laporan pbl semester pendek kelompok 5.docx

Upload: nublah-permata-lestari

Post on 11-Oct-2015

147 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PBL SEMESTER PENDEKSISTEM KEDOKTERAN TROPIS

MODUL DEMAM PADA PENYAKIT TROPISKELOMPOK 6Annisa Priscillia (2010730123)Astri Kartika Sari (2011730124)Gustiayu Putri Pitoyo (2011730136)Irawati (2011730142)M.Alif Zainal (2011730149)Amalia Devi ( 2012730116 )Bhismo Prasetyo ( 2012730119)Melisa Ramadhani (2012730139)Nadhifayanti (2012730143 )Nublah Permata (2012730145)

Tutor : dr.Atthariq Wahab

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTAKATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya pada kelompok kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan PBL modul Demam sistem kedokteran tropis tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga serta pengikutnya hingga akhir zaman. Aamiin ya robbal alamin.

Laporan ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas wajib yang dilakukan setelah selesai membahas kasus PBL. Pembuatan laporan inipun bertujuan agar kita bisa mengetahui serta memahami mekanisme serta aspek lain tentang sistem Kedokteran tropis.

Terimakasih kami ucapkan pada tutor kami dr.Atthariq yang telah membantu kami dalam kelancaran pembuatan laporan ini. Terimakasih juga kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam mencari informasi, mengumpulkan data dan menyelesaikan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kelompok kami pada khususnya dan bagi pada pembaca pada umumnya.

Laporan kami masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangatlah kami harapkan untuk menambah kesempurnaan laporan kami.

Jakarta, Agustus 2014

SKENARIO DEMAMSeorang anak laki-laki berusia 2 tahun diantar ibunya ke puskesmas dengan keluhan ruam di seluruh tubuhnya,kaki dan tangan.Ruam timbul mulai dari daerah leher.Sebelumnya pasien demam tinggi 3 hari,batuk dan pilek,bibir terlihat kering dan merah.Makan Minum berkurang,mata merah dan berair.

Kata Sulit :-Kata /Kalimat kunci : Anak laki-laki 2 tahun,ruam di seluruh tubuh,kaki dan tangan Ruam timbul dari daerah leher Pasien demam tinggi 3 hari,batuk, dan pilek Makan minum berkurang Mata merah dan berair

PERTANYAAN :1.Jelaskan Patomekanisme Demam !2.Sebutkan Komplikasi penyakit pada skenario !3.Jelaskan definisi demam dan macam-macam klasifikasi demam !4.Jelaskan kenapa bisa timbul bercak koplik !5.Jelaskan Penatalaksanaan dari skenario secara medikamentosa !6.Sebutkan dan jelaskan secara singkat penyakit dengan gejala demam melalui virus !7.Sebutkan dan jelaskan secara singkat penyakit dengan gejala demam melalui bakteri !8.Sebutkan dan jelaskan ecara singkat penyakit dengan gejala demam melalui parasit !9.Jelaskan Epidemiologi penyakit pada skenario !10.Jelaskan Penatalaksanaan dari skenario secara non medikamentosa !11.Jelaskan Etiologi demam !12.Jelaskan pemeriksaan penunjang apa saja yang diperlukan !13.Jelaskan bagaimana anamnesis pada skenario !14.Jelaskan bagaimana Pemeriksaan fisik pada skenario !15.Jelaskan prevalensi jenis kelamin dan umur pada skenario !16.Differential Diagnostic : Rubella Morbili Demam berdarah dengue17.Mengapa mata merah dan berair ?18.Mengapa bibir terlihat kering dan merah ?19.Jelaskan Pencegahan dari skenario !20.Jelaskan Hubungan ruam dengan demam !21.Jelaskan resusitasi cairan pada penyakit di skenario !22.Jelaskan vaksin apa saja yang haru didapat anak !

1. Patomekanisme demam : Demam sebagai respons terhadap masuknya mikroba, sel-sel fagositik tertentu (makrofag) mengeluarkan suatu bahan kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen yang selain efek-efeknya dalam melawan infeksi, bekerja pada pusat termoregulasi hipotalamus untuk meningkatkan patokan termostat. Hipotalamus sekarang mempertahankannya di suhu normal tubuh. Jika, sebagai contoh, pirogen endogen meningkatkan titik patokan menjadi 102 F (38,9 C), maka hipotalamus mendeteksi bahwa suhu normal prademam terlalu dingin sehingga bagian otak ini memicu mekanisme-mekanisme respons dingin untuk meningkatkan suhu menjadi 102 F. Secara spesifik, hipotalamus memicu menggigil agar produksi panas segera meningkat, dan mendorong vasokonstriksi kulit untuk segera mengurangi pengeluaran panas. Kedua tindakan ini mendorong suhu naik dan menyebabkan menggigil yang sering terjadi pada permulaan demam. Karena merasa dingin maka yang bersangkutan memakai selimut sebagai mekanisme volunter untuk membantu meningkatkan suhu tubuh dengan menahan panas tubuh. Setelah suhu baru tercapai maka suhu tubuh diatur sebagai normal dalam respon terhadap panas dan dingin tetapi dengan patokan yang lebih tinggi. Karena itu terjadinya demam sebagai respon terhadap infeksi adalah tujuan yang disengaja dan bukan disebabkan oleh kerusakan mekanisme termoregulasi. Demam perkuat respon peradangan dan mungkin menghambat perkembangbiakan bakteri. Selama demam, pirogen endogen meningkatkan titik patokan hipotalamus dengan memicu pelepasan lokal prostaglandinyaitu mediator kimiawi lokal yang bekerja langsung pada hipotalamus. Aspirin mengurangi demam dengan menghambat sintesis prostglandin. Aspirin tidak menurunkan suhu pada orang yang tidak demam karena tanpa anya pirogen endogen maka di hipotalamus tidak terdapat prostaglandin dalam jumlah bermakna. Mekanisme molekular yang pasti tentang hilangnya demam secara alami belum diketahui, meskipun hal ini diperkirakan karena berkurangnya pengeluaran pirogen atau sintesis prostaglandin. Ketika titik patokan hipotalamus kembali ke normal, suhu pada 102 F menjadi terlalu tinggi. Mekanisme-mekanisme responpanas diaktifkan untuk mendinginkan tubuh. Terjadio vasodilatasi kulit dan pengeluaran keringat. Yang bersangkutan merasa panasdan membuka semua penutup tambahan. Pengaktifan mekanisme pengeluaran panas oleh hipotalamus ini menurunkan suhu ke normal.

2.Jelaskan komplikasi penyakit pada skenario Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh virus morbili atau pneumococu,streptococcus,staphylococcus,bronkopneumonia ini dapat menyebatkan kematian bayi yang masih muda,anak dengan malnutrisi energi protein,penderita penyakitmenahun (misal tuberkulosis),leukemia dan lain-lain.Oleh karena itu pada keadaan tertentu perlu dilakukan pencegahan Ensefalitis morbili dapat terjadi sebagai komplikasi pada anak yang sedang menderita morbili atau dalam satu bulan setelah mendapat imunisasi dengan vaksin viru morbili hidup (ensefalitis morbili akut) pada penderita yang sedang mendapat pengobatan imunosupresif (immunosuppresive measle encephalopathy) dan sebagai subactue sclerosing panencephalitis (SSPE) SSPE sclerosing panencephalitis adalah suatu penyakit degenerasi yag jarang dari susunan saraf pusat.Penyakit ini progresif dan fatal serta ditemukan pada anak dan orang dewasa.Ditandai oleh gejala yang terjadi ecara tiba-tiba seperti kekacauan mental,disfungsi motorik,kejang dan koma.Perjalanan klinis lambat dan sebagian besar penderita meninggal dunia dalam 6 bulan-3 tahun setelah terjadi gejala pertama.Mekipun demikian remisi spontan masih bisa terjadi.

