laporan pendahuluan 1 sorong

Upload: joko-wuryanto

Post on 20-Feb-2018

366 views

Category:

Documents


23 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    1/45

    Laporan Pendahuluan

    1 | Laman

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Rumah merupakan hak dasar manusia dan merupakan pencerminan jati diri manusia dalam satu

    kesatuan dan kebersamaan dengan lingkungan alamnya sebagaimana diamanatkan dalam pasal 28-h

    UUD 1945. Perumahan juga mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembentukan watak

    dan kepribadian bangsa. Negara bertanggung jawab melindungi segenap bangsa Indonesia melalui

    penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman agar masyarakat mampu bertempat tinggal

    serta menghuni rumah yang layak dan terjangkau di dalam perumahan yangsehat, aman harmonis,dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia.Pemerintah berperan dalam menyediakan dan

    memberikan kemudahan serta bantuan

    perumahan dengan mengacu pada UU No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan

    KawasanPermukiman. Salah satu upaya Permerintah tersebut adalah melalui Kementerian

    PekerjaanUmum dan Perumahan Rakyat menyelenggarakan rumah khusus. Rumah khusus

    diselenggarakan oleh pemerintah dalam rangka memenuhi kebutuhan khusus termasuk rumah bagi

    pejabatdan/atau pegawai negeri dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas.Perencanaan Rumah

    Khusus merupakan bagian yang intergal berupa perencanaan bangunan,besaran kavling,

    perencanaan tapak, perencanaan kawasan, bahkan perencanaan lingkungantermasuk prasarana,

    sarana dan utilitas umum. Pekerjaan Rencana Tapak dan DED Rumah Khusus ini

    mempertimbangkan aspek berikut:

    - menyesuaikan dengan kondisi alam dan kondisi budaya adat istiadat setempat termasuk

    kearifan lokal;

    - memperhatikan topografi dan kondisi lahan;

    - menggali potensi lokal dan memberi inovasi;

    - menggunakan teknologi sesuai dengan kondisi setempat, serta ramah lingkungan

    - output berupa rumah dan lingkungan;

    - outcome berupa peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat penghuni dan

    sekitarnya.

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    2/45

    Laporan Pendahuluan

    2 | Laman

    Cakupan pekerjaan untuk memperoleh lingkungan perumahan yang layak huni, sehat, harmonis dan

    teratur serta mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat penghuni dengan mempertimbangkan

    kualitas dan daya dukung lingkungan serta memperhatikan tata ruang wilayah dan kearifan lokal

    setempat adalah:

    - penyusunan site plan, block plan

    - pembuatan DED prasarana, sarana dan utilitas

    Tahapan pelaksanaan kegiatan meliputi:

    - tahap persiapan

    o pemahaman terhadap KAK

    o penyusunan rencana pelaksanaano pembahasan laporan pendahuluan

    - tahap pelaksanaan

    o kegiatan survei ke lapangan

    o focus group discussion

    o penyusunan DED

    o pembahasan konsep laporan akhir

    o penyusunan laporan akhir

    Maksud kegiatan ini adalah penyusunan Rencana Tapak dan DED Rumah Khusus yang dapat

    menjadi acuan bagi penerima manfaat sebagai penghuni rumah khusus dan Pemerintah Daerah

    atau instansi pemohon bantuan sebagai pengelola rusus. Tujuan kegiatan ini adalah terwujudnya

    Rencana Tapak dan DED Rumah Khusus yang layak huni, sehat, harmonis dan teratur serta

    mampu menunjang pelaksanaan tugas yang mempertimbangkan kualitas dan daya dukung

    lingkungan serta memperhatikan tata ruang wilayah dan kerarifan lokal setempat.

    Indikator keluaran (kualitatif) adalah terselenggaranya kegiatan penyusunan Rencana Tapak

    danDED Rumah Khusus. Keluaran (kuantitatif) berupa laporan pelaksanaan kegiatan berupa:

    LaporanPendahuluan, Konsep Laporan Akhir, dan Laporan Akhir.

    Hasil dari kegiatan ini adalah Buku Rencana Tapak dan DED Rumah Khusus memuat:

    - rumusan tujuan, sasaran, dan visi kawasan

    - analisis zona awal wilayah perancangan

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    3/45

    Laporan Pendahuluan

    3 | Laman

    - kriteria perancangan

    - prinsip perancangan

    - komponen perancangan.

    Buku ini juga menuangkan:

    - tata guna lahan (land use) yang mewadahi aktivitas kegiatan dalam kawasan termasuk

    kepadatan penduduk

    - bentuk dan massa bangunan, meliputi intensitas bangunan, KDB, KLB, ketinggian

    bangunan

    - moda transportasi makro dan mikro

    - sirkulasi kendaraan dan parkir- ruang terbuka hijau dan pola tata hijau

    - jalur pejalan kaki termasuk difabel

    - sarana penunjang lingkungan, seperti: masjid, gereja, MCK, pusat belanja, ruang komunal

    I.2. Tujuan Dan Sasaran.

    Tujuan :a. Mendukung Program Pengembangan Kawasan melalui pembangunan Prasarana Dan Sarana

    b. Pembangunan Prasarana Dan Sarana Dasar kewilayahan yang terbangun benar-benar

    bermanfaat serta menunjang pengembangan desa sebagai Desa Pusat Pengembangan

    Kawasan Khusus berbasis potensi lokal.

    c. Terdapatnya data akurat yang akan dipakai sebagai acuan pembuatan Program

    Pembangunan.

    d. Memperlancar arus pergerakan orang, barang dan jasa dalam kaitan hubungan fungsional

    antara pusat dan daerah lainnya, dan antara pusat dengan wilayah pengaruh (hinterland)

    Sasaran :

    a. Melakukan penyiapan design kebutuhan prasarana dan sarana dasar kawasan

    b. Melakukan design kebutuhan prasarana dan sarana kawasan dengan basis pertanian dan

    industri pengolahan.

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    4/45

    Laporan Pendahuluan

    4 | Laman

    c. DED dilakukan terhadap kebutuhan Prasarana dan Sarana yang membutuhkan dukungan dari

    segenap stakehoulder.

    d. DED dilakukan terhadap hal-hal yang menjadi penghambat kegiatan distribusi sarana

    produksi dan pemasaran hasil produksi melalui pusat-pusat yang terstruktur secara hirarkis.

    e. DED terhadap pemenuhan untuk kebutuhan fasilitas pelayanan umum

    lingkunga/permukiaman.

    I.3. Ruang Lingkup dan Jenis Kegiatan.

