lapleng rheologi (2)

Upload: musfira-dewy-suardi

Post on 15-Oct-2015

320 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

LABORATORIUM FARMASETIKAFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS HASANUDDINLAPORAN LENGKAP ANGKATANRHEOLOGI

OLEH :

ASISTEN : SITTI NURLAELAHGOLONGAN SABTU SIANG

M A K A S S A R2 0 1 4

BAB IPENDAHULUANI.1 Latar BelakangPrinsip dasar rheologi telah digunakan dalam penyelidikan tinta,berbagai adonan, bahan-bahan pebuat jalan termasuk produk hasil peternakan serta bahan-bahan lain. Penyelidikan visikositas dari cairan sejati, larutan dan sistem koloid baik yang encer maupun yang kental, jauh lebih berlsifat praktis daripada bernilai teoritis serbuk. Belajar mengenai pentingnya rheologi dalam farmasi dan masyarakat penerapannya dalam permukaan dan analisis dari produk farmasi tersebut seperti emulsi, pasta dan penyaluran tablet. Sifat-sifat rheologi dari sistem farmasetik dapat mempengaruhi pemilihan alat yang akan digunakan untuk memproses produk tersebut dalam pabrik. Rheologi meliputi campuran oleh aliran dari bahan, pemasukan kedalam wadah, pemindahan sebelum digunakan, apakah dicapai dari penuangan, pengeluaran dari tube, atau pelewatan dari jarum suntik. Rheologi dapat mempengaruhi penerimaan obat oleh tubuh pasien. Sehingga dalam pembuatan sediaan farmasi perlu diketahui lebih dulu aliran dari senyawa yang akan dipakai. Karena ternyata viskositas mempengaruhi laju absorbsi obat dari saluran cerna.

I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan I.2.1 Maksud Percobaan Mengukur dan memahami viskositas suatu bahan dan tipe-tipe alirannya dari sedian-sedian farmasi I.2.2 Tujuan Percobaan Menentukan tipe-tipe aliran suatu bahan dan membuat kurva berdasarkan data yang diperoleh untuk menentukan tipe-tipe alirannya.I.3 Prinsip Percobaan Penentuan viskositas berdasarkan faktor koreksi dan deal reading terukur dari viskometer serta penentuan tipe-tipe aliran berdasarkan data dari tiap sediaan farmasi.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum Rheologi berasal dari bahasa Yunani yaitu rheo dan logos. Rheo berarti mengalir dan logos berarti ilmu. Sehingga rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran zat cair dan deformasi zat padat. Rheologi erat kaitannnya dengan viskositas. Viskositas merupakan suatu persyaratan pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir. Semakin tinggi viskositas maka semakin besar tahanannya untuk mengalir. Viskositas dinyatakan dengan simbol (1:827). Dalam bidang farmasi, prinsip-prinsip rheologi diaplikasikan dalam pembuatan krim, suspensi, emulsi, lotion, pasta, penyalut tablet, dan lain-lain. Selain itu, prinsip rheologi juga digunakan karakteristik induk sediaan farmasi (dosage formu) sebagai penjaminan kualitas yang sama untuk setiap batch. Rheologi juga meliputi pencampuran aliran dari bahan, penuangan, pengeluaran dari tube atau pensetan dari jarum suntik. Rheologi dari suatu zat tertentu dapat mempengaruhi penerimaan obat bagi pasien, stabilitas fisika obat, bahkan ketersediaan hayati dari tubuh (bioavability), sehingga viskositas telah terbukti dapat mempengaruhi laju absorbsi obat dalam tubuh (2:91). Viskositas (kekentalan) dapat dianggap sebagai gesekan dalam dalam suatu fluida. Karena adanya viskositas ini, maka untuk menggerakkan salah satu lapisan fluida diatas lapisan lainnya, atau supaya satu permukaan dapat meluncur diatas permukaan lainnya bila diantara permukaa-permukaan ini terdapat lapisan fluida, haruslah dikerjakan gaya. Baik zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental (viskos) daripada gas (2:92). Laju aliran fluida dalam tabung yang bulat bergantung pada viskositas fluida, perbedaan tekanan dan dimensi tabung. Ilmuan Prancil J.L Poiseulle (1999-1989), yang ditarik pada fisika dari peredaran darah (dan yang namanya, Poise, dipakai), menentukan bagaimana variabel-variabel tersebut mempengaruhi laju aliran fluida yang tidak bisa ditekan yang mengalami aliran laminer pada tabung silinder. Hasilnya, yang dikenal dengan nama persamaan Poiseulle, adalah : dimana r adalah radius dalam tabung, L adalah panjangnya, P1 P2 merupakan perbedaan tekanan antara ujung-ujungnya, . adalah koefisien viskositas, dan Q adalah laju volume aliran (volume fluida yang mengalir per satuan waktu dinyatakan dalam satuan SI m3/S) (3:35). Penggolongan bahan menurut tipe aliran dan deformasi adalah sistem newton dan sistem non-newton. Pemilihan bergantung pada sifat-sifat aliran nya apakah sesuai hukum aliran dari newton atau tidak. Dalam hukum aliran dari newton, perbedaan kecepatan (dv) antara dua bidang cairan dipisahkan oleh suatu jarak yang kecil sekali (dr) adalah perbedaan kecepatan atau rate of shear, dv/dr. Gaya persatuan luas F 1/A diperlukan untuk menyebabkan aliran, ini disebut sharing stress (1:830). 1. Aliran Newton; makin besar viskositas suatu cairan akan makin besar pula gaya persatuan luas (shearing stress) yang diperlukan untuk menghasilkan suatu rate of share

