lapsus tu mammae
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Lapsus Tu Mammae
1/21
1
BAB 1
PENDAHULUAN
I.1 NeoplasmaNeoplasma diartikan sebagai setiap pertumbuhan baru yang abnormal,khususnya suatu
pertumbuhan jaringan baru yang tidak terkontrol dan bersifat progresifDitinjau darisegi klinis, neoplasma dibedakan menjadi:
a. Malignant Neoplasm (Tumor Ganas)Malignansi di sini dapat berarti:
Resisten terhadap perawatan; terjadi dalam wujud yang parah dan biasanya fatal; cenderungsemakin parah dan mengarah ke kematian.
Dalam kaitannya dengan neoplasma, memiliki pertumbuhan dan metastasis yang bersifatinvasif dan merusak.
b. Benign Neoplasm (Tumor Jinak)Jinak di sini dapat menunjukkan sifat yang ringan dari suatu penyakit atau sifat non-
malignan dari neoplasma.Ditinjau darisegi histologi, neoplasma dibedakan menjadi:
a. Epithelial Neoplasm (Carcinoma)Merupakan pertumbuhan baru yang ganas terdiri dari sel-sel epithelial yang cenderung
berinfiltrasi ke jaringan sekitarnya dan menimbulkan metastasis.b. Mesenchimal Neoplasm (Sarcoma)
Tumor yang terbentuk dari bahan yang mirip jaringan penyambung embrional;
jaringan yang tersusun atas sel-sel yang terkumpul padat dan diikat oleh jaringan fibrilar atau
homogen.
I.2 Anatomi, Histologi, Fisiologi Mammae
Mammae merupakan kelenjar aksesoris kulit yang terletak pada iga dua sampai iga
enam, dari pinggir lateral sternum sampai linea aksilaris media. Kelenjar ini dimiliki oleh pria
dan wanita. Namun, pada masa pubertas, payudara wanita lambat laun akan membesar hingga
membentuk setengah lingkaran, sedangkan pada pria tidak. Pembesaran ini terutama terjadi
akibat penimbunan lemak dan dipengaruhi oleh hormon-hormon ovarium.
-
7/22/2019 Lapsus Tu Mammae
2/21
2
Secara umum, mammae terdiri atas dua jenis jaringan, yaitu jaringan glandular (kelenjar) dan
jaringan stromal (penopang). Jaringan kelenjar meliputi kelenjar susu (lobus) dan salurannya
(ductus). Sedangkan jaringan penopang meliputi jaringan lemak dan jaringan ikat. Selain itu,
payudara juga memiliki aliran limfe. Aliran limfe mammae sering dikaitkan dengan timbulnya
kanker maupun penyebaran (metastase) karsinoma mammae.
Mammae terdiri atas 15-20 lobus yang tersusun radier dan berpusat pada papilla
mammae. Saluran utama tiap lobus memiliki ampulla yang membesar tepat sebelum ujungnya
yang bermuara ke papilla. Tiap papilla dikelilingi oleh daerah kulit yang berwarna lebih gelap
yang disebut areola mammae. Pada areola mammae, terdapat tonjolan-tonjolan halus yang
merupakan tonjolan dari kelenjar areola di bawahnya.
Jika dilakukan perabaan pada mammae, akan terasa perbedaan di tempat yang berlainan. Pada
bagian lateral atas (dekat aksila), cenderung terasa bergumpal-gumpal besar. Pada bagian
bawah, akan terasa seperti pasir atau kerikil. Sedangkan bagian di bawah papilla mammae,
akan terasa seperti kumpulan biji yang besar. Namun, perabaan ini dapat berbeda pada orang
yang berbeda.
Mammae dibagi menjadi lima regio, yaitu :
1. Kuadran atas bagian medial (inner upper quadrant)
2. Kuadran atas bagian lateral (outer upper quadrant)
3. Kuadran bawah bagian medial (inner lower quadrant)
4. Kuadran bawah bagian lateral (outer lower quadrant)
5. Regio puting susu (nipple)
-
7/22/2019 Lapsus Tu Mammae
3/21
3
I.3. Tumor Mammae
I.3.1. Definisi Tumor Mammae
Tumor mammae adalah benjolan tidak normal akibat pertumbuhan sel yang terjadi
secara terus menerus. Dalam klinik, istilah tumor sering digunakan untuk semua tonjolan dan
diartikan sebagai pembengkakan, yang dapat disebabkan baik oleh neoplasma maupun oleh
radang, atau perdarahan. Neoplasma membentuk tonjolan, tetapi tidak semua tonjolan
disebabkan oleh neoplasma.