3.Jelaskan definisi demam dan macam-macam klasifikasi demam ! DEMAM : Proses tubuh melawan infeksi dengan cara meningkatkan suhu tubuh beberapa derajat. Demam Septik : suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam hektik. Demam Remitten : suhu badan turun setiap hari tetapi tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapi dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik. Demam Intermitten : suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapajam dalam 1 hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap 2 hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi 2 hari bebas demam di antara dua serangan demam disebut kuartana. Demam Kontinyu : variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari 1 derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia. Demam Siklik : terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

4. Mengapa bisa timbul ruam kemerahanVirus campak merupakan virus RNA famili paramyxoviridae dengan genus Morbili virus. Sampai saat ini hanya diketahui 1 tipe antigenik yang mirip dengan virus Parainfluenza dan Mumps. Virus bisa ditemukan pada sekret nasofaring, darah dan urin paling tidak selama masa prodromal hingga beberapa saat setelah ruam muncul. Virus campak adalah organisme yang tidak memiliki daya tahan tinggi apabila berada di luar tubuh manusia. Pada temperatur kamar selama 3-5 hari virus kehilangan 60% sifat infektifitasnya. Virus tetap aktif minimal 34 jam pada temperatur kamar, 15 minggu di dalam pengawetan beku, minimal 4 minggu dalam temperatur 35C, beberapa hari pada suhu 0C, dan tidak aktif pada pH rendah.(Soegeng Soegijanto, 2002). Virus masuk ke limfatik lokal, bebas maupun berhubungan dengan sel mononuklear, kemudian mencapai kelenjar getah bening regional. Disini virus memperbanyak diri dengan sangat perlahan dan dimulailah ke sel jaringan limforetikular seperti limpa. Sel mononuklear yang terinfeksi menyebabkan terbentuknya sel raksasa berinti banyak (sel warthin), sedangkan limfosit-T yang rentan terhadap infeksi, turut aktif membelah.Gambaran kejadian awal dijaringan limfoid masih belum diketahui secara lengkap, tetapi 5-6 hari setelah infeksi awal, terbentuklah fokus infeksi yaitu ketika virus masuk ke dalam pembuluh darah dan menyebar ke permukaan epitel orofaring, konjungtiva, saluran nafas, kulit, kandung kemih dan usus.

5.Jelaskan Penatalaksanaan dari skenario secara medikamentosa !PenatalaksanaanPenatalaksanaan menurut Barlow (2006):Farmakologia. Simtomatik: parasetamol untuk menurunkan demam dosis 10-15 mg/kg BBb. Vitamin A dosis 400.000 IU, untuk reepitelisasi6.Jelaskan Penatalaksanaan dari skenario secara non medikamentosa !Non Farmakologia. Bed rest, pasien campak harus diisolasi karena penyakit ini sangat infeksius.b. Pemberian nutrisi dan cairan yang cukup

7.Sebutkan dan jelaskan secara singkat penyakit dengan gejala demam melalui virus !INFEKSI VIRUSCampakCampak adalah suatu penyakit akut yang sangat menular yang disebabkan oleh virus campak, dari family Paramyxovirus, genus Morbillivirus.Campak memiliki gejala klinis khas yaitu terdiri dari 3 stadium yang masing-masing mempunyai ciri khusus: (1) stadium masa tunas berlangsung kira-kira 1-12 hari, (2) stadium prodromal dengan gejala pilek batuk dan batuk yang meningkat dan ditemukan enantem pada mukosa pipi (bercak koplik), faring dan peradangan mukosa konjungtiva, dan (3) stadium akhir dengan keluarnya ruam mulai dari belakang telinga menyebar ke muka, badan, lengan dan kaki. Ruam timbul didahului dengan suhu badan yang meningkat, selanjutnya ruam menjadi menghitam dan mengelupas. Demam Berdarah Dengue (DBD)Demam Berdarah Dengue ( dengue haemorrhagic fever, selanjutnya disingkat DHF), ialah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengangejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama. Uji tourniquet akan positif dengan tanpa ruam disertai beberapa atau semua gejala perdarahan seperti petekie spontan yang timbul serentak, purpura, ekimosis, epitaksis. hematemesis, melena, trombositopenia, masa perdarahan dan masa protrombin memanjang, hematokrit meningkat dan gangguan maturasi megakariosit. Virus dengue termasuk group B arthropod borne virus (Arbhoviruses) dan sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviridae, yang mempunyai 4 jenis serotype yaitu den-1, den-2, den-3, dan den-4. ChikungunyaDemam chikungunya adalah suatu penyakit infeksi virus akut yang ditandai dengan sekumpulan gejala yang mirip dengan gejala infeksi virus dengue, yaitu demam mendadak, arthralgia, ruam makulopapular dan leukopenia. Istilah lain untuk demam ini adalah : knokket, koorts, abu rokab, mal de genuox, dengue, dyengea dan demam tiga hari. Dalam bahasa Swahili, chikungunya artinya terikat , yang dalam hal ini berkaitan dengan kejang urat yang merupakan suatu tanda dari arthralgia. Penyakit ini disebabkan oleh virus chikungunya (CHIKV), suatu arthropoda borne virus (abovirus) dari genus Alphaviruses family Togaviridae, yang pada umumnya disebarluaskan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus.RabiesRabies adalah suatu penyakit yang menyerang susunan saraf pusat. Penyebab rabies adalah virus rabies yang termasuk family Rhabdovirus.Gejala awal biasanya tidak jelas. Pasien merasa tidak enak dan gelisah. Gejala yang menonjol adalah rasa nyeri, panas, dan gatal di sekitar luka, kemudian bisa diikuti kejang, sakit kepala, demam, dan sulit menelan. Apabila telah terjadi kelumpuhan otot pernapasan maka penderita dapat terancam meninggal. Gejala khas lainnya adalah hidrofobia, yaitu ketakutan penderita terhadap air yang bisa sampai terjadi kejang bila berdekatan dengan iar. Gejala aerofobia dapat juga terjadi yaitu rangsangan aliran udara seperti kiaps angina pada muka pasien yang dapat menyebabkan spasme.VariselaVarisela adalah infeksi virus akut yang ditandai dengan adanya vesikel pada kulit yang sangat menular. Penyakit ini disebut juga dengan chiken pox, cacar air, atau varisela zoster. Herpes zoster mempunyai manifestasi klinis yang berbeda dengan varisela, meskipun penyebabnya sama. Varisela disebabkan oleh Herpesvirus varicellae atau Human (alpha) herpes virus-3 (HHV3). Varicella-zoster-virus (VZV) yang merupakan anggota dari kelompok virus herpes. Struktur virus, antibody yang ditimbulkan, dan gambaran lesi kulit varisela sulit dibedakan dengan Herpesvirus hominis (Herpes simplex).Masa inkubasi varisela sekitar 11-12 hari, dengan rata-rata 13-17 hari. Perbedaan varisela dengan herpes zoster adalah bahwa lokasi vesikel pada herpes zoster sesuai dengan lokasi susunan saraf. Terdapat dua stadium perjalanan penyakit:1. Stadium prodromal (Dua minggu infeksi akan timbul demam, malaise, anoreksia, dan nyeri kepala.)2. Stadium erupsi (Satu sampai tiga hari kemudian akan muncul ruam atau macula kemerahan papula segera berubah menjadi vesikel yang khas berbentuk seperti tetesan air)Flu BurungAvian influenza (AI) atau flu burung (bird flu) atau sampar ungags (fowl plague) pada mulanya penyakit ini hanya menyerang mulai dari ayam, merpati sampai burung-burung liar. Akan tetapi, laporan terakhir menyebutkan serangan pada babi dan manusia. Penyebab flu burung adalah virus AI dari family Orthomyxoviridae.Gejala pada tersangka AI adalah demam, anoreksia, pusing, gangguan pernapasan (sesak), nyeri otot dan mungkin konjungtivitis yang terdapat pada pasien dengan riwaqyat kontak dengan unggas (misalnya peternak, pedagang). Penggunaan antivirus sangat membantu, terutama pada 48 jam pertama, karena virus akan menghilang sekitar 7 hari setelah masuk ke dalam tubuh.SARSSevere acute respiratory syndrome (SARS) atau sindrom pernapasan akut berat adalah sindrom akibat infeksi virus pada paru yang bersifat mendadak dan meninjukan gejala gangguan pernapasan pada pasien yang mempunyai riwayat kontak dengan pasien SARS. Pada awalnya virus penyebab SARS diduga merupakan Paramyxovirus. Dalam perkembangannya, WHO kemudian menetapkan penyebab SARS adalah Coronavirus.Gejala: Demam mendadak >380C Batuk Sesak napas/sukar bernapas/napas pendek Sakit kepala, kaku otot, anoreksia, lemah, bercak merah pada kulit, bingung, diare.Pemberian oksigenasi yang adekuat. Penggunaan antivirus (ribavirin) sangat membantu , tetapi mengingat persediaan dan harganya yang mahal, obat ini belum bisa direkomendasikan secara luas.PolioPoliomielitis atau sering disebut polio adalah penyakit akut yang menyerang system saraf perifer yang disebabkan oleh virus polio. Virus polio termasuk genus enterovirus. Gejala awal biasanya terjadi selama 1-4 hari, yang kemudian menghilang. Gejala lain yang bisa muncul adalah nyeri tenggorokan, rasa tidak enak diperut, demam ringan, lemas, dan nyeri kepala ringan. Gejala klinis yang mengarah pada kecurigaan serangan virus polio adalah adanya demam dan kelumpuhan akut. Kaki biasanya lemas tanpa gangguan saraf perasa. Kelumpuhan biasanya terjadi pada tungkai bawah, asimetris, dan dapat menetap selamanya yang bisa disertai gejala nyeri kepala dan muntah. Biasanya terdapat kekakuan pada leher dan punggung selama 24 jam.

