makalah kalimat fixx

Upload: defani-saadatul

Post on 12-Oct-2015

52 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MAKALAH

KALIMAT

Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : M. Hambali

Oleh :Lucky Hermawan

125061100111026Eno Dhimas Agil S.

125061100111028

Belda Amelia junisu

125061100111030PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

UNIVERSITAS BRAWIJAYAFAKULTAS TEKNIK

2014BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangSebagai mahasiswa, banyak sekali tugas maupun lomba-lomba yang tertulis dan sebagian besar adalah formal, biasanya berupa makalah. Untuk menyusun karya ilmiah yang baik dan benar, selain dari struktur atau kerangkanya melainkan juga dari kalimat yang digunakannya. Dalam karya ilmiah, harus menggunakan kalimat yang baik dan benar. Kalimat yang benar adalah kalimat yang sesuai dengan aturan atau kaidah yang berlaku, baik yang berkaitan dengan kaidah tata bunyi (fonologi), tata bahasa, kosakata, maupun ejaan. Sementara itu, kalimat yang baik adalah kalimat yang efektif, yaitu kalimat yang dapat menyampaikan pesan/informasi secara tepat. Namun, banyak sekali mahasiswa yang meremehkan kalimat sehingga bulum bisa membuat kalimat yang baik dan benar. Makalah ini merupakan salah satu upaya untuk membantu pemahaman mengenai kalimat dalam bahasa Indonesia, khususnya kalimat yang dipakai dalam penulisan karya ilmiah. Penyajian materi dalam makalah ini tidak bersifat teoretis, tetapi bersifat praktis, melalui pembahasan sejumlah contoh untuk lebih mempermudah pemahaman tentang bagaimana struktur kalimat yang baik dan benar dalam bahasa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang tersebut, maka muncul lah beberapa masalah yang timbul, antara lain:a) Apa definisi kalimat itu?b) Apa saja jenis-jenis kalimat?

c) Bagaimana cara membuat kalimat yang efektif?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu:a) Memahami definisi dari kalimat.

b) Memahami jenis-jenis kalimat.

c) Dapat membuat kalimat efektif.BAB II

PEMBAHASAN2.1 Pengertian Kalimat

Dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulis, kita sebenarnya tidak mengunakan kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai mengikuti aturan atau kaidah yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan itu dinamakan kalimat.

2.2Pola Dasar Kalimat Bahasa Indonesia

Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku. Pola dasar kalimat bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.2.2.1 Kalimat Dasar Berpola S PKalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan, misalnya:

(1) Mereka / sedang berenang.

S P (kata kerja)(2) Ayahnya / guru SMA.

SP (kata benda)

(3) Gambar itu / bagus.

SP (kata sifat)

(4) Peserta penataran ini / empat puluh orang.

SP (kata bilangan)2.2.2 Kalimat Dasar Berpola S P O

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek, misalnya:(1) Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah.

S

P

O

2.2.3 Kalimat Dasar Berpola S P PelengkapKalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap, misalnya:

(1) Anaknya / beternak / ayam.

S PPel.

2.2.4 Kalimat Dasar Berpola S P O PelengkapKalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap, misalnya:

(1) Dia / mengirimi / saya / surat.

SPOPel.

2.2.5 Kalimat Dasar Berpola S P K

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan keterangan, misalnya:

(1) Mereka / berasal / dari Surabaya.

SPK

2.2.6 Kalimat Dasar Berpola S P O K

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan, misalnya:

(1) Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari.