I.3.2 Etiologi dan Faktor Resiko
Sampai saat ini, penyebab pasti tumor mammae belum diketahui. Namun, ada
beberapa faktor resiko yang telah teridentifikasi, yaitu :
a. Jenis kelamin
Wanita lebih beresiko menderita tumor mammae dibandingkan dengan pria. Prevalensi tumormammae pada pria hanya 1% dari seluruh tumor mammae.
b. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor mammae beresiko tiga kali lebih
besar untuk menderita tumor mammae.
c. Faktor genetik
-
7/22/2019 Lapsus Tu Mammae
4/21
4
Mutasi gen BRCA1 pada kromosom 17 dan BRCA2 pada kromosom 13 dapat meningkatkan
resiko tumor mammae sampai 85%. Selain itu, gen p53, BARD1, BRCA3, dan noey2 juga
diduga meningkatkan resiko terjadinya karsinoma mammae
d. Faktor usia
Resiko tumor mammae meningkat seiring dengan pertambahan usia.
e. Faktor hormonal
Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika tidak diselingi oleh
perubahan hormon akibat kehamilan, dapat meningkatkan resiko terjadinya tumor mammae.
f. Usia saat kehamilan pertama
Hamil pertama pada usia 30 tahun beresiko dua kali lipat dibandingkan dengan hamil pada
usia kurang dari 20 tahun.
g. Terpapar radiasi
h. Intake alkohol
i. Pemakaian kontrasepsi oral
Pemakaian kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko tumor mammae. Penggunaan pada usia
kurang dari 20 tahun beresiko lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan pada usia lebih
tua.
I.3.3 Klasifikasi Tumor Mammae
Berdasarkan WHO tahun 2003, Klasifikasi histologik Tumor Payudara Sebagai Berikut :
Tabel 1. Klasifikasi histologik Tumor Mammae
-
7/22/2019 Lapsus Tu Mammae
5/21
5
-
7/22/2019 Lapsus Tu Mammae
6/21
6
I.3.4. Diagnosis
Diagnosis tumor mammae dapat ditegakkan dengan berdasarkan anamnesis yang baik,
pemeriksaan fisik dasar dan pemeriksaan penunjang. Sedangkan diagnosis pasti adalah
pemeriksaan histopatologi anatomi.
1. Anamnesa meliputi: riwayat timbulnya tumor, adanya faktor resiko untuk terjadinya tumor
payudara dan adanya tanda-tanda penyebaran tumor.
2. Pemeriksaan fisik dari tumor mammae. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Deteksi dini biasanya dilakukan pada orang-orang yang kelihatannya sehat, asimptomatik,
atau pada orang yang beresiko tinggi menderita tumor. Wanita usia 20 tahun ke atas sebaiknya
melakukan SADARI sebulan sekali, yaitu 7-10 hari setelah menstruasi. Pada saat itu,
pengaruh hormon ovarium telah hilang sehingga konsistensi payudara tidak lagi keras seperti
menjelang menstruasi. Untuk wanita yang telah menopause, SADARI sebaiknya dilakukan
setiap tanggal 1 setiap bulan agar lebih mudah diingat.
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dilakukan dalam tiga tahap, yaitu :
a.Melihat payudara
b.Memijat payudara
c.Meraba payudara
Jika ditemukan benjolan maka yang akan dilakukan:
1) Lokasi tumor
2) Deskripsi tumor
- Klinis jinak memberikan gambaran :
a. Bentuk bulat, teratur atau lonjong.
b. Permukaan rata
c. Konsistensi kenyal, lunak
d. Mudah digerakkan terhadap sekitar
e. Tidak nyeri tekan.