    Cakupan Kegiatan ini adalah sebagai berikut :1. Survey Investigasi lokasi baik secara fisik, non fisik maupun secara peraturan (Rencana

    Tata Ruang Kabupaten Sorong)

    2. Survey Investigasi Kawasan yang dianggap masuk dalam wilayah Hinterland

    3. Konsep dasar pengembangan Prasarana dan Sarana Kawasan Khusus

    4. Menyusun Laporan penanganan utnuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

    5. Perencanaan Detail Engineering Design.

    Pokok-pokok kegiatan meliputi :

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    5/45

    Laporan Pendahuluan

    5 | Laman

    1.4 .Hipotesis Kekhususan Lokasi dan Sumber Daya Manusia

    a. Hipotesis Kekhususan Lokasi

    Pada Bulan Agustus 2015, Jepang menyelenggarakan Simposium Sagu Internasional dengan thema

    The Sago Support Human and Planet Walfare. Symphoium yang diselenggarakan untuk ke 12

    kalinya ini, menunjukkan betapa Sagu merupakan tanaman potensial penghasil krbohidrat dengan

    banyak kelebihan dibanding yang dihasilkan oleh tumbuhan lain. Pelajaran yang dapat dipetik dari

    Symphosium itu adalah, bahwa pertama Indonesia terutama papua memiliki hutan sagu seluan 5 juta

    Ha yang esetara dengan 150 Juta Ton karbohidrat per tahun, yang dapat menghidupi tidak saja

    penduduk Indonesia, tetapi juga seluruh penduduk dunia. Apabila terjadi cuaca ekstrim di bumi,

    hanya tanaman sagu yang mampu bertahan, yang selanjutnya menjadi tempat bergantung penghuniPlanet Bumi sebagai penyedia makanan. Kedua Tanaman sagu merupakan tanaman dengan tingkat

    emisi paling rendah dibanding dengan tanaman komoditas yang lainnya (membandingkan antara

    Beras, Kelapa Sawit dan Sagu). Ketiga Sagu merupakan pati yang sehat, tindak mengandung gluten

    sebagaimana terigu yang mempunyai potensi menyebabkan berapa gangguan kesehatan, serta

    mempunyai indeks glikemik rendah yang secara lambat tercerna menjadi gula, sehingga kadar gula

    dalam darah lebih rendah dari karbohidrat dari tepung lainnya, yang baik bagi penderita penyakit

    tertentu yang rentan tehadap tingginya kadar gula dalam darah.Keempat, Produktifitas Sagu masih

    terlalalu kecil dibanding dengan potensinya. Baru beberapa tahun sagu mulai diolah secara Industri.

    Di wilayah bagian barat indonesia, sagu sudah menjadi produk penyumbang PAD terbesar, yaiutu di

    Kabupaten Meranti. Semantara di Wilayah bagan Timur, melalui BUMN dibangun pabrik

    pengolahan sagu terbesar kedua di dunia di Kabupaten Sorong Selatan.

    Kecenderungan Sorong selatan sebagai pabrik skala Besar adalah untuk memperodukdi tepung

    dengan orientasi ekspor, dengan Tim Ahli dari Perhutani, BPPT dan IPB. Keberadaan pabrik ini

    akan membawa dampak pada penyerapan tenaga Kerja yang relatif banyak.

    Berbeda dengan industri yang mengolah sagu secara besar di Sorong Selatan. Kawasan rumah yang

    direncananakan dengan fungsi khusu ini, lebih membumi dan membawa peningjkatan pendapatan

    untuk kelompok menengah kebawah. Ke khususan dari kawasan/rumah ini adalah, bahwa kawasan

    akan dibangun, dengan mengadalkan pada industri sekala kecil yang bisa dikelola oleh 5 sd 10 rang

    tenaga kerja. Yang akan menghasilkan sekitar 2 ton tepung perhari. Hasil dari tepung akan diolah

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    6/45

    Laporan Pendahuluan

    6 | Laman

    oleh Ibu rumah tangga sebagai bahan pembuatan makanan, baik mie sagu, mie sagu kering, dan

    aneka makanan yang bisa dibuat oleh tepung berbahan terigu, seperti aneka kue , baik basah maupun

    kering, seperti tekwan, pastel, sejalan dengan program ketahanan pangan dan diversifikasi pangan

    lokal yang sedang digalakkan oleh pemerintah.

    Kawasan ini diharpkan berfungsi sebagai pusat informasi, pusat pengumpulan produksi dan pusat

    pelayanan kegiatan Khusus. Hal ini berarti Kawasan rumah khusus diharapkan dapat memacu,

    menarik/menghela, mengembangkan kegiatan Agrobisnis-sagu based nya. Misal menjad pusat

    jajaan atau oleh oleh khas lainnya, sebagaimana yang terjadi di Jogja dengan bakpiana, Sumedang

    dengan Tahunya, Bandung dengan Pueyemnya, Magelang dengan Gethuknya, bogor dengan

    Asininanya dst.Secara garis besar pemanfaatan sagu dapat digambarkan dalam bagan berikut.

    Gambar 1. Industri Pengolahan Berbasis Pohon Sagu

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    7/45

    Laporan Pendahuluan

    7 | Laman

    Kawasan Khusus berbasis pengolahan Sagu ini, juga diproyeksikan menjadi model pengembangan

    kawasan dengan berbasis pada pengolahan sagu bagi kawasan/daerah lain. Mengingat operasinalnya

    relatif mudah, tidak membutuhkan keahlian tinggi, sedangkan penjualan maupun pengolahan

    makanan lainnya tidak memberlikan investasi yang besar, yang cukup dengan pembiayan dari KUR,

    KUBE., Dana Desa, CSR perusahaan maupun program pemberdayaan masyarakat.

    Dari bagan diatas, bisa dilihat bahwa salah satu hasil produk samping dari Industr i pengolahan sagu

    adalah dimanfaatklannya limbah sebagai media budiday jamur, sebagai pakan ternak dan sebagai

    penyedia listrik. Penelitian yang dilakuakan BPPT menunjukkan bahwa listrik yang dihasilkan dari

    limbah penggilingan sagu, hanya digunakan sekitar 30% nya saja untuk keperluan Industri sagu itusendiri, dengan demikian 70% sisanya bisa digunakan sebagai penerangan rumah di sekitarnya, atau

    sebagai penyedi energi bagi industri kecil lainnya.

    Dengan mulai berprodukasinya Industri Sagu yang dikelola oleh BUMN pada tahun 2016, akan

    terbentuk jalur distribusi tepung sagu dari Papua, ke Pulau Jawa maupun langsung ke Negara

    pengimpor, hal ini mebawa jaminan bahwa tepung sagu yang akan dihasilkan oleh industri skala

    masyarakatpun apabila. tidak terserserap, bisa dijual keluar daerah mengikuti jalur disttibusi yang

    sdh ada.

    b. Hipotesis Sumber Daya Manusia

    Sumber Daya Manusia di sekitar Desa Makbusun Pedesaan merupakan kawasan yang sudah

    berinteraksi dengan daerah luar. Selain penduduk asli, banyak pendatang yang mempunyai

    pengetahuan dan wawasan luas dalam mengembangkan usaha mapun menerima pengetahuan baru.

    Di lain pihak penduduk setempat yang berinteraksi dengan pendatang yang pada awalnya sangat

    bersahaja yakni walaupun mereka sudah banyak mempunyai keinginan dan pengetahuan terhadap

    permasalahannya namun belum dapat menjadikannya sebagai sumber pengdapata baru. Oleh karena

    itu harus digali secara arif dan bijaksana unruk mengungkapkan keinginan dan pengethuan

    masyarakat tersebut, antara lain :

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    8/45

    Laporan Pendahuluan

    8 | Laman

    a. Keinginan masyarakat yang umum di daerah pedesaan adalah ingin disejajarkan dengan

    orang-orang kota (relative) misalnya penerangan listrik dan informasi.

    b. Keinginan untuk mempunyai produksi pertanian yang sejajar dengan produsen yang lebih

    tinggi.

    c. Keinginan pemasaran hasil produksi yang lebih luas, lancar dan mudah.

    Kabupaaten Sorong adalah daerah tujuan transmigrasi yang sekarang sudah berkembang pesat.

    Sebagai pendatang, mereka mempunyai etos kerja dan produktivitas tinggi. Karena kedatangan

    mereka untuk memperoleh penghidupan yang lebih baik. Kelompok masyarakat ini bisa dijadikan

    motor penggerak untuk kegiatan inudtri percontohan yang pada kelanjutannya, masing-masing

    pelaku , bisa menjadi pemandu/contoh/instruktur Kegiatan Industri Pengolahan sagu padalokasi/kawasan lain.