2. Aliran Non Newton a. Aliran Plastis. Kurva aliran plastis tidak melalui (0,0) tapi memotong sumbu shearing stress (atau akan memotong, jika bagian lurus dari kurva tersebut diekstrapolasikan ke sumbu) pada suatu titik tertentu yang dikenal sebagai harga yield.

b. Aliran Pseudoplastis. Kurva konsistensi untuk bahan pseudoplastis mulai pada titik (0,0) atau paling tidak mendekati pada rate of shear rendah. Akibatnya, berlawanan dengan Bingham bodies, tidak ada yield value.

c. Aliran Dilatan. Tipe aliran ini adalah kebalikan dari pseudoplastis seringkali dikenal sebagai shear thining system, maka bahan dilatan seringkali diberi shear thichening system.

II.2 Uraian Bahan 1. Suspensi Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair (3:17).

2.Emulsi Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau cairan obat terdispersi dalam cairan pembawa distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok (3:9)3. Pasta Gigi Pasta adalah sediaan berupa massa lunak yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau parafin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilago atau sabun. Digunakan sebagai antiseptik atau pelindung kulit (3:50).4. Lotio Lotio adalah berupa larutan, suspensi atau emulsi dimaksudkan untuk penggunaan pada kulit. Penambahan etanol 90% dalam losio akan mempercepat efek pendinginan, sedangkan penambahan gliserol akan menyebabkan kulit tetap lembab dalam waktu tertentu (2:325).Digunakan dengan cara mengoleskan pada kulit tanpa pijitan. Pembuatan losio harus dilakukan dengan tehnik aseptik, yaitu sedapat mungkin harus dihindarkan terjadinya cemaran jasad renik ke dalam losio, terutama jika losio tidak mengandung pengawet (2:325).Catatan, Pada etiket harus juga tertera Hanya untuk pemakaian luar Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kata Lotio mengalami perubahan makna. Saat ini Lotio tidak lagi didefinisikan sebagai bentuk sediaan farmasi, tetapi hanya terbatas pada bagaimana cara menggunakan sediaan tersebut.Jadi kata Lotio lebih diartikan sebagai sesuatu yang cara penggunaannya dioleskan (2:325).Berdasarkan sifat bahan aktif (calamin) yang praktis tidak larut dalam air, maka sediaan akan dibuat dalam bentuk suspensi dengan bahan tambahan yang cocok (2:325).

5. Krim Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Sedangkan menurut fomularium Nasional krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi kental mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar (3:26)6. Semi padatMerupakan sediaan setengah padat dikerjakan untuk pemakaian tropilesed pada kulit atau selaput lendir. Bahan sebaiknya terdispersi homogen dalam dasar salep. Salep tidak boleh berbau tengik, kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang mengandung obat keras narkotik 10% (3:58).

