lapsus general anestesi
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 1/46
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Seperti diketahui oleh masyarakat bahwa setiap pasien yang akan
menjalani tindakan invasif, seperti tindakan bedah akan menjalani prosedur
anestesi. Anestesi sendiri secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan
rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang
menimbulkan rasa sakit pada tubuh.
Anestesi adalah cabang ilmu kedokteran yang mendasari berbagai
tindakan yang meliputi pemberian anestesi, penjagaan keselamatan penderita
yang mengalami pembedahan, pemberian bantuan hidup dasar, pengobatan
intensif pasien gawat, terapi inhalasi, dan penanggulangan nyeri menahun.
Anestesi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : (1 anestesi lokal, yaitu
suatu tindakan menghilangkan nyeri lokal tanpa disertai hilangnya kesadaran,
dan (! anestesi umum yaitu keadaan ketidaksadaran yang reversible yang
disebabkan oleh "at anestesi, disertai hilangnya sensasi sakit pada seluruh
tubuh. Sebagian besar operasi ( #$%#& ' dilakukan dengan anestesi umum,
lainnya dengan anestesi lokal regional.
)alam penatalaksanaan anestesi pada suatu operasi terdapat beberapa
tahap yang harus dilaksanakan yaitu tahap pra anestesi, tahap penatalaksanaan
anestesi dan pemeliharaan, serta tahap pemulihan dan perawatan pasca
anestesi.
*ahap pelaksanaan anestesi meliputi premedikasi, induksi, dan
pemeliharaan. +bat%obat yang diberikan dapat berupa obat inhalasi atauintravena, sampai stadium anestesi dikehendaki. erlunya pemantauan pada
tahap ini yaitu pernafasan, sirkulasi, dan kedalaman anestesi, dilakukan secara
berkala dan terus%menerus untuk menghindari penyulit atau komplikasi yang
dapat terjadi.ada tahap pemulihan, pengawasan ketat masih harus dilakukan,
sampai penderita benar%benar pulih dan cukup stabil untuk dipindah ke
bangsal.
1

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 2/46
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 IDENTITAS
-ama : *n.
/mur : &# tahun
0enis elamin : aki%laki
Alamat : *uren 23alang
ekerjaan : Swasta (tukang
endidikan : S)
Agama : 4slam
Status.erkawinan : 3enikah
Suku : 0awa
-o. 53 : 671786
*anggal eriksa : $! Agustus !$1&
2.2 ANAMNESA
1. Keluhan Utama: nyeri perut kanan atas
2. Ria!at Pen!a"it Se"a#an$:
asien merasa nyeri perut kanan atas sejak ! hari yang lalu. -yeri
dirasakan terus%menerus, nyeri tidak menjalar, nyeri bertambah bila
pederita berjalan. -yeri disertai mual, namun tidak muntah. asien juga
tidak bisa buang angin dan 9A9 sejak ! hari yang lalu. 9atuk (%, pilek (%
%. Ria!at &en!a"it 'i'temi" !an$ &e#nah (ialami:
*yphoid ever (% ;* (%, )3 (%, Asma (%, Alergi (%, kejang (%, peny.
0antung (%, 5iwayat +perasi sebelumnya (%.). Ria!at &en!a"it "elua#$a :
Sakit yang sama (%, ;* (%, )3 (%, Asma (%, Alergi (%, kejang (%, peny.
0antung (%
*. Ria!at &en$+,atan :
9elum pernah mendapat pengobatan. asien tidak mempunyai riwayat
alergi terhadap obat apapun.
<. Ria!at O&e#a'i (an ane'te'i:
asien belum pernah operasi sebelumnya
!

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 3/46
2.% PEMERIKSAAN -ISIK
a. Statu' P#e'ent
esadaran: tampak lemas, compos mentis (=>S ?8@&3<
,. Peme#i"'aan Umum
Tan(a ital
*ensi : 1&$$ mm;g
-adi : 17menit
ernafasan : !$7menit
Suhu : 6<,&Bc
1. ulit : ulit sawo mateng, turgor baik, ikterik (%, sianosis (%,
pucat (%!. epala :uka (%, bekas luka (%, keriput (%, kelainan mimik
wajahmeringis (% simetris
6. 3ata : 3ata tidak cowong, konjungtiva anemis (%%, sclera ikterik
(%%, pupil isokor (CC, reflek kornea (CC
8. ;idung : -afas cuping hidung (%%, secret (%%, epistaksis (%%,
deformitas hidung (%%, obstruksi (%%
&. 3ulut : 9ibir pucat (%, bibir kering (%, lidah kotor (%, papil lidah
atrofi (%, tepi lidah hiperemi (%, gusi berdarah (%, sariawan (%, buka
mulut & cm (terlihat pallatum durum, pallatum molle, uvula, tiang faring
, obstruksi (%, gigi lengkap
<. *elinga : -yeri tekan mastoid (%%, sekret (%%, pendengaran
berkurang (%%, cuping telinga dalam batas normal.
#. *enggorokan : *onsil membesar (*1*1, faring hiperemis (%%
. eher : *rakea di tengah, pembesaran kelenjar limfe (%, lesi pada
kulit (%.
D. *oraks : -ormochest, simetris, pernafasan thorakoabdominal
Cor
4nspeksi : ictus cordis tidak tampak
alpasi : ictus cordis kuat angkat
erkusi : 9atas kiri atas : 4>S 44 linea para sternalis sinistra
9atas kanan atas : 4>S 44 linea para sternalis dekstra
9atas kiri bawah : 4>S @ linea medio clavicularis
sinistra
9atas kanan bawah : 4>S 4@ linea para sterna dekstra
6

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 4/46
inggang jantung : 4>S 44 linea para sternalis sinistra
(kesan jantung tidak melebar
Auskultasi : 9unyi jantug 4%44 intensitas noral, regular, bising
Pulmo
4nspeksi : engembangan dada kanan sama dengan kiri, benjolan (%,
luka (%
alpasi : remitus taktil kanan sama dengan kiri, nyeri tekan (%,
krepitasi (%
erkusi :
Auskultasi : suara dasar vesikular
C C
C
C C
suara tambahan: 5onkhi
1$. Abdomen :
4nspeksi : dinding perut rata dengan dada, distended (% darm contour
(%, darm steifung (%
alpasi : -yeri tekan (C seluruh lapang perut, defans muskuler (%,
hepar dan lien tak teraba
erkusi : ;ipertimpani (C
Auskultasi : eristaltik (C E 67menit , metalik sound (%, borborigmi (%
11. ?ktremitas :
Akral dingin +dem
% % % %
% % % %
2.) PEMERIKSAAN PENU/ANG 02 A$u'tu' 21*
Da#ah Len$"a&
F ;emoglobin : 18,< gdl
F ;ematokrit : 8!,# '
F ;itung eritrosit : 8, jt
F ;itung eukosit : 1.8$$ cellcmm
8
whee"ing
Sonor Sonor
Sonor
Sonor Sonor
% %
%% %
% %%
% %

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 5/46
F *rombosit : !&.$$$ cellcmm
Kimia Klini"
F =lukosa )arah Sewaktu : 1!<mgd
F S=+*S=* : 6#11 /
F /reumreatinin :116& /
F Albumin :8,6<gd
Ele"t#+lit
F -atrium :16<mmol
F alium :8,1 mmol
F >lorida : 1$1 mmol
Se#+l+$i
F ;bsAg : -on 5eaktif
Ke'im&ulan: Leu"+'it+'i'
Ph+t+ th+#a3 : )9-EKG : )9-
2.* DIAGNOSA PRABEDAH:
Abdominal ain e.c Suspec erforasi =aster
dengan ASA 4 dan 3allampati 4
2.4 PENATALAKSANAAN
asien direncanakan operasi aparotomi tanggal 6Agustus !$1& dengan
=eneral anestesi
2.5 TINDAKAN ANESTESI
A P#e+&e#a'i
eadaan umum : *ampak esakitan
esadaran : >ompos 3entis
*ekanan )arah : 1$11#mm;g
-adi : 1$$7menit
55 : !17menit
4nfus ditangan kiri 5 &$$ ml
*elah terpasang kateter urin
B M+nit+#in$ Tin(a"an O&e#a'i
0am *idakan *ek.)arah
(mm;g
-adi
(7menit
Saturasi
+! ('
&

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 6/46
1$.1
&
% pasien masuk ke ruang operasi dan
dipindahkan ke meja operasi
% pemasangan monitoring tekanan darah, nadi,
dan saturasi +!
% infus terpasang di tangan kiri pasien
% pemberian premedikasi : metoclopramid 1$mg
4.@, 3ida"olam 6mg 4.@, entanyl 1$$mg 4.@
1$11# 1$$ DD
1$.!
$
% dilakukan induksi dengan propofol 1$$mg 4.@,
lalu segera kepala di ekstensikan, face mask
didekatkan pada hidung dengan +! <l menit.
Setelah reflek bulu mata menghilang, diberikan
Atracurium !& mg 4.@.
% sesudah tenang dilakukan intubasi dengan
orotrachea no #,&. Setelah terpasang baik di
hubungkan dengan mesin anestesi untuk
mengalirkan +! 6l dan -!+ 6l. untuk
maintenance digunakan Sevoflurance !%8 vol'.
1!6D D DD
1$.6
&
%anestesi sudah cukup dalam (napas teratur,
pupil terfiksasi di central, dan midriasis
% +perasi dimulai
%3onitoring selama anestesi
1!D! # DD
1$.8
$
1$&D6 $ D
1$.8
&
1$# D! DD
1$.&
&
11$<$ D
11.$
$
1&D& D DD
11.$& %penggantian cairan infus dengan 5&$$ ml 1#6DD D$ D
11.1$ 1##DD D6 DD
11.1& 1$1$$ < D
11.!$ 1<$D< D6 DD
11.!& %enggantian cairan infus 5 &$$ ml 1<$D D! D
<

