laporan tutorial perio non bedah

Upload: mila-aditya-zeni

Post on 09-Feb-2018

372 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    1/35

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dalam penanganan kasus periodontal, apabila diagnosis penyakit

    sudah ditegakkan dan prognosis diramalkan maka langkah berikutnya

    adalah merencanakan perawatan yang akan dilakukan terhadap kasus

    tersebut. Dalam rencana perawatan tersebut tercakuplah semua prosedur

    yang diperlukan untuk menciptakan dan memelihara kesehatan

    periodonsium. Rencana perawatan yang disusun bukanlah suatu rencana

    perawatan yang bersifat final. Perkembangan yang terjadi selama

    perawatan berjalan yang belum terdeteksi sebelumnya, bisa menyebabkan

    harus dimodifikasinya rencana perawatan yang telah disusun.

    Tujuan utama perawatan periodontal tidak hanya menghentikan

    penyakit periodontal, tetapi juga menggantikan bagian jaringan

    penyangga yang mengalami kerusakan. Keberhasilan perawatan

    periodontal sangat bergantung pada kesempurnaan dalam menghilangkan

    keradangan gingiva, perdarahan gingiva, mengurangi kedalaman poket,

    menghentikan proses infeksi, menghentikan pembentukan pus,

    menghentikan kerusakan jaringan lunak dan tulang, mengurangi

    kegoyangan gigi, memperbaiki fungsi oklusi, memperbaiki jaringan yang

    mengalami kerusakan, mencegah rekurensi penyakit, serta mengurangi

    hilangnya gigi-geligi.

    Plak yang berakumulasi di dalam mulut akan mengalami

    mineralisasi membentuk karang gigi. Karang gigi tidak secara langsung

    menjadi penyebab penyakit jaringan periodontal gigi, tetapi menjadi media

    untuk bakteri yang menimbulkan peradangan, yang memicu terjadinya

    penyakit periodontal. Apabila tidak segera diatasi, akan terjadi kerusakan

    jaringan penyangga gigi yang lebih dalam yaitu kerusakan tulang alveolar

    yang menyangga gigi. Gigi menjadi goyang dan berisiko pencabutan gigi.

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    2/35

    2

    Dalam perawatan periodontal, dikenal perawatan non bedah dan

    perawatan bedah. Perawatan non bedah periodontal yang disebut juga

    perawatan terapi fase I atau terapi inisial adalah merupakan tahap pertama

    dari serangkaian perawatan periodontal, yang diarahkan pada penyingkiran

    semua iritan lokal yang dapat menyebabkan inflamasi gingiva serta

    pemberian instruksi dan memotivasi pasien untuk melaksanakan kontrol

    plak. Perawatan ini merupakan fase perawatan etiotropik (etiotropic

    treatment phase), karena sasarannya adalah penyingkiran faktor etiologi

    penyakit periodontal.

    Kondisi periodontal dari gigi yang dapat dipertahankan adalah

    lebih penting artinya dari jumlah gigi yang dipertahankan tersebut. Dalam

    merencanakan perawatan periodontal, titik tolaknya adalah gigi mana yang

    dapat dipertahankan dengan tingkat keraguan yang minimal dan rentang

    keamanan yang maksimal. Gigi yang berdasarkan penilaian prognosisnya

    lebih menjurus ke prognosis tidak ada harapan sebenarnya tidak

    bermanfaat untuk dipertahankan, meskipun gigi tersebut bebas dari karies.Gigi dengan kondisi yang demikian akan menjadi sumber gangguan bagi

    pasien dan mengancam kesehatan periodonsium.

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    3/35

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Tujuan dari keseluruhan perawatan periodontal adalah menciptakan gigi

    yang berfungsi baik di dalam jaringan periodontal yang sehat. Rencana perawatan

    periodontal merupakan menejemen perencanaan dari sebuah kasus dan

    pembentukan jaringan periodontal yang sehat. Prosedur perencanaan harus dibuat

    dengan urutan yang sistematis dan merupakan perencanaan yang berkelanjutan.

    (Shantipriya Reddy, 2008).

    Perawatan periodontal meliputi beberapa fase yang saling berhubungan

    yaitu fase preliminari, fase 1, evaluasi respon fase I, fase II, fase III, evaluasi

    respon fase III dan fase IV. Fase preliminari terdiri dari perawatan

    kegawatdaruratan periodontal dan pencabutan gigi untuk gigi yang tidak dapat

    dipertahankan. Terapi fase I (fase etiotropik) merupakan perawatan periodontaluntuk menghilangkan faktor etiologi primer maupun sekunder. Evaluasi respon

    fase I terdiri dari pengecekan kembali kedalaman saku dan inflamasi gingiva,plak, kalkulus dan karies. Terapi fase II (fase bedah) terdiri dari bedah

    periodontal dan perawatan saluran akar. Terapi fase III (fase restoratif) terdiri dari

    restorasi final dan gigi tiruan cekat serta lepasan. Evalusi respon terhadap fase

    3 terdiri dari pemeriksaan periodontal. Terapi fase IV (fase pemeliharaan /

    terapi periodontal suportif) terdiri dari kunjungan berkala, pengontrolan plak dan

    kalkulus. (J.D.Manson, 1993).

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    4/35

    4

    BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1SkenarioSeorang mahasiswi, Tesi berusia 20 tahun, mengunjungi dokter gigi

    dengan keluhan adanya bau mulut. Tesi juga mengeluhkan gusinya sering

    berdarah terutama jika makan atau menggosok gigi. Hasil anamnesa , tidak ada

    kelainan sistemik yang diderita. Setelah dilakukan pemeriksaan, didapatkan

    gambaran klinis sebagai berikut : keradangan pada gingiva di seluruh permukaan

    lingual rahang bawah dan posterior rahang atas, warna kemerahan, kontur

    membulat, konsistensi lunak. Probing depth pada gigi 36, 3,5mm dan terdapat

    tumpatan amalgam kelas II DO yang tepinya overkontur. Hasil pemeriksaan

    rontgenologis periapikal, gigi 36,37 terdapat pelebaran space periodontal dan

    resorbsi puncak tulang alveolar. Diagnosa dokter adalah Gingivitis kronispada

    RA/RB dan Mild periodontitis pada 36,37 dan direncanakan perawatan Dental

    Health Education (DHE), skalling dan rootplanning serta koreksi tumpatan gigi 36sebagai perawatan periodontal fase I, dokter juga menjadwalkan untuk kontrol

    periodik.

    3.2 Tutorial Pertama

    Step 1 (Identifikasi kata kunci)

    1. Mild periodontitisSalah satu klasifikasi keganasan kelainan periodontal yang

    ringan dan hilangnya perlekatan 1-2 mm.

    2. ScalingScalling adalah usaha membersihkan deposit agar inflamasi

    tidak menetap.

    3.

