[laporan] aki zuur

Upload: sandi-danar-cynthia-sari

Post on 10-Oct-2015

434 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

ss

TRANSCRIPT

Laporan PraktikumPenentuan Konsentrasi Asam Sulfat dalam Aki Zuur

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Praktikum Kimiayang dibimbing oleh Dr. H. Sutrisno, M.Si

OlehOff. A/ Kelas BDonna Novita Sari120331540728

UNIVERSITAS NEGERI MALANGPROGRAM PASCASARJANAPROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIADesember 2013Tema Percobaan 1

1. JUDUL/TEMA:Penentuan Konsentrasi Asam Sulfat dalam Aki Zuur.

2. LATAR BELAKANG:Dalam keadaan murni, cairan asam sulfat (H2SO4) tidak berwarna dan memiliki viskositas tinggi (Housecroft dan Sharpe, 2005: 459). Didalam air, asam sulfat (H2SO4) merupakan asam kuat menurut persamaan reaksi (1). Didalam larutan encer, asam sulfat (H2SO4) dapat mengalami reaksi netralisasi dengan basa (contoh: KOH), sesuai dengan persamaan (2)

(1)

(2)

Housecroft dan Sharpe, 2005: 460

Asam sulfat (H2SO4) merupakan jenis asam kuat yang umum digunakan dalam produk kimia rumah tangga . Produk rumah tangga yang mengandung asam sulfat antara lain pembersih toilet, pembersih logam, cairan baterai pada automotif, amunisi dan pupuk, serta air aki pada automotif. Salah satu produk yang mengandung asam sulfat (H2SO4) adalah aki Zuur. Aki Zuur berisi cairan asam sulfat (H2SO4). Konsentrasi asam sulfat dalam air aki Zuur ini dalam keadaan encer dan kandungannya di pasaran berbeda-beda. Umumnya, konsentrasi asam sulfat dalam aki Zuur adalah sebesar 30% dengan berat jenis sebesar 1,28 Kg/L dan pelarut 100% air murni. Asam sulfat bersifat korosif, jika kontak dengan kulit akan menyebabkan gatal-gatal, jika kontak dengan mata dapat menyebabkan iritasi mata, serta gangguan lain pada tubuh. Bahaya H2SO4 terhadap kesehatan tergantung pada konsentrasi larutannya, < 10% bersifat iritan dan >10% bersifat korosif (Anonim, 2010). Penentuan konsentrasi asam sulfat (H2SO4) dalam aki Zuur dilakukan dengan metode titrimetri yang merupakan cara analisis kuantitatif yang didasarkan pada prinsip stoikiometri reaksi kimia (Ibnu, 2005:90). Metode titrimetri yang dilakukan, didasarkan pada prinsip netralisasi yaitu asidi-alkalimetri. Pada praktikum yang dilakukan, terjadi reaksi netralisasi antara analit (titer) asam sulfat (H2SO4) yang dititrasi dengan titran NaOH yang telah diketahui konsentrasinya menurut persamaan (3) berikut:

(3)

Penentuan titik akhir titrasi atau titik ekivalen dilakukan dengan penambahan indikator, metode titrasi potensiometri, dan metode titrasi konduktometri. Titik akhir titrasi yang dilakukan dengan penambahan indikator (konvensional) ditentukan saat warna indikator asam-basa mengalami perubahan warna. Titik akhir titrasi yang dilakukan dengan metode titrasi potensiometri ditentukan pada titik saat terjadi perubahan harga E dan pH yang menyolok. Titik akhir titrasi yang dilakukan dengan metode titrasi konduktometri ditentukan saat terjadi perubahan konduktivitas yang relatif besar yaitu setelah terjadi penurunan konduktivitas, kemudian terjadi kenaikan kembali (Soebagio, 2003: 149-164). Dari titik akhir titrasi yang telah diketahui, dapat ditentukan konsentrasi H2SO4 dalam aki Zuur.

3. RUMUSAN MASALAH:1. Berapakah konsentrasi asam sulfat yang terkandung dalam aki Zuur yang dianalisis menggunakan metode titrasi asidi-alkalimetri (konvensional)?2. Berapakah konsentrasi asam sulfat yang terkandung dalam aki Zuur yang dianalisis menggunakan metode titrasi potensiometri?3. Berapakah konsentrasi asam sulfat yang terkandung dalam aki Zuur yang dianalisis menggunakan metode titrasi konduktometri?

4. TUJUAN PEMECAHAN MASALAH:1. Untuk mengetahui konsentrasi asam sulfat yang terkandung dalam aki Zuur yang dianalisis menggunakan metode titrasi asidi-alkalimetri (konvensional).2. Untuk mengetahui konsentrasi asam sulfat yang terkandung dalam aki Zuur yang dianalisis menggunakan metode titrasi potensiometri.3. Untuk mengetahui konsentrasi asam sulfat yang terkandung dalam aki Zuur yang dianalisis menggunakan metode titrasi konduktometri.

21

5. RENCANA ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN:(a) Alat: pH meter1 buah Pipet volum 10 mL1 buah

Konduktometer1 buah Pipet tetes4 buah

Magnetik stirer1 buah Batang pengaduk 1 buah

Buret 50 mL1 buah Gelas Arloji1 buah

Erlenmeyer 250 mL4 buah Statif + klem1 buah

Beaker glass 100 mL2 buah Corong1 buah

Labu ukur 100 mL4 buah Termometer1 buah

Labu ukur 250 mL1 buah Neraca analitik1 buah

(b) Bahan: Larutan Air Aki Zuur50 mL

NaOH 1 M2 g

H2C2O4.2H2O 1,26 g

Indikator pp1 mL

Aquades 2 L

6. METODE : Titrasi Asidi-Alkalimetri (konvensional), Potensiometri, dan Konduktometri

7. LANGKAH PERCOBAAN:a. Pembuatan larutan asam oksalat 0,01 M sebanyak 100 mL Padatan H2C2O4.2H2O ditimbang dengan teliti sebesar 0,126 g. Diletakkan dalam beaker glass 100 mL dan dilarutkan dengan 50 mL aquades. Dipindahkan dalam labu ukur 100 mL, kemudian ditambahkan aquades hingga 100 mL. Dikocok hingga homogen.b. Pembuatan larutan NaOH 0,01 M sebanyak 500 mL Padatan NaOH ditimbang dengan teliti seberat 0,4 g. Dimasukkan dalam beaker glass 100 mL dan dilarutkan dengan 50 mL aquades. Dipindahkan dalam labu ukur 500 mL, ditambahkan aquades hingga 500 mL. Dikocok hingga homogen.