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    9/45

    Laporan Pendahuluan

    9 | Laman

    BAB II. PENDEKATAN UMUM PERENCANAAN

    2. 1. UmumMetodologi dan Rencana Kerja yang digunakan pada tahapan pelaksanaan pekerjaan Perencanaan

    Siteplan dan DED Lahan Siap Bangun untuk Pembangunan Rumah Khusus termasuk hasil kerja,

    fasilitas pendukung, jadwal pelaksanaan dan penugasan personil, kebutuhan staf menunjang, serta

    pola kerja, analisis permasalahan, pemecahan masalah, dilengkapi dengan kontribusi masing-

    masing tenaga ahli dalam segala kegiatan dan laporan.

    2. 2. Khusus

    Pengembangan Rumah Khusus pada dasarnya adalah upaya untuk lebih menggali potensi kegiatan

    ekonomi masyarakat penerima manfaat, sektor ekonomi terutama produk Pertanian unggulan yang

    dapat dikembangkan atau yang telah ditentukan pada kawasan yang mempunyai Nilai

    Pemgembangan yang berprospek ke depan, berdasarkan kriteria tertentu antara lain produknya

    berbahan baku lokal dan memiliki daya saing yang cukup kuat di pasaran.

    Analisis Interaksi di daerah pedesaan seperti Kawasan Khusus Desa Pertanian, Desa Nelayan

    maupun Desa Pariwisata, baik dalam lingkungan Kabupaten Sorong, maupun di luar Kabupaten

    Sorong (Raja Ampat) memperhitungkan hasil produksi pertanian maupun pemasaran yang akan

    melewati satu jalur jalan yang menuju ke pusat

    Gambar 2.Hubungan Antar Kawasan

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    10/45

    Laporan Pendahuluan

    10 | Laman

    Sedangkan untuk pusat pertumbuhan diperhitungkan komoditas apa yang akan ditampung beserta

    volumenya. Pada pusat pertumbuhan, langkah-langkah untuk mengantisipasi melonjaknya hasil

    produksi pertanian, terutama komoditas unggulan yang direncanakan. Untuk mengantisipasi

    meningkatnya kegiatan pertanian, sebagai pusat pertumbuhan perlu menyiapkan diri antara lain

    penyediaan pergudangan, tempat parkir kendaraan, tempat penyuluhan, pasar, dan terminal untuk

    menampung kemungkinan melonjaknya pengunjung ke lokasi Pusat Pertumbuhan.

    Dengan makin mendapatkan tempatnya Sagu sebagai tanaman Asli Papua dalam konteks

    pengembangan Komuditas unggulan, dimana Kabupaten Sorong Selatan menjadi pusat

    pengembangan Produksi Sagu Nasional dengan Investasi diatas 100 M dan dengan kapastitas 30

    ribu Ton setahun. Maka akan akan terdapat peluang untuk membuat inudtri pengolahan produksagu untuk diversifikasi olahan pangan berbahan bagu tepung sagu, maupun produksi beras

    berbahan baku Sagu, sebagai pengganti beras.

    Pada perumahan Khusus paling sedikit harus mempunyai Prasarana dan Sarana yang akomodatif

    terhadap kegiatan Pengembangan Agro-industry, antara lain :

    a. Jaringan trsnportasi yang dapat menghubungkan antara daerah hinterland dengan pengolahan

    hasil produksi Sagu.

    b. Jaringan trsnportasi yang dapat menghubungkan rumah khusus dengan tempat pemasaran

    produksi Sagu

    c. Gudang sebagai tempat pengumpulan/penyimpanan, dan pengolahan hasil produksi.

    d. Tempat parkir bagi kendaraan yang dapat mengangkut hasil produksi pertanian/batang sagu

    sampai dengan kapasitas angkut 5 ton.

    e. Pasar sebagai tempat transaksi hasil produksi

    f. Rumah produksi Sagu dengan kapasitas 2 ton perhari

    g. Rumah sebagai produsen home industri berbasis sagu

    h. Rumah makan atau restaurant yang menyajikan akanan bebrbahan sagu

    i. Sarana dan prasarana sebgaimana yang dipersyaratkan untuk rumah yang layak huni.

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    11/45

    Laporan Pendahuluan

    11 | Laman

    Proses pembentukan pemahaman masyarakat terhadap Konsep Dasar Rumah Khusus diharapkan

    tidak akan menemui kesulitan karena pada dasarnya merupakan perbaikan terhadap kebutuhan akan

    lingkungan perumahan yang dibutuhkan oleh calon penerima manfaat dengan menambahkan

    peluang usaha bagi peningkatan pendapatan maupun usaha baru. Pengertian Khusus adalah kawasan

    yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya system dan usaha khusus (Agroindustri berbahan

    dasar sagu) serta mampu melayani, mendorong, menarik menghela kegiatan pembagunan sayarakat

    sekitarnya.

    2.3. Landasan Hukum

    Dasar hukum, tugas dan fungsi/kebijakan:-Undang-undang No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

    -Undang-undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang

    -Undang-undang No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

    -Peraturan Pemerintah no. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang No. 28

    tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

    -Peraturan Pemerintah no. 88 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan

    Permukiman

    -Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no. 6 tahun 2007 tentang Pedoman Umum Tata Bangunan dan

    Lingkungan

    -Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no. 26 tahun 2007 tentang Tim Ahli Bangunan Gedung

    -Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no. 45 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan

    Bangunan Gedung Negara

    -SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan

    -Pedoman Teknis Prasarana Jalan Perumahan (Sistem Jarian dan Geometri Jalan)

    2.4. PENDEKATAN TEKNIS

    Pembangunan perumahan merupakan faktor penting dalam peningkatan harkat dan martabat, mutu

    kehidupan serta kesejahteraan manusia yang perlu dikembangkan secara terpadu, terarah, terencana

    serta berkelanjutan/berkesinambungan. Dalam menentukan besaran standar untuk perencanaan

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    12/45

    Laporan Pendahuluan

    12 | Laman

    lingkungan perumahan yang meliputi perencanaan sarana hunian, prasarana dan sarana lingkungan

    digunakan pendekatan besaran kepadatan penduduk.

    Dengan menentukan besaran standar perencanaan lingkungan perumahan ini, maka dapat

    dipertimbangkan sistem blok/grup bangunan/cluster untuk memudahkan distribusi sarana

    lingkungan dan manajemen pengelolaan administratifnya. Rumah khusus yang direncanakan

    merupan hunian tidak bertingkat berupa rumah tunggal, rumah kopel dan rumah deret.

