laporan fisio ridho tekanan darah dan denyut nadi

Upload: auridho-prasetyo-putra-ditya

Post on 19-Feb-2018

251 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Laporan Fisio Ridho Tekanan Darah Dan Denyut Nadi

    1/26

    i

    TEKANAN DARAH DAN DENYUT NADI

    LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

    BLOK SISTEM TUBUH II

    GANJIL 2015-2016

    Disusun Oleh:

    AURIDHO PRASETYO PUTRA DITYA

    NIM. 151610101081

    LABORATORIUM FISIOLOGI

    FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

    UNIVERSITAS JEMBER

    2015

  • 7/23/2019 Laporan Fisio Ridho Tekanan Darah Dan Denyut Nadi

    2/26

    ii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL................................................................................. i

    DAFTAR ISI................................................................................................. ii

    BAB I DASAR TEORI .................................................................................. 1

    BAB II LANGKAH KERJA .9

    BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.12

    BAB IV KESIMPULAN23

    DAFTAR PUSTAKA..iii

  • 7/23/2019 Laporan Fisio Ridho Tekanan Darah Dan Denyut Nadi

    3/26

    1

    BAB I

    DASAR TEORI

    I.1. Konsep Tekanan Darah

    Tekanan darah adalah kekuatan yang memungkinkan darah mengalir

    dalam pembuluh darah untuk beredar dalam seluruh tubuh. Darah berfungsi

    sebagai pembawa oksigen serta zat-zat lain yang dibutuhkan oleh seluruh jaringan

    tubuh supaya dapat hidup dan dapat melaksanakan masing-masing tugasnya.

    Tekanan Darah Sistolik (TDS) menunjukkan tekanan pada arteri bilajantung berkontraksi (denyut jantung) atau tekanan maksimum dalam arteri pada

    suatu saat. TDS dinyatakan oleh angka yang lebih besar jika dibaca pada alat

    pengukur tekanan darah. TDS normal 90-120 mmHg. Tekanan Darah Diastolik

    (TDD) menunjukkan tekanan darah dalam arteri bila jantung berada dalam

    keadaan relaksasi di antara dua denyutan.

    Tekanan Darah Diastolik (TDD) dinyatakan dengan angka yang lebih kecil

    jika dibaca pada alat pengukur tekanan darah. TDD normal 60-80 mmHg.

    Tingginya TDS berhubungan dengan curah jantung, sedangkan TDD berhubungan

    dengan besarnya resistensi perifer.

    I.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tekanan Darah

    1. Faktor Jenis Kelamin

    Terdapat beberapa penelitian yang mengungkapkan perbedaan jenis

    kelamin berpengaruh terhadap kerja sistem kardioaskuler. Dibandingkan dengan

    laki-laki dengan usia yang sama, wanita premenopause memiliki massa ventriel

    kiri jantung yang lebih kecil terhadap body mass ratio, yang mungkin

    mencerminkan afterload jantung yang lebih rendah pada wanita. Hal ini mungkin

    akibat dari tekanan darah arteri yang lebih rendah, kemampuan complince aorta

    yang lebih besar dan kemampuan peningkatan penginduksian mekanisme

    vasodilatasi. Perbedaan ini dianggap berhubungan dengan efek protektif estrogen

    dan mungkin dapat menjelaskan mengapa pada wanita premenopause memiliki

    resiko lebih rendah menderita penyakit kardiovaskular. Tetapi, setelah menopause

  • 7/23/2019 Laporan Fisio Ridho Tekanan Darah Dan Denyut Nadi

    4/26

    2

    perbedaan jenis kelamin tidak akan berpengaruh pada kemungkinan terderitanya

    penyakit kardiovaskular. Hal ini mungkin disebabkan karena berkurangnya

    jumlah estrogen pada wanita yang sudah menopause.

    2. Faktor Gravitasi

    Tekanan darah akan meningkat dengan 10 mmhg setiap 12 cm di bawah

    jantung karena pengaruh gravitasi . Di atas jantung, tekanan darah akan menurun

    dengan jumlah yang sama. Jadi dalam keadaan berdiri, maka tekanan darah sistole

    adalah 210 mmHg di kaki tetapi hanya 90 mmHg di otak. Dalam keadaan

    berbaring kedua tekanan ini akan sama.

    Tekanan darah dalam arteri pada orang dewasa dalam keadaan duduk atau

    posisi berbaring pada saat istirahat kira-kira 120/70 mmHg. Karena tekanan darah

    adalah akibat dari curah jantung dan resistensi perifer, maka tekanan darah

    dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang mempengaruhi setiap atau dan isi

    sekuncup. Besarnya isi sekuncup ditentukan oleh kontraksi miokard dan volume

    darah yang kembali ke jantung.

    1.

    Berbaring

    Ketika seseorang berbaring, maka jantung akan berdetak lebih sedikit

    dibandingkan saat ia sedang duduk atau berdiri. Hal ini disebabkan saat orang

    berbaring, maka efek gravitasi pada tubuh akan berkurang yang membuat lebih

    banyak darah mengalir kembali ke jantung melalui pembuluh darah. Jika darah

    yang kembali ke jantung lebih banyak, maka tubuh mampu memompa lebih

    banyak darah setiap denyutnya. Hal ini berarti denyut jantung yang diperlukan per

    menitnya untuk memenuhi kebutuhkan darah, oksigen dan nutrisi akan menjadilebih sedikit.

