laporan kelompok 9

Upload: yudhistyra-egyana

Post on 14-Oct-2015

198 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • LAPORAN PRAKTIKUM

    PENYELIDIKAN BAWAH PERMUKAAN

    MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI

    Disusun oleh :

    ANDO BAYU CAHYADI HUTAPEA

    ANNISA BESTARI CUT BIDASARI

    EGYANA YUDISTIRA

    MUHAMMAD AFDHAL

    TIKA OKTIRA

    PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SYIAH KUALA 2014

  • i

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI ............................................................................................................... i

    DAFTAR TABEL ....................................................................................................... ii

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. iii

    BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

    1.1 LATAR BELAKANG............................................................................... 1 1.2 TUJUAN ................................................................................................... 1

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 2

    2.1 GELOMBANG SEISMIK ......................................................................... 2

    2.2 PRINSIP DASAR METODE SEISMIK ................................................... 3

    2.3 ASUMSI DASAR ...................................................................................... 5

    2.4 SEISMIK REFRAKSI ............................................................................... 5

    2.5 PEMBIASAN PADA LAPISAN BIDANG ATAS...................................7

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................... 8

    3.1 LOKASI......................................................................................................8

    3.2 PERALATAN.............................................................................................8

    3.3 TAHAPAN PELAKSANAAN...................................................................9

    3.4 DIAGRAM ALIR......................................................................................16

    BAB IV PEMBAHASAN DAN INTERPRETASI DATA..........................................17

    4.1 PEMBAHASAN DAN INTERPRETASI DATA.....................................17

    BAB V PENUTUP ......................................................................................................20

    5.1 KESIMPULAN.........................................................................................20

    DAFTAR PUSTAKA

  • ii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.2.1 Peralatan yang digunakan .......................................................................... 8

    Tabel 4.1.1 Interpretasi Data ....................................................................................... 19

  • iii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.2.1 Pemantulan dan pembiasan gelombang.................................................3

    Gambar 2.2.2 Prinsip Huygens.....................................................................................4

    Gambar 2.5.1 Refraksi sinar (atas), dan terbentuknya sudut kritis (bawah).................7

    Gambar 3.1. Lokasi Penelitian (Halaman belakang Lab. Fisika Dasar).....................8

    Gambar 3.3.1.1 Sketsa Line Seismik...............................................................................9

    Gambar 3.3.2.1 Proses Convert Data.............................................................................13

    Gambar 3.3.2.2 Persetujuan Picking Data.....................................................................13

    Gambar 3.3.2.3 Pengambilan data yang sudah di Convert............................................14

    Gambar 3.3.2.4 Proses Picking Data pada Offset 1....................................................... 15

    Gambar 3.3.2.5 Kurva perhitungan Velocity................................................................. 15

    Gambar 3.4.1 Diagram Alir pelaksanaan Metode Seismik Refraksi...........................16

    Gambar 4.1.1 Profil dengan menggunakan metode Intercep time...............................17

    Gambar 4.1.2 Referensi Vp material menurut Hoffmann dan schrott (2002) berdasarkan kecepatan perambatan gelombang seismik pada setiap lapis...................................................................................................... 17

    Gambar 4.1.3 Profil dengan Metode GRM................................................................. 18

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Bumi sebagai tempat tinggal manusia secara alami menyediakan sumber daya alam yang berlimpah. Kita sebagai generasi penerus bangsa harus berupaya untuk dapat memanfaatkan sumber daya yang ada untuk kesejahteraan bangsa. Keterbatasan ilmu untuk mengelola sumber daya alam tersebut menjadi kendala untuk melangkah lebih lanjut. Sehingga kita merasa perlu mempelajari cara atau metode untuk mengungkap suatu informasi yang terdapat dibawah permukaan bumi. Struktur bawah permukaan bumi dapat dikaji baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengkajian secara langsung dapat ditempuh dengan dengan melakukan pengkajian ke pusat bumi, dan mengambil material penyusun bumi pada berbagai kedalaman untuk dianalisis. Tetapi cara ini tidak praktis karena untuk mengetahui seluruh struktur bumi harus melakukan penggalian sedalam 6400 km. Pengkajian secara tidak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan metode-metode geofisika.