- Klinis ganas memberikan gambaran :
a. Permukaan tidak rata dan berbenjol-benjol
b. Tepi tidak rata
c. Bentuk tidak teratur
-
7/22/2019 Lapsus Tu Mammae
7/21
7
d. Konsistensi keras, padat
e. Batas tidak tegas
f. Sulit digerakkan terhadap jaringan sekitar
g. Kadang nyerti tekan
3. Pemeriksaan penunjang
a. Mammography
b. Ultrasound (USG)
c. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
d. Biopsi
- Terbuka : dilakukan dengan operasi seperti biasa dapat berupa pengangkatan seluruh benjolannya
(eksisi) atau sebagian saja (insisi).
- Tertutup : biopsi aspirasi jarum halus (Fine Needle Aspiration)
I.4.4 Klasifikasi Tumor Jinak Mammae1. Fibroadenoma Mammae
DefinisiFibroadenoma mammae adalah tumor neoplasma jinak mammae yang terdiri dari
campuran elemen kelenjar (glandular) dan elemen stroma (mesenkhimal), yang terbanyak
adalah komponen jaringan fibrous.Neoplasma jinak ini paling sering terjadi pada wanita muda, umumnya 20 tahun
pertama setelah pubertas. Tumor ini ternyata lebih sering terjadi pada wanita kulit hitam dan
terjadi pada umur yang lebih muda. Tumor multiple ditemukan pada 10-15% pasien.Fibroadenoma merupakan tumor jinak yang memperlihatkan adanya proses hiperplasia
atau proliferatif pada satu unit ductus terminalis. perkembangannya dianggap suatu kelainan
dari perkembangan normal. Penyebab tumor ini tidak diketahui. Sekitar 10% fibroadenoma
menghilang mendadak tiap tahunnya dan kebanyakan berhenti bertumbuh setelah mencapai
ukuran 2-3 cm.Fibroadenoma yang sering ditemukan berbentuk bundar atau oval, tunggal, mobile,
dan tidak nyeri. Massa berukuran diameter 1-5cm. Biasanya ditemukan secara tidak sengaja.
Diagnosis klinis pada pasien muda biasanya tidak sulit ditegakkan. Pada wanita diatas umur
30 tahun, tumor fibrocystic dan karsinoma mammae perlu dipertimbangkan. Kista dapat
-
7/22/2019 Lapsus Tu Mammae
8/21
8
diidentifikasi dengan aspirasi atau ultrasonografi. Fibroadenoma tidak normal terjadi setelah
menopause namun mungkin dapat muncul setelah pemberian terapi sulih hormon.Gejala klinis
Usia biasanya muda dekade II-III atau bahkan lebih muda Benjolan yang lambat membesar Lebih sering tidak disertai rasa nyeri, hubungan dengan siklus menstruasi sangat variatif Benjolan padat-kenyal, sangat mobile dan batas tegas Dapat single atau multiple, pada satu payudara atau kedua payudara
Pemeriksaan Dan DiagnosisAnamnesis:
Merasa ada benjolan di payudara yang sudah cukup lama diketahui Benjolan sering tidak disertai rasa nyeri dan sering tak ada hubungan dengan menstruasi,
benjolan terasa mobile Usia muda (15-30 tahun)
Pemeriksaan Fisik: Biasanya benjolan tidak terlalu besar Dapat tunggal atau multiple Pada palpasi: teraba tumor padat-kenyal, berbatas tegas, permukaan halus, sangat mobile,
tidak nyeri tekan, dapat tunggal atau multiple dan tidak teraba pembesaran kelenjar getah
bening aksila ipsilateral.Pencitraan:
Pada USG payudara akan terlihat massa yang homogen, berbatas tegas dengan halo
sign, dengan internal echo yang normo atau hiper. Pada pemeriksaan mammogram,
fibroadenoma dapat tersamarkan dan mungkin terlihat seperti suatu massa bundar atau oval
dengan batas yang kurang tegas dengan ukuran 4 hingga 100 mm. Biasanya tumor
mengandung kalsifikasi yang kasar yang menandakan adanya infark atau involusi. Kalsifikasi
berguna untuk mendiagnosis massaini, namun biasanya, kalsifikasi ini menyerupai suatu
keganasan mikrokalsifikasi.