    Pada posisi berbaring darah dapat kembali ke jantung secara mudah tanpa

    harus melawan kekuatan gravitasi. Terlihat bahwa selama kerja pada posisi

    berdiri, isi sekuncup meningkat secara linier dan mencapai nilai tertinggi pada

    40% -- 60% VO2 maksimal. VO2 max adalah volume maksimal O2 yang

    diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Pada

    posisi berbaring, dalam keadaan istirahat isi sekuncup mendekati nilai maksimal

  • 7/23/2019 Laporan Fisio Ridho Tekanan Darah Dan Denyut Nadi

    5/26

    3

    sedangkan pada kerja terdapat hanya sedikit peningkatan. Nilai pada posisi

    berbaring dalam keadaan istirahat hampir sama dengan nilai maksimal yang

    diperoleh pada waktu kerja dengan posisi berdiri. Jumlah isi sekuncup pada orang

    dewasa laki-laki mempunyai variasi antara 70 -- 100 ml. Makin besar intensitas

    kerja (melebihi batas 85% dari kapasitas kerja) makin sedikit isi sekuncup; hal ini

    disebabkan memendeknya waktu pengisian diatole akibat frekuensi denyut

    jantung yang meningkat (bila mencapai 180/menit maka 1 siklus 6 jantung hanya

    berlangsung selama 0,3 detik dan pengisian diastole merupakan bagian dari 0,3

    detik tersebut).

    2. Berdiri

    Detak jantung akan meningkat saat seseorang berdiri, karena darah yang

    kembali ke jantung akan lebih sedikit. Kondisi ini yang mungkin menyebabkan

    adanya peningkatan detak jantung mendadak ketika seseorang bergerak dari posisi

    duduk atau berbaring ke posisi berdiri (Ganong, 2002). Pada posisi berdiri, maka

    sebanyak 300-500 ml darah pada pembuluh capacitance vena anggota tubuh

    bagian bawah dan isi sekuncup mengalami penurunan sampai 40%. Berdiri dalam

    jangka waktu yang lama dengan tidak banyak bergerak atau hanya diam akan

    menyebabkan kenaikan volume cairan antar jaringan pada tungkai bawah. Selama

    individu tersebut bisa bergerak maka kerja pompa otot menjaga tekanan vena pada

    kaki di bawah 30 mmHg dan alir balik vena cukup (Ganong, 2002). Pada posisi

    berdiri, pengumpulan darah di vena lebih banyak. Dengan demikian selisih

    volume total dan volume darah yang ditampung dalam vena kecil, berarti volume

    darah yang kembali ke jantung sedikit, isi sekuncup berkurang, curah jantung

    berkurang, dan kemungkinan tekanan darah akan turun. Jantung memompa darah

    ke seluruh bagian tubuh. Darah beredar ke seluruh bagian tubuh dan kembali ke

    jantung begitu seterusnya. Darah sampai ke kaki, dan untuk kembali ke jantung

    harus ada tekanan yang mengalirkannya. Untuk itu perlu adanya kontraksi otot

    guna mengalirkan darah ke atas. Pada vena ke bawah dari kepala ke jantung tidak

    ada katup, pada vena ke atas dari kaki ke jantung ada katup. Dengan adanya

    katup, maka darah dapat mengalir kembali ke jantung. Jika pompa vena tidak

  • 7/23/2019 Laporan Fisio Ridho Tekanan Darah Dan Denyut Nadi

    6/26

    4

    bekerja atau bekerja kurang kuat, maka darah yang kembali ke jantung berkurang,

    memompanya berkurang, sehingga pembagian darah ke sel tubuh pun ikut

    berkurang. Banyaknya darah yang di keluarkan jantung itu menimbulkan tekanan,

    bila berkurang maka tekanannya menurun. Tekanan darah berkurang akan

    menentukan kecepatan darah sampai ke bagian tubuh yang dituju. Ketika berdiri

    darah yang kembali ke jantung sedikit. Volume jantung berkurang maka darah

    yang ke luar dan tekanan menjadi berkurang.

    3.

    Duduk

    Sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung stabil. Hal ini

    dikarenakan pada saat duduk sistem vasokonstraktor simpatis terangsang dan

    sinyal-sinyal saraf pun dijalarkan secara serentak melalui saraf rangka menuju ke

    otot-otot rangka tubuh, terutama otot-otot abdomen. Keadaan ini akan

    meningkatkan tonus dasar otot-otot tersebut yang menekan seluruh vena cadangan

    abdomen, membantu mengeluarkan darah dari cadangan vaskuler abdomen ke

    jantung. Hal ini membuat jumlah darah yang tersedia bagi jantung untuk dipompa

    menjadi meningkat. Keseluruhan respon ini disebut refleks kompresi abdomen.

    Pada beberapa individu terutama orang tua, perubahan posisi yang cepat

    misalnya dari berbaring ke berdiri bisa menyebabkan tubuh menjadi pusing atau

    bahkan pingsan. Karena gerakan cepat ini membuat jantung tidak dapat memompa

    darah yang cukup ke otak.

    Saat terjatuh atau pingsan sebaiknya berada dalam posisi berbaring, yang

    mana merupakan posisi menguntungkan bagi jantung karena efek gravitasi

    berkurang dan lebih banyak darah yang mengalir ke otak.

