laporan praktikum rjp ffa

Upload: farah-firdha-abadhia

Post on 14-Oct-2015

204 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

hasil praktikum rjp

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUMFISIOLOGISISTEM TUBUH III(KEGAWAT DARURATAN MEDIK DENTAL)

Disusun oleh :FARAH FIRDHA ABADHIA131610101046

BAGIAN BIOMEDIK FISIOLOGIFAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS JEMBER2013DAFTAR ISI

Cover...1Daftar Isi.2Kegawat Daruratan Medik Dental...3Bab I . Dasar Teori...4Bab II. Cara Kerja...20Bab III. Hasil Percobaan ...25Bab IV. Pembahasan...28Bab V. Kesimpulan...30Daftar Pustaka....31

Kegawat Daruratan Medik Dental

BAB IDASAR TEORI

BAB IICARA KERJA

BAB IIIHASIL PERCOBAAN

PERTANYAAN DAN JAWABAN1. Jelaskan mengapa mahasiswa fakultas kedokteran gigi memerlukan pengetahuan tenang BLS ?Karena BLS merupakan tindakan pertolongan pertama yang harus dilakukan pada pasien yang mengalami keadaan mengancam nyawa. Seorang dokter gigi harus mempunyaiketerampilan dan melakukan BLS untuk memberikan pelayanan darurat dan mampu menanggulangi kegawatan daruratan dengan BLS.

2. Apa yang anda lakukan apabila anda temukan gigi tiruan pasien anda tertelan?Apabila ada gigi tiruan yang tertelan pasien harus dilakukan Cross finger untuk membuka mulut (menggunakan 2 jari, ibu jari mendorong rahang keatas, telunjuk menekan rahang ke bawah) kemudian ambil gigi palsu yang tertelan.

3. Apa gunaya metode back blow di bidang kedokteran gigi?Metode Back blow manuever dilakukan jika tiba-tiba mendapati seorang pasien yang mengalami hambatan napas total pada jalan nafas, dengan memukul menggunakan telapak tangan daerah diantara tulangscapula dipunggung sebanyak 5 kali. 4. Apa gunanya metode Heimleich Manuever di bidang kedokteran gigi ?Metode Hiemlich maneuver dilakukan jika suara nafas tidak terdengar karena ada hambatan total pada jalam nafas dengan cara memposisikan diri dibelakang pasien, kemudian melingkarkan tangan pada sterno pasien lalu menekan sterno pasien dengan menarik tangan kita kebelakang

5. Apa gunanya metode Chest Thrust di bidang kedokteran gigi ?Metode Chest Thrust dilakukan jika suara nafas pada ibu hamil, bayi atau obesitas karena ada hambatan total pada jalan nafas dengan cara mendorong tangan kearah dalam atas.

6. Apa yang anda lakukan pada saat anda jumpai pasien anda mengalami pingsan setelah dilakukan anastesi ? Jelaskan !Jika dijumpai pasien mengalami pingsan setelah dilakukan anastesi, kita sebagai salah satu tenaga medis harus melakukan pengecekan kesadaran pasien dengan metode AV-PU:A (alert): Korban sadar, jika tidak sadar lanjut ke poin V.V (Verbal): Cobalah memanggil-manggil korban dengan cara berbicara keras ditelinga korban (pada tahap ini jangan sertakan dengan menggoyang atau menyentuh pasien), jika tidak merespon lanjut ke poin P.P (Pain): Cobalah beri rangsang nyeri pada pasien, yang paling mudah adalah menekan bagian putih dari kuku tangan (dipangkal kuku), selain itu dapat juga dengan menekan bagian tengah tulang dada (sternum) dan juga areal di atas mata (supra orbital).U (Unresponsive): Setelah diberi rangsang nyeri tapi pasien tidak bereaksi, maka pasien berada dalam keadaan unresponsive (tidak sadar).Kemudian melakukan BLS:1. Pembebasan jalan napasJalan napas pasien harus segera dibersihkan dari benda asing, lendir atau darah. Membuka jalan napas dapat dilakukan dengan mengangkat dagu kedepan dengan metode head lilt-chin lift/ jaw thrust ( lebih aman ), apabila terjadi muntah, posisi pasien dimiringkan.2. Call for helpHal ini adalah mencari pertolongan yang sesungguhnya3. Memeriksa pernapasan pasien dengan metode look, listen dan feel : Lihat apakah ada aktivitas pernapasan pada pasien ( look ) Dengar apakah ada suara pernapasan pada pasien ( listen ) Rasakan napas pasien dengan mengunakan 2 jari ditempelkan dihidung4. Apabila terjadi henti napas maka harus diberikan pijat jantung sebanyak 30 kali dengan sela 2 kali napas buatan.