    Rootplaning

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    5/35

    5

    Usaha membersihkan sementum yang nekrosis dan

    kalkulus serta menghaluskan permukaan gigi.

    4. Terapi periodontal fase IMerupakan perawatan non bedah yang dilakukan untuk

    menghilangkan beberapa faktor etiologi yang mungkin terjadi.

    Yang biasa dilakukan pada fase ini adalah DHE, scaling dan root

    planing, perawatan karies serta memperbaiki restorasi yang

    overhanging.

    5. Gingivitis kronisInflamasi gingiva yang menetap dan berkepanjangan yang

    disebabkan oleh bakteri plak dan faktor sistemik. Biasanya

    berdurasi lama, pasien tidak merasa nyeri dan terjadi

    pembengkakan ringan pada gingiva.

    6.

    Kontrol periodik

    Kontrol yang dilakukan setelah perawatan, biasanya 3 atau

    6 atau 9 bulan sekali untuk mengetahui keberhasilan perawatan dan

    kemungkinan terjadinya kelainan lain. Tenggang waktu tergantung

    dari penyakit yang diderita dan kerentanannya. Setelah fase I

    dilakukan kontrol periodik agar dapat dilakukan fase pemeliharaan.

    7. DHE (Dental Health Education)Merupakan pemberian pengetahuan untuk menjaga

    kebersihan rongga mulut. Kegiatan ini dapat berupa instruksi

    menggosok gigi dan penggunaan dental floss. Penggunaan dental

    floss dikontraindikasikan pada permukaan kalkulus yang kasar.

    Step 2 (Identifikasi permasalahan)

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    6/35

    6

    1. Apa hubungan restorasi yang overkontur dengan kelainanperiodontal pada skenario?

    2. Apa tujuan dan tahapan dilakukannya perawatan periodontal faseI?

    3. Apa indikasi dan kontraindikasi dari perawatan scaling danrootplaning?

    4. Apa saja tahapan dan instrumen yang digunakan dari perawatanscaling?

    5. Apa tujuan dilakukannya kontrol periodik?Step 3 (Brainstorming)

    1. Restorasi overkontur yang terjadi pada gigi 36 : Dapat menghalangi penyikatan gigi yang efektif sehingga

    terjadi akumulasi plak yang akan berlanjut menjadi gingivitisyang tidak dirasakan sakit oleh pasien, sehingga pasien datang

    ke dokter gigi dalam keadaan menderita penyakit yang lebih

    parah.

    Terjadi pelebaran space periodontal dikarenakan TFO (TraumaFrom Occlusion)

    2. Tujuan dilakukannya perawatan periodontal fase I : Sebagai prosedur penyiapan gigi untuk melaksanakan control

    plak

    Meredakan inflamasi gingiva Mengurangi kedalaman poket periodontal akibat dari

    pembesaran dan inflamasi gingiva

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    7/35

    7

    Mencapai menejemen persiapan bedah periodontalTahapan perawatan periodontal fase I :

    Instruksi kontrol plak terbatas, yakni dioleskan discoloringagent pada seluruh permukaan gigi lalu pasien diinstruksikan

    untuk menyikat gigi dan operator mengevaluasi

    Penyingkiran kalkulus supragingiva Perbaikan restorasi jika terdapat restorasi yang overkontur

    pada tepi proksimal, maka dilakukan perbaikan dengan

    menggunakan bur pulas. Namun jika terjadi titik kontak yang

    berat, maka direstorasi ulang dengan memperhatikan

    pemasangan matriks dan wedge pada tepi oklusal dan titik

    kontak proksimal.

    Penumpatan lesi karies Instruksi kontrol plak yang komprehensif Perawatan kalkulus subgingiva Re-evaluasi jaringan untuk menentukan perlu atau tidaknya

    dilakukan perawatan bedah

    Occlusal adjusment Kontrol periodik bisa dilakukan 3 bulan, 6 bulan atau 9 bulan

    sekali tergantung kebutuhan untuk mengevaluasi kedalaman

    poket dan ada atau tidaknya kalkulus dan plak yang menimbun.

    Fungsi dari kontrol periodik yaitu untuk mengetahui

    keberhasilan perawatan dan juga untuk mendeteksi kelainan

    baru yang mungkin terjadi.

    3. Indikasi dan kontraindikasi dari perawatan scaling dan root planing

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    8/35

    8

    Indikasi perawatan scaling dan rootplaning :

    Kalkulus di subgingiva dan supragingiva Adanya stain dan plak Jaringan sementum yang nekrosis Adanya poket periodontal

    Kontraindikasi dari perawatan scaling dan rootplaning :

    Pasien dengan penyakit sistemik Pasien usia muda Pada jaringan yang mengalami remineralisasi

    4. Tahapan dan instrumen yang digunakan pada perawatan scalingdan root planing

    Dalam melakukan perawatan scaling dan root planing, seorang

    operator harus memliki kemampuan :

    Penglihatan yang baik untuk mendeteksi ada atau tidaknyakalkulus pada supragingiva maupun pada subgingiva

    Tactile exploration untuk mendeteksi ada atau tidaknyakalkulus pada subgingiva dan untuk mengecek kedalaman

    poket.

    4.1Kalkulus supragingivaPada daerah supragingiva, kalkulus yang ditemukan tidak

    terlalu keras. Instrumen yang digunakan biasanya sickle, kuret,

    hoe dan ultrasonic. Jika menggunakan sickle, maka sickle

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    9/35

    9

    dipegang dengan modified pen grasp, finger rest bisa secara

    intra oral palm up/down maupun ekstra oral palm up/down.

    Blade diadaptasikan sejajar dengan permukaan gigi, lalu

    blade dikaitkan pada marginal apikal kalkulus supragingiva

    dengan angulasi < 900digerakkan ke koronal sampai kalkulus

    hilang. Karena ujung sickle yang tajam, maka dalam

    penggunaannya harus sangat hati-hati dan selalu diakhiri

    dengan menggunakan kuret untuk mengilangkan sisa-sisa

    kalkulusnya.

    4.2Kalkulus subgingivaPada daerah subgingiva, kalkulus yang ditemukan lebih

    keras daripada kalkulus supragingiva, sehingga pengambilan

    kalkulusnya lebih sulit dan pandangan lebih sempit. Dalam hal

    ini, seorang operator harus mengutamakan tactile exploration.

    Instrumen yang digunakan biasanya kuret, hoe, file dan sickleyang tipis. Jika menggunakan kuret, maka kuret dipegang

    dengan modified pen grasp. Cutting edge dan shank paralel

    dengan permukaan gigi. Blade diinsersi ke dasar poket dengan

    tekanan ringan dan dengan angulasi 45-900. Lalu dilakukan

    tekanan lateral dan dengan gerakan terkontrol serta berulang.