    I.3.Cara Mengukur Tekanan Darah

    Metode pemeriksaan yang paling umum digunakan untuk menentukan

    tekanan darah pasien adalah metode tak langsung, metode auskultasi

    menggunakan stetoskop dan sfigmomanometer. Bagian alat yang digunakan untuk

    diikatkan pada lengan berisi kantong karet yang dapat mengembang (Rhonda M.

    Jones, 2008).

  • 7/23/2019 Laporan Fisio Ridho Tekanan Darah Dan Denyut Nadi

    7/26

    5

    Kantongnya terhubung ke manometer (Gambar 5-7). Karena manometer aeroid

    mudah hanyut, maka harus dikalibrasi paling sedikit sekali setahun dan harus

    ditinggalkan pada keadaan nol. Karena lingkar lengan berbeda-beda, maka juga

    tersedia berbagai macam ukuran pengikat lengan (misalnya untuk anak-anak,

    dewasa, dan orang dewasa yang besar). Untuk menentukan ukuran pengikat

    lengan ini bandingkan panjang kantong pengukur tekanan darah tadi dengan

    lingkar lengan pasien. Anda harus merasakan kantong di dalam pengikat lengan

    tadi. Untuk pengukuran yang paling akurat, panjang kantong harus paling sedikit

    80% lingkar lengan (Gambar 5-8) (Rhonda M. Jones, 2008).

    Gambar 57 Pengikat lengan dan sfigmomanometer.

    Pengukuran tekanan darah dianggap tak langsung, kaena tekanan dalam

    pembuluh darah secara tidak langsung diukur dengan melihat tekanan dalam

    pengikat lengan. Ketika udara dipompakan ke dalam pengikat lengan, tekanan

    dalam pengikat lengan tersebut akan meningkat. Ketika tekanan dalam pengikat

    lengan tadi melebihi tekanan arteri brakhial pasien, arteri akan tertekan dan aliran

    darah akan berkurang dan akhirnya berhenti. Bersamaan dengan mengeluarkan

    udara dari pengikat lengan, kantong akan mengempis dan tekanan pada pengikat

    lengan berkurang. Ketika tekanan dalam pengikat lengan sama dengan tekanan

    arteri, darah akan mulai mengalir kembali. (Gambar 5-9) (Rhonda M. Jones,

    2008).

  • 7/23/2019 Laporan Fisio Ridho Tekanan Darah Dan Denyut Nadi

    8/26

    6

    Gambar 58 Penentuan ukuran

    pengkikat lengan untuk mengukur

    tekanan darah.

    Panjang lengan harus paling sedikit 80%

    lingkar lengan.

    Gambar 59 Suara Korotkoff dan

    pengukuran tekanan darah. (Diadaptasi

    dari Jarvis C. Physical Examination and

    Health Assessment, 3rd ed. Philadelphia: WB Saunders, 2000;192)

    Aliran darah dalam arteri menghasilkan suara yang spesifik, yang disebut suara

    Korotkoff yang terjadi dalam 5 fase:

    Fase I : lemah, jelas dan ketuk (tekanan sistolik)

    Fase II : swooshing

    Fase III : nyaring (crisp), lebih intensif (tapping)

    Fase IV : muffling (pada dewasa hal ini menunjukkan keadaan hiperkinetik

    jika fase ini terus berlangsung selama pengikat lenganmengempis).

    Fase V : hilangnya suara (pada dewasa, tekanan diastolik) (Rhonda M.

    Jones, 2008).

    Suara-suara ini digunakan untuk mengidentifikasi tekanan darah sistolik

    dan diastolik. Agar dapat mengukur dengan sangat akurat, ikuti langkah-langkah

    berikut:

    1. Tanyakan kepada pasien apakah pasien merokok atau mengkonsumsi

    kafein dalam 30 menit sebelum pemeriksaan. Jika ya, catat informasi ini;

    2.

    Pasien harus didudukkan pada kursi dengan punggung tersangga dan

    lengan kosong dan disangga pada keadaan paralel setara jantung;

    3. Pengukuran dimulai paling sedikit setelah 5 menit beristirahat;

    4.

    Tentukan ukuran pengikat lengan yang sesuai untuk pasien (lihat Gambar

    5-8);

    5. Palpasi arteri brakhial sepanjang lengan atas bagian dalam;

  • 7/23/2019 Laporan Fisio Ridho Tekanan Darah Dan Denyut Nadi

    9/26

    7

    6.

    Posisikan agar kantong yang ada pada pengikat lengan di tengah di atas

    arteri brakhial, kemudian ikat pengikat lengan tadi agar pas melingkari

    lengan, usahakan ujung tepi bawah pengikat lengan tersebut 1 inci di atas

    antekubital (Gambar 5-10) (Rhonda M. Jones, 2008).

    Gambar 510 Penempatan pengikat lengan dan

    stetoskop yang tepat untuk mengukur tekanan

    darah.

    7. Posisikan manometer agar lurus terhadap pandangan mata;

    8. Instruksikan pada pasien untuk tidak berbicara selama pengukuran;

    9.

    Tentukan tingkat inflasi maksimum. (Sembari palpasi nadi radial, pompa

    pengikat lengan hingga ke titik di mana nadi tidak lagi terdengar,

    tambahkan 30 mmHg pada pembacaan ini);

    10.Dengan cepat kendurkan/biarkan udara keluar dari kantong lengan dan

    tunggu 30 detik sebelum memompanya kemabali;

    11.Sisipkan ujung stetoskop; cek agar mengarah ke depan pada tempatnya;

    12.