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 7/46
11.6$ 18!DD D& DD
11.6& 18<D6 D1 D
11.8& etorolac 6$mg 4.@ 18&D$ D6 DD
11.&$ 18!D1 D6 D
11.&& *ramadol 1$$ mg 4.@ 16<$ D DD1!.$
$
enggantian cairan infus 5 &$$ ml 16#< D D
1!.$
&
186# D8 DD
1!.1
$
% operasi selesai 16&# D< DD
1!.!
$
% pasien dipindahkan ke ruang 5ecovery 5oom 166#D # DD
6 La&+#an Ane'te'i
ama +perasi : 1 0am 8$ menit (1$.6&%1!.1$
ama Anestesi : ! 0am (1$.1&%1!.1&
0enis Anestesi : =eneral anestesi dengan intubsi endotraceal tube
osisi : pasien tidur terlentangernafasan : pemberian +!
4nfus : 5inger laktat &$$ ml
3edikasi : 3etoclorpramide 1$ mg, 3ida"olam 6 mg, entanyl
1$$mcg, ropofol 1$$mg, Atracurium !&mg, etorolac
6$ mg ,*ramadol 1$$ mg,
>airan : cairan masuk 5 1&$$ ml
>airan outputnya !$$ ml urin
D Kea(aan A"hi# Pem,e(ahan
asien dipindahkan ke ruang 5ecovery 5oom, diobservasi terlebih dahulu
tanda%tanda vitalnya dan dinilai pemulihan kesadarannya sebelum
dipindahkan ke ruang perawatan. asien masuk ke ruang 5ecovery 5oom
pukul 1!.!$ dan keluar pukul 1!.&&
esadaran : compos mentis
*ekanan darah : 16&& mm;g
-adi : D<7menit
ernafasan : !!7menit
#

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 8/46
Saturasi : DD'
E P+'t O&e#a'i
asien mengeluhkan kepalanya terasa dingin.
LAPORAN OPERASI
-o. 5egister : 671786
-ama : *n. Alamat : *uren
/mur : &# th 45-A : )iponegoro
-ama : Ahli bedah : dr. A, Sp. 9 Asisten: % erawat : %
*anggal operasi : 6 Agustus !$1& 0aringan yang di :
ukul operasi :
)imulai : 1$.6&%1!.1$ )ikirim untuk : emeriksaan A
Ga Ti(a" Selesai : 1!.!$
ama operasi : 1 jam 8$ menit
0enis anastesi : =eneral anastesi
)iagnosa ra bedah :
Abdominal ain e.c Suspec erforasi =aster
)iagnose pasca 9edah : erforasi mikro
*indahan : 1. aparotomi
embedahan !.
6
8
&.
lasifikasi :
)arurat 3ayor
*erencana 3edium
5awat jalan 3inor
STATUS ANASTESI
KETERANGAN UMUM
-ama penderita : *n. /mur :&#th , 0 :, *gl : 6%%!$1&
Ahli bedah : dr. A, Sp.9 Ahli anastesi : dr. 0, Sp.An
Ass. 9edah : rwt. Anastesi:
)iagnose ra bedah : Abdominal ain ec.Suspect perforasi =aster
)iagnose pasca bedah : erforasi mikro
0enis pembedahan : aparotomi
0enis anastesi : =eneral Anestesi
KEADAAN PRA7BEDAH

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 9/46
eadaan umum : gi"i kurangcukupgemukanemissianosissesak
F *ekanan darah :1$1$# nadi: 1$$7mnt ernapasan :!$7mnt, Suhu:
6<H>, 9erat badan : <$ kg, =olongan darah : %
;b: 18,<gr', ekosit : 1.8$$ u @> : 8!,#' ain%lain:.................................
enyakit%penyakit lain .........;*.........S*A*/S 4S4 ASA: 1!68 ?lektif darurat
5?3?)4AS4 : S. AtropinIImg @aliumIImg etidinImg )9II.mg
+S4S4: Supinepronelaterallithotomiclain%lain A45JAG : masker
mukaendotrahealtraheostominasal canule lain%lain
*?-4 A-AS*?S4 : Semi closedclosedspinal?pidural9lok Sarafokallain%
lain
?5-AASA- : S+-*A-ASS4S*?)+-*5+
D

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 10/46
BAB III
TIN/AUAN PUSTAKA
%.1. Ane'te'i
%.1.1. De8ini'i
Anestesi (pembiusanK berasal dari bahasa Gunani an (Ltidak, tanpaL dan
aesthMtos (Lpersepsi, kemampuan untuk merasaL, secara umum berarti suatu
tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai
prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. 4stilah anestesi
digunakan pertama kali oleh +liver Jendel ;olmes Sr pada tahun 18<.
Anestesi menurut arti kata adalah hilangnya kesadaran rasa sakit, namun
obat anestasi umum tidak hanya menghilangkan rasa sakit akan tetapi juga
menghilangkan kesadaran. ada operasi%operasi daerah tertentu seperti perut,
maka selain hilangnya rasa sakit dan kesadaran, dibutuhkan juga relaksasi otot
yang optimal agar operasi dapat berjalan dengan lancar.
General anestesi atau anestesi umum adalah tindakan meniadakan nyeri
atau rasa sakit secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan bersifat reversible.
Anestesi umum yang sempurna menghasilkan ketidak sadaran, analgesia, rela7asi
otot tanpa menimbulkan resiko yang tidak diinginkan dari pasien. Anestesi umum
menjamin hidup pasien, yang memungkinkan operator melakukan tindakan bedah
dg leluasa dan menghilakan rasa nyeri. Anestesi umum juga dapat diartikan
sebagai suatu keadaan yang ditandai dengan hilangnya persepsi terhadap semua
sensasi akibat induksi obat. )alam hal ini, selain hilangnya rasa nyeri, kesadaran juga hilang. +bat anestesi umum terdiri atas golongan senyawa kimia yang
heterogen, yang mendepresi SS secara reversibel dengan spektrum yang hampir
sama dan dapat dikontrol.
3acam +bat Anestesi /mum meliputi: Obat Anestetika gas, Obat
Anestetika yang menguap, Obat Anestetika yang diberikan secara intravena.
3etode anestesi umum dilihat dari cara pemberian obat meliputi: arenteral,
erektal, erinhalasi (pernapasan. +bat anastesi umum yang diberikan secara
1$

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 11/46
inhalasi (gas dan cairan yang mudah menguap yang terpenting di antaranya
adalah -!+, halotan, enfluran, metoksifluran, dan isofluran. +bat anastesi umum
yang digunakan secara intravena, yaitu tiobarbiturat, narkotik%analgesik, senyawa
alkaloid lain dan molekul sejenis, dan beberapa obat khusus seperti ketamin.
(3unaf, !$$.
%.1.2. Si8at7Si8at Ane'te'i Umum !an$ I(eal
Sifat anestesi umum yang ideal adalah: (1 bekerja cepat, induksi dan
pemilihan baik, (! cepat mencapai anestesi yang dalam, (6 batas keamanan
lebarK (8 tidak bersifat toksis. /ntuk anestesi yang dalam diperlukan obat yangsecara langsung mencapai kadar yang tinggi di SS (obat intravena atau tekanan
parsial yang tinggi di SS (obat ihalasi. ecepatan induksi dan pemulihan
bergantung pada kadar dan cepatnya perubahan kadar obat anastesi dalam SS
(3unaf, !$$.
%.1.% Pe#'ia&an P#a Ana'te'i
unjungan pra anestesi pada pasien yang akan menjalani anestesi dan
pembedahan baik elektif dan darurat mutlak harus dilakukan unutk keberhasilan
tindakan tersebut. unjungan preoperative dilakukan untuk menilai keadaan
umum pasien dan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
Adapun tujuan kunjungan pra anestesi adalah :
1. 3empersiapkan mental dan fisik secara optimal dengan melakukan
anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium, dan pemeriksaan lain.
!. 3erencanakan dan memlilih teknis serta obat 2 obat anestesi yang sesuai
dengan fisik dan kehendak pasien.6. 3enentukan status fisik penderita dengan klasifikasi ASA ( American
Society Anesthesiology).
3enenetukan status fisik dengan klasifikasi ASA ( American Society
Anesthesiology, yaitu :
ASA 1 : asien dalam keadaan sehat, kelainan bedah
terlokalisir, tanpa kelainan faali, biokimia dan psikiatri. Angka
mortalitas mencapai !'
11

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 12/46
ASA ! : asien dengan keliana sistematik ringan sampai
sedang karena penyakit bedah maupun prosese patofisiologis.
Angka mortalitas mencapai 1< '.
ASA 6 : asien dengan gangguan atau penyakit sistematik
berat sehingga aktivitas harian terbatas. Angka mortalitas
mencapai 6< '.
ASA 8 : asien dengan kelainan sitematik berat yang secara
langsung mengancam kehidupanya dan tidak selalu sembuh
dengan operasi. Angka mortalitas mencapai < '.
ASA & : asien dengan kemunkinan hidup kecil. *indakan
operasi hampir tidak harapan. *idak ada harapan idup dalam !8
jam walaupun dioperasi atau tidak. Angka mortalitas mencapai
D'.
/ntuk operasi cito, ASA ditambah huruf ? ( Emergency, misalnya ASA 1
? atau 444 ?. *anda darurat yang terdiri dari kegawatan otak, jantung, paru, ibu dan
anak.
3enurut ee et al (1DD<, Anastesi seimbang, suatu kombinasi obat%
obatan, sering dipakai dalam anastesi umum. Anestesi seimbang terdiri dari:
1. ;ipnotik diberikan semalam sebelumnya!. remedikasi, seperti analgesik narkotik atau ben"odia"epin (misalnya,
mida"olam dan antikolinergik (contoh, atropin untuk mengurangi sekresi
diberikan kira%kira 1 jam sebelum pembedahan
6. 9arbiturat dengan masa kerja singkat, seperti natrium tiopental (entothal
8. =as inhalan, seperti nitrous oksida dan oksigen
&. elemas otot jika diperlukan
%.1.) P#eme(i"a'i Ana'te'i
remedikasi adalah pemberian obat 1%! jam sebelum induksi anestesi
untuk memperlancar proses induksi, rumatan dan bangun dari anestesi, seperti:
1. 3eredakan kecemasan dan ketakutan.
!. 3emperlancar induksi.
6. 3engurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus.
8. 3eminimalkan dosis obat%obat anestesi.
&. 3engurangi efek mual muntah pasca bedah.
<. 3enciptakan amnesia.
#. 3engurangi isi cairan lambung.
. 3encegah refleks yang membahayakan.
1!

