lapsus trauma thoraks

Upload: nurhatijah-ija

Post on 13-Oct-2015

111 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

trauma thoraks penetransHemothoraksTamponade jantung

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUSTRAUMA TEMBUS THORAKS

I. ABSTRAKPendahuluan : Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thoraks yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thoraks ataupun isi dari cavum thoracis dimana trauma ini dapat disebabkan oleh benda tajam maupun tumpul. Laporan kasus : laki-laki 16 tahun datang dengan keluhan luka tusuk pada dada kiri. Dialami sejak kurang lebih satu jam yang lalu sebelum masuk RS. Luka tusuk tersebut disebabkan oleh anak panah. Nyeri dada ada, sesak ada.Mekanisme Trauma: pasien pada saat itu sedang duduk tiba-tiba terkena anak panah yang menancap di bagian tengah dada. Anak panah datang dari arah depan tapi jarak tidak diketahui.Kesimpulan : Pada presentasi kasus ini, dari anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang diagnose yang ditegakkan adalah Trauma tembus thoraxII. PENDAHULUANTrauma thoraks merupakan salah satu penyebab utama kematian akibat trauma. Banyak penderita meninggal saat tiba dirumah sakit sebelum sempat tertolong dan banyak diantara kematian ini sebenarnya dapat dicegah dengan meningkatkan kemampuan diagnostik dan terapi. Hanya 15-30% dari cedera tembus toraks yang membutuhkan tindakan torakotomi.(1)Penyebab kematian tercepat pada pasien trauma toraks disebabkan oleh beberapa kondisi, yaitu:obstruksi jalan napas, gangguan pernapasan yang fatal seperti tension pneumothoraks atau hemothoraks dan tamponade jantung. Kondisi-kondisi tersebut menyebabkan timbulnya hipoxia, hiperkapni dan asidosis.(2) Setiap struktur pada rongga thoraks berpotensial mengalami trauma penetrasi dan harus dievaluasi sebaik-baiknya ketika terjadi trauma. Struktur rongga thoraks meliputi, dinding dada, paru-paru dan pleura, sistem tracheobronchial, jantung dan mediastinum.(3) Pasien dengan trauma toraks dievaluasi dan ditangani sesuai dengan prinsip penanganan pasien trauma. Primary survey pada penderita cedera thoraks dimulai dengan airway. Masalah utama harus dikoreksi begitu teridentifikasi. Patensi airway dan ventilasi harus dinilai dengan mendengarkan gerakan udara pada hidung penderita, mulut dan dada. Pada breathing, dada dan leher penderita harus dibuka selama penilaian dan vena-vena leher diperhatikan. Masalah yang sering timbul terkait breathing yaitu: tension pneumothoraks, pneumothoraks sederhana, flailchest dan hemothoraks masif. Pada circulation, denyut nadi penderita dinilai kualitas, frekuensi dan keteraturannya. Cedera thoraks yang mempengaruhi sirkulasi dan harus ditemukan pada primary survey adalah hemothoraks masif dan tamponade jantung. Setelah primary survey dilakukan, dilanjutkan dengan secondary survey yang membutuhkan pemeriksaan fisik yang lebih dalam dan teliti. Jika kondisi pasien memungkinkan, dibuat foto thoraks tegak, pemeriksaan analisis gas darah, monitoring pulse oximeter dan elektrokardiogram. Ada delapan cedera thoraks yang mungkin mematikan yaitu: pneumothoraks sederhana, hemothoraks, kontusio paru, perlukaan percabangan trakeo-bronkial, cedera tumpul jantung, cedera diafragma dan mediastinal traversing wound. Cedera diatas dari pemeriksaan fisik biasanya tidak jelas, sehingga membutuhkan indeks kecurigaan yang tinggi karena cedera-cedera ini sering tidak terdiagnosis dari awal sehingga berakibat fatal.(1, 4, 5)

III. PRESENTASI KASUSA. Identitas PasienNama: Tn. IMJenis Kelamin: Laki-lakiUmur: 16 tahunAlamat: Jl. Andi Mangerangi Lr.6 No.28 MksNo. Reg: 64 57 55Tgl. Masuk RS: 8 Januari 2014

B. AnamnesisAnamnesis: AlloanamnesisKeluhan Utama : luka tusuk pada dada kiriAnamnesis Terpimpin: Dialami sejak kurang lebih satu jam yang lalu sebelum masuk RS. Luka tusuk tersebut disebabkan oleh anak panah. Sesak ada, nyeri dada ada.Mekanisme Trauma: pasien pada saat itu sedang duduk tiba-tiba terkena anak panah yang menancap di dada kiri. Anak panah datang dari arah depan namun jaraknya tidak diketahui.

C. Pemeriksaan FisisPrimary surveyAirway: tidak ada obstruksi, jalan napas patentBreathing: RR=28 x/menit, simetris, tipe thoracoabdominal. BP: Vesikuler BT: Ronkhi tidak ada, wheezing tidak adaCirculation: TD: 110/70 mmHg, HR:92 x/menit, teratur, kuat angkatDisability: GCS 15 (E4M6V5), pupil isokor kanan dan kiri, diameter 2,5/ 2,5 mmEksposure: Suhu: 36,70CSecondary surveyThoraks Inspeksi : normochest, gerakan dinding dada simetris, pernapasan tipe thoracoabdominal, ictus cordis tidak tampak, edema tidak ada, hematom tidak ada. Tampak vulnus ictum dengan anak panah menancap pada hemithoraks sinistra setinggi ICS V parasternalis sinistra, terbungkus kasa, ada pergerakan anak panah, mengikuti denyut jantung.Palpasi: Nyeri tekan ada, krepitasi tidak ada. Jarak anak panah 3cm arah kiri dari garis midsternalis dan 5 cm ke arah kanan dari garis midclavicula kiri. Panjang anak panah bagian luar 5 cm. Peningkatan DVS tidak adaPerkusi: Pada perkusi didapatkan sonor pada hemithoraks dextra et sinistra. Batas kanan Jantung parasternalis dextra, batas kiri jantung midclavicularis sinistra, batas atas jantung setinggi ICS II, batas bawah jantung ICS VI.Auskultasi: Suara napas bronkovesikuler di hemithoraks dekstra et sinistra tanpa adanya suara napas tambahan, bunyi jantung I/II murni, reguler. Bunyi tambahan: murmur tidak ada. Bunyi jantung tidak menjauh.

D. Foto Klinis

E. Pemeriksaan Penunjang1. Pemeriksaan Laboratorium ( 8/1/14 )PemeriksaanHasilNilai normal

WBC19.12 x 1034.00-10.0 x 103

RBC4.80 x 1064.00-6.00 x 106

HGB13.1 g/dL12-16 g/dL

HCT39.3%37.0-48.0 %

PLT270 x 103150-400 x 103

SGOT34