SPOK

2.3 Jenis Kalimat Menurut Struktur GramatikalMenurut strukturnya, kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal dan dapat pula berupa kalimat mejemuk. Kalimat majemuk dapat bersifat setara (koordinatif), tidak setara (subordinatif), ataupun campuran (koordiatif-subordinatif). Gagasan yang tunggal dinyatakan dalam kalimat tunggal; gagasan yang bersegi-segi diungkapkan dengan kalimat majemuk.2.3.1 Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Pada hakikatnya, kalau dilihat dari unsur-unsurnya, kalimat-kalimat yang panjang-panjang dalam bahasa Indonesia dapat dikembalikan kepada kalimat-kalimat dasar yang sederhana. Kalimat-kalimat tunggal yang sederhana itu terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Sehubungan dengan itu, kalimat-kalimat yang panjang itu dapat pula ditelusuri pola-pola pembentukannya. Pola-pola itulah yang dimaksud dengan pola kalimat dasar. Mari kita lihat sekali lagi pola kalimat dasar tersebut.(1) Mahasiswa berdiskusiSP/KKPola tersebut adalah pola yang mengandung subjek (S) kata benda (mahasiswa) dan predikat (P) kerja (berdiskusi).Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya. Dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya itu, kalimat akan menjadi panjang (lebih panjang daripada kalimat asalnya), tetapi masih dapat dikenali unsur utamanya.

Contoh :

Mahasiswa semester III sedang berdiskusi di aula.

SP K

Perluasan kalimat itu adalah hasil perluasan subjek mahasiswa dengan semester III. Perluasan predikat berdiskusi dengan sedang, dengan menambahkan keterangan tempat di akhir kalimat. Memperluas kalimat tunggal tidak hanya terbatas seperti pada contoh-contoh di atas. Tidak tertutup kemungkinan kalimat tunggal seperti itu diperluas menjadi dua puluh kata atau lebih. Perluasan kalimat itu, antara lain, terdiri atas:a. keterangan tempat, seperti di sini,dalam ruangan tertutup, lewat Yogyakarta, dalam republik it, dan sekeliling kota;

b. keterangan waktu, seperti setiap hari, pada pukul 19.00, tahun depan, kemarin sore, dan minggu kedua bulan ini;c.keterangan alat seperti dengan linggis, dengan undang-undang itu, dengan sendok dan garpu, dengan wesel pos, dan dengan cek;d.keterangan modalitas, seperti harus, barangkali, seyogyanya, sesungguhnya, dan sepatutnya;e.keterangan cara, seperti dengan hatihati, seenaknya saja, selakas mungkin, dan dengan tergesa-gesa;f.keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan telah.g.keterangan tujuan, seperti agar bahagia, supaya tertib, untuk anaknya, dan bagi kita;h.keterangan sebab, seperti karena tekun, sebab berkuasa, dan lantaran panik;i.frasa yang, seperti mahasiswa yang IPnya 3 ke atas, para atlet yang sudah menyelesaikan latihan, dan pemimpin yang memperhatikan takyatnya;j.keterangan aposisi, yaitu keterangan yang sifatnya saling menggantikan, seperti penerima Kalpataru, Abdul Rozak, atau Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso.2.3.2 Majemuk Setara

Kalimat majemuk setara terdiri dari dua kalimat tunggal atau lebi. Kalimat majemuk setara dikelompokkan menjadi empat jenis, sebagai berikut.

(1) Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta jika kedua kalimat tunggal atau lebih itu sejalan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara penjumlahan.

Contoh:

Kami membaca

Mereka menulis

Kami membaca dan mereka menulis.

Tanda koma dapat digunakan jika kalimat yang digabungkan itu lebih dari dua kalimat tunggal.

Contoh:

Direktur tenang.

Karyawan duduk teratur.

Para nasabah antre.

Direktur tenang, karyawan duduk teratur, dan para nasabah antre.

(2) Kedua kalimat tunggal yang berbentuk kalimat setara itu dapat dihubungkan oleh kata tetapi jika kalimat itu menunjukkan pertentangan, dan hasilnya disebut kalimat majemu setara pertentangan.

Contoh:

Amerika dan Jepang tergolong negara maju.

Indonesia dan Brunei Darussalam tergolong negara berkembang.

Amerika dan Jepang tergolong negara maju, tetapi Indonesia dan Brunei Darussalam tergolong negara berkembang.

Kata-kata penghubung lain yang dapat digunakan dalam menghubungkan dua kalimat tunggal dalam kalimat majemuk setara pertentangan ialah kata sedangkan dan melainkan seperti kalimat berikut.

