makalah bhs indo 2

6
Bab 2 Pembahasan A. Pengertian Morfologi Morfologi atau tata bentuk (Ingg. morphology; ada pula yang menyebutnya morphemics) adalah bidang linguistic yang mempelajari susunan bagian-bagian kata secara gramatikal (Verhaar, 1984 : 52). Dengan perkataan lain, morfologi mempelajari dan menganalisis struktur, bentuk, dan klasifikasi kata-kata. Dalam linguistik bahasa Arab, morfologi ini disebut tasrif, yaitu perubahan suatu bentuk (asal) kata menjadi bermacam-macam bentuk untuk mendapatkan makna yang berbeda (baru). Tanpa perubahan bentuk ini, maka yang berbeda tidak akan terbentuk (Alwasilah, 1983 : 101). Untuk memperjelas pengertian di atas, perhatikanlah contoh-contoh berikut dari segi struktur atau unsur-unsur yang membentuknya, a. makan  makanan  dimakan  termakan  makan-makan  dimakankan  rumah makan b. main  mainan  bermain- main-main  bermain-main- permainan- memainkan Contoh-contoh yang terpampang di atas, semuanya disebut kata. Namun demikian, struktur kata-kata tersebut berbeda-beda. Kata makan terdiri atas satu bentuk bermakna. Kata makanan, dimakan, dan termakan masing-masing terdiri atas dua bentuk bermakna yaitu an, di-, ter- dengan makan. Kata makan-makan terdiri atas dua bentuk bermakna makan dan makan. Rumah makan pun terdiri atas dua bentuk bermakan rumah dan makan. Kata main, sama dengan kata makan terdiri atas satu bentuk bermakna, sedangkan kata mainan, bermain, main-mainan, permainan, memainkan masing-masing terdiri atas dua buah bentuk bermakna yakni an, ber-, main, per-an, me-kan dengan main. Kata bermain-main terdiri atas tiga bentuk bermakna ber-, main, dan main. Berdasarkan contoh di atas, kita dapat mengetahui bahwa bentuk-bentuk tersebut dapat berubah karena terjadi suatu proses. Kata makan dapat berubah menjadi makanan, dimakan, termakan karena masing-masing adanya penambahan an, di-, dan ter-, dapat pula menjadi makan-makan karena adanya pengulangan, dapat pula menjadi rumah makan karena penggabungan dengan rumah. Perubahan bentuk atau struktur kata tersebut dapat pula diikuti oleh perubahan jenis atau makna kata. Kata makan termasuk jenis atau golongan kata kerja sedangkan makanan termasuk jenis atau golongan kata benda. Dari segi makna kata makan maknanya memasukan sesuatu melalui mulut‘, sedangkan makanan maknanya semua benda yang dapat dimakan‘. Seluk-beluk struktur kata serta pengaruh perubahan-perubahan struktur kata terhadap golongan dan arti atau makna kata seperti contoh di atas itulah yang dipelajari oleh bidang morfologi (Ramlan, 1983 : 3). Prawirasumantri (1985 : 107) lebih tegas merinci bidang yang dibahas oleh morfologi yakni : (1) morfem-morfem yang terdapat dalam sebuah bahasa, (2) proses pembentukan kata, (3) fungsi proses pembentukan kata, (4) makna proses pembentukan kata, dan (5) penjenisan kata.  B. Perbandingan Morfologi dengan Leksikologi  Kata kosong mempunyai berbagai makna dalam pemakaiannya, antara lain : Selain itu, ada pula kata- kata mengosongkan menjadikan kosong‘, pengosongan perbuatan mengosongkan‘, kekosongan keadaan kosong‘ atau menderita sesuatu karena kosong‘.  Morfologi danLeksikologi sama-sama mempelajari kata, ari kata, akan tetapi si antara keduanya terdapat perbedaan. Leksikologi mempelajari arti yang lebih kurang tetap yang terkandung dalam kata atau yang lazim disebut arti leksis atau makna leksikal, sedangkan morfologi mempelajari arti yang timbul akibat peristiwa gramatis yang biasa disebut arti gramatis atau makna gramatikal. Sebagai contoh kita bandingkan kata kosong dengan