-
7/22/2019 Lapsus Tu Mammae
9/21
9
DiagnosisCukup dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pencitraan (USG) diperlukan pada
keadaan kecurigaan pada tumor kistik atau pada keadaan jumlah lebih dari 1 (multiple).Penatalaksanaan Terapi
Eksisi dan pemeriksaan histopatologis atas spesimen operasi. Tindak Lanjut penting
untuk mengetahui diagnosis patologis dan kemungkinan terjadinya kekambuhan atau
tumbuhnya tumor baru.Tidak ada penatalaksanaan yang penting jika diagnosis telah ditegakkan melalui biopsi
jarum halus atau pemeriksaan sitologik. Eksisi atau membuang tumor dengan vacuum-assisted
core needle dapat dilakukan jika diagnosis belum pasti. Pada suatu penelitian di tahun 2005,
cryoablasi, atau pembekuan fibroadenoma, sepertinya merupakan prosedur yang aman jika lesi
dipastikan merupakan fibroadenoma dari hasil gambaran histologi sebelum cryoablasi
dilakukan. Cryoablasi tidak cocok untuk semua fibroadenoma karena beberapa tumor sangat
besar untuk dibekukan atau diagnosisnya belum pasti. Setelah pengamatan, keuntungan
cryoablasi masih belum jelas. Biasanya tidak dapat dibedakan antara fibroadenoma yang besar
dengan suatu tumor phyllodes dari hasil biopsi.
2. Tumor PhyllodesDefinisi
Tumor Phyllodes merupakan tumor mirip dengan fibroadenoma dengan stroma seluler
yang bertumbuh dengan cepat. Dapat mencapai ukuran yang besar dan jika tidak dieksisi total
dapat terjadi rekurensi. Lesi dapat jinak atau ganas. Jika jinak, tumor phylloides dapat diatasi
dengan eksisi lokal dengan batas jaringan mammae sekitar. Penanganan tumor phyllode ganas
masih kontroversial, namun pembuangan tumor sempurna dengan sedikit area normal
disekitar tumor dapat mencegah rekurensi. Karena tumor ini dapat membesar, mastektomi
biasanya penting dilakukan. Diseksi limfe nodus tidak dilakukan, karena bagian sarcomatos
dari tumor bermetastasi ke paru-paru dan bukan ke limfe nodus.Gejala Klinis
Merupakan 2-4% dari angka kejadian FAM Biasanya timbul pada usia yang lebih tua dari fibroadenoma mamma (dekade III atau lebih) Benjolan dapat tumbuh lambat tetapi akhirnya tumbuh lebih cepat
-
7/22/2019 Lapsus Tu Mammae
10/21
10
Benjolan dapat sangat besar (5 cm40 cm), kejadian bilateral hanya sekitar kurang dari 30%
baik tipe jinak maupun ganas. Benjolan biasanya tidak nyeri, dapat disertai dengan ulkus Tidak ditemukan pembesaran KGB (Kelenjar Getah Bening) aksila ipsilateral walau tumor
sudah sangat besar disertai ulkus.Pemeriksaan Dan DiagnosisAnamnesis:
Usia 30 tahun atau lebih Benjolan sudah diderita lama dan dapat sangat besar tanpa disertai nyeri, kadang kadang ada
anamnesis cepat membesar terakhir ini, dan disertai ulkus.Pemeriksaan Fisik
Benjolan besar atau sangat besar (5 cm-40 cm) Kulit di atas tumor mengkilat, ada phleboectasi kadang-kadang didapatkan ulkus. Konsistensi heterogen, ada bagian yang padat dan banyak bagian yang kistik. Meskipun besar benjolan masih mobile dari jaringan sekitar atau dengan kulit dan
dasar/dinding torak Tidak didapatkan pembesaran KGB aksila ipsilateral walaupun benjolan sudah sangat besar
dan terdapat ulkus.Pencitraan
Tidak khas dengan USG atau mammografi, sukar dibedakan dengan fibroadenoma
mammae. Dengan gambaran klasik dari tumor phyllodes, diagnosis dapat ditegakkan secara klinis. Bila masih ragu dilakukan pemeriksaan histopatologis dengan biopsi
Diagnosis Banding FAM Ca-mammae
Penatalaksanaan Terapi Prinsip adalah eksisi luas, karena bila dilakukan eksisi seperti FAM maka angka kekambuhan
akan sangat besar Mastektomi sederhana dikerjakan pada keadaan:
-
7/22/2019 Lapsus Tu Mammae
11/21
11
a) Benjolan yang sudah menempati hampir seluruh payudara sehingga hanya tersisa sedikit
jaringan payudara yang sehatb) Benjolan residif dan terbukti histopatologis barupa lesi yang malignac) Benjolan residif pada usia tua Pada tumor phyllodes yang maligna prinsip terapi juga sama dengan yang benigna kecuali
pada yang residif, langsung dikerjakan mastektomi sederhana. Pembersihan KGB aksila hanya
bila didapatkan metastase pada KGB aksila. Radioterapi dan kemoterapi kurang berperanan.