c. Standarisasi larutan NaOH 0,01 M dengan larutan standar primer asam oksalat 0,01 M menggunakan Metode Titrasi Asidi-Alkalimetri (konvensional) 5 mL larutan asam oksalat dimbil dengan menggunakan pipet volum 5 mL, kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 mL. Ditambahkan 3 tetes indikator phenoftalein ke dalam Erlenmeyer. Buret 50 mL dengan dicuci aquades, kemudian dicuci kembali dengan larutan NaOH 0,01 M. Larutan NaOH 0,01 M dimasukkan ke dalam buret dan dicatat volume awal larutan NaOH. Larutan asam oksalat dititrasi dengan larutan NaOH sebagai titran hingga warna larutan asam oksalat berubah menjadi merah muda. Volume NaOH yang digunakan untuk titrasi dicatat dalam Tabel 1. Langkah a-f diulang dan cek perubahan pH yang terjadi hingga perubahan pH konstan.

2NaOH(aq) + H2C2O4 (aq) Na2C2O4(aq) +4H2O(l)d. Preparasi Sampel (H2SO4 dalam Aki Zuur)1) Pengenceran sampel tahap I (Pengenceran 10X) 10 mL sampel diambil menggunakan pipet volume. Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL. Ditambahkan aquades sampai tanda batas. Dikocok hingga homogen.2) Pengenceran sampel tahap II (Pengenceran 1000X) 1 mL sampel yang telah diencerkan 10X diambil menggunakan pipet volume. Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL. Ditambahkan aquades sampai tanda batas. Dikocok hingga homogen.e. Penentuan Konsentrasi Asam Sulfat dalam air Aki dengan Metode Titrasi Asidi-Alkalimetri (Konvensional) Buret 50 mL di cuci dengan aquades, kemudian dicuci kembali dengan larutan NaOH standar. Isi buret dengan larutan NaOH standar sampai tanda batas 50 mL. Volume awal titran dicatat dalam Tabel 2. 10 mL sampel hasil pengenceran 1000X dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250 mL. Ditambahkan 3 tetes indikator pp. Sampel dititrasi dengan NaOH standar hingga larutan berubah warna dari tidak berwarna menjadi berwarna merah muda dan warna yang terbentuk stabil. Volume akhir titran dicatat dan dihitung volume titran yang terpakai serta dicatat dalam Tabel 2. Ulangi titrasi hingga diperoleh dua data titrasi.

2NaOH(aq) + H2SO4(aq) Na2SO4(aq) + 2H2O(l)f. Penentuan Konsentrasi Asam Sulfat dalam air Aki dengan Metode Titrasi Potensiometri. pH meter disiapkan dan dikalibrasi dengan larutan buffer pH 7. Buret dicuci dengan sedikit larutan NaOH standar. Masukkan larutan NaOH ke dalam buret sampai tanda batas 0 mL. 10 mL sampel yang telah diencerkan 1000X dimasukkan ke dalam beaker glass 250 mL yang telah berisi magnetic stirrer. Beaker glass diletakkan di atas stirrer. Elektroda dicelupkan kedalam larutan sampel. Sampel dititrasi dengan penambahan 0,5 mL larutan NaOH standar, dan aduk menggunakan stirrer. pH yang terukur tiap penambahan 0,5 mL larutan NaOH standar dicatat pada Tabel 3. Titrasi dihentikan saat perubahan pH konstan atau tidak ada perubahan nilai pH.

2NaOH(aq) + H2SO4(aq) Na2SO4(aq) +2 H2O(l)

g. Penentuan Konsentra si Asam Sulfat dalam air Aki dengan Metode Titrasi Konduktometri 10 mL sampel 1000X pengenceran dimasukkan kedalam Erlenmeyer 100 mL. Dipindahkan ke dalam beaker glass 250 mL. Diletakkan di atas magnetic stirrer. Sel konduktometer yang telah dikalibrasi, dicelupkan ke dalam larutan sampel 1000X pengenceran. larutan NaOH ke dimasukkan dalam mikroburet. Ujung mikroburet dimasukkan ke dalam beaker glass yang berisi sampel 1000X pengenceran. Tombol cond pada konduktometer ditekan dan dicatat nilai konduktansi pada display. Volume NaOH = 0 mL. Tombol stand by ditekan setiap selesai pembacaan pada display. NaOH dialirkan dengan menekan tombol Go tetes demi tetes. Nilai konduktansi dicatat pada Tabel 4. NaOH dialirkan hingga nilai konduktansi asam sulfat mengalami peningkatan. Kurva titrasi digambarkan (diplotkan antara volume titran yang ditambahkan dan nilai konduktansi), tentukan titik ekivalen dari kurva yang diperoleh. Konsentrasi dan pH dari larutan asam asam sulfat ditentukan.

