laporan getpal full

27
LAPORAN PRAKTIKUM GETARAN KAPAL Sabtu, 24 Mei 2014 Disusun oleh: Nama : Arif Febriyani NPM : 1106006852 Kelompok : 04 Dosen : Dr. Ir. Wahyu Nirbito, MSME Asisten : Ahmad Syihan Auzani Triwahyu Rachmatu J Anggita Dwi Liestyosiwi Fachrina Puspitasari, S.T Ekania Widyasari, S.T PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK  2014 

Upload: arif-febriyani

Post on 12-Oct-2015

49 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Getaran Kapal tahun 2014

TRANSCRIPT

  • 5/21/2018 Laporan Getpal Full

    1/27

    LAPORAN PRAKTIKUM

    GETARAN KAPALSabtu, 24 Mei 2014

    Disusun oleh:

    Nama : Arif Febriyani

    NPM : 1106006852

    Kelompok : 04

    Dosen : Dr. Ir. Wahyu Nirbito, MSME

    Asisten : Ahmad Syihan Auzani

    Triwahyu Rachmatu J

    Anggita Dwi Liestyosiwi

    Fachrina Puspitasari, S.T

    Ekania Widyasari, S.T

    PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN

    DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS INDONESIA

    DEPOK

    2014

  • 5/21/2018 Laporan Getpal Full

    2/27

    Modul I

    Whirling Shaft

    A. Tujuan

    Mengamati fenomena whirling pada poros yang berputar yang berdimensi kecil dan

    panjang.

    Mengetahui nilai putaran kritis dari poros yang berputar.

    Membandingkan putaran kritis yang didapat secara praktek dengan putaran kritis yang

    didapat secara teori

    B. Alat dan Bahan

    - Penggaris

    - Sistem penguji yang terdiri dari poros, beban, motor DC, controller, dan tachometer

  • 5/21/2018 Laporan Getpal Full

    3/27

    C. Landasan Teori

    Saat suatu poros berputar, maka akan terjadi fenomena whirling , yaitu

    fenomena dimana poros yang berputar akan mengalami defleksi yang diakibatkan oleh

    gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh eksentrisitas massa poros. Fenomena ini terlihat

    sebagai poros yang berputar pada sumbunya dan pada saat yang sama poros yang

    berdefleksi juga berputar relatif mengelilingi sumbu poros tersebut.

    Fenomena whirling terjadi pada setiap sistem poros, baik yang seimbang

    maupun tidak. Pada sistem yang seimbang, fenomena ini dapat disebabkan oleh defleksi

    statis atau gaya magnetik yang tidak merata pada mesin mesin elektrik.

    Defleksi awal ini membuat poros berputar dalam keadaan bengkok . Gaya

    sentrifugal yang terjadi akan terus membuat defleksi terjadi sampai keadaan seimbang

    yang berkaitan dengan kekakuan poros tercapai. Poros yang berputar melewati putaran

    kritisnya lalu akan mencapai keadaan setimbang.

    Skemawhirling shaft:

    Dimana : M = massa beban (kg)

    h = defleksi awal (m)

    y = defleksi sentrifugal (m)

    (h+y) = defleksi total (m)

    Maka, gaya sentrifugal radialnya adalah :

    yang sama dengan gaya elastis pada poros, maka :

  • 5/21/2018 Laporan Getpal Full

    4/27

    Dimana : k = elastisitas poros (N/m)

    Sehingga didapat perbandingan :

    Jika adalah frekuensi alami getaran poros, maka :

    Dimana : defleksi statis dari poros yang mengalami pembebanan W = Mg pada titik

    tengahnya (m)

    kecapatan kritis angular dari sistem

    Lalu didapat :

    Jika , maka , ini merupakan kondisi untuk terjadinyawhirlingyang besar.

    Maka :

    Kondisi pada percobaan :

    1) Piringan berada ditengah poros :

    Dimana : E = Modulus Young untuk logam poros (Pa)

    I = Momen Inersia Area Poros (m4) =

  • 5/21/2018 Laporan Getpal Full

    5/27

    Sehingga didapat persamaan untuk putaran kritis :

    Catatan : Nc dalam rps (rotation per second)

    2) Piringan tidak berada ditengah poros :

    Catatan : Nc dalam rps (rotation per second)

    D. Langkah Kerja

    Menyusun berbagai peralatan, seperti (nama) dan memasang poros yang sudah

    terdapat aluminium pejal di tengahnya dengan panjang dari beban ke poros bagian

    kiri sudah fixed (25 cm)

    Mengukur diameter dan ketebalan beban (aluminium)

    Menentukan bagian kanan yang panjangnya nanti menjadi variasi data

    Menaikkantorsional velocity hinggawhirlingmencapai resonansi

    Mencatat kecepatan sudut saat putaran kritis terjadi dan panjang poros dari beban ke

    bagian kanan poros

    Mengulangi percobaan dengan memberi variasi pada panjang bagian kanan poros

    yang berbeda ( 35 cm, 40 cm. dll.)