Prognosis
Tingkat kesembuhan penderita tumor Phyllodes setelah operasi pengangkatan sangat
bagus. Jika berusia 45 tahun atau lebih ada kemungkinan tumor muncul kembali, meskipun
sangat kecil. Untuk pasien yang terdiagnosis dengan tumor ganas, tingkat kesembuhannya
sangat bervariasi.
Tumor ganas memiliki peluang untuk menjadi kanker, bahkan setelah menjalani
operasi. Jika ada sel yang tertinggal, akan menjadi ganas dan menyebar. Tumor ganas
berpeluang muncul kembali, meski telah diobati dan dapat menyebar ke paru, tulang, hati, dan
dinding dada. Pada beberapa kasus, kelenjar limfe ikut berperan dalam penyebaran sel tumor.
3. Fibrocystic DiseasePenyakit fibrokistik merupakan kelainan yang paling sering ditemukan pada wanita
dan biasanya didapatkan pada wanita pada usia dekade 3-4. Penyakit fibrokistik lebih tepat
disebut kelainan fibrokistik. Pasien biasanya datang dengan keluhan pembesaran multipel dan
sering kali rasa nyeri payudara bilateral terutama menjelang menstruasi. Ukuran dapat berubah
yaitu menjelang menstruasi terasa lebih besar dan penuh serta rasa sakit bertambah, bila
setelah menstruasi maka sakit hilang/berkurang dan tumor pun mengecil. Kelainan fibrokistik
ini disebut juga mastitis kronis kistik, hiperplasia kistik, mastopatia kistik, displasia payudara
dan banyak nama lainnya. Istilah yang bermacam-macam ini menunjukkan proses epitelial
jinak yang terjadi amat beragam dengan gambaran histopatologis maupun klinis yang
bermacam- macam pula. Beberapa bentuk kelainan fibrokistik mengandung risiko untuk
berkembang menjadi karsinoma mammae, tetapi umumnya tidak. Bila ada keraguan terutama
bila konsistensinya berbeda, perlu dilakukan biopsi. Nyeri yang hebat dan berulang atau
-
7/22/2019 Lapsus Tu Mammae
12/21
12
pasien yang khawatir dapat pula menjadi indikasi eksisi. Tumor jenis kelainan fibrokistik ini
umumnya tidak berbatas tegas, kecuali kista soliter. Konsistensi padat kenyal dan dapat pula
kistik. Jenis yang padat, kadang-kadang sukar dibedakan dengan kanker payudara dini.
Kelainan ini dapat juga dijumpai pada massa tumor yang nyata, hingga jaringan payudara
teraba padat, permukaan granular. Kelainan ini dipengaruhi oleh gangguan keseimbangan
hormonal.Penyakit fibrokistik payudara biasanya mengenai wanita pada usia reproduktif dan
merupakan penyakit yang tersering pada wanita. Biasanya lesi ini bersifat multipel dan
bilateral, tetapi sangat jarang sekali yang berukuran sangat besar dan memberikan penderitaan
rasa sakit yang sangat hebat.
Penatalaksanaan pada kelainan fibrokistik ada 2 macam yakni:
1. Medis
Pemberian obat anti nyeri untuk mengurangi nyeri yang ringan sampai sedang.