    Dengan semakin berkembangnya metode dan teknologi untuk kepentingan eksplorasi geofisika, maka semakin banyak pilihan yang diambil ketika akan melakukan suatu eksplorasi. Masalah efisiensi dan ke efektifan suatu metode menjadi salah satu pertimbangan utama. Metode seismik refraksi menjadi salah satu metode yang cukup efektif dan tidak membutuhkan biaya yang terlalu besar.

    Pada dasarnya dalam metode ini adalah pemberian suatu gangguan berupa gelombang seismik pada suatu sistem dan kemudian gejala fisisnya diamati dengan menangkap gejala tersebt melalui geophone. Waktu tempuh gelombang antara sumber getaran dengan penerima akan memberikan gambaran tentang kecepatan dan kedalaman lapisan.

    1.2 Tujuan Adapun tujuan dari praktikum seismik refraksi ini adalah :

    1. Mempelajari dan memahami Akuisisi, Processing dan, Interpretasi data seismik refraksi serta mengerti cara menggunakan software Winsism v.12.

    2. Mengetahui struktur geologi bawah permukaan di lokasi pengukuran. 3. Menyelesaikan tugas praktikum mata kuliah wajib Metode Seismik Refraksi.

  • 2

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Gelombang Seismik

    Gelombang seismik merupakan gelombang yang merambat melalui bumi. Perambatan gelombang ini bergantung pada sifat elastisitas batuan.Gelombang seismik termasuk dalam gelombang elastik karena medium yang dilalui yaitu bumi bersifat elastik.Oleh karena itu sifat penjalaran gelombang seismik bergantung pada elastisitas batuan yang dilewatinya. Para ahli geologi telah mengelompokkan 3 jenis gelombang seismik. Gelombang pertama adalah gelombang primer (P). Gelombang ini merupakan gelombang longitudinal yang bergerak melalui batuan, dengan cara merapatkan dan merenggangkan batuan-batuan yang dilaluinya. Gelombang berikutnya adalah gelombang sekunder (S). Gelombang ini merambat menembus batuan dengan arah getaran tegak lurus terhadap arah perambatannya sehingga dapat menaikkan atau menurunkan batuan-batuan yang dilaluinya. Gelombang P dapat merambat dengan mudah melalui medium padat maupun medium cair, sedangkan gelombang S hanya dapat merambat melalui medium padat. Gelombangnya akan teredam jika melalui medium cair dan energi gelombang S akan berubah menjadi kalor pada saat terjadi peredaman. Pada umumnya, semakin padat suatu batuan, semakin cepat perambatan gelombang P. Jika gelombang P dan gelombang S ini telah mencapai permukaan Bumi, kedua gelombang ini berubah menjadi gelombang seismik jenis ketiga, yaitu gelombang permukaan.

    Gelombang permukaan ini dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu gelombang Love yang menggetarkan permukaan tanah dalan arah bolak-balik mendatar dan gelombang Rayleigh yang bergerak bolak-balik naik turun, seperti pada gelombang air laut. . Gelombang love merupakan gelombang yang menjalar di permukaan bumi yang karakteristiknya memiliki pergerakan yang mirip dengan gelombang S, yaitu arah pergerakan partikel medan yang dilewati arahnya tegak lurus terhadap arah perambatan gelombang. Yang membedakannya adalah lokasi perambatan gelombang love terdapat di permukaan bumi. Dan getarannya secara lateral (mendatar). Sedangkan gelombang rayleigh gelombang permukaan juga yang arah pergerakan partikelnya bergerak berputar di permukaan. (Nurdiyanto, 2011).

  • 3

    2.2 Prinsip Dasar Metode Seismik

    Metode seismik didasarkan pada beberapa prinsip diantaranya :

    a. Hukum Snellius

    Ketika gelombang seismik melalui lapisan batuan dengan impedansi akustik yang berbeda dari lapisan batuan yang dilalui sebelumnya, maka gelombang akan terbagi. Gelombang tersebut sebagian terefleksikan kembali ke permukaan dan sebagian diteruskan merambat dibawah permukaan. Penjalaran gelombang seismik mengikuti Hukum Snellius yang dikembangkan dari Prinsip Huygens, menyatakan bahwa sudut pantul dan sudut bias merupakan fungsi dari sudut datang dan kecepatan gelombang. Gelombang P yang datang akan mengenai permukaan bidang batas antara dua medium berbeda akan menimbulkan gelombang refraksi dan refleksi.