    Tempatkan bel stetoskop tanpa menekan, tapi cukup erat hingga kedap

    udara, di atas arteri brakhial (lihat Gambar 5-10). Lihat bahwa diafrgama

    stetoskop juga dapat digunakan; namun, bel akan leih sensitif untuk

    mendengan suara frekuensi rendah (tekanan darah) dan sedapat mungkin

    bel digunakan jika memungkinkan. Ketika pertama kali belajar

    mendengarkan tekanan darah, mungkin lebih mudah menggunakan

    diafragma daripada bel;

  • 7/23/2019 Laporan Fisio Ridho Tekanan Darah Dan Denyut Nadi

    10/26

    8

    13.

    Pompa dengan cepat pengikat lengan sampai maksimum (seperti yang

    telah ditentukan sebelumnya);

    14.Perlahan biarkan udara keluar (deflate/kempiskan pengikat lengan) dengan

    penurunan tekanan teratur sebesar 2-3 mmHg/detik;

    15.Catat pembacaan tekanan ketika pertama kali terdengan dua suara

    berturutan (Korotkoff Fase 1). Ini adalah tekanan darah sistolik;

    16.

    Catat pembacaan tekanan ketika suara terakhir terdengar (Korokoff Fase

    V). Ini adalah tekanan diastolik;

    17.Tetap dengarkan sampai 20 mmHg di bawah tekanan diastolik, kemudian

    dengan cepat kempeskan pengikat lengan;

    18.Catat tekanan darah pasien dengan angka genap beserta posisi pasien

    (misalnya, duduk, berdiri, berbaring), ukuran pengikat lengan, dan lengan

    yang diukur;

    19.Tunggu 1-2 menit sebelum mengulangi kembali pembacaan menggunakan

    lengan yang sama (Rhonda M. Jones, 2008).

  • 7/23/2019 Laporan Fisio Ridho Tekanan Darah Dan Denyut Nadi

    11/26

    9

    BAB II

    LANGKAH KERJA

    Pengukuran Tekanan Darah

    Tahap pemeriksaan:

    1. Istirahatkan dulu orang coba selama 5 menit

    2. Lakukan pengukuran tekanan darah 2 kali dengan sphygmomanometer

    terbuka. Jika berdasar hasil pengukuran tekanan darah terdapat selisih

    tekanan darah >10 mmHg pada penukuran ke-1 dan ke-2 pada sistolik danatau pada diastolik, lakukan pengukuran ke-3

    3. Naikkan tekanan sampai kira-kira 20 mmHg di atas tekanan sistole

    normal, jaga samai nadiA. Brachialis di lengan kanan tidak teraba pada

    cara palpasi atau hilangnya suara pada cara auskultasi

    4. Ukurlah tekanan sistole dan diastole dengan cara palpasi dan auskultasi.

    Turunkan tekanan menset dengan membuka klep pompa secara perlahan.

    Perhatikan dengan seksama suara bising nadi (K-1) dan tentukan tingkat-

    tingkat suara dari Korotkoff sampai suara melemah/menghilang (K-4 / K-

    5)

    5. Catat hasil percobaan Anda

    Pengukuran Tekanan Darah pada Lengan Kiri

    1. Ulangi percobaan butir 1 sampai 4 pada 2.3.1 di atas dengan lengan tangan

    kiri

    2.

    Catat hasil percobaan Anda

    Pengukuran Tekanan Darah dengan Berbagai Tensimeter

    1. Ulangi percobaan butir 1 sampai 4 menggunakan tensimeter aneroid da

    digital (pada lengan kanan)

    2. Catat hasil percobaan Anda

  • 7/23/2019 Laporan Fisio Ridho Tekanan Darah Dan Denyut Nadi

    12/26

    10

    Pengaruh Posisi Tubuh pada Tekanan Darah dan Denyut Nadi

    Setiap anggota kelompok memilih satu orang untuk percobaan ini, sesuai

    dengan urutan tahap pemeriksaan di atas.

    1. Berbaring terlentang,

    Ukurlah secara palpasi dan auskultasi tekanan darah dan denyut nadi orang

    coba sampai 3 kali berturut-turut dan ambillah nilai rata-ratanya

    2. Duduk,

    Perintahkan orang coba duduk tenang selama 5 menit, kemudian ukurlah

    secara palpasi dan auskultasi tekanan darah dan denyut nadinya 3 kali

    berturut-turut dan ambillah nilai rata-ratanya

    3. Berdiri,

    Perintahkan orang coba berdiri dengan tenang dalam sikap bersiap

    selama 5 menit, kemudian ukurlah tekanan darah dan denyut nadinya 3

    kali berturut-turut dan ambillah nilai rata-ratanya

    4. Catat hasil pengukuran

    Pengaruh Latihan Pada Tekanan Darah Dan Denyut Nadi

    Pilih salah satu orang coba untuk masing-masing kelompok.

    (1)

    Menset tensimeter aneroid dipasang dan tekanan darahnya diukur dalam

    keadaan duduk dan mencatat denyut nadinya dengan tensimeter aneroid.

    (2) Dengan manset tetap terpasang, orang coba melakukan aktivitas naik turun

    bangku dengan kecepatan 10 kali per menit selama 2 menit.

    (3) Segera setelah naik turun bangku berakhir, ukur tekanan darah dan catat

    frekuensi nadinya.

    (4) Teruskan mengukur tekanan darah dengan interval 3 menit sampai menjadi

    normal kembali.