8.Sebutkan dan jelaskan secara singkat penyakit dengan gejala demam melalui bakteri !

INFEKSI BAKTERITCB ParuTuberkulosis paru adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru termasuk pneumonia, yaitu pneumonia yang disebabkan oleh M. Tuberculosis. Untuk menegtahui penderita tuberculosis dengan baik harus dikenali tanda dan gejalanya. Seseorang ditetapkan sebagai tersangka penderita tuberculosis paru apabila ditemukan gejala klinis utama (cardinal symptom) pada dirinya. Gejala utama pada tersangka TBC adalah: Batuk berdahak lebih dari tiga minggu Batuk berdarah Sesak napas Nyeri dadaGejala lainnya adalah berkeringat pada malam hari, demam tidak tinggi/meriang dan penurunan berat badan.DifteriPenyakit difteria disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphteriae. Difteria berasal dari bahasa Yunani, diphtera = leather hide = kulit yang tersembunyi. Manifestasi kliniknya adalah: Peradangan mukosa Tenggorokan sakit demam Demam suara serak Hidung (flu, secret Anorexia Lemah. Membrane berwarna putih atau abu-abu Sesak nafas, sianosis Linfadenitis (bulls neck) Demam TifoidDeman tifoid merupakan infeksi akut saluran pencernaan yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Demam paratifoid adalah penyakit sejenis yang disebabkan oleh Salmonella paratyphi A, B, dan C. Dejala dan tanda kedua penyakit tersebut hamper sama, tetapi manifestasi klinis paratifoid lebih ringan. Salmonela adalah bakteri Gram-negatif, tidak berkapsul, mempunyai flagella, dan tidak membentuk spora. Demam lebih dari tujuh hari adalah yang paling menonjol. Demam ini bisa diikuti oleh gejala tidak khas lainnya seperti diare, anoreksia, atau batuk. Pada keadaan yang parah bisa disertai gangguan kesadaran. Komplikasi yang bisa terjadi adalah perforasi usus, perdarahan usus, dan koma. Diagnosis ditegakan berdasarkan adanya salmonella dalam darah melalui kultur. LeptospirosisLeptospirosis adalah penyakit demam akut dengan gambaran klinis yang luas disebabkan oleh Leptospira, suatu jenis bakteri golongan Sspirochaeta. Masa inkubasi 7-12 hari, bahkan ditemukan antara 2-20 hari. Dalam perjalanan penyakit leptospirosis dibedakan dalam 2 fase: 1. Fase I atau fase septikemia, berlangsung 4-7 hari. Pada fase ini, Leptospira menghilang dari darah, dari cairan serebrospinal dan jaringan lain, kecuali cairan aqueous humor mata dan parenkim ginjal.2. Fase II, awal fase ini ditandai dengan meningkatnya titer antibodi Leptospira secara cepat, oleh sebab ini terjadi Leptospiuria yang dapat berlangsung 1 minggu sampai 1 bulan. Peran antibiotik sedikit sekali pada fase imun ini. Meningitis, gangguan hati dan ginjal, akan mencapai puncaknya pada fase ini.Beberapa peneliti menyebutkan adanya fase ke-3 atau fase konvalesens. Fase ini terjadi antara minggu ke-2 dan ke-4, pada saat ini demam dan nyeri dapat timbul kembali. Patogenesis fase ini belum diketahui pasti.

9.Sebutkan dan jelaskan ecara singkat penyakit dengan gejala demam melalui parasit !INFEKSI PARASITFilariasisFilariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasite nematode yang tersebar di Indonesia. Beberapa spesies filarial yang menyerang manusia di antaranya adalah Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, Brugia timori, dan Onchocerca volvulus. Gejala penyakit pada tahap awal (fase akut) bersifat tidak khas seperti demam selama 3-4 hari yang dapat hilang tanpa diobati, demam berulang lagi 1-2 bualn kemudian, atau gejala lebih sering timbul bila pasien bekerja terlalu berat. Dapat timbul benjolan dan terasa nyeri pada lipat paha atau ketiak dengan tidak ada luka di badan. Dapat teraba garis seperti urat dan berwarna merah, serta terasa sakit dari benjolan menuju arah ujung kaki atau tangan. MalariaMalaria disebabkan oleh parasit sporozoa (Plasmodium) yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina infektif. Gejala-gejala klasik umum yaitu terjadinya trias malaria (malaria proxym) secara berurutan: Periode dinginDimulai dengan menggigil, kulit dingin, dan kering, penderita sering membungkus dirinya dengan selimut atau sarung pada saat menggigil, sering seluruh badan gemetar, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode ini berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperatur(4,11,`2). Periode panasWajah penderita terlihat merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tubuh tetap tinggi, dapat sampai 40oC atau lebih, penderita membuka selimutnya, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah-muntah dan dapat terjadi syok. Periode ini berlangsung lebih lama dari fase dingin dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat. Periode berkeringatPenderita berkeringan mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, penderita merasa capek dan sering tertidur. Bial penderita bangun akan merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan biasa.Anemia merupakan gejala yang sering ditemui pada infeksi malaria, dan lebih sering ditemukan pada daerah endemik. Kelainan pada limpa akan terjadi setelah 3 hari dari serangan akut dimana limpa akan membengkak, nyeri dan hiperemis.

