laporan kasus miom

Upload: fenia-indah

Post on 07-Feb-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 LAPORAN KASUS miom

    1/21

    LAPORAN KASUS

    I. Identitas pasien

    Nama : Ny. NSUmur : 40 tahun

    Agama : Islam

    Alamat : Jl.Perum taman cileungsi

    Rekam Medik : 566979

    Tgl MRS : 1 Juli 2014

    II. Anamnesis (2-7-2014)

    Keluhan utama: Gangguan haid.

    Perjalanan penyakit :

    Pasien datang ke Poliklinik Kebidanan RSUD Pasar Rebo pada tanggal 1-7-2014 dengan

    keluhan keluar darah haid banyak 1 minggu SMRS. Lamanya haid 4-5 hari. Keluarnya

    darah paling banyak pada hari ke-2. Setiap hari ganti pembalut + 4 sampai 5 kali. Darah

    haid berwarna merah dan bergumpal-gumpal.

    Pasien juga mengeluhrasa nyeri pada perut bagian bawah sebelum datangnya haid sejak 6

    bulan SMRS. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan mengganggu aktifitas. Untuk

    meredakan nyeri, pasien membeli obat warung, namun nyeri hanya berkurang sementara.

    Keluhan keputihan disangkal. Gangguan BAK berupa BAK sering, sedikit-sedikit, nyeri

    saat/ sebelum/ sesudah BAK tidak ada. Sulit buang air besar dan nyeri saat BAB tidak ada.

    Nyeri saat berhubungan tidak ada. Teraba benjolan pada perut disangkal.

    2 bulan SMRS pasien merasakan keluhan perdarahan yang sama, namun tidak berobat ke

    rumah sakit.

    6 bulan SMRS pasien juga merasakan keluhan yang sama dan dirawat di Rumah Sakit.

    Hasil USG saat itu menunjukan adanya Mioma Uteri. Namun pasien menolak dilakukan

    tindakan dengan alasan tidak ada biaya.

    Riwayat menstruasi sebelum terjadi gangguan haid :

    - menarche : umur 14 tahun.

  • 7/21/2019 LAPORAN KASUS miom

    2/21

    - siklus : teratur 30 hari sekali.

    - banyaknya : normal (2-3 pembalut/ hari)

    - lamanya : 4-5 hari

    - HPHT : 23-6-2014

    - Dismenorhea : +

    Riwayat penggunaan KB :

    Pasien tidak menggunakan KB selama15 tahun terakhir. Sebelumnya pasien menggunakan KB

    suntik selama 6 tahun.

    Jumlah anak :

    1 orang, usia 21 tahun.

    Riwayat abortus :

    tidak pernah mengalami keguguran.

    Riwayat coitus terakhir:

    21 Juni 2014

    Riwayat penyakit dahulu :

    Pasien pernah menderita TB sekitar 10 tahun yang lalu, berobat selama 9 bulan dan sudah

    dinyatakan tuntas. Pasien juga pernah operasi polip hidung sebelumnya.

    Riwayat penyakit keluarga :

    Keluarga pasien ada yang pernah menderita penyakit TB sebelumnya.

    Riwayat penyakit keganasan pada keluarga :

    tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keganasan.

    Riwayat alergi :

    tidak mempunyai alergi terhadap obat-obatan, makanan dan cuaca.

  • 7/21/2019 LAPORAN KASUS miom

    3/21

    III. Pemeriksaan fisik (2-7-2014)

    Tanda Vital

    Keadaan umum : Baik

    Kesadaran : Compos mentis

    Tensi : 130/80 mmHg

    Nadi : 100x/menit

    Nafas : 22x/menit

    Suhu : 36,30C

    Tinggi badan : cm

    Berat badan : 63 kg

    Status general

    Kepala : Normocephali

    Mata : Anemis (+/+), ikterik (-/-)

    Thorak : Cor S1, S2 tunggal, reguler, murmur (-)

    Pulmovesikuler-/-, rhonki

    -/-, wheezing

    -/-

    Abdomen : Bising usus (+) normal

    Ekstremitas : Edema -/-

    Status ginekologi

    Abdomen : Teraba massa pada perut bagian bawah, konsistensi kenyal dan

    bersifat mobile.

    Nyeri tekan (-)

    Inspekulo : Fluksus (-), P(-), livide (-).

    VT : Fluksus (-), Porsio licin, P(-), nyeri (-)

    IV. Pemeriksaan Penunjang

    Pemeriksaan Laboratorium (01-07-2014)

    Hb : 6,1 g/ul

    Hematokrit : 22 %

  • 7/21/2019 LAPORAN KASUS miom

    4/21

    Leukosit : 6950 /ul

    Eritrosit : 2,9.106/ul

    Trombosit : 530.000 /ul

    AST : 17 u/l

    ALT : 8 u/l

    Ureum Darah : 19 mg%

    Kreatinin Darah : 0,63 mg/dL

    GFR : 110,7 mL/min/1.73 m

    GDS : 73 mg/dL

    PT : 15,0 detik

    APTT : 26,9 detik

    Urinalisa

    Urin lengkap

    Makroskopis

    Warna : Kuning

    Kejernihan : Keruh

    Kimia Urin

    Berat Jenis : 1.005

    pH : 6.4

    Glukosa : Negatif

    Bilirubin : Negatif

    Keton : Negatif

    Darah/Hb : Negarif

    Protein : Negatif

    Urobilinogen : Negatif

    Nitrit : Positif

    Leukosit Esterase : Negatif

    USG (tgl 1-7-2014) :

  • 7/21/2019 LAPORAN KASUS miom

    5/21

    V. Diagnosis Kerja

    Mioma Uteri + Anemia

    VI. Terapi

    Asam mefenamat 3x1

    Asam traneksamat 3x1

    Alprazolam 0,5 mg

    Codipront 3x1tab

    VII. Post Operasi

    Tindakan Operasi : Laparatomi + Miomektomi + Drilling hemorhagic

    Penemuan Intra Operasi :

    Uterus retrofleksi membesar seperti hamil 10 minggu benjolan dibagian portio

    dengan permukaan licin konsistensi padat kenyal

    Instruksi Post Operasi :

    Pemeriksaan laboratorium post-operatif

    IVFD RL/12 jam

  • 7/21/2019 LAPORAN KASUS miom

    6/21

    Pycin 2x0,5gr

    Cefixime 2x1

    Ketorolac 3x4

    Injeksi As. Traneksamat 2x1

    Observasi tanda vital dan tanda perdarahan

    ANALISA KASUS

    Mioma uteri adalah tumor jinak miometrium uterus dengan konsistensi padat kenyal,

    batas jelas, mempunyai pseudo kapsul, tidak nyeri, bisa soliter atau multipel. Tumor ini juga

    dikenal dengan istilah fibromioma uteri, leiomioma uteri, atau uterine fibroid. Mioma uteri

    bukanlah suatu keganasan dan tidak juga berhubungan dengan keganasan

    Pada laporan kasus berikut diajukan suatu kasus seorang wanita 41 tahun dengan

    diagnosa mioma uteri. Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga

    merupakan penyakit multifaktorial. Faktor predisposisi pada pasien tersebut kemungkinan karena

    umur pasien 41 tahun dimana tumor ini paling sering memberikan gejala klinis antara 35-45

    tahun. Diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan pertumbuhan mioma, dimana

    mioma uteri muncul setelah menarke, berkembang setelah kehamilan dan mengalami regresi

    setelah menopause.(3)

  • 7/21/2019 LAPORAN KASUS miom

    7/21

    Diagnosa mioma uteri ditegakan berdasarkan gejala yang timbul, pemeriksaan fisik dan

    pemeriksaan penunjang yang ada. Gejala yang timbul sangat tergantung pada tempat sarang

    mioma ini berada serviks, intramural, submukus, subserus), besarnya tumor, perubahan dan

    komplikasi yang terjadi.(6)

    Gejala-gejala pada pasien tersebut antara lain gangguan haid berupa

    menoragia yaitu perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari normal.

    Sebab kelainan ini terletak pada kondisi dalam uterus, misalnya adanya mioma uteri dengan

    permukaan endometrium lebih luas dari biasa dan dengan kontraktilitas yang terganggu.(6)

    Gejala

    yang lain yaitu rasa nyeri dan berat pada perut bagian bawah.. Gangguan ini tergantung dari

    besar dan tempat mioma uteri sehingga menimbulkan gejala dan tanda penekanan.(6)

    Pemeriksaan fisik pada pasien ini didapatkan status vital yang baik, yang berarti

    hemodinamik pasien masih baik. Pada palpasi abdomen teraba massa pada perut bagian

    bawahyang berkonsistensi kenyal dan bersifat mobile. Konsistensi dari mioma bervariasi dari

    keras seperti batu hingga lembek, walaupun sebagian besar memiliki konsistensi kenyal seperti

    karet.(8)

    Pada pemeriksaan inspekulo tidakdidapatkan fluksus maupun lendir dan portio licin.

    Pemeriksaan penunjang dengan USG pada pasien ini didapatkan gambaran uterus yang

    membesar dengan ukuran 9x6 cm dengan kesan mioma uteri. Pemeriksaan dengan CT scan

    maupun USG juga dapat dilakukan, namun lebih mahal dan menghabiskan waktu lebih lama

    tetapi tidak memberikan informasi yang lebih daripada USG.(9)

    Dapat ditarik kesimpulan diagnosis pasien tersebut adalah mioma uteri melalui hasil

    anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan. Pada anamnesis yang

    menunjang diagnosis mioma uteri adalah didapatkan keluhan perdarahan pervaginam. Kemudian

    dari pemeriksaan fisik ditemukan adanya masssa pada perut bagian bawah.. Pencitraan dengan

    USG semakin memperkuat diagnosis mioma uteri dimana terdapat uterus yang membesar

    dengan ukuran 9x6 cm.

    Penatalaksanaan pasien ini dilakukan konsul anastesi untuk mengevaluasi keadaan pasien

    untuk operasi. Seblum dilakukan miomektomi pasien diperbaiki keadaan umumnya dengan

    melakukan transfuse untuk meningkatakan Hb pasien. Dilakukan Miomektomi pada pasien.(6)

  • 7/21/2019 LAPORAN KASUS miom

    8/21

    TINJAUAN PUSTAKA

    II.1 Definisi

    Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari lapisan otot uterus dan jaringan

    ikat yang menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan juga dikenal istilah fibromioma,

    leiomioma, ataupun fibroid.(Hanifa dkk, 2008)

    II.2 Epidemiologi

    Berdasarkan otopsi Novak menemukan 27 % wanita berumur 25 tahun mempunyai

    sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih banyak lagi. Mioma uteri belum

    pernah dilaporkan terjadi sebelum menarki. Setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma yang

  • 7/21/2019 LAPORAN KASUS miom

    9/21

  • 7/21/2019 LAPORAN KASUS miom

    10/21

    Sarang mioma di uterus dapat berasal dari serviks uteri (1-3%) dan selebihnya adalah dari

    korpus uteri. Menurut tempatnya di uterus dan menurut arah pertumbuhannya, maka mioma uteri

    dibagi 4 jenis antara lain:

    1. Mioma submukosa

    2. Mioma intramural

    3. Mioma subserosa

    4. Mioma intraligamenter

    Gambar 1. Gambar Jenis-jenis mioma uterus

    Jenis mioma uteri yang paling sering adalah jenis intramural (54%), subserosa (48%),

    submukosa (6,1%) dan jenis intraligamenter (4,4%) (Anonim, 2008).

    1. Mioma submukosa

    Berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus. Jenis ini dijumpai

    6,1% dari seluruh kasus mioma. Jenis ini sering memberikan keluhan gangguan

  • 7/21/2019 LAPORAN KASUS miom

    11/21

    perdarahan. Mioma jenis lain meskipun besar mungkin belum memberikan keluhan

    perdarahan, tetapi mioma submukosa, walaupun kecil sering memberikan keluhan

    gangguan perdarahan.

    Mioma submukosa umumnya dapat diketahui dari tindakan kuretase, dengan adanya

    benjolan waktu kuret, dikenal sebagai currete bump dan dengan pemeriksaan histeroskopi

    dapat diketahui posisi tangkai tumor.

    Tumor jenis ini sering mengalami infeksi, terutama pada mioma submukosa pedinkulata.

    Mioma submukosa pedinkulata adalah jenis mioma submukosa yang mempunyai tangkai.

    Tumor ini dapat keluar dari rongga rahim ke vagina, dikenal dengan nama mioma geburt

    atau mioma yang dilahirkan, yang mudah mengalami infeksi, ulserasi dan infark. Pada

    beberapa kasus, penderita akan mengalami anemia dan sepsis karena proses di atas.