Contoh :

Puspiptek terletak di Serpong, sedangkan Industri Pesawat Terbang Nusantara terletak di Bandung.

Ia bukan peneliti, melainkan pedagang.(3) Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian jika kejadian yang dikemukakannya berurutan.

Contoh:

Mula-mula disebutkan nama-nama juara MTQ tingkat remaja, kemudian disebutkan nama nama juara MTQ tingkat dewasa.

Upacara serah terima pengurus koperasi sudah selesai, lalu Pak Ustaz membacakan doa selamat.

(4) Dapat pula dua kalimat tunggal atau lebih dihubungkan oleh kata atau jika kalimat itu menunjukkan pemilihan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara pemilihan.

Contoh:

Para pemilik televisi membayar iuran televisinya di kantor pos yang terdekat, atau para petugas menagihnya ke rumah pemilik televisi langsung.

2.3.3Kalimat Majemuk tidak Setara

Kalimat majemuk tidak setara terdiri atas satu suku kalimat yang bebas dan satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas. Jalinan kalimat ini menggambarkan taraf kepentingan yang berbeda-beda di antara unsur gagasan yang majemuk. Inti gagasan dituangkan ke dalam induk kalimat, sedangkan pertaliannya dari sudut pandangan waktu, sebab, akibat, tujuan, syarat, dan sebagainya dengan aspek gagasan yang lain diungkapkan dalam anak kalimat.Contoh:

(1)a. Komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern. (tunggal)

b. Mereka masih dapat mengacaukan data-data komputer. (tunggal)

c.Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, mereka masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.

(2)a.Para pemain sudah lelah

b. Para pemain boleh beristirahat.

c. Karena para pemain sudah lelah, para pemain boleh beristirahat.

d. Karena sudah lelah, para pemain boleh beristirahat.

Sudah dikatakan di atas bahwa kalimat majemuk tak setara terbagi dalam bentuk anak kalimat dan induk kalimat. Induk kalimat ialah inti gagasan, sedangkan anak kalimat ialah pertalian gagasan dengan hal-hal lain. Mari kita perhatikan kalimat di bawah ini.

Contoh:

Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas, saya akan membawamu ke hotel-hotel besar.

Anak kalimat:

Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas.

Induk kalimat:

Saya akan membawamu ke hotel-hotel besar.

Penanda anak kalimat ialah kata walaupun, meskipun, sungguhpun, karena, apabila, jika, kalau, sebab, agar, supaya, ketika, sehingga, setelah, sesudah, sebelum, kendatipun, bahwa, dan sebagainya.2.3.4Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat jenis ini terdiri atas kalimat majemuk tak setara (bertingkat) dan kalimat majemuk setara, atau terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk tak setara (bertingkat).

Contoh :

(1) Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.

(2)Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.

2.4Jenis Kalimat Menurut Bentuk Gayanya (Retorika)

Tulisan akan lebih efektif jika di samping kalimat-kalimat yang disusunnya benar, juga gaya penyajiannya (retorikanya) menarik perhatian pembacanya. Walaupun kalimat-kalimat yang disusunnya sudah gramatikal, sesuai dengan kaidah, belum tentu tulisan itu memuaskan pembacanya jika segi retorikanya tidak memikat. Kalimat akan membosankan pembacanya jika selalu disusun dengan konstruksi yang monoton atau tidak bervariasi. Misalnya, konstruksi kalimat itu selalu subjek-predikat-objek-ketengan, atau selalu konstruksi induk kalimat-anak kalimat.

Menurut gaya penyampaian atau retorikanya, kalimat majemuk dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu (1) kalimat yang melepas (induk-anak), (2) kalimat yang klimaks (anak-induk), dan (3) kalimat yang berimbang (setara atau campuran).

2.4.1Kalimat yang Melepas

Jika kalimat itu disusun dengan diawali unsur utama, yaitu induk kalimat dan diikuti oleh unsur tembahan, yaitu anak kalimat, gaya penyajian kalimat itu disebut melepas. Unsur anak kalimat ini seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya dan kalaupun unsur ini tidak diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap.

