lr03_hendri saputra_metalurgi dan material
TRANSCRIPT
LAPORAN R-LAB
Karakteristik V dan I Semikonduktor
Nama : Hendri Saputra
NPM : 1206260910
Fakultas : Teknik
Departemen : Metalurgi dan Material
Kode Praktikum : LR03
Tanggal Praktikum : Senin, 23 September 2013
Unit Pelaksana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Dasar (UPP-IPD)
Universitas Indonesia
Depok
Karakteristik V dan I Semikonduktor
I. Tujuan
Melihat karakteristik hubungan beda potensial (V) dengan arus listrik (I)
pada suatu semikonduktor.
II. Peralatan
1. Bahan Semikonduktor
2. Amperemeter
3. Voltmeter
4. Variable Power Supply
5. Camcorder
6. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis
III. Prinsip Dasar
Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika
seperti dioda, transistor dan sebuah IC (integrated circuit). Disebut semi
atau setengah konduktor, karena bahan ini memang bukan konduktor murni.
Bahan- bahan logam seperti tembaga, besi, timah disebut sebagai konduktor
yang baik sebab logam memiliki susunan atom yang sedemikian rupa,
sehingga elektronnya dapat bergerak bebas. Semikonduktor sangat berguna
dalam bidang elektronik, karena konduktansinya yang dapat diubah-ubah
dengan menyuntikkan materi lain (biasa disebut materi doping).
2
Bahan semikonduktor yang banyak dikenal contohnya adalah Silicon
(Si), Germanium (Ge) dan Galium Arsenida (GaAs). Germanium dahulu
adalah bahan satu-satunya yang dikenal untuk membuat komponen
semikonduktor. Namun belakangan, silikon menjadi popular setelah
ditemukan cara mengekstrak bahan ini dari alam. Silikon merupakan bahan
terbanyak ke dua yang ada dibumi setelah oksigen (O2).
Nilai hambatan dari suatu
bahan semikonduktor berkaitan
dengan temperature di
sekelilingnya. Temperatur tersebut
mempengaruhi energy yang
dimiliki elektron. Semakin tinggi
temperature maka akan semakin
banyak electron yang memiliki
energy pada level konduksi.
Jumlah electron pada level konduksi akan mempengaruhi konduktivitas
semikonduktor tersebut , semakin banyak maka semakin mudah
menghantarkan arus listrik. Adanya konstanta pembanding resistivitas ( ρ )
juga mempengaruhi besarnya hambatan yang terdapat pada sebuah
rangkaian.
Suatu material yang memiliki hambatan listrik akan menghasilkan
panas / kalor bila dialiri arus listrik. Jumlah kalor yang dihasilkan sebanding
dengan beda potensal antara kedua ujung material tersebut, besar arus yang
mengalir dan lamanya waktu arus tersebut mengalir.
3
Dimana :
W
v
= energi listrik
= Tegangan listrik
( Joule )
( Volt )
i
t
= Arus listrik
= waktu / lama arliran
listrik
( Ampere )
( sekon )
Pada bahan semikonduktor, hole (kekosongan) den elektron berfungsi
sebagai pembawa muatan listrik (pengantar arus). Semikonduktor intrinsik
adalah semikonduktor yang belum disisipkan atom-atom lain (atom
pengotor). Semikonduktor ekstrinsik adalah semikonduktor yang sudah
dimasukkan sedikit ketidakmurnian (doping). Akibat doping ini maka
hambatan jenis semikonduktor mengalami penurunan. Semikonduktor jenis
ini terdiri dari dua macam, yaitu semikonduktor tipe-P (pembawa muatan
hole) dan tipe-N (pembawa muatan elektron).
Komponen semikonduktor:
1. Dioda, dapat berfungsi sebagai penyearah arus, stabilisasi tegangan
dan detektor.
2. Transistor, dapat berfungsi sebagai penguat arus/tegangan dan
saklar.Transistor terdiri dari dua jenis yaitu PNP dan NPN.
Semi konduktor pada umumnya bersifat isulator (tidak
menghantarkan arus listrik) pada suhu mendekati 00. Sementara pada keadaan
4
5
suhu kamar bersifat konduktor, makin tinggi suhunya makin bersifat
konduktor.
Material semikonduktor, seperti juga material-material lainnya terdiri
atas atom-atom yang berukuran sangat kecil. Atom-atom ini terdiri atas
nukleus (inti) yang dikelilingi oleh sejumlah elektron. Nukleus sendiri terdiri
atas neutron dan proton. Proton bermuatan positif, elektron bermuatan
negatif, sedangkan neutron netral. Elektron-elektron yang mengelilingi
nukleus ini tersebar pada beberapa lapisan kulit dengan jarak tertentu dari
nukleus, dimana energinya semakin meningkat seiring dengan meningkatnya
jarak dari setiap lapisan kulit terhadap nukleus. Elektron pada lapisan terluar
disebut elektron valensi. Aktifitas kimiawi dari sebuah unsur terutama
ditentukan oleh jumlah elektron valensi ini.
