laporan praktikum kimia analitik 1 (repaired)

Upload: fauzianichsan

Post on 09-Oct-2015

39 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIKPERCOBAAN IPENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONATMELALUI TITRASI ASAM BASAOleh : Nama: Ratri Irawanti NIM: 13011023 No. Kelompok: 1 / Shift Rabu Pagi Tanggal Percobaan: 26 September 2012 Tanggal Pengumpulan: 3 September 2012 Asisten: Angge dan Dilla

LABORATORIUM KIMIA ANALITIKPROGRAM STUDI KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMINSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG2012PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONATMELALUI TITRASI ASAM BASA

I. Tujuana. Menentukan kadar natrium karbonat pada sampel melalui titrasi asam basa menggunakan indikator visualb. Menentukan kadar hidrogen karbonat pada sampel melalui titrasi asam basa menggunakan indikator visual

II. Teori DasarTitrimetri atau volumetri merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis-jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, seperti titrasi asam basa yang melibatkan reaksi asam basa, titrasi redoks yang melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi, dan titrasi kompleksometri untuk reaksi yang melibatkan pembentukan ion kompleks.Dalam percobaan kali ini digunakan metode titrasi asam basa atau dengan reaksi asam basa atau biasa disebut reaksi penetralan. Titrasi asam basa merupakan metode yang digunakan untuk memantau keasaman atau kebasaan suatu larutan dan untuk menentukan kadar zat yang bersifat asam atau basa, baik organik maupun anorganik. Prinsip umum dari titrasi adalah larutan yang akan diteliti (analit) direaksikan secara bertahap dengan cara menambahkan larutan titran yang telah diketahui konsentrasinya hingga titik ekivalen. Dengan mengetahui volume dan konsentrasi titran, serta persamaan reaksi maka konsentrasi analit dapat diketahui. Digunakan juga indikator visual, indikator visual merupaka nasam atau basa lemah yang memiliki zat warna yang berbeda dalam bentuk asam atau basa dan mempunyai nilai pH di sekitar titik ekivalensi dari reaksi titrasi yang diamati. Indikator yang digunakan adalah indikator phenoftalen dan indikator metil jingga sebagai penentu titik ekivalen. Faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk keberhasilan titrasi antara lain ketelitian pembuatan larutan, keberhasilan dan kualitas alat-alat yang digunakan. Analit yang digunakan pada percobaan kali ini adalah asam karbonat yang merupakan asam diprotik. Asam karbonat dapat membentuk garam karbonat dan garam hidrogen karbonat. Dalam air kedua garam ini bersifat basa sehingga secara bertahap dapat dititrasi dengan asam kuat. Persamaan yang terjadi pada percobaan titrasi adalah : (1) (2)Pada titrasi pertama, seluruh bereaksi dengan membentuk yang terjadi pada titik ekivalen (TE) pertama yaitu pada pH TE = 8.345. setelah itu seluruh bereaksi dengan membentuk H2CO3 yang terjadi pada titik ekivalen (TE) yaitu pada pH TE = 3.8.

III. Cara Kerja1. Membuat Larutan Standar Na2CO3

Berat cawan kosong ditimbangSampel dilarutkan sampai 250 mLSampel dimasukkan ke dalam labu takar 250 mLBerat cawan + sampel ditimbang

2. Tambahkan air ke dalam labu takar 100 mL hingga garis batasMembuat Larutan Sampel

Samppel dimasukkan ke dalam labu takar 100 mLBerat cawan + sampel ditimbangBerat cawan kosong ditimbang

3. Pengenceran Larutan Standar HCl

Tambahkan air ke dalam gelas kimia sampai 200 mLLarutan HCl 0.5 M 40 mL dimasukkan ke dalam gelas kimia 250 mL

4. Titrasi Larutan Standar Na2CO3 dengan Larutan HCl Hasil Pengenceran

Titrasi larutan standar dengan larutan HClBuret diisi dengan 50 mL HCl hasil pengenceran25 mL larutan Na2CO3 dimasukkan ke dalam erlenmeyer ditambahkan 3 tetes pp dan 50 mL aqua dm

Bagian nilai volume di buret dicatat, lakukan titrasi duploLarutan akan berubah menjadi merah muda saat mencapai titik kesetimbangan

5. Titrasi Larutan Sampel dengan Larutan HCl Hasil Pengenceran

Titrasi sampel dengan HCl sisa, nilai volume pada saat kesetimbangan dicatatLarutan sampel ditambahkan 3-4 tetes metil jinggaNilai volume pada saat kesetimbangan dicatatTitrasi larutan sampel dengan larutan HClBuret diisi dengan 50 mL larutan HCl hasil pengenceran25 mL larutan dimasukkan ke dalam erlenmeyer ditambahkan 3 tetes pp dan 50 mL aqua dm

IV. Data PengamatanMassa Na2CO3 = 1.297 gramMassa Sampel = 1.3107 gramPercobaanTitrasi Na2CO3 dengan HClPercobaanTitrasi sampel dengan HCl

Volume HClPerubahan warna (indikator pp)Volume HClPerubahan warna (indikator pp)Volume HClPerubahan warna (indikator mj)

I10.6 mLPink Tidak BerwarnaI13.7 mLPink Tidak Berwarna23.7 mLKuning Jingga

II10.5 mLPink Tidak BerwarnaII14.1 mLPink Tidak Berwarna24 mLKuning - Jingga

Rata-rata10.55 mLRata-rata13.9 mL23.85 mL

Keterangan : pp = phenolphthalein mj = methyl jingga

Gambar 1. Larutan sampel sebelum dititrasi dengan 3 tetes ppGambar 2. Larutan sampel setelah dititrasi dengan HCl

Gambar 3. Larutan sampel setelah dititrasi dengan HCl, kemudian ditambahkan 3 tetes methyl jinggaGambar 2. Larutan sampel setelah dititrasi lebih lanjut dengan HCl

V. Perhitungan Data Mol Na2CO3 = = = 12.236 mmol Ketika Na2CO3 dilarutkan sampai 250 mL dengan menggunakan aqua dm,[Na2CO3] = = = 0.0489 M Ketika diambil 25 mL larutan Na2CO3, molaritasnya konstanMol Na2CO3 yang terambil = = = 1.2225 mmol Ketika Na2CO3 diencerkan dengan menambah 50 ml air bebas mineral, mol Na2CO3 konstan.Na2CO3 + HCl NaHCO3 + NaClKoefisien Na2CO3 dan HCl dalam reaksi tersebut sama, oleh karena itu, ketika mencapai titik ekivalen, mol Na2CO3 = mol HCl = 1.2225 mmol.[HCl] = = = 0.1158 M Pada saat titrasi sampel dengan menggunakan pp, volume HCl yang dibutuhkan adalah 13.9 mL.Mol HCl = = = 1.6096 mmolNa2CO3 + HCl NaHCO3 + NaClMol Na2CO3 = mol HCl = 1.6096 mmol Karena larutan sampel yang dititrasi adalah seperempat dari volume awal (25 mL dari 100 mL), maka 1.6096 mmol adalah seperempat dari mol Na2CO3 yang ada dalam sampel.Mol Na2CO3 dalam sampel = 4 x 1.6096 mmol = 6.4384 mmol Massa Na2CO3 = = = 682.4704 mgram % massa Na2CO3 dalam sampel = = = 52.069% Pada saat titrasi sampel dengan menggunakan metil jingga, volume HCl yang dibutuhkan adalah 23.85 mLMol HCl = = = 2.7618 mmolNa2CO3 + HCl NaHCO3 + NaClMol NaHCO3 = mol HCl = 2.7618 mmol Dengan alasan yang sama seperti sebelumnya, mol NaHCO3 tersebut adalah seperempat dari mol NaHCO3 total.Mol NaHCO3 total = 4 x 2.7618 mmol = 11.0472 mmol Perlu diingat bahwa mol NaHCO3 di sini merupakan gabungan mol NaHCO3 yang ada dalam sampel dan mol NaHCO3 yang merupakan hasil dari reaksi pertama.

Massa dalam sampel = = 4.6088 x 84 = 387.1392 mgram % massa dalam sampel = = 100% = 29.537%VI. Pembahasan pH kerja pp berada pada interval 8,0 sampai 9,6 dan pH titik ekivalen karbonat berada pada pH 8,3 (berada di dalam rentang pH kerja fenolftalein). Oleh karena itu, pada titrasi karbonat, digunakan indikator fenolftalein. Selain itu, metil jingga juga digunakan sebagai indicator karena pH kerja dari metil jingga adalah 3,1-4,4 dan pH titik ekivalen dari hidrogen karbonat adalah 3,9 (berada di dalam rentang pH kerja metil jingga). Oleh karena itu, metil jingga juga digunakan sebagai indikator dalam titrasi hidrogen karbonat.

VII. Kesimpulan Titrasi asam basa dengan menggunakan indikator visual dapat digunakan untukmenentukan kadar suatu zat di dalam suatu senyawa Kadar Na2CO3 dalam sampel adalah 52.069%-massa Kadar NaHCO3 dalam sampel adalah 29.537%-massa

VIII. Daftar Pustaka