    (5) Ukur tekanan darah dan denyut nadi sebelum dilakukan percobaan

    berikutnya.

    (6) Dengan manset tetap terpasang, orang coba melakukan aktivitas naik turun

    bangku dengan kecepatan 15 kali per menit selama 2 menit.

  • 7/23/2019 Laporan Fisio Ridho Tekanan Darah Dan Denyut Nadi

    13/26

    11

    (7)

    Segera setelah naik turun bangku berakhir, ukur dan catat tekanan darah

    denyut nadinya kembali.

    (8) Teruskan mengukur tekanan darah dengan interval 3 menit sampai dengan

    normal kembali.

    (9) Dengan manset tetap terpasang, orang coba melakukan aktivitas naik turun

    bangku dengan kecepatan 20 kali per menit selam 2 menit.

    (10)

    Masukkan hasil yang diperoleh ke dalam tabel berikut yang meliputi

    tekanan sistole dan diastole.

    (11) Lakukan percobaan 1-10 dengan termometer aneroid dan digital.

    (12)

    Masukkan hasil yang diperoleh ke dalam tabel berikut yang meliputi

    tekanan sistole dan diastole dan denyut nadi.

    (13) Gambarkan dalam kertas milimeter grafik hasil pengukuran frekuensi nadi

    dengar tekanan sistole dan diastole, masing-masing pada absis dan ordinat.

    Pengaruh Stress : Cold Pressure Test

    Masukkan satu tangan ke dalam panci selama waktu tertentu, maka akan

    terlihat bahwa suhu berpengaruh terhadap tekanan darah dan denyut nadi. Test ini

    merupakan suatu test yang baik untuk menentukan labilitas tekanan darah.

    Pilihlah orang coba untuk masing-masing kelompok.

    1. Perintahkan orang coba untuk duduk tenang selama 5 menit, kemudian

    ukur tekanan darah dan denyut nadinya dengan tensimeter air raksa sampai

    didapatkan hasil yang sama 2 kali berturut-turut.

    2.

    Perintahkan orang coba memasukkan tangan kirinya ke dalam bak air es

    (4oC) sampai 15 cm diatas fovea decubitus, selama 60 detik.

    3. Ukurlah tekanan darah pada detik ke-60 di dalam air es.

    4. Ukurlah tekanan darah dan denyut nadi setelah perendaman dengan

    interval 2 menit sampai tekanan darah dan denyut nadi menjadi kembali

    normal.

    5.

    Catat hasilnya.

  • 7/23/2019 Laporan Fisio Ridho Tekanan Darah Dan Denyut Nadi

    14/26

    12

    BAB III

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    III.1. JAWABAN PERTANYAAN PERCOBAAN

    1. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan

    tensimeter konvensional dan digital?

    Terdapat perbedaan.

    2.

    Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan pada lengan

    kanan dan kiri?

    Terdapat perbedaan.

    3.

    Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan

    tensimeter konvensional dan digital?

    Terdapat perbedaan.

    4.

    Apakah ada perbedaan hasil pengukuran A. Radialis dan A. Brachialis?

    Perbedaan ada tapi hanya sedikit hal ini disebabkan karena kenaikan

    tekanan sistole pada arteri distal lebih tinggi sedangkan kenaikan

    tekanan diastolenya lebih rendah

    5. Apakah ada perbedaan tekanan darah yang diukur dengan perbedaan

    posisi? Jelaskan mengapa?

    Ada perbedaan tekanan pada perbedaan posisi hal ini dipengaruhi dari

    jarak dengan pusat gravitasi dan perbedaan posisi tentu terdapat

    aktivitas otot yang berbeda seperti berdiri yang melibatkan kontraksi

    otot yang tentunya akan meningkatkan tekanan darah. Lalu Semakin

    jauh dari pusat gravitasi maka semakin besar pula tekanan darahnya.

    6. Sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi tekanan darah?

    Factor fisilologis yang mempengaruhi:

    1. Pengembalian darah melalui vena/jumlah darah yang kembali ke

    jantung melalui vena.

    2. Frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung

    3.

    Resistensi perifer

  • 7/23/2019 Laporan Fisio Ridho Tekanan Darah Dan Denyut Nadi

    15/26

    13

    4.

    Elastisitas arteri besar

    5. Viskositas darah

    6. Kehilangan darah

    7.

    Hormon

    7. Jelaskan kemungkinan yang dapat terjadi di bidang kedokteran gigi

    jika pada penderita tidak dilakukan pengukuran tanda-tanda vital

    terlebih dahulu?

    Bisa terjadi pendarahan hebat misal dikarenakan tekanan darah pasien

    yang tinggi apabila melakukan tindakan medis missal mencabut yang

    berkaitan dengan keluarnya darah bisa saja darah mengalir dengan

    deras sehingga tindakan medis yang kita harapkan terkendala yang

    tentunya membahayakan pasien itu sendiri.

    8.

    Mengapa mahasiswa kedokteran gigi harus mengukur denyut nadi

    sebelum melakukan tindakan operatif?

    Denyut nadi bermanfaat untuk mengevaluasi dengan cepat kesehatan

    atau mengetahui kebugaran seseorang secara umum. Jadi denyut nadi

    sangat diperlukan untuk data pasien sebelum melakukan tindakan,

    karena denyut nadi bisa mempengaruhi tindakan apa yang akan

    dilakukan.