Pemberian diuretik serta pembatasan pemberian cairan dan garam. Di Perancis dicoba
pemberian progesteron untuk kelainan fibrokistik karena dianggap terdapat ketidakmampuan
fungsi corpus luteum sebagai penyebab nyeri dan timbulnya nodul, tetapi hal ini disangkal dari
penelitian double blind yang menggunakan plasebo dimana tidak didapatkan perbedaan yang
bermakna.
2. Bedah (mammoplasti)
Penatalaksanaan secara pembedahan dilakukan bila :
Pengobatan medis tidak memberikan perbaikan.
Ditemukan pada usia pertengahan sampai tua.
Nyeri hebat dan berulang.
Kecemasan yang berlebihan dari pasien.
4. Papiloma intraduktus
Papiloma intraduktus adalah pertumbuhan tumor neoplastik di dalam suatu saluran air
susu (duktus laktiferus) dan 75% tumbuh di bawah areola payudara. Sebagian besar lesi
bersifat soliter, ditemukan di dalam sinus atau duktus laktiferosa utama. Lesi ini
menimbulkan gejala klinis berupa keluarnya discharge serosa atau berdarah dari papilla
mammae.
-
7/22/2019 Lapsus Tu Mammae
13/21
13
5. Adenosis sklerosis
Secara klinis, tumor ini teraba seperti kelainan fibrokistik tetapi secara histopatologi
tampak proliferasi jinak.
6. Mastitis sel plasma
Tumor ini merupakan radang subakut yang didapat pada sistem saluran di bawah
areola payudara. Gambarannya sulit dibedakan dengan tumor ganas yaitu berkonsistensi
keras, bisa melekat ke kulit, dan menimbulkan retraksi puting susu akibat pembentukan
jaringan ikat (fibrosis) sekitar saluran dan bisa terdapat pembesaran kelenjar getah bening
ketiak.
-
7/22/2019 Lapsus Tu Mammae
14/21
14
BAB II
LAPORAN KASUS
I. Identitas pasienNama : Nn. P
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 59 tahun
Alamat : Kebon Agung 2/3 Jatirunggo Pringapus Kab Semarang
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Penjual kapuk
Tanggal masuk : 28 Agustus 2013
No CM : 017950-2012
II. Keluhan utamaBenjolan pada payudara kanan
III. AnamnesisRiwayat penyakit sekarang
1 tahun yang lalu pasien memiliki benjolan sebesar bakso di payudara kanan bagian
samping atas. Benjolan tersebut permukannya halus, batas tegas, warna sama dengan
kulit sekitar, tidak merah, tidak panas, tidak mengkerut, dan dapat digerakan. Dari puting
pasien tidak keluar cairan dan puting tidak tertarik ke dalam. Pasien juga merasakan
nyeri pada benjolan terutama jika ditekan. Benjolan tersebut telah diangkat di RSUD
Karyadi Semarang.
3 bulan yang lalu muncul benjolan lagi di payudara kanan bagian samping bawah.
Benjolan tersebut sama dengan benjolan sebelumnya yang telah diangkat. Ukuran
sebesar bakso, permukaan halus, batas tegas, warna sama dengan kulit sekitar, tidak
merah, tidak panas, tidak mengkerut, dapat digerakan, dan nyeri di sekitar benjolan
terutama jika ditekan. Pasien juga merasa agak sesak dan berat badan turun sejak operasi
yang pertama. Dari puting pasien tidak keluar cairan dan puting tidak tertarik ke dalam.
Riwayat datang bulan pertama kali sekitar umur 13 tahun. Riwayat datang bulan
dirasakan teratur setiap bulannya. Riwayat kontrasepsi suntik setiap 3 bulan sekali
-
7/22/2019 Lapsus Tu Mammae
15/21
15
selama 11 tahun. Pasien telah berhenti datang bulan sejak berusia 40 tahun. Pasien jarang
mengkonsumsi makanan yang diasinkan, dibakar, dan berlemak. Pasien juga jarang
mengkonsumsi sayur dan buah. Riwayat konsumsi alkohol disangkal. Riwayat merokok
disangkal tetapi pasien sering menghirup asap rokok.