2NaOH(aq) + H2SO4(aq) Na2SO4(aq) +2 H2O(l)

8. Hasil Pengamatan, Analisis dan Pembahasana. Hasil PengamatanHasil pengamatan percobaan penentuan konsentrasi konsentrasi H2SO4 dalam Aki Zuur dapat dilihat pada tabel 8.aTabel 8.a. Hasil Pengamatan Percobaan Penentuan Konsentrasi H2SO4 dalam Aki ZuurNo.PerlakuanHasil Pengamatan

Pembuatan larutan asam oksalat 0,01 M sebanyak 100 mL

1.Padatan H2C2O4.2H2O ditimbang dengan teliti 0,126 g.Serbuk putih

2. Diletakkan dalam beaker glass 100 mL dan dilarutkan dengan 50 mL aquades.1. Serbuk putih (padatan H2C2O4.2H2O) larut2. Larutan tidak berwarna

3.Dipindahkan dalam labu ukur 100 mL, kemudian ditambahkan aquades hingga 100 mL, dan kocok hingga homogenLarutan tidak berwarna

Pembuatan larutan NaOH 0,01 M sebanyak 500 mL

1.Padatan NaOH ditimbang dengan teliti seberat 0,4 g.Kepingan putih

2.Dimasukkan dalam beaker glass 100 mL dan dilarutkan dengan 50 mL aquades.1. Kepingan putih (padatan NaOH) larut2. Larutan tidak berwarna

3.Dipindahkan dalam labu ukur 500 mL, ditambahkan aquades hingga 500 mL kemudian dikocok hingga homogen.Larutan tidak berwarna

Standarisasi larutan NaOH 0,01 M dengan larutan standar primer asam oksalat 0,01 M menggunakan Metode Titrasi Asidi-Alkalimetri (konvensional)

1.5 mL larutan asam oksalat dimbil dengan menggunakan pipet volum 5 mL, kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 mL. Larutan asam oksalat dalam erlenmeyer 250 mL. Larutan tidak berwarna

2.Ditambahkan 3 tetes indikator phenoftalein ke dalam Erlenmeyer.Larutan tidak berwarna

3.Buret 50 mL dengan dicuci aquades, kemudian dicuci kembali dengan larutan NaOH 0,01 M.Buret 50 mL kosong, siap digunakan

4.Larutan NaOH 0,01 M dimasukkan ke dalam buret dan dicatat volume awal larutan NaOH.Buret 50 mL berisi 50 mL NaOH

5.Larutan asam oksalat dititrasi dengan larutan NaOH sebagai titran hingga warna larutan asam oksalat berubah menjadi merah muda. Larutan berwarna merah muda bening

6.Volume NaOH yang digunakan untuk titrasi dicatat dalam Tabel 1.Tabel 1Titrasi 1Titrasi 2

Volume awal NaOH pada buret (mL)05,3

Volume akhir NaOH pada buret (mL)5,310,8

Volume larutan NaOH yang digunakan untuk titrasi (mL)5,35,5

Rata-rata volume larutan NaOH yang digunakan untuk titrasi (mL)5,4

7.Langkah a-f diulang dan cek perubahan pH yang terjadi hingga perubahan pH konstan.

Preparasi Sampel (H2SO4 dalam Aki Zuur)

1.Pengenceran sampel tahap I (Pengenceran 10X) 10 mL sampel diambil menggunakan pipet volume. Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL. Ditambahkan aquades sampai tanda batas, kemudian dikocok hingga homogen.Larutan berwarna kuning gelap

2.Pengenceran sampel tahap II (Pengenceran 1000X) 1 mL sampel yang telah diencerkan 10X diambil menggunakan pipet volume. Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL. Ditambahkan aquades sampai tanda batas, kemudian dikocok hingga homogen.Larutan berwarna kuning muda bening

Penentuan Konsentrasi Asam Sulfat dalam air Aki dengan Metode Titrasi Asidi-Alkalimetri (Konvensional)

1.Buret 50 mL di cuci dengan aquades, kemudian dicuci kembali dengan larutan NaOH standar.Isi buret dengan larutan NaOH standar sampai tanda batas 50 mL.Volume awal titran dicatat dalam Tabel 2. 50 mL Larutan NaOH dalam Buret 50 mL Larutan NaOH tidak berwarna

2.10 mL sampel hasil pengenceran 1000X dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250 mL, kemudian ditambahkan 3 tetes indikator pp.Larutan tidak berwarna

3.Sampel dititrasi dengan NaOH standar hingga larutan berubah dari kuning muda bening menjadi berwarna merah muda dan warna yang terbentuk stabil. Titrasi 1 Titrasi 2

4.Volume akhir titran dicatat dan dihitung volume titran yang terpakai serta dicatat dalam Tabel 2.Ulangi titrasi hingga diperoleh dua data titrasi.Titrasi 1Titrasi 2

Volume awal NaOH pada buret (mL)08,2

Volume akhir NaOH pada buret (mL)8,216,2

Volume larutan NaOH yang digunakan untuk titrasi (mL)8,28

Rata-rata volume larutan NaOH yang digunakan untuk titrasi (mL)8,1

Tabel 2

Penentuan Konsentrasi Asam Sulfat dalam air Aki dengan Metode Titrasi Potensiometri

1. pH meter disiapkan dan dikalibrasi dengan larutan buffer pH 7. Buret dicuci dengan sedikit larutan NaOH standar. Masukkan larutan NaOH ke dalam buret sampai tanda batas 0 mL. 50 mL NaOH yang telah terstandarisasi dalam buret Larutan NaOH tidak berwarna

2. 10 mL sampel yang telah diencerkan 1000X dimasukkan ke dalam beaker glass 250 mL yang telah berisi magnetic stirrer. Beaker glass diletakkan di atas stirrer. Elektroda dicelupkan kedalam larutan sampel.Rangkaian alat titrasi pada titrasi potensiometri sebagai berikut:

3. Sampel dititrasi dengan penambahan 0,5 mL larutan NaOH standar, dan aduk menggunakan stirrer. pH yang terukur tiap penambahan 0,5 mL larutan NaOH standar dicatat pada Tabel 3. Titrasi dihentikan saat perubahan pH konstan atau tidak ada perubahan nilai pH.Titrasi dihentikan saat pH konstan pada pH 10,7