    Membandingkan nilai putaran kritis teori dengan praktek

    E. Data Praktikum

    Modulus Young (E)(teoritis) : 70 Gpa

    Diameter poros (d) : 6 mm = 0,006 m

    Diameter (d) : 75 mm = 0,075 m

    Ketebalan (t) : 15 mm = 0,015 m

    Massa jenis alumunium(teoritis) : 2700 kg/m3

    Inersia : = m

    4

  • 5/21/2018 Laporan Getpal Full

    6/27

    TABEL DATA HASIL PERCOBAAN :

    No Jarak a (m) Jarak b (m) Putaran Kritis

    (rpm)

    1 0,255 0,55 756

    2 0,255 0,50 758

    3 0,255 0,45 785

    4 0,255 0,40 823

    5 0,255 0,35 878

    F. Pengolahan data

    Masa aluminium didapat menggunakan perssamaan matematis untuk massa jenis :

    Inersia dari silinder alumunium didapat dari perhitungan :

  • 5/21/2018 Laporan Getpal Full

    7/27

    Putaran kritis teoritis didapat menggunakan perhitungan :

    Tabel hasil data :

    No Jarak a (cm) jarak b (cm) Putaran kritis (rpm) putaran kritis teori

    1 25,5 55 756 387,22

    2 25,5 50 758 425,94

    3 25,5 45 785 473,27

    4 25,5 40 823 532,43

    5 25,5 35 878 608,49

    Perbadaan nilai antara putaran kritis aktual dengan teoritis adalah error atau

    penyimpangan dari pengukuran. Error didapat dari perhitungan menggunakan

    persamaan matematis:

    Tabel error :

    NoJarak a

    (cm)jarak b (cm)

    Putaran kritis

    (rpm)putaran kritis teori error (%)

    1 25,5 55 756 387,22 95,23

    2 25,5 50 758 425,94 77,95

    3 25,5 45 785 473,27 65,86

    4 25,5 40 823 532,43 54,57

    5 25,5 35 878 608,49 44,29

  • 5/21/2018 Laporan Getpal Full

    8/27

    G. Analisa Praktikum

    a. Percobaan

    Pada praktikum getaran kapal yang pertama ini, praktikan melakukan

    percobaan whirling shaft. Praktikum dimulai dengan penjelasan dari asisten

    laboratorium tentang apa yang akan dilakukan. Setelah selesai mendapat penjelasan,

    praktikan memulai praktikum dengan melakukan pengukuran dimensi dari beban dan

    shaft yang akan digunakan untuk praktikum. Setelah pengukuran dilakukan

    selanjutnya praktikan memulai percobaaan sesuai langkah yang telah diberikan oleh

    asisten. Langkah kerja pertama yang harus dilakukan praktikan adalah merangkai

    whirling shaft apparatus sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan oleh asisten

    praktikum. Beban diatur posisinya sesuai dengan data yang akan diambil dan

    petunjuk asisten. Pada praktikum ini, tumpuan sebelah kiri adalahfix dan beban

    yang diberi jarak 25,5 cm dari tumpuan fix untuk semua pengambilan data. Pada

    pengambilan data pertama, jarak b (jarak antara tumpuan sebelah kanan dengan

    beban) adalah 55 cm dan jarak a (jarak antara tumpuanfix dengan beban) konstan

    25,5 cm. Pengukuran jarak dilakukan dengan penggaris. Setelah beban berada pada

    posisi yang diinginkan, tumpuan shaft sebelah kiri ( yang bisa diubah-ubah)

    dikencangkan dengan menggunakan kunci L. Hal ini bertujuan untuk menjaga aga

    posisi beban tidak bergeser ketika motor dinyalakan dan pengambilan data sedang

    berlangsung. Kemudian motor listrik dinyalakan dengan mengatur power supply

    dan dicari kecepatan putar yang menimbulkan getaran yang paling besar.

    Getaran yang paling besar seharusnya ditentukan dengan alat ukur getaran

    yaitu vibratometer. Karena pada saat praktikum, alat tersebut tidak ada, maka getaran

    paling besar ditentukan dengan perkiraan praktikan sebagai pembaca getaran.