Unsur-unsur pada tabel periodik telah disusun sedemikian rupa
berdasarkan jumlah electron valensinya. Silikon (Si) dan Germanium (Ge)
berada pada Grup IV karena memiliki empat elektron valensi pada kulit
terluarnya, sehingga disebut juga semikonduktor dasar (elemental
semiconductor). Sedangkan Gallium Arsenik (GaAs) masing-masing berada
pada Grup III dan V, sehingga dinamakan semikonduktor gabungan
(compound semiconductor).
Atom-atom silikon yang berdiri sendiri dapat digambarkan sebagai
lambang unsur (Si) dengan empat buah garis kecil yang terpisah. Saat atom-
atom ini berdampingan cukup, elektron valensinya akan berinteraksi untuk
menghasilkan kristal. Struktur akhir kristalnya sendiri adalah dalam
konfigurasi thetahedral sehingga setiap atom memiliki empat atom lainnya
6
yang berdekatan. Elektron-elektron valensi dari setiap atom akan bergabung
dengan elektron valensi dari atom didekatnya, membentuk apa yang disebut
ikatan kovalen (covalent bonds). Salah satu sifat penting dari struktur ini
adalah bahwa elektron valensi selalu tersedia pada tepi luar kristal sehingga
atom-atom silikon lain dapat terus ditambahkan untuk membentuk kristal
yang lebih besar.
IV. Prosedur Eksperimen
Eksperimen rLab ini dapat dilakukan dengan meng-klik tombol rLab di
bagian bawah halaman ini.
1. Mengaktifkan Web cam dengan meng”klik” icon video pada halaman
web r-Lab.
2. Memperhatikan tampilan video dari peralatan yang digunakan.
3. Memberikan beda potensial dengan member tegangan V1.
4. Mengaktifkan power supply / baterai dengan meng”klik” radio button di
sebelahnya.
5. Mengukur beda potensial dan arus yang terukur pada hambatan.
6. Mengulangi langkah 3 hingga 5 untuk beda potensial V2 hingga V8.
7
Aru
s Li
stri
k (
mA
)
V. Hasil dan Evaluasi
1. Nilai Rata-Rata Beda Potensial yang Terukur dan Arus yang terukur
untuk V1, V2, V3 hingga V8
Percobaan ke- Vrata-rata (Volt) I rata-rata (mA)
1 0.45 3.91
2 0.93 8.15
3 1.37 12.06
4 1.81 16.75
5 2.25 21.51
6 2.89 23.00
7 3.14 32.58
8 3.56 39.55
2. Grafik Hubungan V vs I
35.00
30.00
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
Grafik Hubungan V vs I
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00
Beda Potensial ( Volt )
8
I
3. Bentuk Kurva Hubungan V dan I
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, bentuk kurva hubungan
antara beda potensial ( V ) dan kuat arus ( I ) adalah linear. Hal ini berarti
jika tegangan yang diberikan makin besar, maka arus yang dihasilkan
pada rangkaian tersebut juga bertambah besar.
4. Nilai Hambatan berdasarkan Kurva Grafik V vs I
Berdasarkan kurva di atas, saya dapat menghitung besarnya hambatan
pada semikonduktor tersebut dengan cara hukum ohm, yaitu :
V .R
Dimana :
V = Beda Potensial ( Volt )
I = Arus Listrik ( Ampere )
R = Hambatan ( Ohm )
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, nilai Vrata-rata dan I rata-rata dari
delapan buah percobaan tersebut adalah :
Vrata-rata = 2.07 Volt
I rata-rata = 16.51 Ampere
Maka hambatannya adalah :
R V 2.07 I 16.51
0.125
Pada semikonduktor dapat digunakan rumus pada hukum ohm karena
semikonduktor dapat bersifat baik sebagai isolator dan konduktor dan itu
semua bergantung pada suhu. Apabila sedang dalam kondisi sebagai
konduktor maka pada semikonduktor itu terdapat hambatan. Pengaruh
temperatur pada semikonduktor berpengaruh pada perhitungan
konsentrasi dari elektron bebas atau hole.
VI. Analisa
1. Percobaan
Percobaan ini dilakukan melalui remote lab untuk mengetahui
hubungan antara beda potensial dan kuat arus pada semi konduktor.
Skema percobaan dan susunan alat pada percobaan LR 03 adalah sebagai
berikut :
Percobaan tersebut dilakukan delapan kali dengan nilai beda potensial
yang berbeda-beda sehingga menghasilkan delapan buah kuat arus yang
berbeda-beda pula. Kekurangan pada percobaan yang dilakukan yaitu
9
tidak aktifnya web cam pada layar sehingga saya tidak dapat mengetahui
berapa besarnya tegangan yang terukur di voltmeter pada setiap saya
mengambil beberapa jenis tegangan yang berbeda. Padahal berdasarkan
instruksi yang ada, kita harus menunggu hingga tegangan yang muncul
pada web cam mendekati nol. Oleh karena itu, saya melakuakan
percobaan ini tanpa web cam.