    Asumsi dalam penentuan besaran lingkup perencanaan adalah:

    1. lingkungan siap huni yang dimaksud merupakan pengembangan kawasan atau pembangunan barukawasan

    2. dengan acuan pada SNI 03-1733-2004 hal 19 bahwa kebutuhan luas per orang dewasa adalah 9,6

    m2 dan per orang anak adalah 4,8 m2

    3. untuk jumlah penghuni 2 orang dewasa dan 1 anak, kebutuhan luas lantai minimum adalah 36 m2

    4. untuk jumlah penghuni 2 orang dewasa dan 2 anak, kebutuhan luas lantai minimumadalah 43,2

    m2 atau dibulatkan menjadi 45 m2

    5. jika koefisien dasar bangunan adalah 50%, maka kebutuhan kavling minimum untukkeluarga

    dengan anggota 3 orang adalah 72 m2

    6. jika koefisien dasar bangunan adalah 50%, maka kebutuhan kavling minimum untukkeluarga

    dengan anggota 4 orang adalah 90 m2

    7. jika total hunian yang direncanakan adalah 60 unit rumah dengan asumsi 50% adalah rumah tipe

    36 dan sisanya tipe 45, maka asumsi kepadatan penduduk adalah 210 jiwa

    Secara garis besar pekerjaan Perencanaan Siteplan dan DED Lahan Siap Bangun untuk

    Pembangunan Rumah Khusus dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu

    1. Tahap survei lapangan terkait pengukuran lapangan;

    a.. Pekerjaan Survey dan Pengukuran Topografi

    Pekerjaan Survey dan Pengukuran Topografi dalam studi dan detail engineering desain kawasan

    Khusus antara lain meliputi :

    - Pengukurran topografi (cross section, longitudinal section)

    - Pengukuran areal (lahan) tempat penjemuran padi

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    13/45

    Laporan Pendahuluan

    13 | Laman

    b. Pekerjaan Survey Geoteknik

    Pekerjaan Survey dan Geoteknik dalam studi dan detail engineering desain kawasan Khusus

    meliputi kegiatan sebagai berikut :

    - Analisa kondisi struktur kadar air tanah

    - Analisa mekanika tanah.

    2. Tahap penyusunan rencana rinci (DED); dan

    3. Tahap penyusunan rencana tapak (siteplan).

    A. PENENTUAN LOKASI

    Lokasi Rumah Khusus harus sesuai dengan rencana peruntukan lahan yang diatur dalam Rencana

    Tata Ruang Wilayah (RTRW) setempat dan memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:

    1. kriteria keamanan; bukan merupakan:

    - kawasan lindung

    - kawasan olahan pertanian

    - kawasan hutan produksi

    - daerah buangan limbah

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    14/45

    Laporan Pendahuluan

    14 | Laman

    - daerah bebas bangunan pada area bandara

    - daerah dibawah jaringan listrik tegangan tinggi

    2. kriteria kesehatan, bukan merupakan:

    - daerah yang mempunyai pencemaran udara di atas ambang batas

    - daerah yang mempunyai pencemaran air permukaan dan air tanah dalam

    3. kriteria kenyamanan berupa:

    - kemudahan pencapaian

    - kemudahan komunikasi internal/eksternal, langsung/tidak langsung

    - kemudahan berkegiatan (tersedia prasarana dan sarana lingkungan)4. kriteria keindahan/keserasian/keteraturan berupa:

    - penghijauan

    - mempertahankan karakteristik topografi dan lingkungan yang ada

    5. kriteria fleksibilitas dengan mempertimbangkan kemungkinan pertumbuhanfisik/pemekaran

    lingkungan perumahan dikaitkan dengan kondisi fisik lingkungan dan keterpaduan prasarana

    6. kriteria keterjangkauan jarak dengan mempertimbangkan jarak pencapaian ideal kemampuan

    orang berjalan kaki terhadap penempatan sarana dan prasarana-utilitas lingkungan 7. kriteria

    lingkungan berjati diri dengan mempertimbangkan keterkaitan dengan karakter sosial budaya

    masyarakat setempat.

    Lokasi perencanaan perumahan harus berada pada lahan yang jelas status kepemilikannya, dan

    memenuhi persyaratan administratif, teknis dan ekologis. Lokasi harus mempertimbangkan

    pengaruhnya terhadap lingkungan.

    Adapun persyaratan fisik lingkungan perumahan adalah:

    1. lahan tidak berada dibawah permukaan air setempat, kecuali dengan rekayasa / penyelesaian

    teknis

    2. kemiringan lahan tidak melebihi 15%, dengan ketentuan

    - tanpa rekayasa untuk kawasan yang terletak pada lahan dengan kemiringan 0-8%

    - dengan rekayasa teknis untuk lahan dengan kemiringan 8-15%

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    15/45

    Laporan Pendahuluan

    15 | Laman

    Tabel Kesesuaian penggunaan lahan berdasarkan kemiringan lereng

    Melalui kriteria tersebut, sudah didaptkan/ditetapkan lokasi wilayah kampung Makbusun 1-3,Distrik Mayamuk. Kabupaten Sorong).

    Gambar 3. Peta Administratif Propinsi Papua Barat

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    16/45

    Laporan Pendahuluan

    16 | Laman

    Gambar.4.Petaadministrasi Distrik diwilayahKabuatenSorong

    Gambar.5.PetaAdministratifDistrikMayamuk

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    17/45

    Laporan Pendahuluan

    17 | Laman

    Gambar6.PosisiGeografisKampungMaksubun

    Gambar 7. Peta Kampung Makbusun.

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    18/45

    Laporan Pendahuluan

    18 | Laman

    B. TAHAP SURVEY LAPANGAN

    Setelahditetapkan

    lokasi

    perencanaan,

    dilakuakan

    survei

    berupa

    pengukuran

    dan

    pemetaan.

    METODE PENGUKURAN

    1. Pengukuran bidang tanah objek meliputi pengukuran kerangka utama atau yang

    disebutpengukuran poligon baik poligon utama dan poligon cabang.

    2. Pengukuran Poligon Utama menggunakan titik yang diikatkan pada hasil koordinatyangdidapatkan dari GPS handheld (alat/gawai). Poligon utama yang digunakan

    adalahpoligon terbuka untuk menjangkau bidang bidang tanah yang cukup luas. Alat

    yangdigunakan dalam pengukuran poligon adalah Theodolit.

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    19/45

    Laporan Pendahuluan

    19 | Laman

    3. Pengukuran poligon cabang diikatkanpada poligon utama. Fungsi poligon cabang

    adalahmembantu pengikatan apabila tidak terlihatnya bidang tanah dari poligon

    utama.Pengukuran poligon cabang menggunakan alat Theodolit.

    4. Pengukuran Bidang Tanah dilakukan secara terrestris dan menggunakan metode

    polar.Pengukuran bidang tanah diikatkan pada poligon utama atau poligon cabang

    tergantungdari jangkauan bidang tanah tersebut terhadap kerangka pengukuran. Pengukuran

    jarakdilakukan secara manual dan secara optis. Jarak secara manual menggunakan

    rollmeterbaja yang lurus dengan panjang 50 60 meter. Sedangkan pengukuran jarak secara

    optismenggunakan Theodolit.

    Gambar 8. Ilustrasi proses pengukuran (sumber: Google)

    Gambar 9. Ilustrasi gambar pemetaan (sumber: Google)

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    20/45

    Laporan Pendahuluan

    20 | Laman

    C. TAHAP PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA TAPAK DAN DED RUMAH KHUSUSStrukturdansistematikandokumenRencanaTapakdanDEDRumahKhusus

