laporan komputasi ke 2

Upload: tri-rezki-wulandari

Post on 22-Feb-2018

285 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    1/51

    BAB 2

    DASAR TEORI

    Sering kita mendengar kimia istilah kimia komputasi. Namun apa sebenarnya

    deenisi kimia komputasi masih mengambang! sehingga ada yang

    menganggap "imia "omputasi adalah menerapkan program#program

    komputer pada kegiatan#kegiatan kimia. Sebenarnya itu tidak semuanya

    salah! namun perlu diingat bah$a tidak semua penggunaan sot$are

    komputer pada kegiatan kimia dikategorikan sebagai kimia komputasi.

    Berikut ini saya akan men%elaskan sedikit tentang Disiplin Ilmu ini.

    "imia komputasi adalah satu bidang ilmu dalam kimia yang memokuskan

    diri pada usaha untuk menyelesaikan persoalan kimia yang tidak bisa

    di%elaskan se&ara eksperimen. "imia komputasi tidak langsung di arahkan

    pada pengembangan metode teori baru. Dalam men%elaskan eomena kimia!

    kimia komputasi berlandaskan pada beberapa asas'hukum kimia yang telah di

    akui dalam bidang kimia.

    Seperti diketahui kimia merupakan ilmu yang terkait dengan pembentukan!

    perubahan dan pembentukan siat baru dari molekul kimia. (olekul kimia

    sendiri tersusun atas atom#atom yang saling terkait satu sama lain. Atom

    tersusun oleh inti yang bermuatan positi dan elektron yang bermuatan

    negati.

    )ika molekulnya berbeda maka akan memiliki inti dan %umlah elektro yangberbeda! perbedaan ini akan men%adi siat spesiik dari atom yang

    bersangkutan dan tentunya akan memba$a siat yang spesiik pada molekul

    yang disusunnya. berdasarkan siat#siat itu maka kimia komputasi diran&ang

    untuk mengetahui berbagai enomena molekul hanya dengan mempela%ari

    atom#atom penyusun molekul itu sendiri.

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    2/51

    Winplot adalah suatu program yang di&iptakan dan diproduksi oleh Ri&hard

    *arris. *rogram ini sangat mudah untuk diinstal atau di&opy dan tidak

    menghabiskan banyak tempat karena ile program +inplot ini hanya

    berukuran sekitar ,!-/ "B . Semua keterangan tentang &ara#&ara

    pengoperasian program +inplot dapat dilihat pada menu 0elp di mana

    diberikan inormasi yang lengkap tentang &ara ker%a masing#masing menu

    yang ada pada program ini.

    *rogram +inplot ini dapat digunakan untuk menggambar graik ungsi yang

    lengkap dengan sumbu#sumbu koordinatnya sehingga akan memudahkan

    untuk menggambar graik ungsi dan mengeksplorasi siat#siat graik ungsi.1asilitas#asilitas dari program +inplot yang dapat digunakan dalam

    pembela%aran antara lain dapat melukis berbagai graik ungsi matematika

    yang &ukup lengkap! seperti graik ungsi kuadrat! trigonometri! logaritma!

    dan sebagainya3 dapat menampilkan beberapa graik dalam satu sumbu3 dapat

    menampilkan graik yang menarik dengan memberi $arna! membuat animasi!

    memberi label! mengatur skala diperbesar atau diperke&il sesuai kebutuhan

    dan3 dapat %uga memberikan tanda titik#titik optimum atau titik potong graik.

    Selain itu %uga dapat untuk menggambar berhasil operasi dua ungsi!

    transormasi suatu graik! luasan hasil perputaran graik dan dapat mengarsir

    daerah dengan batas#batas kur4a tertentu.

    Kelebihan Winplot

    ,. Dapat menggambar graik se&ara akurat dan &epat

    2. 5ambar yang dihasilkan men%adi sangat hidup dan mengesankan

    Kelemahan Winplot

    ,. Diperlukan pematangan konsep a$al tentang graik

    Konfigurasi elektron dan HOMO/LUMO

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    3/51

    Setelah ungsi orbital dan orbital energi diperoleh dengan metoda S61 atau

    beberapa metoda yang lain! kita dapat membangun ungsi gelombang determinan

    7 yang berkaitan dengan beberapa konigurasi elektron.

    Bilangan okupasi elektron! untuk sebuah orbital tanpa spin adalah 8! , atau 2

    dengan memperhatikan prinsip *auli. Sebuah orbital yang mengandung satu atau

    dua elektron disebut sebagai sebuah orbital terisi. Sebuah orbital dengan disebut

    sebagai orbital kosong. Sebuah orbital terisi dengan disebut sebagai orbital

    molekul yang terisi tunggal 9Single Occupied Molecular Orbital#SO(O: atau

    sebuah elektron tidak berpasangan. Sebuah orbital dengan disebut sebagai orbital

    terisi penuh oleh sebuah pasangan elektron. Di antara orbital yang terisi! orbital

    molekul tertinggi yang terisi disebut sebagai 0O(O 9Highest Occupied

    Molecular Orbital) dan orbital molekul terendah yang tidak terisi disebut sebagai

    ;

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    4/51

    Gambar 4.4 0O(O';

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    5/51

    Sebuah konigurasi elektron yang tidak memiliki elektron yang tidak berpasangan

    disebut sebagai sebuah kulit tertutup! sedangkan sebuah konigurasi elektron

    dengan beberapa elektron yang tidak berpasangan disebut sebagai kulit terbuka.