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 13/46
+bat 2 obat yang sering digunakan sebagai premedikasi adalah :
1. =olongan hipnotik sedative : 9arbiturat, 9en"odia"epin, *ransNuili"er.
!. Analgetik narkotik : 3orfin, etidin, entani.6. -euroleptik : )roperidol, )ehidroben"operidol.
8. Anti olinergik : antropin, Skopolamin.
&. Antiemetik: metoclorpramide
Mi(a9+lam 0D+#mium;
3ida"olam (dormicum adalah obat sedatif golangan ben"odia"epine yang
gugus triazoionnya diganti gugus oksi imidzol yang masa kerjanya bersifat ultra
short-acting . +bat ini berguna unutk premidikasi arena dapat dengan cepatmerangsang tidur dan mempunyai efek amnesia anterograd. 3ido"olam juga
memiliki efek muscle relaxant dan anti konvulasi. ada pemberian intravena
unutk premediksi operatif dosis yang digunakan adalah !,& mg dan akan bekerja
&%!$ menit kemudian. )osis 1 mg dapat diberikan kembali jika diperlukan.
3ida"olam diikat pada protein plasma sebanyak D&'. erombaknnya
berjalan dengan cepat dan sempurna (<$%$' menjadi metabolatif aktif
hidroximetyl-midazoam, yang dikeluarkan lewat urin. 3asa paruhnya 1,&%!,& jam
sedangakan metabolit hidroksinya <$%$ menit.
?fek samping : pada dosis diatas $,1%$,1& mgg99 dapat berupa
hambatan pernafasan yang dapat fatal. -teri pada tempat injeksi dan
tromboflebitis dapat timbul pada tempat injeksi.
=olongan ben"odia"epine pada kehamilan dapat menimbulkan sindrom
O !loppy in!ant" yang bergejala hipotoni, hipotermia dan gangguan pernafasan,
juga ketergantungan fisik dan efek penarikan pada neonatus. Sebaiknya untuk
golongan ben"odia"epine yang dipakai yng bersifat short acting, lipofil ringan dan
tanpa metabolit aktif.
Sedian : ampul 6 ml (& mg per ml dan &ml (1 mg per ml
)osis : $,$# % $,1$ mgg99
emberian : iv, im
Met+l+&#ami(e
Suatu antagonis reseptor serotonin &%;* 6 selektif. 9aik untuk pencegahan
16

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 14/46
dan pengobatan mual, muntah pasca bedah. ?fek samping berupa ipotensi,
bronkospasme, konstipasi dan sesak nafas. )osis dewasa !%8 mg.
armakologi:
3etoclopramide ;>l merupakan ben"amida tersubstitusi yang
merangsang motilitas saluran pencernaan makanan tanpa mempengaruhi sekresi
lambung, empedu atau pankreas. 3etoclopramide ;>l mempunyai aktivitas
parasimpatomimetik dan mempunyai sifat antagonis reseptor dopamin dengan
efek langsung pada kemoreseptor Ltrigger "oneL. 3etoclopramide ;>l
kemungkinan juga mempunyai sifat antagonis reseptor serotonin.
4ndikasi:
enderita dengan gangguan pencernaan seperti mual, muntah akibat
intoleransi obat tertentu, kemoterapi kanker maupun karena anaestesia atau
sesudah operasi. 3engobati rasa panas sehubungan dengan refluks esophagitis.
3eringankan atau mengurangi simptom diabetik gastro paresis akut dan yang
kambuh kembali.
ontraindikasi:
enderita epilepsi atau sindroma ekstrapiramidal. enderita pheochroma
cytoma, penderita hipersensitif, perdarahan gastrointestinal, obstruksi mekanik
atau perforasi.
)osis
• 3erangsang peristaltik atau pengosongan lambung
)ewasa : 1 suntikan i.v. 1$ mg disuntikkan selama 1%! menit. <%18 tahun :
1 suntikan i.v. !,&%& mg. < tahun : 1 suntikan i.v. $,1 mgkg 99
• 3encegah muntah akibat operasi
1%! mgkg 99 sebagai infus i.v., disuntikkan 6$ menit sebelum operasi.
%.1.* In(u"'i
Stadium anestesi dibagi dalam 8 stadium, yaitu:
1. Stadium 4 : (stadium induksi atau eksitasi volunter
)imulai dari pemberian agen anestesi sampai menimbulkan hilangnya
kesadaran. 5asa takut dapat meningkatkan frekuensi nafas dan pulsus, dilatasi
18

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 15/46
pupil, dapat terjadi urinasi dan defekasi.
!. Stadium 44 (stadium eksitasi involunter
)imulai dari hilangnya kesadaran sampai permulaan stadium pembedahan.
ada stadium 44 terjadi eksitasi dan gerakan yang tidak menurut kehendak,
pernafasan tidak teratur, inkontinensia urin, muntah, midriasis, hipertensi, dan
takikardia.
6. Stadium 444 (pembedahanoperasi
*ingkat 1 : -afas teratur spontan, miosis, bola mata tidak menurut
kehendak, nafas dada dan perut seimbang.
*ingkat ! : -afas teratur spontan kurang dalam, bola mata tidak
begerak, pupil mulai melebar, mulai relaksasi otot.
*ingkat 6 : -afas perut dari nafas dad, relaksasi otot sempurna.
*ingkat 8 : -afas perut sempurna, tekanan darah menurun, midriasis
masimal, reflek cahaya (%.
8. Stadium 4@ (paralisis medulla oblongata atau overdosis
)itandai dengan paralisis otot dada, pulsus cepat dan pupil dilatasi. 9ola
mata menunjukkan gambaran seperti mata ikan karena terhentinya sekresi
lakrimal (3unaf, !$$.
Ta,el %.1. Taha& Ane'te'i
1&

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 16/46
4nduksi adalah tindakan membuat pasien sadar menjadi tidak sadar
sehingga memungkinkan dimulainya anestesi dan pembedahan. Sebelum
melakukan induksi, lakukan persiapan alat: Stetoskop, Tube (?**, Airway
(+A, Tape (plester, Introducer (mandrin, 6onnector, Suction (S*A*4>S
emberian induksi meliputi innduksi intravena, 4nduksi 4ntravena:
1. (*iopental (dosis 6%# mgkg!. ropofol (dosis !%6 mgkg
6. etamin (dosis 1%! mgkg
8. 4nduksi 4ntramuskular (etamin dosis 6%1$ mgkg
1 P#+&+8+l
Secara kimia tak ada hubungannya dengan anestetik intravena lain. Pat ini
berupa minyak pada suhu kamar dan disediakan sebagai emulsi 1'. ?fek
pemberian anestesi umum intravena propofol (! mgkg menginduksi secara cepat
seperti tiopental. 5asa nyeri kadang terjadi ditempat suntikan, tetapi jarang
disertai dengan thrombosis.
ropofol merupakan obat induksi anestesi cepat. +bat ini didistribusikan
secara cepat dan dieliminasi secara cepat. ;ipotensi terjadi sebagai akibat depresi
langsung pada otot jantung dan menurunnya tahanan vaskuler sistematik. ropofol
tidak empunyai efek analgesic. )ibandingkan dengan *hiopental, waktu pulih
sadar lebih cepat dan tidak terdapat mual 2 muntah. ada dosis rendah ropofolmemiliki efek antiemetic. ropofol menekan korteks adrenal dan menekan
kortisol plasm, tetapi supresi adrenal cepat kembali dan memberikan respon
terhadap fek A>*;. ropofol mengurangi tekanan darah ke otak dan perfusi ke
otak. 3emiliki efek potensiasi depresi SS dan sirkulasi dengan golongan obat
narkotik, sedative dan anestesi inhalasi. otensiasi terjadi pada blockade
neuromuskuler dari golongan obat pelumpuh otot nondepolarisasi.
?fek samping propofol pada system pernafasan adanya depresi pernafasan,
1<

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 17/46
apnea, bronkospasme dan laringospasme. ada system kardiovaskuler berupa
hipotermia, aritmia, takikardi, bradikardi, hipertensi. ada SS adanya sakit
kepala, pusing, euphoria, kebingungan, gerakan klonik % mioklonik , epistotonus.
arena mengandung protein telur dan pembawanya adalah minyak maka propofol
menimbulkan nyeri pada daerah penyuntikan.
)osis : 4ntravena !%!,& mgkg99.
Sedian : Ampul atau vial !$ ml (!$$mg tiap ml mangandung 1$ mg
ropofol.
2 Ketamin
3erupakan larutan yang tidak berwarna, stabil pada suhu kamar dan relatif
aman. etamin mempunyai sifat analgesik, anestetik dan kataleptik dengan kerja
singkat. Sifat analgesiknya sangat kuat untuk sistem somatik, tetapi lemah untuk
sistem viseral. *idak menyebabkan relaksasi otot lurik, bahkan kadang%kadang
tonusnya sedikit meninggi. etamin akan meningkatkan tekanan darah, frekuensi
nadi, dan curah jantung sampai Q !$'. etamin menyebabkan reflek faring dan
laring tetap normal. etamin sering menimbulkan halusinasi terutama pada orang
dewasa.
Sebagian besar ketamin mengalami dealkilasi dan dihidrolisis dalam hati,
kemudian diekskresi terutama dalam bentuk utuh. /ntuk induksi ketamin secara
intravena dengan dosis ! mmkg99 dalam waktu <$ detik, stadium operasi
dicapai dalam &%1$ menit. /ntuk mempertahankan anestesi dapat diberikan dosis
ulangan setengah dari semula. etamin intramuskular untuk induksi diberikan 1$
mgkg99, stadium operasi terjadi dalam 1!%!& menit.
4nduksi secara inhalasi juga dapat dilakukan, biasanya diberikan padaanak%anak atau dewasa yang takut disuntik:
1. ;alotan
!. Sevofluran
%.1.4 Maintenance 0Pemeliha#aan
#aintenance atau pemeliharaan adalah pemberian obat untuk
mempertahankan atau memperdalam stadium anestesi setelah induksi. )apat
dikerjakan secara intravena ataupun inhalasi atau dengan campuran intravena
1#