    9. Faktor apa saja yang mempengaruhi denyut nadi?

    Tingkat aktivitas fisik, Tingkat kebugaran, Suhu udara, Posisi tubuh

    (berdiri atau berbaring, misalnya), Emosi, Ukuran tubuh, Konsumsi

    obat-obatan

    10.

    Apakah ada perbedaan pengukuran denyut nadi pada berbagai posisi

    tubuh? Jelaskan mengapa!

    Sebenarnya tidak ada perbedaan karena tubuh selalu mengusahakan

    agar tekanan darah normal jika tidak ada aktivitas apapun, dalam hal ini

    berkaitan dengan posisi tubuh, berbaring, duduk, dan beridiri jika

    dilakukan tanpa aktivitas maka didapatkan hasil yang hampir serupa

    jika tidak ada faktor eksternal lain yang mempengaruhi tetapi pada saat

    perpindahan posisi tubuh pada saat itu atau bisa dikatakan mendadak

  • 7/23/2019 Laporan Fisio Ridho Tekanan Darah Dan Denyut Nadi

    16/26

    14

    inilah yang menyebabkan tekanan darah berubah akan tetapi setelah itu

    akan kembali normal jika pengukuran dilakukan sekitar 5 menit

    setelahnya tergantung waktu recovery masing-masing individu.

    11.

    Mengapa saat bekerja denyut nadi meningkat?

    Frekuensi nadi akan meningkat bila kerja jantung meningkat, saat

    bekerja paru-paru bekerja keras mengolah oksigen, sedangkan jantung

    berdetak cepat memompa darah ke seluruh tubuh membawa oksigen

    hasil olahan dari paru-paru dengan kecepatan tinggi. Ketika selesai

    bekerja, jantung dan paru-paru tidak bisa begitu saja langsung bergerak

    pelan seperi saat keadaan tidak berlari, ini dikarenakan tubuh masih

    membutuhkan suplai oksigen lebih. Maka untuk beberapa saat, darah

    masih akan mengalir di tubuh dengan kecepatan tinggi, sambil

    menunggu keadaan tubuh kembali normal . Dengan meningkatnya

    denyut nadi diharapkan suplai oksigen ke jaringan otot terutama yang

    berkaitan dengan aktivitas itu sehingga aktivitas bisa tetap dilakukan

    untuk melakukan respirasi aerob.

    12. Bagaimana cara menentukan denyut nadi maksimal dan optimal?

    DNM adalah denyut nadi maksimal yang dihitung berdasarkan rumusan

    DNM = 220 - Umur, kemudian dikalikan dengan intensitas membakar

    lemak 60-70 persen DNM.

  • 7/23/2019 Laporan Fisio Ridho Tekanan Darah Dan Denyut Nadi

    17/26

    15

    III.2. HASIL

    PENGUKURAN TEKANAN DARAH

    Orang Parameter Sphygmomanometer Aneroid Digital

    I II III Rerata I II III Rerata I II III Rerata

    Ke-1 Tangan

    Kanan

    110/80 112/78 110

    /82

    111/80 120/9

    0

    122

    /90

    122

    /92

    121/87 100

    /78

    102

    /64

    103

    /56

    102/6

    6

    pria Tangan

    Kiri114/75 113/74 115

    /75

    114/75 122/8

    0

    122

    /90

    120

    /88

    121/80 112

    /94

    104

    /70

    108

    /89

    108/8

    4

    Ke-2 Tangan

    Kanan79/62 80/60 80/

    60

    80/61 90/70 90/

    70

    90/

    70

    90/70 90/

    56

    88/

    54

    88/

    55

    87/55

    wanita Tangan

    Kiri 90/70 90/70 92/72 91/71 90/70 90/70 90/70 90/70 84/54 82/54 84/54 81/54

  • 7/23/2019 Laporan Fisio Ridho Tekanan Darah Dan Denyut Nadi

    18/26

    16

    PENGUKURAN POSISI TUBUH

    OrangParam

    eter

    Berbaring Duduk Berdiri

    I II III Rerata I II III Rerata I II III Rerata

    Ke1

    (Wanita)

    Berbar

    ing

    90/60 90/65 90/60 90/60 90/70 90/70 90/70 90/70 100/

    80

    90/8

    0

    100

    /80

    96/80

    Duduk

    Berdiri

    Ke2(Pria)

    Berbaring

    110/75 110/75 110/75 110/75 110/81 110/81 110/81 110/81 110/83

    110/83

    110/83

    110/83

    Duduk

    Berdiri

  • 7/23/2019 Laporan Fisio Ridho Tekanan Darah Dan Denyut Nadi

    19/26

    17

    PENGARUH LATIHANPRIA 10X/MENIT

    Keterangan Nadi Sistol Diastol

    Pre test 93 116 78

    Post tes 102 122 75

    3 menit 93 112 72

    6 menit 92 112 69

    PRIA 15X/MENIT

    Keterangan Nadi Sistol Diastol

    Pre test 93 116 78

    Post tes 109 136 86

    3 menit 92 107 74

    6 menit 93 123 97

  • 7/23/2019 Laporan Fisio Ridho Tekanan Darah Dan Denyut Nadi

    20/26

    18

    WANITA 10X/MENIT

    Keterangan Nadi Sistol Diastol

    Pre test 105 93 53

    Post tes 113 102 63

    3 menit 113 90 57

    6 menit 106 93 55

    WANITA 15X/MENIT

    Keterangan Nadi Sistol Diastol

    Pre test 105 93 53

    Post tes 113 102 63

    3 menit 113 90 57

    6 menit 106 93 55

  • 7/23/2019 Laporan Fisio Ridho Tekanan Darah Dan Denyut Nadi

    21/26

    19

    Pengaruh Stress : Cold Pressure Test

    Orang Parameter Sistole (mmHg) Diastole (mmHg)