    Gambar 2.2.1 Pemantulan dan pembiasan gelombang.

    Hukum Snellius dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :

    Sebagian energi gelombang akan dipantulkan sebagai gelombang P dan gelombang S, dan sebagian lagi akan diteruskan sebagai gelombang P dan gelombang S.

  • 4

    b. Prinsip Huygens

    Prinsip Huygens menyatakan bahwa setiap titik pada muka gelombang merupakan sumber bagi gelombang baru.Posisi dari muka gelombang dalam dapat seketika ditemukan dengan membentuk garis singgung permukaan untuk semua wavelet sekunder. Prinsip Huygens mengungkapkan sebuah mekanisme dimana sebuah pulsa seismik akan kehilangan energi seiring dengan bertambahnya kedalaman. (Asparini, 2011).

    Gambar 2.2.2 Prinsip Huygens.

    c. Prinsip Fermat

    Gelombang menjalar dari satu titik ke titik lain melalui jalan tersingkat waktu penjalarannya. Dengan demikian jika gelombang melewati sebuah medium yang memiliki variasi kecepatan gelombang seismik, maka gelombang tersebut akan cenderung melalui zona-zona kecepatan tinggi dan menghindari zona-zona kecepatan rendah. (Elnashai, 2008)

  • 5

    2.3 Asumsi Dasar

    Beberapa asumsi dasar yang digunakan untuk medium bawah permukaan bumi adalah :

    a. Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan tiap lapisan menjalarkan gelombang seismik dengan kecepatan yang berbeda.

    b. Makin bertambahnya kedalaman batuan lapisan bumi makin kompak dan kecepatannya pun semakin bertambah.

    c. Perambatan gelombang seismik dipandang sebagai sinar. d. Pada bidang batas antar lapisan, gelombang seismik merambat dengan kecepatan

    lapisan dibawahnnya.

    Sedangkan asumsi dasar terhadap penjalaran gelombang seismik adalah : a. Panjang gelombang seismik

  • 6

    Ada beberapa metode interpretasi dasar yang bis digunakan dalam metode seismik refraksi, antara lain metode waktu tunda (Delay Time), metode Intercept time, dan metode rekonstruksi muka gelombang (Raharjo, 2002). Pada perkembangan lebih lanjut dikenal beberapa metode lain yang dikenal untuk menginterpretasikan topografi dari suatu bidang batas, antara lain Metode Time Plus Minus, Metode Hagiwara dan Matsuda, dan Metode Reciprocal Hawkins. Untuk sistem lapisan yang homogen dan cukup rata metode Intercept Time mampu memberikan hasil yang memadai atau yang dapat diartikan dengan kesalahan relatif kecil. (Sismanto, 1999).

    Dalam melakukan survei dengan menggunakan metode geofisika baik dengan metode seismik maupun metode lainnya, ada 3 tahapan yang dilakukan, yaitu :

    1. Akuisisi Data.

    Akuisisi data merupakan semua kegiatan yang berkaitan dengan pengumpulan data seismik, sejak dari survei pendahuluan.

    2. Pengolahan data seismik adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengubah data seismik (hasil pengukuran data dilapangan) untuk menjadi data seimik. Dimana data seismik lapangan tersebut masih banyak di pengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak mencerminkan kondisi bawah permukaan.

    3. Interpretasi Data. Tujuan terpenting dalam interpretasi seismik adalah mengolah informasi geologi sebanyak mungkin, terutama dalam bentuk struktur-struktur geologi. Penampang seismik yang dihasilkan merupakan penampang waktu (time section). Penampang ini dapat dikonversi ke kedalaman (depth section). Namun konversi ini terkadang tidak tepat karena tidak akuratnya perhitungan yang dilakukan. Karena itu para interpreter umumnya bekerja dengan time section. Bila informasi tentang kedalaman dibutuhkan untuk beberapa bagian yang khusus, perhitungan tambahan dapat dilakukan. Beberapa penampang seismik menghasilkan citra yang dapat dengan mudah diinterpretasi.