    Di antara seluruh konigurasi elektron yang dibentuk dengan %umlah ungsi orbital

    yang sama dari =>?! sebuah konigurasi elektron yang khusus dengan nilai

    ekspektasi yang paling rendah yang diberikan oleh ungsi gelombang determinan

    7 disebut sebagai konigurasi elektron dasar. "onigurasi elektron dasar yang

    biasanya memberikan %umlah minimum dari orbital energi @dapat dinyatakan

    merepresentasikan keadaan dasar. Dalam konigurasi elektron dasar! orbital

    terendah hingga 0O(O diisi oleh sebuah pasangan elektron. *erke&ualiannya!

    beberapa sistem dengan 0O(O dan ;

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    6/51

    1ungsi s dalam bagian angular hanya memiliki satu %enis! yaitu ungsi harmonik

    sperikal ! 8!8sebagaimana ditun%ukkan dalam Tabel 2.-! di mana memiliki sebuah

    nilai konstan dan tidak bergantung pada sudut dan ?. Dengan demikian orbital s

    berbentuk bola dan nilai dari ungsi orbital s adalah sama dengan sebuah nilai

    konstan terhadap %arak r! tidak bergantung pada arah.

    Tiga %enis harmonik sperikal ! ,! C, !,!8 #!,!, berkaitan dengan ungsi p.

    Sebagaimana ditun%ukkan dalam Tabel ,.- dalam bagian ,.,-! ! , ! C, dan !,!,

    adalah ungsi#ungsi bilangan kompleks dan adalah sebuah ungsi riil yang

    diekspresikan sebagai berikut

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    7/51

    Di sini hubungan z r &os dari deinisi tentang koordinat polar digunakan. !,!8

    bergantung pada sudut polar menun%ukkan bah$a sudut tersebut terdeleksi dari

    sumbu dan nilai absolut dari !,!8berada pada nilai maksimum pada arah sumbu

    . "arenanya! ungsi !,!8disebut sebagai ungsi !.

    1ungsi yang sama dan bergantung pada sudut deleksi dari sumbu F dan sumbu y

    dapat %uga dideinisikan dalam persamaan berikut dan mereka disebut sebagaiungsi pF dan py.

    "e&uali untuk kasus#kasus yang khusus seperti dalam sebuah medan magnet!

    ketiga ungsi pF! py dan p se&ara kon4ensional digunakan sebagai bagian angular

    dari ungsi#ungsi p. 1ungsi#ungsi p ini seluruhnya memenuhi persamaan eigen

    92.G: dengan sebuah bilangan kuantum aimut l ,.

    Dalam kasus di mana "H8 ! ungsi harmonik sperikal dalam Tabel ,.- se&ara

    umum adalah ungsi#ungsi kompleks dan perhitungan matematikanya rumit.

    Akan lebih mudah %ika menggunakan ungsi#ungsi berikut dengan nilai#nilai riil

    yang dinotasikan sebagai !l! " dan !l! "#dan semuanya eki4alen dengan !l! "! !l!

    $"untuk memenuhi persamaan 92.G:.

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    8/51

    1ungsi#ungsi ini digunakan dalam Tabel 2.- untuk ungsi p dan d.

    ;ima %enis ungsi d ditun%ukkan dalam Tabel 2.- dan ini berhubungan

    dengan bagian angular 9sudut: untuk l 2 dan karakteristik arahnya lebih

    kompleks dibandingkan dengan orbital p. "arakteristik - dimensi dari ungsi#

    ungsi orbital tidak dapat dilihat dengan mudah melalui ekspresi

    matematikanya dan kita akan mengenalkan beberapa tipe dari ekspresi yang

    tipikal dan menun%ukkan bentuk#bentuknya.

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    9/51

    "abel #.$ 1ungsi s! p dan d untuk bagian angular.

    Kebergantungan sudut dan bentuk dari koordinatkoordinat polar

    Bagian sudut !9!?: menentukan kebergantungan sudut dari kemungkinan untuk

    menentukan sebuah elektron. Dengan mengambil l!l dalam setiap arah sebagai

    pan%ang sebuah 4ektor terhadap titik a$al! sebuah kontur dapat dibuat dengan titik

    pun&ak 4ektor tersebut memberikan sebuah gambaran atas koordinat polar dalam

    permukaan - dimensi dan ditun%ukkan dalam 5ambar 2.-. 5ambar#gambar ini

    menyatakan kebergantungan sudut dari orbital atom. Simbol dan # dalam

    5ambar 2.- menun%ukkan tanda untuk !9!?:.

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    10/51

    Gambar #.$ "ebergantungan sudut dari orbital s! p dan d

    %rinsip HOMOLUMO dan teori orbital terdepan

    (arilah kita mempela%ari reaksi tanpa elektron yang tidak berpasangan dalam

    bentuk 9J: dalam Tabel G.2. )enis interaksi ini ini antara sebuah orbital kosong dan

    sebuah pasangan elektron memerlukan kondisi yaitu pemisahan energi yang

    &ukup ke&il dan %uga &ukup tumpang tindih antar orbital. Dalam konigurasi

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    11/51

    keadaan dasar tanpa pasangan#pasangan elektron! pasangan elektron akan

    menempati tingkat yang lebih rendah hingga men&apai 0O(O dan tingkat yang

    lebih tinggi dari ;

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    12/51

    prinsip interaksi transfer muatan

    9,: *emberian elektron pada spesies yang lain paling mudah ter%adi pada 0O(O.