10.Jelaskan epidemiologi penyakit pada skenario :Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan seumur hidup.Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili akan mendapat kekebalan secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur tersebut kekebalan akan mengurang sehingga i bayi dapt menderita morbili.Bila si ibu belum pernah menderita morbila maka bayi yang dilahirkannya tidak mempunyai kekebalan terhadap morbili dan dapat menderita penyakit ini setelah ia dilahirkan.Bila seorang wanita menderita ketika ia hamil 1 atau 2 bulan,maka 50% kemungkinan akan mengalami abortuslbila ia menderita morbili pada trimester pertama,kedua atau ketiga maka ia mungkin melahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan atau seorang anak dengan berat badan lahir rendah atau lahir mati atau lahir mati atau anak yang kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun.

11. Pemeriksaan Penunjang Apa Saja yang Diperlukan?Menurut Soedarto (2007) gejala klinis pada penyakit campak sering mengalami modifikasi misalnya penyakit campak dapat timbul tanpa disertai demam dan tanpa timbul ruam-ruam pada kulit. Hal seeprti ini sering terjadi pada anak atau bayi yang sangat muda, penderita dengan immunocompromised, anak dengan malnutrisi atau bisa pada anak yang sebelumnya telah mendapat imunisasi campak. Karena banyak penderita menunjukkan gejala yang tidak jelas, maka untuk memastikan diagnosis perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium (Setiawan, 2008).

Pemeriksaan darah urinBiasanya ditemukan lekositosis dan peningkatan LED namun jarang ditemukan

Deteksi virus Virus campak dapat ditemukan pada sel mononuklear darah tepi, sekresi saluran nafas, usapan konjungtiva dan dalam urin. Tetapi virus campak sangat sulit ditemukan, sehingga pemeriksaan untuk menemukan virus jarang digunakan untuk menegakkan diagnosis penyakit campak. Sel epitel yang berasal dari nasofaring, mukosa bukalis, konjungtiva atau urin dapat digunakan untuk pemeriksaan sitologi secara langsung untuk melihat sel raksasa dan mendeteksi antigen dengan menggunakan antibodi terhadap proten N virus. Protein ini paling banyak ditemukan pada sel yang terinfeksi. Pemeriksaan jaringan langsung pada penderita dengan immunocompromised karena respon antibodinya tidak terbentuk. RNA virus dapat dideteksi dengan reverse transcrption dan diamplifikasi memakai PCR, teknik ini belum digunakan secara luas untuk menegakkan diagnosis.

Mendeteksi antibodi Diagnosis penyakit campak paling sering ditegakkan dengan pemeriksaan serologi. Menggunakan sampel saliva atau serum. Antibodi IgM muncul bersamaan dengan munculnya ruam pada kulit dan sebagian besar dideteksi 3 hari sesudah munculnya ruam. Antibodi IgM meningkat cepat dan kemudian menurun hingga tidak dapat dideteksi setelah 4-12 minggu. IgG sebaiknya diperiksa pada sampel yang sama untuk mengetahui apakah sudah pernah terinfeksi atau sudah pernah mendapat imunisasi.

Sumber : Poorwo Soedarmo, Sumarmo S., dkk, Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis, Edisi Kedua,Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Jakarta, 2002.

12.Penyebab demamAda banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan anak balita mengalami demam. Biasanya setiap penyebab demam menimbulkan gejala yang berbeda-beda. Secara garis besar, ada dua kategori demam yang seringkali diderita oleh manusia pada umumnya, yaitu demam noninfeksi dan demam infeksi.

1. Demam noninfeksi adalah demam yang bukan disebabkan oleh masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh. Demam noninfeksi jarang terjadi dan diderita ke dalam tubuh. Demam noninfeksi jarang terjadi dan diderita oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Demam ini timbul karena adanya kelainan pada tubuh yang dibawa sejak lahir, dan tidak ditangani dengan baik. Contoh demam noninfeksi antara lain demam yang disebabkan oleh adanya kelainan degeneratif atau kelainan bawaan pada jantung, demam karena stres, atau demam yang disebabkan oleh adanya penyakit-penyakit berat, misalnya leukimia atau kanker darah.

2. Demam infeksi adalah demam yang disebabkan oleh masuknya patogen, misalnya kuman, bakteri, viral atau virus, atau binatang kecil lainnya ke dalam tubuh. Demam infeksi paling sering terjadi dan diderita oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Bakteri, kuman atau virus dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui berbagai cara, misalnya melalui makanan, udara, atau persentuhan tubuh. Imunisasi juga termasuk pada kategori ini sebab imunisasi adalah tindakan yang secara sengaja memasukkan kuman, bakteri, atau virus yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh balita dengan tujuan membuat anak balita menjadi kebal terhadap penyakit tertentu.

Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan infeksi dan akhirnya mengakibatkan demam antara lain sebagai berikut.

a. TetanusKuman tetanus dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka-luka, telinga, saluran pernapasan, atau saluran pencernaan. Tali pusar bayi yang tidak dirawat dengan baik dan benar dapat juga menyebabkan masuknya kuman tetanus.Gejala yang muncul bila anak balita terkena tetanus antara lain anak balita mengalami kesulitan membuka mulut, sukar menelan, dan nyeri kepala atau anggota badan lainnya. Jika sudah sangat parah, otot perutnya akan menjadi sangat kaku seperti papan. Indikasi lain dari anak balita yang sudah terinfeksi kuman tetanus adalah alis mata mengarah ke atas, sudut mulut sebelah luar tertarik ke bawah, dan posisi bibir menekan kuat ke giginya. Untuk mengatasi atau menyembuhkan serangan kuman tetanus pada anak balitas diperlukan penanganan oleh dokter.

b. Mumps atau Parotitis EpidemikPenyakit yang disebabkan oleh virus ini akan menyebabkan terjadinya pembengkakan pada kelenjar ludah yang disertai dengan kesulitas membuka mulut. Mumps dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut yang sangat membahayakan balita. Mumps termasuk penyakit menular. Penularannya dapat terjadi melalui kontak langsung, bekas muntah, atau bekas air kencing. Untuk mencegah atau menghindari penyakit ini, dengan pemberian vaksin atau imunisasi harus dilakukan kepada anak balita.