  • 7

    2.5 Pembiasan pada Lapisan Bidang Atas

    Metode seismik refraksi menggunakan analisis muka gelombang head wave untuk pendugaan sifat fisis batuan. Metoda ini memiliki keterbatasan yaitu bahwa metode ini dapat berhasil baik bila harga cepat rapat gelombang seismik makin besar kearah lapisan bawah, sehingga selalu terdapat gelombang yang terbiaskan ke permukaan.

    Kelemahan lainnya bahwa tebal suatu lapisan harus memenuhi criteria tertentu supaya tidak menghasilkan Blind Zone, yang diakibatkan oleh lapisan tipis. Hubungan antara sudut datang dan sudut bias pada seismik refraksi adalah :

    dimana V1 dan V2 adalah kecepatan rambat pada masing-masing media. Jika V2 lebih besar daripada V1, maka sudut refraksi lebih besar daripada sudut normal, dan disebut sebagai sudut ic.

    Hubungan ini dipakai untuk menjelaskan metode pembiasan dengan sudut datang kritis.

    Gambar 2.5.1 Refraksi sinar (atas), dan terbentuknya sudut kritis (bawah).

    Jika gelombang rambat bergerak di sepanjang bidang pantul, maka sudut yang dibentuk disebut dengan sudut kritis (Lihat Gambar 2.5.1 B). Jika jarak dari break point diketahui, maka dapat diperoleh ketebalan lapisan antara bidang refraksi, yaitu :

    (Parasnis,1973)

  • 8

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1. Lokasi

    Tempat : Halaman belakang Laboraturium Fisika Dasar.

    Waktu : 17 Mei 2014 Pukul 16.00-18.00 Wib.

    Gambar 3.1. Lokasi Penelitian (Halaman belakang Lab. Fisika Dasar)

    3.2 Peralatan

    Adapun peralatan yang digunakan dalam praktikum seismik refraksi adalah :

    Tabel 3.2.1 Peralatan yang digunakan

    No. Alat Jumlah

    1. Seismograf PASI 16S-24P 1 buah

    2. Geophone 24 buah

    3. Trigger 1 buah

    4. Kabel Geophone 2 gulungan

    5. Kabel Trigger 1 gulungan

    6. Palu 1 buah

    7. Plat Besi 1 buah

  • 9

    8. Meteran 1 buah

    9. Power supply / baterai 12 V 1 buah

    10. Perlengkapan tambahan (Alat tulis, Flashdisk, GPS, Payung)

    Secukupnya

    3.3 Tahapan Pelaksanaan

    Adapun tahapan pelaksaan metode seismik refraksi terdri atas 3 tahapan, yaitu akuisisi data, pengolahan data, dan interpretasi data.

    1. Akuisisi Data

    Akuisisi data merupakan semua kegiatan yang berkaitan dengan pengumpulan data seismik, sejak dari survei pendahuluan. Tahapan akuisisi data dalam metode seismik refraksi adalah :

    a. Pemasangan Alat

    Tahap pertama dalam Akuisisi Data adalah pemasangan alat. Adapun langkah-langkah pelaksanaan nya adalah sebagai berikut :

    Lintasan Seismik (Line Seismic) Lokasi lintasan survei harus di set sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan survei secara efisien. Line seismic dibentang membentuk garis horizontal dan sebaiknya pada permukaan yang rata. Berikut desain lapangan yang kami gunakan saat praktikum di halaman belakang Lab. Fisika Dasar.

    Gambar 3.3.1.1 Sketsa Line Seismik

  • 10

    Jumlah Line : 1 Line

    Spasi antar Geophone : 1 meter.

    Jarak Offset 1 ke geophone 1 : 12 meter.

    Jarak Endshot 1 ke geophone 1 : 0.5 meter.

    Jarak Offset 2 ke geophone 24 : 12 meter.

    Jarak Endshot 2 ke geophone 24 : 0.5 meter.

    Total panjang line : 48 meter.

    Kemudian melakukan pengukuran pada line seismik dengan menggunakan meteran. Panjang line diukur samapai 48 meter. Lalu titik-titik Offset, Endshot, dan Center ditandai agar memudahkan untuk melakukan Shot.

