laporan praktikum planktonologi pantai labu

Upload: keumala-hafni-munthe

Post on 10-Oct-2015

101 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

nama : Keumala Hafni Munthenim : 130302004jurusan/ prodi : Manajemen Sumberdaya PerairanUniversitas Sumatera Utara

TRANSCRIPT

KEANEKARAGAMAN PLANKTON DI PERAIRAN PANTAI MUARA INDAH KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG PROVINSI SUMATERA UTARA

LAPORANOleh

Keumala Hafni Munthe130302004

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRANFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS SUMATERA UTARA2014KEANEKARAGAMAN PLANKTON DI PERAIRAN PANTAI MUARA INDAH KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG PROVINSI SUMATERA UTARA

LAPORANOleh

Keumala Hafni Munthe 130302004

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Praktikal Test Di Laboratorium Planktonologi Fakultras Pertanian Universitas Sumetera Utara

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRANFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS SUMATERA UTARA2014LEMBAR PENGESAHAN

Judul Laporan: Keanekaragaman Plankton Di Perairan Pantai Muara Indah Jalan Lintas Pesisr Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera UtaraNama: Keumala Hafni MuntheNim: 130302004Program studi: Manajemen Sumberdaya Perairan

Diperiksa Oleh, Diperiksa Oleh,Asisten KoordinatorAsisten Korektor

Dwi Aulia AlwiDewi SusantyNIM: 100302071NIM: 120302075

MengetahuiDosen Penanggung Jawab

Ir. Dartius M.S NIP: 130 279 509

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum planktonologi yang berjudul Keanekaragaman Plankton Di Perairan Pantai Muara Indah Jalan Lintas Pesisr Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu KabupatenDeli Serdang Provinsi Sumatera UtaraLaporan ini dibuat sebagai landasan utama dalam membahas tentang plankton, yang merupakan salah satu sumber data untuk mengetahui tentang plankton dan faktorlainnya yang berhubungan atau mempengaruhi tentang plankton.Penulis sampaikan terima kasih kepada semua dosen terutama Bapak Dr. Dartius M.S, Muhammad Riza Kurnia Lubis, S.PI, M.SI dan Ahmad Muhtadi Rangkuti, S. PI,M. SI yang telah membimbing penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada para asisten laboratorium yang telah membimbing penulis dan rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan untuk laporan praktikum ini.Demikianlah laporan praktikum ini dibuat semoga bermanfaat. Terima kasih.

Medan, Juni 2014

PenulisDAFTAR ISI

KATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiDAFTAR TABEL iiiDAFTAR LAMPIRAN ivPENDAHULUANLatar Belakang1Tujuan Praktikum2 Manfaat Praktikum 2

TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Lokasi Praktikum3 Esistem Pantai 4 Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Plankton 5

BAHA DAN METODEWaktu dan Tempat 17Alat dan Bahan 17Kondisi Umum Lokasi 17Parameter Yang Diamati Sampel Plankton 18Analisi Data Indeks Hayati 19