c. Morbili atau Measles atau RubellaPenyakit yang disebabkan oleh virus ini termasuk dalam kategori penyakit menular. Penularannya dapat terjadi melalui segala cairan yang keluar dari tubuh balita, misalnya bekas air kencing, bekas kotoran atau tinja, atau bekas muntahan.Gejala yang muncul bila anak balita terserang virus ini antara lain, suhu badannya mencapai 38,5oC, batuk-batuk, dan nyeri tenggorokan. Selain itu, disertai juga dengan munculnya bercak-bercak pada tubuhnya. Bercak-bercak tersebut berwarna putih kelabu dengan tepi berwarna kemerahan. Pada stadium lanjut, bercak-bercak ini akan menyebar dan menyerang muka, telinga, kaki, dan tangan. Bercak-bercak akan pecah dan meninggalkan bekas luka.Anak balita yang terserang virus ini harus diisolasi atau dipisahkan dari anggota keluarga lainnya untuk mencegah terjadinya penularan. Kesehatan kulit, mulut, dan mata bagi balita perlu diperhatikan untuk mencegah komplikasi (penyakit susulan) yang lebih serius.Untuk mencegah atau menghindari penyakit ini, pemberian vaksi atau imunisasi harus dilakukan kepada anak balita.

d. Demam BerdarahPenyakit ini ditularkan oleh nyamuk jenis Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Demam yang terjadi akibat penyakit ini bersifat mendadak dan berlangsung selama 5 hari. Manusia yang terkena demam berdarah biasanya terlihat lesu, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri pada daerah bola mata, punggung, dan persendian. Timbul pula bercak-bercak pada tubuh terutama di daerah muka dan dada. Gejala lanjut yang terjadi adalah timbulnya keriput kulit di kening, perut, lengan, paha, dan anggota tubuh lainnya.Balita yang menunjukkan gejala terkena penyakit ini harus segera ditangani oleh dokter. Jangan lupa untuk memberikan cairan atau minuman sebanyak-banyaknya agar terhindar dari kemungkinan terkena dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh.

e. TBCBalita yang terkena tuberculosis biasanya sering demam, batuk pilek dalam jangka waktu lama atau berulang-ulang, berat badan cenderung turun dan tidak mau naik, dan aktivitas geraknya terlihat sangat lamban. Untuk memastikannya diperlukan pemeriksaan penunjang, antara lain laboratorium dan rontgen. Imunisasi BCG dapat diberikan sebagai usaha pencegahan meskipun kekebalan atau imunitas yang terjadi tidak penuh. Artinya, seseorang yang telah mendapatkan imunisasi BCG masih mungkin terinfeksi dan terkena TBC.

f. Batuk rejanPenyakit saluran napas ini disebabkan oleh adanya kuman Bordetella pertusis yang menyerang saluran pernapasan. Gejala awal dari penyakit ini berupa batuk ringan, pilek, dan demam ringan yang dapat berlangsung selama dua minggu. Gejala-gejala awal tersebut lebih sering terjadi dan diderita pada malam hari. Gejala lanjut dari penyakit ini ditandai batuk-batuk yang semakin sering terjadi, semakin hebat, dan terjadi terus-menerus tanpa henti. Pada titik tertentu dapat menyebabkan balita muntah atau terkencing-kencing akibat batuk yang sangat hebat.

Selain penyakit-penyakit di atas, masih terdapat beberapa penyakit lain misalnya tifus, radang paru-paru, atau polio.

13.Jelaskan bagaimana anamnesis pada skenario !

Diagnosis AnamnesisPenyakit campak dapat didiagnosis berdasarkan gejala klinis yang klasik menurut CDC (Centre for Disease Control and Prevention) dengan kriteria sebagai berikut:1. Terdapat ruam papulomakular menyeluruh yang terjadi dalam waktu 3 hari atau lebih2. Demam 38,3 C3. Terdapat salah satu dari gejala berikut: batuk, koriza/pilek atau konjungtivitis(Setiawan, 2008)

14.Pemeriksaan Fisik pada scenarioPemeriksaan FisikPemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis.Dimulai dari keadaan umum dan tanda vital, pemeriksaan kemudian dilanjutkan pada status tiap organ secara umum, dan akhirnya mengamati ruam dengan seksama. Menurut Garg dan kawan-kawan (2008) ada 3 hal penting menyangkut ruam yang harus bisa ditentukan yaitu : warna, konsistensi dan feel of lesion, serta komponen anatomi dari kulit yang terlibat (epidermal, dermal, subkutan, atau kombinasi).NOPEMERIKSAANKETERANGAN

1

2

345678

9

10

11

Tanda vital

Keadaan umum

Pembesaran kelenjar dan lokasiLesi konjungtiva, mukosa, dan genitalPembesaran hepar dan lienArtritisNuchal rigidity atau disfungsi neurologisGambaran ruam Tipe :

Diskrit atau uniformDeskuamasi Konfigurasi atau lesi individual : Susunan lesi : Pola distribusi dan lokasi :

Lokasi :Enantema yang berhubungan

Temuan lain yang berhubungan ( terisolir maupun dalam klaster )

Pemeriksaan fisik umum lainnya

Suhu, terutama tingginya demamNadiRespirasiTekanan darahSadar Tampak sakit - akutTampak sakit kronik

MakularPapularMakulopapularPetekiae atau purpuraEritroderma difus :Penekanan pada flexural creaseDeskuamasi dengan stroking (Nikolsky sign)Eritroderma terlokalisir :ExpansileNyeriUrtikariaVesikula, pustula, bullaNodulUlcer

annular ; iris; arciform; linear; bulat; umbilicatedzosteriform; linear; tersebar; terisolasi; berkelompok area terpapar ; sentripetal atau sentrifugalumum atau terlokalisirsimetris atau asimetrisdaerah fleksor, ekstensor, sela jari, telapak tangan dan kaki, dermatomal, area terekspose, dsbMukosa buccalPalatumFaring dan tonsilOkularKardiakPulmonaryGastrointestinalMusculoskeletalReticuloendothelialNeurologis

Sumber:Garg A, Levin NA, Bernhard JD. Structure of skin lesions and fundamentals of clinical diagnosis. Dalam: Wollf K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editor. Fitzpatricks dermatology in general medicine.Edisi ketujuh.Mc-Graw Hill Medical.New York, 2008; 23-40.LemboRM. Fever and rash. Dalam: Kliegman RM, Greenbaum LA, Lye PS, editor. Practical strategies in pediatric diagnosis and therapy.Edisi kedua. Elsevier Saunders. Philadelphia, 2004; 997-1015.Sanders CV. Approach to the diagnosis of the patient with fever and rash. Dalam: Sanders CV, Nesbitt LT, editor. The skin and infection.Williams & Wilkins.Baltimore, 1995; 296-304.

15.Jelaskan Prevalensi Jenis Kelamin dan Umur pada Skenario? Biasanya menyerang anak-anak berusia 5-10 tahun (Sebelum pengguna vaksin campak). Setelah masa imunisasi (mulai tahun 1977). Sering menyerang anak usia remaja dan dewasa muda yang tidak mendapat vaksinasi sewaktu kecil atau yang diimunisasi pada saat usianya lebih dari 15 bulan (Setiawan, 2008) Tidak ada perbedaan insiden dan tingkat kefatalan penyakit campak pada wanita ataupun pria. Bagaimanapun, titer antibodi wanita secara garis besar lebih besar daripada pria.Berdasarkan penelitian Suwono di Kediri dengan desain penelitian kasus kontrol mendapatkan hasil bahwa berdasarkan jenis kelamin, penderita campak lebih banyak pada laki-laki, yakni 62%.

Sumber :Poorwo Soedarmo, Sumarmo S., dkk, Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis, Edisi Kedua,Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Jakarta, 2002.

Penelitian Kasus Campak di Kediri.