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit serupa (+)
Riwayat hipertensi (-)
Riwayat DM disangkal
Riwayat asma disangkal
Riwayat bersin pada pagi hari disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat penyakit ginjal disangkal
Riwayat batuk lama disangkal
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit serupa disangkal
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat DM disangkal
Riwayat asma disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat penyakit ginjal disangkal
Riwayat alergi
Pasein mengaku tidak memiliki alergi terhadap obat-obatan tertentu ataupun makanan
Riwayat pribadi dan sosial
Pasien sudah menikah dan tinggal bersama anaknya. Pasien bekerja sebagai penjual
kapuk.
IV. Pemeriksaan Fisik General Tanda vital
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
-
7/22/2019 Lapsus Tu Mammae
16/21
16
Respirasi : 22x/menit
Suhu aksila : 36,3C
Pemeriksaan fisik umumKepalaLeher
Kepala : Mesochepali, deformitas (-)
Mata : Konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), pupil isokor, refleks
pupil (+/+)
THT : Rhonirea (-), polip (-), othorea (-)
Leher : Massa (-), pembesaran KGB (-)
Thoraks
Paru
Inspeksi : bentuk simetris, ukuran normal, pergerakan dinding dada simetris,
pelebaran sela iga (-), retraksi sela iga (-), penggunaan otot bantu nafas (-)
Palpasi : pergerakan dan fremitus raba simetris
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : tak tampak iktus kordis
Palpasi : iktus kordis teraba
Perkusi :- batas kanan jantung : SIC II linea parasternal dekstra
- batas kiri jantung : SIC V linea midklavikula sinistra
Auskultasi : S1S2 reguler, tunggal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : kulit tampak normal, distensi (-), luka operasi (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani pada semua lapang abdomen
Palpasi : nyeri tekan (-), hepar & lien tidak teraba
Extremitas
-
7/22/2019 Lapsus Tu Mammae
17/21
17
Ekstremitas atas: akral hangat (+/+), edema (-/-), atrofi (-/-), deformitas (-/-)
Ekstremitas bawah: hangat (+/+), edema (-/-),atrofi (-/-), deformitas (-/-)
Pemeriksaan fisik lokalPemeriksaan/regio Mammae dekstra Mammae sinistraInspeksi Warna kulit mammae sama seperti warna kulit sekitar, penebalan
kulit mamae tidak ada, kedua mammae tampak simetris, tak
tampak adanya massa, cekungan atau dimpling mamae tidak ada,
retraksi atau cekungan papilla mammae tidak ada, arah papilla
mammae menunjuk, pengeluaran discharge secara spontan tidak
ada.
Palpasi Teraba sebuah massa pada
kuadran lateral bawah, bentuk
bulat lonjong, ukuran 3x2 cm,
permukaannya halus
konsistensi lunak kenyal,
mobile, berbatas jelas, nyeri
tekan (+),
Papilla mamae elastis,
pengeluaran discharge tidak
ada.
Pembesaran KGB aksila (-)
Tidak teraba massa.
Papilla mamae elastis,
pengeluaran discharge tidak ada.
Pembesaran KGB aksila (-)
V. ResumeNy. P 59 tahun, mengeluh terdapat benjolan pada payudara kanan bagian samping kanan
atas yang dirasakan 3 bulan yang lalu. Benjolan dirasakan tidak cepat membesar, nyeri
(+) terutama jika ditekan. Pasien juga merasa agak sesak dan berat badannya turun sejak
operasi yang pertama. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan adanya sebuah massa pada
payudara kanan. Massa terletak pada kuadran superolateral, dengan bentuk bulat
lonjong, ukuran 3x2 cm, permukaan licin, konsistensi lunak kenyal, mobile, berbatas
jelas, nyeri tekan (-). Papilla mamae normal, Pembesaran KGB aksila tidak ada.