Upload: denischristianns

Post on 10-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Bhs Indo 2

7/22/2019 Makalah Bhs Indo 2

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bhs-indo-2 1/5

Bab 2

PembahasanA. Pengertian Morfologi 

Morfologi atau tata bentuk (Ingg. morphology; ada pula yang menyebutnya morphemics)adalah bidang linguistic yang mempelajari susunan bagian-bagian kata secara gramatikal

(Verhaar, 1984 : 52). Dengan perkataan lain, morfologi mempelajari dan menganalisis

struktur, bentuk, dan klasifikasi kata-kata. Dalam linguistik bahasa Arab, morfologi ini

disebut tasrif, yaitu perubahan suatu bentuk (asal) kata menjadi bermacam-macam bentuk

untuk mendapatkan makna yang berbeda (baru). Tanpa perubahan bentuk ini, maka yang

berbeda tidak akan terbentuk (Alwasilah, 1983 : 101).

Untuk memperjelas pengertian di atas, perhatikanlah contoh-contoh berikut dari segi

struktur atau unsur-unsur yang membentuknya,

a. makan – makanan – dimakan – termakan – makan-makan – dimakankan – rumah makan

b. main – mainan – bermain- main-main – bermain-main- permainan- memainkanContoh-contoh yang terpampang di atas, semuanya disebut kata. Namun demikian, struktur

kata-kata tersebut berbeda-beda. Kata makan terdiri atas satu bentuk bermakna. Kata

makanan, dimakan, dan termakan masing-masing terdiri atas dua bentuk bermakna yaitu –

an, di-, ter- dengan makan. Kata makan-makan terdiri atas dua bentuk bermakna makan dan

makan. Rumah makan pun terdiri atas dua bentuk bermakan rumah dan makan. Kata main,

sama dengan kata makan terdiri atas satu bentuk bermakna, sedangkan kata mainan,

bermain, main-mainan, permainan, memainkan masing-masing terdiri atas dua buah bentuk

bermakna yakni –an, ber-, main, per-an, me-kan dengan main. Kata bermain-main terdiri

atas tiga bentuk bermakna ber-, main, dan main.

Berdasarkan contoh di atas, kita dapat mengetahui bahwa bentuk-bentuk tersebut dapatberubah karena terjadi suatu proses. Kata makan dapat berubah menjadi makanan,

dimakan, termakan karena masing-masing adanya penambahan –an, di-, dan ter-, dapat pula

menjadi makan-makan karena adanya pengulangan, dapat pula menjadi rumah makan karena

penggabungan dengan rumah. Perubahan bentuk atau struktur kata tersebut dapat pula

diikuti oleh perubahan jenis atau makna kata. Kata makan termasuk jenis atau golongan

kata kerja sedangkan makanan termasuk jenis atau golongan kata benda. Dari segi makna

kata makan maknanya ‗memasukan sesuatu melalui mulut‘, sedangkan makanan maknanya

‗semua benda yang dapat dimakan‘. 

Seluk-beluk struktur kata serta pengaruh perubahan-perubahan struktur kata terhadap

golongan dan arti atau makna kata seperti contoh di atas itulah yang dipelajari oleh bidangmorfologi (Ramlan, 1983 : 3). Prawirasumantri (1985 : 107) lebih tegas merinci bidang yang

dibahas oleh morfologi yakni : (1) morfem-morfem yang terdapat dalam sebuah bahasa, (2)

proses pembentukan kata, (3) fungsi proses pembentukan kata, (4) makna proses

pembentukan kata, dan (5) penjenisan kata. 