Contoh :

a.Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.

b. Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar kehidupan di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.

2.4.2Kalimat yang Klimaks

Jika kalimat itu disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat, gaya penyajian kalimat itu disebut berklimaks. Pembaca belum dapat memahami kalimat tersebut jika baru membaca anak kalimatnya. Pembaca akan memahami makna kalimat itu setelah membaca induk kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa bahwa ada sesuatu yang masih ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karena itu, penyajian kalimat yang konstruksinya anak-induk terasa berklimaks, dan terasa membentuk ketegangan.

Contoh :

a. Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.

b. Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga negara Prancis itu dibebaskan juga.

2.4.3Kalimat yang Berimbang

Jika kalimat itu disusun dalam bentuk majemuk setara atau majemuk campuran, gaya penyajian kalimat itu disebut berimbang karena strukturnya memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke dalam bangun kalimat yang bersimetri.

Contoh :

a. Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.

b. Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadat dengan leluasa.

Ketiga gaya penyampaian tadi terdapat pada kalimat majemuk. Adapun kalimat pada umumnya dapat divariasikan menjadi kalimat yang panjang-pendek, aktif-pasif, inversi, dan pengedepanan keterangan.2.5Jenis Kalimat Menurut FungsinyaMenurut fungsinya, jenis kalimat dapat dirinci menjadi kalimat pernyataan, kalimat pertanyaan, kalimat perintah, dan kalimat seruan. Semua jeis kalimat itu dapat disajikan dalam bentuk positif dan negatif. Dalam bahasa lisan, intonasi yang khas menjelaskan kapan kita berhadapan dengan salah satu jenis itu. Dalam bahasa tulisan, perbedaannya dijelaskan oleh bermacam-macam tanda baca.2.5.1 Kalimat Pernyataan (Deklaratif)

Kalimat pernyataan dipakai jika penutur ingin menyatakan sesuatu dengan lengkap pada waktu ia ingin menyampaikan informasi kepada lawan berbahasanya. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik).Contoh :

Positif

a. Presiden Gus Dur mengadakan kunjungan ke luar negeri.

b.Indonesia menggunakan sistem anggaran yang berimbang

Negatif

a. Tidak semua bank memperoleh kredit lunak.

b.Dalam pameran tersebut para pengunjung tidak mendapat informasi yang memuaskan tentang bisnis komdominium di kotakota besar.

2.5.2Kalimat Pertanyaan (Interogatif)

Kalimat pertanyaan dipakai jika penutur ingin memperoleh informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca tanda tanya). Pertanyaan sering menggunakan kata tanya seperti bagaimana, di mana, mengapa, berapa, dan kapan.`Contoh :

Positif

a. Kapan Saudara berangkat ke Singapura?

b. Mengapa dia gagal dalam ujian?

Negatif

a. Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan bestek yang disepakati?

b. Mengapa tidak semua fakir miskin di negara kita dapat dijamin penghidupannya oleh nefara?

2.5.3Kalimat Perintah dan Permintaan (Imperatif)

Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin menyuruh atau melarang orang berbuat sesuatu. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik atau tanda seru).

Cotoh :

Positif

a. Maukah kamu disuruh mengantarkan buku ini ke Pak Sahluddin!

b.Tolong buatlah dahulu rencana pembiayaannya. Negatif

a. Sebaiknya kita tidak berpikiran sempit tentang hak asasi manusia.

b.Janganlah kita enggan mengeluarkan zakat kita jika sudah tergolong orang mampu.

2.5.4Kalimat Seruan

Kalimat seruan dipakai jika penutur ingin mengungkapkan perasaan yang kuat atau yang mendadak. (Biasanya, ditandai oleh menaiknya suara pada kalimat lisan dan dipakainya tanda seru atau tanda titik pada kalimat tulis).

Contoh :

Positif

a. Bukan main, cantiknya.

b. Nah, ini dia yang kita tunggu.

Negatif

a. Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.

b. Wah, target KONI di Asian Games XIII tahun 1998 di Bangkok tidak tercapai.

2.6Kalimat efektif

Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin.

Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.2.6.1Kesepadanan

Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini:

(1) Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.Contoh:

a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)

b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)

(2) Tidak terdapat subjek yang ganda

Cotoh:

a. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.

b. Saat itu saya kurang jelas.

Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut.

a.Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.

b. Saat itu bagi saya kurang jelas.

(3) Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal

Contoh:

a.Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.

b.Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.

Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut.

a. Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.

Atau

Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.b.Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.

Atau

Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor Suzuki.

(4) Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.

Contoh:

a. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.

b. Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.

Perbaikannya adalah sebagai berikut.

a. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.

b. Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.

2.6.2Keparalelan

Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.Contoh:

a. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.

b.Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

Kalimat a tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.

Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.

Kalimat b tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai berikut.

Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.2.6.3Ketegasan

Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.

(1) Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).

Contoh:

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.

Penekanannya ialah presiden mengharapkan.

Contoh:

Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.

Penekanannya Harapan presiden.

Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.

(2) Membuat urutan kata yang bertahap

Contoh:

Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.

Seharusnya:

Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.

(3) Melakukan pengulangan kata (repetisi).

Contoh:

Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.

(4) Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.

Contoh:

Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.

(5) Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).

Contoh:

Saudaralah yang bertanggung jawab.

2.6.4Kehematan

Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Peghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.

(1) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.

Perhatikan contoh:

a. Karena dia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.

b. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.

Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.

a. Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.

b. Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.

(2)Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.

Kata merah sudah mencakupi kata warna.

Kata pipit sudah mencakupi kata burung.

Perhatikan:

a. Ia memakai baju warna merah.

b. Di mana engkau menangkap burung pipit itu?

Kalimat itu dapat diubah menjadi

a. Ia memakai baju merah.

b. Di mana engkau menangkap pipit itu?

(3)Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.

Kata naik bersinonim dengan ke atas.

Kata turun bersinonim dengan ke bawah.

Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini.

a. Dia hanya membawa badannya saja.

b. Sejak dari pagi dia bermenung.

Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi

a. Dia hanya membawa badannya.

b. Sejak pagi dia bermenung.

(4) Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak. Misalnya:Bentuk Tidak Baku

Bentuk Baku

para tamu-tamu

para tamu

beberapa orang-orang

beberapa orang

2.6.5Kecermatan

Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.1. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.

2. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.

Kalimat 1 memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran tinggi.

Kalimat 2 memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.

Perhatikan kalimat berikut.

Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri. Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.

2.6.6KepaduanYang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.(1)Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris. Oleh karena itu, kita hidari kalimat yang panjang dan bertele-tele.

(2)Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.

a. Surat itu saya sudah baca.

b. Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.

Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal.

Seharusnya kalimat itu berbentuk

a. Surat itu sudah saya baca.

b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.

(3) Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.

Perhatikan kalimat ini

a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.

b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.

Seharusnya:

a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.

b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.

2.6.7Kelogisan

Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.Perhatikan kalimat di bawah ini.

a. Waktu dan tempat kami persilakan.

b. Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini.

c. Haryanto Arbi meraih juara pertama Jepang Terbuka.

d. Hermawan Susanto menduduki juara pertama Cina Terbuka.

e. Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di daerah tersebut.

Kalimat itu tidak logis (tidak masuk akal). Yang logis adalah sebagai berikut.

a. Bapak Menteri kami persilakan.

b. Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini.

c. Haryanto Arbi meraih gelar juara pertama Jepang Terbuka.

d. Hermawan Susanto menjadi juara pertama Cina Terbuka.

e. Sebelum meninggal, wanita yang mayatnya ditemukan itu sering mondar-mandir di daerah tersebut.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jenis-jenis kalimat yang digunakan dalam keperluan penulisan ada banyak, yaitu :

1. Kalimat yang didasarkan pada perbedaan struktur gramatikalnya

2. Kalimat yang didasarkan menurut retorikanya (bentuk gayanya)3. Kalimat yang dibedakan sesuai fungsinya

4. Kalimat efektif

Setiap jenis kalimat tersebut diatas memiliki ciri-ciri dan sifat yang membedakan Antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA