laporan praktikum anis 1

Upload: ameellia-phobiia-diplopoda

Post on 06-Feb-2018

271 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Laporan Praktikum Anis 1

    1/25

    LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA INSTRUMENT

    SPEKTROFOTOMETER

    ULTRAVIOLET-VISIBLE

    Disusun oleh :

    kelompok 4 kelas A:

    PROGRAM STUDI FARMASI

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2013

    Yeyet Durotul Yatimah 1110102000013

    Myra Kharisma 1110102000027

    Anas 1110102000035

    Yanti Puspitaningrum 1110102000043

    RM. Rendy H 1110102000045

    Jaga Paramudita 1110102000063

    Melia Puspitasari 1110102000065

    Raden Atras S 1110102000073

    Sri Wahyuni 1110102000077

  • 7/21/2019 Laporan Praktikum Anis 1

    2/25

    I. Tujuan Praktikum

    1. Memahami prinsip kerja alat spektrofotometer ultraviolet-visible

    2. Mencari panjang gelombang maksimum dan optimum suatu senyawa obat

    (paracetamol & kofein)

    3. Membuat kurva kalibrasi suatu senyawa parameter validasi (kurva kalibrasi,

    akurasi, presisi, LOD, LOQ)

    4. Membuat parameter validasi (akurasi, presisi, uji perolehan kembali, LOD, LOQ)

    5. Penetapan kadar dalam sediaan (paracetamol generic 500 mg)

    II. Dasar Teori

    Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari

    spectrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan

    panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang di

    transmisikan atau yang di absorpsi. Spektrofotometri juga merupakan suatu metode

    analisis yang berdasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur

    larutan berwarna pada panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan

    monokromator prisma atau kisi difraksi dan detector vacuum phototube atau tabung foton

    hampa. Alat yang digunakan adalah spektrofotometer, yaitu sutu alat yang digunakan

    untuk menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan

    mengukur transmitan ataupun absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari

    konsentrasi.

    Secara umum spektrofotometri dibedakan menjadi empat macam, yaitu :

    a) Spektrofotometer ultraviolet

    b) Spektrofotometer sinar tampak

    c) Spektrofotometer infra merah

    d) Spektrofotometer serapan atom

  • 7/21/2019 Laporan Praktikum Anis 1

    3/25

    Spektrum elektromagnetik terdiri dari urutan gelombang dengan sifat-sifat yang

    berbeda. Kawasan gelombang penting di dalam penelitian biokimia adalah ultra

    lembayung (UV, 180-350 nm) dan tampak (VIS, 350-800 nm). Cahaya di dalam kawasan

    ini mempunyai energi yang cukup untuk mengeluarkan elektron valensi di dalam molekul

    tersebut (Harjadi, 1990). Penyerapan sinar UV-Vis dibatasi pada sejumlah gugus

    fungsional atau gugus kromofor yang mengandung elektron valensi dengan tingkat

    eksutasi rendah. Tiga jenis elektron yang terlibat adalah sigma, phi, dan elektron bebas.

    Kromofor-kromofor organik seperti karbonil, alkena, azo, nitrat, dan karboksil mampu

    menyerap sinar ultraviolet dan sinar tampak. Panjang gelombang maksimumnya dapat

    berubah sesuai dengan pelarut yang digunakan. Auksokrom adalah gugus fungsional

    yang mempunyai elektron bebas seperti hidroksil, metoksi, dan amina. Terkaitnya gugus

    kromofor akan mengakibatkan pergeseran pita absorpsi menuju ke panjang gelombang

    yang lebih besar dan disertai dengan peningkatan intensitas. Ketika cahaya melewati

    suatu larutan biomolekul, terjadi dua kemungkinan. Kemungkinan pertama adalah cahaya

    ditangkap dan kemungkinan kedua adalah cahaya discattering. Bila energi dari cahaya

    (foton) harus sesuai dengan perbedaan energi dasar dan energi eksitasi dari molekul

    tersebut. Proses inilah yang menjadi dasar pengukuran absorbansi dalam

    spektrofotometer (sutopo, 2006). Cara kerja spektrofotometer dimulai dengan

    dihasilkannya cahaya monokromatik dari sumber sinar. Cahaya tersebut kemudian

    menuju ke kuvet (tempat sampel/sel). Banyaknya cahaya yang diteruskan maupun yang

    diserap oleh larutan akan dibaca oleh detektor yang kemudian menyampaikan ke layar

    pembaca (Sastrohamidjojo, 1992)

    Hasil pengukuran yang baik dari suatu parameter kuantitas kimia, dapat dilihat

    berdasarkan tingkat presisi dan akurasi yang dihasilkan.Akurasi menunjukkan kedekatan

    nilai hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya. Untuk menentukan tingkat akurasi perlu

    diketahui nilai sebenarnya dari parameter yang diukur dan kemudian dapat diketahuiseberapa besar tingkat akurasinya. Presisi menunjukkan tingkat reliabilitas dari data yang

    diperoleh. Hal ini dapat dilihat dari standar deviasi yang diperoleh dari pengukuran,

    presisi yang baik akan memberikan standar deviasi yang kecil dan bias yang rendah. Jika

    diinginkan hasil pengukuran yang valid, maka perlu dilakukan pengulangan, misalnya

    dalam penentuan nilai konsentrasi suatu zat dalam larutan larutan dilakukan pengulangan

  • 7/21/2019 Laporan Praktikum Anis 1

    4/25

    sebanyak n kali. Ilmu yang mempelajari interaksi radiasi dengan materi sedangkan

    spektrofotometri adalahpengukuran kuantitatif dari intensitas radiasi elektromagnetik

    pada satu atau lebih panjanggelombang dengan suatu transduser (detektor).