    4.3PemulasanPemulasan dilakukan setelah scaling dan root planing selesai

    dengan menggunakan :

    Rubber cups dan bahan abrasive digunakan untukmenghilangkan lapisan sementum yang tipis pada servikal

    gigi.

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    10/35

    10

    Bristle brushes digunakan untuk membersihkanmahkota. Hindari penggunaan pada sementum karena dapat

    menyebabkan luka.

    Air poder polishing digunakan untuk menghilangkanstain dan deposit yang halus.

    5. Perawatan scaling dan root palning merupakan perawatan yangmembutuhkan waktu lama dan melelahkan bagi pasien maupun

    operator (5-8 jam) sehingga tidak dapat dilakukan hanya dalam

    satu kali kunjungan. Fungsi dari kontrol periodik, yakni untuk

    mencegah relaps karena sulit untuk membersihkan secara

    sempurna semua deposit dan kalkulus yang akan tetap tinggal

    setelah dilakukannya scaling. Selain itu, kontrol periodik juga

    berfungsi untuk mengetahui keberhasilan perawatan yang telah

    dilakukan oleh dokter gigi dan untuk mendeteksi ada atau tidaknya

    kelainan baru yang mungkin terjadi.

    Step 4 (Mapping)

    Diagnosa

    Rencana Perawatan

    Perawatan periodontal fase I Definisi

    Tujuan

    Macam

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    11/35

    11

    Step 5 (Learning Objectives)

    1. Mampu mengetahui dan menjelaskan macam-macam fase perawatanperiodontal

    2. Mampu mengetahui dan menjelaskan definisi, tujuan dan macam-macam perawatan periodontal fase I

    3. Mampu mengetahui dan menjelaskan definisi, dasar pemikiran dantahapan DHE

    4. Mampu mengetahui dan menjelaskan definisi, dasar pemikiran,indikasi dan kontraindikasi, serta prosedur scaling dan root planing

    5. Mampu mengetahui dan menjelaskan definisi, dasar pemikiran dantujuan kontrol periodik

    Step 6 (Mandiri)

    3.3 Tutorial Kedua

    Scaling dan

    Rootplaning

    Koreksi

    tumpatan

    DHE

    Indikasi dan

    kontraindikasi

    Instrumen Teknik dan

    tahapan

    Kontrol Periodik

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    12/35

    12

    Step 7

    1. Macam-macam fase perawatan periodontalPerawatan periodontal bukanlah suatu perawatan dental yang

    berdiri sendiri. Agar perawatan periodontal berhasil baik, terapi

    periodontal haruslah mencakup prosedur-prosedur kedokteran gigi

    lainnya sesuai dengan kebutuhan pasien. Semua prosedur perawatan,

    baik prosedur yang termasuk bidang Periodonsia maupun prosedur

    yang bukan bidang Periodonsia disusun dalam sekuens (urutan) di

    bawah ini.

    Fase preliminari/pendahuluan

    Perawatan kasus darurat (emerjensi)o Dental atau periapikalo Periodontalo Lain-lain

    Pencabutan gigi dengan prognosis tidak ada harapan, dan

    pemasangan gigi tiruan sementara (bila diperlukan karena alasan

    tertentu)

    Terapi fase I (fase etiotropik)

    Kontrol plak Kontrol diet (bagi pasien dengan karies rampan) Penskeleran dan penyerutan akar Koreksi restorasi dan protesa yang mengiritasi Ekskavasi karies dan restorasi (sementara atau permanen,

    tergantung apakah prognosis giginya sudah final dan lokasi karies)

    Terapi antimikrobial (lokal atau sistemik)

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    13/35

    13

    Terapi oklusal (penyelarasan oklusal) Penggerakan gigi secara ortodontik Pensplinan provisionalEvaluasi respon terhadap fase I

    Pengecekan kembali :o Kedalaman saku dan inflamasi gingivao Plak, kalkulus dan karies

    Terapi fase II (fase bedah)

    Bedah periodontal Perawatan saluran akarTerapi fase III (fase restoratif)

    Restorasi final Gigi tiruan cekat dan lepasanEvaluasi respon terhadap prosedur restoratif

    Pemeriksaan periodontal

    Terapi fase IV (fase pemeliharaan / terapi periodontal suportif)

    Kunjungan berkala Plak dan kalkulus Kondisi gingiva (saku dan inflamasi) Oklusi, mobilitas gigi Perubahan patologis lainnya

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    14/35

    14

    (E-book USU, Rencana Perawatan Periodontal)

    Emergency Phase

    Etiotropic Phase

    Maintenance Phase

    Surgical Phase Restorative Phase

    Gambar 1. Fase Perawatan Periodontal (Shantipriya Reddy, 2008)

    2. Definisi, Tujuan dan Macam-macam perawatan periodontal fase I2.1Definisi

    Perawatan inisial (initial treatment), atau yang dinamakan

    juga sebagai perawatan fase I (phase I therapy) atau fase higienik

    (hygienic phase) adalah merupakan tahap pertama dari serangkaian

    perawatan periodontal, yang diarahkan pada penyingkiran semua

    iritan lokal yang dapat menyebabkan inflamasi gingiva serta

    pemberian instruksi dan memotivasi pasien untuk melaksanakan

    kontrol plak. Perawatan ini merupakan fase perawatan etiotropik

    (etiotropic treatment phase), karena sasarannya adalah

    penyingkiran faktor etiologi penyakit periodontal (Carranza, 1996).

    2.2TujuanTujuan dari perawatan inisial adalah :

    1. Meredakan atau menyingkirkan inflamasi gingiva2. Mengurangi kedalaman saku yang disebabkan oleh pembesaran

    yang oedematous dari gingiva yang terinflamasi

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    15/35

    15

    3. Mendapatkan kondisi gingiva yang memungkinkan untukdilakukan prosedur bedah periodontal, misalnya konsistensi

    yang kaku dan perdarahan yang minimal.

    (E-book USU, Perawatan Inisial)

    2.3Macam-macam Perawatan Periodontal Fase I :1. Instruksi Kontrol Plak Terbatas

    Pada tahap ini pasien diajarkan mengenai cara pembersihan

    permukaan gigi yang licin dan rata. Pada sesi pertama kepada

    pasien baru dapat diajarkan cara pembersihan dengan sikat gigi

    saja. Benang gigi (dental floss) hanya dapat digunakan pada

    permukaan proksimal gigi yang licin dan rata saja, karena tepi

    yang tajam dan permukaan yang kasar dari kalkulus akan

    menyebabkan koyak rusaknya benang gigi. (Carranza, 1996)

    2. Penyingkiran Kalkulus SupragingivaPenskeleran supragingival dapat dilakukan dengan skeler

    ultrasonik, skeler manual, atau kuret. Penskeleran dilakukan

    dengan gerak menarik (pull motion), kecuali pada daerah

    interproksimal gigi anterior yang rapat dimana dapat digunakan

    skeler pahat yang tipis dengan gerak mendorong (push motion).