    92: *enerimaan elektron dari spesies yang lain paling mudah ter%adi pada ;

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    13/51

    BAB 2

    *E(BA0ASAN ;"(

    ;"(

    *ada pertemuan ke kami melakukan praktikum yang betu%uan menganalisis

    bentuk dan orientasi orbital atom berdasarkan ungsi gelombangnya.

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    14/51

    pF99

    3

    2 sin

    :9cos

    ::2

    99srt9-:'2

    9sin9u::

    9&os9t:'srt

    9pi::::2

    Orbital *F ungsi gelombang

    yaitu 93

    2 : 9sin:

    cos

    :. Sehingga!

    didapatkan bentuk orbital

    disumbu P 9 dan #:.py

    993

    2 sin

    :9sin

    ::2

    99srt9-:'2

    9sin9u::

    9sin9t:'srt

    9pi::::2

    p99

    6

    2 &os

    :91

    2

    ::2

    99srt9G:'2

    9&os9u::

    9,'srt92pi

    ::::2

    Orbital * memiliki

    bentuk molekul yang

    terletak disumbu Q 9

    dan #:.

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    15/51

    dF 99

    15

    2sin

    &os :9

    cos

    ::2

    99srt9,:'

    29sin9u:&o

    s9u::

    9&os9t:'srt

    9pi::::2

    Orbital DF terletak

    disumbu *y 9 dan : !

    terletak diantara *9#:

    dan *F9: serta terletak

    diantara sumbu *F9#: dan

    *9:.dy

    ((15

    2 sin

    99srt9,:'

    29sin9u:&o

    s9u::

    9sin9t:'srt

    9pi::::2

    Orbital Dy memiliki ungdi

    gelombang diantara sumbu

    dFy((

    15

    4 sin

    2

    99srt9,:

    9sin9u:2:'

    J:

    9sin92t:'s

    rt9pi:::2 Orbital DFy memiliki

    ungsi gelombang

    diantara sumbudF

    2#

    y2

    ((15

    4 sin

    2

    99srt9,:s

    in9u:2'J::

    9&os92t:'

    9srt9pi:::

    2

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    16/51

    d2

    ((10

    4 3cos

    99srt9,8:

    99-9&os9u::

    2:#,:'J:

    9,'srt92pi

    :::2

    Orbital D2 memiliki

    ungsi gelombang

    disumbu * 9 dan :.

    Namun! memiliki %uga

    probabilitas ke&il yang

    dapat dilihat pada

    gambar diatas.

    &-

    99',G

    :,'29 &os2

    - &os

    2

    99',Gpi:

    ,'2:

    999&os9u::

    -:#-&os9u::2

    Orbital 1- memiliki

    bentuk orbital disumbu

    *9 dan #:! namunmemiliki probabilitas

    yang ke&il disumbu *9

    dan #:.

    ;"( G

    *ada pertemuan ke G matakuliah kimia komputasi ini! kami melakukan praktikum

    yang bertu%uan menganalisis bentuk dan orientasi orbital atom hibrida terhadap

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    17/51

    ungsi gelombangnya. Dimana berdasarkan pengalaman bela%ar pada ;"(# !

    dengan menggunakan prosedur yang sama kami melakukan analisis bentuk orbital

    atom hibrida.dalam menganalisis bentuk orbital hibrida diberikan ungsi

    gelombang angular untuk berbagai %enis orbital atom hibrida yang kemudian harus

    di ubah ke kode $inplotnya. Setelah dilakukannya praktikum diperolehlah bentuk

    orbital yang ada di kolom diba$ah ini masing#masing berdasarkan orbitalnya.

    Orbitalsplinier 99,'srt92::999,'srt92::9,'

    9srt92pi::::99srt9-:'29sin9u::

    9&os9t:'srt9pi::::::2

    99,'srt92::999,'srt92::9,'

    9srt92pi::::#99srt9-:'29sin9u::

    9&os9t:'srt9pi::::::2

    sp2

    trigonal planar

    999,'srt9-::99,'srt92::9,'

    9srt92pi:::::99,'srt9G::

    99srt9-:'29sin9u::

    9&os9t:'srt9pi:::::99,'srt92::99srt9-:'29sin9u::

    9sin9t:'srt9pi::::::2999,'srt9-::99,'srt92::9,'

    9srt92pi:::::99,'srt9G::

    99srt9-:'29sin9u::

    9&os9t:'srt9pi:::::#99,'srt92::

    99srt9-:'29sin9u::

    9sin9t:'srt9pi::::::2999,'srt9-::99,'srt92::9,'

    9srt92pi:::::#992'srt9G::

    99srt9-:'29sin9u::

    9&os9t:'srt9pi::::::2

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    18/51

    sp-d 999,'srt9-::99,'srt92::9,'

    9srt92pi:::::99,'srt9G::

    99srt9-:'29sin9u::

    9&os9t:'srt9pi:::::99,'srt92::

    99srt9-:'29sin9u::

    9sin9t:'srt9pi::::::2999,'srt9-::99,'srt92::9,'

    9srt92pi:::::99,'srt9G::

    99srt9-:'29sin9u::

    9&os9t:'srt9pi:::::#99,'srt92::

    99srt9-:'29sin9u::9sin9t:'srt9pi::::::2999,'srt9-::99,'srt92::9,'

    9srt92pi:::::#99srt92'-::