    Spektrofotometri adalah analisis kuantitatif yang paling sering digunakan karena

    mempunyai sensitivitas yang baik yaitu 10-4

    sampai 10-6

    . Analisis jenis ini juga relatif

    selektif dan spesifik, ketepatannya cukup tinggi, relatif sederhana, dan murah ( Mathias,

    2005).

    Spektofotometri adalah metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk

    menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang

    didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan yang digunakan dalam

    spektrofotometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya

    visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun

    yang lebih berperan adalah elektron valensi ( Sutopo, 2006 ).

    Interaksi materi dengan cahaya atau radiasi elektromagnetik, radiasi

    elektromagnetik kemungkinanan dihamburkan, diabsorbsi atau dihamburkan sehingga

    dikenal adanya spektroskopi hamburan, spektroskopi absorbsi ataupun spektroskopi

    emisi. Interaksi antara materi dengan cahaya disini adalah terjadi penyerapan cahaya,

    baik cahaya Uv, Vis maupun Ir oleh materi sehingga spektrofotometri disebut juga

    sebagai spektroskopi absorbsi ( Eka, 2007).

    Spektrofotometer UV-VIS

    Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan

    Visible. Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber

    cahaya visible. Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan hanya satu

    sumber sinar sebagai sumber UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan

    monokromator. Untuk sistem spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan

    paling populer digunakan. Kemudahan metode ini adalah dapat digunakan baik untuk

    sample berwarna juga untuk sample tak berwarna. Spektroskopi ultraviolet-visible atau

    spektrofotometri ultraviolet-visible (UV-Vis atau UV / Vis) melibatkan spektroskopi dari

    foton dalam daerah UV-terlihat. Ini berarti menggunakan cahaya dalam terlihat dan

  • 7/21/2019 Laporan Praktikum Anis 1

    5/25

    berdekatan (dekat ultraviolet (UV) dan dekat dengan inframerah (NIR)) kisaran.

    Penyerapan dalam rentang yang terlihat secara langsung mempengaruhi warna bahan

    kimia yang terlibat. Di wilayah ini dari spektrum elektromagnetik, molekul mengalami

    transisi elektronik. Teknik ini melengkapi fluoresensi spektroskopi, di fluoresensi

    berkaitan dengan transisi dari ground state ke eksited state. Penyerapan sinar uv dan sinar

    tampak oleh molekul, melalui 3 proses yaitu :

    a) Penyerapan oleh transisi elektron ikatan dan electron anti ikatan

    b) Penyerapan oleh transisi electron d dan f dari molekul kompleks.

    c) Penyerapan oleh perpindahan muatan.

    Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan

    oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen

    yang berbeda.Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum Lambert-Beer, yaitu :

    A = log ( Io / It ) = a b c

    Keterangan :

    Io = Intensitas sinar datang

    It = Intensitas sinar yang diteruskan

    a = Absorptivitas

    b = Panjang sel/kuvet

    c = konsentrasi (g/l)

    A = Absorban

    Spektrofotometri merupakan bagian dari fotometri dan dapat dibedakan dari filter

    fotometri sebagai berikut :

    1.Daerah jangkauan spectrum

  • 7/21/2019 Laporan Praktikum Anis 1

    6/25

    Fotometer hanya dapat digunakan untuk mengukur serapan sinar tampak (400-750 nm).

    Sedangkan spektrofotometer dapat mengukur serapan di daerah tampak, UV (200-380

    nm) maupun IR (> 750 nm).

    2. Sumber sinar

    Sesuai dengan daerah jangkauan spektrumnya maka spektrofotometer menggunakan

    sumber sinar yang berbeda pada masing-masing daerah (sinar tampak, UV, IR).

    Sedangkan sumber sinar filter fotometer hanya untuk daerah tampak.

    3. Monokromator

    Filter fotometere menggunakan filter sebagai monokrmator. Tetapi pada spektro

    digunakan kisi atau prisma yang daya resolusinya lebih baik.

    4. Detektor

    - Filter fotometer menggunakan detektor fotosel

    - Spektrofotometer menggunakan tabung penggandaan foton atau fototube.

    Panjang gelombang pada alat spektrofotometer lazim disajikan dalam satuan nm di mana

    1 m = 10-9 nm.

    B. Larutan standar

    Larutan baku/ larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui.

    Larutan baku biasanya berfungsi sebagai titran sehingga ditempatkan buret, yang

    sekaligus berfungsi sebagai alat ukur volume larutan baku. Larutan yang akan ditentukan

    konsentrasinya atau kadarnya, diukur volumenya dengan menggunakan pipet volumetri

    dan ditempatkan di erlenmeyer (Basset, 1994).