    Kebutuhan data dan informasi untuk analisis diperlukan pada saat memulai perencanaan lingkunganperumahan dalam memenuhi persyaratan kelengkapan administratif bagi lingkungandan memenuhi

    kebutuhan sumber data saat analisis.Tabel Lembar kontrol kebutuhan data dan informasi untuk

    keperluan analisis perencanaan lingkungan perumahan

    Tabel Lembar kontrol kebutuhan data dan informasi untuk keperluan analisis perencanaan

    lingkungan perumahan

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    21/45

    Laporan Pendahuluan

    21 | Laman

    No Jenis data yang diperlukan Keluaran untuk Analisis

    1DataTeknis

    Kependudukan

    1.jumlahpenduduk

    2.jumlahpendudukmenurutusia

    3.jumlahpendudukmenurutjeniskelamin

    4.jumlahpendudukmenurutpendidikan

    5.jumlahpendudukmenurutagama

    6.jumlahkepalakeluarga

    7.jumlahanggotakeluarperKK

    8.tingkatpendapatanpenduduk

    9.jenispekerjaanpenduduk

    1.jenissarana

    2.kebutuhanluasruangsarana

    3.bentuk/jenissarana

    4.kebutuhaluaslahasarana

    5.programruangbangunansarana

    6.kebutuhanperkembanganlingkungan

    7.fasilitas/saranalingkungan

    8.peningkatankemampuankerja

    2 2KondisiSosialBudaya

    Penduduk

    1.karakteristiksosialbudaya

    2.deskripsihistoris

    3.strukturdanpolahidupkemasyarakatan

    4.rutinitasadat,aktifitas,normaadat

    setempat

    5.polapenyebaanpenduduk

    1.poladanzoninglingkungan

    2.kriteriadankarakterperumahan

    3.polatataruangdaribangunandan

    saranalingkungan

    4.kebutuhan

    jenis

    sarana

    lingkungan

    5. kebutuhan program ruang pada sarana

    lingkungan

    6.distribusisaranakomunikasidan

    transpotasi

    3 KondisiFisikArea

    Perancangan

    danLingkungan

    Sekitar

    1.topografi,meliputi:

    - kondisifisikpermukaantanah

    - kemiringanlahan

    - lapisangeologis

    - kedalamanmukaairtanah

    1.pembentukanmukatanah

    2.bentukbangunandankawasan

    3.rancangansistemdrainase

    4.rancangansistemdrainase

    5.rancangandanpolajalan

    6.rancangansistemsanitasi

    7.polatataruang

    8.polapembatasanlahanyangbolehterbangun

    9.polaalokasikawasanlindung

    10.alokasi

    kawasan

    cadangan

    2.geografi,meliputi:

    - letakgeografislokasiperencanaan

    terhadapkawasanlain

    - saranayangadadisekitarareasesuai

    dengantatagunalahan

    - batasadministrasi

    1.jaraksarana

    2.jumlahsarana

    3.bentuksarana

    4.radius/ruanglingkuplayanansarana

    5. hubungan ketata ruangan lokasiperencanaan

    denganlingkungansekitar3.iklim,meliputi:

    - orientasimatahari

    - lamapenyinaranmatahari

    - temperaturratarata

    - kelembapan

    - curahhujanratarata

    - musim

    - iklimmikro

    - kecepatanangin

    1.lokasi/letaksarana

    2.jenispenghubungantarbangunan

    3.bentukbangunan

    4.orientasibangunan

    5.tataletakbangunan

    6.ventilasi

    7.bukaanuntukpeneranganalamisianghari

    8.hubungan

    sirkulasi

    antar

    bangunan/sarana

    lingkungan

    9.kriteriapenyelesaianfisikdankarakter

    bangunandansaranalingkungan4.bencanaalam,meliputi:

    - anginpuyuh

    - gempabumi

    - banjir

    - longsor

    - bencanaalamlainnya

    1.tinggimukatanah

    2.struktur/konstruksi

    3.tataletakbangunan

    4.kriteriapreservasikawasanlindung

    danareacadangan

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    22/45

    Laporan Pendahuluan

    22 | Laman

    No Jenis data yang diperlukan Keluaran untuk Analisis

    5.

    vegetasi

    eksisting

    dan

    sekitar,

    meliputi:

    - jenispohonatautumbuhan

    - tinggimaksimalyangdapatdicapai

    - kemugkinanpemanfaatantanamanoeh

    penduduksekitar

    1.

    pola

    tata

    hijau

    3.jenispohonyangakanditanam

    4.polatataruangdaribangunandan

    lingkungan

    5.integrasidesainRTHdanjalurhijau

    6.penyelesaiansirkulasidankarakter

    wajahjalan(streescape)

    7.penyelesaiankarakterwajahbangunan

    sepanjangjalan(facade)

    6.saranalingkunganeksistingdansekitarmeliputi:

    jarakdanmacamfasilitas

    - kapasitaspelayanan

    - lokasidanlingkuppelayanan

    - polapenyebaran

    - pencapaianke

    sarana

    di

    luar

    lingkungan

    perumahan

    1.jeniskebutuhansarana

    2.jumlahdansayatampungsarana

    3.lingkuppelayanandanjarakantar

    sarana

    4 KarakterFisik

    Area

    Perencanaan

    danLingkungan

    Sekitar

    1.polagubahantataruanglingkungan

    perencanaandansekitar(urbanfabric),

    meliputi:

    - wajahjalan

    - facade

    - polablokhuniandansarana

    - polpertumbuhan

    - pencapaiankesaranaluarlingkungna

    perumahan

    1.jeniskebutuhansarana

    2.jumlahdansayatampungsarana

    3.lingkuppelayanandanjarakantar

    sarana

    5 Peraturan

    Setempat

    1.rencanatataruang,meliputi:

    - peruntukanlahan

    - rencanakepadatan

    penduduk

    - rencanajaringanjalan

    - rencanajaringantransportasiumum

    - rencanasistemdrainase

    - rencanasistempengolahanlimbahdan

    sampah

    - rencanajaringanlistrik

    - rencanajaringantelepon

    - rencanajaringanairbersih

    - KDB

    - KLB

    - GSB

    1.polatataruang

    2.jeniskegiatan

    3.jenis

    sarana

    yang

    dibutuhkan

    4.lingkuppelayanansarana

    5.lebarjalan

    6.sistemtrasnportasi

    7.teknologisistempengolahanlimbah

    dansampah

    8.kebutuhandansistemdistribusi

    listrikdantelepon

    9.kebutuhandansistempenyediaanair

    bersih

    2.peraturanbangunan,meliputi:

    - arsitekturbangunan

    - keselamatanbangunan

    - bahanbangunan

    1.luasbangunan

    2.tinggi

    bangunan

    3.jarakbangunan

    4.bentukbangunan

    5.sistemstrukturdankonstruksi

    bangunan

    6.sistempencegahankebakaran

    7.bahanbangunan

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    23/45

    Laporan Pendahuluan

    23 | Laman

    Dasar Rencana Tapak dan DED Rumah Khusus adalah RDTR Kabupaten yang bersumber dari

    RTRW Kabupaten

    Ketentuan dasar perencanaan rumah khusus pada hunian tidak bertingkat membutuhkanpenyediaan

    fasilitas penunjang berupa sarana lingkungan bersama. Penentuan luas minimum rata-rata

    perpetakan tanah dsasarkan pada kegiatan manusia, faktor alam, dan peraturanbangunanan setempat.

    Kebutuhan sarana lingkungan berdasarkan jumlah penduduk (berdasarkan asumsi jumlah penduduk

    sebanyak < 250 jiwa) lapangan olahraga

    No Jenis Sarana Kriteria

    1 1Saranapemerintahandanpelayananumum

    2 2Saranapendidikandanpembelajaran

    3 3Sarana

    kesehatan

    4 4Saranaperibadatan untukagamaIslam:mushola/langgar

    untukagamalainsesuaikebiasaanpenganut

    untukagamaIslam:

    mushola/langgar

    untukagamalainsesuai

    kebiasaanpenganut

    5 5Saranaperdagangandanniaga

    toko/warungyangmenjualbarangkebutuhanseharihari

    toko/warungyangmenjual

    barangkebutuhanseharihari

    padaradiuspencapaian300m

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    24/45

    Laporan Pendahuluan

    24 | Laman

    padaradiuspencapaian300mterletakditengah

    kelompoktetangga

    terletakditengah

    kelompoktetangga

    6 6Saranakebudayaandan

    rekreasi

    tergantungkondisi

    setempat

    tergantungkondisisetempat

    7 7Saranaterbuka,tamandan minimal1tamanseluas250m2denganradiuspencapaian

    100myangberadaditengah

    kelompoktetangga

    jalurhijau15m2perpenduduk

    yanglokasinyamenyebar

    Rumah layak huni dalam suatu kawasan harus dilengkapi dengan prasarana, sarana dan