    99srt9-:'29sin9u::

    9&os9t:'srt9pi::::::2

    999,'srt92::99srt9,8:

    99-9&os9u::2:#,:'J:9,'srt92pi::::

    99,'srt92::99srt9G:'29&os9u::

    9,'srt92pi::::::2

    999,'srt92::99srt9,8:

    99-9&os9u::2:#,:'J:9,'srt92pi::::#

    99,'srt92::99srt9G:'29&os9u::

    9,'srt92pi::::::2

    Sp-9,'299,'srt92::9,'9srt92pi:::

    99srt9-:'2:sin9u::9&os9t:'9srt9pi:::

    99srt9-:'2:sin9u::9sin9t:'

    9srt9pi:::99srt9G:'2:&os9u::9,'

    9srt92pi:::::2

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    19/51

    9,'299,'srt92::9,'9srt92pi:::

    99srt9-:'2:sin9u::9&os9t:'

    9srt9pi:::#99srt9-:' 2:sin9u::

    9sin9t:'9srt9pi:::#

    99srt9G:'2:&os9u::9,'

    9srt92pi:::::2

    9,'299,'srt92::9,'9srt92pi:::#

    99srt9-:'2:sin9u::9&os9t:'

    9srt9pi:::#99srt9-:'2:sin9u::9sin9t:'

    9srt9pi:::99srt9G:'2:&os9u::9,'9srt92pi:::::2

    9,'299,'srt92::9,'9srt92pi:::#

    99srt9-:'2:sin9u::9&os9t:'9srt9pi:::

    99srt9-:' 2:sin9u::9sin9t:'

    9srt9pi:::#99srt9G:'2:&os9u::9,'

    9srt92pi:::::2

    'p#d 99,'29,'srt92::9,'9srt92pi::::

    9,'srt92:99srt9-:'2:sin9u::

    9&os9t:'9srt9pi::::

    9,'299srt9,:'J:sin9u:sin9u::

    9&os92t:'9srt9pi:::::299,'29,'srt92::9,'9srt92pi::::#

    9,'srt92:99srt9-:'2:sin9u::9&os9t:'

    9srt9pi::::

    9,'299srt9,:'J:sin9u:sin9u::

    9&os92t:'9srt9pi:::::299,'29,'srt92::9,'9srt92pi::::

    9,'srt92:99srt9-:' 2:sin9u::

    9sin9t:'9srt9pi::::#

    9,'299srt9,:'J:sin9u:sin9u::

    9&os92t:'9srt9pi:::::2

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    20/51

    99,'29,'srt92::9,'9srt92pi::::#

    9,'srt92:99srt9-:' 2:sin9u::9sin9t:'

    9srt9pi::::#

    9,'299srt9,:'J:sin9u:sin9u::

    9&os92t:'9srt9pi:::::2

    sp-d2 999,'srt9G::99,'srt92::9,'

    9srt92pi:::::#99,'srt92::

    99srt9-:'29sin9u::

    9&os9t:'srt9pi:::::#99,'srt9,2::

    99srt9,8:99-9&os9u::2:#,:'J:

    9,'srt92pi::::99,'2:

    99srt9,:sin9u:2'J::9&os92t:'

    9srt9pi:::::2

    999,'srt9G::99,'srt92::9,'

    9srt92pi:::::99,'srt92::

    99srt9-:'29sin9u::

    9&os9t:'srt9pi:::::#99,'srt9,2::

    99srt9,8:99-9&os9u::2:#,:'J:

    9,'srt92pi::::99,'2:

    99srt9,:sin9u:2'J::9&os92t:'

    9srt9pi:::::2999,'srt9G::99,'srt92::9,'

    9srt92pi:::::#99,'srt92::

    99srt9-:'29sin9u::

    9sin9t:'srt9pi:::::#99,'srt9,2::

    99srt9,8:99-9&os9u::2:#,:'J:

    9,'srt92pi::::#99,'2:

    99srt9,:sin9u:2'J::9&os92t:'

    9srt9pi:::::2

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    21/51

    999,'srt9G::99,'srt92::9,'

    9srt92pi:::::99,'srt92::

    99srt9-:'29sin9u::

    9sin9t:'srt9pi:::::#99,'srt9,2::

    99srt9,8:99-9&os9u::2:#,:'J:

    9,'srt92pi::::#99,'2:

    99srt9,:sin9u:2'J::9&os92t:'

    9srt9pi:::::2999,'srt9G::99,'srt92::9,'

    9srt92pi:::::#99,'srt92::

    99srt9G:'29&os9u::9,'srt92pi:::::99,'srt9-::99srt9,8:

    99-9&os9u::2:#,:'J:

    9,'srt92pi:::::2

    999,'srt9G::99,'srt92::9,'

    9srt92pi:::::99,'srt92::

    99srt9G:'29&os9u::9,'srt92pi:::::

    99,'srt9-::99srt9,8:

    99-9&os9u::2:#,:'J:

    9,'srt92pi:::::2

    ;"(

    *ada pertemuan ke G kami melakukan praktikum yang betu%uan analisis diagram

    tingkat energi dan representasi bentuk orbital molekul 02! N2! O2! benena! ,!-!#

    heksatriena.