    Larutan baku primer

    Larutan yang mengandung zat padat murni yang konsentrasi larutannya diketahui secara

    tepat melalui metode gravimetri (perhitungan massa), dapat digunakan untuk menetapkan

    konsentrasi larutan lain yang belum diketahui. Nilai konsentrasi dihitung melalui

  • 7/21/2019 Laporan Praktikum Anis 1

    7/25

    perumusan sederhana, setelah dilakukan penimbangan teliti dari zat pereaksi tersebut dan

    dilarutkan dalam volume tertentu. Contoh: K2Cr2O7, As2O3, NaCl, asam oksalat, asam

    benzoat. Menurut Basset (1994) Syarat-syarat larutan baku primer :

    Zat harus mudah diperoleh, dimurnikan, dikeringkan (jika mungkin pada suhu 110-120

    derajat celcius) dan disimpan dalam keadaan murni. (Syarat ini biasanya tak dapat

    dipenuhi oleh zat- zat terhidrasi karena sukar untuk menghilangkan air-permukaan

    dengan lengkap tanpa menimbulkan pernguraian parsial.)

    Zat harus tidak berubah berat dalam penimbangan di udara; kondisi ini menunjukkan

    bahwa zat tak boleh higroskopik, tak pula dioksidasi oleh udara atau dipengaruhi

    karbondioksida.

    Zat tersebut dapat diuji kadar pengotornya dengan uji- uji kualitatif dan kepekaan

    tertentu.

    Zat tersebut sedapat mungkin mempunyai massa relatif dan massa ekuivalen yang besar.

    Zat tersebut harus mudah larut dalam pelarut yang dipilih.

    Reaksi yang berlangsung dengan pereaksi harus bersifat stoikiometrik dan langsung.

    Larutan baku sekunder

    Larutan suatu zat yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan tepat karena berasal dari

    zat yang tidak pernah murni. Konsentrasi larutan ini ditentukan dengan pembakuan

    menggunakan larutan baku primer, biasanya melalui metode titrimetri. Contoh: AgNO3,

    KmnO4, Fe(SO4)2.

    Menurut Basset (1994) Syarat-syarat larutan baku sekunder :

    Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer

    Mempunyai berat ekivalen yang tinggi untuk memperkecil kesalahan penimbangan

  • 7/21/2019 Laporan Praktikum Anis 1

    8/25

    Larutannya relatif stabil dalam penyimpanan.

    Syarat larutan yang dapat digunakan untuk analisis campuran dua komponen adalah

    Komponen-komponen dalam larutan tidak boleh saling bereaksi

    Penyerapan komponen-komponen tersebut tiak sama

    Komponen harus menyerap pada panjang gelombang tertentu

    Senyawa-senyawa yang diukur dengan metoda spektrofotometri harus memenuhi hukum

    Lambert-Beer, yaitu

    Bila suatu sinar monokromatis dilewatkan pada medium pengabsorbsi,maka berkurangnya

    intensitas cahaya per unit tebal medium sebanding dengan intensitas cahaya tersebut

    Berkurangnya intensitas cahaya per unit konsentrasi akan berbanding lurus dengan

    intensitas cahaya

    Dari hukum Lambert Beer didapat rumus sebagai berikut

    A = a.b.c A = -log T

    Rumus yang digunakan untuk analisis dua komponen adalah :

    A1 = ax1. b. cx + ay1 . b . cy

    A2 = ax2 . b. cx + ay2 . b . cy

    Dimana :

    A1 = serapan campuran pada panjang gelombang maksimum pertama

    A2 = serapan campuran pada panjang gelombang maksimum kedua

    C = konsentrasi larutan

  • 7/21/2019 Laporan Praktikum Anis 1

    9/25

    Keabsahan Hukum Beer

    Kondisi berikut adalah keabsahan hukum Beer. Cahaya yang digunakan harus

    monokromatis, bila tidak demikian maka akan diperoleh dua nilai absorbansi pada dua

    panjang gelombang. Hukum tersebut tidak diikuti oleh larutan yang pekat. Konsentrasi lebih

    tinggi untuk beberapa garam tidak berwarna justru mempunyai efek absorbsi yang

    berlawanan. Larutan yang bersifat memancarkan pendar-fluor atau suspensi tidak selalu

    mengikuti hukum Beer. Jika selama pengukuran pada larutan encer terjadi reaksi kimia

    seperti polimerisasi, hidrolisis, asosiasi atau disosiasi, maka hukum Beer tidak berlaku.

    Cara Kerja Spektrofotometer

    Cara kerja spektrofotometer secara singkat adalah sebagai berikut. Tempatkan larutan

    pembanding, misalnya blanko dalam sel pertama sedangkan larutan yang akan dianalisis

    pada sel kedua. Kemudian pilih fotosel yang cocok 200-650 nm ( 650-1100 nm ) agar daerah

    yang diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang fotosel dalam keadaan tertutup nol

    galvanometer dengan menggunakan tombol dark-current. Pilih h yang diinginkan, buk

    fotosel dan lewatkan berkas cahaya pada blanko dan nol galvanometer didapat dengan

    memutar tombol sensitivitas. Dengan menggunakn tombol transmitansi, kemudian atur

    besarnya pada 100 %. Lewatkan berkas cahaya pada larutan sampel yang akan dianalisis.

    Skala absorbansi menunjukkan absorbansi larutan sampel.

    Parasetamol

    Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesic dan antipiretik yang populer dan

    digunakan untuk melegakan sakit kepala, sengal-sengal dan sakit ringan, dan demam.