HASIL DAN PEMBAHASANHasil 21 Pembahasan 33

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan 38 Saran 38

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

PENDAHULUAN

Latar BelakangPeranan dan kedudukan masing-masing organisme di laut digambarkan dalam piramida makanan di laut. Dasar piramida ditempati oleh organisme produser atau organisme autotrop yang mampu merubah bahan anorganik menjadi bahan organik dengan memanfaatkan energi matahari. Penggerak utama sistem kehidupan di bumi adalah energi matahari. Energi matahari kemudian dimanfaatkan oleh organisme autotroph untuk membentuk bahan organik yang akan dimanfaatkan oleh organisme herbivora. Fitoplankton merupakan organisme autotroph utama dalam kehidupan di laut. Melalui proses fotosisntesis yang dilakukannya, fitoplankton mampu menjadi sumber energi bagi seluruh biota laut lewat mekanisme rantai makanan. Walaupun memiliki ukuran yang kecil namun memiliki jumlah yang tinggi sehingga mampu menjadi pondasi dalam piramida makanan di laut (Sunarto, 2008).Perairan pantai merupakan perairan yang banyak menerima beban masukan bahan organik. Bahan ini berasal dari berbagai sumber seperti kegiatan pertambakan, pertanian, dan aktifitas manusia yang akan masuk melalui aliran sungai atau run-off dari daratan. Kualitas air mempunyai peranan penting dalam meningkatkan laju pertumbuhan dan kehidupan ekosistem perikanan. Air mempunyai fungsi memudahkan manusia untuk keperluan pertanian, perikanan, rumah tangga maupun untuk pembuangan limbah. Masalah utama yang dihadapi oleh sumberdaya air adalah kualitas air yang tidak mampu memenuhi kebutuhan secara terus menerus. Hal ini terjadi karena adanya kegiatan industri, domestik dan kegiatan lain, seperti pembuangan limbah yang menyebabkan dampak negatif terhadap sumberdaya air terutama terhadap tingkat kualitas air. Fitoplankton dalam ekosistem perairan mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam rantai makanan di laut, karena fitoplankton merupakan produsen utama yang memberikan sumbangan pada produksi primer total suatu perairan (Rokhim dkk., 2009).Laut merupakan sebuah ekosistem besar yang di dalamnya terdapat interaksi yang kuat antara faktor biotik dan abiotik. Interaksi yang terjadi bersifat dinamis dan saling mempengaruhi. Lingkungan menyediakan tempat hidup bagi organisme-organisme yang menempatinya sebaliknya makluk hidup dapat mengembalikan energi yang dimanfaatkkannya ke dalam lingkungan. Suatu daur energi memberikan contoh nyata akan keberadaan interaksi tersebut. Dilaut terjadi transfer energi antar organisme pada tingkatan tropis yang berbeda dengan demikian terjadi proses produksi. Hirarki proses produksi membentuk sebuah rantai yang dikenal dengan rantai makanan (Sunarto, 2008).Muara Pantai Labu secara administrasi terletak di Desa Gremuk, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, dan secara geografis berada pada 34044,9LU dan 98o 5430,7BT. Daerah ini merupakan daerah estuari dengan zona transisi antara dua lingkungan perairan, yakni air asin dari Selat Malaka dan air tawar yang mengalir dari sungai. Estuari merupakan tempat penimbunan bahan organik berupa substrat yang terbawa oleh arus sungai ke laut dan banyak ditumbuhi oleh hutan mangrove yang merupakan habitat bagi berbagai biota perairan. Di samping itu pada daerah-daerah tertentu di muara Pantai Labu ini juga terdapat areal pertambakan, dan pemukiman penduduk yang sebagian besar bekerja sebagai nelayan (Sembiring, 2008).Ada dua kelompok rantai makanan yang ada di ekosistem laut yaiturantai makanan grazing (grazing food chain) dan rantai makanan detrital (detritus food chain). Kedua jenis rantai makanan tersebut saling melengkapi dan membentuk sebuah siklus yang kontinus. Rantai makanan grazing dimulai dari proses transfer makanan pertama kali oleh organisme herbivora melalui proses grazing. Makanan pertama itu berupa fitoplankton dan herbivor yang memanfatkan fitoplankton adalah zooplankton. Mata rantai pertama pada rantai makanan ini adalah fitoplankton yang merupakan sumber pertama bagi seluruh kehidupan di laut. Ujung dari rantai makanan ini adalah konsumer tingkat tinggi (seperti ikan dan konsumer lainnya) yang apabila mengalami kematian akan menjadi detritus pada ekosistem laut (Sunarto, 2008).Tujuan PraktikumTujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahi komunitas plankton (fitoplankton dan zooplankton) yang terdapat di pantai labu, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan atau pertumbuhan fitoplankton dan zooplankton di perairan, mengetahui indeks keanekaragaman, kehadiran relatif, dan frekuensi kehadiran plankton di perairan pantai labu.Manfaat PraktikumManfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat menginterpretasikan secara keseluruhan mengenai plankton, manfaat plankton dan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan plankton.

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Lokasi PraktikumDesa Pantai Labu Pekan terletak di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.Penelitian tentang tingkat kesejahteraan nelayan di Desa Pantai Labu Pekan ini belum pernah dilakukan sehingga menarik perhatian untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Desa Pantai Labu Pekan merupakan pusat kegiatan usaha perikanan yang ditandai dengan adanya Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Di Desa Pantai Labu Pekan terdapat 1.041 keluarga yang diantaranya 60% bermatapencaharian sebagai nelayan. Mayoritas nelayan menggunakan alat tangkapan berupa pukat layang, ada pukat layang kecil dan ada pula pukat layang besar. Selain pukat layang, ada pula nelayan yang menggunakan alat tangkap seperti jaring udang, jaring tamban, payang, dan pancing. Nelayan pukat layang besar terdiri dari nelayan tokeh, juragan, nahkoda dan ABK (Siregar, 2006).Kecamatan Pantai Labu dan Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang merupakan Kecamatan yang terkenal akan hasil produksi pertanian organiknya meskipun belum seluruh petani di dua kecamatan ini beralih ke teknik pertanian organik. tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan kajian sifat kimia tanah Inceptisol dan Entisol pada tanah sawah dengan teknik budidaya konvensional dan organik di Kabupaten Deli Serdang, agar masyarakat dapat mengetahui dampak dari teknik budidaya yang mereka gunakan terhadap tanah dan produksi padi sawah. Adapun metode yang digunakan adalah metode Survey. (Fadillah, 2007).

Ekosistem pantaiEkosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktual sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Sebagai daerah perbatasan antara ekosistem laut dan ekosistem darat, hempasan gelombang dan hembusan angin menyebabkan pasir dari pantai membentuk gundukan ke arah darat, sehingga membentuk hutan pantai (Asriana dan Yuliana, 2012).Menurut Utomo dan Wibowo (2008), morfologi pantai dan dasar laut dekat pantai akibat pengaruh gelombang dibagi menjadi empat kelompok yang berurutan dari darat ke laut sebagai berikut:1. Backshore merupakan bagian dari pantai yang tidak terendam air laut kecuali bila terjadi gelombang badai.2. Foreshore merupakan bagian pantai yang dibatasi oleh beach face atau muka pantai pada saat surut terendah hingga uprush pada saat air pasang tinggi.3. Inshore merupakan daerah dimana terjadinya gelombang pecah, memanjang dari surut terendah sampai ke garis gelombang pecah.4. Offshore yaitu bagian laut yang terjauh dari pantai (lepas pantai), yaitu daerah dari garis gelombang pecah ke arah laut.Asriyana dan Yuliana (2008) menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang membedakan produktivitas ekosistem pantai dengan laut terbuka, yaitu sebagai berikut:1. Perairan pantai menerima sejumlah besar unsur-unsur kritis, yaitu P dan N dalam bentuk PO4 dan NO3 melalui runoff dari daratan yang kandungan haranya jauh lebih banyak. Oleh karena itu perairan pantai tidak kekurangan zat hara.2. Perairan pantai mempunyai kedalaman pantai yang dangkal bahkan lebih dangkal dari kedalaman kritis. Kondisi demikian menyebabkan dalam keadaan cuaca apapun, fitoplankton tidak mungkin terseret ke bawah kedalaman kritis. Bila intensitas cahaya cukup, produksi dapat terus berlangsung, bahkan juga dalam musim dingin.3. Di perairan pantai jarang terdapat termoklin permanen, sehingga tidak ada zat hara yang terperangkap di dasar perairan.4. Di perairan pantai banyak terdapat reruntuhan serasah yang berasal dari daratan yang dapat membatasi kedalaman zona fotik dan dengan demikian menyebabkan tingginya kadar zat hara, serta dangkalnya perairan.PlanktonSecara sederhana plankton diartikan sebagai hewan dan tumbuhan renik yang terhanyut di laut. Nama plankton berasal dari akar kata Yunani planet yang berarti pengembara. Istilah plankton pertama kali diterapkan untuk organisme di laut oleh Victor Hensen direktur Ekspedisi Jerman pada tahun 1889, yang dikenal dengan Plankton Expedition yang khusus dibiayai untuk menentukan dan membuat sitematika organisme laut. Plankton terdiri dari dua kelompok besar organisme akuatik yang berbeda yaitu organisme fotosintetik atau fitoplankton dan organisme non fotosintetik atau zooplankton (Sunarto, 2008).Menurut Fahrezi (2014) Plankton adalah organisme yang terapung atau melayang-layang di dalam air tubuhnya umumnya berukuran relatif kecil, mempunyai daya gerak relatif pasif. sehingga distribusinya sangat dipengaruhi oleh daya gerak air seperti arus dan lainnya. Secara umum plankton dibedakan menjadi 2 jenis yaitu: fitoplankton yaitu plankton tumbuhan dan zooplankton yaitu plankton hewan. Secara umum plankton dapat dikelompokkan berdasarkan ukuran dan contoh biotanya seperti tertera pada Tabel 1 yaitu: Tabel 1. Pengelompokan Plankton Berdasarkan Ukuran dan Contoh Biotanya Kelompok Ukuran Biota umum

A. Plankton 1. Ultranoplankton 2. Nanoplakton 3. Mikroplankton

4. Mesoplankton5. Mikroplankton6. Makroplankton7. Megaplankron

2 m 2-20 m 2-200m

0,2-2 mm 2-20 mm 20-200 mm > 200 mm

Bakteri Fungi, Flagellata dan Diatomae kecil.Pitoplankon, Foraminifera, Ciliata, dan Rotifera.Copepoda, Cadocera Cephalopoda, Enphasid Copepoda .Cyanea, Schiphozoa

Plankton merupakan organisme yang hidup melayang didalam air. Organisme ini mempunyai kemampuan gerak yang sangat terbatas, sehingga sebaran organisme ini dipengaruhi oleh kondisi arus perairan. Plankton dapat dibagi menjadi dua yaitu fitoplankton (plankton nabati) dan zooplankton (plankton hewani). Plankton (fitoplankton dan zooplankton) mempunyai peran yang sangat besar dalam ekosistem perairan, karena sebagai sumber makanan bagi hewan perairan lainnya. Distribusi fitoplankton dipengaruhi oleh ketersediaan cahaya dalam perairan atau tersebar dalam zona eufotik. Kemampuan membentuk zat organik dari zat anorganik dalam perairan menjadikan fitoplankton dikenal sebagai produsen primer. Dalam rantai makanan (tingkat tropik), fitoplankton menduduki posisi paling bawah sebagi sumber makanan utama untuk hewan-hewan perairan (Radiarta, 2013).

FitoplanktonFitoplankton adalah tumbuhan mikroskopik (bersel tunggal, berbentuk filamen atau berbentuk rantai) yang menempati bagian atas perairan (zona fotik) laut terbuka dan lingkungan pantai. Nama fitoplankton diambil dari istilah yunani,phyton atau "tanaman" dan planktos berarti "pengembara" atau "penghanyut. Walaupun bentuk uniseluler/bersel tunggal meliputi hampir sebagian besar fitoplankton, beberapa alga hijau dan alga biru-hijau ada yang berbentuk filamen (yaitu sel-sel yang berkembang seperti benang) (Sunarto, 2008).Fitoplankton sebagai tumbuhan yang mengandung pigmen klorofil mampu melaksanakan reaksi fotosintesis dimana air dan karbondioksida dengan adanya sinar surya dan garam-garam hara dapat menghasilkan senyawa organik seperti karbohidrat. Fitoplankton memberi kontribusi yang besar terhadap produktifitas primer di lautan. Banyak proses biotik dan abiotik yang mempengaruhi variabilitas keanekaragaman fitoplankton di perairan. Intensitas dan frekuensi proses-proses ini dapat menyebabkandinamika tidak merata (non-equilibrium) dan meningkatkan keanekaragaman jenis (Thoha dan Khairul, 2011).Fitoplankton merupakan organisme pertama yang terganggu karena adanya beban masukan yang diterima oleh perairan. Ini disebabkan karena fitoplankton adalah organisme pertama yang memanfaatkan langsung beban masukan tersebut. Oleh karena itu perubahan yang terjadi dalam perairan sebagai akibat dari adanya beban masukan yang ada akan menyebabkan perubahanpadakomposisi, kelimpahan dan distribusi dari komunitas fitoplankton. Maka dari itu keberadaan fitoplankton dapat dijadikan sebagai indikator kondisi kualitas perairan, selain itu fitoplankton dapat digunakan sebagai indikator perairan karenasifat hidupnya yang relatif menetap, jangka hidup yang relatif panjang dan mempunyai toleransi spesifik pada lingkungan (Makmur dkk., 2012).ZooplanktonKelompok zooplankton yang terdapat pada ekosistem perairan adalah dari jenis Crustaceae/Copepoda dan Cladocera, serta Rotifera. Kepadatan zooplankton di suatu daerah lentik jauh lebih sedikit dibandingkan dengan fitoplankton. Sebagian besar zooplankton menggantungkan sumber nutrisinya pada materi organik, baik berupa fitoplankton maupun detritus. Berhubung karena bentuk dan ukuran tubuh yang bervariasi maka terdapat berbagai tipe makanan zooplankton dalam memanfaatkan materi (Fahrezi, 2014).Zooplankton merupakan plankton hewani yang terhanyut secara pasif karena terbatasnya kempuan bergerak. Berbeda dengan fitoplankton , zooplankton hampir meliputi seluruh filum hewan mulai dari protozoa (hewan bersel tunggal) sampai filum Chordata (hewan bertulang belakang). Para ahli kelauatn juga mengklasifikasikan zooplankton sesuai ukuran dan lamanya hidup sebagai plankton. Ada tiga katagori ukuran zoopalnkton yang dikenal dengan mikrozooplankton, mesozooplankton, dan makrozooplankton. Mikrozooplanktonmeliputi zooplankton yang dapat melewati plankton net dengan mata 202 m dan mesozooplankton adalah yang tersangkut sedangkan makrozooplankton dapat ditangkap dengan planktonet dengan lebar mata 505m (Sunarto, 2008).Zooplankton merupakan konsumen pertama yang memanfaatkan produksiprimer yang dihasilkan fitoplankton. Peranan zooplankton sebagai mata rantai antara produsen primer dengan karnivora besar kecil dapat mempengaruhi kompleksitas tidaknya rantai makanan dalam ekosistem perairan. Zooplankton herbivora mempunyai peranan yang penting dalam proses ini, karena berfungsi sebagai penghubung antara produsen dengan konsumen pada tingkat tropik yang lebih tinggi. Keadaan tersebut mengakibatkan kepadatan zooplankton herbivora amat bergantung pada kepadatan fitoplankton. Sehingga populasi zooplankton yang tinggi akan tercapai bila populasi fitoplankton juga tinggi atau sebaliknya (korelasi positif). Di laut fenomena tersebut dapat terjadi sebaliknya, artinya lebih sering dijumpai kepadatan zooplankton yang tinggi pada waktu kepadatan fitoplankton rendah atau sebaliknya (korelasi negatif) (Handayani, 2008).Ekologi Plankton Plankton merupakan makanan alami larva organisme perairan. Sebagai produsen utama di perairan adalah fitoplankton, sedangkan organisme konsumen adalah zooplankton, larva, ikan, udang, kepiting, dan sebagainya. Produsen adalah organisme yang memiliki kemampuan untuk menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi dalam melakukan aktivitas hidupnya, sedangkan konsumen adalah organisme yang menggunakan sumber energi yang dihasilkan oleh organisme lain. Plankton dalam ekosistem perairan mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam rantai makanan dilaut, karena plankton merupakan produsen utama yang memberikan sumbangan terbesar pada produksi primer total suatu perairan (Purnama dkk., 2013).Produktivitas primer suatu sistem ekologi sebagai laju penyimpanan energi radiasi melalui aktivitas fotosintesis dari produser atau organisme (terutama tumbuhan hijau) dalam bentuk bahan organik yang dapat digunakan sebagai bahan pakan. Untuk menghasilkan produksi primer, produser melakukan fotosintesis dengan bantuan cahayamatahari yang ditangkap oleh pigmen-pigmen fotosintesis (Sunarto, 2008).Kehadiran fitoplankton di ekosistem perairan sangat penting, karena fungsinya sebagai produsen primer dalam perairan atau karena kemampuan dalam mensintesis senyawa organik dari senyawa anorganik melalui proses fotosintesis Dalam ekosistem air, proses fotosintesis dilakukan oleh fitoplankton bersama dengan tumbuhan air lainnya disebut sebagai produktivitas primer. Fitoplankton hidup terutama pada lapisan perairan yang mendapat cahaya matahari yang dibutuhkan untuk melakukan proses fotosintesis (Fahrezi, 2014).Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan PlanktonFaktor fisika-kimia perairan yang mempengaruhi kehidupan plankton antara lain: 1. Suhu Tinggi rendahnya suhu suatu badan perairan sangat mempengaruhi kehidupan organisme air, termasuk plankton. Semakin tinggi suhu meningkatkan kebutuhan organisme akan oksigen. Perubahan suhu dalam perairan akan mempengaruhi kelarutan berbagai jenis gas di dalam air serta semua aktivitas biologis di dalam ekosistem akuatik. kenaikan suhu sebesar 10 hanya pada kisaran suhu yang masih ditolerir, akan meningkatkan aktivitas fisiologi (misalnya: respirasi) dari organisme sebesar 2-3 kali lipat. Suhu ekosistem akuatik secara alamiah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti intensitas cahaya matahari, pertukaran panas antara air dan udara sekelilingnya dan juga oleh faktor kanopi (penutupan oleh vegetasi) dari pepohonan yang tumbuh di sekitarnya (Fahrezi, 2014).2. Cahaya MatahariSinar matahari merupakan faktor vital yang menentukan baik buruknya perairan. Sinar matahari mendukung pertumbuhan produsen yaitu fitoplankton dan tumbuhan air serta organisme yang bergantung pada kedua hal tersebut. Struktur komunitas danau sangat dipengaruhi oleh penetrasi cahaya dan aktivitas fotosintesis. Danau-danau dangkal dengan kedalaman 4-5 meter mengalami pengadukan atau perubahan suhu dalam tempo 24 jam. Pada danau yang dangkal umumnya cahaya dapat menjangkau hingga ke semua bagian perairan. Cahaya merupakan faktor vital yang mendukung pertumbuhan fitoplankton dan tumbuhan air serta organime lain yang bergantung pada keduanya. Kondisi tersebut membuat danau-danau atau telaga menjadi subur dan produktif (Mahmud dkk.,2012)3. Arus Arus air adalah faktor yang mempunyai perananan yang sangat penting baik pada perairan lotik maupun pada perairan lentik. Hal ini berhubungan dengan penyebaran organisme, gas-gas terlarut dan mineral yang terlarut dalam air. Arus air pada perairan lotik umumnya bersifat turbulen. Selain itu dikenal arus laminar. Arus terutama berfungsi sebagai pengangkut energi panas dan substansi yang terdapat di dalam air. Arus juga mempengaruhi penyebaran organisme. Arus vertikal mempengaruhi distribusi plankton (Fahrezi, 2014).

4. Unsur Hara (Nutrien)Unsur hara terkait dengan produktivitas perairan. Pada telaga dengan kandungan unsur hara yang melimpah dan seimbang jumlah fitoplanktonnya juga banyak sehingga akan berkorelasi juga dengan jumlah zooplankton. Unsur karbon diperlukan untuk fotosintesis, unsur nitrogen diperlukan untuk pembentukan protein dan asam amino sedangkan unsur fosfor diperlukan untuk pertumbuhan. Unsur belerang jarang dijadikan faktor pembatas organism perairan air tawar karena kelimpahannya sangat banyak di alam. Telaga mendapat limpahan atau akumulasi bahan organik atau anorganik dari aliran sungai disekitarnya. Unsur fosfor dan nitrogen merupakan faktor penting dalam penyuburan suatu perairan. Apabila konsentrasinya berlebih maka dapat\ terjadi eutrofikasi. Eutrofikasi merupakan ledakan populasi dari organisme tertentu seperti eceng gondok (Eichornia crassipes). Eutrofikasi menyebabkan pendangkalan, penurunan kualitas air, atau berkurangnya biodiversitas ikan air tawar sehingga bersifat merugikan (Mahmud dkk., 2009)Kecerahan yang cukup tinggi (6 m) serta kandungan nutrien seperti fosfat, nitrat dan silikat yang tergolong katagori sedang menurut Sutamihardja, mendorong tingginya nilai kelimpahan fitoplankton dalam suatu perairan. Namun demikian suatu kelimpahan fitoplankton di estuarin dan perairan pantai dapat berubah dengan cepat seiring dengan adanya perubahan nutrien dan cahaya yang merupakan faktor limitasi serta adanya perubahan perbedaan lingkungan fisik (mixing sanility), dengan demikian kesemua faktor di atas akan mempengaruhi perubahan komposisi spesies (Widianingsih, 2007).

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat PraktikumPraktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 17 Mei pukul 10.00 WIB sampai di identifikasi di perairan Pantai Muara Indah jalan, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.Alat dan Bahan PraktikumAdapun alat yang di gunakan dalam praktikum ini adalah planktonnet sebagai alat untuk mengambil sampel plankton, ember untuk mengambil sampel air, botol flim untuk tempat sampel air plankton, lakban untuk menutup botol flim agar tidak terkena sinar matahari, pipet tetes untuk mengambil sampel plankton dari botol flim, mikroskop untuk mengiden atau meneliti plankton, serbet untuk lapisan membawa mikroskop, flanel untuk membersihkan mikroskop, cover glass untuk tempat sampel air, kertas label untuk memberikan penanda pada setiap botol sampel plankton.Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah lugol untuk menjaga sampel plankton tetap utuh atau tidak lisis, aquadest disemprot pada saat selesai mengambil sampel pada planktonnet agar plankton yang lengket pada planktonnet terbawa ke bawah atau masuk ke dalam botol.Kondisi Stasiun PraktikumDeskripsi area stasiun praktikum selesai di perairan pantai muara indah jalan lintas pesisr desa denai kuala kecamatan pantai labu kabupaten deli serdang provinsi sumatera utara.a. Stasiun 1Pengambilan sampel plankton pada stasiun 1 berada pada kawasan yang dekat dengan mangrove di sepanjang pantai yang ditumbuhi dengan vegetasi mangrove, tipe substrat berlumpur, air berwarna kecoklatan, kedalaman1m, pasang surut perairan cukup kuat.b. Stasiun 2 Pengambilan sampel plankton pada stasiun 2 berada di sekitar bibir pantai, tipe substrat berpasir, air berwarna kecoklatan, kedalaman 1m, pasang surut cukup tinggi.c. Stasiun 3Pengambilan sampel plankton pada stasiun 3 berdekatan dengan stasiun 2, 10m dari bibir pantai, airnya dangkal dan berwarna kecoklatan, tipe substrat berpasir, kedalaman 80m dan mempunyai pasang surut yang cukup tinggi.d. Stasiun 4Pengambilan sampel plankton pada stasiun 4 berjarak sekitar 10 m dari stasiun ke 3, substrat berpasir, airnya dangkal dan air berwarna kecoklatan, kedalaman 1,2 m dan mempunyai pasang yang cukup tinggi.Parameter Yang Diamati Sampel Plankton Langkah Langkah Cara Pengambilan Sampel PlanktonAdapun langkah-lagkah yang dilakukan untuk pengambilan sampel plankton adalah sebagai berikut:1. Persiapkan alat-alat dan bahan untuk pengambilan sampel plankton.2. Tentukan lokasi pengambilan atau stasiun di perairan.3. Sediakan ember untuk mengambil sampel air.4. Kemudian tuangkan ke dalam planktonnet.5. Lakukan secara berulang sebanyak 5 kali pengulangan.6. Kemudian disemprotkan aquadest secukupnya ke jaring planktonnet untuk menjatuhkan plankton keseluruhan yang terdapat di jaring planktonnet.7. Kemudian ambil bucket yang terdapat di jaring planktonnet.8. Kemudian teteskan lugol sebanyak 4 %.9. Kemudian tutup dengan lakban secara keseluruhan.10. Kemudian beri label pada botol flim tersebut.11. Kemudian di identifikasi di laboratoruim biologi.12. Diidentifikasi secara terus menerus sampai air sampel di dalam botol flim habis.Indeks KeanekaragamanIndeks keanekaragaman jenis merupakan gabungan dari kekayaan jenis dan kemerataan jenis. Kesamarataan adalah pembagian yang merata pada semua jenis, namun pada kenyataannya tiap spesies mempunyai jumlah individu yang tidak sama. Kesamarataan menjadi maksimum bila semua spesies mempunyai jumlah individu yang sama atau rata dalam komunitas alami bisanya ada. Kepadatan (density) adalah jumlah individu per unit area (luas) atau volume. Dalam sampling fauna, menentukan kepadatan mutlak seringkali tidak mungkin dilakukan. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan membuat indeks kepadatan, yang umum digunakan untuk keperluan pembandingan (Wijayanti, 2011).

Indeks Keanekaragaman (H) H= - pi ln piKeterangan : H= Indeks Keanekaragaman jenis Pi= ni/N N= jumlah individu jenis ke-I N= Jumlah total individu Kisaran total Indeks Keanekaragaman dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Indeks KeanekaragamanKeterangan

H < 2,3026Keanekaragaman Kecil Dan Kestabilan Komunitas Rendah

2,3026 6,9078Keanekaragaman Sedang Dan Kestabilan Komunitas Sedang

H > 6,9078Keanekaragaman Tinggi Dan Kestabilan Komunitas Tinggi

Analisis Data Stasiun 1Stasiun 2Stasiun 3Stasiun 4

1.3861.5253.3931.392

Klasifikasi Tingkat Pencemaran Berdasarkan Indeks Shannon WienerNODerajat PencemaranIndeks Diversitas (H)

1Tidak Tercemar >2.0

2Tercemar Ringan1.6 -2.0

3Tercemar Sedang 1.0-1.6

4Tercemar Berat