    Ke-1 Pra-stress dingin/normal 108 80

    (Wanita) Saat 60 detik es 135 65

    2 menit 111 75

    4 menit 113 74

    Ke-2 Keadaan normal 102 68

    (Pria) Pra-stress dingin 116 74

    2 menit 97 62

    4 menit 99 63

  • 7/23/2019 Laporan Fisio Ridho Tekanan Darah Dan Denyut Nadi

    22/26

    20

    III.3. PEMBAHASAN

    Pada percobaan yang kami lakukan didapat data dengan 2 cara

    pengamatan yakni palpasi dan auskultasi dan menggunakan berbagai macam

    tensimeter mulai dari tensimeter tertutup, tensimeter terbuka, dan tensimeter

    digital. Kami melakukan pemeriksaan awal sesuai teori yakni mencari berbagai

    arteri yang bisa ditensi yang kemungkinan distorsinya sangat kecil, antara lain ada

    A.Brachialis, A. Radialis, A. Karotis komunis, A.Temporalis superfisial, A.

    Fasialis, A. Femoralis, A.Popliteal, dan A. Foot dorsal, 8 arteri tersebut dapat

    dilakukan palpasi dan untuk menyesuaikan dengan manset hanya beberapa arteriyang dipilih diantaranya sesuai prosedur menggunakan arteri brachialis dalam hal

    ini kami menentukan titik arteri dan ditandai lalu memasang manset 2 jari diatas

    fovea cubiti dan melakukan percobaan sesuai prosedur dengan bermacam-macam

    alat tensimeter.

    Kemudian melihat dari data yang kami dapatkan terdapat beberapa hal

    yang perlu dibahas diawali dengan percobaan pengukuran darah. Pada percobaan

    ini dilakukan dengan 3 macam tensimeter dan didapatkan hasil antara satu

    tensimeter dengan tensimeter lain terdapat perbedaan pengukuran masing-

    masingnya > 10mmHg contohnya pada pengukuran tangan kanan orang pertama

    pria untuk tensimeter terbuka didapatkan rata-rata 111/80 kemudian tensimeter

    tertutup didapatkan rata-rata 121/87 dan dengan tensimeter digital didapatkan

    102/66. Seharusnya yang didapatkan adalah hasil yang sama dalam arti range

    yang tidak terlalu jauh. Hal ini bisa disebabkan karena pada saat pengukuran

    orang coba tidak dalam keadaan benar-benar istirahat bisa saja beraktifitasi

    meskipun hanya berdiri sebentar dan yang kami amati adalah aktivitas tangan

    serta sesuatu yang menuntut untuk berpikir yakni kinerja otak menganggu

    pengukuran seperti adanya pertanyaan dari teman tentang praktikum tersebut hal

    ini mendorong suplai darah lebih meningkat, selain itu bisa juga kesalahan

    pembacaan alat ukur dikarenakan kelelahan dari orang yang mengukuru karena

    bisa berdampak pada konsentrasi. Selanjutnya adalah tekanan darah dari kanan

    dan kiri yang pada tiap pengukuran 3 macam tensimeter didapatkan hasil yang

    tidak jauh beda seperti tangan kanan 111/80 tangan kiri 114/75, seharusnya

  • 7/23/2019 Laporan Fisio Ridho Tekanan Darah Dan Denyut Nadi

    23/26

    21

    memang didapatkan hasil yang tidak terlalu jauh seperti itu, perbedaan bisa

    diakibatkan karena perbedaan aktivitas tangan kanan dan tangan kiri, biasanya

    karena lebih dominan tangan kanan pada fase istirahat dalam percobaan pun

    tangan kanan terkadang beraktivitas sehingga aliran darah menuju tangan yang

    aktivitas tinggi lebih besar dan didapatkan hasil tekanan darah yang berbeda pula.

    Kemudian masih pada percobaan pertama pada orang kedua yakni

    perempuan untuk pengukuran berbeda tensimeter didapatkan hasil yang hampir

    sama akan tetapi dalam hal ini didapatkan data yang merujuk pada hipotensi

    contohnya rata-rata tekanan darah tangan kiri tensimeter digital adalah 81/54. Hal

    ini belum dapat langsung divonis bahwa teman kami menderita hipotensi, ada

    kriteria tertentu dengan range waktu tertentu untuk menentukan sesorang

    menderita hipotensi atau tidak, kemudia hasil yang didapatkan seperti itu bisa

    diakibatkan karena percobaan kami lakukan terakhir kali sore hari dimana pada

    waktu ini tekanan darah menurun selain itu faktor kelelahan dan kondisi

    mengantuk menyebabkan tekanan darah menurun.

    Selanjutnya adalah pembahasan mengenai percobaan kedua yakni

    Pengukuran posisi tubuh. Dimana pada percobaan ini menggunakan 2 orang

    objek dengan 1 orang melakukan posisi berbaring telentang, duduk, dan berdiri.