    Perkiraan praktikan di sini yang akan meningkatkan kesalahan dalam

    pengukuran, karena tidak dapat menentukan vibrasi terbesar secara tepat. Setelah

    diperoleh kecepatan putaran yang mengakibatkan getaran paling besar, dilakukan

    pencatatan besar kecepatan putar tersebut. Setelah selesai dilakukan pencatatan,

    motor dihentikan dengan memutus daya listrik dari power supply. Setelah shaft

    berhenti berputar, tumpuan beban digeser ke posisi selanjutnya yaitu untuk jarak b

    50, 45, 30, dan 35 cm. Setelah itu dilakukan prosedur yang sama seperti pada jarak b

    55 cm yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah semua data diperoleh, dilakukanpengolahan data.

  • 5/21/2018 Laporan Getpal Full

    9/27

    Dalam praktikum kali ini terjadi kesalahan pengaturan dalam penggunaan

    tachometer, dimana seharusnya mode yang digunakan yaitu rpm tetapi pada saat itu

    bukan rpm sehingga data yang didapat bernilai kecil dan harus dikonversikan agar

    satuannya menjadi rpm.

    b. Alat dan bahan

    Dalam praktikum kali ini, praktikan menggunakan alat ujicoba whirling shaft

    berbahan dasar alumunium dengan dimensi ukuran tebal 1,5 cm dan diameter 7,5 cm.

    Alat yang disediakan bekerja dengan baik, sehingga praktikan tidak menemukan

    kesulitan dalam proses pengoperasiannya

    Alat percobaan diputar dengan sebuah motor listrik yang bisa diatur besar

    kecepatan sudutnya dengan cara diputar knobnya. Pada suatu kecepatan sudut

    tertentu benda akan bergetar hebat secara signifikan, hal ini menunjukkan bahwa

    putaran ini merupakan putaran kritis aktual benda tersebut.

  • 5/21/2018 Laporan Getpal Full

    10/27

    Variasi didapat dengan mengubah-ubah jarak b (jarak beban ke kanan) pada

    setiap percobaan dengan selisih 5 cm agar didapat data yang lebih teliti.

    c. Analisa Data dan Grafik

    Data yang telah diolah praktikan dari percobaan menunujukkan sebuah hubungan

    yang tidak linear. Berikut grafik yang didapat :

    Garfik menunjukkan bahwa semakin jauh jarak b, semakin rendah putaran kritis

    dari benda tersebut. Grafik juga menunjukkan bahwa kenaikan jarak B berbanding

    lurus dengan selisih penurunan putaran kritis secara tidak linear.

  • 5/21/2018 Laporan Getpal Full

    11/27

    d. Analisa Kesalahan

    Error adalah kesalahan yang disebabkan dari beda hasil perhitungan dengan data

    aktual dengan hasil perhitungan secara teoritis. Berikut grafik antara masing-masing

    variasi jarak dengan error-nya :

    Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa error berubah-ubah sesuai jarak b, karena dari

    grafik pertama sudah tidak linear.

    Error disebabkan oleh kesalahan relatif. Kesalahan relatif merupakan kesalahan-

    kesalahan yang berasal dari manusia maupun alat.

    Kesalahan relatif akibat manusia :

    - Ketidaktelitian membaca jarum penunjuk kecepatan sudut pada alat.

    - Ketidaktelitian mengamati getaran paling kuat.

    Kesalahan relatif akibat instrumen praktikum :

    - Bearing penahan kurang kuat menahan getaran poros.

  • 5/21/2018 Laporan Getpal Full

    12/27

    H. Kesimpulan

    Pada poros yang kecil dan panjang yang berputar, terjadi fenomenawhirling akibat

    pembebanan pada poros maupun adanya beban tambahan pada poros.

    Poros yang berputar pada kecepatan kritisnya mengalami getaran yang paling

    besar.

    Putaran kritis poros dapat diperoleh dengan melakukan perhitungan teoritis sehingga

    dapat dihindari pada saat pengoperasian poros.

  • 5/21/2018 Laporan Getpal Full

    13/27

    Modul II

    GETARAN BEBAS DENGAN

    PEREDAMAN COULOMB

    A. Tujuan

    Mengukur massa dari suatu objek melalui periode naturalnya

    Membandingkan massa objek yang didapat melalui periode natural dengan massa

    yang dengan menggunakan timbangan.

    B. Alat dan Bahan

    Stopwatch

    Penggaris

    Alat uji yang telah disediakan

  • 5/21/2018 Laporan Getpal Full

    14/27

    C. Landasan Teori

    Sistem Massa-2 Pegas dengan Peredaman Coulomb

    Bila objek bergerak ke kanan dan dilepas, maka gaya yang bekerja pada sistem adalah gaya

    pegas dan gaya gesekan

    Dalam persamaan gerak :

    Dengan penyelesaian :

    Jika t = 0, maka :

    , maka :

    , maka :

    Karena tidak selalu 0, maka B = 0

    Maka penyelesaiannya berbentuk :

    Dari persamaan diatas dapat diketahui bahwa peredaman dalam sistem terjadi karena amplitudo

    gerakan berkurang secara kontinu. Setiap setengah siklus, amplitudo getaran berkurang sebesar

    .

    Mencari frekuensi natural :

    Dari persamaan gerak :

    Dengan :

  • 5/21/2018 Laporan Getpal Full

    15/27

    Maka :

    Sehingga :

    Dalam frekuensi :

    Dalam perioda :

    Dalam percobaan, akan dilakukan perbandingan antara massa objek yang diukur dengan

    timbangan dengan massa objek yang didapat dengan menggunakan rumus :

    Setelah itu, persentase kesalahan akan dihitung dengan menggunakan rumus :

  • 5/21/2018 Laporan Getpal Full

    16/27

    D. Langkah Kerja

    a) Memerhatikan dengan baik dan mengikuti pengarahan dari assisten praktikum.

    b) Melakukan langkah langkah pemeriksaan awal alat yaitu ke-4 pegas terpasang

    dengan baik pada posisinya serta pegas terkait pada baut dan kaitan pegas tidak

    pada posisi mudah lepad dari baut maupun terlalu kebawah sehingga pegasnya

    bersentuhan dengan bantalan.

    c) Memerikasa letak dudukan apakah sudah dengan mantap oleh bantalan.

    d) Mengecek dudukan obyek beban yaitu orang di kursi sesuai dengan rancangan

    bentuk kursi agar objek yang diteliti tidak bergerak (tidak terjadi perubahan titik

    pusat massa obyek) yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran.

    e) Memegangi alat percobaan dengan kuat agar tidak bergerak ketika percobaandilakukan

    f) Menarik kebelakang obyek pada dudukannya sejauh defleksi awal X0 sesuai

    pengarahan dari assisten praktikum. Tarik bagian bawah dari dudukannya karena bila

    yang ditarik bagian atas dudukan / sandaran maka dudukan dapat terlepas dari

    penumpunya, yaitu bantalan bantalan yang telah dipasang.

    g) Melepas obyek beserta dudukan, mengamati gerak osilasi dan menghitung

    jumlah osilasi sampai osilasi berhenti. Men-start stopwatch saat obyek dilepas danstopwatch dihentikan saat gerak osilasi berhenti. Menghitung jumlah gerak osilasi

    dan mengukur lama waktunya sehingga didapat periode satu gerak osilasi / getaran.

    h) Mengulangi langkah f dan g untuk nilai X0 yang berbeda sampai 5 kali

    pengulangan.

    i) Menghitung frekuensi getaran pribadi dari sistem untuk masing masng

    pengulangan dengan menggunakan data data yang sudah ada.

    j) Menghitung massa obyek percobaan kemudian dibandingkan dengan massaobyek dengan ditimbang.

    k) Menghitung persentase error dari pembandingan massa obyek.

  • 5/21/2018 Laporan Getpal Full

    17/27

    E. Data Praktikum

    Data yang didapat adalah sebagai berikut

    Bobot praktikan percobaan : 63 kg

    K pegas : 4000 N/m

    Jumlah pegas : 4(paralel)

    TABEL PENGUKURAN

    Xo (m)n t(s) Tn

    2,5 3 2 4,81 4,42 4,66 1,924 1,47333 2,33

    0,07 2,5 3 3,5 4,63 5,01 5 1,852 1,67 1,42857

    0,08 3,5 3,5 3,5 5,65 6,06 5,75 1,61429 1,73143 1,64286

    0,09 3,5 4 3,5 6,43 6,03 6,41 1,83714 1,5075 1,83143

    0,1 4 4 4,5 6,36 6,95 6,83 1,59 1,7375 1,51778

    0,11 2,5 3 2 4,81 4,42 4,66 1,924 1,47333 2,33

    F. Pengolahan data

    Periode dari setiap percobaan dihitung rata-ratanya untuk mengetahui periode dari

    getaran yang ditimbulkan. Hasil yang didapat adalah sebagai berikut :

    T (s)

    T (rata-rata)1 2 3

    1,924 1,47333 2,33 1,909111111

    1,852 1,67 1,42857 1,6501904761,61429 1,73143 1,64286 1,662857143

    1,83714 1,5075 1,83143 1,725357143

    1,59 1,7375 1,51778 1,615092593

    1,712521693

  • 5/21/2018 Laporan Getpal Full

    18/27

    Perhitungan massa beban dari data praktikum didapatkan dengan :

    54.5 kg

  • 5/21/2018 Laporan Getpal Full

    19/27

    G. Analisa Praktikum

    a. Percobaan

    Pada praktikum getaran kapal yang kedua, praktikan melakukan percobaan

    peredaman coloumb. Praktikum dimulai dengan penjelasan dari asisten laboratorium

    tentang apa yang akan dilakukan dan data apa saja yang akan diambil. Percobaan ini

    mempergunakan rangkaian pegas yang telah terangkai dan berbentuk seperti kursi dan

    telah disediakan oleh asisten. Dalam proses praktikum, rangkaian pegas tersebut

    diduduki oleh salah satu dari praktikan sebagai massa yang pada pengolahan data

    akan dibandingkan antara hasil percobaan dengan hasil timbangan. Massa yang akan

    digunakan adalah massa praktikan (Arif) yaitu sebesar 63 kg. Massa diletakkan di

    atas rangkaian pegas yang telah disediakan, kemudian massa ditarik ke arah belakang

    dengan simpangan awal sejauh 7 cm, diukur menggunakan penggaris. Setelah terukur

    7 cm kemudian massa dilepas sehingga akan terjadi getaran/gerak osilasi pada massa

    tersebut. Waktu selama getaran diukur menggunakan stopwatch dan jumlah getaran

    dihitung oleh praktikan yang duduk sebagai massa, yang nantinya jumlah dan waktu

    tersebut dicatat dan akan digunakan untuk menghitung periode getaran yang dialami

    massa. Getaran yang terjadi semakin lama simpangannya akan semakin kecil lalu

    berhenti. Saat getaran berhenti maka stopwatch pun dihentikan dan dicatat waktu

    yang terukur pada stopwatch serta jumlah getaran yang terjadi. Ulangi langkah selama

    tiga kali untuk simpangan sejauh 7 cm, lalu ubah simpangan awal menjadi 8, 9, 10,

    dan 11 cm dan lakukan langkah-langkah yang sama seperti awal.

    Seperti dijelaskan diatas, data yang didapat pada percobaan getaran bebas

    dengan peredaman coulomb ini adalah berupa jumlah getaran dan waktu total getaran

    sampai berhenti berdasarkan simpangan awal yang diberikan pada massa. Jumlah dan

    waktu getaran digunakan untuk menentukan periode getaran. Oleh karena setiap

    simpangan memiliki 3 variasi periode maka harus dirata-ratakan, sehingga praktikan

    memiliki 5 variasi periode getaran rata-rata. Dari periode rata-rata tersebut dapat

    diperoleh massa teoritis dengan rumus yang ada. Lalu massa teoritis tersebut

    dibandingkan dengan massa yang diketahui melalui timbangan sehingga didapatlah

    error percobaan.

  • 5/21/2018 Laporan Getpal Full

    20/27

    Dari percobaan jumlah getaran dan waktu getaran semakin jauh jarak

    simpangan maka akan semakin besar. Maka dapat disimpulkan bahwa jarak

    simpangan juga berpengaruh, karena menurut logika semakin jauh didorongnya

    tenaga yang menekan pegas akan semakin besar dan akhirnya akan menambah jumlah

    dan waktu getaran.

    b. Analisa Hasil

    Dari percobaan di atas, didapat hasil yang tidak sesuai dengan yang

    seharusnya. Massa yang didapat dari percobaan tidak sama dengan massa aslinya.

    Hali ini bisa terjadi karena beberapa faktor, yang diantaranya adalah kesalahan dari

    pengamatan yang dilakukan praktikan, seperti yang sudah dijelaskan pada analisis

    percobaan diatas.

    Dari perhitungan rata-rata dari data, didapat massa orang adalah 63 kg,

    sedangkan massa eksperimen adalah 54,5 kg, sehingga %error dari rata-rata adalah:

    Nilai error yang didapat di atas cukup besar dari yang seharusnya, yang setelahdianalisa ternyata sebagian besar adalah berasal dari kesalahan pada saat percobaan,

    karena perhitungan teoritis dilakukan menggunakan kalkulator dan microsoft excel,

    sehingga kecil sekali kemungkinan terjadinya kesalahan dari perhitungan. Meskipun

    masih ada kemungkinan kesalahan kecil yang berasal dari pengambilan angka di

    belakang koma atau pengambilan angka penting, walaupun tidak akan berpengaruh

    signifikan pada besarnya persentase error.