B. Perbandingan Morfologi dengan Leksikologi Kata kosong mempunyai berbagai makna dalam pemakaiannya, antara lain :

Selain itu, ada pula kata-kata mengosongkan ‗menjadikan kosong‘, pengosongan ‗perbuatan

mengosongkan‘, kekosongan ‗keadaan kosong‘ atau ‗menderita sesuatu karena kosong‘. 

Morfologi danLeksikologi sama-sama mempelajari kata, ari kata, akan tetapi si antarakeduanya terdapat perbedaan. Leksikologi mempelajari arti yang lebih kurang tetap yang

terkandung dalam kata atau yang lazim disebut arti leksis atau makna leksikal, sedangkan

morfologi mempelajari arti yang timbul akibat peristiwa gramatis yang biasa disebut arti

gramatis atau makna gramatikal. Sebagai contoh kita bandingkan kata kosong dengan

Page 2: Makalah Bhs Indo 2

7/22/2019 Makalah Bhs Indo 2

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bhs-indo-2 2/5

mengosongkan. Kedua kata itu masing-masing mepunyai arti leksis atau makna leksikal.

Kosong antara lain artinya ada lima butir seperti yang tertera pada contoh di atas,

sedangkan mengosongkan makna atau artinya ‗menjadikan atau membuat jadi kosong‘.

Mengenai arti leksis kedua kata tersebut dibicarakan dalam leksikologi, sedangkan dalam

morfologi dibicarakan makna atau arti yang timbul akibat melekatnya imbuhan atau afiks

meN-kan.

C. Perbandingan Morfologi dengan Etimologi Dalam penyelidikan makna, morfologi berdekatan dengan leksikologi, sedangka dalam

penyelidikan bentuk, morfologi berdekatan dengan etimologi, yakni ilmu yang menyelidiki

seluk-beluk asal-usul kata secara khusus (Ramlan 1978 dalam Prawirasumantri, 1985 : 109).

Walau morfologi dan etimologi mempelajari masalah yang sama yakni perubahan bentuk,

namun ada perbedaannya. Morfologi mempelajari perubahan kata yang disebabkan atau

 yang terjadi akibat sistem bahasa secara umum. Sebagai contoh, dari kata pakai terbentuk

kata-kata baru pakaian, memakai, dipakai, terpakai, berpakaian. Perubahan-perubahan itu

disebabkan oleh sistem bahasa yaitu sistem afiksasi atau pembubuhan afiks. Gejala itulah yang dipelajari oleh morfologi. Namun perhatikanlah contoh-contoh berikut: kenan di

samping berkenan; ia di samping dia, yang, dan –nya dan tuan di samping tuhan. Perubahan-

perubahan tersebut bukan bersifat umum atau bukan akibat sistem bahasa Indonesia.

Perubahan tersebut hanya terjadi untuk kata-kata tersebut, tidak berlaku untuk kata-kata

lain. Perubahan-perubahan itu bukan dipelajari oleh morfologi atau ilmu asal-usul kata. 

D. Perbandingan Morfologi dengan SintaksisSatu lagi cabang ilmu bahasa yang berdekatan dengan morfologi yaitu sintaksis. Kata

sintaksis berasal dari bahasa Yunani sun ―dengan‖ dan tattien ―menempatkan‖. Dengan

 jelas, menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat dankelompok-kelompok kata menjadi kalimat (Verhaar, 1985 : 70).

Bidang sintaksis menyelidiki semua hubungan antarkata dan antarkelompok kata dalam

kalimat. Di lain pihak, morfologi mempelajari seluk-beluk kata itu sendiri secara mandiri

tanpa memperhatikan hubungannya dalam kalimat. Tegasnya dapat dikatakan bahwa unsur

 yang paling kecil yang dipelajari oleh morfologi ialah morfem dan yang paling besar ialah

kata, sedangkan sintaksis mempelajari unsur yang paling kecil ialah kata dan yang terbesar

kalimat (Prawirasumanttri, 1985 : 110).