    Pada gerak menarik, mata pisau alat ditempatkan menyentuh

    tepi apikal atau lateral dari kalkulus dan dengan sapuan yang

    kuat ke arah koronal sebagian atau keseluruhan kalkulus

    dilepaskan dari perlekatannya.

    Gerak menarik dimulai di lengan bawah dan disalurkan dari

    pergelangan tangan ke tangan dengan sedikit menekukkan jari

    tnagn. Rotasi dari pergelangan tangan harus sinkron dengan

    gerakan lengan bawah. Gerak penskeleran bukanlah dimulai di

    pergelangan tangan atau jari tangan dan tidak dilakukan tanpa

    keterlibatan lengan bawah.

    Pada gerakan mendorong, jari tangan mengaktifkan alat.

    Mata pisau alat menyentuh tepi lateral kalkulus dan dengan

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    16/35

    16

    gerak mendorong dari jari tangan kalkulus dilepaskan dari

    perlekatannya.

    Apabila permukaan gigi telah tersingkap, maka setelah

    penskeleran supragingiva permukaan sementum atau dentin

    yang tersingkap harus diserut dengan kuret. Hal lain yang tidak

    boleh dilupakan setelah selesainya penskeleran supragingiva

    adalah pemolesan permukaan mahkota gigi. Pemolesan

    dilakukan dengan pasta abrasif yang dioleskan pada brus atau

    rubber cup yang diputar dengan mesin bur (Pattinson, dkk,

    1992).

    3. Perbaikan restorasi yang cacatPada umumnya, meskipun tidak selamanya, keberadaan

    restorasi yang mengemper/overhanging, kasar, overcontoured,

    lokasinya subgingival meskipun halus akan diikuti oleh

    penumpukan plak yang banyak, inflamasi gingiva, kehilangan

    tulang dan kehilangan perlekatan. Seperti halnya kalkulus,

    restorasi yang demikian menghalangi prosedur kontrol plak,

    sehingga harus dikoreksi atau diganti dengan yang baru.

    Koreksi restorasi yang cacat adalah sama pentingnya dengan

    penyingkiran kalkukus, dan oleh karena itu penyingkirannya

    harus dilakukan pada waktu yang bersamaan dengan

    penyingkiran kalkulus (Carranza, 1996).

    Sebelum melakukan perbaikan, cacat pada restorasi harus

    lebih dulu dideteksi. Cara mendeteksi tepi restorasi yang cacat

    adalah dengan mengeser-geserkan ujung eksplorer yang halus

    naik-turun sepanjang tepi restorasi. Apabila terdapat tepi

    restorasi yang mengemper, terdengar bunyi klik apabila

    eksplorer digeser dari restorasi ke arah gigi, dan ada terasa

    hambatan apabila eksplorer digeser dari gigi ke arah restorasi.

    Untuk mengungkapkan dimensi dalam arah mesial-distal dan

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    17/35

    17

    oklusal-apikal dari bagian restorasi yang mengemper bisa

    dibuatkan foto ronsen bitewing.

    Restorasi pada permukaan akar gigi molar dan premolar

    perlu mendapat perhatian khusus. Sering kali restorasi pada

    daerah tersebut tidak mengikuti bentuk lekukan interradikuler

    yang konkaf pada permukaan akar tersebut, akan tetapi dibuat

    overcontoured yang menyebabkan terhalangnya pembersihan

    pada daerah tetangganya (Carranza, 1996).

    Penyingkiran restorasi yang mengemper sedapat mungkin

    dilakukan dengan menggantinya dengan restorasi yang baru.

    Apabila restorasinya ingin tetap dipertahankan agar perawatan

    inisial bisa cepat diselesaikan, bagian yang mengemper harus

    disingkirkan. Bagian restorasi alloy dan resin yang mengemper

    dapat disingkirkan dengan skeler, kikir periodontal atau

    finishing bur. Bila menggunakan bur, arah penggerindaan

    adalah dari bagian restorasi yang mengemper ke arah gigi

    (Carranza, 1996).

    4. Penumpatan Lesi KariesKaries yang lokasinya dekat ke gingiva dapat mengganggu

    kesehatan periodonsium meskipun tanpa ada kalkulus atau

    restorasi yang cacat di sekitarnya. Hal ini disebabkan karies

    yang letaknya demikian merupakan wadah yang luas dan

    tersembunyi bagi bakteri plak. Oleh sebab itu penumpatan

    karies yang berada dekat ke gingiva merupakan bagian integral

    dari perawatan inisial (Carranza, 1996).

    Penumpatan sebaiknya berupa penumpatan tetap

    (permanen). Namun pada keadaan tertentu penumpatan

    sementara pun sudah memadai. Bila tumpatan yang dibuat

    berupa tumpatan sementara, harus diingat bahwa fungsi

    tumpatan sementara tersebut hanyalah untuk menyingkirkan

    daerah penumpukan bakteri plak yang mengancam kesehatan

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    18/35

    18

    gingiva dan bukan untuk memperbaiki kontur dan fungsi gigi

    tersebut. Oleh sebab itu penumpatan sementara terhadap karies

    yang berada dekat ke gingiva hanya dilakukan pada kasus-

    kasus tertentu. Apabila dilakukan penumpatan sementara,

    preparasi kavitas dan penumpatan tetap harus dilakukan

    sesegera mungkin setelah selesainya perawatan inisial

    (Carranza, 1996).

    5. Instruksi Kontrol Plak KomprehensifDengan telah disingkirkannya kalkulus supragingiva,

    diperbaikinya restorasi yang cacat dan ditumpatnya lesi karies,

    maka permukaan gigi telah dipersiapkan sedemikian rupa

    sehingga memungkinkan pasien melakukan kontrol plak secara

    tuntas. Pada tahap ini, pasien dapat diberikan instruksi kontrol

    plak secara komprehensif dengan mengajarkan cara-cara

    pembersihan gigi selain penyikatan gigi. Pasien sudah harus

    mampu menyingkirkan plak dari seluruh permukaan mahkota

    klinis gigi geligi yang ada, kecuali dari permukaan akar gigi

    dengan poket yang dalam. Permukaan akar gigi baru dapat

    diharapkan terbersihkan oleh pasien secara tuntas apabila telah

    terjadi pengurangan kedalaman saku menjadi sulkus normal

    sejalan dengan penyembuhan yang terjadi (Carranza, 1996).

    6. Perawatan Terhadap Akar Gigi SubgingivaSetelah pasien dapat melakukan kontrol plak supragingiva

    dan gingivitis marginalis mereda, mulailah dilakukan

    perawatan terhadap akar gigi subgingiva berupa penyingkiran

    kalkulus subgingiva, penyingkiran sementum yang nekrosis

    dan penyerutan akar, yang merupakan tahap akhir dalam

    mencapai permukaan gigi yang rata dan licin. Kalkulus

    subgingiva lebih keras dan lebih melekat dibandingkan dengan

    kalkulus supragingiva disingkirkan dengan alat kuret.