    utilitas(PSU) yang memadai. Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian

    yangmemenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal layak, sehat, aman dan

    nyaman.Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk

    mendukungpenyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya dan ekonomi. Utilitas

    adalahkelengkapan penunjang untuk pelayanan lingkungan hunian. PSU perumahan dan

    kawasanpermukiman merupakan kelengkapan fisik untuk mendukung terwujudnya perumahan

    sehat,aman dan terjangkau. Dengan demikian, ketersediaan PSU merupakan kelengkapan dan

    bagianyang tidak terpisahkan dari upaya pengembangan kawasan perumahan dan

    kawasanpermukiman. Dukungan PSU yang memadai diharapkan dapat menciptakan dan

    meningkatkankualitas lingkungan perumahan. Kebutuhan prasarana lingkungan meliputi: jalan,

    jaringan drainase, jaringan air bersih, jaringan air limbah, jaringan persampahan, jaringan listrik,

    Gambar.10. Damija

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    25/45

    Laporan Pendahuluan

    25 | Laman

    jaringantelepon, jaringan transportasi lokal.Lingkungan perumahan harus menyediakan jaringan

    jalan untuk pergerakan manusia dankendaraan, dan berfungsi sebagai akses untuk penyelamatan

    dalam keadaan darurat.Perencanaan jaringan jalan mengacu pada Pedoman Teknis Prasarana Jalan

    Perumahan (Sistem Jaringan dan Geometri Jalan).

    Gambar.11. Sistem Jaringan dan Geometri Jalan

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    26/45

    Laporan Pendahuluan

    26 | Laman

    Kriteria teknis jalan adalah:

    1) lahan untuk daerah milik jalan telah tersedia;2) jenis konstruksi jalan yang dapat dibantu berupa jalan dengan laburan aspal atau jalan dengan

    lapis penetrasi makadam, beton atau paving blok; dan

    3) ketentuan mengenai kriteria teknis jalan sesuai pedoman teknis yang berlaku.

    Jenis / tipe perkerasan jalan terdiri :

    a. Flexible pavement (perkerasan lentur).

    b. Rigid pavement (perkerasan kaku).

    c. Composite pavement (gabungan rigid dan flexible pavement).

    Apapun jenis perkerasan yang dipilih, yang sangat penting diperhatikan adalah bahwa kekuatan dan

    keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung pada sifat-sifat dan daya dukung tanah

    dasar. Mengingat perkerasan jalan diletakkan di atas tanah dasar, maka secara keseluruhan mutu dan

    daya tahan konstruksi perkerasan tidak terlepas dari sifat tanah dasar.

    Tanah dasar yang baik untuk konstruksi perkerasan adalah tanah dasar yang berasal dari lokasi

    setempat atau dengan tambahan timbunan dari lokasi lain yang telah dipadatkan dengan tingkat

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    27/45

    Laporan Pendahuluan

    27 | Laman

    kepadatan tertentu, sehingga mempunyai daya dukung yang mampu mempertahankan perubahan

    volume selama masa pelayanan walaupun terdapat perbedaan kondisi lingkungan dan jenis tanah

    setempat.

    Faktor penting dalam perencanaan pemeliharaan dan peningkatan jalan antara lain adalah data

    kekuatan tanah dasar, sifat-sifat bahan, komposisi dan tebal lapis perkerasan yang ada. Banyak

    metode yang dapat dipergunakan untuk menentukan daya dukung tanah dasar. Di Indonesia daya

    dukung tanah dasar (DDT) pada perencanaan perkerasan lentur dinyatakan dengan nilai CBR

    (California Bearing Ratio), yaitu nilai yang menyatakan kualitas tanah dasar dibandingkandengan

    bahan standar berupa batu pecah yang mempunyai nilai CBR sebesar 100% dalammemikul beban

    lalu lintas. Kekuatan tanah dasar yang ada di lapangan seperti nilai CaliforniaBearing Ratio (CBR)tergantung pada kondisi pada saat pelaksanaan dan selama operasipelayanan berlangsung. CBR

    merupakan perbandingan beban penetrasi pada suatu bahandengan beban standar pada penetrasi dan

    kecepatan pembebanan yang sama.Alat uji tanah yang digunakan untuk menguji kualitas tanah,

    seberapa baik tanah digunakanuntuk lahan pertanian, perkebunan, bangunan, jalan, jembatan dan

    berbagai aplikasi yangmembutuhkan monitoring dan pengukuran kualitas tanah. Pengukuran yang

    bisa dilakukanmeliputi mengukur daya dukung tanah, kepadatan tanah, temperatur tanah,

    kelembaban tanah,kandungan unsur hara dalam tanah, kandungan air dalam tanah, dll. Adapaun alat

    uji tersebut adalah:

    CBR (California Bearing Ratio)

    DCP (Dynamic Cone Penetrator)

    BCD (Base Catalyzed Decomposition)

    Lingkungan perumahan harus dilengkapi jaringan drainase sesuai peraturan perundang yang berlaku

    mengenai tata cara perencanaan umum jaringan drainase lingkungan perumahan.

    Jaringna drainase berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan penerima air dan atau ke bangunan

    resapan buatan.

    Persyaratan teknis untuk drainase meliputi:

    a. penyediaan prasarana drainase dan bangunan pelengkap pada perumahan dan kawasan

    permukiman;

    b. penyediaan saluran drainase lingkungan;

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    28/45

    Laporan Pendahuluan

    28 | Laman

    c. kriteria teknis:

    Kriteria teknis drainase adalah:

    1) saluran drainase merupakan saluran terbuka dilengkapi dengan bangunan pelengkap;

    2) sistem drainase harus dihubungkan dengan badan air penerima, sehingga drainase dapat

    3) badan air penerima dapat merupakan sungai, laut, kolam, danau dan drainase

    kawasan/perkotaan; dan

    4) ketentuan mengenai kriteria teknis jalan sesuai pedoman teknis yang berlaku.

    Gambar.12. Isu Strategis Peangannan Drainase

    Gambar.13. Isu Strategis Peangannan Drainase

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    29/45

    Laporan Pendahuluan

    29 | Laman

    Gambar.13. Konservasi Air

    Gambar.14 Eco Drainase

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    30/45

    Laporan Pendahuluan

    30 | Laman

    Gambar.15 Penanganan Kualitas Air

    Setiap rumah harus dapat dilayani air bersih yang memenuhi persyaratan untuk keperluan rumah

    tangga. Elemen perencanaan jaringan air bersih meliputi kebutuhan air bersih, jaringna air bersih,

    kran umum dan hidran kebakaran. Jarak maksimum antar hidran kebakaran untuk daerah perumahan

    adalah 200 meter.

    Lingkungan perumahan harus dilengkapi jaringan air limbah sesuai peraturan perundangan berlaku.

    Elemen perencanaan pada jaringan air limbah adalah septik tank, bidang resapan, dan jaringan

    pemipaan air limbah.

    Lingkungan perumahan harus dilayani sistem persampahan. Masing-masing rumah harus dilengkapi

    tong sampah.Lingkuang perumahan harus dilengkapi perencanaan peneydiaan jaringan listrik sesuai ketentuan

    dan persayaratan teknis yang berlaku.