    Digunakandalam sebagian besar resep obat analgesic salesma dan flu. Ia aman dalam dosis

    standar, tetapikarena mudah didapati, overdosis obat baik sengaja atau tidak sengaja sering

    terjadi.Parasetamol (Asetaminofen) merupakan salah satu obat yang paling banyakdigunakan sehari-hari. Obat ini berfungsi sebagai pereda nyeri dan penurun panas. Setelah

    berpuluh tahundigunakan, parasetamol terbukti sebagai obat yang aman dan efektif. Tetapi,

    jika diminum dalamdosis berlebihan (overdosis), parasetamol dapat menimbulkan kematian

  • 7/21/2019 Laporan Praktikum Anis 1

    10/25

    Kafein

    Kafein dikenal sebagai trimethylxantine dengan rumus kimia C8H10N4O2 dan termasuk

    jenis alkaloida. Bentuk alami kafein adalah Kristal putih, prisma heksagonaldan dan

    berbobot molekul 194,19 dalton. Kafein memiliki titik leleh 238C dan mengalami sublimasi

    pada suhu 178C. Kafein terdapat secara alami pada biji kopi, bijicoklat, daun teh serta cula

    nuts.Rumus Molekul kafeinKafein sebagai zat stimulant sering dituding sebagai penyebab

    kecanduan. Haltersebut tidak sepenuhnya benar. Kafein hanya dapat menimbulkan

    kecanduan jika dikonsumsi dalam jumlah yang sangat banyak dan rutin.

    Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter

    tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut

    memenuhi persyaratan dalam penggunaannya. Tujuan utama validasi adalah untuk

    menjamin metode analisis yang digunakan mampu memberikan hasil yang cermat, handal

    dan dipercaya.

    Parameter yang diuji dalan validasi meliputi akurasi, presisi, linearitas, rentang,

    limit deteksi, limit kuantitas, spesifikasi, ketangguhan, kekuatan, stabilitas dan uji

    kesesuaian system.

    1. Selektivitas

    Adalah kemampuan metode analisis untuk mengukur kadar analit secara cermat dan

    seksama degan adanya komponen-komponen lain dalamm sampel. Setiap sampel blangko

    harus diuji iterferensinya pada batas terendah dari limit kuantitasi (LLOQ) dan

    selektivitas harus menjamin tidak ada interferensi pada LLOQ.

    2. Kecermatan

    Adalah suatu metode analisis yang menggambarkan kedekatan hasi penetapan yang

    diperoleh dengan kadar analit sesungguhnya. Pengukuran dapat dilakukakan intra assay

    (dalam satu run) dan inter assay (day to day variation). Pengukuran akurasi memenuhi

    syarat jika nilai rata-rata %diff yang diperoleh 2%.

    3. Keseksamaan

    Adalah metode analisis yang menunjukkan kedekatan antara hasil pengujian dengan hasil

    pengujian lainnya. Presisi diukur minimal lima kali pengukuran untuk tiap konsentrasi,

  • 7/21/2019 Laporan Praktikum Anis 1

    11/25

    minimal digunakan tiga konsentrasi berbeda yaitu pada konsentrasi rendah, sedang dan

    tinggi. Pengukuran presisi dilakukan secara intra assay dan inter assay. Suatu metode

    dikatakan presisi jika nilai koefisien variasi (KV) untuk masing-masing tingkat

    konsentrasi tidak boleh 2%/

    4. Kurva kalibras

    Adalah hubungan antara respon instrument dengan konsentrasi anailt yang diketahui.

    5. Linieritas dan rentang

    Adalah kemampuan metode yang memberikan respon secara langsung, proporsional

    terhadap konsentrasi analit dalam sampel. Linieritas diperoleh dari koefisien korelasi (r )

    pada analisis regresi ;inier yang di dapat dari kurva kalibrasi. Dengan diakukan ujian ini,

    maka dapat diketahui batas-batas konsentrasi dari analit yang memberikan respon

    detektor yang linier. Rentang metode adalah pernyataan konsentrasi terendah dan

    tertinggi analit yang dianalisis memberikan kecermatan, keseksamaan dan linieritas yang

    dapat diterima.

    6. Batas deteksi dan batas kuantitas

    Adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi dan masih memberikan

    respon signifikan dibandingkan dengan blangko. Batas deteksi merupakan parameter uji

    batas. Batas kuantitasi diartikan sebagai kuantitas terkecil sampel yang masih dapat

    memenuhi criteria cermat dan seksama.

    7. Uji perolehan kembali

    Merupakan perbandingan antara respon detektor analit yang diekstraksi dari sampel

    biologis dengan respon detektor kadar yang sebenarnya daristandar murni. Uji perolehan

    kembali dari analit tidak perlu 100%,, tetapi perolehan kembali dari analit dan baku

    dalam presisi dan keberulangan harus konsisten. Persyaratan uji perolehan kembali

    adalah 85-115%.

  • 7/21/2019 Laporan Praktikum Anis 1

    12/25

    III. Alat dan Bahan

    Alat

    1. Spektrofotometer ultraviolet-visible

    2. Timbangan Analitik

    3. Pipet Mikro

    4. Gelas Ukur

    5. Baker Glass

    6. Labu Ukur

    Bahan

    1.