Tabel 3. Disertakan dalam lampiran

Penentuan Konsentrasi Asam Sulfat dalam air Aki dengan Metode Titrasi Konduktometri

Titrasi konduktometri tidak dilaksanakan karena keterbatasan alat

b. Analisis 1. Perhitungan Konsentrasi NaOH Jumlah mol H2C2O4=[H2C2O4]Xvolume H2C2O4

=0,01 MX5 mL

=0,05 mmol

a. Persamaan reaksi pada proses standarisasi2NaOH(aq)+H2C2O4 (aq)Na2C2O4(aq)+2H2O(l)

Berdasakan persamaan reaksi pada proses standarisasi, pada saat titik ekivalen terjadi: 0,05 mmol H2C2O4 akan habis bereaksi dengan 0,1 mmol NaOH Terjadi perubahan warna indikaor phenolphtalein dari tidak berwarna menjadi berwarna merah muda Konsentrasi NaOH dapat ditentukan sebagai berikut:

Data yang diperoleh saat titik ekivalen tercapai (perubahan warna indikator phenolphtalein)Titrasi 1Titrasi 2

Volume awal NaOH pada buret (mL)05,3

Volume akhir NaOH pada buret (mL)5,310,8

Volume larutan NaOH yang digunakan untuk titrasi (mL)5,35,5

Rata-rata volume larutan NaOH yang digunakan untuk titrasi (mL)5,4

b. Dari data yang diperoleh, maka dapat ditentukan konsentrasi NaOH yang telah destandarisasi sesuai dengan perhitungan sebagai berikut:=

=0,01 M

Jadi, konsentrasi NaOH setelah standarisasi adalah 0,01 M.

2. Perhitungan konsentrasi H2SO4 dengan metode titrasi Asidi-Alkalimetri (Konvensional)a. Persamaan reaksi yang terjadi selama proses titrasi adalah sebagai berikut:2NaOH(aq)+H2SO4(aq)Na2SO4(aq)+2H2O(l)

b. Pada saat titik ekivalen: Perbandingan mol NaOH : H2SO4 adalah 2 : 1 Konsentrasi NaOH yang telah terstandarisasi adalah 0,01 M Data yang diperoleh saat titik ekivalen tercapai (perubahan warna indikator phenolphtalein)

Titrasi 1Titrasi 2

Volume awal NaOH pada buret (mL)08,2

Volume akhir NaOH pada buret (mL)8,216,2

Volume larutan NaOH yang digunakan untuk titrasi (mL)8,28

Rata-rata volume larutan NaOH yang digunakan untuk titrasi (mL)8,1

Jumlah mol NaOH terstandarisasi:Jumlah mol NaOH=[NaOH]XNaOH

=0,01 MX8,1 mL

=0,148 mmol

c. Konsentrasi H2SO4 pengenceran 1000XJika NaOH yang digunakan sebesar 0,081 mmol, maka jumlah mol H2SO4 pada saat titik ekivalen adalah 0,0405 mmol, sehingga konsentrasi H2SO4 setelah pengenceran 1000X dapat ditentukan sebagai berikut:=

=0,00405 M

d. Konsentrasi H2SO4 dalam aki Zuur=

=

=4,05 M

e. Kadar H2SO4 dalam 10 mL aki Zuur Kadar (g) H2SO4 = M X Mr H2SO4 X V = 4,05 mol/L X 98 g/mol X 0,01 L= 3,969 g3. Perhitungan konsentrasi H2SO4 dengan metode titrasi Potensiometria. Persamaan reaksi yang terjadi selama proses titrasi adalah sebagai berikut:2NaOH(aq)+H2SO4(aq)Na2SO4(aq)+2H2O(l)

b. Pada saat titik ekivalen: Perbandingan mol NaOH : H2SO4 adalah 2 : 1 Konsentrasi NaOH yang telah terstandarisasi adalah 0,01 M Data yang diperoleh saat titik ekivalen tercapai (saat terjadi perubahan pH paling besar). Berdasarkan data hasil titrasi (lampiran) maka dibuat kurva titrasi Volume NaOH vs pH dan turunannya yaitu Volume NaOH vs pH/V untuk menentukan titik ekivalen.

Gambar 1. Kurva titrasi Potensiometri penentuan konsentrasi H2SO4

Gambar 2. Kurva titrasi Potensiometri penentuan konsentrasi H2SO4

Dari kurva yang telah dibuat, dapat dilihat jika titik ekivalen pada percobaan potensiometri 1 dan 2 bernilai sama yaitu, titik ekivalen terjadi saat penambahan 8 mL NaOH. Jumlah mol NaOH terstandarisasi:Jumlah mol NaOH=[NaOH]XNaOH

=0,01 MX8 mL

=0,08 mmol

c. Konsentrasi H2SO4 pengenceran 1000XJika NaOH yang digunakan sebesar 0,08 mmol, maka jumlah mol H2SO4 pada saat titik ekivalen adalah 0,04 mmol, sehingga konsentrasi H2SO4 setelah pengenceran 1000X dapat ditentukan sebagai berikut:=