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 18/46
maupun inhalasi. emeliharaan anestesia biasanya mengacu pada trias anestesi
yaitu tidur ringan (hipnosis, sekedar tidak sadar, analgesik cukup, diusahakan
selama di bedah tidak menimbulkan nyeri dan relaksasi otot lurik yang cukup.
1 Hal+tan
a. ardiovaskular
)epresi miokard bergantung pada dosis, penurunan otomatisitas sistem
konduksi, penurunan aliran darah ginjal dan splanikus dari curah jantung yang
berkurang, serta pengurangan sensitivitas miokard terhadap aritmia yang
diinduksi katekolamin yang menyebabkan terjadinya hipotensi untuk menghindari
efek hipotensi yang berat selama anestesi, yang dalam hal ini perlu diberikan
vasokonstriktor langsung, seperti fenileprin.
b. ernapasan
)epresi respirasi terkait dengan dosis yang dapat menyebabkan
menurunnya volume tidal dan sensitivitas terhadap pengaturan respirasi yang
dipacu oleh >+!. emberian bronkodilator poten sangat baik untuk mengurangi
spasme bronkus.
c. Susunan Saraf usat
;ilangnya autoregulasi aliran darah serebral yang menyebabkan tekanan
intrakranial menurun.
d. =injal
3enurunnya =5, dan berkurangnya aliran darah ke ginjal disebabkan
oleh curah jantung yang menurun.
e. ;ati
Aliran darah ke hati menurun.f. /terus
3enyebabkan relaksasi otot polos uterus dan berguna dalam manipulasi
kasus obstetrik (misalnya penarikan plasenta.
Meta,+li'me
Sebanyak $' hilang melalui gas yang dihembuskan, !$' melalui
metabolisme di hati. 3etabolit berupa bromida dan asam trifluoroasetat.
Keuntun$an (an Ke#u$ian
1

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 19/46
otensi anestesi umum kuat, induksi dan penyembuhan baik, iritasi jalan
napas tidak ada, serta bronkodilator yang sangat baik. Sedangkan kerugiannya
adalah depresi miokard dan pernapasan, sensitisasi miokard terhadap aritmia yang
diinduksi oleh katekolamin, serta aliran darah serebral menurun yang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial.
In(i"a'i Klini"
;alotan digunakan secara ekstensif dalam anestesia anak karena
ketidakmampuannya menginduksi inhalasi secara cepat dan status asmatikus yang
refraktur. +bat ini dikontraindikasikan pada pasien dengan penyakit intrakranial.
E8e" 'am&in$<T+"'i'ita'
a. ;epatitis halotan: kejadian 16$.$$$ dari pemberianK pasien yang
mempunyai resiko adalah yang mengalami obesitas, wanita usia muda
lebih banyak terjadi dengan periode waktu yang singkatK ditandai dengan
nekrosis sentrilobuler, uji fungsi hati abnormal dan eosinofilia. Sindrom
ini dapat juga terjadi dengan isofluran dan etran.
b. ;ipertermi maligna: suatu sindrom yang ditandai dengan peningkatan
suhu tubuh secara belebihan, rigiditas otot rangka, serta dijumpai asidosis
metabolik. Secara umum, hal ini berakibat fatal kecuali jika diobati dengan
dantrolen yang merupakan pelemas otot yang mencegah >a!C dari
retikulum sarkoplasmik.
2 En8lu#an
E8e" te#ha(a& Si'tem (alam Tu,uh
a. ardiovaskular
)epresi miokard bergantung pada dosis, vasodilator arterial, dan
sensitisasi ringan miokard terhadap katekolamin.
b. 5espirasi
)epresi pernapasan bergantung pada dosis, hipoksia ablasia yang
disebabkan oleh bronkodilator.
c. Susunan Saraf usat
)apat menimbulkan kejang pada kadar enfluran tinggi dengan tekanan
parsial >+! (>+! menurun (hipokarbia, vasodilatasi serebral dengan
meningkatnya tekanan intrakranial.
1D

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 20/46
d. =injal
Aliran darah ginjal dan =5 menurun.
Meta,+li'ne
Sebanyak !' enfluran dimetabolisme di hati, metabolit utama, yaitu
fluorida mempunyai potensi untuk menimbulkan nefrotoksis (sangat jarang
digunakan secara klinis.
Keuntun$an (an "e#u$ian
Secara klinis, enfluran merupakan bronkodilator yang baik, respons
kardiovaskular stabil, kecenderungan aritmia jantung minimal, dan tidak
mengiritasi saluran napas. Sedangkan kerugiannya adalah ?nfluran mempunyai
potensi aktivitas kejang. ontraindikasi pada pasien dengan tekanan intrakranial
yang meningkat disertai dengan gangguan patologik intrakranial.
% I'+8lu#an
E8e" te#ha(a& Si'tem (alam Tu,uh
a. ardiovaskular
*erjadi depresi miokard yang ringan dan bergantung pada dosis,
sedangkan curah jantung biasanya normal disebabkan sifat vasodilatasinya,
sensitisasi miokard minimal terhadap katekolamin, dapat menyebabkan coronary
steal oleh vasodilatasi normal pada stenosis dengan aliran yang berlebihan.
b. 5espirasi
)epresi respons terhadap >+! bergantung pada dosis, hipoksia ventilasi,
bronkodilator, iritasi sedang pada jalan napas.
c. =injal
$lomerular %iltration &ate (=5 dan aliran darah ginjal rendahdisebabkan tekanan arterial menengah yang menurun.
d. Susunan Saraf usat
?fek minimal pada autoregulasi serebral, konsumsi oksigen metabolik
serebral menurun, dan merupakan obat pilihan untuk bedah saraf.
Meta,+li'me
;anya $,!' yang dimetabolisme di hati, selebihnya diekskresikan pada
waktu ekspirasi dalam bentuk gas.
!$

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 21/46
Keuntun$an (an Ke#u$ian
eadaan kardeiovaskular stabil, tidak bersifat aritmogenik, tekanan
ntrakranial tidak meningkat, bronkodilator. Sedangkan kerugiannya adalah iritasi
jalan napas sedang.
) Se=+8lu#an
Sevofluran merupakan fluorokarbon dengan bau yang tidak begitu
menyengat, dan tidak begitu mengiritasi saluran napas, serta absorpsinya cepat.
4ndikasi klinik: sebagai anestesi umum untuk melewati stadium ! dan untuk
pemeliharaan umum.
Ta,el. %.2 Ane'te'i 6ai# !an$ Men$ua&
%.1.5 Pen$$+l+n$an Muscle Relaxant
Setelah intubasi, relaksasi otot diperlukan untuk membantu proses pembedahan, misalnya pada operasi abdomen, atau dalam manajemen anestesi
misal dalam mengendalikan ventilasi.
5elaksan otot adalah obat yang mengurangi ketegangan otot dengan bekerja
pada saraf yang menuju otot (misalnya kurare, suksinilkolin (=race, !$$<.
9erdasarkan perbedaan mekanisme kerja dan durasi kerja obat%obat pelumpuh
otot dapat dibagi menjadi obat pelumpuh otot depolarisasi (meniru aksi
asetilkolin dan obat pelumpuh otot nondepolarisasi (mengganggu kerja
!1

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 22/46
asetilkolin. +bat pelumpuh otot nondepolarisasi dibagi menjadi 6 grup lagi yaitu
obat kerja lama, sedang, dan singkat. +bat%obat pelumpuh otot dapat berupa
senyawa ben"ilisokuinolin atau aminosteroid. +bat% obat pelumpuh otot
membentuk blokade saraf%otot fase 4 depolarisasi, blokade saraf%otot fase 44
depolarisasi, atau nondepolarisasi (5achmat, et al., !$$8.
1) Muscle Relaxant G+l+n$an Depolarizing
elumpuh otot depolarisasi bekerja seperti asetilkolin, tetapi di celah
sinaps tidak dirusak dengan asetilkolinesterase sehingga bertahan cukup lama
menyebabkan terjadinya depolarisasi yang ditandai dengan fasikulasi yang diikuti
relaksasi otot lurik. *ermasuk golongan ini adalah suksinilkolin (diasetil%kolin
dan dekametonium. )idalam vena, suksinil kolin dimetabolisme oleh
kolinesterase plasma,pseudokolinesterase menjadi suksinil%monokolin. +bat anti
kolinesterase (prostigmin dikontraindikasikan karena menghambat kerja
pseudokolinesterase (3angku, !$1$.
Su"'inil"+lin 0(ia'etil"+lin> 'u3ameth+nium
Suksinilkolin terdiri dari ! molekul asetilkolin yang bergabung. obat ini
memiliki onset yang cepat (6$%<$ detik dan duration o! action yang pendek
(kurang dari 1$ menit. etika suksinilkolin memasuki sirkulasi, sebagian besar
dimetabolisme oleh pseudokolinesterase menjadi suksinilmonokolin. roses ini
sangat efisien, sehingga hanya fraksi kecil dari dosis yang dinjeksikan yang
mencapai neuromuscular 'unction. (uration o! action akan memanjang pada dosis
besar atau dengan metabolisme abnormal, seperti hipotermia atau rendanya level
pseudokolinesterase. 5endahnya level pseudokolinesterase ini ditemukan pada
kehamilan, penyakit hati, gagal ginjal dan beberapa terapi obat. ada beberapaorang juga ditemukan gen pseudokolinesterase abnormal yang menyebabkan
blokade yang memanjang (3angku, !$1$.
)osis suksinilkolin untuk fasilitasi intubasi trakea adalah 1 mgkg99 4@.
)osis tersebut setara untuk 6,& 2 8 kali ?)D&. Secara konsep, pemberian dosis
1mgkg99 pada pasien yang terpreoksigenasi akan dihubungkan dengan nafas
spontan sebelum hipoksemia arteri signifikan. ernafasan spontan terjadi dalam &
menit setelah paralisis akibat pemberian suksinilkolin. )urasi rata%rata sebelum
!!