    Bahan Baku Standar (Parasetamol, Coffein)

    2. Sampel Parasetamol Generik 500 mg

    3. Aquadest

    IV. Prosedur Kerja

    I. Pencarian panjang gelombang optimum

    a. Siapkan alat dan bahan

    b. Buat larutan induk Koffein dengan konsentrasi 100 ppm dengan menimbang 10 mg

    Kafein kemudian ad aquadest 100 ml

    c. Buat larutan Koffein 10 ppm sebanyak 25 ml dengan mengambil 2.5 ml dari larutan

    induk 100 ppm.

    d. Ukur dengan spektrofotometer UV-Vis, hingga di dapat panjang gelombang optimum

    e. Hitung konsentrasi minimum dan maksimum dari hasil absorbansi yang didapat.

    II. Kaliberasi Kafein pada panjang gelombang optimum

    a.

    Buat larutan dengan variasi konsentrasi antara konsentrasi maksimum dan minimum :

    6,8,10,12,14 ppm.

    b. Buat larutan konsentrasi 6 ppm dengan memipet 1,5 ml larutan 100 ppm kemudian ad

    aquadest 25 ml.

  • 7/21/2019 Laporan Praktikum Anis 1

    13/25

    c. Buat larutan konsentrasi 8 ppm dengan memipet 2 ml larutan 100 ppm kemudian ad

    aquadest 25 ml.

    d. Buat larutan konsentrasi 10 ppm dengan memipet 2,5 ml larutan 100 ppm kemudian

    ad aquadest 25 ml.

    e. Buat larutan konsentrasi 12 ppm dengan memipet 3 ml larutan 100 ppm kemudian ad

    aquadest 25 ml.

    f. Buat larutan konsentrasi 14 ppm dengan memipet 3,5 ml larutan 100 ppm kemudian

    ad aquadest 25 ml.

    g. Ukur serapan masing-masing konsentrasi dengan spektrofotometer UV-Vis pada

    panjang gelombang 243 nm (optimum PCT) dan 273 nm ( optimum koffein).

    h. Hitunglah nilai a,b dan r masing-masing menggunakan regresi linier.

    III. Validasi Metode (presisi dan akurasi)

    a. Ambil 2 konsentrasi (misal 6 dan 8 ppm ) yang digunakan dalam kalibrasi Koffein di

    awal praktikum.

    b. Konsentrasi 8 ppm untuk uji akurasi dan 6 ppm untuk uji presisi.

    c. Buat larutan Koffein 100 ppm dengan menimbang 10 mg Kofein dan kemudian ad

    aquadest 100 ml.

    d. Pipet 1,5 ml larutan Koffein 100 ppm dan ad aquadest 25 ml untuk membuat larutan

    Koffein 6 ppm. Lakukan sebanyak 5 kali.

    e. Pipet 2 ml larutan Koffein 100 ppm dan ad aquadest 25 ml untuk membuat larutan

    Koffein 8 ppm. Lakukan sebanyak 5 kali.

    f. Ukur serapan masing-masing larutan dan hitung presisi dan akurasinya.

    IV. Uji sampel Parasetamol dan Koffein

    a. Timbang 20 tablet parasetamol generik lalu gerus dan timbang setara 500mg.

    b.

    Buat larutan induk parasetamol 5000 ppm dengan melarutkan parasetamol setara 500

    mg yang di ad aquadest 100 ml.

    c. Buat larutan parasetamol 100 ppm dengan memipet 2 ml larutan induk dan ad

    aquadest 100 ml.

  • 7/21/2019 Laporan Praktikum Anis 1

    14/25

    d. Kemudian buatlah larutan parasetamol-koffein 10 ppm dengan memipet 2,5 ml

    larutan parasetamol 100 ppm dan 2,5 ml larutan koffein 100 ppm kemudian ad

    aquadest 25 ml.

    e. Ukur serapan masing-masing parasetamol dan koffein dengan menggunakan

    spektrofotometer UV-Vis.

    V. Analisa Data

    Prosedur 1: pembuatan spektrum.

    Hasil:

    1. Coffein di serap pada panjang gelombang maksimum 273 nm.

    2. Paracetamol diserap pada panjang gelombang maksmum 243 nm.

    3. Tidak melakukan penggabungan spektrum sehingga tidak diperoleh panjang gelombang

    optimum.

    Prosedur 2 : Pembuatan kurva kalibrasi.

    Hasil:

    1.

    Mencari seri konsentrasi untuk pembuatan kurva kaibrasi.

    A coffein = a.b.c.

    0,48 = a . 1 . 10

    a = 0,048

    Mencari C min dan Cmax dengan memasukkan nilai A sebesar masng-masing 0,2 dan 0,8.

    Untuk Cmin = 0,2 = 0,048 x 1 x Cmin

    Cmin = 4,1667

    Untuk Cmax = 0,8 = 0,048 x 1 x Cmax

    Cmax = 16,6667

    Maka konsentrasi seri yang dibuat harus berada pada rentang 4,1667 ppm 16,6667 ppm.

    Kami membuat seri dengan konsentrasi 6ppm, 8ppm, 10 ppm, 12ppm, 14ppm.