    Keluaran dari Pekerjaan Perencanaan Siteplan dan DED Lahan Siap Bangun untuk Pembangunan

    Rumah Khusus adalah :

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    31/45

    Laporan Pendahuluan

    31 | Laman

    Gambar.15 Ilustrasi Site Plan (sumber:Google)

    Gambar.16 Ilustrasi Klusteri(sumber:Google)

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    32/45

    Laporan Pendahuluan

    32 | Laman

    Gambar.17 Ilustrasi Model Bangunan (sumber: Google)

    Gambar.18 Ilustrasi Tipologi Rumah (sumber: Google)

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    33/45

    Laporan Pendahuluan

    33 | Laman

    Gambar.19. Ilustrasi Ruang Hijau(sumber: Google)

    Gambar.20 Ilustrasi Potongan Jalan (sumber: Google)

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    34/45

    Laporan Pendahuluan

    34 | Laman

    Gambar.21 Ilustrasi Penampang Jalan (sumber: Google)

    Gambar.22 Home Industridi Klaten (sumber:Trans TV)

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    35/45

    Laporan Pendahuluan

    35 | Laman

    Gambar.23 Home Industri Sagu Aren di Purwakarta

    Gambar.24 Ilustrasi IKM Sagu di Pandeglang

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    36/45

    Laporan Pendahuluan

    36 | Laman

    Gambar.25 Inovasi Makanan Berahan Sagu

    Gambar.26 Mie Sagu dan Beras Sagu

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    37/45

    Laporan Pendahuluan

    37 | Laman

    Gambar.27 Desiminasi Pemelitian Sagu

    D. SISTIM PELAPORAN

    Jenis

    Laporan

    Jadwal Jumlah Isi

    1.Laporan

    Pendahuluan

    1minggu

    setelahmasa

    penugasan

    10set

    termasuk1set

    asli

    PemahamanterhadapKAK;metodologi

    pelaksanaanpekerjaan;struktur

    organisasi

    pelaksanaanpekerjaan;jadwal

    rencanapenugasan

    2.Konsep

    LaporanAkhir

    6minggusetelahmasa

    penugasan

    10set

    termasuk1setasli

    Hasilanalissidata;konsep;kesimpulan;

    masukan;rekomendasi

    3.Laporan AkhirAkhirpelaksanaan 10set DokumenDED(A3);ExecutiveSummary;

    laporanpengukurantanah;prosiding

    kegiatan;dokumendata/literatur;albumdokumentasi

    2.5. RENCANA KERJA

    A. DESKRIPSI PEKERJAAN

    - Nama pekerjaan : Perencanaan Siteplan dan DED Lahan Siap Bnagun untuk Pembangunan Rumah Khusus

    - Satuan Kerja : Pengembangan Rumah Khusus dan Negara Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    38/45

    Laporan Pendahuluan

    38 | Laman

    - Lokasi Pekerjaan : Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat

    - Waktu Pelaksanaan : 2 bulan

    Rencana kerja merupakan suatu prosedur yang perlu dikerjakan untuk mencapai sasaran/target yang telah

    ditetapkan. PT Wahanacipta Bangunwisma menjabarkan rencana kerja dalam master schedule dan network

    planning yang secara besar meliputi:

    - Rencana jadwal waktu yang menyeluruh

    - Rencana pengerahan SDM, bahan dan peralatan

    - Rencana pemanfaatan data dan informasi, yang meliputi:

    - Data sarana publik (air, listrik dan lain-lain)

    - Data referensi untuk keperluan analisis (data/standar teknik, peraturan pemerintah/daerah, dll).

    B. JADWAL DAN TAHAPAN PEKERJAAN

    1. MOBILISASI PERSONIL KONSULTAN MK

    Adalah tahapan awal pekerjaan yang dilaksanakan oleh konsultan manajemen konstruksi, dilaksanakan 3 hari

    setelah SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) diperoleh.

    Mobilisasi terbagi atas Tim Inti dan Tim Lapangan. Tim Lapangan adalah tim surveyor sebanyak 3 tim.

    2. TAHAP PENGUMPULAN DATA DAN SURVEI LAPANGAN

    Diperkirakan akan berlangsung selama 2 minggu. Konsultan MK akan menugaskan Tim Inti untuk

    melakukan studi literatur dan pengumpulan data administratif di kabupaten / provinsi, sedangkan tim

    surveyor akan pengukuran dan pemetaan pada lokasi yang ditetapkan.

    3. TAHAP ANALISIS

    Diperkirakan akan berlangsung selama 3 minggu. Analisis dituangkan dalam Konsep Laporan Akhir yang

    dibahas dalam FGD di Kabupaten bersangkutan.

    4. TAHAP PERANCANGAN

    Diperkirakan akan berlangsung selama 3 minggu stelah proses pengumpulan data dan survei lapangan selesaidilaksanakan.

    5. TAHAP AKHIR

    Berupa kegiatan penyusunan Laporan Akhir yang diperkirakan akan berlangsung selama 3 minggu setelah

    selesai kegiatan FGD.

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    39/45

    Laporan Pendahuluan

    39 | Laman

    C. JADWAL PEKERJAAN PERENCANAAN SITEPLAN DAN DED LAHAN SIAP BANGUN

    UNTUK PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS

    D. STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN PT WAHANACIPTA

    BANGUNWISMA

    Pada dasarnya tugas dan tanggung jawab konsultan dalam pekerjaan ini adalah:

    1. Mengawasi tahapan pelaksanaan pekerjaan dan menjamin hasil dari pelaksanaan yang berkualitas, tepat

    waktu sesuai dengan jadwal dan program yang telah disepakati serta efisien dalam pembiayaan.

    2. Memperhatikan dan mengikuti pedoman dari pemberi tugas yang diwakili oleh pejabat pengelola kegiatan

    sesuai kondisi dan perkembangan di lapangan.3. Mengajukan permohonan ijin bila terjadi perubahan kepada tim teknis sesuai tingkat prioritasnya

    4. Menyediakan tenaga ahli yang ditetapkan dalam KAK selalu konsisten dalam melaksanakan kegiatan.

    Seluruh pelaksanaan kegiatan pekerjaan manajemen konstruksi ini akan terjamin keberhasilannya dan tepat

    waktu dengan hasil sesuai yang diharapkan karena langsung mendapat pengawasan dari perusahaan dalam

    hal ini Direktur. Secara operasional tim konsultan di bawah seorang team leader. Personil yang ditugaskan

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    40/45

    Laporan Pendahuluan

    40 | Laman

    dalam pelaksanaan manajemen konstruksi ini adalah personil yang dipilih atau dituntut memiliki kriteria

    tertentu sebagai berikut

    1. Penguasaan disiplin ilmu

    2. Jenjang pendidikan

    3. Pengalaman spesifik

    4. Penguasaan konsep dan prosedur pengawasan konstruksi

    5. Leadership

    Tim Konsultan Manajemen Konstruksi PT Wahanacipta Bangunwisma yang dipimpin oleh seorang

    Team Leader terdiri dari:

    1. Tim Inti/Core Team merupakan 1 orang Ahli Arsitektur, 1 orang Ahli Struktur, 1 orang Ahli Tata Ruang, 1

    orang Ahli Kuantitas Biaya masing-masing tenaga ahli dibantu 2 orang asisten. Tenaga ahli ini dan TeamLeader akan berkedudukan di Jakarta.

    2. Tim Surveyor terbagi atas 3 tim yang akan melakukan pengukuran dan pemetaan secara bersanma-sama

    sesuai dengan lokasi yang telah ditetapkan.

    3. Tenaga pendukung yang berkedudukan di Jakarta yaitu 7 orang operator komputer, dan 1 orang sekretaris

    serta 1 orang office boy.