BAB IVPEMBAHASAN

Mahasiswa kedokteran gigi penting sekali memiliki pengetahuan tentang PPGD dan RJP karena nanti jika sudah lulus dari pendidikan dokter gigi (klinik) ataupun telah menjadi dokter gigi, maka ketika menghadapi pasien yang tiba-tiba tidak sadarkan diri ataupun dalam kondisi gawat darurat, kita dapat langsung memberikan pertolongan pertama untuk menyelamatkan jiwa pasien sebelum akhirnya diberikan perawatan yang sesuai dengan keadaan korban. Selain itu, sebagai orang yang paham tentang medis daripada masyarakat awam lainnya, ketika menemui korban yang dalam kondisi gawat darurat tiba-tiba dijalan, kita dapat langsung memberi pertolongan pertama. Pertolongan black blow maneuver dilakukan apabila terjadi kasus tersedak benda padat pada pasien. Apabila ada pasien yang tertelan gigi tiruannya, yang harus kita lakukan sebagai dokter gigi adalah adalah memberikan PPDG yang selanjutnya dilakukan pemeriksaan apakah gigi tiruan masih dapat diambil atau tidak. Ketika masih bisa diambil dilakukan dengan metode jaw thrust dan sengan cara cross finger untuk mmbuka mulut (menggunakan 2 jari yaitu ibu jari dan jari telunjuk yang digunakan untuk chin lift, ibu jari mendorong rahang atas ke atas, telunjuk menekan rahang bawah ke bawah) dan pindahkan gigi tiruan tersebut. Namun, jika sudah tertlan dilakukan dengan metode black blow maneuver atau heimlich maneuver saat gigi tiruan sudah tertelan mencapai abdomen pasien.Pertolongan black blow maneuver selain berguna saat terjadinya kasus tersedak benda padat, pertolongan ini juga digunakan untuk membebaskan jalan napas saat terjadi henti napas pada pasien bayi atau anak-anak.Sedangkan pertolongan heimlich maneuver dilakukan apabila perawatan dengan metode black blow maneuver tidak berhasil. Metode black blow maneuver dan metode heimlich maneuver sebenarnya memiliki fungsi yang sama, hanya saja pada metode heimlich maneuver dilakukan penekanan pada ulu hati dan dilakukan apabila benda padat sudah tertelan sudah sampai pada abdomen serta berfungsi untuk untuk membebaskan jalan napas saat terjadi henti napas pada pasien bayi, anak-anak, dan orang dewasa untuk korban sadar dan tidak sadar.Metode chest thrust sebenarnya sama saja dengan metode heimlich maneuver, hanya saja pada metode chest thrust yang ditekan adalah dada atau tulang rusuk.Jika menjumpai pasien dianastesi kemudian tidak sadarkan diri, kita bisa memberikan PPDG dengan langkah awal pengkajian korban yang meliputi pernafasan dan peredaran darahnya. Jika pasien pingsan, yang diperiksa adalah pernafasannya melalui terangkatnya dada dengan metode Look, Listen and Feel. Hal lain yang perlu diperiksa yaitu pupil mata dan denyut nadi pada artericarotis. Apabila korban tidak menunjukkan tanda-tanda kesadaran, maka segera dilakukan nafas buatan dan meminta orang lain untuk menghubungi Layanan Kedaruratan Medis (LKM).

BAB IVKESIMPULAN

Di dalam merawat pasien dokter gigi akan berhadapan dengan pasien dengan populasi dan variasi status kesehatan pasien yang berbeda-beda, oleh karena itu persiapan dalam menghadapi pasien-pasien dengan status kesehatan medically compromised patient merupakan hal utama yang harus dilakukan. Seorang dokter gigi harus mampu mengetahui dan memahami jenis-jenis kegawatdaruratan yang sering terjadi pada bidang kedokteran gigi, juga mengetahui prinsip-prinsip di dalam pencegahan dan penanggulangan kegawatdaruratan medis, kemudian juga selalu mengikuti kursus-kurus mengenai kegawatdaruratan (Basic Life Support), mengikuti perkembangan keilmuan mengenai kegawatdaruratan, dan selalu memeriksa peralatan kegawatdaruratan serta mencatat tanggal kadaluwarsa obat-obatan kegawatdaruratan agar dapat menanggulangi kegawat daruratan yang terjadi pada pasien dan memberikan pelayan yang baik bagi masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Kozier&Erb.2009.Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Ed. 5.Jakarta:EGC Kartono, Mohomad.1975.Pertolongan Pertama.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama. Rilantono, Lily.2004.Buku Ajar KARDILOLOGI.Jakarta:Gaya Baru W. F. Ganong. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 14., Alih Bahasa : Petrus Andriato. Jakarta : EGC C. Guyton. 1996. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 7, bagian 1 & 2. Alih Bahasa : Ken Ariata Tengadi, dkk. Jakarta : EGC J. W. Roken, C. Yokochi & E. Ltjen-Drecoll. 2002. Atlas Anatomi Manusia, Kajan Fotografik Tubuh Manusia Edisi 5, Alih Bahasa : Y. Joko Suyono. Jakarta : EGC Tim Fisiologi 2001 Petunjuk Praktikum Psikologi Faal, Yogyakarta : Laboratorium Psikologi Faal Fakultas Psikologi UGM

2