

    dikeluarkan berkisar antara 1 sampai 1,' liter. +engeluaran cairan yang lebih

    banyak akan berakibat terjadinya oedem paru re-ekspansi, apalagi bila

    sebelumnya sudah terdapat obstruksi endobronchial.(!&)

  • 7/25/2019 Lapkas arief

    10/29

    10

    terapi untuk pasien denganperformance status yang buruk atau dengan penyakit

    tahap lanjut, dan dengan harapan hidup yang sangat pendek.(!1)

    2. Ple%$odesis

    +leurodesis adalah penyatuan pleura viseralis dan parietalis baik secara

    kimiai, mineral ataupun mekanik, secara permanen untuk mencegah akumulasi

    cairan maupun udara dalam rongga pleura. (!!)

    *ecara umum, tujuan dilakukannya pleurodesis adalah untuk mencegah

    berulangnya efusi pleura (terutama bila terjadi dengan cepat), toraosintesis, atau

    pemasangan selang dada berikutnya serta menghindari morbiditas yang berkaitan

    dengan efusi pleura atau pneumotoraks berulang (trappe lung, ateletasis,

    pneumonia, insuffisiensi respirasi, tension pneumothora). +emilihan teknik yang

    tepat, agen sklerosis, kriteria pemilihan pasien merupakan hal yang sering

    diperdebatkan serta menentukan keberhasilan tindakan pleurodesis. (!")

    %eknik pleurodesis diklasifikasikan menjadi ! aspek, yaitu C(!1)

    a. spek ;ekanis

    8ntuk menghasilkan perlekatan antara lapisan pleura parietal dengan pleura

    viseralis diperlukan evakuasi udara dan cairan secara sempurna. Dbstruksi olehbekuan dapat dicegah dengan penggunaan selang dada. +enggunaan selang dada

    yang dipasang sebelum tindakan dilakukan, serta meninggalkannya beberapa

    aktu (untuk monitoring paska tindakan) dapat meningkatkan keberhasilan.

    b. spek

  • 7/25/2019 Lapkas arief

    11/29

    11

    3. D$ainase denganindwelling catheter

    +emasangan inwelling catheterjangka panjang dapat memberikan drainase

    intermiten sampai 1&&& ml cairan pleura pada ! sampai " kali periode seminggu.

  • 7/25/2019 Lapkas arief

    12/29

    12

    !. Ple%$ope$ioneal s&%ning

    +leuroperitoneal shunting adalah sebuah tehnik alternatif untuk menangani

    E+; yang refrakter dengan pleurodesis kimiai maupun pada pasien dengan

    trapped lung syndrome.

  • 7/25/2019 Lapkas arief

    13/29

    13

    +asien datang dengan keluhan sesak napas sejak 1 bulan sebelum masuk

    rumah sakit (*;*). *esak semakin memberat dalam beberapa hari *;*. *esak

    berlangsung sepanjang hari dan tidak dipengaruhi cuaca. *esak berkurang jika

    pasien duduk. *esak memberat ketika pasien berbaring. *esak tidak disertai suara

    mengi. #eluhan sesak napas kadang diikuti dengan dada terasa nyeri. :yeri

    dirasakan pada dada di sebelah kanan namun tidak menjalar ke bahu atau ke

    punggung . %idak ada rasa panas di dada.

    +asien juga mengeluhkan adanya batuk hilang timbul sudah sejak 1 bulan

    *;*, batuk tidak berdahak. *aat ini pasien mengeluhkan batuknya semakin

    memberat. +asien juga mengalami demam yang hilang timbul namun suhu tubuh

    tidak terlalu tinggi. +asien mengaku keluhan bertambah berat sejak 1 minggu

    terakhir, tubuh pasien terasa lemah, nafsu makan menurun, dan badan dirasakan

    semakin kurus.

  • 7/25/2019 Lapkas arief

    14/29

    14

    7rekuensinafas C !! kali6menit, regular

    *uhu C "/,3 4

    3.! Peme$i#saan isi# Tanggal / Jan%a$i 201/

    #ulit C sao matang, ikterik (-), sianosis (-), edema (-)

    #epala C rambut hitam dengan beberapa sisi beruban, sukar dicabut

    Aajah C simetris, edema (-), deformitas (-)

    ;ata C anemis (-6-), sklera ikterik (-6-), sekret (-6-), refleks

    cahaya langsung (I6I), refleks cahaya tidak langsung (I6I), pupil

    isokor J" mm6" mm

    %elinga C kesan normotia

    Hidung C sekret (-6-), cavum nasi hiperemis (-), napas cuping hidung (-)

    ;ulutC mukosa kering (-), sianosis (-), tremor (-), hiperemis (-),

    tonsil hiperemis (-6-), %1= %1.

    >eherC pembesaran limfanodi daerah supraklavikula (-6-),

    kaku kuduk (-6-), deviasi trakea (-6-), bedungan B+ (-)

    %horaks anterior

    Peme$i#saan

    isi# Pa$%T&o$a4 De#s$a T&o$a4 Sinis$a

    2nspeksi *tatis C :ormochest

    inamis C +ernapasan thoracoabdominal, retraksi interkostal (-6-),

    jejas (-)

    +alpasi

    tas 7remitus taktil6 vocalC kanan

    lebih rendah dari paru kiri,

    nyeri tekan (-)

    7remitus taktil6 vocalC dalam

    batas normal, nyeri tekan (-)

    %engah 7remitus taktil6 vocalC kanan

    lebih rendah dari paru kiri,

    nyeri tekan (-)

    7remitus taktil6 vocalC dalam

    batas normal , nyeri tekan (-)

  • 7/25/2019 Lapkas arief

    15/29

    15

  • 7/25/2019 Lapkas arief

    16/29

    16

    +erkusi

    tas edup *onor

    %engah edup *onor

  • 7/25/2019 Lapkas arief

    17/29

    17

    3." Peme$i#saan Pen%n5ang

    a La)o$ao$i%m

    Peme$i#saan Tanggal

    2! Jan

    201"

    (%5%#an

    Hemoglobin 6.2 1$,&-10,& g6d>

    Hematokrit 30 $'-''

    Eritrosit !.1 $,0= /,1 1&/6mm"

    >eukosit 789 $,'-1&,' 1&"6mm"

    %rombosit !"1 1'&-$'&1&"6mm"

    Eosinofil 1 &-/

    #alium (#) !.2 ",'-$,'mmol6>

    #lorida (4l) / &-11&mmol6>

    HATI dan E;PEDU

    *%6*9D% - 5"' 86>

    *%6*9+% - 5$' 86>

    lbumin - ".'-'.! g6d>9lobulin -

    +rotein %otal /,$-3," g6d>

    9lukosa

    *eaktu

    3 5!&& mg6d>

    8reum !" 1"-$" mg6d>

    4reatinin &.0& &,/0-1,10 mg6d>

  • 7/25/2019 Lapkas arief

    18/29

    18

    ) oo T&o$a#s

    Tangga 17 Desem)e$ 201/ Peme$i#saan (adiologi P$o+e#si AP,

  • 7/25/2019 Lapkas arief

    19/29

    19

    3.6 Tinda#an>Planning

    +emeriksaan darah lengkap

    7oto thora

    4%-*can thora kontras dan non kontras

    8*9 %horak

    A*

    3.10 P$ognosis

    Guo ad vitam C dubia ad bonam

    Guo ad sanactionam C dubia ad malam

    Guo ad functionam C dubia ad malam

    >embar 7ollo 8p

  • 7/25/2019 Lapkas arief

    20/29

    20

    %anggal 6 Hari aatan 4atatan 2nstruksi

    !$ anuari !&1/

    !' anuari !&1/

    *6 *esak (-), batuk

    D6 B*6 %M 1!&60&

    mmHg

    : M &6menit

    M !/6menit

    t M "/,3o4

    +f6

    %horaks C

    2C simetris+C *fka 5 *f kiri

    +Cedup 6 *onor

    C ves menurun, h

    (-6-), Ah (-6-)

    ss6 Efusi +leura

    dd6keganasan

    *6 *esak (-), lemas

    D6 B*6 %M 1!&60&

    mmHg

    : M &6menit

    M !/6menit

    t M "/,3o4

    +f6

    %horaks C

    2C simetris

    +C *fka 5 *f kiri

    +Cedup 6 *onor

    C ves menurun, h

    (-6-), Ah (-6-)

    ss6 Efusi +leura

    dd6keganasan

    %h6

    2B7 > !& gtt6i

    2nj. 4eftriaone 1

    gram6 1!j jam

    +6 -7oto thora

    -8*9 %horak

    - 4% *can %horak

    %h6

    2B7 > !& gtt6i 2nj. 4eftriaone 1

    gram6 1!j jam

    s ;efenamat

    "'&&mg

    :eurode "1

    4urcuma "1

    +6 -7oto thora

    -8*9 %horak

    - 4% *can %horak

    %h6

    2B7 > !& gtt6i

    2nj. 4eftriaone 1

  • 7/25/2019 Lapkas arief

    21/29

    21

    !/ anuari !&1/

    !0 anuari !&1/

    *6 *esak (-), batuk

    D6 B*6 %M 1"&60&

    mmHg

    : M '6menit

    M !/6menit

    t M "/,3o4

    +f6

    %horaks C

    2C simetris

    +C *fka 5 *f kiri

    +Cedup 6 *onor

    C ves menurun, h

    (-6-), Ah (-6-)

    ss6 Efusi +leura

    dd6keganasan

    *6 *esak (-), :yeri pada

    tempat pemasangan A*

    D6 B*6 %M 1"&60&

    mmHg

    : M 06menit

    M !/6menit t M "/,3o4

    +f6

    %horaks C

    2C simetris

    +C *fka 5 *f kiri

    +Cedup 6 *onor

    C ves menurun, h

    gram6 1!j jam

    s ;efenamat

    "'&&mg :eurode "1

    4urcuma "1

    +6 -7oto thora

    -8*9 %horak

    - 4% *can %horak

  • 7/25/2019 Lapkas arief

    22/29

    22

    (-6-), Ah (-6-)

    ss6 Efusi +leura

    dd6keganasan

  • 7/25/2019 Lapkas arief

    23/29

    23

    BAB I-

    ANALISA KASUS

    Analisa masala& penega##an diagnosis

    ari anamnesis yang didapat pasien datang dengan keluhan sesak napas

    sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit (*;*). *esak semakin memberat

    beberapa hari *;*. *esak berlangsung sepanjang hari dan tidak dipengaruhi

    cuaca. *esak berkurang jika pasien duduk. *esak memberat ketika pasien

    berbaring. *esak tidak disertai suara mengi. #eluhan sesak napas kadang diikuti

    dengan dada terasa nyeri. :yeri dirasakan pada dada di sebelah kanan namun

    tidak menjalar ke bahu atau ke punggung . %idak ada rasa panas di dada.

    +asien juga mengeluhkan adanya batuk hilang timbul sudah sejak 1 bulan

    *;*, batuk tidak berdahak. *aat ini pasien mengeluhkan batuknya semakin

    memberat. +asien juga mengalami demam yang hilang timbul namun suhu tubuh

    tidak terlalu tinggi. *elain itu, pasien juga mengeluh sulit menelan yang mulai

    dirasakan / bulan sebelum masuk rumah sakit. +asien mengaku keluhan

    bertambah berat sejak 1 minggu terakhir. tubuh pasien terasa lemah, nafsu makan

    menurun, dan badan dirasakan semakin kurus.

  • 7/25/2019 Lapkas arief

    24/29

    24

    pernapasan atau pleura parietalis yang diperlukan untuk membuang produk-

    produk radang keluar. kumulasi sekret di jalan napas membuat bersihan jalan

    napas tidak efektif dan mengakibatkan respon batuk.#eadaan yang lebih lanjut

    dapat mengakibatkan batuk darah akibat terdapat pembuluh darah yang robek atau

    pecah, seperti robekan atau ruptur aneurisma arteri pulmonar pada dinding kavitas

    (aneurisma rassmussen), pecahnya anastomosis yang membesar, atau dapat juga

    terjadi karena ulserasi dinding mukosa bronkus. ;anifestasi klinis pada efusi

    pleura cenderung disebabkan oleh penyakit yang mendasarinya. +neumonia akan

    menyebabkan demam, menggigil, dan nyeri dada pleuritis, sementara efusi

    malignan dapat mengakibatkan dispnea dan batuk. (!$) +asien juga mengeluhkan

    sulit menelan yang memberat sejak " bulan terakhir. Hal ini dikarenakan adanya

    massa pada esophagus yang menyebabkan timbulnya obstruksi pada saluran

    makan. (!")