-
7/22/2019 Lapsus Tu Mammae
18/21
18
VI. DiagnosisTumor mammae dextra suspect jinak
VII. Diferensial diagnosisFibroadenoma mammae, tumor phyloides, fibrocystic disease, papiloma intraductus,
Mastitis
VIII.Usulan pemeriksaanFNA (Fine Needle Aspiration)
IX. Rencana terapi- Pre op : Injeksi Cefotaxim 1 gram
- Eksisi biopsi dan PA
- Post op :Injeksi RL 20 tpm
Injeksi Cefotaxim 2x1 gr
Injeksi Ketorolac 3x30 mg
Injeksi Ranitidin 3x1 gr
X. PrognosisDubia
-
7/22/2019 Lapsus Tu Mammae
19/21
19
BAB III
ANALISA KASUS
Analisa kasus berdasarkan SOAP
III.1 S (Subjektif)
Muncul benjolan di payudara kanan bagian samping bawah. Benjolan tersebut sama
dengan benjolan sebelumnya yang telah diangkat. Ukuran sebesar bakso, permukaan halus,
batas tegas, warna sama dengan kulit sekitar, tidak merah, tidak panas, tidak mengkerut,
dapat digerakan, dan nyeri di sekitar benjolan terutama jika ditekan. Dari puting pasien
tidak keluar cairan dan puting tidak tertarik ke dalam. Dari anamnesa yang dilakukan
kepada pasien benjolan di payudara kanan pasien diduga jinak. Namun untuk
memastikannya harus dilakukan biopsi PA lebih lanjut.
III.2 O (Objektif)
Pemeriksaan/regio Mammae dekstra Mammae sinistra
Inspeksi Warna kulit mammae sama seperti warna kulit sekitar, penebalan
kulit mamae tidak ada, kedua mammae tampak simetris, tak
tampak adanya massa, cekungan atau dimpling mamae tidak ada,
retraksi atau cekungan papilla mammae tidak ada, arah papilla
mammae menunjuk, pengeluaran discharge secara spontan tidak
ada.
Palpasi Teraba sebuah massa pada
kuadran lateral bawah, bentuk
bulat lonjong, ukuran 3x3
cm, permukaannya halus
konsistensi lunak kenyal,
mobile, berbatas jelas, nyeri
tekan (+),
Papilla mamae elastis,
pengeluaran discharge tidak
ada.
Pembesaran KGB aksila (-)
Tidak teraba massa.
Papilla mamae elastis,
pengeluaran discharge tidak ada.
Pembesaran KGB aksila (-)
-
7/22/2019 Lapsus Tu Mammae
20/21
20
III.3 A (Assesment)
Berdasarkan gejala klinis dan temuan klinis yang ditemukan dari hasil anamnesa dan
pemeriksaan fisik pada pasien dapat ditegakan diagnosis Ny. P adalah tumor mammae dextra
suspect jinak.
III.4 P (Planning)
1. Infus RL 20 tpm
Terapi cairan diberikan pada pasien peritonitis untuk perbaikan perfusi cairan dan
nutrisi.
2. Injeksi Ketolorac 3 x 30 mg
Merupakan analgetik yang digunakan untuk mengurangi nyeri jangka pemdek yang
sifatnya sedang sampai berat. Dosis awal yang diberikan adalah 10 mg yang dapat
dialnjutkan 10-30 mg tiap 4-6 jam, dengan dosis maksimal 90 mg/hari.
3. Injeksi Cefotaxim 2 x 1 g
Pemberian antibiotik diberikan untuk pencegahan infeksi post operasi. Antibiotik
spektrum luas dapat diberikan kepada pasien selama hasil kultur bakteri belum
didapat. Cefotaxim merupakan antibiotik golongan sefalosporin. Dosis maksimal
pemberian cefotaxim adalah 12 gram.
4. Injeksi Ranitidin 3 x 10 mg
Ranitidin merupakan antihistamin 2 yang berfungsi sebagai gastroprotektor dan
menghambat pelepasan histamine dari lumen usus sehingga menurunkan sekresi asam
lambung.
-
7/22/2019 Lapsus Tu Mammae
21/21
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Jong, W. D & Sjamsuhidayat, R.Buku Ajar Ilmu Bedah. Penerbit Buku Kedokteran EGC.Jakarta : 2005
2. Farmakologi dan Terapi. Ed. 5. FKUI. Jakarta : 20123. Robin, Kumar, Cotran. 2005.Patologi Anatomi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta4. Snell, Richard S. Ed 6. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta : 2012