=0,004 M

d. Konsentrasi H2SO4 dalam aki Zuur=

=

=4 M

e. Kadar H2SO4 dalam 10 mL aki ZuurKadar (g) H2SO4 = M X Mr H2SO4 X V = 4 mol/L X 98 g/mol X 0,01 L= 3,92 gc. PembahasanPenentuan konsentrasi asam sulfat (H2SO4) dalam aki Zuur melalui beberapa tahap. Tahap pertama yaitu pembuatan larutan standard primer dan larutan standard sekunder. Standard primer yang digunakan adalah larutan asam oksalat dan standard sekundernya adalah larutan NaOH, pemilihan larutan standar ini dikarenakan aki Zuur bersifat asam, karena terdiri dari asam sulfat (H2SO4). Pembuatan larutan standard primer berfungsi untuk menstandarisasi atau memastikan konsentrasi larutan tertentu yang konsentrasinya sulit diperoleh apabila pembuatan larutannya secara langsung. Standard primer yang digunakan adalah larutan Asam oksalat 0,01 M yang dibuat dengan cara melarutkan 0,126 gram H2C2O4.2H2O dengan 50 mL aquades dalam beaker glass lalu dipindahkan kedalam labu ukur 100 mL dan ditambahkan aquades hingga tanda batas.Pemilihan asam oksalat hidrat sebagai standard primer dikarenakan memenuhi persyaratan dalam pembuatan larutan standard primer yaitu dapat diperoleh dalam keadaan murni dan rumus struktur yang pasti (H2C2O4.2H2O), beratnya tak berubah saat penimbangan (non-higroskopis), mempunyai massa molekul relatif dan berat ekivalen yang tinggi (126 g/eq) sehingga dapat meminimalkan kesalahan saat penimbangan (Effendi, 2008: 76).Pembuatan larutan standard sekunder NaOH 0,01 M dengan cara melarutkan 0,4 gram padatan NaOH dengan 50 mL aquades dalam beaker glass lalu dipindahkan kedalam labu ukur 500 mL dan ditambahkan aquades hingga tanda batas. Pemilihan NaOH sebagai standard sekunder dikarenakan NaOH tidak mudah diperoleh dalam bentuk murni karena bersifat higroskopis dan bereaksi dengan CO2 di udara (Effendi, 2008: 76).Untuk membuktikan konsentrasi larutan NaOH yang telah dibuat adalah 0,1 M maka dilakukan standarisasi menggunakan larutan standar primer. Hal ini dilakukan dengan cara mengambil 5 mL H2C2O4 0,01 M, dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL dan ditambahkan 3 tetes indikator fenolftalein (pp). Selanjutnya di titrasi dengan menggunakan larutan NaOH yang telah dibuat. Mencatat volume NaOH yang dibutuhkan saat larutan H2C2O4 + indikator fenolftalein (pp) berubah dari larutan tidak berwarna menjadi merah muda (titik akhir titrasi). Pada percobaan diperoleh titik akhir titrasi, volume rata-rata NaOH yang dibutuhkan adalah 5,4 mL. Dari hasil analisis data titrasi, diperoleh konsentrasi NaOH sebesar 0,018 M. Pemilihan indikator fenolftalein (pp) dikarenakan pada saat pencapaian titik ekuivalen asam oksalat habis bereaksi dengan NaOH dan menghasilkan garam sehingga dalam air akan terhidrolisis sebagian dan bersifat basa. pH larutan garam yang terbentuk ditentukan berdasarkan rumus hidrolisis asam lemah-basa kuat, sehingga besar pH lebih dari 7 dan pH ini berada pada rentang pH indikator fenolftalein (pp) yaitu 8,2-10,0.Tahap ke dua yaitu penentuan konsentrasi asam sulfat (H2SO4) dalam aki Zuur. Mula-mula asam sulfat (H2SO4) dalam aki Zuur diencerkan sebanyak 1000 kali. Selanjutnya mentitrasi asam sulfat (H2SO4) dalam aki Zuur dengan dua metode titrasi yakni titrasi konvensional dan titrasi potensiometri. Pada titrasi konvensional 10 mL asam sulfat (H2SO4) dalam aki Zuur ditambahkan 3 tetes indikator fenolftalein (pp) kemudian dititrasi dengan larutan standard NaOH. Penambahan indikator fenolftalein (pp) pada asam sulfat (H2SO4) dalam aki Zuur sebelum ditambahkan NaOH berfungsi untuk mengetahui titik akhir titrasi yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna yakni dari larutan yang tidak berwarna berubah menjadi warna merah muda. Dari hasil percobaan titik akhir titrasi terjadi pada saat penambahan NaOH sebanyak 8,2 mL (percobaan ke-1) dan 8 mL (percobaan ke-2). Sehingga didapat volume rata-rata yang diperlukan dalam titrasi ini 8,1 M. Dengan persamaan reaksi:2NaOH(aq)+H2C2O4 (aq)Na2C2O4(aq)+2H2O(l)

Alasan pemilihan indikator fenolftalein (pp) adalah pada titik ekivalen titrasi antara H2SO4 dan NaOH maka pH larutan adalah sama dengan 7, dan di titik ekivalen (mol titran dan mol titer adalah sama) belum bisa dideteksi oleh indikator. Ketika ditambah 1 tetes titran pH akan berubah secara drastis, dan masuk range indikator. Pada saat masuk darah indikator tersebut disebut titik akhir titrasi, sehingga indikator fenolftalein (pp) cocok digunakan karena bekerja pada rentang pH 8,2 10,0. Metode ke dua yang digunakan untuk menentukan konsentrasi asam sulfat (H2SO4) dalam aki Zuur adalah metode potensiometri. Pada metode potensiometri 10 mL larutan asam sulfat (H2SO4) dalam aki Zuur yang telah diencerkan dengan 1000 kali dimasukkan ke dalam beaker glass 100 mL dan ditambah magnetik stirerr. Tujuan penggunaan magnetik stirerr untuk menghomogenkan larutan sehingga pH yang didapat mewakili pH larutan. Kemudian dititrasi dengan larutan standard NaOH dan pH diukur dengan menggunakan pH meter setiap penambahan 0,5 mL titran. Titrasi dihentikan saat pH larutan hasil titrasi konstan, dan dicatat volume NaOH yang dibutuhkan. Titik ekuivalen ditentukan pada pH sebelum terjadinya peningkatan pH secara tajam, hal ini menunjukkan bahwa peningkatan pH secara tajam menandakan asam sulfat dalam aki Zuur telah habis bereaksi dengan NaOH. Karena mol NaOH yang tersisa maka larutan pun akan bersifat basa sehingga memiliki harga pH yang tinggi, hal ini menyatakan bahwa larutan telah lewat titik ekivalen. Titik ekivalen terjadi pada penambahan 8 mL NaOH dengan nilai pH pada percobaan 1 sebesar 7,1 dan percobaan 2 sebesar 7,7,sehingga rata-rata nilai pH yang dicapai adalah 7,4. Data hasil titrasi dengan metode potensiometri dapat dilihat pada tabel 3 pada lampiran dan grafik dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2 pada analisis dan lampiran.

9. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan1. Konsentrasi asam sulfat yang terkandung dalam aki Zuur yang dianalisis menggunakan metode titrasi asidi-alkalimetri (konvensional) adalah 4,05 M2. Konsentrasi asam sulfat yang terkandung dalam aki Zuur yang dianalisis menggunakan metode Potensiometri adalah 4 M

Saran1. Dalam menentukan kadar asam sulfat yang terkandung dalam aki Zuur, lebih baik menggunakan metode potensiometri karena titik ekivalen dapat ditentutkan dengan lebih tepat.

10. Daftar Pustaka Anonim. 2010. Asam Kuat Dalam Rumah Tangga_edit.doc, (Online), (http:// ik.pom.go.id/wp-content/uploads/2011/11/AsamKuatdalamRumahTangga. pdf, diakses 1 Desember 2013).Effendi. 2008. A-Level Chemistry for Senior High School Students Based on KTSP and Cambridge Curriculum Volume 2B. Malang: Bayumedia.Ham, M. 2012. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Jakarta: PT Bumi Aksara.Housecroft, C.E., Sharpe, A.G. 2005. Inorganic Chemistry 2nd dition. Gosport: Ashford Colour Press Ltd.Ibnu, M.S., Budiasih, E., Widarti, H. R., Munzil. 2005. Kimia Analitik I. Malang: UM PRESSSoebagio, Budiasih, E., Ibnu, M.S., Widarti, H. R., & Munzil. 2003. Kimia Analitik II. Malang: UM PRESS

LampiranI. Data Hasil Pengamatan1. Tabel 1 (Data titrasi standarisasi NaOH)Titrasi 1Titrasi 2

Volume awal NaOH pada buret (mL)05,3

Volume akhir NaOH pada buret (mL)5,310,8

Volume larutan NaOH yang digunakan untuk titrasi (mL)5,35,5

Rata-rata volume larutan NaOH yang digunakan untuk titrasi (mL)5,4

2. Tabel 2 (Data titrasi asam sulfat (H2SO4) dalam aki Zuur menggunakan metode titrasi Asidi-Alkalimetri (konvensional))Titrasi 1Titrasi 2

Volume awal NaOH pada buret (mL)08,2

Volume akhir NaOH pada buret (mL)8,216,2

Volume larutan NaOH yang digunakan untuk titrasi (mL)8,28

Rata-rata volume larutan NaOH yang digunakan untuk titrasi (mL)8,1

3. Tabel 3 (Data titrasi asam sulfat (H2SO4) dalam aki Zuur menggunakan metode titrasi Potensiometri)Data Potensiometri ke 1

No. VolumeNaOH (mL)pHVpHpH/V

102,3000

20,52,30,500

312,30,500

41,52,30,500

522,30,500

62,52,40,50,10,2

732,40,500

83,52,40,500

942,50,50,10,2

104,52,50,500

1152,60,50,10,2

125,52,60,50Titik ekivalen0

1362,70,50,10,2

146,52,90,50,20,4

1573,10,50,20,4

167,53,50,50,40,8

1787,70,54,28,4

188,59,60,51,93,8

19910,10,50,51

209,510,30,50,20,4

211010,50,50,20,4

2210,510,60,50,10,2

231110,70,50,10,2

2411,510,70,500

251210,70,500

Data Potensiometri ke 2

No. Volume NaOH (mL)pHVpHpH/V

102,3000

20,52,30,500

312,30,500

41,52,30,500

522,30,500

62,52,30,500

732,30,500

83,52,40,50,10,2

942,40,500

104,52,50,50,10,2

1152,60,50,10,2

125,52,60,500

1362,70,50,10,2

146,52,80,50,10,2

15730,50,2Titik ekivalen0,4

167,53,50,50,51

1787,10,53,67,2

188,59,50,52,44,8

19910,10,50,61,2

209,510,40,50,30,6

211010,50,50,10,2

2210,510,70,50,20,4

231110,70,500

2411,510,70,500

251210,70,500

4. Gambar 1

5. Gambar 2

II. Jadwal PraktikumTema: Penetapan Konsentrasi Asam dan/atau BasaJudul praktikum: Penentuan Konsentrasi Asam Sulfat dalam Aki ZuurTujuan praktikum:1. Mengetahui konsentrasi asam sulfat yang terkandung dalam akiZuur yang dianalisis menggunakan metode titrasi alkalimetri. 2. Mengetahui konsentrasi asam sulfat yang terkandung dalam akiZuur yang dianalisis menggunakan metode titrasi potensiometri. 3. Mengetahui konsentrasi asam sulfat yang terkandung dalam akiZuur yang dianalisismenggunakan metode titrasi konduktometri.Hari/TanggalKegiatan Pratikum