    Penyingkirannya membutuhkan kekuatan yang lebih besar dan

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    19/35

    19

    kontrol alat yang lebih baik. Pada waktu penskeleran

    subgingiva dicederainya gingiva pada daerah yang

    diinstrumentasi sering tidak terelakkan. Oleh sebab itu,

    inflamasi gingiva harus lebih dulu diredakan agar dicapai

    kondisi gingiva yang lebih kenyal dan tidak mudah terkoyak

    pada waktu instrumentasi (Carranza, 1996).

    Perluasan kalkulus subgingival harus diperkirakan sebelum

    melakukan penskeleran. Ini dilakukan dengan eksplorer atau

    kuret yang halus yang diselipkan melintasi permukaan kalkulus

    ke arah apikal sampai dicapai tepi apikal kalkulus. Jarak antara

    tepi apikal kalkulus dengan dasar saku biasanya berkisar 0,2 -

    1,0 mm. Sebaiknya operator mencoba untuk melihat langsung

    massa kalkulus dengan jalan menyemprotkan udara yang

    hangat ke dalam saku, atau mengukkan gingival yang menjadi

    dinding saku dengan prob. Namun jika sakunya terlalu dalam,

    sukar untuk melihat kalkulus secara langsung (Carranza, 1996).

    Setelah penskeleran subgingiva dilakukan, kehalusan

    permukaan akar harus diperiksa berulang-ulang dengan

    eksplorer atau kuret halus. Ada daerah tertentu pada permukaan

    akar yang perlu diperhatikan seperti alur vertikal yang dangkal

    pada sisi proksimal gigi posterior atau batas sementum enamel.

    Adanya penumpukan kalkulus pada daerah tersebut sering

    tidak terdeteksi (Carranza, 1996).

    7. Reevaluasi JaringanJaringan periodonsium diperiksa kembali untuk

    menentukan perlu tidaknya dilakukan perawatan lanjutan. Saku

    diprobing kembali untuk menentukan apakah bedah periodontal

    masih diindikasikan. Evaluasi basil perawatan inisial dilakukan

    antara 1 - 3 bulan setelah diselesaikannya perawatan inisial,

    tergantung keparahan lesinya. Pakar yang lebih ahli

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    20/35

    20

    menganjurkan evaluasi dilakukan setelah 9 bulan selesainya

    perawatan inisial (Carranza, 1996).

    3. Definisi, Dasar Pemikiran dan Tahapan DHE3.1Definisi

    Semua proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan

    pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berhubungan dengan

    kesehatan gigi dan mulut agar mereka dapat menjaga kesehatan

    gigi dan mulutnya (Chaterine Stillman Lowe, 2007).

    Seperti halnya pendidikan kesehatan, konsep pendidikan kesehatan

    gigi pun merupakan penerapan dari konsep pendidikan dan konsep

    sehat. Bertitik tolak dari kedua konsep tersebut maka pendidikan

    gigi adalah suatu proses belajar yang ditunjukkan kepada individu

    dan kelompok masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan gigi

    yang setinggi-tingginya (Herijulianti, 2002 ).

    3.2Dasar PemikiranPendidikan kesehatan gigi bertujuan untuk :

    1. Memperkenalkan kepada masyarakat tentang kesehatan gigi2. Mengingatkan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga

    kesehatan gigi dan mulut

    3. Menjabarkan akibat yang akan timbul dari kelalaian menjagakebersihan gigi dan mulut

    4. Menanamkan perilaku sehat sejak dini melalui kunjungan kesekolah

    5. Menjalin kerjasama dengan masyarakat melalui RT,RW,Kelurahan dalam memberikan penyuluhan langsung

    kepadamasyarakat, bila diperlukan dapat saja dilakukan tanpa

    melalui puskesmas

    (Eliza Herijulianti,2002)

    3.1Tahapan DHEDalam melakukan DHE, dilakukan beberapa tahap, yakni :

    http://www.mitraahmad.net/buku_pengarang-eliza_herijulianti-7216-grid.htmlhttp://www.mitraahmad.net/buku_pengarang-eliza_herijulianti-7216-grid.htmlhttp://www.mitraahmad.net/buku_pengarang-eliza_herijulianti-7216-grid.htmlhttp://www.mitraahmad.net/buku_pengarang-eliza_herijulianti-7216-grid.html
  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    21/35

    21

    1. Memberikan penjelasan tentang penyakit dan faktor penyebabserta gejala klinisnya

    2. Melakukan penjelasan tentang apa yang dilakukan dokter gigiuntuk mengatasi masalahnya

    3. Instruksi kontrol pak terbatas dan komprehensif. Kontrol plakdapat dilakukan dengan menyikat gigi, penggunaan dental floss

    serta penggunaan chemical inhibitor (mouth wash). Dalam

    melakukan instruksi, operator dapat memeragakan model dan

    mengajarkan teknik sikat gigi yang benar serta menjelaskan

    bahwa plak dapat menyebabkan penyakit periodontal.

    (E-book USU, 2008)

    Pendidikan kesehatan gigi pada prinsipnya tidak dapat

    diberikan pada anak dalam satu kali kunjungan saja sehingga

    diperlukan tahapan yang diulang secara periodik yang nantinya

    akan dievaluasi atas keberhasilan pendidikan kesehatan gigi yang

    selama ini telah diberikan. Tahapannya adalah sebagai berikut:

    1. Pasien diminta agar membawa sikat giginya dan kemudiandisuruh menggosok gigi dengan cara yang biasa dilakukan di

    rumah

    2. Disclosing agent dioleskan dan kepada pasien ditunjukkandaerahdaerah

    yang masih kotor

    3. Penyuluhan kesehatan gigi dilakukan dengan bahasa yangdimengerti pasien dan disesuaikan dengan usia serta

    penerimaan pasien yaitu dengan menjelaskan cara menyikat

    gigi yang baik pada sebuah model gigi dan sikat gigi yang

    sesuai

    4. Setelah pasien mengerti, pasien diminta untuk melakukan halyang telah diajarkan sebelumnya. Bila perlu dioleskan kembali

    disclosing agent

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    22/35

    22

    5. Instruksi diberikan kepada orang tua untuk bekerja samadengan melatih

    pasien (anak) untuk menggosok gigi dengan baik dan benar

    6. Kontrol dilakukan pada kunjungan berikutnya untukmengevaluasi kemajuan anak dalam menggosok gigi,

    diharapkan anak dapat memperbaiki teknik menggosok giginya

    secara bertahap. Kemudian dilakukan penilaian kebersihan gigi

    dan teknik menggosok gigi seperti sebelumnya.

    7. Kontrol secara periodik dilakukan setiap enam bulan untukmengetahui

    kerusakan gigi secara dini.

    (Repository USU, 2009)

    Menurut ADA, kontrol plak juga dapat dilakukan dengan

    menggunakan bahan kimia. Beberapa macam bahan yang dapat

    digunakan untuk melakukan kontrol plak secara kimiawi, yakni :

    1. KlorheksidinKlorheksidin dapat mengurangi risiko terjadinya gingivitis.

    Pemakaian dilakukan dengan pencampuran dengan air dengan

    perbandingan 1:1 atau (0,06%), digunakan sekali sehari. Bahan

    ini juga dapat digunakan untuk irigasi subgingiva. Efek

    samping pemakaian klorheksidin dalam jangka waktu yang

    lama berupa stain ektrinsik.

    2. Obat kumur yang mengandung minyak esensialObat kumur ini mengandung minyak esensial, thymol,

    eucalyptol, mentol, metil-salisilat dan dapat mengurangi plak

    dan gingivitis sampai 30%.

    3. Stannous fluorideStannous fluoride digunakan dalam kedokteran gigi karena

    dapat mencegah terjadinya karies gigi. Stannous fluoride

    berbentuk gel dan memiliki efek antigingivitis pada jaringan

    sekitar gigi yang telah dipasang protesa dan pesawat ortodonti.

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    23/35

    23

    (Repository USU, 2009)

    Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memberi edukasi

    pada pasien :

    1. Jangan menganganggap bahwa pasien sudah mempunyai cukuppengetahuan tentang halhal tersebut; asumsikan bahwa pasien

    hanya sedikit mengetahui tentang masalahmasalah mulut dan

    bahwa informasi yang dipunyainya adalah gosip dan mitos

    ataupun pesuodosientitik.

    2. Bagikan informasi dalam bahasa sehari hari yang sederhanadan hindari menggunakan istilah istilah kedokteran yang

    menyulitkan pemahaman pasien.

    3. Jangan memberikan informasi terlalu banyak sekaligus danulangi apapun yang sudah pernah anda berikan (J.D.Manson,

    1993).

    Selain dengan instruksi langsung kepada pasien, pemberian

    motivasi sangat mempengaruhi perilaku pasien, dengan cara :

    1. Memberi penjelasan agar pasien dapat mengontrol plak dankesehatan rongga mulutnya

    2. Memberi penjelasan pada pasien agar meninggalkan kebiasaanburuk yang dapat menyebabkan terakumulasinya plak seperti

    mengunyah pada satu sisi

    3. Memberi penjelasan tentang bahaya merokok bagi kesehatanrongga mulut khususnya jaringan periodontal

    (Repository USU, 2009)

    Proses perubahan tingkah laku menekankan pada

    pendidikan dengan mengguna pendekatan persuasif dan sugestif.

    Pendekatan persuasif dan sugestif dalam proses penyuluhan

    kesehatan gigi merupakan salah satu alternatif untuk mencapai

    hasil yang memuaskan.

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    24/35

    24

    Pendekatan Sugestif1. Pemberian penjelasan tidak secara logis, cenderung

    memberi penekanan dan arahan melalui perasaan dan emosi

    dengan cara membujuk orang lain secara langsung / tidak

    langsung dengan suatu ide atau kepercayaan yang

    meyakinkan.

    2. Penyuluhan secara sugestif relatif cepat, sangat berhasilpada masyarakat yang pendidikan dan ekonominya kurang

    baik.

    3. pendekatan sugestif mempunyai kekurangan mudahmelupakan hasil penyuluhan yang telah dilaksanakan. Agar

    dapat berhasil dengan baik, perlu dibantu dengan alat

    peraga edukatif yang merangsang emosi manusia.

    Pendekatan PersuasifMenurut Gondhoyoewono (1991) : dasar pendekatan

    persuasif adalah menunjukkan suatu fakta, menguraikan sebab

    akibat, menunjukkan konsekuensi suatu masalah, menjelaskan

    mengapa harus melakukan perubahan perilaku yang berkaitan

    dengan topik masalah dengan peninjauan dari berbagai segi

    pandang.

    Keunggulan pendekatan persuasif adalah perubahanperilaku menetap, lebih berhasil dalam mengatasi masalah yang

    berkaitan dengan logika dan perasaan, merasa puas karena ikut

    berpartisipasi dalam pemecahan masalah.

    (Repository USU, 2009)

    4. Definisi, Dasar Pemikiran, Indikasi dan Kontraindikasi dan ProsedurScaling dan Rootplaning

    4.1Definisi

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    25/35

    25

    Scaling adalah proses dimana plak dan kalkulus

    dihilangkan dari permukaan supragingiva dan subgingiva

    (Carranza, 9thedition).

    Root planing adalah proses dimana sisa kalkulus tertanam

    dan bagian dari sementum dihilangkan dari akar sehingga

    menghasilkan kehalusan, kekerasan dan permukaan yang bersih

    (Carranza, 9thedition).

    4.2Dasar PemikiranPembersihan dengan instrumentasi telah terbukti

    mengurangi jumlah mikroorganisme subgingiva dan menghasilkan

    perubahan komposisi plak subgingiva dari tingginya jumlah

    anaerob gram negatif, menjadi bakteri fakultatif gram positif. Juga

    setelah scaling dan root planing secara menyeluruh, terdapat

    pengurangan Spirochet, Actinobacillus, Porphyromonas gingivalis,

    Prevotella intermedia yang signifikan disertai dengan pengurangan

    keradangan secara klinis. Perubahan bakteri-bakteri baik ini harus

    didukung dengan scaling dan root planing periodik selama

    perawatan suportif periodontal (Carranza, 9thedition).

    4.3Indikasi dan Kontraindikasi Scaling dan Rootplaning Indikasi scaling dan root planing :

    1. Poket periodontal 3mm2. Poket periodontal 4mm dengan anestesi lokal3. Terjadi keradangan (gingivitis dan periodontitis)

    Inflamasi yang terjadi di gingiva memiliki etiologi utama

    yakni bakteri plak. Dengan prosedur scaling dan

    rootplaning dapat mengurangi bahkan mengeliminasi

    keradangan tersebut. Selain itu Scalling dan rootplaning

    dapat mengurangi terjadinya edema dan haemorage.

    4. Preventive periodontic berhubungan dengan controlbakteri yang merupakan etiologi utama dari penyakit

    periodontal, sehingga dengan adanya scaling dan

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    26/35

    26

    rootplaning ini mampu menghilangkan etiologi dari

    penyakit periodontal sebelum terjadinya enyakit

    periodontal tersebut serta mampu mencegah perjalanan

    penyakit ke arah yang lebih parah jika telah terjadi

    keradangan (Gerald J. Tussing, 1982).

    Kontraindikasi scaling dan rootplaning :1. Poket dangkal < 3mm2. Pasien dengan compromised medic3. Instrumen ultrasonik yang merupakan kontraindikasi saat

    fase geligi pergantian (Gerald J. Tussing, 1982).