    2. Mioma intramural

    Terdapat di dinding uterus di antara serabut miometrium. Karena pertumbuhan tumor,

    jaringan otot sekitarnya akan terdesak dan terbentuk simpai yang mengelilingi tumor. Bila

    di dalam dinding rahim dijumpai banyak mioma, maka uterus akan mempunyai bentuk

    yang berbenjol-benjol dengan konsistensi yang padat. Mioma yang terletak pada dinding

    depan uterus, dalam pertumbuhannya akan menekan dan mendorong kandung kemih ke

    atas, sehingga dapat menimbulkan keluhan miksi.

    3. Mioma subserosa

  • 7/21/2019 LAPORAN KASUS miom

    12/21

    Apabila mioma tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus

    diliputi oleh serosa. Mioma subserosa dapat tumbuh di antara kedua lapisan ligamentum

    latum menjadi mioma intraligamenter.

    4. Mioma intraligamenter

    Mioma subserosa yang tumbuh menempel pada jaringan lain, misalnya ke ligamentum

    atau omentum kemudian membebaskan diri dari uterus sehingga disebut wondering

    parasitis fibroid. Jarang sekali ditemukan satu macam mioma saja dalam satu uterus.

    Mioma pada servik dapat menonjol ke dalam satu saluran servik sehingga ostium uteri

    eksternum berbentuk bulan sabit.

    Apabila mioma dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri dari bekas otot polos dan

    jaringan ikat yang tersusun seperti kumparan (whorie like pattern) dengan pseudokapsul

    yang terdiri dari jaringan ikat longgar yang terdesak karena pertumbuhan.

    II.5 Perubahan Sekunder (Hanifa, 2008)

    a)

    Atrofi: sesudah menopause ataupun sesudah kehamilan mioma uteri menjadi kecil.

    b) Degenerasi hialin: perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita berusia lanjut.

    Tumor kehilangan struktur aslinya menjadi homogen. Dapat meliputi sebagian besar atau

    hanya sebagian kecil daripadanya, seolah-olah memisahkan satu kelompok serabut otot

    dari kelompok lainnya.

    c) Degenerasi kistik: dapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana sebagian dari mioma

    menjadi cair, sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang tidak teratur berisi seperti agar-

    agar, dapat juga terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga

    menyerupai limfangioma. Dengan konsistensi yang lunak ini tumor sukar dibedakan dari

    kistoma ovarium atau suatu kehamilan.

  • 7/21/2019 LAPORAN KASUS miom

    13/21

    d) Degenerasi membatu (calcireous degeneration): terutama terjadi pada wanita berusia

    lanjut oleh karena adanya gangguan dalam sirkulasi. Dengan adanya pengendapan garam

    kapur pada sarang mioma maka mioma menjadi keras dan memberikan bayangan pada

    foto Rontgen.

    e) Degenerasi merah (carneous degeneration): perubahan ini biasanya terjadi pada

    kehamilan dan nifas. Patogenesis: diperkirakan karena suatu nekrosis subakut sebagai

    gangguan vaskularisasi. Pada pembelahan dapat dilihat sarang mioma seperti daging

    mentah berwarna merah disebabkan oleh pigmen hemosiderin dan hemofusin. Degenerasi

    merah tampak khas apabila terjadi pada kehamilan muda disertai emesis, haus, sedikit

    demam, kesakitan, tumor pada uterus membesar dan nyeri pada perabaan. Penampilan

    klinik ini seperti pada putaran tangkai tumor ovarium atau mioma bertangkai.

    f) Degenerasi lemak: jarang terjadi, merupakan kelanjutan degenerasi hialin.

    II.6 Gejala Klinis

    Gejala yang dikeluhkan sangat tergantung pada tempat sarang mioma ini berada (servik,

    intramural, submukus, subserus), besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi.

    Keluhan yang dirasakan penderita Mioma Uteri sebagai keluhan utama pada umumnya adalah :

    Perdarahan abnormal

  • 7/21/2019 LAPORAN KASUS miom

    14/21

    Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore, menoraghi dan dapat

    juga terjadi metroragia . Hal ini sering menyebabkan penderita juga mengalami anemia dari

    perdarahan yang terus-menerus (Lacey.C.G., 2007).

