lomba bukan hanya untuk siswa pinter saja
TRANSCRIPT
7/24/2019 Lomba Bukan Hanya Untuk Siswa Pinter Saja
http://slidepdf.com/reader/full/lomba-bukan-hanya-untuk-siswa-pinter-saja 1/2
Lomba Bukan Hanya untuk Siswa Pinter Saja
Oleh Erik Hilaluddin
Seperti biasa, kedatangan anak-anak disambut senyuman hangat beberapa guru yang berbaris
rapi di gerbang sekolah. Dengan ikhlas, mereka mengulurkan tangan penuh doa kebaikan untuk dijabatanak-anak. Prosesi penyambutan ini bagian dari tradisi SDHT sebagai simbol ucapan selamat datang
kepada anak-anak.
Eh, iya, hari itu aku sudah mesti menyerahkan rencana pelaksanaan pembelajaran (PP! dan
buku "etatalaksanaan "elas ke kepala sekolah. Sayangnya tugas itu sama sekali belum kujamah.
Padahal menurut sebagian temanku pelaksanaan tugas itu sebagai konsekuensi dari pro#esiku sebagai
guru. $nehnya, aku acap kali lalai terhadap tugas-tugas adminstrati# itu. Dalam hati, aku sering
bertanya, apakah tugas-tugas adminstrati# tersebut punya pengaruh yang begitu besar terhadap
peningkatan kompetensi seorang guru dalam mengajar% $pakah tugas-tugas tersebut punya andil
besar dalam membuat perubahan positi# pada anak didik% $tau justru tugas-tugas itu malah membuat
guru kehilangan kreati&itas karena 'aktunya banyak dihabiskan untuk membuat hal-hal yang
menurutku sangat tidak penting% $h, mungkin pertanyaan-pertanyaan apologietik itu muncul hanya
untuk menutupi kesalahanku saja, pikirku.
onceng mengeluarkan bunyi akibat pukulan salah seorang guru. )unyi yang keluar sebagai
tanda bah'a aku harus masuk kelas.
*$ssalamu+alaikum, Pak% tegur salah seorang muridku sambil meraih dan menempelkan
tanganku di keningnya. itual harian yang biasa dilakukan anak-anak sebelum masuk kelas.
-a+alaikum salam 'arahmatullahi 'abarakatuh, ja'abku hangat sambil kuusap kepalanya. $nak-anak
lain yang berbaris di belakangnya mengikuti apa yang dilkukan oleh anak tadi.
$da kebanggaan yang luar biasa ketika aku diperlakukan seperti itu. Perlakuan biasa memang,
bahkan beberapa orang menganggap apa yang dilakukan oleh anak-anakku sama sekali tidak istime'a.
Hal yang biasa dilakukan oleh seorang murid kepada gurunya. Tapi, aku menganggapnya sebagai
sesuatu yang luar biasa, karena apa yang mereka lakukan didasari atas ketulusan, kejujuran, dan
nyaris tanpa tendensi. $palagi kebiasaan seperti itu tidak pernah kulakukan semasa kecilku, baik
kepada orangtua maupun guru. "alaupun sesekali kulakukan, hanya agar guru dan orangtuaku senang.
Tidak atas dasar rasa hormatku kepada mereka ('aktu itu!.
Setelah selesai salat Duha, anak-anak mengingatkanku untuk segera menentukan sis'a yang
akan me'akili kelas pada kegiatan lomba yang diadakan sekolah dalam rangka peringatan salah satu
hari besar slam. Seperti biasa, teriakan, *saya, Pak/ membuat kelas menjadi gaduh. Setiap sis'a
mengangkat tangannya berharap dapat kepercayaan menjadi peserta lomba. Pemandangan yang sangat
menggembirakan, pikirku. Di tempat lain, tidak mudah mendapatkan situasi di mana anak berebut
menjadi peserta lomba. 0uru harus bermulut licin mengeluarkan bujuk rayu bahkan intimidasi agar
sis'a mau berpartisipasi.
7/24/2019 Lomba Bukan Hanya Untuk Siswa Pinter Saja
http://slidepdf.com/reader/full/lomba-bukan-hanya-untuk-siswa-pinter-saja 2/2
Pada saat itu aku sebenarnya sedang diuji untuk memilh salah satu dari dua pilihan1 memilih
anak-anak cerdas dan berbakat yang sudah terbiasa mengecap nikmatnya suasana lomba, atau
menunjuk anak-anak underachie&er yang jarang mendapatkan kesempatan menikmati asyiknya
berkompetisi. Setiap pilihan punya konsekuensi, pikirku. 2emilih kelompok sis'a yang pertama
berarti membuka lebih lebar peluang untuk menang. "onsekuensinya anak-anak underachie&er akan
merasa tidak pernah dihargai sebagai sis'a yang mestinya mempunyai hak mendapatkan layanan
pendidikan yang sama. Sedangkan kalau pilihanku jatuh pada kelompok kedua, kesempatan untuk
menang lomba menjadi sangat sempit. )ahkan tertutup sama sekali. Tapi kalau itu dilakukan
sebenarnya aku sedang memberikan pengalaman belajar mahal yang akan mereka ingat sepanjang
hidup. 3ntuk mendinginkan suasana yang semakin tak terkenadali, aku meminta mereka untuk diam.
Setelah sedikit berbasa-basi, akhirnya aku menyebut beberapa nama anak yang tidak tidak biasa
berpartisipasi dalam lomba. Salah satunya adalah $#an4, salah satu anak berkebutuhan khusus. "ami
biasa menyebutnya dengan sebutan anak istime'a.
2endengar keputusan tersebut situasi kelas menjadi ramai. Sebagian besar sis'a
meresponnya dengan positi#. Teriakan *$aaa#an... $aaa#an... $aaa#an/* yang mendadak menggema di
seantero kelas merupakan 'ujud dukungan terhadap keputusanku dan anak yang kupilih.
espon yang sungguh di luar dugaan. Sebelumnya aku mengira bah'a keputusanku akan
ditentang habis-habisan. Terutama oleh beberapa sis'a yang memang secara akademis layak untuk
berpartisipasi.*"enapa harus saya, Pak% Saya kan tidak bisa apa-apa. Di kelas ini kan banyak yang pinter-
pinter/ )egitulah kira-kira celoteh $#an ketika saya memintanya untuk berpartisipasi dalam lomba.
Dengan mata yang berbinar-binar penuh kebahagiaan, perntanyaan itu terus ia utarakan berulang-
ulang bahkan ketika sudah keluar dari kelas.
$da maksud lain yang coba kutangkap di balik pertanyaannya yang berulang-ulang. a
sebenarnya tidak sedang mencari tahu alasan yang melatarbelakngi penunujukan dirinya untuk
mengikuti lomba. ebih dari itu, ia membutuhkan peneguhan, dukungan, dan pengukuhan bah'a ia bisa
melakukan apa yang bisa dilakukan oleh teman-temannya.
1 5ama anak sengaja disamarkan untuk menjaga pri&asi anak bersangkutan.