    4.4Prosedur scaling dan rootplaning4.4.1 Keterampilan Mendeteksi

    Sebelum melakukan penskeleran dan penyerutan akar,

    operator harus lebih dulu mendeteksi kalkulus yang hendak

    disingkirkan. Untuk itu dituntut adanya keterampilan mendeteksi.

    Cara mendeteksi tersebut adalah dengan pemeriksaan visual dan

    eksplorasi taktil.

    Kalkulus supragingiva dan kalkulus subgingiva yang

    berada dekat ke tepi gingiva tidak sukar dideteksi secara visual,

    asal saja pencahayaan baik dan lapangan kerja bersih. Tumpukan

    kalkulus supragingiva yang sedikit, sukar terlihat bila basah oleh

    ludah. Untuk mendeteksinya, permukaan gigi disemprot dengan

    semprotan udara sampai kalkulus menjadi kering dengan warna

    keputih-putihan seperti kapur sehingga mudah terlihat. Untuk

    mendeteksi kalkulus subgingiva yang berada tidak jauh dari tepi

    gingiva, semprotan udara diarahkan ke subgingiva sehingga

    gingiva bebas sedikit terkuak dan kalkulus subgingiva terlihat (E-

    book USU, 2008).

    Deteksi kalkulus subgingiva yang jauh dari tepi gingiva dan

    ketidakrataan pada permukaan akar gigi adalah lebih sukar. Untuk

    itu dibutuhkan kemahiran menggunakan eksplorer atau prob

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    27/35

    27

    disertai kepekaan taktil untuk merasakan vibrasi yang berasal dari

    ujung alat yang menyentuh kalkulus atau permukaan sementum

    akar. Kepekaan taktil dapat dicapai dengan pemegangan alat

    dengan cara modified pen grasp(E-book USU, 2008).

    4.4.2 Teknik Penskeleran SupragingivaPenskeleran supragingiva lebih mudah untuk dilakukan

    dibandingkan dengan penskeleran subgingiva, karena :

    1. Kalkulus supragingiva lebih longgar perlekatannya kepermukaan gigi dan kurang termineralisasi

    dibandingkan dengan kalkulus subgingiva

    2. Instrumentasi berlangsung koronal dari tepi gingiva,sehingga sapuan penskeleran tidak terhalang oleh

    jaringan lunak, adaptasi dan angulasi lebih mudah

    dilakukan, dan visibilitas adalah secara langsung.

    Alat yang digunakan untuk penskeleran supragingiva bisa

    sickle, kuret atau skeler ultrasonik/sonik. Penskeleran dengan

    sickle dan kuret dikategorikan sebagai skeler manual. Sickle/kuret

    dipegang dengan modified pen grasp. Finger rest dilakukan pada

    gigi tetangga. Blade ditempatkan pada tepi apikal dari kalkulus,

    lalu diadaptasikan dengan baik ke permukaan gigi dengan

    membentuk angulasi 45-900. Dengan tekanan lateral yang kuat

    dilakukan serangkaian sapuan penskeleran yang pendek,

    bertumpang tindih ke koronal dalam arah vertikal atau oblik.

    Tekanan lateral berangsur-angsur dikurangi sampai sedang, sampai

    secara visual dan sensasi taktil permukaan gigi terbebas dari

    kalkulus.

    4.4.3 Teknik Penskeleran Subgingiva dan Penyerutan AkarPenskeleran subgingiva dan penyerutan akar adalah jauh

    lebih rumit dan sukar dibandingkan dengan penskeleran

    supragingiva, karena :

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    28/35

    28

    1. Kalkulus subgingiva lebih keras dibandingkan kalkulussupragingiva dan sering tertancap ke permukaan akar

    yang tidak rata sehingga melekat lebih erat dan sukar

    disingkirkan. Visibilitas sering terhalang akibat adanya

    perdarahan gingiva sewaktu instrumentasi, dan oleh

    jaringan lunak yang menjadi dinding saku.

    2. Arah dan panjang sapuan menjadi terbatas oleh dindingsaku.

    Alat yang paling tepat untuk prosedur penskeleran

    subgingiva dan penyerutan akar hanyalah kuret, baik kuret

    universal maupun kuret gracey. Pilihan terhadap kuret didasarkan

    pada disainnya yang menguntungkan untuk instrumentasi pada

    daerah subgingiva : mata pisau melengkung, ujung mata pisau

    tumpul dan punggung mata pisau yang melengkung. Disain yang

    demikian memungkinkan alat diadaptasikan pada berbagai variasi

    kontur akar gigi tanpa mencederai jaringan lunak.

    Prosedur penskeleran subgingiva dan penyerutan akar gigi

    dilakukan sebagai berikut :

    1. Alat dipegang dengan modified pen grasp.2. Finger rest yang kokoh dilakukan pada gigi tetangga

    atau tempat bertumpu lainnya.

    3. Pilih sisi pemotong mana yang sesuai. Pada kuretgracey hanya satu sisi pemotong yang dapat digunakan,

    sedangkan pada kuret universal kedua sisi pemotong

    dapat digunakan disesuaikan dengan sisi yang hendak

    diinstrumentasi.

    4. Sisi pemotong yang tepat diadaptasikan ke permukaangigi dengan bagian bawah tangkai alat sejajar

    permukaan gigi, dan dengan angulasi 0odiselipkan hati-

    hati sampai ke epitel penyatu dengan sapuan

    eksploratori.

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    29/35

    29

    5. Setelah sisi pemotong mencapai dasar saku, dibentukangulasi kerja sebesar 45-90o.

    6. Dengan tekanan lateral yang kuat dilakukanpenskeleran yang pendek secara terkontrol. Apabila

    penyingkiran kalkulus dilakukan dengan satu kali

    sapuan, tekanan lateral tidak terkonsentrasi pada satu

    daerah kecil melainkan tersebar. Akibatnya kalkulus

    tidak tersingkirkan melainkan hanya terkikis.

    Penyingkiran kalkulus yang besar sekaligus dengan satu

    kali sapuan bisa menyebabkan tidak terkontrolnya alat

    sehingga dapat mencederai jaringan.

    (Pattison, 1996)

    4.4.4 Evaluasi setelah scaling dan rootplaning1. 12 minggu setelah skaling dan rootplaning

    a. Edema mulai menghilangb. Penyusutan pada gingival marginc. Kedalaman poket berkurang, tetapi kemungkinan

    masi terjadi sedikit perdarahan ataupun tidak sama

    sekali dari dasar poket saat melakukan probing

    d. Kalkulus tidak tampak secara visuale. Oral higiene sangat bagusf. Secara histologi, proses epitelisasi telah sempurna

    (Genco,Robert.J, dkk,1990).