    Mekanisme terjadinya perdarahan abnormal ini sampai saat ini masih menjadi

    perdebatan. Beberapa pendapat menjelaskan bahwa terjadinya perdarahan abnormal ini

    disebabkan oleh abnormalitas dari endometrium (Lacey.C.G., 2007). Tetapi saat ini pendapat

    yang dianut adalah bahwa perdarahan abnormal ini disebabkan karena pengaruh ovarium

    sehingga terjadilah hiperplasia endometrium sampai adenokarsinoma, permukaan endometrium

    yang lebih luas, atrofi endometrium di atas mioma submukosum, dan miometrium tidak dapat

    berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma diantara serabut miometrium . Pada Mioma

    Uteri submukosum diduga terjadinya perdarahan karena kongesti, nekrosis, dan ulserasi pada

    permukaan endometrium (Muzakir, 2008)

    Nyeri

    Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena gangguan sirkulasi darah

    pada sarang mioma. Pada pengeluaran mioma submukosum yang akan dilahirkan, pula

    pertumbuhannya yang menyempitkan kanalis servikalis dapat menyebabkan juga dismenore.

    Selain hal diatas, penyebab timbulnya nyeri pada kasus mioma uteri adalah karena proses

    degenerasi. Selain itu penekanan pada visera oleh ukuran mioma uteri yang membesar juga bisa

    menimbulkan keluhan nyeri. Dengan bertambahnya ukuran dan proses inflamasi juga

    menimbulkan rasa yang tidak nyaman pada regio pelvis.(Muzakir, 2008)

    Efek penekanan

    Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri. Penekanan oleh mioma uteri

    pada vesiko urinaria menimbulkan keluhan-keluhan pada traktus urinarius, seperti perubahan

  • 7/21/2019 LAPORAN KASUS miom

    15/21

    frekuensi miksi sampai dengan keluhan retensio urin hingga dapat menyebabkan hidroureter dan

    hidronefrosis (Lacey.C.G., 2007)..

    Konstipasi dan tenesmia juga merupakan keluhan pada penderita mioma uteri yang

    menekan rektum. Dengan ukuran yang besar berakibat penekanan pada vena-vena di regio pelvis

    yang bisa menimbulkan edema tungkai (Muzakir, 2008)

    Gejala akibat Kompli kasi

    Degenerasi ganas

    Mioma uteri yang menjadi leimiosarkoma ditemukan hanya 0,32-0,6% dari seluruh kasus

    mioma uteri serta merupakan 50-75% dari semua sarkoma uterus. Keganasan umumnya baru

    ditemukan pada pemeriksaan histologi uterus yang telah diangkat. Komplikasi ini dicurigai jika

    ada keluhan nyeri atau ukuran tumor yang semakin bertambah besar terutama jika dijumpai pada

    penderita yang sudah menopause (Lacey.C.G., 2007).

    Anemia

    Anemia timbul karena seringkali penderita mioma uteri mengalami perdarahan

    pervaginam yang abnormal. Perdarahan abnormal pada kasus mioma uteri akan mengakibatkan

    anemia defisiensi besi (Marjono, 2008)

    Torsi

    Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut

    sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian timbul sindroma abdomen akut, mual, muntah

    dan syok

    Infertilitas

  • 7/21/2019 LAPORAN KASUS miom

    16/21

    Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars interstisialis

    tuba, sedangkan mioma uteri submukosum juga memudahkan terjadinya abortus oleh karena

    distorsi rongga uterus. Penegakkan diagnosis infertilitas yang dicurigai penyebabnya adalah

    mioma uteri maka penyebab lain harus disingkirkan (Lacey.C.G., 2007).

    II.7 Diagnosis

    1. Anamnesis

    Dalam anamnesis dicari keluhan utama serta gejala klinis mioma lainnya, faktor resiko

    serta kemungkinan komplikasi yang terjadi.

    2. Pemeriksaan fisik

    Pemeriksaan status lokalis dengan palpasi abdomen. Mioma uteri dapat diduga dengan

    pemeriksaan luar sebagai tumor yang keras, bentuk yang tidak teratur, gerakan bebas,

    tidak sakit.

    3. Pemeriksaan penunjang

    a.