  • 7/21/2019 Laporan Praktikum Anis 1

    15/25

    2. Mencari absorbansi coffein dalam coffein pada serapan 273 nm.

    3. mencari Absorbansi coffein dalam paracetamol pada serapan 243 nm.

    y = 0,0497x + 0,001

    R = 0,9995

    R = 0,9998

    0.0000

    0.1000

    0.2000

    0.3000

    0.4000

    0.5000

    0.60000.7000

    0.8000

    0.0000 2.0000 4.0000 6.0000 8.0000 10.000012.000014.000016.0000

    AxisTitle

    Axis Title

    coffein dalam coffein

    X y

    0,0000 0,0000

    6,0000 0,30008,0000 0,3990

    10,0000 0,5030

    12,0000 0,5870

    14,0000 0,7000

    x y

    0,0000 0,0000

    6,0000 0,0850

    8,0000 0,1070

    10,0000 0,1370

    12,0000 0,1630

    14,0000 0,1910

  • 7/21/2019 Laporan Praktikum Anis 1

    16/25

    4. Menghitung daya resap coffein dalam coffein.

    A = a.b.c

    A= absorbansi

    a = serapan

    b = tebal kuvetc = konsentrasi

    A A b C0,3000 0,0500 1 6,0000

    0,3990 0,0499 1 8,0000

    0,5030 0,0503 1 10,0000

    0,5870 0,0489 1 12,0000

    0,7000 0,0500 1 14,0000

    Nilai a rata-rata = 0,04982

    5. Menghitung daya resap coffein dalam paracetamol.

    A = a.b.cA= absorbansi

    a = serapan

    b = tebal kuvet

    c = konsentrasi

    y = 0,0136x + 0,0007

    R = 0,9994

    R = 0,9997

    0.0000

    0.0500

    0.1000

    0.1500

    0.2000

    0.2500

    0.0000 2.0000 4.0000 6.0000 8.0000 10.000012.000014.000016.0000

    AxisTitle

    Axis Title

    coffein dalam paracetamol

  • 7/21/2019 Laporan Praktikum Anis 1

    17/25

    A A b c

    0,085 0,0142 1 6,0000

    0,1070 0,0134 1 8,0000

    0,1370 0,0137 1 10,0000

    0,1630 0,0136 1 12,0000

    0,1910 0,0136 1 14,0000

    Nilai a rata-rata = 0,0137

    Prosedur 3: pembuatan parameter validasi.

    Hasil:

    1. Mencari konsentrasi LOD dan LOQ coffein.

    x Y y' y-y' (y-y')2

    6,0000 0,3000 0,3002 -0,0002 4 x 10-8

    8,0000 0,3990 0,399 0 010,0000 0,5030 0,498 0,0050 0,000025

    12,0000 0,5870 0,5966 -0,0096 9,216 x 10-5

    14,0000 0,7000 0,6954 0,0046 2,116 x 10-5

    Sigma (y-y)2 1,3836 x 10-4

    a = 3,8 x 10-3

    b = 0,0494

    r = 0,9993

    y = 3,8 x 10-3 + 0,0494 x

    Sb =

    Sb = = 6,791 x 10-3

    LOD = 3Sb/b

    = 3

    = 0,4124

    LOQ = 10 Sb/b

    = 10

    = 1,3747

  • 7/21/2019 Laporan Praktikum Anis 1

    18/25

    2. Membuat absorbansi menggunakan konsentrasi LOQ.

    X Y

    2,0000 0,1026

    4,0000 0,2270

    6,0000 0,3000

    8,0000 0,3990

    10,0000 0,5030

    12,0000 0,5870

    14,0000 0,7000

    3. Menentukan nilai akurasi.

    % recovery = Cf/Ca x 100%

    Cf = konsentrasi yang diperoleh

    Ca = konsentrasi yang ditambahkan

    Cf Ca

    %

    recovery

    8,109 8 101,36%

    7,837 8 97,96%

    8,044 8 100,55%

    7,877 8 98,46%

    y = 0.0485x + 0.0148

    R = 0.9977

    0

    0.1

    0.2

    0.3

    0.4

    0.5

    0.6

    0.7

    0.8

    0 2 4 6 8 10 12 14 16

    AxisTitle

    Axis Title

    Kalibrasi Coffein dengan batas LOQ

  • 7/21/2019 Laporan Praktikum Anis 1

    19/25

    7,622 8 95,28%

    98,72%

    4. Menentukan nilai presisi.

    Conc. (x yangdibuat)

    Abs (y) Conc (x) (x-x)2

    6 0,335 6,726 0,0640

    6 0,379 7,621 1,3179

    6 0,285 5,720 0,5670

    6 0,354 7,100 0.627

    6 0,259 5,198 1,6256

    Rata-rata x=

    6,473

    4,2015

    Presisi :

    SD = = 1,0249RSD =

    x 100% =

    = 15,8335%

    Prosedur 4: Penentuan kadar dalam sampel.

    Hasil:

    Atot = A1 + A2

    Ket : A1 = kofein

    A2 = PCT

    A1= ax1. b. cx + ay1. b. cy

    0,602 = 0.04982 cx + 0.02259 cy (1)

    A2= ax2. b. cx + ay2. b. cy

    0,797 = 0.0137 cx + 0.0737 cy(2)

  • 7/21/2019 Laporan Praktikum Anis 1

    20/25

    Eliminasi persamaan 1 dan 2

    0,797 = 0.0137 cx + 0.0737 cy x0.04982

    0,602 = 0.04982 cx + 0.02259 cy x0.0137

    0,0397065 = 0,00068253 Cx + 0,00367173 Cy

    0,0082474 = 0,00068253 Cx + 0,00030948 Cy

    0,0314591 = 0,0033623 Cy

    Cy = 9,3564227 ppm

    0,797 = 0,0137 Cx + 0,0737 Cy

    0,797 = 0,0137 Cx + 0,0737 x 9,3564227

    0,797 = 0,0137 Cx + 0,68956835

    Cx = 7,8417 ppm

    Persentase Kadar

    Paracetamol =

    Coffein =

    VI. Pembahasan

    Pada praktikum kali ini bertujuan untuk memahami kerja alat spektrofotometer

    ultraviolet- visible, mencari panjang gelombang maksimum dan optimum suatu seyawa

    obat, serta membuat kurva kalibrasi suatu senyawa parameter validasi (kurva validasi,

    akurasi, presisi, LOD, LOQ) dan penetapan kadar dalam sediaan. Sampel yang digunakan

    adalah paracetamol dan kofein dan menggunakan alat spektrofotometer UV-VIS. Waktu

    praktikum selama 2 kali pertemuan.

    Spektrofotometer ultraviolet visible merupakan alat dengan teknik

    spektrofotometer pada daerah ultra-violet dan sinar tampak. Alat ini digunakan untuk

    mengukur serapan sinar ultra violet atau sinar tampak oleh suatu materi dalam bentuk

  • 7/21/2019 Laporan Praktikum Anis 1

    21/25

    larutan.Prinsip dasar Spektrofotometri UV-Vis adalah serapan cahaya. Bila cahaya jatuh

    pada senyawa, maka sebagian dari cahaya diserap oleh molekul-molekul sesuai dengan

    struktur dari molekul senyawa tersebut. Serapan cahaya oleh molekul dalam daerah

    spektrum UV-Vis tergantung pada struktur elektronik dari molekul. Spektra UV-Vis dari

    senyawa-senyawa organik berkaitan erat dengan transisi-transisi diantara tingkatan-

    tingkatan tenaga elektronik. Radiasi ultraviolet dan sinar tampak diabsorpsi oleh molekul

    organik aromatik, molekul yang mengandung elektron- terkonjugasi dan atau atom yang

    mengandung elektron-n, menyebabkan transisi elektron di orbital terluarnya dari tingkat

    energi elektron tereksitasi lebih tinggi. Besarnya serapan radiasi tersebut sebanding

    dengan banyaknya molekul analit yang mengabsorpsi sehingga dapat digunakan untuk

    analisis kuantitatif. Dalam hal ini, hukum Lamber beer dapat menyatakan hubungan

    antara serapan cahaya dengan konsentrasi zat dalam larutan. Dibawah ini adalah

    persamaan Lamber beer:

    Spektrofotometer UV-VIS dapat menganalisa secara kualitatif dan kuantitatif.

    Pada analisa kualitatif karakteristik resapan suatu zat dalam pelarut tertentu, yaitu

    panjang gelombang maksimum dan daya resapnya. Penentuan panjang gelombang

    maksimum dengan membuat spektrum dengan cara membuat larutan baku primer/induk.

    Pipet sejumlah volume larutan induk dan diencerkan kedalam labu hingga diperoleh

    konsentrasi 10 um/mL . setelah itu ukur serapannya dengan spektrofotometer untuk

    menentukan panjang gelombang maksimum. Setelah dispektrofotometer didapatkan

    panjang gelombang maksimum pada kofein 273 nm dan untuk paracetamol 243 nm.Berdasarkan iteratur panjang gelombang kofein adalah 272 nm dan panjang gelombang

    paracetamol 242 nm. Sehingga hasil dari praktikum tersebut masih sesuai dengan panjang

    gelombang maksimum sebenarnya karena hasilnya tidak terlalu jauh berbeda. Lalu

    gabungkan kedua spektrum paracetamol dan kofein untuk menentukan panjang

    gelombang optimum. Setelah itu membuat kurva kalibrasi berdasarkan data panjang

  • 7/21/2019 Laporan Praktikum Anis 1

    22/25

    gelombang maksimum yang diperoleh, dibuat lima seri konsentrasi larutan dari larutan

    induk dengan menggunakan rumus Lambert Beer. Untuk membuat lima seri konsentrasi

    larutan sebelumnya kami menentukan nilai konsentrasi minimum dan maksimum dengan

    rumus A=a.b.c. Nilai konsentrasi minimum yang didapat adalah 4,167 ppm dan nilai

    konsentrasi maksimumnya 16,667 ppm. Selanjutnya dibuat lima seri konsentrasi larutan

    yaitu 6,8,10,12,14 ppm. Setelah itu ukur serapan masing-masing larutan pada panjang

    gelombang maksimum baku. Sehingga didapatkan persamaan regresi linear yaitu

    y=0,0497x + 0,001. sehingga diperoleh nilai resapan 0,04982 .

    Setelah itu kami mencari nilai LOD dan LOQ. Nilai LOD didapat yaitu 0,4124

    dan nilai LOQ yaitu 1,3747 nilai LOD merupakan konsentrasi analit terendah dalam

    sampel yang masih dapat dideteksi meskipun tidak selalu dapat dikuantifikasi. Sedangkan

    nilai LOQ merupakan konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih dapat

    ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi operasional

    metode yang digunakan.

    Selanjutnya kami menghitung parameter validasi. Parameter validasi berguna

    untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan dalam

    penggunaannya. Tujuan utama validasi parameter adalah untuk menjamin metode analisi

    yang digunakan mampu memberikan hasil yang cermat dan handal serta dapat dipercaya.