    2. 23 minggu setelah scaling dan rootplaninga. Warna dan konsistensi gingival tampak normal

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    30/35

    30

    b. Tidak terjadi perdarah dari dasar poket saatdilakukan probing

    c. Kegoyangan gigi mulai berkurangd. Flora subgingival bebas dari bakteri pathogen dan

    organisme yang ada memiliki komposisi yang sama

    dengan jaringan sehat pada umumnya

    Seacara histology, jaringan ikat telah mengalami

    kematangan selama 21- 28 hari dan akhirnya kontur

    gingiva dapat tampak normal setelah 3 - bulan

    (Genco,Robert.J, dkk,1990).

    5. Definisi, Dasar Pemikiran, dan Tujuan Kontrol Periodik5.1Definisi

    Kontrol periodik adalah bentuk program pencegahan jangka

    panjang dengan interval waktu kunjungan awal 3 bulan setelahscaling dan root planing (Carranza, 9thedition)

    5.2Dasar Pemikiran1. Sebagai pemeliharaan penyingkiran plak yang inadekuat2. Mencegah terjadinya invasi bakteri3. Proporsi jaringan untuk kembali ke keadaan normal setelah 3-6

    bulan

    4. Karena pemeliharaan yang berkesinambungan merupakankeharusan untuk keberhasilan perawatan periodoontal

    5. Perlu ditanamkan untuk memelihara kebersihan rongga mulutagar mencegah terjadinya etiologi sekunder yang dapat

    menyebabkan kekambuhan dengan begitu diharapkan

    kesehatan gigi dan mulut masyarakat meningkat (J. D. Manson,

    1993).

    5.3Tujuan

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    31/35

    31

    Tujuan dilakukannya kontrol periodik adalah untuk mencegah

    adanya kekambuhan dari penyakit periodontal yang dapat berupa

    peningkatan probing depth, bone loss, tooth loss dan attachment loss

    (Carranza, 9thedition).

    5.4Interval Kontrol Berbagai Kebutuhan PasienKlasifikasi

    MerlinKarakteristik Interval Kontrol

    Tahun pertama

    a. Pasien tahun pertama terapi dan tidakada masalah dalam penyembuhan.

    b. Pasien tahun pertama terapi yangmemiliki kasus sulit seperti keterlibatan

    furkasi, buruknya oral hygiene, pasien

    yang tingkat kooperatifnya

    dipertanyakan.

    3 bulan

    12 bulan

    Kelas A

    Hasil perawatan yang bagus setelah

    ditinjau selama satu tahun atau lebih,

    dengan keadaan pasien yang

    menunjukkan kalkulus yang minimal,

    tidak terdapat poket dan tidak ada gigi

    yang tidak didukung oleh tulang alveolar

    kurang dari 50 %

    6 bulan1 tahun

    Kelas B

    Secara umum pasien menunjukkan hasil

    yang baik dalam satu tahun pertama

    namun pasien menunjukkan beberapa

    factor:

    1. Oral hygiene yang tidak konsisten dancenderung ke buruk.

    2. Bentukan kalkulus.3. Penyakit sistemik yang dapat menjadi

    factor predisposisi penyakit periodontal.

    34 bulan.

    (tergantung

    benyaknya factor

    negatif yang

    ditemukan)

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    32/35

    32

    4. Ditemukannya poket.5. Masalah oklusal.6. Sedang menjalani terapi ortodonsik.7. Kekambuhan karies.8. Beberapa gigi yang didukung kurang

    dari 50 % tulang alveolar.

    9. Merokok10.Positive test genetik

    Kelas C

    Secara umum pasien menunjukkan hasil

    yang buruk dalam satu tahun pertama dan

    atau pasien menunjukkan beberapa factor

    negatif:

    Oral hygiene yang tidak konsisten dan

    cenderung ke buruk.

    Bentukan kalkulus.

    Penyakit sistemik yang dapat menjadi factor

    predisposisi penyakit periodontal.

    Ditemukannya poket.

    Masalah oklusal.

    Sedang menjalani terapi ortodonsik.

    Recurrent karies.

    Beberapa gigi yang didukung kurang dari 50

    % tulang alveolar.

    13 bulan

    (tergantung

    keadaan pasien)

    (Carranza,2002)

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    33/35

    33

    BAB IV

    PENUTUP

    Kesimpulan

    1. Perawatan periodontal meliputi beberapa fase, yakni :1. Fase I atau fase terapi inisial2. Fase II atau fase bedah3. Fase III atau fase restoratif4. Fase IV atau fase pemeliharaan

    2. Perawatan inisial (initial treatment), atau yang dinamakan juga sebagaiperawatan fase I (phase I therapy) atau fase higienik (hygienic phase)

    adalah merupakan tahap pertama dari serangkaian perawatan periodontal,

    yang diarahkan pada penyingkiran semua iritan lokal yang dapat

    menyebabkan inflamasi gingiva serta pemberian instruksi dan memotivasi

    pasien untuk melaksanakan kontrol plak. Perawatan ini merupakan fase

    perawatan etiotropik (etiotropic treatment phase), karena sasarannya

    adalah penyingkiran faktor etiologi penyakit periodontal. Macam-macam

    perawatan periodontal, yakni:

    1. Instruksi kontrol plak terbatas2. Penyingkiran kalkulus supragingiva3. Perbaikan restorasi yang cacat4. Penumpatan lesi karies5. Instruksi kontrol plak komprehensif6. Perawatan terhadap akar gigi subgingiva7. Reevaluasi jaringan

    3. DHE adalah semua proses pembelajaran yang bertujuan untukmeningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berhubungan

    dengan kesehatan gigi dan mulut agar mereka dapat menjaga kesehatan

    gigi dan mulutnya.

    4. Scaling adalah proses dimana plak dan kalkulus dihilangkan daripermukaan supragingiva dan subgingiva. Sedangkan rootplaning adalah

    proses dimana sisa kalkulus tertanam dan bagian dari sementum

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    34/35

  • 7/22/2019 Laporan Tutorial Perio Non Bedah

    35/35

    DAFTAR PUSTAKA

    Carranza FA Jr. 1996. Treatment of uncomplicated chronic gingivitis, in:

    Carranza FA Jr & Newman MG (eds), Clinical Periodontology, 9thedition

    Philadelphia, WB Saunders Co.

    Genco,Robert J.1990.Contemporary Periodontics.Giny Doulgas : Judit

    Bange

    Hamzah, Saidinah. 2008.E-book USU Periodonsia. USU Opencourseware

    Repository.usu.ac.id

    Herijulianti, Eliza. 2008.Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta : EGC

    Manson, J.D. 1993.Buku Ajar Periodonti. Jakarta : Hipokrates

    Pattison AM and Pattison GL. 1992.Periodontal Instrumentation, second

    edition, Prentice-Hall International Inc, New Jersey

    Reddy, Shantipriya. 2008. Essentials Of Clinical Periodontology and

    Periodontics 2ndEdition