    Pemeriksaan laboratorium

    Akibat yang terjadi pada mioma uteri adalah anemia akibat perdarahan uterus

    yang berlebihan dan kekurangan zat besi. Pemeriksaaan laboratorium yang perlu

    dilakukan adalah darah lengkap (DL) terutama untuk mencari kadar Hb.

    Pemeriksaaan lab lain disesuaikan dengan keluhan pasien.

    b. Imaging

    1) Pemeriksaaan dengan USG akan didapat massa padat dan homogen pada uterus.

    Mioma uteri berukuran besar terlihat sebagai massa pada abdomen bawah dan

    pelvis dan kadang terlihat tumor dengan kalsifikasi.

  • 7/21/2019 LAPORAN KASUS miom

    17/21

    2) Histerosalfingografi digunakan untuk mendeteksi mioma uteri yang tumbuh ke

    arah kavum uteri pada pasien infertil.

    3) MRI lebih akurat untuk menentukan lokasi, ukuran, jumlah mioma uteri, namun

    biaya pemeriksaan lebih mahal.

    Diagnosis banding yang perlu kita pikirkan tumor abdomen di bagian bawah atau

    panggul ialah mioma subserosum dan kehamilan; mioma submukosum yang

    dilahirkan harus dibedakan dengan inversio uteri; mioma intramural harus dibedakan

    dengan suatu adenomiosis, khoriokarsinoma, karsinoma korporis uteri atau suatu

    sarkoma uteri. USG abdominal dan transvaginal dapat membantu dan menegakkan

    dugaan klinis.

    II.8. Diagnosis banding (Marjono, 2008)

    2. Adenomiosis

    3. Neoplasma ovarium

    4. Kehamilan

    II.9. Penanganan

    Penanganan mioma menurut usia, paritas, lokasi dan ukuran tumor

    Tidak semua mioma uteri memerlukan terapi pembedahan. Kurang lebih 55% dari semua kasus

    mioma uteri tidak membutuhkan suatu pengobatan apapun, apalagi jika ukuran mioma uteri

    masih kecil dan tidak menimbulkan keluhan.

  • 7/21/2019 LAPORAN KASUS miom

    18/21

    Penanganan mioma uteri tergantung pada usia, paritas, lokasi dan ukuran tumor, dan terbagi atas

    :

    A. Penanganan konservatif

    Cara penanganan konservatif dapat dilakukan sebagai berikut :

    -

    Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan.

    - Monitor keadaan Hb

    - Pemberian zat besi

    - Penggunaan agonis GnRH, agonis GnRH bekerja dengan menurunkan regulasi

    gonadotropin yang dihasilkan oleh hipofisis anterior. Akibatnya, fungsi ovarium

    menghilang dan diciptakan keadaan menopause yang reversibel. Sebanyak 70%

    mioma mengalami reduksi dari ukuran uterus telah dilaporkan terjadi dengan cara ini,

    menyatakan kemungkinan manfaatnya pada pasien perimenopausal dengan menahan

    atau mengembalikan pertumbuhan mioma sampai menopause yang sesungguhnya

    mengambil alih. Tidak terdapat resiko penggunaan agonis GnRH jangka panjang dan

  • 7/21/2019 LAPORAN KASUS miom

    19/21

    kemungkinan rekurensi mioma setelah terapi dihentikan tetapi, hal ini akan segera

    didapatkan dari pemeriksaan klinis yang dilakukan (Muzakir cit Alexander, 2004).

    B. Penanganan operatif

    Indikasi operasi atau pembedahan pada penderita mioma uteri adalah :

    - Perdarahan pervaginam abnormal yang memberat

    - Ukuran tumor yang besar

    - Ada kecurigaan perubahan ke arah keganasan terutama jika pertambahan ukuran tumor

    setelah menopause

    - Retensio urin

    - Tumor yang menghalangi proses persalinan

    -

    Adanya torsi (Muzakir cit Moore, 2001).

    Jenis operasi yang dilakukan pada mioma uteri dapat berupa :

    - Miomektomi

    Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma tanpa pengangkatan rahim/uterus

    (Muzakir cit Rayburn, 2001). Miomektomi lebih sering di lakukan pada penderita

    mioma uteri secara umum. Suatu studi mendukung miomektomi dapat dilakukan pada

    wanita yang masih ingin be reproduksi tetapi belum ada analisa pasti tentang teori ini

    tetapi penatalaksanaan ini paling disarankan kepada wanita yang belum memiliki

    keturunan setelah penyebab lain disingkirkan (Muzakir cit Chelmow, 2005).

    - Histerektomi

    Histerektomi adalah tindakan operatif yang dilakukan untuk mengangkat rahim, baik

    sebahagian (subtotal) tanpa serviks uteri ataupun seluruhnya (total) berikut serviks

    uteri (Muzakir cit Prawirohardjo, 2001).

  • 7/21/2019 LAPORAN KASUS miom

    20/21

    . Histerektomi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu dengan pendekatan

    perabdominal (laparotomi), pervaginam, dan pada beberapa kasus secara laparoskopi.

    Tindakan histerektomi pada mioma uteri sebesar 30% dari seluruh kasus. Tindakan

    histerektomi pada pasien dengan mioma uteri merupakan indikasi bila didapatkan

    keluhan menorrhagia, metrorrhagia, keluhan obstruksi pada traktus urinarius, dan

    ukuran uterus sebesar usia kehamilan 12-14 minggu (Hadibroto, 2005).

    Histerektomi perabdominal dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu total abdominal

    histerektomi (TAH) dan subtotal abdominal histerektomi (STAH). Masing-masing

    prosedur histerektomi ini memiliki kelebihan dan kekurangan. STAH dilakukan untuk

    menghindari risiko operasi yang lebih besar, seperti perdarahan yang banyak, trauma

    operasi pada ureter, kandung kemih dan rektum. Namun dengan melakukan STAH

    akan menyisakan serviks, dimana kemungkinan timbulnya karsinoma serviks dapat

    terjadi. Dengan menyisakan serviks, menurut penelitian didapatkan data bahwa

    terjadinya dyspareunia akan lebih rendah dibandingkan dengan yang menjalani TAH

    sehingga akan tetap mempertahankan fungsi seksual. Pada TAH, jaringan granulasi

    yang timbul pada vagina dapat menjadi sumber timbulnya sekret vagina dan perdarahan

    pasca operasi dimana keadaan ini tidak terjadi pada pasien yang menjalani STAH

    (Hadibroto, 2005).

    Tindakan histerektomi juga dapat dilakukan melalui pendekatan vagina, dimana

    tindakan operasi tidak melalui insisi pada abdomen. Histerektomi pervaginam jarang

    dilakukan karena uterus harus lebih kecil dari telor angsa dan tidak ada perlekatan

    dengan sekitarnya. Secara umum, histerektomi vaginal hampir seluruhnya merupakan

    prosedur operasi ekstraperitoneal, dimana peritoneum yang dibuka sangat minimal

  • 7/21/2019 LAPORAN KASUS miom

    21/21

    sehingga trauma yang mungkin timbul pada usus dapat diminimalisasi. Selain itu,

    kemungkinan terjadinya perlengketan paska operasi juga lebih minimal. Masa

    penyembuhan pada pasien yang menjalani histerektomi vaginal lebih cepat

    dibandingkan dengan yang menjalani histerektomi abdominal (Hadibroto, 2005).

    .

    Kriteria menurut American College of Obstetricians Gynecologists (ACOG)untuk histerektomi

    adalah sebagai berikut :

    - Terdapatnya 1 sampai 3 mioma asimptomatik atau yang dapat teraba dari luar dan

    dikeluhkan oleh pasien.

    - Perdarahan uterus berlebihan, meliputi perdarahan yang banyak dan bergumpal-

    gumpal atau berulang-ulang selama lebih dari 8 hari dan anemia akibat kehilangan

    darah akut atau kronis.

    - Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma uteri meliputi nyeri hebat dan akut, rasa

    tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis dan penekanan pada

    vesika urinaria mengakibatkan frekuensi miksi yang sering (Muzakir cit Chelmow,

    2005).

    Penatalaksanaan mioma uteri pada wanita hamil

    Selama kehamilan, terapi awal yang memadai adalah tirah baring, analgesia dan

    observasi terhadap mioma. Penatalaksanaan konservatif selalu lebih disukai apabila janin imatur.

    Namun, pada torsi akut atau perdarahan intra abdomen memerlukan interfensi pembedahan.

    Seksio sesarea merupakan indikasi untuk kelahiran apabila mioma uteri menimbulkan kelainan

    letak janin, inersia uteri atau obstruksi mekanik (Muzakir cit Taber, 2004).