Rabu,11Desember 2013 Mempersiapkan alat dan bahan percobaan

Kamis,12 Desember 2013 Membuat larutan asam oksalat 0,01 M sebanyak 100 mL Membuat larutan NaOH 0,01 M sebanyak 500 mL Melakukan standardisasi larutan NaOH 0,01 M dengan larutan standar primer asam oksalat 0,01 M dengan metode titrasi asidi-alkalimetri dengan sampel asam oksalat sebanyak 5 mL Melakukan preparasi sampel aki Zuur dengan melakukan 1000x pengenceran Menentukan konsentrasi asam sulfat dalam air aki dengan metode titrasi asidi-alkalimetri dengan sampel aki Zuur yang telah diencerkan 1000x sebanyak 10 mL menentukan konsentrasi asam sulfat dalam air aki dengan metode titrasi potensiometri dengan sampel aki Zuur yang telah diencerkan 1000x sebanyak 10 mL Menentukan konsentrasi asam sulfat dalam air aki dengan metode titrasi konduktometri tidak dapat dilakukan karena alat yang digunakan tidak tersedia

III. Diagram Alir Langkah Kerja Praktikum1. Membuat Larutan H2C2O4.2H2O 0,01 MPerhitungan: Mr H2C2O4.2H2O = 126 g/molVolume H2C2O4.2H2O = 100 mL = 0,1 LMol H2C2O4.2H2O = V x M H2C2O4.2H2O = 0,1 L x 0,1 M= 0,01 molMassa H2C2O4.2H2O= mol H2C2O4.2H2O x Mr H2C2O4.2H2O= 0,01 mol x 126 g/mol

0,126 g Kristal H2C2O4.2H2OLarutan Asam Oksalat100 mL Larutan Asam Oksalat 0,01 Mdimasukkan dalam beaker glass 100 mLdilarutkan dengan 50 mL aquadesdimasukkan ke dalam labu ukur 100 mLtambahkan aquades hingga 100 mLkocok hingga homogen= 0,126 g

2. Membuat Larutan NaOH 0,01 MPerhitungan: Mr NaOH = 40 g/molVolume NaOH = 500 mL = 0,5 Lmol NaOH= V x M NaOH = 0,5 L x 0,01 M= 0,005 molmassa NaOH= mol NaOH x Mr NaOH= 0,005 mol x 40 g/mol= 0,2 g

dimasukkan dalam beakes glass 100 mLdilarutkan dengan 50 mL aquadesdimasukkan dalam labu ukur 500 mL0,2 g NaOHLarutan NaOH500 mL Larutan NaOH 0,01 Mtambahkan aquades hingga 500 mLkocok hingga homogen

3. Standardisasi Larutan NaOH dengan Larutan Standar Primer Asam Oksalat 0,1 M dengan Metode Titrasi Alkalimetri

titrasi diulangi sebanyak dua kali dan cek perubahan pH yang terjadi hingga perubahan pH konstanditambahkan 3 tetes indikator PPdititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M hingga warna larutan asam oksalat berubah menjadi berwarna merah mudaCampuran larutan H2C2O4 0,01 M dan larutan NaOHLarutan campurandicatat volume NaOH yang digunakan untuk titrasi dalam tabel 110 mL larutan asam oksalat dalam erlenmeyer 250 mLLarutan campuran pH konstan

Tabel 1. Standardisasi Larutan NaOH dengan Larutan Standar Primer Asam Oksalat 1 M dengan Metode Titrasi Alkalimetri

No.Volume asam oksalat 0,1 M (mL)Volume NaOH 0,1 M (mL)

1.5

2.5

Perhitungan: Jumlah mol H2C2O4=[H2C2O4]Xvolume H2C2O4

=0,01 MX5 mL

=0,05 mmol

Reaksi Selama Proses Standarisasi2NaOH(aq)+H2C2O4 (aq)Na2C2O4(aq)+2H2O(l)

Berdasakan persamaan reaksi pada proses standarisasi, pada saat titik ekivalen 0,05 mmol H2C2O4 akan habis bereaksi dengan 0,1 mmol NaOH, sehingga konsentrasi NaOH dapat ditentukan sebagai berikut:

4. Preparasi Sampel Pengenceran sampel tahap I

diambil dengan menggunakan pipet volume 10 mLdimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL.ditambahkan dengan aquades sampai tanda batas.dikocok hingga homogen.10 mL sampel100 mL sampel dengan pengenceran 10 x

Pengenceran sampel tahap II

diambil dengan menggunakan pipet volume 1 mLdimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL.ditambahkan dengan aquades sampai tanda batas.dikocok hingga homogen.1 mL sampel dengan pengenceran 10 x100 mL sampel dengan pengenceran 1000 xPerhitungan: Sampel yang digunakan adalah aki Zuur kemasan 1 L yang mengandung 30% H2SO4, dengan massa jenis 1,28 g/mLDalam tiap 1000 mL larutan aki Zuur, terdapat 300 mL H2SO4 dan 700 mL H2O, maka massa H2SO4 dalam aki Zuur dapat ditentukan sebagai berikut:=

=

=

=384 gram

Massa H2SO4 yang didapatkan, kemudian dirubah dalam satuan mol sesuai dengan perhitungan berikut:=

=

=3,918 mol

Jumlah mol H2SO4 yang didapatkan, kemudian dirubah dalam Molaritas sesuai dengan perhitungan berikut:=

=

=

=3,918 M

Reaksi netralisasi H2SO4 menggunakan NaOH dapat ditulis sebagai berikut:2NaOH(aq)+H2SO4(aq)Na2 SO4(aq)+2H2O(l)

Berdasarkan reaksi netralisasi diatas, pada titik ekivalen 0,002 mol NaOH akan habis bereaksi dengan 0,001 mol H2SO4, namun didalam aki Zuur, H2SO4 yang terkandung berjumlah 3,198 mol, sehingga perlu dilakukan pengenceran 1000 kali hingga mendapatkan H2SO4 0,0039 mol.