Ramlan (1980 : 5) memberikan contoh untuk membedakan bidang garapan morfologi dan

sintaksis dalam kalimat, ―Ia mengadakan perjalanan.‖ Jika kita membicarakan ia sebagai

bentuk tunggal, mengadakan dan perjalanan sebagai bentuk kompleks, termasuk garapanbidang morfologi, tetapi jika pembicaraan mengenai ia sebagai subjek, mengadakan sebagai

predikat dengan kata perjalanan sebagai objek termasuk garapan sintaksis.

Dengan membaca uraian di atas, kita seolah-olah dapat dengan mudah mengetahui batas

 yang tegas bidang garapan morfologi dengan sintaksis. Sebenarnya tidaklah selalu

demikian. Kita ambil contoh bentuk-bentuk ketidakadilan, ketidakmampuan, dan

ketidaktentraman. Pembicaraan kata-kata tersebut sebagai bentuk kompleks yang terdiri

atas bentuk ke-an dengan tidak adil, tidak mampu, tidak tentram termasuk ke dalam bidang

morfologi. Akan tetapi pembicaraan mengenai hubungan antara tidak dengan adil, mampu,

dan tentram termasuk ke dalam bidang sintaksis. Pembicaraan tentang bentuk yang salah

satu unsurnya berupa afiks atau imbuhan termasuk dalam bidang morfologi, sedangkanbentuk yang semua unsurnya berupa kata (bentuk yang seperti itu sering disebut frase)

termasuk ke dalam bidang sintaksis (Ramlan dalam Prawirasumantri, 1985 : 110).

Contoh lain yang menunjukkan bahwa morfologi dan sintaksissulit ditentukan batasnya yaitu

pembicaraan tentang kata majemuk yang semua unsurnyapokok kata atau kata seperti:

Page 3: Makalah Bhs Indo 2

7/22/2019 Makalah Bhs Indo 2

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bhs-indo-2 3/5

tinggi hati, keras kepala, sapu tangan, dan sejenisnya. Pembicaraan bentuk-bentuk seperti

itu tampaknya seperti termasuk kedalam sintaksis, tetapi karena bentuk-bentuk itu

mempunyai sifat seperti kata, maka pembicaraannya termasuk ke dalam bidang morfologi.

Hal itu disebabkan karena kata majemuk termasuk golongan kata. Bukankah morfologi

mempelajari kata sebagai unsur yang terbesar?

KATEGORI MORFOLOGI KELAS KATA DALAM BAHASA

INDONESIA 

Bahasa Indonesia mengenal pengelompokan kosa dalam bentuk kelas kata. Tata bahasa

Indonesia banyak pendapat para mengenai jumlah dan jenis kelas kata. Kelas kata terdiri

dari seperangkat kategori morfologis yang tersusun dalam kerangka sistem tertentu yang

berbeda dan sistem kategori morfologis kelas kata lain. Kategori morfologis adalah

sederetan kata yang memiliki bentuk gramatikal dan makna gramatikal yang sama. Setiap

kategori morfologis itu terbentuk oleh prosede morfologis tertentu. Prosede morfologis

adalah pembentukan kata secara sinkronis. Prosede morfologis itu ada dua macam yaituderivasi dan intleksi. Derivasi adalah prosede morfologis yang menghasilkan kata-kata yang

makna leksikalnya berbeda dari kata pangkal pembentuknya. Sebaliknya, infleksi

menghasilkan kata-kata yang bentuk gramatikalnya berbeda-beda, tetapi leksemnya tetap

seperti pada kata pangkalnya.