16.DD pada skenarioRubella ( campak Jerman)DefinisiCampak jerman disebut dengan rubella, german measles, atau campak 3 hari adalah infeksi virus yang menular terutama menyerang kulit dan kelenjar getah bening. Pada kulit dikenaldengan ruam merah muda yang khas dan pada kelenjargetah bening yang menimbulkan pembesaran (pembengkakan).Epidemiologi Virus rubella merupakan togavirus (virus RNA) dan memiliki strain antigenic tunggal. Penyakit ini sangat infeksius dan memiliki angka serangan dalam rumah tangga sekitar 80 %.Pada komunitas yang tidak divaksinasi, sekitar 80 % orang dewasa sudah pernah mengalami infeksi sebelumnya.Infeksi yang tidak tampak sering terjadi. Epidemic terjadi dengan Interval 5-7 tahun ( 6-9 tahun), paling sering timbul pada musim semi dan terutama mengenai anak dan dewasa muda. Kelainan pada fetus mencapai 30 % akibat infeksi rubella pada ibu hamil selama minggu pertama kehamilan.Terdapat diseluruh dunia namun saat ini jarang terjadi di Negara dengan kampanye nasional vaksinasi anak yang efesien.Transmisinya melalui droplet secret nasofaring dalam udara dari orang yang ternfeksi 5 hari sebelum sampai 5 hari sesudah ruamnya timbul.Bayi yang terinfeksi secara transprasental sering terinfeksi kronis, mengsekresi virus tenggorok dan urin (hingga 1 tahun) dan merupakan sumber infeksi yang potensial bagi bayi lainnya.Pathogenesis Penulara terjadi melalui oral droplet, dari nasofaring, atau rute pernafasan.Selanjutnya virus rubella memasuki aliran darah.Ruam yang terbentuk berkaitan dengan system imun, bersamaan dengan terbentuknya antibody saat akhir viremia.Di nasofaring virus tetap ada sampai 6 hari setelah timbulnya ruam dan kadang-kadang lebih lama.Penularan bisa terjadi biasanya sejak 7 hari sebelum hingga 5 hari sesudah timbulnya ruam. Daya tular tertinggi pada akhir masa inkubasi, kemudian menurun dengan cepat,dan berlangsung hingga hilangnya ruam. Etiologi Virus ParamyxovirusMenifestasi klinis Penyakit prodromal Biasanya tidak ada pada anak kecil namun orang dewasa sering mengalami demam singkat Kelenjar postservikal membesar dan nyeri tekan Ruam :macula disekret berwarna merah muda yang tersebar dari garis batas rambut ke batang tubuh dan eksremitas dalam 24 jam, selanjutnya menghilang dengan cepat. Poliatralgia : dapat mengeai sendi jari-jari dan sendi besar lainnya secara bilateral pada orang dewasa yang berlangsung selama beberapa minggu.Gejala dan tanda 1. Demam ringan sekitar 37,5 38,5 atau lebih rendah 2. Sakit kepala3. Terkadang disertai hidung tersumbat atau meler (pilek)4. Mata merah meradang 5. Pembesaran kelenjar getah bening dibagian belakang leher dan belakang telinga6. 2-3 hari kemudian timbul ruam merah muda yang dimulai pada wajah dan menyebar dengancepat keseluruh badan kemudian hilang dengan urutan yang sama pula.7. Nyeri sendi (pada orang dewasa) jarang ditemukan.Komplikasi dan prognosis Rubella biasanya sangat jinak pada bentuk yang didapat, kecuali untuk dua komplikasi yang jarang terjadi ensefalitis pasca infeksi ( 1/5000) dan trombositopenia imun (1/3000). Diagnosis Diagnosis klinis sering kali sukar dibuat untuk seseorang penderita oleh karena tidak ada tanda atau gejala yang patogenik pada rubella.Diagnosis dapat dibuat dengan anamnesis cermat. Sifat demam dapat membantu dalam menegakkan diagnosis, oleh karena itu demam pada rubella jarang sekali diatas 38o C. pada infeksi yang tipikal, macula merah muda yang menyatu menjadi eritema difus pada muka dan badan serta antralgia pada tangan penderita dewasa merupakan petunjuk diagnosis rubella.Perubahan hematologic hanya sedikit membantu menegakkan diagnosis.Peningkatan plasma 5-20% merupakan tanda yang khas.Kadang-kadang terdapat leukopeniapada awal penyakit yang segera diikuti limfositosis relative. Diagnosis klinis juga membantu menegakkan diagnosis tidak memuaskan karena ruam akibat parvovirus B19 dan enterovirus seringkal rubeleiformis. Konfirmasi serologis (adanya IgM spesifik rubella dalam darah atau saliva atau peningkatan empat kali lipat antibody IgG selama vase konselens) dan ini penting dilakukan dalam kehamilan awal dan juga dianjurkan pada kecrigaan rubella dinegara dengan insidensi rendah untuk alasan epidemiologis.Pada sindrom rubella di temukan antibody igM dan/ atau isolasi virus pada tenggorok dan urin.Pengobatan Tidak ada pengobatan spesifikPencegahan Di Negara industry, saat ini anak-anak secara rutin mendapatkan vaksin rubella hidup (sebagai MMR) yang sangat efektif (>95 % serokonversi ) pada tahun kedua kedepan. Dan imunitas berlangsung dalam jangka panjang. Vaksin dikontraindikasikan pada keadaan immunocompromised dan virus vaksin dapat muncul paa nasofaring setelah vaksinasi tapi tidak menyebar ke organ lain.

MORBILI Definisi Campak adalah suatu penyakit akut menular, ditandai oleh 3 stadium, yakni : 1) stadium inkubasi sekitar 10-12 hari dengan sedikit tanda-tanda atau gejala-gejala, 2) stadium prodromal dengan enantem (bercak koplik) pada mukosa bukal dan faring, demam ringan sampai sedang, konjungtivitis ringan, koryza, dan batuk yang semakin berat, dan 3) stadium akhir dengan ruam makuler yang muncul berturut-turut pada leher dan muka, tubuh, lengan dan kaki dan disertai oleh demam yang tinggi. (Nelson)Gejala dan tanda 1. Anak dengan panas 3-5 hari (biasanya tinggi, mendadak), batuk, pilek, nyeri menelan, harus dcurigai atau didiagnosis banding morbilli.2. Mata merah, tahi mata, fotofobia, menambah kecurigaan.3. Dapat disertai diare dan muntah.4. Dapat disertai dengan gejala perdarahan (pada kasus yang berat) : epistaksis, ptekie, ekimosis.5. Anak yang beresiko tinggi adalah bila kontak dengan penderita morbilli (1 atau 2 minggu sebelumnya) dan belum pernah vaksinasi morbilli.6. Pada stadium kataral manifestasi yang tampak mungkin hanya demam (biasanya tinggi) dan tanda tanda nasofaringitis dan konjungtivitis.7. Pada umunya anak tampak lemah.8. Koplik spot pada hari ke 2-3 panas (akhir stadium kataral).9. Pada stadium erupsi timbul ruam (rash) yang khas : ruam makulopapular yang munculnya mulai dari belakang telinga, mengikuti pertumbuhan rambut di dahi, muka, dan kemudian ke seluruh tubuh.