    Lalu geophone-geophone dipasang pada line yang sudah dibuat tadi dengan spasai antar geophone yang satu dengan yang lainnya adalah 1 meter. Geophone dipasang hingga ke titik 24.

    Kemudia kabel konektor dibentangkan dan dipasang pada msing-masing geophone.

    Seismograf PASI yang kita gunakan kemudian diletakkan pada titik tengah antara geophone 12 dan geophone 13. Alangkah baiknya jika Seismograf dilindungi dengan meletakkannya ditempat yang teduh dengan menggunakan payung atau sejenisnya.

    Seismograf kemudian dihubungakan ke Power Supply (Baterai 12 V). Lalu seismograf dihidupkan dan dipanaskan agar alat berfungsi dengan maksimal sewaktu digunakan nantinya.

    2 kabel penghubung geophone dihubungkan pada port yang sudah tersedia di alat seismograf PASI. Hubungkan kabel geophone 1-12 pada port 1-12 di Seismograf. Dan kabel geophone 13-24 dihubungkan pada port 13-24 di Seismograf.

    Lalu kemudian hubungkan kabel trigger pada Seismograf.

  • 11

    b. Pengukuran Pada metode seismik, pengukuran dilakukan dengan memberikan sumber getaran ke dalam bumi yang kemudian akan gelombang yang dihasilkan akan ditangkap oleh ke 24 geophone dan direkan oleh Seismograf. Adapun langkah-langkah pengukuran yang dilakukan dilapangan adalah sebagai berikut :

    Untuk memulainya klik Menu Acquisition pada Menu Bar atas.

    Lalu klik setting. Kemudian Record Time dan Sampling Time nya ditentukan untuk mengukur waktu yang dibutuhkan geophone dalam merekan gelombang yang diberikan pada masing-masing titik Shot tadi. Record time yang kami gunakan adalah 256 ms karena spasi antar geophone dan line yang kami gunakan tidak terlalu jauh. Dengan sampling time yang digunakan adalah 125 s.

    Lalu klik Add Note pada seismograf untuk menentukan nama data pengukuran yang akan direkam oleh seismograf.

    Kami menggunakan menu Stacking pada pengukuran ini. Dengan memilih menu Stacking kita bisa melakukan pengulangan sehingga data dari shot 1 dan shot 2 bisa dikombinasikan.

    Jika perlu, menu Gain diatur untuk menguatkan sinyal yang akan direkam oleh Seismograf.

    Lalu Trigger di tancapkan tepat disebelah plat besi dan kemudian konektor Trigger dan konektor kabel Trigger dihubungkan. Kabel Trigger digunakan untuk menguatkan sinyal dari sumber getaran yang diberikan pada titik-titik Shot.

    Untuk memulai pengukuran, klik Start pada Seismograf.

    Lalu sumber getaran diberikan dengan memukul plat besi dengan menggunakan Palu pada titik pertama yaitu Offset 1. Kemudian lampu pada Seismograf akan berkedip, hal ini menunjukkan bahwa seismograf sedang merekam gelombang yang diterima oleh geophone. Tunggu hingga lampu yang berkedip tadi mati. Hal ini menandakan bahwa

  • 12

    Seimograf telah merekam semua gelombang yang diterima oleh ke 24 geophone. Setelah lampu pada Seismograf mati, shot ke 2 langsung dilakukan pada titik Shot yang sama ini dikarenakan sebelumnya kita sudah memilih menu Stacking pada Seismograf. Lampu pada Seismograf kemudian akan berkedip lagi, tunggu hingga lampu mati.

    Setelah lampu pada Seismograf mati, kemudian klik Load pada Seismograf untuk melihat hasil perekaman gelombang oleh geophone yang baru saja dilakukan.

    Kemudian akan muncul tampilan gelombang yang terekam dari mulai geophone 1 sampai geophone 24.

    Jika data perekaman gelombang yang didapat bagus, maka lanjutkan pengukuran dengan langkah yang sama untuk titk Endshot 1, Center, Endshot 2 dan Offset 2.

    Jika data yang didapat terlalu banyak noise, maka ulangi langkah diatas untuk titik Shot yang sama.