Kategori Morfologi Kelas Kata Bahasa Indonesia dapat dibedakan atas:

1. Kelas Nomina 

Untuk menentukan suatu kata termasuk nomina, digunakan penanda valensi sintaktis

karena perangkat kategori morfologis pembangun kerangka sistem morfologi nomina itu

ditandai oleh valensi sintaktis yang sama, yaitu (1) mempunyai potensi berkombinasi

dengan kata bukan, (2) mempunyai potensi didahului oleh kata di, ke, dari, pada.

Kelas nomina yang ditemukan dan data terdiri dan: (1) nomina murni, yakni nomina yang

tidak berasal dari kelas kata lain, (2) nomina deverbal, yakni nomina yang terbentuk dari

verba.

a.  Nomina MurniNomina murni terdiri dari nomina dasar (monomorfemis) dan nomina turunan

(polimorfemis). Nomina turunan yang terbentuk dari kata-kata nomina disebut

nomina denominal.Nominal denominal yang d.temukan pada data, terdin dari

beberapa kategori morfologis. Semuanya terbentuk dengan denvasi, berpangkal

pada nomina dasar, yakni:

b.  Nomina TransposisiDari data nomina transposisi tidak ditemukan dalam kartu kata 

2. Kelas Verba 

Untuk menentukan suatu kata termasuk verba, digunakan valensi sintaktis karena

perangkat kategori pembangun kerangka sisteni morfologi verba itu ditandai oleh valensi

sintaktis yang sama, yaitu mempunya; potensi berkomhinasi dengan kata: tidak, sudah,

sedang, akan, baru, telah, belum, mau, hendak,

Kelas verba yang ditemukan pada data terdiri dari (1) verba murni, yakni verba yang tidak

berasal dari kelas kata lain, (2) verba denominal, yakni verba yang terbentuk dari nomina,

(3) verba deadjektival, yakni verba yang terbentuk dan adjektiva, (4) verba denuineral, yakni verba yang terbentuk dari numeralia, dan (5) verba depronominal, yakni verba yang

terbentuk dari pronomina.

Page 4: Makalah Bhs Indo 2

7/22/2019 Makalah Bhs Indo 2

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bhs-indo-2 4/5

i.  Verba MurniVerba murni terdiri dari verba dasar (monomorfemis) dan verba tur.

(polimorfemis). Verba turunan yang terbentuk dan kata-kata verba disebut

verba diverbal. 

ii.  Verba TransposisiVerba Denominal

Verba denominal yang ditemukan pada data meliputi enam kategori morfologis, yaitu. 

  Kategori meng-DKategori ini diderivasikan dari nomina kategori D melalui derivasi zero sehingga

terbentuk verba kategori D yang menyatakan makna ‗tindakan yang disengaja

berfokus pelaku‘. 

verba IContoh: menutup, meningkat 

  Kategori meng-(D-i)Kategori ini berasal dari nomina kategon D kemudian dMenvasikan verba verba

2kategori D-i yang maknanya ‗lokatif. Contoh. menangani

  Kategori di-(D-i)Kategori ini berasal dari nomina kategori D kemudiun diderivasikan menjadi

verba kategori D-i yang mempunyai makna ‗kausatif. 

verba 2Contoh: ditandatangani 

  Kategori meng-(D-kan)Kategori ini berasal dari nomina kategori D kemudian diderivasikan menjadi

verba kategori D-kan yang menyatakan makna ‗kausatif. 

verba 2Contoh: rnerupakan

  Kategori di-(D-kan)Kategori berasal dari nomina kategori D kemudian diderivasikan menjadi verba

kategori D-kan yang menyatakan makna ‗kausatif. Contoh: disebutkan, dimanfaatkan, disimpulkan, dilaksanakan, dilakukan verba 2

  Kategori ber-DKategori ini diderivasikan dari nomina kategori D dan menyatakan makna

‗tindakan berlangsung lama‘. 

iii.  Verba DeadjektivalVerba deadjektival yang ditemukan pada data, meliputi dim macam kategori

morfologis, yaitu: 