    +ada pemeriksaan fisik didapatkan status internus dalam batas normal

    dikarenakan pemeriksaan dilakukan setelah dilakukannya tindakan A*. Hal ini

    mengarahkan pada diagnosis efusi pleura. +emeriksaaan penunjang yang

    dilakukan pada pasien adalah pemeriksaan laboratorium darah rutin, pemeriksaanpatologi anatomi cairan pleura, dan pemeriksaan adiologi. yaitu foto thoraks +

    dengan kesimpulan Efusi pleura hemitorak kanan.

    +ada foto %horak +, jantung kesan tidak membesar. orta dan

    mediastinum tidak melebar. 4orakan bronkovaskular kedua paru baik. %ampak

    gambaran radioopak dihemithora kanan. #esan C 4or dalam batas normal. Efusi

    pleura kanan. %ampak terpasang A* di hemithoraks kanan.

    +enatalaksanaan efusi pleura dapat dilakukan dengan cara pengobatan

    kausal, thorakosintesis, Aater *ealed rainage (A*) dan pleurodesis. . alam

    teori dikatakan baha A* ditujukan untuk terapetik dan diagnositik. *ebagai

    terapi terapeutik evakuasi ini bertujuan mengeluarkan sebanyak mungkin cairan

    patologis yang tertimbun dalam rongga pleura sehingga diharapkan paru pada sisi

    yang sakit dapat mengembang lagi dengan baik, serta jantung dan mediastinum

    tidak lagi terdesak ke sisi yang sehat, dan penderita dapat bernapas dengan lega

    kembali. *ebagai terapi diagnostik dilakukan dengan mengambil sedikit cairan

  • 7/25/2019 Lapkas arief

    25/29

    25

    pleura untuk dilihat secara fisik (arna cairan) dan untuk pemeriksaan biokimia

    (uji ivalta), serta sitologi.(/) (0)

    Bolume cairan yang harus dikeluarkan saat torakosentesis pada E+9 massif

    tidak baku untuk semua kasus, untuk memutuskan jumlah cairan yang akan

    dikeluarkan penting diperhatikan reaksi tubuh pasien, umumnya tidak dianjurkan

    mengeluarkan ? 1.'&& ml satu kali punksi untuk mencegah terjadi syok karena

    hipovolemik mendadak dan6 atau reaksi pemutaran organ mediastinum (jantung).

    +engosongan dalam jumlah banyak dan tiba-tiba juga dapat menyebabkan terjadi

    peningkatan permeabiliti kapiler sehingga menyebabkan edema paru reekspansi.

    emikian juga pada kondisi jika harus dilakukan pemasangan A*, pada

    aalnya dilakukan pengaliran secara bertahap dengan jumlah 1&&-"&& ml per $

    jam sampai terjadi produksi harian yang stabil pada posisi A* terpasang dan

    aliran tetap terbuka. ekomendasi tentang torakosentesis pada E+;@ melakukan

    punksi berulang untuk mengatasi sesak napas dan A* hanya dianjurkan bila

    direncanakan akan dilakukan pleurodesis untuk mencegah terjadi rekurensi. +ada

    kondisi cairan yang terus diproduksi dilakukan usaha untuk mengurangi produksi

    cairan dengan target sel tumor yang ada di rongga pleura (kemoterapi intrapleura).

  • 7/25/2019 Lapkas arief

    26/29

    26

    pneumotoraks. *edangkan pada efusi eksudat, terjadi bila ada proses peradangan

    yang menyebabkan permabilitas kapiler pembuluh darah pleura meningkat

    sehingga sel mesotelial berubah menjadi bulat atau kuboidal dan terjadi

    pengeluaran cairan ke dalam rongga pleura. +ada umumnya E+; bersifat eksudat

    serohemoragik ataupun hemoragik.'