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    22/51

    (olek

    ul

    Tingk

    at

    energi

    Orbital molekul Energi

    orbital

    02 a,g #8!G82J

    8J

    a2u #

    8!2JG/G/

    a,g 8!/JJ

    a2u ,!JJGJ-

    N2 a2u #

    ,.G//2

    a,g #

    ,.JG-2-

    ,

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    23/51

    a2u #

    8.8/8-

    /J

    a,g #

    8.G22G

    eu #

    8.G8-

    J

    eu #

    8.G8-

    J

    eg 8.,G2/2J

    G

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    24/51

    eg 8.,G2/2J

    G

    a2u 8.8-G

    J

    a,g 8!8/J

    -

    a,g 8.-G/,

    eu 8.J8-/

    G

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    25/51

    eu 8.J8-/

    G

    eg ,.8,,G

    eg ,.8,,G

    a2u ,.822J

    O2 a2g #

    28.//G

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    26/51

    a,g #

    ,.G8GJ

    a2u #

    ,.,-G,

    a,g #

    8.2G--2

    eu #

    8.G,-

    eu #

    8.G,-

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    27/51

    eg #

    8.2,/G

    eg #

    8.2,/G

    a2u 8.-G8-8

    a,g 8.G,2

    JJ

    a2u 8./,

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    28/51

    eu ,.8G,8

    Eu

    ,.8G,8

    a,g ,.,2G,

    eg ,.,,8JG

    eg ,.,,8JG

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    29/51

    a2u ,.J2-

    Bene

    na

    (!))4)*(#

    (!$($)+&,

    ,!-! #

    heksat

    riena

    #

    8!2GJ22 a.u

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    30/51

    8!,88,

    / a.u

    )a$aban E4aluasi

    ,. Susunan diagram tingkat energi orbital molekul untuk setiap molekul

    N2 O2Tingkat

    energi

    *enyusunan

    elektron

    Tingkat

    energi

    *enyusunan elektron

    a2u UU a2u UU eg

    eg

    UU UU

    eg eg UU UU a,g UU eu eu UU UU eu

    eu

    UU UU

    a,g UU a2u UU a,g UU a,g UU a2u UU a2u UU

    ;

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    31/51

    a2u UU ;

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    32/51

    l02

    #8!G82J8J#8!2JG/G/

    N2

    #8.G8-J 8.,G2/2JG

    O2

    #8.2,/G #8.2,/G

    Benen

    a

    (!$($)+&, (!))4)*(#

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    33/51

    ,!-!#

    heksatr

    iena

    #8!2GJ22 a.u 8!,88,/ a.u

    J. *embuktian O2paramagnetik dan N2diamagnetik! berdasarkan literatur.

    N2 O2Tingkat

    energi

    *enyusunan

    elektron

    Tingkat

    energi

    *enyusunan

    elektron X

    2pUU X

    2pUU

    X2pF

    X2py

    UU UU X2pF

    X2py

    UU UU

    2p

    VW 2pF

    2py

    V V

    2pF

    2py

    VW VW 2p

    VW

    X2s

    VW X2s

    VW

    2s

    VW 2s

    VW

    X,s

    VW X,s

    VW

    ,s VW ,s VW

    Dari pengisian elektron di tingkat energinya! diketahui bah$a pada

    molekul N2 semua orbital telah terisi sepasang elektron! sedangkan pada

    orbital molekul O2masih terdapat elektron yang tdak berpasangan. Oleh

    karena itu O2bersiat paramagnetik

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    34/51

    ;"(

    *ada pertemuan ke kami melakukan praktikum yang betu%uan analisis

    diagram tingkat energi dan representasi bentuk orbital molekul 02! N2! O2! 62!

    B2! 12! 6O! etilena.

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    35/51

    )&!

    ),

    #)!

    4$

    4)!

    $,

    O# &.4

    ,)

    (.+

    #)

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    36/51

    )(.

    4,

    )*.

    *,

    ),.

    $)

    ),.

    4&

    $(.

    +**

    *&

    4&.

    )#$

    0# +.)

    #)

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    37/51

    ).+

    +,

    ).+

    +,

    #.

    +,

    )#!

    #&+

    4$

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    38/51

    )#!

    #&+

    4$

    )4.

    +++

    $$.

    $(&

    1#

    &!&

    &,

    ))!

    *,

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    39/51

    ##!

    #)

    F# (.+

    &

    )4.

    #*

    )4.

    #*

    ).

    4

    ).

    4

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    40/51

    ),.

    #&

    44.

    **

    4*.

    +

    0O

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    41/51

    -tile

    na

    )A+ABAN EYA;

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    42/51

    ,.

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    43/51

    karena ukuran intinya besar! pada orbital 2* o4erlapnya dominan!

    sehingga energinya ke&il'lebih rendah.

    -. )umlah ikatan dapat dihitung dengan perhitungan orde ikatan pada TO(!

    dimana rumus %umlah ikatan

    elektroninti elektron antiikatan2

    rumus %umlah ikatan 6O 82

    2=3

    rumus %umlah ikatan 62 84

    2=2

    rumus %umlah ikatan B2642

    =1

    J. Orbital ikatan menun%ukkan banyaknya ikatan yang dimiliki oleh molekul

    diatomik. )ika orde ikatannya , bentuk molekul tersebut memiliki ikatan

    tunggal 9molekul ;i2!B2!dan12:! orde ikatan 2 berarti molekul tersebut

    memiliki ikatan rangkap 2 9molekul 62 dan O2: ! dan orde ikatan - berarti

    molekul tersebut memiliki ikatan rangkap - 9molekul N2:. Semakin besar

    orde ikatannya semakin besar. )adi pan%ang ikatan ;i2!B2!dan 12 Z 62

    dan O2Z N2! dn energi ikatan ;i2!B2!dan 12[ 62 dan O2 [ N2.(olekul ;i2!B2!dan 12 memiliki siat diamagnetik karena semua

    elektronnya sudah berpasangan! sedangkan molekul B2! dan O2 memiliki

    siat paramagnetik karena elektronnya sudah berpasangan.

    ;"( /

    *ada pertemuan ke / kami melakukan per&obaan yang bertu%uan untuk

    menganalisis stabilitas karbokation dan pengaruh hiperkon%ugasi terhadap pan%ang

    ikatan dan kerapatan muatan menggunakan perhitungan semiempirik A(, dengan

    menggunakan aplikasi hyper&hem. Dengan menggambarkan dan mengoptimasi

    beberapa karbokation yaitu t#butil9960-:-6: ! sek#butil 960-60260960-::!

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    44/51

    dan n#butil 960-602602602: menggunakanH%perche". *ada praktikum ini

    men&ari pan%ang ikatan 66! pan%ang ikatan 6sp- ! sudut terhadap 6sp-! kerapatan

    muatan! panas pembentukan dan potensial elektrostatik.

    0asil dari per&obaan ini yaitu sebagai berikut.

    %erhitungan pan2ang ikatan 00 atau 0sp$H35 dan %erhitungan sudut

    terhadap 0sp#

    "arbokatio

    n

    *an%ang ikatan 66

    9\:

    *an%ang ikatan 6sp-#

    09\:

    Sudut terhadap

    6sp2

    t#butil 6,#62 ,.JJ 6,#0 ,.,-J82 666 ,,/.//Jo

    62#6- ,.JJ 6,#0 ,.,2-G62#6J ,.JJ 6,#0 ,.,2-G

    sek#butil 6,#62 ,.J- 6,#0 ,.,-, 666 ,2-.262#6- ,.JJ-- 6,#0 ,.,-8J 660 ,,.-8G6-#6J ,.88- 6,#0 ,.,28G

    n#butil 6,#62 ,.J2-8 62#0 ,.-82 660 ,2,.J862#6- ,.8- 62#0 ,.-82 060 ,,.,2/6-#6J ,.8-2

    %erhitungan Muatan atom

    t#butil sek#butil n#butil6,#0 8.28,yu 6,#0 8.2,, 62#0 8.-,26,#0 8.,G/ 6,#0 8.2,8 62#0 8.,/,

    6,#0 8.,G/ 6,#0 8.,/6-#0 8.28/6-#0 8.28/

    %erhitungan panas pembentukan

    karbokatio

    n

    *anas pembentukan 9"&al'mol:

    t#butil )4.&),4,)&sek#butil )*$.,#))4$n#butil ),,.**

    %otensial elektrostatik

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    45/51

    "arbokatio

    n

    *otensial Elektrostatik

    t#butil

    sek#butil

    n#butil

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    46/51

    )A+ABAN EYA;

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    47/51

    terdapat pada 6. Selain itu! dikarenakan %uga ikatan 6#0 pada 6 yang paling

    dekat dengan 6 karbokation semakin pan%ang sehingga 6#6 makin pendek.

    U2i sudut ikat dalam setiap karbokation.

    Bagaimana sudut ikat yang diharapkan pada&karbokation 9yaitu berdasarkan

    hibridisasi: ]. Adakanter%adide4iasidarisudutikattersebutdalamsetiapkarbokation ]

    Berikanpen%elasan yang mungkinuntukter%adinyade4iasitersebut.

    Sudut terhadap 6sp2 pada karbokation sek#butil lebih besar dibandingkan dengan

    karbokation t#butil dan n#butil. "arena pada karbokation sek#butil ter%adi de4iasi

    9penyimpangan: sudut ikatan! dimana atom & yang terlibat hiperkon%ugasi

    mengalami tarikan sehingga sudutnya men%adi lebih besar dari hibridisasi.

    Sedangkan untuk atom 6 yang tidak terlibat hiperkon%ugas tidak mengalami

    tarikan dengan antar atom 6 sehingga sudutnya tidak lebih besar dari hibridisai.

    U2i muatan pada atom H.

    Apakah setiap atom 0 mempunyai muatan tinggi ]Apakah nilai positi dari atom

    0 menun%ukkan dera%at partisipasi dalam hiperkon%ugasi pada ikatan 6#0]Setiap atom 0 tidak mempunyai muatan tinggi! hanya atom 0 tertentu yang

    memiliki muatan tinggi yaitu atom 0 yang terlibat dalam hiperkon%ugasi . Nilai

    positi dari atom 0 menun%ukkan dera%at partisipasi dalam hiperkon%ugasi pada

    ikatan 6#0. (uatan pada atom 0 yang terlibat hiperkon%ugasi akan lebih tinggi

    daripada yang tidak terlibat dalam hiperkon%ugasi. "arena adanya sharing muatan

    U2i panas pembentukan dari karbokation.

    Apakah hasil yang Anda harapkan berdasarkan pengetahuan Anda tentangstabilitas karbokation].)elaskan.

    *an%ang ikatan 6#0 yang terlibat hiperkon%ugasi akan bernilai lebih besar

    daripada yang tidak terlibat kon%ugasi. 0iperkon%ugasi akan meman%angan ikatan

    6#0yang ditandai perubahan kerapan elektron pada orbital p. Atom 0 yang

    terlibathiperkon%ugasi akan selalu ditarik oleh orbital p kosong. Akibat dari

    tarikan ini makaatom 0 akan lebih men%auh dari atom 6 dan akan

    memperpan%ang ikatannya. (uatanpada atom 0 yang terlibat hiperkon%ugasi

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    48/51

    akan lebih besar daripada yang tidakmengalami hiperkon%ugasi.karena muatan

    positi pada atom karbon dipindahkan keatom 0 yang terlibat hiperkon%ugasi.

    t#butil##Z 0iperkon%ugasi akan meningkatkan order ikatan dari ikatan 6#6 dan

    akan berakibat ter%adinya pemendekkan ikatan 6#6. *an%ang ikatan 6#6 yang

    terlibat hiperkon%ugasi lebih pendek daripada yang tidak terlibat hiperkon%ugasi.

    0al ini dikarenakan hiperkon%ugsi yang melibatkan tumpang tindih antara suatu

    ikatan dengan orbital p yang kosong yang terdapat pada atom karbon yang

    bermuatan positi.

    Satu ikatan sigma pada gugus alkil selalu sebidang dengan orbital p kosong pada

    karbokation. *asangan elektron pada ikatan sigma ini disebarkan ke orbital p

    kosong sehingga menstabilkan atom karbon yang kekurangan elektron. Sudut

    terhadap 6sp2 pada karbokation t#butil lebih ke&il dibandingkan pada karbokation

    sek#butil dan n#butil. "arena pada karbokation sek#butil ter%adi de4iasi sudut

    ikatan! dima atom 6 yang terlibat hiperkon%ugasi mengalami tarikkan sehingga

    sudutnya men%adi lebih besar dari hibridisasi. Sedangkan untuk atom 6 yang tidak

    terlibat hiperkon%ugasi tidak mengalami tarikkan dengan antar atom 6.

    "arbokation yang stabil adalah karbokation yang memiliik energi panaspembentukan rendah. "arbokation t#butil memiliki panas pembentukan yang lebih

    ke&il dibandingkan dengan sek#butil dan n#butil. 0al ini bekaitan dengan

    kestabilan karbokation tersebut. "arbokation t#butil lebih stabil sehingga untuk

    menangkap nukleoil membentuk suatu senya$a baru tidak memerlukan energi

    yang besar.

    Sedangkan karbokation n#butil sangat tidak stabil! sehingga nukleoil sulit untuk

    masuk kedalam karbokation dan membentuk senya$a baru. Oleh sebab itu energiyang diperlukan besar. Berdasarkan pada nilai panas pembentukannya maka dapat

    dikatakan bah$a urutan kestabilan karbotion t#butil lebih besar dari sek#butil lebih

    besar dari n#butil. Selain itu kestabilan karbokation %uga dipengaruhi oleh

    seberapa banyak atom karbon yang terlibat dalam hiperkon%ugasi. *ada t#butil!

    ketiga atom karbon terlibat dalam hiperkon%ugasi. *ada sek#butil yang terlibat

    hiperkon%ugasi hanya 2 atom 6 dan ada satu gugus alkil yang tidak terlibat dalam

    hiperkon%ugasi. Sedangkan pada n#butil hanya satu gugus alkil yang terlibat dalam

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    49/51

    hiperkon%ugasi. Sehingga pada t#butil pasangan elektron ketiga gugus alkilnya

    tumpang tindih dengan orbital p yang kosong pada atom 6 bermuatan positi. Dan

    ini %uga yang menstabilkan atom karbon yang bermuatan negati. Sedangkan pada

    n#butil hanya , gugus alkil yang memberikan pasangan elektronnya untuk

    disebarkan pada orbital p kosong dan ini menyebabkan n#butil sangat tidak stabil.

    T butil stabil lebih stabil %ika dibandingkan dengan n#butil dan sek#butik! karena n

    butil memiliki panas pembentukan yg lebih besar sehingga menyebabkan tidak

    stabil!sedangakn pada t butil memiliki energi pembentukan yang rendah segingga

    men%adi lebih stabil.

    "arbokation menun%ukkan satu dari sangat penting dan sering di%umpai dari %enis

    at antara yang terlibat dalam reaksi senya$a organi&.Stabilitas relati4e

    karbokation dapat di%adikan indikasi untuk keberadaannya dalam reaksi yang

    sedang berlangsung.Banyak &ara yang dapat dilakukan untuk men%elaskan

    kestabilan karbokation!salah satunya adalah hiperkon%ugasi.

    0iperkon%ugasi melibatkan tumpang tindih antara suatu ikatan9orbital

    ikatan:denga orbital p yang kosong yang terdapat pada atom karbon yang

    bermuatan positi.+alaupun gugus alkil yang terikat pada atom karbon posititersebut dapat berputar!satu dari ikatan sigma selalu sebidang dengan orbital p

    kosong pada karbokation.*asangan ele&tron pada ikatan sigma ini disebarkan pada

    orbital p kosong sehingga mestabilkan atom karbon yang kekurangan ele&tron.