Menifestasi KlinisMasa tunas penyakit morbili ialah 10-20 hari.Penyakit ini dibagi dalam 3 stadium, yaitu:1. Stadium kataral (prodromal) Stadium ini biasanya berlangsung selama 4-5 hari disertai panas, malaise, batuk, fotopobia, konjungtivitis dan koriza.Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantema, timbul bercak koplik yang patognomonik bagi morbili, tetapi sangat jarang dijumpai. Bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh eritema. Lokalisasinya di mukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah. Jarang ditemukan di bibir bawah tengah atau palatum.Kadang-kadang terdapat macula halus yang kemudian menghilang sebelum stadium erupsi.Gambaran darah tepi ialah limfositosis dan leucopenia.Secara klinis gambaran penyakit menyerupai influenza dan sering didiagnosis sebagai influenza.Diagnosis perkiraan yang besar dapat dibuat bila ada bercak koplik dan penderita pernah kontak dengan penderita morbili dalam waktu 2 minggu terakhir.2. Stadium erupsiKoriza dan batuk-batuk bertambah.Timbul enantema atau titik merah di palatum durum dan palatum mole.Kadang-kadang terlihat pula bercak koplik.Terjadinya eritema yang berbentuk macula-papula disertai menaiknya suhu badan.Diantara macula terdapat kulit yang normal.Mula-mula eritema timbul di belakang telinga, dibagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah.Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan pada kulit.Rasa gatal dan muka bengkak. Ruam mencapai anggota bawah pada hari ketiga dan akan menghilang dengan urutan seperti terjadinya.Terdapat pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di daerah leher belakang, selain itu terdapat juga sedikit splenomegali.Tidak jarang juga disertai diare dan muntah.Variasi dari morbili yang biasa ini adalah black measles, yaitu morbili yang disertai perdarahan pada kulit, mulut, hidung dan traktus digestivus.3. Stadium konvalesensiErupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang lama kelamaan akan hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering ditemukan pula kulit yang bersisik.Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk morbili.Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema atau eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi.Suhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi.Pengobatan Sebagian besar kasus hanya membutuhkan perawatan simtomatik dan pasien harus dirawat diruang isolasi.PencegahanVaksinasi seperti halnya rubellaPrognosis Campak tanpa konplikasi jarang menjadi fatal pada anak anak-anak yang sebelumnya sehat dan peyakit ini merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang penting pada anak yang mengalami mal nutrisi di Negara berkembang.

Sumber :Mandal, dkk. Lecture Notes Penyakit Infeksi. Erlangga Medical Series Edisi Keenam. Jakarta. 2008. 103-111. Soedarmo, Sumarmo S, Poorwo, Herry Garna, dkk.Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis edisi kedua. Jakarta. 2012. 109- 127

DEMAM BERDARAH DENGUE

A. DEFINISIDemam Berdarah Dengue ( dengue haemorrhagic fever, selanjutnyadisingkat DHF), ialah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengangejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah duahari pertama. Uji tourniquet akan positif dengan tanpa ruam disertai beberapa atausemua gejala perdarahan seperti petekie spontan yang timbul serentak, purpura,ekimosis, epitaksis. hematemesis, melena, trombositopenia, masa perdarahan danmasa protrombin memanjang, hematokrit meningkat dan gangguan maturasi megakariosit. Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome, selanjutnya disingkatDSS) ialah penyakit DHF yang disertai renjatan.B. ETIOLOGIPenyebab dari Dengue adalah virus dengue, bagian dari kelompok Flavivirus. Ada empat tipe virus dengue yang dikenal, yaitu DEN 1, DEN 2, DEN3 dan DEN 4. Meskipun keempat tipe memiliki antigen tertentu, antibodi yangmelawan masing-masing antigen tersebut hanya dapat menetralisir tipe antigenyang sama. Epidemik periodik berhubungan dengan timbulnya serotipe yang berbeda.Virus dengue ditransmisikan oleh nyamuk yang termasuk dalamkelompok Aedes. Merupakan jenis nyamuk kecil yang mengambil makanan dari manusia. Dominan pada manusia dan sangat jarang pada binatang. Nyamuk tersebut cenderung menggigit setiap saat dan biasanya ditemukan di tempat-tempat yang gelap di samping rumah penduduk. Nyamuk tersebut bertelur di air yang bersih atau di sekitar rumah (dalam pot bunga, dll).C. EPIDEMOLOGIEpidemi penyakit yang berhubungan dengan demam dengue pertama kalidilaporkan dalam literatur atau pustaka kedokteran terjadi pada tahun 1779 diBatavia (sekarang disebut Jakarta). Dan pada tahun 1780 di Philadelphia. Sejak saat itu epidemik telah dilaporkan di Calcutta (1824, 1853, 1871, 1905), IndiaBarat (1827), Hongkong (1901), Yunani (1927-1928), Australia (1925-1926,1942), Amerika Serikat (1922) dan Jepang (1942-1945).Dengue sering terdapat di daerah tropis terutama di Asia Tenggara, Afrikadan bagian selatan Amerika. Epidemik DHF yang terbesar terjadi di Kuba padatahun 1981 dengan 24.000 kasus DHF dan 10.000 kasus DSS. Pada tahun 1986dan 1987 angka kejadian Dengue dilaporkan di Brasil. Pada tahun 1988 epidemik dengue dilaporkan terjadi di Meksiko dan pada tahun 1990 kira-kira seperempat dari 300.000 penduduk yang tinggal di Iquitos Peru menderita Demam Dengue.Data yang terkumpul dari tahun 1968-1993 menunjukkan DHF dilaporkanterbanyak terjadi pada tahun 1973 sebanyak 10.189 pasien dengan usia padaumumnya di bawah 15 tahun. Penelitian di Pusat Pendidikan Jakarta, Semarang,Yogya dan Surabaya menunjukkan bahwa DHF dan DSS juga ditemukan padausia dewasa, dan terdapat kecenderungan peningkatan jumlah pasiennya.Vektor utama dengue di Indonesia adalah nyamuk Aedes aegypti, disamping pula Aedes albapidus. Vektor ini bersarang di bejana-bejana yang berisi air jernih dan tawar seperti bak mandi, drum penampung air, kaleng bekas dan lain-lainnyaAdanya vektor tersebut berhubungan erat dengan beberapa faktor, antaralain:1. Kebiasaan masyarakat menampung air bersih untuk keperluan sehari-hari.2. Sanitasi lingkungan yang kurang baik