    No X0 (cm)

    N t (s) T (s)

    1 2 3 1 2 3 1 2 3

    1 7 2,5 3 2 4,81 4,42 4,66 1,924 1,47333 2,33

    2 8 2,5 3 3,5 4,63 5,01 5 1,852 1,67 1,42857

    3 9 3,5 3,5 3,5 5,65 6,06 5,75 1,614 1,73143 1,64286

    4 10 3,5 4 3,5 6,43 6,03 6,41 1,837 1,5075 1,83143

    5 11 4 4 4,5 6,36 6,95 6,83 1,59 1,7375 1,51778

  • 5/21/2018 Laporan Getpal Full

    21/27

    Persamaan yang menghubungkan antara perioda dan massa yaitu sbb:

    Nilai m di dapat yaitu 54,5 kg.

    Nilai kesalahan relatif yaitu

    Kesalahan relatif pada pengukuran yaitu diakibatkan karena kesalahan setting alat

    pada awal percobaan yaitu denganadanya gaya gesek pada pegas. Berakibat pada

    berubahnya perioda yang didapat.

    H. Kesimpulan

    Massa dapat dihitung melalui periode natural.

    Massa yang diperoleh berdasarkan perhitungan teoritis dari hasil percobaan sebanding

    dengan massa yang diperoleh melalui timbangan.

    Error yang terjadi yaitu kesalahan relatif sebesar 10-20%

    Error tidak dapat disimpulkan dipengaruhi oleh nilai X i. Dimana semakin besar Xi

    belum tentu semakin besar error. Begitupun sebaliknya

  • 5/21/2018 Laporan Getpal Full

    22/27

    Modul III

    Balancing

    A. Tujuan Mengetahui ciri-ciri benda tidak balance.

    Melakukan balancing dengan memberikan massa counter balance

    B. Alat dan Bahan

    Mesin Balancing Multiplane

    Power Supply

    Stroboskop

    NI-DAQ dan Computer (sudah terinstall LABVIEW)

    Timbangan Digital

    C. Landasan Teori

    Sebuah benda unbalance merupakan benda yang memiliki komposisi gaya-gaya

    inersia dan momen-momen yang tidak seimbang. Balancing merupakan sebuah teknik

    untuk menemukan dan mengkoreksi gaya-gaya yang tidak seimbang diimbangi dengan

    suatu gaya inersia atau momen yang melawan gaya unbalance.

    Unbalance pada suatu shaft merupakan situasi dimana titik tengah gravitasi

    putaran shaft tidak sama dengan titik tengah geometris dari shaft. Besar unbalance

    tergantung dari gaya sentrifugal yang terjadi saat operasi.

  • 5/21/2018 Laporan Getpal Full

    23/27

    Dimana,

    Unbalance dapat dibayangkan sebagai berat yang dipasang secara eksentrik dibadan yang berputar. Jenis-jenis unbalance yaitu static unbalance, couple unbalance,

    quasistatic unbalance, dan dynamic unbalance.

    Teknik balancing dapat dibagi dalam 2 jenis yaitu berdasarkanposisi dan besar

    unbalance. Pada balancing berdasarkan posisi, unbalance didapatkan dari beda sudut fase

    pada sudut referensi. Sedangkan untuk besar unbalance, dideteksi dari amplitudo getaran

    yang terbaca dan dikonversikan langsung menjadi m.r. pembacaan besar unbalance dapat

    berdasarkan perpindahan getaran, kecepatan getaran, dan percepatan getaran. Namun

    pada mesin balancing yang digunakan pada praktikum kali ini, digunakan mesin

    pembacaan berdasarkan kecepatan getaran.