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 23/46
mencapai D$' tingkat kedutan setelah pemberian 1 mgkg99 adalah lebih besar
dari 1$ menit. )engan demikian, diperkirakan orang dewasa yang sudah
dipreoksigenasi dapat mengalami menit apnea sebelum saturasi oksigen arteri
menurun ke D$'. )osis dapat bervariasi antara $,& 2 1,& mgkg99, dosis kurang
dari 1 mgkg99 tidak mempersingkat waktu terjadi pergerakan diafragma atau
pernafasan spontan. Selain itu, pada keadaan di mana blokade saraf%otot penuh
sangat diperlukan, dosis 1,& mgkg99 masih tepat.
)urasi kerja suksinilkolin yang singkat (6 2 & menit disebabkan hidrolisis
oleh kolinesterase plasma (pseudokolinesterase. olinesterase plasma disintesis
di hati dan merupakan glikoprotein tetrametrik mengandung 8 subunit identik
dengan masing%masing satu tempat katalitik aktif. 3etabolit suksinilkolin adalah
suksinilmonokolin dengan potensi 1!$ 2 1$ suksinilkolin. lasma kolinesterase
mempengaruhi durasi kerja suksinilkolin karena memiliki kapasitas yang besar
untuk menghidrolisis suksinilkolin dalam waktu singkat sehingga hanya sedikit
fraksi dosis 4@ awal yang benar%benar mencapai -30.
?fek sampingnya meliputi aritmia jantung, hiperkalemi, 3ialgia otot
skeletal post operasi, yang biasa timbul pada otot leher, 3ioglobinuria,
eningkatan *ekanan 4ntragastrik, peningkatan tekanan intra okuler dan intra
cranial, ontraksi +tot *erus 3enerus.
6i#i Kelum&uhan
a. Ada fasikulasi otot.
b. 9erpotensiasi dengan antikolinesterase.
c. elumpuhan berkurang dengan pemberian obat pelumpuh otot non
depolarisasi dan asidosis.
d. *idak menunjukkan kelumpuhan yang bertahap pada perangsangan
tunggal maupun tetanik.
e. 9elum diatasi dengan obat spesifik
2) Muscle Relaxant G+l+n$an Non Depolarizing.
9ekerja berikatan dengan reseptor kolinergik nikotinik tanpa menyebabkan
depolarisasi, hanya menghalangi asetilkolin menempatinya, sehingga asetilkolin
tidak dapat bekerja (atief, dkk, !$$#. armakokinetik obat pelumpuh otot
nondepolarisasi dihitung setelah pemberian cepat intravena. 5erata obat pelumpuh
!6

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 24/46
otot yang hilang dari plasma dicirikan dengan penurunan inisial cepat (distribusi
ke jaringan diikuti penurunan yang lebih lambat (klirens. 3eskipun terdapat
perubahan distribusi dalam aliran darahR anestesi inhalasi memiliki sedikit efek
atau tidak sama sekali pada farmakokinetik obat pelumpuh otot. eningkatan blok
saraf%otot oleh anestesi volatil mencerminkan aksi farmakodinamikR seperti
dimanifestasikan oleh penurunan konsentrasi plasma obat pelumpuh otot yang
dibutuhkan untuk menghasilkan tingkat blokade saraf tertentu dengan adanya
anestesi volatile. 9ila volume distribusi menurun akibat peningkatan ikatan
proteinR dehidrasiR atau perdarahan akutR dosis obat yang sama menghasilkan
konsentrasi plasma yang lebih tinggi dan potensi nyata akumulasi obat. Jaktu
paruh eliminasi obat pelumpuh otot tidak dapat dihubungkan dengan durasi kerja
obat%obat ini saat.
Ta,el.%.% O,at Pelum&uh Ot+t
!8

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 25/46
6i#i Kelum&uhan Ot+t N+n De&+la#i'a'i
a. *idak ada fasikulasi otot.
b. 9erpotensiasi dengan hipokalemia, hipotermia, obat anestetik inhalasi
(eter, halotan, enfluran, isofluran
c. 3enunjukkan kelumpuhan yang bertahap pada perangsangan tunggal atau
tetanik.
d. )apat diberikan antagonis berupa antikolinesterase.
At#au#ium Be'ilat 0T#a#ium;
!&

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 26/46
3erupakan obat pelumpuh otot non depolarisasi yang relatif baru
mempunyai struktur ber"iboNuinolin. eunggulan:
a. 3etabolisme berada didalam darah (plasma dan tidak bergantung
fungsi hati dan ginjal.
b. *idak memiliki efek akumulasi pada pemberian gulang.
c. *idak memiliki efek kardiovaskuler yang bermakna.
*ersedia dalam ampul &ml yang mengandung &$ mg atracrium bersilat.
)osis intubasi : $,&%$,< mgkg994@
)osis relaksasi : $,&%$,< mgkg994@
emeliharaan : $,1%$,! mgkg994@
ama kerja untuk dosis relaksasi 1&%6& menit.
emulihan fungsi syaraf otot dapat terjadi spontan dan dibantu dengan
pemberian antikolinesterase. 3erupakan pilihan unutk pasien geriatric atau
kelainan jantung, hati dan ginjal yang berat.
%.1.?. Penaa# Pelum&uh Ot+t
Antikolinesterase bekerja dengan menghambat kolinesterase sehingga
asetilkolin dapat bekerja. Antikolinesterase yang paling sering digunakan adalah
neostigmin (dosis $,$8%$,$ mgkg, piridostigmin (dosis $,1%$,8 mgkg dan
edrophonium (dosis $,&%1,$ mgkg, dan fisostigmin yang hanya untuk
penggunaan oral (dosis $,$1%$,$6 mgkg. enawar pelumpuh otot bersifat
muskarinik sehingga menyebabkan hipersalivasi, keringatan, bradikardi, kejang
bronkus, hipermotilitas usus dan pandangan kabur sehingga pemberiannya harus
disertai vagolitik seperti atropine (dosis $,$1%$,$!mgkg atau glikopirolat (dosis
$,$$&%$,$1 mgkg sampai $,!%$,6 mg pada dewasa (3angku, !$1$.
2.1.@ Anal$e'i"
3enurut kamus +7ford (!$11, obat anti nyeri bermaksud suatu obat yang
meredakan rasa nyeri. +bat anti nyeri ringan (aspirin dan parasetamol digunakan
untuk meredakan nyeri kepala, nyeri gigi dan nyeri reumatik ringan manakala
obat anti nyeri yang lebih poten (narkotika atau opioid seperti morfin dan petidin
hanya digunakan untuk meredakan nyeri berat memandangkan ia bisa
!<

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 27/46
menimbulkan gejala dependensi dan toleransi.
a. /eni'7/eni' Anal$e'i"
9erdasarkan sifat farmakologisnya, obat anti nyeri (analgesika dibagi dua
yaitu analgesik perifer dan analgesika narkotika. Analgesika perifer (non%
narkotika terdiri dari obat%obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja
sentral digunakan untuk meredakan rasa nyeri hebat misalnya pada pesakit kanker
(Suleman, !$$<.
,. Me"ani'me Ke#a O,at
1. O,at Anti In8lama'i N+n'te#+i( 0OAINS
;ampir semua obat A4-S mempunyai tiga jenis efek yang penting yaitu
efek anti%inflamatori (memodifikasi reaksi inflamasi, efek analgesik (meredakan
suatu rasa nyeri, efek antipiretik (menurunkan suhu badan yang meningkat.
Secara umumnya, semua efek%efek ini berhubungan dengan tindakan awal
obat%obat tersebut yaitu penghambatan arakidonat siklooksigenase sekaligus
menghambat sintesa prostaglandin dan tromboksan (5ang et al., !$$#. *erdapat
dua tipe en"im siklooksigenase yaitu >+%1 dan >+%!. >+%1 merupakan
en"im konstitutif yang dihasilkan oleh kebanyakan jaringan termasuk platelet
darah (5ang et al., !$$#. ?n"im ini memainkan peranan penting dalam menjaga
homeostasis jaringan tubuh khususnya ginjal, saluran cerna dan trombosit.
)imukosa lambung, aktivasi >+%1 menghasilkan prostasiklin yang bersifat
sitoprotektif. >+%! pula diinduksi dalam sel%sel inflamatori diaktivasi. )alam
hal ini, stimulus inflamatoar seperti sitokin inflamatori primer yaitu interleukin%1
(4% 1 dan tumour necrosis factor%T (*-% T, endotoksin dan faktor pertumbuhan ( groth !actors yang dilepaskan menjadi sangat penting dalam
aktivasi en"im tersebut.
*ernyata sekarang >+%! juga mempunyai fungsi fisiologis yaitu di
ginjal, jaringan vaskular dan pada proses pembaikan jaringan. *romboksan A!,
yang disentesis trombosit oleh >+%1, menyebabkan agregasi trombosit,
vasokonstriksi dan proliferasi otot polos. Sebaliknya prostasiklin yang disintesis
oleh >+%! di endotel makrovaskular melawan efek tersebut dan menyebabkan
!#