    Lalu catat data bagus yang sudah direkam oleh Seismograf tadi agar nantinya memudahkan kita untuk memindahkan data dari Seimograf ke PC.

    Setelah semua selesai, kemudian kabel penghubung, kabel geophone dan kabel penghubung trigger dicabut lalu Seismograf dimatikan dengan menekan tombol off , dan setelah Seismograf mati, kemudian kabel penghubung power supply dicabut.

    Kemudian seluruh geophone pada line dicabut, dan kabel penghubung geophone dan meteran digulung.

    Pastikan semua alat sudah dirapikan sebelum pulang.

    2. Processing Data

    Tujuan dari processing data seismik adalah untuk memperoleh gambaran yang mewakili lapisan-lapisan dibawah permukaan bumi. Processing Data yang dilakukan pada praktikum ini yaitu menggunakan Software Winsism V.12. Adapun tahapan Processing Data dengan menggunakan Software Winsism V.12 ini adalah :

  • 13

    Convert data yang sudah dipindahkan dari Seismograf kedalam ekstensi .SU.

    Gambar 3.3.2.1 Proses Convert Data 1) Cari di direktori mana data tersebut disimpan. 2) Setelah ditemukan, klik folder dimana data

    tersebut disimpan. 3) Blok semua data yang ingin di Convert. 4) Lalu Klik Add. 5) Kemudian ubah nama file data yang ingin di

    Convert. 6) Klik Convert. Kemudian jika proses Convert

    tersebut berhasil maka akan muncul pesan Convert Complete !. Lalu tutup semua tab.

    Kemudian akan mucul pesan seperti ini, klik Yes.

    Gambar 3.3.2.2 Persetujuan Picking Data

  • 14

    Setelah itu akan muncul Jendela seperti ini.

    Gambar 3.3.2.3 Pengambilan data yang sudah di Convert 1) Pilih data yang sudah di Convert tadi. 2) Kemudian Klik Open.

    Kemudian akan muncul jendela yang memberitahukan untuk memasukkan baerapa banyak Shot yang kita lakukan. Karena kita melakukan 5 kali shot, maka kita ketikkan angka 5. Lalu klik OK.

    Lalu kita akan diminta untuk memasukkan berapa banyak Channel (Geophone) yang kita pakai dalam pengukuran. Masukkan angka 24 lalu klik OK.

    Lalu masukkan spasi Geophone yang digunakan, ketik 1 lalu klik OK.

    Lalu masuk ke proses Picking Data. Dalam proses ini kita memperkirakan waktu tiba gelombang P dari masing-masing geophone. Berikut adalah gambar pemilihan gelombang P pada titik Offset 1.

  • 15

    Gambar 3.3.2.4 Proses Picking Data pada Offset 1

    Lakukan Picking Data untuk semua titik Shoot.

    Setelah Picking Data selesai. Kemudian akan dilanjutkan ke tahap perhitungan Velocity. Menghitung velocity atau kecepatan dilakukan untuk menentukan kecepatan gelombang perlapisan yang diperoleh dari grafik travel time dan memanfaatkan kemiringannya untuk menentukan intercept timenya terlebih dulu.

    Gambar 3.3.2.5 Kurva perhitungan Velocity

    Menghitung Depth

    Menghitung depth atau kedalaman dilakukan untuk menentukan kedalaman perlapisan batuan. Hal ini berguna untuk proses pempoltan subsurface pada penampang profil 2D.

  • 16

    3. Interpretasi Data Pada proses Interpretasi Data kita menganalisa hasil pengolahan data kedalam bentuk profil 2D untuk menggambarkan lapisan-lapisan yang ada dibawah permukaan.

    3.4 Diagram Alir

    Gambar 3.4.1 Diagram Alir pelaksanaan Metode Seismik Refraksi.

    Akuisisi Data Processing Data Interpretasi Data

    Pemasangan

    Alat

    Pengukuran

    Picking Data

    Perhitungan

    Velocity

    Perhitungan Depth

    Intercept Time

    Delay Time

    ABC

  • 17

    BAB IV

    PEMBAHASAN DAN INTERPRETASI DATA

    4.1 Pembahasan dan Interpretasi Data

    Gambar 4.1.1 Profil dengan menggunakan metode Intercep time.