    "ita dapat memikirkan enomena hiperkon%ugasi seperti yang kita %umpai dalam

    bentuk klasik.Sebagai &ontoh bah$a isopropyl kation distabilkan oleh

    hiperkon%ugasi menghasilkan beberapa bentuk resonansi. 0iperkon%ugasi akan

    meningkatkan order ikatan dari ikatan 669lebih bersiat ikatan rangkap: dan akanberakibat memendekkan ikatan 66.1enomena yang ter%adi adalah melemahnya

    dan meman%angnya ikatan 60 yang dinyatakan dengan kerapatan ele&tron pada

    orbital p kosong.Akhirnya muatan positi yang signiikan akan dipindahkan

    kepada atom 0 yang terlibat dalam hiperkon%ugasi.

    *erhitungan semiempiris A(, ini lebih mudah dan &epat dalam mengelolah data

    perhitungan dibandingkan dengan metode ab initio. (etode ini digunakan untuk

    men&ari pan%ang ikatan! sudut ikatan! dan energi ikat dari molekul yang dianalisis.

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    50/51

    *an%ang ikatan 6#0 yang terlibat hiperkon%ugasi akan bernilai lebih besar

    !daripada yang tidak terlibat kon%ugasi. 0iperkon%ugasi akan meman%angan ikatan

    6#0 yang ditandai perubahan kerapan elektron pada orbital p. Atom 0 yang

    terlibat hiperkon%ugasi akan selalu ditarik oleh orbital p kosong. Akibat dari

    tarikan ini maka atom 0 akan lebih men%auh dari atom 6 dan akan

    memperpan%ang ikatannya. (uatan pada atom 0 yang terlibat hiperkon%ugasi

    akan lebih besar daripada yang tidak mengalami hiperkon%ugasi.karena muatan

    positi pada atom karbon dipindahkan ke atom 0 yang terlibat hiperkon%ugasi. t#

    butil##Z 0iperkon%ugasi akan meningkatkan order ikatan dari ikatan 6#6 dan

    akan berakibat ter%adinya pemendekkan ikatan 6#6. *an%ang ikatan 6#6 yang

    terlibat hiperkon%ugasi lebih pendek daripada yang tidak terlibat hiperkon%ugasi.

    0al ini dikarenakan hiperkon%ugsi yang melibatkan tumpang tindih antara suatu

    ikatan dengan orbital p yang kosong yang terdapat pada atom karbon yang

    bermuatan positi.

    Satu ikatan sigma pada gugus alkil selalu sebidang dengan orbital p kosong

    padakarbokation. *asangan elektron pada ikatan sigma ini disebarkan ke orbital p

    kosong sehingga menstabilkan atom karbon yang kekurangan elektron.

    Sudut terhadap 6sp2 pada karbokation t#butil lebih ke&il dibandingkan padakarbokation sek#butil dan n#butil. "arena pada karbokation sek#butil ter%adi

    de4iasi sudut ikatan! dima atom 6 yang terlibat hiperkon%ugasi mengalami

    tarikkan sehingga sudutnya men%adi lebih besar dari hibridisasi. Sedangkan untuk

    atom 6 yang tidak terlibat hiperkon%ugasi tidak mengalami tarikkan dengan antar

    atom 6.

    Berdasarkan pada u%i panas pembentukkan ketiga karbokation ini! dapat dikatakan

    bah$a karbokation t#butil memiliki panas pembentukan yang lebih ke&ildibandingkan dengan sek#butil dan n#butil. 0al ini bekaitan dengan kestabilan

    karbokation tersebut. "arbokation t#butil lebih stabil sehingga untuk menangkap

    nukleoil membentuk suatu senya$a baru tidak memerlukan energi yang besar.

    Sedangkan karbokation n#butil sangat tidak stabil! sehingga nukleoil sulit untuk

    masuk kedalam karbokation dan membentuk senya$a baru. Oleh sebab itu energi

    yang diperlukan besarkan.

  • 7/24/2019 Laporan Komputasi Ke 2

    51/51

    Berdasarkan pada nilai panas pembentukannya maka dapat dikatakan bah$a

    urutan kestabilan karbotion t#butil lebih besar dari sek#butil lebih besar dari n#

    butil. Selain itu kestabilan karbokation %uga dipengaruhi oleh seberapa banyak

    atom karbon yang terlibat dalam hiperkon%ugasi. *ada t#butil! ketiga atom karbon

    terlibat dalam hiperkon%ugasi. *ada sek#butil yang terlibat hiperkon%ugasi hanya 2

    atom 6 dan ada satu gugus alkil yang tidak terlibat dalam hiperkon%ugasi.

    Sedangkan pada n#butil hanya satu gugus alkil yang terlibat dalam hiperkon%ugasi.

    Sehingga pada t#butil pasangan elektron ketiga gugus alkilnya tumpang tindih

    dengan orbital p yang kosong pada atom 6 bermuatan positi. Dan ini %uga yang

    menstabilkan

    atom karbon yang bermuatan negati. Sedangkan pada n#butil hanya , gugus alkil

    yang memberikan pasangan elektronnya untuk disebarkan pada orbital p kosong

    dan ini menyebabkan n#butil sangat tidak stabil.

    Kesimpulan

    ,: *an%ang ikatan 6#0 yang mengalami hiperkon%ugasi lebih besar daripada

    yang tidak

    mengalami hiperkon%ugasi.

    2: *an%ang ikatan 6#6 yang terlibat hiperkon%ugasi lebih ke&il daripada yangtidak

    mengalami hiperkon%ugasi.

    -: Sudut ikatan pada atom 6 yang terlibat hiperkon%ugasi mengalami de4iasi

    dari sudut

    ikatan hibridisasi.

    J: Berdasarkan panas pembentukan karbokation maka!