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 28/46
penghambatan agregasi trombosit, vasodilatasi dan efek anti%proliferatif (endrick
et al., !$$.
Ket+#+la"
etorolac tromethamine merupakan suatu analgesik non%narkotik. +bat ini
merupakan obat anti%inflamasi nonsteroid yang menunjukkan aktivitas antipiretik
yang lemah dan anti%inflamasi. etorolac tromethamine menghambat sintesis
prostaglandin dan dapat dianggap sebagai analgesik yang bekerja perifer karena
tidak mempunyai efek terhadap reseptor opiat.
etorolac diindikasikan untuk penatalaksanaan jangka pendek terhadap nyeri
akut sedang sampai berat setelah prosedur bedah. )urasi total etorolac tidak
boleh lebih dari lima hari. etorolac secara parenteral dianjurkan diberikan segera
setelah operasi. ;arus diganti ke analgesik alternatif sesegera mungkin, asalkan
terapi etorolac tidak melebihi & hari. etorolac tidak dianjurkan untuk
digunakan sebagai obat prabedah obstetri atau untuk analgesia obstetri karena
belum diadakan penelitian yang adekuat mengenai hal ini dan karena diketahui
mempunyai efek menghambat biosintesis prostaglandin atau kontraksi rahim dan
sirkulasi fetus.
D+'i' Dea'aK Ampul : )osis awal etorolac yang dianjurkan adalah 1$
mg diikuti dengan 1$26$ mg tiap 8 sampai < jam bila diperlukan. ;arus diberikan
dosis efektif terendah. )osis harian total tidak boleh lebih dari D$ mg untuk orang
dewasa dan <$ mg untuk orang lanjut usia, pasien gangguan ginjal dan pasien
yang berat badannya kurang dari &$ kg. amanya terapi tidak boleh lebih dari !
hari. ada seluruh populasi, gunakan dosis efektif terendah dan sesingkat
mungkin. /ntuk pasien yang diberi etorolac ampul, dosis harian total kombinasi
tidak boleh lebih dari D$ mg (<$ mg untuk pasien lanjut usia, gangguan ginjal dan
pasien yang berat badannya kurang dari &$ kg.
Pa'ien lanut u'ia Ampul : /ntuk pasien yang usianya lebih dari <&
tahun, dianjurkan memakai kisaran dosis terendah: total dosisharian <$ mg tidak
boleh dilampaui.
!

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 29/46
2. O,at Anti In8lama'i Ste#+i(
3organ 0r =?, 3ichail 3S, 3urray 30 (!$$<, 3enjelaskan bahwa
opioid didefinisikan sebagai senyawa dengan efek yang diantagonis oleh
nalokson.
%. Anal$e'i" O&i+i( Lemah
Analgesik opioid lemah digunakan pada nyeri ringan sampai sedang.
Analgesik ini bisa menyebabkan ketrgantungan dan cenderung disalahgunakan.
Akan tetapi, ibuprofen kurang menarik untuk pencandu karena tidak memberikan
efek yang hebat.
odein (metilmorfin diabsorpsi baik secara oral, tetapi mempunyai
afinitas sangat rendah terhadap reseptor opioid. Sekitar 1$' obat mengalami
demetilasi dalam hati menjadi morfin, yang bertanggung jawab atas efek
analgesik kodein. ?fek samping (kostipasi, mudah, sedasi membatasi dosis ke
kadar yang menghasilkan analgesia yang jauh lebih ringan daripada morfin.
odein juga digunakan sebagai obat antitusif dan antidiare.
). Anal$e'i" O&i+i( Kuat
Analgesik ini khususnya digunakan pada terapi nyeri tumpul yang tidak
terlokalisasi dengan baik (viseral. -yeri somatik dapat ditentukan dengan jelas
dan bisa diredakan dengan analgesik opioid lemah. 3orfin parenteral banyak
digunakan untuk mengobati nyeri hebat dan morfin oral merupakan obat terpilih
pada perawatan terminal.
3orfin dan analgesik opioid lainnya menghasilkan suatu kisaran efek
sentral yang meliputi analgesia, euforia, sedasi, depresi napas, depresi pusatvasomotor (menyebabkan hipotensi postural, miosis akibat stimulasi nukleus
saraf 444 (kecuali petidin yang mempunyai aktifitas menyerupai atropin yang
lemah, mual, serta muntah yang disebabkan oleh stimulasi chemoreceptor trigger
zone. +bat tersebut juga menyebabkan penekanan batuk, tetapin hal ini tidak
berkaitan dengan aktivitas opioidnya. ?fek perifer seperti konstipasi, spasme
bilier, dan konstriksi sfingter +ddi bisa terjadi. 3orfin bisa menyebabkan
pelepasan histamin dengan vasodilatasi dan rasa gatal. 3orfin mengalami
!D

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 30/46
metabolisme dalam hati dengan berkonjugasi dengan asam glukoronat untuk
membentu morfin%6%glukoronid yang inaktif, dan morfin%<%glukuronid, yaitu
analgesik yang lebih poten daripada morfin itu sendiri, terutama bila diberi
intratekal. )iamorfin (heroin, diasetilmorfin lebih larut dalam lemak daripada
morfin sehingga mempunyai awitan kerja lebih cepat bila diberikan secara
suntikan. adar puncak yang lebih tinggi menimbulkan sedasi yang lebih kuat
daripada morfin. )osis kecil diamorfin epidural semakin banyak digunakan untuk
mengendalikan nyeri hebat.
)ekstromoramid mempunyai durasi kerja singkat (!%8 jam dan dapat
diberikan secara oral maupun sublingual sesaat sebelum tindakan yang
menyakitkan. 3etadon mempunyai durasi kerja panjang dan kurang sedatif
dibandingkan morfin. 3etadon digunakan secara oral untuk terapi rumatan
pecandu heroin atau morfin. ada pecandu, metadon mencegah penggunaan obat
intravena.
-entan!l
entanyl termasuk obat golongan analgesik narkotika. Analgesik narkotika
digunakan sebagai penghilang nyeri. entanyl bekerja di dalam sistem syaraf
pusat untuk menghilangkan rasa sakit. 9eberapa efek samping juga disebabkan
oleh aksinya di dalam sistem syaraf pusat. ada pemakaian yang lama dapat
menyebabkan ketergantungan tetapi tidak sering terjadi bila pemakaiannya sesuai
dengan aturan. etergantungan biasa terjadi jika pengobatan dihentikan secara
mendadak. Sehingga untuk mencegah efek samping tersebut perlu dilakukan
penurunan dosis secara bertahap dengan periode tertentu sebelum pengobatan
dihentikan.)osis dewasa: ra%pengobatan (/ntuk menjadi tepat dimodifikasi pada orang
tua, lemah dan mereka yang telah menerima obat depresan lainnya &$ sampai 1$$
mikrogram (1% ! ml dapat diberikan intramuskuler 6$ sampai <$ menit sebelum
operasi. *ambahan untuk umum anaethesia: 4nduksi % &$ sampai 1$$ mikrogram
(1%! ml dapat diberikan secara intravena pada awalnya dan dapat diulangi pada
interval !%6 menit sampai efek yang diinginkan tercapai. Sebuah dosis dikurangi
serendah !& sampai &$ mikrogram ($,& sampai 1 ml direkomendasikan pada
6$

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 31/46
pasien lanjut usia dan miskin%risiko. emeliharaan % !& sampai &$ mikrogram ($,&
sampai 1 ml dapat diberikan secara intravena atau intramuskuler ketika gerakan
dan atau perubahan tanda vital mengindikasikan stres bedah atau keringanan
analgesia. *ambahan untuk daerah anestesi: &$ sampai 1$$ mikrogram (1 sampai
! ml dapat diberikan secara intramuskuler atau intravena perlahan saat analgesia
tambahan diperlukan. asca%bedah % (kamar emulihan: &$ sampai 1$$
mikrogram (1 sampai ! ml dapat diberikan intramuskuler untuk mengontrol rasa
sakit, takipnea, dan delirium munculnya. )osis dapat diulang dalam jam satu atau
dua yang diperlukan. )osis yang biasa pada Anak: /ntuk induksi dan
pemeliharaan pada anak%anak !%1! tahun, dosis dikurangi serendah !$ sampai 6$
mikrogram ($,8%$,< ml per 1$ kg dianjurkan.
T#ama(+l H6l
*ramadol adalah analgesik kuat yang bekerja pada reseptor opiat.
*ramadol mengikat secara stereospesifik pada reseptor di sistem saraf pusat
sehingga mengeblok sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri. )i samping itu
tramadol menghambat pelepasan neurotransmitter dari saraf aferen yang sensitif
terhadap rangsang, akibatnya impuls nyeri terhambat.
4ndikasi:
?fektif untuk pengobatan nyeri akut dan kronik yang berat, nyeri pasca
pembedahan.
P+'+l+$i:
)ewasa dan anak di atas 1< tahun:
D+'i' umum:
)osis tunggal &$ mg. )osis tersebut biasanya cukup untuk meredakan
nyeri, apabila masih terasa nyeri dapat ditambahkan &$ mg setelah selang waktu
61

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 32/46
6$%<$ menit.
Te#a&i &a#ente#al: )osis yang diberikan sebaiknya disesuaikan dengan
intensitas rasa nyeri. 9ila tidak ada petunjuk lain dari dokter, dosis yang diberikan
adalah sebagai berikut :
)ewasa atau anak di atas 18 tahun :
4.@ 1$$ mg (1 ampul, diinjeksikan secara lambat atau dilarutkan dalam
larutan infus, kemudian diinfuskan.
4.3. 1$$ mg (1 ampulSubkutan 1$$ mg (1 ampul
)osis tersebut biasanya cukup untuk meredakan nyeri. 9ila masih terasa
nyeri, dapat ditambahkan 1 kapsul tramadol &$ mg atau &$ mg tramadol injeksi (1
ml setelah selang waktu 6$ 2 <$ menit. ada penderita gangguan fungsi hati atau
ginjal, perlu dilakukan penyesuaian dosis.
)osis maksimum: 8$$ mg sehari. )osis sangat tergantung pada intensitas
rasa nyeri yang diderita.
enderita gangguan hati dan ginjal dengan *creatinine clearances U
6$mlmenit : &$%1$$ mg setiap 1! jam, maksimum !$$ mg sehari.
?fek samping yang umum terjadi seperti pusing, sedasi, lelah, sakit kepala,
pruritus, berkeringat, kulit kemerahan, mulut kering, mual, muntah. )ispepsia dan
obstipasi. ?fek samping yang berupa ketergantungan sangat jarang terjadi.
K+nt#ain(i"a'i
enderita yang hipersensitif terhadap *ramadol atau +piat dan penderita
yang mendapatkan pengobatan dengan penghambat 3A+, intoksikasi akut
dengan alkohol, hipnotika, analgetik atau obat%obat yang mempengaruhi SS
lainnya.
%.1.1 Tata La"'ana /alan Na&a'
1. Manu=e# triple airway
1. epala ekstensi pada sendi atlanto%oksipital
!. 3andibula didorong ke depan pada kedua angulus mandibula
6!