    Pada percobaan orang pertama yakni wanita didapatkan hasil rata-rata berturut-

    turut 90/60, 90/70, 100/80. Apabila disesuaikan dengan teori seharusnya pada

    posisi berdiri didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan posisi sebelumnya

    hal ini bisa saja terjadi perubahan tekanan darah karena waktu pengukuran

    tekanan darah dilakukan terlalu cepat atau mendadak karena memang pada saat

    perubahan posisi tubuh tekanan darah berubah tetapi tubuh akan merespon untuk

    menormalkannya kembali asalkan tidak ada aktivitas ataupun faktor eksternal lain

    pada saat posisi tubuh tertentu.. Untuk orang coba kedua adalah pria dan

    didapatkan hasil berturut-turut 110/75, 110/81, dan 110/83. Dalam hal ini bisa

    dikatakan sesuai untuk sistolnya akan tetapi seharusnya diastole mempunyai hasil

    yang tidak terlalu jauh hal ini bisa diakibatkan karena kesalahan pengukuran, atau

    ada aktivitas lain yang dilakukan orang objek dll.

  • 7/23/2019 Laporan Fisio Ridho Tekanan Darah Dan Denyut Nadi

    24/26

    22

    Selanjutnya adalah pembahasan pengaruh latihan dimana dalam percobaan

    ini terdapat 2 orang coba yakni pria dan wanita dengan melakukan step test

    hardvard dan masing-masing melakukan 10x dan 15x tiap menit dengan

    pengukuran awal, setelah step test dan masa recovery sampai normal pada menit

    ke 3 dan 6. Hal yang perlu dibahas adalah hasil dari orang coba perempuan

    dimana pada percobaan 10x dan 15x tiap menit pada menit ke 3 dan 6 didapatkan

    denyut nadi yang konstan, hal ini seharusnya menurun sampai normal akan tetapi

    hal ini bsia saja terjadi dikarenakan orang coba jarang melakukan olahraga

    sehingga waktu recovery yang dibutuhkan bisa saja lebih lama daripada orang

    yang sering melakukan olahraga.

    Selanjutnya adalah percobaan pengaruh stress dengan cold pressure test.

    Dengan memasukkan tangan orang coba kedalam bak air berisi es selama 1 menit

    dan diukur tekanan darah pada menit pertama kemudian 2 menit setelah menit

    pertama dan 4 menit setelah menit pertama. Pada percobaan pertama orang coba

    wanita mengalami peningkatan tekanan darah setelah cold pressure test hal ini

    dikarenakan pressure tersebut dianggap stress oleh tubuh sehingga dengan

    mekanisme dari hipotalamus akibat rangsangan tersebut mengeluarkan hormone

    stress dan hasilnya meningkatnya tekanan darah , akan tetapi didapatkan hasil

    sampai menit ke 4 belum kembali ke tekanan darah awal diakibatkan interval

    waktu recovery yang dibutuhkan lebih dari 4 menit pada orang coba tersebut bisa

    saja karena pengaruh stressnya masih ada.

  • 7/23/2019 Laporan Fisio Ridho Tekanan Darah Dan Denyut Nadi

    25/26

    23

    BAB IV

    KESIMPULAN

    Kesimpulan yang kami dapatkan dalam percobaan kami adalah ada banyak

    faktor yang mempengaruhi tekanan darah seseorang antara lain latihan atau

    aktivitas fisik, pengaruh stress, jenis kelamin, posisi tubuh. Dimana pada posisi

    tubuh saat perpindahan atau perubahan posisi tubuh secara mendadak akan terjadi

    perubahan tekanan darah tetapi setelah beberapa lama tubuh akan menormalkan

    tekanan darahnya kembali selama tidak ada faktor eksternal yang mempengaruhi

    seperti aktivitas selama posisi tertentu,dll. Selain itu juga ada faktor eksternal

    yang berpengaruh terhadap ke telitian hasil pengamatan tekanan darah antara lain

    konsentrasi dan ketelitian pengamat, keakuratan alat ukur, kondisi fisiologis orang

    coba, sehingga dalam menentukan tekanan darah seseorang beberapa hal harus

    diperhatikan untuk mendapat tekanan darah yang akurat seperti waktu istirahat

    selama 5 menit sebelum ditensi dan aktivitas selama istirahat itu disesuaikan serta

    membuat orang coba tidak banyak berpikir.

  • 7/23/2019 Laporan Fisio Ridho Tekanan Darah Dan Denyut Nadi

    26/26

    DAFTAR PUSTAKA

    Assa, Cicilia.2011 Perbandingan Pengukuran Tekanan Darah Pada

    Lengan Kiri Dan Lengan Kanan Pada Penderita Hipertensi Di Ruangan Irina C

    Blu Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.Ilmu Keperawatan Fakultas

    Kedokteran.Universitas Sam Ratulangi Manado.

    Kusmiyati. 2009.Mengenal Tekanan Darah dan Pengendaliannya. Vol.

    10 No.1, hal 40-41. Biologi PMIPA FKIP : Unram.

    Sarosa, Hadi. 2009.

    Perbedaan Tekanan Darah setelah Pemaparan ColdPressure Test antara Mahasiswa Tanpa dan dengan Riwayat Hipertensi di

    Keluarga.Sains Medika, Vol. 1, No. 1, JanuariJuni.

    Sharon, Cindy, 2009. Prevalensi Hipertensi Essensial Pada Mahasiswa

    Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan Uji Saring Cold

    Pressure Test.

    Veronika, Maria.2009. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Dalam

    Berbagai Posisi Dengan Spigmomanometer Aneroid Pada Mahasiswa

    Keperawatan. Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan, Universitas Pelita

    Harapan,.