    Parameter yang diuji dalam validasi meliputi akurasi, presisi, linearitas, rentang, limit

    deteksi, limit kuantitasi, sepesifikasi, ketangguhan, kekuatan, stabilitas, dan uji

    kesesuaian sistem.

    Pada praktikum untuk menentukan metode validasi penetapan kadar kafein

    dengan menggunakan spektrofotometer Uv-Vis, yang dilakukan hanya menentukan

    akurasi dan presisi. Pada percobaan ini sampel yang diperoleh adalah kafein

    yang berkhasiat sebagai stimulan saraf otak dan kardiotonikum. Parameter akurasi

    merupakan parameter yang digunakan untuk melihat kedekatan hasil uji dengan nilai

    yang sebenarnya. Syarat nilai akurasi antara 80%-110%. Untuk menentukan nilai akurasi

    kami membuat lima buah larutan dengan konsentrasi yang sama yaitu 8 ppm. Setelah itu

    di spektrofotometer uv-vis, dan nilai akurasi yang didapat adalah 98,72 %sehingga dapat

    dikatakan bahwa nilai perolehan kembali ini memenuhi persyaratan dan hal ini

  • 7/21/2019 Laporan Praktikum Anis 1

    23/25

    menunjukkan bahwa penetapan kadar kofein dengan spektrofotometri memiliki akurasi

    yang cukup baik, karena berada pada rentang persyaratan.

    Sedangkan untuk menentukan nilai presisi, kamu juga membuat lima buah larutan

    dengan konsentrasi yang sama yaitu 6 ppm. Setelah itu di spektrofotometer Uv Vis.

    Nilai presisi yang didapat adalah 15,8335 %. Berdasarkan literatur syarat nilai presisi

    atau RSD adalah < 2 %. Sedangkan pada kelompok kami nilai presisi yang didapt jauh

    dari syarat yang ditentukan. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa penetapan kadar kofein

    secara spektrofotometri memiliki presisi yang tidak baik atau derajat kesesuaiannya

    rendah. Ketidaksesuaian ini bisa disebabkan karena kurang teliti dan kurang hati-hati

    dalam pembuatan larutan konsentrasi, seperti pada saat memipet atau mngambil larutan

    kurang teliti atau kurang tepat serta peralatan yang digunakan kurang higienis sehingga

    dikhawatirkan adanya pengotor dalam larutan.

    Selain itu kami juga melakukan penetapan kadar kofein dan paracetamol. Untuk

    menenetapkan kadar kofein dan paracetamol kami membuat larutan dengan masing-

    masing konsentrasi 10 ppm. Setelah itu, ukur serapan pada panjang gelombang optimum

    dengan spektrofotometer. Untuk menghitung kadar sampel menggunakan nilai regresi

    linear. Kadar sampel paracetamol adalah 93.564 % sedangkan kadar kofein adalah 78.417

    %. Dari hasil perhitungan tersebut kadar paracetamol sangat baik karena mendekati

    100%, namun kadar kofein yang didapat cukup baik walaupun tidak terlalu mendekati

    100%, kemungkinan hal ini dikarenakan kurang telitinya praktikan dalam melakukan

    setiap tahap demi tahap dalam praktikum.

    VII. Kesimpulan dan Saran

    1. Kesimpulan

    Prinsip dasar Spektrofotometri UV-Vis adalah serapan cahaya. Bila cahaya

    jatuh pada senyawa, maka sebagian dari cahaya diserap oleh molekul-molekul

    sesuai dengan struktur dari molekul senyawa tersebut. Serapan cahaya oleh

    molekul dalam daerah spektrum UV-Vis tergantung pada struktur elektronik

    dari molekul. Radiasi ultraviolet dan sinar tampak diabsorpsi oleh molekul

    organik aromatik, molekul yang mengandung elektron- terkonjugasi dan atau

  • 7/21/2019 Laporan Praktikum Anis 1

    24/25

    atom yang mengandung elektron-n, menyebabkan transisi elektron di orbital

    terluarnya dari tingkat energi elektron tereksitasi lebih tinggi.

    Besarnya serapan radiasi tersebut sebanding dengan banyaknya molekul analit

    yang mengabsorpsi sehingga dapat digunakan untuk analisis kuantitatif.

    Panjang gelombang maksimum Parasetamol adalah 243 nm dan koffein 273

    nm.

    Parameter validasi adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu

    berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa parameter

    tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya.

    Parameter validasi yang diuji yaitu LOD, LOQ, akurasi dan presisi dengan

    hasil sebagai berikut:

    LOD = 0,4124 ppm

    LOQ = 1,3747 ppm

    Akurasi (%recovery) = 98,72%

    Presisi (Koefisien Variant)= 15,8335%

    Penetapan kadar dalam sediaan (paracetamol generic 500 mg)

    Kadar PCT yang diperoleh : 93,56%

    Kadar Coffein yang diperoleh : 78,42%

    2. Saran

    Ketelitian dan ketepatan dalam pengerjaan harus diperhatikan benar agar

    mengurangi faktor kesalahan.

    Pemipetan sebaiknya dilakukan oleh satu orang saja untuk mengurangi

    kesalahan.

    Untuk satu volume dilakukan satu kali pemipetan saja.

  • 7/21/2019 Laporan Praktikum Anis 1

    25/25

    DAFTAR PUSTAKA