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 33/46
6. 3ulut dibuka
2. /alan Na8a' La#in$
-A ( +aso-pharyngeal airay, ukuran +A (Oro-pharyngeal airay kecil
(no. 6 $ mm, sedang (no. 8 D$ mm, besar (no. & 1$$ mm ukuran dewasa pria
no. 8 (D$ mm, wanita (no.6 $ mm
%. Face Mas
9ayi baru lahir ($6 anak kecil ($!,$1,1 anak besar (!,6 dewasa (8,& %ace
mask dewasa terdiri dari atas mulut sungkup, pengait, badan sungkup, dan lingkar
tepi.
%ace mask bayi tidak memiliki pengait. 9ila memegang !ace mask dengan
satu tangan, jari kelingking diletakkan di sudut rahang untuk melakukan manuver
'a trust ke arah anterior untuk memudahkan ventilasi.
) . !aringeal Mas "irway *#A)
Sungkup laring (3A, aryngeal mask airay ialah alat jalan nafas
berbentuk sendok terdiri dari pipa besar berlubang dengan ujung menyerupai
sendok yang pinggirnya dapat dikembang%kempiskan seperti balon pada pipa
trakea. *angkai 3A dapat berupa pipa keras dari polivinil atau polivinil atau
lembek dengan spiral untuk menjaga supaya tetap paten.
)ikenal ! macam sungkup laring:
• Sungkup laring standar dengan satu pipa napas.
• Sungkup laring dengan dua pipa yaitu satu pipa napas standar san
lainnya pipa tambahan yang ujung distalnya berhubungan dengan
esofagus.
Ta,el %.) U"u#an LMA (an &e#untu"ann!a
/kuran /sia 9erat (kg
1.$
1.6
!.$
!.6
6.$
-eonatus
9ayi
Anak kecil
Anak
)ewasa kecil
U 6
6 2 1$
1$ 2 !$
!$ 2 6$
6$ 2 8$
66

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 34/46
8.$
&.$
)ewasa -ormal
)ewasa besar
8$ 2 <$
V <$
>ara pemasangan 3A dapat dilakukan dengan atau tanpa bantuan
laringoskop. Sebenarnya alat ini dibuat dengan tujuan diantaranya supaya dapat
dipasang langsung tanpa bantuan alat dan dapat digunakan jika intubasi trakea
diramalkan bakal mendapat kesulitan. 3A memang tidak dapat mengganti
kedudukan intubasi trakea, tetapi ia terletak diantara sungkup muka dan intubasi
trakea. emasangan hendaknya menunggu anestesia cukup dalam atau
menggunakan pelumpuh otot untuk menghindari trauma rongga mulut, faring%
laring. Setelah alat terpasang, untuk menghindari pipa nafasnya tergigit, makadapat dipasang gulungan kain kasa (bite block atau pipa napas mulut faring
(+A.
* . #n$otrac%eal &u'e (#&&)
3erupakan suatu tindakan memasukan pipa khusus kedalam trakea,
sehingga jalan nafas bebas hambatan dan nafas mudah mudah dimonitor dan
dikendalikan. *indakan intubasi trakea ini bertujuan untuk:
a. 3empermudah pemberian anestesia.
b. 3empertahankan jalan nafas agar tetap bebas serta mempertahankan
kelancaran pernafasan.
c. 3encegah kemungkinan terjadinya aspirasi isi lambung (pada keadaan tidak
sadar, lambung penuh dan tidak ada refleks batuk.
d. 3empermudah pengisapan sekret trakheobronchial.
e. emakaian ventilasi mekanis yang lama.
f. 3engatasi obstruksi laring akut.
?** pada anak%anak dibawah & tahun tidak memakai cuff karena
penampang trakea hamper bulat, sedangkan pada anak V & tahun dan dewasa,
penampang trakea seperti huruf ), sehingga memerlukan cuff agar tidak terjadi
kebocoran
68

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 35/46
In(i"a'i intu,a'i en(+t#a"heal menu#ut Gi'ele tahun 22
eadaan oksigenasi yang tidak adekuat (karena menurunnya tekanan
oksigen arteri dan lain%lain yang tidak dapat dikoreksi dengan pemberian suplai
oksigen melalui masker nasal.
a. eadaan ventilasi yang tidak adekuat karena meningkatnya tekanan
karbondioksida di arteri.
b. ebutuhan untuk mengontrol dan mengeluarkan sekret pulmonal atau
sebagai bronchial toilet.
c. 3enyelenggarakan proteksi terhadap pasien dengan keadaan yang
gawat atau pasien dengan refleks akibat sumbatan yang terjadi.
In(i"a'i intu,a'i en(+t#a"heal lainn!a anta#a lain :
a. 3enjaga jalan nafas yang bebas dalam keadaan%keadaan yang sulit.
b. +perasi%operasi di daerah kepala, leher, mulut, hidung dan tenggorokan,
karena pada kasus%kasus demikian sangatlah sukar untuk menggunakan
face mask tanpa mengganggu pekerjaan ahli bedah.
c. ada banyak operasi abdominal, untuk menjamin pernafasan yang
tenang dan tidak ada ketegangan.
d. +perasi intra torachal, agar jalan nafas selalu paten, suction dilakukan
dengan mudah, memudahkan respiration control dan mempermudah
pengontrolan tekanan intra pulmonal.
e. /ntuk mencegah kontaminasi trachea, misalnya pada obstruksiintestinal.
f. ada pasien yang mudah timbul laringospasme.
g. *racheostomi.
h. ada pasien dengan fiksasi vocal chords.
Selain intubasi endotrakheal diindikasikan pada kasus%kasus di ruang
bedah, ada beberapa indikasi intubasi endotrakheal pada beberapa kasus non
6&

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 36/46
surgikal, antara lain:
a. Asfiksia neonatorum yang berat.
b. /ntuk melakukn resusitasi pada pasien yang tersumbat pernafasannya,
depresi
K+nt#a in(i"a'i intu,a'i en(+t#a"heal anta#a lain :
a. 9eberapa keadaan trauma jalan nafas atau obstruksi yang tidak
memungkinkan untuk dilakukannya intubasi. *indakan yang harus
dilakukan adalah cricothyrotomy pada beberapa kasus.
b. *rauma servikal yang memerlukan keadaan imobilisasi tulang vertebra
servical, sehingga sangat sulit untuk dilakukan intubasi.
Tin(a"an Intu,a'i.
a. ersiapan.
asien sebaiknya diposisikan dalam posisi tidur terlentang, oksiput
diganjal dengan menggunakan alas kepala (bisa menggunakan bantal yang cukup
keras atau botol infus 1 gram, sehingga kepala dalam keadaan ekstensi serta
trachea dan laringoskop berada dalam satu garis lurus.
b. +ksigenasi.
Setelah dilakukan anestesi dan diberikan pelumpuh otot, lakukan
oksigenasi dengan pemberian oksigen 1$$' minimal dilakukan selama ! menit.
Sungkup muka dipegang dengan tangan kiri dan balon dengan tangan kanan.
c. aringoskop.
3ulut pasien dibuka dengan tangan kanan dan gagang laringoskop
dipegang dengan tangan kiri. )aun laringoskop dimasukkan dari sudut kiri danlapangan
d. emasangan pipa endotrakheal.
ipa dimasukkan dengan tangan kanan melalui sudut kanan mulut sampai
balon pipa tepat melewati pita suara. 9ila perlu, sebelum memasukkan pipa
asisten diminta untuk menekan laring ke posterior sehingga pita suara akan dapat
tampak dengan jelas. 9ila mengganggu, stilet dapat dicabut. @entilasi atau
oksigenasi diberikan dengan tangan kanan memompa balon dan tangan kiri
6<

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 37/46
memfiksasi. 9alon pipa dikembangkan dan daun laringoskop dikeluarkan
selanjutnya pipa difiksasi dengan plester.
e. 3engontrol letak pipa.
)ada dipastikan mengembang saat diberikan ventilasi. Sewaktu ventilasi,
dilakukan auskultasi dada dengan stetoskop, diharapkan suara nafas kanan dan
kiri sama. 9ila dada ditekan terasa ada aliran udara di pipa endotrakheal. 9ila
terjadi intubasi endotrakheal akan terdapat tanda%tanda berupa suara nafas kanan
berbeda dengan suara nafas kiri, kadang%kadang timbul suara whee"ing, secret
lebih banyak dan tahanan jalan nafas terasa lebih berat. 0ika ada ventilasi ke satu
sisi seperti ini, pipa ditarik sedikit sampai ventilasi kedua paru sama. Sedangkan
bila terjadi intubasi ke daerah esofagus maka daerah epigastrum atau gaster akan
mengembang, terdengar suara saat ventilasi (dengan stetoskop, kadang%kadang
keluar cairan lambung, dan makin lama pasien akan nampak semakin membiru.
/ntuk hal tersebut pipa dicabut dan intubasi dilakukan kembali setelah diberikan
oksigenasi yang cukup.
f. @entilasi.
emberian ventilasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasien
bersangkutan.
K+m&li"a'i Intu,a'i En(+t#a"heal.
omplikasi tindakan laringoskop dan intubasi
a. 3alposisi berupa intubasi esofagus, intubasi endobronkial serta malposisi
laringeal cuff.
b. *rauma jalan nafas berupa kerusakan gigi, laserasi bibir, lidah atau mukosa
mulut, cedera tenggorok, dislokasi mandibula dan diseksi retrofaringeal.
c. =angguan refleks berupa hipertensi, takikardi, tekanan intracranial
meningkat, tekanan intraocular meningkat dan spasme laring.
d. 3alfungsi tuba berupa perforasi cuff.
omplikasi pemasukan pipa endotracheal.
a. 3alposisi berupa ekstubasi yang terjadi sendiri, intubasi ke endobronkial
dan malposisi laringeal cuff.
b. *rauma jalan nafas berupa inflamasi dan ulserasi mukosa, serta ekskoriasi
kulit hidung
6#