    +ada pasien diberikan antibiotik karena dicurigai menderita infeksi lain.

    ntibiotik yang diberikan adalah antibiotik spektrum luas berupa 4eftriaone

    1gr61! jam yang merupakan antibiotik broad spectrum golongan yang efektif

    terhadap bakteri gram negatif dan gram positif, serta sangat efektif untuk

    mengatasi resistensi.

    Asam mefenamat berfungsi menghambat enzim yang memroduksi

    prostaglandin. Prostaglandin adalah senyawa yang dilepas tubuh dan

    menyebabkan rasa sakit serta inflamasi. Dengan menghalangi produksi

    prostaglandin, asam mefenamat akan mengurangi rasa sakit dan inflamasi.

    BAB -

    KESI;PULAN

    *eorang laki-laki, '' tahun, berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan

    pemeriksaan penunjang berupa laboratorium, foto thoraks, ditegakkan diagnosa

    Efusi +leura detra dengan keganasan. +enatalaksanaan yang dapat diberikan

    yaitu berupa pengobatan suportif dan pengobatan simptomatik.

    Efusi pleura ganas didefinisikan sebagai efusi yang terjadi berhubungan

    dengan keganasan yang dibuktikan dengan penemuan sel ganas pada pemeriksaan

    sitologi cairan pleura atau biopsi pleura.#enyataannya sel ganas tidak dapat

    ditemukan pada sekitar !' kasus efusi pleura yang berhubungan dengan

    penyakit keganasan.;eskipun belum ada penelitian epidemilogi untuk E+9 tetapi

    insidensinya dapat diestimasi berdasarkan data-data yang ada yaitu sekitar 1'

    dari seluruh penyakit keganasan.8ntuk menegakkan diagnosis efusi pleura

    diperlukan beberapa pemeriksaan mulai dari pencitraan, torakoskopi, dan

    bronkoskopi. 8ntuk tatalaksana pada kasus efusi pleura ganas adalah

  • 7/25/2019 Lapkas arief

    27/29

    27

    penatalaksaan paliatif berupa pemsangan A* untuk mengeluarkan 4iaran

    pleuran yang berlebih.semakin cepat cairan pleura dikeluarkan maka kualitas

    hidup pasien juga semakin membaik.

    DATA( PUSTAKA

    1. ournal of respiratory diseasesC ;anaging malignant pleural effusions.

    vailable atC htthC66 .findarticles.com6 p6articles6 mNmD

  • 7/25/2019 Lapkas arief

    28/29

    28

    0. +arcel ;, >ight A. +leural Effusions..u$/e. !&1" 7ebruary@ '(!)C p.

    !-'0.

    3. ubins , ;osenifar R, ;anning H>, +eters *+. +leural Effusions./escape. !&1$.

    . *urjanto E, *utanto P*, ptridasari , >eonardo. +enyebab Efusi +leura

    pada +asien aat 2nap di umah *akit. +urnal espi no. !&1$ pril@

    "!(!)C p. 1&!-3.

    1&. #hairani , *yahruddin E, +artakusuma >9. !&1!. #arakteristik Efusi

    +leura di umah *akit +ersahabatan. espir 2ndo@ "!C1''-/&

    11. 7irdaus, enny. !&1!. Efusi +leura. *8 r.H.bdul ;oeloek. ampung

    1!. +rice, *ylvia . dan >orraine ;. Ailson. !&&'..atofisiologi 0onsep 0linis

    .roses-.roses .enyait* Bol !. Ed. /. akarta E94.

    1". ohnston AA. %he malignant pleural effusionC revie of cytopathology

    1$. ;angunnegoro H. ;asalah efusi pleura di 2ndonesia. espir 2ndo 13@

    13C $3-'&

    1'. e4amp ;;, ;entKer *, *anson *, *ugarbaker . ;alignant effusive

    diseases of pleural and pericardium. 4hest 10@ 11!C *!1-'.

    1/. %hinkett , mstrong >, ;iller

  • 7/25/2019 Lapkas arief

    29/29

    29

    !". +erhimpunan okter +aru 2ndonesia. #anker paru ( kanker paru karsino

    bukan sel kecil). +edoman diagnosis dan penatalaksanaan di 2ndonesia.

    +erhimpunan okter +aru 2ndonesia.@ !&&1