    D. Prosedur Percobaan

    Langkah Persiapan Balancing

    1. Hubungkan kabel USB dari NI DAQ ke komputer.

    2. Pastikan modul NI 9234 terpasang pada NI DAQ

    3. Colok kabel power NI DAQ

    4. Bukan Labview dengan nama praktikum balancing

    5. Set physical channel, dengan minimum value -5 dan maximum value 5

    6. Set timing parameter dengan rate= 180 Hz dan samples to read 2000

    7. Buat file dengan nama praktikum balancing pada TDMS file path

    8. Persiapkan balancing machine tetapi jangan dahulu kabel powernya dicolok

    9. Persiapkan belt, rotor 5 disk, kunci L 3/32 dan 5/32, penggaris, massa massa, busurdan kertas kosong.

    10. Olesi bearing dengan grease

  • 5/21/2018 Laporan Getpal Full

    24/27

    Langkah set up alat

    1. Letakkan rotor 5 disk pada atas bearing-bearing mesin balancing, catat disk 1 di ujung

    yang mana dan disk 5 diujung yang mana

    2. Pasang belt3. Kencangkan ujung-ujung ball cradle dengan menggunakan kuncil L 5/32 sehingga

    mencegah terjadinya pergerakan terhadap arah aksial rotor

    4. Nyalakan mesin balancing

    5. Set stroboskop pada kondisi internal 12 Hz

    6. Nyalakan motor

    7. Cari dimana kecepatan motor sama dengan kecepatan stroboskop menyala sehingga

    rotor seakan-akan terlihat berhenti terhadapap nyala stroboskop

    8. Jika sudah ditemukan maka matikan motor dengan tidak mengubah-ubah kontrol

    kecepatannya, sehingga jika motor dihidupkan motor akan bergerak pada 12 Hz

    Langkah Balancing

    1. Run labview, terlihat amplitudo awal sekitar 0,0...

    2. Nyalakan motor pada posisi yang sudah ditetapkan

    3. Tunggu hingga konsisten dan stabil

    4. Terlihat pada grafik power spectrum frekuensi rotor yang berputar di 12 Hz

    5. Setelah stabil stop running, lalu catat rms yang terbaca

    6. Pindahkan switch stroboskop ke eksternal

    7. Sedikit demi sedikit putar swicth (knob) yang terletak dekat transduser hingga

    menyentuh plat (maksimum displacement dari cradle) yang dapat menyebabkan

    stroboskop berkedip (PERINGATAN: hati-hati jangan sampai terlalu berlebihan,

    jadi cukup sedikit saja menyentuhnya)

    8. Lihat angka yang terletak sejajar dengan transducer (di atas switch sekrup putar) dan

    catat (sebagai sudut fase dari titik referensi 0)

    9. Putar balik switch knob putar lalu matikan motor tanpa merubah kontrol kecepatan

    10. Putar disk 5 sehingga titik 0 pada disk berada pada titik yang terbaca pada langkah

    no.8 dengan longgarkan skrup 3 buah yang ada di disk dengan kunci L 3/32

    11. Dari rms yang didapat dari labview, kalibrasikan dengan grafik kalibrasi amplitudo

    yang diberikan

    12. Catat U nya

  • 5/21/2018 Laporan Getpal Full

    25/27

    13. Perhatikan slot yang ada pada disk koreksi (disk 5) berjari-jari antara 45-65 mm

    14. Dari U yang didapat tentukan m dan r yang cocok; U = m . r

    15. Timbang massa pada timbangan digital yang ada

    16. Pasang massa counterbalance pada r yang ditentukan pada langkah no.15 pada lokasi

    slot yang sesuai dengan langkah no.10

    17. Nyalakan kembali motor

    18. Run labview kembali

    19. Catat rms yang terbaca setelah dalam kecepatan yang stabil

    20. Set stroboskop ke eksternal lalu lihat angka yang muncul pada langkah no.8

    21. Matikan motor

    22. Ulangi langkah no. 11 dan 12

    23. Jumlahkan dengan menggunakan vektor sehingga didapat U yang menggantikan U

    awal (lihat contoh)

    24. Putar disk sesuai sudut yang ditunjukkan dari hasil penjumlahan vektor

    25. Pasang U pengganti ini pada disk koreksi dengan set terlebeih dahulu m dan r yang

    cukup pada slot tersebut

    26. Ulangi langkah-langkah balancing ini sehingga didapat amplitudo rms dibawah 2,5

    sehingga bisa dianggap balance

    27. Putar posisi rotor, ujung ke ujung, sehingga disk 1 berada pada posisi disk koreksi,

    dan disk 5 berada di atas penumpu

    28. Gunakan langkah-langkah koreksi seperti pada disk 5

    29. Matikan mesin balancing jika suda selesai membalans

    30. Lepaskan belt dari motor dan puli tanpa merubah posisi rotor

    31. Amati pergerakan rotor setelah belt dicopot

    32. Putar setiap 90 dan biarkan serta amati apakah rotor berputar sendiri

    33. Jika dalam setiap posisi rotor tidak berputar maka dapat dikatakan rotor dalam

    keadaan balans

    34. Data dari eksperimen ini bandingkan dengan cara analitikal pada slide balancing

    mata kuliah getaran mekanis dari data yang didapat pada langkah persiapan

    pemasangan massa no.2

  • 5/21/2018 Laporan Getpal Full

    26/27

    E. Hasil dan Evaluasi

    Piringan 1

    RMS Awal : 4,55 mm/s

    Hi Spot : pada titik 8 (360 22,5) = 337,5o

    Unbalance : 550 g.mm

    Massa Baut : 10 gr

    R Baut : 55 mm

    RMS Akhir : 1,226 mm/s stabil / balance (dibawah 2,5)