Setelah itu, praktikan diminta untuk menghitung nilai hambatan pada
semikonduktor tersebut, karena semikonduktor merupakan bahan yang
dapat bersifat baik isolator maupun konduktor maka praktikan
menggunakan hukum ohm tentang hambatan seperti biasa. Temperatur
pada semikonduktor berpengaruh pada perhitungan konsentrasi dari
electron bebas atau hole yang terdapat didalamnya apabila dialiri arus
listrik. Hal ini tidak berpengaruh pada hambatan di semikonduktor.
2. Hasil
Setelah melakukan percobaan tersebut, saya memperoleh delapan
jenis besarnya kuat arus yang dihasilkan dengan besar tegangan yang
berbeda-beda pula. Kedelapan data kuat arus tersebut memiliki
kecenderungan naik seperti yang terlihat pada grafik hubungan beda
potensial dan kuat arus.
Data yang dihasilkan menunjukan bahwa beda potensial dan arus
listrik yang terukur tidak selalu konstan, dimana arus listrik pada
khususnya, sering kali mengalami perubahan pada pengukuran beda
potensial yang sama. Hal yang sama juga terjadi pada beda potensial
dimana terdapat beberapa perbedaan beda potensial pada pengukuran
10
Aru
s Li
stri
k (
mA
)
tertentu. Pada data yang didapatkan praktikan, fluktuatifnya nilai beda
potensial yang terjadi dan juga arus listrik yang terukur tidak sesuai
dengan bunyi hukum ohm dimana seharusnya jika beda potensial naik
maka arus listrik juga naik. Namun hal ini sering tidak s esuai dengan data
yang didapatkan oleh praktikan dimana data tidak menunjukan hal yang
sama.
Praktikan mencoba menganalisa kesalahan yang terjadi dimana pada
percobaan R-Lab yang dilakukan oleh praktikan, hal ini disebabkan oleh
tidak berfungsinya video pada RLab sehingga praktikan tidak dapat
mengetahui kondisi alat-alat yang digunakan pada saat praktikum.
3. Grafik
Grafik hubungan beda potensial / tegangan dengan kuat arus yang
saya peroleh berbentuk linear seperti grafik berikut :
35.00
30.00
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
Grafik Hubungan V vs I
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00
Beda Potensial ( Volt )
11
Apabila kita menghubungkan titik-titik yang merepresentasikan
hubungan beda potensial (V) dan arus listrik (I), maka akan didapat garis
yang hampir linear. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan beda potensial
(V) dengan arus listrik (I) adalah berbanding lurus. Hubungan tersebut
sesuai dengan hukum ohm tentang hambatan yaitu V = I R. Semakin besar
beda potensial yang diberikan pada semikonduktor maka semakin besar
pula nilai arus listrik yang dihasilkan.
VII. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan percobaan LR 03 adalah
sebagai berikut :
Semikonduktor merupakan bahan yang dapat bersifat baik isolator
maupun konduktor.
Semikonduktor sangat berguna dalam bidang elektronik karena nilai
konduktansinya yang dapat diubah dengan menyuntikkan materi lain.
Nilai hambatan dari suatu bahan semikonduktor berkaitan dengan
suhu di sekelilingnya.
Semakin tinggi suhu maka akan semakin banyak electron yang
memiliki energi pada level konduksi. Jumlah electron pada level
konduksi akan mempengaruhi konduktivitas semikonduktor tersebut ,
semakin banyak maka semakin mudah menghantarkan arus listrik.
12
VIII. Referensi
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas
(terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
http://atophysics.files.wordpress.com/2008/11/materi-7.pdf
diakses pada 9 Oktober 2009 pukul 14.06
http://id.wikipedia.org/wiki/Semikonduktor
Diakses pada 9 Oktober 2009 pukul 14.07
http://cnt121.com/2007/11/14/semikonduktor/
Diakses pada 9 Oktober 2009 pukul 14.13
http://yb1zdx.arc.itb.ac.id/data/orari-diklat/teknik/elektronika/elektronika-
dasar-Iuniv-negeri-jember/bab01-arus-dan-tegangan-listrik.pdf
Diakses pada 9 Oktober 2009 pukul 14.29
IX. Lampiran
Data pengamatan hasil percobaan :
V (volt) I (mA)
0.45 3.91
0.45 3.91
0.45 3.91
0.45 3.91
0.45 3.91
0.93 8.15
0.93 8.15
13
0.93 8.15
0.93 8.15
0.93 8.15
1.37 12.06
1.37 12.06
1.37 12.06
1.37 12.06
1.37 12.06
1.81 16.62
1.81 16.62
1.81 16.62
1.81 16.94
1.81 16.94
2.26 20.85
2.26 21.18
2.25 21.51
2.25 21.51
2.25 21.83
2.84 27.70
2.83 28.02
2.83 28.35
2.83 28.67
2.83 28.67
3.15 31.61
14
3.14 32.58
3.14 32.26
3.13 32.91
3.13 33.56
3.57 38.77
3.57 38.77
3.56 39.43
3.55 40.08
3.54 40.73
15