3. Penyediaan air bersih yang langka.Daerah yang terjangkit DHF adalah wilayah yang ada penduduk, karena:1) Antar rumah jaraknya berdekatan, yang memungkinkan penularan karena jarak terbang 40-100 meter.2. A. Aegypti betina mempunyai kebiasaan menggigit berulang ( multiple biters), yaitu menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat.3. Dengan makin lancarnya hubungan lalu lintas, kota-kota kecil atau daerahsemiurban dekat kota besar pun saat ini menjadi mudah terserang akibat penjalaran penyakit dan suatu sumber di kota besar. Kasus DHF cenderung meningkat pada musim hujan, kemungkinan disebabkan: Perubahan musim mempengaruhi frekuensi gigitan nyamuk; karena pengaruhmusim hujan, puncak jumlah gigitan terjadi pada siang dan sore hari. Perubahan musim mempengaruhi manusia sendiri dalam sikapnya terhadapgigitan nyamuk, misalnya dengan lebih banyak berdiam di rumah selamamusim hujan.PATOFISIOLOGIProses patologi infeksi Dengue dimulai ketika adanya hubungan eratantara host dan vektor yang membawa virus. Manusia terinfeksi dengan virussetelah nyamuk yang terinfeksi menghisap darah dari host (manusia). Kasus yang jarang, transmisi virus dari manusia ke manusia melalui luka atau cedera akibat jarum suntik juga pernah dilaporkan.Infeksi dengan virus Dengue mempunyai spektrum gambaran klinis yangluas. Pada banyak kasus terutama pada anak-anak dibawah 15 tahun, pasien biasanya asimptomatis atau memiliki riwayat demam yang ringan. Demamdengue secara khas bersifat self-limited akut, yang terjadi setelah periodeinkubasi selama 4 7 hari. Pada anak lebih muda, dapat disertai dengan ruammakulo papular. Pada pasien yang lebih tua, penyakit biasanya ringan, denganonset demam tinggi yang mendadak, sakit kepala, nyeri retroorbital. Nyeri badan difus, kelemahan, muntah, serak, perubahan sensasi rasa dan ruammakulopapular. Virus dengue tidak ada di dalam aliran darah pada saat demam menghilang.Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit danmembedakan DF dengan DHF ialah meningginya permeabilitas dinding kapiler karena pelepasan zat anafilak-tosin, histamin dan serotonin serta aktivasi sistemkalikrein yang berakibat ekstravasasi cairan intra-vaskular. Hal ini berakibatmengurangnya volume plasma, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi,hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Plasma merembes selama perjalanan penyakitmulai dari saat pemulaan demam dan mencapai puncaknya pada saat renjatan. Pada pasien dengan renjatan berat, volume plasma dapat menurun sampai lebih dari 3 0%.Gambaran utama dari demam berdarah dengue adalah plasma leakage(kebocoran plasma). Hal ini berasal dari celah endotel dalam pembuluh darah bagian perifer tanpa adanya nekrosis atau inflamasi dalam endotelium. Demam berdarah dengue biasanya dimulai berupa gambaran demam dengue. Terjadinyademam akut (>40C) seperti yang terdapat pada demam dengue dan berakhir dalam 2 7 hari. Meskipun demikian, pada individu dengan demam berdarahdengue, demam dapat muncul kembali memberikan gambaran kurva demam bifasik atau saddle back yang tidak didapatkan pada individu dengan demamdengue. Sepanjang demam bifasik tersebut, pasien dengan demam berdarahdengue mengalami trombositopenia progresif, peningkatan hematokrit (20%diatas nilai rata-rata) yang menyebabkan haemokonsentrasi, manifestasi perdarahan yang berat (>50% pasien dengan tes tourniquet positif), dan efusi progresif (pleura atau peritonium). Syok hipovolemik dapat terjadi sebagai akibatkehilangan plasma yang besar, bila tidak segera diatasi dapat berakibat anoksia jaringan, asidosis metabolik dan bahkan kematian.Syok yang terjadi bersifat akut dan perbaikan klinis yang drastis setelah pemberian plasma ekspander yang efektif. Sebab lain kematian adalah perdarahan.Perdarahan pada demam berdarah dengue umumnya berkaitan dengantrombositopenia, gangguan fungsi trombosit dan kelainan koagulasi.Trombositopenia yang dihubungkan dengan meningkatnya megakariosit mudadalam sumsum tulang dan pendeknya masa hidup trombosit, hal tersebutmenunjukkan meningkatnya destruksi trombosit. Fungsi trombosit menurunmungkin disebabkan proses imunologis terbukti dengan terdapatnya kompleksimun dalam peredaran darah. Kelainan sistem koagulasi disebabkan di antaranyaoleh kerusakan hati yang fungsinya memang terbukti terganggu oleh aktivasisistem koagulasi.Masalah terjadi tidaknya DIC pada penderita DHF/DSS terutama penderitadengan perdarahan hebat sejak lama telah menjadi bahan pertentangan. Penyelidikan mutakhir Srichaikul dkk. (1977) membuktikan bahwa DIC secara potensial dapat terjadi juga pada penderita DHF tanpa renjatan, yang dapat dibuktikan dengan meningkatnya konsumsi fibrinogen disertai perubahanhematologis lain. Mereka beranggapan bahwa pada masa dini DHF, peranan DIC tidak menonjol dibandingkan dengan perembesan plasma, tetapi apabila penyakit memburuk sehingga terjadi renjatan dan asidosis , maka renjatan akan memperberat DIC sehingga peranannya akan menonjol. Renjatan dan DIC akan saling mempengaruhi sehingga penyakit akan memasuki renjatan ireversibel disertai perdarahan hebat, dan terlibatnya organ-organ vital yang biasanya diakhiri dengan kematian. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perdarahan kulit penderitaDHF pada umumnya disebabkan oleh faktor kapiler dan trombositopeni,sedangkan perdarahan masif ialah akibat kelainan mekanisme yang lebih komplekslagi, yaitu trombositopeni, gangguan faktor pembekuan dan kemungkinan besar oleh faktor DIC, terutama pada penderita dengan renjatan lama yang tidak dapatdiatasi disertai komplikasi asidosis metabolik.GAMBARAN KLINISInfeksi virus dengue pada manifestasi klinis yang bervariasi antara penyakit paling ringan ( mild undifferentiated febrile illness), dengue fever, dengue haemorrhagic fever dan dengue shock syndrome; yang terakhir dengan mortalitas tinggi yang disebab kan renjatan dan perdarahan hebat . Kasus demam berdarah dengue ditandai dengan empat manifestasi klinisyaitu demam tinggi, perdarahan, terutama perdarahan kulit, hepatomegali dankegagalan peredaran darah.Fenomena patofisiologi utama yang menentukan beratnya penyakit danmembedakan demam berdarah dengue dari demam dengue adalah meningginya permeabilitas kapiler pembuluh darah, menurunnya volume plasma, hipotensi,trombositopenia, dan diatesis hemoragik. Halstead mengemukakan gejala yangharus dipertimbangkan dalam diferensiasi demam berdarah dengue dengan demam dengue, adalah:1. DHF biasanya disertai dengan pembesaran hati.2. leukositosis seringkali ditemukan pada DHF, berlainan dengan demamdengue yang pada umumnya disertai dengan leukopenia berat.3. manifestasi perdarahan seperti petekhie, echimosis, uji tornikuet positif dan trombositopenia lebih menonjol pada DHF.4. limfadenopati, ruam makulopapular dan mialgia bersifat lebih ringan pada DHF.

DIAGNOSISInfeksi virus dengue dapat bersifat asimtomatik, atau dapatmenyebabkan demam yang tak terdiferensiasi, demam dengue dan demam berdarah dengue dengan kebocoran plasma (plasma leakage) dapatmenyebabkan syok hipovolemik.Kriteria klinis demam dengue :1. Suhu badan yang tiba-tiba meninggi2. Demam yang berlangsung hanya dalam beberapa hari3. Kurva demam yang menyerupai pelana kuda4. Nyeri tekan terutama di otot-otot dan persendian5. Adanya ruam-ruam pada kulit6. Leukopenia

Dalam menegakkan diagnosis DBD, beberapa indikator penting yang perlumendapat perhartian antara lain:Tanda dini infeksi dengue Indikator fase syok : demam tinggi hari sakit ke 4-5-, acial flushing - suhu turun- tidak ada tanda ISPA - nadi cepat tanpa demam- tidak tampak fokal infeksi -tekanan nadi turun/hipotensi- uji tornikuet positif - leukopenia