    Piringan 2

    RMS Awal : 2,515 mm/s

    Hi Spot : pada titik 8 (360 22,5) = 337,5o

    Unbalance : 320 g.mm

    Massa Baut : 7,11 gram

    R Baut : 45 mm

    RMS Akhir : 0,965 stabil / balance (dibawah 2,5)

    F. Analisa Praktikum

    Pada praktikum modul Balancing, praktikan melakukan proses balancing dengan

    menggunakan mesin balancing multiplane. Mesin multiplane balancing mempunyai

    beberapa komponen yang telah disebutkan di bagian peralatan. Praktikum ini

    menggunakan NI-DAQ dan LABVIEW (Metode Data Akuisisi) untuk mendapatkan data

    hasil praktikumnya. Praktikum dilakukan dengan melakukan balancing pada dua

    piringan di kedua sisi poros seperti gambar di bawah ini sehingga poros tidak akan

    berputar sendiri jika tidak dikunci.

    Dari data yang dihasilkan praktikan mendapatkan nilai massa baut dan jari-jari

    baut agar dapat dilakukan balancingpada kedua piringan tersebut V RMS awal dari

    kedua piringan tersebut pada awalnya melebihi batas minimal V RMS agar disebut

    balancing yaitu 4,55 mm/s untuk piringan 1 dan 2.515 mm/s untuk piringan 2, namun

    setelah melakukan proses yang ada yaitu pemasangan baut dengan massa sebesar 10 gram

    pada jari-jari 55 mm di piringan 1 serta baut dengan massa sebesar 7,11 gram pada jari-

  • 5/21/2018 Laporan Getpal Full

    27/27

    jari 45 mm di piringan 2 akhirnya didapatkan V RMS pada piringan 1 menjadi 1,226

    mm/s dan V RMS pada piringan kedua 0,965 mm/s.

    Unbalance yang terjadi pada praktikum tersebut diakibatkan oleh massa unbalance

    serta adanya lubang pada disk yang digunakan oleh praktikan. Sebelumnya

    dilakukan penyalaan mesin balancing dan dihitung V RMS awalnya. Pada percobaan

    tersebut dilakukan penglihatan high-spot yang akan digunakan dalam proses balancing

    pada mesin balancing multiplane dengan menggunakan stroboskop. Setelah ditemukan

    high-spot (yang merupakan tempat untuk meletakkan massa counter-balance), maka

    dilakukan pencatatan amplitudo yang terlihat pada LABVIEW. Setelah itu dengan

    menggunakan tabel Unbalance-Amplitudo, maka didapatkan massa unbalance. Untuk

    massanya (m) karena disuruh baut yang paling kecil, maka dipilih baut yang sesuai dan

    ditimbang pada timbangan digital. Kemudian dilakukan penghitungan R (jari-jari)

    sesuai dengan rumus U = m.r. Setelah itu dilakukan pemasangan dengan memasang baut

    pada disk. Setelah itu, power supply dinyalakan dan dilakukan perhitungan V RMS,

    kemudian didapatkan V RMS yang sesuai dengan kriteria (kurang dari 2,5 mm/s).

    Balancing ini bertujuan untuk menghilangkan efek unbalance yang sangat merugikan

    pada benda mekanik, terutama yang berhubungan sama poros. Apabila unbalance

    dibiarkan, maka akan mengakibatkan fenomena getaran yang merugikan. Getaran

    tersebut dapat mematahkan material poros dan juga mengurangi transmisi energi pada

    poros. Apabila dilakukan balancing seperti praktikum di atas, maka akan mengurangi efek

    unbalance dan membuat benda (yang disambung pada poros) menjadi stabil. Hal ini akan

    menjadikan kerugian energi dapat dihindari.

    G. Kesimpulan

    Balancing yaitu berfungsi untuk mengurangi getaran dengan menambah gaya counter

    di sisi sebaliknya dari gaya unbalance

    Unbalance memiliki toleransi yaitu sebesar 2,5 rms.

    Balancing untuk poros dapat dilakukan dengan cara menambahkan massa counter-

    balance pada posisi tertentu sesuai denganhigh-spotdi piringan.

    Suatu poros tidak bisa memiliki sifat balance yang sempurna, meskipun telah

    dilakukan balancing, sehingga ditentukan standar balance yaitu V RMS sebesar 2.5

    mm/s.