laporan praktikum respirasi pada hewan dan tumbuhan

12
LAPORAN PRAKTIKUM IPA DASAR RESPIRASI PADA HEWAN DAN TUMBUHAN KELOMPOK 3 Nama : RETNO NINGKRISTIANA NIM : 4001413039 PENDIDIKAN IPA FAKULTAS ILMU MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

Upload: retnoningkristiana

Post on 09-Oct-2015

1.684 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Respirasi Pada Hewan Dan Tumbuhan

TRANSCRIPT

  • LAPORAN PRAKTIKUM IPA DASAR

    RESPIRASI PADA HEWAN DAN TUMBUHAN

    KELOMPOK 3

    Nama : RETNO NINGKRISTIANA

    NIM : 4001413039

    PENDIDIKAN IPA

    FAKULTAS ILMU MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2013

  • RESPIRASI PADA HEWAN DAN TUMBUHAN

    1) KOMPETENSI INTI

    Memahami pengetahuan (faktual. Konseptual dan prosedural) berdasarkan rasa

    ngintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan

    kejadian tampak mata.

    2) KOMPETENSI DASAR

    Mengenal konsep energi, berbagai sumber energi, energi dari makanan,

    transformasi energi, respirasi, sistem pencernaan makanan, dan fotosistesis.

    3) INDIKATOR

    a) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian respirasi

    b) Peserta didik dapat melakankana dan mempresentasikan praktikum respirasi pada

    serangga dan tumbuhan.

    4) TUJUAN

    a) Menjelaskan pengertian respirasi

    b) Mengamati proses respirasi pada serangga dan kecambah kacang hijau.

    5) LANDASAN TEORI

    Respirasi merupakan proses penghasil energy didalam tubuh makhuk hidup. Selain

    dihasilkan energy dihasilkan juga karbon dioksida yang harus dikeluarkan dari tubuh.

    Proses respirasi meliputi empat bagian, yaitu :

    a) Keluar masuknya udara lantaran dua organ pernafasan (alveole paru-paru) yang

    disebut ventilasi pulmoneum.

    b) Difusi O2 dan CO2 antara udara dan alveola didlam darah.

    c) Transport O2 dan CO2 dalam darah / cairan tubuh ked an dari sel.

    d) Pengaturan ventilasi dan segi-segi respirasi lainnya.

    Proses respirasi diawali dengan proses pertukaran gas oksigen (O2) melalui alat

    pernapasan sehingga menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan Uap air (H2O). Alat

    pernapasan tumbuhan letaknya tersebar. Tumbuhan dapat melakukan pertukaran gas

    melalui stomata, lenti sel, dan rambut akar. Respirasi banyak memberikan manfaat bagi

    tumbuhan.

  • Manfaat tersebut terlihat dalam proses respirasi dimana terjadi proses pemecahan

    senyawa organik, dari proses pemecahan tersebut maka dihasilkanlah senyawa-

    senyawa antara yang penting sebagai Building Block. Building Block merupakan

    senyawa-senyawa yang penting sebagai pembentuk tubuh. Senyawa-senyawa tersebut

    meliputi asam amino untuk protein; nukleotida untuk asam nukleat; dan prazat karbon

    untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen

    flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti lignin.

    Bernafas artinya melakukan pertukaran gas, yaitu mengambil oksigen (O2) ke dalam

    paru-paru yang disebut proses inspirasi dan mengeluarkan karbondioksida (CO2) serta

    uap air (H2O) yang disebut proses ekspirasi. Sedangkan respirasi adalah seluruh proses

    sejak pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan

    energi. Pertukaran gas O2 dan gas CO2 berlangsung melalui proses difusi. Alat-alat

    pernafasan dapat berupa paru-paru, insang, trakea maupun bentuk lain yang dapat

    melangsungkan pertukaran gas O2 dan gas CO2.

    Respirasi dapat berlangsung dengan 2 cara, yaitu :

    1. Respirasi Aerob (Oksidasi)

    Proses ini merupakan pemecahan molekul dengan menggunakan oksigen, reaksi

    umumnya sebagai berikut:

    C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + 675 kalori

    Pada umumnya dalam keadaan normal manusia menggunakan cara ini.

    2. Respirasi Anaerob

    Proses ini merupakan pemecahan molekul tidak menggunakan oksigen. Reaksi

    umumnya sebagai berikut:

    C6H12O6 2C2H5OH + CO2 + 28 Kalori

    Pada proses respirasi anaerob terjadi pemecahan molekul yang sempurna, karena

    masih dihasilkan zat organik sehingga energinya belum terbebaskan semua. Pada

    proses tersebut hanya terhenti sampai glikolisis dan terbentuk asam laktat, sehingga

    energi yang dihasilkan sedikit dan dampaknya mengakibatkan kelelahan pada tubuh.

    Proses ini umumnya terjadi pada organism tingkat rendah, yaitu pada ragi dan bakteri.

    Pada organisme tingkat tinggi proses ini hanya berlangsung dalam keadaan darurat,

  • yaitu apabila persediaan oksigen kurang mencukupi. Ini terjadi ketika otot bekerja

    terlalu keras dan berlebih.

    6) RANCANGAN ALAT PRAKTIKUM

    7) ALAT DAN BAHAN

    Alat :

    Satu set respirometer

    Stop watch

    Sendok stainlis (untuk mengambil KOH)

    Pipet

    Bahan :

    3 jenis Serangga dengan massa bervariasi

    Kecambah dengan massa bervariasi

    KOH satu sendok teh

    Kapas

    Eosin

    Malam

    8) PROSEDUR KERJA

    Mengambil serangga dan tanaman keambah

    kacang hijau dengan jumlah tertentu

  • Mengambil satu sendok teh KOH dan dibalut kapas,

    lalu memasukan ke dalam tabung respirometer

    Membaca skalanya pada tiap 2 menit selama

    10 mnt mulai dari nol

    Melakukan percobaan yang sama pada kecambah

    Memasukkan serangga ke dalam tabung respirometer

    dengan posisi tabung ditidurkan dan dibiarkan

    sebentar

    Menutup respirometer dengan pipa berskala

    menggunakan malam

    Teteskan larutan safranin pada pipa berkala

    Meneteskan larutan eosin pada pipa berskala

    dengan menggunakan pipet

    Teteskan larutan safranin pada pipa berkala

  • 9) DATA PENGAMATAN

    a) Hasil pengamatan pada serangga

    No

    Jumlah

    serangga

    Perubahan safranin

    2 menit 4 menit 6 menit 8 menit 10 menit

    1 2 serangga 0,49 0,73 0,9 - -

    2 3 serangga 0,55 0,85 0,95 - -

    b) Hasil pengamatan pada kecambah

    No

    Jumlah

    kecambah

    Perubahan safranin

    2 menit 4 menit 6 menit 8 menit 10 menit

    1 20 kecambah 0,04 0,18 0,28 0,36 0,44

    2 25 kecambah 0,18 0,46 0,7 0,98 1,16

    10) METODE ANALISIS

    Dalam percobaan ini kami menggunakan metode grafik, dengan menggunakan data

    yang diperoleh dari hasil pengamatan maka akan bisa dibuat grafik respirasi pada hewan

    dan tumbuhan, dari grafik tersebut akan dapat dilihat hasil perbandingan antar indikator

    (massa tubuh,jenis tumbuhan/hewan), sehingga dapat menentukan faktor-faktor apa saja

    yang akan mempengaruhi terjadinya respirasi pada hewan dan tumbuhan.

  • 11) ANALISIS DATA

    a) Data pengamatan pada serangga

    No Jumlah serangga

    Perubahan safranin

    2 menit 4 menit 6 menit 8 menit 10 menit

    1 2 serangga 0,49 0,73 0,9 - -

    2 3 serangga 0,55 0,85 0,95 - -

    Kecepatan pergerakan jangkrik

    Menggunakan 2 serangga

    skala

    waktu

    ml

    s

    Menggunakan 3 serangga

    skala

    waktu

    ml

    s

  • b) Data pengamatan pada kecambah

    No

    Jumlah

    kecambah

    Perubahan safranin

    2 menit 4 menit 6 menit 8 menit 10 menit

    1 20 kecambah 0,04 0,18 0,28 0,36 0,44

    2 25 kecambah 0,18 0,46 0,7 0,98 1,16

    Kecepatan pergerakan kecambah

    Menggunakan 20 kecambah

    skala

    waktu

    ml

    s

  • Menggnakan 25 kecambah

  • 12) PEMBAHASAN

    Pada praktikum respirasi pada hewan dan tumbuhan dengan menggunakan

    respirometer sederhana kali ini, kami mengukur kecepatan respirasi tumbuhan dan hewan

    dengan larutan berwarna yaitu dengan menggunakan eosin. Perolehan Data dilakukan

    dengan cara mengamati kedudukan eosin yang terus bergerak pada skala respirometer,

    tiap dua menit dalam rentan waktu sepuluh menit. Hal ini dipastikan karena eosin yang

    bergerak tersebut disebabkan oleh aktivitas kecambah ataupun serangga. Di dalam tabung

    respirometer selain terdapat kecambah atau serangga, juga diberi KOH (padat) yang telah

    dibungkus kapas. Peran KOH adalah menyerap H2O hasil respirasi, karena KOH bersifat

    hidrofil (hydrofilic) maka H2O hasil dari respirasi akan tersrap oleh KOH. Maka dari itu

    KOH dilapisi kapas agar sifat kaustik dari KOH tidak terlalu berefek pada makhluk hidup

    yang ada di dalam tabung ketika melakukan respirasi. CO2 dari sisa metabolisme kecambah

    atau serangga akan diikat oleh KOH menjadi K2CO3 dan H2O. Reaksinya adalah sebagai

    berikut :

    2KOH + CO2 K2CO3 + H2O

    Dimana CO2 memiliki volume terbesar karena merupakan gas yang dikeluarkan hasil dari

    respirasi, sedangkan K2CO3 sendiri berbentuk padat. Akibatnya, volume CO2 dalam tabung

    kaca berisi kecambah atau serangga akan terus berkurang karena CO2 diikat menjadi

    K2CO3. Sementara itu voleme O2 juga semakin berkurang karena terus digunakan oleh

    kecambah atau serangga. Volume udara yang berkurang akan menyebabkan adanya

    tekanan negatif yang menyebabkan larutan eosin terus bergerak menuju tabung kaca yang

    berisi kecambah atau serangga. Sehingga semakin banyak udara (oksigen) yang

    dibutuhkan maka semakin cepat laju respirasinya, maka eosin juga akan lebih cepat

    bergerak ke arah tabung. Eosin sebagai indikator sekaligus memisahkan udara yang ada di

    dalam tabung dan udara yang ada di luar tabung.

    a) Laju respirasi pada serangga

    Laju respirasi pada serangga dengan menggunakan dua serangga yang dimasukkan

    ke dalam respirometer adalah sebesar sedangkan pada tiga

    serangga memiliki laju sebesar .

  • Pada dua serangga laju respirasi terbukti lebih lambat daripada laju reaksi pada tiga

    serangga. Hal ini disebabkan oleh aktivitas serangga yang terjadi dalam tabung

    respirometer. Semakin banyak serangga yang dimasukan kedalam tabung dan

    semakin banyak melakukan pergerakan, maka oksigen yang diperlukan untuk

    membentuk energi semakin banyak. Hal ini yang menyebabkan eosin pada pipa

    respirometer bergerak semakin cepat karena terdesak udara (oksigen) dari luar.

    b) Laju respirasi pada kecambah

    Perlakuan untuk mengukur kecepatan / laju reaksi pada kecambah sama dengan

    perlakuan terhadap serangga. Menggunakan KOH untuk mengikat CO2 dan eosin

    sebagai indikator sekaligus pemisah udara dalam dan luar tabung.

    Pada kecambah berjumlah 20, laju reaksi yang dihasilkan adalah sebesar

    , sedangkan pada 25 kecambah laju reaksi yang dihasilkan sebesar

    . Hal ini juga memiliki konsep yang sama dengan respirasi pada

    serangga. Semakin banyak individu yang memerlukan oksigen untuk bernafas

    dalam tabung respirometer, semakin cepat pula laju eosin yang terdesak udara dari

    luar menuju tabung.

    Namun terdapat sedikit perbedaan antara cepat laju kecambah dengan serangga.

    Ya, karena serangga melakukan pergerakan secara aktiv sehingga oksigen untuk

    membentuk energi yang diperlukan pun semakin banyak. Tidak seperti kecambah

    yang melakukan pergerakan secara pasif sehingga laju reaksinya terkesan lambat.

    13) KESIMPULAN

    1. KOH sebagai pengikat suhu agar respirasi terpicu menjadi cepat. Selain itu KOH

    juga berfungsi sebagai pengikat CO2. Kristal KOH dapat mengikat CO2 karena

    bersifat hidroskopis.

    Reaksi antara KOH dengan CO2, sebagai berikut :

    (1) KOH + CO2 KHCO3

    (2) KHCO3 + KOH K2CO3 + H2O

    2. Respirasi dipengaruhi oleh massa tubuh, suhu, aktivitas atau pergerakan

    makhluk hidup, dan jenis hewan/tumbuhan (makhluk hidup).

    3. Saat proses respirassi berlangsung baik hewan maupun tumbuhan menghirup

    O2 dan mengeluarkan CO2 dan uap air dan menghasilkan sejumlah energi.

  • 14) DAFTAR PUSTAKA

    http://id.wikipedia.org/wiki/Respirasi

    http://maindakon.blogspot.com/2011/05/respirasi-aerob-dan-anaerob

    http://www.slideshare.net/agielodrigues/sistem-respirasi-11855895

    http://rheeaputri.blogspot.com/2012/11/laporan-praktikum-biologi-respirasi.html