    Metode Intercept Time adalah metode T-X (waktu terhadap jarak) yang merupakan metode yang paling sederhana dan hasilnya cukup kasar. Dengan menggunakan Metode Intercept Time kita dapat mengetahui permodelan struktur bawah permukaan bumi. Dari Profil diatas kita dapat menyimpulkan bahwa pada kedalaman 0-1.7 meter diindikaskan memiliki kecepatan 400 m/s.

    Gambar 4.1.2 Referensi Vp material menurut Hoffmann dan schrott (2002) berdasarkan kecepatan perambatan gelombang seismik pada setiap lapis.

  • 18

    Berdasarkan tabel referensi Vp material menurut Hoffman dan Schrott (2002) pada lapisan pertama dengan kedalaman 0-1.7 m dan kecepatan 400 m/s diindikasikan adalah Top Soil. Lapisan kedua memiliki kecepatan 900-1000 m/s dengan jenis batuan Clay, Loam, Loess, Sand, Gravel dan Sandstone dengan kedalaman pada lapisan kedua tidak dapat diperkirakan karena sumber yang diberikan tidak terlalu kuat sehingga permukaan lapisan ketiga tidak dapat ditemukan, jadi batas lapisan kedua tidak diketahui.

    Kecepatan pada lapisan kedua lebih cepat dibandingkan kecepatan kedua ini dikarenakan pada lapisan kedua struktur geologinya lebih padat dibandingkan lapisan pertama.

    Gambar 4.1.3 Profil dengan Metode GRM

    Metode GRM (Generalized Reciprocal Method) adalah metode untuk menghitung kedalaman dengan menggunakan konsep yang disebut time depth, yaitu waktu yang dibutuhkan gelombang seismik untuk merambat dari bidang refraktor ke permukaan yang dapat memberikan gambaran topografi yang sesunggguhnya dari bidang batas sepanjang geophone. Untuk dapat melakukan Metode GRM ini dibutuhkan delay time yang dapat dilakukan dengan Metode Delay (ABC). Oleh karena itu juga, metode ini memiliki banyak kemiripan dengan Metode Delay. Perbedaan antara Delay Time dan GRM adalah pada waktu tunda yang digunakan.

    Pada Metode GRM lapisan pertama diindikasikan pada kedalaman 0-2 m dengan kecepatan 400 m/s. Sedangkan pada lapisan kedua memiliki kecepatan

  • 19

    700-900 m/s. Kedalaman pada lapisan kedua dengan Metode GRM juga tidak dapat diketahui.

    Tabel 4.1.1 Interpretasi Data

  • 20

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum seismik refraksi ini adalah :

    Hasil praktikum seismik refraksi yang telah dilakukan di halaman belakang Lab.Fisika Dasar didapati dengan menggunakan Metode Intercept Time kedalam lapisan 1 diindikasikan 0-1.7 m dengan kecepatan 400 m/s. Lapisan kedua memiliki kecepatan 900-1000 m/s sedangkan kedalamannya tidak diketahui.

    Untuk Metode GRM lapisan pertama diindikasikan di kedalaman 0-2 m dengan kecepatan 400 m/s. Dan kecepatan pada lapisan kedua adalah 700-900 m/s sedangkan kedalamannya juga tidak diketahui.

    Litologi bawah permukaan berdasarkan hasil interpretasi data yaitu pada lapisan pertama adalah Top Soil dan pada lapisan kedua adalah Clay, Loam, Loess, Sand, Gravel dan Sandstone.

  • Daftar Pustaka

    Nurdiyanto, Boko dkk. 2011. Penentuan Tingkat Kekerasan Batuan Menggunakan Metode Seismik Refraksi. Jurnal Meteorologi dan geofisika.

    Berkhout, A.J.1984. Seismic Migration. Newyork : Elsevier.

    Raharjo, S.A.2002.Analisis Kecepatan Perambatan Gelombang Bias pada Medium dan Faktor Kuantitas Mediumdi Lereng Barat Gunung MerapiSkripsi S-1. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.

    Parasnis, D.S., 1973. Mining Geophysics. New York: Elsevier Scientifics Publishing Company.

    cover.pdfDAFTAR ISI.pdfSeismik Kel.9.pdfDaftar Pustaka.pdf