    1. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    41/45

    Laporan Pendahuluan

    41 | Laman

    2. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERSONIL

    Team Leader :

    a. Sebagai penanggung jawab keseluruhan pekerjaan dan organisator seluruhpelaksana.

    b. Mengawasi dan memonitor bahwa pelaksanaan pekerjaan sesuai denganjadwal dan spesifikasi

    mutu.

    c. Mengendalikan dan memberikan arahan kepada Core Team dalammelaksanakan perencanaan.

    d. Menyiapkan bahan serta mengkoordinasi tindak lanjut yang diperlukan.

    e. Mengkonsolidasi laporan laporan yang diperlukan.

    f. Melakukan kunjungan lapangan.

    g. Melakukan koordinasi dengan penyedia jasa dan stake holder.

    h. Bersama-sama penyedia jasa melaksanakan FGD

    Tim Inti (Core Team) :a. Melakukan pengumpulan data, analisis dan perencaan sesuai bidang keahlianmasing-masing

    b. Memberikan masukan desain sesuai bidang keahlian.

    c. Menyiapkan laporan kepada team leader.

    d. Membantu team leader dalam penyelenggaraan FGD

    Tim Surveyor

    a. Melakukan pengumpulan data lokasi.

    b. Melaksanakan pengukuran.

    c. Membuat pemetaan.

    d. Menyusun laporan pengukuran lahane. Membuat dokumentasi kegiatan

    4. JADWAL PENUGASAN PERSONIL

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    42/45

    Laporan Pendahuluan

    42 | Laman

    4. KOMPOSISI DAN PENUGASAN TIM

    TENAGA AHLI

    Nama

    Personil

    Perusahaan Tenaga

    Lokal

    Lingkup

    Keahlian

    Posisi

    Diusulkan

    Uraian Pekerjaan Jumlah

    Orang

    Bulan

    Ir. Arifadi PTWahana

    ciptaBangun

    wisma

    Lokal Perencana

    an

    Kota/Wila

    yah

    Team

    Leader

    a. Sebagai penanggung

    jawabkeseluruhanpekerjaan dan

    organisatorseluruhpelaksana.

    b.Mengawasidanmemonitor

    bahwapelaksanaan

    pekerjaan

    sesuaidenganjadwal

    c.Mengendalikandan

    memberikan arahan kepada Core

    Team dalam melaksanakan peker

    jaan.

    d.MembantuPenggunaJasa

    dalampelaksanaanFGD

    e. Melnghadiri rapat dan menyi

    apkan bahan serta mengkoordinasi

    tindaklanjutyangdiperlukan.

    f.Mengkonsolidasilaporan

    laporanyangdiperlukan.

    g.Melakukan

    kunjungan

    lapangan.

    h.Melakukankoordinasidengan

    penyediajasa.

    2

    JokoWuryanto,ST

    PTWahana

    ciptaBangun

    wsma

    Lokal Arsitektur ArsitekturTA

    a.MembantuTeamLeader

    dalamdesainsesuaikeahlian

    masingmsainglingkupkeahlian

    b.MembantuTeamLeader

    dalammemberikanmasukan

    kepadaTeamLedaer

    c.MembantuTeamLeader

    dalammembantuPengguna

    JasadalampenyelenggaraanFGD

    d.Membantu

    Team

    Leader

    dalammenyiapkanbahan.

    e.MembantuTeamLeader

    dalammengkonsolidasilaporan

    laporanyangdiperlukan.

    f.Melakukankunjunganlapangan.

    g.Melakukankoordinasidengan

    penyediajasa.

    8

    Ir. Nityananda

    Sipil/Struktur

    AhliTeknik

    SipilStruktur

    Ir.

    BambangSutejo

    Sipil/QS

    AhliKuantitas

    Biaya

    Ashr iPrawesthi D, ST,M.Si.P

    Planologi PlanologiAhli

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    43/45

    Laporan Pendahuluan

    43 | Laman

    5.DAFTAR PERSONIL

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    44/45

    Laporan Pendahuluan

    44 | Laman

    BAB. III KESIMPULAN

    Dari penjelasan-penjelasan pada bab-bab diatas , maka untuk Kawasan Rumah Khusus Papua V

    dalam rangka penyusunan Site Plan dan DED dapat dimpulkan bahwa :

    1.Lokasi terletak di Kampung Makbusun 1-3, Distrik Mayamuk Kabupaten Sorong, ini

    2.Luasan Lokasi adalah sekitar 5 Ha

    3.Berdasarkan Hipotesis, Sagu sebagai Pohon endemik Papua adalah Tanaman yang memiliki ke

    khasan dan keunggulan berupa :

    a. Produktivitas karbohidrat yang sangat tinggib. Pohon dengan nilai keberlanjutan yang tinggi dan nilai emisi yang rendah.

    c. Tepung yang dihasilkan Mempunyai Indeks glikemik rendah

    d. Dapat digunakan sebagai substitusi pengganti Terigu

    e. Dapat digunakan sebagai bahan baku pangan pokok termasuk mie dan beras

    f. Berpotensi untuk dijadikan komoditas ekspor

    g. Mempunyai produk turunan yang bernilai ekonomis dengan tambahan teknologi

    menengah sampai tinggi.

    Dengan alasan tersebut sangat dimungkinkan dijadikannya kawasan ini sebagai rumah

    pengolah/industri untuk dikembangkan.

    4. Lahan siap bangun yang direncanakan, memungkin dimasukkannya rumah sebagai tempat

    usaha, skala home industri, untuk meumbuhkan kegiatan ekonomi baru berbasis sahu.tepung

    sagu

    5. Pada Lokasi, dimungkin dibuat suatu industri pengolah sagu sebagai pemasok kebutuhan

    tepung berstandar tinggi, skala foodgrade, sebagai pemasok industri yang akan dikembangkan

    pada kawasan,

    6. Daerah Hinterland, desa/hutan pengasil sagu merupakan pemasok bahan baku industri

    7. Ibukota Kabupaten, maupun Ibukota Propinsi, sebgaai pasar yang akan menyerap produk yang

    dihasilkan

    8. Kelebihan produksi akan dipasarkan, mengikuti jalaur pasar Industri besar pengolahan sagu

    yang dibangun di Kabupaten Sorong Selatan

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan 1 Sorong

    45/45

    Laporan Pendahuluan

    9. Rumah khusus yang akan dikembangkan, mempunyai misi tambahan sebgai tempat

    pembelajaran bagi masyarakat Papua Barat dalam membuat Inudstri Sagu dengan teknologi

    sederhana, bermodal menengah dan ifisien, sehingga memungkinkan untuk dikloning di lain

    wilayah.

    10. Sumber Daya Alam sangat mendukung dibuatnya industri tersebut, sedangkan Sunber Daya

    Manusia dapat dilatih melalui sistim Magang

    11. Untuk menjamin kegiatan industri dapat berjalan, penyelenggaraannya bisa bekerja sama

    dengan lembaga seperti, BPPT, Kemenristek, Kementan, Kemendes yang mempunyai

    program yang relevan

    12. Pada kegiatan FGD, diperlukan pakar yang akan meyakinkan bahwa rumah khusus denganbasis sebagai pengolah sagu dan produk sagu sangat meungkinkan dilaksanakan, bersasarkan

    hasil penelitian maupun kegitan praktek lapangan yang sudah dilaksankan.

    PT/ WAHACIPTA BANGUNWISMA

    Ir. Widharko

    Direktur

    Rukan Taman Pondok Kelapa Blok J No.1

    Jl. Raya Pondok Kelapa -Jakarta Timur, Telp. 86906141 86906148, Fax. 86906148