  Kategori meng-(D-i)Kategori ini berasal dari adjektiva kategori D kemudian diderivasikan menjadi

verba kategori D-i yang menyatakan makna ‗kausatif.verba 2Contoh: menjiwai, menghargai, menanggapi 

  Kategori meng-(D-kan)Kategori ini berasal dari adjektiva kategori D kemuadian diderivasikan menjadi

verba kategori D-kan, yang menyatakan makna ‗kausatif. 

verba 2Contoh: melaksanakan menyenangkan, melanjutkan 

a.  Verba DemimeralDari data hanya ditemukan salu kalegori morfologis verba denumeral, yaitu

kategori meng-D, yang diderivasikan dari numeralia bentuk dasar yang

menyatakan makna ‗proses/keadaan‘. Contoh: menyeluruh -» verba 2 

b.  Verba DepronominalDari data hanya ditemukan satu kategori morfologis verba depronominal,

 yaitu kategori meng-(D-i), yang berasal dari pronomina bentuk dasar

kemudian diderivasikan menjadi verba kategori D-i yang menyatakan makna

‗repetitif. Contoh: mengakui —>• verba 1 

Page 5: Makalah Bhs Indo 2

7/22/2019 Makalah Bhs Indo 2

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bhs-indo-2 5/5

3. Kelas Adjektiva 

Untuk menentukan suatu kata termasuk adjektiva, digunakan valensi sintaktis karena

perangkat kategori morfologis pembangun kerangka sistem morfologi adjektiva itu ditandai

oleh valensi sintaktis yang sama yaitu mempunyai potensi berkombinasi dengan kata: sangat,

agak, paling, amat, sekali,

Kelas adjektiva yang ditemukan pada data hanya satu kategori morfologis, yaitu berupa

adjektiva bentuk dasar yang terdiri dari:

Contoh: apes, aman, akrab, takut, basah, banyak, baik, bodoh, cukup, kerdil, salam, suka,

sudah, tersinggung, berwibawa, terlalu, spona, serius, sering, cantik, tenang, 

4. Kelas Numeralia 

Untuk menentukan suatu kata lermasuk numeralia, digunakan valensi sintaktis karena

perangkat kategori morfologis pembangun kerangka sistem morfologis numeralia itu ditandai

oleh valensi: sintaktis yang sama yaitu dapat bergabung dengan nomina.

Kelas numeralia yang ditemukan pada data hanya ada satu macam yaitu nrmeralia murni.

Adapun yang dimaksud numeralia murni adalah numeralia yang tidak berasal dari kelas katalain. Numeralia murni ini terdiri dari numeralia dasar

monomorfemis) dan numeralia tunman (polimortemis). Numeralia turunan yang terbentuk dari

kata-kata numeralia disebut niimeralia denumeral.

  Numeralia DasarNumeralia murni berbentuk dasar yang ditemukan pada data ada dua macam, yaitu:

Contoh: sebuah, sederet, dua, tujuh, sembilan, setiap, seorang,

  Numeralia DenumeralNumeralia denumeral tidak ditemuka pada data kartu kata, 

5. Kelas Adverbia Untuk menentukan suatu kata termasuk adverbia, digunakan valensi sintaktis karena

perangkat kategori morfologis pembangun kerangka sistem morfologi adverbia itu ditandai

oleh valensi sintaktis yang sama yaitu dapat bergabung dengan verba.

Kelas adverbia yang ditemukan pada data hanya ada satu kategori morfologis, yaitu berupa

adverbia bentuk dasar yang terdiri dari:

Contoh: tak, telah, akan, baru, sudah, sedang, saja, juga, 

6.  Kelas Pronomina 

Pronomina yang ditemukan pada data meliputi tiga macam, yaitu: 

a.  Pronomina persona:

Contoh aku, suya,, anda, mereka.

b.  Pronomina penunjuk:Contoh: itu, adalah 

c.  Pronomina penanya:Contoh: bila, kapan.