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 38/46
c. 3alfungsi tuba berupa obstruksi.
omplikasi setelah ekstubasi.
a. *rauma jalan nafas berupa edema dan stenosis (glotis, subglotis atau
trachea, suara sesak atau parau (granuloma atau paralisis pita suara,
malfungsi dan aspirasi laring.
b. =angguan refleks berupa spasme laring.
Ke'ulitan intu,a'i:
a. leher pendek berotot.
b. mandibula menonjol.
c. maksilagigi depan menonjol.
d. uvula tidak terlihat (mallapati 6 dan 8
e. gerak sendi temporo mandibular terbatas.
f. gerak vertabra servikalis terbatas.
%.1.11 Te#a&i 6ai#an
ebutuhan air pada orang dewasa setiap harinya adalah 6$%6&
mlkg99!8jam. ebutuhan ini meningkat sebanyak 1$%1& ' tiap kenaikan suhu
1H >. ebutuhan elektrolit -a 1%! meNkg99 (1$$meNhari atau &,D gram.
ebutuhan elektrolit 1 meNkg99 (<$meNhari atau 8,& gram.
rinsip dasar terapi cairan adalah cairan yang diberikan harus mendekati
komposisi cairan yang hilang. *erapi cairan perioperatif bertujuan untuk:
a 3emenuhi kebutuhan cairan, elektrolit dan darah yang hilang selamaoperasi
b 3engatasi syok dan kelainan yang ditimbulkan karena terapi yang
diberikan
emberian cairan operasi terbagi:
1 P#e+&e#ati8
asien normohidrasi, pengganti puasa ! mlkg99jam puasa (bedakan
6

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 39/46
dengan kebutuhan cairan per hari (6$%6&mlkghari. >airan yang digunakan :
kristaloid dengan pemberian dibagi dalam 6 jam selama anestesi :
&$ ' dalam 1 jam pertama
!& ' dalam 1 jam kedua
!& ' dalam 1 jam ketiga
erhitungan cairan dengan rumus:
1 jam pertama W C 3 C S+
1 jam kedua X C 3 C S+
1 jam ketiga X C 3 C S+
2 Du#ante +&e#a'i
emeliharaan: ! mlkgjam
Stress operasi:
% +perasi ringan : 8 mlkg99jam
% +perasi sedang : < mlkg99jam
% +perasi berat : mlkg99jam
%.1.12 Pemulihan
ada pasien post op yang tidak puasa, pemberian cairan diberikan berupa
cairan maintenance selama di ruang pulih sadar (55. Apabila keluhan mual,
muntah dan bising usus sudah ada maka pasien dicoba untuk minum sedikit%
sedikit.
Setelah kondisi baik dan cairan peroral adekuat sesuai kebutuhan, maka
secara perlahan pemberian cairan maintenance parenteral dikurangi. Apabila
sudah cukup cairan hanya diberikan lewat oral saja.
6D

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 40/46
8$

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 41/46
BAB I
DISKUSI KASUS
P#e O&e#ati8
ersiapan yang perlu dilakukan untuk kasus%kasus yang akan dilakukan
anestesi meliputi persiapan alat, penilaian dan persiapan pasien, serta persiapan
obat anestesi yang diperlukan. enilaian dan persiapan penderita diantaranya
meliputi :
1. enilaian klinis penanggulangan keadaan darurat
!. 4nformasi penyakit
a. anamnesisalloanamnesis kejadian penyakit
b. riwayat alergi, hipertensi, diabetes mellitus, operasi sebelumnya, asma,
komplikasi transfusi darah (apabila pernah mendapatkan transfusi
c. riwayat keluarga (penyakit dan komplikasi anestesia
d. makan minum terakhir (mencegah aspirasi isi lambung karena regurgitasi atau
muntah pada saat anestesi
ada kasus ini, pasien digolongkan pada ASA 44, karena asien dengan
penyakit sistemik ringan aktifitas rutin tidak terbatas. )an bila dibiarkan dapat
menjadi buruk. Sedangkan rencana jenis anestesi yang akan dilakukan yaitu
general anestesia.
Du#ante O&e#ati8
I. P#eme(i"a'i
remedikasi yang diberikan pada pasien ini berupa 3etoklopramid 1$ mg
merupakan suatu antagonis selektif dan bersifat kompetitif terhadap reseptor &%;*6, dengan cara menghambat aktivasi aferen%aferen vagal sehingga
menekan terjadinya refle7 muntah pasca operasi.
II. Tin(a"an Ane'te'i
engobatan medikasi pada kasus ini diberikan propofol 1!$ mg sebagai
induksi, 3ida"olam 6 mg sebagai sedasi, Atracuium 6$ mg sebagai muscle
rela7ant, dan entanyl & mg sebagai anti inflamasi. /ntuk pemeliharaan diberikan
81

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 42/46
sevofluran C -!+ (6 : +! (6 dan dilakukan intubasi dengan menggunakan
?** no.#,&.
III.Te#a&i 6ai#an
Selama operasi berlangsung diberikan cairan kristaloid 5 sebagai pengganti
kebutuhan cairan. )engan perhitungan kebutuhan cairan adalah sebagai berikut :
dilakukan loading dose cairan sebelum operasi yang bertujuan untuk
mengganti kehilangan cairan karena pada kasus%kasus dengan perforasi
dipekirakan defisit cairan yang timbul sebesar 1&$$ cc kalau baru terlihat
dengan foto polos abdomen, tetapi bila telah jelas tanda klinisnya diduga
defisit cairan mencapai !&$$ 2 6$$$ cc malah kalau sudah ada gejala
preshockshock diperkirakan 8$$$%<$$$ cc.
cairan pemeliharaan (maintenance
maintenance Y 99 7 ! cc
Y <$ kg 7 ! cc
Y 1!$ cc
stress operasi
S+ Y 99 7 < cc Y <$ kg 7 < cc
Y 6<$ cc
output
suction : Q &$$ cc
urine : Q 8$$ cc
4J : !!&$ ml
kebutuhan cairan selama operasi jam 4 : 1!$ cc C 6<$ cc Y 8$ cc
jam 44 : 1!$ cc C 6<$ cc Y 8$ cc
total cairan : 8$ cc C 8$ cc Y D<$ cc C output Y D<$ C 61&$ Y 811$ cc
P+'t O&e#ati8
Setelah operasi selesai dan pasien dalam keadaan sadar, pasien
dipindahkan ke ruang recovery dan diobservasi berdasarkan Aldrete Score. 0ika
Aldrete Score Z dan tanpa ada nilai $ atau Aldrete Score V D, maka pasien dapat
8!

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 43/46
dipindahkan ke bangsal. ada pasien ini didapatkan Aldrete Score D, maka pasien
bisa dipindahkan ke ruang bangsal.
NO. PENILAIAN NILAI
1. Jarna Me#ah mu(a
ucat
Sianotik
2
1
$
!. ernafasan Da&at ,e#na8a' (alam (an ,atu"
)angkal namun pertukaran udara adekuat
Apnea atau obstruksi
2
1
$
6. Sirkulasi Ten'i men!im&an$ 2C (a#i n+#mal
*ensi menyimpang !$%&$' dari normal
*ensi menyimpang V&$' dari normal
2
1
$
8. esadaran Sadar, siaga dan orientasi
Ban$un namun e&at "em,ali te#ti(u#
*idak berespon
!
1
$
&. Aktivitas Selu#uh e"'t#emita' (a&at (i$e#a""an 2
86

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 44/46
)ua ekstremitas dapat digerakkan
*idak bergerak
1
$
88

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 45/46
BAB
PENUTUP
).1 KESIMPULAN
asien bernama *n. didiagnosis [Abdominal ain ec. Susp.erforasi
=aster[, setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
didapatkan status ASA 44. )ilakukan operasi aparotomi dengan durasi waktu : 1
0am 8$ menit (1$.6&%1!.1$, dan lama Anestesi: ! 0am (1$.1&%1!.1&
Selama operasi baik pada saat premedikasi maupun medikasi selama
sampai proses anestesi selesai ditemukan masalah yang berarti. )osis yang
diberikan pada saat proses anastesi sesuai dosis. ?fek samping pemberian obat
minimal tanpa ada permasalahan yang berarti. Selama operasi balans cairan pada
pasien ini baik. *idak terjadi ketidakkeseimbangan cairan yang dapat mengancam
keselamatan pasien.
Setelah selesai proses anestesi pasien langsung pindah ke ruang recovery,
kesadaran pasien compos mentis dan tanda vital baik.
8&

7/23/2019 Lapsus general anestesi
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-general-anestesi 46/46
DA-TAR PUSTAKA
1. atief, S.A, Suryadi .A. )achlan 3.5. !$$D. etunjuk praktis
anestesiologi /4. 0akarta : /4.
!. 3ansjoer A, Suphrophaita, Jardani J4,Setiowulan J. 4lmu anestesi
dalam : apita Selekta edokteran 0ilid ke%!. ?disi ke%6. 0akarta: 3edia
Aesculapius /4. !$$$.
6. 3uhiman 3, *haib 3.5, Sunatrio S, )ahlan 5. Anestesiologi. 0akarta:
9agian Anestesiologi )an *erapi 4ntensif /4. 1DD.
8. Soerasdi ?rassmus, Satriyanto )wi. +bat%obat Anestesia. 9andung : !$1$
&. )ari : www.dunialatkedokteran.com!$1$1$pengertian%laparatomi.html
<. )ari:
http:medicastore.compenyakit8D#peritonitis\(radang\selaput\rongga\
perut.html