II.3 Prosedur Kerja 1. Sebanyak 75 gram dimasukkan dalam beker, kemudian diletakkan di bawah viscometer Broon field. Dipilihspindel yang tepat disesuaikan dengan viskositas sampel.2. Spindel dipasang pada alat pemutar, kemudian viskometernya diatur kecepatannya diperhatikan garis merah pada meteran dan hentikan putarannya setelah garis merah pada alat berputar sebanyak tiga kali.2. Hasil dicatat dalam table .3. Kerapatan putaran dan besar spindle dicocokkan pada table penentuan nilai faktor konversi yang telah tersedia.4. Dihitung viskositasnya .

BAB IIIMETODE KERJA

III.1 Alat dan bahan III.1.1 Alat percobaan Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah erlenmeyer 200 ml, gelas ukur, gelas piala,lap halus, lap kasar, dan viskometer,III.1.2 Bahan percobaan Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Balsem Lang (semi padat),Kloramfenikol (suspensi), Laksadin (emulsi), Pepsodent (pasta gigi), Salonpas (krim) dan Sovel (lotio).

III.2 Cara Kerja 1. Disiapkan alat dan bahan 2. Dituang bahan ke dalam beker masing-masing 75 mg3. Diletakkan beker berisi bahan di bawah viscometer4. Diletakkan spindel kedalam beker5. Diatur pergerakan spindel dengan kecepatan 5 rpm, 10 rpm, 20 rpm, 50 rpm dan 100 rpm 6. Diamati dial reading yang terukur di viscometer7. Dicatat faktor koreksi dengan ukur sesuai spindelnya 8. Dihitung viskositasnya

BAB IVHASIL PENGAMATAN

IV.1 Tabel Data IV.1.1 Golongan Selasa SiangKelompokSampelRate of shearFKDealing Rate

Shearing StressViskositas

III

1Antis(Gel)5102050100200010009002001007810122078,751010,5237000081250100000112500215000140008.125500022502150

2Na CMC(Suspensi)51020501004002001004020001,53,57001,55700300075001400000150150400

3Mylanta(Suspensi)51020501002001005020101,5228,56,51,51,5286,5150027504008250650030027510016565

4Pepsodent(Pasta Gigi)510205010080004000200080040027,53,436,545,55215232941528500001140000131000017300002080000170000114000695003460020800

5Ichtiol(Salep)51020501008000400020008004009118,51322,59,5910,51322,537040038052090074401910,49

6Kelly(Krim)510205010080004000200080040063,56431,527,53813,516,521,541,535,528102890169011302230562289842222

IV.1.2 Golongan Jumat Pagi

NoSampel (Spindel)Rate of ShearFKDealing RateShearing StressViskositas

III

1

Emeron(Suspensi)

51020501002000100050020010014,621,1173976,9142027,558,326,52150003110003075006815001153004380031100153151368011530

2

Pepsodent(Pasta Gigi)

510205010080004000200080040026,53436,552,566,526,530,937,5547111001298148021302750220000----

3

Geliga (Semi padat)

510800040002,54,55,53,51000001000003200016000

205010020008004003,757,86,94,213,5164300042600045800023808520

4580

4

Ambroxol (Suspensi)

510205010080402054-38,519449,5-74,514,536,511,5-28006200161004200-218033532242

5

Cefadroxil(Suspensi)

510205010080040020080401,51,61,41,41,3-----200064005600500052000400640280112520

KlpSampelRate of shearDealing rateFKShearing stressViskositas

IIIIIIII

1Marina (Lotio)510205010021,52823,532,549162132348,5800400200804086K112K94K130K196K64K84K128K197K194K1720011200472002600196012.80084006400312001940

2Pepsodent (Pasta Gigi)51020501002220242836,519,5233,54056,58K4K2K800400880800960,8192000196000200040060014003600176008065048000380014601560092007000360022600

3Acitral (Suspensi)51020501000,511,52,990,511,53,5980402084200040060001000360028000032000040000060000078000004030

20304040302836

4Ichtiol (Salep)5102050100236,51021,578101419,580004000200080040800001200002600004000008600003000056000660009600010800010000120001300080608600050000320002000011200078000

5Antis (Gel)510205010020,521374254,519,523334854400200100407041000420007200084000109000780009200001400001800001220008200420037001080100078005600330019201080

6AntasidaDoem(Suspensi)

51020501000,511,54,59,50,511,53,510800400200804020004000600018K38K2000400060014K48K4004008003K360400400300280400

IV.1.3 Golongan Sabtu Pagi

IV.1.4 Golongan Sabtu SiangKlp.Sampel(Spindel)Kec. (rpm)FkRate of ShearShering StressViskositas rata-rata

III12

1Kloramfenikol (Suspensi Kering)

510205010040020010040203442578810035,85066,597,510069,5 k92 k123,4 k185,5 k200 k13,6 k8,4 k5,7 k3,52 k2 k14,2 k10 k6,65 k3,9 k2 k13,9 k9,2 k6,17 k3,71 k2 k

2Laksadin (Suspensi)540012,514,527 k5 k5,8 k5,4 k

1020019,518,518,5 k3,9 k3,7 k7,6 k

20100262626 k2,6 k2,6 k2,6 k

50403938,538,5 k1.56 k1.54 k1,55 k

1002054,55353 k1,09 k1,06 k1,075 k

3Pepsodent (Pasta Gigi)58 k99,5370 k72 k76 k74 k

104 k1312,5510 k52 k50 k51 k

202 k16,516,5660 k33 k33 k33 k

50800222,3990 k17,6 k18,4 k16 k

10040027,528,51120 k11 k11,4 k11,2 k

4Soffel (Lotio)52 k3,5227,5 k7 k4 k5,5 k

101 k7,53,527,5 k7,5 k3,5 k38 k

2050020,52,3282,5 k14,25 k14 k21,3 k

502003433,5337,5 k6,8 k6,7 k9,3 k

1001003837,5377,5 k3,6 k3,75 k5,9 k

5Salonpas52 k3537360 k70 k74 k72 k

(Krim)101 k3938380 k39 k34 k38 k

205004540,5427,5 k22,5 k20,25 k21,3 k

502004746,5467,5 k9,4 k9,3 k9,3 k

1001005959590 k5,9 k5,9 k5,9 k

6Balsem Lang 52 k33120k24 k24 k24 k

(Semipadat)104 k1,5390 k6 k12 k9 k

202 k87300 k16 k14 k15 k

5080055200 k4 k4 k4 k

10040076260 k2,8 k2,4 k2,6 k

IV.2 PerhitunganViskositas= rate of share/shearing stressIV.2.1 Golongan Selasa SiangKELOMPOK 1Viskositas:

KELOMPOK 2Viskositas:

KELOMPOK 3Viskositas:

= 65KELOMPOK 4Viskositas:= 170 K

= 69500

KELOMPOK 5Viskositas:

KELOMPOK 6Viskositas:

IV.2.2 Golongan Jumat PagiKELOMPOK 1

= 28.900

= 20.550

= 11.125

= 9.730

= 7.670

KELOMPOK 2

= 212.000

= 129.800

= 74.000

=42.600

= 27.500

KELOMPOK 3

= 22.125

= 16.000

= 7.950

= 8.520

= 4.580

KELOMPOK 5

= 1.200

1,6 x 400 = 640

= 280

=112

= 52

IV.2.3 Golongan Sabtu PagiKelompok 1 a. Viskositas :

= 15000

= 9800

= 26.701

=

= 1950

Kelompok 2 a. Viskositas :

= 166000

= 86000

= 27500

= 37200

= 18600Kelompok 3a. Viskositas :

= 40

= 40

= 30

= 24

= 36Kelompok 4 a. Viskositas :

= 36000

= 22000

= 34500

= 9600

= 8200Kelompok 5a. Viskositas :

= 8000

= 4900

= 3500

= 1800

= 1085Kelompok 6a. Viskositas:

= 400

= 400

= 300

= 320

= 390IV.2.4 Golongan Sabtu SiangKelompok 1 : a. Viskositas:

= 13,96

= 9,2

= 6,175

= 3,71

= 2000Kelompok IIa. Viskositas:

= 5,4

= 3,8

= 2,6

= 1550

= 1075Kelompok IIIa. Viskositas:

= 74

= 51

= 28,5

= 1800

= 11,2Kelompok IVa. Viskositas:

= 16

= 5,5

= 70,625

= 1350

= 338Kelompok Va. Viskositas:

= 72

= 38,5

= 21,375

= 93,5

= 5,9Kelompk VIa. Viskositas:

= 6

= 9

= 15

= 1

= 650

IV.3 GRAFIKIV.3.1 Golongan Selasa Siang

IV.3.2 Golongan Jumat PagiKelompok 1 Kelompok 2

Kelompok 3 Kelompok 4

Kelompok 5

IV.3.3 Golongan Sabtu Pagi

IV.3.4Golongan Sabtu Siang

BAB VPEMBAHASANViskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan dala fluida. Makin besar viskositas suatu fluida, maka semakin sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida terdebut. Viskositas erat hubungannya dengan peristiwa Rheologi, karena viskositas menentukan kecepatan aliran suatu partikel (4). Dengan mengetahui nilai viskositas dari masing-masing sampel dapat diketahui bahwa Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula. Setiap bertambahnya konsentrasi semakin bertambanhnya viskositas (kekentalan) sehingga grafik yang ditunjukan adalah kenaikan dari setiap bertambahnya konsentrasi (4)Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui viskositas dari suatu cairan. Penentuan viskositas ini ditentukan menggunakan alat viskometer. Viskometer yang digunakan adalah Viskometer Brookfield. Prinsip dari alat ini yaitu rotasi dengan mengkombinasikan setting spindle dan kecepatan putar spindle (4).Pada viskometer ini dilengkapi dengan spindle yang memiliki bentuk yang berbeda-beda, ada yang berukuran kecil,sedang dan besar. Selain ukurannya yang berbeda-beda, jenis-jenis spindle memiliki fungsi yang berbeda. Jika sediaan yang akan diuji mempunyai karakteristik aliran Newton maka digunakan spindle dengan nomor yang rendah. Seperti spindle no 1, 2, 3, dst. Begitu pula sebaliknya. Semakin tinggi viskositas sampel yang diuji, maka semakin tinggi nomor spindle yang digunakan. Misalnya untuk semi padat, digunakan spindle nomor 7 (4). Pada praktikum ini, digunakan sampel dari delapan jenis sediaan. Yakni Suspensi, semi-padat, krim, pasta gigi, lotio, emulsi, salep dan gel. Untuk sediaan Suspensi dari Golongan Selasa Siang yakni Mylanta dan Na CMC, Jumat Pagi Cefadroxil, Sabtu Pagi Acitral Sirup dan Sabtu Siang Kloramfenikol. Dari Hasil pengamatan, diperoleh Sampel Mylanta memiliki tipe aliran plastis, Na CMC (Natrium Carboxyl Methyl Celulosa) bertipe aliran pseudoplastis, Cefadroxil dilatan, Acitral Sirup plastis, dan Kloramfenikol plastis. Bila dibandingkan dengan literatur, aliran suspensi bertipe plastis. Maka dapat disimpulkan, ada dua sampel yang tidak sesuai dengan literatur yakni sampel Cefadroxil dan Na CMC (Natrium Carboxyl Methyl Celulosa) (4).Untuk sediaan Semi-padat, sampel golongan Jumat Pagi dan Sabtu Siang secara berturut-turut adalah Balsem dan Balsem Lang. Dari pengamatan diperoleh hasil aliran Balsem dari golongan Selasa bertipe Dilatan. Begitu juga dengan aliran pada sampel Balsem Lang, yakni bertipe Dilatan. Bila dibandingkan dengan literatur, sediaan semi-padat bertipe aliran dilatan. Kesimpulannya, semua Balsem yang diuji sesuai dengan litaratur yakni bertipe aliran dilatan (4).Untuk sediaan krim, sampel golongan Selasa Siang yakni Kelly dan sampel golongan Sabtu Siang adalah Salonpas. Golongan Jumat Pagi dan Sabtu Pagi tidak menggunakan sediaan krim. Dari hasil percobaan, diperoleh keduanya memiliki aliran tipe Dilatan. Hal ini tidak sesuai dengan litaratur yang menyatakan bahwa sediaan krim bertipe aliran pseodoplastik (4). Untuk sediaan pasta gigi semua sampel dari golongan Selasa Siang, Jumat Pagi, Sabtu Pagi hingga Sabtu Siang adalah Pepsodent. Dari hasil pengamatan diperoleh semua aliran bertipe Plastis. Bila dibandingkan dengan literatur, semua data sesuai karena aliran pasta dibandingkan dengan literatur, semua data sesuai karena aliran pasta akni plastis (4). Sampel untuk sediaan Lotio dari golongan Sabtu Pagi dan Sabtu Siang secara berturut-turut Marina dan Soffel. Dari pengamatan, diperoleh hasil sampel Marina beraliran plastis dan Soffel beraliran pseudoplastis. Bila dibandingkan dengan literatur, sampel Soffel yang memenuhi syarat. Yakni beraliran pseodoplastis (4).Sampel Emulsi untuk golongan Sabtu Siang Laxadin. Untuk golongan Jumat Pagi yakni Scoot Emulsion, tetapi tidak menghasilkan data yang valid sedangkan golongan Selasa Siang dan Sabtu pagi tidak menggunakan sampel sediaan emulsi. Dari hasil percobaan, diperoleh sampel Laxadin beraliran plastis. Hal ini sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa sediaan emulsi beraliran plastis (4).Sediaan salep hanya digunakan oleh golongan Selasa Siang dan Sabtu Pagi. Sampel keduanya adalah Ichtiol yang beraliran Dilatan. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa sediaan ini beraliran dilatan (4).Sediaan Gel juga hanya digunakan oleh golongan Selasa Siang dan Sabtu Pagi yakni sampel Antiseptik merek Detol. Dari hasil pengamatan, diperoleh aliran sampel bertipe plastis. Bila dibandingkan dengan litaratur, terjadi kesesuaian data dimana Gel beraliran Plastis (4).Pada percobaan, rata-rata hasil pengamatan sampel tidak sesuai dengan literatur hal ini disebabkan adanya faktor kesalahan yang terjadi saat praktikum, yakni:1. Spindle yang digunakan tidak sesuai dengan tipe aliran, sehingga terjadi salah pembacaan pada data.2. Terjadi kesalahan dalam penimbangan bobot sampel.

BAB VIPENUTUPVI.1 KesimpulanDari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa tingkat viskositas tertinggi ke terendah dimulai dari pasta, salep, krim, suspense dan larutan CMC. Adapun tipe-tipe aliran dari masing-masing sampel yaitu: 1. Sampel pasta gigi termasuk tipe aliran dilatan 2. Sampel krim termasuk tipe aliran pseudoplastis 4. Sampel semi-padat termasuk tipe aliran dilatan 5. Sampel suspensi termasuk tipe aliran plastis 6. Sampel gel termasuk tipe aliran plastis7. Sampel salep termasuk tipe aliran dilatan8. Sampel lotio termasuk tipe aliran pseodoplastis9. Sampel emulsi termasuk tipe aliran plastis

VI.2 Saran Agar penjelasan mengenai praktikum tidak hanya dijelaskan secara teknik melainkan juga dijelaskan mengenai teori dan segala hal yang berkaitan dengan percobaan yang dilakukan

DAFTAR PUSTAKA1. Ansel, Howard C. 1985. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta:Universitas Indonesia Press2. Depkes. 1978. Formularium Nasional Edisi II. Jakarta: Delapratasa3. Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV.Jakarta: DepartemenKesehatan RI4. Martin, A., et.all. 1993. Farmasi Fisika Edisi III Bagian II. Jakarta:Universitas Indonesia Press5. Tim asisten. 2008. Penuntun Praktikum Farmasi Fisika FakultasFarmasiMakassar: Universitas Hasanuddin