5. Penentuan Konsetrasi Asam Sulfat dalam Air Aki Zuur dengan Metode Titrasi Alkalimetri

volume akhir titran dalam buret dicatatvolume titran yang terpakai dihitung dan dicatat dalam Tabel 2titrasi diulangi hingga diperoleh tiga data titrasiLarutan berwarna merah mudaData titrasi10 mL sampel yang telah diencerkan 1000X dalam Erlenmeyer 250 mLditambahkan 3 tetes indicator PPdittrasi dengan NaOH standar hingga larutan berubah warna dari tidak berwarna menjadi berwarna merah muda dan warna yang terbentuk stabil

Tabel 2. Tabel Volume NaOH yang dibutuhkan untuk Penentuan Konsentrasi Asam Sulfat dengan Metode Titrasi AlkalimetriTitrasi 1Titrasi 2

Volume awal NaOH pada buret (mL)

Volume akhir NaOH pada buret (mL)

Volume larutan NaOH yang digunakan untuk titrasi (mL)

Rata-rata volume larutan NaOH yang digunakan untuk titrasi (mL)

Perhitungan: Persamaan reaksi yang terjadi selama proses titrasi adalah sebagai berikut:2NaOH(aq)+H2SO4(aq)Na2SO4(aq)+2H2O(l)

Pada saat titik ekivalen:1. Perbandingan mol NaOH : H2SO4 adalah 2 : 12. Jika NaOH yang digunakan sebesar 0,1 mmol, maka jumlah mol H2SO4 pada saat titik ekivalen adalah 0,05 mmol, sehingga konsentrasi H2SO4 setelah pengenceran 1000X dapat ditentukan sebagai berikut:

3. Konsentrasi H2SO4 aki Zuur ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat diketahui konsentrasi asam sulfat dalam air Aki Zuur dengan menggunakan metode titrasi alkalimetri.

6. Penentuan Konsetrasi Asam Sulfat dalam Air Aki Zuur dengan Metode Titrasi Potensiometri

dikalibrasi dengan larutan buffer pH 7Buat kurva titrasi pH/V versus volume titranTentukan titik ekuivalenHitung nilai konsentrasi asam Sulfatdititrasi lagi dan cek perubahan pH dengan pH meter hingga perubahan pH konstanCampuran larutan asam Sulfat dan larutan NaOHLarutan campurandiadukdicatat pH yang terukur tiap penambahan 0,5 mL NaOH pada Tabel 3pH meterLarutan campuran pH konstandimasukkan ke dalam beaker glass 100 mLdiletakkan beaker glass di atas magnetic stirrerdititrasi dengan penambahan 0,5 mL larutan NaOH10 mL sampel encerM Asam Sulfat

Tabel 3. Penentuan Konsentrasi Asam Sulfat dengan Metode Titrasi PotensiometriNo.Volume NaOH 0,5 M (mL)pHNo.Volume NaOH 0,5 M (mL)pH

1.0,516.8

2.117.8,5

3.1,518.9

4.219.9,5

5.2,520.10

6.321.10,5

7.3,522.11

8.423.11,5

9.4,524.12

10.525.12,5

11.5,526.13

12.627.13,5

13.6,528.14

14.729.14,5

15.7,530.15

Perhitungan: Persamaan reaksi yang terjadi selama proses titrasi adalah sebagai berikut:2NaOH(aq)+H2SO4(aq)Na2SO4(aq)+2H2O(l)

Pada saat titik ekivalen:1. Perbandingan mol NaOH : H2SO4 adalah 2 : 12. Jika NaOH yang digunakan sebesar 0,1 mol, maka jumlah mol H2SO4 pada saat titik ekivalen adalah 0,05 mol, sehingga konsentrasi H2SO4 setelah pengenceran 1000X dapat ditentukan sebagai berikut:

3. Konsentrasi H2SO4 aki Zuur ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat diketahui konsentrasi asam sulfat dalam air Aki Zuur dengan menggunakan metode titrasi potensiometri.7. nilai konduktansi tiap penambahan titran dicatat.titrasi dilakukan hingga diperoleh nilai konduktansi mengalami peningkatan diaduk dengan magnetic stirrertombol cond pada konduktometri ditekannilai konduktansi (volume NaOH= 0 mL) dicatattombol stand by setelah pembacaan nilai konduktansi selesai ditekanCampuran larutan asam Sulfat dan larutan NaOHLarutan campuran dengan titik akhir titrasidimasukkan dalam mikroburettitran dialirkan dengan tekan tombol Go tetes demi tetesKonsentrasi larutan Asam Sulfat10 mL sampel encer dalam beaker glass 250 mLLarutan asam Sulfat + 0 mL NaOHtombol stand by ditekansel konduktometer diangkat dari beaker glass, bilas dengan aquades, keringkan dengan tisu.kurva titrasi volum titran vs nilai konduktansi.konsentrasi larutan asam sulfat dihitung.NaOHPenentuan Konsetrasi Asam Sulfat dalam Air Aki Zuur dengan Metode Titrasi Konduktometri

Tabel 4. Penentuan Konsentrasi Asam Sulfat dengan Metode Titrasi KonduktometriNo.Volume NaOH 0,5 M (mL)pHNo.Volume NaOH 0,5 M (mL)pH

1.0,513.6,5

2.114.7

3.1,515.7,5

4.216.8

5.2,517.8,5

6.318.9

7.3,519.9,5

8.420.10

9.4,521.10,5

10.522.11

11.5,523.11,5

12.624.12

Perhitungan: Persamaan reaksi yang terjadi selama proses titrasi adalah sebagai berikut:2NaOH(aq)+H2SO4(aq)Na2SO4(aq)+2H2O(l)

Pada saat titik ekivalen:1. Perbandingan mol NaOH : H2SO4 adalah 2 : 12. Jika NaOH yang digunakan sebesar 0,1 mol, maka jumlah mol H2SO4 pada saat titik ekivalen adalah 0,05 mol, sehingga konsentrasi H2SO4 setelah pengenceran 1000X dapat ditentukan sebagai berikut:

3. Konsentrasi H2SO4 aki Zuur ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut

Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat diketahui konsentrasi asam sulfat dalam air Aki Zuur dengan menggunakan metode titrasi konduktometri.